SUMMARY "HYPER-GRACE: Exposing The Dangers of - GBI

advertisement
SUMMARY
"HYPER-GRACE: Exposing The Dangers of The Modern Grace Message"
oleh Michael L. Brown, PhD
BAB
1.
Why I Love the
Message of Grace
Mengapa Saya
Mencintai Pesan
tentang Kasih
Karunia
PANDANGAN HYPERGRACE
TANGGAPAN MICHAEL L.BROWN
Beberapa pengkhotbah modern-grace memiliki pengertian
dasar mengenai kasih karunia seperti pengkhotbah/pengajar
lainnya, namun mereka juga memperkenalkan deviasideviasi (penyimpangan) yang berbahaya, yang justru dapat
membuat banyak orang malah jadinya terbelenggu dan
bukannya dimerdekakan. Kalau kita senang dengan kasih
karunia (grace), justru harus mengerti dan lebih dalam lagi
akan hal ini.
Gereja tidak anti dan bahkan harus mengajarkan tentang
kasih karunia.
MLB bersifat netral dalam menyikapi posisi dan pandangan
teologia kelompok "hypergrace". Apa yang benar diperkuat,
yang salah, error dan bahaya ditanggapi secara Alkitabiah.
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
1 BAB
2.
Is There A New
Grace
Reformation?
Benarkah Adanya
Pembaharuan Kasih
Karunia yang Baru?
PANDANGAN HYPERGRACE
TANGGAPAN MICHAEL L.BROWN
Memandang pengajaran "hypergrace" sebagai
reformasi terhadap dunia ke-kristenan, sebagaimana
pada jaman Martin Luther yang me-reformasi Gereja.
Bahkan ini melebihi pandangan Calvinisme tentang
kasih karunia.
Didukung oleh banyak pengajar, pendeta dan
Gembala-gembala di berbagai belahan dunia, seperti
Clark Whitten, Alan Chambers, Rob Rufus (HK),
Joseph Prince (Singapore), John Crowder, Tony Ide
(Australia), Steve McVey, Andre van der Merwe dan
masih banyak lagi.
Tidak ada yang namanya new-grace-reformation, yang ada
adalah bangkitnya gerakan, mencampur-aduk kebenaran
Firman TUHAN dengan kesalahan-kesalahan fatal.
Membedakan Gereja atas pengikut "Grace" dan
"Law".
"Grace" mengalahkan segalanya, termasuk pentingnya
pertobatan. Pertobatan menjadi tidak penting setelah
Lahir Baru, karena seluruhnya telah dibayar Yesus
disana.
Semua yang mengajarkan hal yang berbeda dengan
kelompok hypergrace, di cap sebagai Pharaisaical
legalist (farisi-farisi legalis).
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Kita harus mencintai pengajaran mengenai Kasih-karunia
(Grace) karena itulah yang diberikan TUHAN kepada kita.
Yang menjadi masalah, penganut modern-grace mencampuradukkan ayat-ayat dengan mis-interpretasi Firman, teologia
yang buruk, retorika yang merusak, pengertian kasih-karunia
yang berlebihan, bahkan bereaksi secara kedagingan apabila
pandangan mereka ditanggapi berbeda. Pada saat yang
sama, kita tidak boleh mengindahkan ajaran mereka, karena
banyak orang-orang percaya yang tidak ingin terjebak pada
legalism dan ingin mengalami kemerdekaan hidup sesuai
dengan standard-Nya TUHAN.
Gereja seharusnya tidak dibedakan antara Grace/Law, tetapi
Gereja berjalan dalam "Grace and Truth".
"Heresy" atau bidaah adalah ketika mengambil kebenaran
Firman TUHAN setengah-setengah (tidak lengkap) lalu
mengajarkannya sebagai suatu yang lengkap.
Pandangan hyper-grace menjadi fatal, terlihat dari buahnya:
menganggap enteng dosa, perkataan yang sia-sia dan tidak
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
2 heran banyak Gereja yang memperkenankan praktek
homoseksual kebanyakan melandasi pengajaran mereka
kepada hypergrace.
Beberapa penganut hypergrace bahkan membawa
pengertian hypergrace lebih jauh lagi dengan
mengatakan bahwa dengan hypergrace ("kasih
TUHAN") bahkan setan dan iblis pun akan di
selamatkan.
Kelompok hypergrace melupakan empat prinsip Alkitabiah
ini:
Seorang yang tadinya ada di kelompok hyerpgrace
mengungkapkan, bahwa F-word dan S-word lebih
banyak terlontar di kelompok ini dibandingkan
kelompok Kristen manapun.
Segala sesuatu sebelum Salib Kristus adalah era
Perjanjian Lama (hukum). Oleh karena segala
pengajaran Yesus, termasuk Doa Bapa Kami yang di
dalamnya menyerukan pertobatan, adalah Hukum dan
tidak berlaku bagi orang-orang percaya yang hidup
pada masa Kasih-Karunia.
Penyaliban Kristus adalah "fun". Kalau tidak bisa
mengajarkan bahwa penyaliban adalah "fun" kita
belum mengerti kedalaman hypergrace.
(1) TUHAN menghendaki kehidupan yang kudus dari umatNya.
(2) Dosa kita pasti berdampak pada hubungan (relatioship)
kita dengan TUHAN.
(3) Kita bisa berkhotbah dan mengajarkan mengenai Kasih
Karunia (Grace) dan juga menentang dosa pada saat yang
bersamaan.
(4) Dibawah Kasih Karunia, Perjanjian Lama memiliki
banyak fondasi-fondasi kebenaran yang relevan bagi umat
percaya.
Kalau mau dianggap sebagai pembaharuan (reformasi)
terhadap teologia, kenyataannya kelompok hypergrace tidak
memberikan suatu pengajaran yang fresh, malah jadinya
adalah pengajaran yang setengah-setengah, berbahaya dan
menghasilkan konsekuensi yang fatal.
CATATAN TAMBAHAN:
Statement kelompok hypergrace yang menyatakan bahwa semua pengajaran Yesus sebelum Salib adalah hukum oleh
karena itu tidak berlaku pada era Perjanjian Baru adalah salah total. Justru Yesus mengajar apa yang Ia ajar, agar halhal itulah yang dilakukan Murid-murid setelah Salib dan Kebangkitan-Nya terjadi.
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
3 BAB
PANDANGAN HYPERGRACE
3.
Name-calling,
Judgementalism,
and Divisiveness in
the name of Grace
Kelompok hypergrace selalu memandang siapapun
yang berada di luar mereka, apalagi yang tidak setuju,
dengan istilah dan penamaan-penamaan yang kasar,
seperti Farisi, penjaga hukum (dalam artian negatif),
manusia dalam keterikatan (bondage), pembenci
Kasih-karunia (grace-haters), pengusung/pengajar
teologi "sin management", dan lainnya.
Penghinaan Nama,
Penghakiman dan
Perpecahan atas
nama Kasih Karunia
TANGGAPAN MICHAEL L.BROWN
Salah satu efek serius dari pandangan hypergrace
adalah kelompok sel; tidak lagi berdoa bersama,
belajar Alkitab bersama. Kelompok sel hanya
kegiatan kumpul-kumpul belaka. Dosa mulai masuk
dalam kehidupan komunitas sel, dan dianggap enteng.
