pengaruh pemanfaatan sarana dan prasarana - e

advertisement
Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS (JPPI) Volume 10 No 2 (2016) 294-309
ISSN (Print) : 1858-4985
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JPPI
PENGARUH PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA
PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII
SMPN 3 GRATI SATAP KABUPATEN PASURUAN
Nanik Legiwati
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Pasca Sarjana,
Universitas Kanjuruhan Malang
Abstract
This research aims to know the influence of the use of facilities and infrastructure, learning motivation
on learning on learning achievement, and the use of facilities and infrastructure and learning
motivation simultaneously on learning achievement of seventh graders at SMPN 3 Grati Pasuruan.
Fifty five (55) students were involved as the respondents in this research. As the result, it show that
there are significant influence of the use of facilities and infrastructure, learning motivation, and the
use of facilities and infrastructure and learning motivation simultaneously on learning achievement of
seventh graders at SMPN 3 Grati Pasuruan.
Keywords: the use of facilities and infrastructure, learning motivation, learning achievement.
PENDAHULUAN
yang
Pencapaian
meliputi
tujuan pendidikan
masyarakat,
dalam membentuk peserta didik yang
prasarana”.
berkualitas,
memerlukan
macam sumberdaya,
berbagai
seperti sumber
tenaga
kependidikan,
dana,
sarana
dan
Keberhasilan seseorang dalam
menempuh
pendidikan
dipengaruhi
daya manusia, dana, serta sarana dan
oleh beberapa faktor. Adanya faktor
prasarana pendidikan, sehingga proses
intern
belajar mengajar dapat berjalan sesuai
berpengaruh
bagi
dengan
menempuh
pendidikannya.
tujuan
yang
direncanakan.
disebutkan
telah
Sebagaimana
dalam
Undang-Undang
dan
faktor
ekstern
sangat
seseorang
dalam
Faktor
intern merupakan faktor yang berasal
dari
dalam
individu
sendiri,
SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 pasal
misalnya
1 ayat 23 yang menyebutkan bahwa
kepandaian, emosi, keadaan psikis dan
“sumber
lain-lain.
daya
pendidikan
segala
sesuatu
yang
dalam
penyelenggaraan
adalah
dipergunakan
pendidikan
tingkat
itu
Faktor
kecerdasan,
ekstern merupakan
faktor yang berasal dari luar individu,
misalnya
lingkungan baik
lingkungan
JPPI Volume 10 No 2 (2016) 294-309
keluarga, lingkungan masyarakat dan
untuk menumbuhkan motivasi belajar
lingkungan
siswa
tempat
ilmu,
sekolah
seseorang
sarana
yang
menjadi
dalam
menuntut
prasarana
pendidikan,
kurang
sehingga
mendapat
ada
perhatian
kecenderungan
minimnya partisipasi aktif siswa dalam
sarana prasarana yang ada di rumah
pembelajaran di kelas,
atau di sekolah.
banyak beraktivitas sendiri dan kurang
Keberhasilan
seorang
siswa
dalam kegiatan belajar mengajar tidak
berkonsentrasi
Pemanfaatan
satu yang penting dalam penunjang
prasarana
keberhasilan
kegiatan
adanya
belajar
terhadap
materi
pelajaran yang diberikan guru di kelas.
lepas dari beberapa faktor diatas, salah
seorang
siswa lebih
sarana
merupakan
bagian
dalam
strategi
mengajar
adalah
sarana dan prasarana yang memadai
dan
guru dapat menggunakan strategi yang
sarana
tepat
mengajar
pengajaran mata pelajaran. Di sinilah
dapat
dimanfaatkan
oleh siswa. Oleh karena itu, dalam
seorang
upaya mencapai hasil yang maksimal
belajar
dalam
kemampuan
pendidikan,
penyampaian
senantiasa
guru
mata
dalam
pelajarannya
menggunakan
berbagai
dengan
adanya
prasarana penunjang kegiatan belajar
yang
terkait
dengan
dari
siswa
kelengkapan
pengajaran,
dan
guru
dan
harus
tujuan-tujuan
terus
menerus
berupaya meningkatkan
dan
mengajar
keterampilan
sehingga
mampu
merumuskan beberapa alternatif model
sarana dan prasarana serta senantiasa
cara-cara
memberikan dorongan kepada setiap
belajar
siswa
mampu
pola-pola umum kegiatan yang harus
meningkatkan kemampuan belajarnya.
diikuti guru dan siswa sehingga guru
Namun
mampu
agar
siswa
kenyataan
menunjukkan
menyelenggarakan kegiatan
mengajar
yang
menggunakan
merupakan
sarana
dan
bahwa pada sebagian guru di Sekolah
prasarana dengan tepat dan mampu
Menengah
menumbuhkan motivasi bagi siswa.
