PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE MEANS-ENDS ANALYSIS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 12 PADANG 1 Ahyu Rahmah1, Lutfian Almash1, Susi Herawati1 Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta E-mail : [email protected] Abstract The purpose of this study was to determine the activity and learning outcomes of students learning mathematics implement cooperative learning model Means-Ends Analysis in class VII SMPN 12 Padang. The hypothesis of this study is the proportion of complete learn student mathematics learning implement cooperative learning model Means-Ends Analysis is higher than the proportion of students who achieve mastery learning mathematics is learning to apply the usual methods of learning. This type of research is experimental research. The population in this study were students of class VII SMPN 12 Padang in the academic year 2015/2016. The sample in this study is 33 persons VII.1 grade students as an experimental class and class VII.2 as many as 34 students as control class. Mathematics learning activities of students in the experimental class is generally higher than the activity of learning mathematics students in the control class. While the results of students in the second grade study sample, after a hypothesis test obtained by π 2 = 3,39 and db = 1 with 0,025 < p < 0,05. Therefore p < 0,05 means π»π rejected and H1 accepted. Thus, the hypothesis that the proportion of students studying mathematics learning implement cooperative learning model Means-Ends Analysis is higher than the proportion of students mathematics learning outcomes which apply the usual learning method. Key words: Cooperative Learning, Means-Ends Analysis, Usual Learning Method permasalahan Pendahuluan Pembelajaran merupakan suatu matematika upaya yang harus dilakukan guru dalam membantu siswa mengkonstruksikan konsep-konsep melalui karakteristik matematik dari permasalahan tersebut dan siswa dapat mengembangkan argumen matematik tentang apa yang dipikirkannya. dari Dalam pembelajaran kooperatif materi yang diajarkan untuk mencapai guru berperan sebagai fasilitator. Setiap tujuan pembelajaran secara optimal, maka siswa diperlukan siswa interaksi sosial yang efektif di antara siswa dalam proses pembelajaran matematika tanpa memandang perbedaan unik, agama, bukan hanya sekedar menghafal tetapi juga tingkat berupaya memahami aturan-aturan dan akademik sehingga memiliki kemampuan konsep-konsep menghargai bimbingan yang terhadap ada dalam didorong sosial, agar dapat ekonomi, siswa lain membina dan dan prestasi terbina pembelajaran matematika sehingga siswa hubungan yang baik di antara mereka. mampu memahami atau mendefinisikan Aktivitas pembelajaran kooperatif 1 menekankan pada kesadaran peserta didik untuk saling mengolah membantu informasi, mencari dan mengaplikasikan Tabel 1: Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika Jenis aktivitas Aktivitas yang diamati a. Memperhatikan gambar yang terdapat pada buku paket siswa dan LKS. b. Mengajukan pertanyaan dalam proses pembelajaran. c. Menanggapi atau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh teman atau guru dalam proses pembelajaran. d. Menggambar objek permasalahan dalam pemecahan masalah. e. Menyelesaikan soalsoal yang berkaitan dalam pemecahan masalah. Visual Activities pengetahuan dan keterampilan. Belajar merupakan aktivitas interaksi aktif individu terhadap lingkungan Oral Activities sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Belajar sebagai proses memungkinkan Drawing Activities seseorang untuk mengubah perilakunya. Suryabrata (dalam Uno 2015: 138) Mental Activities mengatakan bahwa “ Belajar adalah suatu proses yang menghasilkan perubahan Metodologi perilaku yang dilakukan dengan sengaja Jenis penelitian yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan, kecakapan adalah penelitian eksperimen. Penelitian dan pengalaman baru ke arah yang lebih dilakukan terhadap dua kelas yaitu kelas baik”. Aktivitas siswa sama maknanya eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas dengan kegiatan atau perbuatan yang eksperimen menerapkan model kooperatif menghendaki gerakan fungsi otak individu tipeMeans-Ends Analysis sedangkan pada yang kelas belajar. menghasilkan Aktivitas kontrol menerapkan metode pembelajaran biasa. tingkah laku sikap dan Populasi adalah keseluruhan dari keterampilan. Dengan kata lain, bahwa objek penelitian. Sesuai dengan judul dalam belajar sangat diperlukan adanya dalam penelitian ini, maka yang