Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Persediaan pada

advertisement
 Bab 3
Metode Penelitian
Dalam merancang dan mengimplementasikan sistem
informasi persediaan pada Apotek Budi Asih Banjarmasin ini
digunakan metode prototype. Metode prototype merupakan salah
satu teknik yang memungkinkan pengguna sistem untuk ikut serta
dalam menentukan kebutuhan dan pembentukan sistem serta
seperti apa pengerjaan sistem untuk memenuhi kebutuhannya
tersebut. Prototype digunakan untuk mengembangkan kebutuhan
pengguna yang sulit didefinisikan dalam memperlancar proses
System Development Life Cycle (SDLC).
3.1
Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian ini menunjukan tahapan-tahapan dalam
pemodelan analisis dan desain sistem informasi persediaan pada
Apotek Budi Asih Banjarmasin. Setiap tahapan yang terjadi,
terdiri dari tujuan yang ingin dicapai dalam tahapan tersebut,
metode/alat/bahan yang digunakan untuk mencapai tujuan tahap
itu sendiri, serta output seperti apa yang akan dihasilkan oleh
tahapan tersebut.
Tahap-tahap yang ada pada Tahapan Penelitian ini dapat
dilihat pada gambar 3.1.
21 22 Gambar 3.1 Tahapan Penelitian
23 Pada tahap pertama, penulis melakukan wawancara dan
observasi yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kebutuhan
user, dan dari tahapan ini, output yang dihasilkan adalah kebutuhan
user berhasil teridentifikasi. Selanjutnya dari kebutuhan yang telah
teridentifikasi, penulis memasuki tahap kedua yang merupakan
perancangan perangkat lunak sesuai dengan kebutuhan user dengan
mengunakan tool Rational Rose untuk membuat unified modelling
language (UML) dan tool Paint untuk merancang user interface
(UI), dan pada tahapan ini output yang dihasilkan berupa diagramdiagram UML, yaitu use case diagram, activity diagram, sequence
diagram, class diagram dan deployment diagram. Selanjutnya
setelah desain perangkat lunak, penulis memasuki tahap ketiga, yaitu
tahapan yang bertujuan untuk mengimplementasikan desain yang
telah dibuat ke dalam sebuah aplikasi sistem informasi persediaan
berbasis desktop, dengan mengunakan tool Visual Basic 2008 untuk
membuat aplikasi, tool SQL Server 2008 sebagai database dan tool
Crystal Reports 2008 untuk membuat laporan, output yang
dihasilkan dari tahapan ini adalah aplikasi sistem informasi
persediaan pada Apotek .
3.2
Metode Prototyping
Prototyping adalah proses yang digunakan untuk membantu
pengembangan perangkat lunak dalam membentuk model dari
perangkat lunak yang harus dibuat. Model tersebut dapat berupa tiga
bentuk:
1. Bentuk prototype di kertas/model berbasis komputer yang
menggambarkan interaksi manusia yang mungkin terjadi.
24 2. Working prototype, yang mengimplementasikan sebagian dari
fungsi yang ditawarkan perangkat lunak.
3. Program jadi yang melakukan sebagian atau seluruh fungsi yang
akan dilakukan, tapi masih ada fitur yang harus dikembangkan.
Secara umun tahapan kejadian dari metode ini dapat dilihat
pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Metode Prototype (Sommerville, 2004)
Seperti metode pada umumnya, prototyping dimulai dari
pengumpulan kebutuhan. Dengan perencanaan yang tepat akan
dibentuk sebuah konstruksi dari prototipenya. Prototype ini
dievaluasi oleh pelanggan dan digunakan untuk mengelaola kembali
kebutuhan dari perangkat lunak yang dikembangkan. Suatu proses
interaksi terjadi, setelah prototype disesuaikan dengan kebutuhan
pelanggan, sementara pihak pengembang makin mengerti keinginan
user.
Setiap metode yang digunakan dalam pembangunan suatu
sistem, pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri, dan
untuk metode prototype ini kelebihan dan kekurangannya adalah
sebagai berikut:
25 Kelebihan Metode Prototype
1. Menghasilkan syarat yang lebih baik dari produksi yang
dihasilkan oleh metode ’spesifikasi tulisan’.
2. User dapat mempertimbangkan sedikit perubahan selama masih
dalam bentuk prototype.
3. Metode ini cukup efektif sebagai paradigma dalam rekayasa
perangkat lunak. Kuncinya adalah mendapatkan kebutuhan dan
aturan yang jelas yang disetujui pelanggan dan pembuat
perangkat lunak. Walaupun pada umumnya prototype akan
dihilangkan dan dibuat perangkat yang sebenarnya.
4. User merasa puas. Pertama, user dapat mengenal melalui
working version. Dengan melakukan prototype (dengan analisis
yang sudah ada), user belajar mengenai komputer dan aplikasi
yang akan dibuat untuknya. Kedua, user terlibat langsung
dari awal dan memotivasi semangat untuk mendukung analisis
selama proyek berlangsung.
Kekurangan Metode Prototype
1. Pelanggan yang melihat working version dari model yang
diminta/diperlihatkan tidak menyadari bahwa mungkin saja
bentuk prototype dibuat secara tergesa-gesa dan perancangan
tidak tersusun dengan baik.
2. Pengembang
terkadang
membuat
implementasi
secara
sembarangan, karena ingin working version selesai dengan cepat
(Nur, 2010).
26 3.3
Analisa Kebutuhan
Tahap ini adalah tahap pertama dalam merancang sistem
informasi persediaan pada Apotek Budi Asih Banjarmasin. Tahap ini
terdiri dari terdiri dari pengumpulan data dan mengidentifikasi
kebutuhan pengguna.
3.3.1
Jenis Data dan Penelitian
Hasil dari tahap persiapan yang sebelumnya dilakukan,
berlanjut dalam tahap pengumpulan data dan kebutuhan pengguna.
Waktu dan tempat penelitian, instrument penelitian serta konsep
pada judul yang diangkat dalam penulisan akan menjadi masukan
pada tahap kedua ini.
Jenis Penelitian yang akan dilakukan adalah studi kasus,
yang artinya melakukan penelitian secara langsung pada objek
penelitian dengan cara mengumpulkan data, mengolah dan
menganalisis data, serta menyimpulkannya sehingga kesimpulan
diperoleh berdasarkan objek yang diteliti. Dan kesimpulan adalah
berupa perancangan dan implementasi program.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
•
Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objeknya.
Data ini biasanya belum diolah. Dalam penelitian ini, data
primer yang digunakan adalah hasil wawancara. Contoh proses
bisnis yang terjadi.
