1 Alumni Prodi Biologi STKIP PGRI Lubukinggau 2

advertisement
PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE
TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP
MA’ARIF NU TUGUMULYO TAHUN AJARAN 2016/2017
ARTIKEL ILMIAH
Oleh:
Nama
: ROHMAD SIDIQ SUNARYA
NIM
: 4212125
Dosen Pembimbing
: 1. Merti Triyanti, M.Pd.
2. Destien Atmi Arisandy, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGU
2017
1
Alumni Prodi Biologi STKIP PGRI Lubukinggau
Dosen Prodi Biologi STKIP PGRI Lubukinggau
2-3
PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE
TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP
MA’ARIF NU TUGUMULYO TAHUN AJARAN 2016/2017
Rohmad Sidiq Sunarya1, Merti Triyanti2, Destien Atmi Arisandy3
Email: [email protected]
ABSTRACT
This thesis entitled "The Influence of Cooperative Model of Think
Pair Share to the Biology Learning Result of Grade VIII Junior High
School Ma'arif Nu Tugumulyo". This study aims to determine the
influence of Cooperative Model Type Think Pair Share on the results
of biology students learning grade VIII Junior Ma'arif Nu Tugumulyo.
This type of research is in the form of pure experiment with design
used is random, pre-test, post-test design. The population of the entire
class of VIII Junior High School Ma'arif Nu Tugumulyo, which
consists of 3 classes and sampling in this study was done randomly.
After the drawing, two classes were chosen as a class VIII.a as
experimental class and VIII.b as control class. Class VIII.a was given
a learning model using Think Pair Share cooperative type and class
VIII.b with a conventional model. Technique of collecting data is
done by technical test with essay problem as much as 12 problem.
Based on the result of the calculation of the post-test average equation
test on the significant level, that thitung> ttable with value 1.66
<1.671. So it can be concluded Ha rejected and H0 accepted. Thus it
can be concluded that there is no influence of Think Pairs Share Cooperative Model on Biology learning result of grade VIII students
Ma'arif Nu Tugumulyo.
Keywords: Think Pair Share, Learning Outcomes, Biology.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu wadah dalam upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas manusia seutuhnya yang menjadi
tanggung jawab profesional setiap guru. Pengembangan pendidikan dalam
pembangunan untuk mewujudkan dan meningkatkan pengembangan kualitas
menuju warga negara yang memahami ilmu pengetahuan dan teknologi karena
berorientasi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Berhasil tidaknya
pendidikan yang dilaksanakan akan menentukan maju mundurnya negara tersebut.
Pendidikan sebagai salah satu kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia.
Menurut Buchori dalam (Trianto 2007:1), bahwa pendidikan yang baik adalah
pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk sesuatu profesi
atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya
dalam kehidupan sehari-hari.
Biologi merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan disetiap
jenjang pendidikan yang tidak hanya sekadar berpikir dan menganalisa, tetapi
mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan biologi dan pola pikir biologi
dalam kehidupan sehari-hari dan mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Biologi
juga merupakan salah satu mata pelajaran yang mempelajari ide-ide atau konsep
yang bersifat abstrak dan dapat dipandang sebagai ilmu-ilmu dasar yang
berkembang pesat serta dapat menumbuhkan kemampuan bekerja sama yang
efektif.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 19-20 Agustus 2016
di SMP Ma’arif Nu Tugumulyo menunjukkan bahwa guru selama ini belum
menggunakan model pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga siswanya
mudah bosan dalam proses belajar mengajar. Keberhasilan pembelajaran
ditentukan sampai sejauh mana penguasaan anak didik terhadap bahan pelajaran
yang disampaikan oleh guru. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat
pemahaman, penguasan materi serta prestasi belajar siswa. Jika semakin tinggi
pemahaman dan penguasaan materi serta prestasi belajar maka semakin tinggi
pula tingkat keberhasilan pembelajarannya.
Mengatasi permasalahan ini dapat diterapkan suatu model kooperatif.
