asuhan kebidanan pada ny “r” masa hamil, bersalin, nifas, neonatus

advertisement
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “R” MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS,
NEONATUS, DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS
BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO
NAILUL MAFILA
1311010072
Subject : Asuhan Kebidanan, Ibu hamil, Bersalin, Nifas, Neonatus, Keluarga
Berencana.
DESCRIPTION
Angka kematian maternal dan angka kematian neonatal di dunia masih
cukup tinggi, di Indonesia angka kematian maternal mencapai 359 per 100.000
kelahiran hidup, untuk kematian neonatal sebesar 32 kematian per 1.000 kelahiran
hidup. Banyaknya angka kematian ibu dan bayi mengindikasikan pengetahuan
masyarakat dan kualitas pelayanan yang kurang memadai.
Studi kasus dilakukan di Puskesmas Bangsal Desa Puloniti Kabupaten
Mojokerto, subyek studi kasus adalah Ny “R” usia 21 tahun. Proses manajemen
kebidanan diselesaikan melalui 5 langkah Asuhan Kebidanan yang mengacu pada
Kepmenkes RI No.369, yaitu pengkajian, merumuskan diagnosa, menyusun
rencana asuhan secara menyeluruh, implementasi dan mengevaluasi.
Pemberian asuhan kehamilan pada Ny “R” selama 3 kali kunjungan dari
hasil pemeriksaan ditemukan keluhan ibu yaitu nyeri pinggang dan sering buang
air kecil setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 jam keluhan berkurang dan
berjalan secara normal. Proses persalinan berjalan secara fisiologis serta tidak
disertai penyulit. Asuhan pada masa nifas dilakukan 4 kali kunjungan dan
menunjukkan hasil pemeriksaan tidak terdapat masalah atau kesenjangan. Asuhan
neonatus selama 3 kali menunjukkan hasil pemeriksaan kondisi bayi baik dan
normal, bayi minum ASI ekslusif. Pada kunjungan keluarga berencana ibu
menggunakan KB suntik 3 bulan pada waktu 6 minggu postpartum.
Berdasarkan hasil asuhan kebidanan yang dilakukan, ibu hamil harus lebih
memelihara tingkat kebugaran tubuhnya dengan mengikuti senam ibu hamil dan
melakukan perawatan payudara dengan dibimbing oleh tenaga kesehatan.
ABSTRACT
The maternal and infant mortality rate in the world is still quite high, for
maternal mortality rate in Indonesia reached 359 per 100.000 live births, and 32
death per 1.000 live births for neonatal mortality. The high rate of maternal
mortality and neonatal mortality indicate lowness of public knowledge and
service quality.
Study of care conducted in Puskesmas Bangsal Puloniti Mojokerto,
Subject of study was Mrs."R" 21 years old. Process of midwife management
conducted by 5 steps midwifery case which refer to health ministry number 369,
they were assesment, formulate a diagnosis, plan of comprehensive care,
implementation and evaluation..
Antenatal care to Mrs."R" conducted 3 times visit. From the result of
examination found complaint. There were low back pain and frequent urination,
after midwifery care for 1 hour complaints reduced and mother was able to walk
normally. Parturition went physiologically as well as not accompanied by any
obstacle. Post partum care was performed 4 times visits and showed none of
problem or gap. Neonatal care during 3 times baby condition was well and
normal, baby fed with exclusive breast milk. In family planning visit, mother used
3 monthly contraceptive injection in 6 weeks of postpartum.
Based on result of midwifery care, pregnant mother must keep her body
fitness. By doing pregnant gymnastic and do a breast care with guided by health
care personnel.
Keywords : Midwifery Care, Pregnant Mother, Parturition, Post Partum,
Neonatal, Family Planning (KB).
Contributor
Date
Type Material
Identifier
Right
Summary
: 1. Ika Yuni Susanti, MPH
2. Dyah Permata Sari, M.M
: 24 Agustus 2016
: Laporan Penelitian
:: Open Document
:
LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
salah satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara. AKI dan AKB juga
mengindikasikan kemampuan dan kualitas pelayanan kesehatan, kapasitas
pelayanan kesehatan, kualitas pendidikan dan pengetahuan masyarakat, kualitas
kesehatan lingkungan, sosial budaya serta hambatan dalam memperoleh akses
terhadap pelayanan kesehatan (Suryandari, 2014).
