Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS (JPPI) Volume 10 No 2 (2016) 294-309 ISSN (Print) : 1858-4985 http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JPPI PENGARUH PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 3 GRATI SATAP KABUPATEN PASURUAN Nanik Legiwati Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Pasca Sarjana, Universitas Kanjuruhan Malang Abstract This research aims to know the influence of the use of facilities and infrastructure, learning motivation on learning on learning achievement, and the use of facilities and infrastructure and learning motivation simultaneously on learning achievement of seventh graders at SMPN 3 Grati Pasuruan. Fifty five (55) students were involved as the respondents in this research. As the result, it show that there are significant influence of the use of facilities and infrastructure, learning motivation, and the use of facilities and infrastructure and learning motivation simultaneously on learning achievement of seventh graders at SMPN 3 Grati Pasuruan. Keywords: the use of facilities and infrastructure, learning motivation, learning achievement. PENDAHULUAN yang Pencapaian meliputi tujuan pendidikan masyarakat, dalam membentuk peserta didik yang prasarana”. berkualitas, memerlukan macam sumberdaya, berbagai seperti sumber tenaga kependidikan, dana, sarana dan Keberhasilan seseorang dalam menempuh pendidikan dipengaruhi daya manusia, dana, serta sarana dan oleh beberapa faktor. Adanya faktor prasarana pendidikan, sehingga proses intern belajar mengajar dapat berjalan sesuai berpengaruh bagi dengan menempuh pendidikannya. tujuan yang direncanakan. disebutkan telah Sebagaimana dalam Undang-Undang dan faktor ekstern sangat seseorang dalam Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari dalam individu sendiri, SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 pasal misalnya 1 ayat 23 yang menyebutkan bahwa kepandaian, emosi, keadaan psikis dan “sumber lain-lain. daya pendidikan segala sesuatu yang dalam penyelenggaraan adalah dipergunakan pendidikan tingkat itu Faktor kecerdasan, ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar individu, misalnya lingkungan baik lingkungan JPPI Volume 10 No 2 (2016) 294-309 keluarga, lingkungan masyarakat dan untuk menumbuhkan motivasi belajar lingkungan siswa tempat ilmu, sekolah seseorang sarana yang menjadi dalam menuntut prasarana pendidikan, kurang sehingga mendapat ada perhatian kecenderungan minimnya partisipasi aktif siswa dalam sarana prasarana yang ada di rumah pembelajaran di kelas, atau di sekolah. banyak beraktivitas sendiri dan kurang Keberhasilan seorang siswa dalam kegiatan belajar mengajar tidak berkonsentrasi Pemanfaatan satu yang penting dalam penunjang prasarana keberhasilan kegiatan adanya belajar terhadap materi pelajaran yang diberikan guru di kelas. lepas dari beberapa faktor diatas, salah seorang siswa lebih sarana merupakan bagian dalam strategi mengajar adalah sarana dan prasarana yang memadai dan guru dapat menggunakan strategi yang sarana tepat mengajar pengajaran mata pelajaran. Di sinilah dapat dimanfaatkan oleh siswa. Oleh karena itu, dalam seorang upaya mencapai hasil yang maksimal belajar dalam kemampuan pendidikan, penyampaian senantiasa guru mata dalam pelajarannya menggunakan berbagai dengan adanya prasarana penunjang kegiatan belajar yang terkait dengan dari siswa kelengkapan pengajaran, dan guru dan harus tujuan-tujuan terus menerus berupaya meningkatkan dan mengajar keterampilan sehingga mampu merumuskan beberapa alternatif model sarana dan prasarana serta senantiasa cara-cara memberikan dorongan kepada setiap belajar siswa mampu pola-pola umum kegiatan yang harus meningkatkan kemampuan belajarnya. diikuti guru dan siswa sehingga guru Namun mampu agar siswa kenyataan menunjukkan menyelenggarakan kegiatan mengajar yang menggunakan merupakan sarana dan bahwa pada sebagian guru di Sekolah prasarana dengan tepat dan mampu Menengah menumbuhkan motivasi bagi siswa. Pertama, kurang memanfaatkan sarana dan prasarana Semakin trampil