Kalau ada yang menyerukan bertobat, langsung di-cap
"Farisi". Belum lagi banyak perceraian justru terjadi
karena pernikahan kudus-pun jadinya dianggap enteng
dan perceraian pun tidak apa karena "grace".
Tidak mungkin mengajarkan hypergrace tanpa juga
membahas pandangan orang-orang atau Gereja yang
menentang teologi hypergrace.
Orang-orang atau Gereja yang menentang hypergrace
disebut sebagai kaum legalis yang ingin
mengintimidasi, memanipulasi dan mendominasi
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Gereja tidak menentang teologia kasih-karunia, karena itu
berasal dari Allah. Yang ditentang adalah pengajaran yang
menyimpang mengenai kasih karunia.
Gereja tidak mengajarkan legalistik. Konsep legalistik pun
tidak Alkitabiah. Tetapi Gereja mengajarkan proses
pendewasaan, dan itu memerlukan langkah-demi-langkah
yang jelas.
Kekukuhan kelompok hypergrace sendiri terhadap
pandangan teologi mereka pun sebenarnya menjadikan
mereka legalistik yaitu memaksakan pandangan mereka dan
menolak dibukanya diskusi teologia yang sehat.
Kalau teologia mereka benar, mengapa menghasilkan
pengajar/pengkhotbah yang senang menghina dengan istilahistilah kasar para Hamba TUHAN/Gereja yang
berpandangan teologi dengan mereka?
Gereja mengajarkan Kasih karunia dan hukum. Keduanya
berasal dari TUHAN, ada di Alkitab dan karenanya sama
pentingnya.
Kelompok hypergrace tidak salah dalam mengajarkan Kasih
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
4 dengan roh sihir. Mereka adalah burung kakaktua dan
boneka-boneka yang tidak lagi menyuara-kan suara
Allah, tetapi mengejar posisi dan prestise.
Gereja yang tidak mengajarkan hypergrace dianggap
anti Kasih Karunia dan tidak bisa membedakan antara
Kasih Karunia dan Hukum. Gereja hanya bisa
memilih salah satu saja.
Roh Kudus tidak memiliki peran untuk mendorong
orang percaya agar bertobat dari dosa, pelanggaran dan
kesalahan. Tidak percaya bahwa konsep ini ada di
dalam Alkitab dan tidak percaya bahwa konsep ini
adalah Alkitabiah.
Menganggap surat-surat Paulus hanya berbicara
mengenai kasih karunia dan bukan hukum.
Menolak ke-empat prinsip pengajaran yang benar
seperti yang tertera di kolom sebelah ini.
Karunia Allah melalui Kristus Yesus. Yang salah adalah
pengajaran mengenai tindakan sesudahnya.
Gereja yang benar menerima seluruh surat-surat Rasul
Paulus (Pauline letters) secara utuh. Dari surat-suratnya
terlihat jelas bahwa Paulus berbicara mengenai kasih-karunia
dan juga hukum atau tindakan-tindakan apa yang harus
dilakukan setelah kita menerima kasih-karunia Allah.
Sesungguhnya bukan pengajaran Kasih-karunia yang
menimbulkan kontroversi, tetapi kesalahpahaman akan
kasih-karunia lah yang menimbulkan kontroversi.
Pengajaran yang benar:
(1) Progressive sanctification (proses pendewasaan yang
progresif).
(2) Bertobat dan mengaku salah kepada TUHAN adalah
yang kehidupan rohani yang sehat.
(3) Pertobatan yang sejati juga berarti menjauh dari dosa dan
tidak mengulangi hal itu kembali.
(4) SELURUH perkataan TUHAN Yesus adalah benar.
CATATAN TAMBAHAN:
Sekalipun ada pengajar atau Gereja yang ingin berdiskusi lebih lanjut dengan kelompok hypergrace mengenai teologia
mereka, pada akhirnya jika tidak setuju akan di-cap dan di namai secara kasar oleh kelompok ini. Ini tidak
mengherankan karena teologi hypergrace yang diusung berkonsekuensi pada rendahnya etika dan pendewasaan
rohani.
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
5 BAB
4.
Has God Already
Forgiven Our
Future Sins?
Apakah TUHAN
sudah Mengampuni
Dosa kita di Masa
Depan?
PANDANGAN HYPERGRACE
TANGGAPAN MICHAEL L.BROWN
Percaya bahwa TUHAN telah mengampuni semua
dosa kita, yaitu dosa masa lalu, dosa masa kini dan
dosa masa mendatang. Allah tidak lagi melihat dosa
apapun yang kita buat karena Ia melihat kita sudah
sempurna dan kudus dalam Anak-Nya. Ini adalah
teologia utama dari kelompok hypergrace.
Argumentasi mereka diambil dari Ibrani 8:8-12,
terutama kata-kata "tidak lagi mengingat dosa-dosa
mereka."
Memandang bahwa saat orang Lahir Baru, maka orang
itu sudah sempurna. Bapa memandang sempurna.
Proses pendewasaan dan penyempurnaan disatukan
dengan pembenaran oleh Salib Kristus. Justification
(pembenaran), Sanctification (pengudusan),
Glorification (pemuliaan) menjadi satu paket,
sekaligus terjadi setelah Lahir Baru.
Pertobatan saat Lahir Baru sudah cukup (tidak
memandang pertobatan saat Lahir Baru dan
sesudahnya sebagai sesuatu yang berbeda).
Saat disadarkan akan dosa, berdoalah bukan minta
ampun, tetapi katakanlah "terima kasih TUHAN saya
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Salib Kristus menyediakan keselamatan yang sempurna,
untuk dosa masa lalu, dosa masa kini, termasuk dosa masa
depan. Namun itu baru akan kita terima jika ada yang
namanya transaction of forgiveness, yaitu kita meminta
pengampunan kepada Allah. Jadi TUHAN sudah
memberikan provisi (persediaan) pengampunan kepada kita
di masa depan, tapi kitanya tetap harus memohon
pengampunan itu, melalui pengakuan dosa dan pertobatan,
barulah provisi pengampunan itu diberikan. Kalau tidak, ya
tidak diberikan.
Paulus menjelaskan bahwa sebelum kita mengenal Kristus,
kita ada subyek murka Allah (Efs 2:1-2, Kol 2:13) dan
melakukan kejahatan (Kol 1:21). Artinya, selama kita tidak
berpaling kepada-Nya untuk keselamatan, dosa-dosa kita
diperhitungkan pada kita. Sekalipun Yesus sudah mati di
salib, kita tetap harus datang mohon ampun, percaya dan
menerima keselamatan daripada-Nya. Dosa apapun yang
kita lakukan sebelumnya, Ia ampuni (Kol 2:13-14). Lalu
bagaimana dengan dosa yang kita lakukan sesudah Lahir
Baru? Itulah gunanya pertobatan. Roh Kudus membimbing
kita, menegur kita dan membantu kita dalam proses
pendewasaan kita agar semakin lama semakin serupa dengan
gambaran Anak-Nya.
