membentuk dan mengembangkan konsep dasar kewirausahaan

advertisement
MEMBENTUK DAN MENGEMBANGKAN KONSEP DASAR
KEWIRAUSAHAAN DENGAN METODE INQUIRY
Anda Dwi Haryadi
Nurul Fauzi
Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Padang
Abstract
Entrepreneurship is one of the subject at college that train students to make their future better.
Nowadays, we just found a few students choose entrepreneur as their main proffesion. This is
caused by the university just stay focusd on creating a skillfull graduates for industries. Besides,
the teaching method used in class is preaching method. So, to increase the basic concept of
entrepreneurship for students, we should change the method to Inquiry method. Besides theory,
this method also focused on practical one. So that, the way to fill ranah kognitif, afectif and
psicomotoric can be done easier. This research use Matery Understanding Levels/’Tingkat
Penguasaan Materi’ as a tools to measure the result of learning process. The observation
results shows us that inquiry method can make the entrepreneur basic concepts of students
settle and better.
Keywords : entrepreneur, basic concepts, preaching method, inquiry method, settle, better.
karya. Menurut pengamat pendidikan,
1. LATAR BELAKANG
Menurut
data
dari
Badan
Darmaningtyas
(2008),
ada
Pusat Statistik menyebutkan bahwa
kecendrungan, semakin tinggi tingkat
tingkat pengangguran di Indonesia
pendidikan, semakin besar keinginan
hingga februrai 2010 mencapai 7,41 %
mendapat
atau 8,59
juta orang. Jumlah ini
Mereka
merupakan
tingkat
pekerjaan
penganggguran
pekerjaan
tidak
yang
berani
yang
aman.
mengambil
beresiko
seperti
terbuka (TPT)
atau penduduk yang
berwirausaha. Pilihan utama lulusan
nyata-
diklasifikasikan
perguruan
bekerja.
nyata
tidak
Ironisnya, hampir separuh
dari angka tersebut
disumbangkan
oleh lulusan dari perguruan tinggi
(Sondari, 2007).
Salah
ditawari
mengurangi
adalah
untuk
pekerjaan
adalah bekerja sebagai karyawan atau
buruh yang secara tetap menerima
gaji atau upah rutin.
Dalam
satu
oleh
tinggi
proses
belajarnya,
solusi
yang
mata kuliah kewirausahaan, seperti
pemerintah
untuk
halnya sebagian besar matakuliah
angka
dengan
pengangguran
menciptakan
lapangan kerja yang bersifat padat
lainnya,
lebih
dominan disajikan
dengan metode ceramah. Hal ini
disebabkan
karena
metode
ini
Membentuk Dan Mengembangkan Konsep Dasar Kewirausahaan Dengan Metode Inquiry
dapat
dikatakan
satunya
sebagai
satu-
yang
paling
metode
ekonomis
untuk
menyampaikan
rangka
memberikan
yang
lebih
besar,
mengatasi kelangkaan literatur atau
kreatifitas
rujukan
Drucker
sesuai
dengan
baik
dan
atau
memperoleh keuntungan yang lebih
informasi, dan paling efektif dalam
yang
pelayanan
dibutuhkan suatu proses
dan
inovasi.
(1985),
Menurut
terdapat
tiga
jangkauan daya beli peserta didik.
tahapan dalam perkembangan teori
pengajaran
kuliah
kewirausahaan yaitu : (1) Teori
yang
masih
yang
mengutamakan
metode
ceramah
usaha.
Teori
mata
kewirausahaan
menggunakan
(Preaching
Method)
merupakan
salah
diduga
satu
ketidaktertarikan
memilih
profesi
ekonomi,
ini
yaitu
peluang
disebut
teori
wirausaha
akan
faktor
muncul dan berkembang apabila
mahasiswa
ada peluang ekonomi; (2) Teori
berwirausaha
yang
mengutamakan
tanggapan
setelah menyelesaikan pendidikan
orang terhadap peluang dan ; (3)
di
teori
perguruan
suherman,
tinggi.
yang
mengutamakan
Disamping
hubungan
Preaching
wirausaha dan hasilnya. Dari ketiga
juga bisa
teori tersebut, mitos/kepercayaan
disajikan dengan berbagai metode
bahwa kewirausahaan terlahir dari
lain seperti: (1) metode diskusi
bakat alami dapat diruntuhkan. Hal
(discussion method); (2) metode
ini dikarenakan segala sesuatu ilmu
demonstrasi
dapat
metode
(2008)
Menurut
ceramah
(
Method), proses belajar
(demonstration
method); (3) metode ceramah plus;
(4)
metode
latihan
antara
dipelajari,
perilaku
dilatih
dan
dikuasai.
keterampilan
Karakter
kewirausahaan
(drill method); (5) Discovery Method
yang
dan
Method.
mempelajari
karakter
kewirausahaan adalah: (1) memiliki
;
(6)
Inquiry
Berdasarkan
kewirausahaan
yang
rasa
akan
percaya
dibentuk
dalam
mata
kuliah
diri
dan
mampu
mengedepankan semangat, sikap,
bersikap positif terhadap diri dan
perilaku,
lingkungannya;
kemampuan
seseorang
(2)
Berjiwa
Memiliki
inisyatif,
dalam menangani usaha dan atau
pemimpin;
kegiatan yang mengarah kepada
keuletan,
upaya
menciptakan,
inovatif; (4) mampu bekerja keras;
menerapkan cara kerja, teknologi
(5) berpandangan luas dan memiliki
dan
dengan
visi ke depan;(6) berani mengambil
dalam
risiko yang diperhitungkan serta (7)
mencari,
produk
meningkatkan
2
baru
efisiensi
(3)
kegigihan,
kreatif
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.2 Desember 2011 ISSN 1858-3687 hal 1- 22
dan
Membentuk Dan Mengembangkan Konsep Dasar Kewirausahaan Dengan Metode Inquiry
tanggap terhadap kritik dan saran.
berkewajiban memberikan kemudahan
Karakter tersebut dapat diwujudkan
belajar melalui penciptaan iklim yang
dalam
berbagagai
kemampuan
kondusif,
dengan
seperti
menimbulkan
ide
fasilitas
media
memilih
jenis
produksi,
bisnis,
usaha,
mengelola
merancang
strategi
pemasaran,
meningkatkan
pengelolaan
keuangan
permodalan, mengorganisasi
menggunakan
dan
materi
pembelajaran yang bervariasi.
Inquiry pada dasarnya adalah
cara
menyadari
apa
yang
telah
dan
dialami. Karena itu inquiry menuntut
dan
peserta
didik
berfikir.
Metode
ini
mengelola kelompok usaha serta
melibatkan mereka dalam kegiatan
mengembangkan
intelektual.
jaringan
kemitraan usaha.
Metode
ini
menuntut
peserta didik memproses pengalaman
Berbagai
karakter
yang
belajar menjadi suatu yang bermakna
akan dibentuk diatas, akan sulit
dalam
terwujud
demikian , melalui metode ini peserta
mata
jika
dalam
kuliah
pengajaran
kewirausahaan
menggunakan
metode
ceramah
(Preaching
Method).
