jurnal novi - Universitas Riau

advertisement
1
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 021 RUMBAI
DISUSUN OLEH
NOVI ERNAWATI
Drs. Damanhuri Daud, S. Pd
Drs. Zairul Antosa, M. Sn
Email/telpn:[email protected]/085265663223
Novi Ernawati, 0805162930, 2012, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri
021 Rumbai
ABSTRACT
Cooperative Learning Model is a model of learning, where students learn in small
groups with different levels of ability in completing the task groups. This research
aims to improve the learning results of science grade V in primary schools 021 Tassel
through the application of learning Model Cooperative Type STAD. This research
was conducted in April-May 2011. The subject of research is the grade V elementary
school 021 Tassel totalling 35 people that consists of 19 men and 16 women. The
parameters of the research is the result of student learning outcomes students
individually and classical, the activity of the student and teacher activities. Of
research results obtained average results of student learning based on Deuteronomy I
cycle daily I 71,77% (enough) and the value of Deut. II on daily cycle II 82,74% by
category (good). Student learning outcomes are on the increase of cycle-to-cycle II I
was 10,97%. Standar grade student learning on a cycle I expressed satisfaction with
the percentage of 77,14% and cycle II also expressed satisfaction with the percentage
of 97,14%. Ketuntasan studied classical students has increased from cycle to cycle I
II is 20.00%. Student activity on the cycle I 364.99% (enough), cycle II increased to
83,14% (good). The activity of the teacher in the cycle I average 80,69% (enough)
and cycle II increased to 94,32% (very good). So great an increase in the activity of
the teacher of the I and II cycles is 13,63%. From this research it can be concluded
that with the cooperative model pembeljaran Type STAD can improve learning
outcomes science grade V elementary school 021 Tassel Lessons Year 2010/2011.
Keyword: Students Team Achievement Division (STAD), science learning outcome
2
PENDAHULUAN
Keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar ini ditentukan oleh dua hal,
yakni pengaturan proses belajar mengajar, dan pengajaran itu sendiri, dan keduanya
ssaling ketergantungan satu sama lain. Kemampuan mengatur proses belajar
mengajar yang baik, akan menciptakan situasi yang memungkinkan anak belajar,
sehingga merupakan titik awal keberhasilan belajar (Djamarah dan Zain, 2006:3).
Keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) mempunyai peranan yang sangat penting, selain menguasai materi guru juga
dituntut untuk dapat menguasai strategi dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Guru diharapkan mampu mengembangkan kondisi belajar mengajar IPA yang aktif,
kreatif dan menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Proses
belajar IPA menekankan agar pembelajaran berpusat pada siswa, dimana
pembelajaran IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup dan
kehidupan didalam serta mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau
prinsip saja namun, juga merupakan suatu proses penemuan.
Hasil belajar merupakan penentuan akhir dalam melaksanakan rangkaian
kegiatan aktivitas belajar. Hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik
siswa sebagai dari kegiatan belajar yang dilakukan. Menurut Dimyati (2006) hasil
belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi
guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Hasil yang
dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar setiap
akhir pembelajaran.
Selama ini pada proses belajar mengajar dikelas V SD Negeri 021 Rumbai yang
terdiri dari 35 siswa, kegiatan belajar masih didominasi oleh guru saja. Sehingga
komunikasi yang terjadi hanya satu arah. Hal ini terlihat dari hasil tes belajar pada
semester genap 2010/2011, belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 68. Hal ini terlihat dari hasil ulangan harian
pada pokok bahasan Sumber Daya Alam Dan Penggunaannya Tahun 2010/2011 nilai
rata-rata 59,43. Pembelajaran dapat dikatakan tuntas secara klasikal apabila 75% dari
keseluruhan siswa meperoleh nilai minimal 68. Tetapi kenyataannya siswa yang
tuntas dikelas V SD Negeri 021 Runbai hanya 15 orang dari 35 siswa.
Beberapa usaha untuk mengatasi hal tersebut telah dilakukan oleh guru,
misalnya mengadakan pelajaran tambahan diluar jam pelajaran sekolah. Namun
usaha yang telah dilakukan ini ternyata belum mencapai hasil yang sesuai dengan
yang diharapkan. Hasil belajar IPA siswa masih berada dibawah nilai KKM yang
telah ditentukan. Hal ini mencerminkan bahwa masih adanya kesenjangan antara
tuntutan kurikulum dengan tingkat penguasaan siswa, serta proses pembelajaran
dikelas belum sesuai dengan yang diharapkan.