Tidak ada di dalam Alkitab bahwa dosa-dosa kita di masa
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
6 dalam keselamatan dan kasih-karuniamu sehingga saya depan sudah otomatis langsung diampuni TUHAN. Tidak
tidak di hukum."
ada ayatnya sama sekali. Pengampunan tidak diberikan
begitu saja, tetapi akan diberikan Allah kepada kita bila kita
memintakannya dengan cara yang benar (bertobat dan
Setiap penyadaran akan dosa bukanlah dari Roh
berpaling dari dosa).
Kudus, tetapi dari iblis yang mendakwa.
Senang mengutip Ibrani 10:17, tapi ironisnya
menyangkal Ibrani 10:26-31 yang justru jelas
memperingatkan orang-orang percaya supaya jangan
kembali ke jalan yang jahat atau ada konsekuensinya.
Firman TUHAN mengajarkan bahwa kita harus mengakui
dosa-dosa kita (1 Yoh 2:1-2). Yesus pun mengajar ini dalam
doa Bapa Kami (Lukas 11:3-4). Pengajaran ini tersebar
diseluruh Perjanjian Baru. Apalagi sebelum menerima
Perjamuan Kudus, harus membereskan hidup agar menerima
dengan Perjamuan Kudus dengan benar.
CATATAN TAMBAHAN:
Pernyataan teologia terjadi melalui 3 tahap:
- Premises (statement) awal
- Implikasi
- Aplikasi
Kelompok hypergrace memberikan premises yang rata-rata benar dan tidak ada masalah. Yang selalu menjadi
masalah adalah implikasi dan aplikasi dari premises tersebut, yang menyimpang dan berkonse-kuensi fatal. Ini yang
membuat banyak orang tidak sadar kesalahan teologia hypergrace, karena statement awal mereka rata-rata benar (jadi
terkesan benar seluruhnya) namun sesudahnya banyak salah.
Anak-anak TUHAN jangan sampai salah: bukan karena karena statement awal benar maka bukan berarti seluruh
pengajaran akan benar, tetapi juga harus lihat implikasi dan aplikasi sesudah pernyataan/statement awal.
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
7 BAB
PANDANGAN HYPERGRACE
TANGGAPAN MICHAEL L.BROWN
5.
Should Believers
Confess Their Sins
to God?
Meminta pengampunan adalah "blind spot" (titik buta)
bagi orang-orang percaya. Itu sudah tidak perlu,
karena semua dosa dari masa lalu hingga masa depan
sudah diampuni.
Surat-surat dalam Alkitab harus dipahami dalam konteksnya,
tidak boleh dipilah-pilih yang ini untuk itu atau yang itu
untuk ini.
Seharusnyakah
Orang Percaya
mengakui Dosadosa mereka kepada
Allah?
Exegese dan pengutipan definisi dari 1 Yohanes 1:9 oleh
Menolak interpretasi 1 Yohanes 1:9 dan mengatakan
kelompok hypergrace, menyalahi pengertian dan arti dasar
bahwa bagian itu dalam surat Yohanes ditujukan untuk baku yang diakui oleh para guru-guru besar teologia,
orang-orang yang belum percaya. Bahkan berani
termasuk bahkan ditentang oleh para ahli teologi Injili yang
menyatakan bahwa tidak ada ayat dalam Alkitab yang kecenderungannya Calvinisme.
menyerukan mengakui dosa di hadapan TUHAN bagi
orang-orang percaya.
Bagi orang Lahir Baru, dosa tidak otomatis memisahkan kita
dari kasih karunia Bapa, tetapi bisa membuat rusak
Bagi orang percaya yang sudah Lahir Baru, mengakui hubungan kita dengan-Nya. Sebelum Lahir Baru, kita
dosa dan memohon pengampunan adalah dosa, karena bertobat dan minta ampun atas dosa pada Bapa, dan Ia
artinya meremehkan pengampunan sempurna melalui
memberikan kita judicial forgiveness (pengampunan secara
Salib Kristus. As a born-again believer, it is a sin to
hukum). Setelah kita lahir baru, kalau kita berbuat dosa dan
ask for forgiveness of sin.
minta ampun pada Bapa, Ia memberikan kita parental
forgiveness (pengampunan secara orangtua). Tidak sertamerta kita kehilangan keselamatan kita, tapi bisa merusak
Jika orang Lahir Baru berbuat dosa, maka doanya di
relationship (hubungan) kita dengan Bapa.
hadapan TUHAN adalah: "terima kasih Tuhan karena
sekalipun aku berbuat dosa, saya tetap benar sempurna
di hadapan-Mu."
Namun, jika setelah Lahir Baru, kita buat dosa dan Roh
Kudus ingatkan kita untuk bertobat tetapi kitanya terusmenerus mengeraskan hati, mengindahkan seruan dari Roh
Kudus untuk bertobat, justru hal itu bisa menjadi eskalasi
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
8 Tidak membedakan antara memohon pengampunan
dosa saat proses Lahir Baru dan sesudah Lahir Baru
(pertobatan dalam rangka pendewasaan).
yang berujung pada berpaling total dari kasih karunia Allah
(kemurtadan). Pada titik itu, bukan lagi relationship kita
yang rusak dengan Bapa, tetapi sudah fellowship
(persekutuan) kita yang rusak. Itulah sebabnya 1 Yohanes
1:9 memperingatkan kita akan hal ini.
Kisah Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya dalam
Yohanes 13:1-11 adalah pengajaran yang bagus tentang
pemahaman pertobatan dan pengkudusan diri. Kasih Kristus
membasuh diri kita sempurna, tetapi saat kita ada di dunia
kita tidak dapat menghindar dari ketidak-sempurnaan; "kaki"
kita jadi kotor. Orang yang sudah Lahir Baru, tidak usah
"dibasuh" Lahir Baru kembali lagi dan lagi, tetapi kakinya
perlu dibasuh (bagian yang kotor). Kalau sampai tidak
dibasuh, malah yang sedikit itu semakin kotor dan menjalar
mengotori seluruh tubuh.
Theologial Statement:
Provision for my cleansing was completed at the cross, but
process of my cleansing is conditional upon my repentence,
and not before. = Penyediaan untuk pembersihan diri saya
sudah digenapi di Salib, tetapi proses pembersihan itu
sendiri bersyarat, yaitu dengan pertobatan saya; tidak
diberikan begitu saja.
CATATAN TAMBAHAN:
Pemahaman akan Doktrin Keselamatan yang lengkap menjadi krusial disini untuk menjawab/menghadapi argumenargumen teologis kelompok hypergrace, karena mereka pun menggunakan ayat-ayat Alkitab.
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
9 BAB
6.
The Holy Spirit,
Conviction of Sin,
and Repentance
Roh Kudus,
Keinsafan akan
dosa, dan Pertobatan
PANDANGAN HYPERGRACE
TANGGAPAN MICHAEL L.BROWN
Mengajarkan bahwa Roh Kudus tidak
menginsafkan/mendorong orang percaya untuk
bertobat dari dosa, oleh karena kita sudah ditebus
sempurna oleh Kristus dan Bapa melihat kita sempurna
penuh dalam Kristus.
Roh Kudus justru yang menginsafkan dunia akan dosa dan
membawa banyak orang kepada Kristus, karena
menyadarkan mereka bahwa mereka tidak dapat
menyelamatkan diri mereka sendiri dan mereka
membutuhkan Juru Selamat.
