SUMMARY "HYPER-GRACE: Exposing The Dangers of The Modern Grace Message" oleh Michael L. Brown, PhD BAB 1. Why I Love the Message of Grace Mengapa Saya Mencintai Pesan tentang Kasih Karunia PANDANGAN HYPERGRACE TANGGAPAN MICHAEL L.BROWN Beberapa pengkhotbah modern-grace memiliki pengertian dasar mengenai kasih karunia seperti pengkhotbah/pengajar lainnya, namun mereka juga memperkenalkan deviasideviasi (penyimpangan) yang berbahaya, yang justru dapat membuat banyak orang malah jadinya terbelenggu dan bukannya dimerdekakan. Kalau kita senang dengan kasih karunia (grace), justru harus mengerti dan lebih dalam lagi akan hal ini. Gereja tidak anti dan bahkan harus mengajarkan tentang kasih karunia. MLB bersifat netral dalam menyikapi posisi dan pandangan teologia kelompok "hypergrace". Apa yang benar diperkuat, yang salah, error dan bahaya ditanggapi secara Alkitabiah. KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 1 BAB 2. Is There A New Grace Reformation? Benarkah Adanya Pembaharuan Kasih Karunia yang Baru? PANDANGAN HYPERGRACE TANGGAPAN MICHAEL L.BROWN Memandang pengajaran "hypergrace" sebagai reformasi terhadap dunia ke-kristenan, sebagaimana pada jaman Martin Luther yang me-reformasi Gereja. Bahkan ini melebihi pandangan Calvinisme tentang kasih karunia. Didukung oleh banyak pengajar, pendeta dan Gembala-gembala di berbagai belahan dunia, seperti Clark Whitten, Alan Chambers, Rob Rufus (HK), Joseph Prince (Singapore), John Crowder, Tony Ide (Australia), Steve McVey, Andre van der Merwe dan masih banyak lagi. Tidak ada yang namanya new-grace-reformation, yang ada adalah bangkitnya gerakan, mencampur-aduk kebenaran Firman TUHAN dengan kesalahan-kesalahan fatal. Membedakan Gereja atas pengikut "Grace" dan "Law". "Grace" mengalahkan segalanya, termasuk pentingnya pertobatan. Pertobatan menjadi tidak penting setelah Lahir Baru, karena seluruhnya telah dibayar Yesus disana. Semua yang mengajarkan hal yang berbeda dengan kelompok hypergrace, di cap sebagai Pharaisaical legalist (farisi-farisi legalis). KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Kita harus mencintai pengajaran mengenai Kasih-karunia (Grace) karena itulah yang diberikan TUHAN kepada kita. Yang menjadi masalah, penganut modern-grace mencampuradukkan ayat-ayat dengan mis-interpretasi Firman, teologia yang buruk, retorika yang merusak, pengertian kasih-karunia yang berlebihan, bahkan bereaksi secara kedagingan apabila pandangan mereka ditanggapi berbeda. Pada saat yang sama, kita tidak boleh mengindahkan ajaran mereka, karena banyak orang-orang percaya yang tidak ingin terjebak pada legalism dan ingin mengalami kemerdekaan hidup sesuai dengan standard-Nya TUHAN. Gereja seharusnya tidak dibedakan antara Grace/Law, tetapi Gereja berjalan dalam "Grace and Truth". "Heresy" atau bidaah adalah ketika mengambil kebenaran Firman TUHAN setengah-setengah (tidak lengkap) lalu mengajarkannya sebagai suatu yang lengkap. Pandangan hyper-grace menjadi fatal, terlihat dari buahnya: menganggap enteng dosa, perkataan yang sia-sia dan tidak Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 2 heran banyak Gereja yang memperkenankan praktek homoseksual kebanyakan melandasi pengajaran mereka kepada hypergrace. Beberapa penganut hypergrace bahkan membawa pengertian hypergrace lebih jauh lagi dengan mengatakan bahwa dengan hypergrace ("kasih TUHAN") bahkan setan dan iblis pun akan di selamatkan. Kelompok hypergrace melupakan empat prinsip Alkitabiah ini: Seorang yang tadinya ada di kelompok hyerpgrace mengungkapkan, bahwa F-word dan S-word lebih banyak terlontar di kelompok ini dibandingkan kelompok Kristen manapun. Segala sesuatu sebelum Salib Kristus adalah era Perjanjian Lama (hukum). Oleh karena segala pengajaran Yesus, termasuk Doa Bapa Kami yang di dalamnya menyerukan pertobatan, adalah Hukum dan tidak berlaku bagi orang-orang percaya yang hidup pada masa Kasih-Karunia. Penyaliban Kristus adalah "fun". Kalau tidak bisa mengajarkan bahwa penyaliban adalah "fun" kita belum mengerti kedalaman hypergrace. (1) TUHAN menghendaki kehidupan yang kudus dari umatNya. (2) Dosa kita pasti berdampak pada hubungan (relatioship) kita dengan TUHAN. (3) Kita bisa berkhotbah dan mengajarkan mengenai Kasih Karunia (Grace) dan juga menentang dosa pada saat yang bersamaan. (4) Dibawah Kasih Karunia, Perjanjian Lama memiliki banyak fondasi-fondasi kebenaran yang relevan bagi umat percaya. Kalau mau dianggap sebagai pembaharuan (reformasi) terhadap teologia, kenyataannya kelompok hypergrace tidak memberikan suatu pengajaran yang fresh, malah jadinya adalah pengajaran yang setengah-setengah, berbahaya dan menghasilkan konsekuensi yang fatal. CATATAN TAMBAHAN: Statement kelompok hypergrace yang menyatakan bahwa semua pengajaran Yesus sebelum Salib adalah hukum oleh karena itu tidak berlaku pada era Perjanjian Baru adalah salah total. Justru Yesus mengajar apa yang Ia ajar, agar halhal itulah yang dilakukan Murid-murid setelah Salib dan Kebangkitan-Nya terjadi. KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 3 BAB PANDANGAN HYPERGRACE 3. Name-calling, Judgementalism, and Divisiveness in the name of Grace Kelompok hypergrace selalu memandang siapapun yang berada di luar mereka, apalagi yang tidak setuju, dengan istilah dan penamaan-penamaan yang kasar, seperti Farisi, penjaga hukum (dalam artian negatif), manusia dalam keterikatan (bondage), pembenci Kasih-karunia (grace-haters), pengusung/pengajar teologi "sin management", dan lainnya. Penghinaan Nama, Penghakiman dan Perpecahan atas nama Kasih Karunia TANGGAPAN MICHAEL L.BROWN Salah satu efek serius dari pandangan hypergrace adalah kelompok sel; tidak lagi berdoa bersama, belajar Alkitab bersama. Kelompok sel hanya kegiatan kumpul-kumpul belaka. Dosa mulai masuk dalam kehidupan komunitas sel, dan dianggap enteng. Kalau ada yang menyerukan bertobat, langsung di-cap "Farisi". Belum lagi banyak perceraian justru terjadi karena pernikahan kudus-pun jadinya dianggap enteng dan perceraian pun tidak apa karena "grace". Tidak mungkin mengajarkan hypergrace tanpa juga membahas pandangan orang-orang atau Gereja yang menentang teologi hypergrace. Orang-orang atau Gereja yang menentang hypergrace disebut sebagai kaum legalis yang ingin mengintimidasi, memanipulasi dan mendominasi KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Gereja tidak menentang teologia kasih-karunia, karena itu berasal dari Allah. Yang ditentang adalah pengajaran yang menyimpang mengenai kasih karunia. Gereja tidak mengajarkan legalistik. Konsep legalistik pun tidak Alkitabiah. Tetapi Gereja mengajarkan proses pendewasaan, dan itu memerlukan langkah-demi-langkah yang jelas. Kekukuhan kelompok hypergrace sendiri terhadap pandangan teologi mereka pun sebenarnya menjadikan mereka legalistik yaitu memaksakan pandangan mereka dan menolak dibukanya diskusi teologia yang sehat. Kalau teologia mereka benar, mengapa menghasilkan pengajar/pengkhotbah yang senang menghina dengan istilahistilah kasar para Hamba TUHAN/Gereja yang berpandangan teologi dengan mereka? Gereja mengajarkan Kasih karunia dan hukum. Keduanya berasal dari TUHAN, ada di Alkitab dan karenanya sama pentingnya. Kelompok hypergrace tidak salah dalam mengajarkan Kasih Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 4 dengan roh sihir. Mereka adalah burung kakaktua dan boneka-boneka yang tidak lagi menyuara-kan suara Allah, tetapi mengejar posisi dan prestise. Gereja yang tidak mengajarkan hypergrace