Untuk
mewujudkan
karakter
dibutuhkan
yang
metode
tersebut
pengajaran
mampu
didik
kehidupan
dibiasakan
nyata.
untuk
Dengan
produktif,
analitis, dan kritis. Langkah-langkah
dalam
proses
inquiry
adalah
menyadarkan keingintahuan terhadap
sesuatu,
mempradugakan
suatu
menstimulasi
jawaban, serta menarik kesimpulan
berpartisipasi
dan membuat keputusan yang valid
dalam aktivitas belajar mengajar
untuk menjawab permasalahan yang
yang mengutamakan action, bukan
didukung oleh bukti-bukti.
mahasiswa
untuk
teori semata. Untuk itu, metode
yang
diduga
paling
mungkin
Strategi pelaksanaan inquiry
adalah:
(1)
Tenaga
pengajar
digunakan dalam pengajaran mata
memberikan penjelasan, instruksi atau
kuliah
pertanyaan terhadap materi yang akan
kewirausahaan
adalah
metode inquiry (Inquiry Method).
diajarkan.
(2)
Memberikan
tugas
Meskipun metode ini berpusat
kepada peserta didik untuk menjawab
pada kegiatan peserta didik, namun
pertanyaan, yang jawabannya bisa
tenaga
didapatkan pada proses pembelajaran
pengajar
tetap
memegang
peranan penting sebagai pembuat
yang
desain pengalaman belajar. Tenaga
pengajar
pengajar
berkewajiban
menggiring
terhadap persoalan-persoalan yang
peserta
didik
melakukan
mungkin
kegiatan.
untuk
Tenaga
pengajar
dialami
siswa.
(3)
memberikan
Tenaga
penjelasan
membingungkan
peserta
didik. (4) Resitasi untuk menanamkan
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.2 Desember 2011 ISSN 1858-3687 hal 1- 22
3
Membentuk Dan Mengembangkan Konsep Dasar Kewirausahaan Dengan Metode Inquiry
fakta-fakta
yang
telah
dipelajari
Diharapkan
siswa
sebelumnya. (5) Siswa merangkum
mengemukakan
dalam
merumuskan
bentuk
rumusan
kesimpulan
sebagai
yang
dapat
dipertanggungjawabkan
2005).
Metode
(Mulyasa,
inquiry
menurut
Juga
juga
pendapatnya
kesimpulan
mereka
berdebat,
mampu
nantinya.
diharapkan
dapat
menyanggah
mempertahankan
dan
dan
pendapatnya.
Roestiyah (2001:75) merupakan suatu
Inquiry mengandung proses mental
teknik atau cara yang dipergunakan
yang lebih tinggi tingkatannya, seperti
tenaga
kelas,
merumuskan masalah, merencanakan
membagi
eksperimen, melakukan eksperimen,
pengajar
di
depan
dimana tenaga pengajar
tugas untuk meneliti suatu masalah.
mengumpulkan
Peserta
menjadi
data, dan menarik kesimpulan. Pada
masing-
metode inquiry dapat ditumbuhkan
masing kelompok mendapat tugas
sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu,
tertentu
terbuka, dan sebagainya. Akhirnya
didik
beberapa
dibagi
kelompok,
yang
kemudian
dan
harus
mereka
dikerjakan,
mempelajari,
dapat
mencapai
dan
menganalisa
kesimpulan
yang
meneliti, atau membahas tugasnya di
disetujui bersama. Bila peserta didik
dalam kelompok. Setelah hasil kerja
melakukan semua kegiatan diatas,
mereka
berarti mereka telah melaksanakan
di
dalam
kelompok
didiskusikan, kemudian dibuat laporan
inquiry.
yang tersusun dengan baik. Akhirnya
Keunggulan teknik inquiry yaitu : (a)
hasil laporan dilaporkan ke sidang
Dapat
pleno, dan terjadilah diskusi secara
mengembangkan
luas. Dari sidang pleno kesimpulan
kepada siswa, sehingga siswa dapat
akan dirumuskan sebagai kelanjutan
mengerti tentang konsep dasar ide-ide
hasil kerja kelompok. Dan kesimpulan
dengan lebih baik;
yang terakhir bila masih ada tindak
dalam
lanjut yang harus dilaksanakan, hal itu
transfer pada situasi proses belajar
perlu diperhatikan.
yang baru; (c) mendorong siswa untuk
Tenaga
menggunakan
mempunyai
terangsang
mencari
pemecahan
pengajar
teknik
tujuan
oleh
serta
ini
agar
tugas,
meneliti
masalah
itu.
dan
membentuk
dasar
(b) Membantu
ingatan
dan
berfikir dan bekerja atas inisiatifnya
bila
sendiri, bersifat jujur, obyektif, dan
siswa
terbuka; (d) Mendorong siswa untuk
aktif
sendiri
Mencari
berpikir
intuitif
hipotesanya
merumuskan
(e)
Memberi
kepuasan yang bersifat intrinsik; (f)
bersama
menggairahkan;
kelompoknya.
dan
sendiri;
Situasi
4
konsep
menggunakan
sumber sendiri, dan mereka belajar
dalam
dan
pembelajaran
(g)
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.2 Desember 2011 ISSN 1858-3687 hal 1- 22
lebih
Dapat
Membentuk Dan Mengembangkan Konsep Dasar Kewirausahaan Dengan Metode Inquiry
mengembangkan
kecakapan
bakat
individu;
(h)
atau
Memberi
kebebasan siswa untuk belajar sendiri;
baik
dan
atau
keuntungan
yang
waktu
lebih
besar
(Drucker, 1985)
(i) Menghindarkan diri dari cara belajar
tradisional;
memperoleh
Terdapat tiga tahapan dalam
(j)
Dapat
memberikan
perkembangan teori kewirausahaan
kepada
siswa
secukupnya
a. Teori
yang
mengutamakan
sehingga mereka dapat mengasimilasi
peluang usaha. Teori ini disebut
dan mengakomodasi informasi.
teori ekonomi, yaitu wirausaha
akan muncul dan berkembang
Tujuan
dari
penelitian
ini
adalah :
a.
apabila ada peluang ekonomi.
b. Teori
yang
Melaksanakan eksperimen dalam
tanggapan
proses pembelajaran di kelas dan
peluang.
pembelajaran
melihat
mandiri
efektifitas
untuk
b.1.
penggunaan
bahan
dan
ajar/
Pembelajaran
kewirausahaan
menggunakan
usaha.
b.2.
dengan
metode
menerangkan
yang berbeda terhadap peluang
Acara
(SAP)
Mencoba
terhadap
sosial menunjukkan tanggapan
menciptakan
Satuan
orang
mengapa beberapa kelompok
model pembelajaran Inquiry.
b. Merancang
mengutamakan
Teori
Psikologi
Mencoba
Menjawab
Inquiry
a) Karakteristik perorangan yang
yang dapat meningkatkan konsep
membedakan wirausaha dan
dasar
bukan wirausaha
mahasiswa dalam mata
kuliah kewirausahaan.
b) Karakteristik perorangan yang
membedakan
2. Tinjauan pustaka
berhasil dan tidak berhasil.
3.1 Kewirausahaan
3.1.1
wirausaha
c.
