PELAKSANAAN CUSTOMER RETENTION MARKETING (CRM) PT

advertisement
PELAKSANAAN CUSTOMER RETENTION MARKETING (CRM)
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk DALAM
MEMPERTAHANKAN PELANGGAN FLEXI
(STUDI KASUS PADA PT. TELKOM JAKARTA SELATAN)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Komunikasi Bidang Studi Marketing
Communication
Disusun Oleh :
Nama
: MUTIARA LEINSOVE SARA
NIM
: 043030-036
Bidang Studi
: Marketing Communication
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2008
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
JURUSAN MARKETING COMMUNICATION
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama
: Mutiara Leinsove Sara
NIM
: 04303-036
Program Studi
: Marketing Communication
Judul Skripsi
: Pelaksanaan Customer Retention Marketing (CRM) PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk Dalam Mempertahankan
Pelanggan Flexi
Mengetahui,
PEMBIMBING I
PEMBIMBING II
(Dra. Tri Diah Cahyowati, M.Si)
(A. Judhie Setiawan, M.Si)
i
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
JURUSAN MARKETING COMMUNICATION
LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama
: Mutiara Leinsove Sara
NIM
: 04303-036
Program Studi
: Marketing Communication
Judul Skripsi
: Pelaksanaan Customer Retention Marketing (CRM) PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk Dalam Mempertahankan
Pelanggan Flexi
Jakarta, 13 Februari 2008
Ketua Sidang,
Drs. Riswandi, M.Si
(.....................................)
Penguji Ahli,
Nurprapti W. Widyastuti, S.Sos
(……………………….)
Pembimbing I,
Dra. Tri Diah Cahyowati, M.Si
(……………………….)
Pembimbing II,
A. Judhie Setiawan, M.Si
(……………………….)
ii
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
JURUSAN MARKETING COMMUNICATION
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
Nama
: Mutiara Leinsove Sara
NIM
: 04303-036
Program Studi
: Marketing Communication
Judul Skripsi
: Pelaksanaan Customer Retention Marketing (CRM) PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk Dalam Mempertahankan
Pelanggan Flexi
Jakarta, 13 Februari 2008
Disetujui dan diterima oleh:
Pembimbing I
Pembimbing II
(Dra. Tri Diah Cahyowati, M.Si)
(A. Judhie Setiawan, M.Si)
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Ketua Bidang Studi
(Dra. Diah Wardhani, M.Si)
(Dra. Tri Diah Cahyowati, M.Si)
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur dan kemuliaan penulis panjatkan kepada Tuhanku
Yesus Kristus untuk segala berkat dan karunia-Nya yang begitu besar kepada
penulis. Karena pertolongan dan penyertaan-Nyalah sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini. Praise His Name!
Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
strata satu (S-1) Ilmu Komunikasi program studi Marketing Communication.
Adapun judul skripsi ini adalah “PELAKSANAAN CUSTOMER RETENTION
MARKETING (CRM) DI PT. TELKOM, Tbk DALAM MEMPERTAHANKAN
PELANGGAN FLEXI”. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih
banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna, baik dari segi penulisan dan
isi. Berangkat kesadaran dan keterbatasan yang dimiliki, penulis menyadari
bahwa penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan berkat adanya bantuan,
dorongan & partisipasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dra. Tri Diah Cahyowati, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I. Terima
kasih atas dukungan,
saran dan masukannya hingga penulis
bisa
menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak A. Judhie Setiawan,M.Si, selaku Dosen Pembimbing II. Terima kasih
atas bimbingan dan kesabaran bapak selama ini.
3. Ibu Dra. Diah Wardhani M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi.
4. Para pengajar, segenap karyawan perpustakaan dan Tata Usaha Fikom
Universitas Mercu Buana.
iv
5. Bapak Maman, selaku staf SDM Telkom. Terima kasih telah mengizinkan
penulis untuk riset di Telkom sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Firdaus, asisten manager Sales & Promotion TelkomFlexi dan Bapak
Christianus, asisten manager Personal Care TelkomFlexi. Terima kasih sudah
berkenan untuk diwawancara.
7. Kedua orangtuaku tercinta, Humala Robert Napitupulu dan Minda Manalu,
terima kasih atas dukungannya secara moril & materil, doa serta kesabarannya
menantikan kelulusan penulis. I love you both..Kedua adikku, Alvin & Naomi.
Juga untuk k’Yone, k’Yuli & Inangtua. terima kasih atas dukungan & doanya.
8. Kedua sahabatku, Lely dan Lili yang selalu memberi dukungan dan semangat
untuk segera menyelesaikan skripsi dari awal sampai akhir. Thanks a lot. Juga
untuk teman-teman PMK lainnya: Hansen, Elli, Ferry, Ane, Ayu, B’Nalem,
B’Yono dan kakak KTBku tercinta K’Noni. Thank you 4 all.
9. Untuk teman seperjuangan dalam mengerjakan skripsi: Eva, yang selalu mau
menemani dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi. Thanks ya ‘va
atas bantuan, semangat dan dukunganmu selama ini. JBU!
Akhirnya penulis mohon maaf apabila ada pihak-pihak yang namanya
tidak tersebut dalam kata pengantar ini namun memiliki jasa yang tidak sedikit
dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Jakarta, 13 Februari 2008
Mutiara L. Sara
Nim. 04303-036
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ......................................................... i
TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI............................................................ ii
PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI .................................................... iii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... vii
ABSTRAKSI................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah.................................................. 1
I.2 Perumusan Masalah ........................................................ 7
I.3 Tujuan Penelitian ............................................................ 8
I.4 Signifikansi Penelitian .................................................... 9
I.4.1 Signifikansi Akademis............................................ 9
I.4.2 Signifikansi Praktis................................................. 9
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 KAP Sebagai Latar Belakang Lahirnya CRM ................ 10
2.2 CRM Sebagai Bagian dari Komunikasi Pemasaran........ 12
2.3 Customer Retention Marketing (CRM) .......................... 16
2.2.1 Pengertian Customer Retention Marketing........... 16
2.2.2 Fungsi Customer Retention Marketing ................. 20
2.2.3 Proses CRM: I-D-I-C ............................................ 21
A. Klasifikasi / Pengelompokkan Pelanggan ......... 24
B. Servis / Layanan Pelanggan............................... 28
C. Pelatihan Pegawai.............................................. 32
2.4 Mempertahankan Pelanggan ........................................... 34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Sifat Penelitian ................................................................ 37
3.2 Tipe Penelitian ................................................................ 37
3.3 Metode Penelitian ........................................................... 38
3.4 Tehnik Pengumpulan Data.............................................. 39
3.5 Key Informan / Nara Sumber.......................................... 40
3.6 Definisi Konsep............................................................... 40
3.7 Fokus Penelitian.............................................................. 41
3.8 Analisis Data ................................................................... 42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan......................................... 44
4.1.1 Sejarah Perusahaan ............................................... 44
4.1.2 Restrukturisasi Internal Telkom............................ 46
4.1.3 TelkomFlexi .......................................................... 48
4.1.4 Struktur Organisasi ............................................... 50
vi
4.2
4.3
BAB V
4.1.5 Visi dan Misi Telkom ........................................... 50
4.1.6 Produk dan Jasa Layanan Telkom ........................ 51
4.1.7 Kerjasama Operasi ................................................ 53
Hasil Penelitian ............................................................... 54
Pembahasan..................................................................... 76
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ..................................................................... 81
5.2 Saran................................................................................ 81
5.2.1 Akademis .............................................................. 81
5.2.2 Praktis.................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 83
LAMPIRAN
Lampiran A, Pedoman Wawancara............................................................. 86
Lampiran B, Salinan Hasil Wawancara ...................................................... 88
Lampiran C, Data Riset............................................................................... 95
DATA DIRI
vii
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
JURUSAN MARKETING COMMUNICATION
ABTRAKSI
MUTIARA LEINSOVE SARA (04303-036)
PELAKSANAAN CUSTOMER RETENTION MARKETING (CRM) DI PT..
TELEKOMUNIKASI
INDONESIA
DALAM
MEMPERTAHANKAN
PELANGGAN FLEXI
ix + 82 halaman; 21 lampiran
Bibliografi: 27 Acuan (1955-2007)
Pelanggan merupakan aspek yang paling penting dari sebuah bisnis.
Keberhasilan perusahaan dalam memberikan kepuasan terhadap pelanggan sangat
tergantung pada kemampuan memuaskan pelanggan dan pada akhirnya dapat
mempertahankan para pelanggannya. PT. Telkomunikasi Indonesia adalah
perusahaan yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi. Berkaitan dalam
menghadapi persaingan bisnis telekomunikasi berbasis CDMA yang ketat saat ini,
PT. Telkom Jakarta Selatan perlu melaksanakan strategi Customer Retention
Marketing (CRM) untuk mempertahankan pelanggan Flexinya. Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan Customer Retention
Marketing di PT. Telkom dalam mempertahankan pelanggan Flexinya.
Konseptual pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep
komunikasi sebagai bagian dari komunikasi pemasaran, Customer Retention
Marketing yang meliputi proses CRM dan mempertahankan pelanggan. Konsep
penelitian yang digunakan mengacu pada konsep I-D-I-C yang dikemukakan oleh
Don Peppers dan Martha Rogers dalam bukunya “One to One Marketing”.
Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
metode studi kasus dan sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif,
dimana tehnik pengumpulan data melalui wawancara berstruktur. Penulis
menyajikan gambaran maupun uraian mengenai pelaksanaan strategi Customer
Retention Marketing sebagaimana adanya yang didapatkan dari lokasi penelitian.
Hasil penelitian ini membahas pelaksanaan Customer Retention Marketing
di PT. Telekomunikasi Indonesia. Guna untuk mempertahankan pelanggan Flexi
maka TelkomFlexi melaksanakan Customer Retention Marketing dalam bentuk
sebuah program retensi yang dinamakan 24 Program Caring. Di dalam 24
Program Caring tersebut TelkomFlexi melakukan berbagai upaya retensi
pelanggan, antara lain mengefektifkan dan meningkatkan berbagai saluran
informasi dan komunikasi dengan pelanggan, menjalin interaksi serta
meningkatkan hubungan dengan pelanggan.
Diakhir penelitian diberikan kesimpulan dan saran yang didapat dari hasil
penelitian selama ini. Data pendukung lainnya diletakkan sebagai lampiran untuk
menambah kejelasan dari penelitian.
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1
24 Program Caring............................................................... 49
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Dengan berkembangnya teknologi komunikasi dunia sekarang ini
tingkat persaingan bisnis semakin ketat di hampir setiap pasar. Persaingan yang
semakin ketat dalam memperebutkan bagian pasar memaksa banyak perusahaan
mengubah strategi bersaing guna mendekati khalayak sasaran yang dituju.
Sejalan dengan persaingan yang semakin global dan semakin tajam,
banyak organisasi atau perusahaan sadar bahwa mereka tidak lagi dapat bersaing
hanya dengan harga. Banyak perusahaan telah mengembangkan strategi jitu dalam
rangka memberikan pelayanan kepada pelanggan, yaitu dengan melakukan
pembedaan antara produk dan jasa mereka. Masa depan perusahaan dan
persaingan antar perusahaan sangat tergantung pada kemampuan perusahaan
memuaskan pelanggan.
Kekuatan
pelanggan
yang
semakin
meningkat
dan
tajamnya
persaingan menjadikan banyak organisasi merasa pasar mereka semakin terbatas
dan margin keuntungannya pun mengecil. Karena itu, tantangan bisnis saat ini
beralih dari orientasi pada produk ke fokus pada pelanggan. Pelanggan merupakan
publik eksternal perusahaan yang memiliki kedudukan penting bagi kelangsungan
usaha suatu perusahaan. Keberhasilan perusahaan dalam memberikan kepuasan
terhadap publiknya, khususnya pelanggan dapat dijadikan indikator keberhasilan
perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
2
Saat ini banyak perusahaan telah menempatkan fokus pelayanan
pelanggan sebagai suatu cara untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Peter
Drucker mengatakan bahwa hanya ada satu definisi dari tujuan bisnis, yaitu
“menciptakan pelanggan”.1 Pelanggan merupakan fondasi bisnis dan merekalah
yang membuat bisnis tetap ada. Karena itu pelanggan merupakan aspek yang
paling penting dari sebuah perusahaan, sehingga pelanggan harus dijaga dan
dikelola dengan baik.
Salah satu ciri dari komunikasi pemasaran terpadu adalah Menjalin
Hubungan.2 Komunikasi pemasaran yang sukses membutuhkan terjadinya
hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya. Dapat dikatakan bahwa
pembinaan hubungan adalah kunci dari pemasaran modern. Suatu hubungan
merupakan “pengait” yang tahan lama antara perusahaan dengan konsumen. Ia
dapat membangkitkan pembelian yang berulang dan bahkan loyalitas terhadap
suatu merek atau perusahaan.
Suatu hubungan adalah hal mendasar bagi kesuksesan jangka panjang
bagi sebuah perusahaan. Keberadaan hubungan pelanggan yang kuat dan sejati
menawarkan pada perusahaan sebuah cara mengembangkan dan mendukung
keunggulan kompetitif.
Para pelaku pasar sadar bahwa aset yang bernilai – para pelanggan –
berarti membangun suatu hubungan sejati dengan pelanggan. Menjalin hubungan
berarti menemukan cara memelihara loyalitas pelanggan terhadap produk
perusahaan. Perusahaan yang telah menerapkan konsep hubungan pelanggan
1
2
Peter Drucker, The Practise of Management, Heineman 1955.
Terence A. Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu.
Jakarta: Erlangga, 2003, hal 29.
3
mampu membentuk ikatan emosional yang kuat sehingga pelanggan menjadi setia
dan loyal.
Para ahli loyalty marketing berpendapat jika perusahaan bisa
memberikan servis yang melebihi harapan pelanggan, maka pelanggan akan puas.3
Dan pelanggan yang puas pasti akan mempunyai tingkat loyalitas yang tinggi
terhadap produk perusahaan. Namun dengan banyaknya godaaan yang ada di
pasar sekarang ini, fokus hanya pada kepuasan pelanggan saja dirasa kurang
lengkap. Banyak faktor yang menyebabkan pelanggan berpindah selain kepuasan
pelanggan. Antara lain karena pergeseran kebutuhan dan keinginan pelanggan
sendiri, halangan demografik dan psikografik dan sebagainya. Oleh karena itu,
perusahaan juga perlu fokus pada upaya mempertahankan jumlah pelanggan yang
ada dengan meminimalkan jumlah pelanggan yang hilang.
Perusahaan-perusahaan saat ini mulai menyadari bahwa para
pelanggan yang sudah ada merupakan sasaran penjualan yang lebih mudah dan
sering kali lebih menguntungkan dibandingkan dengan mencari pelanggan baru.
Dari berbagai riset ditemukan bukti bahwa biaya akuisisi meretensi pelanggan
yang telah ada lebih rendah dibandingkan dengan mencari pelanggan baru.4
Semakin lama suatu bisnis menjaga pelanggannya, pelanggan tersebut
akan semakin menguntungkan bagi perusahaan. Dan semakin lama pelanggan
setia kepada perusahaan, semakin kuat hubungan antara mereka dan semakin kecil
kemungkinan-kemungkinan pelanggan tersebut akan mudah dirayu dengan
penawaran-penawaran dari perusahaan-perusahaan lain.
3
Hermawan Kartajaya, Boosting Loyalty Marketing Performance: Menggunakan Teknik
Penjualan, Customer Relationship Management dan Servis Untuk Mendongkrak Laba. Jakarta:
MarkPlus, Inc, 2007, hal 25.
4
Ibid, hal 35.
4
Mempertahankan pelanggan yang telah ada memudahkan sebuah
perusahaan untuk mengembangkan hubungan dan mendorong kegiatan membeli
ulang maupun pembelian yang semakin sering.
Selain dari sisi teknologi, perusahaan dan para pemasarnya juga
berlomba untuk memodifikasi strategi pemasarannya. Mereka semakin mengerti
bahwa pelanggan adalah nyawa atau kehidupan perusahaan. Pelanggan terutama
pelanggan yang loyal harus tetap dijaga dan dimanjakan agar tidak berpaling ke
perusahaan pesaing. Banyak perusahaan telah mengembangkan strategi jitu dalam
rangka memberikan pelayanan kepada pelanggan, yaitu dengan melakukan
pembedaan (diferensiasi) terhadap produk dan layanan mereka.
Namun dalam menjaga loyalitas pelanggan sebagai suatu cara dalam
mempertahankan pelanggan diperlukan kemampuan untuk bisa menciptakan
produk yang unik dan cocok dengan keinginan pelanggan secara individu, yaitu
kemampuan untuk “mendengar” kemauan para pelanggan.
Sekarang ini keberadaan pelanggan telah mengalami perkembangan.
Mereka semakin pintar, modern dan sadar akan informasi. Sehingga para
pelanggan semakin piawai dalam permintaan mereka dan semakin menuntut
standar layanan yang lebih tinggi. Mereka memiliki harapan yang tinggi terhadap
pelayanan yang ingin didapatkan dan menginginkan pilihan yang lebih banyak.
Banyak perusahaan jasa besar telah terjaga dari kebutuhan untuk memperbaiki
layanan pelanggan guna bersaing dalam lingkungan bisnis yang sangat kompetitif
saat ini. Dengan semakin banyaknya pelanggan yang menuntut, maka semakin
penting adanya layanan pelanggan (servis) yang terbaik.
5
Selain melakukan pembedaan terhadap produk dengan melakukan
berbagai
inovasi,
perusahaan
juga
bisa
tetap
tampil
unik
dengan
mendeferensiasikan servis/layanan. Memberikan tingkat servis yang berbeda pada
segmen yang berbeda juga merupakan bagian dari kustomisasi produk.
Servis dapat dijadikan senjata untuk memenangi persaingan di pasar
yang sedang didera arus komoditisasi produk. Fitur bisa sama, teknologi bisa
serupa, tetapi servis harus berbeda sehingga produk tetap memiliki keunikan jika
dibandingkan dengan produk pesaing. Karena itu, servis dapat disebut sebagai
penambah nilai bagi produk (value enhancer).5
Pengembangan servis harus masuk dalam program loyalitas pelanggan
di mana pelanggan dilayani segala keinginan dan harapannya. Program loyalitas
pelanggan juga merupakan bentuk nyata dari servis.
Untuk itu diperlukan penerapan Customer Retention Marketing (CRM)
dalam menjalin hubungan dan mempertahankan pelanggan. Customer Retention
Marketing menjadi sangat penting bagi semua perusahaan yang ingin memberikan
layanan yang lebih baik kepada konsumen dengan biaya yang cukup rendah.
Dengan penerapan Customer Retention Marketing yang tepat tentunya segala
persaingan dapat diatasi.
Pada dasarnya Customer Retention Marketing adalah kegiatan
komunikasi yang dapat dilakukan dalam bentuk memberikan pelayanan prima
untuk memberi kepuasan kepada pelanggan. Rasa puas ini akan meningkatkan
kepercayaan dan dukungan yang positif terhadap perusahaan. Karena kepercayaan
5
Hermawan Kartajaya, Boosting Loyalty Marketing Performance: Menggunakan Teknik
Penjualan, Customer Relationship Management dan Servis Untuk Mendongkrak Laba. Jakarta:
MarkPlus, Inc, 2007, hal 104.
6
dan dukungan dapat mempengaruhi hubungan baik dengan perusahaan.
