KARYA TULIS ILMIAH PENGOBATAN BIANG KERINGAT RUBRA DENGAN KRIM MINYAK KELAPA (VCO) ( PADA AN. U UMUR 5 TAHUN DI BPM YUSTIN TRESNOWATI KEBUMEN Diajukan Untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun oleh: Fatimah Nur Rahma B1301053 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG TAHUN 2016 i ii ii iii iii iv iv KARYA TULIS ILMIAH PENGOBATAN BIANG KERINGAT RUBRA DENGAN KRIM MINYAK KELAPA (VCO) ( PADA AN. U UMUR 5 TAHUN DI BPM YUSTIN TRESNOWATI ROWOKELE, KEBUMEN1 Fatimah Nur Rahma2, Hastin Ika Indriyastuti, riyastuti, S.SiT, MPH3 Intisari Latar Belakang: Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki prevalensi penyakit kulit cukup tinggi. Salah satu penyakit kulit pada anak adalah biang keringat. Biang keringat adalah salah satu gangguan pada kulit akibat keringat berlebihan disertai dise sumbatan saluran kelenjar keringat. Ada banyak cara menghambat penyebaran biang keringat. untuk mempercepat penyembuhan dan menghambat Dua pengobatannya adalah dengan medis (konvensional)) dan non non-medis (nonkonvensional). Penggunaan pengobatan medis terlalu sering akan berdampak terutama bagi tubuh anak anak-anak karena memiliki efek samping. Sedangkan dalam pengobatan non-medis medis dapat berupa tindakan dan pengobatan secara tradisional yang bertujuan untuk menghindari dari pengobatan medis. Oleh sebab itu, penulis membuat embuat sebuah inovasi pengobatan non non-medis medis dengan bahan tradisional tradisional. Krim minyak kelapa (VCO VCO) tersebut terbuat dari bahan-bahan alami, seperti campuran tepung tapioka, tepung jagung atau maizena, minyak kelapa murni ((virgin coconut oil)) dan minyak zaitun sebagai pengharum. Tujuan: Pengobatan atan ini dilakukan untuk melakukan asuhan pada balita dengan masalah biang keringat rubra menggunakan krim minyak kelapa ((VCO). Metode: Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif den dengan pendekatan studi kasus. kasus Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan sekunder. sekunder Sedangkan, analisa data dilakukan dengan 3 metode yaitu reduksi, penyajian data dan kesimpulan. Hasil: Pengobatan krim minyak kelapa (VCO) berpengaruh dalam pengobatan masalah biang keringat kalsifikasi rubra dengan lama proses penyembuhan selama 3 hari dengan 3 kali penggunaan dalam sehari tanpa ada tanda alergi. Simpulan: Inovasi ini dapat diaplikasikan sebagai pengobatan dengan masalah biang keringat rubra.. Kata kunci Kepustakaan Jumlah Halaman : krim, minyak kelapa, minyak zaitun, tepung tapioka, tepung maizena, biang keringat : 17 (2006-2015) : 54 halaman 1 Judul Mahasiswa Prodi DIII Kebidanan 3 Dosen STIKES Muhammadiyah Gombong 2 v SCIENTIFIC PAPER TREATMENT OF RUBRA’s PRICKLY HEAT WITH CREAM COCONUT OIL (VCO) TOWARDS U, 5 YEAR-OLD OLD IN PRIVATE MIDWFERY OF MIDWIFE YUSTIN TRESNOWATI AT ROWOKELE, KEBUMEN1 Fatimah Nur Rahma2, Hastin Ika Indriyastuti, S.SiT, MPH3 Abstract Background: Indonesia is a tropical country that has a fairly high prevalence of skin diseases. One of the skin diseases suffered by children is prickly heat. Prickly heat is a disorder of the skin due to excessive sweating accompan accompanied by blockage of sweat gland channels. There are many ways to t heal quickly and to stop the heat Two of the ways are by performing medical (conventional) spread of prickly heat. and non-medical medical (non (non-conventional) treatments. The medical treatment which is done too often will have an impact to the body, especially the children’s body because they have side effects. medical treatment may be an effects Whereas the non-medical action and traditional treatment that aims to avoid the medical treatment. Therefore, the writer makes an innovative non-medical treatment by using traditional materials.. Those are coconut oil (VCO) creams made from natural ingredients, such as a mixture of tapioca starch, corn starch, pure coconut oil (virgin coconut oil) and olive oil as fragrances fragrances. Objective: To perform a midwifery care by giving treatment to heal prickly heat of an infant with rubra’s rubra prickly heat problem using coconut oil (VCO) cream. Method: This scientific paper was done by using qualitative descriptive method by conducting case study.The