•
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk sudah
jadi dan hasil olahan pihak lain. Data sekunder yang digunakan
27 dalam penelitian ini adalah teori-teori penunjang yang
didapatkan dari buku maupun internet.
3.3.2
Proses Pengumpulan Data
Proses untuk melengkapi bahan-bahan penelitian dilakukan
pengumpulan data sebagai bahan penelitian. Teknik yang digunakan
oleh penulis dalam pengumpulan data adalah:
1. Observasi
Observasi langsung, yaitu pengumpulan data yang dilakukan
dengan mengamati secara langsung mengenai proses pembelian
barang, penjualan barang dan manajemen persediaan barang di
Apotek Budi Asih Banjarmasin.
2. Wawancara
Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara tanya jawab langsung dengan pegawai yang terkait
di dalamnya. Wawancara dilakukan oleh Ibu Sandriani selaku
apoteker pengelola Apotek Budi Asih Banjarmasin. Wawancara
yang dilakukan mengenai manajemen persediaan yang terjadi
pada
Apotek
Budi
Asih
Banjarmasin
bertujuan
untuk
menentukan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk merancang
aplikasi yang akan dibangun.
3. Studi Literatur
Studi literatur, adalah ppencarian data dan informasi pada bukubuku/kepustakaan sebagai bahan referensi yang berhubungan
dengan materi penelitian, seperti definisi
persediaan oleh
Rudianto (2009), definisi manajemen persediaan oleh Magge &
28 Boddman (1982) dan klasifikasi persedian berdasarkan aliran
arus barang oleh Warman (2004).
3.3.3
System Requirements Specification
Tahap ini adalah penentu dari spesifikasi yang dibutuhkan
dari sistem yang akan dirancang. Kebutuhan spesifikasi sistem yang
dibagi menjadi:
1. Kebutuan Input.
Kebutuhan input data yang ada pada aplikasi adalah:
- Data barang : yaitu data-data barang yang ada di apotek.
- Data pembelian : yaitu data-data barang yang dibeli oleh
apotek.
- Data penjualan : yaitu data-data barang yang sudah terjual.
2. Kebutuhan Proses.
Kebutuhan proses sistem pada saat aplikasi berjalan adalah:
- Penentuan klasifikasi persediaan berdasarkan aliran arus
barang : yaitu proses pengolahan data pembelian dan data
penjulan dalam suatu periode, dari data tersebut sistem dapat
melakukan penghitungan sesuai dengan rumus penentuan
klasifikasi persediaan dalam coding aplikasi.
- Pesan pengingat kadaluarsa : yaitu proses sistem dimana ketika
suatu barang kadalurasanya telah kurang dari tiga bulan maka
aplikasi menampilkan pesan yang mengingatkan bahwa barang
ready to expired.
3. Kebutuhan Output.
Kebutuhan output sistem pada saat aplikasi berjalan adalah:
- Laporan persediaan : yaitu data persediaan barang di gudang.
29 - Laporan kadaluarsa : yaitu data dari hasil pembelian barang
tersebut dapat menghasilkan sebuah data kadaluarsa suatu
barang.
- Laporan klasifikasi barang : yaitu data dari hasil pembelian
dan penjualan barang tersebut dapat menghasilkan sebuah data
barang yang telah diproses sesuai dengan coding apilkasi
klasifikasi barang menurut aliran arus barangnya.
- Laporan pembelian : yaitu data laporan dari hasil pembelian
barang.
- Laporan penjualan : data laporan dari hasil penjualan barang.
4. Kebutuhan Hak Akses Pengguna.
Kebutuhan hak akses pengguna adalah sebagai berikut:
- Apoteker Pengelola Apoteka adalah pengguna yang juga
berperan sebagai admin dapat melakukan manajemen data
apotek dan mempunyai kebutuhan sebagai berikut: Melakukan
login sebagai admin, manajemen data apotek, mengatur hak
akses user, melihat data klasifikasi persediaan, melihat harga
pokok penjualan (HPP) suatu barang, memvalidasi surat
pesanan pembelian dan menginputkan harga jual suatu barang.
- Petugas Gudang adalah pengguna yang berperan manajemen
proses barang masuk dan keluar dan mempunyai kebutuhan
sebagai berikut: Melakukan login sebagai petugas gudang,
manajemen data barang, melihat data persediaan barang,
melihat data kadalursa barang, membuat surat izin permintaan
(SIP) atau proses mendata barang yang harus dilakukan
pemesanan dan membuat laporan penerimaan barang (LPB)
jika ada barang yang masuk ke gudang.
30 - Petugas Pembelian adalah pengguna yang berperan melakukan
pemesanan atau pembelian barang dan mempunyai kebutuhan
sebagai berikut: Melakukan login sebagai petugas pembelian,
manajemen data supplier, membuat surat pesanan pembelian
(SPP) dan membayar pembelian barang.
- Petugas Penjualan adalah pengguna yang berperan melakukan
penjualan barang dan mempunyai kebutuhan sebagai berikut:
Melakukan login sebagai petugas penjualan, manajemen data
customer dan melakukan proses penjualan barang.
3.4
Perancangan Sistem
Perancangan sistem tahapan kedua dari perancangan
sistem informasi persediaan. Tahap ini dibagi kedalam tiga tahap,
yaitu perancangan alur sistem, perancangan database, dan
perancangan interface. 31 3.4.1
Flowchart Pesan Pengingat Kadaluarsa Suatu Barang
Mulai
Input Data Pembelian
Ambil Data Jumlah Barang dan Expired
Date Berdasarkan Nomor LPB
Jumlah Barang dan
Expired Date Sesuai
Nomor LPB
Penentuan Jumlah Barang Terjual
Berdasarkan Nomor LPB
Jumlah Barang Terjual
Sesuai Nomor LPB
Penentuan Sisa Persediaan Berdasarkan
Nomor LPB
Ya
Sisa Persediaan = 0
Tidak
Cek Expired Date
Expired Date ≤
3 Bulan
Ya
Ready to Expired
Tidak
Save
Selesai
Gambar 3.3 Flowchart Pesan Pengingat Kadaluarsa
3.4.2
Flowchart Penentuan Klasifikasi Persediaan Suatu
Barang
32 Gambar 3.4 Flowchart Penentuan Klasifikasi Persediaan
33 3.4.3
Perancangan Alur Sistem
Pada tahap ini, Unified Modelling Language (UML) yang
digunakan untuk membuat pemodelan software dari aplikasi
berbasis desktop yang akan dibangun, diantaranya:
1.
Use Case Diagram
Use case diagram ini menggambarkan interaksi antara aktor
dengan semua proses atau sistem yang dibangun secara keseluruhan.
Untuk use case diagram aplikasi persediaan ini lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.5.
