PENGELOLAAN SDALH DALAM RANGKA MENDUKUNG KETAHANAN NASIONAL ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS LEMHANAS, 14 AGUSTUS 2014 I. RT RPJMN 2015-2019 RPJMN 2015-2019 adalah RPJMN KE III DALAM RPJPN 2005-2025 L-1 Visi Pembangunan 2005-2025 INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR (UU 17 TAHUN 2007) Slide - 3 PROSES DAN KEDUDUKAN RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN 2015-2019 1. RT RPJMN 2015-2019 adalah RPJMN ke III dalam kurun RPJPN 2005-2025. 3 KATA KUNCI: a. Pembangunan ekonomi kompetitif berbasis SDA yang tersedia b. SDM berkualitas c. Kemampuan IPTEK. 2. RT-RJMN 2015-2019 disusun berdasar: (i) evaluasi pelaksanaan RJMN 2010-2014; (ii) Background study; (iii) aspirasi masyarakat. 3. RT-RPJMN + Visi Misi Presiden Terpilih RPJMN 20152019. Slide - 4 3 HAL BARU DALAM RPJMN 2015-2019 1.PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN PEOPLE-PROFITPLANET DIDUKUNG DENGAN GOVERNANCE 2.INDONESIA SUDAH MENJADI MIDDLE INCOME COUNTRY (level bawah) PEMBANGUNAN KE DEPAN HARUS MENYIAPKAN LANDASAN UNTUK “MENGHINDARI” MIDDLE INCOME TRAP 3.2025-2030 ADA PELUANG BONUS DEMOGRAFI (PROPORSI PENDUDUK PRODUKTIF > PROPORSI PENDUDUK NON PRODUKTIF (ANAK-ANAK DAN LANSIA) PEMBANGUNAN KE DEPAN HARUS DAPAT MEMPERSIAPKAN AGAR INI MENJADI PELUANG (BONUS) DAN BUKAN BEBAN (LIABILITIES) Slide - 5 1. KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN: KESEIMBANGAN 3 PILAR PEMBANGUNAN DAN TATA KELOLA YG AKUNTABEL PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN : Bukan Lagi Pilihan, Namun Menjadi Keharusan PILAR SOSIAL (PEOPLE) 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pemerataan Kesehatan Pendidikan Keamanan Perumahan Kependudukan MDG PILAR EKONOMI (PROFIT) 1. Struktur Ekonomi 2. Pola Konsumsi dan Produksi 3. Ketahanan Pangan 4. Ketahanan Energi 5. Ketahanan air 6. Infrastruktur/ Konektivitas Ekonomi Hijau PILAR LINGKUNGAN (PLANET) 1. Atmosfir 2. Tanah 3. Pesisir dan Laut 4. Air Bersih 5. Keaneka-ragaman Hayati Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati PILAR TATA KELOLA 1. Kelembagaan 2. Kapasitas Lembaga dan Pelaku Kerangka Regulasi, Kelembagaan dan kerangka pendanaan Sustainable businesses: (i) Pemperhatikan “planet” teknologi bersih, efisiensi bahan (daur ulang, hemat bahan dan energi), limbah nol atau minimal (pengelolaan limbah), penggunaan bahan terbarukan; (ii) Pertumbuhan (profit) terus meningkat dan dilakukan oleh banyak pelaku/inklusif; (iii) Secara sosial acceptable/dapat diterima- sejalan dengan kondisi sosial masyarakat, terutama masyarakat sekitarnya. Framework for Construction of Sustainable Development Indicators, September, 2001 (dimodifikasi) Slide - 6 2. MEMPERKUAT LANDASAN UNTUK MENGHINDARI DARI MIDDLE INCOME TRAP Amanat RPJP (untuk RPJMN III): Memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan SDA dan SDM berkualitas, serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat AEC, BONUS DEMOGRAFI, ASEAN POST 2015, PERUBAHAN IKLIM POLHUKAM • • • • • RB Tertib hukum Anti korupsi Demokrasi Stabilitas DN EKONOMI • Tranformasi Struktur • Resiliensi: Pangan, Energi dan Air • Infrastruktur • Inovasi KESRA • • • • Mutu SDM Kemiskinan Pemerataan