Pertama,
kurang
memanfaatkan sarana dan prasarana
Semakin
trampil
guru
yang sesuai dengan standart yang ada.
memanfaatkan sarana dan prasarana
Demikian halnya dengan usaha guru
pembelajaran,
maka semakin efektif
295
JPPI Volume 10 No 2 (2016) 294-309
dalam pencapaian tujuan. Guru
prasarana
pembelajaran
sangatlah
baik adalah guru yang mampu memilih
diperlukan
dalam
menunjang
sarana dan prasarana yang paling tepat
keberhasilan
proses
pembelajaran,
untuk
Dengan
memilih dan menentukan sarana dan
pelaksanaan
prasarana pembelajaran dalam rangka
mencapai
demikian
tujuan.
dalam
yang
pembelajaran siswa akan lebih mampu
mendorong
menguasai
ketrampilan
seperti yang
termotivasi dalam belajar merupakan
ditargetkan
dalam RPP
yang telah
tugas guru. Dengan adanya sarana dan
dikarenakan
prasarana
dibuat.
Hal
ini
keinginan
yang
siswa
memadai
untuk
sesuai
keberhasilan seorang guru di dalam
dengan standard sarana dan prasarana
mendidik
sekolah
siswanya,
bukan
hanya
kemungkinan
untuk
siswa
dapat
bergantung pada kepribadiannya yang
termotivasi
menawan. Seorang guru memang tidak
pembelajaran,
terpancang sarana dan prasarana yang
mampu meningkatkan hasil belajarnya.
yang
belajar
mengikuti
pada
gilirannya
telah ada, tetapi seorang guru harus
Ada lima faktor penting yang
mampu merancang kebutuhan sarana
harus ada pada proses belajar mengajar
dan
prasarana
pembelajaran,
untuk
kepentingan
yaitu: guru, murid, tujuan, materi dan
disini
kreativitas
waktu. Ketiadaan salah satu faktor saja
seorang guru sangat diperlukan untuk
dari
mencari
mungkin
atau
mengembangkan
faktor
tersebut,
terjadi
maka
proses
tidak
belajar
alternatif-alternatif baru sesuai dengan
mengajar. Dengan 5 faktor tersebut,
kondisi
proses
individual
lingkungan
guru
sekolah
belajar
mengajar
dapat
dimiliki.
dilaksanakan walaupun kadang-kadang
Penggunaan sarana dan prasarana yang
dengan hasil yang minimal pula. Hasil
tepat, disertai dengan kondisi kelas
tersebut dapat ditingkatkan apabila ada
yang mendukung pembelajaran, siswa
sarana
akan
fasilitas/Sarana
memiliki
yang
serta
dorongan
untuk
mengikuti pembelajaran di kelas.
pemanfaatan
sarana
dan
yaitu
faktor
Prasarana
Pendidikan.
Dari uraian di atas jelaslah
bahwa
penunjang,
dan
Sarana pendidikan merupakan
sarana penunjang bagi proses belajar-
296
JPPI Volume 10 No 2 (2016) 294-309
mengajar.
Menurut
Pedoman
Pendidikan
dan
Tim
Penyusun
Pembakuan
Media
Departemen
Kebudayaan
Pendidikan
(dalam
pendidikan
atau
pengajaran,
seperti
halaman, kebun, taman sekolah, jalan
menuju
sekolah,
yang
dimanfaatkan
Mulyasa,
secara langsung untuk proses belajar
2005 : 45) yang dimaksud dengan:
mengajar, seperti taman sekolah untuk
Sarana
pengajaran biologi,
pendidikan
adalah
semua
halaman sekolah
fasilitas yang diperlukan dalam proses
sebagai sekaligus lapangan olah raga,
belajar-mengajar, baik yang bergerak
komponen tersebut merupakan sarana
maupun yang tidak bergerak agar
pendidikan.
pencapaian tujuan pendidikan dapat
Para
ahli
berjalan dengan lancar, teratur, efektif
berbagai
dan efisien.
belajar sesuai dengan hasil penelitian
yang
pendapat
mengemukakan
Jadi, dapat disimpulkan bahwa
yang
dimaksud
pengetahuan
adalah
sarana
pendidikan
semua fasilitas yang secara
langsung
dan
menunjang
mereka
tentang
peroleh
yang
motivasi
dan
mereka
ilmu
pelajari
sebagai berikut :
proses
Raymond
J
Wlodkowski
pendidikan, khususnya proses belajar
(2004: 6), menyatakan bahwa motivasi
mengajar, baik yang bergerak maupun
belajar merupakan sebuah nilai dan
yang tidak bergerak agar pencapaian
hasrat untuk belajar.
tujuan
pendidikan
dengan
lancar,
dapat
teratur,
berjalan
efektif dan
efisien.
Mc. Donald yang dikutip oleh
Oemar
Hamalik
menyatakan
Menurut Bafadal (2003: 23)
(2003:
bahwa
158)
motivasi belajar
adalah perubahan energi dalam diri
bahwa prasarana pendidikan adalah
pribadi
semua perangkat kelengkapan dasar
dengan timbulnya perasaan dan reaksi
yang secara tidak langsung menunjang
untuk mencapai tujuan dalam belajar.
pelaksanaan
sekolah.
adalah
proses
pendidikan
di
Sarana prasana pendidikan
fasilitas
yang
secara
tidak
langsung menunjang jalannya proses
seseorang
Sardiman
yang
A.M
ditandai
(2001: 71),
mendefinisikan motivasi belajar adalah
daya penggerak yang telah menjadikan
seseoarang aktif dalam belajar.
