ISSN 1829 586x 58 STRUKTUR KOMUNITAS SERANGGA PADA

advertisement
Struktur Komunitas Serangga,..Rini A. S., A.Karim G.,Dewi R.,..Sainmatika,...Volume 11,..No. 1..Juni 2014,..58-64
STRUKTUR KOMUNITAS SERANGGA PADA TANAMAN
(Coffea robusta L) DI DESA BELIMBING KECAMATAN
MUARA PINANG SUMATERA SELATAN
KOPI
Rini Apriani Sari 1, A.Karim Gaffar 2 dan Dewi Rosanti 3
email : [email protected]; [email protected]
Alumni Jurusan Biologi FMIPA Universitas PGRI Palembang1
Dosen Jurusan Biologi FMIPA Universitas PGRI Palembang2,3
ABSTRACT
Research of insect of community structure on coffe (Coffea robusta L.) in
Belimbing Village Muara Pinang Subdistrict Sumatera Selatan Province, conducted
September till October 2013, to saw insect species of coffe plant, density, ferquency,
importan value index and diversity index. The research used direct survey method,
and data sampling with purpossive in transect. The result showed gated 15 species
insects are Valanga nigricornis, Anax sp, Neoconocephalus sp, Oecopylla
smaragdina, Gryllus miratus, Hydrophilus sp, Photuris sp, Zizinia sp, Mantis sp,
Phyllophaga sp, Hypothenemus hampei, Bactrocera conformis, Sexava sp, Tipula sp
and Polistes sp. Oecopylla smaragdina was dominant species, with importan value
index 34,94%Diversity index was medium categhory with H’ value 2,22.
Key words : diversity, insect, Vigna sinensis
ABSTRAK
Penelitian untuk mengetahui struktur komunitas serangga pada kebun kopi
(Coffea robusta L.) telah dilakukan pada bulan September sampai Oktober 2013, di
Desa Belimbing Kecamatan Muara Pinang Kabupaten Empat Lawang, menggunakan
metode survey. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan transek. Sampel diambil
dengan cara menggunakan jaringan serangga, perangkap cahaya, jebakan serangga di
setiap transek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 15 spesies serangga
yaitu Valanga nigricornis, Anax sp, Neoconocephalus sp, Oecopylla smaragdina,
Gryllus miratus, Hydrophilus sp, Photuris sp, Zizinia sp, Mantis sp, Phyllophaga sp,
Hypothenemus hampei, Bactrocera conformis, Sexava sp, Tipula sp dan Polistes sp.
Komunitas serangga didominansi oleh Oecopylla smaragdina dengan nilai INP
sebesar 34,94%. Keanekaragaman serangga tergolong sedang dengan nilai H’ sebesar
2,22.
Kata kunci: Serangga, Coffea robusta L., struktur komunitas.
PENDAHULUAN
Serangga merupakan hewan
beruas yang tergolong dalam Filum
Arthrophoda, Sub Filum avertebrata
dan Kelas Insecta. Ruas yang
ISSN 1829 586x
membangun tubuh serangga terbagi
atas tiga bagian yaitu, kepala (caput),
dada (thorax) dan perut (abdomen),
walaupun sesungguhnya serangga
terdiri dari tidak kurang dari 20
segmen. Enam ruas berasosiasi
58
Struktur Komunitas Serangga,..Rini A. S., A.Karim G.,Dewi R.,..Sainmatika,...Volume 11,..No. 1..Juni 2014,..58-64
membentuk
kepala,
tiga
ruas
membentuk dada, dan 11 ruas
membentuk perut
(Jumar, 2000;
Borror et al., 1994 dan Pyenson, 1980).
Banyak
serangga
yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia,
diantaranya yaitu sebagai organisme
pengurai, sebagai objek estetika dan
wisata, bermanfaat pada proses
penyerbukan maupun sebagai musuh
alami hama tanaman. Serangga juga
menghasilkan lilin tawon, sutera
(dihasilkan oleh ulat sutra Bombyx
mori), zat-zat pewarna yang dihasilkan
oleh serangga kokineum (Dactylopyus
coccus) dan madu (Busnia,2006).