menjadi aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar populasi tidak mungkin berlangsung dengan baik. seluruh siswa kelas VII SMPN 12 Padang Sardiman (2012:95) menyatakan bahwa tahun pelajaran 2015/2016. berupa perubahan tersebut pengetahuan, dalam penelitian ini adalah “Belajar adalah berbuat, berbuat untuk Sampel adalah bagian dari populasi, mengubah tingkah laku, tidak ada belajar segala karakteristik populasi tercermin kalau tidak ada aktivitas”. dalam sampel yang diambil. Sudjana Dari berbagai jenis aktivitas di atas, (2005:6) menyatakan bahwa “Sampel aktivitas belajar siswa yang akan diamati penelitian adalah sebagian dari populasi oleh penulis dapat dilihat pada tabel yang memiliki sifat dan karakter yang sama berikut. sehingga betul-betul mewakili populasinya”. Pada penelitian ini yang 2 terpilih menjadi kelas eksperimen adalah cara membagi skor yang diperoleh siswa kelas VII1 dan kelas kontrol adalah kelas dengan skor maksimal kemudian dikalikan VII2. dengan 100. Instrumen penelitian yang 3. Hasil Belajar digunakan pada penelitian ini meliputi Hasil belajar yang dianalisis adalah hasil lembar observasi aktivitas, kuis dan tes belajar yang diperoleh setelah mengadakan akhir hasil belajar. Pemberian kuis pada tes akhir. Analisis ketuntasan hasil belajar setiap awal pembelajaran dalam penilitian dengan cara menguji hipotesis. ini bertujuan untuk melihat perkembangan Hasil dan Pembahasan pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari. pemberian kuis, Selain guru Data tentang aktivitas siswa pada itu, dengan kelas sampel penelitian diperoleh melalui dapat melihat lembar observasi. Aktivitas yang kemampuan siswa secara individu dalam diperhatikan adalah: penguasaan materi. Tes akhir digunakan 1) Siswa memperhatikan gambar yang untuk mengetahui apakah hasil belajar terdapat pada buku paket siswa dan LKS matematika siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Means-Ends Analysislebih matematika baik siswa dari yang hasil belajar menerapkan metode pembelajaran biasa. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini adalah : 1. Aktivitas Belajar Siswa Gambar1: Data tentang aktivitas belajar dianalisis dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2009: 131) yaitu persentase siswa yang melakukan Persentase Siswa Memperhatikan Gambar yang Terdapat pada Buku Paket Siswa dan LKS(eksperimen) dan Persentase Siswa Memperhatikan Gambar yang Terdapat pada Buku Paket Siswa (kontrol) Aktivitas siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol mengalami aktivitas diperoleh dengan cara jumlah peningkatan dan penurunan yang tidak siswa yang melakukan aktivitas dibagi terlalu signifikan dari pertemuan pertama dengan jumlah siswa yang hadir lalu dikali sampai pertemuan ke enam, hampir semua dengan 100 persen. siswa fokus memperhatikan gambar yang 2. Kuis terdapat pada buku paket siswa dan LKS. Teknik analisis data kuis yang Sebagian besar siswa mengikuti arahan dari ditetapkan pada skor 0-100 yaitu dengan 3 guru dengan baik selama proses pembelajaran berlangsung. 2) Siswa mengajukan pertanyaan atau pernyataan dalam proses pembelajaran Gambar 3: Persentase Siswa Menanggapi atau Menjawab Pertanyaan maupun Pernyataan yang diajukan oleh Teman atau Guru dalam Proses Pembelajaran Pada aktivitas ini juga cenderung terlihat peningkatan dan penurunan pada Gambar 2: Persentase Siswa Mengajukan Pertanyaan atau Pernyataan dalam Proses Pembelajaran Pada aktivitas ini, kelas eksperimen terlihat siswa lebih cenderung untuk mengajukan pertanyaan ataupun pernyataan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Siswa yang mengajukan pertanyaan ataupun pernyataan sebagian besar siswa yang memiliki kemampuan akademik tinggi saja, sedangkan siswa lain masih belum berani untuk mengajukan pertanyaan. Setelah guru memotivasi siswa untuk lebih berani mengajukan pertanyaan ataupun pernyataan dalam setiap pertemuan, tetapi sebagian besar siswa sudah menunjukkan motivasi yang baik dalam menanggapi pertanyaan maupun pernyataan yang diajukan oleh teman atau guru dalam proses pembelajaran berlangsung, itu terlihat persentase yang berkisar antara 16,66% sampai dengan 57,57% untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol berkisar antara 9,37% sampai dengan 34,37%. 4) Siswa menggambar objek permasalahan dalam pemecahan masalah proses pembelajaran, terlihat peningkatan aktivitas siswa pada setiap pertemuan hingga mencapai 59,37% dan pada kelas kontrol berkisar antara 40,62%. 