Penekanan Customer Retention Marketing bergerak dari fokus pada transaksi
hingga fokus pada hubungan dengan tujuan mempertahankan pelanggan dalam
jangka panjang.6 Customer Retention Marketing memberikan sentuhan pelayanan
personal, yang memberlakukan pelanggan benar-benar seperti raja. Semua produk
yang ditawarkan perusahaan, proses penawaran sampai pada cara bertransaksi,
disesuaikan dengan keinginan setiap individu pelanggan.
Dengan
Customer
Retention
Marketing,
perusahaan
dapat
mengoptimalkan fungsinya dalam memberikan pelayanan prima (service
excellence) yang ‘tak terduga’ dan ‘tak terlupakan’, sekaligus membina hubungan
jangka panjang dengan para pelanggan kuncinya.
Salah satu bidang industri dengan kebutuhan Customer Retention
Marketing yang tinggi adalah industri operator telekomunikasi seluler. Usaha
menurunkan jumlah pelanggan yang suka berpindah (migrasi) merupakan salah
satu masalah utama pada perusahaan operator telekomunikasi selular.
Persaingan di bidang telekomunikasi selular di Indonesia semakin
ketat dengan hadirnya sejumlah produk baru, baik diusung operator lama maupun
baru. Salah satu produk yang tingkat persaingannya saat ini semakin ketat adalah
produk dan layanan fixed wireless dengan basis teknologi CDMA (Code Division
Multiple Access). CDMA adalah teknologi akses voice dan data, dimana setiap
pengguna kartu menggunakan code tersendiri yang unik dalam mengakses kanal
frekuensi yang sama dalam sebuah sistem.7 PT. TELKOM Indonesia, Tbk sebagai
6
7
Adrian Payne, The Essence of Service Marketing, diterjemahkan oleh Fandy Tjiptono.
Yogyakarta: ANDI, 2001, hal 38.
Http//www.telkomflexi.com
7
perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia sebagai salah satu pemain
dalam layanan baru ini, menurunkan produk yang diberi nama TELKOMFlexi
sejak pertengahan tahun 2003. Produk ini segera mendapat sambutan positif di
masyarakat karena menawarkan harga yang lebih murah dengan mobilitas terbatas
dengan produk selular berbasis teknologi GSM.
Namun seiring bermunculannya produk selular berbasis teknologi
yang sama dari operator seperti Fren dan Esia membuat konsumen memiliki
banyak pilihan dalam berkomunikasi. Oleh sebab itu, meretensi dan menjaga
loyalitas pelanggan agar tetap mengkonsumsi layanan Flexi dan tidak berpindah
ke produk dan layanan operator lain menjadi hal yang harus dilakukan oleh PT.
Telkom, Tbk jika ingin tetap bertahan di tengah arus persaingan bisnis
telekomunikasi yang ketat.
1.2
Perumusan Masalah
Dengan semakin banyaknya perusahaan telekomunikasi selular
berbasis teknologi CDMA yang bermunculan di Indonesia sekarang ini yang
menawarkan produk dengan berbagai macam jenis dan manfaat maka persaingan
semakin ketat dan pangsa pasar semakin sempit. Konsumen pun semakin
mempunyai banyak pilihan dalam memilih kartu selular berbasis CDMA sesuai
dengan keinginannya. Tingginya tingkat persaingan bisnis telekomunikasi telah
mengalihkan perhatian banyak perusahaan penyedia jasa untuk lebih menekankan
pada upaya mempertahankan pelanggan daripada mengakuisisi pelanggan baru.
Oleh karena itu, agar PT. Telkom Indonesia, Tbk dapat bertahan ditengah
persaingan bisnis jasa industri telekomunikasi PT. Telkom Indonesia, Tbk perlu
8
mempertahankan pelanggan potensialnya, terutama pelanggan Flexi agar tidak
berpindah ke perusahaan pesaing seperti Esia, Fren, dan sebagainya. Karena itu,
PT. Telkom, Tbk bisa tampil beda dari perusahaan pesaing sejenis dengan
melakukan pembedaan pada servis (layanan) pelanggannya. Dari penelitian ini
permasalahan yang ingin dikaji adalah penulis ingin mengetahui bagaimana
penerapan Customer Retention Marketing yang dilakukan PT. Telkom Indonesia,
Tbk dalam mempertahankan pelanggan Flexi terutama pelanggan Business to
Customer (B2C) di tengah persaingan operator telekomunikasi berbasis teknologi
CDMA yang semakin ketat. Penerapan Customer Retention Marketing oleh
peneliti pada penelitian ini difokuskan pada proses Customer Retention Marketing
(CRM).
1.3
Tujuan Penelitian
Dari uraian perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah penulis ingin mengetahui pelaksanaan Customer Retention Marketing
(CRM) yang dilakukan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dalam
mempertahankan pelanggan Flexi.
1.4
Signifikansi Penelitian
1.4.1 Signifikansi Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memperkaya
khasanah ilmu pengetahuan di bidang Marketing Communication khususnya
mengenai pengetahuan tentang implementasi Customer Retention Marketing
dalam industri jasa telekomunikasi.
9
1.4.2 Signifikansi Praktis
Hasil penelitian ini dharapkan dapat memberikan masukan-masukan
dan sumbangan yang bermanfaat bagi para pemasar atau perusahaan khususnya
operator telekomunikasi selular dalam memasarkan produk selular berbasis
teknologi CDMA dengan menerapkan Customer Retention Marketing dalam
mempertahankan pelanggannya.
10
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
2.1
Komunikasi Antar Pribadi sebagai Latar Belakang Lahirnya Customer
Retention Marketing (CRM)
Memahami komunikasi dan hubungan antarpribadi dari sudut individu
adalah menempatkan pemahaman mengenai komunikasi di dalam proses
psikologis. Setiap individu dalam tindakan komunikasi memiliki pemahaman dan
makna pribadi terhadap setiap hubungan dimana dia terlibat didalamnya. Aspek
psikologis dari komunikasi antarpribadi menempatkan makna hubungan sosial ke
dalam individu.8
Komunikasi antarpribadi (KAP) merupakan kegiatan yang melibatkan
dua orang atau lebih yang memiliki tingkat kesamaan diri. Menurut Miller
(1976:15), memahami proses komunikasi antarpribadi menuntut pemahaman
hubungan simbiotis antara komunikasi dengan perkembangan relasional:
komunikasi mempengaruhi perkembangan relasional dan pada gilirannya
perkembangan relasional mempengaruhi sifat komunikasi antara pihak-pihak
yang terlibat dalam hubungan tersebut.
Hubungan antarpribadi memainkan peran penting dalam membentuk
kehidupan manusia. Setiap individu saling tergantung dengan orang lain dalam
perasaan, pemahaman informasi, dukungan dan berbagai bentuk komunikasi yang
mempengaruhi citra diri individu. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa
8
S. Djuarsa Sendjaja, Ph.D.,dkk. Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2002, hal 45.
11
hubungan antarpribadi membuat kehidupan menjadi lebih berarti. Sebaliknya,
hubungan yang buruk bahkan dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan.9
Dari komunikasi antar pribadi ini mendorong terjadinya pemasaran
One to One Marketing, yaitu pemasaran yang dilakukan ke tiap-tiap personal
individu secara satu arah. Dalam One to One Marketing terjalin hubungan
antarpribadi antara pemasar dengan para konsumen atau pelanggan. Namun,
belakangan para pemasar menyadari pemasaran One to One Marketing kurang
efektif karena komunikasi yang dilakukan berjalan hanya satu arah, tidak ada
feedback (umpan balik) dari individu.
Tingkat persaingan yang semakin ketat di hampir setiap pasar telah
menyebabkan ketidakseimbangan antara biaya yang harus dikeluarkan dan
manfaat yang diperoleh. Untuk mendapatkan pelanggan baru memakan biaya jauh
lebih besar ketimbang keuntungan yang diperoleh. Selain semakin ketatnya
persaingan, biaya akuisisi juga mengalami peningkatan sehingga memicu
terjadinya retensi pelanggan. Untuk menguasai aset yang bernilai yaitu para
pelanggan berarti membangun suatu hubungan sejati dengan pelanggan.
Pada tahap praktis, menjalin hubungan berarti menemukan cara
memelihara loyalitas pelanggan terhadap produk atau jasa perusahaan. Disinilah
timbulnya relationship marketing atau Customer Relationship Management.
Relationship marketing mendorong untuk terus mengelola hubungan
dengan pelanggan agar dapat meretensi pelanggan. Disinilah munculnya
Customer Retention Marketing atau CRM.
9
S. Djuarsa Sendjaja, Ph. D., Dkk. Teori Komunikasi. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka, 2002. hal 2.39.
12
2.2
Customer
Retention
Marketing
(CRM)
sebagai
Bagian
Dari
Komunikasi Pemasaran
Setiap sisi kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan komunikasi.
Apapun bentuk kegiatannya, manusia selalu melakukan suatu proses yang
berjalan secara berkesinambungan dan tidak dapat dihindari yaitu proses
komunikasi. Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan
dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin
mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia
perlu berkomunikasi.10 Melalui komunikasi manusia dapat menyampaikan segala
keinginannya, sehingga pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan fisik, baik bagi
dirinya sendiri maupun lingkungan sosialnya.
Salah satu dari karakteristik komunikasi adalah komunikasi bersifat
transaksional karena menuntut adanya tindakan saling memberi dan menerima
diantara orang yang terlibat komunikasi.11
Dengan kata lain para pelaku komunikasi saling bertukar informasi,
pikiran, gagasan dan sebagainya. Dengan adanya “pertukaran” ini, komunikasi
disebut sebagai proses transaksional, karena komunikasi berfungsi menawarkan
sarana pertukaran sebagai sarana penghantar nilai-nilai sosial kepada masyarakat.
Dalam proses pertukaran terjadi proses komunikasi baik langsung
maupun tidak langsung. Dengan demikian, komunikasi memegang peran yang
penting dalam proses pertukaran. Pada tingkat dasar, komunikasi dapat
menginformasikan dan membuat konsumen menyadari atas keberadaan produk
10
Prof. Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2005.
Hal 1.
11
Sasa Djuarsa Sendjaja, dkk. Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 1993, hal 11
13
yang ditawarkan. Komunikasi merupakan proses pengganti informasi dengan
menyampaikan maksud perusahaan kepada konsumen.12 Komunikasi dapat
berusaha membujuk pelanggan saat ini dan pelanggan potensial agar berhasrat
masuk ke dalam hubungan pertukaran (exchange relationship).
Peran yang penting dari komunikasi juga berkaitan dengan membujuk
pelanggan yang sudah dimiliki dan juga pelanggan potensial untuk melakukan
pembelian. Pesan yang disampaikan dalam komunikasi sifatnya persuasif, yaitu
bagaimana membujuk pelanggan agar mau melakukan tindakan pembelian.
Peran lain dari komunikasi adalah untuk membedakan (diferensiasi)
produk yang ditawarkan oleh perusahaan dengan perusahaan lainnya. Upaya
membedakan produk ini dilakukan dengan mengkomunikasikan kepada
konsumen bahwa produk yang ditawarkan berbeda dengan produk lainnya yang
sejenis.
Komunikasi sebagai proses transaksional inilah yang mendasari
adanya kegiatan pemasaran, yaitu adanya pertukaran informasi dua arah dan
persuasi yang memungkinkan proses pemasaran berfungsi lebih efektif dan
efesian. Karena tanpa komunikasi, pemasaran sulit diwujudkan.
Pemasaran (Marketing) adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.13 Pemasaran
merupakan kegiatan yang kita semua melakukannya, bagaimana transaksi
dimulai, dimotivasi, dimungkinkan dan diselesaikan.
12
William G. Zikmund, Raymond Mcleod, Faye W. Gilbert. Customer Relationship Management
– Integrating Marketing Strategy and Technology. John Wiley & Son, Inc, 2003.Hal 93.
13
Philip Kotler. Dasar-dasar Pemasaran. Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta: Intermedia, 2987, hal 5
14
Pada dasarnya pemasaran merupakan sebuah proses yang mencakup
siapa konsumen yang akan dituju, apa yang konsumen inginkan dan bagaimana
mengembangkan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen dan pada kenyataannya proses pemasaran tersebut erat kaitannya
dengan komunikasi.
Dalam persaingan dunia bisnis yang sangat ketat sekarang ini
perusahaan harus memberikan pesan kepada konsumennya tentang keberadaan
perusahaan tersebut atau barang dan jasa yang ditawarkan, serta menyampaikan
pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk
dipasar. Pada intinya perusahaan harus dapat membujuk konsumennya agar
berhasrat masuk kedalam hubungan pertukaran, hal ini dimaksud sebagai
komunikasi pemasaran.
Komunikasi pemasaran adalah proses manajemen yang terjadi antara
perusahaan dengan berbagai macam publiknya. Untuk melakukannya, biasanya
perusahaan membangun, menampilkan dan mengevalusi beberapa pesan untuk
memperkenalkan perusahaannya.
Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur
pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran.14 Komunikasi adalah proses di mana
pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu atau antara organisasi
dengan individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan di mana perusahaan
dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan
pelanggannya. Jadi jika digabungkan, komunikasi pemasaran adalah gabungan
14
Terence A. Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu.
Jakarta: Erlangga, 2003, hal 4.
15
semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya
pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan.
Pelopor komunikasi pemasaran, Don E. Schultz, memperkenalkan model
perencanaan komunikasi pemasaran, dimana terdapat tujuh tahap terencana
komunikasi pemasaran, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Klasifikasi dan segmentasi pelanggan dari bank data
Menemukan titik kontak konsumen
Sasaran dan strategi komunikasi
Menemukan dan memetakan jaringan merek
Menentukan sasaran pemasaran
Meramu berbagai teknik komunikasi pemasaran yang paling sesuai
Memilih taktik komunikasi pemasaran.15
Customer Retention Marketing merupakan salah satu bentuk
komunikasi pemasaran yang digunakan perusahaan sebagai sarana dalam
berkomunikasi atau berhubungan dengan para pelanggannya. Komunikasi
pemasaran memegang peranan yang penting dalam strategi Customer Retention
Marketing sebagai sarana untuk mendengarkan pelanggan dan menyampaikan
pesan. Karena Customer Retention Marketing pada dasarnya merupakan bagian
dari komunikasi pemasaran yang melingkupi semua aspek yang berhubungan
dengan pelanggannya, termasuk di dalamnya adalah pemasaran, customer service,
pelatihan pegawai, tenaga penjualan, dukungan teknis dan segala macam layanan
dalam mencapai tujuan mempertahankan pelanggan.
15
Hifni Alifahmi, Sinergi Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Quantum Bisnis dan Manajemen,
2005, hal 26.
16
2.3
Customer Retention Marketing
2.3.1 Pengertian Customer Retention Marketing
Istilah ‘customer retention marketing’ mulai dikenal pada era tahun
1990-an dan merupakan sebuah konsep yang relatif baru dan terus berkembang.
William G. Zikmund, mengartikan secara sederhana customer retention marketing
adalah dimana perusahaan berusaha memuaskan pelanggan dengan menawarkan
berbagai macam keuntungan untuk membuat pelanggan datang kembali dan
melakukan pembelian berulang dengan perusahaan yang sama.16 Jimnovo dalam
situsnya, mengartikan customer retention marketing sebagai sebuah taktik yang
mendekati dasar pada tingkah laku atau perilaku konsumen.17
Inti dari kegiatan Customer Retention Marketing dilatarbelakangi oleh
beberapa dasar pemikiran, yaitu:
1. One-to-One Marketing
One-to-One
marketing
merupakan
komunikasi
pemasaran
yang
dijalankan satu arah. Para pelaku komunikasi atau pemasar melakukan pendekatan
dan menyampaikan pesan secara personal kepada tiap-tiap individu konsumen
atau pelanggan.
2. Relationship Marketing
Relationship Marketing dapat didefinisikan sebagai: “Pengenalan setiap
pelanggan secara lebih dekat dengan menciptakan komunikasi dua arah dengan
16
William G. Zikmund, Raymond Mcleod, Faye W. Gilbert., Customer Relationship Management
– Integrating Marketing Strategy and Technology. John Wiley & Son, Inc, 2003.Hal 7.
17
www.jimnovo.com/Customer-Retention-more.htm
17
mengelola suatu hubungan yang saling menguntungkan antara pelanggan dan
perusahaan”.18
3. Database Marketing
Database marketing pada dasarnya merupakan suatu perluasan dari
kegiatan
direct-mail.
Secara
sederhana
database
marketing
mencakup
pengumpulan semua kontak perusahaan dan menyusunnya menjadi suatu
database yang berisikan informasi yang diperlukan mengenai setiap pelanggan
atau calon pelanggan.
Syafruddin Chan mengartikan database marketing sebagai sekumpulan
data dan informasi terutama data pelanggan yang digunakan untuk keperluan
pemasaran produk atau jasa perusahaan.19
Secara ringkas, kegunaan database marketing adalah untuk menjamin
bahwa pelanggan tersebut:
a. Dikenali
b. Diberi appresiasi dan reward
c. Dipuaskan dengan cara memenuhi ekspektasinya
Beberapa manfaat yang dapat diambil dari database marketing
diantaranya adalah:20
1. Mensegmentasikan pelanggan yang ada dalam database tersebut.
18
Syafruddin Chan. Relationship Marketing: Inovasi Pemasaran yang MembuatPelanggan
Bertekuk Lutut. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003, hal
19
Ibid, hal 59.
20
Syafruddin Chan, Op Cit, hal 63
18
2. Menyesuaikan program pemasaran sesuai dengan kebutuhan pelanggan
yang ada dalam masing-masing segmen agar marketing mix (bauran
pemasaran) yang dijalankan sesuai sasaran.
3. Pendalaman lebih jauh terhadap data pelanggan dengan jalan melakukan
survey yang berkenaan dengan life style untuk menggalang hubungan
yang lebih dekat antara pelanggan dan perusahaan.
4. Pelaksanaan win back program. Mengaktifkan kembali pelanggan yang
sudah tidak aktif (lapse).
5. Identifkasi pelanggan baru dengan memproyeksikan profil pelanggan
yang sudah ada agar proses akuisisi dapat lebih mudah dijalankan.
4. Loyalty Marketing
Kunci mempertahankan pelanggan adalah kepuasan pelanggan. Jika
perusahaan dapat memberikan layanan yang melebihi harapan pelanggan, maka
pelanggan akan merasa puas. Dan pelanggan yang puas pasti akan mempunyai
tingkat loyalitas yang tinggi. Disinilah timbulnya Loyalty Marketing.
Jimnovo
memberikan
beberapa
dasar
filosofi
pemasar
yang
berorientasi pada retensi pelanggan yaitu:21
1. Perilaku pelanggan lama dan pelanggan saat ini adalah masukan yang
terbaik untuk memprediksi perilaku pelanggan yang akan datang.
2. Pelanggan yang aktif adalah pelanggan yang bahagia; mereka suka untuk
menang.
21
www.jimnovo.com/customer-retention-more.htm
19
3. Retention Marketing adalah semua tentang: Action (tindakan) – Reaction
(reaksi) – Feedback (umpan balik) – Repeat (pengulangan).