297
JPPI Volume 10 No 2 (2016) 294-309
Nasution
(2000:
73)
Oleh karena itu, guru perlu memotivasi
mendefinisikan motivasi belajar adalah
dan membangkitkan para siswa untuk
segala
belajar sehingga tujuan pembelajaran
daya
seseorang
yang
untuk
mendorong
melakukan sesuatu
dapat dicapai.
kegiatan dalam belajar.
Djamarah,
Para ahli psikologi berusaha
(2002:
114),
untuk
mengklasifikasi
motif-motif
motivasi adalah suatu pendorong yang
yang ada dalam diri manusia atau
mengubah energi dalam diri seseorang
suatu organisme, ke dalam beberapa
kedalam bentuk aktivitas nyata untuk
golongan
mencapai tujuan tertentu.
masing-masing.
Berdasarkan
pengertian
motivasi
mengandung
penting
yaitu:
mengawali
di atas,
tiga
terjadinya
energi
pada
individu;
Motivasi
Purwanto
pendapatnya
Sertain
dalam
(199: 62) menggolongkan
elemen
menjadi
belajar
physiological drive dan social motives.
perubahan
Physiological drive adalah dorongan
motivasi
adanya
menurut
diri
ditandai
setiap
dengan
yang
dua
bersifat
seperti
haus,
golongan
yakni:
fisiologis/jasmaniyah,
lapar,
seks
dan
munculnya rasa atau feeling seseorang;
sebagainya. Sedangkan social motives
Motivasi akan dirangsang karena ada
adalah dorongan-dorongan yang ada
tujuan;
hubungannya
Motivasi merupakan sesuatu
yang kompleks,
lain
dalam
terjadinya suatu perubahan energi yang
contohnya
:estetis,
ada
selalu
pada
akan menyebabkan
dengan
diri seseorang,
sehingga
dengan
persoalan
berhubungan
demikian
motivasi
yang
masyarakat
dorongan
ingin
(etika),
dan
baik
sebagainya.
kejiwaan, perasaan, emosi, dan tujuan.
Dengan
berbuat
manusia
Woodworth
(1997:
62)
dalam
bahwa
Purwanto
yang
belajar merupakan sebuah nilai dan
membedakan/membagi motif-motif itu
hasrat untuk belajar. Ini berarti bahwa
ke dalam dua bagian yaitu : unlearned
siswa tidak hanya diharapkan belajar
motives (motif-motif pokok yang tidak
namun
dipelajari) dan learned motives (motif-
juga
menghargai
dan
menikmati belajar dengan senang hati.
motif
yang
dipelajari).
Motif yang
298
JPPI Volume 10 No 2 (2016) 294-309
dipelajari
pokok
merupakan
yang
biasa
motif
yang
motif-motif yang lebih kompleks, (c)
disebut
drive
tujuan-tujuan
perantara,
dapat
(dorongan). Yang termasuk ke dalam
menjadi/berubah menjadi tujuan yang
unlearned motives adalah motif-motif
sebenarnya, dan (d) motif-motif itu
yang
dapat
timbul
disebabkan
oleh
timbul
karena
adanya
kekurangan-kekurangan/kebutuhan-
perangsang-perangsang
kebutuhan dalam tubuh, seperti lapar,
(perangsang
haus,
wajar dapat berubah menjadi motif
sakit
semuanya
dan
sebagainya,
dapat
dorongan
dalam
yang
menimbulkan
diri
untuk
baru
buatan),
motif-motif
bersyarat.
minta
Woodworth
dalam
Purwanto
supaya dipenuhi, atau menjauhkan diri
(1997: 64) menggolongkan motivasi
daripadanya.
belajar menjadi tiga golongan yaitu :
Perasaan
kebutuhan-kebutuhan
organis
adalah aspek-aspek yang didasari dari
haus,
zat
pada motif-motif untuk mendekatkan
kebutuhan
diri
beristirahat/tidur),
motif-motif
timbul
sekonyong-konyong
dan
suka dan tidak
menjauhkan
diri
sesuatu.Apa
yang
menimbulkan
seseorang
suka
dari
disukainya
untuk
kekurangan
(lapar,
pembakar,
bergerak
dan
yang
(emergency motives) adalah motif-
mendekati dan sebaliknya yang tidak
motif
disukai
menuntut timbulnya tindakan kegiatan
akan
ditinggalkan/dijauhi.
Motif-motif
berkembang
motives
berkembang
timbul
jika
situasi
pada
seseorang
yang cepat dan kuat; motif obyektif
melalui
kematangan,
adalah motif yang diarahkan/ditujukan
latihan, dan belajar.
Oleh
yang
kesuatu obyek atau tujuan tertentu di
karena
pada
itu
unlearned
seseorang
dan
perubahan-perubahan
makin
mengalami
seperti
sekitar kita.
Hasil
belajar
adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki
berikut
siswa setelah ia menerima pengalaman
ini (a) tujuan-tujuan dan motif-motif
belajarnya. Hasil belajar siswa pada
menjadi lebih mengkhusus, (b) motif-
hakikatnya
motif itu makin berkombinasi menjadi
mencakup bidang kognitif, afektif dan
adalah
perubahan
299
JPPI Volume 10 No 2 (2016) 294-309
psikomotoris yang berorientasi pada
atau ketepatan, gerakan keterampilan
proses belajar mengajar yang dialami
kompleks, dan gerakan ekspresif dan
siswa (Sudjana, 2005).
interpretatif (Sudjana, 2005).