dianggap anti Kasih Karunia dan tidak bisa membedakan antara Kasih Karunia dan Hukum. Gereja hanya bisa memilih salah satu saja. Roh Kudus tidak memiliki peran untuk mendorong orang percaya agar bertobat dari dosa, pelanggaran dan kesalahan. Tidak percaya bahwa konsep ini ada di dalam Alkitab dan tidak percaya bahwa konsep ini adalah Alkitabiah. Menganggap surat-surat Paulus hanya berbicara mengenai kasih karunia dan bukan hukum. Menolak ke-empat prinsip pengajaran yang benar seperti yang tertera di kolom sebelah ini. Karunia Allah melalui Kristus Yesus. Yang salah adalah pengajaran mengenai tindakan sesudahnya. Gereja yang benar menerima seluruh surat-surat Rasul Paulus (Pauline letters) secara utuh. Dari surat-suratnya terlihat jelas bahwa Paulus berbicara mengenai kasih-karunia dan juga hukum atau tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan setelah kita menerima kasih-karunia Allah. Sesungguhnya bukan pengajaran Kasih-karunia yang menimbulkan kontroversi, tetapi kesalahpahaman akan kasih-karunia lah yang menimbulkan kontroversi. Pengajaran yang benar: (1) Progressive sanctification (proses pendewasaan yang progresif). (2) Bertobat dan mengaku salah kepada TUHAN adalah yang kehidupan rohani yang sehat. (3) Pertobatan yang sejati juga berarti menjauh dari dosa dan tidak mengulangi hal itu kembali. (4) SELURUH perkataan TUHAN Yesus adalah benar. CATATAN TAMBAHAN: Sekalipun ada pengajar atau Gereja yang ingin berdiskusi lebih lanjut dengan kelompok hypergrace mengenai teologia mereka, pada akhirnya jika tidak setuju akan di-cap dan di namai secara kasar oleh kelompok ini. Ini tidak mengherankan karena teologi hypergrace yang diusung berkonsekuensi pada rendahnya etika dan pendewasaan rohani. KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 5 BAB 4. Has God Already Forgiven Our Future Sins? Apakah TUHAN sudah Mengampuni Dosa kita di Masa Depan? PANDANGAN HYPERGRACE TANGGAPAN MICHAEL L.BROWN Percaya bahwa TUHAN telah mengampuni semua dosa kita, yaitu dosa masa lalu, dosa masa kini dan dosa masa mendatang. Allah tidak lagi melihat dosa apapun yang kita buat karena Ia melihat kita sudah sempurna dan kudus dalam Anak-Nya. Ini adalah teologia utama dari kelompok hypergrace. Argumentasi mereka diambil dari Ibrani 8:8-12, terutama kata-kata "tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka." Memandang bahwa saat orang Lahir Baru, maka orang itu sudah sempurna. Bapa memandang sempurna. Proses pendewasaan dan penyempurnaan disatukan dengan pembenaran oleh Salib Kristus. Justification (pembenaran), Sanctification (pengudusan), Glorification (pemuliaan) menjadi satu paket, sekaligus terjadi setelah Lahir Baru. Pertobatan saat Lahir Baru sudah cukup (tidak memandang pertobatan saat Lahir Baru dan sesudahnya sebagai sesuatu yang berbeda). Saat disadarkan akan dosa, berdoalah bukan minta ampun, tetapi katakanlah "terima kasih TUHAN saya KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Salib Kristus menyediakan keselamatan yang sempurna, untuk dosa masa lalu, dosa masa kini, termasuk dosa masa depan. Namun itu baru akan kita terima jika ada yang namanya transaction of forgiveness, yaitu kita meminta pengampunan kepada Allah. Jadi TUHAN sudah memberikan provisi (persediaan) pengampunan kepada kita di masa depan, tapi kitanya tetap harus memohon pengampunan itu, melalui pengakuan dosa dan pertobatan, barulah provisi pengampunan itu diberikan. Kalau tidak, ya tidak diberikan. Paulus menjelaskan bahwa sebelum kita mengenal Kristus, kita ada subyek murka Allah (Efs 2:1-2, Kol 2:13) dan melakukan kejahatan (Kol 1:21). Artinya, selama kita tidak berpaling kepada-Nya untuk keselamatan, dosa-dosa kita diperhitungkan pada kita. Sekalipun Yesus sudah mati di salib, kita tetap harus datang mohon ampun, percaya dan menerima keselamatan daripada-Nya. Dosa apapun yang kita lakukan sebelumnya, Ia ampuni (Kol 2:13-14). Lalu bagaimana dengan dosa yang kita lakukan sesudah Lahir Baru? Itulah gunanya pertobatan. Roh Kudus membimbing kita, menegur kita dan membantu kita dalam proses pendewasaan kita agar semakin lama semakin serupa dengan gambaran Anak-Nya. Tidak ada di dalam Alkitab bahwa dosa-dosa kita di masa Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 6 dalam keselamatan dan kasih-karuniamu sehingga saya depan sudah otomatis langsung diampuni TUHAN. Tidak tidak di hukum." ada ayatnya sama sekali. Pengampunan tidak diberikan begitu saja, tetapi akan diberikan Allah kepada kita bila kita memintakannya dengan cara yang benar (bertobat dan Setiap penyadaran akan dosa bukanlah dari Roh berpaling dari dosa). Kudus, tetapi dari iblis yang mendakwa. Senang mengutip Ibrani 10:17, tapi ironisnya menyangkal Ibrani 10:26-31 yang justru jelas memperingatkan orang-orang percaya supaya jangan kembali ke jalan yang jahat atau ada konsekuensinya. Firman TUHAN mengajarkan bahwa kita harus mengakui dosa-dosa kita (1 Yoh 2:1-2). Yesus pun mengajar ini dalam doa Bapa Kami (Lukas 11:3-4). Pengajaran ini tersebar diseluruh Perjanjian Baru. Apalagi sebelum menerima Perjamuan Kudus, harus membereskan hidup agar menerima dengan Perjamuan Kudus dengan benar. CATATAN TAMBAHAN: Pernyataan teologia terjadi melalui 3 tahap: - Premises (statement) awal - Implikasi - Aplikasi Kelompok hypergrace memberikan premises yang rata-rata benar dan tidak ada masalah. Yang selalu menjadi masalah adalah implikasi dan aplikasi dari premises tersebut, yang menyimpang dan berkonse-kuensi fatal. Ini yang membuat banyak orang tidak sadar kesalahan teologia hypergrace, karena statement awal mereka rata-rata benar (jadi terkesan benar seluruhnya) namun sesudahnya banyak salah. Anak-anak TUHAN jangan sampai salah: bukan karena karena statement awal benar maka bukan berarti seluruh pengajaran akan benar, tetapi juga harus lihat implikasi dan aplikasi sesudah pernyataan/statement awal. KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 7 BAB PANDANGAN HYPERGRACE TANGGAPAN MICHAEL L.BROWN 5. Should Believers Confess Their Sins to God? Meminta pengampunan adalah "blind spot" (titik buta) bagi orang-orang percaya. Itu sudah tidak perlu, karena semua dosa dari masa lalu hingga masa depan sudah diampuni. Surat-surat dalam Alkitab harus dipahami dalam konteksnya, tidak boleh dipilah-pilih yang ini untuk itu atau yang itu untuk ini. Seharusnyakah Orang Percaya mengakui Dosadosa mereka kepada Allah? Exegese dan pengutipan definisi dari 1 Yohanes 1:9 oleh Menolak interpretasi 1 Yohanes 1:9 dan mengatakan kelompok hypergrace, menyalahi pengertian dan arti dasar bahwa bagian itu dalam surat Yohanes ditujukan untuk baku yang diakui oleh para guru-guru besar teologia, orang-orang yang belum percaya. Bahkan berani termasuk bahkan ditentang oleh para ahli teologi Injili yang menyatakan bahwa tidak ada ayat dalam Alkitab yang kecenderungannya Calvinisme. menyerukan mengakui dosa di hadapan TUHAN bagi orang-orang percaya. Bagi orang Lahir Baru, dosa tidak otomatis memisahkan kita dari kasih karunia Bapa, tetapi bisa membuat rusak Bagi orang percaya yang sudah Lahir Baru, mengakui hubungan kita dengan-Nya. Sebelum Lahir Baru, kita dosa dan memohon pengampunan adalah dosa, karena bertobat dan minta ampun atas dosa pada Bapa, dan Ia artinya meremehkan pengampunan sempurna melalui memberikan kita judicial forgiveness (pengampunan secara Salib Kristus. As a born-again believer, it is a sin to hukum). Setelah kita lahir baru, kalau kita berbuat dosa dan ask for forgiveness