stud The data collection was done by collecting primary data and secondary data. While the method of data processing was done using 3 different methods of reduction, data presentation, and conclusion. Results: The results showed that the traditional cream gives an effect in the treatment of rubra’s ’s prickly heat problems with the long process of healing for 3 days without any signs of allergy. Conclution: The inovation can be implemented or applied to the treatment of rubra’s prickly heat problems problems. Keyword : traditional cream, coconut oil, olive oil, tapioca starch, corn starch, prickly heat Bibliography : 17 (2006-2015) Number of pages : 56 pages 1 Title Student of DIII Program of Midwifery Dept. 3 Lecturer of Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong 2 vi KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahi Rabbil’alamin. Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuwata’ala, atas rahmat dan karunia-Nya, kepada Rasulullah Salallahu ‘alaihi waalihi yang telah membimbing umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang. Terimakasih atas anugrah yang diberikan pada hamba sehingga karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengobatan Biang Keringat Rubra dengan Krim Minyak Kelapa (VCO) pada An. U Umur 5 Tahun di BPM Yustin Tresnowati Kebumen” dapat terselesaikan. Dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuan berupa dorongan, arahan, dan data yang diperlukan mulai dari persiapan, tempat, pelaksanaan asuhan, dan penyelesaiannya. Apresiasi dan terima kasih ditujukan kepada: 1. Makdhan Anis, S.Kep.Ns., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Gombong, 2. Hastin Ika Indriyastuti, S.Si.T,M.P.H., selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan dan pembimbing akademik yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini, 3. Yustin Tresnowati, S.SiT, selaku pembimbing klinik yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini, 4. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik materil maupun moril, dorongan semangat dan doa yang tiada henti, 5. Keluarga An. U, selaku keluarga pasien yang telah banyak membantu dalam kelancaran kegiatan berlangsung, 6. Semua teman-teman D3 Kebidanan angkatan 2013, yang telah membantu penulis dalam penyelesaian laporan asuhan berkelanjutan ini, 7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan laporan asuhan berkelanjutan ini. Menyadari akan berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh penulis, baik pengetahuan maupun pengalaman tentunya laporan asuhan berkelanjutan ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Semoga Allah Subhanahuwata’ala, senantiasa memberikan rahmat dan hidayah yang tidak berkesudahan dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh vii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. INTISARI ........................................................................................................ ABSTRACT ..................................................................................................... KATA PENGANTAR ..................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................................ DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................ B. Tujuan .............................................................................................. C. Manfaat ............................................................................................ BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ................................................................................. 1. Balita ........................................................................................... a. Pengertian ................................................................................ b. Masalah atau Penyakit Umum ................................................ 2. Biang Keringat ............................................................................ a. Pengertian ................................................................................ b. Etiologi .................................................................................... c. Klasifikasi ............................................................................... d. Tanda dan Gejala .................................................................... e. Pencegahan .............................................................................. f. Penatalaksanaan ....................................................................... 3. Pengobatan Medis ....................................................................... a. Antihistamin ............................................................................ b. Vitamin Calcium lactate ......................................................... c. Calamine lotion ....................................................................... d. Kalium Permanganat ............................................................... 4. Obat Tradisional.......................................................................... a. Pengertian ................................................................................ b. Tujuan ..................................................................................... c. Kelemahan............................................................................... 5. Krim Minyak Kelapa (VCO) ...................................................... a. Pengertian ................................................................................ b. Syarat Pembuatan Krim .......................................................... c. Basis Krim ............................................................................... d. Keuntungan dan Kerugian ...................................................... e. Efektivitas ............................................................................... f. Proses Pembuatan Krim Minyak Kelapa (VCO) ..................... viii i ii iii iv v vi vii viii x xi xii 1 6 6 7 7 7 7 8 9 10 10 13 14 15 17 17 19 20 22 22 22 23 24 25 25 26 27 28 29 29 g. Cara Penggunaan .................................................................... B. Kerangka Teori ................................................................................ BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ................................................................................ B. Tempat dan Waktu .......................................................................... C. Subyek ............................................................................................. D. Instrumen ........................................................................................ E. Teknik Analisa Data ........................................................................ BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ................................................................................................ B. Pembahasan ..................................................................................... BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................... B. Saran ................................................................................................ DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix 33 35 36 36 36 37 37 42 46 52 52 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Peralatan yang digunakan untuk pembuatan krim minyak kelapa.... 29 Tabel 2.2 Bahan yang digunakan untuk pembuatan krim minyak kelapa........ 29 Tabel 4.1 Pengamatan hasil aplikasi krim minyak kelapa................................ 44 x DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Langkah-langkah pembuatan krim minyak kelapa (VCO)............ 27 Gambar 2.2 Kerangka teori................................................................................ 35 xi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 SOP Pengobatan Biang Keringat Rubra dengan Krim Minyak Kelapa (VCO) Lampiran 2 Surat Pernyataan Bidan Lampiran 3 Surat Pernyataan Pasien Lampiran 4 Lembar Observasi Pengamatan Pasien Lampiran 5 Kuesioner Hasil Penggunaan Krim Minyak Kelapa (VCO) sebagai Pengobatan Biang Keringat Rubra Lampiran 6 Gambar Pasien Lampiran 7 Lembar Leaflet Lampiran 8 Lembar Konsultasi xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini para orang tua belum menyadari bahwa menjaga kesehatan kulit pada anak sama pentingnya dengan menjaga kesehatan kulit pada orang dewasa. Untuk menjaga kesehatan kulit ini diperlukan perawatan rutin sejak usia dini. Perawatan rutin kulit juga menunjukkan rasa cinta seorang ibu pada buah hatinya, karena sentuhan ibu sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak (Setyawati, 2013). Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh para ibu dalam mendidik dan merawat anak adalah perawatan kulitnya. Kulit bisa dikatakan sangat sensitif. Kulit juga merupakan organ tubuh terluar yang terus menerus bersinggungan dengan lingkungan luar, sehingga senantiasa aktif mengadakan penyesuaian diri dengan perubahan lingkungan. Keadaan makroskopis dan mikroskopis kulit mencerminkan kesehatan individu dan berbeda-beda sesuai dengan umurnya (Djuanda, 2009). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization, 2006) melaporkan tiap tahun terdapat 80% penderita biang keringat (miliaria), diantaranya 65% terjadi pada bayi dan balita. Berdasarkan harian Kompas Jakarta 15 Desember 2008 melaporkan 49,6% penduduk Indonesia beresiko terkena biang keringat (miliaria). Sebagian besar sering terjadi pada bayi terutama di kota-kota besar yang panas dan pengap (Dewi Susilowati, 2015). 1 2 Indonesia merupakan negara beriklim tropis, karena letaknya dilewati oleh garis khatulistiwa. Hal ini yang menyebabkan Indonesia mendapatkan intensitas matahari yang tinggi. Sinar matahari merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan. Sinar matahari yang mencapai permukaan bumi terdiri dari 3 macam komponen: cahaya, sinar ultra violet (UV), dan sinar infra merah. Sinar ultra violet memiliki energi yang cukup tinggi sehingga mempengaruhi tubuh manusia terutama pada kulit (Pratama, 2008). Prevalensi penyakit kulit di Indonesia cukup tinggi baik oleh bakteri, virus atau jamur sebesar 45%. Selain itu bergantung pada lingkungan dan kondisi setiap individu. Trauma kecil dapat menyebabkan tempat masuknya mikroorganisme ke kulit (Setyawati, 2013). Salah satu penyakit kulit pada anak adalah biang keringat yang sering tidak diperdulikan oleh banyak orang karena tidak berbahaya. Biang keringat yang disebut juga sebagai sudamina, liken tropikus, biang keringat, keringat buntet, prickle heat adalah salah satu gangguan pada kulit akibat keringat berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar keringat berupa bintik-bintik merah yang timbul pada sekujur tubuh. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh sel-sel pada balita yang belum sempurna sehingga terjadilah sumbatan yang mengakibatkan retensi keringat (Suhartiningsih, 2015). Penelitian di Indonesia terdapat 282 kasus (22,79%) dari 8919 kasus balita menderita penyakit kulit biang keringat. Biang keringat menempati urutan ke-7 dari 10 penyakit kulit bayi dan balita. Insiden penyakit 3 kulit biang keringat ini akan meningkat sampai 50% pada iklim panas dan lembab. Di bagian Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) terdapat 15% yang menderita penyakit kulit biang keringat yang berobat ke Poliklinik Ilmu Kesehatan Anak (Setyawati, 2013). Penyebab biang keringat antara lain karena udara yang panas dan lembab, sinar ultraviolet (UV), atau karena pengaruh pakaian yang tidak menyerap keringat. Penyebab lain adalah tersumbatnya pori-pori kelenjar keringat oleh bakteri yang menimbulkan peradangan dan edema akibat keringat yang tidak keluar dan diabsorbsi oleh stratum korneum. Pori-pori sejati pada bayi berfungsi sebagai sistem kerja kelenjar keringat yang fungsinya belum sempurna sehingga bila bayi kepanasan akan menimbulkan biang keringat. Keringat bayi yang keluar terkumpul dibawah kulit, kemudian akan muncul bintik-bintik merah dan akan menimbulkan rasa gatal, terutama di daerah paha dan bagian tubuh yang tertutup (Azis, 2014). Menurut Setyawati (2013), bayi dan balita yang mengalami biang keringat menjadi rewel akibat rasa gatal dan orang tua biasanya mengeluh karena pola tidur bayinya terganggu seperti gelisah, tidak nyenyak dan lainnya. Rasa gatal dan panas yang disebabkan oleh biang keringat, juga dapat menyebabkan penderita mengalami infeksi. Dalam penjelasan yang diberikan oleh Mayo Clinic (2014), bahwa biang keringat dapat berbahaya jika muncul tanda-tanda