Salah satu model pembelajaran yang dipandang dapat memperbaiki proses
pembelajaran yang diharapkan mampu membantu guru sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar adalah model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Pada
pelaksanaannya pembelajaran Tipe STAD siswa dikelompokkan menjadi beberapa
3
kelompok dengan anggota 4-5 orang yang bersifat heterogen baik secara akademik
maupun jenis kelamin untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik. Selain itu
pembelajaran kooperatif Tipe STAD pelaksanaanya sangat sederhana dibandingkan
pembelajaran kooperatif yang lainnya (Slavin, 2005:143).
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa
belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda
dalam menyelesaikan tugas kelompok. Setiap anggota kelompok saling bekerja sama
dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran serta memupuk
pembentukan lingkungan positif dan meniadakan persaingan individu. Menurut
Arends dalam Trianto (2007:47) pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai
berikut yaitu: 1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan
materi belajar. 2) Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemamupuan
tinggi, sedang, dan rendah. 3) Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari
ras, budaya, suku, jenis kelamin yang beragam. 4)Penghargaan lebih berorientasi
kepada kelompok dari pada individu.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul penerapan pembelajaran kooperatif Tipe STAD utnuk meningkatkan
hasil belajar siswa dikelas V SD Negeri 021 Rumbai Tahun Pelajaran 2010/2011.
Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dikelas V SD Negeri 021 Rumbai?
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan
hasil belajar IPA siswa di kelas V SD Negeri 021 Rumbai melalui penerapan model
pembelajaran koopertif Tipe STAD.
METODELOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 021 Rumbai Tahun pelajaran
2010/2011 dengan waktu penelitian dimulai dari bulan April-Mei 2011.
Bentuk penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang bertujuan untuk
memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dikelas, dengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau
meningkatkan praktek-praktek pembelajaran dikelas secara profesional. Masalah
yang diunkapkan dan dicari jalan keluarnya dalam penelitian tindakan kelas adalah
masalah yang benar-benar ada dan dialami oleh guru.
Dalam
penelitian
tindakan kelas, setiap satu siklus terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, pengamatan/observasi dan refleksi untuk dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian ini dalam dua siklus, agar penelitian
dapat lebih bermakna dan penulis dapat memperoleh informasi yang cukup dan
mantap sebagai masukan yang berarti untuk mengadakan perbaikan pada siklus
berikutnya.
Penelitian ini dilaksanakan dikelas V SD Negeri 021 Rumbai. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 021 Rumbai dengan jumlah siswa 35
4
orang yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan dengan
kemampuan akademik dan jenis kelamin siswa heterogen.
Menurut Arikunto (2006:74) menyatakan bahwa secara garis besar penelitian
tindakan kelas di lakukan melalui empat tahap yaitu :
1. Tahap Perencanaan
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan Awal
a. Appersepsi, menghubungkan materi dengan pelajaran yang lalu.
b. Memberikan motivasi sebagai pembuka pelajaran.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran (Fase 1).
Kegiatan Inti
a. Guru menginformasikan model pembelajaran (Fase 2).
- Guru menyampaikan pokok-pokok materi pelajaran tentang Sumber Daya
Alam.
b. Membagi siswa dalam beberapa kelompok (Fase 3).
- Meminta siswa membaca buku ajar.
- Membagikan LKS yang telah disiapkan untuk tiap kelompok.
c. Membimbing siswa dalam kelompok-kelompok belajar saat siswa mengerjakan
tugas yang ada di LKS (Fase 4).
d. Meminta salah seorang siswa dari setiap kelompok untuk mempresentasikan
ke depan kelas dan kelompok lain menanggapinya (Fase 5).
e. Memberikan penjelasan singkat mengenai hasil jawaban yang kurang tepat
(Fase 5).
3. Mengerjakan tes dan memberi penghargaan kelompok
Kegiatan Penutup (±10 menit)
a. Siswa dibawah bimbingan guru menyimpulkan materi yang dipelajari (Fase 5).
b. Siswa mengerjakan postes yang diberikan guru (Fase 5).
c. Guru memberikan penghargaan kelompok (Fase 6).
Kegiatan pengamatan/observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan kelas. Kegiatan pengamatan/observasi ini dilaksanakan oleh guru SD Negeri
021 kecamatan Rumbai Pekanbaru dan di bantu oleh peneliti dengan menggunakan
lembar pengamatan atau observasi yaitu lembar observasi aktivitas siswa dan gruru.
Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak
dari tindakan. Kelemahan dan kekurangan dari tindakan diperbaiki pada rencana
selanjutnya.
Untuk memperoleh data-data yang lengkap yang penulis ajukan dalam
penelitian ini, maka digunakan teknik pengumpulan datanya adalah data primer, yang
artinya adalah data yang diperoleh langsung dari sumber utama penelitian. Tehnik
pengumpulan data primer ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Teknik Observasi
Adalah pengumpulan dan pencatatan secara sistematis terhadap kekurangan dan
kelebihan aktivitas-aktivitas yang dilakukan guru dan siswa selama proses
pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.
5
b. Teknik Tes
Teknik tes dilakukan dengan memberikan ulangan harian berupa soal objektif
yang diajukan kepada siswa secara tertulis berdasarkan materi pelajaran yang
dipelajari untuk mengukur hasil belajar siswa yang diberikan dalam bentuk
ulangan harian dikelas yang dibutuhkan oleh penelitian, dan dilaksanakan setelah
penerapan Kooperatif Tipe STAD.
c. Teknik Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006:158) Dokumentasi adalah barang-barang tertulis yang
dilaksanakan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan
dokumen, berupa skor dasar sebelum dilaksanakannya penelitian, dan foto
sewaktu dilkassanakannya penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.
Pengolahan data dilakukan dengan tehnik analisis deskriptif, yaitu untuk
mendeskripsikan hasil belajar siswa setelah penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD. Analisis data dilakukan dengan melihat aktivitas siswa, hasil relajar siswa dan
ketuntasan belajar siswa secara individual dan klasikal, dan juga melihat aktivitas
guru.
Rumus penilaiannnya adalah sebagai berikut:
NP = R X 100
SM
Dimana NP = Nilai persen yang dicari/diharapkan.
R
= Skor mentah yang diperoleh siswa.
SM = Skor maksimum ideal yang bersangkutan.
100 = Bilangan tetap.
Berorientasi pada rumus penilaian diatas, NP (Nilai persen yang dicari)
peneliti anggap sebagai nilai akhir siswa. Berdasarkan KKM yang ditetapkan di SDN
021 Rumbai yaitu 68 siswa dikatakan tuntas secara individu jika hasil belajar siswa
mencapai nilai ketuntasan belajar IPA yang telah ditetapkan yaitu 68.
Ketuntasan siswa secara individu dapat dilihat dari hasil kemampuan siswa
yang telah diperiksa oleh guru dari hasil akhir setiap siklus. Ketuntasan belajar secara
individu, apabila siswa memperoleh nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah. KKM
yang ditetapkan sekolah untuk pelajaran IPA adalah 68.Hasil belajar dikatakan
meningkat apabila skor ulangan siklus Idan ulangan siklus II lebih tinggi dari skor
dasar sebelum diadakan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.
Adapun rumus hasil belajar siswa secara individu adalah (Purwanto, 2008:112)
Keterangan :
S = Nilai yang diharapkan (dicari).
R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar
N = skor maksimum dari tes tersebut.