guru yang sesuai dengan standart yang ada. memanfaatkan sarana dan prasarana Demikian halnya dengan usaha guru pembelajaran, maka semakin efektif 295 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 294-309 dalam pencapaian tujuan. Guru prasarana pembelajaran sangatlah baik adalah guru yang mampu memilih diperlukan dalam menunjang sarana dan prasarana yang paling tepat keberhasilan proses pembelajaran, untuk Dengan memilih dan menentukan sarana dan pelaksanaan prasarana pembelajaran dalam rangka mencapai demikian tujuan. dalam yang pembelajaran siswa akan lebih mampu mendorong menguasai ketrampilan seperti yang termotivasi dalam belajar merupakan ditargetkan dalam RPP yang telah tugas guru. Dengan adanya sarana dan dikarenakan prasarana dibuat. Hal ini keinginan yang siswa memadai untuk sesuai keberhasilan seorang guru di dalam dengan standard sarana dan prasarana mendidik sekolah siswanya, bukan hanya kemungkinan untuk siswa dapat bergantung pada kepribadiannya yang termotivasi menawan. Seorang guru memang tidak pembelajaran, terpancang sarana dan prasarana yang mampu meningkatkan hasil belajarnya. yang belajar mengikuti pada gilirannya telah ada, tetapi seorang guru harus Ada lima faktor penting yang mampu merancang kebutuhan sarana harus ada pada proses belajar mengajar dan prasarana pembelajaran, untuk kepentingan yaitu: guru, murid, tujuan, materi dan disini kreativitas waktu. Ketiadaan salah satu faktor saja seorang guru sangat diperlukan untuk dari mencari mungkin atau mengembangkan faktor tersebut, terjadi maka proses tidak belajar alternatif-alternatif baru sesuai dengan mengajar. Dengan 5 faktor tersebut, kondisi proses individual lingkungan guru sekolah belajar mengajar dapat dimiliki. dilaksanakan walaupun kadang-kadang Penggunaan sarana dan prasarana yang dengan hasil yang minimal pula. Hasil tepat, disertai dengan kondisi kelas tersebut dapat ditingkatkan apabila ada yang mendukung pembelajaran, siswa sarana akan fasilitas/Sarana memiliki yang serta dorongan untuk mengikuti pembelajaran di kelas. pemanfaatan sarana dan yaitu faktor Prasarana Pendidikan. Dari uraian di atas jelaslah bahwa penunjang, dan Sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar- 296 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 294-309 mengajar. Menurut Pedoman Pendidikan dan Tim Penyusun Pembakuan Media Departemen Kebudayaan Pendidikan (dalam pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, yang dimanfaatkan Mulyasa, secara langsung untuk proses belajar 2005 : 45) yang dimaksud dengan: mengajar, seperti taman sekolah untuk Sarana pengajaran biologi, pendidikan adalah semua halaman sekolah fasilitas yang diperlukan dalam proses sebagai sekaligus lapangan olah raga, belajar-mengajar, baik yang bergerak komponen tersebut merupakan sarana maupun yang tidak bergerak agar pendidikan. pencapaian tujuan pendidikan dapat Para ahli berjalan dengan lancar, teratur, efektif berbagai dan efisien. belajar sesuai dengan hasil penelitian yang pendapat mengemukakan Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud pengetahuan adalah sarana pendidikan semua fasilitas yang secara langsung dan menunjang mereka tentang peroleh yang motivasi dan mereka ilmu pelajari sebagai berikut : proses Raymond J Wlodkowski pendidikan, khususnya proses belajar (2004: 6), menyatakan bahwa motivasi mengajar, baik yang bergerak maupun belajar merupakan sebuah nilai dan yang tidak bergerak agar pencapaian hasrat untuk belajar. tujuan pendidikan dengan lancar, dapat teratur, berjalan efektif dan efisien. Mc. Donald yang dikutip oleh Oemar Hamalik menyatakan Menurut Bafadal (2003: 23) (2003: bahwa 158) motivasi belajar adalah perubahan energi dalam diri bahwa prasarana pendidikan adalah pribadi semua perangkat kelengkapan dasar dengan timbulnya perasaan dan reaksi yang secara tidak langsung menunjang untuk mencapai tujuan dalam belajar. pelaksanaan sekolah. adalah proses pendidikan di Sarana prasana pendidikan fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses seseorang Sardiman yang A.M ditandai (2001: 71), mendefinisikan motivasi belajar adalah daya penggerak yang telah menjadikan seseoarang aktif dalam belajar. 