infeksi. Hal ini harus mendapatkan pengobatan secara langsung oleh dokter jika anak mengalami 4 peningkatan rasa sakit, bengkak, kemerahan atau panas di sekitar daerah yang terkena, terdapat nanah pada luka, pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak, leher atau selangkangan, demam atau kedinginan. Tidak hanya itu, hal lain selain infeksi yang dapat lebih membahayakan adalah muculnya gejala heat stroke. Heat stroke adalah kondisi yang disebabkan karena tubuh mengalami panas atau demam yang berlebihan pada tubuh (biasanya jika suhu tubuh sekitar 40oC atau bahkan lebih tinggi. Sehingga diperlukan perawatan darurat, jika tidak maka akan cepat merusak otak, jantung, ginjal, dan otot. Pengobatan yang lebih lama tertunda akan memperburuk kerusakan, meningkatkan komplikasi serius atau bahkan kematian (Mayo Clinic, 2014). Ada banyak cara untuk mempercepat penyembuhan dan menghambat penyebaran biang keringat, yaitu dengan medis (konvensional) dan non-medis (non-konvensional). Pengobatan medis dapat berupa konsumsi obat antihistamin, penggunaan krim hidrokortison, atau memakai lotion calamine. Penggunaan pengobatan medis terlalu sering akan berdampak bagi tubuh terutama anak-anak karena mengandung bahan kimia. Sedangkan dalam pengobatan non konvensional, dapat berupa tindakan atau aktivitas pencegahan atau pengobatan secara mandiri dan tradisional seperti memandikan bayi dan balita secara rutin, mengenakan pakaian yang berbahan katun agar mampu menyerap keringat, serta menggunakan bahan-bahan tradisional. Menurut WHO (2002), pengobatan tradisional adalah jumlah pengetahuan, keterangan, dan praktek-praktek yang berdasarkan teori, keyakinan, dan pengalaman 5 masyarakat mempunyai adat budaya berbeda digunakan untuk memelihara kesehatan seperti pencegahan, diagnosa, pengobatan fisik atau mental (Mazelan, 2011). Hal ini diterapkan pada pengobatan biang keringat sebagai krim minyak kelapa (VCO). Berdasarkan Evangelista etc. (2010), minyak kelapa (VCO) dapat menyembuhkan >75% (berdasarkan Scoring) dari 59 sampel atopic dermatitis. Selain itu, berdasarkan presentasi penilaian TEWL didapatkan hasil penyembuhan yang signifikan yaitu 70.07 dan kapasitas kulit menjadi lebih meningkat yang semula 32.0 menjadi 42.30 dengan tingkat kenyamanan tidur menjadi meningkat pula. Kesimpulannya adalah minyak kelapa (VCO) mampu digunakan sebagai krim antiinflamasi untuk mengatasi masalah kronis maupun akut pada kulit. Keuntungan lain dijelaskan bahwa VCO mampu mengurangi radikal bebas karena kandungan asam ferulic dan asam p-coumaric yang dapat digunakan sebagai antioksidan. Penggunaan VCO sebagai skin barrier disini juga didapatkan hasil mampu membunuh berbagai mikroba sehingga dapat digunakan sebagai antibakteri (International Journal of Dermatology, 2010) Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengaplikasikan asuhan inovasi mengenai pengobatan tradisional untuk dituangkan dalam sebuah Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pengobatan Biang Keringat Rubra dengan Krim Minyak Kelapa (VCO) pada An. U Umur 5 Tahun di BPM Yustin Tresnowati Kebumen”. 6 B. Tujuan 1. Tujuan Umum Melakukan asuhan pada balita dengan masalah biang keringat rubra menggunakan krim minyak kelapa (VCO). 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui kriteria balita dengan masalah biang keringat rubra. b. Untuk mengetahui waktu dan proses penyembuhan biang keringat rubra menggunakan krim minyak kelapa (VCO). c. Untuk mengetahui keefektivitasan penggunaan krim minyak kelapa (VCO) dalam pengobatan biang keringat rubra. C. Manfaat 1. Manfaat Praktis Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi berbagai pihak untuk memberikan motivasi asuhan dan pengembangan terhadap inovasi, serta diharapkan dapat membantu pihak lain dalam penyajian informasi untuk penelitian serupa. 2. Manfat Teoritis Hasil karya tulis ilmiah ini dapat digunakan sebagai bahan referensi atau masukan bagi perkembangan pengobatan non-medis (non-konvensional) bagi masyarakat dan tenaga kesehatan. DAFTAR PUSTAKA A.M., Marina, et al. 2008. Antioxidant capacity and phenolic acids of virgin coconut oil. International Journal of Food Sciences and Nutrition 60 (01). http://dx.doi.org/10.1080/09637480802549127. Akses 29 Feb 2016. Adam, Ralf. 2008. Skin Care of the Diaper Area. Pediatric Dermatology 25 (04). http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.15251470.2008.00725.x/pdf Akses 19 Feb 2016. Arifianto. 