UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT PERKOTAAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN INTERVENSI EDUKASI DIIT DI RUANG LANTAI V UTARA GEDUNG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI JAKARTA KARYA ILMIAH AKHIR NERS RITA MELIANNA 1106130091 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS DEPOK JULI 2014 Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT PERKOTAAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN INTERVENSI EDUKASI DIIT DI RUANG LANTAI V UTARA GEDUNG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI JAKARTA KARYA ILMIAH AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar ners keperawatan RITA MELIANNA 1106130091 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI NERS DEPOK JULI 201 ii Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan karya ilmiah akhir ners ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Profesi Ners pada Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan tugas akhir ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dra. Junaiti Sahar, PhD selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI); 2. Ibu Fajar Triwaluyanti, S.Kp., M.Kep., Sp.Kep.An, selaku program studi Ners ; 3. Ibu Arcellia Farosyah Putri, S.Kp., M.Sc, selaku pembimbing dalam pembuatan karya ilmiah ini yang selalu memberikan masukan dan bimbingan. 4. Bapak Ns.Khairul Nasri, S.Kep, selaku penguji dalam sidang tugas akhir yang telah memberikan masukan untuk pembuatan tugas akhir ini; 5. Teman satu bimbingan, yang telah berbagi ilmu dan hasil konsultasinya, serta selalu memberikan masukan dan saran yang baik dalam penulisan karya ilmiah akhir ini; 6. Teristimewa kepada kedua orang tua yang telah memberi dukungan secara penuh, baik dukungan moral, doa, dan materi selama penulis menyusun tugas akhir ini; 7. Suami dan Anak-anakku yang selalu memberikan dukungan, baik moril berupa doa, semangat dan motivasi, maupun materiil sehingga menyelesaikan penulisan ini dengan baik; 8. Serta pihak lain yang mungkin tidak sempat penulis uraikan satu persatu tanpa mengurangi rasa terimakasih saya; Akhir kata, semoga Tuhan berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tugas akhir ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu. Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis mengharapkan beberapa kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan tugas akhir ini kedepannya. Depok, 12 Juli 2014 Penulis Rita Melianna v Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 ABSTRAK Nama : Rita Melianna Program Studi : Profesi Keperawatan Judul : Analisis Praktik Klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan pada Pasien Diabetes Melitus dengan Intervensi Edukasi Diit Di Ruang Lantai V Utara Gedung Teratai Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Prevalensi penyakit Diabetes Melitus (DM) di masyarakat perkotaan telah mengalami peningkatan. DM pada masyarakat perkotaan disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat seperti pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas, obesitas yang dapat memicu terjadinya diabetes melitus (DM). DM adalah suatu penyakit kadar glukosa di dalam darah tinggi karena terdapat gangguan pada kelenjar pankreas dan insulin yang dihasilkan baik secara kualitas dan kwantitas. Glukosa darah yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan komplikasi. Cara mengontrol glukosa darah salah satunya dengan edukasi pengaturan diit DM. Diit DM bertujuan memperbaiki kebiasaan makan untuk mengontrol glukosa darah. Studi kasus yang dilakukan bertujuan untuk menganalisis intervensi edukasi diit pada DM Tipe 2 di lantai 5 Utara, Gedung Teratai RSUP Fatmawati. Hasil analisis intervensi edukasi diit dapat menurunkan glukosa darah. Kata kunci : Diabetes Melitus; Edukasi Diit; glukosa darah; vii Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 Abstract Name : Rita Melianna Study program : Ners Title : Analysis of Urban Health Clinical Nursing Practice in Patients Diabetes Mellitus with Dietary Education Intervention Prevalence of diabetes mellitus (DM) in the urban community has been increase. DM in the urban community is caused by unhealthy life styles such as unhealthy eat pattern, lack of activity, and obesity which can trigger diabetes mellitus. DM is a disease that engender high blood glucose level that caused by the disorder of pancreas which influence the quality and quantity of insulin’s production. Uncontrolled blood glucose level will lead to many complications. One of the method of controlling the blood glucose level is by giving education about diet’s arrangement. Diet arrangement is aimed to correct the client’s eating pattern in order to control the blood glucose level. This case study aim to analyze the diit intervention in type 2 DM client at North Fifth Floor Room of Lotus Building of Fatmawati General Center Hospital Jakarta. The result of intervention analysis is diit arrangement can decrease the blood glucose level. Key words : diabetes mellitus; diit education; blood glucose level viii Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...................................................................................... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................. HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ KATA PENGANTAR .................................................................................. HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................. ABSTRAK .................................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................. DAFTAR GAMBAR .................................................................................... DAFTAR TABEL ......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. i iii iv v vi vii ix xi xii xiii BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................... 1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1.2 Tujuan Penulisan ........................................................................ 1.3 Manfaat Penulisan ...................................................................... 1 3 3 3 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 2.1 Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan (KKMP) ......... 2.2 Diabete Melitus (DM) ................................................................ 2.2.1 Definisi ........................................................................... 2.2.2 Etiologi ........................................................................... 2.2.3 Manifestasi Klinik ........................................................... 2.2.4 Komplikasi ..................................................................... 2.2.5 Pemeriksaan Diagnostik ................................................. 2.2.6 Asuhan Keperawatan pada Pasien Diabetes Melitus ...... 2.2.7 Masalah Keperawatan Yang Muncul.............................. 2.2.8 Penataksanaan Klien Dengan Diabetes Melitus.............. 2.2.9 Diit pada Diabetes Melitus ............................................. 2.2.10 Pengertian ........................................................................ 2.2.11 Tujuan .............................................................................. 2.2.12 Pengaturan ....................................................................... 5 5 6 6 6 7 8 8 10 12 12 12 12 13 15 BAB 3. LAPORAN KASUS KELOLAAN ............................................. 3.1 Pengkajian .................................................................................. 3.1.1 Identitas Pasien ............................................................... 3.1.2 Anamnesis........................................................................ 3.2Rencana Auhan dan Implementasi Keperawatan ....................... 3.3Evaluasi Keperawatan ................................................................ 20 20 20 20 24 26 ix Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 BAB 4. PEMBAHASAAN .......................................................................... 4.1 Analisis Situasi Terkait Masalah Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan ................................................................. 4.2 Analisas kasua ............................................................................. 4.3 Analisis intervensi edukasi diit diabetes melitus......................... 4.4 Altennatif pemecahan yang dapat dilakukan .............................. 29 BAB 5. PENUTUP ....................................................................................... 5.1 Kesimpulan ................................................................................ 5.2 Saran .......................................................................................... 37 37 37 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 29 29 32 35 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Penunjang Lampiran 2 Monitoring Pemeriksaan Sliding Scale Lampiran 3 Daftar Medikasi Yang Diberikan Lampiran 4 Analisa Masalah Lampiran 5 Rencana Asuhan Keperawatan Lampiran 6 Catatan perkembangan keperawatan Lampiran 7 Satuan acara pembelajaran diabetes melitus Lampiran 8 leaflet diabetes melitus Lampiran 9 Satuan acara pembelajaran diit pada diabetes melitus Lampiran 10 Leaflet diit diabetes melitus xi Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 BAB 1 1.1. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena terdapat gangguan pada kelenjar pankreas dan insulin yang di hasilkan baik secara kualitas dan kwantitas (Tjokroprawiro,2006). Seringkali penderita tidak menyadari apabila orang tersebut telah menderita diabetes, dan sering kali mengalami keterlambatan dalam menanganinya sehingga banyak terjadi komplikasi. Penyakit diabetes mellitus dapat menyerang semua lapisan umur dan sosial ekonomi, sebagian besar kasus DM disebabkan perubahan gaya hidup, yang cenderung kurang aktivitas, diet tidak sehat dan tidak seimbang, mempunyai berat badan lebih, komsumsi alkohol. Menurut World Health Organisation (WHO, 2010) penderita DM di perkirakan sebanyak 10% dari populasi, kemudian memperkirakan pada 2030, penyandang diabetes di Indonesia melonjak menjadi 21,3 juta jiwa, Angka tersebut mengantarkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak ke-4 di dunia setelah Amerika Serikat, China dan India. Hasil riset kesehatan dasar Riset kesehatan dasar (Riskesda, 2013) menunjukan bahwa secara nasional, prevalensi penderita DM berjumlah 5,25 juta jiwa (atau 2,1%), dengan prevalensi di perkotan lebih tinggi dari pedesan yaitu 2%. Hasil riset Divisi Endokrin dan Metabolik RSCM tahun 2006 terdapat penderita DM 1 dari 8 orang penduduk DKI, bila jumlah penduduk tahun 2012 berjumlah 9,6 juta jiwa, maka berdasarkan perhitungan tadi jumlah penderita DM adalah 1,2 juta jiwa. Di RSF lantai 5 utara pada bulan april 2014 berjumlah 25 orang dari 165 penderita yang di rawat. 1 Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 2 WHO, (2010) mengatakan di perkotaan teredia restoran siap saji sehingga masyarakat mengkomsumsi makan siap saji, makanan siap saji ini tinggi lemak, gula dan garam. Sistem transportasi diperkotaan juga beresiko terganggu kesehatan karena masyarakat sehari-hari menggunakan kendaraan, hal ini mengakibatkan masyarakat cenderung kurang aktivitas, sehingga kondisi ini yang mengakibatkan faktor resiko terjadinya DM. Penyakit diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang akan disandang seumur hidup dan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Apalagi bila disertai komplikasi seperti ulkus diabetik sekitar 15% (Rini, 2008), Retinopaty 60% (Dhira, 2008) dan CKD, hal ini pasti akan menimbulkan beban biaya bagi penyandang diabetes melitus, keluarga dan pemerintah. Pengendalian DM dapat di lakukan dengan diet, latihan fisik, pendidikan kesehatan dan pemantauan terapi. Menurut Sri Anani (2012) menyatakan bahwa ada hubungan antara kebiasaan makan dengan glukosa darah, dan sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Ahmad Yoga Setyo Utomo bahwa pengaturan pola makan mempunyai hubungan yang signifikan dengan keberhasilan pengelolaan DM tipe 2. Penelitian yang di lakukan Atika (2012) diit kurang berpengaruh terhadap kadar HbaIc, disebabkan modifikasi diit yang dijalankan belum sepenuhnya mengikuti anjuran diit yang direkomendasikan untuk DM tipe II, jika modifikasi diet diaplikasikan secara benar dapat mengontrol gula darah pada penderita DM tipe II. Diit dan latihan fisik memegang peranan utama dalam pengobatan DM tipe II (Smeltzer dan Bare, 2008) dan pola diit pada DM tipe II dimaksudkan untuk mengatur jumlah kalori dan karbohidrat yang di komsumsi setiap hari Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 3 (Prince dan Wilson, 2006). Oleh karena itu pasien dengan DM tipe II perlu pengaturan diit yang bertujuan untuk mengontrol gula darah sehingga mencegah terjadinya komplikasi. Karya tulis ilmiah ini akan menganalisis praktik klinik keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan klien dengan DM tipe II yang dilakukan intervensi berupa edukasi diit DM diruang teratai lantai V utara Rumah Sakit Umum Fatmawati. 