ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “ R ” MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS, DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS PURI KABUPATEN MOJOKERTO ALFI NURDIANA NIM. 1311010002 Subject : Kehamilan, Bengkak, Ketidaksesuaian Lochea, Ikterus, Keluarga Berencana DESCRIPTION Pada dasarnya proses kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan suatu tahapan perkembangbiakan manusia yang alamiah, namun tetap harus diwaspadai apabila terjadi hal-hal yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan bayi. Pada kesepakatan MDGs di harapkan angka kematian ibu (AKI) menurun sebesar tiga seperempatnya dalam kurun waktu 25 tahun. Berdasarkan hal tersebut, Indonesia berkomitmen untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Dalam hal ini di lakukan Asuhan Kebidanan secara komprehensif pada Ny “R” mulai dari masa hamil yang dilakukan 1 kali kunjungan, 1 kali pada saat persalinan, 4 kali kunjungan pada masa nifas, 4 kali kunjungan pada masa neonatal dan memberikan akses terhadap keluarga berencana guna mengurangi Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Asuhan secara komprehensif dilakukan di dusun Kertoharjo, desa Kintelan, kecamatan Puri, kabupaten Mojokerto. Asuhan kehamilan yang di lakukan pada Ny. R dari awal sampai akhir hanya di temukan masalah yang fisiologis yang biasa di alami oleh ibu hamil pada trimester III. Pada persalinan kala I tidak di temukan masalah, kala II tidak terjadi kesenjangan antara teori dan fakta. Kala III tidak di temukan masalah. Kala IV tidak di temukan masalah. Pada nifas di lakukan kunjungan 4 kali, dalam kunjungan yang di lakukan dari awal sampai di temukan masalah yang fisiologis yaitu kaki bengkak dan ketidaksesuaian lochea. Pada kunjungan bayi yang dilakukan 4 kali di temukan masalah pada bayi yaitu bayi mengalami icterus pada umur satu minggu. Pada kunjungan keluarga berencana ibu menggunakan kontrasepsi mini pil. Upaya peningkatan Asuhan Kebidanan secara komprehensif dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas petugas dan pemenuhan fasilitas pada pelayanan kesehatan SUMMARY Basically, process of pregnancy, parturition, and postpartum is a natural human reproducing stage, but we still need to watch out in case of thing that can endangering the health of mother and baby. In the MDGs deal, it is expected the Maternal Mortality Rate (MMR) decrease by three quarter within a period of 25 years. Base on this case, Indonesia is committed to reduce the Maternal Mortality Rate (MMR) into 102 per 100.000 live birth in 2015. In this case, researcher did Midwifery Care comprehensively to Ms. R, starting from pregnancy which was conducted by 1 time visit, 1 time visit during parturition, 4 times visits during postpartum, 4 times visit in the neonatal period and also, researcher provided access to family planning for reduce the maternal mortality rate and the infant mortality rate. Comprehensive Midwifery Care conducted in Kertoharjo Kintelan, Puri, Mojokerto. Pregnancy care which was conducted to Ms. R from beginning until end only found physiological problem commonly experienced by pregnant mother in the third trismester. In the first stage of parturition was not found anyproblem. In the second stage, there was not found a gap between theory and fact. In the third stage, was not found anyproblem. In the fourth stage, was not found anyproblem . In the postpartum period, Ms. R did 4 times visit. The visit conducted until physiological problem be found that her feet were swollen and there was discrepancy lochea. At neonatal visit, performed 4 times, find a problem in the baby there was icterus. At Family Planning visit, Ms. R was using mini pil. The effort to increase comprehensively Midwifery Care can be done by improve officer’s quality and fulfillment of health care facilities. Keywords: Pregnancy, Swollen, Discrepancy Lochea, Icterus, and Family planning. Contributor : 1. Dian Irawati, M. Kes 2. Dyah Siwi Hety, S.Si, T., M.Kes Date : 29 Agustus 2016 Type Material : Laporan Tugas Akhir