of sin. minta ampun pada Bapa, Ia memberikan kita parental forgiveness (pengampunan secara orangtua). Tidak sertamerta kita kehilangan keselamatan kita, tapi bisa merusak Jika orang Lahir Baru berbuat dosa, maka doanya di relationship (hubungan) kita dengan Bapa. hadapan TUHAN adalah: "terima kasih Tuhan karena sekalipun aku berbuat dosa, saya tetap benar sempurna di hadapan-Mu." Namun, jika setelah Lahir Baru, kita buat dosa dan Roh Kudus ingatkan kita untuk bertobat tetapi kitanya terusmenerus mengeraskan hati, mengindahkan seruan dari Roh Kudus untuk bertobat, justru hal itu bisa menjadi eskalasi KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 8 Tidak membedakan antara memohon pengampunan dosa saat proses Lahir Baru dan sesudah Lahir Baru (pertobatan dalam rangka pendewasaan). yang berujung pada berpaling total dari kasih karunia Allah (kemurtadan). Pada titik itu, bukan lagi relationship kita yang rusak dengan Bapa, tetapi sudah fellowship (persekutuan) kita yang rusak. Itulah sebabnya 1 Yohanes 1:9 memperingatkan kita akan hal ini. Kisah Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya dalam Yohanes 13:1-11 adalah pengajaran yang bagus tentang pemahaman pertobatan dan pengkudusan diri. Kasih Kristus membasuh diri kita sempurna, tetapi saat kita ada di dunia kita tidak dapat menghindar dari ketidak-sempurnaan; "kaki" kita jadi kotor. Orang yang sudah Lahir Baru, tidak usah "dibasuh" Lahir Baru kembali lagi dan lagi, tetapi kakinya perlu dibasuh (bagian yang kotor). Kalau sampai tidak dibasuh, malah yang sedikit itu semakin kotor dan menjalar mengotori seluruh tubuh. Theologial Statement: Provision for my cleansing was completed at the cross, but process of my cleansing is conditional upon my repentence, and not before. = Penyediaan untuk pembersihan diri saya sudah digenapi di Salib, tetapi proses pembersihan itu sendiri bersyarat, yaitu dengan pertobatan saya; tidak diberikan begitu saja. CATATAN TAMBAHAN: Pemahaman akan Doktrin Keselamatan yang lengkap menjadi krusial disini untuk menjawab/menghadapi argumenargumen teologis kelompok hypergrace, karena mereka pun menggunakan ayat-ayat Alkitab. KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 9 BAB 6. The Holy Spirit, Conviction of Sin, and Repentance Roh Kudus, Keinsafan akan dosa, dan Pertobatan PANDANGAN HYPERGRACE TANGGAPAN MICHAEL L.BROWN Mengajarkan bahwa Roh Kudus tidak menginsafkan/mendorong orang percaya untuk bertobat dari dosa, oleh karena kita sudah ditebus sempurna oleh Kristus dan Bapa melihat kita sempurna penuh dalam Kristus. Roh Kudus justru yang menginsafkan dunia akan dosa dan membawa banyak orang kepada Kristus, karena menyadarkan mereka bahwa mereka tidak dapat menyelamatkan diri mereka sendiri dan mereka membutuhkan Juru Selamat. Beberapa pengajar hypergrace bahkan ada yang berani lebih jauh mengatakan bahwa Roh Kudus-pun tidak membawa orang-orang yang belum percaya kepada Kristus. Mencatat bahwa mengapa Kegerakan dan Pencurahan Roh Kudus di INDONESIA di tahun 1960-1970-an demikian kuat oleh karena banyak orang disadarkan akan dosa-dosa mereka oleh Roh Kudus dan mereka membutuhkan Juru Selamat (hal.71). Kelahiran Baru dipandang sebagai perpindahan status dari tidak percaya kepada Yesus Kristus menjadi percaya kepada-Nya. Tidak ada unsur sadar akan dosa, mengakui dosa, pertobatan dan mohon ampun akan dosa. Khotbah atau pengajaran mengenai dosa dipandang sebagai Legalistik, dan yang mengajar mengenai doktrin dosa akan di-cap sebagai Farisi. Saat kita berada di hadapan TUHAN, justru kita menyadari betapa Kudus-Nya Ia dan betapa buruknya kita, kita bertobat dan menjadi bersukacita karena Allah yang Kudus itu dengan kasih-Nya memperbaharui hidup kita (Yesaya 6:5, Lukas 5:8-9, Ayub 42:1-6). Inilah alasan sukacita kita. Kelahiran Baru bukan hanya berbicara dari tidak percaya menjadi percaya pada Kristus, tetapi juga berbicara pengakuan dosa, mohon ampun dosa dan pertobatan. Menyadari dosa dianggap fokus pada diri sendiri dan bukan pada TUHAN. KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 10 "Roh Kudus tidak pernah meyakinkan atau menyadarkan orang-orang Kristen akan dosa. Tetapi, jika engkau tahu engkau pernah jatuh maka yang perlu engkau lakukan hanyalah meminta Roh Kudus untuk meyakinkanmu bahwa engkau tetap benar." ~ Joseph Prince Theological Statement: Without conviction there is no conversion, and without conviction the Cross makes no sense = tanpa kesadaran akan dosa tidak akan perubahan, dan tanpa disadarkan akan dosa maka Salib menjadi tidak ada gunanya. Hancur hati (godly sorrow) bukanlah kasih karunia. TUHAN tidak ingin kita bersedih karena dosa-dosa kita. Kita harus membedakan antara Conviction dan Condemnation. Kita Roh Kudus menyadarkan kita akan dosa (conviction) bukan berarti kita langsung berada pada penghukuman (condemnation). Kita TUHAN menegur kita, itu artinya kita diberi kesempatan berpaling agar tidak menjadi "condemn". Teruslah ada dalam Hadirat TUHAN agar kita merasakan kasih-karunia-Nya dan tidak tenggelam dalam kesedihan karena dosa-dosa kita. Conviction = Rebuking Menyadarkan akan dosa = menegur keras, karena TUHAN mengasihi kita (Wahyu 3:19). "Saya percaya Roh Kudus di Perjanjian Baru tidak menginsaafkan saya akan dosa, membuat saya menyesal, mengakui dosa, memohon pengampunan dan komitmen tidak buat lagi. Pengajaran ini adalah skenario buruk yang tipikal dari mis-interpretasi mengenai pertobatan. Ini pengajaran yang biadab!" ~Ps. Whitten Godly-sorrow justru mendorong kita untuk bertobat dan karenanya kehidupan rohani kita bertumbuh (Yakobus 4:710, 2 Korintus 7:8-10, Lukas 15:17-19). Menyamakan conviction = condemnation. KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Hadirat TUHAN membuat sukacita kita penuh dan juga membawa pembaharuan hidup. Justru dalam Hadirat TUHAN-lah dibukakan segala sesuatu, sehingga kita disadarkan akan kelemahan kita dan memohon kekuatan dan pengampunan-Nya. Kita bersukacita karena Ia adalah Alllah yang menyadarkan kita dan memulihkan kita. Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 11 Kelompok hypergrace perlu belajar lebih dalam mengenai arti-arti dasar dari kata-kata yang mereka gunakan untuk menjelaskan teologia mereka, karena sering kali tidak lengkap atau dipakai semaunya untuk membentengi pemahaman mereka. Pertobatan yang benar adalah meninggalkan dosa dan berbalik kepada Allah. Ini adalah pengertian yang ada di dalam seluruh bagian Alkitab. TUHAN begitu mengasihi kita --lebih dari yang kita bisa bayangkan-- namun karena pemberontakan kita, kita sering menjadi tidak mampu menyadari perbuatan salah kita. Roh Kudus menyadarkan kita akan dosa dan pelanggaran kita, membuat kita "tidak enak" akan hal itu, mendorong kita bertobat dan kembali kepada kehendak Allah. Inilah yang patut sebenarnya disebut sebagai kasih-karunia itu; Kasih Bapa. Inilah jalan yang harus kita tempuh, hidupi dan alami kepenuhan daripada-Nya. CATATAN TAMBAHAN: Anak-anak TUHAN jangan sampai terjebak dengan para pengajar hypergrace, karena mereka sering kali akan mengutip dan menjelaskan ayat-ayat, bahkan meng-klaim "arti aslinya" seolah-olah valid dan arti yang sebenarnya, padahal --lagi-lagi-- penjelasan tidak lengkap, separuh-paruh dan akibatnya fatal. KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 12 BAB 7. Sanctified or Not? Dikuduskan atau tidak? PANDANGAN HYPERGRACE TANGGAPAN MICHAEL L.BROWN Memandang proses Pembenaran (Justification), Pengudusan (Sanctification) dan