297 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 294-309 Nasution (2000: 73) Oleh karena itu, guru perlu memotivasi mendefinisikan motivasi belajar adalah dan membangkitkan para siswa untuk segala belajar sehingga tujuan pembelajaran daya seseorang yang untuk mendorong melakukan sesuatu dapat dicapai. kegiatan dalam belajar. Djamarah, Para ahli psikologi berusaha (2002: 114), untuk mengklasifikasi motif-motif motivasi adalah suatu pendorong yang yang ada dalam diri manusia atau mengubah energi dalam diri seseorang suatu organisme, ke dalam beberapa kedalam bentuk aktivitas nyata untuk golongan mencapai tujuan tertentu. masing-masing. Berdasarkan pengertian motivasi mengandung penting yaitu: mengawali di atas, tiga terjadinya energi pada individu; Motivasi Purwanto pendapatnya Sertain dalam (199: 62) menggolongkan elemen menjadi belajar physiological drive dan social motives. perubahan Physiological drive adalah dorongan motivasi adanya menurut diri ditandai setiap dengan yang dua bersifat seperti haus, golongan yakni: fisiologis/jasmaniyah, lapar, seks dan munculnya rasa atau feeling seseorang; sebagainya. Sedangkan social motives Motivasi akan dirangsang karena ada adalah dorongan-dorongan yang ada tujuan; hubungannya Motivasi merupakan sesuatu yang kompleks, lain dalam terjadinya suatu perubahan energi yang contohnya :estetis, ada selalu pada akan menyebabkan dengan diri seseorang, sehingga dengan persoalan berhubungan demikian motivasi yang masyarakat dorongan ingin (etika), dan baik sebagainya. kejiwaan, perasaan, emosi, dan tujuan. Dengan berbuat manusia Woodworth (1997: 62) dalam bahwa Purwanto yang belajar merupakan sebuah nilai dan membedakan/membagi motif-motif itu hasrat untuk belajar. Ini berarti bahwa ke dalam dua bagian yaitu : unlearned siswa tidak hanya diharapkan belajar motives (motif-motif pokok yang tidak namun dipelajari) dan learned motives (motif- juga menghargai dan menikmati belajar dengan senang hati. motif yang dipelajari). Motif yang 298 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 294-309 dipelajari pokok merupakan yang biasa motif yang motif-motif yang lebih kompleks, (c) disebut drive tujuan-tujuan perantara, dapat (dorongan). Yang termasuk ke dalam menjadi/berubah menjadi tujuan yang unlearned motives adalah motif-motif sebenarnya, dan (d) motif-motif itu yang dapat timbul disebabkan oleh timbul karena adanya kekurangan-kekurangan/kebutuhan- perangsang-perangsang kebutuhan dalam tubuh, seperti lapar, (perangsang haus, wajar dapat berubah menjadi motif sakit semuanya dan sebagainya, dapat dorongan dalam yang menimbulkan diri untuk baru buatan), motif-motif bersyarat. minta Woodworth dalam Purwanto supaya dipenuhi, atau menjauhkan diri (1997: 64) menggolongkan motivasi daripadanya. belajar menjadi tiga golongan yaitu : Perasaan kebutuhan-kebutuhan organis adalah aspek-aspek yang didasari dari haus, zat pada motif-motif untuk mendekatkan kebutuhan diri beristirahat/tidur), motif-motif timbul sekonyong-konyong dan suka dan tidak menjauhkan diri sesuatu.Apa yang menimbulkan seseorang suka dari disukainya untuk kekurangan (lapar, pembakar, bergerak dan yang (emergency motives) adalah motif- mendekati dan sebaliknya yang tidak motif disukai menuntut timbulnya tindakan kegiatan akan ditinggalkan/dijauhi. Motif-motif berkembang motives berkembang timbul jika situasi pada seseorang yang cepat dan kuat; motif obyektif melalui kematangan, adalah motif yang diarahkan/ditujukan latihan, dan belajar. Oleh yang kesuatu obyek atau tujuan tertentu di karena pada itu unlearned seseorang dan perubahan-perubahan makin mengalami seperti sekitar kita. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki berikut siswa setelah ia menerima pengalaman ini (a) tujuan-tujuan dan motif-motif belajarnya. Hasil belajar siswa pada menjadi lebih mengkhusus, (b) motif- hakikatnya motif itu makin berkombinasi menjadi mencakup bidang kognitif, afektif dan adalah perubahan 299 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 294-309 psikomotoris yang berorientasi pada atau ketepatan, gerakan keterampilan proses belajar mengajar yang dialami kompleks, dan gerakan ekspresif dan siswa (Sudjana, 2005). interpretatif (Sudjana, 2005). Sistem pendidikan nasional dan rumusan tujuan tujuan pendidikan; baik kurikuler maupun tujuan instruksional pada umumnya Dari uraian disimpulkan di bahwa atas hasil dapat belajar adalah perubahan pada kognitif, afektif dan konatif sebagai pengaruh menggunakan klasifikasi hasil belajar pengalaman belajar yang dialami siswa Bloom (1989) yang secara garis besar baik berupa suatu bagian, unit, atau membaginya menjadi tiga ranah, ranah bab kognitif, psikomotoris. diajarkan. Dalam penelitian ini aspek Ranah kognitif berkenaan dengan hasil yang di ukur adalah perubahan pada belajar intelektual yang terdiri dari tingkat kognitifnya saja. enam aspek, afektif, dan yakni: (pengetahuan), knowledge comprehension (pemahaman), aplikasi, analisis, materi sekumpulan pertama mengenai tingkat telah pertanyaan atau tugas yang harus dijawab atau dikerjakan yang kognitif yang Tes dari wujud fisik adalah sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek disebut tertentu akan memberikan aspek informasi psikologis tertentu rendah dan keempat aspek berikutnya berdasarkan jawaban, cara dan hasil termasuk subjek kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap menjawab yang terdiri dari lima aspek, yakni: 1996). penerimaan, merekam jawaban atau reaksi, dalam melakukan tugas Tes tersebut yang kemajuan atau (Azwar, dipakai untuk siswa selama penilaian, organisasi, dan internalisasi. pengajaran disebut tes formatif. Tes ini Ranah psikomotoris berkenaan dengan disusun untuk hasil dan mana suatu bagian pelajaran tertentu kemampuan bertindak yang terdiri atas sudah dikuasai oleh siswa, misalnya enam aspek, yakni : gerakan refleks, suatu unit ataupun bab tertentu dalam keterampilan buku pelajaran. belajar keterampilan gerakan dasar, mengukur sampai di kemampuan perseptual, keharmonisan 300 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 294-309 Tes formatif dapat berupa populasi atau daerah pertanyaaan kuis atau tes mengenai (Suryabrata, unit penelitian korelasional penelitian untuk pelajaran.Tes pada ini pengukuran menekankan semua hasil tertentu 2008: 19). Sedangkan adalah mendeteksi sejauh pengajaran yang dimaksudkan untuk mana dicapai dan memakai hasil tes untuk faktor berkaitan dengan variasi-variasi memperbaiki pengajaran pada semata-mata untuk (Gronlund Tujuan dalam tes kegagalan dapat memberi nilai 2001). adalah untuk keberhasilan dan siswa dilakukan tidak Sudjana, formatif mengidentifikasi dan belajar, sehingga penyesuaian dalam proses belajar mengajar. variabel-variabel suatu satu atau lebih pada satu faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi (Suryabrata, 2008 : 27). Berdasarkan uraian tersebut di atas, penggunaan digunakan metode untuk deskriptif menggambarkan sarana dan prasarana, motivasi belajar dan hasil belajar di SMP Negeri 3 Penelitian ini lebih ditekankan Grati Satap Kabupaten untuk melihat hasil belajar pada ranah Sedangkan, kognitif untuk melihat hubungan atau pengaruh khususnya pengetahuan korelasional Pasuruan. (knowledge) yang telah disesuaikan antara dengan pembelajaran dan prasarana pembelajaran, motivasi Kurikulum 2006. Hal ini didasarkan belajar dan hasil belajar siswa kelas pada waktu pemberian tes hasil belajar VII di SMP Negeri 3 Grati Satap yang singkat, yaitu selama 20 menit Kabupaten Pasuruan. tujuan pada akhir jam pelajaran Pada METODE PENELITIAN Metode variabel digunakan menjadi penelitian pemanfaatan penelitian populasinya ini adalah sarana yang seluruh ini siswa kelas VII di SMP Negeri 3 Grati menggunakan pendekatan deskriptif Satap Kabupaten Pasuruan 125 siswa korelasional. Penelitian deskriptif yang terbagi dalam 5 kelas dimana adalah suatu penelitian untuk membuat masing-masing kelas terdiri dari 25 pecandraan secara sistematis, faktual siswa. dan akurat mengenai sifat-sifat dan siswa kelas VII SMP Negeri 3 Grati Dengan ketentuan populasi 301 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 294-309 Satap Kabupaten Pasuruan yang Adapun perhitungan analisis regresi berjumlah 125 siswa dengan tingkat berganda dilakukan dengan bantuan kelonggaran program komputer SPSS 14.0. 