Selain bermanfaat, serangga
juga dapat bersifat
merugikan,
sebagaimana
yang
dikemukakan
Pedigo (1989) dan Busnia (2006),
bahwa dari beberapa jenis serangga ada
juga yang berperan sebagai predator
dan parasit beberapa jenis tanaman,
sehingga menyebabkan kerusakan pada
tanaman yang dibudidayakan oleh
manusia. Hampir 50% dari serangga
adalah pemakan tumbuh-tumbuhan
(fitofagus), selebihnya adalah pemakan
serangga lain (entomofagus), binatang
lain atau sisa-sisa tanaman dan
binatang.
Serangga tertarik pada tanaman
termasuk kopi, baik untuk makan atau
sebagai tempat berlindung. Bagianbagian yang dapat dimanfaatkan oleh
serangga seperti daun, tangkai, ranting,
maupun batang, juga nektar bunga dan
cairan tanaman. Beberapa bagian
tanaman dapat dimanfaatkan untuk
membuat tempat untuk berlindung
(Lilies, 1991 dan Rahardjanto, 2001).
Salah satu pusat perkebunan
kopi
adalah
Desa
Belimbing
Kecamatan Muara Pinang Kabupaten
Empat Lawang Sumatera Selatan.
Sebagian besar jumlah penduduknya
bekerja sebagai petani kopi. Jenis kopi
yang ditanam di daerah ini ada dua
ISSN 1829 586x
diantaranya adalah jenis Coffea
arabica dan Coffea robusta, karena
kedua
jenis
kopi
ini
mudah
dibudidayakan dan cocok di dataran
tinggi, tahan terhadap penyakit dan
banyak menghasilkan buah.
Pada tanaman kopi banyak juga
terdapat berbagaai jenis serangga yang
bersifat menguntungkan ataupun yang
merugikan. Data ekologi seranggaserangga pada tanaman kopi di Desa
Belimbing Kecamatan Muara Pinang
Kabupaten Empat Lawang Sumatera
Selatan, belum banyak dilaporkan,
sehingga perlu dilakukan penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui jenisjenis
serangga
dan
struktur
komunitasnyapada tanaman kopi di
Desa Belimbing Kecamatan Muara
Pinang Kabupaten Empat Lawang.
BAHAN DAN METODE
Penelitian
ini
akan
dilaksanakan pada bulan September
2013 sampai dengan Oktober 2013
bertempat di areal perkebunan tanaman
kopi di Desa Belimbing Kecamatan
Muara Pinang Kabupaten Empat
Lawang.
Sedangkan
identifikasi
serangga dilakukan di Laboratorium
Fakultas MIPA Biologi Universitas
PGRI Palembang.
Alat yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi: meteran, pinset,
stoples
sebagai
tempat
sampel
sementara, kantong plastik (30 x 20
cm), gunting, kaca pembesar, kertas
label, jaring serangga, tali rafiah, alat
tulis dan kamera digital. Sedangkan
bahan yang akan digunakan adalah
larutan formalin 4% dan tissue.
Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan
metode
survey
(pengamatan langsung ke lapangan),
dengan mengambil sampel serangga.
dengan membuat transek pada areal
perkebunan tanaman kopi. Parameter
yang diamati adalah kepadatan,
59
Struktur Komunitas Serangga,..Rini A. S., A.Karim G.,Dewi R.,..Sainmatika,...Volume 11,..No. 1..Juni 2014,..58-64
frekuensi, indeks nilai penting dan
indeks keanekaragaman ShannonWiener.
Cara Kerja
Penentuan Transek
Penentuan
awal
transek
dilakukan secara sistematis, pada petak
utama berukuran 50 m x 40 m. Pada
petak utama dibuat 5 transek, yang
berjarak 10 m, sehingga diperoleh 5
transek. Pada setiap transek ditentukan
5 titik sampling yang berjarak 10 m.
Pengambilan
sampel
serangga
dilakukan
dengan
menggunakan
Insecting net, light traps dan pit fall
trap (Fachrul, 2007).
