PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP MA’ARIF NU TUGUMULYO TAHUN AJARAN 2016/2017 ARTIKEL ILMIAH Oleh: Nama : ROHMAD SIDIQ SUNARYA NIM : 4212125 Dosen Pembimbing : 1. Merti Triyanti, M.Pd. 2. Destien Atmi Arisandy, M.Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (STKIP-PGRI) LUBUKLINGGU 2017 1 Alumni Prodi Biologi STKIP PGRI Lubukinggau Dosen Prodi Biologi STKIP PGRI Lubukinggau 2-3 PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP MA’ARIF NU TUGUMULYO TAHUN AJARAN 2016/2017 Rohmad Sidiq Sunarya1, Merti Triyanti2, Destien Atmi Arisandy3 Email: [email protected] ABSTRACT This thesis entitled "The Influence of Cooperative Model of Think Pair Share to the Biology Learning Result of Grade VIII Junior High School Ma'arif Nu Tugumulyo". This study aims to determine the influence of Cooperative Model Type Think Pair Share on the results of biology students learning grade VIII Junior Ma'arif Nu Tugumulyo. This type of research is in the form of pure experiment with design used is random, pre-test, post-test design. The population of the entire class of VIII Junior High School Ma'arif Nu Tugumulyo, which consists of 3 classes and sampling in this study was done randomly. After the drawing, two classes were chosen as a class VIII.a as experimental class and VIII.b as control class. Class VIII.a was given a learning model using Think Pair Share cooperative type and class VIII.b with a conventional model. Technique of collecting data is done by technical test with essay problem as much as 12 problem. Based on the result of the calculation of the post-test average equation test on the significant level, that thitung> ttable with value 1.66 <1.671. So it can be concluded Ha rejected and H0 accepted. Thus it can be concluded that there is no influence of Think Pairs Share Cooperative Model on Biology learning result of grade VIII students Ma'arif Nu Tugumulyo. Keywords: Think Pair Share, Learning Outcomes, Biology. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu wadah dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas manusia seutuhnya yang menjadi tanggung jawab profesional setiap guru. Pengembangan pendidikan dalam pembangunan untuk mewujudkan dan meningkatkan pengembangan kualitas menuju warga negara yang memahami ilmu pengetahuan dan teknologi karena berorientasi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Berhasil tidaknya pendidikan yang dilaksanakan akan menentukan maju mundurnya negara tersebut. Pendidikan sebagai salah satu kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia. Menurut Buchori dalam (Trianto 2007:1), bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Biologi merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan disetiap jenjang pendidikan yang tidak hanya sekadar berpikir dan menganalisa, tetapi mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan biologi dan pola pikir biologi dalam kehidupan sehari-hari dan mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Biologi juga merupakan salah satu mata pelajaran yang mempelajari ide-ide atau konsep yang bersifat abstrak dan dapat dipandang sebagai ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat serta dapat menumbuhkan kemampuan bekerja sama yang efektif. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 19-20 Agustus 2016 di SMP Ma’arif Nu Tugumulyo menunjukkan bahwa guru selama ini belum menggunakan model pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga siswanya mudah bosan dalam proses belajar mengajar. Keberhasilan pembelajaran ditentukan sampai sejauh mana penguasaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasan materi serta prestasi belajar siswa. Jika semakin tinggi pemahaman dan penguasaan materi serta prestasi belajar maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajarannya. Mengatasi permasalahan ini dapat diterapkan suatu model kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah bentuk pembelajaran kelompok yang melibatkan siswa untuk saling membantu dan bekerja sama dengan siswa yang lain dalam mencapai tujuan belajar, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. Salah satu model pembelajaran yang termasuk dalam model kooperatif adalah model tipe Think Pair Share. Think Pair Share adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa (Trianto, 2007:61). Model pembelajaran ini anak relatif bebas bersikap dan berpikir, anak relatif bebas memilih perilaku yang dapat diterima atau tidak diterima oleh temantemannya, Anak bebas menguji kemampuan pola berpikirnya dengan pola berpikir teman-temannya. Pola bebas berpikir yang dimiliki itu maka diharapkan anak-anak dapat lebih aktif dalam berinteraksi, sehingga dapat mempermudah mereka dalam memahami materi yang sedang diajarkan oleh guru. Model kooperatif tipe Think Pair Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Rumusan Masalah dalam Penelitian ini adalah “Adakah pengaruh model kooperatif tipe Think Pair Share terhadap hasil belajar Biologi siswa kelas VIII SMP Ma’arif Nu Tugumulyo ?”