Beberapa pengajar hypergrace bahkan ada yang berani
lebih jauh mengatakan bahwa Roh Kudus-pun tidak
membawa orang-orang yang belum percaya kepada
Kristus.
Mencatat bahwa mengapa Kegerakan dan Pencurahan Roh
Kudus di INDONESIA di tahun 1960-1970-an demikian
kuat oleh karena banyak orang disadarkan akan dosa-dosa
mereka oleh Roh Kudus dan mereka membutuhkan Juru
Selamat (hal.71).
Kelahiran Baru dipandang sebagai perpindahan status
dari tidak percaya kepada Yesus Kristus menjadi
percaya kepada-Nya. Tidak ada unsur sadar akan
dosa, mengakui dosa, pertobatan dan mohon ampun
akan dosa.
Khotbah atau pengajaran mengenai dosa dipandang
sebagai Legalistik, dan yang mengajar mengenai
doktrin dosa akan di-cap sebagai Farisi.
Saat kita berada di hadapan TUHAN, justru kita menyadari
betapa Kudus-Nya Ia dan betapa buruknya kita, kita bertobat
dan menjadi bersukacita karena Allah yang Kudus itu
dengan kasih-Nya memperbaharui hidup kita (Yesaya 6:5,
Lukas 5:8-9, Ayub 42:1-6). Inilah alasan sukacita kita.
Kelahiran Baru bukan hanya berbicara dari tidak percaya
menjadi percaya pada Kristus, tetapi juga berbicara
pengakuan dosa, mohon ampun dosa dan pertobatan.
Menyadari dosa dianggap fokus pada diri sendiri dan
bukan pada TUHAN.
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
10 "Roh Kudus tidak pernah meyakinkan atau
menyadarkan orang-orang Kristen akan dosa. Tetapi,
jika engkau tahu engkau pernah jatuh maka yang perlu
engkau lakukan hanyalah meminta Roh Kudus untuk
meyakinkanmu bahwa engkau tetap benar." ~ Joseph
Prince
Theological Statement:
Without conviction there is no conversion, and without
conviction the Cross makes no sense = tanpa kesadaran akan
dosa tidak akan perubahan, dan tanpa disadarkan akan dosa
maka Salib menjadi tidak ada gunanya.
Hancur hati (godly sorrow) bukanlah kasih karunia.
TUHAN tidak ingin kita bersedih karena dosa-dosa
kita.
Kita harus membedakan antara Conviction dan
Condemnation. Kita Roh Kudus menyadarkan kita akan
dosa (conviction) bukan berarti kita langsung berada pada
penghukuman (condemnation). Kita TUHAN menegur kita,
itu artinya kita diberi kesempatan berpaling agar tidak
menjadi "condemn".
Teruslah ada dalam Hadirat TUHAN agar kita
merasakan kasih-karunia-Nya dan tidak tenggelam
dalam kesedihan karena dosa-dosa kita.
Conviction = Rebuking
Menyadarkan akan dosa = menegur keras, karena TUHAN
mengasihi kita (Wahyu 3:19).
"Saya percaya Roh Kudus di Perjanjian Baru tidak
menginsaafkan saya akan dosa, membuat saya
menyesal, mengakui dosa, memohon pengampunan
dan komitmen tidak buat lagi. Pengajaran ini adalah
skenario buruk yang tipikal dari mis-interpretasi
mengenai pertobatan. Ini pengajaran yang biadab!"
~Ps. Whitten
Godly-sorrow justru mendorong kita untuk bertobat dan
karenanya kehidupan rohani kita bertumbuh (Yakobus 4:710, 2 Korintus 7:8-10, Lukas 15:17-19).
Menyamakan conviction = condemnation.
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Hadirat TUHAN membuat sukacita kita penuh dan juga
membawa pembaharuan hidup. Justru dalam Hadirat
TUHAN-lah dibukakan segala sesuatu, sehingga kita
disadarkan akan kelemahan kita dan memohon kekuatan dan
pengampunan-Nya. Kita bersukacita karena Ia adalah Alllah
yang menyadarkan kita dan memulihkan kita.
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
11 Kelompok hypergrace perlu belajar lebih dalam mengenai
arti-arti dasar dari kata-kata yang mereka gunakan untuk
menjelaskan teologia mereka, karena sering kali tidak
lengkap atau dipakai semaunya untuk membentengi
pemahaman mereka.
Pertobatan yang benar adalah meninggalkan dosa dan
berbalik kepada Allah. Ini adalah pengertian yang ada di
dalam seluruh bagian Alkitab. TUHAN begitu mengasihi
kita --lebih dari yang kita bisa bayangkan-- namun karena
pemberontakan kita, kita sering menjadi tidak mampu
menyadari perbuatan salah kita. Roh Kudus menyadarkan
kita akan dosa dan pelanggaran kita, membuat kita "tidak
enak" akan hal itu, mendorong kita bertobat dan kembali
kepada kehendak Allah. Inilah yang patut sebenarnya
disebut sebagai kasih-karunia itu; Kasih Bapa. Inilah jalan
yang harus kita tempuh, hidupi dan alami kepenuhan
daripada-Nya.
CATATAN TAMBAHAN:
Anak-anak TUHAN jangan sampai terjebak dengan para pengajar hypergrace, karena mereka sering kali akan
mengutip dan menjelaskan ayat-ayat, bahkan meng-klaim "arti aslinya" seolah-olah valid dan arti yang sebenarnya,
padahal --lagi-lagi-- penjelasan tidak lengkap, separuh-paruh dan akibatnya fatal.
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
12 BAB
7.
Sanctified or Not?
Dikuduskan atau
tidak?
PANDANGAN HYPERGRACE
TANGGAPAN MICHAEL L.BROWN
Memandang proses Pembenaran (Justification),
Pengudusan (Sanctification) dan Glorifaction
(Pemuliaan) menjadi satu-bagian yang terjadi saat
orang Lahir Baru.
MLB menjelaskan secara panjang, lebar dan dalam
mengenai ketiga proses tersebut, berdasarkan kebenaran
yang dipaparkan dalam Alkitab. Bab ini sarat akan tersebut
dan ayat-ayat yang disajikan sangat banyak sehingga tidak
bisa terbantahkan.
Pengajaran mengenai proses pengudusan
("pendewasaan") adalah yang di-skip atau di-lewatkan
bahkan dianggap tidak perlu oleh kelompok
hypergrace.
Memaparkan ayat-ayat secara lebih lagi dari pembahasan
bab-bab sebelumnya.
Intinya adalah:
(1) Saat kita Lahir Baru, kita dipisahkan oleh dan untuk
TUHAN, dan dinyatakan Kudus secara positional.
(2) Sejak saat itu, kita dipanggil oleh TUHAN untuk hidup
dan bertumbuh dalam Kekudusan, dengan bantuan dan
kuasa-Nya.
(3) Saat kita dibangkitkan/dinaikkan, pada saat itulah kita
dibuat Kudus Sempurna selamanya.
Pengajaran yang betul adalah progresive sanctification atau
pengudusan yang progresif (ada tahap/proses).