Pembelajaran kooperatif adalah bentuk pembelajaran kelompok yang melibatkan
siswa untuk saling membantu dan bekerja sama dengan siswa yang lain dalam
mencapai tujuan belajar, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. Salah satu
model pembelajaran yang termasuk dalam model kooperatif adalah model tipe
Think Pair Share. Think Pair Share adalah merupakan jenis pembelajaran
kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa (Trianto,
2007:61). Model pembelajaran ini anak relatif bebas bersikap dan berpikir, anak
relatif bebas memilih perilaku yang dapat diterima atau tidak diterima oleh temantemannya, Anak bebas menguji kemampuan pola berpikirnya dengan pola
berpikir teman-temannya. Pola bebas berpikir yang dimiliki itu maka diharapkan
anak-anak dapat lebih aktif dalam berinteraksi, sehingga dapat mempermudah
mereka dalam memahami materi yang sedang diajarkan oleh guru. Model
kooperatif tipe Think Pair Share
merupakan suatu cara yang efektif untuk
membuat variasi suasana pola diskusi kelas.
Rumusan Masalah dalam Penelitian ini adalah “Adakah pengaruh model
kooperatif tipe Think Pair Share terhadap hasil belajar Biologi siswa kelas VIII
SMP Ma’arif Nu
Tugumulyo ?”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh model kooperatif tipe Think Pair Share terhadap hasil
belajar Biologi siswa kelas VIII SMP Ma’arif Nu Tugumulyo.
Deskripsi Teoritik
1.
Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Isjoni (2007:11) bahwa pembelajaran pada dasarnya merupakan
upaya guru untuk membantu siswa melakukan kegiatan belajar dengan tujuan agar
terwujudnya efisiensi dan efektifitas dalam belajar.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat kita
gunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau
pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat
pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan
lain-lain.
Model
pembelajaran
mengarahkan
kita
kedalam
mendesain
pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan
pembelajaran tercapai, Joyce dalam (Trianto, 2014:22).
2.
Model Kooperatif Tipe Think Pair Share
Menurut Suyatno (2009:54) model kooperatif tipe think pair share
tergolong tipe kooperatif dengan sintak: Guru menyajikan materi klasikal, berikan
persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara berpasangan
sebangku-sebangku (think-pair), presentasi kelompok (share). Secara ringkas
sintak pembelajaran tipe Think Pair Share, yaitu thinking (berpikir), pairing
(berpasangan), sharing (berbagi). Menurut Trianto (2007:61) Think Pair share
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi
pola interaksi siswa. Adapun langkah-langkah pembelajaran biologi dengan
menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share menurut Frank Lyman
dalam (Huda M,2013:51 ) antara lain: (1) Think (berpikir) yaitu memberi
kesempatan kepada siswa untuk mencari
jawaban tugas secara mandiri. (2)
Pairing (berpasangan) yaitu bertukar pikiran dengan teman sebangku. (3) Sharing
(berbagi) yaitu berdiskusi dengan pasangan lain Prosedur: (a) Siswa ditempatkan
dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdiri dari empat anggota siswa. (b)
Guru memberikan tugas pada setiap kelompok. (c) Masing-masing anggota
memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri-sendiri terlebih dahulu. (d)
Kelompok
membentuk
anggota-anggotanya
secara
secara
berpasangan
mendiskusikan hasil pengerjaan individunya. (e) Kedua pasangan lalu bertemu
kembali dalam kelompoknya masing-masing untuk menshare hasil diskusinya.
Seperti metode atau strategi pembelajaran yang lain, model pembelajaran
Think Pair Share mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Drs. Asep
Jihad dan Dr. Abdul Haris (1993:35) Kelebihan Model Pembelajaran Think Pair
and Share yaitu: (1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat suatu
informasi. (2) Seorang siswa dapat belajar dari siswa yang lain serta saling
menyampaikan ide untuk didiskusikan sebelum disampaikan didepan kelas. (3)
Memperbaiki rasa percaya diri siswa dan semua siswa diberi kesempatan untuk
berpartisipasi dalam kelas. (4) Selain itu model Think Pair Share (TPS) sebagai
salah satu model pembelajaran koorperatif yang terdiri dari 3 tahapan, yaitu
Thinking (berpikir), Pairing (berpasangan), Share (berbagi), sehingga guru tidak
lagi sebagai satu-satunya sumber pembelajaran. Sedangkan Kekurangan Model
Pembelajaran Think Pair and Share yaitu: (1) Siswa yang pasif, dengan metode
ini mereka akan ramai dan mengganggu teman-temannya. (2) Siswa yang
seharusnya menyelesaikan soal dengan berdiskusi bersama pasangan satu bangku
dengannya tetapi masih suka memanfaatkan kegiatan ini untuk berbicara di luar
materi pelajaran. (3) Jumlah siswa yang ganjil berdampak pada saat pembentukan
kelompok. Ketidaksesuaian antara waktu yang direncanakan dengan pelaksanaan.