Analisis Data
Analisis
data
meliputi
kepadatan, frekuensi, Indeks Nilai
Penting
(INP)
dan
Indeks
Keanekaragaman Komunitas ShannonWiener.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Komposisi Jenis
Serangga yang ditemukan pada
perkebunan kopi (Coffea robusta L )
Desa Belimbing Kecamatan Muara
Pinang Kabupaten Empat Lawang,
terdiri dari 15 familia, 15 genus, 15
spesies. Komposisi jenis- jenis
serangga disajikan pada tabel 1 di
bawah ini :
Tabel 1. Komposisi jenis serangga yang ditemukan pada tanaman kopi (Coffea
robusta L. ) di Desa Belimbing Kecamatan Muara Pinang Kabupaten
Empat Lawang.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Ordo
Orthoptera
Odonata
Lepidoptera
Coleoptera
Diptera
Hymenoptera
Familia
Genus
Spesies
Nama lokal
Acrididae
Aeshnidae
Copiphoridae
Formicidae
Gryllidae
Hydrophiidae
Lampyridae
Lycaehidae
Mantidae
Scarabaedae
Scolytidae
Tepritidae
Tettigononiidae
Tipulidae
Vespidae
Valaga
Anax
Neoconocephalus
Oecopylla
Gryllus
Hydrophilus
Photuris
Zizinia
Mantis
Phyllophaga
Hypothenemus
Bactrocera
Sexava
Tipula
Polistes
Valaga nigricornis
Anax sp
Neoconocephalus sp
Oecopylla smaragdina
Gryllus miratus
Hydrophilus sp
Photuris sp
Zizinia sp
Mantis sp
Phyllophaga sp
Hypothenemus hampei
Bactrocera conformis
Sexava sp
Tipula sp
Polistes sp
Belalang kayu
Capung
Belalang umang
Semut rang-rang
Jangkrik
Kumbang air
Kunang-kunang
Kupu-kupu
Lentadak
Kumbang pemakan daun
Pengerek buah kopi
Lalat buah
Belalang pedang
Lalat bangau
Tabuhan
Pada tabel 1 di atas dapat
dilihat bahwa ditemukan 15 spesies
serangga yang hidup pada daerah
perkebunan kopi (Coffea robusta L ).
Jenis-jenis serangga tersebut adalah
Valanga
nigricornis,
Anax
sp,
Neoconocephalus
sp,
Oecopylla
smaragdina,
Gryllus
miratus,
Hydrophilus sp, Photuris sp, Zizinia
sp, Mantis sp, Phyllophaga sp,
Hypothenemus hampei,
Bactrocera
conformis, Sexava sp, Tipula sp dan
Polistes sp.
ISSN 1829 586x
∑
(Ind)
85
54
54
212
152
34
10
35
15
40
57
60
22
23
1
854
Menurut Busnia (2006), dari
sudut pandang kepentingan manusia
serangga dapat berperan secara positif
maupun negatif, yaitu dapat bersifat
menguntungkan atau merugikan. Dari
hasil
penelitian
serangga
yang
ditemukan diketahui ada beberápa
serangga yang bermanfaat sebagai
musuh alami, diantaranya Valanga
nigricornis, Anax sp, Neoconocephalus
sp, Oecopylla smaragdina, Gryllus
miratus, Hydrophilus sp, Photuris sp,
Zizinia sp, Mantis sp, Bactrocera
60
Struktur Komunitas Serangga,..Rini A. S., A.Karim G.,Dewi R.,..Sainmatika,...Volume 11,..No. 1..Juni 2014,..58-64
conformis, Sexava sp, Tipula sp dan
Polistes sp.
Serangga
musuh
alami
membunuh serangga hama, yaitu
dengan cara memangsa yang dilakukan
oleh predator dan membunuh secara
perlahan-lahan, yang dilakukan oleh
parasitoid. Pemangsa adalah binatang
yang memakan binatang lain sehingga
menyebabkan kematian. Kadangkadang disebut “predator”. Predator
berguna karena memakan hama
tanaman. Parasitoid adalah serangga
yang hidup di dalam atau pada tubuh
serangga lain, dan membunuhnya
secara pelan-pelan. Parasitoid berguna
karena membunuh serangga hama,
sedangkan parasit tidak membunuh
inangnya, hanya melemahkan. Selain
itu, ada juga yang disebut serangga
pemangsa telur yang mencari dan
memakan telur hama seperti telur
penggulung pucuk (Busnia, 2006).