CATATAN TAMBAHAN:
Materi KOM-100 menjelaskan hal ini dengan baik. Grafik yang dibuat dalam KOM-100 untuk menjelaskan hal ini
dapat digunakan sebagai acuan yang memudahkan untuk mengerti bab ini.
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
13 BAB
8.
Find Out What
Pleases God
PANDANGAN HYPERGRACE
TANGGAPAN MICHAEL L.BROWN
Oleh karena diajarkan bahwa kita sudah sempurna di
hadapan TUHAN oleh karena Salib Kristus, maka
tidak ada yang bisa (atau boleh) kita lakukan untuk
menyenangkan hati-Nya.
Mencari Tahu apa
yang Menyenangkan Berusaha untuk menyenangkan hati TUHAN hanya
akan membuang-buang waktu dan emosi karena kita
Allah
sudah sempurna di hadapan-Nya. Malah bisa menjadi
legalistik kalau berusaha tahu bagaimana
menyenangkan hati Bapa.
"Sudah waktunya Gereja dibebaskan dari pengajaran
untuk menyenangkan TUHAN." ~John Crowder.
"Karena engkau tidak berbuat apa-apa untuk berhak
mendapatkan Hadirat-Nya dalam hidupmu, maka tidak
ada pula yang dapat kau lakukan yang dapat
menyebabkan Hadirat-Nya meninggalkan-mu."
~Joseph Prince
Pendisiplinan atau proses pendewasaan dari Bapa
adalah bukan doktrin yang Alkitabiah.
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Sayangnya, memang banyak Gereja yang terlalu
menekankan bagaimana "menyenangkan hati TUHAN"
sehingga jemaat memandangnya sebagai legalistik dan
terhakimi hidupnya karena merasa tidak bisa menyenangkan
hati TUHAN.
Gereja perlu mengajarkan bahwa justru karena kasih-karunia
Allah-lah memungkinkan kita untuk menyenangkan hatiNya dan bukan sebaliknya (Efesus 1:1-15, 5:10, Galatia 4:67, Ibrani 2:11, Roma 8:15).
Kita menyenangkan hati Bapa saat kita berjalan dalam
panggilan-Nya dan mengerjakan anugrah keselamatan yang
diberikan kepada kita.
Jika dahulu kita diperbudak dosa dan untuk menyenangkan
dosa, sekarang kita dibebaskan dari perbudakan itu oleh
TUHAN, ada dalam kasih-Nya dan karenanya kita rindu
untuk menyenangkan hati-Nya (Efs 2:1-10)
Menyenangkan hati Allah artinya juga berjalan dalam
panggilan-Nya dan bukan hanya berdiam-diam saja (Efesus
4:11, Fil 1:27, Kol 1:9-10, 1 Tes 2:12).
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
14 TUHAN selalu pleased (senang, berkenan) dengan
kita. Alasannya? Teologi hypergrace yang mereka
pahami diatas.
Kita menyenangkan-Nya bukan untuk memperoleh
keselamatan, namun karena sudah beroleh keselamatan.
Hidup ini adalah peperangan rohani. Peperangan rohani
terjadi dalam kita, salah satunya adalah godaan untuk
kembali dalam dosa, mengganggap enteng kasih karunia
Allah (1 Petrus 2:11, 1:17-19)
Dalam menyenangkan hati Allah-lah, justru TUHAN juga
akan memproses kita menjadi semakin dewasa dan menjadi
semakin mengerti akan Dia dan menjadi semakin serupa
dengan gambar anak-Nya (Ibrani 12:5-8, Wahyu 3:19,
Efesus 4-6).
Saat kita berbuat salah, TUHAN bisa saja tidak pleased
dengan kita, tetapi bukan berarti langsung menghukum kita.
Justru saat Roh Kudus ingatkan, kita harus segera perbaiki
dan kembali menyenangkan hati-Nya.
TUHAN jelas kalau lagi merasa tidak pleased. Buktinya
jemaat-jemaat di kitab Wahyu ditegor keras. Tetapi Ia juga
menyerukan pertobatan agar relationship dengan-Nya
kembali baik. Jangan sampai tidak mau mendengar tegoran
Roh, akhirnya fellowship dengan-Nya menjadi hancur.
Senangkanlah TUHAN! (Efs 5:10, 2 Kor 5:9, Kol 1:10, 1
Tes 4:1, 1 Tes 2:4).
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
15 BAB
9.
Is Spirituality
Effortless?
Apakah Kehidupan
Rohani tidak perlu
ada usaha?
PANDANGAN HYPERGRACE
TANGGAPAN MICHAEL L.BROWN
Alasan Injil disebut kabar baik adalah karena ternyata
untuk memiliki union dengan TUHAN tidak
memerlukan usaha (effortless spirituality). Kesatuan
kita dan TUHAN terjadi secara instan saat kita percaya
kepada-Nya. Doa bisa tanpa usaha, belajar berserah
pada TUHAN-pun tanpa usaha.
Pemahaman mengenai effortless spirituality atau kehidupan
rohani tanpa usaha, sangat di populerkan terutama oleh
Joseph Prince. Lagi-lagi pengajaran ini tidak sesuai dengan
apa yang dapat kita gali dari Alkitab, dan para pengajar
hypergrace gagal memahami arti penting memiliki
kehidupan rohani yang sungguh-sungguh (effort) dengan
TUHAN.
Penting untuk masuk dan terus dalam Hadirat
TUHAN, karena disana kita mengalami kasih dan
penyertaan-Nya dan kekudusan-Nya melingkupi kita.
Inilah kasih-karunia itu, dan karena itu kita tidak perlu
memperhatikan hukum-hukum Musa, karena HadiratNya melampaui semuanya itu.
Kehidupan rohani kita di dalam TUHAN akan menjadi
tanpa rintangan dan tanpa perlu upaya upaya.
Statement mengenai pentingnya ada dalam Hadirat TUHAN
dari kelompok hypergrace adalah benar, tetapi bukan berarti
kita mengindahkan hukum-hukum Musa (PL). Beberapa
hukum memang sudah tidak apply lagi oleh karena Salib
Kristus, tetapi masih banyak yang apply yang harus kita
lakukan dan TUHAN justru mampukan kita melakukannya
karena Salib-Nya.
Kehidupan rohani kita ada di dalam kasih karunia TUHAN.
Kita tetap perlu mengerjakan keselamatan, berperang rohani,
Kita hanya bisa memilih salah satu dari dua ini saat
menjalankan kehidupan rohani: berserah penuh kepada berlari di dalam panggilan Allah. Kita melakukannya bukan
dengan kekuatan kita sendiri, tetapi oleh kasih-karunia dan
TUHAN atau dengan berupaya sendiri.
kekuatan Allah.
Gereja yang mengajar bahwa iman harus disertai juga
dengan perbuatan, adalah Gereja yang mengajarkan
perzinahan dengan hukum taurat.
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Kehidupan rohani kita jalankan dengan berserah penuh
kepada TUHAN dan berlari dengan penuh keteguhan dan
ketaatan kepada Dia.
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
16 Semua statement awal dari para pengajar hypergrace
mengenai kasih-karunia pada umumnya dapat memberkati.