Gambar 3.5 Use Case Diagram Aplikasi
Gambar 3.5 menggambarkan diagram use case untuk sistem
informasi persediaan di mana terdapat empat pengguna. Pengguna
pertama seorang apoteker pengelola apotek yang memiliki hak akses
dalam pengelolaan data apotek, maintenance data, validasi surat
34 pesanan barang, hitung HPP dan input harga jual barang. Pengguna
kedua yaitu bagian gudang memiliki hak akses untuk pengelolaan
data barang, data satuan, membuat defecta dan membuat laporan
penerimaan barang. Pengguna ketiga yaitu bagian pembelian
memiliki hak akses untuk pengelolaan data supplier, membuat surat
pesanan barang dan melakukan pembayaran pembelian barang
sedangkan pengguna keempat untuk bagian penjualan memiliki hak
akses dalam pengelolaan data customer dan pengelolaan transaksi
penjualan.
2.
Activity Diagram
Activity diagram berfungsi untuk menggambarkan proses-
proses yang terjadi dari aktivitas dimulai sampai aktivitas berakhir.
Dengan kata lain activity diagram merepresentasikan bisnis dan juga
workflow operasional dari sistem.
Activity diagram dari use case pengelolaan data apotek dapat
dilihat pada gambar 3.6.
35 Gambar 3.6 Activity Diagram Pengelolaan Data Apotek
Dimulai dari apoteker pengelola apotek yang juga berperan
sebagai admin masuk ke dalam sistem, dimana apoteker pengelola
apotek harus mengisikan username dan password. Kemudian sistem
akan melakukan pemeriksaan username dan password yang
dimasukan, apakah sesuai atau tidak. Apabila data yang dimasukan
tidak sesuai maka secara otomatis sistem akan memberi peringatan
dan kembali menampilkan halaman login. Namun bila data yang
dimasukan sesuai, maka sistem akan menampilkan form utama
36 aplikasi. Kemudian apoteker pengelola apotek memilih menu
master, dengan begitu secara otomatis sistem akan menampilkan
beberapa sub menu diantaranya data pegawai, data user, data
barang, data supplier, dan data customer. Dari sub menu yang
tersedia apoteker pengelola apotek kemudian memilih salah satu sub
menu, misalkan apoteker pengelola apotek memilih sub menu data
barang, maka sistem akan menampilkan menu set data (insert, edit,
delete) barang. Apoteker pengelola apotek dapat memilih salah satu
dari menu tersebut dan otomatis sistem akan mengupdate data
barang yang tersimpan di database.
Activity diagram dari use case membuat defekta dapat dilihat
pada gambar 3.7.
Gambar 3.7 Activity Diagram Membuat Defekta
37 Dimulai dari petugas gudang masuk ke dalam sistem, dimana
petugas gudang harus mengisikan username dan password.
Kemudian sistem akan melakukan pemeriksaan username dan
password yang dimasukan, apakah sesuai atau tidak. Apabila data
yang dimasukan tidak sesuai maka secara otomatis sistem akan
memberi peringatan dan kembali menampilkan halaman login.
Namun bila data yang dimasukan sesuai, maka sistem akan
menampilkan form utama aplikasi. Selanjutnya petugas gudang
memilih menu defekta, maka sistem akan otomatis menampilkan
form defekta. Di dalam form tersebut terdapat menu set data (insert,
edit, delete) dimana petugas gudang dapat membuat, mengedit, dan
menghapus defekta dan secara otomatis sistem akan mengupdate
data yang tersimpan di database. Defekta ini dibuat berdasarkan
barang yang telah masuk stok minimal dan datanya akan disimpan
kemudian dilihat oleh petugas pembelian sebagai acuan pembuatan
surat pesanan.
Gambar 3.8 merupakan gambar activity diagram dari use
case mengolah surat pesanan yang dilakukan oleh petugas
pembelian. Dimulai dari petugas pembelian melakukan login untuk
dapat masuk ke dalam aplikasi, dimana petugas pembelian harus
mengisikan username dan password. Kemudian sistem akan
melakukan pemeriksaan username dan password yang dimasukan,
apakah sesuai atau tidak. Bila data yang dimasukan sesuai, maka
sistem akan menampilkan form utama aplikasi.
38 Gambar 3.8 Activity Diagram Membuat Surat Pesanan
Selanjutnya petugas pembelian memilih menu surat pesanan,
maka sistem akan otomatis menampilkan form surat pesanan. Di
dalam form tersebut terdapat menu set data (insert, edit, delete)
dimana petugas pembelian dapat membuat, mengedit, dan
menghapus surat pesanan dan secara otomatis sistem akan
mengupdate data yang tersimpan di database. Surat pesanan ini
dibuat berdasarkan defekta yang telah dibuat oleh petugas gudang,
datanya akan disimpan berdasarkan waktu yang telah ditentukan dan
selanjutnya akan divalidasi oleh apoteker pengelola apotek. Setelah
divalidasi maka bagian pembelian sudah dapat melakukan
pemesanan barang kepada supplier.
Activity diagram dari use case validasi surat pesanan dapat
dilihat pada gambar 3.9.
39 Gambar 3.9 Activity Diagram Validasi Surat Pesanan
Dimulai dari apoteker pengelola apotek masuk ke dalam
sistem, dimana apoteker pengelola apotek harus mengisikan
username dan password. Kemudian sistem akan melakukan
pemeriksaan username dan password yang dimasukan, apakah
sesuai atau tidak. Apabila data yang dimasukan tidak sesuai maka
secara otomatis sistem akan memberi peringatan dan kembali
menampilkan halaman login. Namun bila data yang dimasukan
sesuai, maka sistem akan menampilkan form utama aplikasi.
Kemudian apoteker pengelola apotek memilih menu validasi surat
pesanan, maka sistem akan otomatis menampilkan form validasi
surat pesanan. Di dalam form ini apoteker pengelola apotek dapat
memilih surat pesanan yang akan divalidasi. Setelah memilih surat
40 pesanan, apoteker pengelola apotek mengisi keterangan validasi dan
melakukan validasi dengan menekan button validasi dan otomatis
sistem akan mengupdate surat permintaan pembelian yang tersimpan
di database. Kemudian data surat pesanan yang telah divalidasi akan
dikirim kepada petugas pembelian dan akan dicetak sebagai tanda
bahwa petugas pembelian sudah dapat melakukan pemesanan
barang.
Activity diagram dari use case laporan penenrimaan barang
dapat dilihat pada gambar 3.10.
Gambar 3.10 Activity Diagram Penerimaan Barang
Dimulai dari petugas gudang masuk ke dalam sistem, dimana
petugas gudang harus mengisikan username dan password.