Teori
yang
mengutamakan
Pengertian Kewirausahaan
hubungan
antara
perilaku
Kewirausahaan
wirausaha
dengan
hasilnya.
semangat,
sikap,
kemampuan
seseorang
adalah
perilaku
Disebut dengan teori perilaku,
dalam
yaitu yang mencoba memahami
menangani usaha atau kegiatan yang
pola
mengarah
Kewirausahaan dapat dipelajari
pada
upaya
mencari,
perilaku
wirausaha.
menciptakan, menerapkan cara kerja,
dan
teknologi dan produk baru dengan
kewirausahaan pilihan kerja dan
meningkatkan efisiensi dalam rangka
pilihan karir.
dikuasai,
karena
memberikan pelayanan yang lebih
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.2 Desember 2011 ISSN 1858-3687 hal 1- 22
5
Membentuk Dan Mengembangkan Konsep Dasar Kewirausahaan Dengan Metode Inquiry
3.1.2
1.b Profil wirausaha
menjadi
Seorang yang berwirausaha
mandiri untuk melakukan kerjasama
enterpreneur
ia
harus
memiliki karakteristik sebagai berikut
atau
(Machfoedz, 2004):
kerjasama kemandirian. Hal tersebut
a. Mengejar Prestasi
Menginginkan
biasa.Fokus
prestasi
visi
luar
jangka
panjang tentang bisnis.
yang
terukur
mengambil
demi
dan melakukan produksi mulai dari
penyediaan
input,
pelaksanaan
berupa produk dalam bentuk barang,
risiko
jasa maupun ide. Untuk itu, dirasa
kemajuan
perlu untuk merumuskan pemetaan
usaha.
c.
melakukan
proses sampai menghasilkan output
b. Berani Mengambil Risiko
takut
mampu
diarahkan untuk pengadaan modal
pada
Tidak
harus
tentang keterkaitan secara langsung
Mampu
memecahkan
permasalahan
Mampu
antara
berbagai
pembelajaran
mengidentifikasi
membuat
solusi
yang
komponen
dibutuhkan
dan
dengan hal- hal yang harus diperoleh
dari
dan dilakukan oleh peserta didik.
permasalahan yang dihadapi.
d. Rendah Hati
Dalam
konteks
ini,
Suherman
(2008:116) memberikan gambaran
Lebih mengutamakan misi bisnis
seperti tersaji pada gambar 2.1.
daripada mengejar status.
e. Bersemangat
Bersedia bekerja keras untuk
membangun usaha
f.
a.
a)
Memiliki rasa percaya diri
Mengandalkan kepercayaan diri
untuk mencapai keberhasilan
g. Menghindari sifat cengeng
Menghindari
yang
b)
c)
d)
hubungan
emosional
Peserta Didik
Kewirausahaan
Komponen Desain
Pembelajaran
Kewirausahaan
dapat
mengganggu keberhasilan bisnis.
e)
f)
g)
Perencanaan
Pembelajaran
Kewirausahaan
Unit-unit pembelajaran
kewirausahaan
Peralatan dan
perlengkapan belajar
kewirausahaan
Buku-buku pelajaran
kewirausahaan
Program multimedia
kewirausahaan melalui
komputerisasi
Akses modal finansial
kemitraan
b.
c.
Digunakan oleh
pendidik dalam
melakukan
transformasi untuk
membantu peserta
didik memperoleh :
h. Mencari kepuasan diri
Memandang struktur organisasi
sebagai
kendala
dalam
Hubungan Komponen Desain
Pembelajaran Kewirausahaan
dengan Peserta Didik
memenuhi keinginan.
Berdasarkan
wirausaha,
6
jika
Gambar 1
paradigma
seseorang
ingin
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.2 Desember 2011 ISSN 1858-3687 hal 1- 22
d.
e.
f.
g.
Informasi
berwirausaha
Ide-ide
berwirausaha
Keterampilan
berwirausaha
Nilai-nilai
wirausaha
Cara berpikir
wirausaha
Sarana untuk
berwirausaha
dalam
mengekspresika
n dirinya
Belajar
bagaimana cara
belajar
berwirausaha
Membentuk Dan Mengembangkan Konsep Dasar Kewirausahaan Dengan Metode Inquiry
Tugas pendidik dalam hal ini
adalah
bagaimana
mentransformasikan
nilai-
b. Dosen
nilai
semangat
kewirausahaan
besar;
c. dapat diikuti oleh mahasiswa
menghasilkan jiwa, sikap dan perilaku
wirausaha.
Menurut
Suherman,
menerangkan
bahan pelajaran dalam jumlah
dan
untuk
mudah
dalam jumlah besar;
d. Mudah
dilaksanakan
(2008:30), pola dasar pembelajaran
(Djamarah,2000).
kewirausahaan harus sistemik, yang di
Disamping
itu,
terdapat
kelemahan
metode
dalamnya meuat aspek-aspek teori,
beberapa
praktek dan implementasi. Disamping
ceramah
itu dalam pelaksanaan pembelajaran
materi perkuliahan yaitu ;
dalam
penyampaian
hendaknya
disertai
oleh
a. membuat siswa pasif;
operasionalisasi
pendidikan
yang
b. mengandung
relatif
utuh
pelatihan,
menyeluruh
bimbingan,
seperti
pembinaan,
unsur
paksaan
kepada mahasiswa;
c. Mengandung
konsultasi dan sebagainya.
daya
kritis
mahasiswa (daradjat,1985);
d. anak didik yang lebih tanggap
3.2 Metodologi Pengajaran
dari visi visual akan menjadi
3.2.1
rugi dan anak didik yang lebih
Metode
Ceramah
(Preaching Method)
Merupakan suatu metode
tanggap dari sisi auditif akan
memperoleh
pengajaran dengan menyampaikan
kepada
peserta
didik
e. Sulit mengontrol sejauhmana
pemahaman mahasiswa;
(mahasiswa) yang pada umumnya
mengikuti secara pasif. Muhibbin
(2000).
Metode
dkatakan
ceramah
sebagai
satu-
dapat
satunya
metode yang paling ekonomis untuk
menyampaikan
paling
efektif
informasi,
dalam
dan
sesuai
dengan
f.
Kegiatan pengajaran menjadi
verbalisme
(pengertian
kata-
kata);
g. Membosankan jika terlalu lama
(Djamarah, 2000).
mengatasi
kelangkaan literatur atau rujukan
yang
yang
lebih banyak;
informasi dan pengetahuan secara
lisan
manfaat
jangkauan
daya beli peserta didik. Beberapa
kelebihan metode ceramah yaitu:
a. Dosen mudah menguasai kelas;
3.2.2 Metode Inquiry
Menurut
Mulyasa,
(2005)
Metode Inquiry adalah metode yang
mampu menggiring peserta didik
untuk menyadari apa yang telah
didapatkan selama belajar. Inquiry
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.2 Desember 2011 ISSN 1858-3687 hal 1- 22
7
Membentuk Dan Mengembangkan Konsep Dasar Kewirausahaan Dengan Metode Inquiry
menempatkan
peserta
didik
sebagai subjek belajar yang aktif.
merumuskan
Juga
mereka
berdebat,
Metode
inquiry
menurut
kesimpulan
nantinya.
diharapkan
menyanggah
mempertahankan
dapat
dan
pendapatnya.