Identifiter :Right : Open Document Summary : LATAR BELAKANG Ibu hamil resiko tinggi merupakan ibu hamil dengan keadaan penyimpangan dari normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian bagi ibu maupun bayinya (Profil Kesehatan Jatim, 2011). Kematian ibu yang dimaksud, kematian perempuan pada saat hamil dan atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) mencatat bahwa selama periode tahun 2007-2012 angka kematian pada ibu mengalami kenaikan. Pada tahun 2012, angka kematian ibu mencapai 359 per 100.000 penduduk atau meningkat 57% bila di bandingkan dengan tahun 2007 yaitu sebanyak 228 orang per 100.000 penduduk. Di Jawa Timur, capaian Angka Kematian Ibu (AKI) 2012 mencapai 97,43 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu dihitung per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 sebanyak 22 kasus yang terdiri dari 6 kasus pada Kematian Ibu Hamil, 2 kasus pada Kematian Ibu Bersalin dan 14 kasus pada Kematian ibu Nifas. Angka kematian bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab dari kematian bayi di Kabupaten Mojokerto di akibatkan oleh BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), asfiksia, kongenital, infeksi, dan lain-lain. Selama tahun 2013 dilaporkan terjadi 16.491 kelahiran. Dari seluruh kelahiran, tercatat 67 kasus lahir mati dan kasus kematian bayi sebesar 129, diantaranya laki-laki sebanyak 77 bayi dan sebanyak 52 bayi perempuan. Status kesehatan masyarakat di Indonesia pada khususnya bagian kesehatan ibu dan anak dapat dilihat dari data nasional tahun 2013 bahwa, cakupan K1 pada ibu hamil mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu dari 96,84% pada tahun 2012 menjadi 95,25% pada tahun 2013. Cakupan K4 mencapai 86,85%. Cakupan pertolongan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (PN) mencapai 90,88%. Cakupan akseptor Keluarga Berencana (KB) aktif mencapai 76,73%. Cakupan kunjungan neonatal (KN) lengkap mengalami penurunan dari 87,79% pada tahun 2012 menjadi 87,23% pada tahun 2013 (Kemenkes, 2014). Capaian cakupan K1 di provinsi Jawa Timur pada tahun 2013 mencapai 95,07%. Capaian cakupan K4 mencapai 87,36%. Capaian cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan 97,53%. Cakupan peserta Keluarga Berencana (KB) aktif mencapai 78,98%. Cakupan kunjungan neonatal (KN) lengkap mencapai 89,08% (Kemenkes, 2014). Cakupan K4 di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 mencapai 81,44%. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan mencapai 87,99%. Cakupan Neonatus pertama (KN1) mencapai 95,47%. Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap (KN Lengkap) mencapai 94,37% (Profil Kesehatan Dinas Kabupaten Mojokerto, 2014). Kematian ibu di Jawa Timur tidak hanya disebabkan oleh masalah kesehatan, akan tetapi lebih ke arah sosial ekonomi masyarakat. Faktor penyebab kematian pada ibu hamil tahun 2010-2012 adalah peningkatan pada faktor pre- Eklamsia/Eklamsia (PE/E). Untuk faktor perdarahan dan infeksi mengalami penurunan setiap tahunnya. Menurut Rochjati (2003) penyebab faktor resiko pada ibu hamil yaitu : umur ibu yang tergolong resiko tinggi ≤ 20 tahun dan ≥35 tahun, ibu yang pernah melahirkan ≥4, jarak anak ≤2tahun dan tinggi badan kurang dari 145 cm. resiko tinggi berdasarkan riwayat obstetric meliputi riwayat operasi caesarea, penyakit ibu, pre-eklamsia ringan, hamil kembar, hidramnion/hamil kembar air, janin mati dalam kandungan, hamil lebih bulan, kelainan letak, perdarahan antepartum, dan pre-eklamsia berat / eklamsia.Dampak yang dapat terjadi pada ibu hamil resiko tinggi yaitu keguguran, persalinan prematur, mudah terjadi infeksi, anemia pada kehamilan, gestosis, serta kematian ibu yang tinggi (Saifuddin, 2005). Upaya mengatasi factor- factor yang berhubungan dengan kematian iobu dan bayi, harus terjadi suatu pergeseran dari penekanan terhadap intervensi medis yang berteknologi tinggi saat ini menuju focus dalam meningkatkan akses terhadap pelayanan pencegahan ( lowdermik, 2013). Pelayanan pencegahan bisa berupa pelayanan yang dilakukan secra lengkap dan berkesinambungan