Kemudian sistem akan melakukan pemeriksaan username dan
41 password yang dimasukan, apakah sesuai atau tidak. Apabila data
yang dimasukan tidak sesuai maka secara otomatis sistem akan
memberi peringatan dan kembali menampilkan halaman login.
Namun bila data yang dimasukan sesuai, maka sistem akan
menampilkan form utama aplikasi. Kemudian petugas gudang
memilih menu laporan peneriman barang, maka sistem akan
otomatis menampilkan form laporan penerimaan barang. Di dalam
form tersebut terdapat menu set data (insert, edit, delete) dimana
bagian gudang dapat menginputkan, mengedit, dan menghapus data
barang yang masuk ke gudang dan secara otomatis sistem akan
mengupdate data yang tersimpan di database.
Activity diagram dari use case input harga jual barang dapat
dilihat pada gambar 3.11. Dimulai dari apoteker pengelola apotek
yang juga berperan sebagai admin masuk ke dalam sistem, dimana
apoteker pengelola apotek harus mengisikan username dan
password. Kemudian sistem akan melakukan pemeriksaan username
dan password yang dimasukan, apakah sesuai atau tidak. Apabila
data yang dimasukan tidak sesuai maka secara otomatis sistem akan
memberi peringatan dan kembali menampilkan halaman login.
Namun bila data yang dimasukan sesuai, maka sistem akan
menampilkan form utama aplikasi.
42 Gambar 3.11 Activity Diagram Input Harga Jual Barang
Kemudian apoteker pengelola apotek memilih menu master
barang, maka sistem akan otomatis menampilkan form master
barang. Apotek pengelola apotek dapat memilih barang yang akan
divalidasi harga jualnya. Setelah memilih barang yang akan
divalidasi, apotek pengelola apotek dapat melakukan validasi harga
jual dengan cara menginputkan harga jual barang. dan secara
otomatis sistem akan mengupdate data yang tersimpan di database.
Activity diagram dari use case pengelolaan transaksi
penjualan dapat dilihat pada gambar 3.12.
43 Gambar 3.12 Activity Diagram Transaksi Penjualan
Dimulai dari petugas penjualan masuk ke dalam sistem,
dimana petugas penjualan harus mengisikan username dan
password. Kemudian sistem akan melakukan pemeriksaan username
dan password yang dimasukan, apakah sesuai atau tidak. Apabila
data yang dimasukan tidak sesuai maka secara otomatis sistem akan
memberi peringatan dan kembali menampilkan halaman login.
Namun bila data yang dimasukan sesuai, maka sistem akan
menampilkan form utama aplikasi. Kemudian bagian penjualan
memilih menu penjualan barang, maka sistem akan otomatis
menampilkan form transaksi penjualan barang. Di dalam form
tersebut terdapat menu set data (insert, edit, delete) dimana bagian
penjualan dapat membuat, mengedit, dan menghapus transaksi
44 penjualan dan secara otomatis sistem akan menyimpan data ke
database.
Gambar 3.13 Activity Diagram Melihat Laporan Kadaluarsa
Dimulai dari petugas gudang masuk ke dalam sistem, dimana
petugas gudang harus mengisikan username dan password.
Kemudian sistem akan melakukan pemeriksaan username dan
password yang dimasukan, apakah sesuai atau tidak. Apabila data
yang dimasukan tidak sesuai maka secara otomatis sistem akan
memberi peringatan dan kembali menampilkan halaman login.
Namun bila data yang dimasukan sesuai, maka sistem akan
menampilkan form utama aplikasi. Kemudian petugas gudang
memilih menu laporan kadalurasa, maka sistem akan otomatis
menampilkan form laporan kadalurasa. Di dalam form tersebut
petugas gudang dapat melihat status kadaluarsa barang apakah
masih aman atau sudah mendekati tanggal kadaluarsa.
45 Gambar 3.14 Activity Diagram Melihat Laporan Klasifikasi Persediaan
Dimulai dari apoteker pengelola apotek masuk ke dalam
sistem, dimana apoteker pengelola apotek harus mengisikan
username dan password. Kemudian sistem akan melakukan
pemeriksaan username dan password yang dimasukan, apakah
sesuai atau tidak. Apabila data yang dimasukan tidak sesuai maka
secara otomatis sistem akan memberi peringatan dan kembali
menampilkan halaman login. Namun bila data yang dimasukan
sesuai, maka sistem akan menampilkan form utama aplikasi.
Kemudian apoteker pengelola apotek memilih menu laporan
klasifikasi persediaan, maka sistem akan otomatis menampilkan
form laporan klasifikasi persediaan. Di dalam form tersebut apoteker
pengelola apotek dapat melihat barang yang termasuk fast moving,
medium moving dan slow moving.
46 3.
Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di
dalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan
sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu.
Sequence diagram terdiri atas dimensi vertikal (waktu) dan dimensi
horisontal (objek-objek yang terkait). Sequence diagram biasa
digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkahlangkah yang dilakukan sebagai tanggapan dari sebuah event untuk
menghasilkan output tertentu (Dharwiyanti, 2003).
Gambar 3.15 Sequence Diagram Membuat Defekta
47 Gambar 3.15 adalah proses yang dilakukan oleh bagian
gudang untuk aktivitas membuat defekta. Pertama dimulai dari login
pada level pengguna bagian gudang kemudian database akan
memeriksa data user di dalamnya, jika tidak tersedia menampilkan
pesan salah dan login kembali, jika tersedia langsung menampilkan
form utama. Setetah masuk form utama, bagian gudang memilih
menu defekta maka secara otomatis database akan mengirimkan data
dan sistem akan menampilakan form defekta. Melihat data barang
yang sudah memasuki stok minimal adalah hal yang pertama kali
dilakukan bagian gudang sebelum membuat defecta. Bagian gudang
dapat melihat data barang yang sudah memasuki stok minimal
dengan memilih laporan stok barang minimal, lalu database akan
mengirimkan data dan interface akan menampilkan laporan saldo
stok
barang.
Selanjutnya
bagian
gudang
membuat
defekta
berdasarkan laporan tersebut. Setelah selesai data akan disimpan ke
database dan aplikasi akan menampilkan pesan berhasil.
Gambar 3.16 merupakan gambar sequence diagram untuk
proses mengolah surat pesanan. Pertama petugas pembelian login
terlebih dahulu lalu database menyocokkan username dan password
dan memberi validasi gagal ketika tidak sesuai dan berhasil ketika
keduanya sesuai. Petugas pembelian memilih menu surat pesanan,
kemudian interface akan menampilkan form surat pesanan. Petugas
pembelian memilih salah satu nomor defekta, secara otomatis
database akan megirimkan data dan interface akan menampilkan
data grid untuk detail defekta sesuai dengan nomor defekta.