METODE PENELITIAN
Jenis eksperimen pada penelitian ini adalah eksperimen murni, dengan adanya
kelompok lain yang tidak dikenal eksperimen dan ikut mendapatkan pengamatan.
Desain penelitian dalam penelitian ini berbentuk random pre-test, post-test desain,
yang melibatkan dua
kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Adapun desain Penelitian ini menurut Arikunto(2010:126) dapat dilihat
pada Tabel 1
Tabel 1
Group
Pre-Test,
Treatment
Post-Test
E
01
X
02
K
03
04
Keterangan:
E
: kelompok eksperimen
K
: kelompok kontrol
X
: perlakuan yang diberikan dengan menggunakan model kooperatif tipe
Think Pair Share (TPS)
01
: pre-test
kelas eksperimen
02 : post-test kelas eksperimen
03
:
pre-test kelas kontrol
04 : post-test kelas control
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh seluruh
siswa kelas VIII SMP Maarif Tugumulyo berjumlah 80 siswa dan yang menjadi
sampel yaitu kelas VIII.a sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model
kooperatif tipe Think Pair Share yang berjumlah 28 orang siswa. Sedangkan pada
kelas VII.b sebagai kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan
pembelajaran konvensional berjumlah 26 siswa. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes. Teknik tes digunakan untuk
mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa kelas VIII SMP Maarif
Tugumulyo. Bentuk tes yang digunakan berbentuk essay sebanyak dua belas soal
dan data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan
.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil Penelitian
a.
Analisis Kemampuan Awal Siswa
Kemampuan awal dalam penelitian ini adalah pengetahuan awal yang
dimiliki siswa sebelum diberi pembelajaran Sistem Gerak. Kemampuan awal
diperoleh melalui pemberian soal berbentuk pilihan ganda sebanyak 12 soal pada
kelas eksperimen yang berjumlah 28 siswa, maupun kelas kontrol yang berjumlah
26 siswa, pre-test dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2016. Berdasarkan
perhitungan data hasil tes awal nilai rata-rata pre-test pada kelas eksperimen
sebesar 19,47 dan untuk simpangan bakunya sebesar 8,20. Sedangkan pada kelas
kontrol nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 20,14 dan simpangan bakunya
sebesar 5,79. Halaman ini berarti rata-rata kemampuan siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan hampir sama.
b.
Analisis Kemampuan Akhir Siswa
Pos-test adalah tes akhir yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan
siswa setelah diberikan pembelajaran materi sistem gerak. Kemampuan akhir
diperoleh melalui pemberian soal yang berbentuk pilihan essay sebanyak 12 soal,
baik kelas eksperimen dengan menggunakan model kooperatif tipe Think Pair
Share, yang berjumlah 28 siswa yang dilaksanakan pada tanggal 07 November
2016, maupun kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional berjumlah
26 siswa yang dilaksanakan pada tanggal 08 November 2016. Berdasarkan
rekapitulasi hasil tes akhir siswa bahwa nilai rata-rata hasil post-test pada kelas
eksperimen sebesar 65,27 dan untuk simpangan bakunya sebesar 11,42.
Sedangkan pada kelas kontrol nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 60,14 dan
untuk simpangan bakunya sebesar 12,35. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kemampuan akhir siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas
kontrol.
perbandingan antara kemampuan awal dan kemampuan akhir masing –
masing kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada grafik 1.
70
60
50
40
Column3
30
Column1
20
Column2
10
0
Gambar 1 Grafik Kemampuan Awal Dan Kemampuan Akhir Siswa.
2.
