1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 021 RUMBAI DISUSUN OLEH NOVI ERNAWATI Drs. Damanhuri Daud, S. Pd Drs. Zairul Antosa, M. Sn Email/telpn:[email protected]/085265663223 Novi Ernawati, 0805162930, 2012, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 021 Rumbai ABSTRACT Cooperative Learning Model is a model of learning, where students learn in small groups with different levels of ability in completing the task groups. This research aims to improve the learning results of science grade V in primary schools 021 Tassel through the application of learning Model Cooperative Type STAD. This research was conducted in April-May 2011. The subject of research is the grade V elementary school 021 Tassel totalling 35 people that consists of 19 men and 16 women. The parameters of the research is the result of student learning outcomes students individually and classical, the activity of the student and teacher activities. Of research results obtained average results of student learning based on Deuteronomy I cycle daily I 71,77% (enough) and the value of Deut. II on daily cycle II 82,74% by category (good). Student learning outcomes are on the increase of cycle-to-cycle II I was 10,97%. Standar grade student learning on a cycle I expressed satisfaction with the percentage of 77,14% and cycle II also expressed satisfaction with the percentage of 97,14%. Ketuntasan studied classical students has increased from cycle to cycle I II is 20.00%. Student activity on the cycle I 364.99% (enough), cycle II increased to 83,14% (good). The activity of the teacher in the cycle I average 80,69% (enough) and cycle II increased to 94,32% (very good). So great an increase in the activity of the teacher of the I and II cycles is 13,63%. From this research it can be concluded that with the cooperative model pembeljaran Type STAD can improve learning outcomes science grade V elementary school 021 Tassel Lessons Year 2010/2011. Keyword: Students Team Achievement Division (STAD), science learning outcome 2 PENDAHULUAN Keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar ini ditentukan oleh dua hal, yakni pengaturan proses belajar mengajar, dan pengajaran itu sendiri, dan keduanya ssaling ketergantungan satu sama lain. Kemampuan mengatur proses belajar mengajar yang baik, akan menciptakan situasi yang memungkinkan anak belajar, sehingga merupakan titik awal keberhasilan belajar (Djamarah dan Zain, 2006:3). Keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mempunyai peranan yang sangat penting, selain menguasai materi guru juga dituntut untuk dapat menguasai strategi dalam menyampaikan materi pembelajaran. Guru diharapkan mampu mengembangkan kondisi belajar mengajar IPA yang aktif, kreatif dan menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Proses belajar IPA menekankan agar pembelajaran berpusat pada siswa, dimana pembelajaran IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup dan kehidupan didalam serta mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja namun, juga merupakan suatu proses penemuan. Hasil belajar merupakan penentuan akhir dalam melaksanakan rangkaian kegiatan aktivitas belajar. Hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai dari kegiatan belajar yang dilakukan. Menurut Dimyati (2006) hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar setiap akhir pembelajaran. Selama ini pada proses belajar mengajar dikelas V SD Negeri 021 Rumbai yang terdiri dari 35 siswa, kegiatan belajar masih didominasi oleh guru saja. Sehingga komunikasi yang terjadi hanya satu arah. Hal ini terlihat dari hasil tes belajar pada semester genap 2010/2011, belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 68. Hal ini terlihat dari hasil ulangan harian pada pokok bahasan Sumber Daya Alam Dan Penggunaannya Tahun 2010/2011 nilai rata-rata 59,43. Pembelajaran dapat dikatakan tuntas secara klasikal apabila 75% dari keseluruhan siswa meperoleh nilai minimal 68. Tetapi kenyataannya siswa yang tuntas dikelas V SD Negeri 021 Runbai hanya 15 orang dari 35 siswa. Beberapa usaha untuk mengatasi hal tersebut telah dilakukan oleh guru, misalnya