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh model kooperatif tipe Think Pair Share terhadap hasil belajar Biologi siswa kelas VIII SMP Ma’arif Nu Tugumulyo. Deskripsi Teoritik 1. Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Isjoni (2007:11) bahwa pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya guru untuk membantu siswa melakukan kegiatan belajar dengan tujuan agar terwujudnya efisiensi dan efektifitas dalam belajar. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain. Model pembelajaran mengarahkan kita kedalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai, Joyce dalam (Trianto, 2014:22). 2. Model Kooperatif Tipe Think Pair Share Menurut Suyatno (2009:54) model kooperatif tipe think pair share tergolong tipe kooperatif dengan sintak: Guru menyajikan materi klasikal, berikan persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara berpasangan sebangku-sebangku (think-pair), presentasi kelompok (share). Secara ringkas sintak pembelajaran tipe Think Pair Share, yaitu thinking (berpikir), pairing (berpasangan), sharing (berbagi). Menurut Trianto (2007:61) Think Pair share merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Adapun langkah-langkah pembelajaran biologi dengan menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share menurut Frank Lyman dalam (Huda M,2013:51 ) antara lain: (1) Think (berpikir) yaitu memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari jawaban tugas secara mandiri. (2) Pairing (berpasangan) yaitu bertukar pikiran dengan teman sebangku. (3) Sharing (berbagi) yaitu berdiskusi dengan pasangan lain Prosedur: (a) Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdiri dari empat anggota siswa. (b) Guru memberikan tugas pada setiap kelompok. (c) Masing-masing anggota memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri-sendiri terlebih dahulu. (d) Kelompok membentuk anggota-anggotanya secara secara berpasangan mendiskusikan hasil pengerjaan individunya. (e) Kedua pasangan lalu bertemu kembali dalam kelompoknya masing-masing untuk menshare hasil diskusinya. Seperti metode atau strategi pembelajaran yang lain, model pembelajaran Think Pair Share mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Drs. Asep Jihad dan Dr. Abdul Haris (1993:35) Kelebihan Model Pembelajaran Think Pair and Share yaitu: (1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat suatu informasi. (2) Seorang siswa dapat belajar dari siswa yang lain serta saling menyampaikan ide untuk didiskusikan sebelum disampaikan didepan kelas. (3) Memperbaiki rasa percaya diri siswa dan semua siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam kelas. (4) Selain itu model Think Pair Share (TPS) sebagai salah satu model pembelajaran koorperatif yang terdiri dari 3 tahapan, yaitu Thinking (berpikir), Pairing (berpasangan), Share (berbagi), sehingga guru tidak lagi sebagai satu-satunya sumber pembelajaran. Sedangkan Kekurangan Model Pembelajaran Think Pair and Share yaitu: (1) Siswa yang pasif, dengan metode ini mereka akan ramai dan mengganggu teman-temannya. (2) Siswa yang seharusnya menyelesaikan soal dengan berdiskusi bersama pasangan satu bangku dengannya tetapi masih suka memanfaatkan kegiatan ini untuk berbicara di luar materi pelajaran. (3) Jumlah siswa yang ganjil berdampak pada saat pembentukan kelompok. Ketidaksesuaian antara waktu yang direncanakan dengan pelaksanaan. METODE PENELITIAN Jenis eksperimen pada penelitian ini adalah eksperimen murni, dengan adanya kelompok lain yang tidak dikenal eksperimen dan ikut mendapatkan pengamatan. Desain penelitian dalam penelitian ini berbentuk random pre-test, post-test desain, yang melibatkan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun desain Penelitian ini menurut Arikunto(2010:126) dapat dilihat pada Tabel 1 Tabel 1 Group Pre-Test, Treatment Post-Test E 01 X 02 K 03 04 Keterangan: E : kelompok eksperimen K : kelompok kontrol X : perlakuan yang diberikan dengan menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) 01 : pre-test kelas eksperimen 02 : post-test kelas eksperimen 03 : pre-test kelas kontrol 04 : post-test kelas control Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh seluruh siswa kelas VIII SMP Maarif Tugumulyo berjumlah 80 siswa dan yang menjadi sampel yaitu kelas VIII.a sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share yang berjumlah 28 orang siswa. Sedangkan pada kelas VII.b sebagai kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional berjumlah 26 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes. Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa kelas VIII SMP Maarif Tugumulyo. Bentuk tes yang digunakan berbentuk essay sebanyak dua belas soal dan data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan . HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian a. Analisis Kemampuan Awal Siswa Kemampuan awal dalam penelitian ini adalah pengetahuan awal yang dimiliki siswa sebelum diberi pembelajaran Sistem Gerak. Kemampuan awal diperoleh melalui pemberian soal berbentuk pilihan ganda sebanyak 12 soal pada kelas eksperimen yang berjumlah 28 siswa, maupun kelas kontrol yang berjumlah 26 siswa, pre-test dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2016. Berdasarkan perhitungan data hasil tes awal nilai rata-rata pre-test pada kelas eksperimen sebesar 19,47 dan untuk simpangan bakunya sebesar 8,20. Sedangkan pada kelas kontrol nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 20,14 dan simpangan bakunya sebesar 5,79. Halaman ini berarti rata-rata kemampuan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan hampir sama. b. Analisis Kemampuan Akhir Siswa Pos-test adalah tes akhir yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan pembelajaran materi sistem gerak. Kemampuan akhir diperoleh melalui pemberian soal yang berbentuk pilihan essay sebanyak 12 soal, baik kelas eksperimen dengan menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share, yang berjumlah 28 siswa yang dilaksanakan pada tanggal 07 November 2016, maupun kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional berjumlah 26 siswa yang dilaksanakan pada tanggal 08 November 2016. Berdasarkan rekapitulasi hasil tes akhir siswa bahwa nilai rata-rata hasil post-test pada kelas eksperimen sebesar 65,27 dan untuk simpangan bakunya sebesar 11,42. Sedangkan pada kelas kontrol nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 60,14 dan untuk simpangan bakunya sebesar 12,35. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan akhir siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. perbandingan antara kemampuan awal dan kemampuan akhir masing – masing kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada grafik 1. 70 60 50 40 Column3 30 Column1 20 Column2 10 0 Gambar 1 Grafik Kemampuan Awal Dan Kemampuan Akhir Siswa. 2. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data yang di dapatkan selam penelitian di SMP Ma’arif Nu Tugumulyo yang dimulai dari tanggal 24 Oktober 2016 sampai 24 November 2016, peneliti mengajar pada kelas VIII.a sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share yang berjumlah 28 orang siswa. Sedangkan pada kelas VII.b sebagai kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional berjumlah 26 siswa. Pada tanggal 24 Oktober 2016 dilakukan pret-test selama 30 menit dengan soal essay sebanyak 12 soal. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa nilai ratarata kemampuan awal siswa kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan yang berbeda relatif sama. Halaman ini ditunjukkan dari nilai rata-rata pre-test siswa kelas eksperimen sebesar 19,47 dan pada kelas kontrol sebesar 20,14. Diperoleh data awal (pre-test) pada kelas eksperimen berditribusi normal X2hitung ˂ X2tabel yaitu 5,7827 ˂ 11,0705 dan pada kelas kontrol juga berdistribusi normal dengan 11,0705. X2hitung ˂ X2tabel yaitu 4,8805 ˂ Kemudian dilakukan uji homogenitas dengan menghasilkan Fhitung < Ftabel yaitu 1,66 < 1,92 maka dapat dikatakan bahwa kedua kelompok berangkat dari keadaan yang sama atau homogen. Tidak adanya perbedaan kemamouan awal siswa (pre-test) keduakelas tersebut dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis dengan nilai thitung = -0,35 < ttabel = 2,000. Pada pertemuan pertama pada kelas eksperimen tanggal 26 Oktober 2016 siswa diberikan perlakuan menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share, sedangkan pada 27 Oktober 2016 kelas kontrol pembelajarannya dilakukan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Pada pertemuan pertama selama 80 menit pelaksanaan pembelajaran dengan model kooperatif tipe Think Pair Share, grur menjelaskan tentang model pembelajaran yang digunakan didalam proses pembelajaran, kemudian menyampaikan materi yang akan dipelajari dan subtopik-subtopik khusus menyampaikan tersebut,selanjutnya membagi siswa secara berpasangan yang heterogen sebanyak 14 pasang dengan masing-masing kelompok terdiri dari 2 orang siswa, pasangan dibagi berdasarkan peringkat siswa dikelas, setelah pasangan dibagi selanjtunya masing-masing pasangan melakukan diskusi selama 40 menit. Setelah siswa melakukan diskusi selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada masing-masing pasangan untuk maju dan mengutarakan hasil diskusinya kedepan kelas proses ini dilakuan berurutan. Diakhir proses pembelajaran guru dan siswa menyimpulkan bersama tentang materi yang telah dipelajari. Penggunaan model ini terlihat siswa masih kurang memahami dan masih kebingungan dalam menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share, masih ada siswa yang tidak serius dalam mengikuti jalannya