Selanjutnya petugas pembelian membuat surat pesanan, pertugas
pembelian dapat mengubah jumlah pembelian dan mengiputkan
48 harga pembelian sesuai kesepakatan dengan supllier. Setelah selesai
data akan disimpan ke database dan aplikasi akan menampilkan
pesan berhasil.
Gambar 3.16 Sequence Diagram Membuat Surat Pesanan
49 Gambar 3.17 menggambarkan sequence diagram untuk
aktivitas validasi surat pesanan yang dilakuan oleh apoteker
pengelola apotek yang juga berperan sebagai admin.
Gambar 3.17 Sequence Diagram Validasi Surat Pesanan
Pertama apoteker pengelola apotek login terlebih dahulu lalu
database menyocokkan username dan password dan memberi
validasi gagal ketika tidak sesuai dan berhasil ketika keduanya
sesuai. Apoteker pengelola apotek memilih menu validasi surat
pesanan, kemudian interface akan menampilkan form validasi surat
pesanan. Kemudian apoteker pengelola apotek melakukan pencarian
surat pesanan yang belum divalidasi, secara otomatis database akan
50 megirimkan data dan interface akan menampilkan data grid untuk
surat pesanan yang belum divalidasi. Selanjutnya apoteker pengelola
apotek memilih surat pesanan dan mengisi keterangan validasi.
Setelah selesai data akan disimpan ke database dan aplikasi akan
menampilkan pesan berhasil.
Gambar 3.18 menggambarkan sequence diagram untuk
proses penerimaan barang yang dilakuan oleh petugas gudang ketika
barang masuk ke gudang. Pertama petugas gudang login terlebih
dahulu lalu database menyocokkan username dan password dan
memberi validasi gagal ketika tidak sesuai dan berhasil ketika
keduanya sesuai. Petugas gudang kemudian memilih menu laporan
penerimaan barang, interface akan otomatis menampilkan form
laporan
penerimaan
barang.
Selanjutnya
petugas
gudang
menginputkan data barang yang masuk yaitu tanggal jatuh tempo
pembayaran, jumlah barang masuk, tanggal kadaluarsa dan jumlah
retur barang jika ada barang yang rusak. Setelah selesai data akan
disimpan ke database dan aplikasi akan menampilkan pesan
berhasil.
51 Gambar 3.18 Sequence Diagram Penerimaan Barang
Gambar 3.19 menggambarkan sequence diagram untuk
membuat atau merubah harga jual barang yang dilakuan oleh
apoteker pengelola apotek yang juga berperan sebagai admin.
Pertama apoteker pengelola apotek login terlebih dahulu lalu
database menyocokkan username dan password dan memberi
validasi gagal ketika tidak sesuai dan berhasil ketika keduanya
sesuai. Apoteker pengelola apotek memilih menu data barang,
kemudian
interface
akan
menampilkan
form
data
barang.
Menghitung harga pokok penjualan adalah hal yang pertama kali
dilakukan
apoteker
pengelola
apotek
untuk
mempermudah
penentuan harga jual. Apoteker pengelola apotek dapat menghitung
harga pokok penjualan dengan memilih menu hitung HPP. Setelah
52 apoteker pengelola apotek menentukan periode peritungan HPP
secara otomatis aplikasi akan melakukan perhitungan sesuai dengan
data yang ada di dalam database, kemudian interface akan harga
pokok penjualan sesuai dengan periode yang telah ditentukan.
Selanjutnya apoteker pengelola apotek dapat menginputkan harga
jual. Setelah selesai data akan disimpan ke database dan aplikasi
akan menampilkan pesan berhasil.
Gambar 3.19 Sequence Diagram Input Harga Jual Barang
53 Gambar 3.20 menggambarkan sequence diagram untuk
proses penjualan barang yang dilakukan oleh petugas penjualan.
Gambar 3.20 Sequence Diagram Transaksi Penjualan
Pertama bagian penjualan login terlebih dahulu lalu database
menyocokkan username dan password dan memberi validasi gagal
ketika tidak sesuai dan berhasil ketika keduanya sesuai. Kemudian
bagian penjualan memilih menu transaksi penjualan, secara otomatis
interface menampilkan form transaksi penjualan. Bagian penjualan
mulai melakukan penjualan barang dengan cara menginputkan data
penjualan. Setelah selesai data akan disimpan ke database dan
aplikasi akan menampilkan pesan berhasil.
54 Gambar 3.21 Sequence Diagram Melihat Laporan Kadaluarsa
Gambar 3.21 menggambarkan sequence diagram untuk
proses melihat laporan kadalurasa yang dilakukan oleh petugas
gudang. Pertama petugas gudang login terlebih dahulu lalu database
menyocokkan username dan password dan memberi validasi gagal
ketika tidak sesuai dan berhasil ketika keduanya sesuai. Kemudian
petugas gudang memilih menu laporan kadalurasa, secara otomatis
interface menampilkan form laporan kadalurasa.
Gambar 3.22 menggambarkan sequence diagram untuk
proses melihat laporan klasifikasi persediaan yang dilakukan oleh
apoteker pengelola apotek. Pertama apoteker pengelola apotek login
terlebih dahulu lalu database menyocokkan username dan password
dan memberi validasi gagal ketika tidak sesuai dan berhasil ketika
keduanya sesuai. Kemudian apoteker pengelola apotek memilih
55 menu laporan klasifikasi persediaan, secara otomatis interface
menampilkan form laporan klasifikasi persediaan.
Gambar 3.21 Sequence Diagram Melihat Laporan Klasifikasi Persediaan
4.
Class Diagram
Diagram kelas (class diagram) adalah diagram yang
digunakan untuk menampilkan beberapa kelas serta paket-paket
yang ada dalam sistem/perangkat lunak yang sedang dikembangkan.
Diagram kelas memberikan gambaran/diagram statis tentang
sistem/perangkat lunak dan relasi-relasi yang ada di dalamnya.
56 Gambar 3.22 Class Diagram
Gambar 3.22 merupakan class diagram dari tabel basis data
untuk aplikasi persediaan. Dimana masing-masing tabel mempunyai
atribut dan operasi sendiri-sendiri. Masing-masing tabel juga
memiliki keterkaitan satu dengan yang lain, misalnya pada tabel
pegawai memiliki relasi satu ke satu dengan tabel user. Begitu pula
untuk tabel-tabel yang lain hubungan antar tabel ditandai dengan
tanda satu ke banyak atau satu ke satu.
5.