Kesempatan kerja • SJSN SDA-LH • Pengelolaan SDA dan biodiversity • Kelautan • Perubahan Iklim danpengelolaanbe ncana DAERAH • • • • Pemerataan SPM terpenuhi Urbanisasi Pelaksanaan Desentralisasi KERANGKA PELAKSANAAN/DELIVERY MECHANISM Kerangka Pendanaan: APBN dan Non-APBN Kerangka Regulasi JANGKA PANJANG: TERHINDAR DARI MIT (tercapai tahun 2030 apabila ekonomi tumbuh 6-8%/tahun) RT RPJMN penting untuk menguatkan fondasi keluar dari MIT. (tidak boleh meleset dalam masa 5 tahun ke depan). • Membutuhkan comprehensive reform • Not Business as Usual - terobosan • Prinsip berkelanjutan • Terpadu, tidak sendiri-sendiri Kerangka Kelembagaan Slide - 7 3. ADANYA PELUANG BONUS DEMOGRAFI (BD) (KALAU DITANGANI TEPAT): Windows of Opportunity • BD: PROPORSI USIA PRODUKTI > USIA NON PRODUKTIF (ANAK2 DAN LANSIA) • KALAU DISIAPKAN DENGAN BENAR AKAN MENJADI BONUS – KALAU TIDAK AKAN MENJADI BEBAN/LIABILITIS • BONUS: KALAU BEKERJA, PRODUKTIF DAN BISA MENABUNG BD tidak otomatis, harus ada kebijakan tepat, terutama: – KUALITAS SDM: terdidik dan sehat dan terampil (produktif) AKAN PRODUKTIF – BEKERJA DAN MENABUNG – JUMLAH TIDAK MELEDAK - USIA DINI PADA SAAT TAHUN BONUS TIDAK MEMBESAR – PERLU PENGENDALIAN PENDUDUK – STRUKTUR EKONOMI MEMBERI RUANG USIA PRODUKTIF UNTUK BEKERJA PRODUKTIF, BEKERJA DAN KAYA (PENDAPATAN TIDAK HABIS DIKONSUMSI), KELEBIHAN DITABUNG (TIDAK BOROS) 8 Slide - 8 KONDISI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN POLHUKAM •Perijinan: tdk jelas, tdk pasti dan tdk transparan •Korupsi masih belum dapat dikendalikan EKONOMI •Ekonomi makro bagus – sektor riil masih belum optimal (primer membesar) •Tambahan kesempatan kerja/persen pertumbuhan terbatas •Ketahanan pangan rentan, ketahanan energi rapuh •Infrastruktur terutama luar Jawa masih sangat kurang (ekonomi, dan membuka keterisolasian) SOSIAL SUMBERDAYA ALAM DAN LH DAERAH •Pendidikan: dasar APK cukup baik, namun drop-out sekolah menegah masih tinggi •Kesehatan: angka kematian bayi dan prevalensi gizi masih cukup tinggi •Kesenjangan pendapatan(gini) dan layanan dasar •Penyerapan tenaga kerja masih besar di sektor informal (pertanian, UKM) •Pemanfaatan SDA masih level primer, nilai tambah rendah dan •Kualitas lingkungan masih buruk (udara dan air), deforestasi dan kebakaran hutan dan lahan •Kegiatan ekonomi masih belum ramah lingkungan •Kelautan: konektivitas lautt, kemaritiman dan potensi laut masih belum dimanfaatkan optimal •Ekonomi biodiversity dan jasa lingkungan belum dimanfaatkan •Kesenjangan antar daerah (dalam berbagai aspek) •SPM masih belum standard dan masih rendah kualitasnya •Desentraliasai belum mendekatkan pelayanan ke masyarakat •Pembangunan desa tertinggal dibanding kota urbanisasi meningkat Slide - 9 II. PENGELOLAAN SDA DAN LH TANTANGAN 1. Pertumbuhan sosial dan ekonomi tugas dan beban. 2. (seolah-olah ada) Ketidakterbatasan: a. Pola konsumsi masih menganut ketidakterbatasan. b. Pola pengelolaan 3. Pemanfaatan kualitas SDM dan iptek untuk menjaga keberlanjutan. 