Sistem pendidikan nasional dan
rumusan
tujuan
tujuan
pendidikan;
baik
kurikuler
maupun
tujuan
instruksional
pada
umumnya
Dari
uraian
disimpulkan
di
bahwa
atas
hasil
dapat
belajar
adalah perubahan pada kognitif, afektif
dan
konatif
sebagai
pengaruh
menggunakan klasifikasi hasil belajar
pengalaman belajar yang dialami siswa
Bloom (1989) yang secara garis besar
baik berupa suatu bagian, unit, atau
membaginya menjadi tiga ranah, ranah
bab
kognitif,
psikomotoris.
diajarkan. Dalam penelitian ini aspek
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil
yang di ukur adalah perubahan pada
belajar
intelektual yang terdiri dari
tingkat kognitifnya saja.
enam
aspek,
afektif,
dan
yakni:
(pengetahuan),
knowledge
comprehension
(pemahaman),
aplikasi,
analisis,
materi
sekumpulan
pertama
mengenai
tingkat
telah
pertanyaan
atau
tugas
yang harus dijawab atau dikerjakan
yang
kognitif
yang
Tes dari wujud fisik adalah
sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek
disebut
tertentu
akan
memberikan
aspek
informasi
psikologis
tertentu
rendah dan keempat aspek berikutnya
berdasarkan jawaban, cara dan hasil
termasuk
subjek
kognitif
tingkat
tinggi.
Ranah afektif berkenaan dengan sikap
menjawab
yang terdiri dari lima aspek, yakni:
1996).
penerimaan,
merekam
jawaban
atau
reaksi,
dalam
melakukan
tugas
Tes
tersebut
yang
kemajuan
atau
(Azwar,
dipakai
untuk
siswa
selama
penilaian, organisasi, dan internalisasi.
pengajaran disebut tes formatif. Tes ini
Ranah psikomotoris berkenaan dengan
disusun untuk
hasil
dan
mana suatu bagian pelajaran tertentu
kemampuan bertindak yang terdiri atas
sudah dikuasai oleh siswa, misalnya
enam aspek, yakni : gerakan refleks,
suatu unit ataupun bab tertentu dalam
keterampilan
buku pelajaran.
belajar
keterampilan
gerakan
dasar,
mengukur sampai di
kemampuan perseptual, keharmonisan
300
JPPI Volume 10 No 2 (2016) 294-309
Tes
formatif
dapat
berupa
populasi
atau
daerah
pertanyaaan kuis atau tes mengenai
(Suryabrata,
unit
penelitian
korelasional
penelitian
untuk
pelajaran.Tes
pada
ini
pengukuran
menekankan
semua
hasil
tertentu
2008: 19).
Sedangkan
adalah
mendeteksi
sejauh
pengajaran yang dimaksudkan untuk
mana
dicapai dan memakai hasil tes untuk
faktor berkaitan dengan variasi-variasi
memperbaiki
pengajaran
pada
semata-mata
untuk
(Gronlund
Tujuan
dalam
tes
kegagalan
dapat
memberi
nilai
2001).
adalah
untuk
keberhasilan
dan
siswa
dilakukan
tidak
Sudjana,
formatif
mengidentifikasi
dan
belajar,
sehingga
penyesuaian
dalam
proses belajar mengajar.
variabel-variabel
suatu
satu
atau
lebih
pada
satu
faktor
lain
berdasarkan pada koefisien korelasi
(Suryabrata, 2008 : 27).
Berdasarkan uraian tersebut di
atas,
penggunaan
digunakan
metode
untuk
deskriptif
menggambarkan
sarana dan prasarana, motivasi belajar
dan hasil belajar di SMP Negeri 3
Penelitian ini lebih ditekankan
Grati
Satap
Kabupaten
untuk melihat hasil belajar pada ranah
Sedangkan,
kognitif
untuk melihat hubungan atau pengaruh
khususnya
pengetahuan
korelasional
Pasuruan.
(knowledge) yang telah disesuaikan
antara
dengan
pembelajaran
dan prasarana pembelajaran, motivasi
Kurikulum 2006. Hal ini didasarkan
belajar dan hasil belajar siswa kelas
pada waktu pemberian tes hasil belajar
VII di SMP Negeri 3 Grati Satap
yang singkat, yaitu selama 20 menit
Kabupaten Pasuruan.
tujuan
pada akhir jam pelajaran
Pada
METODE PENELITIAN
Metode
variabel
digunakan
menjadi
penelitian
pemanfaatan
penelitian
populasinya
ini
adalah
sarana
yang
seluruh
ini
siswa kelas VII di SMP Negeri 3 Grati
menggunakan
pendekatan
deskriptif
Satap Kabupaten Pasuruan 125 siswa
korelasional.
Penelitian
deskriptif
yang terbagi dalam 5 kelas dimana
adalah suatu penelitian untuk membuat
masing-masing kelas terdiri dari 25
pecandraan secara sistematis, faktual
siswa.
dan akurat mengenai sifat-sifat dan
siswa kelas VII SMP Negeri 3 Grati
Dengan
ketentuan
populasi
301
JPPI Volume 10 No 2 (2016) 294-309
Satap
Kabupaten
Pasuruan
yang
Adapun
perhitungan
analisis
regresi
berjumlah 125 siswa dengan tingkat
berganda dilakukan dengan bantuan
kelonggaran
program komputer SPSS 14.0.