3) Siswa menanggapi atau menjawab pertanyaan maupun pernyataan yang Gambar diajukan oleh teman atau guru dalam 4: Persentase Siswa Menggambar Permasalahan dalam Pemecahan Masalah Objek Aktivitas ke empat ini menunjukkan proses pembelajaran hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan aktivitas yang lain yaitu berkisar 4 antara 90,62% sampai dengan 96,87% ingin mempresentasikan hasil diskusinya ke untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol depan kelas. berkisar antara 38,70% sampai dengan Data hasil kuis siswa pada kelas 90,62%. Pada aktivitas ini sebagian besar sampel penelitian diperoleh pada setiap siswa menggambar objek permasalahan pertemuannya yang ada pada buku paket siswa ataupun ketuntasan dapat dilihat pada tabel berikut pada LKS. Siswa saling berdiskusi dan ini. bekerjasama dalam dengan persentase menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. 5) Siswa menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dalam pemecahan masalah Gambar 6: Persentase Siswayang Tuntas dalam Pelaksanaan Kuis pada Kelas Sampel Penelitian Data hasil belajar pada penelitian ini diperoleh dari tes akhir dari kedua kelas sampel Gambar 5: Persentase Siswa Menyelesaikan Soal-soal yang Berkaitan dalam Pemecahan Masalah kemudian di analisis secara statistik. Tes akhir yang diberikan berupa Aktivitas ke lima ini berkaitan tes uraian yang terdiri dari 10 butir soal dengan aktivitas siswa yang ke empat, dengan waktu 100 menit. Pelaksanaan tes sehingga menunjukkan persentase yang akhir diikuti oleh 33 orang siswa pada kelas sama di setiap pertemuannya yaitu antara eksperimen dan 34 orang siswa pada kelas 90,62% sampai dengan 96,87% untuk kelas kontrol. Skor dari masing-masing siswa eksperimen dan kelas kontrol berkisar kelas sampel dapat dilihat pada tabel 2 antara 38,70% sampai dengan 90,62%. berikut. Aktivitas ini terlihat pada saat siswa Tabel 2: Jumlah Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Menurut Pencapaian KKM berdiskusi dalam kelompoknya masingmasing. Setiap kelompok sangat berantusias dalam menyelesaikan soal-soal yang ada karena adanya keinginan untuk berlomba-lomba dalam Nilai ≥ KKM Nilai< πΎπΎπ Σ Kelas Eksperimen 19 14 33 Kelas Kontrol 11 23 34 Σ 30 37 67 Berdasarkan tabel di atas, dihitung menyelesaikan nilai π2. Hasil perhitungan diperoleh π2= hasil diskusi kelompoknya tersebut dan 3,39 dan db = 1. Oleh karenaπ < 0,05, 5 maka π»π ditolak dan H1 diterima. Dengan menerapkan metode pembelajaran biasa demikian, disimpulkan bahwa proporsi di kelas VII SMPN 12 Padang. siswa yang mencapai ketuntasan belajar matematika yang diajar dengan 2. Hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe Means-Ends Analysis kooperatif tipe Means-Ends Analysis lebih lebih baik dari hasil belajar matematika tinggi dari proporsi siswa yang mencapai siswa ketuntasan belajar matematika yang diajar pembelajaran biasa. menerapkan model dengan menerapkan metode dengan menggunakan metode pembelajaran Sehubungan dengan hasil penelitian biasa. Hal ini berarti bahwa hasil belajar yang diperoleh, maka penulis memberikan matematika saran yang diajar dengan sebagai berikut: Karena model pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe Means-Ends kooperatif tipe Means-Ends Analysis lebih Analysis memberikan dampak yang positif baik dari hasil belajar matematika yang terhadap diajar matematika siswa, maka hendaklah guru menerapkan dengan model menggunakan metode aktivitas 12 hasil belajar pembelajaran biasa. matematika Kesimpulan dan Saran menerapkan model pembelajaran ini dan Berdasarkan hasil pembahasan yang SMPN dan Padang dapat bagi para peneliti selanjutnya yang akan telah dilakukan pada bab sebelumnya maka menerapkan dapat disimpulkan bahwa: kooperatif 1. Aktivitas belajar matematika siswa yang memilih pokok bahasan yang lain sesuai menerapkan model pembelajaran dengan model tipe model pembelajaran Means-Ends Analysis, pembelajaran yang kooperatif tipe Means-Ends Analysis diterapkan dan diikuti dengan perencanaan lebih yang lebih sempurna dari yang penulis baik dari aktivitas belajar matematika siswa yang menerapkan lakukan. metode pembelajaran biasa. Hal ini Daftar Pustaka dapat dilihat dari proporsi siswa yang Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Uno, Hamzah B dan Nurdin Mohamad. 2015. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: Bumi Aksara. mencapai ketuntasan belajar matematika yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe MeansEnds Analysis lebih tinggi dari proporsi siswa yang mencapai ketuntasan belajar matematika yang diajar dengan 6