mengadakan pelajaran tambahan diluar jam pelajaran sekolah. Namun usaha yang telah dilakukan ini ternyata belum mencapai hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Hasil belajar IPA siswa masih berada dibawah nilai KKM yang telah ditentukan. Hal ini mencerminkan bahwa masih adanya kesenjangan antara tuntutan kurikulum dengan tingkat penguasaan siswa, serta proses pembelajaran dikelas belum sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu model pembelajaran yang dipandang dapat memperbaiki proses pembelajaran yang diharapkan mampu membantu guru sehingga dapat meningkatkan hasil belajar adalah model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Pada pelaksanaannya pembelajaran Tipe STAD siswa dikelompokkan menjadi beberapa 3 kelompok dengan anggota 4-5 orang yang bersifat heterogen baik secara akademik maupun jenis kelamin untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik. Selain itu pembelajaran kooperatif Tipe STAD pelaksanaanya sangat sederhana dibandingkan pembelajaran kooperatif yang lainnya (Slavin, 2005:143). Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda dalam menyelesaikan tugas kelompok. Setiap anggota kelompok saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran serta memupuk pembentukan lingkungan positif dan meniadakan persaingan individu. Menurut Arends dalam Trianto (2007:47) pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut yaitu: 1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajar. 2) Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemamupuan tinggi, sedang, dan rendah. 3) Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang beragam. 4)Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul penerapan pembelajaran kooperatif Tipe STAD utnuk meningkatkan hasil belajar siswa dikelas V SD Negeri 021 Rumbai Tahun Pelajaran 2010/2011. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa dikelas V SD Negeri 021 Rumbai? Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa di kelas V SD Negeri 021 Rumbai melalui penerapan model pembelajaran koopertif Tipe STAD. METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 021 Rumbai Tahun pelajaran 2010/2011 dengan waktu penelitian dimulai dari bulan April-Mei 2011. Bentuk penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dikelas, dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran dikelas secara profesional. Masalah yang diunkapkan dan dicari jalan keluarnya dalam penelitian tindakan kelas adalah masalah yang benar-benar ada dan dialami oleh guru. Dalam penelitian tindakan kelas, setiap satu siklus terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi dan refleksi untuk dilanjutkan ke siklus berikutnya. Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian ini dalam dua siklus, agar penelitian dapat lebih bermakna dan penulis dapat memperoleh informasi yang cukup dan mantap sebagai masukan yang berarti untuk mengadakan perbaikan pada siklus berikutnya. Penelitian ini dilaksanakan dikelas V SD Negeri 021 Rumbai. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 021 Rumbai dengan jumlah siswa 35 4 orang yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan dengan kemampuan akademik dan jenis kelamin siswa heterogen. Menurut Arikunto (2006:74) menyatakan bahwa secara garis besar penelitian tindakan kelas di lakukan melalui empat tahap yaitu : 1. Tahap Perencanaan 2. Tahap Pelaksanaan Kegiatan Awal a. Appersepsi, menghubungkan materi dengan pelajaran yang lalu. b. Memberikan motivasi sebagai pembuka pelajaran. c. Menyampaikan tujuan pembelajaran (Fase 1). Kegiatan Inti a. Guru menginformasikan model pembelajaran (Fase 2). - Guru menyampaikan pokok-pokok materi pelajaran tentang Sumber Daya Alam. b. Membagi siswa dalam beberapa kelompok (Fase 3). - Meminta siswa membaca buku ajar. - Membagikan LKS yang telah disiapkan untuk tiap kelompok. c. Membimbing siswa dalam kelompok-kelompok belajar saat siswa mengerjakan tugas yang ada di LKS (Fase 4). d. Meminta salah seorang siswa dari setiap kelompok untuk mempresentasikan ke depan kelas dan kelompok lain menanggapinya (Fase 5). e. Memberikan penjelasan singkat mengenai hasil jawaban yang kurang tepat (Fase 5). 