Roestiyah (2001:75) merupakan suatu
Inquiry mengandung proses mental
teknik atau cara yang dipergunakan
yang lebih tinggi tingkatannya, seperti
tenaga
kelas,
merumuskan masalah, merencanakan
membagi
eksperimen, melakukan eksperimen,
pengajar
di
depan
dimana tenaga pengajar
tugas untuk meneliti suatu masalah.
mengumpulkan
Peserta
menjadi
data, dan menarik kesimpulan. Pada
masing-
metode inquiry dapat ditumbuhkan
masing kelompok mendapat tugas
sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu,
tertentu
terbuka, dan sebagainya. Akhirnya
didik
beberapa
dibagi
kelompok,
yang
kemudian
dan
harus
mereka
dikerjakan,
mempelajari,
dapat
dan
mencapai
menganalisa
kesimpulan
yang
meneliti, atau membahas tugasnya di
disetujui bersama. Bila peserta didik
dalam kelompok. Setelah hasil kerja
melakukan semua kegiatan diatas,
mereka
berarti mereka telah melaksanakan
di
dalam
kelompok
didiskusikan, kemudian dibuat laporan
inquiry.
yang tersusun dengan baik. Akhirnya
hasil laporan dilaporkan ke sidang
pleno, dan terjadilah diskusi secara
Keunggulan teknik inquiry yaitu :
1. dapat
membentuk
dan
luas. Dari sidang pleno kesimpulan
mengembangkan konsep dasar
akan dirumuskan sebagai kelanjutan
kepada siswa, sehingga siswa
hasil kerja kelompok. Dan kesimpulan
dapat mengerti tentang konsep
yang terakhir bila masih ada tindak
dasar ide-ide dengan lebih baik;
lanjut yang harus dilaksanakan, hal itu
2. membantu dalam menggunakan
perlu diperhatikan.
ingatan dan transfer pada situasi
Tenaga
menggunakan
mempunyai
terangsang
mencari
pemecahan
pengajar
teknik
tujuan
oleh
ini
agar
tugas,
serta
bila
siswa
dan
meneliti
masalah
itu.
aktif
sendiri
Mencari
proses belajar yang baru;
3. mendorong siswa untuk berfikir
dan
bekerja
atas
sendiri, bersifat jujur, obyektif,
dan terbuka;
4. mendorong siswa untuk berpikir
sumber sendiri, dan mereka belajar
intuitif
bersama
hipotesanya sendiri;
Diharapkan
dalam
siswa
mengemukakan
8
kelompoknya.
juga
mampu
pendapatnya
dan
inisiatifnya
dan
merumuskan
5. memberi kepuasan yang bersifat
intrinsik;
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.2 Desember 2011 ISSN 1858-3687 hal 1- 22
Membentuk Dan Mengembangkan Konsep Dasar Kewirausahaan Dengan Metode Inquiry
6. situasi
pembelajaran
lebih
menggairahkan;
7. dapat
mengembangkan
bakat
Gambar 2.
Model Spiral Kemis dan Taggart
(Rochiati Wiraatmaja, 2006:66)
atau kecakapan individu;
8. memberi kebebasan siswa untuk
belajar sendiri;
9. menghindarkan
Kegiatan yang dilakukan dalam
diri
dari
cara
belajar tradisional;
perencanaan tindakan meliputi
prasurvei,
10. dapat memberikan waktu kepada
siswa
a) Perencanaan (Planning)
secukupnya
sehingga
menentukan
tujuan
pembelajaran, membuat rencana
pembelajaran,
merancang
mereka dapat mengasimilasi dan
instrument,
mengakomodasi informasi.
observasi dan alat evaluasi untuk
setiap
membuat
pertemuan.
lembar
Adapaun
3. METODE PENELITIAN
rincian langkah- langkah yang
4.1 Subjek dan Tempat Penelitian
akan dilakukan adalah sebagai
Subjek
penelitian
ini
adalah
berikut :
mahasiswa Semester VI kelas III
1. Prasurvei dan pengamatan
B Reguler Program DIII Jurusan
mengenai kondisi perguruan
Akuntansi
tinggi, kondisi kelas, kondisi
Padang
Politeknik
yang
Negeri
berjumlah
28
siswa, sarana dan prasarana
mahasiswa. Penelitian dilakukan
yang
mendukung
pada Jurusan Akuntansi Politeknik
pembelajaran dan metode
Negeri Padang.
yang
digunakan
dalam
pembelajaran.
2. Mempersiapkan
4.2 Rancangan Penelitian
Satuan
Model penelitian yang digunakan
Acara Pembelajaran (SAP)
adalah model Kemmes dan Mc.
dengan penerapan metode
Taggart, yaitu model spiral (dalam
ceramah dan metode Inquiry
Rochiati
Wiraatmaja,
2006:66).
Model ini terdiri dari 2 siklus dan
dari
setiap
siklus
perencanaan,
terdiri
dari
pelaksanaan
tindakan, observasi serta refleksi.
3. Menyiapkan
lembar
kerja
siswa.
b) Pelaksanaan Tindakan (action)
Pada tahap tindakan ini, dosen
melakukan
kegiatan
pembelajaran seperti yang telah
Reflect
direncanakan,
Plan
Observe
yaitu
dengan
menggunakan metode ceramah
dan metode inquiry. Pelaksanaan
Act
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.2 Desember 2011 ISSN 1858-3687 hal 1- 22
Reflect
Plan
Observe
9
Membentuk Dan Mengembangkan Konsep Dasar Kewirausahaan Dengan Metode Inquiry
tindakan bersifat fleksibel dan
3.
Menyusun lembar observasi
terbuka
4.
Menyusun
terhadap
perubahan-
perubahan sesuai dengan apa
yang terjadi di lapangan.
Menyusun
angket
respon
siswa
Observasi
dilakukan
selama
tindakan
sebagai
Selama
jalannya
berlangsung,
pengamatan
upaya
wawancara
5.
c) Observasi
pedoman
mengetahui
2. Pelaksanaan Tindakan
proses
pembelajaran
dosen
mengajar
pembelajaran. Dalam melakukan
sesuai dengan SAP yang dibuat.
observasi, peneliti dibantu oleh
Dalam
satu orang pengamat lain yang
metode ceramah dan metode
ikut
inquiry.
mengamati
pembelajaran
jalannya
berdasarkan
hal
ini
menggunakan
3. Observasi
pedoman observasi yang telah
Observasi dilakukan oleh peneliti
disiapkan oleh peneliti.
dibantu oleh seorang observer
d) Refleksi
Pada
dengan menggunakan pedoman
tahap
mendiskusikan
ini
peneliti
dengan
dosen
observasi. Observasi dilakukan
untuk
mengamati
pemahaman
mengenai hasil pengamatan yang
mahasiswa tentang konsep dasar
dilakukan
kewirausahaan
untuk
kekurangan
mengetahui
maupun
ketercapaian pembelajaran. Hal
ini dilakukan untuk menyimpulkan
dengan
menggunakan alat ukur Tingkat
Pemahaman Materi (TPM)
4. Refleksi
data atau informasi yang berhasil
Data yang diperoleh pada saat
dikumpulkan
observasi dianalisis untuk melihat
pertimbangan
sebagai
perencanaan
pembelajaran siklus selanjutnya.
peningkatan pemahaman
belajar
mahasiswa
pembelajaran
hasil
dalam
kewirausahaan.
Secara Lebih rinci, prosedur penelitian
Kemudian
tindakan kelas ini dirancang sebagai
antara peneliti dengan dosen.
berikut :
Diskusi
Siklus I
mengetahui
1. Perencanaan
1.
2.
10
Menyusun
dilakukan
bertujuan
hasil
diskusi
untuk
dari
pelaksanaan pembelajaran dan
rencana
untuk mencari solusi terhadap
pelaksanaan pembelajaran
masalah- masalah yang mungkin
Menyusun lembar kegiatan
timbul agar dapat dibuat rencana
siswa dan kuis
perbaikan pada siklus II.
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.2 Desember 2011 ISSN 1858-3687 hal 1- 22
Membentuk Dan Mengembangkan Konsep Dasar Kewirausahaan Dengan Metode Inquiry
Refleksi pada siklus II digunakan
Siklus II
untuk membandingkan hasil dari
1. Perencanaan
siklus I dengan siklus II, apakah
Persiapan yang dilakukan pada
ada
siklus
konsep
II
ini
memperhatikan
peningkatan
dasar
pemahaman
kewirausahaan
refleksi dari siklus I. Perencanaan
atau tidak. Jika belum terdapat
pada siklus II meliputi:
peningkatan, siklus dapat diulangi
a. Membuat
disesuaikan
SAP
yang
dengan
hasil
refleksi siklus I
b. Membuat
4. HASIL
lembar
kegiatan
siswa
c.
kembali.