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data yang di dapatkan selam penelitian di SMP
Ma’arif Nu Tugumulyo yang dimulai dari tanggal 24 Oktober 2016 sampai 24
November 2016, peneliti mengajar pada kelas VIII.a sebagai kelas eksperimen
dengan menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share yang berjumlah 28
orang siswa. Sedangkan pada kelas VII.b sebagai kelas kontrol yang
pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional berjumlah 26 siswa.
Pada tanggal 24 Oktober 2016 dilakukan pret-test selama 30 menit dengan
soal essay sebanyak 12 soal. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa nilai ratarata kemampuan awal siswa kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol
sebelum diberikan perlakuan yang berbeda relatif sama. Halaman ini ditunjukkan
dari nilai rata-rata pre-test siswa kelas eksperimen sebesar 19,47 dan pada kelas
kontrol sebesar 20,14. Diperoleh data awal (pre-test) pada kelas eksperimen
berditribusi normal X2hitung ˂ X2tabel yaitu 5,7827 ˂ 11,0705 dan pada kelas
kontrol juga berdistribusi normal dengan
11,0705.
X2hitung ˂ X2tabel yaitu 4,8805 ˂
Kemudian dilakukan uji homogenitas dengan menghasilkan Fhitung < Ftabel
yaitu 1,66 < 1,92 maka dapat dikatakan bahwa kedua kelompok berangkat dari
keadaan yang sama atau homogen. Tidak adanya perbedaan kemamouan awal
siswa (pre-test) keduakelas tersebut dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis
dengan nilai thitung = -0,35 < ttabel = 2,000.
Pada pertemuan pertama pada kelas eksperimen tanggal 26 Oktober 2016
siswa diberikan perlakuan menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share,
sedangkan pada 27 Oktober 2016 kelas kontrol pembelajarannya dilakukan
dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
Pada pertemuan pertama selama 80 menit pelaksanaan pembelajaran
dengan model kooperatif tipe Think Pair Share, grur menjelaskan tentang model
pembelajaran
yang
digunakan
didalam
proses
pembelajaran,
kemudian
menyampaikan materi yang akan dipelajari dan subtopik-subtopik khusus
menyampaikan tersebut,selanjutnya membagi siswa secara berpasangan yang
heterogen sebanyak 14 pasang dengan masing-masing kelompok terdiri dari 2
orang siswa, pasangan dibagi berdasarkan peringkat siswa dikelas, setelah
pasangan dibagi selanjtunya masing-masing pasangan melakukan diskusi selama
40 menit. Setelah siswa melakukan diskusi selanjutnya guru memberikan
kesempatan kepada masing-masing pasangan untuk maju dan mengutarakan hasil
diskusinya kedepan kelas proses ini dilakuan berurutan. Diakhir proses
pembelajaran guru dan siswa menyimpulkan bersama tentang materi yang telah
dipelajari.
Penggunaan model ini terlihat siswa masih kurang memahami dan masih
kebingungan dalam menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share, masih
ada siswa yang tidak serius dalam mengikuti jalannya pemlajaran, akan tetapi
siswa terlihat aktif. Halaman ini dapat dimaklumi karena penggunaan model
kooperatif tipe Think Pair Share pertama kali dilakukan dikelas VIII SMP Ma’arif
Nu Tugumulyo.
Sedangkan pada kelas kontrol pada pertemuan pertama selama 80 menit
pelaksanaan pembeljaran yang dilukan dengan menggunakan pembelajaran
konvensional, dengan menggunkan metode ceramah tanya-jawab, pada pertemuan
pertama guru menjelaskan materi sistem Gerak pada manusia dan hubungannya
dengan kesehatan. Pada pertemuan pertama terlihat siswa kurang aktif dalam
proses pembelajara, siswa kurang antusias dalma mengikuti pembelajaran yang
berlangsung dan hanya siswa tertentu saja yang aktif bertanya dan mengemukakan
pendapat.
Pada pertemuan kedua pada tanggal 31 Oktober 2016 dikelas eksperimen
masih dengan menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share, yang diawali
dengan pasangan selanjutnya yang melakukan presentasi, dilanjutkan dengan
penggunaan model kooperatif tipe Think Pair Share, pada pertemuan kedua ini
terlihat siswa lebih teratur didalam mengikuti proses pembelajaran, terlihat siswa
aktif, hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang inngin maju kedepan
mengutarakan hasil diskusinya, hal ini tentu sesuai dengan kelebihan model
kooperatif tipe Think Pair Share menurut Suprijono, (2009:110) yaitu, (1)
Suasana lebih menjadi aktif 2) Anka mendapat kesempatan baik secara individu
maupun kelompok untuk menanyakan halaman-halaman yang belum dimengerti
3) guru dapat mengetahui penguasaan anak terhadap materi yang disampaikan 4)
Mendorong anak untuk berani mengajukan pendapat.