yaitu Continuity of Care. Pelayanan kebidanan yang komprehensif (Continuity of Care) dilakukan pada ibu hamil, bersalin, nifas, sampai KB serta neonatus. Dalam system pelayanan kesehatan, bidan sebagai tenaga professional terlatih mempunyai peranan dan strategi dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), serta Angka Kesakitan dan Kematian Bayi (AKB), melalui pemberian pelayanan kebidanan, baik secara mandiri, kolaborasi, maupun rujukan. Peran bidan dalam system pelayanan kesehatan meliputi : memberikan pelayanan kesehatan, pelayanan kebidanan preventif, pelayanan kebidanan promotif, pelayanan kebidanan kuratif, meningkatkan pengetahuan kesehatan masyarakat, pendidikan dan kemitraan dengan dukun, meningkatkan pengetahuan kesehatan masyarakat, meningkatkan penerimaan program keluarga berencana, peningkatan system rujukan (Yulifah,dkk, 2013). METODE PENELITIAN Laporan in dilakukan dengan cara metode kunjungan rumah pada Ny “ R ” di dusun Kertoharjo desa Kintelan pada bulan Februari – April 2016 dengan menggunakan asuhan kebidanan pada ibu hamil, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana dalam bentuk SOAP. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Asuhan kebidanan kehamilan pada Ny “R” G1P0000 kunjungan pertama berjalan dengan normal, tidak ada tanda bahaya pada kehamilan seperti hipertensi pada kehamilan, preeklamsi dan pasien kooperatif pada tenaga kesehatan. Pada pemeriksaan umum pasien dalam keadaan normal dan tanda vital pasien dalam hasil normal yaitu tensi 110/80 mmHg, suhu 36,80C, nadi 88 x/mnt dan DJJ 138 x/mnt, LILA 25,5 cm, TFU 32 cm, berat badan 56 dan tinggi badan 156 cm. Pada persalinan Ny “R” G1P0000 berlangsung secara normal tidak ada penyulit seperti distosia. Pada kala I ny “ R” mengeluhkan mules pada tanggal 25 februari 2015 pada jam 19.00 WIB serta mengeluhkan keluar lendir bercampur darah. Hasil pemeriksaan dalam pukul 22.00 WIB didapatkan pembukaan Ø 8 cm effacement 75 %, presentasi kepala, UKK, hodge III, ketuban pecah, tidak ada molage. Persalinan kala I Ny. R berlangsung selama ± 4 jam. Pada kala II berlangsung selama ± 30 menit, dan pada partograf tidak melewati garis waspada. Bayi lahir secara spontan dengan jenis kelamin perempuan berat lahir 3000 gram dan panjang 50 cm. Bayi lahir menangis keras, tonus otot baik, warna kulit merah muda, tidak ada kelainan kongenital dan anus ada. Pada kala III berjalan normal ± 10 menit tidak melampai 30 menit. Pada kala IV berlangsung 2 jam. Lama kala IV dilakukan observasi selama 2 jam dengan hasil pemeriksaan tekanan darah yaitu 110/70 mmHg, suhu yaitu 36,70C, nadi yaitu 86 x/menit dan pernafasan yaitu 20 x/ menit. Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, perdarahan ± 100 cc, kontraksi keras, dan kandung kemih kosong. Asuhan kebidanan nifas Ny “R” P1001 dilakukan pada 6 jam post partum, hari ke 6, minggu ke 2 post partum dan tidak ada penyulit. Pada pemeriksaan tanda vital pasien dalam batas normal, pada hari ke 6 lochea masih rubra, TFU berjalan normal sesuai masa post partum. Pada hari ke 6 ibu mengalami permasalahan yaitu kaki bengkak, kebersihan genetalia kurang, tidak kesesuaian pada proses ovulasi lochea, dikarenakan ibu melakukan tarak makan serta takut membersihkan daerah genetalia setelah BAB dan BAK. Sebagaia tenaga kesehatan kita melakukan konseling terhadap ibu untuk membersihkan daerah genetalia serta tidak menganjurkan tarak, makan makanan yang bergizi serta bergizi seimbang. Dan pada kunjungan terakhir ibu sudah mulai menentukan alat kontrasepsi yang akan dipilihnya. Ibu sudah tidak tarak lagi, lochea rubra. Genetalia bersih, luka jahitan perineum sudah kering. TFU sudah tidak teraba, dan kaki sudah tidak odema. Bayi baru lahir dalam keadaan sehat, jenis kelamin perempuan, berat 3000 kg, panjang 50 cm, pada saat lahir menangis keras, warna kulit merah muda, tidak ada tanda tanda infeksi pada tali pusat. Pada kunjungan pertama saat bayi sudah mendapatkan imunisasi uniject. Bayi mengalami kenaikan berat badan setiap minggunya, tidak ada tanda-tanda infeksi dan bayi