5.1 Hasil Penelitian
d. Membuat
dengan siklus
memberikan
intinya
kali
Namun pelaksanaan tes ini berbeda
sama
dengan
sesuai
dengan SAP yang sudah dibuat .
saat
8
pada
I, yaitu dosen
mateeri
atau
dilakukan pada minggu ke sembilan.
tindakan
pada
minggu
pertemuan di kelas. Pelaksanaan tes
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan
Siklus ini dilaksanakan selama 8
(delapan)
e. Membuat soal untuk kuis.
II
1. SIKLUS 1
pedoman
wawancara
Pada
DAN
PEMBAHASAN
Menyiapkan lembar observasi
siklus
PENELITIAN
pelaksanaan
ujian
tengah
semester. Hasil pelaksanaan tes ini
terpisah dengan hasil yang diperoleh
pada ujian tengah semester.
pembelajaran
Materi yang diberikan pada siklus I
kelompok
ini merupakan materi konsep dasar
berkelompok,
mahasiswa masih sama dengan
kewirausahaan
siklus I.
Tindakan yang dilakukan pada siklus
3. Observasi.
ini
adalah
secara
penggunaan
teoritis.
metode
Observasi dilakukan oleh peneliti
ceramah dalam proses perkuliahan
dibantu oleh satu orang observer
kewirausahaan. Mahasiswa diminta
dengan menggunakan pedoman
untuk
observasi.
disampaikan oleh dosen. Kemudian
Lembar
pedoman
mendengarkan
materi
yang
observasi yang digunakan sama
mahasiswa
dengan lembar observasi pada
mengajukan pertanyaan baik pada
siklus I. Selain itu juga dilakukan
saat
wawancara
materi ataupun pada saat suatu sesi
dan
angket respon siswa.
4. Refleksi
memberikan
dosen
diperlisahkan
sedang
untuk
menjelaskan
selesai. Dalam metode ini, mahasiswa
kemudian diberikan tugas yang akan
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.2 Desember 2011 ISSN 1858-3687 hal 1- 22
11
Membentuk Dan Mengembangkan Konsep Dasar Kewirausahaan Dengan Metode Inquiry
dikerjakan secara individu dan/ atau
berkelompok. Namun jika pertanyaan
diajukan
secara
lisan,
mahasiswa
harus menjawab secara individual.
Dalam penelitian ini, kemampuan
mahasiswa
memahami
perkuliahan
kewirausahaan,
merupakan
indikasi
pembelajaran
konsep
materi
keberhasilan
dan
terbentuknya
dasar
kewirausahaan
terhadap
mahasiswa.
pengamatan
(observasi)
Grafik 1.
Tingkat Penguasaan Materi Siklus I
Informasi Berwirausaha
Hasil
hal
Kemampuan mahasiswa dalam
tersebut disajikan tabel 1 ( lampiran 1)
menyerap informasi yang disajikan
. Menurut Suherman, 2008, Tingkat
dengan metode ceramah berada pada
Penguasaan
adalah
kisaran 73,75% (lampiran 1). Hal ini
perbandingan dari hasil dari Jumlah
berarti bahwa tingkat pemahaman
Jawaban Benar (JJB) dengan Jumlah
mahasiswa
Pertanyaan (JP) dikali seratus persen.
kewirausahaan berada pada tingkatan
Formulanya dapat disajikan sebagai
cukup. Cukup dalam hal ini bisa
berikut :
dimaknai
bahwa
TPM = (JBB : JP) x 100%
mahasiswa
mengenai
Parameter
kewirausahaan,
Materi
atas
(TPM)
yang
digunakan
terhadap
materi
kompetensi
pengertian
perbedaan
pengusaha dan penemu, karakteristik
adalah :
90% - 100%
= Baik sekali
wirausaha,
dan
75% - 89%
= Baik
diperoleh
60% - 74%
= Cukup
kewirausahaan belum sesuai dengan
40% - 59%
= Kurang
yang diharapkan.
0% - 39%
= Jelek
manfaat
dari
yang
mempelajari
Hal ini terjadi diduga karena
mahasiswa
masih
berorientasi
Dengan demikian, dari tabel 1
teksbook sehingga mahasiswa lebih
tersebut
cenderung untuk menghafal materi
dapat
dikemukakan
bahwa jika metode perkuliahan
tanpa
disajikan
dengan
metode
materi yang diujikan.
ceramah,
maka
tingkat
penguasaan
materi
mampu
untuk
menalarkan
2. Ide- Ide berwirausaha
(TPM)
adalah sebagai berikut :
1. Informasi berwirausaha
12
antara
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.2 Desember 2011 ISSN 1858-3687 hal 1- 22
Membentuk Dan Mengembangkan Konsep Dasar Kewirausahaan Dengan Metode Inquiry
Keterampilan Berwirausaha
Angka 71,07% yang ditunjukkan oleh
hasil
observasi
bahwa
mengungkapkan
keterampilan
mahasiswa
dalam berwirausaha belum maksimal.
Untuk dikatakan terampil, seseorang
harus menguasai kompetensi lebih
Grafik 2.
Tingkat Penguasaan Materi Siklus I
Ide-ide Berwirausaha
dari sekadar cukup. Hasil yang belum
maksimal ini diduga karena belum
terbukanya
Kemampuan
dalam
mahasiswa
melahirkan
ide-
ide
berwirausaha belum maksimal. Hal ini
terlihat
dari hasil
ditunjukkan
observasi
dengan
hasil
yang
Tingkat
Penguasan Materi sebesar 71,96%.
Hasil ini diduga karena mahasiswa
kurang terlatih dalam mengoptimalkan
otak kanan yang merupakan sumber
ide
kreatifitas.
Zimmerer
&
Karena
menurut
Scarborough,2005,
kemampuan untuk mengembangkan
tentang
cakrawala
bagaimana
menjalankan
Mulai
mahasiswa
sesungguhnya
kegiatan
wirausaha.
dari
berproduksi,
memperkenalkan
produk,
mendapatkan
hingga
mempertahankan
pelanggan.
Jika
keterampilan ini tidak dipraktekkan
secara langsung, akan sulit rasanya
bagi
mahasiswa
untuk
memiliki
keterampilan berwirausaha
.
4. Nilai- nilai wirausaha
ide-ide baru dan mencari tau caracara
baru
permasalahan
dalam
melihat
merupakan
suatu
suatu
kreatifitas.
3. Keterampilan berwirausaha
Grafik 4.
Tingkat Penguasaan Materi Siklus I
Nilai-nilai wirausaha
Grafik 3.
Tingkat Penguasaan Materi Siklus
I
Hasil observasi pada tabel 1
menunjukkan
bahwa
nilai-
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.2 Desember 2011 ISSN 1858-3687 hal 1- 22
nilai
13
Membentuk Dan Mengembangkan Konsep Dasar Kewirausahaan Dengan Metode Inquiry
berwirausaha
mahasiswa
yang
diperoleh
setelah
mengikuti
perkuliahan dengan metode ceramah
adalah berada pada angka 70%. Hal
ini menunjukkan bahwa tingkat rasa
percaya diri mahasiswa belum bisa
digali
secara
optimal
pembelajaran
jika
kewirausahaan
Grafik 5.