Deployment Diagram
Deployment / physical diagram menggambarkan detail
bagaimana komponen di-deploy dalam infrastruktur sistem, di mana
komponen akan terletak (pada mesin, server atau piranti keras apa),
bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi
server, dan hal-hal lain yang bersifat fisikal. (Sri, 2003)
57 Gambar 3.23 Deployment Diagram Sistem Informasi Persediaan
Gambar 3.23 menunjukkan gambar deployment diagram
yang menjelaskan tentang perangkat yang digunakan dalam sistem.
terdapat dua perangkat yaitu aplikasi persediaan dan database
sebagai tempat penyimpanan data.
3.4.4
Perancangan Database
Setelah merancang alur sistem dengan UML langkah
selanjutnya adalah membuat perancangan data fisik. Perancangan
data fisik berupa perancangan database yang diperlukan oleh sistem.
Karena salah satu komponen penting dalam membangun sebuah
database adalah tabel. Pada aplikasi ini dibangun beberapa tabel
yang diperlukan dalam aplikasi. Berikut ini adalah table-tabel yang
diperlukan dalam pembuatan aplikasi persediaan.
1.
Tabel User
Tabel 3.1 Tabel User
Field
Username
Type
nvarchar
Length
50
Password
nvarchar
50
Status
nvarchar
25
58 Tabel user berfungsi untuk menampung data-data user yang
akan digunakan untuk login ke aplikasi persediaan. Tabel user
terdiri dari tiga field, yaitu:
- Username : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan username yang akan digunakan untuk login ke
aplikasi.
- Password : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk keamanan bagi user untuk mengakses aplikasi.
- Status : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi untuk
menyimpan status atau informasi jabatan pengguna aplikasi.
2.
Tabel Pegawai
Tabel 3.2 Tabel Pegawai
Field
NIP
Type
nvarchar
Length
50
NamaLengkap
nvarchar
50
Alamat
nvarchar
50
Kelamin
nvarchar
10
Telp
nvarchar
20
Status
nvarchar
50
Jabatan
nvarchar
50
Tabel pegawai berfungsi untuk menampung data-data
pegawai yang ada di Apotek Budi Asih Banjarmasin. Tabel pegawai
terdiri dari tujuh field, yaitu:
- NIP : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi untuk
menyimpan nomor induk pegawai.
- NamaLengkap : Merupakan field yang bertipe nvarchar,
berfungsi untuk menyimpan nama lengkap pegawai.
- Alamat : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi untuk
menyimpan alamat tempat tinggal pegawai.
59 - Kelamin : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan jenis kelamin pegawai.
- Telp : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi untuk
menyimpan nomor telepon pegawai.
- Status : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi untuk
menyimpan status atau informasi jabatan pegawai.
- Jabatan : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi untuk
menyimpan jabatan pegawai.
3.
Tabel Barang
Tabel 3.3 Tabel Barang
Field
KodeBarang
Type
nvarchar
Length
20
NamaBarang
nvarchar
50
Kategori
nvarchar
50
Satuan
nvarchar
10
Dimensi
nvarchar
20
IDSupplier
nvarchar
20
StokMinimal
int
HargaJual
money
Tabel barang berfungsi untuk menampung data-data barang
yang ada di Apotek Budi Asih Banjarmasin. Tabel barang terdiri
dari delapan field, yaitu:
- KodeBarang : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan kode barang.
- NamaBarang : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan nama barang.
- Kategori : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan kategori barang.
60 - Satuan : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi untuk
menyimpan satuan barang.
- Dimensi : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan dimensi barang.
- IDSupplier : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan kode supplier.
- StokMinimal : Merupakan field yang bertipe int, berfungsi untuk
menyimpan minimal stok barang.
- HargaJual : Merupakan field yang bertipe money, berfungsi untuk
menyimpan harga jual barang.
4.
Tabel Supplier
Tabel 3.4 Tabel Supplier
Field
IdSupplier
Type
nvarchar
Length
20
Nama
nvarchar
50
Alamat
nvarchar
50
Kota
nvarchar
50
Telp
nvarchar
20
NoRekening
nvarchar
25
Keterangan
nvarchar
100
Tabel supplier berfungsi untuk menampung data-data
supplier. Tabel supplier terdiri dari tujuh field, yaitu:
- IdSupplier : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan kode supplier.
- Nama : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi untuk
menyimpan nama supplier.
- Alamat : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi untuk
menyimpan alamat tempat supplier.
61 - Kota : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi untuk
menyimpan kota tempat supplier.
- Telp : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi untuk
menyimpan nomor telepon supplier.
- NoRekening : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan nomor rekening supplier.
- Keterangan : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan keterangan supplier.
5.
Tabel Customer
Tabel 3.5 Tabel Customer
Field
IdCustomer
Type
nvarchar
Length
20
Nama
nvarchar
50
Alamat
nvarchar
50
Kota
nvarchar
50
Telp
nvarchar
20
Keterangan
nvarchar
100
Tabel customer berfungsi untuk menampung data-data
customer. Tabel customer terdiri dari enam field, yaitu:
- IdCustomer : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan kode customer.
- Nama : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi untuk
menyimpan nama customer.
- Alamat : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi untuk
menyimpan alamat tempat customer.
- Kota : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi untuk
menyimpan kota tempat customer.
62 - Telp : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi untuk
menyimpan nomor telepon customer.
- Keterangan : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan keterangan customer.
6.
Tabel Surat Izin Permintaan Header
Tabel 3.6 Tabel Surat Izin Permintaan Header
Field
No_SIP
Type
nvarchar
Length
20
TanggalDefecta
nvarchar
20
Keterangan
nvarchar
100
UserRequest
nvarchar
50
Tabel surat izin permintaan header berfungsi untuk
menampung data awal dalam pembuatan surat izin permintaan.
Tabel surat izin permintaan header terdiri dari empat field, yaitu:
- No_SIP : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi untuk
menyimpan nomor surat izin permintaan.
- TanggalDefecta : Merupakan field yang bertipe nvarchar,
berfungsi menyimpan tanggal pembuatan surat izin permintaan.
- Keterangan : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan keterangan surat izin permintaan.
- UserRequest : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan status user yang membuat surat izin
permintaan.
63 7.
Tabel Surat Izin Permintaan Detail
Tabel 3.7 Tabel Surat Izin Permintaan Detail
Tabel
Field
No_SIP
Type
nvarchar
Length
20
KodeBarang
nvarchar
20
Qty
decimal
18, 2
Deltime
nvarchar
20
Keterangan
nvarchar
100
surat
izin
permintaan
detail
berfungsi
untuk
menampung semua data yang diperlukan dalam pembuatan surat
izin permintaan. Tabel surat izin permintaan detail terdiri dari lima
field, yaitu:
- No_SIP: Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi untuk
menyimpan nomor surat izin permintaan.