10% ketidakefektifan (presisi) maka besarnya sampel yaitu 55 HASIL DAN PEMBAHASAN siswa kelas VII di SMP Negeri 3 Grati Satap Kabupaten Pasuruan. Pengumpulan penelitian ini Dari hasil analisis diketahui variabel probabilitas thitung untuk Sarana dan data dalam Pemanfaatan dilakukan dengan Pembelajaran Prasarana adalah sebesar 0,016 menggunakan metode kuesioner dan yang lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini dokumentasi. dalam berarti untuk hipotesis alternatif diterima (p = 0,016 mengenai < α = 0,05). Sehingga keputusan prasarana statistik Kuesioner penelitian ini digunakan mengumpulkan data pemanfaatan sarana dan pembelajaran dan motivasi Dalam penelitian dokumen resmi ini belajar. menggunakan dalam kaitannya dengan pengumpulan data tetap yaitu datamengenaihasil belajar siswa dari nilai rata-rata raport. Setelah hipotesis asumsi klasik ditolak dan yang dapat diambil adalah terdapat pengaruh Pemanfaatan yang signifikan dan Prasarana Sarana Pembelajaran terhadap hasil belajar IPS siswa. Dengan pertama uji nihil dalam menyatakan demikian hipotesis penelitian ini yang bahwa diduga ada ditentukan, kemudian data dianalisis pengaruh yang signifikan Pemanfaatan dengan mempergunakan teknik Sarana dan Prasarana Pembelajaran analisis regresi berganda.Teknik terhadap hasil belajar mata pelajaran analisis ini digunakan untuk melihat IPS siswa kelas VII SMPN 3 Grati besarnya Satap Kota Pasuruanadalah terbukti. pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap suatu variabel tergantung. Adapun persamaan Hasil perhitungan analisis menunjukkan bahwa probabilitas thitung regresinya adalah sebagai berikut : untuk variabel motivasi belajar adalah Y = a + b1 X1 + b2 X2 sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini berarti hipotesis nihil 302 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 294-309 ditolak dan hipotesis alternatif diterima IPS siswa kelas VII SMPN 3 Grati (p = 0,000 < α = 0,05). Sehingga Satap Kota Pasuruanadalah terbukti. keputusan statistik yang dapat diambil adalah terdapat signifikan hasil pengaruh motivasi belajar demikian belajar IPS terhadap siswa. hipotesis yang Dengan kedua dalam Apabila dilihat dari hasil koefisien korelasi determinan (R) yang menunjukkan angka sebesar 0,690, dapat diinterpretasikan adanya korelasi atau hubungan yang baik antara penelitian ini yang menyatakan bahwa variabel bebas (Pemanfaatan Sarana diduga ada pengaruh yang signifikan dan motivasi belajar terhadap hasil belajar motivasi belajar) dengan variabel mata pelajaran IPS siswa kelas VII terikat (hasil belajar) mata SMPN 3 Grati Satap Kota Pasuruan pelajaranIPS siswa kelas VII SMPN 3 adalah terbukti. Grati Satap Kota Pasuruan. Dari hasil menunjukkan pengujian analisis probabilitas Fhitung Prasarana Apabila Pembelajaran dilihat dari dan hasil koefisien determinasi R2 (R square) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α = yang 0,05. Hal ini berarti hipotesis nihil 0,476 dapat diinterpretasikan bahwa ditolak dan hipotesis alternatif diterima hasil belajar siswa dipengaruhi oleh (p = 0,000 < α = 0,05). Keputusan variabel bebas (Pemanfaatan Sarana statistik dan yang dapat diambil adalah terdapat pengaruh yang signifikan Prasarana Pemanfaatan Sarana dan Pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS siswa. Hipotesis ketiga menunjukkan Prasarana angka sebesar Pembelajaran motivasi belajar) sebesar sedangkan sisanya dipengaruhi oleh 47,6%, sebesar faktor dan 52,4% lain diluar penelitian ini. dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa Pengaruh Pemanfaatan Sarana dan diduga ada pengaruh yang signifikan Prasarana Pemanfaatan Sarana dan Hasil belajar IPS Pembelajaran dan motivasi Prasarana belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran Hasil Pembelajaran pengujian terhadap analisis menunjukkan adanya pengaruh yang 303 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 294-309 signifikan Pemanfaatan Sarana dan faktor ekstern sangat berpengaruh bagi Prasarana Pembelajaran terhadap hasil siswa belajar mata pelajaran IPS siswa kelas pendidikannya. VII merupakan faktor yang berasal dari SMPN 3 Grati Satap Kota Pasuruan. dalam menempuh Faktor intern dalam individu itu sendiri, misalnya Pada dasarnya keseluruhan proses dalam pendidikan di tingkat kecerdasan, kepandaian, emosi, keadaan psikis dan lain-lain. sekolah, kegiatan belajar merupakan Sedangkan faktor ekstern merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti faktor yang berasal dari luar individu, bahwa berhasil tidaknya pencapaian misalnya tujuan pendidikan banyak bergantung keluarga, lingkungan masyarakat dan kepada bagaimana proses belajar yang lingkungan dialami oleh siswa sebagai anak didik. tempat Tidak ilmu, bisa disangkal bahwa dalam belajar seseorang banyak faktor.Sehingga bagi pelajar sendiri dipengaruhi adalah oleh lingkungan baik sekolah seseorang sarana lingkungan yang menjadi dalam menuntut prasarana pendidikan, baik sarana prasarana yang ada di rumah atau di sekolah. penting untuk faktor-faktor yang dalam kegiatan belajar mengajar tidak lebih lepas dari beberapa faktor diatas, salah penting lagi tidak hanya bagi pelajar satu yang penting dalam penunjang tetapi juga bagi pendidik, pembimbing keberhasilan dan pengajar di dalam mengatur dan kegiatan mengendalikan faktor-faktor adanya mempengaruhi belajar mengetahui dimaksud. Hal ini menjadi yang sedemikian Keberhasilan yang optimal (Slameto, 2003: 54). peralatan dapat mempengaruhi mengajar sarana dalam adalah dan Sarana belajar belajar yang adalah dibutuhkan dalam proses belajar agar pencapaian tujuan keberhasilan siswa dalam menempuh pendidikan. Adanya faktor intern dan belajar siswa siswa prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar. yang seorang kelengkapan hingga dapat terjadi proses belajar Seperti diketahui banyak faktor seorang belajar dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien 304 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 294-309 (Roestiyah, 2004: 166). Pemanfaatan membangkitkan sarana rangsangan belajar yang baik akan motivasi kegiatan dan belajar, dan memudahkan anak dalam melakukan bahkan membawa pengaruh psikologis aktivitas belajar sehingga anak lebih terhadap semangat dalam belajar. Sebaliknya, pengajaran dengan kurangnya sarana belajar akan pengajaran mengakibatkan kurang keefektifan proses pembelajaran dan bergairah penyampaian pesan dan isi pelajaran bersemangat anak dan kurang siswa. pada akan dalam belajar. Hal ini tentu saja akan pada mempengaruhi prestasi belajar anak. membangkitkan Hasil penelitian mendukung dilakukan temuan oleh diatas penelitian Nurubay yang Penggunaan saat tahap sangat itu. media orientasi membantu Di motivasi samping dan minat siswa, media pengajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan (2008) pemahaman, menyajikan data dengan dimana hasil penelitian menunjukkan menarik dan terpercaya, memudahkan bahwa hubungan/pengaruh penafsiran yang sedang atau cukup antara antara informasi. terdapat variabel pemanfaatan sarana dan data, dan memadatkan Mengingat pentingnya prasarana pendidikan dengan variabel pemanfaatan motivasi belajar siswa SMP Dua Mei pembelajaran Ciputat. prestasi belajar siswa, untuk itu guru oleh Penelitian Watono yang (2008) dilakukan disimpulkan sarana hendaknya dan bagi dapat peningkatan memanfaatkan terdapat hubungan positif pemanfaatan dengan sarana dan prasarana dengan prestasi pembelajaran belajar Penjasorkes. disesuaikan dengan materi pelajaran Sebagaimana dikemukakan yang maksimal prasarana sarana yang diberikan prasarana ada sehingga membangkitkan media pengajaran (sarana prasarana membantu pembelajaran) siswa terhadap materi pelajaran yang mengajar keinginan dapat dan minat membangkitkan yang meningkatkan siswa dapat Hamalik (2003: 37) bahwa pemakaian dalam proses belajar