Namun yang menjadi masalah besar, lagi lagi adalah mereka
cenderung mengartikan kasih-karunia lebih daripada yang
dimaksud Allah, aplikasi yang tidak tidak tepat. Pengajaran
hypergrace menjadikan orang "diam-diam" saja dan tidak
mengejar/melakukan pertandingan iman yang benar.
Iman dan perbuatan berjalan bersama-sama (Yakobus 2:18).
Yesus sudah membayar semua dosa kita dan tidak ada
apapun yang kita lakukan dapat menambahkan karya
pengorbanan-Nya (Ibrani 9:13-28). Ini saja sudah cukup
untuk membuat kita memuji-menyembah Dia untuk
selamanya. Betul TUHAN memanggil kita untuk
beristirahat di dalam Dia (Mat 11:28-30, Ibr 4:9-10), untuk
menerima damai sejahtera-Nya (Yoh 14:27), percaya pada
perlindungan-Nya (Yoh 10:27-29, 1 Kor 1:8, Fil 1:6) dan
dengan percaya bahwa kita dibenarkan karena iman dan
bukan karena perbuatan (Rom 3:20-31, 4:1-16, Gal 3:1-14,
Ef 2:8-9, 2 Tim 1:8-10, Tit 3:4-7). Kasih karunia Allah-lah
yang bekerja di dalam dan melalui kita (1 Kor 15:10).
Sekarang kita dalam kasih karunia, justru kita berlari dan
bekerja dan berupaya lebih lagi agar kehidupan rohani kita
menjadi semakin sempurna di dalam Dia. (Luk 13:24, 9:62,
9;23, 14:27, 14:33, Yoh 16:33, Mar 9:43-49, Lukas 12:49-
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
17 50, 22:44, 1 Kor 9:24-25, 2 Tim 2:3, Kis 14:22, Roma 6:1213, 13:11-14, 1 Kor 6:18, 10:14, Efs 6:10-13, Fil 3:10-14
dan masih banyak lagi).
Theological statement:
In justification our own works have no place at all, and
simple faith in Christ is the one thing needful. In
sanctification our own work are of vast importance and God
bids us fight, and watch, and pray, and strive, and take pains,
and labour. This Christian warfare is a great reality and a
subject of vast importance.
= Dalam pembenaran (justification) usaha kita tidak ada
artinya sama sekali, yang dibutuhkan hanyalah iman kepada
Kristus. Dalam pengudusan (sanctification) maka usaha kita
menjadi sangat penting, dan TUHAN meminta/
memperlengkapi kita untuk bergerak, berjaga, berdoa,
bertahan, memikul derita dan bekerja. Ini adalah peperangan
rohani kristiani yang nyata dan merupakan subyek
(pengajaran) yang amat penting.
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
18 BAB
10.
Is God Always in A
Good Mood?
Apakah Allah selalu
dalam Keadaan
"Good Mood" ?
PANDANGAN HYPERGRACE
TANGGAPAN MICHAEL L.BROWN
TUHAN selalu ada dalam mood yang baik.
Menggambarkan TUHAN yang marah atau lagi
"emosi" adalah pengajaran yang salah dan tidak
menjelaskan Allah yang sesungguhnya.
Menyatakan bahwa Allah itu kasih, baik, benar, selalu
mengasihi, penuh dengan cinta dan kebenaran dan terang
yang memerdekakan, dan seterusnya, ya itu benar. Tetapi
jangan salah, bahwa Allah juga bisa marah dan bisa juga
dalam keadaan "not in good mood".
Berfokus hanya kepada kebaikan dan kasih TUHAN.
Mengajarkan bahwa TUHAN tidak mungkin marah
pada kita.
Menolak total apa yang disebutkan sebagai kemurkaan
Allah, termasuk tindakan Allah untuk mendidik dan
mendisiplinkan anak-anak-Nya. Semua ayat-ayat yang
menyatakan pengertian di atas di revisi oleh kelompok
hypergrace sedemikian rupa sehingga Allah yang
diajarkan adalah Allah baik hati saja.
Beberapa dari Gereja dan pengajar hypergrace bahkan
menerbitkan Alkitab terjemahan baru (The Mirror
Bible) dimana ayat-ayat yang bertentangan dengan
paham mereka diganti atau ditulis ulang sedemikian
rupa sehingga mengusung pemahaman teologia
hypergrace, termasuk menghilangkan kalimat-kalimat
yang jelas menunjukkan kemurkaan Allah.
Sukacita Allah menjadi sukacita kita, dan di dalam hadiratNya ada sukacita. Mengenai hal ini terpapar luas di PL dan
PB.
Sejak awal dunia diciptakan pun Allah sudah menunjukkan
bahwa Ia memiliki emosi: bisa sukacita, bisa juga "in not
good mood". Dalam berbagai peristiwa TUHAN jelas
menunjukkan ketidaksukaan jika perintah, kehendak-Nya
dilanggar atau diabaikan.
Allah yang kita sembah adalah Allah yang baik, tetapi bukan
berarti Allah yang lembek. Kalau Dia marah, bukan berarti
kita langsung dibinasakan atau dihukum. Dia pasti akan
memberi teguran dan peringatan terlebih dahulu. Waktu kita
berbalik dan mendengarkan suara-Nya, Allah yang kasih itu
mengampuni, membersihkan dan memulihkan kita.
Gereja yang hanya menyatakan kemurkaan Allah dan tidak
atau sedikit menyatakan kebaikan Allah, juga adalah Gereja
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
19 Menolak pengajaran mengenai neraka. Neraka adalah
tempat orang yang tidak percaya saja, karena tidak
mungkin yang sudah percaya kepada Kristus menjadi
murtad.
Menekankan bahwa doktrin-doktrin dasar yang
diajarkan oleh Rasul Paulus hanya berbicara mengenai
kasih-karunia dan tidak berbicara mengenai
pertobatan.
yang sama salahnya dengan kelompok hypergrace.
Seluruh kitab yang diinspirasikan Roh Kudus dan ditulis
oleh Rasul Paulus adalah benar: ada kasih karunia tapi kita
juga perlu pertobatan. Malah justru Rasul Paulus yang
banyak menuliskan ayat-ayat mengenai pentingnya
pertobatan agar jangan sampai tertimpa murka Allah.
CATATAN TAMBAHAN:
Para pengajar hendaknya memahami dengan baik mengenai kasih Allah dan juga kemurkaan-Nya. Tidak boleh
kecenderungan lebih pada satu titik saja. Gagal dalam mengajar hal ini (berat sebelah), jemaat bisa memandang
pengajaran yang diutarakan sebagai legalistik atau hypergrace.
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
20 BAB
PANDANGAN HYPERGRACE
TANGGAPAN MICHAEL L.BROWN
11.
Marcion Revisited
Beberapa pengajar fanatik hypergrace menyayangkan
bahwa Gereja menyajikan Perjanjian Lama (PL) dan
Perjanjian Baru (PB) secara bersama-sama. Beberapa
bahkan merasa bahwa seharusnya PL tidak usah di
masukkan dalam Gereja.
Marcion adalah pengajar teologia yang berpengaruh di awal
abad 11 (tahun 1000-an) yang dinyatakan "heretic" atau
sesat oleh Gereja.
Meninjau kembali
Marcion
Orang yang hidup dalam hukum TUHAN atau
mengikuti pengajaran PL, hidupnya pasti tidak tenang
dan tidak bisa beristirahat dalam TUHAN.