Kondisi Total Fertility Rate (TFR) di Indonesia pada tahun 2012 sebesar
2,6% dan dari tahun 1991-2012 hanya mengalami penurunan yang sangat lambat,
hanya sebesar 0,4%. Cakupan Contraceptive Prevalence Rate (CPR) sebesar
61,9% peningkatannya sangat kecil hanya 0,5% dalam 5 tahun terakhir
(Kemenkes RI, 2012).
Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, angka
kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup. Target global MDG’s ke-5 adalah menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI)
menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Mengacu dari kondisi
saat ini, potensi untuk mencapai target MDG’s ke-5 untuk menurunkan AKI
adalah off track, artinya diperlukan kerja keras dan sungguh-sungguh untuk
mencapainya (Kemenkes RI, 2012).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Timur cenderung meningkat dalam 5
tahun terakhir, yaitu berkisar antara 7-11 point dengan data yang bersumber dari
laporan kematian ibu (LKI) kabupaten / kota di tahun 2012 mencapai 97,43 per
100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Jawa Timur, 2012). Jumlah kematian
ibu di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 sebanyak 22 kasus yang terdiri dari
6 kasus pada Kematian Ibu Hamil, 2 kasus pada Kematian Ibu Bersalin dan 14
kasus pada Kematian ibu Nifas. Secara keseluruhan terdapat peningkatan angka
kematian ibu jika di bandingkan dari tahun 2012 jumlah kasus kematian sebanyak
19 kasus, sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 22 kasus (Dinkes Kab Mojokerto,
2013).
Angka Kematian Bayi hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2012 sebesar 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup dan mayoritas
kematian bayi terjadi pada periode neonatus (SDKI, 2012). Estimasi Angka
Kematian Bayi di Jawa Timur mencapai 28,31 per 1.000 kelahiran hidup (Dinas
Kesehatan Jawa Timur, 2012). Data di wilayah Kabupaten Mojokerto Angka
Kematian Bayi (AKB) dari seluruh kelahiran tercatat 129 per 1.000 kelahiran
hidup diantaranya bayi laki-laki sebanyak 77 dan bayi perempuan sebanyak 52
(Dinkes Kabupaten Mojokerto, 2013).
Berdasarkan pusat data kementerian RI tahun 2012 di Indonesia, cakupan
pelayanan kesehatan ibu hamil K1 sebesar 96,84% dan cakupan kunjungan ibu
hamil K4 sebesar 90,18%. Provinsi Jawa Timur memiliki target cakupan
kunjungan ibu hamil K1 pada tahun 2012 sebesar 99%, sementara itu capaian
cakupan kunjungan ibu hamil K1 adalah 92,14% dan target cakupan pelayanan
ibu hamil K4 sebesar 92% untuk capaian cakupan K4 adalah 84,38%. Kabupaten
Mojokerto capaian cakupan K1 pada tahun 2012 sebesar 89,23% sedangkan
capaian cakupan K4 sebesar 78,89% (Dinas Kesehatan Jawa Timur, 2012).
Kementerian Kesehatan RI berupaya menekan angka kematian ibu adalah
dengan pendekatan safe motherhood, dengan menganggap bahwa setiap
kehamilan mengandung risiko, walaupun kondisi kesehatan ibu sebelum dan
selama kehamilan dalam keadaan baik. Program safe motherhood initiative
ditindaklanjuti dengan peluncuran gerakan sayang ibu, selain itu pemerintah juga
memiliki program yang lain diantaranya yaitu program Expanding Maternal and
Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan
neonatal yang dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas pelayanan emergensi
obstetri dan bayi baru lahir minimal di 150 rumah sakit (PONEK) dan 300
puskesmas/Balkesmas (PONED), memperkuat sistem rujukan yang efisien dan
efektif antar puskesmas dan rumah sakit (Kemenkes RI, 2014).
METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan metode continuity of care, yaitu mengawasi ibu
dari masa hamil trimester III, bersalin, nifas, neonatus, dan keluarga berencana
secara berkesinambungan untuk mengetahui kondisi ibu dan janin serta memastikan
bahwa kondisi ibu dalam keadaan baik, tidak mengalami komplikasi dan tidak
adanya penyulit pada masa hamil, bersalin, nifas, neonatus dan keluarga berencana.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada tanggal 23 Februari 2016 jam 12.00 WIB melakukan kunjungan
pertama kehamilan trimester III dengan melakukan pengkajian data subjektif
berupa data fokus yang dibutuhkan untuk menilai keadaan ibu sesuai dengan
kondisinya,memberikan asuhan kebidanan pada Ny.R usia 21 tahun GII P10001
UK 36-37 minggu, ibu mengeluh nyeri pada pinggangnya sejak 3 minggu yang
lalu. Menurut teori Kusmiati (2009), yang mengatakan bahwa nyeri pinggang
pada kehamilan trimester III merupakan ketidaknyamanan fisiologis yang
dikarenakan oleh hipertropi dan peregangan ligamentum selama kehamilan dan
adanya tekanan dari uterus pada ligamentum. Cara mengurangi rasa sakit yang
dialami dapat dengan cara jangan berdiri dalam waktu yang terlalu lama, istirahat
yang cukup dan jangan melakukan aktifitas fisik yang berat.
Pada kunjungan kedua dan ketiga kehamilan trimester III keluhan yang
dialami ibu yaitu sering buang air kecil. Menurut Kusmiati (2009), frekuensi
kencing bertambah disebabkan karena tekanan uterus pada kandung kemih dan
nocturia akibat eksresi sodium yang meningkat bersamaan dengan terjadinya
pengeluaran air. Cara mengatasi hal tersebut bisa dengan membatasi minum kopi
dan teh pada malam hari sebelum tidur, melakukan senam kegel, tidak berdiri
terlalu lama sebelum tidur dan apabila saat buang air kecil terasa sakit segera ke
tenaga medis terdekat.
Dilihat dari data pengkajian Ny “R” terdapat keluhan nyeri pinggang dan
sering buang air kecil, setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 jam
diharapkan keluhan ibu berkurang.
Pada kala I berdasarkan hasil pengamatan pada tanggal 17 Maret 2016
pukul 10.00 WIB di dapatkan data bahwa Ny “R” datang dengan pembukaan 4
cm. Mengeluh kenceng-kenceng sejak pukul 04.00 WIB dan ada pengeluaran
lendir darah. Dapat di perhitungkan bahwa kala 1 berlangsung selama 8 jam
dihitung sejak pukul 04.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB. Menurut
Wiknjosastro (2008), kala I persalinan dibagi menjadi dua fase yaitu kala satu fase
laten yang dimulai sejak awal kontraksi uterus yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap dan berlangsung hingga serviks membuka dari
1 cm sampai 3 cm yang berlangsung selama 8 jam. Kala I fase aktif dimulai saat
pembukaan 4 cm hingga pembukaan 10 cm. Pada kala I fase aktif frekuensi dan
lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap serta dianggap adekuat jika
terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik
atau lebih. berdasarkan hasil pengkajian pada Ny “R” tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan praktek, Sehingga kala I persalinan berjalan normal
serta tidak ditemukan adanya penyulit.
Pada kala II tanggal 17 Maret 2016 pukul 12.00 WIB VT Ø 10 cm. Ibu
mengeluh ingin mengeran dan sudah ada tanda-tanda persalinan yaitu adanya
dorongan meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva membuka, dan
pada jam 12.25 bayi lahir. Menurut Cunningham (2005), Kala II berawal pada
saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir dengan keluarnya janin.
Durasinya adalah 50 menit untuk nulipara dan 30 menit untuk multipara, kala dua
persalinan pada nulipara dibatasi 2 jam dan multipara 1 jam. Proses kelahiran By.
Ny. R berlangsung dalam 25 menit pembukaan sudah lengkap kemudian ibu di
pimpin meneran jika ada his yang kuat. Berdasarkan hasil pengkajian tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek, sehingga Kala II persalinan Ny
“R” berjalan normal dan tidak ditemukan penyulit.
Pada kala III setelah bayi lahir pukul 12.25 WIB, mengecek fundus secara
doroscranial menunggu adanya tanda-tanda pelepasan plasenta seperti semburan
darah, tali pusat bertambah panjang, kontraksi uterus. Pukul 13.43 WIB,
mengecek plasenta dengan kasa bagian maternal: jumlah kotiledon lengkap,
keutuhan pinggir kotiledon, bagian fetal: utuh, tali pusat: insersi tali pusat, sentral,
panjang tali pusat 45 cm. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak
terjadi perdarahan pervaginam, jumlah perdarahan ± 150 cc. Menurut Saifuddin
(2008), kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Pada kala III Ny.R berlangsung sesuai
dengan pendapat Saiffuddin yang mengatakan pengeluaran plasenta tidak lebih
dari 30 menit yakni hanya membutuhkan waktu 5 menit.