hanya minum ASI. Pada kunjungan ke II bayi mengalami ikterus pada bagian kening dan menyarankan untuk memberikan ASI yang adekuat dan menjemur bayi pada pagi hari sekitar pukul 07.00 – 08.00 WIB. Pada kunjungan ke III bayi masih mengalami icterus pada daerah kening menyarankan ibu untuk selalu memberikan ASI pada bayi serta menjemur bayi pada pagi hari. Ibu mengatakan bayinya rewel pada malam hari. Terjadi kenaikan berat badan 4000 gram pada kunjungan ke III. Pada kunjungan ke IV bayi sudah tidak mengalami icterus, bayi menyusu dengan baik, ibu selalu memberikan ASI serta terjadi kenaikana berat badan yaitu 4200 gram. Bayi sudah diberikan imunisasi oleh tenaga kesehatan setempat. Pada Keluarga Berencana Ny “R” ibu merencana menggunakan alat kontrasepsi suntik, tetapi dari tenaga kesehatan setempat menyarankan menggunakan minipil. Mini pil tidak mengganggu proses menyusui serta mengatur pola menstruasi. SIMPULAN 1. Kehamilan Kunjungan kehamilan pada Ny R G1 P0-0 UK 38 minggu, hidup, tunggal, letak kepala, intrauteri, kesan jalan lahir baik, keadaan umum ibu dan janin baik, yang di lakukan 1 kali pada usia 38 minggu dapat di simpulkan bahwa 2. 3. 4. 5. keadaan umum ibu dan bayi baik, DJJ 138 x/ menit, tanda tanda vital pada ibu dalam batas normal. Tidak ada tanda bahaya pada ibu dan janin. Persalinan Kunjungan Persalinan di lakukan 1 kali pada saat bersalin tanggal 25 – 02 – 2016 jam 23.00 wib. Persalinan di lakukan secara normal di bidan desa setempat, keadaan ibu dan bayi baik, tidak ada tanda bahaya pada bayi baru lahir dan tanda bahaya pada ibu setelah persalinan. Tidak terjadi perdarahan pada ibu, jumlah perdarahhan 100 cc. Nifas Pada kunjungan nifas dilakukan 4 kali yakni pada kunjungan I keadaan ibu baik dan ibu hanya sedikit mengalami masalah yaitu lelah, nyeri pada luka perineum. Pada kunjungan ke II ibu juga dalam keadaan baik dan mengalami sedikit masalah yaitu kaki bengkak dan masih sakit pada daerah luka perineum serta mengeluarkan lochea rubra. Pada kunjungan ke III ibu dalam kondisi umum yang baik dan mengalami sedikit masalah yaitu lochea tidak sesuai dan berbau. Pada kunjungan ke IV keadaan ibu baik dan tidak ada masalah apaapa. Dapat disimpulkan bahwa Ny. R mengalami involusi secara normal. Bayi Baru Lahir Pada kunjungan bayi juga berlangsung 4 kali dan dalam kunjungan ke 1 . Bayi berjenis kelamin perempuan BB : 3000 gram dan PB : 50 cm, APGAR SCORE 8 - 9, menangis keras, warna kulit merah muda, tonus otot kuat. Pada kunjungan ke 2 bayi mengalami masalah yaitu ikterus. Kondisi bayi baik dan bayi hanya minum ASI saja. Pada kunjungan ke 3 bayi mengalami icterus, adanya peningkatan berat badan menjadi 4000 gram kondisi umum tidak ada masalah pada bayi. Pada kunjungan ke 4 bayi dalam kondisi sehat, tidak ada masalah serta tidak ada tanda bahaya pada bayi. Terjadi kenaikan berat badan yaitu 4200 gram. Keluarga Berencana Pada kunjungan KB berlangsung 1 kali. Keadaan ibu baik dan ibu menggunakan KB pil progestin. Dari hasil pemeriksaan ibu tidak ada indikasi dalam penggunaan KB pil progestin seperti adanya tumor, gangguan menstruasi, sehingga ibu memilih KB pil progestin. REKOMENDASI 1. Bagi Puskesmas Sebagai bahan kajian terhadap pelaksanaan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan keluarga berencana. 2. Bagi Penulis Untuk meningkatkan dan menerapkan pengetahuan mahasiswa dalam memberikan asuhan kebidanan secara terus menerus pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan KB (Keluarga berencana). 3. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan kajian meningkatkan ilmu pengetahuan bagi peserta didik. ALAMAT CORESPONDEN Email : [email protected] Alamat : Jl. Dawe Timur RT : 03 RW : 06 sumberdawesari, Grati - Pasuruan No. Hp : 081937008403, 082232831159 DAFTAR PUSTAKA Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, 2010. Maryunani, Anik. 2009. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas. Jakarta: Trans Info Media Reeder, dkk. 2011. Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC. Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.