Marcion dinyatakan sesat karena mengajarkan:
(1) Allah PL beda dengan Allah PB.
(2) Menolak penggunaan PL dalam pengajaran dan
kehidupan orang-orang percaya.
(3) Menolak sebagian besar dari PB, termasuk keempat Injil.
Membedakan antara Allah PL dan Allah PB sebagai
pribadi yang berbeda. Ini adalah pemahaman Marcion, Pengajaran Marcion-lah --entah disadari atau tidak-- yang
sebenarnya diusung dan dikembangkan oleh kelompok
yang jelas adalah penyesatan.
hypergrace. Jadi teologia hypergrace bukan sesuatu yang
baru, tetapi yang lama hanya saja disajikan sepertinya baru
("new reformation").
Pada bab ini, MLB menjelaskan secara teologis mengapa PL
dan PB tetap valid dan harus diajarkan kedua-duanya dalam
Gereja (1 Kor 10:1-12). Keduanya memiliki fungsi dan nilai
penting dalam kehidupan rohani orang-orang percaya.
Para Rasul (termasuk Paulus yang diklaim kelompok
hypergrace yang justru benar-benar hypergrace, padahal
tidak) termasuk TUHAN Yesus sendiri sering mengutip PL.
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
21 Jika hukum-hukum dalam PL tidak memberikan ketenangan
dan keteduhan, kitab Mazmur jelas banyak mencatat orangorang seperti Daud yang justru menemukan ketenangan dan
keteduhan dalam hukum-hukum Allah.
Kelompok hypergrace buta terhadap pernyataan diri Allah -Allah yang penuh kasih karunia-- yang telah dinyatakan
dalam Perjanjian Lama dan mencapai puncaknya dalam
pribadi dan karya keselamatan Yesus Kristus dalam
Perjanjian Baru.
CATATAN TAMBAHAN:
Pemahaman akan kebenaran Firman TUHAN secara lengkap dan kuat akan dapat mematahkan pemahaman dari
kelompok hypergrace. Ini harus jadi modal primer menghadapi pengajaran hypergrace.
Sejarah kekristenan menjadi modal sekunder yang baik bagi para pengajar yang sehat untuk meng-counter klaim dari
kelompok hypergrace bahwa apa yang mereka ajarkan adalah reformasi baru.
Mengutip Kebenaran + Kebohongan = Penyesatan
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
22 BAB
12.
The Law of The
Lord is Good
Hukum TUHAN itu
Baik
PANDANGAN HYPERGRACE
TANGGAPAN MICHAEL L.BROWN
Kelompok hypergrace setuju dengan statement di tabel
sebelah, tetapi lagi lagi membuat kesalahan dengan
menyatakan bahwa Hukum dari Allah buruk sama
sekali.
Fondasi kebenaran yang kita pegang adalah bahwa di dalam
Yesus, kita hidup dalam kasih karunia dan bukan hukum
(Rom 6:14), yang artinya kita tidak dalam condemnation
dari hukum (Roma 8:1-2). Kita dibenarkan oleh darah
Yesus dan hidup dalam kuasa dan kekuatan dari-Nya (Roma
6:4-11). Kasih karunia memungkinkan apa yang hukum
tidak bisa lakukan (Roma 8:3-4) dan dosa bukan lagi tuan
kita (Roma 6:14). Tidak ada orang yang bisa dibenarkan
oleh hukum (Roma 3:20, Gal 5:18). Paulus menguatkan
pengajaran ini diberbagai ayat lainnya.
Hukum apapun --termasuk hukum moral-- adalah
pelayanan kematian (ministry of death). Karena kita
sudah dibebaskan dari hukum, maka kita tidak perlu
lagi melakukan hukum Allah. Tinggal saja terus
dalam Hadirat-Nya, pasti Ia akan mengubahkan hidup
kita.
Kalau setiap kali diajarkan bagaimana caranya untuk
hidup sebagai anak-anak terang, kelompok hypergrace
selalu defensif dan berkata, "Kalian membuat orangorang menjadi terikat (bondage) kembali! Kalian
agamawi!"
Hukum Allah bukanlah dosa. Hukum Allah menunjukkan
ketidaksempurnaan manusia, sehingga manusia perlu
mencari Allah dan kasih karunia-Nya. Hukum Allah
menjadi standar untuk mendefinisikan akan "apa itu dosa".
Hukum Moral dari Allah tetap berlaku, bahkan setelah Salib
Kristus.
Apa yang disebut sebagai Christian Moral dalam
kelompok hypergrace adalah menolak mentah-mentah
10 Perintah Allah maupun pengajaran-pengajaran di
Perjanjian Baru tentang bagaimana seorang anak
TUHAN harus hidup.
Menjalankan Hukum sebagai upaya untuk mendapatkan
kasih karunia adalah salah. Namun menjalankan hukum
moral sebagai bagian dari mengerjakan keselamatan adalah
baik.
Memandang bahwa untuk membangun hubungan yang
Setelah Salib Kristus, Allah meletakkan hukum moral itu di
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
23 intim dengan TUHAN, tidak memerlukan ketaatan
untuk melakukan perintah-perintah-Nya.
dalam hati orang-orang yang percaya kepada-Nya (Ibrani
8:10, 10:16). Hukum ini sekarang dijalankan di dalam Roh
Kudus, yang membimbing dan mengarahkan kita dalam
kebenaran (Roma 8:1-4). Kita tetap menerima instruksi
bagaimana caranya hidup dalam Kristus (1 Tes 4:2).
Menyatakan bahwa Allah sebenarnya tidak ingin
memberi hukum, tapi ingin memberi kasih-karunia
saja (grace covenant). Tetapi karena Israel meminta
perjanjian hukum (law covenant) maka Allah
memberikan hukum. Jadi hukum adalah karena
permintaan manusia, bukan inisiatif Allah.
Boleh dan bisa menjalani kehendak dan perintah Bapa
adalah suatu kehormatan, bukan beban.
Menyatakan bahwa pelayanan-pelayanan besar di
masa lalu sudah berlalu masanya, karena mengajarkan
ministry of condemnation, tapi sekarang adalah era
dari ministry of righteousness yang akan membawa
kemuliaan lebih lagi dari era sebelumnya.
Orang yang cinta pada Allah, justru melakukan kehendak
Allah (Yohanes 14:15, 1 Yoh 3:24, 1 Yoh 2:3-4, 3:22, 5:2-3,
2 Yoh 6, 1 Kor 7:19).
Allah telah menunjukkan kasih karunia-Nya sejak PL, bukan
hanya di PB. Allah memberikan hukum bukan karena Israel
yang meminta, tetapi justru Ia berikan agar Ia bisa
menyatakan kasih-karunia-Nya (Kel 19:4-6, Ulg 7:7-12).
Bahkan di PL, Allah memberikan hukum-hukum-Nya,
bukan supaya membatasi interaksi hubungan antara diri-Nya
dengan Israel, tetapi justru agar orang-orang Israel bisa berinteraksi dengan diri-Nya. Kecacatan dan ketidakmengertian bangsa Israel-lah (atau manusia secara
umumnya) yang menjadi penghalang, bukan Hukum Allah
itu sendiri. Hukum Allah tidak salah karena yang
memberikan adalah Allah yang sempurna.