10%
ketidakefektifan
(presisi)
maka besarnya sampel yaitu 55
HASIL DAN PEMBAHASAN
siswa kelas VII di SMP Negeri 3 Grati
Satap Kabupaten Pasuruan.
Pengumpulan
penelitian
ini
Dari
hasil
analisis
diketahui
variabel
probabilitas
thitung
untuk
Sarana
dan
data
dalam
Pemanfaatan
dilakukan
dengan
Pembelajaran
Prasarana
adalah sebesar 0,016
menggunakan metode kuesioner dan
yang lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini
dokumentasi.
dalam
berarti
untuk
hipotesis alternatif diterima (p = 0,016
mengenai
< α = 0,05). Sehingga keputusan
prasarana
statistik
Kuesioner
penelitian
ini
digunakan
mengumpulkan
data
pemanfaatan
sarana
dan
pembelajaran
dan
motivasi
Dalam
penelitian
dokumen
resmi
ini
belajar.
menggunakan
dalam
kaitannya
dengan pengumpulan data tetap yaitu
datamengenaihasil belajar siswa dari
nilai rata-rata raport.
Setelah
hipotesis
asumsi
klasik
ditolak
dan
yang dapat diambil adalah
terdapat
pengaruh
Pemanfaatan
yang
signifikan
dan
Prasarana
Sarana
Pembelajaran
terhadap
hasil belajar
IPS siswa.
Dengan
pertama
uji
nihil
dalam
menyatakan
demikian
hipotesis
penelitian
ini yang
bahwa
diduga
ada
ditentukan,
kemudian data dianalisis
pengaruh yang signifikan Pemanfaatan
dengan
mempergunakan
teknik
Sarana dan Prasarana Pembelajaran
analisis
regresi
berganda.Teknik
terhadap hasil belajar mata pelajaran
analisis ini digunakan untuk melihat
IPS siswa kelas VII SMPN 3 Grati
besarnya
Satap Kota Pasuruanadalah terbukti.
pengaruh
dua
atau
lebih
variabel bebas terhadap suatu variabel
tergantung.
Adapun
persamaan
Hasil
perhitungan
analisis
menunjukkan bahwa probabilitas thitung
regresinya adalah sebagai berikut :
untuk variabel motivasi belajar adalah
Y = a + b1 X1 + b2 X2
sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α =
0,05. Hal ini berarti hipotesis nihil
302
JPPI Volume 10 No 2 (2016) 294-309
ditolak dan hipotesis alternatif diterima
IPS siswa kelas VII SMPN 3 Grati
(p = 0,000 < α = 0,05). Sehingga
Satap Kota Pasuruanadalah terbukti.
keputusan statistik yang dapat diambil
adalah
terdapat
signifikan
hasil
pengaruh
motivasi
belajar
demikian
belajar
IPS
terhadap
siswa.
hipotesis
yang
Dengan
kedua
dalam
Apabila
dilihat
dari
hasil
koefisien korelasi determinan (R) yang
menunjukkan
angka
sebesar 0,690,
dapat diinterpretasikan adanya korelasi
atau
hubungan
yang
baik
antara
penelitian ini yang menyatakan bahwa
variabel bebas (Pemanfaatan Sarana
diduga ada pengaruh yang signifikan
dan
motivasi belajar terhadap hasil belajar
motivasi
belajar)
dengan
variabel
mata pelajaran IPS siswa kelas VII
terikat
(hasil
belajar)
mata
SMPN 3 Grati Satap Kota Pasuruan
pelajaranIPS siswa kelas VII SMPN 3
adalah terbukti.
Grati Satap Kota Pasuruan.
Dari
hasil
menunjukkan
pengujian
analisis
probabilitas
Fhitung
Prasarana
Apabila
Pembelajaran
dilihat
dari
dan
hasil
koefisien determinasi R2 (R square)
sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α =
yang
0,05. Hal ini berarti hipotesis nihil
0,476 dapat diinterpretasikan bahwa
ditolak dan hipotesis alternatif diterima
hasil belajar siswa dipengaruhi oleh
(p = 0,000 < α = 0,05). Keputusan
variabel bebas (Pemanfaatan Sarana
statistik
dan
yang dapat diambil adalah
terdapat
pengaruh
yang
signifikan
Prasarana
Pemanfaatan
Sarana
dan
Pembelajaran
dan
motivasi
belajar
terhadap hasil belajar IPS siswa.
Hipotesis
ketiga
menunjukkan
Prasarana
angka
sebesar
Pembelajaran
motivasi belajar)
sebesar
sedangkan
sisanya
dipengaruhi
oleh
47,6%,
sebesar
faktor
dan
52,4%
lain
diluar
penelitian ini.
dalam
penelitian ini yang menyatakan bahwa
Pengaruh Pemanfaatan Sarana dan
diduga ada pengaruh yang signifikan
Prasarana
Pemanfaatan
Sarana
dan
Hasil belajar IPS
Pembelajaran
dan
motivasi
Prasarana
belajar
terhadap hasil belajar mata pelajaran
Hasil
Pembelajaran
pengujian
terhadap
analisis
menunjukkan adanya pengaruh yang
303
JPPI Volume 10 No 2 (2016) 294-309
signifikan
Pemanfaatan
Sarana
dan
faktor ekstern sangat berpengaruh bagi
Prasarana Pembelajaran terhadap hasil
siswa
belajar mata pelajaran IPS siswa kelas
pendidikannya.