4. Retention Marketing membutuhkan sumber daya pemasaran
Customer retention marketing merupakan komponen kunci dalam
menjaga keuntungan perusahaan. Tujuan customer retention marketing adalah
untuk mengubah pembeli pertama atau pembeli sesekali menjadi loyal. Dan untuk
mencapai ini, sebuah perusahaan perlu mengerti apa yang dapat mengubah
pembeli sesekali / pembeli pertama menjadi pelanggan yang loyal. Melalui
customer retention marketing, perusahaan dapat mengetahui apa yang membuat
perubahan terjadi.
Untuk
industri
kecil atau
besar merasa
persaingan
berbeda
keberadaannya, customer retention marketing lebih dari sekedar pertimbangan
penting. Untuk bisnis industri, mempunyai sesuatu yang sangat terbaru dan
informasi yang bermanfaat dalam customer retention marketing merupakan suatu
kebutuhan.
Customer Retention Marketing pada dasarnya merupakan turunan dari
Customer Relationship Management. Customer Reletionship Management adalah
suatu jenis managemen yang secara khusus membahas teori mengenai
penanganan hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya, dengan tujuan
meningkatkan nilai perusahaan di mata para pelanggannya.22
Pengertian lain mengatakan bahwa ia adalah sebuah sistem informasi
yang terintegrasi yang digunakan untuk merencanakan, menjadwalkan dan
22
Http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemenhubunganpelanggan
20
mengendalikan aktivitas-aktivitas pra penjualan dan pasca penjualan dalam
sebuah organisasi. Customer Retention Marketing melingkupi semua aspek yang
berhubungan dengan calon pelanggan dan pelanggan saat ini, termasuk di
dalamnya adalah pusat panggilan (call center), tenaga penjualan (sales force),
pemasaran, dukungan teknis (technical support) dan layanan lapangan (field
service).
Customer Retention Marketing mengurus filosofi organisasi pada
semua tingkatan, termasuk kebijakan dan proses, customer service, pelatihan
pegawai (pelanggan internal), pemasaran, penjualan dan customer service dari
ujung ke ujung.
2.3.2 Fungsi Customer Retention Marketing
Sebuah sistem CRM harus bisa menjalankan fungsi:23
 Mengidentifikasi faktor-faktor yang penting bagi pelanggan
 Mengusung falsafah customer-oriented
 Mengadopsi pengukuran berdasarkan sudut pandang pelanggan
 Membangun proses ujung ke ujung dalam melayani pelanggan
 Menyediakan dukungan pelanggan yang sempurna
 Menangani keluhan/komplain pelanggan
 Mencatat dan mengikuti semua aspek dalam penjualan
 Membuat informasi holistik tentang informasi layanan dan penjualan dari
pelanggan
23
Ibid.
21
2.3.3 Proses CRM: I-D-I-C (Identity, Differentiate, Interact, Customized)
Customer Retention Marketing (CRM) dipakai untuk menjalin
“hubungan intim” dengan pelanggan dan kemudian mengantarkan produk yang
memiliki diferensiasi selaras dengan kebutuhan dan keinginannya. CRM dipakai
untuk mendukung proses IDIC, yaitu Identity, Differentiate, Interact dan
Customized. Konsep IDIC diperkenalkan oleh Don Peppers dan Martha Rogers
dalam bukunya One to One Marketing.24
1. Identity (Identifikasi pelanggan)
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan yang
ingin meluncurkan program loyalitas pelanggan adalah mengidentifikasi
pelanggan satu persatu melalui berbagai sumber informasi dari dalam/luar
perusahaan. Perusahaan dapat memulainya dengan mengumpulkan contact list
yang berisi: nama, alamat, nomer telepon, alamat e-mail, dsb.
Namun dalam industri Business to Customer (B2C) seperti produk
TelkomFlexi tidak bisa semua informasi pelanggan dimasukkan. Hanya
pelanggan yang termasuk sangat menguntungkan / sekedar mewakili segmen
pasarnya yang disimpan untuk suatu saat dipakai sebagai sampel riset perilaku di
tiap segmen, sehingga perusahaan bisa menyusun program promosi dan loyalitas
pelanggan yang bersifat personal.
2. Differentiate (Diferensiasi pelanggan)
24
Don Peppers dan Martha Rogers. One to One Marketing. Dalam buku Hermawan Kartajaya,
Boosting Loyalty Marketing Performance, hal 122.
22
Setelah informasi dikelola secara rapi, langkah selanjutnya adalah
membedakan / mengkategorikan pelanggan menurut nilai dan kebutuhannya.
Membedakan pelanggan menurut nilainya bertujuan untuk mengukur sejauh mana
keuntungan total yang didapat perusahaan apabila melanjutkan transaksi dengan
pelanggan pada masa yang akan datang. Alat ukurnya ada dua: Interaksi dan
Transaksi.
a) Transaksi untuk mengukur sejauh mana track record hubungan
perusahaan dengan pelanggan. Apakah selama ini dia termasuk pelanggan
yang merepotkan (suka menuntut, meminta diskon harga terus,dsb)
ataukah dia termasuk pelanggan yang menyenangkan (membayar tepat
waktu, tidak pernah menuntut, selalu membawa pelanggan baru). Hal ini
harus diperhitungkan karena akan mempengaruhi biaya total yang harus
dikeluarkan untuk mempertahankannya menjadi pelanggan yang loyal.
b) Interaksi dipakai untuk mengukur sejauh mana kedekatan hubungan emosi
yang terjalin selama ini dan sejauh mana tingkat komitmen pelanggan
untuk melanjutkan kembali hubungan bisnis yang sudah terjalin pada masa
yang akan datang. Jika interaksinya baik dan pelanggan berkomitmen
dalam jangka panjang akan menjalin hubungan dengan perusahaan, maka
dia termasuk pelanggan yang layak untuk dipertahankan.
3. Interact (Interaksi pelanggan)
Tujuan akhir dari mendefinisikan pelanggan dan membedakan
pelanggan adalah mengetahui pelanggan yang bernilai dan pelanggan yang tidak
bernilai. Pelanggan yang dinilai menguntungkan dikelola secara jangka panjang
23
dan meningkatkan interaksi dengan mereka. Metode yang lazim dipakai adalah
pertemuan konvensional yang mengutamakan pertemuan fisik tatap muka. Untuk
meningkatkan kadar interaksi menggunakan metode konvensional, biaya yang
harus dikeluarkan perusahaan cukup besar. Karena membutuhkan tempat yang
lebih luas, undangan yang banyak dan makanan minuman yang lebih banyak.
Namun perkembangan teknologi sekarang ini, membantu perusahaan
dalam meningkatkan kadar interaksi dengan pelanggan. Dengan ditemukannya
Internet, interaksi menjadi semakin mudah dan murah. Berbekal sebuah situs yang
dirancang interaktif, perusahaan bisa melakukan acara “virtual gathering” dengan
pelanggan. Perusahaan dapat mengajak para pelanggannya untuk sama-sama online pada jam yang telah disepakati untuk chatting bareng. Sedangkan dari sisi
pelanggan, cara interaksi melalui Internet juga mendatangkan keuntungan. Dia
bisa mengutarakan keluh kesahnya dengan mudah, murah dan tidak menyita
waktu karena tidak perlu meninggalkan meja kerja.
4. Customized (Penyesuaian produk dan servis)
Puncak dari CRM adalah mengantarkan produk dan servis yang beragam
atau bahkan personal. Tanpa bisa menawarkan produk dan servis yang unik,
loyalitas akan sulit terwujud. Kemampuan yang diperlukan untuk bisa
menciptakan produk dan servis yang unik dan cocok dengan kebutuhan dan
keinginan pelanggan secara individu adalah kemampuan untuk “mendengar”
kemauan pelanggan. Untuk “mendengar” kemauan pelanggan, perusahaan tidak
perlu bertanya langsung, tetapi cukup dengan mengamati dari titik netral dan
menjadi pelanggan sebagai objek yang bebas.
24
Selain dengan melakukan inovasi dalam kandungan produk, perusahaan
bisa tetap tampil unik dengan mendiferensiasikan servis. Misalnya, dengan
memberikan servis cepat dan tanpa cacat (excellent basic-service) atau
memberikan servis yang memberikan nuansa dan pengalaman baru dalam
mengkonsumsi (experiential service). Memberikan tingkat servis yang berbeda
juga merupakan bagian dari kustomisasi/penyesuaian produk.
A. Klasifikasi / Pengelompokkan Pelanggan
Perusahaan yang menggebu-gebu meningkatkan pelayanannya sama rata
kepada semua pelanggannya belakangan mulai menyadari kekeliruannya karena
ternyata tidak semua pelanggan cukup bernilai bagi perusahaan. Pada satu sisi,
ada pelanggan yang benar-benar memberi konstribusi profit yang besar, tetapi
pada sisi lain, ada juga pelanggan yang tidak memberikan keuntungan apa-apa
bagi perusahaan. Memberikan kualitas pelayanan prima untuk pelanggan jenis
kedua hanya akan membuang-buang energi dan waktu, disamping akan
menggerogoti profit perusahaan yang didapat dari pelanggan jenis pertama.
Untuk bisa merancang program retensi yang baik, yakni semua anggota
pelanggan harus mendapatkan manfaat dari program retensi, maka pelanggan
stratanya harus dibedakan antara pelanggan loyal dan pelanggan yang tidak loyal,
reward juga harus dibedakan. Perusahaan perlu mengenali mengenali perilaku
pelanggannya satu persatu, sehingga perusahaan bisa menyusun proram retensi
pelanggan yang pas untuk tiap-tiap segmen pelanggan.
Hermawan Kartajaya menganalisis pelanggan menjasi dua jenis, yakni
berdasarkan: RFM (Recency, Frequency dan Monetary) dan LTV (Life Time
25
Value).25 RFM cocok dipakai untuk perusahaan yang bergerak di industri bisnis ke
konsumen (B2C) dan LTV cocok dipakai untuk perusahaan yang bergerak di
industri bisnis ke bisnis (B2B).
1)
Analisis Pelanggan dengan Recency, Frequency, Monetary (RFM)
RFM merupakan salah satu peralatan yang sangat ampuh dan banyak
digunakan oleh praktisi pemasaran untuk memandu efektivitas komunikasi
pemasarannya dengan biaya lebih murah dan profit lebih banyak.
Analisis dengan RFM hanya memberikan informasi tentang potensi
pendapatan yang akan diraih perusahaan jika bisa mendorong pelanggan
untuk berbelanja lebih banyak dan lebih sering. Tantangan terbesar dalam
melakukan analisis pelanggan di industri bisnis ke konsumen (B2C) adalah
jumlah data pelanggan yang sangat besar. Oleh karena itu, diperlukan
pengelompokkan pelanggan dalam strata-strata berdasarkan perilaku
konsumsinya.26 Dari strata-strata itu, perusahaan bias menetapkan jenis
kampaye pemasaran yang paling cocok untuk mendorong peningkatan
konsumsi dan loyalitas pelanggan.
Ada tiga pengelompokkan pelanggan yang umum dipakai di industri bisnis
ke konsumen (B2C), yaitu:
1. Berdasarkan per sepuluh (decile report)
Membagi pelanggan menjadi sepuluh golongan (desil). Muloai dari
pelanggan yang paling tidak menguntungkan (desil 1) – jarang berkunjung dan
25
Hermawan Kertajaya, Boosting Loyalty Marketing Performance: Menggunakan Teknik
Penjualan, Customer Relationship Management dan Servis Untuk Mendongkrak Laba. Jakarta:
MarkPlus, Inc, 2007, hal 60.
26
Ibid.
26
jarang membeli sampai pelanggan yang paling menguntungkan (desil 10) –
paling sering membeli dan volume pembelian paling besar.
Dengan membagi pelanggan menjadi sepuluh golongan, dapat diketahui
kelompok mana yang paling penting. Tentunya prioritas pertama yang harus
diperhatikan adalah kelompok pelanggan yang bernilai tinggi. Mungkin
khusus untuk pelanggan-pelanggan di desil 7 sampai desil 10 perlu diberi
kampaye pemasaran yang lebih menarik untuk mempertahankannya.
Sementara untuk desil 1 sampai desil 5, sebagai kelompok yang memberi
kontribusi lebih rendah, perusahaan bisa memasukkannya dalam prioritas
kedua karena keterbatasan sumber daya. Terlebih lagi biasanya desil 5 ke
bawah bukan merupakan target market.
2. Berdasarkan Threshold (threshold report)
Membagi pelanggan berdasarkan pengeluaran tetap (fixed spending).
Misalnya dengan mengelompokkan pelanggan yang berbelanja 1 juta per
minggu dengan pelanggan yang hanya berbelanja 250 ribu per minggu.
Threshold biasanya memakai data dari desil, tetapi ditampilkan secara
sederhana dan lebih mudah dimengerti dengan membaginya ke dalam
kelompok yang lebih sedikit. Pelanggan dibagi menjadi lima, yaitu Pelanggan
Diamonds, Rubies, Opals, Pearls dan New.
3.
Berdasarkan Recency, Frequency dan Monetary (RFM)
27
RFM mengelompokkan pelanggan berdasarkan: kapan terakhir membeli
(recency), berapa kali membeli (frquency) dan berapa banyak pembeliannya
(monetary).
a. Recency
Recency adalah mengukur nilai pelanggan dengan melihat perilakunya
yang berkenaan dengan pembelian yang dilakukannya paling akhir.
Informasi terpenting yang tidak boleh terlewatkan berkenaan dengan
recency adalah tanggal pembelian terakhir yang merupakan barometer
pengukuran recency.
b. Frequency
Berbeda dengan recency yang menempatkan pelanggan ke dalam
kelompok berdasarkan tanggal pembelian dari yang terbaru sampai yang
paling lama, frekuensi menggunakan dasar seberapa sering seseorang
melakukan pembelian dalam kurun waktu tertentu.
c. Monetary
Monetary berpatokkan kepada nilai uang atau nilai transaksi yang
dibelanjakan oleh pelanggan terhadap produk atau jasa yang perusahaan
tawarkan pada jangka waktu tertentu.,
Kampaye pemasaran untuk pelanggan-pelanggan yang membeli produk
sangat sering, tetapi dengan jumlah sedikit harus dibedakan dengan kampaye
pemasaran untuk pelanggan-pelanggan yang membeli produk dalam jumlah besar
tetapi hanya sesekali.
28
Keyakinan yang mendasari perlunya RFM untuk tiap-tiap pelanggan
adalah karena semakin terkini pelanggan membeli produk, dan semkin sering
pelanggan membeli produk, dan semakin banyak pelanggan membeli produk,
maka mereka cenderung responsive terhadap kampaye pemasaran dan lebih
mudah dibangkitkan pembeliannya kemabali dengan program retensi pelanggan.
2)
Analisis Pelanggan dengan Life Time Value (LTV)
LTV tidak efektif jika diaplikasikan pada perusahaan yang jumlah
pelanggannya ribuan. Karena itu, analisis pelanggan dengan LTV cocok
dipakai untuk perusahaan yang bergerak di industri bisnis ke bisnis (B2B).
Dalam konsep LTV, pelanggan digolongkan berdasarkan daya tarik
finansialnya (profit margin) dan keinginan pelanggan menjalin hubungan
dengan perusahaan (relationship).
B. Servis / Layanan Pelanggan
Istilah layanan kepada pelanggan mencakup proses transaksi langsung
dengan pelanggan, mulai dari cara menelepon sampai bagaimana memperlakukan
pelanggan yang rewel.27
Fokus utama layanan kepada pelanggan adalah meyakinkan pelanggan
bahwa mereka dapat memakai produk secara maksimum dan memperoleh nilai
maksimum pula dari pembelian itu.
27
Colin G. Armistead & Graham Clark, Customer Services and Support Penerapan Strategi yang
Efektif. Ahli bahasa: Kurdi Djunaedi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 1996, hal 8.
29
Jan Carlzon dari perusahaan penerbangan SAS mempopulerkan layanan
pelanggan dengan istilah “Moments of Truth” – ketetapan waktu – yang
menunjukkan bahwa pendapat pelanggan mengenai perusahaan ditentukan oleh
bagian yang terlihat oleh pelanggan.28
Beberapa bidang yang termasuk layanan dan dukungan kepada
pelanggan adalah:

Pelayanan Lapangan

Kontak Pemeliharaan

Dukungan bagi pelanggan

Pendidikan dan pelatihan pegawai

Perbaikan produk
Servis merupakan keunggulan bersaing yang mempunyai daya tahan
paling lama. Oleh karena itu, servis sangat manjur dijadikan senjata untuk
memenangi persaingan di pasar yang sedang didera arus komoditisasi produk.
Fitur produk bisa sama, teknologi bisa serupa, tetapi servis harus berbeda
sehingga produk tetap memiliki keunikan jika dibandingkan dengan produk
pesaing. Maka servis dapat disebut sebagai value enhancer, yang berarti
penambah nilai bagi produk.
Tujuan dari pelayanan yang diberikan oleh perusahaan yakni:
a. Tercapainya rasa puas dan kepercayaan pada pelanggannya
b. Tetap menjaga (Maintanance) agar pelanggan merasa dipentingkan segala
kebutuhan / keinginannya.
28
Ibid.
30
c. Upaya mempertahankan pelanggan agar tetap loyal untuk digunakan
produk barang / jasa perusahaan.29
Pengertian pelayanan prima adalah yang berkaitan dengan jasa pelayanan
yang dilaksanakan oleh perusahaan dalam upaya memberikan rasa puas dan
menumbuhkan kepercayaan pihak pelanggan terhadap perusahaan.30
Memenangkan persaingan dalam bisnis jasa melalui kiat pelayanan prima
tersebut tidaklah cukup hanya melakukan suatu proses administrasi dengan cepat,
tetapi bagaimana memperlakukan para pelanggan yang sedemikian rupa. Cara kita
memperlihatkan dapat melayani pelanggan dengan sebaik mungkin akan serta
menumbuhkan kesan atau persepsi yang positif dari pihak pelanggan.
Secara penuh dukungan kualitas personal / perusahaan bersangkutan
merespon, berperilaku, sopan santun, memiliki pengetahuan dan keterampilan
khusus tersusun dari seluruh faktor-faktor proses pelayanan prima yang sekaligus
mampu berkompetisi.
Untuk dapat memberikan pelayanan yang unggul/prima, perusahaan
bersangkutan harus mampu/jeli mengenali dengan baik tentang keinginankeinginan/kebutuhan para pelanggannya.
Suatu pelayanan dapat menjadi tidak prima apabila terdapat komponen
pendukung keberhasilan pelayanan tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Komponen itu sendiri adalah adanya kepercayaan, sehingga mencapai nilai
kepuasan bagi kedua belah pihak. Maka secara garis besar bahwa didalam
29
Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1999), hal 47.
30
Ibid, hal 268.
31
pelayanan adalah dari kecepatan, ketepatan dalam memberikan pelayanan kepada
para pelanggan.
Fungsi dari pelayanan prima adalah bagaimana upaya meningkatkan
kemampuan personil perusahaan yang bersangkutan agar dapat menumbuhkan
dedikasi dan memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada pihak pelanggannya.
Sehingga diharapkan mampu mempertahankan loyalitas / kepercayaan pelanggan
untuk tetap menggunakan jasa perusahaan yang ditawarkan tanpa melirik jasa
perusahaan yang lainnya.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam hal memberikan pelayanan
yang prima menurut Rosady Ruslan yaitu antara lain:
1. Menghargai kepentingan dan kebutuhan pelanggannya
2. Menjaga sopan santun dalam berkomunikasi, sikap, tindakan dan perilaku
dalam hal melayani kepantingan pelanggan.
