ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.”P” MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS PUNGGING, KABUPATEN MOJOKERTO NUR ALFIYAH NIM. 1311010032 Subject : Masa Hamil, Bersalin, Nifas, Neonatus dan Keluarga Berencana DESCRIPTION Perkembangan tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi merupakan tantangan bagi Indonesia jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kematian Ibu atau kematian Bayi yang dimaksud adalah kematian seorang Ibu sewaktu hamil atau kematian Bayi sebelum usia 1 tahun. Tujuan Laporan Tugas Akhir ini adalah menerapkan Asuhan Kebidanan pada Ibu mulai dari Masa Hamil, Bersalin, Nifas, Neonatus, dan Keluarga Berencana sesuai dengan standar asuhan dengan menggunakan pendokumentasian SOAP dengan pendekatan management kebidanan. Asuhan Kebidanan pada Ny.”P” berkesinambungan ini dilakukan di Puskesmas Pungging, Mojokerto mulai tanggal 08 Februari 2016 sampai 29 April 2016. Pemberian Asuhan Kehamilan pada Ny.”P” dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan kesenjangan. Asuhan Persalinan berlangsung fisiologis serta tidak disertai penyulit. Asuhan Masa Nifas menunjukkan hasil pemeriksaan tidak terdapat masalah. Asuhan pada Neonatus menunjukkan hasil pemeriksaan tidak mengalami masalah, kondisi bayi baik dan normal. Asuhan pada Keluarga Berencana Ibu menggunakan kontrasepsi IUD tidak mengalami masalah. Asuhan Kebidanan pada Ny.”P” berjalan fisiologis, hal ini dikarenakan usia ibu 23 tahun yang termasuk usia reproduksi sehat selain itu ibu juga melakukan kunjungan ANC rutin ke bidan dan menerapkan anjuran yang diberikan bidan. Berdasarkan hasil Asuhan Kebidanan yang dilakukan, ibu hamil hendaknya dapat rutin memeriksakan kehamilannya pada tenaga kesehatan agar apabila terdapat komplikasi pada kehamilannya dapat segera diatasi/ditangani dan melakukan konsultasi tentang Masa Hamil, Bersalin, Nifas, Neonatus, dan Keluarga Berencana. SUMMARY The increase of the high maternal and infant mortality rate is a challenge for Indonesia when compared with the previous year. The meaning of maternal mortality or infant mortality is the death of a mother during pregnancy or infant mortality before age of 1 year. The purpose of this final report was to implement the Midwifery Care start from Pregnancy, Parturition, postpartum, Neonatal, and contraception with the standard of care by using SOAP documentation with midwifery management approach. Midwifery Care in Mrs. "P" with continuity of care was conducted in Puskesmas Pungging, Mojokerto starting on February 8, 2016 until April 29th, 2016. The provision of Antenatal care in Mrs. "P" on the results did not find any gaps. Intranatal care lasted physiological and it wasn’t accompanied by complications. Postpartum care showed examination results there was no problem. Neonatal care indicated the results there was no problem, the condition was good and the baby was normal. Midwifery care in Family Planning mother chose to use contraception IUD and did not experience any problems. Midwifery Care in Mrs. "P" was done physiologically, this was due to maternal age of 23 years including healthy reproductive age in addition to the mother, she also did regular ANC visit to the midwife and apply the advices provided by midwife. Based on the results of Midwifery Care that is done pregnant mothers should do routine checkups at health personnel so that if there are complications in pregnancy it can be quickly overcome, she also should do consultation about Pregnancy, Parturition, Postpartum, Neonatal and Family Planning. Keywords : Pregnancy, Parturition, Postpartum, Neonatal and Family Planning Contributor : 1. Farida Yuliani, M.Kes 2. Sari Priyanti S, SiT., M.Kes Date : 25 Mei 2016 Type Material : Laporan Tugas Akhir Identifier :Right : Open