VII
merupakan faktor yang berasal dari
SMPN
3
Grati Satap
Kota
Pasuruan.
dalam
menempuh
Faktor
intern
dalam individu itu sendiri, misalnya
Pada
dasarnya
keseluruhan
proses
dalam
pendidikan
di
tingkat kecerdasan, kepandaian, emosi,
keadaan
psikis
dan
lain-lain.
sekolah, kegiatan belajar merupakan
Sedangkan faktor ekstern merupakan
kegiatan yang paling pokok. Ini berarti
faktor yang berasal dari luar individu,
bahwa berhasil tidaknya pencapaian
misalnya
tujuan pendidikan banyak bergantung
keluarga, lingkungan masyarakat dan
kepada bagaimana proses belajar yang
lingkungan
dialami oleh siswa sebagai anak didik.
tempat
Tidak
ilmu,
bisa disangkal bahwa dalam
belajar
seseorang
banyak
faktor.Sehingga bagi pelajar
sendiri
dipengaruhi
adalah
oleh
lingkungan baik
sekolah
seseorang
sarana
lingkungan
yang
menjadi
dalam
menuntut
prasarana
pendidikan,
baik sarana prasarana yang ada di
rumah atau di sekolah.
penting
untuk
faktor-faktor
yang
dalam kegiatan belajar mengajar tidak
lebih
lepas dari beberapa faktor diatas, salah
penting lagi tidak hanya bagi pelajar
satu yang penting dalam penunjang
tetapi juga bagi pendidik, pembimbing
keberhasilan
dan pengajar di dalam mengatur dan
kegiatan
mengendalikan
faktor-faktor
adanya
mempengaruhi
belajar
mengetahui
dimaksud.
Hal
ini
menjadi
yang
sedemikian
Keberhasilan
yang optimal (Slameto, 2003: 54).
peralatan
dapat
mempengaruhi
mengajar
sarana
dalam
adalah
dan
Sarana
belajar
belajar
yang
adalah
dibutuhkan
dalam proses belajar agar pencapaian
tujuan
keberhasilan siswa dalam menempuh
pendidikan. Adanya faktor intern dan
belajar
siswa
siswa
prasarana penunjang kegiatan belajar
mengajar.
yang
seorang
kelengkapan
hingga dapat terjadi proses belajar
Seperti diketahui banyak faktor
seorang
belajar dapat berjalan dengan
lancar,
teratur,
efektif
dan
efisien
304
JPPI Volume 10 No 2 (2016) 294-309
(Roestiyah, 2004: 166). Pemanfaatan
membangkitkan
sarana
rangsangan
belajar
yang
baik
akan
motivasi
kegiatan
dan
belajar,
dan
memudahkan anak dalam melakukan
bahkan membawa pengaruh psikologis
aktivitas belajar sehingga anak lebih
terhadap
semangat dalam belajar. Sebaliknya,
pengajaran
dengan kurangnya sarana belajar akan
pengajaran
mengakibatkan
kurang
keefektifan proses pembelajaran dan
bergairah
penyampaian pesan dan isi pelajaran
bersemangat
anak
dan
kurang
siswa.
pada
akan
dalam belajar. Hal ini tentu saja akan
pada
mempengaruhi prestasi belajar anak.
membangkitkan
Hasil
penelitian
mendukung
dilakukan
temuan
oleh
diatas
penelitian
Nurubay
yang
Penggunaan
saat
tahap
sangat
itu.
media
orientasi
membantu
Di
motivasi
samping
dan
minat
siswa, media pengajaran juga dapat
membantu
siswa
meningkatkan
(2008)
pemahaman, menyajikan data dengan
dimana hasil penelitian menunjukkan
menarik dan terpercaya, memudahkan
bahwa
hubungan/pengaruh
penafsiran
yang sedang atau cukup antara antara
informasi.
terdapat
variabel
pemanfaatan
sarana
dan
data,
dan
memadatkan
Mengingat
pentingnya
prasarana pendidikan dengan variabel
pemanfaatan
motivasi belajar siswa SMP Dua Mei
pembelajaran
Ciputat.
prestasi belajar siswa, untuk itu guru
oleh
Penelitian
Watono
yang
(2008)
dilakukan
disimpulkan
sarana
hendaknya
dan
bagi
dapat
peningkatan
memanfaatkan
terdapat hubungan positif pemanfaatan
dengan
sarana dan prasarana dengan prestasi
pembelajaran
belajar Penjasorkes.
disesuaikan dengan materi pelajaran
Sebagaimana
dikemukakan
yang
maksimal
prasarana
sarana
yang
diberikan
prasarana
ada
sehingga
membangkitkan
media pengajaran (sarana prasarana
membantu
pembelajaran)
siswa terhadap materi pelajaran yang
mengajar
keinginan
dapat
dan
minat
membangkitkan
yang
meningkatkan
siswa
dapat
Hamalik (2003: 37) bahwa pemakaian
dalam proses belajar
minat
yang
serta
pemahaman
diberikan.