3. Selalu bersikap bijaksana dan bekerja professional, cepat dan efesien, serta
saling menguntungkan dari kedua belah pihak.31
Posisi servis dalam loyalty marketing adalah sebagai pendorong
terjadinya pembelian ulang (repeat purchase), berpasangan dengan brand dan
process. Antara brand, service dan process saling terkait satu sama lain. Tanpa
dekungan servis yang baik, tidak mungkin kita bisa membangun brand, dan tanpa
process yang baik, tidak mungkin tercipta kualitas servis yang prima.
Untuk
mempertahankan
valuable
customer,
sudah
selayaknya
perusahaan memberikan perhatian lebih kepada mereka. Bentuk perhatian ini,
31
Rosady Ruslan, Op. Cit, hal 261.
32
selain terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan, juga bisa dalam
bentuk poin reward. Reward merupakan bentuk penghargaan perusahaan terhadap
komitmen pelanggan yang telah mau membeli produknya. Semakin banyak
pembelian yang dilakukan, maka akan semakin besar poin yang akan diperoleh.
Semakin besar poin yang didapatkannya, akan semakin besar reward yang akan
diterimanya.
Pengembangan servis harus masuk dalam program loyalitas pelanggan
di mana pelanggan dilayani dan mendapatkan reward sesuai dengan stratanya.
Program loyalitas pelanggan juga merupakan bentuk nyata dari servis karena tidak
semua pelanggan bisa memaknai servis yang sifatnya intangible. Dengan reward
yang diterima secara nyata, pelanggan lebih bisa merasakan bentuk nyata dari
servis dan nilai berhubungan dengan perusahaan karena dia bisa menghitung
keuntungan apa yang akan didapat jika berhubungan terus dengan perusahaan.
C. Pelatihan Pegawai Untuk Memperbaiki Tingkat Layanan
Dalam penerapan Customer Retention Marketing (CRM) yang ideal,
orang-orang yang berinteraksi dengan konsumen harus bertindak sebagai
katalisator bagi perubahan dalam organisasinya. Faktor-faktor utama yang
mempengaruhi persepsi konsumen terhadap suatu perusahaan ialah interaksi
konsumen dengan staf perusahaan. Kualitas layanan dapat ditingkatkan dengan
memberikan lebih banyak tanggung jawab kepada para staf perusahaan.
Sebelum melayani pelanggan, perusahaan perlu terlebih dahulu melayani
internal customer, yaitu para staf / pegawai perusahaan, sehingga para karyawan
merasa puas. Perusahaan jasa yang dikelola dengan baik percaya bahwa hubungan
33
karyawan akan mempengaruhi hubungan dengan pelanggan. Jika para karyawan
merasa puas, maka mereka akan loyal dan mempunyai komitmen tinggi pada
perusahaan. Mereka akan berusaha memperbaiki sisi lemah produk maupun servis
perusahaan, dengan tujuan memaksimalkan terciptanya kepuasan pelanggan.
Loyalitas pelanggan hanya akan tercipta jika para karyawan
mempunyai antusiasme tinggi dalam melayani pelanggan.32
Banyak perusahaan yang secara rutin mengajak para karyawannya dalam
kesempatan dan pelatihan pembentukan tim. Pelatihan dilakukan dengan
memberikan pengetahuan teknis dan spesialis yang cukup serta wawasan bisnis
perusahaan kepada staf di lini depan, baik untuk memahami permasalahan yang
dihadapi para konsumen maupun untuk mengajukan solusi berdasarkan faktafakta dan pada waktu yang sama memberikan pelatihan bagi staf dan spesialis
mengenai kecakapan bersikap ramah kepada konsumen yang cukup untuk
menangani permintaan konsumen.
Pelatihan staf merupakan hal mendasar dalam meningkatkan layanan
kepada pelanggan. Pelatihan yang diadakan oleh perusahaan harus diarahkan
pada:33
 Menciptakan dan mendorong semangat staf
 Mengembangkan kecakapan yang memungkinkan staf berusaha untuk
menyelesaikan permasalahan
32
Hermawan Kertajaya, Boosting Loyalty Marketing Performance: Menggunakan Teknik
Penjualan, Customer Relationship Management dan Servis Untuk Mendongkrak Laba. Jakarta:
MarkPlus, Inc, 2007, hal 30.
33
Patricia Moore & William Moore, Seri Marketing: Menguasai CRM (Customer Relationship
Manajement) Dalam Seminggu. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2005, hal 65.
34
 Mengembangkan sikap dan budaya perusahaan yang dapat mencapai
peningkatan terus-menerus dalam hal hubungan dengan konsumen dan
bukan hanya sasaran yang berbentuk satu tindakan khusus.
Pada dasarnya, pelatihan karyawan akan membuat perubahan pola pikir
dan perubahan sikap dan mendorong Hubungan Konsumen yang lebih baik dan
lebih erat.
Staf di lini depan selalu harus berhadapan dengan konsumen yang marah
karena suatu kesalahan atau adanya pelayanan yang buruk dan mereka
melampiaskan kekesalan / kekecewaan mereka kepada orang pertama yang
mereka jumpai dalam mewakili perusahaan. Oleh karena itu, pelatihan untuk
mengetahui bagaimana menangani konsumen yang tidak puas semacam itu sangat
penting dan merupakan salah satu kecakapan / keahlian paling penting yang harus
dimiliki oleh seorang petugas di lini depan.
2.4
Mempertahankan Pelanggan
Pada era tahun 1990-an perusahaan mulai merasakan perlunya upaya
mempertahankan dan membina hubungan jangka panjang dengan pelanggan.
Dengan semakin tingginya tingkat persaingan bisnis telah mengalihkan perhatian
banyak perusahaan penyedia jasa (service provider) untuk lebih menekankan pada
upaya mempertahankan pelanggan daripada mengakuisisi pelanggan baru. Telah
disadari bahwa memperoleh pelanggan baru ternyata lebih membutuhkan upaya
dan dana yang lebih besar dibandingkan dengan mempertahankan pelanggan yang
35
telah ada. Selain itu retensi pelanggan terbukti dapat meningkatkan laba bagi
perusahaan.
Guru besar loyalty marketing, Frederich Reichheld (2001) dalam
bukunya Loyalty Rules, untuk yang pertama kalinya mengatakan bahwa loyalitas
bukanlah hanya masalah kepuasan melainkan lebih pada kemampuan untuk
mempertahankan pelanggan yang ada.34
Upaya
untuk
meningkatkan
retensi
pelanggan
dapat
berupa
menciptakan rintangan beralih ke pesaing yang tinggi serta memuaskan pelanggan
melalui pembinaan relasi yang intim dengan pelanggan, yang diyakini
berpengaruh positif terhadap kesetiaan pelanggan terhadap perusahaan.
Deborah mengatakan bahwa kesuksesan perusahaan tergantung pada
kemampuan memenuhi permintaan pelanggan dalam layanan maupun produk,
tetapi juga tergantung pada kemampuan perusahaan dalam mempertahankan
pelanggan. Product, services dan kualitas merupakan atribut utama untuk
mempertahankan pelanggan.35
Mempertahankan pelanggan sangat diperlukan oleh perusahaan. Salah
satu untuk mempertahankan pelanggan adalah dengan memberikan kepuasan
pelanggan yang tinggi. Dengan memberikan kepuasan yang lebih dibandingkan
harapan pelanggan, maka konsumen akan merasa puas sehingga kemungkinan
untuk membeli produk perusahaan menjadi semakin besar.
34
35
Hermawan Kartajaya, Op.Cit, hal 32.
Deborah G. Flehman & David D. Auld, Customer Retention Through Quality Leadership.
Toppan Company (s) PTE LID ASQC Quality Press, 1994, hal 123.
36
Kunci bagi retensi pelanggan adalah kepuasan pelanggan. Pelanggan
dapat dikatakan puas apabila:36
 Setia lebih lama.
 Membeli lebih banyak ketika perusahaan menjual produk baru.
 Mengatakan hal-hal yang baik tentang perusahaan dan produknya.
 Memberi perhatian lebih kecil pada produk pesaing dan kurang
mempertimbangkan harga.
 Menawarkan gagasan jasa atau produk kepada perusahaan.
 Biaya pemasaran lebih kecil.
36
Ir. Arman Hakim Nasution, dkk. Manajemen Pemasaran untuk Engineering. Yogyakarta:
ANDI, 2006, hal 19.
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif, karena penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan penerapan customer retention marketing dalam mempertahankan
pelanggan. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan antar variable
atau menguji hipotesis tetapi hanya menggambarkan karakteristik variable
berdasarkan jawaban respoden.37 Sifat penelitian deskriptif berkaitan dengan
pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep atau
gejala-gejala yang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
subyek penelitian, yang salah satu tujuannya adalah untuk mengumpulkan
informasi secara rinci.38
Metode ini digunakan dalam rangka suatu upaya untuk mendapatkan
fakta-fakta atau data-data yang diperlukan di dalam penelitian ini, karena metode
ini hanya memberikan gambaran dan penjelasan tentang penerapan customer
retention marketing PT. Telkom dalam mempertahankan pelanggan Flexi.
3.2
Tipe Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan
kualitatif yaitu data yang berbentuk uraian kata-kata yang dikumpulkan dengan
berbagai macam cara seperti observasi, wawancara, dokumen dan biasanya
37
38
Wawan Ruswanto, dkk, Penelitian Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, hal 21.
Sumanto, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan. Andi Otset, Jakarta, 1990, hal 6.
38
diproses sebelum siap menggunakan kata-kata yang biasanya disusun ke dalam
teks yang diperluas.39 Penelitian dilakukan dengan menggali informasi melalui
wawancara berstruktur terhadap orang-orang yang memiliki kapabilitas untuk
menjelaskan tentang penerapan customer retention marketing yang dilakukan PT.
TELKOM Indonesia, Tbk. Dengan pendekatan kualitatif, maka data yang
diperoleh dapat diukur kebenarannya dan penerapan customer retention marketing
diinterpretasikan secara mendalam.
3.3
Metode Penelitian
Dilihat dari tujuan penelitian ini, maka metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode studi kasus (case study). Metode penelitian ini
merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu obyek tertentu selama kurun
waktu tertentu yang penelaahannya kepada satu kasus dilakukan secara
mendalam, mendetail dan menyeluruh.40
Penelitian studi kasus adalah salah satu metode penelitian ilmu sosial
yang merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian
berkenaan dengan how atau why, bila penelitian hanya memiliki sedikit peluang
untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki dan bilamana fokus
penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam kontenks
kehidupan sehari-hari.41
39
Mathew B Milles dan A Michael Hubermen, Analisa Data Kualitatif. Jakarta: UI-Press, 1992,
hal 15
40
Drs. Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2001, hal 23.
41
Robert K. Yin, Studi Kasus (Desain dan Metode), ahli bahasa M. Djanzi. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 1995, hal 1.
39
Tujuan penelitian studi kasus adalah untuk mempelajari secara intensif
tentang latar belakang keadaan obyek sekarang dan interaksi lingkungan suatu
unit sosial, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat.
3.4
Tehnik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data pada penelitian ini, peneliti mendapatkan
dua macam sumber data, yaitu:
1. Data Primer
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tehnik wawancara
berstruktur. Wawancara berstruktur adalah wawancara yang dilakukan
dengan
menggunakan
pertanyaan-pertanyaan
yang
sudah
disiapkan
sebelumnya.42 Kegiatan tanya jawab dilakukan secara langsung dan
mendalam dengan pihak-pihak yang bersangkutan dengan permasalahan
yang diteliti.
2. Data Sekunder
Untuk melengkapi data primer, penulis juga menggunakan data
sekunder, yaitu data-data yang dijadikan pelengkap guna melancarkan
proses penelitian. Data sekunder ini dilakukan dengan penggalian data
melalui studi kepustakaan untuk mendapatkan informasi dari literaturliteratur yang berhubungan dengan penelitian, seperti: dokumen-dokumen
dari Customer Care TelkomFlexi, buku-buku tentang CRM, Internet dan lain
sebagainya.
42
Atep Adya Barata, Dasar-dasar Pelayana n Prima. Jakarta: PT. Gramedia, 2003, hal 118.
40
3.5
Key Informan / Nara Sumber
Tehnik pengumpulan data wawancara yang digunakan dalam penelitian
ini adalah secara purposif, yakni memilih orang-orang tertentu karena dianggap –
berdasarkan penilaian tertentu – mewakili tingkat signifikansi.43 Nara sumber pada
penelitian ini adalah:
1. Bapak Christianus, Asisten Manajer bagian Personal Customer Care
TelkomFlexi
Bapak Kristianus dipilih sebagai narasumber karena tugas beliau
berhubungan langsung dengan pelanggan Flexi.
2. Bapak M. Firdaus K, Kepala bagian Sales dan Promotion TelkomFlexi
Bapak Firdaus dipilih sebagai narasumber karena beliau yang bertugas
melaksanakan kegiatan penjualan dan promosi TelkomFlexi. Sehingga
beliau mengetahui semua kegiatan pemasaran Flexi.
3.6
Definisi Konsep
Definisi konsep adalah memberikan pengertian yang lebih operasional
terhadap konsep-konsep yang akan diteliti. Batasan konsep dari juduk penelitian
ini terdiri dari beberapa konsep, yaitu:

Customer Retention Marketing
CRM adalah strategi pemasaran yang melingkupi semua aspek yang
berhubungan dengan pelanggannya, termasuk di dalamnya adalah
pemasaran, customer service, pelatihan pegawai, tenaga penjualan (sales
43
Drs. Jalaludhin Rahmat, Msc., Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1995, hal 81.
41
force), dukungan teknis (technical support) dan layanan lapangan (field
service) dengan tujuan mempertahankan pelanggan dalam jangka panjang.

Pelanggan
Adalah orang-orang atau pihak-pihak yang memiliki kepentingan baik
langsung maupun tidak langsung dengan organisasi namun posisinya
berada diluar struktur organisasi.

TELKOMFlexi
Merupakan salah satu produk dari PT. Telkom Indonesia, Tbk dengan
layanan fixed wireless berbasis teknologi CDMA.
3.7
Fokus Penelitian
Untuk memperjelas arah penelitian maka obyek penelitian ini
difokuskan pada proses Customer Retention Marketing (CRM): I-D-I-C dalam
mempertahankan pelanggan Flexi di PT. Telkom, yakni:
a)
Identity (Identifikasi pelanggan)
Langkah awal dengan mengenali pelanggan perusahaan sebelum melakukan
program retensi pelanggan, melalui database marketing yang dimiliki
perusahaan.
b)
Differentiate (Diferensiasi pelanggan)
Langkah selanjutnya adalah membedakan atau mengategorikan pelanggan
menurut nilai dan kebutuhannya. Bertujuan untuk mengukur sejauh mana
keuntungan total yang didapat perusahaan. Alat ukurnya ada dua: interaksi
dan transaksi.
42
c)
Interact (Interaksi pelanggan)
Tujuan akhir dari mendefinisikan pelanggan dan membedakan pelanggan
adalah mengetahui pelanggan yang bernilai dan pelanggan yang tidak
bernilai. Pelanggan yang dinilai menguntungkan dikelola secara jangka
panjang dan meningkatkan interaksi dengan mereka.
d)
Customized (Penyesuaian produk dan servis)
Proses terakhir CRM adalah penyesuaian terhadap produk perusahaan dan
servis atau layanan kepada pelanggan.
3.8
Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk
yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan berdasarkan data yang diperoleh
dari wawancara mendalam dengan nara sumber.44
Tujuan dari penelitian ini adalah menyempitkan dan membatasi
penemuan-penemuan hingga menjadi suatu data yang teratur, serta tersusun dan
lebih berarti. Proses analisis merupakan suatu usaha untuk menemukan jawaban
atas pertanyaan perihal objek penelitian.45
Dalam mencapai tujuan penelitian, maka teknik yang digunakan
adalah dengan mendeskripsikan dan menganalisis data yang diperoleh secara
kualitatif.
44
Sofian Effendy dan Christ manning dalam Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survey,
LP3ES. Jakarta, hal 263.
45
Saroso Wirodihardjo, Pokok-pokok Tata Niaga Pembangunan. Jakarta, 1994 dalam Marzuki
Metodologi Riset, BPPE-UII, Yogyakarta, hal 87.
43
Setelah seluruh data yang diperoleh melalui tehnik pengumpulan data
yang telah ditentukan, data-data tersebut dihimpun untuk dipelajari dan
dikategorikan berdasarkan dimensi-dimensi customer retention marketing yang
dilakukan PT. TELKOM Indonesia, Tbk. Kemudian data tersebut dideskripsikan
dan dijabarkan secara kualitatif yang sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu
mengetahui bagaimana penerapan Customer Retention Marketing yang dilakukan
PT. TELKOM Indonesia, Tbk dalam mempertahankan pelanggan Flexi.
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum PT. Telekomunikasi Indonesia
4.1.1 Sejarah Perundangan-undangan PT. Telekomunikasi Indonesia
PERUMTEL adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak
dalam bidang pelayanan jasa Telekomunikasi untuk umum dalam negeri.
Pada awalnya bernama “POST EN TELEGRAAFDIENST” yang
didirikan pada tahun 1884 dengan Staatblad No. 52, kemudian pada tahun 1906
dirubah menjadi “POST, TELEGRAAF EN TELEFOONDIENST” (PTT) dengan
Staatblad No. 395 dan semenjak itu disebut PTT-Dients. Tahun 1931 ditetapkan
sebagai Perusahaan Negara berdasarkan I.B.W. selanjutnya pada tahun 1960
Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No
19 tahun 1960, tentang persyaratan sebuah Perusahaan Negara (PN) dengan
PERPU No. 240 tahun 1961 berubah menjadi PN POS dan TELEKOMUNIKASI.
Lapangan usaha PN POS dan TELEKOMUNIKASI
ternyata
berkembang dengan pesat, maka pada tahun 1965 Pemerintah mengadakan
peninjauan kembali. Hasilnya berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 29 dan
No. 30 tahun 1965 terjadi pemecahan kembali menjadi: P.N.POS dan
TELEKOMUNIKASI.
Selanjutnya mulai tanggal 28 April 1970 berdasarkan S.K. Menteri
Perhubungan No. 129/u/1970 PN TELEKOMUNIKASI berubah menjadi
PERUSAHAAN
PERUMTEL.
UMUM
Keberadaan
TELEKOMUNIKASI
PERUMTEL
yang
dikukuhkan
disingkat
dengan
menjadi
Peraturan
45
Pemerintah
No.
36
tahun
1974
yang
menetapkan
sebagai
pengelola
telekomunikasi untuk umum dalam negeri dan luar negeri.
Pada akhir tahun 1980, Pemerintah mengambil kebijaksanaan dengan
membeli seluruh saham PT. INDOSAT sebuah perusahaan swasta yang didirikan
dalam rangka Penanaman Modal Asing yang kemudian diubah statusnya menjadi
BUMN berbentuk PERSERO. Pernyataan modal Negara Republik Indonesia
dalam saham PT. INDOSAT tersebut dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No.
52 tahun 1980.
Selanjutnya untuk lebih meningkatkan pelayanan jasa telekomunikasi
untuk umum, maka dengan Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 1980 diadakan
perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1974, yakni dengan
menetapkan PERUMTEL sebagai badan usaha yang diberi wewenang untuk
menyelenggarakan telekomunikasi dalam negeri dan PT. INDOSAT sebagai
badan usaha yang diberi wewenang menyelenggarakan telekomunikasi untuk
umum internasional. Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 1974 tentang
PERUMTEL juga diubah yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 54
tahun 1980.