Pada kala IV Pukul 12.45 WIB dilakukan pemantauan kondisi Ny. R selama
2 jam yaitu melakukan pemantauan tanda-tanda vital, perdarahan dan menilai
kontraksi fundus uteri pada satu jam pertama 15 menit dan satu jam kedua 30
menit. Menurut Saiffuddin (2008), kala IV pengawasan selama 2 jam setelah bayi
dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama bahaya perdarahan
postpartum, karena sebagian besar kejadian kesakitan dan kematian ibu banyak
disebabkan karena perdarahan pasca persalinan terjadi selama 4 jam pertama
setelah kelahiran bayi. Pada kala IV Ny “R” berjalan sesuai dengan pendapat
saiffudin, tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik. Secara keseluruhan pada
tahap persalinan yaitu mulai dari kala I, II, III dan IV tidak ditemukan adanya
penyulit.
Kunjungan nifas dilakukan 4 kali, pada kunjungan nifas yang pertama
tanggal 17 maret 2016 jam 19.00 WIB, tekanan darah ibu : 110/80 mmHg, Nadi :
78 x/menit, suhu : 36,6˚C, kontraksi uterus keras, TFU 2 jari dibawah pusat,
lochea rubra ± 50 cc dan ibu mengeluh ASI belum lancar dan ASI baru keluar
ketika dilakukan palpasi payudara. Menurut Bobak (2005), penurunan produksi
dan pengeluaran ASI pada hari-hari pertama setelah melahirkan dapat disebabkan
oleh kurangnya rangsangan hormon prolaktin dan oksitosin yang sangat berperan
dalam kelancaran produksi dan pengeluaran ASI. Penatalaksanaan yang dilakukan
pada keadaan seperti ini yaitu dengan menganjurkan ibu untuk istirahat cukup,
susui bayi minimal 20 menit tiap payudara untuk merangsang ASI agar keluar,
dan mengajarkan ibu cara menyusui yang benar.
Kunjungan kedua pada tanggal 24 maret 2016 jam 10.00 WIB, tekanan
darah ibu : 110/80 mmHg, nadi : 80 x/menit, suhu : 36,8 ˚C, pernapasan 20
x/menit, TFU pertengahan antara pusat dan sympishis, lochea serosa ± 20 cc, ASI
sudah keluar dan ibu mengatakan keadaannya sehat dan tidak ada keluhan.
Kunjungan ketiga pada tanggal 31 maret 2016 jam 14.00 WIB, tekanan
darah ibu : 110/80 mmHg, nadi : 78 x/menit, suhu : 37 ˚C, pernapasan 20 x/menit,
TFU sudah masuk ke dalam panggul sehingga sulit untuk dilakukan palpasi,
lochea alba jumlah sedikit ± 5 cc, ibu mengatakan keadaannya sehat dan tidak ada
keluhan.
Kunjungan keempat pada tanggal 06 April 2016 jam 14.00 WIB, tekanan
darah ibu : 120/80 mmHg, nadi : 82 x/menit, suhu : 36,8 ˚C, pernapasan 20
x/menit, TFU tidak teraba, lochea alba jumlah sangat sedikit, ibu mengatakan
tidak ada keluhan. Menurut Nurjannah (2013), tinggi fundus uteri pada hari ke 1
terletak setinggi pusat, pada hari ke 7 pada pertengahan antara pusat dan
simphisis, pada hari ke 10 fundus berada pada simphisis dan setelah hari ke 10
biasanya sudah sulit untuk dilakukan palpasi. Lochea rubra berwarna merah tua
selama 3 hari, lochea sanguinolenta berwarna kecoklatan hari ke 4-7 postpartum,
lochea serosa berwarna kuning pada hari ke 7-14 postpartum, dan lochea alba
cairan putih setelah 2 minggu sampai 6 minggu postpartum.
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada Ny “R” dan bayinya maka tidak
ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kondisi pasien yang sebenarnya,
serta tidak ditemukan adanya penyulit atau komplikasi dalam masa nifas dan pada
bayi baru lahir.