baru,
305
JPPI Volume 10 No 2 (2016) 294-309
Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap
ada pada diri seseorang, berhubungan
Hasil belajar IPS
dengan persoalan kejiwaan, perasaan,
Hasil pengujian analisis data
emosi, dan tujuan. Motivasi belajar
menunjukkan adanya pengaruh yang
merupakan sebuah nilai dan hasrat
signifikan
terhadap
untuk belajar. Ini berarti bahwa siswa
hasil belajar mata pelajaran IPS siswa
tidak hanya diharapkan belajar namun
kelas VII SMPN 3 Grati Satap Kota
juga
Pasuruan.
belajar dengan senang hati.
motivasi
belajar
Motivasi
merupakan
dan
dua
hal
mempengaruhi.
belajar
yang
Belajar
saling
adalah
menghargai
dan
menikmati
Dari uraian di atas, motivasi
sangat
menentukan
bagi siswa.
prestasi
belajar
Melalui dorongan dan
perubahan tingkah laku secara relatif
semangat belajar maka siswa akan
permanen dan secara potensial terjadi
meningkat prestasinya. Hal ini telah
sebagai
dibuktikan
hasil
dari
praktik
atau
dari
hasil
temuan
penguatan (reinforced practice) yang
lapangan
dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan
hubungan yang positif dan signifikan
tertentu. Motivasi belajar dapat timbul
motivasi
karena faktor hasrat dan keinginan
siswa kelas VII SMPN 3 Grati Satap
berhasil
Kota Pasuruan. Hal ini memberikan
dan
dorongan
kebutuhan
belajar, harapan akan cita-cita.
Motivasi
mengandung
menunjukkan
di
dengan
adanya
hasil belajar
gambaran pada SMP maupun guru
tiga
tentang motivasi dengan hasil belajar
elemen penting yaitu : motivasi belajar
IPS.
mengawali
positif prestasi belajar IPS siswa.
adanya
terjadinya
energi
pada
individu;
Motivasi
perubahan
diri
ditandai
IPS
setiap
Makin
tinggi motivasi makin
Bertalian
dengan
hal
itu,
dengan
keberhasilan dalam memotivasi belajar
munculnya rasa atau feeling seseorang;
siswa, guru, keluarga, sekolah, dan
Motivasi akan dirangsang karena ada
lingkungan
tujuan;
berpengaruh dan berperan terhadap
Motivasi merupakan sesuatu
yang kompleks,
akan menyebabkan
terjadinya suatu perubahan energi yang
keberhasilan
masyarakat
belajar
siswa.
sangat
Oleh
karena itu, komponen pendidikan yang
306
JPPI Volume 10 No 2 (2016) 294-309
ada di sekolah yang terdiri dari kepala
Hasil pengujian analisis data
sekolah, khususnya guru memberikan
menunjukkan adanya pengaruh yang
motivasi
belajar
signifikan
siswanya.
Agar
kepada
dalam
siswa-
memotivasi
Pemanfaatan
Sarana
dan
Prasarana Pembelajaran dan motivasi
kepada siswa-siswanya berhasil harus
belajar terhadap
memperhatikan
pelajaran IPS siswa kelas VII SMPN 3
menciptakan
berbagai cara yakni
suasana
menyenangkan
kelas
dengan
yang
hasil belajar mata
Grati Satap Kota Pasuruan.
cara
Belajar
merupakan
suatu
membangun hubungan yang akrab dan
aktivitas
mental/psikis
yang
sehat dengan siswa (kehangatan dan
berlangsung
dalam
aktif
semangat), rasa penasaran/ ingin tahu
dengan lingkungan yang menghasilkan
siswa,
perubahan-perubahan
ide
yang
mengembangkan
bertentangan,
pengalaman
interaksi
dalam
belajar
pengetahuan,
yang sesuai dengan karakteristik dan
keterampilan,
minat
Perubahan itu bersifat secara relatif
siswa,
kepercayaan
menghindari
menanamkan
pada
diri
konstan
dan
dan
nilai-nilai
berbekas
sikap.
(Winkel,
negatif,
1991:36). Kegiatan belajar merupakan
dicapai
kegiatan yang paling pokok. Ini berarti
dalam belajar, memadukan motif-motif
bahwa berhasil tidaknya pencapaian
yang sudah dimiliki, memberikan hasil
tujuan pendidikan banyak bergantung
kerja yang telah dicapai, mengadakan
kepada bagaimana proses belajar yang
persaingan,
dialami oleh siswa sebagai anak didik.
memperjelas
respon
siswa,
pemahaman,
tujuan
yang
merangsang
pencapaian
tujuan belajar dan pemberian contoh
Salah satu faktor yang penting
yang positif.
dalam penunjang keberhasilan seorang
Pengaruh Pemanfaatan Sarana dan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar
Prasarana
dan
adalah adanya kelengkapan sarana dan
Belajar Terhadap Hasil
prasarana penunjang kegiatan belajar
Motivasi
Pembelajaran
belajar IPS Siswa Kelas VII SMPN 3
mengajar.