Document Summary : LATAR BELAKANG Menurut federasi Obstetri Internasional, kehamilan merupakan penyatuan dari spermatozoa dan ovum, dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Aprilia, 2010). Kehamilan terjadi jika ada pertemuan antara sel telur atau ovum dengan spermatozoa (Saminem, 2009). Setiap tahun sekitar 160 juta ibu seluruh dunia dalam keadaan hamil. Sebagian besar kehamilan ini berlangsung dengan aman, namun, sekitar 15% menderita komplikasi berat, dengan sepertiganya merupakan komplikasi yang mengancam jiwa ibu. Komplikasi ini mengakibatkan kematian lebih dari setengah juta ibu setiap tahun (Saifuddin, 2010). Tantangan bagi bangsa Indonesia adalah masih tingginya angka Kematian Ibu (AKI) yaitu 359/100.000 kelahiran.(SDKI, 2012) Di Jawa Timur, capaian Angka Kematian Ibu (AKI) cenderung menurun dalam 5 (lima) tahun terakhir. Capaian AKI dapat digambarkan pada tahun 2015 mencapai 97,43 per 100.000 kh. Keadaan ini memacu untuk terus menelaah penyebab kematian ibu agar target MDGs dapat tercapai. (Dinkes Jatim, 2015) Kematian balita yang dimaksud adalah Kematian yang terjadi pada balita sebelum usia 5 (lima) tahun (bayi + anak balita). Angka kematian balita adalah jumlah anak yang meninggal sebelum usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian balita tahun 2013 sebanyak 145 anak, dengan jumlah laki-laki 84 anak dan perempuan 61 anak. Jumlah kematian anak balita tahun 2013 sebanyak 16 anak, dimana jumlah laki-laki 7 anak dan perempuan 9 anak (Dinkes Mojokerto, 2013). Jumlah kematian ibu di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 sebanyak 22 kasus yang terdiri dari 6 kasus pada Kematian Ibu Hamil, 2 kasus pada Kematian Ibu Bersalin dan 14 kasus pada Kematian ibu Nifas. Secara keseluruhan terdapat peningkatan angka kematian ibu jika dibandingkan dari tahun 2012 yang mana jumlah kasus kematian sebanyak 19 kasus, sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 22 kasus. (Dinkes, Kab. Mojokerto, 2014) Penyebab kematian ibu tahun 2013-2015, terjadi peningkatan pada factor Pre Eklamsia/Eklamsia (PE/E) dan faktor lain-lain, sedangkan faktor pendarahan dan infeksi mengalami penurunan tiap tahun. Faktor jantung mengalami kenaikan pada tahun2012, tetapi pada tahun 2013 mengalami penurunan. Dari proporsi tahun 2014, factor PE/E masih menjadi faktor dominan (34,88%). Kematian bayi yang dimaksud adalah kematian yang terjadi pada bayi sebelum mencapai usia satu tahun. Angka kematian bayi (AKB) atau Infan Mortality Rate adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab dari kematian bayi di Kabupaten Mojokerto diakibatkan oleh BBLR (berat badan lahir rendah), asfiksia, kongenital, infeksi, dan lain-lain. Beberapa penyebab terjadinya kematian pada ibu hamil dan melahirkan adalah perdarahan, keracunan kehamilan (Pre eklamsi), infeksi dan penyebab yang lainnya bila dilihat dari hasil laporan tersebut. Perlu dicermati bahwa masyarakat masih belum memahami secara benar penanganan ibu hamil, masyarakat masih menganggap perdarahan yang dialami bumil merupakan suatu hal yang biasa, keadaan ini berdampak pada keterlambatan merujuk ke fasilitas kesehatan terdekat serta persiapan rujukan yang dilakukan oleh keluarga serta penanganan perdarahan di fasilitas kesehatan perlu dilakukan secara adekuat sehingga kesiapan peralatan yang memadai serta ketrampilan petugas merupakan sesuatu yang wajib ada di fasilitas pelayanan kesehatan. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan 30,5%, infeksi 22,5%, gestosis 17,5%, dan anastesia 2,0%. Penyebab kematian obstetrik langsung yaitu Perdarahan 24%, Retensio Plasenta 22%, Sepsis 20,8%, Eklampsia 16%. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia neonatorum 49-60%, infeksi 24-34%, prematuritas/BBLR 15-20%, trauma persalinan 2-7%, dan cacat bawaan 1-3%. (Manuaba, 2011) Berdasarkan kondisi ini pemerintah berupaya menurunkan AKI & AKB bekerja sama dengan departemen kesehatan dan lembaga-lembaga lainnya. Pelayanan kesehatan primer diperkirakan dapat menurunkan angka kematian ibu sampai 20% namun dengan sistem rujukan yang efektif, angka kematian dapat ditekan sampai 80%, pemerintah juga mengadakan penyediaan biaya operasional, posyandu, pemberian makanan tambahan, imunisasi, dan penyelenggaraan pendidikan tentang gizi dan kesehatan kaum perempuan. (Manuaba,2008) Untuk mempercepat pencapaian sasaran-sasaran pembangunan kesehatan di Indonesia, Kementrian Kesehatan telah melakukan trobosan melalui berbagai upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan satu diantaranya adalah Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). BOK diharapkan dapat berkontribusi meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat. (Menkes RI, 2011) Upaya bidan adalah meningkatkan kualitas keselamatan ibu dan bayi terutama dengan melaksanakan pelayanan antenatal care yang baik yaitu asuhan yang diberikan pada ibu hamil yang bertujuan untuk memonitor, mendeteksi kesehatan ibu dan janin selama kehamilan sesuai dengan Manajemen pendokumentasian SOAP. Dalam hal ini diharapkan mahasiswa mampu mengimplementasikan yang sudah diperoleh dari perkuliahan dalam memberikan pendampingan asuhan kepada klien sejak dari kehamilan trimester III, persalinan, nifas dan BBL atau bisa memberikan KIE terkait kontrasepsi. Merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi penyulit atau komplikasi. (Kemenkes, 2010) METODE PENELITIAN Studi kasus dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendokumentasiaan SOAP dengan pendekatan management. Asuhan kebidanan dilakukan pada Ny.”P” lokasi studi kasus di Puskesmas Pungging Mojokerto mulai tanggal 08 Februari sampai 29 April 2016. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 17 Februari 2016 diketahui terdapat beberapa keluhan selama hamil diantaranya adalah ibu sering buang air, nyeri punggung. Keluhan yang dirasakan oleh ibu sebagaimana yang tercantum dalam teori bahwa Menurut (Hanifa, 2008) keluhan yang sering dirasakan pada trimester III adalah : Sering buang air kecil, pada kehamilan trimester III posisi kepala janin mulai turun kepintu atas panggul sehingga mengakibatkan kandung kemih tertekan oleh penurunan kepala janin, nyeri punggung juga dirasakan pada kehamilan trimester III, Pusat gravitasi wanita bergeser kedepan yang menyebabkan rasa nyeri pada punggung ibu. Kram Otot, hipokalsemia merupakan kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah ditandai dengan adanya kram otot dan kram perut. (Ardiyanti, 2014) Berdasarkan hasil pengkajian diatas menunjukkan bahwa keluhan yang dialami oleh ibu saat trimester III merupakan keluhan yang umumnya dirasakan oleh ibu hamil, hal ini sesuai dengan teori, sehingga antara teori dengan fakta tidak terdapat kesenjangan. Pada hasil pengkajian diketahui bahwa ibu mengeluh keluar lendir disertai darah. Didapatkan hasil pemeriksaan dalam(VT), pembukaan : Ø 3cm, efficement : 30%, presentasi dan posisi janin : kepala dan intrauterine, denominator : UUK, hodge : hodge II, air ketuban : utuh, penyusupan, kepala janin : (-), his : 3x10’x45”. Keluar lendir berwarna bening, bercampur darah pada saat hamil tua ini diakibatkan oleh sumbatan lendir yang ada leher rahim yang terbentuk semasa hamil perlahan sedikit membuka maka lendir keluar dengan beberapa warna tadi. (Irawati, 2015) Pada kasus Ny.”P” lama kala I berlangsung 2 jam, keadaan ini terjadi karena HIS yang adekuat sehingga mendorong persalinan lebih cepat, kala II berlangsung 10 menit, kala III berlangsung 10 menit, kala IV berlangsung 2 jam dengan jumlah perdarahan ± 200 cc, UC baik/keras, TFU 2 jari dibawah pusat, lochea rubra, TTV