1.2. Tujuan Penulisan Penulisan ini memiliki beberapa tujuan antara lain: 1.2.1. Tujuan umum : Menggambarkan analisis praktik klinik keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan pada pasien DM tipe II di ruang Teratai lantai V utara RSUP Fatmawati. 1.2.2. Tujuan khusus Tujuan khusus dari penulisan ini adalah sebagai berikut : 1. Melakukan analisis masalah Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan (KKMP) 2. Melakukan analisis masalah keperawatan pada pasien DM tipe II dalam lingkup Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan 3. Melakukan asuhan keperawatan kepada pasien kelolaan dengan masalah nutrisi pada pasien DM tipe II. 4. Melakukan analisis intervensi mengenai diit DM dalam mengatasi masalah 1.3. Manfaat Penulisan Manfaat dari penulisan ini antara lain: 1. Bagi Pelayanan Keperawatan Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada para perawat untuk memberikan asuhan keperawatan terkait DM. Khususnya dalam memberikan intervensi keperawatan kepada penderita DM meliputi tepat jumlah kalori, tepat waktu, tepat dan tepat jenis makanan. Intervensi tersebut dilakukan sesuai dengan penelitian yang sudah ada. Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 4 2. Pendidikan Hasil penulisan ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengembangkan ilmu yang berkaitan dengan sistem endokrin khususnya mengenai penyakit DM dalam lingkup pencegahan menggunakan diit sehingga diharapkan dapat menurunkan angka kekambuhan atau terjadinya komplikasi 3. Penulis selanjutnya Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk melakukan intervensi diit dengan kasus DM sesuai dengan penelitian terbaru. Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan Masyarakat merupakan himpunan atau satu-kesatuan manusia atau sekelompok social yang hidup bersama dan saling berhubungan yang bersifat kompleks, kota merupakan permukiman yang relatif besar, padat dan permanen, serta dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya, akibatnya hubungan sosial menjadi longgar, acuh tak acuh dan tidak bersifat pribadi (Waluya, 2007). Keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya pelayanan kesehatan keperawatan yang merupakan bagian intekral dari pelayanan kesehatan yang di laksanakan oleh perawat dengan mengikut sertakan tim kesehatan lain dan masyarakat untuk memperoleh kesehatan yang lebih tinggi dari individu, keluarga dan kelompok (Departemen Kesehatan (Depkes) RI,1996). Jadi keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan adalah pelayanan keperawatan yang di khususkan kepada masyarakat perkotaan. Menurut Janes & Lundy (2009), masalah kesehatan yang ada di perkotaan terjadi antara lain: tingginya angka obesitas di kalangan masyarakat perkotaan, tingkat stress yang tinggi, kurangnya waktu untuk berolahraga serta isolasi dalam keluarga. Perilaku hidup masyarakat yang kurang sehat seperti seringnya mengkonsumsi makanan cepat saji dan junk food. Kondisi masyarakat perkotaan dengan gaya hidup yang kurang sehat berujung pada munculnya berbagai macam penyakit metabolik dan makin sulitnya penanganan penyakit-penyakit tersebut. Salah satu contoh klasik yang menjadi momok masyarakat dalam gaya hidup tersebut adalah DM. Diabetes melitus merupakan suatu keadaan dimana merupakan gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Sundaru, 2005). 5 Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 6 2.2. DIABETES MELITUS 2.2.1. Pengertian Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer & Bare, 2002). Klasifikasi diabetes yang utama adalah (Smeltzer & Bare, 2002): o Tipe I Diabetes mellitus tergantung insulin (insulin dependent diabetes mellitus/ IDDM): penyakit autoimun yang mungkin dipicu oleh genetik dan faktor lingkungan, seperti virus, racun, stres yang menyebabkan sel beta di pankreas rusak dan ketika 80% sampai 90% dari sel-sel beta yang hancur, gejala muncul. o Tipe II Diabetes melitus tidak tergantung insulin (non insulin dependent diabetes melitus/ NIDDM): melibatkan penurunan kemampuan untuk menggunakan insulin yang diproduksi di pankreas (Peeples & Seley, 2007 dalam Doenges, Moorhouse, & Murr, 2010). Penurunan sekresi insulin sebagai respons terhadap tingkat glukosa, resistensi insulin memblokir sel-sel dari menyerap glukosa, atau kelebihan produksi glukosa karena kerusakan respon sekresi insulin. o Diabetes melitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya o Diabetes melitus gestasional (gestasional diabetes melitus) 2.2.2. Etiologi Diabetes Melitus tergantung insulin (IDDM) adalah penyakit autoimun yang ditentukan secara genetik dengan gejala-gejala yang pada akhirnya menuju suatu proses bertahap perusakan imunologik sel-sel yang memproduksi insulin. Pada pasien dengan NIDDM, ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin maupun kerja insulin. Pada pasien DM Tipe 2, penyakitnya mempunyai pola familial yang kuat, jika orang tua Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 7 menderita DM tipe 2 rasio diabetes dan nondiabetes pada anak adalah 1:1 dan sekitar 90% pasti membawa carrier) diabetes tipe 2. Sekitar 80% penderita NIDDM mengalami obesitas. Karena obesitas berkaitan dengan gangguan toleransi glukosa dan DM yang pada akhirnya terjadi pada pasien NIDDM merupakan akibat dari obesitas (Price and Wilson, 2006). 2.2.3. Manifestasi Klinis Gejala klinis klien dengan diabetes melitus menurut (Prince and Wilson, 2006) adalah sebagai berikut, hiperglikemia berat dan melebihi ambang ginjal akan timbul glikosuria, glikosuria mengakibatkan diuresis osmotik yang meningkatkan pengeluaran urine (poliuria) dan timbul rasa haus (polidipsia). Karena glukosa hilang bersama urine, maka pasien mengalami keseimbangan kalori negatifdan berat badan berkurang. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia) akan timbul sebagai akibat kehilangan kalori, pasian mengeluh lelah dan mengantuk. Penderita dapat menjadi sakit berat atau timbul ketoasidosis, serta dapat meninggal kalau tidak mendapatkan pengobatan segera. Pada masalah perkotaan tipe DM yang sering terjadi adalah DM Tipe 2, dimana dari seluruh penderita DM terdapat 90% adalah DM Tipe 2 (Depkes, 2005. ADA, 2008, Atika, 2012). Diabetes jenis ini dikarakteristikkan oleh resistensi insulin dan berkurangnya sensitivitas insulin hingga mengakibatkan peningkatan lipolisis dan produksi asam lemak, peningkatan produksi glukosa hati, dan penurunan ambilan glukosa oleh otot skeletal. Timbulnya DM Tipe 2 dikaitkan dengan pola gaya hidup yang buruk, seperti kurangnya olah raga, obesitas, dan diit tinggi lemak dan rendah serat (Dipiro, Well, Scwinghhammer, 2009, ADA, 2011, Atika, 2012). Penyebab yang di temukan serupa dengan kondisi diperkotaan. Komplikasi yang terjadi adalah belum ditemukan diperkotaan secara spesifik, hasil penelitian United Kingdom Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 8 Prospective Diabeti Study (UKPBS) tahun 2000 mengatakan bahwa setiap 1% penurunan HbA1c menyebabkan penurunan 21% berbagai endpoit yang berhubungan dengan DM, 14% penurunan infark miokard dan 37% penurunan komplikasi mikrovaskuler (Standy, Herrmann, Walters, Desache dan Choen, 2009, Atika, 2012) 2.2.4. Komplikasi Komplikasi-komplikasi DM dapat dibagi menjadi dua kategori mayor yaitu komplikasi metabolik akut dan komplikasi-komplikasi vaskuler jangka panjang, (Prince and Wilson, 2006) adalah: 1) Komplikasi Metabolik Akut adalah Diabetik ketoasidosis (DKA), hipoglikemi (syok insulin), hiperglikemia, hiperosmolar dan koma hiperglikemi hiperosmolar. 2) Komplikasi vaskuler jangka panjang dari DM melibatkan pembuluh-pembuluh kecil (mikroangiopati) seperti menyerang kapiler dan arteriola retina (retinopati diabetik), glomerulus ginjal (nefropati diabetik) dan saraf perifer (neuropati diabetik) 2.2.5. Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan darah (Doenges, Moorhouse, & Murr, 2010): a. Glukosa serum: Standar emas untuk mendiagnosis diabetes adalah tingkat gula darah setelah puasa semalam. Nilai di atas 140 mg/dL pada setidaknya dua kesempatan biasanya berarti orang memiliki diabetes. Kadar gula puasa yang normal berjalan antara 70 dan 110 mg/dL. b. Asam lemak: Jenis alami dan senyawa lipid sintetik. c. Osmolalitas serum: Mengukur konsentrasi partikel ditemukan di bagian cairan dari darah untuk membantu mengevaluasi keseimbangan cairan tubuh. Nilai-nilai dihitung normal berkisar antara 280 sampai 303 mOsm/K. d. Hemoglobin A1C (HgbA1C): Tes yang menentukan berapa banyak glukosa telah menempel pada bagian Hgb dalam jangka waktu 3 sampai 4 bulan, dengan 2 minggu sebelumnya Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 9 paling banyak terukur. Tingkat yang direkomendasikan adalah 7 %. Elektrolit (Doenges, Moorhouse, & Murr, 2010): a. Sodium: ion ekstraseluler tubuh yang paling berlimpah memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan cairan dan neuromuskuler konduksi atau transmisi impuls . b. Kalium: kation utama cairan intraseluler dibutuhkan untuk mengatur tekanan osmotik intraseluler dan keseimbangan air; juga mengatur eksitabilitas neuromuskular dan membantu dalam pemeliharaan keseimbangan asam-basa, sintesis protein, dan metabolisme karbohidrat. c. Fosfor: mineral penting yang dibutuhkan untuk produksi energi, pemanfaatan karbohidrat dan lemak dan sintesis protein dan aktivasi berbagai enzim dan hormon d. Gas darah arteri: Penilaian tingkat gas darah arteri dari oksigen (PaO2), karbon dioksida (PaCO2), bikarbonat (HCO3-) e. Hitung darah lengkap (CBC): tes skrining, yang biasanya meliputi Hb, hematokrit (Ht); sel darah merah (RBC), morfologi, indeks, dan lebar distribusi index, jumlah trombosit dan ukuran, sel darah putih (WBC) dan diferensial. Pemeriksaan Diagnostik Lain (Doenges, Moorhouse & Murr, 2010): a. Urin: glukosa Urine berkorelasi buruk dengan glukosa darah, tergantung pada ambang glukosa ginjal (150-300 mg/dL) dan harus digunakan hanya jika pengukuran glukosa darah tidak mungkin atau sebagai tes konfirmasi. Keton harus selfdimonitor selama penyakit demam atau bila gejala ketoasidosis dibetik (DKA) yang hadir. b. Kultur dan kepekaan: Spesimen dapat berupa urine, sputum atau drainase luka Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 10 2.2.6. Pengkajian Umum Klien dengan Diabetes Melitus Pada pengkajian identifikasi ABCD: kepatenan jalan napas, bagaimana napas, adakah henti napas, tekan darah, nadi. a. Aktivitas/istirahat. Gejala: lemah, letih, sulit bergerak/ berjalan, kram otot, tonus otot menurun, gangguan tidur/istirahat. Tanda: takikardi, dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan aktivitas, letargi/disorientasi, koma, penurunan kekuatan otot. b. Sirkulasi Gejala: Adanya riwayat hipertensi, infark miokard akut, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama. Tanda: Takikardi, perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi yang menurun/ tidak ada, disritmia, krekles, distensi vena jugularis (DVJ) , kulit panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung. c. Integritas Ego Gejala: Stres, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi. Tanda: Ansietas, peka rangsang. d. Eliminasi Gejala: Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, rasa nyeri terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), infeksi saluran kemih (ISK) baru/berulang, nyeri teka abdomen, diare. Tanda: Urine encer, pucat, kuning, urine berkabut, bau busuk (infeksi), abdomen keras, adanya asites, bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare). Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 11 e. Makanan/Cairan Gejala: Hilang napsu makan, haus, mual/ muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan masukan glukosa/ karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari/minggu, penggunaan diuretik. Tanda: Kulit kering/bersisik, turgor jelek, kekakuan/distensi abdomen, muntah, pembesaran tiroid, bau napas aseton. f. Neurosensori Gejala: Pusing/pening, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia, gangguan penglihatan Tanda: Disorientasi, mengantuk, letargi, stupor/koma (tahap lanjut), gangguan memori, kacau mental, reflek tendon dalam (RTD) menurun (koma), aktivitas kejang (tahap lanjut dari DKA). g. Nyeri/keamanan Gejala: Abdomen tegang/nyeri (sedang/berat) Tanda: Wajah meringis dengan palpitasi; tampak sangat berhatihati. h. Pernapasan Gejala: Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan atau tanpa sputum purulen. Tanda: Lapar udara. i. Keamanan Gejala: Kulit kering, gatal, ulkus kulit Tanda: Demam, diaforesi, kulit rusak, lesi/ulserasi, menurunnya kekuatan umum/rentang gerak, parestesi/paralisis otot termasuk otot pernapasan. j. Seksualitas Gejala: Rabas vagina (cenderung infeksi), masalah impoten pada pria, kesulitan orgasme pada wanita. Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 12 2.2.7. Masalah Keperawatan yang Muncul Masalah keperawatan yang biasanya muncul pada klien dengan diabetes melitus diantaranya adalah: a. Kekurangan volume cairan. b. Ketidakseimbangan nutrisi; kurang dari kebutuhaan. c. Resiko tinggi infeksi d. Resiko tinggi perubahan persepsi sensori. e. Intoleransi aktivitas. f. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan. 2.2.8. Penatalaksanaan Umum Klien dengan Diabetes Melitus Ada lima komponen dalam penatalaksanaan DM yang bertujuan untuk mencapai kadar glukosa darah normal tanpa terjadinya hipoglikemia dan gangguan serius pada pola aktifitas pasien, yaitu (Smeltzer & Bare, 2002): a. Pendidikan kesehatan DM (Edukasi). b. Pengaturan aktivitas. c. Pengaturan nutrisi (Diet DM). d. Agen-agen hipoglikemia oral. Penderita dengan Diabetes Mellitus tipe II terdapat resistensi insulin dan defisiensi insulin relatif dan dapat ditangani tanpa insulin, metabolisme gula darah didalam tubuh tidak akan berjalan baik jika gula atau kalori yang dikonsumsi terlalu besar dan terus menerus, sehingga pengaturan pola diit pada penderi DM tipe II dimaksudkan untuk mengatur jumlah kalori dan karbohidrat yang dikonsumsi setiap hari (Price dan Wilson, 2006). 2.3. Diit pada Diabetes Mellitus 2.3.1. Pengertian Diit Diabetes Mellitus Diit adalah pengaturan jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi setiap hari agar kesehatan seseorang tetap terjaga. Sedangkan terapi diit merupakan terapi yang memanfaatkan diit yang berbeda dengan Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 13 diit orang normal untuk mempercepat kesembuhan dan memperbaiki status gizi (Hartono, 2006). Pelaksanaan diit hendaknya disertai dengan perubahan perilaku tentang makanan (Almatsier, 2006). Diit dan pengendalian berat badan merupakan dasar dari penatalaksanaan gizi pada penderita diabetes mellitus. (Smeltzer & Bare, 2002) 2.3.2. Tujuan Diit Diabetes Melitus Tujuan diit DM adalah membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik dengan cara mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin, mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal, memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan normal, menghindari atau menangani komplikasi akut bagi pasien yang menggunakan insulin seperti hipoglikemia, komplikasi jangka pendek, dan jangka lama serta masalah yang berhubungan dengan latihan jasmani (Almatsier, 2006) Menurut Almatsier (2006). Syarat - syarat diet penyakit diabetes Melitus adalah: a. Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal. Kebutuhan energi ditentukan dengan memperhitungkan kebutuhan untuk metabolisme basal sebesar 25-30 kkal/kg BB normal, ditambah kebutuhan untuk aktivitas fisik dan keadaan khusus, misalnya kehamilan atau laktasi serta ada tidaknya komplikasi. Makanan dibagi dalam 3 porsi besar yaitu makan pagi (20%), siang (30%), dan sore (25%), serta 2-3 porsi kecil untuk makanan selingan (masing- masing 10-15%). b. Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total. Rencana makan dapat mencakup penggunaan beberapa makanan sumber protein nabati misalnya kacang-kacangan dan Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 14 biji-bijian yang utuh untuk membantu asupan kolesterol dan lemak jenuh. c. Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam lemak tidak jenuh ganda, sedangkan sisanya dari lemak tidak jenuh tunggal. Asupan kolesteral makanan dibatasi, yaitu < 300 mg hari. Rekomendasi ini dapat menguragi faktor risiko seperti kenaikan kadar kolesterol serum yang berhubungan dengan proses terjadinya penyakit koroner yang merupakan penyebab utama kematian dan ketidakmampuan diantara para penderita diabetes. d. Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total, yaitu 60-70%. Tujuannya adalah meningkatkan konsumsi karbohidrat komplek seperti roti, gandum utuh, nasi beras tumbuk, sereal dan pasta/mi yang berasal dari gandum yang masih mengandung bekatul. e. Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak diperbolehkan kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Bila kadar glukosa darah sudah terkendali, diperbolehkan mengkonsumsi gula murni sampai 5% dari kebutuhan energi total. f. Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas. Gula alternatif adalah bahan pemanis selain sakarosa. Ada dua jenis gula alternatif yaitu yang bergizi dan yang tidak bergizi. Gula alternatif bergizi adalah fruktosa, gula alkohol berupa sorbitol, manitol, dan silitol, sedangkan gula alternatif tidak bergizi adalah aspartam dan sakarin. Pengguanaan gula alternatif hendaknya dalam jumlah terbatas.Fruktosa dalam jumlah 20% dari kebutuhan energi total dapat meningkatkan kolesterol dan LDL, sedangkan gula alkohol dalam jumlah berlebihan mempunyai pengaruh laksatif. g. Asupan serat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut air yang terdapat didalam sayur dan buah. Menu seimbang ratarata memenuhi kebutuhan serat sehari. Tipe diit ini berperan dalam Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 15 penurunan kadar total kolesterol dan LDL kolesterol dalam darah. Peningkatan kandungan serat dalam diit dapat pula memperbaiki kadar glukosa darah sehingga kebutuhan insulin dari luar dapat dikurangi. h. Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan mengkonsumsi natrium dalam bentuk garam dapur seperti orang sehat, yaitu 3000 mg/hari. Apabila mengalami hipertensi, asupan garam harus dikurangi, dianjurkan 2400 mg natrium perhari. i. Cukup vitamin dan mineral. Apabila asupan dari makanan cukup, penambahan vitamin dan mineral dalam bentuk suplemen tidak diperlukan. j. Pasien DM dianjurkan untuk menghindari alkohol. Anjuran bagi orang diabetes yang tidak dapat menghindari alkohol adalah alkohol tidak boleh dikonsumsi apabila kadar glukosa darah belum terkendali. Alkohol mengandung kalori tinggi sehingga tidak baik bagi yang kegemukan, tidak baik diminum bila perut kosong karena dapat menyebabkan hipoglikemia, alkohol mengganggu kesadaran sehingga dapat membuat perencanaan makan kurang bisa dipatuhi, 1 minuman alkohol setara dengan 340 g bir atau 140 g anggur (Sukardji, 2011). 2.3.3. Pengaturan Diit Diabetes Melitus Prinsip diit diabetes mellitus untuk menyukseskan diit pada penderita DM diperlukan suatu perilaku disiplin diri dengan prinsip 3 J yaitu tepat jenis, tepat jumlah dan tepat jadwal (Tjokroprawiro, 2006): a. Tepat Jenis Bahan Makanan Untuk mengajarkan prinsip-prinsip diit dan membantu pasien dalam menyusun rencana makan telah dikembangkan beberapa sistem dimana diit penatalaksanaan yang digunakan sebagai bagian dari Diabetes Melitus dikontrol berdasarkan Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 16 kandungan energi, protein, lemak dan karbohidrat. Untuk memudahkan penggunaan bahan makanan selain dalam ukuran gram, juga dinyatakan dengan alat ukuran yang lazim terdapat dalam rumah tangga (urt) seperti buah (bh), biji (bj), batang (btg), butir (btr), besar (bsr), gelas 240 ml (gls), gram (g), kecil (kcl), potong (ptg), sedang (sdg), sendok makan (sdm), sendok teh (sdt). b. Tepat Jumlah Kalori Kebutuahn energi total pada penderita diabetes melitus diperoleh dengan kebutuhan protein normal yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total, kebutuhan lemak yaitu 20-25%, dan kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total yaitu 60-70%. (Almatsier, 2006). Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan orang dengan diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan berdasarkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi bergantung pada beberapa faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas, kehamilan/ laktasi, adanya komplikasi dan berat badan (Sukardji, 2011). Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: 1. Jenis Kelamin Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil daripada pria, untuk ini dapat dipakai angka 25 kal/kg BB untuk wanita dan angka 30 kal/kg BB untuk pria. 2. Umur Pada bayi dan anak-anak kebutuhan kalori adalah jauh lebih tinggi dari pada orang dewasa, dalam tahun pertama bisa mencapai 112 kal/g BB. Penurunan kebutuhan kalori diatas 40 tahun harus dikurangi 5% untuk tiap dekade antara 40 dan 59 tahun, sedangkan antara 60 dan 69 tahun dikurangi 10%, diatas 70 tahun dikurangi 20%. Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 17 3. Aktivitas fisik atau Pekerjaan Jenis aktivitas yang berbeda membutuhkan kalori yang berbeda pula. Jenis aktivitas dikelompokkan menjadi keadaan istirahat memiliki kebutuhan kalori ditambah 10% dari kalori basal, aktivitas ringan ditambah 20% dari kebutuhan basal, aktivitas sedang ditambah 30% dari kalori kebutuhan basal, aktivitas berat 24 ditambah 40% dari kebutuhan basal, dan aktivitas sangat berat ditambah 50% dari kebutuhan basal. 4. Kehamilan/Laktasi Pada permulaan kehamilan diperlukan tambahan 150 kalori/hari dan pada trimester II dan III 350 kalori/hari. Pada waktu laktasi diperlukan tambahan sebanyak 550 kalori/hari. 5. Adanya komplikasi Infeksi, trauma atau operasi yang menyebabkan kenaikan suhu memerlukan tambahan kalori sebesar 13% untuk tiap kenaikan 1 derajat celcius. 6. Berat badan Bila kegemukan atau terlau kurus, dikurangi atau ditambah sekitar 20-30% kegemukan/kekurusannya. bergantung Untuk kepada tingkat memudahkan penentuan jumlah kalori diit diabetes dan pelaksanaanya memudahkan teknik didasarkan pada penghitungan Indeks Masa Tubuh (IMT). Tepat jumlah artinya kalori yang harus diberikan dan dihabiskan, jumlah kalori pada penderita DM dapat dihitung dengan menggunakan rumus Indeks Masa Tubuh (IMT) yaitu: IMT= Berat Badan (Kg) Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m) Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 18 Batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut: a. IMT 17,0 – 18,4 = Kurus b. IMT 18,5 – 25.0 = Normal c. IMT 25,1 – 27,0 = Gemuk Penghitungan jumlah kalori dapat dihitung dengan Berat Badan Relatif (BBR) dengan rumus: BBR : BB x 100% TB – 100 Undernutrition : BBR < 80% Kurus (Underweight) : BBR < 90% Normal (Ideal) : BBR 90 – 100% Gemuk (Overweight) : BBR > 110% Obesitas, bila BBR > 120% : Obes Ringan BBR 120 – 130% Obes Sedang BBR 130 – 140% Obes Berat BBR > 140% Obes Morbid > 200% Pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari untuk penderita DM yang bekerja biasa adalah a. Kurus : BB x 40 – 60 kalori/hari b. Normal : BB x 30 kalori/hari c. Gemuk : BB x 20 kalori/ hari d. Obesitas : BB x 10 – 15 kalori/hari Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 19 c. Tepat Jadwal Jadwal makan pada penderita diabetes melitus harus diikuti interval tiga jam dengan rincian tiga kali makanan utama dan tiga kali cemilan. Tiga kali makanan utama diberikan pada makan pagi, makan siang, dan makan malam dengan pengaturan waktunya yaitu makan pagi pukul 06.30, makan siang pukul 12.30, dan makan sore pukul 18.30. Diantara jam makanan utama harus ada makanan cemilan dengan aturan pukul 09.30 dan Konsistensi interval mengkonsumsi waktu camilan mencegah BBR = (jika diantara 15.30, dan 21.30. jam diperlukan), makan akan dengan membantu x 100 % 27 reaksi hipoglikemia dan pengendalian keseluruhan kadar glukosa darah (Smeltzer & Bare, 2001). Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 BAB 3 TINJAUAN KASUS KELOLAAN 3.1. Pengkajian 3.1.1. Identitas pasien Pasien dengan nama Tn. E.M (38 tahun), datang ke RS Fatmawati, badan lemas, tidak napsu makan, pada tanggal 11 Mei 2014. Klien telah menikah dan memiliki anak 5 orang, dalam waktu satu tahun terahir klien tidak bekerja dan bergantung kepada saudara- saudaranya. Klien sebelum sakit bekerja bagian jasa periklanan di mana bekerja dari pagi sampai malam, dan menurut klien tidak ada waktu untuk olah raga. Klien masuk dari IGD diantar oleh petugas dan keluarga. 3.1.2. Anamnesis a. Keluhan utama saat di rawat Klien mengeluh lemas, mual, nafsu makan menurun, batuk, dahak warna kuning kental, demam naik turun. b. Riwayat kesehatan yang lalu Klien mengatakan belum pernah dirawat nginap, 3 bulan terahir ini klien sakit batuk berdahak, berobat di puskesmas belum ada perubahan. Klien di diagnosa DM sejak 5 tahun yang lalu, tidak rutin minum obat, tetapi minum herbal, tidak rutin kontrol dan tidak menjalankan diit karena dirasakan tidak ada keluhan c. Riwayat kesehatan keluarga Ibu klien menderita DM 20 Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 21 d. Aktivitas/Istirahat Klien selama setahun ini sudah tidak bekerja, aktivitas/hobi klien main catur, aktivitas waktu luang kurang lebih setahun ini tidak melakukan aktivitas. Keterbatasan karena kondisi, klien merasa lemas. Respon terhadap aktivitas yang teramati :akral dingin, CRT > 3 detik, pernapasan: 28 x/menit. Klien Compos mentis, bicara kurang jelas, pengkajian Neuromuskuler, E4 M6 V5, pupil isokor, reflek cahaya poitif. Postur: agak membungkuk. e. Sirkulasi Klien tidak ada riwayat hipertensi, masalah jantung, demam rematik, edema mata kaki, flebitis, penyembuhan lambat, dan klaudikasi. Batuk/hemopsisis: ya/sputum warna kuning kental, klien mengatakan BAK sering tapi sedikit-sedikit. Tekanan darah pada tangan kanan dan berbaring 90/60 mmHg, N 117 X/menit, RR 28 x/menit, jantung getaran kuat, frekuensi 117 x/menit, teratur, kualitas kuat. Friksi dan murmur tidak ada. Bunyi napas ronkhi -/+ , whizing -/- ,distensi vena jugularis tidak ada. Ekstermitas: 37,5oC warna pucat. Pengisian kapiler > 3 detik , tanda Homan’s, varias, dan abnormalitas kuku tidak ada. Membran mukosa bibir kering, punggung kuku pucat, konjungtiva anemia, sklera tidak ikterik dan ada diaforesis. f. Integritas Ego Faktor stres klien adalah dengan situasi saat ini tentang penyakit yang di alami dan kondisi rumah tangga klien, dimana istri meninggalkan klien, karena istri klien kecewa tentang prilaku klien. Klien sudah tidak bekerja dan klien menggunakan asuransi jaminan kesehatan nasional. Klien hidup tergantung pada saudara sejak 3 bulan terakhir, perasaan ketidakberdayaan mengenai kondisi klien. Klien Cemas, terlihat kontak mata kurang, klien menjawab pertanyaan kurang jelas. Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 22 g. Eliminasi Klien buang air besar (BAB) 1 kali dalam 3 hari, tidak menggunakan laksatif, karakter faces keras, BAB terakhir 3 hari yang lalu. Pola BAK, sering tapi sedikit, karakteristik urin warna kuning. Inkontinensial, nyeri saat BAK dan retensi tidak ada. Nyeri tekan pada epigastrium, abdomen lunak, masa tidak ada, bising usus 5 kali/menit. Hemoroid, perubahan kandung kemih tidak ada. h. Makanan/Cairan Klien makan perhari 3 kali, 2 kali porsi kecil, selera makan menurun, mual dan nyeri ulu hati. Klien tidak ada riwayat alergi dan kesulitan menelan. Berat badan biasa 45 kg, klien mengalami perubahan BB, klien merasa haus dan tidak ada penggunaan diuretik. Berat badan sekarang 45kg, TB 165cm, tugor kulit kurang, mukosa kering, lidah kering, Bising usus 5 x/menit, gula darah sewaktu (GDS) 245 mg/dl. Edema umum, dependen, periorbita, asites, dan distensi vena jugularis tidak ada. Intake : infus, 2000 ml, minum 1000 ml, output urine 3500 ml, insensible water loss (IWL) 450 ml, balance cairan per 24 jam adalah minus 950 ml. i. Hygiene Aktivitas sehari-hari makan, berpakaian, toilet di bantu. Penampilan umum klien tampak lemah, bau badan dan mulut. j. Neurosensori Klien mengeluh pusing, kesemutan/kebas/kelemahan tidak ada. Penglihatan buram, glaukoma, epistaksis tidak ada. Riwayat stroke, kejang tidak ada. Status mental compos mentis, klien tampak mengantuk, ukuran pupil isokor, reflek cahaya positif, fasial drop, gangguan menelan tidak ada. Genggaman tangan kuat dan paralisis tidak ada. Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 23 k. Nyeri/Ketidaknyamanan Keluhan nyeri di epigastrium skala 2-3, jika ditekan, kualitas ringan, durasi selama ditekan, dan tidak ada penjalaran. Faktor pencetus karena ± 3 bulan ini kehilangan nafsu makan. Mengkerutkan muka, menjaga area yang sakit, respon emosional tidak ada. i. Pernapasan Klien ada dipsnea yang berhubungan dengan batuk/sputum, riwayat bronkitis, asma, tuberkulosis, emfisema, pneumonia, disangkal dan klien tidak ada pemajanan udara berbahaya. Klien batuk sejak 3 bulan yang lalu, sudah berobat tetapi belum ada perubahan, penggunaan alat bantu pernapasan oksigen 4 liter/menit. Pernapasan: 28 x/menit , tidak menggunakan otot- otot asesoris, bunyi nafas ronkhi -/+, whizing -/-. Karakteristik sputan warna kuning, kental. m. Keamanan Alergi/sensitivitas, perubahan sistem imun sebelumnya tidak ada, perilaku resiko tinggi dengan menggunakan narkoba ekstasi. Riwayat transfusi darah, cederan kecelakaan, fraktur/dislokasi, artritis, masalah punggung, perubahan pada tahi lalat, pembesaran nodus tidak ada. Kerusakan penglihatan ya, pendengaran tidak. Suhu 37,9OC, terdapat diaforesis, integritas kulit baik, jaringan parut, kemerahan, laserasi dan ekimosis tidak ada. n. Seksualitan Klien aktif melakukan hubungan seksual, rabas penis, gangguan prostat tidak ada. o. Interaksi Sosial Status perkawinan menikah sudah 13 tahun, hidup dengan kakakkakaknya, ditinggalkan oleh istri, Orang yang mendukung adalah Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 24 saudara-saudaranya. Peran dalam struktur keluarga sebagai suami, ayah dan adik. Klien bicara kurang jelas p. Penyuluhan Pembelajaran Bahasa dominan yang digunakan klien adalah bahasa Indonesia, klien lulus SMA, klien menanyakan tentang kondisinya. q. Pertimbangan Rencana Pulang Tanggal informasi didapatkan 13-05-2014, perubahan-perubahan yang diantisipasi dalam situasi kehidupan setelah pulang, pola makan, olahraga, obat-obat dan kontrol/cek rutin gula darah. 3.2. Rencana Asuhan Keperawatan Dan Implementasi Rencana asuhan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah adalah sebaga iberikut 3.2.1. Kurang volume cairan tubuh dan elektrolit berhubungan dengan diuresis osmosis, demam, tidak adekuatnya intake cairan. Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24jam diharapkan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan kriteria hasil: tugor kulit kembali normal, membran mukosa lembab, tanda-tanda vital dalam batas normal dan elektrolit dalam batas normal. Intervensi yang dilakukan adalah: - Kaji dan dokumentasikan tugor kulit, kondisi membran mukosa - Lakukan pengukuran tanda- tanda vital - Catat intake output secara adekuat - Jika Klien mampu anjurkan untuk mengkonsumsi cairan peroral dengan perlahan dan tingkatkan jumlah cairan - Periksa gula darah kurve harian, AGD dan Elektrolit. Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 25 - Kolaborasi pemberian cairan intra vena yang terdiri dari elektrolit 3.2.2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret Tujuan: Setelah diberikan tindakan keperawatan kebersihan jalan napas efektif dengan kriteria hasil: klien mempertahankan jalan napas paten, mengeluarkan sekret tanpa bantuan, menunjukan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan napas dan berpartisipasi dalam program pengobatan. Intervensi yang dilakukan adalah : - Kaji ulang fungsi pernapasan: bunyi napas, kecepatan. - Catat kemampuan dalam mengeluarkan sekret atau batuk efektif, catat karakteristik, jumlah sputun - Berikan posisi semi fowter, bantu/ajarkan batuk efektif - Lakukan suction jika perlu - Pertahankan intake cairan minimal 2500 ml perhari jika tidak ada kondisi indikasi - Berikan agen: mukolistik sesuai indikasi; ambroksol 3.2.3. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake tidak adekuat Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil : klien mempertahankan GD Antara 151-180 mg/dl, GDPP tidak lebih dari 200 mg/dl, mengungkapkan pemahaman tentang aturan tindakan dan klien menghabiskan porsi makanan yang disajikan. Intervensi keperawatan yang dilakukan : - Tinjau ulang berikan informasi mengenai perubahan yang diperlukan pada penatalaksanaan diabetik. Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 26 - Tinjau ulang pentingnya makan dan kudapan yang teratur bila menggunakan insulin - Perhatikan adanya mual dan muntah - Ajarkan klien metode finger stick untuk memantau glukosa sendiri dengan menggunakan strip enzim. - Kolaborasi pada ahli tentang diet individu 3.2.4. Defisiensi pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi Tujuan: setelah pertemuan 2x45 menit klien mengutarakan keluhan tentang kondisi, efek prosedur, dan proses pengobatan, klien memahami tentang DM dengan kriteria hasil klien melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari suatu tindakan dan memulai gaya hidup serta ikut dalam regimen pengobatan. Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah: - Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tenteng penyakitnya. - Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyakit dan kondisinya sekarang. - Anjurkan klien/keluarga memperhatikan diet makannya dan berikan edukasi mengenai diet makannya. - Minta klien/keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah diberikan Rencana asuhan keperawatan yang lengkap bisa dilihat di lampiran 3 dan implementasi yang diberikan dapat dilihat dilampiran 3. 3.3. Evaluasi Keperawatan Hasil dari tindakan keperawatan yang sudah dilakukan sesuai dengan masalah keperawatan ialah sebagai berikut: Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 27 3.3.1. Kurang volume cairan tubuh Pada hari pertama dan kedua masalah kurang volume cairan tubuh belum teratasi ditandai dengan mukosa mulut dan bibir kering, tugor menurun, akral dingin, pada tanggal 14 juni 2014 balance cairan negatif 100 ml/shif, dan tanggal 16 juni 2014 negatif 268 ml, pada tanggal 16 juni 2014, klien mengalami demam gengan suhu 390c sehingga kondisi ini juga menjadi etiologi kurang volume cairan tubuh. Pada hari ketiga masalah kurang volume cairan tubuh teratasi sebagian ditandai dengan mukosa mulut lembab, tugor elastis, klien sudah tidak mual, dan klien mampu menghabiskan cairan yang di anjurkan, dan balance cairan pertujuh jam yaitu 145 ml. 3.3.2. Bersihan jalan napas tidak efektif Masalah ini belum teratasi pada hari pertama dan kedua ditandai dengan sekret kuning kental, pada auskultasi paru masih ronkhi di paru kanan, dengan minum air hangat, memberi terapi mukolitik ambroxol maka pada hari ke tiga masalah ini teratasi sebagian dibuktikan klien dapat mengeluarkan sekret secara mandiri dan sekret berwana putih encer dan menurut klien berkurang di bandingkan kemari dan pada auskultasi ronkhi tidak terdengan. 