Kunjungan keluarga berencana dilakukan sebanyak 1 kali. Pada saat
kunjungan didapatkan keadaan umum ibu baik, tidak ada keluhan. Ibu diberikan
konseling tentang KB, setelah dilakukan konseling diskusi dengan ibu dan
meminta persetujuan suami maka ibu memilih menggunakan KB suntik 3 bulan,
kemudian dilakukan konseling agar ibu mau menggunakan KB jangka panjang,
namun ibu tetap memilih ingin menggunakan KB suntik 3 bulan. Menurut
Saifuddin (2006), kontrasepsi suntikan 3 bulan mengandung progestin dengan
jenis Depo Medroksi Progesteron Asetat (Depoprovera) mengandung 150 mg
DMPA yang memiliki salah satu keuntungan tidak mempengaruhi produksi ASI.
Pada tanggal 28 April 2016 ibu sudah menjadi akseptor KB suntik 3 bulan.
Hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan kondisi nyata klien, karena
klien mau mengikuti anjuran dan konseling yang telah diberikan.
SIMPULAN
Asuhan Kebidanan pada Ny “R” GII P10001 yang dilakukan secara
continuity of care yang dimulai dari kehamilan trimester III dengan frekuensi
kunjungan 3 kali, persalinan, bayi baru lahir sebanyak 3 kali, nifas sebanyak 4 kali
kunjungan, keluarga berencana 1 kali kunjungan yang berupa diskusi dan
konseling. Asuhan kebidanan ini diberikan di puskesmas maupun di rumah pasien
dengan pendokumentasian yang dilakukan dengan metode Asuhan Kebidanan
Manajemen menggunakan SOAP.
Kunjungan kehamilan pada Ny “R” GII P10001 usia kehamilan 39 – 40
minggu, hidup, tunggal, letak kepala, intra uterin, kesan jalan lahir normal,
keadaan umum ibu dan janin baik. Dilakukan kunjungan sebanyak 3 kali, pada
kunjungan 1 sampai 3 ibu mengalami kenaikan berat badan, TFU bertambah, tensi
darah dalam batas normal dan keluhan yang dirasakan ibu termasuk dalam batas
normal pada ibu hamil trimester 3.
Persalinan Ny “R” GII P10001 usia kehamilan 39 – 40 minggu, hidup,
tunggal, letak kepala, intra uterin, kesan jalan lahir normal, keadaan umum ibu
dan janin baik, terjadi pada tanggal 17 Maret 2016. Proses persalinan kala I
berlangsung 8 jam, pada kala II berlangsung selama 25 menit, pada kala III
selama 5 menit dan pada kala IV berlangsung 2 jam. Keadaan umum ibu dan bayi
baik, tensi darah dalam batas normal, perdarahan ± 150 cc, kontraksi uterus baik,
dan tidak ada laserasi.
Kunjungan nifas pada Ny “R” P20002 Post partum dilakukan sebanyak 4
kali, pada setiap kunjungan tidak didapatkan keluhan ibu yang diluar batas
normal, TTV dalam batas normal, proses involusi dan pengeluaran lochea pada
setiap kunjungan normal sesuai dengan teori, tidak ditemukan tanda-tanda bahaya
nifas dan pada saat kunjungan ke-4 ibu sudah memilih untuk berKB suntik 3
bulan.
Kunjungan bayi baru lahir Ny “R” dilakukan kunjungan sebanyak 3 kali.
Selama kunjungan 1 sampai 3 bayi tidak ada keluhan yang melewati batas normal,
tidak ikterus, bayi hanya minum ASI serta berat badan bayi bertambah sesuai
dengan usianya. Bayi sudah mendapat imunisasi Hb0 uniject pada tgl 17 Maret
2016 di puskesmas, polio 1 dan BCG pada tanggal 17 April 2016 di Posyandu.
Kunjungan KB pada Ny “R” P20002 dilakukan pada akhir masa nifas yaitu
6 minggu setelah post partum. Ibu dan suami memilih untuk menggunakan KB
suntik 3 bulan karena cocok digunakan bagi ibu yang memberikan ASI ekslusif
karena tidak mengganggu proses laktasi.
Jadi Ny “R” sudah melewati masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru
lahir dan KB dengan baik dan dalam batas normal.