Glorifaction (Pemuliaan) menjadi satu-bagian yang terjadi saat orang Lahir Baru. MLB menjelaskan secara panjang, lebar dan dalam mengenai ketiga proses tersebut, berdasarkan kebenaran yang dipaparkan dalam Alkitab. Bab ini sarat akan tersebut dan ayat-ayat yang disajikan sangat banyak sehingga tidak bisa terbantahkan. Pengajaran mengenai proses pengudusan ("pendewasaan") adalah yang di-skip atau di-lewatkan bahkan dianggap tidak perlu oleh kelompok hypergrace. Memaparkan ayat-ayat secara lebih lagi dari pembahasan bab-bab sebelumnya. Intinya adalah: (1) Saat kita Lahir Baru, kita dipisahkan oleh dan untuk TUHAN, dan dinyatakan Kudus secara positional. (2) Sejak saat itu, kita dipanggil oleh TUHAN untuk hidup dan bertumbuh dalam Kekudusan, dengan bantuan dan kuasa-Nya. (3) Saat kita dibangkitkan/dinaikkan, pada saat itulah kita dibuat Kudus Sempurna selamanya. Pengajaran yang betul adalah progresive sanctification atau pengudusan yang progresif (ada tahap/proses). CATATAN TAMBAHAN: Materi KOM-100 menjelaskan hal ini dengan baik. Grafik yang dibuat dalam KOM-100 untuk menjelaskan hal ini dapat digunakan sebagai acuan yang memudahkan untuk mengerti bab ini. KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 13 BAB 8. Find Out What Pleases God PANDANGAN HYPERGRACE TANGGAPAN MICHAEL L.BROWN Oleh karena diajarkan bahwa kita sudah sempurna di hadapan TUHAN oleh karena Salib Kristus, maka tidak ada yang bisa (atau boleh) kita lakukan untuk menyenangkan hati-Nya. Mencari Tahu apa yang Menyenangkan Berusaha untuk menyenangkan hati TUHAN hanya akan membuang-buang waktu dan emosi karena kita Allah sudah sempurna di hadapan-Nya. Malah bisa menjadi legalistik kalau berusaha tahu bagaimana menyenangkan hati Bapa. "Sudah waktunya Gereja dibebaskan dari pengajaran untuk menyenangkan TUHAN." ~John Crowder. "Karena engkau tidak berbuat apa-apa untuk berhak mendapatkan Hadirat-Nya dalam hidupmu, maka tidak ada pula yang dapat kau lakukan yang dapat menyebabkan Hadirat-Nya meninggalkan-mu." ~Joseph Prince Pendisiplinan atau proses pendewasaan dari Bapa adalah bukan doktrin yang Alkitabiah. KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Sayangnya, memang banyak Gereja yang terlalu menekankan bagaimana "menyenangkan hati TUHAN" sehingga jemaat memandangnya sebagai legalistik dan terhakimi hidupnya karena merasa tidak bisa menyenangkan hati TUHAN. Gereja perlu mengajarkan bahwa justru karena kasih-karunia Allah-lah memungkinkan kita untuk menyenangkan hatiNya dan bukan sebaliknya (Efesus 1:1-15, 5:10, Galatia 4:67, Ibrani 2:11, Roma 8:15). Kita menyenangkan hati Bapa saat kita berjalan dalam panggilan-Nya dan mengerjakan anugrah keselamatan yang diberikan kepada kita. Jika dahulu kita diperbudak dosa dan untuk menyenangkan dosa, sekarang kita dibebaskan dari perbudakan itu oleh TUHAN, ada dalam kasih-Nya dan karenanya kita rindu untuk menyenangkan hati-Nya (Efs 2:1-10) Menyenangkan hati Allah artinya juga berjalan dalam panggilan-Nya dan bukan hanya berdiam-diam saja (Efesus 4:11, Fil 1:27, Kol 1:9-10, 1 Tes 2:12). Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 14 TUHAN selalu pleased (senang, berkenan) dengan kita. Alasannya? Teologi hypergrace yang mereka pahami diatas. Kita menyenangkan-Nya bukan untuk memperoleh keselamatan, namun karena sudah beroleh keselamatan. Hidup ini adalah peperangan rohani. Peperangan rohani terjadi dalam kita, salah satunya adalah godaan untuk kembali dalam dosa, mengganggap enteng kasih karunia Allah (1 Petrus 2:11, 1:17-19) Dalam menyenangkan hati Allah-lah, justru TUHAN juga akan memproses kita menjadi semakin dewasa dan menjadi semakin mengerti akan Dia dan menjadi semakin serupa dengan gambar anak-Nya (Ibrani 12:5-8, Wahyu 3:19, Efesus 4-6). Saat kita berbuat salah, TUHAN bisa saja tidak pleased dengan kita, tetapi bukan berarti langsung menghukum kita. Justru saat Roh Kudus ingatkan, kita harus segera perbaiki dan kembali menyenangkan hati-Nya. TUHAN jelas kalau lagi merasa tidak pleased. Buktinya jemaat-jemaat di kitab Wahyu ditegor keras. Tetapi Ia juga menyerukan pertobatan agar relationship dengan-Nya kembali baik. Jangan sampai tidak mau mendengar tegoran Roh, akhirnya fellowship dengan-Nya menjadi hancur. Senangkanlah TUHAN! (Efs 5:10, 2 Kor 5:9, Kol 1:10, 1 Tes 4:1, 1 Tes 2:4). KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 15 BAB 9. Is Spirituality Effortless? Apakah Kehidupan Rohani tidak perlu ada usaha? PANDANGAN HYPERGRACE TANGGAPAN MICHAEL L.BROWN Alasan Injil disebut kabar baik adalah karena ternyata untuk memiliki union dengan TUHAN tidak memerlukan usaha (effortless spirituality). Kesatuan kita dan TUHAN terjadi secara instan saat kita percaya kepada-Nya. Doa bisa tanpa usaha, belajar berserah pada TUHAN-pun tanpa usaha. Pemahaman mengenai effortless spirituality atau kehidupan rohani tanpa usaha, sangat di populerkan terutama oleh Joseph Prince. Lagi-lagi pengajaran ini tidak sesuai dengan apa yang dapat kita gali dari Alkitab, dan para pengajar hypergrace gagal memahami arti penting memiliki kehidupan rohani yang sungguh-sungguh (effort) dengan TUHAN. Penting untuk masuk dan terus dalam Hadirat TUHAN, karena disana kita mengalami kasih dan penyertaan-Nya dan kekudusan-Nya melingkupi kita. Inilah kasih-karunia itu, dan karena itu kita tidak perlu memperhatikan hukum-hukum Musa, karena HadiratNya melampaui semuanya itu. Kehidupan rohani kita di dalam TUHAN akan menjadi tanpa rintangan dan tanpa perlu upaya upaya. Statement mengenai pentingnya ada dalam Hadirat TUHAN dari kelompok hypergrace adalah benar, tetapi bukan berarti kita mengindahkan hukum-hukum Musa (PL). Beberapa hukum memang sudah tidak apply lagi oleh karena Salib Kristus, tetapi masih banyak yang apply yang harus kita lakukan dan TUHAN justru mampukan kita melakukannya karena Salib-Nya. Kehidupan rohani kita ada di dalam kasih karunia TUHAN. Kita tetap perlu mengerjakan keselamatan, berperang rohani, Kita hanya bisa memilih salah satu dari dua ini saat menjalankan kehidupan rohani: berserah penuh kepada berlari di dalam panggilan Allah. Kita melakukannya bukan dengan kekuatan kita sendiri, tetapi oleh kasih-karunia dan TUHAN atau dengan berupaya sendiri. kekuatan Allah. Gereja yang mengajar bahwa iman harus disertai juga dengan perbuatan, adalah Gereja yang mengajarkan perzinahan dengan hukum taurat. KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Kehidupan rohani kita jalankan dengan berserah penuh kepada TUHAN dan berlari dengan penuh keteguhan dan ketaatan kepada Dia. Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 16 Semua statement awal dari para pengajar hypergrace mengenai kasih-karunia pada umumnya dapat memberkati. Namun yang menjadi masalah besar, lagi lagi adalah mereka cenderung mengartikan kasih-karunia lebih daripada yang dimaksud Allah, aplikasi yang tidak tidak tepat. Pengajaran hypergrace menjadikan orang "diam-diam" saja dan tidak mengejar/melakukan pertandingan iman yang benar. Iman dan perbuatan berjalan bersama-sama (Yakobus 2:18). Yesus sudah membayar semua dosa kita dan tidak ada apapun yang kita lakukan dapat menambahkan karya pengorbanan-Nya (Ibrani 9:13-28). Ini saja sudah cukup untuk membuat kita memuji-menyembah Dia untuk selamanya. Betul TUHAN memanggil kita untuk beristirahat di dalam Dia (Mat 11:28-30, Ibr 4:9-10), untuk menerima damai sejahtera-Nya (Yoh 14:27), percaya pada perlindungan-Nya (Yoh 10:27-29, 1 Kor 1:8, Fil 1:6) dan dengan percaya bahwa kita dibenarkan karena iman dan bukan karena perbuatan (Rom 3:20-31, 4:1-16, Gal 3:1-14, Ef 2:8-9, 2 Tim 1:8-10, Tit 3:4-7). Kasih karunia Allah-lah yang bekerja di dalam dan melalui kita (1 Kor 15:10). Sekarang kita dalam kasih karunia, justru kita berlari dan bekerja dan berupaya lebih lagi agar kehidupan rohani kita menjadi semakin sempurna di dalam Dia. (Luk 13:24, 9:62, 9;23, 14:27, 14:33, Yoh 16:33, Mar 9:43-49, Lukas 12:49- KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 17 50, 22:44, 1 Kor 9:24-25, 2 Tim 2:3, Kis 14:22, Roma 6:1213, 13:11-14, 1 Kor 6:18, 10:14, Efs 6:10-13, Fil 3:10-14 dan masih banyak lagi). Theological statement: In justification our own works have no place at all, and simple faith in Christ is the one thing needful. In sanctification our own work are of vast importance and God bids us fight, and watch, and pray, and strive, and take pains, and labour. This Christian warfare is a great reality and a subject of vast importance. = Dalam pembenaran (justification) usaha kita tidak ada artinya sama sekali, yang dibutuhkan hanyalah iman kepada Kristus. Dalam pengudusan (sanctification) maka usaha kita menjadi sangat penting, dan TUHAN meminta/ memperlengkapi kita untuk bergerak, berjaga, berdoa, bertahan, memikul derita dan bekerja. Ini adalah peperangan rohani kristiani yang nyata dan merupakan subyek (pengajaran) yang amat penting. KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 18 BAB 10. Is God Always in A Good Mood? Apakah Allah selalu dalam Keadaan "Good Mood" ? PANDANGAN HYPERGRACE TANGGAPAN MICHAEL L.BROWN TUHAN selalu ada dalam mood yang baik. Menggambarkan TUHAN yang marah atau lagi "emosi" adalah pengajaran yang salah dan tidak menjelaskan Allah yang sesungguhnya. Menyatakan bahwa Allah itu kasih, baik, benar, selalu mengasihi, penuh dengan cinta dan kebenaran dan terang yang memerdekakan, dan seterusnya, ya itu benar. Tetapi jangan salah, bahwa Allah juga bisa marah dan bisa juga dalam keadaan "not in good mood". Berfokus hanya kepada kebaikan dan kasih TUHAN. Mengajarkan bahwa TUHAN tidak mungkin marah pada kita. Menolak total apa yang disebutkan sebagai kemurkaan Allah, termasuk tindakan Allah untuk mendidik dan mendisiplinkan anak-anak-Nya. Semua ayat-ayat yang menyatakan pengertian di atas di revisi oleh kelompok hypergrace sedemikian rupa sehingga Allah yang diajarkan adalah Allah baik hati saja. Beberapa dari Gereja dan pengajar hypergrace bahkan menerbitkan Alkitab terjemahan baru (The Mirror Bible) dimana ayat-ayat yang bertentangan dengan paham mereka diganti atau ditulis ulang sedemikian rupa sehingga mengusung pemahaman teologia hypergrace, termasuk menghilangkan kalimat-kalimat yang jelas menunjukkan kemurkaan Allah. Sukacita Allah menjadi sukacita kita, dan di dalam hadiratNya ada sukacita. Mengenai hal ini terpapar luas di PL dan PB. Sejak awal dunia diciptakan pun Allah sudah menunjukkan bahwa Ia memiliki emosi: bisa sukacita, bisa juga "in not good mood". Dalam berbagai peristiwa TUHAN jelas menunjukkan ketidaksukaan jika perintah, kehendak-Nya dilanggar atau diabaikan. Allah yang kita sembah adalah Allah yang baik, tetapi bukan berarti Allah yang lembek. Kalau Dia marah, bukan berarti kita langsung dibinasakan atau dihukum. Dia pasti akan memberi teguran dan peringatan terlebih dahulu. Waktu kita berbalik dan mendengarkan suara-Nya, Allah yang kasih itu mengampuni, membersihkan dan memulihkan kita. Gereja yang hanya menyatakan kemurkaan Allah dan tidak atau sedikit menyatakan kebaikan Allah, juga adalah Gereja KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 19 Menolak pengajaran mengenai neraka. Neraka adalah tempat orang yang tidak percaya saja, karena tidak mungkin yang sudah percaya kepada Kristus menjadi murtad. Menekankan bahwa doktrin-doktrin dasar yang diajarkan oleh Rasul Paulus hanya berbicara mengenai kasih-karunia dan tidak berbicara mengenai pertobatan. yang sama salahnya dengan kelompok hypergrace. Seluruh kitab yang diinspirasikan Roh Kudus dan ditulis oleh Rasul Paulus adalah benar: ada kasih karunia tapi kita juga perlu pertobatan. Malah justru Rasul Paulus yang banyak menuliskan ayat-ayat mengenai pentingnya pertobatan agar jangan sampai tertimpa murka Allah. CATATAN TAMBAHAN: Para pengajar hendaknya memahami dengan baik mengenai kasih Allah dan juga kemurkaan-Nya. Tidak boleh kecenderungan lebih pada satu titik saja. Gagal dalam mengajar hal ini (berat sebelah), jemaat bisa memandang pengajaran yang diutarakan sebagai legalistik atau hypergrace. KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 20 BAB PANDANGAN HYPERGRACE TANGGAPAN MICHAEL L.BROWN 11. Marcion Revisited Beberapa pengajar fanatik hypergrace menyayangkan bahwa Gereja menyajikan Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB) secara bersama-sama. Beberapa bahkan merasa bahwa seharusnya PL tidak usah di masukkan dalam Gereja. Marcion adalah pengajar teologia yang berpengaruh di awal abad 11 (tahun 1000-an) yang dinyatakan "heretic" atau sesat oleh Gereja. Meninjau kembali Marcion Orang yang hidup dalam hukum TUHAN atau mengikuti pengajaran PL, hidupnya pasti tidak tenang dan tidak bisa beristirahat dalam TUHAN. Marcion dinyatakan sesat karena mengajarkan: (1) Allah PL beda dengan Allah PB. (2) Menolak penggunaan PL dalam pengajaran dan kehidupan orang-orang percaya. (3) Menolak sebagian besar dari PB, termasuk keempat Injil. Membedakan antara Allah PL dan Allah PB sebagai pribadi yang berbeda. Ini adalah pemahaman Marcion, Pengajaran Marcion-lah --entah disadari atau tidak-- yang sebenarnya diusung dan dikembangkan oleh kelompok yang jelas adalah penyesatan. hypergrace. Jadi teologia hypergrace bukan sesuatu yang baru, tetapi yang lama hanya saja disajikan sepertinya baru ("new reformation"). Pada bab ini, MLB menjelaskan secara teologis mengapa PL dan PB tetap valid dan harus diajarkan kedua-duanya dalam Gereja (1 Kor 10:1-12). Keduanya memiliki fungsi dan nilai penting dalam kehidupan rohani orang-orang percaya. Para Rasul (termasuk Paulus yang diklaim kelompok hypergrace yang justru benar-benar hypergrace, padahal tidak) termasuk TUHAN Yesus sendiri sering mengutip PL. KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 21 Jika hukum-hukum dalam PL tidak memberikan ketenangan dan keteduhan, kitab Mazmur jelas banyak mencatat orangorang seperti Daud yang justru menemukan ketenangan dan keteduhan dalam hukum-hukum Allah. Kelompok hypergrace buta terhadap pernyataan diri Allah -Allah yang penuh kasih karunia-- yang telah dinyatakan dalam Perjanjian Lama dan mencapai puncaknya dalam pribadi dan karya keselamatan Yesus Kristus dalam Perjanjian Baru. CATATAN TAMBAHAN: Pemahaman akan kebenaran Firman TUHAN secara lengkap dan kuat akan dapat mematahkan pemahaman dari kelompok hypergrace. Ini harus jadi modal primer menghadapi pengajaran hypergrace. Sejarah kekristenan menjadi modal sekunder yang baik bagi para pengajar yang sehat untuk meng-counter klaim dari kelompok hypergrace bahwa apa yang mereka ajarkan adalah reformasi baru. Mengutip Kebenaran + Kebohongan = Penyesatan KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 22 BAB 12. The Law of The Lord is Good Hukum TUHAN itu Baik PANDANGAN HYPERGRACE TANGGAPAN MICHAEL L.BROWN Kelompok hypergrace setuju dengan statement di tabel sebelah, tetapi lagi lagi membuat kesalahan dengan menyatakan bahwa Hukum dari Allah buruk sama sekali. Fondasi kebenaran yang kita pegang adalah bahwa di dalam Yesus, kita