minat yang serta pemahaman diberikan. baru, 305 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 294-309 Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap ada pada diri seseorang, berhubungan Hasil belajar IPS dengan persoalan kejiwaan, perasaan, Hasil pengujian analisis data emosi, dan tujuan. Motivasi belajar menunjukkan adanya pengaruh yang merupakan sebuah nilai dan hasrat signifikan terhadap untuk belajar. Ini berarti bahwa siswa hasil belajar mata pelajaran IPS siswa tidak hanya diharapkan belajar namun kelas VII SMPN 3 Grati Satap Kota juga Pasuruan. belajar dengan senang hati. motivasi belajar Motivasi merupakan dan dua hal mempengaruhi. belajar yang Belajar saling adalah menghargai dan menikmati Dari uraian di atas, motivasi sangat menentukan bagi siswa. prestasi belajar Melalui dorongan dan perubahan tingkah laku secara relatif semangat belajar maka siswa akan permanen dan secara potensial terjadi meningkat prestasinya. Hal ini telah sebagai dibuktikan hasil dari praktik atau dari hasil temuan penguatan (reinforced practice) yang lapangan dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan hubungan yang positif dan signifikan tertentu. Motivasi belajar dapat timbul motivasi karena faktor hasrat dan keinginan siswa kelas VII SMPN 3 Grati Satap berhasil Kota Pasuruan. Hal ini memberikan dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Motivasi mengandung menunjukkan di dengan adanya hasil belajar gambaran pada SMP maupun guru tiga tentang motivasi dengan hasil belajar elemen penting yaitu : motivasi belajar IPS. mengawali positif prestasi belajar IPS siswa. adanya terjadinya energi pada individu; Motivasi perubahan diri ditandai IPS setiap Makin tinggi motivasi makin Bertalian dengan hal itu, dengan keberhasilan dalam memotivasi belajar munculnya rasa atau feeling seseorang; siswa, guru, keluarga, sekolah, dan Motivasi akan dirangsang karena ada lingkungan tujuan; berpengaruh dan berperan terhadap Motivasi merupakan sesuatu yang kompleks, akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang keberhasilan masyarakat belajar siswa. sangat Oleh karena itu, komponen pendidikan yang 306 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 294-309 ada di sekolah yang terdiri dari kepala Hasil pengujian analisis data sekolah, khususnya guru memberikan menunjukkan adanya pengaruh yang motivasi belajar signifikan siswanya. Agar kepada dalam siswa- memotivasi Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Pembelajaran dan motivasi kepada siswa-siswanya berhasil harus belajar terhadap memperhatikan pelajaran IPS siswa kelas VII SMPN 3 menciptakan berbagai cara yakni suasana menyenangkan kelas dengan yang hasil belajar mata Grati Satap Kota Pasuruan. cara Belajar merupakan suatu membangun hubungan yang akrab dan aktivitas mental/psikis yang sehat dengan siswa (kehangatan dan berlangsung dalam aktif semangat), rasa penasaran/ ingin tahu dengan lingkungan yang menghasilkan siswa, perubahan-perubahan ide yang mengembangkan bertentangan, pengalaman interaksi dalam belajar pengetahuan, yang sesuai dengan karakteristik dan keterampilan, minat Perubahan itu bersifat secara relatif siswa, kepercayaan menghindari menanamkan pada diri konstan dan dan nilai-nilai berbekas sikap. (Winkel, negatif, 1991:36). Kegiatan belajar merupakan dicapai kegiatan yang paling pokok. Ini berarti dalam belajar, memadukan motif-motif bahwa berhasil tidaknya pencapaian yang sudah dimiliki, memberikan hasil tujuan pendidikan banyak bergantung kerja yang telah dicapai, mengadakan kepada bagaimana proses belajar yang persaingan, dialami oleh siswa sebagai anak didik. memperjelas respon siswa, pemahaman, tujuan yang merangsang pencapaian tujuan belajar dan pemberian contoh Salah satu faktor yang penting yang positif. dalam penunjang keberhasilan seorang Pengaruh Pemanfaatan Sarana dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar Prasarana dan adalah adanya kelengkapan sarana dan Belajar Terhadap Hasil prasarana penunjang kegiatan belajar Motivasi Pembelajaran belajar IPS Siswa Kelas VII