3. Mengerjakan tes dan memberi penghargaan kelompok Kegiatan Penutup (±10 menit) a. Siswa dibawah bimbingan guru menyimpulkan materi yang dipelajari (Fase 5). b. Siswa mengerjakan postes yang diberikan guru (Fase 5). c. Guru memberikan penghargaan kelompok (Fase 6). Kegiatan pengamatan/observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan kelas. Kegiatan pengamatan/observasi ini dilaksanakan oleh guru SD Negeri 021 kecamatan Rumbai Pekanbaru dan di bantu oleh peneliti dengan menggunakan lembar pengamatan atau observasi yaitu lembar observasi aktivitas siswa dan gruru. Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan. Kelemahan dan kekurangan dari tindakan diperbaiki pada rencana selanjutnya. Untuk memperoleh data-data yang lengkap yang penulis ajukan dalam penelitian ini, maka digunakan teknik pengumpulan datanya adalah data primer, yang artinya adalah data yang diperoleh langsung dari sumber utama penelitian. Tehnik pengumpulan data primer ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Teknik Observasi Adalah pengumpulan dan pencatatan secara sistematis terhadap kekurangan dan kelebihan aktivitas-aktivitas yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. 5 b. Teknik Tes Teknik tes dilakukan dengan memberikan ulangan harian berupa soal objektif yang diajukan kepada siswa secara tertulis berdasarkan materi pelajaran yang dipelajari untuk mengukur hasil belajar siswa yang diberikan dalam bentuk ulangan harian dikelas yang dibutuhkan oleh penelitian, dan dilaksanakan setelah penerapan Kooperatif Tipe STAD. c. Teknik Dokumentasi Menurut Arikunto (2006:158) Dokumentasi adalah barang-barang tertulis yang dilaksanakan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan dokumen, berupa skor dasar sebelum dilaksanakannya penelitian, dan foto sewaktu dilkassanakannya penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Pengolahan data dilakukan dengan tehnik analisis deskriptif, yaitu untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa setelah penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Analisis data dilakukan dengan melihat aktivitas siswa, hasil relajar siswa dan ketuntasan belajar siswa secara individual dan klasikal, dan juga melihat aktivitas guru. Rumus penilaiannnya adalah sebagai berikut: NP = R X 100 SM Dimana NP = Nilai persen yang dicari/diharapkan. R = Skor mentah yang diperoleh siswa. SM = Skor maksimum ideal yang bersangkutan. 100 = Bilangan tetap. Berorientasi pada rumus penilaian diatas, NP (Nilai persen yang dicari) peneliti anggap sebagai nilai akhir siswa. Berdasarkan KKM yang ditetapkan di SDN 021 Rumbai yaitu 68 siswa dikatakan tuntas secara individu jika hasil belajar siswa mencapai nilai ketuntasan belajar IPA yang telah ditetapkan yaitu 68. Ketuntasan siswa secara individu dapat dilihat dari hasil kemampuan siswa yang telah diperiksa oleh guru dari hasil akhir setiap siklus. Ketuntasan belajar secara individu, apabila siswa memperoleh nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah. KKM yang ditetapkan sekolah untuk pelajaran IPA adalah 68.Hasil belajar dikatakan meningkat apabila skor ulangan siklus Idan ulangan siklus II lebih tinggi dari skor dasar sebelum diadakan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Adapun rumus hasil belajar siswa secara individu adalah (Purwanto, 2008:112) Keterangan : S = Nilai yang diharapkan (dicari). R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = skor maksimum dari tes tersebut. Tabel 3: ketuntasan Hasil Belajar Siswa 6 Interval (%) Kategori 86 - 100 Sangat Baik 76 - 85 Baik 60 - 75 Cukup 55 – 59 Kurang Sumber : Purwanto (2008:103) Satu kelas dikatakan tuntas dalam belajar jika telah mencapai 75% jumlah siswa yang memperoleh nilai 68. Rumus ketuntasan klasikal adalah: ST PK = x 100% (Purwanto dalam Syahrilfuddin, 2011:82) N Keterangan: PK = Ketuntasan klasikal ST = Jumlah siswa yang tuntas N = Jumlah siswa seluruhnya Untuk penghargaan kelompok dapat dihitung berdasarkan rata-rata nilai perkembangan yang disumbangkan anggota kelompok berdasarkan rata-rata perkembangan yang diperoleh, terdapat tiga