3.3.3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan Pada hari pertama dan kedua masalah ini belum teratasi ditandai dengan klien masih mengeluh mual, tidak nafsu makan, klien makan bebas diluar dari porsi yang disediakan, kadar gula darah harian antara178 mg/dl sampai 248 mg/dl dan porsi makan habis lima sendok, memotivasi klien agar menghabiskan makanan yang sediakan, melakukan periksa kadar guladarah, memberikan pendidikan mengenai nutrisi DM dan memberikan anti emetik. Pada hari ketiga masalah ini teratasi sebagian ditandai dengan klien mengatakan mual tidak ada, nafsu makan sudah ada, Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 28 menghabiskan porsi makan sebanyak ¾ porsi yang di sediakan, kadar gula darah antara 156-205 mg/dl, klien hanya makan, makanan yang disajikan oleh petugas gizi. 3.3.4. Defisiensi pengetahuan Masalah ini pada hari pertama dan kedua tidak di lakukan evaluasi karena belum diberikan intervensi disebabkan kondisi klien yang tidak memungkinkan untuk dilakukan intervensi. Kondisi tersebut adalah klien mengalami demam dan keadaan umum klien lemah. Pada hari ke tiga intervensi dilakukan dan maslah ini teratasi dibuktikan dengan klien mampu menyebutkan pengertian DM, klien menyebutkan 2 dari 5 penyebab DM, klien menyebutkan 3 dari 8 tanda dan gejala DM, klien menyebutkan 2 dari 4 akibat lanjut DM, klien menyebutkan 2 dari 5 cara perawatan dan mengontrol DM. Pada pertemuan kedua klien mampu menyebut pengertian diit DM dengan benar, tujuan pemberian diit DM, pengaturan diit DM, bahan makanan yang di hindari, bahan makanan yang di batasi, bahan makanan yang tidak di batasi dan pembagian makanan sehari. Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Analisis situasi terkait dengan keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan (KKMP) Keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan dilaksanakan di area klinik karena sasaran keperawatan salah satunya adalah indivivu, individu tersebut berada di area klinik sehingga praktek ini dilakukan untuk menyelesaikan masalah individu tersebut. Keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan di berikan untuk menyelesaikan masalah kesehatan diperkotaan. Masalah- masalah yang terjadi di perkotaan terkait pola hidup salah satunya adalah masalah diabetes melitus, Menurut WHO (2010) penderita DM di perkirakan sebanyak 10% dari populasi, Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukan bahwa secara nasional, prevalensi penderita DM berjumlah 5,25 juta jiwa (atau 2,1%), dengan prevalensi di perkotan lebih tinggi dari pedesan yaitu 2%, di DKI tahun 2012 hasil riset Divisi Endokrin dan Metabolik RSCM tahun 2006 terdapat penderita DM 1 dari 8 orang, maka berdasarkan perhitungan tadi jumlah penderita1,2 juta jiwa. Di RSF lantai 5 utara pada bulan april 2014 berjumlah 25 orang dari 165 penderita yang di rawat, dan sebagian besar dari jumlah tersebut disebabkan karena pola hidup kurang sehat. Peningkatan jumlah diatas di sebabkan diperkotaan dengan gaya hidup kurang sehat (unhealthy lifestyle) terdapat makanan siap saji dan berkurangnya lahan olah raga sehingga kondisi ini yang mengakibatkan faktor resiko terjadinya DM (WHO, 2010). 4.2. Analisis Kasus Pasien dengan diabetes melitus sering dialami oleh masyarakat perkotaan, terjadinya diabetes melitus di sebabkan beberapa faktor antara lain keturunan, obesitas, pola makan kurang sehat dan kurang olah raga. Dari hasil analisis di dapatkan riwayat keluarga ibu klien mengalami DM dan 29 Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 30 kurangnya aktivitas, hal ini sejalan dengan teori jika orang tua menderita DM Tipe 2, rasio diabetes dan nondiabetes pada anak adalah 1:1, dan sekitar 90% pasti membawa (carrier) diabetes tipe 2 ( Price & Wilson, 2002 ). Kejadian paling umum dari DM adalah DM tipe 2, DM tipe 2 adalah DM yang secara klinis dinilai tidak mendesak memerlukan insulin untuk melestarikan kehidupannya. Karena biasanya jumlah insulin normal bahkan berlebih tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang, DM tipe 2 yang terjadi lebih dari 90% biasanya pada usia 40 tahun keatas, DM disebabkan oleh hiposekresi atau hipoaktivitas dari insulin. Saat aktivitas insulin tidak ada atau berkurang (deficient), kadar gula darah meningkat karena glukosa tidak dapat masuk kedalam sel jaringan. Pekerjaan Tn.E adalah di bagian periklanan dengan aktivitas yang minimal, kurangnya aktivitas fisik merupakan faktor risiko terjadinya DM dan ada faktor keturunan dimana ibu klien menderita DM dari beberapa faktor diatas mengakibatkan klien terjadinya DM. Berbagai penyebab DM tersebut maka timbul berbagai masalah keperawatan terkait dengan penyakit tersebut. Penegakan masalah keperawatan pada pasien ini berdasarkan pengkajian, pemeriksaan fisik dan data penunjang. Dari hasil pengkajian didapatkan data pasien laki- laki, usia 38 tahun, datang dengan keluhan badan lemas, mual, tidak nafsu makan sejak 2 minggu ini. Pada pemeriksaan fisik mukosa mulut dan bibir kering, tugor menurun dan pada pemeriksaan elektrolit natrium 120 mmol/L, clorida 61 mmol/L. Klien dinyatakan DM sejak 5 tahun ini, klien tidak minum obat rutin, kadang minum obat herbal, klien juga tidak mengatur pola makan. Masalah yang utama adalah kurang volume cairan tubuh, disebabkan karena diuretik osmotik, intake tidak adekuat dan klien juga mengalami demam, hal ini sejalan dengan konsep dimana hiperglikemia berat dan melebihi ambang ginjal untuk zat ini, maka timbul glikosuria, glikosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang meningkatkan pengeluaran elektolit Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 31 dan urine (poliuria), dan timbul rasa haus (polidipsi), (Price & Wilson, 2002). Masalah yang kedua yang dialami Tn. E adalah bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret, akumulasi sekret disebabkan adanya proses infeksi pada membran mukosa, ditandai sputum warna kekuning- kuningan, klien mengeluh batuk sejak tiga bulan ini sudah berobat tetapi tidak ada perubahan, klien juga merokok dan mempunyai prilaku beresiko yaitu menggunakan ekstesi. Kondisi infeksi ini akan meningkatkan kebutuhan insulin pada penderita DM ( Price & Wilson, 2002). Hal ini menyebabkan batuk, dahak warna kekuningan, pada auskultasi paru terdengar ronkhi di paru kanan, pemerikaan penujang thoraks foto kesan tuberkulasis paru bilateral dan lekosit 39,4 ribu/ul. Kondisi infeksi ini mengakibatkan terjadinya dekompensasi diabetik akut atau KAD jika tidak di tangani, dibuktikan klien ini masuk pada tanggal 11 Juni 2014 dengan keton darah 3.30 mml/l. Masalah yang ketiga yang dialami Tn. E adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, masalah pemenuhan nutrisi timbul biasanya karena intake nutrisi tidak adekuat. Menurut Wilkinson (2012) ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan adalah asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik, dengan batasan karakteristik berat badan kurang dari 20%, melaporkan asupan makanan yang tidak adekuat, dengan keluhan menolak untuk makan dan faktor yang berhubungan hilangnya napsu makan, mual dan muntah. Berdasarkan teori diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya tolerani karbohitrat, (Prince & Wilson, 2002). Kondisi ini didukung dengan pemeriksaan fisik pasien tidak napsu makan, mual dan IMT 16,5, selain itu menurut penunjang diagnostik albumin serum 2,9 mg/dl serta Hb 11,2 gr/dl. Maka pada pasien ini intervensinya salah satu adalah mengenai menagemen nutrisi DM. Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 32 Masalah yang keempat yang timbul adalah kurang pengetahuan tentang DM, dibuktikan dengan pasien menderita DM sudah 5 tahun, pasien tidak mengunakan obat secara rutin tapi dengan herbal kadang- kadang, tidak mengatur pola makan dan tidak melakukan pemeriksaan gula darah secara rutin karena di anggap tidak ada keluhan yang dirasakan dan klien menanyakan tentang nutrisi yang akan dikomsumsi. Pengetahuan penderita mengenai DM merupakan sarana yang membantu penderita menjalankan penanganan diabetes selama hidupnya. Dengan demikian, semakin banyak dan semakin baik penderita mengerti mengenai penyakitnya, maka semakin mengerti bagaimana harus mengubah perilakunya dan mengapa hal itu diperlukan. Hasil penelitian (Norris, 2002 dalam Mubarti, 2013) yang mengatakan bahwa edukasi merupakan hal yang penting dalam penanganan pasien diabetes mellitus. Sharifirad et all (2009) dalam Mubarti, (2013) yang menyatakan bahwa edukasi gizi dapat meningkatkan pengetahuan pasien dan mengurangi glukosa darah puasa pasien. Menurut Wilkinson (2012) definisi kurang pengetahuan adalah tidak ada atau kurang informasi kognitif tentang topik tertentu. Kurang pengetahuan dapat digunakan sebagai etiologi dan sebagai masalah, bila digunakan sebagai masalah dalam diagnosis keperawatan maka tujuan harus pasien mendapatkan pengetahuan. Hal ini sesuai dengan masalah klien, kurang pengetahuan terkait dengan DM dan intervensi yang diberikan tentang pengetahuan DM. 4.3. Analisis intervensi Edukasi/Menagemen nutrisi Salah satu masalah keperawatan dari DM Tipe 2 ini adalah ketidakeimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan resistensi insulin perifer, gangguan sekresi insulin, dan produksi glukosa hati yang berlebihan, (Price & Wilson, 2002). Berdasarkan uraian masalah di atas, masalah keperawatan yang perlu mendapat intervensi lebih adalah masalah perencanaan nutrisi selama klien dirawat dan setelah pasien pulang, di berikan edukasi tentang penatalaksanaan diit DM. Diabetes mellitus adalah Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 33 suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) didalam darah tinggi karena terdapat gangguan pada kelenjar pankreas dan insulin yang dihasilkan baik secara kuantitas maupun kualitas (Tjokroprawiro, 2006). Oleh karenanya, penderita perlu menguasai pengobatan dan belajar bagaimana menyesuaikan diri agar tercapai kontrol metabolik yang optimal. Penderita dengan Diabetes Melitus tipe II terdapat resistensi insulin dan defisiansi insulin relatif dan dapat ditangani tanpa insulin. Pola diit pada penderita Diabetes Mellitus tipe II dimaksudkan untuk mengatur jumlah kalori dan karbohidrat yang dikonsumsi setiap hari (Price dan Wilson, 2006). Prinsip diit diabetes melitus adalah tepat jumlah, jadwal dan jenis (Tjokroprawiro, 2006). Diit tepat jumlah, jadwal dan jenis yang dimaksud adalah jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau ditambah sesuai dengan kebutuhan. 4.3.1. Tepat Jenis Bahan Makanan Penatalaksanaan Diabetes Melitus dikontrol berdasarkan kandungan energi, protein, lemak dan karbohidrat. penggunaan bahan makanan Untuk memudahkan selain dalam ukuran gram, juga dinyatakan dengan alat ukuran yang lazim terdapat dalam rumah tangga (urt) seperti buah (bh), biji (bj), batang (btg), butir (btr), besar (bsr), gelas 240 ml (gls), gram (g), kecil (kcl), potong (ptg), sedang (sdg), sendok makan (sdm), sendok teh (sdt). 4.3.2. Tepat Jumlah Kalori Kebutuahn energi total pada penderita diabetes melitus diperoleh dengan kebutuhan protein normal yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total, kebutuhan lemak yaitu 20-25%, dan kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total yaitu 60-70%. (Almatsier, 2006). Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan orang dengan diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan berdasarkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi bergantung pada Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 34 beberapa faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas, kehamilan/ laktasi, adanya komplikasi dan berat badan. Atau dengan menghitung BBR , diketahui BB 45 Kg dan TB 165 cm Maka penghitungan sebagai berikut: BBR: 45x100% 165- 100 = 69,2 = Undernutrition : BBR < 80% kebutuhan kalori : 40 kkal Sehingga di dapatkan jumlah kalori 40 X45 = 1800 kkal Di tambah 13% dalam kondisi komplikasi/ demam :234 Kemudian di jumlahkan 2134 kkal. Dalam intervesi yang di berikan adalah diet DM 1900 kkal, dengan perencanan pulang tanpa ada komplikasi atau demam. 4.3.3. Tepat Jadwal Jadwal makan pada penderita diabetes melitus harus diikuti interval tiga jam dengan rincian tiga kali makanan utama dan tiga kali cemilan. Tiga kali makanan utama diberikan pada makan pagi, makan siang, dan makan malam dengan pengaturan waktunya yaitu makan pagi pukul 06.30, makan siang pukul 12.30, dan makan sore pukul 18.30. Diantara jam makanan utama harus ada makanan cemilan dengan aturan pukul 09.30 dan 15.30, dan 21.30. Konsistensi interval waktu diantara jam makan dengan mengkonsumsi camilan (jika diperlukan), akan membantu mencegah BBR = x 100 % 27 reaksi hipoglikemia dan pengendalian keseluruhan kadar glukosa darah (Smeltzer & Bare, 2001). Penatalaksanaan/ pengaturan makan terlampir (lampiran 8 ). Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 35 Berikut ini akan dibahas mengenai kelebihan dan kekurangan intervensi untuk mengatasi hiperglikemia dan mencegah komplikasi. Menghitung jumlah kebutuhan kalori klien, membuat kontrak dengan klien untuk mengadakan edukasi mengenai penatalaksanaan diit. Mengadakan edukasi sesuai dengan materi disatuan pembelajaran, memberi pasien kesempatan untuk bertanya dan melakukan evaluasi. Mamfaat yang dapat diobervasi setelah proses ini adalah edukasi nutrisi berpengaruh pada pola makan pasien, pasien hanya makan yang disediakan dari bagian gizi. Edukasi gizi dapat mengantrol kadar gula darah pasien, sesuai penelitian yang dilakukan Norris,(2002) dalam Mubarti, (2012), pada klien ini kadar gula darah pada hari ke tiga antara 156-205 mg/dl. 4.4. Alternatif Dan Pemecahan Yang Dapat Dilakukan Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien memiliki beberapa kendala, antara lain tidak adanya leatflet untuk jadwal makan penderita DM, tidak ada keluarga klien pada saat pengakajian, intervensi. Langkah yang diambil mahasiswa adalah mencari alternatif solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah keperawatan yang dilakukan. Solusi yang dimaksud dapat bersumber dari perawat dengan peran utamanya sebagai pemberi asuhan keperawatan, fasilitas layanan kesehatan, peran kolaborasi dengan profesional kesehatan lain, ataupun pelibatan pasien dan keluarga dalam proses pemberian asuhan keperawatan. Dengan adanya alternatif penyelesaian masalah, diharapkan intervensi keperawatan yang diperlukan dapat menyelesaikan masalah keperawatan pasien dengan efektif. Masalah keperawatan yang masih harus memerlukan perawatan sesuai dengan analisis diatas adalah mengenai adanya penatalaksanan nutrisi klien. Pola makan klien dengan DM jika tidak tepat jumlah, kalori, dan jenis makanaan, maka akan terjadi hiperglikemia sehingga mengakibatkan komplikasi. Terdapat beberapa kekurangan dalam melakukan yaitu lingkungan yang tidak mendukung untuk edukasi, klien di tunggu bukan keluarga karena menurut Atyati Ismon (2011) dalam Anani (2012) menyatakan bahwa ada Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 36 hubungan dukungan dengan kadar glukosa darah, karena dukungan keluarga mempengaruhi kebiasaan respon makan. Karena menurut edukasi yang disampaikan ini yaitu penulis juga merasakan belum ada yang menjamin kontinuitas dari penatalaksaan diit ini tetap dilakukan pasien di rumah sehingga pasien dirasa perlu dibekali jadwal sebelum pulang seperti yang terdapat pada lampiran. Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 BAB 5 PENUTUP 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisa praktik klinik keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan pada pasien dengan DM Tipe 2 di ruang penyakit dalam gedung teratai lantai 5 utara RS Fatmawati adalah sebagai berikut: a. Penyakit DM yang sering di perkotaan adalah DM Tipe 2, kondisi perkotaan sebagai faktor resiko DM Tipe 2 adalah karena gaya hidup kurang sehat terdapat makanan siap saji, berkurangnya lahan olah raga dan obesitas. b. Pada pasien DM tipe 2 Penderita terdapat resistensi insulin dan defisiansi insulin relatif dan dapat ditangani tanpa insulin, metabolisme gula darah didalam tubuh tidak akan berjalan baik jika gula atau kalori yang dikonsumsi terlalu besar dan terus menerus, sehingga pengaturan pola diit pada penderita DM tipe II dimaksudkan untuk mengatur jumlah kalori dan karbohidrat yang dikonsumsi setiap hari dengan tepat jumlah kalori, tepat jadwal dan tepat jenis makanan. c. Sesuai dengan masalah keperawatan yang keempat adalah kurang pengetahuan tentang nutrisi, maka intervensi yang diberikan adalah penyuluhan tentang diit DM yang akan di lakukan selama di RS dan di rumah jika klien di izinkan pulang. Evaluasi intervensi yang telah di lakukan pada tanggal 17 Mei 2014 adalah klien menghabiskan 3/4 porsi makan yang disajikan, GDS jam 06 wib adalah 156 mg/dl, jam 11 wib 179 mg/dl dan jam 16 wib 205 mg/dl. 5.2. Saran Berdasarkan keterbatasan dan pembahasan hasil penulisan ini, maka penulis memberikan beberapa saran kepada penulis selanjutnya dalam melakukan 37 Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 asuhan keperawatan pada pasien DM tipe 2 dalam mengatasi masalah nutrisi. a. Penulis dapat melakukan penyuluhan mengenai diet DM selama klien di RS dan akan di lakukan dirumah setelah klien dinyatakan pulang. Selain itu penulis selanjutnya dapat mencari jurnal yang lebih banyak dengan metode yang lebih baru lagi dengan alat peraga makanan sehingga hasil penulisan dapat memberi informasi yang lebih luas kepada pembaca. Penulis juga melakukan asuhan keperawatan tidak hanya kepada pasien kelolaan namun juga kepada pasien yang lain sehingga penulis mengetahui kelebihan dan kekurangan metode yang dilakukakan. b. Dalam bidang keperawatan, perawat khususnya dapat memberikan penyuluhan/ edukasi tentang diet DM dalam bentuk tabel jadwal makanan c. Institusi pendidikan seharusnya memberikan tambahan informasi kepada mahasiswa mengenai asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah masalah nutrisi 38 Universitas Indonesia Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Sunita. (2006). Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Atika, W Puspitasasi. (2012). Analisis Efektifitas Pemberian Booklet Obat Terhadap Tingkat Kepatuhan Ditinjau Dari Kadar Hemoglobin Terglikasi (HbA1c) Dan Morisky Medication Adherence Scale (MMAS)8 Pada Pasien DM Tipe 2 Di Puskesmas Bakti Jaya Kota Depok. Tesis. Di unduh tanggal 16 juni 2014 Buku Keluar Masuk Lantai V Teratai Utara,(2014). RSUP Fatmawati Departemen Kesehatan RI. Laporan Nasional Riskesdas 2013. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan. 2013 ; Jakarta Departemen Kesehatan. Pedoman Pemantauan Penilaian Program Perawatan Kesehatan Masyarakat. Depkes RI. 1996; Jakarta Doenges, M. E. (2002. Rencana asuhan keperawatan. Ed. 3. Jakarta: EGC Hartono A. Terapi gizi dan diet rumah sakit. Yogyakarta: EGC; 2006. Mubarti, S (2012). Pengaruh Edukai Gizi Terhadap Pengetahuan, Pola Makan Dan Kadar Glukosa Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 RSUD Lanto DG Pasewang Jeneponto. Media Gizi Masyarakat Indonesia, Vol 2. Februari 20013. Diunduh 17 juni 2014. Sundaru. (2005). Diabetes mellitus: Apa dan Bagaimana Pengobatannya. FKUI. Jakarta Smeltzer, dkk., (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8. Terjemahan Agung Mulyo, I. Made Kariasa, Julia, H. Y. Kuncoro, Yasmin Asih. Jakarta: EGC Sri, A dkk. (2012). Hubungan Antara Perilaku Pengendalian diabetes Dan Kadar Glukosa Darah Pasien Rawat Jalan Diabetes Melitus. (Studi Kasus Di RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon). Jurnal kesehatan Masyarakat. Diunduh tanggal 16 juni 2014. Tjokroprawiro, Askandar. (2006). Hidup Sehat Dan Bahagia Bersama Diabetes Mellitus. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Price, dkk., (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 4. Jakarta: EGC . Waspadji, sarwono, dkk., (2003). Indeks Glikemik Berbagai Makanan Indonesia. Hasil Penelitian. Jakarta: Pusat Diabetes dan Lipid RSCM/FKMUI dan Instalasi Gizi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 Wilkinson, M Judith.(2012). Buku saku: Diagnosis Keperawatan. Edisi 9. Jakarta. EGC. World Health Organization (WHO). (2010). Global Status Report on Noncomunicable Diaseases. 18 Juni 2014. http://www.WHO.int. World Health Organization (WHO) & Nations Human Settlements Programe (UNHABITAT). (2010). Hidden Cities unmasking and Overcoming Health Inequities in Unban Settings. WHO Press: Switzerland. Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 LAMPIRAN 1 HASIL PENUNJANG Thorak foto tanggal 11-5-2014 kesan: jantung dalam batas normal, TB paru bilateral terutama kanan. Hasil Laboratorium Jenis pemerikaan Tanggal 12 mei 2014 Hasil Keterangan Nilai Normal Hemoglobin Hematokrit Leukosit Trombosit Ureum Kreatine GDS Ph Pco2 PO2 HCo3 O2 Saturasi BE Natrium Kalium Clorida Keton Darah SGOT SGPT Albumin 11,2 gr/dl 32% 39,4 ribu/ul 789 ribu/ul 156 mg/dl 3,4 mg/dl 245 mg/dl 7,471 31,2 mmhg 85 mmhg 22,2 mmol/L 96,6% -0,4 mmol/L 120 mmol/L 3,61 mmol/L 61 mmol/L 3.30 mml/L 21 u/L 13u/L 2,9 gr/dl Menurun 14-16 mg/dl 33-45% 5-10 ribu 150- 440 20-40 0,6- 1,5 70- 160 7,370- 7,440 35-45 83-108 21-28 95-99 -2,5 – 2,5 135-147 3,5- 5,5 95-108 Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Menurun Menurun Menurun Meningkat Menurun Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 0- 34 0- 40 3,5- 5-5 LAMPIRAN 2 MONITORING PEMERIKSAAN SLIDING SCALE Tanggal Jam 11juni 2014 06 11 16 06 11 16 06 11 16 06 11 16 06 11 16 06 11 16 12 Juni 2014 13 Juni 2014 14 Juni 2014 16 Juni 2014 17 Juni 2014 Hasil pemeriksaan gula darah sewaktu 245 338 235 331 298 267 223 267 211 178 248 201 199 208 173 156 179 205 Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 Keterangan LAMPIRAN 3 DAFTAR MEDIKASI YANG DIBERIKAN Nama obat Azitromicin Donperidon Kalitake Ranitidin Ceftriaxon Lavemir Novorapid Infus NaCL 3% Infus NaCl 0,9% Dosis 1x500 mg 3x1 tablet 3x1sacset 2x50 mg 2x2 gr 1x10 unit 3x8-8-6 unit 8 tetes/menit 30 tetes/menit Tujuan Antibiotik Anti emetik Mengurangi hiperkalemian Anti emetik Antibiotik Insulin insulin Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 LAMPIRAN 4 3.2 ANALISA MASALAH DATA Ds: Klien merasa haus, lemas Do: Mukosa mulut dan bibir kering, tugor kulit kurang elastis, akral dingin. -TD 90/60 mmhg N 117x/menit -RR 28 X/menit, Suhu 37,9o c, demam naik turun -Intake: 3000 ml, output 3950 ml, balance: 950 ml -GDS 245 mg/dl Na 120 mmol/L, clorida 61 mmol/L, keton darah 3.30 -Klien tampak lemas. Diaforesis Ds: Batuk Do: Sekret kental, warna kuning, Ronkhi -/+ -RR 28 x/menit -Thokak foto: TB paru bilateral terutama kanan -Klien mampu mengeluarkan sekret Ds: Mual, nafsu makan tidak ada Do: Mukosa mulut bibir kering, makan pagi habis 2 sendok makan. BB: 45 kg TB: 165cm IMT: 16,5 Albumin: 2,9 , Hb : 11,2 Klien tampak kurus, diit DM 1900 kkal Ds: Klien menanyakan tentang kondisinya Do: Pertimbangan rencana 1. Pola makan 2. Olahraga 3. Obat-obat 4. Kontrol/ cek rutin gula darah Klien sebelumnya tidak menggunakan obat medik tetapi herbal MASALAH Kurang volume elektrolit cairan tubuh dan Berihan jalan napas tidak Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d tidak mengenal sumber informasi. Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 LANJUTAN LAMPIRAN 5 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN N O 1 DX KEPERAWATAN Kurang volume cairan tubuh dan elektrolit b.d diresis osmosis, demam, tidak adekuatnya intake cairan TUJUAN INTERVENSI RASIONAL Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24jam diharapkan keseimbangan cairan dan elektrolitdengan K.H: 1. Tugor kulit kembali normal 2. Membran mukosa lembab 3. TTV dalam batas normal. 4. elektrolit dalam batas normal 1. Kaji dan dokumentasika n tugor kulit kondisi membran mukosa, TTV 2. Catat intake output secara adekuat 3. Jika Klien mampu anjurkan untuk mengkonsumsi cairan peroral dengan perlahan dan tingkatkan jumlah cairan 4. Tes dula darah kurve harian, AGD, Elektrolit 1. Pengkajian status cairan yang akurat menjadi dasar rencana asuhan keperawatan 2.Untuk mendeteksi kekurangan cairan 3.memenuhi kebutuhan cairan klien 5. Kolaborasi pemberian cairan intra vena yang terdiri dari elektrolit 2 Bersihan jalan Setelah napas tidak efektif diberikan b.d sekret tindakan keperawatan kebersihan jalan napas efektif dengan kriteria: Mempertahanka n jalan napas pasien 1. Kaji ulang fungsi pernapasan: bunyi napas, kecepatan, trauma. 2. Catat kemampuan dalam mengeluarkan Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 4.Menetapkan data dasar yang dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi resiko tinggi ketidak adekuat . 