Tingkat Penguasaan Materi Siklus I
Cara berpikir wirausaha
menggunakan metode ceramah. Hal
ini diduga terjadi karena mahasiswa
hanya
bersifat
pasif
dan
masih
tingginya rasa takut salah dalam
mengajukan
maupun
menjawab
pertanyaan. Akibat kurangnya rasa
percaya
diri
tersebut,
sebagian
mahasiswa juga berusaha melihat
hasil pekerjaan mahasiswa terdekat
walaupun hanya untuk memastikan
bahwa tugas yang telah mereka buat
telah benar. Dalam hal ini, tingkat
kejujuran
‘diganggu’
oleh
tingkat
percaya diri yang rendah.
Disamping
juga
mengalami
mengenali
dan
itu,
Hasil observasi pada tabel 1
untuk cara berpikir wirausaha dicapai
pada
angka
70,71%.
menggambarkan
Hal
bahwa
dengan
pembelajaran metode ceramah belum
mampu
menghasilkan
mahasiswa
yang memiliki pola pikir wirausaha
secara baik. Pola pikir yang dimaksud
disni
adalah
keinginan
untuk
memperoleh prestasi, mampu dan
mau bekerja keras, berorientasi laba,
tekun dan memiliki inisyatif dalam
mahasiswa
kesulitan
dalam
mengukur
tingkat
risiko. Mahasiswa hanya mengerti
pengertian dan jenis- jenis risiko tanpa
mengetahui bagaimana sebenarnya
cara mendeteksi dan mengukur risiko
tersebut.
5. Cara berpikir wirausaha
mengatasi masalah ataupun dalam
bertindak.
6. Sarana untuk berwirausaha
Pemahaman
mahasiswa
mengenai sarana yang digunakan
untuk berwirausaha berada pada nilai
72,14%. Hal ini dapat berarti bahwa
mahasiswa
sarana
belum
yang
baik
mendapatkan
untuk
kewirausahaan.
14
ini
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.2 Desember 2011 ISSN 1858-3687 hal 1- 22
kuliah
Membentuk Dan Mengembangkan Konsep Dasar Kewirausahaan Dengan Metode Inquiry
Untuk
pemahaman
bagaimana cara belajar berwirausaha,
nilai rata- rata mahasiswa adalah
72,50%. Hal ini menyatakan bahwa
mahasiswa belum memahami dengan
baik bagaimana cara memulai usaha,
seperti
membuat
menghimpun
Grafik 6.
Tingkat Penguasaan Materi Siklus I
Sarana untuk Berwirausaha
Namun
mahasiswa
juga
belum memiliki gambaran mengenai
sarana apa yang akan dibutuhkan
dalam
menjalankan
wirausaha.
Disamping itu mahasiswa juga belum
sepenuhnya menyatakan manfaat dari
belajar
kewirausahaan
modal
awal
kewirausahaan, mengelola keuangan,
memperkenalkan produk di pasar dan
cara
menetapkan
kompetitif.
harga
Kelima
kompetensi
tercapai
yang
indikator
diatas
rasanya
sulit
dengan
baik
jika
pembelajaran
disampaikan
kewirausahaan
dengan
metode
ceramah.
Tingkat Penguasaan Materi
dengan
metode ceramah.
proposal,
atau Hasil belajar yang dicapai pada
siklus 1 belum mencapai hasil yang
7. Belajar bagaimana cara belajar
berwirausaha
maksimal. Hal ini terlihat dari rata- rata
perolehan nilai mahasiswa berada
pada kisaran 70% hingga 73%
2. REFLEKSI
DAN
PERBAIKAN
TINDAKAN
Hasil yang diperoleh pada siklus I
yang
dikemukakan
diatas
belum
menunjukkan hasil yang maksimal.
Hal
ini
terlihat
dari
rata-
rata
mahasiswa dalam menjawab 7 (tujuh)
yang diajukan. Nilai rata- rata tertinggi
Grafik 7.
Tingkat Penguasaan Materi Siklus I
Belajar Bagaimana cara
Berwirausaha
adalah
untuk
indikator
informasi
berwirausaha (73,75%). Hal ini diduga
karena
informasi
berwirausaha
memang harus disampaikan secara
teori dengan metode ceramah. Untuk
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.2 Desember 2011 ISSN 1858-3687 hal 1- 22
15
Membentuk Dan Mengembangkan Konsep Dasar Kewirausahaan Dengan Metode Inquiry
indikator ini tingkat penguasaan materi
dengan materi siklus I tersebut.
mahasiswa dapat ditingkatkan dengan
Mahasiswa
menghafal.
langsung
Nilai
terendah
yang
penugasan
indikator nilai- nilai wirausaha (70%).
diberikan.
kepercayaan
diri,
kejujuran,
kepemimpinan
dan
keberanian
untuk
melaksanakan
diperoleh mahasiswa adalah pada
Hal ini menggambarkan bahwa tingkat
dituntut
praktek
yang
3) Pada siklus I, tugas dikerjakan
secara
individu
kelompok.
maupun
Namun
jika
mengambil risiko memang relatif sulit
pertanyaan diajukan secara lisan,
untuk ditularkan tanpa dialami sendiri
mahasiswa
atau dengan pembelajaran praktek.
secara individual.
harus
menjawab
Berdasarkan data yangdiperoleh
4) Pada siklus II, mahasiswa akan
diatas, maka diperlukan perbaikan
diberi tugas yang akan dikerjakan
tindakan
agar
secara
optimal.
Perbaikan
dilakukan
penelitian
ini
tindakan
peneliti
adalah
bisa
yang
sebagai
berkelompok.
Namun
untuk Tingkat Penguasan Materi
tetap dinilai secara individu.
berikut:
1) Pada Siklus I, materi konsep
3. SIKLUS II
dasar kewirausahaan disajikan
Siklus II dilaksanakan dalam 8 (
oleh
dosen
dengan
metode
delapan) minggu. Penilaian ini
Mahsiswa
hanya
terpisah dari penilaian ujian akhir
mendengarkan
semester. Setelah dilaksanakan
materi yang disampaikan dosen.
perbaikan tindakan pada siklus II,
Namun mahasiswa diperbolehkan
diperoleh hasil sebagai berikut :
ceramah.
diminta
untuk
untuk
mengajukan
pertanyaan
1. Informasi Berwirausaha
yang dirasa perlu baik pada saat
penjelasan materi berlangsung
maupun
setelah
penjelasan
selesai
2) Pada
Siklus
disampaikan
inquiry.
II,
materi
dengan
metode
Materi
yang
disaampaikan adalah merupakan
akumulasi
dari
materi
pada
Grafik 8.