- KodeBarang : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan kode barang.
- Qty : Merupakan field yang bertipe decimal, berfungsi untuk
menyimpan jumlah barang yang akan dibeli.
- Deltime : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan tanggal yang digunakan sebagai batas akhir
barang masuk ke gudang.
- Keterangan : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan keterangan surat izin permintaan.
8.
Tabel Surat Pesanan Pembelian Header
Tabel 3.8 Tabel Surat Pesanan Pembelian Header
Field
No_SPP
Type
nvarchar
Length
20
Tanggal_SPP
nvarchar
20
Keterangan
nvarchar
100
64 Tabel surat pesanan pembelian header berfungsi untuk
menampung data awal dalam pembuatan surat pesanan pembelian.
Tabel surat pesanan pembelian header terdiri dari tiga field, yaitu:
- No_SPP : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan nomor surat pesanan pembelian.
- Tanggal_SPP : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
menyimpan tanggal pembuatan surat pesanan pembelian.
- Keterangan : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan keterangan surat pesanan pembelian.
9.
Tabel Surat Pesanan Detail
Tabel 3.9 Tabel Surat Pesanan Detail
Field
No_SPP
Type
nvarchar
Length
20
No_SIP
nvarchar
20
KodeBarang
nvarchar
20
Qty
decimal
18, 2
Deltime
nvarchar
20
Keterangan
nvarchar
100
Validasi
nvarchar
10
TglValidasi
nvarchar
20
KetValidasi
nvarchar
100
Harga
money
50
Tabel surat pesanan pembelian detail berfungsi untuk
menampung semua data yang diperlukan dalam pembuatan surat
pesanan pembelian. Tabel surat pesanan pembelian detail terdiri dari
10 field, yaitu:
- No_SPP : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan nomor surat pesanan.
- No_SIP : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi untuk
menyimpan nomor defecta.
65 - KodeBarang : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan kode barang.
- Qty : Merupakan field yang bertipe decimal, berfungsi untuk
menyimpan jumlah barang yang akan dibeli.
- Deltime : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan tanggal yang digunakan sebagai batas akhir
barang masuk ke gudang.
- Keterangan : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan keterangan surat pesanan.
- Validasi : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan status validasi surat pesanan.
- TglValidasi : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan tanggal validasi surat pesanan.
- KetValidasi : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan keterangan validasi surat pesanan.
- Harga : Merupakan field yang bertipe money, berfungsi untuk
menyimpan harga beli barang.
10.
Tabel Laporan Penerimaan Barang
Tabel 3.10 Tabel Laporan Penerimaan Barang
Tabel
Field
No_LPB
Type
nvarchar
Length
20
Tanggal_LPB
nvarchar
20
Keterangan
nvarchar
100
JatuhTempo
int
laporan
penerimaan
barang
berfungsi
untuk
menampung data barang yang masuk ke gudang. Tabel laporan
penerimaan barang terdiri dari empat field, yaitu:
66 - No_LPB : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan nomor laporan penerimaan barang.
- Tanggal_LPB : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
menyimpan tanggal masuk barang ke gudang.
- Keterangan : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan keterangan laporan penerimaan barang.
- JatuhTempo : Merupakan field yang bertipe int, berfungsi untuk
menyimpan jumlah hari jatuh tempo pembayaran.
11.
Tabel Penjualan
Tabel 3.11 Tabel Penjualan
Field
IdCustomer
Type
nvarchar
Length
20
KodeBarang
nvarchar
20
Qty
decimal
18 , 2
Harga
money
Diskon
money
TglTransaksi
date
NIP
nvarchar
NoNota
int
No_LPB
nvarchar
20
Keterangan
nvarchar
20
50
Tabel penjualan berfungsi untuk menampung data-data
penjualan Apotek Budi Asih Banjarmasin. Tabel penjualan terdiri
dari 10 field, yaitu:
- IDCustomer : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan kode customer.
- KodeBarang : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan kode barang.
- Qty : Merupakan field yang bertipe decimal, berfungsi untuk
menyimpan jumlah barang yang akan dibeli
67 - Harga : Merupakan field yang bertipe money, berfungsi untuk
menyimpan harga jual barang.
- Diskon : Merupakan field yang bertipe money, berfungsi untuk
menyimpan jumlah diskon barang.
- TglTransaksi : Merupakan field yang bertipe date, berfungsi
untuk menyimpan tanggal transaksi penjualan.
- NIP : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi untuk
menyimpan nomor induk pegawai yang bertugas melakukan
transaksi penjualan.
- NoNota : Merupakan field yang bertipe int, berfungsi untuk
menyimpan nomor transaksi penjualan.
- No_LPB : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan nomor laporan penerimaan barang.
- Keterangan : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan keterangan penjualan.
12.
Tabel Satuan
Tabel 3.12 Tabel Satuan
Field
Satuan
Type
nvarchar
Length
10
Deskripsi
nvarchar
20
Tabel satuan berfungsi untuk menampung data satuan
barang. Tabel satuan terdiri dari dua field, yaitu:
- Satuan: Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi untuk
menyimpan satuan barang.
- Deskripsi : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
menyimpan keterangan satuan barang.
68 13.
Tabel Gudang Debet
Tabel 3.13 Tabel Gudang Debet
Field
No_LPB
Type
nvarchar
Length
20
No_SPP
nvarchar
20
KodeBarang
nvarchar
20
Qty
decimal
18, 2
Harga
money
Keterangan
nvarchar
Diskon
money
100
StokSisa
decimal
18, 2
QtyRetur
decimal
18, 2
HPP
money
ExpDate
nvarchar
10
Tabel gudang debet berfungsi untuk menampung data
pembelian barang. Tabel gudang debet terdiri dari 11 field, yaitu:
- No_LPB : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan nomor laporan penerimaan barang.
- No_SPP : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan nomor surat pesanan.
- KodeBarang : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan kode barang.
- Qty : Merupakan field yang bertipe decimal, berfungsi untuk
menyimpan jumlah barang yang akan dibeli.
- Harga : Merupakan field yang bertipe money, berfungsi untuk
menyimpan harga beli barang.
- Keterangan : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan keterangan surat pesanan.
- Diskon : Merupakan field yang bertipe money, berfungsi untuk
menyimpan jumlah diskon barang.
69 - StokSisa : Merupakan field yang bertipe decimal, berfungsi untuk
menyimpan jumlah barang sebelum dilakuan pembelian.
- QtyRetur : Merupakan field yang bertipe decimal, berfungsi
menyimpan untuk jumlah barang yang rusak.
- HPP : Merupakan field yang bertipe money, berfungsi untuk
menyimpan harga pokok penjualan.