Sebaliknya
banyak
jenis
serangga yang menimbulkan kerugian
bagi manusia. Misalnya, serangga
hama yang menyebabkan kerusakan
pada tanaman yang dibudidayakan oleh
manusia. Salah satu contoh yang dapat
merusak
tanaman
kopi
adalah
Phyllophaga sp dan Hypothenemus
hampei. Menurut Jumar (2000), Hal ini
dapat dimengerti karena hampir 50%
dari serangga adalah pemakan tumbuhtumbuhan
(fitofagus),
selebihnya
adalah
pemakan
serangga
lain
(entomofagus), binatang lain atau sisasisa tanaman dan binatang. Serangga
tertarik pada tanaman baik untuk
makan maupun sebagai tempat
berlindung.
Struktur Komunitas
Struktur komunitas merupakan
gambaran nilai kepadatan, frekuensi
dan
distribusi
spesies
dengan
ekosistem.
Struktur
komunitas
serangga pada tanaman kopi (Coffea
robusta
L.)
Desa
Belimbing
Kecamatan Muara Pinang Kabupaten
Empat Lawang disajikan pada tabel 2
di bawah ini:
Tabel 2. Struktur komunitas serangga pada tanaman kopi (Coffea robusta L.) Desa
Belimbing Kecamatan Muara Pinang Kabupaten Empat Lawang.
No
Spesies
Komunitas serangga pada perkebunan kopi (Coffea robusta L )
Valanga nigricornis
Anax sp
K (ind/m2)
0,042
0,027
KR (%)
9,89
6,35
F
0,8
0,6
FR (%)
8
6
INP (%)
17,89
12,35
Neoconocephalus sp
0,027
6,35
0,6
6
12,35
4
Oecopylla smaragdina
0,106
24,94
1
10
34,94
5
Gryllus miratus
0,076
17,89
0,8
8
25,89
6
Hydrophilus sp
0,017
4,00
0,6
6
10
7
Photuris sp
0,005
1,18
0,4
4
5,18
8
Zizinia sp
0,017
4,00
0,6
6
10
1
2
9
Mantis sp
0,007
1,65
0,4
4
5,65
10
Phyllophaga sp
0,020
4,70
0,8
8
12,70
11
Hypothenemus hampei
0,028
6,59
0,8
8
14,59
12
Bactrocera conformis
0,030
7,05
1
10
17,05
13
Sexava sp
0,011
2,59
0,8
8
10,59
14
Tipula sp
0,011
2,59
0,6
6
8,59
15
Polistes sp
Total
0,001
0,425
0,23
100%
0,2
10
2
100%
2,23
200%
ISSN 1829 586x
61
Struktur Komunitas Serangga,..Rini A. S., A.Karim G.,Dewi R.,..Sainmatika,...Volume 11,..No. 1..Juni 2014,..58-64
Berdasarkan tabel 2 di atas
terlihat bahwa kepadatan serangga
yang terdapat pada tanaman kopi
(Coffea robusta L). Desa Belimbing
Kecamatan Muara Pinang Kabupaten
Empat Lawang. Mempunyai nilai
tertinggi ditunjukkan oleh Oecopylla
smaragdina dengan nilai kepadatan
0,106 ind/m2 dan kepadatan relatifnya
sebesar 24,94%. Hal ini disebabkan
karena ketersediaan makanan yang
cukup serta hábitat yang sesuai, dan
pola penyebaran yang cukup luas.
Hal ini dikarenakan faktor
lingkungan dari perkebunan kopi
tersebut sangat sesuai dengan faktor–
faktor yang mempengaruhi kehidupan
serangga di antaranya kemampuannya
berkembang
biak,
sifat
mempertahankan diri dan lain-lain.
Selain itu lingkungan dimana serangga
itu
hidup,
seperti,
suhu,
kelembapan/hujan, cahaya, dan angin.
Sedangkan faktor makanan adalah
faktor yang dipergunakan oleh
serangga untuk hidup dan berkembang,
jika makanan tersedia dengan kualitas
yang cocok dan kuantitas yang cukup,
maka populasi serangga akan naik
dengan cepat. Sebaliknya, jika keadaan
makanan kurang maka populasi
serangga
juga
akan
menurun
(Jumar, 2000).