5.untuk mempertahanka n keseimbangan asam basa dan keadaan elektrolit yang tidak seimbang. Penurunan bunyi napas indikasi atelektasis. Ronkhi indikasi akumulasi sekret Pengeluaran sekret sulit bila sekret kental. LANJUTAN -Mengeluarkan sekret tanpa bantuan -Menunjukan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan napas -Berpartisipasi dalam program pengobatan 3 Ketidakseimbanga n nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake tidak adekuat Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi K.H Mempertahanka n GD Antara 130- 180 mg/dl, GDPP tidak lebih dari 200 mg/dl. mengungkapkan pemahaman tentang aturan tindakan -Klien menghabiskan porsi yang di sajikan. sekret atau batuk efektif, catat karakteristik, jumlah sputun 3. Berikan posisi semi fowter, bantu/ajarkan batuk efektif 4. Lakukan suction jika perlu 5. Pertahankan intuk cairan minimal 2500 1 hari jika kondisi klien memang 6. Berikan agen: mukolistik sesuai indikasi; ambroksol 1. Tinjau ulang berikan informasi mengenai perubahan yang diperlukan pada penatalaksanaa n diabetik. 2. Tinjau ulang pentingnya makan dan kudapan yang teratur bila menggunakan -Mencegah obtruksi jalan napas -Suctian membantu mengeluarkan sekret -Membantu/ mencegah kekurangan cairan -Menurunkan kekentalan sekret. Tentang mentaati aturan diet. -Membutuhkan pemantauan ketat pemberian insulin. dan 3. Perhatikan Mual dapat adanya mual muntah mengakibatkan dan muntah defisiensi karbohidrat. Untuk 4. Ajarkan mendeteksi dini Klien metode dan membantu finger stick kemandirian Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 LANJUTAN 4 untuk memantau glukosa sendiri dengan menggunakan strip enzim 6. Kolaborasi pada ahli tentang diet individu 1. Kaji tingkat Pasien Kurang pengetahuan mengutarakan pengetahuan dan tentang kondisi, keluhan tentang Klien efek keluarga prognosis dan kondisi, prosedur, dan tenteng kebutuhan penyakitnya. pengobatan b.d proses tidak mengenal pengobatan. 2. Berikan sumber informasi Kriteria hasil penjelasan pada Klien dan melakukan prosedur yang keluarga diperlukan dan tentang penyakit dan menjelaskan alasan dari suatu kondisinya sekarang. tindakan. Memulai gaya hidup yang Anjurkan diperlukan dan 3. ikut serta dalam Klien/keluarga memperhatikan regimen diet makannya pengobatan dan berikan edukasi mengenai diet makanya. 4. Minta klien/keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah diberikan. Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 klien -Diet spesifik pada individu perlu untuk mempertahanka n normo glikemia. -Mengetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien tentang penyakitnya -Dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang. Klien/keluarga akan merasa tenang dan mengurangi cemas. -Diet dan pola makan membantu proses penyembuhan -Mengetahui seberapa jauh pemahaman Klien/keluarga serta menilai keberhasilan. LANJUTAN LAMPIRAN 6 3.3. CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN TANGGAL /JAM IMPLEMENTASI -Mengkaji ulang 14/5 fungsi pernapasan; Jam 10.00 bunyi napas, kecepatan irama -Mencatat kemampuan mengeluarkan sekret -Mengajarkan batuk efektif -Menganjurkan air minum ± 2500mL. -Mengukur TTV -Mengevaluasi tanda dehidrasi. -Memberikan medikasi ranitidin i ampul IV Jam 11.00 Jam 13.00 SOAP TTD S: Klien mengatakan batuk (+), slim (+),lemas, mual dan nafsu makan kurang. O: klien tampak lemas, Slam warna hijau kuning kental, klien dapat mengeluarkan sekret, Ronkhi +/- , Whizing +/-, RR 26 x/menit. TD 100/60 mmHg, Suhu 37,90c, nadi 120x/menit mulut kering, -Mukosa tugor menurun,gds 248 gr/dl. Natrium 121 mmol/l, clorida 91mmol/l -Balance cairan minus -Melakukan 100ml pemeriksaan GDS. -Klien makan habis 5 -Meninjau ulang sendok, klien masih pentingnya makanan makan yang tidak di dan kudapan yang sediakan dari bagian gizi. teratur karena penggunanan insulin. A: Memberikan insulin 8 -Kurang volume cairan unit. dan elektrolit belum -Memberi Mukolitik teratasi 1 sendok -Bersihan jalan napas -Mengukur dan belum efektif mencatan intake out -Ketidakseimbangan put, minum: 600 ml, kebutuhan nutrisi belum infus 600 ml, urin teratasi 1300 ml P: ‐ Kaji ulang fungsi pernapasan, pertahankan minum air hangat ± 2500 Ml, pertahankan batuk efektif. -Berikan Terapi mukolitik sesuai program - Observasi TTV, tingkat kesadaran -Evaluasi tanda-tanda dehidrasi -Ukur balance cairan Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 LANJUTAN -Anjurkan Klien minum +1500 mL -Monitor hasil elektrolit. - Observasi asupan nutrisi berikan insulin sesuai program, periksa GDS sesuai jadwal berikan anti emetik aesuai program. Rita 16/5/2014 Jam 9.30 Jam 10.30 Jam 11.00 Jam 13.10 Jam 13.30 -Mengukur tandatanda vital. TD 100/60 mmhg N 130 x/mnt , Sh 39oC RR 26 x/mnt -Mengobservasi tetesan infus. RL 30 gt x/menit -Mengevaluasi/ mengobservasi tanda dehidrasi. -Mengkaji ulang suara napas -Mengevaluasi pengeluaran seket -Menganjurkan minum air hangat -Memoitor asupan nutrisi klien -Memberikan medikasi ranitidin 50 mg -Melakukan pemeriksaan GDS -Melakukan tepid water spoeng -Memberi kompres hangat -Memberi infus NaCl 3% :8 tetes/menit -Memberikan insulin 8 unit intra kutan -Memonitor balance cairan S: Klien mengatakan lemas, mual, nafsu makan belum ada, batuk, slim warna kuning kental. O: Kesadaran: Compos mentis, mukosa bibir dan mulut kering, tugor menurun, TD 100/60 mmHg, N 130 x/menit , RR 26 x/menit SH 39oC, akral dingin. Ronkhi+/_ -Basane cairan/ 7 jam *Infus 550 mL *Minum 800 Urine: 1400 mL, IWL131 ml, kenaikan suhu tubuh 87,5 ml.balance cairan minus 268 ml. Na: 125 mmol/L Clorida: 93 mmol/L GDS : 208 mg/dl Leukosit tanggal 13 mei 2014: 29,1 ribu/dl. A: -Kurang volume cairan belum teratasi -Bersihan jalan napas tidak efektif belum teratasi - Hipertermia -Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi P: Observasi TTV, ketingkat kesadaran Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 LANJUTAN 17 Mei -Mengevaluasi bunyi suara napas. 2014-Mengukur tandaJam 09 tanda vital -Memonitor tetesan infus. -Memonitor asupan nutrisi klien -memberikan Jam 10.00 medikasi ranitidin 1 ampul IV Memberikan edukasi Jam 10.15 tentang DM: pengertian, penyebab, tanda dan gejala, akibat lanjut, cara perawatan dan mengontrol DM. Jam 11 Jam12.30 -Melaksanakan finger stick/GDS= 179 mg/dl - Memberikan insulin 8 unit. -Menganjurkan menghabiskan makan -Evaluasi tanda-tanda dehidrasi -Ukur banlance cairan -Anjurkan Klien minum +1500 mL -Monitor hasil elektrolit, GDS - Kaji ulang fungsi pernapasan, pertahankan batuk efektif. -Berikan Terapi mukolitik sesuai program -Observasi asupan nutrisi, berikan insulin sesuai program, periksa GDS sesuai jadwal berikan anti emetik aesuai program -Pertahankan kompres jika masih demam -Beri antipiretik dan anti Rita biotik. S: Klien mengatakan mual tidak ada, napsu makan sudah lebih baik, makan habis ¾ porsi tadi pagi, batuk kadang, slim berkurang di bandingkan kemarin, warna putih, encer. Klien menyebutkan pengertian DM, klien menyebutkan 2 dari 5 penyebab DM, klien menyebutkan 3 dari 8 tanda dan gejala DM, klien mneyebutkan 2 dari 4 akibat lanjut DM, klien menyebutkan 2 dari 5 cara perawatan danmengontrol DM O: Kesadaran: compos mentis, akral hangat, mukosa mulut lembab, tugur kulit elastis, -Klien makan yang disediakan dari bagian gizi, TD 100/55 mmHg, Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 LANJUTAN Jam 13.00 yang disiapkan. nadi 112 x/menit, suhu -mengukur balance 380c, RR 24X/menit. Ronhki-/- , cairan -GDS 179 mg/d -Balance cairan/ 7 jam ; 145 ml - Infus RL1 kolf/ 8 jam -Infus NaCl 3% 1 kolf/24 jam -Klien mengatakan DM: kencing manis -Klien mengatakan penyebab DM keturunan dan pola makan -Kklien mengatakan tanda dan gejala DM : lemas, cepat haus, dan cepat lapar - Klien menyebutkan komplikasi DM: buta dan jantung koroner Klien menyebutkan cara mengontrol DM dengan diit dan latihan jasmani. A: -kurang volume cairan tubuh teratasi sebagian -Bersihan jalan napas teratasi sebagian -hipertermia teratasi -Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan teratasi sebagian. Kurang pengetahuan, tentang kondisi, prognosis, kebutuhan pengobatan belum teratasi P: -Observasi TTV, ketingkat kesadaran -Evaluasi tanda-tanda dehidrasi -Ukur banlance cairan -Anjurkan Klien minum Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 LANJUTAN +1500 mL -Monitor hasil elektrolit, GDS -Kaji ulang fungsi pernapasan, pertahankan batuk efektif. -Berikan Terapi mukolitik sesuai program -Observasi asupan nutri, berikan insulin sesuai program, periksa GDS sesuai jadwal, berikan anti emetik aesuai program Pertahankan kompres jika masih demam -Beri antipiretik dan anti biotik. -berikan edukasi tentang Rita diit DM Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 LAMPIRAN 7 SATUAN ACARA PEMBELAJARAN Bidang studi : Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan Pokok bahasan : Diabetes Mellitus dan perawatannya Sub pokok bahasan : Diabetes Mellitus dan perawatannya Hari/Tanggal : Rabu, 18 juni 2014 Waktu : 30 menit Tempat : Lantai V Utara Sasaran : Tn.E A .Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat tubuh mengalami gangguan dalam mengontrol kadar gula darah. Sebagian besar faktor risiko dari kasus diabetes mellitus adalah perubahan gaya hidup yang cenderung kurang aktivitas fisik, diet tidak sehat dan tidak seimbang, mempunyai berat badan lebih (Obesitas), hipertensi, hipercholesterolemi, dan konsumsi alkohol serta konsumsi tembakau (merokok). Oleh karena itu, titik berat pengendalian Diabetes Melitus adalah pengendalian faktor risiko melalui aspek preventif dan promotif secara integrasi dan menyeluruh. Edukasi diberikan bertujuan untuk self management yang berkesinambungan untuk mencegah komplikasi akut maupun kronis. B. Tujuan Penyuluhan 1. Tujuan Umum Setelah mengikuti pelajaran tentang diabetes mellitus dan perawatannya, diharapkan sasaran mampu menerapkan perawatan yang tepat pada anggota keluarga dengan diabetes mellitus. 2. Tujuan Khusus Setelah diberikan penyuluhan kesehatan, diharapkan klien mampu: a. Menjelaskan pengertian diabetes mellitus dengan benar. b. Menjelaskan 4 dari 7 faktor risiko dari diabetes mellitus dengan benar. Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 LANJUTAN c. Menjelaskan 4 dari 9 tanda dan gejala dari penyakit diabetes mellitus dengan benar. d. Menjelaskan 3 dari 6 akibat lanjut dari diabetes mellitus dengan benar. e. Menjelaskan 3 dari 7 cara perawatan diabetes mellitus dengan benar. A. Materi Penyuluhan 1. Pengertian penyakit diabetes mellitus. 2. Penyebab penyakit diabetes mellitus. 3. Tanda dan gejala dari penyakit diabetes mellitus. 4. Akibat lanjut penyakit diabetes mellitus. 5. Perawatan penyakit diabetes mellitus. Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 LANJUTAN B. Kegiatan Acara Penyuluhan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Masyarakat Waktu 1. Pendahuluan a. Memberi salam pembuka, Menjawab salam dan 5 menit memperhatikan sikap dan tempat menyimak atau posisi klien dan keluarga. b. Mengeksplorasi pengetahuan Menyimak sasaran c. Menjelaskan pokok materi yang Menyimak akan disampaikan d. Menginformasikan tujuan Menyimak penyuluhan 2. Kegiatan Inti a. Pengertian diabetes mellitus Menyimak 20 menit b. Menjelaskan faktor-faktor penyebab Menyimak diabetes mellitus c. Menjelaskan tanda dan gejala Menyimak diabetes mellitus d. Menanyakan kembali tentang Menjawab pengertian, faktor penyebab dan tanda gejala e. Menjelaskan akibat lanjut dari Menyimak diabetes mellitus f. Menjelaskan perawatan/mengontrol cara Menyimak diabetes mellitus 3. Penutup a. Memberi evaluasi secara lisan Menjawab pertanyaan b. Menyimpulkan materi yang Menyimpulkan disampaikan bersama-sama c. Salam penutup sama Menjawab salam Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 bersama- 5 menit LANJUTAN C. Metode 1. Ceramah 2. Tanya jawab D. Media dan Alat 1. Media : leaflet, lembar balik 2. Alat : penggaris E. Sumber Pustaka Brunner and Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, Volume 2. EGC: Jakarta. Suegondo, S. (2004). Penatalaksanaan Diabetes Mellitus. Pusat Diabetes dan Lipid. FKUI: Jakarta. F. Evaluasi 1. Prosedur : Diberikan setelah materi penyuluhan 2. Waktu : 5 menit 3. Bentuk soal : Lisan 4. Jumlah soal : 5 soal 5. Jenis soal : Essay Butir soal Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas ! 1. Apa pengertian DM? 2. Sebutkan 3 dari 5 penyebab DM? 3. Sebutkan 3 dari 9 tanda dan gejala DM? 4. Sebutkan 3 dari 6 akibat lanjut DM? 5. Sebutkan 3 dari 7 cara perawatan/cara mengontrol DM? Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 LANJUTAN Kunci Jawaban 1. Pengertian Diabetes Melitus Diabetes Mellitus atau kencing manis adalah suatu keadaan dimana tubuh tidak cukup menghasilkan insulin, sehingga kadargula darah meningkat atau bertambah. 2. Penyebab Diabetes Melitus adalah a. Faktor genetik atau keturunan. b. Kegemukan c. Hipertensi d. Gaya hidup (makanan, aktifitas kurang/olahraga kurang, merokok). e. Riwayat kehamilan dengan kelahiran berat bayi lahir > 4000gr. 3. Tanda dan gejala Diabetes Melitus adalah TRIAS DM: Polifagi, polidipsi, poliuri. a. Polifagi atau sering merasa lapar. b. Polidipsi atau serinh merasa haus. c. Poliuri atau sering kencing. d. Cepat merasa lelah dan mengantuk. e. Berat badan menurun. f. Penglihatan kabur atau buram. g. Pada daerah kaki dan tangan sering terasa kesemutan/baal. 4. Akibat lanjut Diabetes Melitus adalah a. Penyakit jantung. b. jika ada luka, luka sukar sembuh. c. Terganggunya fungsi ginjal (lebih mudah mengidap gagal ginjal terminal). d. Cenderung mengalami kebutaan akibat kerusakan retina. e. Impotensi Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 LANJUTAN 5. Cara perawatan Diabetes Melitus a. Perencanaan makanan yang baik (batasi gula, lemak dan komsumsi sayuran ) b. Latihan jasmani 1) Jalan kaki : jangan lupa pake sendal. 2) Lari pagi. 3) Renang. 4) Bersepeda. c. Perawatan kaki : senam kaki DM. d. Uji kadar gula darah secara berkala e. Minum obat dengan teratur f. Kontrol berat badan g. Kontrol tekan darah h. Kontrol kadar kolesterol Pembimbing (Ns.Khairul Nasri S.Kep) Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 Jakarta, 17 juni 2014 Penyuluh (Rita melianna) LANJUTAN MATERI PENYULUHAN 1. Pengertian Diabetes Melitus Diabetes Mellitus atau kencing manis adalah suatu keadaan tubuh tidak mampu menghasilkan insulin seperti seharusnya, sehingga kadar gula darah meningkat. 2. Penyebab Diabetes Melitus adalah: a. Faktor genetik atau keturunan. b. Kegemukan c. Hipertensi d. Riwayat kehamilan dengan kelahiran berat badan bayi > 4000gr. e. Gaya hidup (makanan, aktifitas kurang/olahraga kurang). 3. Tanda dan gejala Diabetes Melitus adalah TRIAS DM : Polifagi, polidipsi, poliuri a. polifagi atau sering merasa lapar. b. polidipsi atau sering merasa haus. c. poliuri atau sering kencing. d. Cepat merasa lelah dan mengantuk. e. Berat badan menurun. f. Penglihatan kabur atau buram. g. Pada daerah kaki dan tangan sering terasa kesemutan/baal 4. Akibat lanjut Diabetes Melitus adalah a. Penyakit jantung. b. Jika ada luka, luka sukar sembuh. c. Terganggunya fungsi ginjal (lebih mudah mengidap gagal ginjal terminal). d. Cenderung mengalami kebutaan akibat kerusakan retina. e. Impotensi 5. Cara perawatan dan mengontrol Diabetes Melitus a. Perencanaan makanan (Batasi gula,lemak dan komsumsi sayuran) Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 LANJUTAN b. Latihan jasmani 1) Jalan kaki: jangan lupa pakai sandal. 2) Joging. 3) Lari pagi. 4) Renang. 5) Bersepeda. c. Perawatan kaki: senam kaki DM. d. Minum obat dengan teratur e. Kontrol berat badan f. Kontrol tekan darah g. Kontrol kadar kolesterol h. Kontrol kadar gula minimal 1 bulan sekali. Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 LAMPIRAN 8 SATUAN ACARA PEMBELAJARAN Bidang studi : Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan Pokok bahasan : Diet pada Diabetes Melitus Sub pokok bahasan : Diet pada diabetes melitus Hari/Tanggal : Rabu, 18 juni 2014 Waktu : 30 menit Tempat : Lantai V Utara Sasaran : Tn. E A. Tujuan Penyuluhan 1. Tujuan Umum Setelah mengikuti pelajaran tentang diit diabetes mellitus diharapkan sasaran mampu menerapkan program diit yang tepat. 2. Tujuan Khusus Setelah diberikan penyuluhan kesehatan, diharapkan klien mampu: a. Menjelaskan pengertian diit diabetes mellitus dengan benar. b. Menjelaskan 2 dari 4 tujuan diit dari diabetes mellitus dengan benar. c. Menjelaskan 2 dari 2 pengaturan diit diabetes mellitus dengan benar. d. Menjelaskan 5 dari10 bahan makanan yang di hindari dengan benar. e. Menjelaskan 2 dari 3 bahan makanan yang dibatasi dengan benar. f. Menjelaskan 4 dari 9 bahan makanan yang tidak di batasi g. Menjelaskan pembagian makanan sehari B. Materi Penyuluhan 1. Pengertian diit diabetes mellitus. 2. Tujuan diit diabetes mellitus. 3. Pengaturan diabetes mellitus. 4. Bahan makanan yang di hindari. 5. Bahan makanan yang di batasi 6. Bahan makanan yang tidak di batasi 7. Pembagian makanan sehasi. Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 LANJUTAN C. Kegiatan Acara Penyuluhan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Masyarakat Waktu 1. Pendahuluan a. Memberi pembuka, Menjawab salam salam dan 5 menit memperhatikan sikap dan tempat menyimak atau posisi klien dan keluarga. pengetahuan Menyimak b. Mengeksplorasi sasaran c. Menjelaskan pokok materi yang Menyimak akan disampaikan tujuan Menyimak d. Menginformasikan penyuluhan 2. Kegiatan Inti a. Pengertian diit diabetes mellitus Menyimak b. Menjelaskan tujuan diit diabetes Menyimak 20 menit mellitus c. Menjelaskan diit Menyimak pengaturan diabetes mellitus d. Menanyakan pengertian, kembali tentang Menjawab tujuan dan pengaturan diit diabetes melitus e. Menjelaskan bahan makanan Menyimak bahan makanan Menyimak yang dihindari f. Menjelaskan yang dibatasi g. Menjelaskan bahan makan yang Menyimak tidak di batasi. h. Menjelaskan pembagian Menyimak makanan sehari 3. Penutup Menjawab pertanyaan a. Memberi evaluasi secara lisan Menyimpulkan bersama- 5 menit b. Menyimpulkan materi yang sama Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 LANJUTAN disampaikan bersama-sama Menjawab salam c. Salam penutup D. Metode 1. Ceramah 2. Tanya jawab E. Media dan Alat 1. Media : leaflet 2. Alat :- F. Sumber Pustaka Almatsier, Sunita. (2006). Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Brunner and Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, Volume 2. EGC: Jakarta. G. Evaluasi 1. Prosedur : Diberikan setelah materi penyuluhan 2. Waktu : 5 menit 3. Bentuk soal : Lisan 4. Jumlah soal : 5 soal 5. Jenis soal : Essay Butir soal Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas ! 1. Apa pengertian diit DM? 2. Sebutkan 3 dari 4 tujuan dair diit DM? 3. Sebutkan 2 dari 2 pengaturan diit DM? Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 LANJUTAN 4. Sebutkan 4 dari 9 bahan makanan yang dihindari penderita DM? 5. Sebutkan 2 dari 3 bahan makanan yang di batasi. 6. Sebutkan 3 dari 7 dahan makanan yang tidak dibatasi. 7. Sebutkan pembagian makanan sehari. Kunci Jawaban a. Pengertian diit Diabetes Melitus adalah pengaturan pemberianmakanan yang dianjurkan pada pasiendiabetes melitus mengacu pada berat badan ideal/normal.. b. Tujuan diit Diabetes Melitus adalah 1. Menurunkan kadar gula darah menjadi normal 2. Menurunkan gula darah dalam urine menjadi negatif 3. Mencapai berat badan ideal/normal 4. Dapat melakukan kegiatan sehari- hari c. Pengaturan diit 1. Makan secara teratur sesuai dengan jumlah, jenis, dan jadwal makan yang telah ditentukan. Jumlah disesuaikan dengan berat badan ideal/normal, jenis makanan yang bersifat mudah di cerna, lama di serap perlahan- lahan” Slow realesed”, jadwal makan disesuaikan waktu pemberian makan (6 kali pemberian :3 kali makan besar,2-3 kali makan selingan). 2. Gunukan daftar gahan makanan penukar (DBMP) untuk memilih bahan makanan yang di senangi. d. Bahan makanan yang di hindari Badan makanan yang mengandung didrat arang murni seperti: gula murni (gula pasir, gula merah), dan makanan yang diolah dengan menggunakan gula murni yaitu: permen, dodol, cake, es krim, makanan dan minuman dalam kaleng/ botol, tape, susu kental manis, serta bahan makanan banyak natrium sepert, ikan asin, telur asin, dll. e. Bahan makanan yang di batasi Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 LANJUTAN 1. Sumber karbohidrat kompleks,seperti nasi, ketan, roti, mie, kentang,singkong, ubi, talas, makaroni, bihun, tepung- tepungan dan bahan olahan lainnya. 2. Sumber protein seperti, kacang- kacangan, tahu, tempe. 3. Sumber vitamin dan mineral seperti sayur- sayuran dan buah- buahan disesuaikan dengan jumlah porsi yang dianjurkan. f. Bahan makanan yang tidak di batasi Bahan makanan yang termasuk di dalam kelompok sayuran seperti : oyong, jamur kuping segar, ketimun, labu air, lobak, slada air dan tomat. g. Pembagian makanan sehari Pagi: 07 Nasi : 150 gr ¾ gelas Telur : 50 gr 1 butir Tempe/tahu: 25 gr 1 potong Sayur: 100 gr 1 gelas Minyak: 5 gr ½ sdm Pkl 10.00 Buah 200 Nasi 200 gr 2 porsi Siang Daging/ikan 40 gr 1 gelas 1 potong Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 LANJUTAN Sayur 100 gr Minyak 5 gr 1 gelas ½ sdm Pkl 16.00 Buah 200 gr 2 porsi Nasi 200 gr 1 gelas Daging/ikan 40 gr 1 potong Tempe/tahu 50 gr 1 potong Malam Sayur bebas Minyak 2gr ½ sd Pembimbing (Ns. Arcellia Faroky S.Kep ) Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 Jakarta, 18 2014 Penyuluh (Rita melianna) LANJUTAN MATERI PENYULUHAH Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi. Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetic dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Sundaru,2005). Sebagian besar faktor risiko dari kasus diabetes mellitus adalah perubahan gaya hidup yang cenderung kurang aktivitas fisik, diet tidak sehat dan tidak seimbang,dan mempunyai berat badan lebih (Obesitas). Oleh karena itu, titik berat pengendalian Diabetes Melitus adalah pengendalian faktor risiko melalui aspek preventif dan promotif secara integrasi dan menyeluruh. Kontrol glukosa darah merupakan hal yang terpenting di dalam pengendalian dan pengelolaan DM. Sri Anani (2012) menyatakan ada hubungan antara kebiasaan makan dengan kadar gula darah., dan penelitian yang di lakukan oleh Prayoga dan Suprihatin (2012) mengatakan ada hubungan antara pola diit tepat jumlah, jadwal, jenis makanan dan kadar gula darah. Pengendalian DM ditujukan untuk menormalkan kadar glukosa darah dengan perencaan makanan yang baik. 1. Pengertian diit pada Diabetes Melitus Adalah pengaturan pemberianmakanan yang dianjurkan pada pasiendiabetes melitus mengacu pada berat badan ideal/normal. 2. Tujuan diit adalah: a. Menurunkan kadar gula darah menjadi normal b. Menurunkan gula darah dalam urine menjadi negatif c. Mencapai berat badan ideal/normal d. Dapat melakukan pekerjaan sehari-hari. 3. Pengaturan diit a. Makan secara teratur sesuai dengan jumlah, jenis, dan jadwal makanan yang telah ditentukan. Jumlah disesuaikan dengan berat badan ideal/normal, jenis makanan yang bersifat mudah di cerna, lama di serap perlahan- lahan” Slow Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 LANJUTAN realesed”, jadwal makan disesuaikan waktu pemberian makan (6 kali pemberian :3 kali makan besar,2-3 kali makan selingan). b. Gunukan daftar gahan makanan penukar (DBMP) untuk memilih bahan makanan yang di senangi. 4. Bahan makan yang di hindari Badan makanan yang mengandung didrat arang murni seperti: gula murni (gula pasir, gula merah), dan makanan yang diolah dengan menggunakan gula murni yaitu: permen, dodol, cake, es krim, makanan dan minuman dalam kaleng/ botol, tape, susu kental manis, serta bahan makanan banyak natrium sepert, ikan asin, telur asin, dll. 5. Bahan makanan yang dibatasi a. Sumber karbohidrat kompleks,seperti nasi, ketan, roti, mie, kentang,singkong, ubi, talas, makaroni, bihun, tepung- tepungan dan bahan olahan lainnya. b. Sumber protein seperti, kacang- kacangan, tahu, tempe. c. Sumber vitamin dan mineral seperti sayur- sayuran dan buah- buahan disesuaikan dengan jumlah porsi yang dianjurkan. 6. Bahan makanan yang tidak di batasi Bahan makanan yang termasuk di dalam kelompok sayuran seperti : oyong, jamur kuping segar, ketimun, labu air, lobak, slada air dan tomat. 7. Pembagian makanan sehari Pagi: 07 Nasi : 150 gr ¾ gelas Telur : 50 gr 1 butir Tempe/tahu: 25 gr 1 potong Sayur: 100 gr Minyak: 5 gr 1 gelas ½ sdm Pkl 10.00 Buah 200 2 porsi Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 LANJUTAN Siang Nasi 200 gr Daging/ikan 40 gr Sayur 100 gr Minyak 5 gr 1 gelas 1 potong 1 gelas ½ sdm Pkl 16.00 Buah 200 gr Malam Nasi 200 gr 1 gelas Daging/ikan 40 gr 1 potong Tempe/tahu 50 gr 1 potong Sayur Minyak 2 porsi bebas 2 gr Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014 LANJUTAN Analisis praktik ..., Rita Melianna, FIK UI, 2014