Tingkat Penguasaan Materi Siklus II
Informasi Berwirausaha
pertemuan pada siklus I, yang
merupakan
tingkatan
namun sangat
16
erat
lanjutan
kaitannya
Rata-rata
Tingkat
Penguasaan Materi (TPM) mahasiswa
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.2 Desember 2011 ISSN 1858-3687 hal 1- 22
Membentuk Dan Mengembangkan Konsep Dasar Kewirausahaan Dengan Metode Inquiry
mengenai
informasi
berwirausaha
dosen, karyawan dan mahasiswa.
terlihat mengalami peningkatan yaitu
Dengan
sebesar 85%. Peningkatan tertinggi
‘dipaksa’
terlihat pada manfaat yang diperoleh
tentang produk apa yang akan dibuat,
dari
bagaimana cara berproduksi hingga
mempelajari
kewirausahaan.
demikian,
untuk
Melakukan kegiatan usaha langsung
bagaimana
seperti membuat analisis SWOT untuk
tersebut.
usaha-usaha kecil mengenah di kota
dalam
Padang,
mahasiswa
membuat
memasarkan
produk
secara
dan
mahasiswa
mengeluarkan
cara
menjual
Manfaat
keja
penugasan
ide
produk
kelompok
ini
adalah,
termotivasi
untuk
langsung
mengeluarkan berbagai ide kreatif
merupakan salahsatu manfaat yang
dengan cara bertukar pikiran, dan
diperoleh
mengimplementasikan ide-ide tersebut
mahasiswa
mengenai
kepaercayaan diri, inovasi, kreatifitas
dalam
dan kemampuan mengambil risiko.
optimisme
bentuk
‘action’.
dan
Kreatifitas,
percaya
diri
merupakan softskill yang diperoleh
2. Ide-ide berwirausaha
oleh
mahasiswa
dalam
sesi
ini.
Disamping itu, mahasiswa dituntut
untuk memiliki rencana yang relistis
dan objektif.
3. Keterampilan berwirausaha
Hasil
observasi
menunjukkan
rata-rata tingkat penguasaan materi
mahasiswa
berwirausaha
Grafik 9.
Tingkat Penguasaan Materi Siklus II
Ide Berwirausaha
Setelah
dalam
keterampilan
adalah
85,54%.
Peningkatan ini diduga karena dengan
praktek
membuat
produk
dan
langsung memasarkan ke konsumen
melaksanakan
seperti dosen, karyawan dan civitas
perkuliahan dengan metode inquiry
akademika lainnya, mahasiswa bisa
dan
secara
merasakan
tingkat
sulitnya membuat produk. Berbeda
mahasiswa
dengan menghafal, dengan metode
meningkat menjadi 85,54%. Dalam
inquiry ini mahasiswa mengalamai
penerapan
sendiri
pemberian
berkelompok,
penguasaan
tugas
rata-rata
materi
metode
inquiry
ini,
langsung
bagaimana
bagaimana
cara
mahasiswa diminta untuk membuat
memperkenalkan produknya ke pasar,
produk dan langsung menjualnya ke
bagaimana
cara
memperoleh
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.2 Desember 2011 ISSN 1858-3687 hal 1- 22
17
Membentuk Dan Mengembangkan Konsep Dasar Kewirausahaan Dengan Metode Inquiry
pelanggan
agar
tertarik
membeli
produk yang mereka tawarkan,
berhadapan dengan konsumen secara
langsung.
Target
penjualan
yang
diberikan dan dengan tim kerja yang
sudah
ditentukan,
mahasiswa
membuat
‘dipaksa’
untuk
memberanikan diri tampil dan menjual
produk mereka ke calon konsumen.
Grafik 10.
Tingkat Penguasaan Materi Siklus II
Keterampilan Berwirausaha
serta
bersaing
dengan
(kompetitor)
pembeli
upaya
bagaimana
cara
kelompok
utnuk
merebut
yang
terbatas.
kreatif
yang
lain
calon
Berbagai
Grafik 11.
Tingkat Penguasaan Materi Siklus II
Nilai-nilai wirausaha
cenderung
Jika
mahasiswa
yang
persuasif dilakukan oleh mahasiswa
bersangkutan hanya diam saja, maka
bagaimana cara menjual produk yang
kemungkinan besar produk mereka
mereka hasilkan. Jika ternyata hanya
tidak akan laku terjual.
sedikit produk mereka yang laku atau
Luasnya areal kampus dan
diterima pasar, maka mereka akan
terbatasnya mahasiswa yang akan
‘dipaksa’
menjadi konsumen serta harga produk
untuk
menciptakan
lebih
produk
kreatif
baru,
lagi
hingga
yang
relatif
murah,
menimbulkan
produk yang mereka hasilkan laku
peluang
dijual (bisa diterima pasar).
berbuat tidak jujur dengan melaporkan
4. Nilai- nilai wirausaha
penjualan fiktif. Mereka bisa saja
Tingkat penguasan materi rata-
membeli
bagi
mahasiswa
produk
mereka
untuk
sendiri
rata untuk nilai-nilai wirausaha setelah
namun seolah-olah dibeli oleh orang
dilakukan perbaikan tindakan adalah
lain, sehingga tidak perlu bekerja
86,25%.
keras menacari calon pembeli. Namun
Angka
ini
mengalamai
peningkatan
dibanding
Bagaimana
cara
siklus
I.
dengan kertas kontrol hasil penjualan,
meningkatkan
dimana pembeli harus memberiak
percaya diri mahasiswa, dapat dilatih
dengan
18
berjualan
produk
tandatangan
dan
memberikan
dan
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.2 Desember 2011 ISSN 1858-3687 hal 1- 22
Membentuk Dan Mengembangkan Konsep Dasar Kewirausahaan Dengan Metode Inquiry
komentar tentang produk yang dibeli,
memutar otak untuk bersaing dengan
mengharuskan
kelompok
mahasiswa
untuk
usaha
lain
untuk
berbuat jujur dan melaporkan aktivitas
mendapatkan
sebenarnya. Pengalaman mahasiswa
Mahasiswa
dalam membuat dan memasarkan
untuk berkreatifitas dalam membuat
produk membantu mahasiswa dalam
produk. Kemudian untuk mencapai
menjelaskan nilai-nilai kewirausahaan
tingkat laba yang sesuai dengan
sesuai dengan pengalaman masing-
target,mahasiswa
masing. Hal ini sesuai dengan slogan
mampu
pengalaman adalah guru yang paling
menentukan
berharga.
mencoba dan mencoba lagi untuk
pembeli
akan
(pelanggan).
berlomba-lomba
dituntut
menghitung
untuk
biaya
harga
dan
jual.
Selalu
membuat produk kreatif jika produk
5. Cara berpikir wirausaha
Hasil
observasi
yang sekarang tidak laku, merupakan
menunjukkan
hal yang harus dilakukan mahasiswa
rata-rata tingkat penguasaan materi
dalam
mahasiswa
penjualan
dalam
cara
berpikir
upaya
yang
wirausaha adalah 85,54%. Setelah
Pengalaman
melaksabakan
praktek
membuka
berkelompok,
mahasiswa
secara
mulai
mencapai
telah
praktis
pola
ditetapkan.
ini
pikir
target
mampu
mahasiswa
tentang bagaimana mengatur strategi
menyadari seperti apa pola pikir yang
pemasaran,
seharusnya
mengelola keuangan dan berbagai hal
dimiliki
oleh
seorang
wirausaha.
menetapkan
harga,
yang seharusnya dimiliki oleh seorang
wirausaha
dalam
berpikir
dan
bertindak.
6. Sarana untuk berwirausaha
Hasil
observasi
menunjukkan
tingkat penguasaan materi mencapai
angaka 88,75%. Angka ini merupakan
pencapaian tertinggi kedua setelah
indikator
Grafik 12.
Tingkat Penguasaan Materi Siklus II
Cara Berpikir wirausaha
Keterbatasan area pemasaran
produk memaksa mahasiswa untuk
bagaimana
cara
belajar
berwirausaha. Setelah menjalankan
praktek usaha, mahasiswa mampu
menjelaskan dengan baik apa saja
yang mereka lakukan dalam menjalani
kuliah
kewirausahaan.