Tabel 3: ketuntasan Hasil Belajar Siswa
6
Interval (%)
Kategori
86 - 100
Sangat Baik
76 - 85
Baik
60 - 75
Cukup
55 – 59
Kurang
Sumber : Purwanto (2008:103)
Satu kelas dikatakan tuntas dalam belajar jika telah mencapai 75% jumlah
siswa yang memperoleh nilai 68. Rumus ketuntasan klasikal adalah:
ST
PK =
x 100% (Purwanto dalam Syahrilfuddin, 2011:82)
N
Keterangan:
PK = Ketuntasan klasikal
ST = Jumlah siswa yang tuntas
N = Jumlah siswa seluruhnya
Untuk penghargaan kelompok dapat dihitung berdasarkan rata-rata nilai
perkembangan yang disumbangkan anggota kelompok berdasarkan rata-rata
perkembangan yang diperoleh, terdapat tiga tingkatan penghargaan yang diberikan
untuk penghargaan kelompok, misalnya x menyatakan rata-rata skor kelompok
sebagai berikut:
Tabel 4 : Nilai Perkembangan Individu
Skor Test
Nilai Perkembangan
Lebih dari 10 poin dibawah skor dasar
5
10 poin hingga 1 poin dibawah skor dasar
10
Sama dengan skor dasar sampai 10 poin diatas skor dasar
20
Lebih dari 10 poin diatas skor dasar
30
Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor dasar)
30
Sumber: Slavin (2008:159)
Data aktivitas guru dan siswa dianalisis berdasarkan lembar observasi selama
proses pembelajaran berlangsung dengan melihat kesesuaian antara perencanaan
dengan tindakan pelaksanaan.Aktivitas guru dan siswa dikatakan berhasil jika ≥ 65
dari proses pembelajaran berlangsung yang tertuang dalam skenario pembelajaran
terlaksana dengan mestinya. Ativitas guru dan siswa selama kegiatan belajar
mengajar ditentukan pada observasi dengan rumus:
P = F x 100%
N
Keterangan
P = Angka persentase
F =Total frekuensi Aktivitas siswa
N = Jumlah skor maksimal yang didapat dari aktivitas siswa
Analisis data untuk mengetahui kadar keaktifan siswa, maka diberi nilai atas
7
observasi sesuai dengan kategori seperti tabel dibawah ini :
Tabel 5: Interval Dan Kategori Aktivitas Siswa
Interval (%)
91-100
81-90
71-80
≤ 69
Sumber : ( KTSP, 2006:226 )
Kategori
Amat Baik
Baik
Cukup
Kurang
P = F x 100%
N
Keterangan
P = Angka persentase
F = Total frekuensi aktivitas guru
N = Jumlah aspek pengamatan
Adapun aktivitas guru yang diamati meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti dan penutup, sedangkan kategori aktivitas guru disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 6: Interval Dan Kategori Aktivitas Guru
Interval (%)
91-100
81-90
71-80
≤ 69
Sumber : ( KTSP, 2006:226 )
Kategori
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri 021 Rumbai
semester II tahun pelajaran 2010/2011 pada pokok bahasan sumber daya alam dan
penggunaannya. Penelitian ini difokuskan pada hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD. Pelaksanaan penelitian
dilaksanakan pada tanggal 25 April s/d 5 Mei 2011 yang terdiri dari dua siklus
dengan empat kali pertemuan dan dua kali ulangan harian. Pada setiap pertemuan
dibantu oleh observer untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses
belajar mengajar.
Hasil tindakan yang dianalisis adalah aktivitas guru dan siswa selama proses
pelaksanaan pembelajaran dan ketuntasan hasil belajar IPA.
Hasil pengamatan aktivitas siswa kelas V SD Negeri 021 Rumbai dengan
penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat dilihat pada lampiran 13a
sampai 13d pada halaman 123 sampai 126 berdasarkan data pada lampiran tersebut,
rat-rata persentase aktivitas belajar siswa dalam kelompok selama pembelajaran dapat
8
Dari hasil pengamatan aktivitas kemampuan guru dalam proses belajar
mengajar dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 125 dengan rata-rata persentase
aktivitas guru dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 8: Data Aktivitas Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Dengan Menggunakan
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Siklus I
Siklus II
Indikator
Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan
Persentase
1
2
1
2
Persentase Aktivitas Guru
72,73%
88,64%
93,18%
95,45%
Rata-rata
80,69%
94,32%
Kategori
Cukup
Amat Baik
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada siklus ke I rata-rata aktivitas guru
80,69% dengan kategori cukup, pada pertemuan pertama aktivitas guru 72,73%
dimana guru kurang dalam mengawasi dan membimbing siswa bekerja kelompok
serta kurang efektif dalam penggunaan waktu sehingga melebihi waktu yang
ditetapkan dan guru juga tidak menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada pertemuan
kedua aktivitas guru 88,64% termasuk kategori baik.
Pada siklus II rata-rata aktivitas guru 94,32% dengan kategori amat baik .
Pada pertemuan pertama aktivitas guru 93,18% dan pertemuan kedua aktivitas guru
95,45 yang dikategorikan amat baik sehingga dapat memotivasi siswa dalam belajar.