pemlajaran, akan tetapi siswa terlihat aktif. Halaman ini dapat dimaklumi karena penggunaan model kooperatif tipe Think Pair Share pertama kali dilakukan dikelas VIII SMP Ma’arif Nu Tugumulyo. Sedangkan pada kelas kontrol pada pertemuan pertama selama 80 menit pelaksanaan pembeljaran yang dilukan dengan menggunakan pembelajaran konvensional, dengan menggunkan metode ceramah tanya-jawab, pada pertemuan pertama guru menjelaskan materi sistem Gerak pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Pada pertemuan pertama terlihat siswa kurang aktif dalam proses pembelajara, siswa kurang antusias dalma mengikuti pembelajaran yang berlangsung dan hanya siswa tertentu saja yang aktif bertanya dan mengemukakan pendapat. Pada pertemuan kedua pada tanggal 31 Oktober 2016 dikelas eksperimen masih dengan menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share, yang diawali dengan pasangan selanjutnya yang melakukan presentasi, dilanjutkan dengan penggunaan model kooperatif tipe Think Pair Share, pada pertemuan kedua ini terlihat siswa lebih teratur didalam mengikuti proses pembelajaran, terlihat siswa aktif, hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang inngin maju kedepan mengutarakan hasil diskusinya, hal ini tentu sesuai dengan kelebihan model kooperatif tipe Think Pair Share menurut Suprijono, (2009:110) yaitu, (1) Suasana lebih menjadi aktif 2) Anka mendapat kesempatan baik secara individu maupun kelompok untuk menanyakan halaman-halaman yang belum dimengerti 3) guru dapat mengetahui penguasaan anak terhadap materi yang disampaikan 4) Mendorong anak untuk berani mengajukan pendapat. Selain itu menurut hasil penelitian, Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Nuhayati (2012), mengatakan bahwa dalam penelitiannya model Think Pair Share mampu meningkatkan motivasi hasil belajar siswa kelas VII D SMP Kediri, data tes awal siswa 65,6 setelah dilakukan model Think Pair Share meningkat 75,77 sehingga terjadi peningkatan sebesar 17%. Ini berarti prestasi belajar siswa yang diberi pelajaran menggunakan model Think Pair Share lebih baik dibandingkan dengan siswa yang menggunakan pembelajran konvensional. Sehingga pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share berpengaruh pada hasil belajar siswa. Sedangkan pada pada pertemuan kedua pada tanggal 01 November 2016 dikelas kontrol, guru masih menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah, tanya-jawab. Tidak jauh beda dengan pertemuan sebelumnya pada proses pembelajaran yang sedang berlangsung terlihat hanya beberapa siswa saja yang aktif didalam proses pembelajaran, hal ini terjadi karena pada metode ceramah materi yang dikuasai siswa sebagai hasil ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai peneliti. Setelah melakukan pembelajaran dilakukan tes akhir (Post-test). Untuk melihat perbedaan hasil belajar yang didapat. Berdasarkan hasil tes akhir pada keas eksperimen diperoleh nilai rata-rata siswa adalah 65,27, sedangkan hasil Post-test pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata siswa adalah 60,14. Berdasarkan hasil nilai rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari analisis data terakhir diperoleh data berdistribusi normal dengan X 2hitung < X2tabel yaitu 7,8946 < 11,0705 untuk kelas eksperimen dan 6,0531 < 11,0705 untuk kelas kontrol. Kemudian dilakukan uji homogenitas dengan menghasilkan Fhitung < Ftabel yaitu 1,16 < 1,92, maka dapat dikatakan bahwa kedua kelompok data homogen, kemudian dilakuakn uji kesamaan dua rata-rata untuk mengetahui hasil dari hipotesis bahwa ada pengaruh yang signifikan dalam hasil setelah proses belajar mengajar.uji kesamaan dua rata-rata yang dilakukan untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian apakah terjawab hipotesis benar atau salah. Berdasarkan hasil dari perhitungan uji kesamaan dua rata-rata mengahsilkan bahwa thitung < ttabel dengan nilai 1,66 < 1,671 sehingga dapat disimpulkan H0 diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini terbukti. Jadi “Ada pengaruh Model Kooperatif Tipe Think Pair Share terhadap hasil belajar Biologi Siswa kelas VIII SMP Ma’arif Nu Tugumulyo”. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh Model Kooperatif Tipe Think Pair Share. Hal ini dilihat dari hasil post-tes di peroleh t hitung = 1,66 dengan t tabel = 1,671, karena nilai t hitung <t tabel maka H0 ditolak. Rata-rata hasil belajar biologi siswa kelas eksperimen sebesar 65,27 dan kelas kontrol 60,14. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta. Drs. Asep jihad dan Dr. Abdul Haris, M. Sc. Evaluasi Pembelajaran. Multi Press. Huda, M.2013. Model-model pengajaran dan pembelajaran. Malang: Pustaka Pelajar. Isjoni. 2007. Cooperatif Learning (Efektivitas Pembelajaran Kelompok). Bandung: Alfabeta. Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka. Trianto. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.