hidup dalam kasih karunia dan bukan hukum (Rom 6:14), yang artinya kita tidak dalam condemnation dari hukum (Roma 8:1-2). Kita dibenarkan oleh darah Yesus dan hidup dalam kuasa dan kekuatan dari-Nya (Roma 6:4-11). Kasih karunia memungkinkan apa yang hukum tidak bisa lakukan (Roma 8:3-4) dan dosa bukan lagi tuan kita (Roma 6:14). Tidak ada orang yang bisa dibenarkan oleh hukum (Roma 3:20, Gal 5:18). Paulus menguatkan pengajaran ini diberbagai ayat lainnya. Hukum apapun --termasuk hukum moral-- adalah pelayanan kematian (ministry of death). Karena kita sudah dibebaskan dari hukum, maka kita tidak perlu lagi melakukan hukum Allah. Tinggal saja terus dalam Hadirat-Nya, pasti Ia akan mengubahkan hidup kita. Kalau setiap kali diajarkan bagaimana caranya untuk hidup sebagai anak-anak terang, kelompok hypergrace selalu defensif dan berkata, "Kalian membuat orangorang menjadi terikat (bondage) kembali! Kalian agamawi!" Hukum Allah bukanlah dosa. Hukum Allah menunjukkan ketidaksempurnaan manusia, sehingga manusia perlu mencari Allah dan kasih karunia-Nya. Hukum Allah menjadi standar untuk mendefinisikan akan "apa itu dosa". Hukum Moral dari Allah tetap berlaku, bahkan setelah Salib Kristus. Apa yang disebut sebagai Christian Moral dalam kelompok hypergrace adalah menolak mentah-mentah 10 Perintah Allah maupun pengajaran-pengajaran di Perjanjian Baru tentang bagaimana seorang anak TUHAN harus hidup. Menjalankan Hukum sebagai upaya untuk mendapatkan kasih karunia adalah salah. Namun menjalankan hukum moral sebagai bagian dari mengerjakan keselamatan adalah baik. Memandang bahwa untuk membangun hubungan yang Setelah Salib Kristus, Allah meletakkan hukum moral itu di KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 23 intim dengan TUHAN, tidak memerlukan ketaatan untuk melakukan perintah-perintah-Nya. dalam hati orang-orang yang percaya kepada-Nya (Ibrani 8:10, 10:16). Hukum ini sekarang dijalankan di dalam Roh Kudus, yang membimbing dan mengarahkan kita dalam kebenaran (Roma 8:1-4). Kita tetap menerima instruksi bagaimana caranya hidup dalam Kristus (1 Tes 4:2). Menyatakan bahwa Allah sebenarnya tidak ingin memberi hukum, tapi ingin memberi kasih-karunia saja (grace covenant). Tetapi karena Israel meminta perjanjian hukum (law covenant) maka Allah memberikan hukum. Jadi hukum adalah karena permintaan manusia, bukan inisiatif Allah. Boleh dan bisa menjalani kehendak dan perintah Bapa adalah suatu kehormatan, bukan beban. Menyatakan bahwa pelayanan-pelayanan besar di masa lalu sudah berlalu masanya, karena mengajarkan ministry of condemnation, tapi sekarang adalah era dari ministry of righteousness yang akan membawa kemuliaan lebih lagi dari era sebelumnya. Orang yang cinta pada Allah, justru melakukan kehendak Allah (Yohanes 14:15, 1 Yoh 3:24, 1 Yoh 2:3-4, 3:22, 5:2-3, 2 Yoh 6, 1 Kor 7:19). Allah telah menunjukkan kasih karunia-Nya sejak PL, bukan hanya di PB. Allah memberikan hukum bukan karena Israel yang meminta, tetapi justru Ia berikan agar Ia bisa menyatakan kasih-karunia-Nya (Kel 19:4-6, Ulg 7:7-12). Bahkan di PL, Allah memberikan hukum-hukum-Nya, bukan supaya membatasi interaksi hubungan antara diri-Nya dengan Israel, tetapi justru agar orang-orang Israel bisa berinteraksi dengan diri-Nya. Kecacatan dan ketidakmengertian bangsa Israel-lah (atau manusia secara umumnya) yang menjadi penghalang, bukan Hukum Allah itu sendiri. Hukum Allah tidak salah karena yang memberikan adalah Allah yang sempurna. KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 24 Hukum-hukum Allah-lah yang membedakan Israel dengan bangsa-bangsa lain (Ulg 4:7-8, Maz 119). Kristus menjadi manusia, tidak lain untuk menyempurnakan manusia. Roh Kudus meletakkan hukum itu dalam diri manusia, dan inilah yang membedakan antara orang-orang percaya pada-Nya dengan yang tidak percaya pada-Nya (1 Yoh 5:2-3). CATATAN TAMBAHAN: Sayangnya memang banyak pengajar maupun pengkhotbah yang tidak bisa menjembatani dengan baik antara PL dan PB. Padahal jika ini dilakukan, justru keindahan akan kasih dan rencana Allah akan lebih dirasakan dan dinyatakan. KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 25 BAB 13. Why Are We Running from the Words of Jesus? PANDANGAN HYPERGRACE TANGGAPAN MICHAEL L.BROWN Tema pengajaran yang umum diusung oleh kelompok ini adalah: "Pengajaran Yesus adalah old covenant dan bukan new covenant. Pengajaran Yesus bukan untuk kita hari ini." Kalau kita menamakan diri kita Kristen --pengikut Kristus-lalu mengapa justru meninggalkan ajaran-ajaran-Nya? Mengapa kita berlari Paulus mengajar pemberitaan yang berbeda dengan Yesus, tetapi untuk alasan yang baik: mereka hidup dari perkataandalam covenant yang berbeda. perkataan Yesus? Pengajar/pengkhotbah yang sering mengutip Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes lupa bahwa Yesus berbicara kepada orang-orang Yahudi yang selama beratus-ratus tahun terpolusi oleh pengajaran Perjanjian Lama. Perjanjian Baru tidak di mulai dari kitab Matius atau kitab lainnya. PB di mulai sejak darah Yesus dicurahkan. Menerapkan pengajaran Yesus dalam kehidupan sehari-hari adalah hal yang berbahaya. Meninggalkan pengajaran Yesus bukan saja kesalahan secara teologis, tetapi melainkan kesalahan menyeluruh yang amat sangat serius bagi orang-orang percaya. Meninggalkan pengajaran Yesus justru akan berakibat: dengan tenang mengacuhkan panggilan-Nya untuk menyangkali diri dan pikul salib, ajaran-Nya yang berkata kita adalah garam dan terang dunia, ajaran-Nya meninggalkan segala sesuatu dan mengikutinya tidak memberi pipi satu lagi dan mendoakan orang-orang yang menganiaya kita, semua ajaran perumpamaanperumpamaan-Nya, ajaran-Nya bahwa akan ada upah berdasarkan ketaatan kita, standar kekudusan yang Ia ajarkan dalam Khotbah di Bukit, peringatan-Nya akan bahaya keduniawian dan materialisme, bisa mengacuhkan peringatan-Nya yang mendesak tentang neraka dan penghukuman kekal, dan tentu acuh terhadap ajaran-Nya yang berkata kalau kita tidak mengampuni maka Bapa pun tidak akan mengampuni. Semua perkataan Yesus sebelum Salib adalah old Jika kelompok hypergrace menganggap pengajaran Yesus covenant. Yang itu tidak perlu diikuti. Perkataan yang sebelum Salib sebagai old covenant maka mereka KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 26 sesudah Salib, itu yang diikuti. seharusnya juga tidak bisa mengklaim kasih-karunia-Nya dalam Yohanes 3:16. Peringatan keras TUHAN Yesus di Matius 7:23 dianggap tidak berlaku bagi semua orang yang ada dalam "grace". Semua perkataan Yesus adalah roh dan hidup (Yoh 6:63, 6:68). Perkataan dan ajaran Yesus-lah yang membawa kita pada hidup yang kekal (Yoh 4:14, 7:37-38, 20:31). Melihat wanita dengan nafsu-pun (Mat 5:28) dianggap hanya untuk orang Yahudi dan tidak berlaku bagi orang-orang yang percaya karena sudah dalam "tidak berdosa dan tidak bisa berdosa". Juga Yoh 15:6, Luk 9:23, 9:62 Gereja yang mengajar ajaran-ajaran Kristus untuk hidup benar, termasuk peringatan-peringatan-Nya, akan di-cap sebagai "performance-based system". Seluruh Khotbah di Bukit (Matius 5-7) bukanlah untuk Gereja. Malah semua orang percaya harus menjauhi pengajaran ini karena hanya akan menjadi legalism dan kesombongan rohani. Firman TUHAN harus dipisah-pisahkan untuk mengerti apa yang sebenarnya Yesus hendak ajarkan. Sekalipun pengajaran Yesus adalah baik dan bagus, tetapi dianggap bahwa pengajaran-Nya ada dibawah Hukum, sementara Gereja kini ada dibawah kasihkarunia. KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Yesus