Kepadatan
terendah
ditunjukkan oleh Polistes sp dengan
nilai kepadatan 0,001 ind/m2 dan
kepadatan relatifnya sebesar 0,23%.
Hal ini biasanya disebabkan karena
ketersediaaan makanan dan hábitat
yang
kurang
sesuai,
Sehingga
menciptakan suatu rantai makanan
yang berkesinambungan. Selain itu
juga tawon sering dibunuh karena
dianggap merugikan bagi manusia
karena mereka sewaktu-waktu bisa
menyengat manusia bila merasa
terganggu.
ISSN 1829 586x
Frekuensi tertinggi dimiliki
oleh
Oecopylla
smaragdina,
Bactrocera conformis dan mempunyai
nilai frekuensi tertinggi yaitu 100%.
Tingginya
nilai
frekuensi
ini
disebabkan karena spesies ini lebih
menyukai tanaman kopi pada masa
sebelum berbunga atau fase vegetatif
dan juga pada saat berbunga atau
sedang berbuah, selain itu juga sesuai
dengan habitatnya yang dipengaruhi
oleh suhu serta pada ekosistem
pertanian
terutama
monokultur
makanan serangga relatif tidak terbatas
sehingga
populasinya
bertambah
dengan cepat tanpa dapat diimbangi
oleh musuh alaminya.
Polistes sp mempunyai nilai
frekuensi
terendah
yaitu
2%.
Rendahnya nilai frekuensi tersebut
diduga karena ketersediaan makanan
dan hábitat yang kurang sesuai, serta
banyaknya
musuh
alami
yang
menyebabkan pola penyebarannya
terbatas. Sementara penyebaran spesies
lainnya hampir sama. Hal ini
disebabkan karena spesies serangga
tersebut sudah menemukan sumber
makanan sendiri sehingga cenderung
mengelompok sesuai dengan daerah
dimana mereka mendapatkan makanan.
INP tertinggi ditunjukkan oleh
Oecopylla smaragdina jenis dengan
nilai INP 34,94%. Tingginya nilai INP
ini disebabkan bahwa jenis serangga
tersebut tersebar hampir di setiap
lokasi
penelitian,
dengan
nilai
kepadatan dan frekuensi yang tinggi.
Selain itu jenis Oecopylla smaragdina
mempunyai kisaran adaptasi yang
cukup luas terhadap faktor lingkungan
dan mampu berkembang biak dengan
cepat. Serta tersedianya tanaman inang
di areal sehingga penyebarannya cukup
luas serta mempunyai daerah jelajah
cukup luas yang digunakan untuk
mencari makanan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Rahardjanto (2001)
62
Struktur Komunitas Serangga,..Rini A. S., A.Karim G.,Dewi R.,..Sainmatika,...Volume 11,..No. 1..Juni 2014,..58-64
menyatakan bahwa suatu spesies
mampu beradaptasi dan cocok pada
lingkungan tempat hidupnya serta
mempunyai daerah penyebaran yang
luas sehinggga spesies tersebut akan
ditemukan dalam jumlah yang banyak
atau dominan.
Sedangkan INP terendah yang
ditemukan ditunjukkan oleh Polistes sp
yaitu dengan nilai INP 2, 23%.
Sedikitnya spesies Polistes sp yang
ditemukan disebabkan oleh nilai
kepadatan yang rendah hanya sebesar
0,23%. Spesies ini juga memiliki
penyebaran yang rendah hanya sebesar
2 %. Karena spesies ini berpindah
tempat secara aktif maupun pasif dan
dikarenakan ketersediaan makanan dan
hábitat yang kurang sesuai yang
menyebabkan pola penyebarannya
terbatas. Perpindahan tempat secara
aktif dilakukan oleh imago dengan cara
terbang. Secara pasif dilakukan oleh
faktor lain misalnya seperti tertiup
angin, atau terbawa pada tanaman yang
dipindahkan oleh manusia.