2014. Orangtua Cermat, Anak Sehat. Jakarta: Gagas Media. Bahren, R.D., dkk. 2014. Majalah Kesehatan Muslim: Membersihkan Kulit Wajah dan Hati (Edisi XIV) D. Susilowati, & Triwik S. M. 2015. Pengaruh Air Rebusan Kayu Secang dalam Penyembuhan Biang Keringat pada Bayi. jurnal.poltekkessolo.ac.id/index.php/Int/article/view/139. Akses 29 Feb 2016. Direktorat Bina Farmasi. 2006. Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas. Jakarta: Departemen Kesehatan Van P., Azis. 2014. Mama Aku Sakit: 100% Dijamin Berhasil. Jakarta: Lembar Langit Indonesia. Djuanda, S., dan Sri A. S., 2003. Dermatitis. Dalam: Djuanda, A. et al., ed. 3 Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 126-131. Hariyadi. 2010. Proses Pembuatan Maizena. pertanian.trunojoyo.ac.id/wpcontent/uploads/2012/03/7Jurnal-embrio-iffan.pdf. Akses 03 Maret 2016. Hariana, D.H.A. 2008. Ramuan Lengkap Herbal Taklukan Penyakit. Jakarta: Niaga Swadaya. ______________. 2010. 812 Resep untuk Mengobati 236 Penyakit. Jakarta: Niaga Swadaya. ______________. 2013. 262 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya Grup. Imam, B. P. 2008. Pemakaian Antihistamine pada Anak. Medan: FK USU. Indah, Yunita (Ed.). 2015. Superbook for Supermom. Jakarta: Fmedia. Juliagar, R.N. (Ed). 132 Jawaban Dokter Untuk Perawatan & Perkembangan Bayi: 0 - 12 Bulan. Jakarta: AnakKita. L. Edahwati. 2011. Aplikasi Penggunaan Enzym Papain dan Bromelin Terhadap Perolehan VCO. Surabaya: UPN Press. M.T.P., Evangelista. 2014. The effect of topical virgin coconut oil on SCORAD index, transepidermal water loss, and skin capacitance in mild to moderate pediatric atopic dermatitis: a randomized, doubleblind, clinical trial. International Journal of Dermatology (53). http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24320105. Akses 29 Feb 2016. N.R. Sari. 2015. Pengaruh Tepung Jagung dan Minyak Zaitun Terhadap Perawatan Kulit Wajah. lib.unnes.ac.id/20469/1/5402410016-s.pdf. Akses 03 Maret 2016. Okta, D. R., dkk. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi/ Balita dan Anak Prasekolah untuk Para Bidan. Jakarta: Deepublish. Peter, L. 2012. Eczema Medications and Treatments. US: Northwestren University. R. I. K., Dianzy & Suhartiningsih. 2015. Pengaruh Proporsi Pati Bengkuang dan Tepung Kacang Hijau terhadap Sifat Fisik dan Jumlah Mikroba Bedak Dingin. Jurnal Tata Rias 04 (01). http://ejournal.unesa.ac.id/jurnal/jurnal-tatarias/abstrak/10323/pengaruh-proporsi-pati-bengkuang-dan-tepungkacang-hijau-terhadap-sifat-fisik-dan-jumlah-mikroba-bedak-dingin. Akses 29 Feb 2016. S.E. Setyawati. 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Biang Keringat (Miliaria) pada Anak Usia 0-1 tahun di Posyandu Desa Pereng Mojogedang Karanganyar. digilib.stikeskusumahusada.ac.id/download.php?id=388. Akses 03 Maret 2016. S. Koswara. 2009. Teknologi Pengolahan Jagung. tekpan.unimus.ac.id/wp.../07/Teknologi-Pengolahan-Jagung-Teori-danPraktek.pdf. Akses 03 Maret 2016. V.M. Verallo-Rowell, et al. 2008. Novel Antibacterial and Emollient Effects of Coconut and Virgin Olive Oils. International Journal of Dermatology 19 (06). http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19134433. Akses 29 Feb 2016. W.A. Pratama. 2008. Uji SPF In Vitro dan Sifat Fisik Beberapa Produk Tabir Surya yang Beredar di Pasaran. Jurnal UGM. mf.farmasi.ugm.ac.id/files/63._Makalah_Wiweka_karim.pdf. Akses 03 Maret 2016. LAMPIRAN Lampiran 1 SOP PENGOBATAN BIANG KERINGAT RUBRA DENGAN KRIM MINYAK KELAPA (VCO) Pengertian : Praktek pengobatan biang keringat menggunakan krim minyak kelapa (VCO) yang terbuat dari bahan-bahan alami. Tujuan : a. Untuk mengetahui kriteria biang keringat rubra b. Untuk mengetahui waktu dan proses penyembuhan c. Untuk menghilangkan rasa panas dan gatal anak Kebijakan : Balita dengan masalah biang keringat rubra Petugas : Bidan Peralatan dan : 1. Parutan kelapa Bahan 2. Sendok sayur 3. Sendok makan 4. Toples 5. Mangkuk 6. Tempat salep 7. Kelapa parut 8. Minyak kelapa 9. Tepung maizana 10. Tepung tapioka 11. Minyak zaitun Prosedur Pelaksanaan : A. Tahap Pra Interaksi 1. Kontrak balita berusia 1-5 tahun yang memiliki keluhan biang keringat rubra. B. Tahap Kerja 1. Anamnesa Klien (meliputi identitas, keluhan yang dialami, pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari, lamanya biang keringat yang telah dialami, dan pengobatan yang telah dilakukan). 