dan Paulus mengajarkan hal yang sama. Yesus sendiri yang menegaskan bahwa era Perjanjian Lama berakhir dengan Yohanes Pembaptis (Mat 11:13). Sesudah Yohanes Pembaptis --artinya sekarang adalah Yesus Kristus- maka disebut era Perjanjian Baru (Luk 16:16). Melalui dan dalam Yesus Kristus-lah, kasih-karunia Allah dinyatakan: pengajaran-Nya (Yoh 15:8-11, 1 Yoh 2:3-5, 3:21-24, 5:2-3) dan tentu Salib-Nya. Argumentasi bahwa Yesus hanya berbicara untuk orangorang Yahudi saja, sudah tidak masuk akal, karena: (1) Untuk apa lalu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes bersusah payah menulis kitab-kitab ini kalau memang hanya untuk Yahudi pada zaman Yesus masih di dunia? Justru mereka bersusah payah --dan bahkan generasi-demi-generasi sampai mencucurkan darah untuk mempertahankan Injil dari pihak-pihak yang membencinya-- agar semua orang mendapatkan kabar baik: Yesus dan semua pengajaran-Nya. (2) Rasul-rasul, termasuk Paulus, mengutip perkataan- Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 27 Mengenai Injil: (1) Yesus bukanlah pengkhotbah kasih-karunia tetapi lebih cenderung pengkhotbah hukum yang memakai steroid (berapi-api). (2) Injil bukanlah Matius, Markus, Lukas, Yohanes tetapi Injil adalah berita kasih karunia. (3) Yakobus tidak memiliki perwahyuan yang lengkap akan kasih-karunia, sehingga kitabnya hanyalah pedoman "hidup-transisi" bagi orang-orang Yahudi yang menjadi Kristen. (4) Hanya Paulus yang mengerti dan mendapatkan perwahyuan yang sesungguhnya tentang kasih-karunia. perkataan pengajaran Yesus. (3) Roh Kudus dicurahkan pun salah satunya agar membantu kita mengingat semua yang telah Yesus ajarkan (Yoh 14:26). (4) Yesus sendiri berkata bawah langit dan bumi akan lenyap, tetapi Firman-Nya --yaitu perkataan Yesus-- akan tinggal tetap (Mat 24:35, Mar 13:31, Luk 21:33). Theological statement: If the words of Jesus challenge something I believe or challenge the way I live, the problem is not with Jesus. The problem is with me. = Apabila perkataan-perkataan Yesus menantang apa yang saya percayai atau menantang/menegur hidup yang saya jalani, maka persoalannya bukanlah dengan Yesus. Persoalan/masalahnya ada pada saya. Ingatlah, bahwa Amanat Agung dari TUHAN Yesus dalam Matius 28:19-20 jelas berkata untuk kita memuridkan dan mengajar semua yang telah Ia perintahkan kepada kita. Ini juga artinya, jika kita sampai tidak mengajar dengan lengkap apa yang Yesus ajarkan atau menghindar dari implikasi pengajaran-Nya, kita tidak bisa menjadi Murid yang benar. Peringatan keras dari Yesus bagi orang-orang yang malu/menolak akan diri-Nya dan perkataan/ajaran-Nya tercantum dalam Lukas 9:26 --akan ditolak juga di hadapan Bapa di Sorga. KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 28 BAB 14. The New Gnostic Gnostic yang Baru PANDANGAN HYPERGRACE TANGGAPAN MICHAEL L.BROWN Tidak menyadari bahwa konsekuensi dari teologia hypergrace yang mereka percaya, membawa beberapa pengajar semakin jauh dari doktrin-doktrin dasar kekristenan dan menjadi kesesatan penuh. Gnostic adalah kepercayaan bahwa dunia material adalah jahat, sedemikian rupa sehingga mereka meng-klaim bahwa Allah di Perjanjian Lama adalah allah yang lebih kecil, pribadi kecil yang memancar dari YHWH, yang disebut Demiurge. Kelompok Gnostic percaya bahwa pribadi roh tidak bisa berinteraksi dengan dunia materi, sehingga pasti ada allah-kedua yang menciptakan alam semesta. Pandangan Gnostic tidak percaya Yesus adalah anak Allah Bapa, dan Allah Anak itu sendiri adalah roh yang masuk ke dalam tubuh Yesus dan meninggalkan tubuh Yesus sehingga yang disalibkan hanya tubuh manusia saja. Seperti pengajar hypergrace umumnya, mereka selalu salah meng-interpretasi 1 Yohanes 1:9 dengan mengatakan bahwa itu adalah para pengikut Gnostic (padahal Gnostic baru akan muncul jauh sesudah 1 Yohanes ditulis). Sekalipun minum cawan dari roh jahat dan juga cawan dari TUHAN, itu tidak akan mengganggu communion kita dengan TUHAN. Memutar-balikkan kebenaran mengenai pentingnya menjaga hubungan dengan Bapa --seperti perumpamaan kisah Anak yang Hilang-- sedemikian rupa sehingga out-of-context semata-mata untuk menjelaskan bahwa tidak mungkin relationship, fellowship dan communion dengan Bapa terputus. Pengajaran yang berkata bahwa dosa dapat mendiskualifikasi kita untuk dapat digunakan oleh TUHAN, dipandang sebagai suatu kebohongan dan KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Gnostic percaya bahwa keselamatan datang dari pencerahan khusus (special illumination) dan bukan karena adanya hubungan yang benar (right relationship) dengan Allah. MLB menjelaskan bahwa: (1) Kelompok hypergrace bukanlah Gnostic. (2) Namun demikian ada beberapa pengajar hypergrace yang tanpa sadar atau sadar menyebar benih Gnostic dalam pengajaran mereka. (3) Beberapa yang awalnya memulai kegerakan hypergrace bahkan sudah jatuh ke dalam penyesatan penuh, sangat mirip dengan paham Gnosticism. Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 29 merupakan upaya untuk menjerat kita dalam keterikatan. Beberapa pengajar ekstrem hypergrace bahkan mengajar bahwa kalau kita berdosa, maka itu adalah tubuh kita yang berdosa, tapi roh/jiwa tidak karena sudah tidak bisa berdosa oleh karena "grace". Jadi hanya tubuh saja yang berdosa. Pandangan ini sudah jelas mengarah ke gnosticism. Dengan berani mengutip Ibr 10:17, Rom 8:9, 1 Yoh 3:9, 5:18, 2 Kor 5:16, Rom 4:8, 2 Kor 5:19 sebagai pembenaran bahwa kalau tubuh berbuat dosa, itu karena memang tubuh tidak sempurna. Tetapi Allah mengerti bahwa roh dan jiwa kita tetap sempurna, hanya saja sedang berada dalam tubuh yang tidak sempurna sehingga ada kebutuhan-kebutuhan tubuh yang perlu dipenuhi; ini tidak akan merusak hubungan dengan Allah. Kalaupun ada hukuman, yang dihukum/binasakan hanyalah tubuh. Tapi "essensi" utama seseorang yaitu roh dan jiwanya tetap selamat, karena roh dan jiwa sudah tidak lagi berdosa oleh karena keselamatan dari Kristus. "Tuhan engkau tahu itu bukan aku. Itu hanya tubuhku. Jiwa dan roh-ku sempurna di hadapan-Mu." KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Hypergrace, bisa saja jatuh kepada Gnosticism karena tidak mementingkan relationship dengan TUHAN, tetapi hanya positional saja. Sementara Alkitab menekankan pentingnya fellowship atau communion (Koinonia) dengan TUHAN dan jangan sampai kita merusaknya. Hal-hal yang bisa merusak communion dengan Allah jelas tertera dalam Alkitab: 1 Kor 6:15-18, 10:21-22, dll. 2 Kor 6:14-16 jelas menyatakan bahwa gelap dan terang tidak bisa bersatu. Namun kelompok hypergrace --dengan pemahaman teologi mereka-- mengatakan itu bisa saja dan tidak akan merusak hubungan dengan Allah. TUHAN melihat dan berurusan dengan keseluruhan pribadi seseorang: tubuh, jiwa dan roh. Utuh dan bukan pemisahmisahan. Itulah makanya proses pendewasaan juga berurusan pada ketiga aspek tersebut (2 Kor 6:14-7:1) Jika kita benar-benar sempurna dan tidak bisa berdosa, faktanya kita masih bisa melakukan dosa, bukan? Itulah sebabnya Firman TUHAN penuh dengan pengajaran dan perintah karena kita rentan terhadap dosa. Pemisah-misahan antara "tubuh yang berdosa, tapi roh tidak" bisa memiliki konsekuensi yang fatal. Beberapa "Gembala muda" bahkan memberikan Doa Berkat dengan menyelipkan Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 30 bahasa-bahasa kasar (catatan: FSNW-word) di dalamnya. Argumentasi mereka, kan hanya bibir yang berbicara, bukan roh. Sekalipun banyak teolog-teolog