Sehubungan dengan diundangkannya Peraturan Pemerintah No. 3 tahun
1983 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan PERJAN, PERUM dan
PERSERO, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 1984 tentang
PERUMTEL sebagai pengganti dari Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 1970 dan
Peraturan Pemerintah No. 54 tahun 1980.
Satu hal yang menggembirakan dalam sejarah perundangan-undangan
ini
adalah
ditetapkannya
undang-undang
No.
3
tahun
1989
tentang
46
telekomunikasi, yang memberikan angina segar dalam pengembangan dan
pembangunan pertelekomunikasian di Indonesia.
Mengikat perkembangan demikian pesat ditambah dengan pola
manajemen yang lebih terbuka, Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No. 25
tahun 1991 tanggal 1 Mei 1991 ditetapkan Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum
(PERUM) Telekomunikasi menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Peralihan
bentuk Perusahaan tersebut ditandai dengan penandatanganan Akte Pendirian
Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Telekomunikasi Indonesia oleh Notaris Imas
Fatimah, SH bersama-sama dengan Menparpostel Soesilo Sudarman yang
bertindak selaku kuasa dari Menteri Keuangan sebagai pemegang saham.
4.1.2 Restrukturisasi Internal TELKOM
Pada tahun 1995 PT. TELKOM mengantisipasi tentang adanya
perdagangan bebas antara internasional maupun regional dengan melaksanakan 2
program besar secara simultan, yaitu restrukturisasi internal penerapan kerjasama
operasional (KSO) dan persiapan public atau internasional , atau dikenal dengan
inisial public offering (Penawaran Umum). Restrukturisasi internal meliputi
bidang usaha sekaligus pengorganisasiannya. Bidang usaha Telkom dibagi 3 (tiga)
berupa bidang usaha utama, terkait dan pendukung. Bidang usaha Telkom
menyelenggarakan jasa telepon lokal dan jarak jauh dalam negeri, sedangkan
bidang terkait termasuk sistem telephone bergerak selular (STRS), sirkuit
langganan, telex, penyewaan, tranponder satelit, USAT dan jasa nilai tambah
tertentu.
47
Bidang usaha ini ada yang diselenggrakan Telkom dan ada juga yang
diselenggarakan oleh pihak ketiga melalui perusahaan patungan. Bidang usaha
pendukung
tidak
ikut
langsung
berhubungan
dengan
pelayanan
jasa
telekomunikasi, namun keberadaannya mendukung bidang utama dan terkai.
Untuk menampung bidang usaha tersebut maka sejak tanggal 1 Juli 1995
PT. TELKOM telah menghapus struktur wilayah usaha telekomunikasi (WITEL)
dan secara de facto meresmikan dimulainya era divisi. Sebagai pengganti WITEL,
bisnis bidang usaha dikelola oleh 7 divisi regional dan 6 divisi pendukung. Divisi
regional menyelenggarakan jasa telekomunikasi di wilayahnya masing-masing.
Divisi regional dan pendukung Telkom mencangkup wilayah sebagai berikut:
 Divisi Regional
I, wilayah Sumatra
 Divisi Regional
II, wilayah Jakarta dan Botabek
 Divisi Regional
III, wilayah Jawa Barat
 Divisi Regional
IV, wilayah Jawa Tengah
 Divisi Regional
V, wilayah Jawa Timur
 Divisi Regional
VI, wilayah Kalimantan
 Divisi Regional
VII, wilayah Timur Indonesia
 Divisi Pendukung : - Pelatihan
- Riset Teknologi Informasi
 Divisi Network
 Divisi Properti
 Divisi Aktelir
 Divisi Pembangunan
 Divisi Sisfo
48
Masing-masing divisi dikelola oleh suatu tim manajemen yang terpisah
berdasarkan prinsip desentralisasi serta bertindak sebagai pusat investasi
(Divisi Reginal) dan pusat keuntungan (Divisi Network dan divisi lainnya
serta mempunyai laporan internal yang terpisah). Berdasarkan organisasi
divisional ini maka kantor pusat diubah menjadi kantor perusahaan dan
semula sebagai pusat investasi disederhanakan menjadi pusat biaya (cost
centre). Berlakunya kebijakan dekonsentrasi menjadikan jumlah SDM kantor
perusahaan juga menjadi lebih sedikit.
4.1.3 TelkomFlexi (Bukan Telepon Biasa)
Pada akhir tahun 2002 Telkom mengeluarkan inovasi produk Telepon
Fixed
Wireless
berbasis
nirkabel
dengan
teknologi
CDMA,
namanya
TelkomFlexi. TelkomFlexi pertama kali diluncurkan sekaligus diperkenalkan
pertama kali di Surabaya. Baru pada bulan Juni 2003 TelkomFlexi diluncurkan di
Jakarta yang merupakan jasa layanan telekomunikasi suara dan data berbasis
akses nirkabel (tanpa kabel) dengan teknologi CDMA (Code Division Multiple
Access).
TelkomFlexi adalah layanan jasa telekomunikasi suara dan data berbasis
akses tanpa kabel dengan CDMA yang sangat hemat karena biaya pemakaiannya
mengacu pada tarif telepon rumah (PSTN TELKOM). Hemat pula bagi yang
melakukan panggilan ke sesama TelkomFlexi, karena layaknya telepon rumah,
pelanggan tidak dikenakan biaya airtime.
Didukung teknologi terkini CDMA 200-1x , membuat TelkomFlexi
memiliki kualitas suara yang sangat jernih dan radiasi yang rendah. Jenis
49
terminalnya juga beragam, pelanggan bebas memilih untuk menggunakan
terminal mobile atau fixed.
Sama halnya dengan telepon selular (ponsel), produk ini mempunyai dua
cara berlangganan yakni pasca bayar dan pra bayar. Untuk pasca bayar sistem
pembayaran dilakukan melalui lembar penagihan, sementara untuk pra bayar
pembayaran dilakukan diawal yaitu saat pelanggan membeli nomor perdana dan
voucher isi ulang.
Dinamakan Flexi karena diambil dari kata flexibility, karena produk ini
mempunyai kemampuan flexibilitas (keluwesan) untuk melakukan panggilan
(outgoing) dan menerima panggilan (incoming) dalam satu area kode. Namun
begitu dalam satu area code tersebut dibagi dalam beberapa Flexi area yang
ditentukan per kabupaten atau kotamadya. Untuk panggilan diluar Flexi area akan
dikenakan biaya tambahan (surcharge) atau biaya automutasi. Flexi area tersebut
merupakan dimana alamat pelanggan terdaftar.
Untuk dapat menggunakan jasa telekomunikasi ini, pelanggan harus
mempunyai Fixed Wireless Terminal (FWT) yang penggunanya relatif menetap
sebagaimana telepon rumah. Pelanggan juga dapat menggunakan terminal yang
bergerak (mobile) yang sekarang ini dikenal dengan handphone.
TelkomFlexi yang sudah tersebar di lebih 29 propinsi dan ratusan
kotamadya / kabupaten di Indonesia, sampai dengan bulan Februari 2006 telah
mempunyai 5 juta pelanggan lebih, karena itulah kini TelkomFlexi menjadi
operator telekomunikasi dengan teknologi CDMA terbesar di Indonesia, setelah
Star One, Fren, dan Esia. Fitur-fitur yang telah dilayani oleh TelkomFlexi seperti
50
FlexiTone, FlexiBrowsing dan lainnya membuat TelkomFlexi lebih unggul di
bandingkan operator lainnya.
4.1.3 Struktur Organisasi TELKOM46
Objek penelitian ini adalah PT. Telkom Divisi Regional II, wilayah
pelayanan Jakarta Selatan. Struktur manajemen Telkom Jakarta Selatan, secara
garis besar meliputi kantor perusahaan, divisi I s/d VII dan divisi lainnya,
strukturnya sangat sederhana, hanya terdiri dari Dewan Direksi (yang dibantu
kelompok pengembangan bisnis), Sekretaris Perusahaan Kepala Audit Internal
dan beberapa vice President.
4.1.4 Visi dan Misi
Melihat perkembangan zaman yang kian maju, Telkom juga mempunyai
Visi dan Misi yang disesuaikan dengan zaman, adapun visi Telkom yaitu kandatel
bernilai tinggi sebagai market leader dan mitra dalam bisnis infokom.
Misi Telkom antara lain:
Memberikan layanan “One Stop Infokom” dengan kualitas yang prima dan
harga kompetitif, mengelola usaha dengan cara yang terbaik dengan
mengoptimalkan SDM yang unggul, dengan teknologi yang kompetitif dan
dengan Business Partner yang sinergi.
Visi Telkom antara lain:
Menjadi pelaku Infokom Terkemuka di kawasan Regional.
46
Struktur Organisasi lihat di lampiran C
51
4.1.5 Produk Jasa Layanan Telkom
1. Jasa Telepon
a) Telepon Pelanggan
1. Resindental (Perumahan)
2. Bisnis
3. Sosial
b) Telepon Umum
1. TUC: Telepon Umum Coin
2. TUMC: Telepon Umum Multi Coin
3. TUKP: Telepon Umum Kartu Panggil
4. TUKM: Telepon Umum Kartu Magnetik
5. TUKS: Telepon Umum Kartu Smart
6. TUKK: Telepon Umum Kartu Kredit
7. Wartel
a. Type A: Untuk badan usaha dengan jumlah line 4 s/d 12
b. Type B: Untuk perorangan dengan jumlah line max 12
2. Jasa Fitur
a. Nada Sela
: Untuk mengetahui adanya panggilan walaupun sedang
menerima telapon.
b. Lacak
: Untuk memindahkan atau mengalihkan panggilan ke
nomer telepon yang diinginkan.
c. Trimitra
: Bisa berbicara dengan tiga orang sekaligus di telepon.
d. Sandi Nada
: Mempersingkat nomer telepon menjadi 2 nomer digit.
e. Andara
: Pelanggan dapat langsung mengudara (dengan
pilihan: dilay 8 detik atau non dilay).
f. KLIP
: Kenali Langsung Identitas Penelepon
g. SLJJ
: Sambungan Langsung Jarak Jauh
h. SLI
: Sambungan Langsung Internasional
i. Hunting (khusus kantor)
52
3. Jasa Tulisan
a. TELEX
b. TELEGRAM
c. FAXIMILE dan BIROFACT
4. Jasa Nilai Tambah (Jasnita)
a. Calling card (Kartu Merdeka)
b. Pemiata (Pertemuan Melalui Telepon Anda) max 30 orang per selular
c. Telkom Memo (mesin pesan yang ada di sentral)
d. Telepon Fax
e. Operator
f. Jasnita Japati (Jaringan Pintar Teknologi Informasi)
g. Free Call (Bebas Pulsa). Nomernya 0-800……… Untuk perorangan.
h. Personal Free call (Bebas pulsa). Nomernya 0-800………. Untuk
perusahaan.
i. Premium Call. Nomernya 0-809……….
j. Vote Call. Nomernya 0-806……….
k. Uni Call. Nomernya 0-807……….
5. Jasa Multi Media
a. Telkomnet Instant
Contoh: 080989999 → Password atau User ID:
- Telkomnet Instant
- Telkom
b. Portal Plaza.com
c. Lap Billing
6. Informasi Umum
a. Pembayaran Telepon
b. Tunai
53
c. Giro / Auto Debet
d. ATM
e. Phone Banking
f. Internet Banking
g. Kartu Kredit
h. Gangguan atau Informasi PSB
i. Call Centre
Pendapatan interkoneksi diantaranya diperoleh dari PT. Indosat dan
Satelindo. Selain pendapatan interkoneksi, Telkom juga berpartisipasi dalam
penyelenggaraan STBS, melalui usaha patungan ataupun dengan pola bagi hasil.
Sementara itu penyewaan transpoder satelit, mulai tahun 1996 berpindah alih
kepada Satelindo, namun Telkom terus melanjutkan jasa stasiun bumi untuk
hubungan telekomunikasi melalui sistem satelit komunikasi.
4.1.6 Kerjasama Operasi
Untuk mewujudkan kesepakatan pembangunan dan sekaligus mengatasi
pendanaannya, maka Telkom mengikutsertakan swasta dalam pembangunan
prasarana jaringan, penyediaan jasa-jasa khusus dan pelaksanaan operasinya.
Partisipasi swasta dalam hal ini dikenal swasta dalam bentuk pola bagi hasil atau
PBH (Pelaksanaan Operasinya). Perusahaan patungan dan kerja sama operasinya.
54
4.2
Hasil Penelitian
Bagian ini merupakan deskripsi terhadap hasil penelitian yang penulis
lakukan. Analisis berdasarkan pada satu sumber utama yang berhasil penulis
lakukan serta sumber-sumber lain yang penulis jadikan sebagai data pelengkap.
Yang menjadi narasumber adalah Kepala bagian Sales & Promotion
TelkomFlexi, Bapak M. Firdaus selaku narasumber utama dan Asisten Manajer
bagian Personal Customer Care TelkomFlexi, Bapak Christianus, selaku
narasumber kedua. Wawancara dilakukan di gedung PT. Telekomunikasi
Indonesia (TELKOM), Tbk Jakarta Selatan.
4.2.1 Pelaksanaan Customer Retention Marketing TelkomFlexi
PT. Telkomunikasi Indonesia (TELKOM) adalah perusahaan yang
bergerak di bidang jasa telekomunikasi. Sebagai perusahaan jasa, menjalin
hubungan dengan pelanggan sangat penting. Karena segala kegiatan yang
dilakukan perusahaan berorientasi pada pelanggan.
Perusahaan jasa merupakan suatu bentuk usaha yang menawarkan
pelayanan jasa. Karena produknya berbentuk pelayanan jasa maka kepuasan
pelanggan sangat berpengaruh untuk kualitas pelayanan jasa yang diberikan.
Kepuasan dan loyalitas pelanggan adalah kunci keberhasilan utamanya.
Pelanggan merupakan kelompok khalayak yang penting bagi setiap
perusahaan, khususnya yang bergerak di bidang industri, jasa dan perdagangan.
Karena itu tidak sedikit dibutuhkan waktu, tenaga dan biaya untuk
mempertahankan pelanggan. Keberhasilan perusahaan diukur dalam memberikan
kepuasan terhadap pelanggannya.
55
Karena itu untuk menjaga kepuasan pelanggan dan menciptakan
loyalitas pelanggan diperlukan suatu program retensi pelanggan dengan
menerapkan Customer Retention Marketing (CRM) untuk mempertahankan
pelanggan yang telah ada, terutama pelanggan yang loyal.
TelkomFlexi sendiri menerapkan dan melaksanakan Customer Retention
Marketing (CRM) dalam bentuk 24 Program Caring untuk mempertahankan
pelanggan Flexi dan menciptakan loyalitas pelanggan.
Hal ini dipertegas oleh Bapak Christianus:
“Disini kita punya 24 Program Caring. Pertama itu dari awal pada saat
dia sebelum menjadi pelanggan atau calon pelanggan sampai dia
menjadi pelanggan. Semuanya itu diproses dalam 24 Program Caring
tersebut”.47
Dan Bapak M.Firdaus:
“Program retensi pelanggan dilakukan yah yang saya katakan tadi yaitu
dalam 24 Program Caring”.48
Berikut tabel 24 Program Caring di bawah ini:
Tabel 1
24 Program Caring
RUANG LINGKUP
CARING - 1
CARING - 2
CARING - 3
PROVOSIONING
FAULT HANDLING
47
48
CARING - 4
CARING - 5
CARING - 6
CARING - 7
CARING - 8
CARING - 9
URAIAN
REGISTRASI PSB : Pots-Speedy-Flexi
TRANSAKSI PSB
TAHAPAN SURVEY alamat PSB Flexi classy POTs
dgn fas SLI
LAYANAN MUTASI PRODUK : Pots-Speedy-Flexi
TAHAPAN INSTALASI
Salam Perdana PASKA AKTIVASI
Courtesy Billing / Perdana
Courtesy Billing / Kedua
Tahapan perbaikan gangguan
Hasil wawancara dengan Bapak Christianus pada tanggal 28 September 2007
Hasil wawancara dengan Bapak M. Firdaus pada tanggal 01 Oktober 2007
56
CHURN
PROTECTION/
REMINDING CALL
COMPLAINT
HANDLING
CARING - 10
CARING - 11
CARING - 12
CARING - 13
CARING - 14
CARING -15
CARING - 16
CARING - 17
CARING - 18
CARING - 19
CARING - 20
CARING - 21
CARING - 22
CARING - 23
CARING - 24
Salam simpatik Pasca Perbaikan Gangguan
Terbit Billing
Periode sebelum isolir
Periode isolir
Pra Cabutan
Salam simpatik pasca isolir
Berhenti Apa
Komplain Jalur Formal
Komplain Jalur Non Formal
Internal Quality Control
Monitoring Pelanggan
Pelanggan no usage
Caring pelanggan radical shortage usage
Visiting pelanggan no usage dan extreme usage
Salam ucapan terima kasih
Sumber: Data Customer Care TelkomFlexi 2007
Dilihat dari tabel di atas dapat dilihat dari caring-1 sampai dengan
caring-8 termasuk tahapan provisioning merupakan tahapan perkenalan layanan
yang menanggani pelanggan yang baru berlangganan. Caring-9 dan caring-10
termasuk tahapan fault handling yaitu penangganan kesalahan / gangguan yang
dilakukan dari pihak PT. Telkom, Tbk. Caring-11 sampai caring-15 termasuk
tahapan churn protection / reminding call merupakan layanan untuk perlindungan
dari migrasi yang dilakukan pelanggan. Dan caring-17 dan caring-18 termasuk
complaint handling yang merupakan penangganan komplain atau keluhan yang
diajukan pelanggan kepada pihak Telkom. Dari tabel diatas caring-19 sampai
dengan caring-24 tidak di tulis termasuk tahapan apa. Namun jika dilihat di tabel
caring-19 sampai caring-23 merupakan tahapan mengontrol / memonitoring
pelanggan yang berlangganan. Dan caring yang terakhir, yaitu caring-24
merupakan layanan ucapan terima kasih kepada pelanggan yang tetap
berlangganan / tetap menggunakan Flexi.
57
Bapak Christianus memberikan penjelasan lebih mendetail mengenai 24
Program Caring yaitu:49
1. Caring-1 : Registrasi PSB (Pasar Baru)
Di caring ini pelanggan belum menjadi pelanggan. Mereka masih menjadi
calon pelanggan. Disini tugas Call Liner adalah untuk menginformasikan
atau menjelaskan mengenai produk atau pembayaran itu semua ada disini.
2. Caring-2 : Transaksi PSB
Di caring ini dijelaskan lagi mengenai produk-produknya seperti apa. Produk
yang pelanggan pilih. Produk kita (Telkom) kan terbagi dua yaitu Trendy dan
Classy. Nah disini dijelaskan lagi tentang Flexi Trendy itu seperti apa dan
Flexi Classy itu seperti apa.
3. Caring-3 : Tahapan Survey
Disini sebelum diaktifkan, data pelanggan Flexi terutama pelanggan pasca
bayar dicek terlebih dahulu benar ada tidak.
4. Caring-4 & Caring-5 : Layanan Mutasi Produk & Tahapan Instalasi
Caring 4 & 5 kalau dalam Flexi, Telkom mempunyai tolak ukur.