2. Melakukan pemeriksaan (meliputi berat badan, tinggi badan, tandatanda vital). 3. Melakukan diagnosa berdasarkan hasil pemeriksaan. 4. Menjelaskan mengenai biang keringat. 5. Menjelaskan mengenai krim minyak kelapa (VCO). 6. Membuat krim tradisional a. Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) b. Pembuatan santan c. Diamkan selama 2 jam d. Ambil lapisan atas untuk didiamkan selama 8 jam e. Ambil lapisan yang paling atas (minyak kelapa murni) f. Pencampuran bahan 7. Menjelaskan cara penggunaan a. Krim ini digunakan sebanyak 3 kali dalam sehari dengan waktu sesudah mandi dan sebelum tidur. b. Pemberian dilakukan dengan cara dioleskan pada daerah yang terkena biang keringat secara tipis-tipis saja selama 3-4 hari pengobatan. c. Setelah dioleskan biarkan mengering pada daerah biang keringat, karena krim ini bersifat tidak lengket di kulit melainkan seperti bedak yang akan menghaluskan. d. Tetap menjaga kebersihan pakaian, kuku, dan tempat tidur untuk menghindari dari bakteri yang mungkin akan masuk ke dalam luka karena biang keringat. e. Penggunaan krim minyak kelapa (VCO) digunakan untuk masalah biang keringat dengan klasifikasi rubra. 8. Evaluasi kejelasan pasien mengenai konseling yang telah diberikan. 9. Memberitahukan pasien bahwa akan dilakukan pengamatan lebih lanjut sampai pasien sembuh. 10. Melakukan pengamatan pada proses penyembuhan. Lampiran 4 Keterangan/ Status Pemberian Pemberian hari ke- Hari ke-1 Pemberian Krim Minyak Kelapa (VCO) Hasil diagnosa yang dapat ditegakkan untuk An. U umur 5 tahun yaitu biang keringat dengan klasifikasi rubra. Diagnosa diberikan berdasarkan keluhan pada An. U seperti rasa gatal dan pedih sehingga mengganggu aktivitas dan tidur, selain itu nampak bintik berisi cairan disertai warna kulit kemerahan dan kasar. An. U belum mendapatkan pengobatan untuk biang keringat yang dialaminya selama 4 hari. Hasil Aplikasi Pagi Sore Malam √ √ √ (Jam 10.00) (Jam 16.00) (Jam 20.00) Sebelum pemberian dilakukan, anamnesa (meliputi identitas, lama menderita biang keringat, pengobatan atau tindakan yang telah dilakukan untuk mengatasinya, dsb), pemeriksaan, menentukan diagnosa, pengkajian pengetahuan tentang biang keringat dan konseling pemberian krim minyak kelapa (VCO). Konseling yang diberikan yaitu cara pembuatan krim dan cara penggunaannya yaitu 3 kali sehari setelah mandi dan sebelum tidur menggunakan media leflet. Ibu responden mengerti dan bersedia melakukan pengobatan biang keringat rubra agar An. U dapat sembuh. Hari ke-2 Hari ke-3 Warna kemerahan pada kulit sudah mulai menghilang, cairan pada bintik-bintik juga mulai mengempis dan hilang dan kulit masih kasar. Kemerahan telah pudar sepenuhnya, bintik juga sudah tidak terlihat dan kulit nampak menjadi halus setelah pengobatan menggunakan krim minyak kelapa (VCO) √ √ √ (Jam 06.00) (Jam 15.00) (Jam 19.00) √ √ √ (Jam 06.30) (Jam 16.00) (Jam 19.00) Tidak ada masalah dalam pemberian krim pada An. U, bahkan keluarga responden merasa menjadi lebih dekat karena harus mengikuti jadwal pemberian krim. Terkadang sebelum berangkat sekolah, An. U bahkan mengoleskannya pada kening layaknya bedak. Pengamatan terhadap tanda alergi dan pengobatan tetap dilakukan dengan mengobservasi keadaan kulit, motivasi hidup sehat dan melakukan perawatan kulit dengan biang keringat rubra serta melanjutkan terapi. Motivasi untuk mempertahankan hidup sehat dan menjaga kesehatan kulit untuk mencegah kejadian biang keringat berulang. Mengamati efek penggunaan krim minyak kelapa VCO paska pengobatan biang keringat rubra Lampiran 6 Gbr 1. Sebelum Pengaplikasian Biang Keringat Rubra (Leher Depan) Gbr 2. Sebelum Pengaplikasian Biang Keringat Rubra (Kening) Gbr 3. Setelah Pengaplikasian Biang Keringat Rubra (Leher Depan) Gbr 4. Setelah Pengaplikasian Biang Keringat Rubra (Kening)