Dari
pengalaman yang mereka dapatkan
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.2 Desember 2011 ISSN 1858-3687 hal 1- 22
19
Membentuk Dan Mengembangkan Konsep Dasar Kewirausahaan Dengan Metode Inquiry
mereka juga mampu mengidentifikasi
Tingkat
penguasaan
materi
sarana apa saja yang dibutuhkan
mahasiswa untuk belajar bagaimana
untuk berwirausaha.
cara berwirausaha adalah 91,96%.
Pada bagian ini mahasiswa mampu
untuk
membuat
proposal
usaha
karena tugas yang diberikan adalah
benar-benar
membuat
sebuah
proposal usaha secara berkelompok.
Dengan demikian mahasiswa mampu
berbagi ide dan pengalaman untuk
membuat sebuah proposal usaha.
Grafik 13.
Tingkat Penguasaan Materi Siklus II
Sarana untuk berwirausaha
Proposal yang disusun oleh masingmasing
kelompok
kemudian
dipresentasikan di hadapan kelompok
Mereka bukan hanya sekadar
lain yang kemudian di respon oleh
membayangkan saja. Disamping itu
masing- masing kelompok tersebut.
mahasiswa juga mampu menjabarkan
Setiap kelompok akan memberikan
apa saja ilmu yang mereka peroleh
kritik
setelah belajar kewirausahaan.
penyempurnaan
7. Belajar
bagaimana
cara
berwirausaha
dan
masukan
kelompok
yang
demikian
ide
kelompok
akan
untuk
proposal
usaha
tampil.
Dengan
masing-
masing
berusaha
untuk
membuat proposal sebaik mungkin
agar menjadi yang terbaik di kelas.
Disamping
itu
mahasiswa
juga
memperoleh gambaran yang jelas
tentang analisis SWOT, pengelolaan
keuangan,
marketing
mix
dan
penentuan harga jual yang kompetitif
melalui
proses
pembuatan
penyempurnaan proposal.
Grafik 14.
Tingkat Penguasaan Materi Siklus II
Belajar Bagaimana cara Berwirausaha
20
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.2 Desember 2011 ISSN 1858-3687 hal 1- 22
dan
Membentuk Dan Mengembangkan Konsep Dasar Kewirausahaan Dengan Metode Inquiry
No
1
2
3
4
5
6
7
Objek Pengamatan
Informasi Berwirausaha
Ide-ide Berwirausaha
Keterampilan Berwirausaha
Nilai -nilai wirausaha
Cara berpikir wirausaha
Sarana untuk berwirausaha
Belajar bagaimana cara belajar berwirausaha
Tabel 1
Perbandingan rata-rata Tingkat
Penguasaan Materi Siklus I dan Siklus II
siklus 1
73,75
71,96
71,07
70,00
70,71
72,14
72,50
siklus
2
memiliki
kemampuan berwirausaha
85,00
yang
85,54handal dan profesional.
85,54
86,25
5.85,54
KESIMPULAN DAN SARAN
88,75
6.1 KESIMPULAN
91,96
Dari
hasil
menunjukkan
penelitian
bahwa
Tingkat
Penguasaan Materi (TPM) setelah
mengikuti matakuliah kewirausahaan
dengan metode inquiry lebih tinggi dari
metode ceramah. Hal ini menunjukkan
bahwa metode inquiry dalam proses
pembelajaran mampu meningkatkan
pemahaman konsep dasar mahasiswa
dalam
mempelajari
matakuliah
kewirausahaan. Peningkatan tingkat
pemahaman ini disebabkan karena
metode inquiry yang fokus kepada
Grafik 15.
Perbandingan Rata- rata Tingkat
Penguasaan Materi Siklus I dan Siklus II
Secara keseluruhan, dari tujuh
komponen
yang
dijadikan
pengamatan,
objek
seluruhnya
praktek,
mampu
kognitif,
afektif
mengisi
dan
mahasiswa dengan teknik produksi
dengan menghasilkan produk dan
langsung
memasarkan
tersebut
menjadikan
Tingkat Penguasaan Materi. Hal ini
memiliki
pengalaman
dapat
digunakan
peningkatan
dinyatakan
bahwa
dengan
psikomotorik
mahasiswa. Disamping itu, membekali
rata-rata
menunjukkan
ranah
sebagai
mahasiswa
yang
akan
dasar
dalam
baik
dalam
menggunakan metode Inquiry dalam
menghasilkan
proses
bentuk barang, jasa maupun ide.
perkuliahan
kewirausahaan,
produk
produk
dapat meningkatkan pemahaman dan
konsep
dasar
kewirausahaan
6.2 SARAN
mahasiswa. Hal ini sejalan dengan
Dari hasil penelitian, penulis dapat
yang disampaikan oleh suherman,
mengajukan saran sebagai berikut:
(2008:34), bahwa dengan cara belajar
1. Bagi pimpinan perguruan tinggi
secara langsung dan implementatif,
diharapkan menggunakan hasil
kemungkinan
penelitian ini sebagai salah satu
besar
alumni
akan
bahan
pertimbangan
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.2 Desember 2011 ISSN 1858-3687 hal 1- 22
dalam
21
Membentuk Dan Mengembangkan Konsep Dasar Kewirausahaan Dengan Metode Inquiry
penyusunan
kurikulum
mata
kuliah kewirausahaan.
2. Disamping
dukungan
prasarana
dukungan
sarana
untuk
lancarnya proses pembelajaran
mata
moril,
dan
kuliah
ini
diharapkan
mampu memperoleh hasil yang
maksimal.
menunjang
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Pembinaan Kursus dan
Kelembagaan, Konsep Dasar
Kewirausahaan, Kementerian
Pendidikan Nasional, Jakarta,
2010
Helma, Dra, Msi, Peningkatan
Pemahaman dan Penalaran
Matematis Mahasiswa Calon
Guru dengan Konstruksi Mental
Apos, 2010
Irawan, Prasetya dan Prastati,
Trini.(1996)
Mengajar
di
Perguruan Tinggi : Program
Applied Approach,PAU PPAI
UT, Jakarta Irawan, Prasetya
dan Prastati, Trini (1996).
Mengajar
di
Perguruan
Tinggi;Program
Applied
approach, PAU PPAI UT,
Jakarta
Mukhni, Drs, MPd, Peningkatan
Kualitas Perkuliahan Analisis
Real I melalui Implementasi
Model
Pembelajaran
Aktif
Menggunakan ALPS Berbasis
Logical Mind Mapping, 2007
Roestyah.(1998). Strategi Belajar
Mengajar, Jakarta:Rineka Cipta
Reinald Kasali, dkk, Kewirausahaan
Untuk Program Strata 1, Bank
Mandiri
dan
Rumah
Perubahan, 2010
Suryana, Kewirausahaan, Pedoman
Praktis: Kiat dan Proses
Menuju Sukses
Edisi 3,
Salemba Empat 2006.
Suherman
Eman,
Dr,
Desain
Pembelajaran Kewirausahaan,
Alfabeta, Bandung, 2008
Justin G Longecker, Kewirausahaan,
Manajemen Usaha Kecil, SalembA
Empat, 2000
Utomo,Tjipto
dan
Ruijter,Kees.(1994).
Peningkatan
dan
Pengembangan
Pendidikan,
Gramedia, Jakarta
Mas’ud Machfoedz, Kewirausahaan,
Suatu
Pendekatan
Kontemporer,
UPP
AMP
YKPN, Yogyakarta,2004.
Wegerif, R.92007).Technology and
Dialogic Education:Expanding
the Space of Learning Springer
Science + Business Media,LLC
22
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.2 Desember 2011 ISSN 1858-3687 hal 1- 22
Download