tingkatan penghargaan yang diberikan untuk penghargaan kelompok, misalnya x menyatakan rata-rata skor kelompok sebagai berikut: Tabel 4 : Nilai Perkembangan Individu Skor Test Nilai Perkembangan Lebih dari 10 poin dibawah skor dasar 5 10 poin hingga 1 poin dibawah skor dasar 10 Sama dengan skor dasar sampai 10 poin diatas skor dasar 20 Lebih dari 10 poin diatas skor dasar 30 Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor dasar) 30 Sumber: Slavin (2008:159) Data aktivitas guru dan siswa dianalisis berdasarkan lembar observasi selama proses pembelajaran berlangsung dengan melihat kesesuaian antara perencanaan dengan tindakan pelaksanaan.Aktivitas guru dan siswa dikatakan berhasil jika ≥ 65 dari proses pembelajaran berlangsung yang tertuang dalam skenario pembelajaran terlaksana dengan mestinya. Ativitas guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar ditentukan pada observasi dengan rumus: P = F x 100% N Keterangan P = Angka persentase F =Total frekuensi Aktivitas siswa N = Jumlah skor maksimal yang didapat dari aktivitas siswa Analisis data untuk mengetahui kadar keaktifan siswa, maka diberi nilai atas 7 observasi sesuai dengan kategori seperti tabel dibawah ini : Tabel 5: Interval Dan Kategori Aktivitas Siswa Interval (%) 91-100 81-90 71-80 ≤ 69 Sumber : ( KTSP, 2006:226 ) Kategori Amat Baik Baik Cukup Kurang P = F x 100% N Keterangan P = Angka persentase F = Total frekuensi aktivitas guru N = Jumlah aspek pengamatan Adapun aktivitas guru yang diamati meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup, sedangkan kategori aktivitas guru disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 6: Interval Dan Kategori Aktivitas Guru Interval (%) 91-100 81-90 71-80 ≤ 69 Sumber : ( KTSP, 2006:226 ) Kategori Baik Sekali Baik Cukup Kurang HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri 021 Rumbai semester II tahun pelajaran 2010/2011 pada pokok bahasan sumber daya alam dan penggunaannya. Penelitian ini difokuskan pada hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada tanggal 25 April s/d 5 Mei 2011 yang terdiri dari dua siklus dengan empat kali pertemuan dan dua kali ulangan harian. Pada setiap pertemuan dibantu oleh observer untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses belajar mengajar. Hasil tindakan yang dianalisis adalah aktivitas guru dan siswa selama proses pelaksanaan pembelajaran dan ketuntasan hasil belajar IPA. Hasil pengamatan aktivitas siswa kelas V SD Negeri 021 Rumbai dengan penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat dilihat pada lampiran 13a sampai 13d pada halaman 123 sampai 126 berdasarkan data pada lampiran tersebut, rat-rata persentase aktivitas belajar siswa dalam kelompok selama pembelajaran dapat 8 Dari hasil pengamatan aktivitas kemampuan guru dalam proses belajar mengajar dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 125 dengan rata-rata persentase aktivitas guru dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 8: Data Aktivitas Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Dengan Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siklus I Siklus II Indikator Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan Persentase 1 2 1 2 Persentase Aktivitas Guru 72,73% 88,64% 93,18% 95,45% Rata-rata 80,69% 94,32% Kategori Cukup Amat Baik Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada siklus ke I rata-rata aktivitas guru 80,69% dengan kategori cukup, pada pertemuan pertama aktivitas guru 72,73% dimana guru kurang dalam mengawasi dan membimbing siswa bekerja kelompok serta kurang efektif dalam penggunaan waktu sehingga melebihi waktu yang ditetapkan dan guru juga tidak menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada pertemuan kedua aktivitas guru 88,64% termasuk kategori baik. Pada siklus II rata-rata aktivitas guru 94,32% dengan kategori amat baik . Pada pertemuan pertama aktivitas guru 93,18% dan pertemuan kedua aktivitas guru 95,45 yang dikategorikan amat baik sehingga dapat memotivasi siswa dalam belajar. Untuk Melihat ketuntasan hasil ulangan harian siswa secara individu pada siklus I dann II dengan menggunakan Kooperatif Tipe STAD