dalam batas normal 120/80 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36,50C, pernafasan 20x/menit. Menurut teori Sarwono Prawirohardjo (2005), lamanya kala I pada ibu primigravida berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada multipara kira-kira 7 jam. Pada kala II primipara berlangsung rata-rata 1,5 jam, dan pada multipara rata-rata 0,5 jam, kala III di mulai dari segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta dalam waktu 6-15 menit, kala IV di mulai dari lahirnya plasenta dan lamanya 1 jam, pada kala IV itu diamat-amati apakah tidak terjadi perdarahan pospartum. Dari hasil pemeriksaan antara teori dan fakta terdapat kesenjangan. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pada kala 1 ibu multigravida berlangsung 2 jam di karenakan his yang adekuat sehingga mendorong persalinan lebih cepat. Pada pemeriksaan kunjungan I didapat hasil pemeriksaan 2-6 jam post partum Ny “P” ibu merasa mules pada perutnya. Menurut teori (Bobak, 2004) nyeri perut/mulas diakibatkan intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir, di duga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intrauterine yang sangat besar. Sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan fakta Pada pemeriksaan kunjungan II didapat hasil pemeriksaan 6-7 hari post partum, terdapat lochea sanguinolenta, TFU pertengahan pusat sympisis, kunjungan III didapat hasil pemeriksaan 14 hari post partum, terdapat lochea serosa, TFU tidak teraba diatas sympisis, kunjungan IV didapat hasil lochea alba, TFU normal seperti sebelum hamil. Menurut teori (Saleha, 2009) lochea pada masa nifas diantaranya: Lochea rubra atau merah (kruenta) Lochea yang keluar pada hari ke 1 - 3 masa postpartum. Warnanya merah dan mengandung darah robekan. Lochea ini terdiri atas sel desidua, verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekonium dan sisa darah. Lochea sanguinolenta yaitu lochea yang keluar pada hari ke 3-7 postpartum berwama merah kuning berisi darah dan lendir karena pengaruh plasma darah. Lochea serosa yaitu lochea yang keluar pada hari ke 7-14 postpartum. Warnanya biasanya kekuningan atau kecokelatan. Lochea ini terdiri atas lebih sedikit darah dan lebih banyak serum. Lochea Alba yaitu lochea yang keluar lebih dari 2 minggu postpartum. Warnanya lebih pucat, putih kekuningan serta lebih banyak mengandung leukosit, selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati. Menurut (Saleha, 2009) Involusi TFU diantaranya : Bayi lahir Setinggi pusat 2 jari dibawah pusat, 1 minggu pertengahan pusatsimfisis, 2 minggu tidak teraba di atas simfisis, 6 minggu normal, 8 minggu normal tapi sebelum hamil. Pada hasil pemeriksaan antara teori dan fakta tidak terdapat kesenjangan. Pada kunjungan 1 (6 jam–1 hari), Bayi lahir pada jam 04.18 WIB, Jenis kelamin laki-laki, BB : 3500 gram, PB : 49 cm, kondisi ibu dan bayi sehat. Menurut Dep. Kes. RI (2005), Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram. Pada kunjungan II (6-7 hari) reflek-reflek bayi sangat baik, hal ini terjadi pada bayi yang normal. Menurut Jenny J.S Sondakh (2013), sebagai berikut : Reflek Moro, Reflek swallowing, Reflek Rooting, Reflek Sucking, Reflek Glabellar, Reflek Palmar/Plantar Grap, Reflek Tonick neck, Reflek Elestrusi, Reflek Babinski, Reflek Stepping. Pada hasil pemeriksaan diatas keadaan bayi sehat dan tidak ada masalah pada bayi karena semua sesuai dengan batas normal. Pada kunjungan III dan IV berat badan bayi mengalami kenaikan hingga 4000 gram dengan usia bayi 28 hari. Menurut teori (Alimul Aziz, 2008) dari kenaikan berat badan normal diatas dapat dilihat bahwa perkembangan/pertambahan berat paling cepat disaat umur 06 bulan, pertumbuhan berat badan akan mengalami penambahan setiap minggunya sekitar 140-200 gram. Dari hasil pemeriksaan antara