Keanekaragaman Komunitas
Keanekaragaman
jenis
merupakan suatu karakteristik tingkat
komunitas berdasarkan organisasi
biologisnya yang dapat menyatakan
struktur komunitas. Suatu komunitas
dikatakan mempunyai keanekaragaman
jenis tinggi jika komunitas itu disusun
oleh banyak jenis dengan kelimpahan
spesies yang sama atau hampir sama,
begitupun sebaliknya jika komunitas
itu disusun oleh sedikit spesies, maka
keanekaragaman jenisnya rendah.
Keanekaragaman
jenis
ditunjukkan oleh banyaknya jenis
organisme yang membentuk komunitas
di kawasan tersebut. Keanekaragaman
komunitas ditandai oleh banyaknya
spesies yang membentuk komunitas
tersebut. Semakin banyak jumlah
ISSN 1829 586x
spesies, maka keanekaragamannya
semakin tinggi (Odum, 1971).
Indeks
keanekaragaman
serangga di Desa Belimbing termasuk
kategori sedang, dengan nilai indeks
keanekaragaman
sebesar
2,22.
Kategori tersebut disebabkan karena
kondisi lingkungan yang seragam dan
penangkapan jenis-jenis serangga
relatif rendah, minimnya jumlah
penduduk diareal tersebut sehingga
pengaruh bahan-bahan organik dari
hasil limbah rumah tangga penduduk
setempat tidak terlalu mencemari areal
perkebunan
kopi.
Sehingga
menyebabkan indeks keanekaragaman
serangga yang di dapat pada tanaman
kopi (Coffea
robusta L) Desa
Belimbing Kecamatan Muara Pinang
Kabupaten Empat Lawang relatif
sedang. Berdasarkan Odum (1971),
komunitas dalam lingkungan yang
belum terganggu manusia akan
mempunyai keanekaragaman yang
lebih tinggi dari pada lingkungan yang
mendapat campur tangan manusia.
Rendahnya
keanekaragaman
karena terjadinya perubahan pada
spesies yang dapat menyebabkan
perubahan dalam komunitas serangga,
banyak spesies yang mati dikarenakan
kurangnya sumber makanan yang
tersedia pada tanaman kopi (Coffea
robusta L) Desa Belimbing Kecamatan
Muara Pinang Kabupaten Empat
Lawang
KESIMPULAN
1. Serangga yang ditemukan pada
tanaman kopi terdiri dari 15
spesies dimana serangga yang
dominan
adalah
Oecopylla
smaragdina dengan Indeks Nilai
Penting 34,94%.
2. Keanekaragaman
komunitas
termasuk kategori sedang dengan
nilai indeks keanekaragaman 2,22.
63
Struktur Komunitas Serangga,..Rini A. S., A.Karim G.,Dewi R.,..Sainmatika,...Volume 11,..No. 1..Juni 2014,..58-64
DAFTAR PUSTAKA
Boror, D, J, A, Triplenhorn, N. P. Dan
Jonson. 1994. Pengenalan
Pembelajaran
Serangga.
Diterjemahkan
oleh
Partoseojono,
S
dan
Notowidjoyo. Gadja Mada
Universitity Press Yogyakarta.
Busnia, M. 2006. Entomologi. Andalas
University Press Padang
Fachrul, M. 2007. Metode Sampling
Bioekologi. PT Bumi Aksara,
Jakarta
Jumar, 2000. Entomologi Pertanian.
Jakarta. Penerbit Rineka Cipta.
Lilies.
1991. Kunci
Serangga.
Yogyakarta
ISSN 1829 586x
Determinasi
Karnisus,
Odum, EP. 1971. Fundamentals of
Ecology. Third Edition. W. B.
Saunders Company. USA.
Pedigo, L.P. 1989. Entomology and
Pest Management. Mac Millan
Publishing Company. New
York.
Pyenson, L.L. 1980. Fundamentals of
Entomologi
AND
Plant
Pathology. Second Edition. Avi
Publishing
Company,
Inc
Westport, Connecticut.
Rahardjanto, A. 2001. Ekologi Umum.
Umum Press: Malang Pyenson,
L.L. 1980. Fundamentals of
Entomologi
AND
Plant
Pathology. Second Edition. Avi
Publishing
Company,
Inc
Westport, Connecticut.
64
Download