berdasarkan data pada lampiran 9 halaman 119 dapat dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 9: : Data Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas V SD Negeri 021 Pada Siklus I Dan II Setelah Mengikuti Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD No 1 2 3 4 % Interval 86 -100 76 – 85 60 – 75 ≤ 54 Kategori Amat Baik Baik Cukup Kurang Siklus I Jumlah Siswa (%) 5 (14,28) 11 (31,43) 11 (31,43) 8 (22,86) Siklus II Jumlah Siswa (%) 18 (51,43) 9 (25,71) 7 (20,00) 1 (2,86) Berdasarkan tabel dapat dilihat rata-rata nilai ulangan harian siswa mengalami peningkatan, nilai ulangan harian pada siklus I rata-ratanya 71,77% dengan kategori Cukup, dimana terdapat 5 siswa (14,28%) mendapat nilai Amat Baik , 11 siswa (31,43%) mendapatkan nilai Baik, 11 siswa (31,43%) siswa mendapatkan nilai Cukup dan 8 siswa (22,86%) yang mendapat nilai Kurang. Pada siklus II nilai rataratanya 82,74 dengan kategori Baik, dimana terdapat 18 siswa (51,43%) mendapat 9 nilai Amat Baik, 9 siswa (25,71%) mendapat nilai Baik, 7 siswa (20,00%) mendapat nilai Cukup, dan satu siswa mendapat nilai kurang (2,86%). Berdasarkan tabel (Lampiran 9), hasil belajar siswa diukur berdasarkan ketuntasan belajar pada UH I dan UH II menunjukkan bahwa ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan sebagaimana terlihat pada tabel berikut: Tabel 9 : Data Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II Jumlah Siswa Persentase Ketuntasan No Siklus Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas 1 Skor Dasar 15 20 42,86 % 57,14 % 2 I 27 8 77,14 % 22,86% 3 II 34 1 97,14 % 2,86 % Dari tabel 9, dapat dilihat bahwa ketuntasan belajar siswa secara individu meningkat. Pada siklus I sebanyak 27 orang siswa (77.14%) tuntas dalam pembelajaran dan 8 orang siswa (22,86%) tidak tuntas dalam pembelajaran, hal ini diduga siswa masih belum aktif dalam proses pembelajaran IPA, sehingga siswa kurang perhatian dalam pembelajaran, cuek dan sifat anak ingin meniru hasil kerja teman masih muncul akibatnya siswa tidak mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik, masih ada soal yang tidak diisi dan jawaban yang asal isi. Peningkatan hasil belajar siswa dari skor dasar sebelum diadakan tindakan dan setelah diadakan tindakan dapat dilihat pada lampiran 8 dan 9, mengalami peningkatan dari skor dasar 59,43% meningkat menjadi 71,77%. peningkatan sebesar 12,77% pada siklus I, sedangkan dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 10,97%, menjadi 82,74% sehingga total peningkatan dari skor dasar ke siklus II sebesar 23,74%. Berdasarkan teknik analisis pengumpulan data pada bab III maka diperoleh kesimpulan tentang data hasil belajar melalui ulangan harian untuk ketuntasan individu dan klasikal, aktivitas guru dan siswa nilai perkembangan dan penghargaan kelompok serta ketercapaian KKM. Terdapat peningkatan aktivitas siswa pada sikus I 71,00% dan pada siklus II meningkat menjadi 83,14%. Peningkatan rata-rata aktivitas siswa terjadi sebesar 12,14%. Peningkatan rata-rata aktivitas guru pada siklus I adalah 80,69%, pada siklus II meningkat menjadi 94,32%. Peningkatan aktivitas guru dari siklus I ke siklus II sebesar 13,63%. Pada siklus I siswa yang memperoleh nilai dengan kategori amat baik terdapat 5 siswa (14,28%), sedangkan padaa siklus II terdapat 18 siswa (51,43%). Untuk kategori baik pada siklus I terdapat 11 siswa (31,43%) dan pada siklus II terdapat 9 siswa (25,71%). Untuk kategori cukup pada siklus I terdapat 11 siswa (31,43%), sedangkan pada siklus II terdapat 7 siswa (20,00%). Untuk kategori kurang pada siklus I terdapat 8 siswa (22,86%), sedangkan pada siklus II terdapat 1 siswa (2,86%) 10 yang memperoleh nilai dengan kategori kurang. Berdasarkan data di atas, maka terjadi peningkatan ketuntasan siswa secara individu sebesar 10,97 %. Data ketuntasan siswa secara klasikal pada siklus I siswa yang tuntas 27 siswa, meningkat pada siklus II menjadi 34 siswa. Sedangkan siswa yang tidak tuntas mengalami penurunan pada siklus I 8 siswa menjadi 1 siswa pada siklus II. Berdasarkan data di atas, maka terjadi peningkatan ketuntasan klasikal siswa sebesar 20,00%. Peningkatan penghargaan kelompok yang diindikasikan dengan terdapatnya kelompok dengan kategori baik pada siklus I sedangkan pada siklus II tidak ada. Sedangkan kategori super terdapat 3 kelompok pada siklus I dan 4 kelompok pada siklus II. Pada kategori hebat terdapat 4 kelompok pada siklus Idan 3 kelompok pada silus II. Dengan memperhatikan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterima kebenarannya. Dengan kata lain bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi pokok Sumber Daya Alam Dan Penggunaannya siswa kelas V SD Negeri 021 kecamatan Rumbai Pekanbaru. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data yang diperoleh pada BAB IV, maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar ipa siswa kelas V SD Negeri 021 Rumbai Tahun pelajaran 2010/2011. Besar peningkatan hasil belajar didukung oleh: 1. Rata – rata hasil belajar siswa berdasarkan ulangan harian I 71,77 (cukup) dan ulangan harian II naik menjadi 82,74 (baik). Ini terjadi peningkatan sebesar 10,97. 2. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal tercapai dan mengalami peningkatan dari 77,14 pada siklus I dan 97,14 pada siklus II. 3. Penghargaan kelompok pada siklus I dari tujuh kelompok yang ada, 1 kelompok mendapat penghargaan baik, 2 kelompok mendapat penghargaan super dan 4 kelompok hebat. Pada siklus II ada 4 kelompok yang mendapat penghargaan super dan 3 kelompok yang mendapat penghargaan hebat. 4. Aktifitas siswa pada siklus I 71,00 (cukup). Pada siklus II mengalami peningkatan 83,14% dengan kategori baik. 5. Aktifitas guru pada siklus I rata-rata 80,69 (cukup) dan pada siklus II meningkat menjadi 94,32 (baik sekali). Jadi rata-rata siklus I dan II 13,63. Peningkatan aktifitas ini terjadi karena guru sudah mengikuti langkah-langkah pada pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. adapun saran yang diajukan adalah: Pembelajaran kooperatif Tipe STAD dapat dijadikan sebagai alternatif dalam pembelajaran ipa karena dapat meningkatkan hasil belajar dan aktifitas siswa. 11 Bagi guru yang ingin menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mempersiapkan perangkat pembelajaran dengan baik supaya tujuan yang diinginkan tercapai. 12 DAFTAR PUSTAKA Ari kunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta; Bumi Aksara Bundu Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses Dan Sikap Ilmiah Dalam Pembelajaran Sains Sekolah Dasar. Jakarta; Depdiknas Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta; Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas Dimyati. 2002. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta; Rineka Cipta Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta; Rineka Cipta Daryanto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta; Rineka Cipta Haryanto. 2006. Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga. KTSP. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Purwanto, Ngalim M. 2006. Prinsip-prinsip Dan Tehnik Evaluasi Pengajaran. Bandung; Remaja Karya Isjoni. 2007. Cooperative Learning. Bandung; Alfabeta Sardiman. 2003. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta; Raja Grafindo Persada Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta; Rineka Cipta Slavin Robert E. 2008. Cooperative Learning-Teori, Riset Dan Praktik. Bandung; Nusa Media Sudijono. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan Remaja. Jakarta; Grasindo Sudjana. 2000. Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production Sudjana. 2008. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya Sukmadinata. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung; Remaja Rosda Karya Syuryani, Lili. 2008. Peningktan Hasil Relajar IPA Melalui Model Pembelajaran STAD Pada Siswa Kelas V A SDN 001 Tambusai Kabupaten Rokan Hulu. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Pekanbaru: UNRI Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka 13 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 021 RUMBAI JURNAL Diajukan sebagai syarat untuk memenuhi gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar NOVI ERNAWATI 0805162930 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2012