teori dan fakta terdapat kesenjangan.Kenyataan di lapangan menunjukan bahwa kenaikan BB bayi Ny.”P” naik 125 gram/minggu. Hal tersebut bisa di karenakan kebutuhan nutrisi yang kurang terpenuhi dikarenakan bayi sering tidur dan ibu bayi tidak membangunkannya dan menyusui sesering mungkin/setiap 2 jam sekali. Pada kunjungan IV bayi juga mendapat imunisani BCG+POLIO 1 dan sudah mendapat imunisasi HB0 pada usia 0 hari. Menurut teori Alimul Aziz (2008), imunisasi HB0 diberikan guna untuk memberikan kekebalan dari penyakit hepatitis, imunisasi diberikan pada anak usia 0 hari, 1-2 bulan dan yang ketiga pada usia 6 bulan, dengan dosis 0,5 cc pada 1/3 area paha tengah bagian luar. Kemudian imunisasi BCG diberikan bertujuan untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap kuman Mycobacterium tuberculosis dengan cara menghambat penyebaran kuman, dan diberikan pada bayi usia 0-11 bulan dengan dosis 0,5 cc pada 1/3 bagian lengan atas kanan secara Intrakutan. Pada imunisasi POLIO 1 diberikan pada bayi usia 0-11 bulan guna untuk memberikan kekebalan dari penyakit polimelitis, dapat diberikan 4x dalam interval waktu 4-6 minggu, dengan dosis 2 tetes ke dalam mulut. Sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori dan fakta. Ibu memakai kontrasepsi IUD pasca plasenta. Melakukan pemasangan IUD sesuai prosedur pemasangan, ibu bersedia dilakukan pemasangan oleh bidan. IUD telah terpasang sesuai prosedur.Ny “P” melakukan KB IUD atas dasar keinginan sendiri karena untuk memprogramkan keluarga berencana dengan hanya mempunyai 2 anak. Menurut teori (Saifuddin, 2006) Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) adalah suatu alat atau benda yang dimasukan ke dalam rahim yang efektif, reversible, dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia produktif untuk mencegah terjadinya kehamilan. Pada KB IUD ini tidak mengganggu dalam pemberian ASI pada bayi, pernyataan di lapangan menunjukkan bahwa bayi mengalami penurunan dalam kenaikan BB.Sehingga ibu bisa tetap memberikan ASI untuk memicu pertambahan/kenaikan BB bayinya. Resiko yang mungkin terjadi pada KB IUD adalah ekspulsi yaitu IUD yang terlepas/keluar dari rongga rahim. Pengguna IUD perlu mengetahui tanda-tanda lepasnya IUD antara lain kram, pengeluaran per vagina, spotting atau perdarahan. Berdasarkan fakta dan teori diatas tidak terdapat kesenjangan. SIMPULAN 1. Asuhan kehamilan Ny.”P” dilakukan kunjungan mulai usia kehamilan 38-39 minggu dan dilakukan kunjungan sebanyak 3x. Pada masa kehamilan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan fakta. Pada kunjungan pertama ibu mengeluh sering kencing, nyeri punggung, keluhan tersebut merupakan hal yang normal dialami oleh ibu hamil trimester III sesuai dengan teori hanifa (2008). Tidak didapatkan masalah, berjalan dengan normal. 2. Asuhan Persalinan proses persalinan berjalan dengan normal pada kala I, II, III, dan IV, pada kala I fase laten dan fase aktif berjalan sesuai teori Sarwono Prawirohardjo (2005), Pada ibu primigravida yaitu 13 jamsedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam. Pada kala II primipara berlangsung rata-rata 1,5 jam, pada mutipara rata-rata 0,5 jam. Pemantauan kala II, III, IV sesuai dengan partograf dan APN 58 langkah. Tidak didapatkan masalah semua berjalan dengan lancar. 3. Asuhan Masa Nifas dilakukan kunjungan 4x, kunjungan nifas pertama dilakukan mulai dari 2-6 jam post partum, kunjungan nifas II 6-7 hari, kunjungan nifas III 14 hari, kunjungan nifas IV setelah 14 hari, proses involusi berjalan dengan normal, laktasi juga keluar dengan lancar, sehinggga tidak didapatkan masalah semua berjalan dengan lancar. 4. Asuhan Neonatus dilakukan kunjungan 4x. Bayi Ny.”P” di imunisasi HB0 usia 0 hari, BCG+polio 1 pada kunjungan ke 4 pada usia 28 hari. Pada kunjungan pertama sampai ke empat tidak ditemukan masalah pada neonatus. 