Untuk Melihat ketuntasan hasil ulangan harian siswa secara individu pada
siklus I dann II dengan menggunakan Kooperatif Tipe STAD berdasarkan data pada
lampiran 9 halaman 119 dapat dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 9: : Data Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas
V SD Negeri 021 Pada Siklus I Dan II Setelah Mengikuti Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD
No
1
2
3
4
%
Interval
86 -100
76 – 85
60 – 75
≤ 54
Kategori
Amat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Siklus I
Jumlah Siswa
(%)
5 (14,28)
11 (31,43)
11 (31,43)
8 (22,86)
Siklus II
Jumlah Siswa
(%)
18 (51,43)
9 (25,71)
7 (20,00)
1 (2,86)
Berdasarkan tabel dapat dilihat rata-rata nilai ulangan harian siswa mengalami
peningkatan, nilai ulangan harian pada siklus I rata-ratanya 71,77% dengan kategori
Cukup, dimana terdapat 5 siswa (14,28%) mendapat nilai Amat Baik , 11 siswa
(31,43%) mendapatkan nilai Baik, 11 siswa (31,43%) siswa mendapatkan nilai
Cukup dan 8 siswa (22,86%) yang mendapat nilai Kurang. Pada siklus II nilai rataratanya 82,74 dengan kategori Baik, dimana terdapat 18 siswa (51,43%) mendapat
9
nilai Amat Baik, 9 siswa (25,71%) mendapat nilai Baik, 7 siswa (20,00%) mendapat
nilai Cukup, dan satu siswa mendapat nilai kurang (2,86%).
Berdasarkan tabel (Lampiran 9), hasil belajar siswa diukur berdasarkan
ketuntasan belajar pada UH I dan UH II menunjukkan bahwa ketuntasan individu dan
ketuntasan klasikal hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II mengalami
peningkatan sebagaimana terlihat pada tabel berikut:
Tabel 9 : Data Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II
Jumlah Siswa
Persentase Ketuntasan
No
Siklus
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
1
Skor Dasar
15
20
42,86 %
57,14 %
2
I
27
8
77,14 %
22,86%
3
II
34
1
97,14 %
2,86 %
Dari tabel 9, dapat dilihat bahwa ketuntasan belajar siswa secara individu
meningkat. Pada siklus I sebanyak 27 orang siswa (77.14%) tuntas dalam
pembelajaran dan 8 orang siswa (22,86%) tidak tuntas dalam pembelajaran, hal ini
diduga siswa masih belum aktif dalam proses pembelajaran IPA, sehingga siswa
kurang perhatian dalam pembelajaran, cuek dan sifat anak ingin meniru hasil kerja
teman masih muncul akibatnya siswa tidak mampu menyelesaikan tugasnya dengan
baik, masih ada soal yang tidak diisi dan jawaban yang asal isi.
Peningkatan hasil belajar siswa dari skor dasar sebelum diadakan tindakan
dan setelah diadakan tindakan dapat dilihat pada lampiran 8 dan 9, mengalami
peningkatan dari skor dasar 59,43% meningkat menjadi 71,77%. peningkatan sebesar
12,77% pada siklus I, sedangkan dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan
sebesar 10,97%, menjadi 82,74% sehingga total peningkatan dari skor dasar ke siklus
II sebesar 23,74%.
Berdasarkan teknik analisis pengumpulan data pada bab III maka diperoleh
kesimpulan tentang data hasil belajar melalui ulangan harian untuk ketuntasan
individu dan klasikal, aktivitas guru dan siswa nilai perkembangan dan penghargaan
kelompok serta ketercapaian KKM.
Terdapat peningkatan aktivitas siswa pada sikus I 71,00% dan pada siklus II
meningkat menjadi 83,14%. Peningkatan rata-rata aktivitas siswa terjadi sebesar
12,14%.
Peningkatan rata-rata aktivitas guru pada siklus I adalah 80,69%, pada siklus
II meningkat menjadi 94,32%. Peningkatan aktivitas guru dari siklus I ke siklus II
sebesar 13,63%.
Pada siklus I siswa yang memperoleh nilai dengan kategori amat baik terdapat
5 siswa (14,28%), sedangkan padaa siklus II terdapat 18 siswa (51,43%). Untuk
kategori baik pada siklus I terdapat 11 siswa (31,43%) dan pada siklus II terdapat 9
siswa (25,71%). Untuk kategori cukup pada siklus I terdapat 11 siswa (31,43%),
sedangkan pada siklus II terdapat 7 siswa (20,00%). Untuk kategori kurang pada
siklus I terdapat 8 siswa (22,86%), sedangkan pada siklus II terdapat 1 siswa (2,86%)
10
yang memperoleh nilai dengan kategori kurang. Berdasarkan data di atas, maka
terjadi peningkatan ketuntasan siswa secara individu sebesar 10,97 %.