SMPN 3 mengajar. Grati Satap Kota Pasuruan. peralatan Sarana belajar belajar yang adalah dibutuhkan dalam proses belajar agar pencapaian 307 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 294-309 tujuan belajar dapat berjalan dengan dalam belajar akan menunjukkan hasil lancar, efisien. yang baik. Dengan kata lain bahwa Pemanfaatan sarana belajar yang baik dengan adanya usaha yang tekun dan akan terutama teratur, efektif dan memudahkan anak dalam didasari adanya motivasi, melakukan aktivitas belajar sehingga maka seorang siswa yang belajar itu anak lebih semangat dalam belajar. akan dapat melahirkan prestasi yang Sebaliknya, dengan kurangnya sarana baik. Dengan demikian hasil penelitian belajar akan ini telah mendukung kajian teori yang kurang bersemangat mengakibatkan dan anak kurang bergairah dalam belajar. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi ada. KESIMPULAN prestasi belajar anak. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat ditarik Begitu pula dengan motivasi beberapa simpulan, sebagai berikut: belajar, merupakan salah satu faktor penting dalam membantu siswa Terdapat signifikan pengaruh Pemanfaatan yang Sarana dan meningkatkan hasil belajarnya. Hal ini Prasarana Pembelajaran terhadap hasil dikarenakan belajar mata pelajaran IPS siswa kelas merupakan motivasi dua mempengaruhi. dan hal belajar yang Belajar saling adalah perubahan tingkah laku secara relatif VII SMPN 3 Grati Satap Kota pengaruh yang Pasuruan. Terdapat permanen dan secara potensial terjadi signifikan sebagai atau hasil belajar mata pelajaran IPS siswa penguatan (reinforced practice) yang kelas VII SMPN 3 Grati Satap Kota dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan Pasuruan. hasil dari praktik tertentu. Terdapat Motivasi sebagai pencapaian motivasi dapat pendorong prestasi. berfungsi usaha dan Seorang siswa signifikan belajar terhadap pengaruh Pemanfaatan Sarana yang dan Prasarana Pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar mata melakukan suatu usaha karena adanya pelajaran IPS siswa kelas VII SMPN 3 motivasi. Adanya motivasi yang baik Grati Satap Kota Pasuruan. 308 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 294-309 DAFTAR PUSTAKA Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar.J akarta: Rineka Cipta. Bafadal, Ibrahim.( 2003). Manajemen Perlengkapan Sekolah, Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Bumi Aksara. ________, (1986).Metode Research II.FP UGM. Yogyakarta: Andi Offset. Hamalik, Oemar. (2003). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.Cet.II. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Mulyasa, E. (2005). Profesi Keguruan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Nasution, S., (2000).Didaktik Asasasas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Nurubay, Siti. (2008). Pengaruh Pemanfaatan Sarana Dan Prasarana Pendidikan Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di SMP Dua Mei Ciputat. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Jurusan Pendidikan Agama Islam.Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayahtullah. Jakarta. Purwanto, Ngalim. (1997). Psikologi Pendidikan.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Raymond, dkk. (2004). Motivasi Belajar.Cet. I. Depok: Cerdas Pustaka. Roestiyah. (2004). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. Sardiman A.M. (2001). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Cet. IX. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sadiman, Arif S. (2005). Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta: Mediyatama Sarana. Santrock. J. W. (2004). Adolescence: Perkembangan Remaja. (edisi keenam). Jakarta: Erlangga. Sudjana, Nana. (2001). Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya. ____________. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Suryabrata, Sumadi. (2008). Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers. Sugiyono. (2005). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV ALFABETA. Slameto. (2003). Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara. 309