5. Caring-6 : Salam Perdana Paska Aktivasi
Setelah diaktifkan maka langsung masuk ke sistem, lalu Telkom akan
melakukan Salam Perdana. Makanya di Telkom itu harus ada kontak
Preference. Salam perdana informasi tentang bagaimana pelanggan harus
membayar dengan cara apa dan dimana mereka harus membayar tagihan. Di
caring ini pelanggan ditanyakan apakah ada kendala atau tidak, bagaimana
PSB-nya? Sesuai atau tidak, kapan aktifnya, dll. Semua itu dicatat disini.
49
Hasil wawancara dengan Bapak Christianus pada tanggal 28 September 2007
58
6. Caring-7 & Caring-8 : Courtesy Billing Perdana & Courtesy Billing Kedua
Disini keduanya pelanggan diberi tahu jumlah billing perdana dan kedua
pelanggan segini dan pembayaran terdekat dimana.
7. Caring-9 & Caring-10 : Tahapan Perbaikan Gangguan & Salam Simpatik
Pasca Perbaikan Gangguan
Kalau di Flexi tahapan perbaikan gangguan itu tidak ada, karena di Flexi itu
jika ada gangguan lainnya lansung ke FWN 147.
8. Caring-11 : Terbit Billing
Nah di caring 11 ini disebut billing reminder. Setelah perdana kedua,
selanjutnya untuk billing itu biasanya kita sampaikan ke pelanggan melalui
SMS.
9. Caring-12, 13, 14 & 15 : Periode Sebelum Isolir, Periode Isolir, Pra Cabutan
& Salam Simpatik Pasca Isolir
Semua caring ini tidak dilakukan dalam Flexi.
10. Caring-16 : Berhenti Apa
Disini jika pelanggan mau berlanggan Flexi trus juga mau berhenti, itu
biasanya pelanggan ditanya dulu kenapa berhenti berlangganan, apa ada
keluhan. Dalam layanan ini pelanggan ditanya bisa secara langsung
dilakukan di Plaza Telkom dan secara tidak langsung melalui SMS atau
telepon.
11. Caring-17 & 18 : Komplain Jalur Non Formal & Komplain Jalur Non Formal
Komplain formal ada di FWN 147, sedangkan di non formal itu biasanya dari
e-mail.
12. Caring-19 : Internal Quality Control
59
Disini para pegawai atau staf yang bekerja di plaza di beri pelatihan dan
arahan dalam bagaimana mereka melayani di plaza Telkom.
13. Caring-20 & Caring-21 : Monitoring Pelanggan & Pelanggan No Usage
Disini pelanggan ditanya kenapa kartu Flexinya sudah lama tidak dipakai dan
kenapa tidak dipakai.
14. Caring-22 : Caring Pelanggan Radical Shortage Usage
Caring ini dalam Flexi juga tidak ada.
15. Caring-23 : Visiting Pelanggan No Usage & Extreme Usage
Disini pelanggan diberi tahu jumlah pembayaran sudah mencapai satu juta.
Sebelum pembayaran mendekati satu juta, pelanggandi reminder dan untuk
sementara tagihan di blok terlebih dahulu. Maksudnya supaya pelanggan
tidak kebla-blasan dalam menggunakan. Namun jika mereka OK, maka
dilanjutkan.
Di caring ini pelanggan yang penggunaan billingnya besar akan dikelola
karena dikategorikan sebagai pelanggan potensial dan akan dimasukkan ke
dalam database.
16. Caring-24 : Salam Ucapan Terima Kasih
Nah layanan ini dilakukan setelah pembayaran saja, biasanya dilakukan
melalui SMS.
Dari semua caring diatas dapat dilihat bahwa PT. Telkom melakukan
upaya melalui tahapan-tahapan caring yang bertujuan untuk memuaskan
pelanggan dan pada akhirnya dapat mempertahankan pelanggan.
60
Customer Retention Marketing (CRM) bisa dipakai untuk menjalin
“hubungan intim” dengan pelanggan dan kemudian mengantarkan produk yang
memiliki diferensiasi selaras dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan. CRM
merupakan proses yang dinamis dalam memanajemeni hubungan antara
perusahaan dengan pelanggan, melalui sejumlah aktivitas inti, yakni:
a) Identify (Identifikasi pelanggan)
Identifikasi dilakukan untuk mengenali para pelanggan sebelum
melakukan program retensi pelanggan, melalui database marketing yang berisi
data spesifik pelanggan, seperti nama, alamat, nomor telepon, hobi, personal
preferences, dsb.
PT. Telkom, Tbk sendiri melakukan identifikasi pelanggan Flexi
sebelum melakukan berbagai kampaye pemasaran, seperti dalam melakukan
promosi. Identifikasi pelanggan ada dalam 24 Program Caring yaitu dicaring-1
sampai caring-3. Dari caring-1 sampai caring-3 para pelanggan baru diproses
datanya. Namun dilihat dari tabel 24 Program Caring diatas identifikasi pelanggan
yang
dilakukan
di
caring-1
sampai
caring-3
lebih
ditujukan
untuk
mengidentifikasi pelanggan baru pasca bayar yaitu Flexi Classy dan Flexi Home.
b) Differentiate (Diferensiasi pelanggan)
Setelah menyusun dan mengelola database, langkah selanjutnya adalah
membedakan
atau
mengategorikan
pelanggan
berdasarkan
nilai
dan
kebutuhannya. Yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana keuntungan total
yang didapat perusahaan apabila melanjutkan transaksi dengan pelanggan pada
61
masa yang akan datang. TelkomFlexi juga melakukan diferensiasi pelanggan
dengan menggunakan alat ukur transaksi dan interaksi.
1. Transaksi
Untuk mengukur sejauh mana track record hubungan perusahaan dengan
pelanggan. Apakah selama ini dia termasuk pelanggan yang merepotkan (suka
menuntut, meminta diskon harga terus, dsb) ataukah dia termasuk pelanggan
yang menyenangkan (membayar tepat waktu, tidak pernah menuntut, selalu
membawa pelanggan baru). Hal ini harus diperhitungkan karena akan
mempengaruhi biaya total yang harus dikeluarkan perusahaan untuk
mempertahankannya menjadi pelanggan yang loyal.
Dari wawancara yang dilakukan penulis dengan bapak Christianus, alat
ukur transaksi dapat dilihat pada 24 Program Caring. Namun diferensiasi
pelanggan yang dilakukan lebih diperuntukkan para pelanggan pasca bayar (Flexi
Classy dan Flexi Home). Dari caring-7 dan 8 TelkomFlexi dapat melihat jumlah
transaksi yang dilakukan oleh pelanggan Flexi dan di caring-23 TelkomFlexi
dapat menentukan mana pelanggan Flexi yang loyal, karena di caring-23
merupakan layanan reminder dimana pelanggan Flexi diingatkan mengenai billing
/ tagihan pembayaran mereka yang sudah mencapai 1 juta.
2. Interaksi
Dipakai untuk mengukur sejauh mana kedekatan hubungan emosi yang
terjalin selama ini dan sejauh mana tingkat komitmen pelanggan untuk
melanjutkan kembali hubungan bisnis yang sudah terjalin pada masa yang
62
akan datang. Jika interaksinya baik dan pelanggan berkomitmen dalam jangka
panjang akan menjalin hubungan dengan perusahaan, maka dia termasuk
pelanggan yang layak untuk dipertahankan.
PT. Telkom, Tbk sendiri kurang melaksanakan diferensiasi pelanggan
berdasarkan alat ukur interaksi dalam 24 Program Caring. Namun, interaksi tetap
dilakukan untuk menjalin hubungan yang erat dengan pelanggan.
c) Interact (Interaksi pelanggan)
Untuk
mempertahankan
pelanggan
diiperlukan
upaya
membina
hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Para pelaku bisnis sadar bahwa aset
yang bernilai yaitu para pelanggan berarti membangun suatu hubungan sejati
dengan pelanggan. Menjalin hubungan berarti menemukan cara loyalitas
pelanggan terhadap produk atau jasa perusahaan. Karena suatu hubungan
merupakan pengait yang tahan lama antara perusahaan dengan pelanggan. Ia dapat
membangkitkan pembelian yang berulang dan bahkan loyalitas terhadap suatu
perusahaan.
PT. Telkom, Tbk sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang
jasa pun perlu menjalin hubungan dengan pelanggan. Upaya TelkomFlexi untuk
meningkatkan hubungan dengan para pelanggan Flexi dengan melakukan
program-program Customer Retention Marketing seperti dengan menggunakan
gimik-gimik khusus dan memberikan content-content yang menarik.
63
Bapak M. Firdaus memberikan penjelasan mengenai program-program
Customer Retention Marketing dalam meningkatkan hubungan dengan pelanggan
dan mempertahankan pelanggan:
“Di Flexi yang akan dibidik adalah Flexi yang berlangganan. Flexi
berlangganan ada dua, yaitu Flexi Classy dan Flexi Home. Khusus
untuk Flexi Home adalah dengan menggunakan gimik-gimik khusus.
Kebutuhan pelanggan Flexi Home sebetulnya sebagai pengganti telepon
rumah, maka gimiknya disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan Flexi
Home. Yang kedua di Flexi Home ada informasi mulai dari Caring
Salam Perdana, informasi tentang bagaimana pelanggan harus
membayar, dengan cara apa dan dimana mereka harus membayar
tagihan. Informasi itu disampaikan lewat voice, maka dibentuk Unit
Outbond Call yang menginformasikan, melakukan Caring terhadap
pelanggan tertentu. Selain dengan gimik, kita juga menyediakan content.
Mulai dari content tentang pendidikan, content untuk komunitas hobby
juga sudah disediakan. Tujuannya agar pelanggan tersebut punya
hubungan emosional untuk bertahan menjadi pelanggan Flexi, tetap
berlangganan dan pada akhirnya pelanggan itu loyal. Contohnya,
Telkom memberlakukan Flexi Millist dengan tarif lebih murah dari tarif
sms. Ternyata anggota-anggota Flexi Millist komunitas tertentu tingkat
loyalitasnya lebih tinggi. Strategi-strategi seperti itulah yang akan kami
terapkan dan kami kembangkan lebih lanjut”.50
Semakin lama perusahaan menjaga pelanggannya akan semakin
menguntungkan perusahaan. Dan semakin lama pelanggan setia kepada
perusahaan, semakin kuat hubungan antara pelanggan dan perusahaan. Oleh sebab
itu, penting bagi perusahaan untuk selalu menjaga interaksi dengan pelanggan dan
mempertahankan loyalitas pelanggan.
Upaya untuk membina hubungan interaksi dengan pelanggan yang
dilakukan oleh TelkomFlexi adalah dengan selalu memberikan informasi yang up
to date kepada pelanggan melalui telepon atau call maupun melalui SMS dan juga
dengan memberikan content-content terbaru.
50
Hasil wawancara dengan Bapak M. Firdaus pada tanggal 01 Oktober 2007
64
Seperti penjelasan yang diutarakan Bapak M. Firdaus mengenai berbagai
interaksi yang dilakukan TelkomFlexi:
“Ada berbagai macam interaksi yang kita lakukan dengan pelangganpelanggan TelkomFlexi. Yang pertama hubungan dengan selalu
memberikan informasi, meng-up date informasi tentang programprogram baru, content-content terbaru, promo baru. Itu semua bisa
melalui pertemuan langsung. Melalui event. Yang kedua melalui sms.
Yang ketiga melalui call. Yang keempat membuat suatu komunitas atau
group-group yang ada di web TelkomFlexi”.51
dan Bapak Christianus:
“Kita itu melakukan interaksi dengan pelanggan lebih sering melalui
call. Di Flexi itu harus ada yang namanya Kontak Preference.
Pelanggan bisa menelepon ke 147. Nah melalui aplikasi FWN ini
pelanggan ditanya apakah ada kendala atau keluhan”.52
Interaksi dapat dipakai untuk mengukur sejauh mana kedekatan
hubungan emosi yang terjalin selama ini dan sejauh mana tingkat komitmen
pelanggan untuk melanjutkan kembali hubungan yang sudah terjalin pada masa
yang akan datang. Dari hubungan interaksi yang terjalin antara perusahaan dengan
pelanggan, dapat dilihat mana pelanggan yang loyal dan mana pelanggan yang
tidak loyal.
d) Customized (Penyesuaian produk dan layanan pelanggan)
Sejalan dengan persaingan yang semakin global dan semakin tajam,
banyak perusahaan sadar bahwa mereka tidak dapat bersaing hanya dengan harga.
Banyak perusahaan telah mengembangkan strategi jitu dalam rangka memberikan
pelayanan kepada pelanggan, yaitu dengan melakukan pembedaan antara produk
dan jasa mereka.
51
52
Hasil wawancara dengan Bapak M. Firdaus pada tanggal 01 Oktober 2007
Hasil wawancara dengan Bapak Christianus pada tanggal 28 September 2007
65
Puncak dari Customer Retention Marketing adalah mengantarkan produk
dan servis yang beragam atau bahkan personal. Tanpa bisa menawarkan produk
dan servis yang unik, loyalitas akan sulit terwujud. Kemampuan yang diperlukan
untuk bisa menciptakan produk dan servis yang unik dan cocok dengan kebutuhan
dan keinginan pelanggan secara individu adalah kemampuan untuk “mendengar”
kemauan pelanggan. Untuk “mendengar” kemauan pelanggan, perusahaan tidak
perlu bertanya langsung, tetapi cukup dengan mengamati dari titik netral dan
menjadi pelanggan sebagai objek yang bebas.
Selain dengan melakukan inovasi dalam kandungan produk, perusahaan
bisa tetap tampil unik dengan mendiferensiasikan servis. Misalnya, dengan
memberikan servis cepat dan tanpa cacat (excellent basic-service) atau
memberikan servis yang memberikan nuansa dan pengalaman baru dalam
mengkonsumsi (experiential service). Memberikan tingkat servis yang berbeda
juga merupakan bagian dari kustomisasi/penyesuaian produk.
TelkomFlexi sendiri melakukan penyesuaian produk dan servis yang
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan Flexi dengan terus melakukan
berbagai inovasi produk dan layanan sebagai penyedia sarana komunikasi yang
murah dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat, seperti: mendirikan
warung komunikasi (warkom) berteknologi CDMA yang dibuat diatas kapal laut,
layanan masa depan yaitu dapat menonton TV melalui ponsel yang dinamakan
Flexi Moving Forward, dll.53
53
Lampiran.
66
Untuk
membuat
pelanggan
loyal
dan
pada
akhirnya
dapat
mempertahankan pelanggan PT. Telkom, Tbk melakukan upaya-upaya retensi
lain, seperti:
A. Servis/layanan pelanggan
Sebelum
memberikan
pelayanan,
pelanggan
terlebih
dahulu
disegmentasikan sehingga perusahaan dapat menetapkan jenis kampaye
pemasaran dan layanan yang paling cocok untuk mendorong peningkatan
konsumsi dan loyalitas pelanggan.
Dalam TelkomFlexi pelanggan juga sudah disegmentasikan terlebih
dahulu sebelum melakukan promosi produk dan penjualan, seperti yang dikatakan
oleh Bapak M. Firdaus:
“Iya, pelanggan sudah disegmentasikan. Jadi, mulai dari bidikan awal
kita melakukan suatu promo dan sales itu pun pendekatannya berbeda
terus gimiknya yang sudah disediakan juga berbeda”.54
Setelah mensegmentasikan pelanggan, langkah selanjutnya untuk
mempertahankan pelanggan adalah dengan memberikan pelayanan yang terbaik
sesuai dengan pengelompokkan pelanggan. Customer Retention Marketing
(CRM) pada dasarnya adalah kegiatan komunikasi yang dapat dilakukan dalam
bentuk memberikan pelayanan prima (service excellence) untuk memberikan
kepuasan kepada pelanggan.
Memenangkan strategi persaingan dalam bisnis jasa melalui kiat
pelayanan prima tidaklah cukup hanya melakukan suatu proses administrasi
54
Hasil wawancara dengan Bapak M. Firdaus pada tanggal 01 Oktober 2007
67
dengan cepat, tetapi bagaimana memperlakukan para pelanggan yang sedemikian
rupa. Cara suatu perusahaan jasa memperlihatkan dapat melayani pelanggan
dengan sebaik mungkin akan serta menumbuhkan kesan atau persepsi yang positif
dari pihak pelanggan.
Customer Retention Marketing memberikan sentuhan pelayanan
personal, yang memberlakukan pelanggan benar-benar seperti raja. Semua produk
yang ditawarkan perusahaan, mulai dari promosi produk, proses penawaran
sampai pada cara bertransaksi disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan
individu pelanggan.
Bapak M. Firdaus mengutarakan pendapatnya mengenai pengertian
layanan pelanggan. Menurut beliau layanan pelanggan adalah:
“Suatu layanan pelanggan itu mulai dari kita melakukan promo sampai
menjadi pelanggan dan layanan pelanggan ini tidak ada selesainya.
Namanya servis pelanggan itu continous improvement, terus menerus
akan dikembangkan. Karena layanan itu adalah menyesuaikan dengan
kebutuhan pelanggan. Pada saat kebutuhan itu meningkat maka layanan
harus menyesuaikan dengan meningkatkan layanan”.55
Layanan atau servis merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan
pelanggan
agar
tetap
loyal.
Untuk
mempertahankan
pelanggan
yang
mengguntungkan, sudah selayaknya perusahaan memberikan perhatian lebih
kepada mereka. Bentuk perhatian ini, bisa dilakukan terhadap peningkatan
kualitas dan kuantitas pelayanan. Karena itu perusahaan perlu memperhatikan
layanan yang diberikan kepada pelanggan. Dengan memberikan layanan yang
terbaik, maka akan tercapainya rasa puas dan kepercayaan dari pelanggan.
55
Hasil wawancara dengan Bapak M. Firdaus pada tanggal 01 Oktober 2007
68
Layanan pelanggan atau servis dapat dijadikan perusahaan sebagai keunggulan
kompetitif.
Sebuah perusahaan jasa dapat memenangkan persaingan dengan
menyampaikan secara konsisten layanan yang bermutu lebih tinggi dibandingkan
para pesaing dan yang lebih tinggi daripada harapan pelanggan.
Secara umum PT. Telkom, Tbk berupaya memberikan pelayanan yang
optimal bagi setiap pelanggannya. Seperti yang diungkapkan dalam mottonya
yaitu “Setia Melayani Anda” artinya tetap mengutamakan kepuasan pelanggan di
samping bentuk-bentuk pelayanan jasa yang semakin praktis, cepat dan tepat.
Salah satu layanan yang diberikan TelkomFlexi kepada para
pelanggannya, yaitu Layanan FlexiMILIS. FlexiMILIS merupakan value added
service bagi pelanggan TelkomFlexi untuk melakukan pengiriman SMS kepada
sekelompok pelanggan TelkomFlexi yang telah didefinisikan terlebih dahulu
(analogi dengan layanan mailing list pada email). Pelanggan yang sudah terdaftar
dalam suatu komunitas dapat menjadi anggota dalam komunitas lainnya.
Adapun perumusan strategi layanan pelanggan yang dilakukan oleh
TelkomFlexi untuk pelanggan pasca bayar (Flexi Classy) adalah:56
1. Layanan Mutasi Produk
Mutasi Produk merupakan layanan yang diberikan bagi pelanggan
yang ingin berpindah ke produk Telkom lainnya sesuai dengan
keinginan pelanggan. Disini pelanggan akan dilayani mengenai proses
mutasi produk.