hypergrace selalu mengajarkan bahwa hidup dalam kasih karunia bukanlah izin untuk berbuat dosa, bagaimanapun konsekuensi dari pengajaran yang mereka bagikan akan membawa orang-orang yang percaya pada teologia hypergrace justru untuk berbuat dosa. Konsekuensi dari pengertian hypergrace seperti ini akan membawa kepada pengertian bahwa kelakuan seksual yang menyimpang-pun sudah ditebus oleh Kristus dan karenanya tidak menjadi masalah. Meng-klaim bahwa teguran dalam 1 Yoh 3:6,9 adalah untuk mereka yang belum percaya dan bukan untuk orang-orang Kristen, padahal justru ayat itu untuk menegur orang-orang percaya yang masih terikat hidup duniawi. Beberapa pengajar hypergrace meng-klaim kita hidup dalam keadaan tanpa pencobaan, sehingga dengan demikian menolak 1 Kor 10:13. Kalau kita masih bergumul dengan pencobaan artinya kita belum benarbenar dalam "grace". Mayoritas dari para pengajar hypergrace menentang kelakuan buruk seperti Doa Berkat yang diisi kata-kata sampah atau pembenaran kelakuan seksual menyimpang, namun mereka sendiri pun terdiam ketika diperhadapkan pada konsekuensi dari ajaran hypergrace mereka sendiri. Satu-satunya pembelaan para pengajar-pengajar hypergrace ini adalah bahwa orang-orang itu (tsb diatas) belum benarbenar lahir baru. Kitab Yudas memberikan peringatan keras akan guru-guru palsu dan penyesat-penyesat di akhir zaman. Gereja perlu mengajar kasih karunia --grace-- yang Alkitabiah, bukan yang dicampur-aduk, bukan yang ditambah-tambah, bukan yang dilebih-lebihkan, bukan yang diselewengkan. Grace/Kasih Karunia adalah hal indah, kudus, megah, penuh kuasa, dan mengubahkan hidup. Mengubahkan arti sesungguhnya dari Grace dapat berakibat fatal. KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 31 BAB PANDANGAN HYPERGRACE TANGGAPAN MICHAEL L.BROWN 15. Karya Salib Kristus adalah sempurna. Percaya saja. The Finished Work Semua kewajiban "kerja" kita sudah dibayarkan sempurna di atas kayu salib. Jadi tidak perlu "kerja" of the Cross lagi. Ini tema teologi yang diusung kuat oleh para pengajar hypergrace. Karya Salib yang telah diselesaikan Tidak memahami bahwa Keselamatan (salvation) dengan tuntas adalah satu paket rencana Allah mulai dari Penciptaan hingga Kekekalan di sorga, bukan hanya di Salib saja. Allah bergerak di dalam dan melalui kita, itu artinya kita pun lakukan bagian kita (Fil 2:12-13). Beberapa teolog hypergrace bahkan mengusung pengertian universalism, yaitu bahwa kasih karunia pada akhirnya akan menyelamatkan semua orang. Kasih karunia bukanlah kasih karunia kalau tidak sampai semua orang (bahkan percaya iblis juga) diselamatkan. Statement bahwa semua yang kita butuhkan sudah Allah sediakan tuntas di Kayu Salib (kesembuhan, mujizat, dst) sehingga tidak perlu lagi diberikan kepada kita, adalah pengajaran yang salah. (Kis 9:34, Tit 3:5-7, Ibr 7:25, Yak 5:15, 1 Yoh 5:16). Karena Salib Kristus sempurna, maka Ia tidak usah membuat pengampunan, mujizat, kesembuhan bahkan memberkati berlimpah orang-orang, karena semua itu sudah tuntas sempurna Ia berikan di Salib-Nya. KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Menerima Kristus secara pribadi haruslah pertama sebagai TUHAN dan barulah Juruselamat. Ingatlah bahwa TUHAN menyelamatkan kita dari dosa, bukan menyelamatkan kita dalam dosa. Menyelamatkan kita dari dosa artinya memberikan otoritas utama dalam hidup kita kepada Kristus yang adalah TUHAN. Sesudah itu, kita harus hidup dalam rencana Allah (Efs 2:10) dengan menggunakan tubuh kita untuk memuliakan Dia (1 Kor 6:19-20). Kata "Sudah selesai" atau "It Is Finished" dalam Yoh 19:30 merujuk bukan pada tuntas, tetapi Yesus telah menggenapi Firman Allah. Penjelasan ayat 30 jelas ada di ayat 28. Dalam bahasa Aramaic juga diartikan "sudah dibayar penuh dimuka." Yesus menang. Haleluya. Keselamatan, mujizat, berkat, kesembuhan sudah Ia bayar dan kini tersedia untuk kita. Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 32 Penting bagi para pengajar dan pengkhotbah untuk mengajarkan berita mengenai Salib Kristus dengan benar. Inilah kabar baik, bukti kemuliaan dan kasih Allah yang luar biasa dan pusat dari iman kita. Apa yang Kristus lakukan di Salib adalah sesuatu yang sangat mulia dan berharga. Sikap kita hendaklah seperti Paulus yang berkata dalam Galatia 6:14 bahwa tidak ada alasan bagi dia untuk bermegah (boast) kecuali karena Salib Kristus. Biarlah ini menjadi yang kita megahkan juga dalam hidup kita. Appendix Once Saved, Always Saved? Sekali Selamat, Tetap Selamat? Ada 3 (tiga) pendapat mengenai kemungkinan seorang anak TUHAN meninggalkan atau melepaskan keselamatannya. 1. Pengajaran yang umum disebut OSAS (Once Saved, Always Saved) yang menyatakan kalau engkau benar selamat, apapun yang kau lakukan tidak akan membuat engkau kehilangan keselamatan. Dosa mungkin bisa mempersingkat hidupmu di bumi, tetapi tidak menghilangkan keselamatanmu. 2. Pengajaran yang disebut Ketekunan Orang-orang Kudus (Perseverance of the saints) yang menyatakan bahwa orang percaya yang benar tidak akan pernah berpaling dari TUHAN, sehingga kalau sampai meninggalkan bahkan menolak TUHAN, artinya belum pernah benar-benar diselamatkan. 3. Pengajaran yang menyatakan bahwa orang percaya dapat memilih untuk murtad, menolak kasih karunia TUHAN dan meninggalkan keselamatan. KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 33 Masing-masing pendapat diatas juga dilengkapi dengan ayat-ayat Alkitab sebagai dasar argumen. Secara naluriah, para penganut hypergrace akan memilih pendapat No.1 dan sebagian lagi pendapat No.2. Ironisnya, apapun pilihannya, tetap saja artinya harus ada bagian dari si pelaku untuk melakukan bagiannya. Ini yang justru bertentangan dengan teologi yang diusung kelompok hypergrace. Ingatlah, bahwa Janji Allah adalah untuk mereka yang percaya, yaitu mereka yang mau mengikut TUHAN dan yang menjadikan hidupnya milik TUHAN. Janji Allah bukan untuk mereka yang memilih untuk terus berdosa dan menolak kedaulatan-Nya. Tidak ada ayat satu pun dalam Alkitab --benar-benar tidak ada!-- yang menjanjikan keselamatan kekal bagi yang menolak Dia, memberontak terhadap Dia. Dengan kata lain point No.1 tidak benar. Sebaliknya, kita bisa menemukan banyak ayat yang menjanjikan kasih dan pengampunan kepada siapapun yang mau berbalik kepada Allah. Puji TUHAN! Namun ingatlah, janji ini hanya diberikan kepada domba-domba Kristus, yang mengenal suara-Nya (Yohanes 10:27), bukan yang menolak mendengar suara-Nya. Pengertian ini membuat No.2 dan No.3 bisa saja benar, tetapi yang jelas No.1 tidak bisa. Jika engkau menaruh percaya kepada TUHAN dan rindu untuk melayani Dia, maka Ia memberikan jaminan pasti bahwa Ia tidak akan meninggalkanmu dan menjagamu sampai akhirnya dan berjanji tidak akan ada yang dapat memisahkanmu dari kasih-Nya. Bersandarlah pada-Nya! He is the Author and Finisher of your faith! Tetapi jika engkau percaya bahwa karena engkau sudah diselamatkan -- dan karenanya sekalipun saat engkau menolak dia dan tetapi hidup dalam dosa, tanpa pertobatan-- selamanya akan tetap selamat, maka engkau telah menipu dirimu sendiri dan berada dalam bahaya berada dalam Penghakiman/Penghukuman Allah! (Mat 24:4-5, 1 Kor 6:9-10). Selama masih ada waktu untuk bertobat dan berbalik, lakukanlah. Kuasa darah Yesus tidak pernah kehilangan kuasanya untuk membersihkan dosa dari orang-orang yang bertobat dan berbalik kembali kepada Dia. KHUSUS KALANGAN SENDIRI GBI GATOT SUBROTO Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message" 34