REKOMENDASI
1. Bagi Peneliti
Lebih menyempurnakan penelitian ini dengan mencari penanganan yang
baru dan efektif untuk penanganan masalah-masalah yang terjadi.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Peningkatan pelayanan harus terus dilakukan dalam upaya meningkatkan
kesehatan masyarakat terutama pada ibu hamil dan bayi untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian. Puskesmas sebagai pelaksana teknik Dinas
Kesehatan perlu melengkapi sarana pemeriksaan kehamilan dan laboratorium
untuk menyadari bahwa masalah kesehatan, khususnya ibu hamil adalah
tanggung jawab tenaga kesehatan untuk mendeteksi dini kemungkina kegawat
daruratan
3. Bagi Institusi pendidikan
Institusi dapat memperbaiki praktik pembelajaran terutama penerapan
continuity of care agar menjadi lebih efektif dan efisien sehingga kualitas
sumber daya manusia yaitu mahasiswa meningkat dan dapat melaksanakan
asuhan kebidanan secara continuity of care dengan baik dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E. R., & Wulandari, D. (2010). Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta:
Nuha Medika.
Dinkes Jatim, 2013. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2012.
Dinkes Kab Mojokerto, 2014. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten
Mojokerto.
Dewi, V. N., & Sunarsih, T. (2014). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta:
Salemba Medika.
Hani, U. (2014). Asuhan kebidanan Pada kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba
Medika.
Hidayat, A. A. A., 2008. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta: EGC.
Jannah, N. (2014). ASKEB II Persalinan Berbasis Kompetensi. Jakarta: EGC.
Kusmiyati, Y., & Wahyuningsih, H. P. (2009). Perawatan Ibu Hamil.
Yogyakarta: FitraMaya.
Kemenkes RI, 2014. InfoDATIN Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan
RI. Mother's Day, Issue Situasi Kesehatan Ibu, : 1-5.
Kemenkes RI, 2012. Profil Kesehatan Indonesia 2012.
Kemenkes RI, 2013. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013.
Maemunah, A. S. (2013). Asuhan Kebidanan Post Partum. Kuningan: Refika
Medika.
Marmi, & Rahardjo, K. (2012). Asuhan Neonatus Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Maulana, M. (2010). Panduan Lengkap Kehamilan. Jogjakarta: AR-RUZZ
MEDIA GROUP.
Nugroho (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta:
Nuhamedika.
Nurjannah, S. N., Maemunah, A. S. & Badriah, D. L., 2013. Asuhan Kebidanan
Postpartum. Bandung: Refika Aditama.
Nurrizka, R. H. & Saputra, W., 2013. Arah dan Stategi Kebijakan Penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka
Kematian Balita (AKABA) di Indonesia. Prakarsa Policy Paper.
Padila. (2014). Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu Kebidanan . Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Putra, S. R. (2012). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita untuk Keperawatan dan
Kebidanan. Jogjakarta: D-MEDIKA.
Romauli, S. (2011). Buku Ajar asuhan Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan
Kehamilan . Yogyakarta: Nuha Medika.
Saifuddin, A. B., Affandi, B., Baharuddin, M., & Soekir, S. (2013). Buku
Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Sakti, G. M. (2013). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Saleha, S. (2009). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Sofian, A. (2011). Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri jilid I. Jakarta: EGC.
Sondakh, J. J. (2013). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Erlangga.
Sukarni, I. (2013). Kehamilan, Persalinan, dan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sulistyawati, A. (2014). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba
Medika.
Suryandari, A. E. & Trisnawati, Y., 2014. Analisis Determinan yang
Mempengaruhi Bidan Desa Dalam Ketepatan Rujukan pada Kasus
Preeklamsia atau Eklamsia di Kabupaten Banyumas. Tesis, Akademi
Kebidanan YLPP, Purwokerto.
Varney, H. (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan . Jakarta: EGC.
Vivian Nanny Lia Dewi; Tri Sunarsih. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.
Jakarta: Salemba Medika.
Wahyuni, S. (2011). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta: EGC.
Wiknjosastro, G. H. et al., 2008. Asuhan Persalinan Normal. Edisi 5. Jakarta:
JNPK-KR.
ALAMAT CORESPONDEN :
- Email
: [email protected]
- No.HP
: 082234429381
- Alamat
: Desa Tambakrejo, Kec. Kraton, Kab. Pasuruan.
Download