5. Asuhan Keluarga Berencana ibu telah menjadi akseptor kontrasepsi IUD pasca plasenta REKOMENDASI 1. Bagi Institusi Hendaknya dijadikan sebagai tambahan referensi dalam daftar kepustakaan di sebuah institusi supaya lebih mudah mendapatkan rujukan dalam pembuatan karya ilmiah. 2. Bagi tempat penelitian/Puskesmas Hendaknya digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak serta pelayanan keluarga berencana. 3. Disarankan pada klien untuk menjaga kehamilanya baik secara psikologis dan fisiologis agar dalam masa kehamilan sampai penentuan alat kontrasepsi dapat dilaksanakan dengan baik dan dalam pemberian ASI ditingkatkan. DAFTAR PUSTAKA Cunningham, F G,dkk., 2005. Obstetri Williams Volume I. Jakarta : EGC Dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika Dinkes Jatim, 2015. Profil Kesehatan Propinsi jawa Timur tahun 2015.Pencapaian dan kinerja pembangunan kesehatan anga mortalitas, AKI dan AKB. Dinkes Kabupaten Mojokerto, 2014. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto. AKB dan AKI. Essawibawa, 2011. Asuhan kebidanan gangguan reproduksi perdarahan uterus disfungsional pada usia perimenopause. diakses tanggal Mei 20th, 2014 Ety, 2011. Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : EGC Hanafi, Hartanto. 2010. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. Handayani, Wiwik et al. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada Klien Hani, Ummi. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Hidayat. A. M., Sujiyatini. 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan, Yogyakarta ; Nuha Medika. Jannah, Nurul. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas, Yogjakarta ; Ar - Ruzz Media. Kosim Sholeh, M. 2007. Buku panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter, Bidan, dan Perawat di Rumah Sakit. Jakarta: IDAI Depkes RI. Kurniawati, Desi dan Hanifah Mirzani, 2009. Obgynacea Obstetri & Ginekologi. Yogyakarta: TOSCA Eterprise Lailiyana, dkk.(2012). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan.Jakarta : Buku Kedokteran EGC Muslihatun. N. W., Mufdlilah., Setiyawati. N. 2009. Dokumentasi Kebidanan, Yogyajakarta ; Fitramaya. Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, Jakarta ; Yayasan Bina Pustaka. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan, Jakarta ; Bina Pustaka. Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan, Jakarta ; Bina Pustaka. Proverawati, Atikah. 2011. Anemia dan Anemia kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika Rury, N. 2012. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Saifuddin.2010. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka. Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Pada Antenatal. Jakarta: EGC. Saminem. 2009. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Konsep Dan Praktik. Jakarta: EGC Sudarti dan Fauziah Afroh. 2010. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Numed. Suherni, 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya Sujiyatini, dkk., 2011. Asuhan Kebidanan II (Persalinan). Yogyakarta : Rohima Press Sulistyawati, Ari. 2010. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan.Jakarta: Sumarah, dkk., 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin). Jakarta : Fitramaya Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI).(2012). Prevalensi Hipertensi. Diakses tanggal 23 Agustus 2013. Dari: http://surveidemografidankesehatanindonesiaSDKI.com. Suryati, (2011). Buku Ajar Asuhan Kebidanan I: Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika Yuliasari 2010. Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta: Diva Press ALAMAT KORESPONDENSI Email : [email protected] Alamat : Dsn. Toyaning RT : 02, RW : 04, Desa Toyaning, Kec. Rejoso, Kab. Pasuruan No. Hp : 082245880973