Data ketuntasan siswa secara klasikal pada siklus I siswa yang tuntas 27
siswa, meningkat pada siklus II menjadi 34 siswa. Sedangkan siswa yang tidak tuntas
mengalami penurunan pada siklus I 8 siswa menjadi 1 siswa pada siklus II.
Berdasarkan data di atas, maka terjadi peningkatan ketuntasan klasikal siswa sebesar
20,00%.
Peningkatan penghargaan kelompok yang diindikasikan dengan terdapatnya
kelompok dengan kategori baik pada siklus I sedangkan pada siklus II tidak ada.
Sedangkan kategori super terdapat 3 kelompok pada siklus I dan 4 kelompok pada
siklus II. Pada kategori hebat terdapat 4 kelompok pada siklus Idan 3 kelompok pada
silus II.
Dengan memperhatikan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa
hipotesis yang diajukan dapat diterima kebenarannya. Dengan kata lain bahwa
penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil
belajar IPA pada materi pokok Sumber Daya Alam Dan Penggunaannya siswa kelas
V SD Negeri 021 kecamatan Rumbai Pekanbaru.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan analisis data yang diperoleh pada BAB IV, maka dapat
disimpulkan bahwa Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat
meningkatkan hasil belajar ipa siswa kelas V SD Negeri 021 Rumbai Tahun pelajaran
2010/2011. Besar peningkatan hasil belajar didukung oleh:
1. Rata – rata hasil belajar siswa berdasarkan ulangan harian I 71,77 (cukup) dan
ulangan harian II naik menjadi 82,74 (baik). Ini terjadi peningkatan sebesar
10,97.
2. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal tercapai dan mengalami peningkatan
dari 77,14 pada siklus I dan 97,14 pada siklus II.
3. Penghargaan kelompok pada siklus I dari tujuh kelompok yang ada, 1
kelompok mendapat penghargaan baik, 2 kelompok mendapat penghargaan
super dan 4 kelompok hebat. Pada siklus II ada 4 kelompok yang mendapat
penghargaan super dan 3 kelompok yang mendapat penghargaan hebat.
4. Aktifitas siswa pada siklus I 71,00 (cukup). Pada siklus II mengalami
peningkatan 83,14% dengan kategori baik.
5. Aktifitas guru pada siklus I rata-rata 80,69 (cukup) dan pada siklus II
meningkat menjadi 94,32 (baik sekali). Jadi rata-rata siklus I dan II 13,63.
Peningkatan aktifitas ini terjadi karena guru sudah mengikuti langkah-langkah
pada pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.
adapun saran yang diajukan adalah:
Pembelajaran kooperatif Tipe STAD dapat dijadikan sebagai alternatif dalam
pembelajaran ipa karena dapat meningkatkan hasil belajar dan aktifitas siswa.
11
Bagi guru yang ingin menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
mempersiapkan perangkat pembelajaran dengan baik supaya tujuan yang diinginkan
tercapai.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ari kunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta; Bumi Aksara
Bundu Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses Dan Sikap Ilmiah Dalam
Pembelajaran Sains Sekolah Dasar. Jakarta; Depdiknas
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta; Pusat Kurikulum,
Balitbang Depdiknas
Dimyati. 2002. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta; Rineka Cipta
Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta; Rineka Cipta
Daryanto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta; Rineka Cipta
Haryanto. 2006. Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga.
KTSP. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Badan Standar Nasional
Pendidikan.
Purwanto, Ngalim M. 2006. Prinsip-prinsip Dan Tehnik Evaluasi Pengajaran.
Bandung; Remaja Karya
Isjoni. 2007. Cooperative Learning. Bandung; Alfabeta
Sardiman. 2003. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta; Raja Grafindo
Persada
Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta; Rineka
Cipta
Slavin Robert E. 2008. Cooperative Learning-Teori, Riset Dan Praktik. Bandung;
Nusa Media
Sudijono. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan Remaja. Jakarta; Grasindo
Sudjana. 2000. Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production
Sudjana. 2008. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya
Sukmadinata. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung; Remaja Rosda
Karya
Syuryani, Lili. 2008. Peningktan Hasil Relajar IPA Melalui Model Pembelajaran
STAD Pada Siswa Kelas V A SDN 001 Tambusai Kabupaten Rokan Hulu.
Skripsi Tidak Dipublikasikan. Pekanbaru: UNRI
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka
13
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 021 RUMBAI
JURNAL
Diajukan sebagai syarat untuk memenuhi gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
NOVI ERNAWATI
0805162930
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2012
Download