Selain itu menurut hasil penelitian, Hasil penelitian ini relevan dengan
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Nuhayati (2012), mengatakan bahwa
dalam penelitiannya model Think Pair Share mampu meningkatkan motivasi hasil
belajar siswa kelas VII D SMP Kediri, data tes awal siswa 65,6 setelah dilakukan
model Think Pair Share meningkat 75,77 sehingga terjadi peningkatan sebesar
17%. Ini berarti prestasi belajar siswa yang diberi pelajaran menggunakan model
Think Pair Share lebih baik dibandingkan dengan siswa yang menggunakan
pembelajran konvensional. Sehingga pembelajaran dengan menggunakan model
kooperatif tipe Think Pair Share berpengaruh pada hasil belajar siswa.
Sedangkan pada pada pertemuan kedua pada tanggal 01 November 2016
dikelas kontrol, guru masih menggunakan metode konvensional yaitu metode
ceramah, tanya-jawab. Tidak jauh beda dengan pertemuan sebelumnya pada
proses pembelajaran yang sedang berlangsung terlihat hanya beberapa siswa saja
yang aktif didalam proses pembelajaran, hal ini terjadi karena pada metode
ceramah materi yang dikuasai siswa sebagai hasil ceramah akan terbatas pada apa
yang dikuasai peneliti.
Setelah melakukan pembelajaran dilakukan tes akhir (Post-test). Untuk
melihat perbedaan hasil belajar yang didapat. Berdasarkan hasil tes akhir pada
keas eksperimen diperoleh nilai rata-rata siswa adalah 65,27, sedangkan hasil
Post-test pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata siswa adalah 60,14.
Berdasarkan hasil nilai rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari
analisis data terakhir diperoleh data berdistribusi normal dengan X 2hitung < X2tabel
yaitu 7,8946 < 11,0705 untuk kelas eksperimen dan 6,0531 < 11,0705 untuk kelas
kontrol. Kemudian dilakukan uji homogenitas dengan menghasilkan Fhitung < Ftabel
yaitu 1,16 < 1,92, maka dapat dikatakan bahwa kedua kelompok data homogen,
kemudian dilakuakn uji kesamaan dua rata-rata untuk mengetahui hasil dari
hipotesis bahwa ada pengaruh yang signifikan dalam hasil setelah proses belajar
mengajar.uji kesamaan dua rata-rata yang dilakukan untuk membuktikan hipotesis
dalam penelitian apakah terjawab hipotesis benar atau salah. Berdasarkan hasil
dari perhitungan uji kesamaan dua rata-rata mengahsilkan bahwa thitung < ttabel
dengan nilai 1,66 < 1,671 sehingga dapat disimpulkan H0 diterima dan Ha ditolak.
Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini terbukti. Jadi “Ada
pengaruh Model Kooperatif Tipe Think Pair Share terhadap hasil belajar Biologi
Siswa kelas VIII SMP Ma’arif Nu Tugumulyo”.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa tidak
ada pengaruh Model Kooperatif Tipe Think Pair Share. Hal ini dilihat dari hasil
post-tes di peroleh t
hitung
= 1,66 dengan t
tabel
= 1,671, karena nilai t
hitung
<t
tabel
maka H0 ditolak. Rata-rata hasil belajar biologi siswa kelas eksperimen sebesar
65,27 dan kelas kontrol 60,14.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Drs. Asep jihad dan Dr. Abdul Haris, M. Sc. Evaluasi Pembelajaran. Multi Press.
Huda, M.2013. Model-model pengajaran dan pembelajaran. Malang: Pustaka
Pelajar.
Isjoni. 2007. Cooperatif Learning (Efektivitas Pembelajaran Kelompok).
Bandung: Alfabeta.
Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana
Pustaka.
Trianto. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Download