2. Courtesy Billing Perdana dan Kedua
56
Hasil wawancara dengan Bapak Christianus pada tanggal 28 September 2007
69
Dalam layanan ini, pelanggan yang berlangganan Flexi Classy diberi
informasi tentang billing atau jumlah pemakaian biaya pulsa yang
sudah digunakan dan informasi tempat pembayaran terdekat.
3. Komplain Jalur Formal dan Non Formal
Merupakan
saluran
layanan
bagi
pelanggan
yang
ingin
menyampaikan keluhan atau kendala yang sedang dihadapi.
Pelanggan bisa menghubungi Customer Care TelkomFlexi dengan
Call ke 147 di Jalur Formal atau pelanggan juga bisa menyampaikan
keluhan melalui E-mail di Jalur Non Formal.
4. Visiting Pelanggan Extreme Usage
Dalam layanan ini, pelanggan diberi tahu mengenai biaya tagihan
pembayaran pulsa yang digunakan sudah mencapai satu juta.
Biasanya tagihan satu juta ini diblok terlebih dahulu, maksudnya agar
pelanggan tidak kebla-blasan dalam pemakaian biaya. Jika pelanggan
tidak mempermasalahkan jumlah tagihan setelah diberi tahu, maka
akan dilanjutkan. Namun sebelum dilanjutkan, pelanggan harus
membuat pernyataan bahwa penggunaan dia memang besar. Semua
itu akan masuk dalam database perusahaan.
Telkom Flexi pun memberikan berbagai jenis layanan untuk para
pelanggan Flexi Trendy, diantaranya:57
a. Kehilangan kartu Flexi Trendy
57
Lampiran
70
Telkom dapat mengganti kartu FLEXITrendy pelanggan yang hilang
dengan disertai permintaan secara resmi dari pelanggan.
b. Blokir sementara (karena hilang)
Pelanggan dapat mengajukan permintaan blokir sementara disebabkan
karena hilang dengan cara langsung menghubungi call center 147.
Pemblokiran dapat dilakukan jika data-data yang ditanyakan petugas
kepada pelapor sesuai dengan database TELKOM
c. Sistem pengamanan kartu Flexi Trendy
Untuk keamanan kartu, Flexi Trendy menyediakan sistem pengamanan
berupa:
- PIN (Personal Identity Number) yaitu sarana melindungan kartu
pengguna yang tidak berhak. Apabila salah memasukkan PIN
sebanyak 3 kali, secara otomatis kartu akan terblokir.
- PUK (PIN Unblocking Key). Digunakan untuk mengaktifkan
kembali nomor yang telah terblokir. Apabila salah memasukkan PUK
sebayak 10 kali, maka nomor sudah tidak bisa digunakan.
B. Pelatihan staf / pegawai
Untuk menerapkan Customer Retention Marketing (CRM) yang sukses
selain strategi layanan yang tepat, perlu juga didukung oleh Pelatihan staf /
pegawai yang baik. Karena untuk melaksanakan 24 Program Caring, dibutuhkan
orang yang menjalankan program retensi pelanggan tersebut, yaitu para staf /
pegawai perusahaan yang berhubungan langsung dengan para pelanggan.
71
Orang-orang yang berinteraksi langsung dengan konsumen harus
bertindak sebagai katalisator bagi perubahan dalam perusahaannya. Sebab itu,
diperlukan juga pengelolaan staf / pegawai dengan baik untuk meningkatkan
kualitas layanan kepada pelanggan. Kualitas layanan dapat ditingkatkan dengan
memberikan lebih banyak tanggung jawab kepada para staf perusahaan.
Di PT. Telkom, Tbk sendiri juga melakukan pelatihan kepada para staf
pegawai Flexi sebelum menjalankan 24 Program Caring untuk meningkatkan
kualitas layanan kepada pelanggan terutama pelanggan Flexi. Namun, pelatihan
yang diberikan perusahaan kepada staf tidak diterapkan secara khusus. Tetapi
dalam 24 Program Caring para tim sales pengelolaan disosialisasikan tentang
program caring tersebut.
Seperti yang dikatakan oleh Bapak Christianus:
“Di TelkomFlexi itu tidak diterapkan secara khusus. Di TelkomFlexi
produk ownernya dikelola oleh divisi khusus. Semua yang berkaitan
dengan operasional yang mengelola adalah Divisi Fixed Wireless.
Sedangkan khusus datel di Divisi Dilevery Channel. Divisi DC ini
tugasnya adalah sales dan retention”.58
dan Bapak M. Firdaus:
“Di dalam 24 Program Caring itu tim sales pengelolaan
disosialisasikan tentang program caring itu. Yang meliputi sebelum
transaksi sampai menjadi pelanggan pun sudah ada di dalam program
caring”.59
PT. Telkom, Tbk terbagi dalam beberapa divisi, salah satu divisi yang
menangani produk TelkomFlexi di Indonesia adalah divisi Fixed Wireless
Network Division (FWN).
58
59
Hasil wawancara dengan Bapak Christianus pada tanggal 28 September 2007
Hasil wawancara dengan Bapak M. Firdaus pada tanggal 01 Oktober 2007
72
TelkomFlexi merupakan layanan jasa telekomunikasi suara dan data
berbasis akses nirkabel (tanpa kabel) dengan teknologi selular CDMA 2000-1x
mobile, seluler regional yang beroperasi dengan lisensi telepon saluran tetap
sehingga diberi nama fixed wireless. Kartu Flexi sendiri dinamakan “FLEXI”
karena diambil dari kata flexibility, karena produk ini mempunyai kemampuan
flexibility (keluwesan) untuk melakukan panggilan (incoming) dalam satu area
code.60
Dari penerapan Customer Retention Marketing (CRM) yang dilakukan
TelkomFlexi dengan berbagai program retensi yang menarik, secara nasional para
pelanggan Flexi, baik itu pelanggan Flexi Classy, Flexi Trendy dan Flexi Home
terus mengalami peningkatan setiap tahunnya dan sudah sesuai yang ditargetkan,
bahkan sebagian sudah melebihi target.
Hal ini ditegaskan oleh Bapak M.Christianus:
“Kalau secara nasional ada peningkatan”.61
dan Bapak M. Firdaus:
“Ya, alhamdulilah ada peningkatan tiap tahun. Untuk sementara masih
pas sesuai target dan ada sebagian yang melebihi target”.62
Dengan adanya peningkatan pelanggan Flexi setiap tahunnya yang
diketahui melalui survey Customer Loyalty Indeks yang dilakukan, menunjukkan
ada dampak (implementasi) secara konkrit dari pelaksanaan Customer Retention
Marketing yang telah dilakukan TelkomFlexi. Seperti yang dikatakan oleh Bapak
Christianus:
60
Sejarah singkat PT. Telekomunikasi Indonesia dan TelkomFlexi
Hasil wawancara dengan Bapak Christianus pada tanggal 28 September 2007
62
Hasil wawancara dengan Bapak M. Firdaus pada tanggal 01 Oktober 2007
61
73
“Kita ada melakukan survey Customer Loyalty Indeks. Dan dari survey itu
ada peningkatan pelanggan yang berlangganan”.63
Namun, walaupun dari pelaksanaan Customer Retention Marketing
(CRM) yang telah dilakukan PT. Telkom, Tbk ada peningkatan pelanggan setiap
tahunnya, tetapi secara keseluruhan pelaksanaan Customer Retention Marketing
belum mencapai tujuan perusahaan, yaitu tercapainya visi perusahaan.
Seperti yang diungkapkan oleh Bapak M. Fridaus:
“Untuk saat ini belum. Masih jauh apa yang harus dibangun dan masih
banyak yang harus diperbaiki sehingga customer benar-benar merasa
puas, loyal dan Telkom bisa tetap mempertahankan pelanggan. Karena
banyaknya kompetitor operator di bidang bisnis selular, gimik yang
ditawarkan itu sangat menggiurkan tapi tantangan kita adalah bagaimana
cara untuk mempertahankan pelanggan ditengah kompetisi yang sangat
luar biasa sekali ini. Itulah perlu pengembangan strategi CRM lebih
lagi.”
Pelaksanaan Customer Retention Marketing yang mencapai tujuan
perusahaan menurut Bapak Christianus diperkirakan hanya mencapai sekitar 5%
dari jumlah 84% yang ditargetkan.
Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Christianus:
“Oh belum. Masih jauh. Jadi kalau diukur itu baru 5% dari 84% yang
mencapai tujuan”.64
Untuk itu TelkomFlexi perlu melakukan gebrakan terbaru untuk
menunjang program retensi pelanggan. Dengan melakukan promosi, diharapkan
para pelanggan Flexi dapat terus menggunakan kartu Flexi dan tidak beralih ke
63
64
Hasil wawancara dengan Bapak Christianus pada tanggal 28 September 2007
Hasil wawancara dengan Bapak Christianus pada tanggal 28 September 2007
74
kartu lain. Karena itu, TelkomFlexi melakukan berbagai promosi untuk dapat
terus mempertahankan pelanggannya, yaitu:
1. Dengan terus memperkaya content. Content yang terbaru untuk saat ini
yang diluncurkan adalah content ramadhan. Bersamaan dengan content
ramadhan ini ada program mudik lebaran. Itu semuanya dikemas. Kemarin
diluncurkan tanggal 20 September 1007 di Hotel Posesion.65
2. Memberikan 100% + SMS gratis. Dengan mengisi pulsa berapapun
jumlahnya, maka pelanggan Flexi akan mendapatkan bonus pulsa + bonus
SMS sebesar jumlah pulsa yang diisi.
3. Mengubah (menurunkan) jaringan frekuensi Flexi dari 1800 mhz ke 900
mhz. dengan pengubahan jaringan frekuensi ini maka para pelanggan Flexi
bisa memakai handphone CDMA jenis apapun.
4. Promo COMBO. Salah satu layanan yang diberikan TelkomFlexi kepada
pelanggannya untuk mencapai kepuasan pelanggan adalah promo Flexi
COMBO. FlexiCOMBO merupakan layanan yang memungkinkan
pelanggan Flexi Classy atau Trendy untuk tetap dapat berkomunikasi
(voice, sms dan data) di berbagai kota menggunakan beberapa nomor
temporer di kota yang bersangkutan dengan hanya satu kartu R-UIM.
Dengan adanya promo Combo ini, para pengguna kartu CDMA yang ingin
mudik atau yang ingin melakukan perjalanan tugas ke luar
65
Hasil wawancara dengan Bapak M. Firdaus pada tanggal 01 Oktober 2007
75
Selain itu, TelkomFlexi juga meningkatkan pelayanan secara Continue dan
berusaha memberikan yang terbaik kepada pelanggannya, diantaranya:66
a. Jangkauan semakin luas. TelkomFlexi telah hadir di 115 kota dengan
jumlah BTS saat ini 786.
b. SMS lancar dan lintas operator
c. Kecepatan data
d. Beragam terminal tersedia
e. Ratusan content
f. Voucher mudah didapat
g. Ragam pilihan bonus; yang terakhir diluncurkan adalah “ngomong
berbonus 3” disamping sebelumnya adalah Flexi Combo, dimana
pelanggan bisa menggunakan 1 kartu Flexi dengan tiga nomer untuk 3
kota yang berbeda.
66
Lampiran
76
4.3
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian di atas, berikutnya peneliti akan menjelaskan
secara rinci pembahasan yang menjadi objek penelitian dan menganalisa semua
data penelitian sesuai dengan fakta yang sebenarnya secara keseluruhan mengenai
pelaksanaan Customer Retention Marketing di PT. Telkom, Tbk.
Tajamnya
persaingan
memaksa
banyak
perusahaan
untuk
mempertahankan pelanggannya agar kelangsungan bisnis mereka tetap berjalan.
PT. Telkom, Tbk pun melakukan berbagai upaya guna mempertahankan
pelanggannya dari para pesaing diantara persaingan bisnis telekomunikasi
berbasis CDMA. Karena itu, PT. Telkom, menerapkan dan melaksanakan strategi
Customer Retention Marketing untuk mempertahankan para pelanggan Flexi.
Customer Retention Marketing atau yang biasa disingkat CRM merupakan
salah satu bagian kegiatan komunikasi pemasaran (marketing communication)
dalam mencapai tujuan untuk mempertahankan pelanggan, terutama pelanggan
yang potensial dalam bentuk memberikan pelayanan prima.
Secara sederhana customer retention marketing adalah di mana perusahaan
berusaha
memuaskan
pelanggan
dengan
menawarkan
berbagai
macam
keuntungan untuk membuat pelanggan datang kembali dan melakukan pembelian
berulang dengan perusahaan yang sama.67
Tingkat pemahaman pentingnya Customer Retention Marketing diiringi
rasa tanggung jawab seluruh divisi Telkom terhadap tujuan perusahaan yaitu
67
William G. Zikmund, Raymond Mcleod, Faye W. Gilbert., Customer Relationship Management
– Integrating Marketing Strategy and Technology. John Wiley & Son, Inc, 2003.Hal 7.
77
pencapaian visi Telkom, membuat TelkomFlexi melakukan berbagai upaya
retensi untuk mencapai tujuan tersebut.
Dari data penelitian yang penulis dapatkan, diketahui bahwa pelaksanaan
Customer Retention Marketing di TelkomFlexi dilakukan dalam bentuk satu
program retensi yang dinamakan 24 Program Caring. Di dalam 24 program caring
tersebut pelaksanaan retensi pelanggan itu dilakukan. Mulai dari salam perdana
yaitu program pendekatan dengan pelanggan baru, dimana mereka diperkenalkan
tentang manfaat yang akan ia peroleh dengan berlangganan Flexi. Sampai
program salam ucapan terima kasih untuk para pelanggan yang tetap setia
menggunakan kartu Flexi.
Dalam 24 Program Caring tersebut terdapat berbagai bentuk layanan mulai
dari caring-1 sampai dengan caring-24 memproses pelanggan dari awal pada saat
sebelum menjadi pelanggan atau baru berlangganan sampai dia menjadi
pelanggan. Semua diproses dalam 24 program caring tersebut. Semuanya itu
bertujuan agar dapat mempertahankan pelanggan Flexi.
Program Caring yang dilakukan PT. Telkom, Tbk Jakarta Selatan lebih
difokuskan pada kegiatan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan,
mengefektifkan dan meningkatkan arus informasi dan komunikasi serta melayani
dan membina hubungan sebaik mungkin dengan para pelanggan Flexi.
Proses pelaksanaan Customer Retention Marketing yang dilakukan
TelkomFlexi menggunakan konsep yang diperkenalkan oleh Don Peppers dan
Martha Rogers yang dikenal dengan istilah I-D-I-C yang terdiri dari Identity
(identifikasi pelanggan), Differentiate (diferensiasi pelanggan), Interact (interaksi
pelanggan) dan Customized (penyesuaian produk dan layanan).
78
Proses Customer Retention Marketing yang dilakukan dimulai dari
identifikasi pelanggan. TelkomFlexi meng-identifikasi pelanggan berdasarkan
database yang sudah tersimpan dalam data perusahaan. Pelanggan yang
memberikan data yang tidak benar dan tidak lengkap akan langsung disingkirkan
oleh pihak Telkom. Proses CRM kedua, yaitu diferensiasi pelanggan yang
dilakukan lebih difokuskan untuk pelanggan pasca bayar. Diferensiasi dilakukan
dengan menggunakan alat ukur yaitu transaksi. Melalui transaksi yang dilakukan
para pelanggan pasca bayar terutama pelanggan Flexi Classy, dapat diketahui
pelanggan yang potensial yang patut untuk dipertahankan yang dilihat dari
besarnya jumlah transaksi (billing) yang dilakukan pelanggan. Proses CRM yang
ketiga, yaitu interaksi dengan pelanggan sering dilakukan melalui Call dan
layanan SMS. Namun, TelkomFlexi juga melakukan interaksi melalui interaksi
langsung dengan pelanggan seperti event. Dan proses CRM yang terakhir
melakukan penyesuaian produk dan layanan dengan terus melakukan inovasi
terbaru pada produk dan memberikan layanan yang terbaik.
Dilihat di atas, proses CRM yang dilakukan TelkomFlexi lebih ditujukan
untuk pelanggan pasca bayar. Ini mungkin disebabkan pelanggan pasca bayar
lebih banyak melakukan transaksi dalam jumlah besar, mengingat pelanggan
pasca bayar kebanyakkan adalah para penguasaha. Namun secara keseluruhan,
proses CRM yang dilakukan sudah cukup bagus dan hampir sudah sesuai dengan
yang dijabarkan oleh pakar Marketing Hermawan Kartajaya.
Layanan atau servis merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan
pelanggan
agar
tetap
loyal.
Untuk
mempertahankan
pelanggan
yang
mengguntungkan, sudah selayaknya perusahaan memberikan perhatian lebih
79
kepada mereka. Bentuk perhatian ini, bisa dilakukan terhadap peningkatan
kualitas dan kuantitas pelayanan. Karena itu TelkomFlexi memperhatikan layanan
yang diberikan kepada pelanggan. Adapun perumusan strategi layanan pelanggan
yang dilakukan oleh TelkomFlexi untuk pelanggan pasca bayar (Flexi Classy)
adalah Layanan Mutasi Produk, Courtesy Billing Perdana dan kedua, Complain
Jalur Formal & Non Formal dan Visiting Pelanggan Extreme Usage.
Pelatihan staf atau pegawai di PT. Telkom, Tbk menurut kedua nara
sumber yaitu Bapak Christianus dan Bapak M. Firdaus tidak diterapkan secara
khusus, namun di dalam 24 program Caring tim sales pengelolaan
disoasialisasikan berkaitan tentang program caring tersebut. Yang meliputi
sebelum transaksi sampai menjadi pelanggan pun sudah ada di dalam 24 program
caring tersebut.
Untuk mendukung program retensi pelanggan, TelkomFlexi juga
melakukan berbagai promosi untuk tetap menjaga loyalitas pelanggan, seperti:
terus memperkaya content-content yang menarik yang terus disesuaikan dengan
kebutuhan dan keinginan pelanggan, memberikan promo 100% bonus pulsa +
bonus SMS kepada pelanggan Flexi Trendy, promo Flexi Combo untuk ke semua
pelanggan Flexi dan menurunkan jaringan frekuensi.
Berbagai promosi yang sudah dilakukan TelkomFlexi sudah cukup bagus
dan berhasil. TelkomFlexi pun terus melakukan inovasi terhadap produk-produk
Flexi. Ini dapat dilihat dari jumlah pelanggan Flexi yang terus mengalami
peningkatan dan terus bertambah, mengingat kartu CDMA Flexi termasuk
pendatang baru.
80
Upaya-upaya retensi pelanggan yang dilakukan dalam strategi Customer
Retention Marketing yang mendukung tujuan dan visi perusahaan cukup berhasil
dalam mempertahankan pelanggan, meskipun ada beberapa program-program
yang perlu dibenahi dan ditambahi. Keberhasilan Customer Retention Marketing
ini terlihat dengan adanya peningkatan pelanggan Flexi yang potensial setiap
tahunnya dan kecilnya jumlah pelanggan lama yang migrasi atau beralih dari
kartu Flexi ke kartu CDMA lainnya.