4. Myopic – output jangka pendek dan tidak ada tanggung jawab ke masa depan. PERGESERAN: bertitik tolak dari “limit” PENGELOLAAN SDA DAN LH ADALAH OPTIMALISASI PEMANFAATAN (KETERBATASAN SD >< KEBUTUHAN YANG TERUS BERKEMBANG MENJAGA KETAHANAN: PANGAN, ENERGI DAN AIR RUANG FISIK DAN RUANG KUALITAS EKOSISTEM “TERBATAS” PENGELOLAAN RESIKO DAN MENJAGA KEBERLANJUTAN SUMBANGAN EKONOMIBERBASIS SDA DAN LH PENGELOLAAN SDA DAN LH SIKLUS – SALING MEMBATASI (keseimbangan sisi S-D) TERESTERIAL KUALITAS LH DAN EKOSISTEM PENGGUNAAN SPACE LAIN: • PERMUKIMAN • PENGELOLAAN LIMBAH • INTERAKSI SOSIAL LAPANGAN KERJA DAN PENURUNAN KEMISKINAN PENGGUNAAN SPACE LAIN: KETAHANAN PANGAN • PEMANFAATAN SDALH UNTUK KEBERLANJUTAN KEHIDUPAN (BANGSA DAN NEGARA) PERTUMBUHAN EKONOMI BERBASIS SDALH KETAHANAN ENERGI KETAHANAN AIR OCEAN INFRASTRUKTUR • INDUSTRI • KEGIATAN EKONOMI LAIN AKSES PEMANFAATAN SOSIAL PARTISIPASI DALAM TANGGUNGJAWAB PEMELIHARAAN dan perilaku ramah lingkungan KETAHANAN NASIONAL: (i) PANGAN, (ii) ENERGI DAN (iii) AIR PENGELOLAAN SDA dan LH UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT EKONOMI berkelanjutan PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP TATA KELOLA BERKELANJUTAN PENINGKATAN DAYA SAING EKONOMI BERBASIS SDA DAN LH: (i) Nilai tambah, (ii) Eekonomi Biodiversity, (iii) Ekonomi Jasa Lingkungan. KELESTARIAN SDA, KONSERVASI DAN LH SERTA BENCANA: (i) Konservasi Hutan dan Laut; (ii) Peningkatan kualitas lingkungan ; (iii) Pengelolaan perubahan iklim dan bencana; (iv) Informasi iklim dan kebencanaan. - Penataan ruang laut, - Manajemen tingkat WPP (WPP), Pengelolaan tingkat tapak – Kawasan Pengelolaan hutan/KPH PEMBANGUNAN SDA DAN LH (1) 1. AGENDA PEMBANGUNAN EKONOMI A. MENJAGA KETAHANAN PANGAN, ENERGI DAN AIR B. MENYEDIAKAN BAHAN INDUSTRI (UNTUK MENDUKUNG PENGEMB. DAYA SAING EKONOMI BERBASIS SDA) i. Peningkatan nilai tambah ii. Sumber ekonomi baru: ekonomi jasa lingkungan; ekonomi biodiversity dan jasa profesi berbasis SDA danLH 2. AGENDA PELESTARIAN SDA, LINGKUNGAN HIDUP DAN PENGELOLAAN BENCANA: A. B. C. D. KONSERVASI DAN TATAKELOLA HUTAN PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP PENGELOLAAN BENCANA INFORMASI IKLIM DAN KEBENCANAAN PEMBANGUNAN SDA DAN LH (2) 3. AGENDA PEMBANGUNAN KELAUTAN A. PENEGAKAN KEDAULATAN DAN JURISDDIKSI NASIONAL B. PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KELAUTAN (inventarisasi potensi ; industri kelautan; konektivitas kaut dan sistem logistik;pengembangan kawasan dan potensi baru; C. MENINGKAKAN KUALITAS, DAYA DUKUNG DAN KELESTARIAN FUNGSI LINGKUNGAN LAUT D. PENNINGKATAN WAWASAN DAN BUDAYA BAHARI, PENGUATAN PERAN SDM DAN IPTEK KELAUTAN E. PENINGKATAN HARKAT, TARAF HIDUP NELAYAN DANMASNYARKAT PESISIR PEMBANGUNAN SDA DAN LH (3) AGENDA SASARAN PENTING AGENDA: MENJAGA KETAHANAN NASIONAL (contoh) atas: 1. KETAHANAN PANGAN 1. Ketersediaan: • Pengamanan produksi beras jangka panjang: pengamanan lahan irigasi teknis didukung sasaran yang jelas, targetted subsidi, sinergi irigasi teknis hulu-hilir, peran dan kontribusi BUMN Pangan. • Pangan lain: Kedele: pemenuhan industri kecil-tahu tempe; jagung: pangan dan pakan lokal; daging: produksi sapi lokal secara bertahap; ikan dan garam DN untuk konsumsi rumah tangga. 2. Keragaman konsumsi dan kualitas gizi 3. Akses Stabilisasi harga: pengawasan rantai pasok dan harga, pengendalian pasokan dan penguatan stok DN. TERIMA KASIH