- ExpDate : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan tanggal kadaluarsa barang.
14.
Tabel Pembayaran
Tabel 3.14 Tabel Pembayaran
Field
No_LPB
Type
nvarchar
Length
20
No_Resi
nvarchar
30
NamaBank
nvarchar
20
NoRekening
nvarchar
50
NamaPenerima
nvarchar
50
Total
money
Tabel pembayaran berfungsi untuk menampung data
pembayaran pembelian barang. Tabel pembayaran terdiri dari enam
field, yaitu:
- No_LPB : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan nomor laporan penerimaan barang.
- No_Resi : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan nomor resi pembelian.
- NamaBank : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan nama bank supplier.
- NoRekening : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan nomor rekening supplier.
70 - NamaPenerima : Merupakan field yang bertipe nvarchar,
berfungsi untuk menyimpan nama penerima pembayaran.
- Total : Merupakan field yang bertipe money, berfungsi untuk
menyimpan jumlah pembayaran.
15.
Tabel Tmp Moving
Tabel 3.15 Tabel Tmp Moving
Field
KodeBarang
Type
nvarchar
Length
20
Debet
decimal
18, 2
Kredit
decimal
18, 2
SisaStok
decimal
18, 2
Status
nvarchar
20
Periode
nvarchar
20
Tahun
nvarchar
4
Tabel tmp moving berfungsi untuk menampung data yang
digunakan untuk menentukan barang menurut status aliran
barangnya. Tabel tmp moving terdiri dari tujuh field, yaitu:
- KodeBarang : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan kode barang.
- Debet : Merupakan field yang bertipe decimal, berfungsi untuk
menyimpan jumlah pembelian barang.
- Kredit : Merupakan field yang bertipe decimal, berfungsi untuk
menyimpan jumlah penjualan barang.
- SisaStok : Merupakan field yang bertipe decimal, berfungsi untuk
menyimpan jumlah sisa stok.
- Periode : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi untuk
menyimpan periode.
- Tahun : Merupakan field yang bertipe money, berfungsi untuk
menyimpan tahun.
71 3.4.5
Perancangan Interface
Perancangan antarmuka (interface) merupakan rancang
bangun dari interaksi pengguna dengan komputer. Perancangan ini
dapat berupa input data maupun output data untuk menampilkan
informasi kepada pengguna. Kebutuhan antar muka yang dibuat
bersifat user friendly (mudah digunakan) dengan tujuan agar
program yang telah dibangun dapat digunakan dengan mudah oleh
pengguna. Berikut ini adalah rancangan antarmuka yang ada pada
aplikasi sistem informasi persediaan.
Gambar 3.21 Desain Tampilan Form Login
Gambar 3.21 merupakan desain login aplikasi sistem
informasi persediaan. Semua pengguna diharuskan untuk login
terlebih dahulu. Aplikasi tak dapat digunakan oleh pihak yang tidak
terdaftar.
Gambar 3.22 Desain Tampilan Form Defekta
72 Gambar 3.22 merupakan desain tampilan untuk membuat
defekta. Form ini terdiri dari dua bagian, yaitu header dan detail.
Defekta header berfungsi untuk membuat data awal defekta,
sedangkan defekta detail berfungsi untuk membuat order list barang.
Setelah defekta selesai, datanya akan disimpan dan akan ditampilkan
pada petugas pembelian untuk dibuat surat pesanan
Gambar 3.23 Desain Tampilan Form Surat Pesanan
Gambar 3.23 merupakan desain tampilan untuk membuat
surat pesanan. Form ini juga terdiri dari dua bagian, yaitu header
dan detail. Surat pesanan header berfungsi untuk membuat data
awal surat pesanan, sedangkan pada surat pesanan detail terdapat
data grid yang berfungsi untuk menampilkan defekta yang sudah
dibuat oleh petugas. Petugas pembelian dapat merubah data dan
menginputkan total harga pembelian pada data grid ini. Setelah surat
pesanan selesai, datanya akan disimpan dan akan ditampilkan pada
apoteker pengelola apotek untuk divalidasi.
73 Gambar 3.24 Desain Tamplian Form Validasi Surat Pesanan
Gambar 3.24 merupakan desain tampilan untuk validasi surat
pesanan. Pada form ini terdapat fasilitas pencarian surat pesanan
yang sudah valid dan yang belum valid. Data grid berguna untuk
menampilkan data hasil pencarian surat pesanan. Apoteker dapat
melakukan validasi surat pesanan setelah mengisikan keterangan
validasi yang terdapat pada data grid. Kemudian menyimpan data
dengan menekan tombol validasi.
Gambar 3.25 Desain Tamplian Form Penerimaan Barang
74 Gambar 3.25 merupakan desain tampilan untuk penerimaan
barang. Data grid pada penerimaan barang detail ini berguna untuk
menampilkan data pembelian barang. Pada form ini petugas gudang
dapat mengiputkan tanggal jatuh tempo pembayaran, jumlah barang
masuk, jumlah retur, dan tanggal kadaluarsa barang.
Gambar 3.26 Desain Tamplian Form Transaksi Penjualan Barang
Gambar 3.26 merupakan desain tampilan untuk transaksi
penjualan barang. Data grid pada form ini berguna untuk
menampilkan data penjualan barang. Pada form ini terdapat fasilitas
penambahan jasa racikan, kalkulasi jumlah pembayaran dan
pencarian nomor nota yang berfungsi untuk mencetak nota
penjualan.
75 Gambar 3.27 Desain Tamplian Form Laporan
Gambar 3.27 merupakan desain tampilan untuk laporan,
dimana pengguna dapat menentukan kriteria laporan yang akan
ditampilakan. Setelah menentukan kriteria maka laporan akan
ditampilkan pada data grid. Kriteria yang ditampilkan akan
disesuaikan dengan laporan yang ingin ditampilkan. Contoh
menampilkan laporan klasifikasi persediaan aliran arus barang maka
pengguna harus mengisi periode waktu, kemudian data grid akan
menampilkan data barang yang termasuk fast moving, medium
moving, dan slow moving.
76 Gambar 3.28 Desain Tamplian Form Data Barang
Gambar 3.28 merupakan desain tampilan untuk master data
barang. Pada form ini petugas gudang dapat menginputkan data
barang yang ada di apotek. Dalam form ini juga terdapat fasilitas
perhitungan harga pokok penjualan yang dapat digunakan sebagai
patokan harga jual. Sebelum melakukan perhitungan HPP seorang
apoteker pengelola apotak harus menetukan periode terlebih dahulu,
setelah periode ditentukan maka data grid akan menampilkan harga
pokok penjualannya.
Download