81
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan yang sudah
didapat berkaitan dengan hasil penelitian yaitu:
1. Pelaksanaan Customer Retention Marketing (CRM) yang diterapkan oleh
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk untuk mempertahankan pelanggan
Flexi dilakukan pada satu program retensi pelanggan yang dinamakan 24
Program Caring.
2. Proses CRM yang dilakukan TelkomFlexi yaitu Identifikasi pelanggan,
Diferensiasi pelanggan, Interaksi dengan pelanggan dan Customized
(Penyesuaian) layanan dan produk lebih ditujukan untuk pelanggan Flexi
pasca bayar.
3. Untuk mendukung upaya retensi pelanggan, TelkomFlexi juga banyak
melakukan promosi, seperti terus memperkaya content-content yang
menarik yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan dan
terus menyelengarakan event-event besar.
5.2
Saran
5.2.1 Akademis
a. Strategi Customer Retention Marketing (CRM) masih tergolong baru di
bidang komunikasi pemasaran. Untuk itu, perlu adanya penelitian lebih
dalam lagi dan pembahasan lebih banyak lagi tentang strategi Customer
82
Retention Marketing beserta juga pelaksanaannya yang baik dan efektif
dalam mempertahankan pelanggan.
b. Mengingat strategi Customer Retention Marketing yang masih baru,
evaluasi
pelaksanaan
Customer
Retention
Marketing
terkadang
diabaikan dan dianggap tidak penting. Untuk itu selanjutnya perlu
diteliti mengenai efektifitas dari penerapan dan pelaksanaan strategi
Customer Retention Marketing di PT. Telkom, Tbk.
5.2.2 Praktis
a. Sebaiknya PT. Telkom, Tbk melaksanakan Customer Retention Marketing
(CRM) dengan lebih dalam lagi, sehingga diharapkan pelaksanaan
Customer Retention Marketing yang dilakukan bisa mencapai tujuan
perusahaan secara keseluruhan.
b. Proses CRM: IDIC yang dilakukan PT. Telkom, Tbk jangan hanya
difokuskan untuk pelanggan Flexi Classy saja tapi keseluruh pelanggan
Flexi. Dengan begitu upaya retensi akan lebih efektif.
c. Untuk menghadapi persaingan dengan perusahaan lain yang memiliki
produk sejenis, TelkomFlexi harus melakukan terobosan-terobosan yang
baru dalam mempertahankan pelanggan baik dari segi promosi yang
dilakukan maupun dari segi pengembangan produk, seperti melakukan
inovasi dan menyediakan fasilitas-fasilitas baru sehingga diharapkan dapat
menjangkau lebih banyak lagi pelanggan baru.
83
DAFTAR PUSTAKA
Anne Gregory. Public Relation Dalam Praktik. Cet 2. Jakarta: Erlangga, 2004.
Atep Adya Barata. Dasar-dasar Pelayanan Prima. Jakarta: PT. Gramedia, 2003.
Colin G. Armistead dan Graham Clark. Customer Services and Supoort
Penerapan Strategi yang Efektif. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 1996.
Deborah G. Flehman dan David D. Auld. Customer Retention Through Quality
Leadership. Toppan Company (s) PTE LID ASQC Quality Press, 1994.
Duncan, Tom. Integrated Marketing? It’s Synergy. 1993. Dalam buku Terence
A. Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Terpadu.
Drucker, Peter. The Practise of Management. Heineman, 1954.
Drs. Husein Umar. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2001.
Drs. Jalaludhin Rahmat, Msc. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 1995.
Ir. Arman Hakim Nasution, dkk. Manajemen Pemasaran Untuk Engineering.
Yogyakarta: ANDI, 2006.
Kartajaya,
Hermawan.
Boosting
Loyalty
Marketing
Performance:
Menggunakan Teknik Penjualan, Customer Relationship Management dan
Servis Untuk Mendongkrak Laba. Jakarta: MarkPlus, Inc, 2007.
Patricia dan William Moore. Seri Marketing: Menguasai CRM (Customer
Relationship Management) Dalam Seminggu. Jakarta: Prestasi Pustaka
Publiser, 2005.
84
Payne, Adrian. The Essence of Service Marketing, diterjemahkan oleh Fandy
Tjiptono. Yogyakarta: ANDI, 2001.
Prof. Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2005. Hal 1.
Rhenald Kasali. Manajemen Public Relation. Jakarta: Graffiti.
Robert K. Yin. Studi Kasus (Desain dan Metode), ahli bahasa M. Djanzi. Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada, 1995.
Rosady Ruslan. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 1999.
Saroso Wirodihardjo. Pokok-pokok Tata Niaga Pembangunan. Jakarta, 1994
dalam Marzuki Metodologi Riset, BPPE-UII, Yogyakarta.
Shimp, Terence A. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi
Pemasaran Terpadu. Jakarta: Erlangga, 2003, hal 29.
Sofian Effendy dan Christ manning dalam Masri Singarimbun. Metode Penelitian
Survey. LP3ES. Jakarta.
Sutisna, S.E, M.E. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2003.
William G. Zikmund, Raymond Mcleod, Faye W. Gilbert. Customer Relationship
Management – Integrating Marketing Strategy and Technology. John Wiley
& Son, Inc, 2003.
Yosal Iriantara. Managemen Strategi Public Relation. Jakarta: Ghalia Indonesia,
2004.
85
Sumber lain:
www.jimnovo.com/Customer-Retention-more.htm download jam 11.56 tanggal
29 Agustus 2007.
Http://id.wikipedia.org/widi/Manajemenhubunganpelanggan download jam 16.18
tanggal 8 Juli 2007
www.telkomflexi.com download jam 11.55 tanggal 29 Agustus 2007.
86
PEDOMAN WAWANCARA
1. Bagaimana penerapan Customer Retention Marketing (CRM) di Telkom?
2. Program-program CRM apa yang dilakukan oleh TelkomFlexi untuk
meningkatkan hubungan dan mempertahankan pelanggan?
3. Program retensi pelanggan dilakukan dalam bentuk apa?
4. Kegiatan apa saja yang dilakukan dalam pelaksanaan meningkatkan /
mempertahankan jumlah pelanggan?
5. Menurut Anda, apa yang dimaksud dengan layanan pelanggan?
6. Bagaimana perumusan strategi layanan kepada pelanggan?
7. Bagaimana pengelolaan SDM (pegawai) TelkomFlexi sebagai bagian dari
upaya layanan kepada pelanggan?
8. Apakah pelanggan Flexi dikelompokkan dalam segmen-segmen yang
berbeda?
9. Jika iya, pelanggan dibagi dalam segmen apa saja?
10. Bagaimana TelkomFlexi melakukan interaksi dengan pelanggan?
11. Siapakah target market TelkomFlexi?
12. Strategi promosi seperti apa yang dilakukan dalam mendapatkan pelanggan?
13. Bagaimana kegiatan promosi dilakukan?
14. Apakah pelanggan Flexi termasuk jenis Business to Customer (B2C)?
15. Bagaimana tehnik penjualan Flexi untuk pelanggan B2C Flexi?
16. Apa yang dilakukan TelkomFlexi untuk pelanggan Flexi pasca pembelian?
87
17. Apa pelanggan Flexi terus mengalami peningkatan? Sudahkan sesuai seperti
yang ditargetkan?
18. Dari penerapan CRM yang sudah dilakukan bagaimana implementasinya
dalam bentuk konkrit?
19. Apakah penerapan CRM mencapai tujuan perusahaan?
20. Apa gebrakan terbaru dari Flexi untuk menunjang program retensi pelanggan
Flexi?
88
SALINAN HASIL WAWANCARA
Tanggal 28 September 2007, bertempat di kantor PT. Telkom Jakarta Selatan Jl.
Sisingamangaraja Kav. 4-6 lantai 6 Jakarta 12110.
No.
Pertanyaan
Jawaban
Bapak Christianus
1.
Tidak ditanyakan
2.
Bagaimana pelaksanaan Customer Disini kita punya 24 program caring.
Retention Marketing (CRM) di Pertama itu dari awal pada saat dia sebelum
menjadi pelanggan atau calon pelanggan
Telkom?
sampai dia menjadi pelanggan. Semuanya itu
diproses dalam 24 program caring tersebut.
3-5
Tidak ditanyakan
6.
Bagaimana
perumusan
strategi Perumusan strategi layanan pelanggan itu
layanan kepada pelanggan?
juga ada dalam 24 program caring. Di dalam
24 program caring itu kita mempunyai
berbagai macam jenis layanan: ada Layanan
Mutasi Produk, Courtesy Billing Perdana &
Kedua, Komplain Jalur Formal & Non
Formal yang melalui Call 147 dan E-mail,
Caring Pelanggan Radical Shortage Usage,
Visiting Pelanggan Extreme Usage dimana
pelanggan diingatkan kembali (reminder)
tentang biaya tagihan pembayarannya yang
sudah mencapai 1 juta.
7.
Bagaimana
pengelolaan
SDM Di TelkomFlexi itu tidak diterapkan secara
(pegawai) TelkomFlexi sebagai khusus. Di TelkomFlexi produk ownernya
bagian dari upaya layanan kepada dikelola oleh divisi khusus. Semua yang
pelanggan?
berkaitan
dengan
operasional
yang
mengelola adalah Divisi Fixed Wireless.
89
Sedangkan khusus datel di Divisi Dilevery
Channel. Divisi DC ini tugasnya adalah sales
dan retention.
8.
Apakah
Flexi Pelanggan tidak disegmentasikan. Tapi kalo
pelanggan
dikelompokkan dalam segmen- di telepon itu ada pelanggan personal,
pelanggan
segmen yang berbeda?
nasional,
pelanggan
cluster,
pelanggan bisnis. Segmentasinya jelas. Tapi
kalo di Flexi pelanggannya belum tentu juga.
Misalnya ada seorang pengusaha beli, nah
nanti yang pake malah anaknya atau malah
pembantunya.
Jadi
kita
belum
bisa
mengklasifikasikannya.
9
10.
Tidak ditanyakan
TelkomFlexi Kita
Bagaimana
itu
melakukan
interaksi
dengan
dengan pelanggan lebih sering melalui call. Di Flexi
melakukan
interaksi
pelanggan
(sebagai
mempererat
hubungan
upaya itu
harus
ada
yang
namanya
Kontak
dengan Preference. Pelanggan bisa menelepon ke
147.
pelanggan)?
Nah
melalui
aplikasi
FWN
ini
pelanggan ditanya apakah ada kendala atau
11-16
17.
keluhan.
Tidak ditanyakan
Apakah
pelanggan
Flexi
mengalami Flexi terus mengalami Kalau secara nasional ada peningkatan.
peningkatan?
Sudahkan
sesuai
yang ditargetkan?
18.
Dari
pelaksanaan
sudah
dilakukan
CRM
yang
bagaimana Kita
ada
melakukan
survey
Customer
implementasinya dalam bentuk Loyalty Indeks. Dan dari survey itu ada
peningkatan pelanggan yang berlangganan.
konkrit?
19.
20.
Apakah
pelaksanaan
CRM
mencapai tujuan perusahaan?
Oh belum. Masih jauh. Jadi kalau diukur itu
Tidak ditanyakan.
baru 5% dari 84% yang mencapai tujuan.
90
SALINAN HASIL WAWANCARA
Tanggal 01 Oktober 2007, bertempat di kantor PT. Telkom Jakarta Selatan Jl.
Sisingamangaraja Kav. 4-6 lantai 3 Jakarta 12110.
NO
Pertanyaan
Jawaban
Bapak M. Firdaus
1.
Bagaimana pelaksanaan Customer Di Telkom ada yang namanya 24 Program
Retention Marketing (CRM) di Caring. Di dalam 24 program caring tersebut
Telkom?
pelaksanaan retensi pelanggan itu dilakukan.
Mulai dari salam perdana yaitu program
pendekatan dengan pelanggan baru, dimana
mereka diperkenalkan tentang manfaat yang
akan ia peroleh dengan berlangganan Flexi.
Sampai program salam ucapan terima kasih
untuk
pelanggan
yang
tetap
setia
berlangganan Flexi.
2.
Program-program CRM apa yang Di Flexi yang akan dibidik adalah Flexi yang
dilakukan oleh TelkomFlexi untuk berlangganan. Flexi berlangganan ada 2, yaitu
meningkatkan
hubungan
mempertahankan pelanggan?
dan Flexi Classy dan Flexi Home. Khusus untuk
Flexi Home adalah dengan menggunakan
gimik-gimik khusus. Kebutuhan pelanggan
Flexi Home sebetulnya sebagai pengganti
telepon rumah, maka gimiknya disesuaikan
dengan kebutuhan pelanggan Flexi Home. Yg
kedua di Flexi Home ada informasi mulai dari
Caring Salam Perdana, informasi tentang
bagaimana
pelanggan
harus
membayar,
dengan cara apa dan dimana mereka harus
91
membayar tagihan. Informasi itu disampaikan
lewat voice, maka dibentuk Unit Outbond
Call yang menginformasikan, melakukan
Caring terhadap pelanggan tertentu. Selain
dengan gimik, kita juga menyediakan content.
Mulai
dari
content
tentang
pendidikan,
content untuk komunitas hobby juga sudah
disediakan.
Tujuannya
agar
pelanggan
tersebut punya hubungan emosional untuk
bertahan menjadi pelanggan Flexi, tetap
berlangganan dan pada akhirnya pelanggan
itu loyal. Contohnya, Telkom memberlakukan
Flexi Millist dengan tarif lebih murah dari
tarif sms.Ternyata anggota2 Flexi Millist
komunitas tertentu tingkat loyalitasnya lebih
tinggi. Strategi2 seperti itulah yang akan kami
terapkan dan kami kembangkan lebih lanjut.
3.
Program
retensi
pelanggan Program retensi pelanggan dilakukan yah
dilakukan dalam bentuk apa?
yang saya katakan tadi yaitu dalam 24
Program caring.
4.
Kegiatan apa saja yang dilakukan Kegiatan
untuk
meningkatkan
jumlah
dlm pelaksanaan mempertahankan pelanggan otomatis melalui promosi, direct
dan
meningkatkan
pelanggan?
jumlah selling, sales promotion, partnership, joint
marketing, joint sales dengan mitra-mitra.
Banyak sekali.
5.
Menurut Anda, apa yang dimaksud Suatu layanan pelanggan itu mulai dari kita
dengan layanan pelanggan?
melakukan promo sampai menjadi pelanggan
dan
layanan
pelanggan
ini
tidak
ada
selesainya. Namanya servis pelanggan itu
continous improvement, terus menerus akan
dikembangkan. Karena layanan itu adalah
92
menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.
Pada saat kebutuhan itu meningkat maka
layanan
harus
menyesuaikan
dengan
meningkatkan layanan.
6.
Tidak ditanyakan.
7.
Bagaimana
pengelolaan
SDM Di dalam 24 Program Caring itu tim sales
(pegawai) TelkomFlexi sebagai pengelolaan disosialisasikan tentang program
bagian dari upaya layanan kepada caring itu. Yang meliputi sebelum transaksi
sampai menjadi pelanggan pun sudah ada di
pelanggan?
dalam program caring.
8.
Apakah
pelanggan
dikelompokkan
dalam
segmen yang berbeda?
Flexi Iya, pelanggan sudah disegmentasikan. Jadi,
segmen- mulai dari bidikan awal kita melakukan suatu
promo dan sales itu pun pendekatannya
berbeda
terus
gimiknya
yang
sudah
disediakan juga berbeda.
9.
Jika iya, pelanggan dibagi dalam Pelanggan loyal, pelanggan biasa-biasa saja
dan pelanggan yang bermasalah.
segmen apa saja?
10.
TelkomFlexi Ada berbagai macam interaksi yang kita
Bagaimana
melakukan
interaksi
pelanggan
(sebagai
mempererat
hubungan
dengan lakukan
dengan
upaya TelkomFlexi.
Yang
pelanggan-pelanggan
pertama
hubungan
dengan dengan selalu memberikan informasi, mengup date informasi tentang program-program
pelanggan)?
baru, content-content terbaru, promo baru. Itu
semua bisa melalui pertemuan langsung.
Melalui event. Yang kedua melalui sms. Yang
ketiga melalui call. Yang keempat membuat
suatu komunitas atau group-group yang ada di
web TelkomFlexi.
11.
Siapakah
TelkomFlexi?
target
market Target
market
TelkomFlexi
itu
sesuai
segmen. Sebagai perusahaan besar tidak bisa
fokus ke satu segmen saja tapi kita kombinasi.
93
Semua segmen kita bidik dengan berbagai
pendekatan yang berbeda.
12.
Strategi promosi seperti apa yang Strategi promo dilakukan sesuai dengan
dilakukan
dalam
mendapatkan segmen mana yang akan kita bidik. Misalnya
situasi saat ini banyak orang yang mau pulang
pelanggan?
kampung,
kita
promonya
menggunakan
promo Combo. Untuk pendekatan yang cepat
kita
lakukan
dengan
above
the
line.
Sedangkan untuk pendekatan ke komunitas
dengan menggunakan below the line, kita
langsung direct ke komunitas.
13.
Bagaimana
kegiatan
promosi Yah seperti yang saya jelaskan tadi, dengan
above the line dan below the line.
dilakukan?
14.
Apakah pelanggan Flexi termasuk Pelanggan Flexi itu ada saatnya atau ada
jenis Business to Customer (B2C)? kalanya tergantung pemakaian tapi mayoritas
adalah B2C. Karena handphone kan sifatnya
mobile, klo yang sifatnya mobile itu adalah
personal.
15.
Bagaimana tehnik penjualan Flexi Tehnik penjualan kebanyakkan dengan direct
untuk pelanggan B2C Flexi?
selling khusus. Itu untuk pelanggan yang
berlangganan, untuk menjaga sales quality.
Tapi
untuk
pelanggan
yang
tidak
berlangganan (Flexi Trendy) itu beda lagi.
16.
Apa yang dilakukan TelkomFlexi Yang dilakukan adalah dengan memperkaya
untuk
pelanggan
Flexi
pasca dan mengembangkan content. Agar akses
Flexi yang pelanggan gunakan lebih daya
pembelian?
guna atau lebih bermanfaat.
17.
Apakah
pelanggan
Flexi Ya, alhamdulilah ada peningkatan tiap tahun.
mengalami Flexi terus mengalami Untuk sementara masih pas sesuai target dan
peningkatan?
Sudahkan
yang ditargetkan?
sesuai ada sebagian yang melebihi target.
94
18.
Tidak ditanyakan.
19.
Apakah
pelaksanaan
mencapai tujuan perusahaan?
CRM Untuk saat ini belum. Masih jauh apa yang
harus dibangun dan masih banyak yang harus
diperbaiki sehingga customer benar-benar
merasa puas, loyal dan Telkom bisa tetap
mempertahankan
pelanggan.
Karena
banyaknya kompetitor operator di bidang
bisnis selular, gimik yang ditawarkan itu
sangat menggiurkan tapi tantangan kita adalah
bagaimana
cara
untuk
mempertahankan
pelanggan ditengah kompetisi yang sangat
luar
biasa
sekali
ini.
Itulah
perlu
pengembangan strategi CRM lebih lagi.
20.
Apa gebrakan terbaru dari Flexi Dengan memperkaya content. Content yang
untuk menunjang program retensi terbaru untuk saat ini yang diluncurkan adalah
pelanggan Flexi?
content ramadhan. Bersamaan dengan content
ramadhan ini ada program mudik lebaran. Itu
semuanya dikemas. Kemarin diluncurkan
tanggal 20 september di Hotel Posesion.
Download