Grati Satap Kota Pasuruan.
peralatan
Sarana
belajar
belajar
yang
adalah
dibutuhkan
dalam proses belajar agar pencapaian
307
JPPI Volume 10 No 2 (2016) 294-309
tujuan belajar dapat berjalan dengan
dalam belajar akan menunjukkan hasil
lancar,
efisien.
yang baik. Dengan kata lain bahwa
Pemanfaatan sarana belajar yang baik
dengan adanya usaha yang tekun dan
akan
terutama
teratur,
efektif dan
memudahkan
anak
dalam
didasari
adanya
motivasi,
melakukan aktivitas belajar sehingga
maka seorang siswa yang belajar itu
anak lebih semangat dalam belajar.
akan dapat melahirkan prestasi yang
Sebaliknya, dengan kurangnya sarana
baik. Dengan demikian hasil penelitian
belajar
akan
ini telah mendukung kajian teori yang
kurang
bersemangat
mengakibatkan
dan
anak
kurang
bergairah dalam belajar. Hal ini tentu
saja
akan
mempengaruhi
ada.
KESIMPULAN
prestasi
belajar anak.
Berdasarkan hasil analisis data
yang telah dilakukan, dapat ditarik
Begitu
pula dengan motivasi
beberapa simpulan, sebagai berikut:
belajar, merupakan salah satu faktor
penting
dalam
membantu
siswa
Terdapat
signifikan
pengaruh
Pemanfaatan
yang
Sarana
dan
meningkatkan hasil belajarnya. Hal ini
Prasarana Pembelajaran terhadap hasil
dikarenakan
belajar mata pelajaran IPS siswa kelas
merupakan
motivasi
dua
mempengaruhi.
dan
hal
belajar
yang
Belajar
saling
adalah
perubahan tingkah laku secara relatif
VII
SMPN
3
Grati Satap
Kota
pengaruh
yang
Pasuruan.
Terdapat
permanen dan secara potensial terjadi
signifikan
sebagai
atau
hasil belajar mata pelajaran IPS siswa
penguatan (reinforced practice) yang
kelas VII SMPN 3 Grati Satap Kota
dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan
Pasuruan.
hasil
dari
praktik
tertentu.
Terdapat
Motivasi
sebagai
pencapaian
motivasi
dapat
pendorong
prestasi.
berfungsi
usaha
dan
Seorang
siswa
signifikan
belajar
terhadap
pengaruh
Pemanfaatan
Sarana
yang
dan
Prasarana Pembelajaran dan motivasi
belajar terhadap
hasil belajar mata
melakukan suatu usaha karena adanya
pelajaran IPS siswa kelas VII SMPN 3
motivasi. Adanya motivasi yang baik
Grati Satap Kota Pasuruan.
308
JPPI Volume 10 No 2 (2016) 294-309
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan
Zain. (2002). Strategi Belajar
Mengajar.J
akarta:
Rineka
Cipta.
Bafadal, Ibrahim.( 2003). Manajemen
Perlengkapan Sekolah, Teori
dan Aplikasinya. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
________, (1986).Metode Research
II.FP UGM. Yogyakarta: Andi
Offset.
Hamalik, Oemar. (2003). Perencanaan
Pengajaran
Berdasarkan
Pendekatan
Sistem.Cet.II.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Mulyasa, E. (2005). Profesi Keguruan.
Bandung: PT Remaja Rosda
Karya.
Nasution, S., (2000).Didaktik Asasasas Mengajar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Nurubay, Siti. (2008). Pengaruh
Pemanfaatan Sarana Dan
Prasarana
Pendidikan
Terhadap Motivasi Belajar
Siswa Di SMP Dua Mei
Ciputat.
Skripsi
Tidak
Dipublikasikan.
Jurusan
Pendidikan
Agama
Islam.Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan
Keguruan.Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayahtullah. Jakarta.
Purwanto, Ngalim. (1997). Psikologi
Pendidikan.Bandung:
PT.
Remaja Rosdakarya.
Raymond, dkk. (2004). Motivasi
Belajar.Cet. I. Depok: Cerdas
Pustaka.
Roestiyah. (2004). Strategi Belajar
Mengajar.
Jakarta:
Bina
Aksara.
Sardiman A.M. (2001). Interaksi Dan
Motivasi Belajar Mengajar.
Cet. IX. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sadiman, Arif S. (2005). Beberapa
Aspek Pengembangan Sumber
Belajar. Jakarta: Mediyatama
Sarana.
Santrock. J. W. (2004). Adolescence:
Perkembangan Remaja. (edisi
keenam). Jakarta: Erlangga.
Sudjana, Nana. (2001). Penilaian
Hasil dan Proses Belajar
Mengajar, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
____________. (2005). Penilaian
Hasil Proses Belajar mengajar.
Bandung:
PT.
Remaja
Rosdakarya.
Suryabrata,
Sumadi.
(2008).
Metodologi Penelitian. Jakarta:
Rajawali Pers.
Sugiyono. (2005). Statistika untuk
Penelitian.
Bandung:
CV
ALFABETA.
Slameto. (2003). Belajar dan FaktorFaktor
yang
Mempengaruhinya.
Jakarta:
Bina Aksara.
309
Download