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
24 Hukum-hukum Allah-lah yang membedakan Israel dengan
bangsa-bangsa lain (Ulg 4:7-8, Maz 119).
Kristus menjadi manusia, tidak lain untuk menyempurnakan
manusia. Roh Kudus meletakkan hukum itu dalam diri
manusia, dan inilah yang membedakan antara orang-orang
percaya pada-Nya dengan yang tidak percaya pada-Nya (1
Yoh 5:2-3).
CATATAN TAMBAHAN:
Sayangnya memang banyak pengajar maupun pengkhotbah yang tidak bisa menjembatani dengan baik antara PL dan
PB. Padahal jika ini dilakukan, justru keindahan akan kasih dan rencana Allah akan lebih dirasakan dan dinyatakan.
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
25 BAB
13.
Why Are We
Running from the
Words of Jesus?
PANDANGAN HYPERGRACE
TANGGAPAN MICHAEL L.BROWN
Tema pengajaran yang umum diusung oleh kelompok
ini adalah: "Pengajaran Yesus adalah old covenant dan
bukan new covenant. Pengajaran Yesus bukan untuk
kita hari ini."
Kalau kita menamakan diri kita Kristen --pengikut Kristus-lalu mengapa justru meninggalkan ajaran-ajaran-Nya?
Mengapa kita berlari Paulus mengajar pemberitaan yang berbeda dengan
Yesus, tetapi untuk alasan yang baik: mereka hidup
dari perkataandalam covenant yang berbeda.
perkataan Yesus?
Pengajar/pengkhotbah yang sering mengutip Injil
Matius, Markus, Lukas dan Yohanes lupa bahwa
Yesus berbicara kepada orang-orang Yahudi yang
selama beratus-ratus tahun terpolusi oleh pengajaran
Perjanjian Lama.
Perjanjian Baru tidak di mulai dari kitab Matius atau
kitab lainnya. PB di mulai sejak darah Yesus
dicurahkan.
Menerapkan pengajaran Yesus dalam kehidupan
sehari-hari adalah hal yang berbahaya.
Meninggalkan pengajaran Yesus bukan saja kesalahan
secara teologis, tetapi melainkan kesalahan menyeluruh yang
amat sangat serius bagi orang-orang percaya.
Meninggalkan pengajaran Yesus justru akan berakibat:
dengan tenang mengacuhkan panggilan-Nya untuk
menyangkali diri dan pikul salib, ajaran-Nya yang berkata
kita adalah garam dan terang dunia, ajaran-Nya
meninggalkan segala sesuatu dan mengikutinya tidak
memberi pipi satu lagi dan mendoakan orang-orang yang
menganiaya kita, semua ajaran perumpamaanperumpamaan-Nya, ajaran-Nya bahwa akan ada upah
berdasarkan ketaatan kita, standar kekudusan yang Ia ajarkan
dalam Khotbah di Bukit, peringatan-Nya akan bahaya
keduniawian dan materialisme, bisa mengacuhkan
peringatan-Nya yang mendesak tentang neraka dan
penghukuman kekal, dan tentu acuh terhadap ajaran-Nya
yang berkata kalau kita tidak mengampuni maka Bapa pun
tidak akan mengampuni.
Semua perkataan Yesus sebelum Salib adalah old
Jika kelompok hypergrace menganggap pengajaran Yesus
covenant. Yang itu tidak perlu diikuti. Perkataan yang sebelum Salib sebagai old covenant maka mereka
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
26 sesudah Salib, itu yang diikuti.
seharusnya juga tidak bisa mengklaim kasih-karunia-Nya
dalam Yohanes 3:16.
Peringatan keras TUHAN Yesus di Matius 7:23
dianggap tidak berlaku bagi semua orang yang ada
dalam "grace".
Semua perkataan Yesus adalah roh dan hidup (Yoh 6:63,
6:68). Perkataan dan ajaran Yesus-lah yang membawa kita
pada hidup yang kekal (Yoh 4:14, 7:37-38, 20:31).
Melihat wanita dengan nafsu-pun (Mat 5:28) dianggap
hanya untuk orang Yahudi dan tidak berlaku bagi
orang-orang yang percaya karena sudah dalam "tidak
berdosa dan tidak bisa berdosa". Juga Yoh 15:6, Luk
9:23, 9:62
Gereja yang mengajar ajaran-ajaran Kristus untuk
hidup benar, termasuk peringatan-peringatan-Nya,
akan di-cap sebagai "performance-based system".
Seluruh Khotbah di Bukit (Matius 5-7) bukanlah untuk
Gereja. Malah semua orang percaya harus menjauhi
pengajaran ini karena hanya akan menjadi legalism
dan kesombongan rohani. Firman TUHAN harus
dipisah-pisahkan untuk mengerti apa yang sebenarnya
Yesus hendak ajarkan.
Sekalipun pengajaran Yesus adalah baik dan bagus,
tetapi dianggap bahwa pengajaran-Nya ada dibawah
Hukum, sementara Gereja kini ada dibawah kasihkarunia.
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Yesus dan Paulus mengajarkan hal yang sama.
Yesus sendiri yang menegaskan bahwa era Perjanjian Lama
berakhir dengan Yohanes Pembaptis (Mat 11:13). Sesudah
Yohanes Pembaptis --artinya sekarang adalah Yesus Kristus- maka disebut era Perjanjian Baru (Luk 16:16). Melalui dan
dalam Yesus Kristus-lah, kasih-karunia Allah dinyatakan:
pengajaran-Nya (Yoh 15:8-11, 1 Yoh 2:3-5, 3:21-24, 5:2-3)
dan tentu Salib-Nya.
Argumentasi bahwa Yesus hanya berbicara untuk orangorang Yahudi saja, sudah tidak masuk akal, karena:
(1) Untuk apa lalu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes
bersusah payah menulis kitab-kitab ini kalau memang hanya
untuk Yahudi pada zaman Yesus masih di dunia? Justru
mereka bersusah payah --dan bahkan generasi-demi-generasi
sampai mencucurkan darah untuk mempertahankan Injil dari
pihak-pihak yang membencinya-- agar semua orang
mendapatkan kabar baik: Yesus dan semua pengajaran-Nya.
(2) Rasul-rasul, termasuk Paulus, mengutip perkataan-
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
27 Mengenai Injil:
(1) Yesus bukanlah pengkhotbah kasih-karunia tetapi
lebih cenderung pengkhotbah hukum yang memakai
steroid (berapi-api).
(2) Injil bukanlah Matius, Markus, Lukas, Yohanes
tetapi Injil adalah berita kasih karunia.
(3) Yakobus tidak memiliki perwahyuan yang lengkap
akan kasih-karunia, sehingga kitabnya hanyalah
pedoman "hidup-transisi" bagi orang-orang Yahudi
yang menjadi Kristen.
(4) Hanya Paulus yang mengerti dan mendapatkan
perwahyuan yang sesungguhnya tentang kasih-karunia.
perkataan pengajaran Yesus.
(3) Roh Kudus dicurahkan pun salah satunya agar membantu
kita mengingat semua yang telah Yesus ajarkan (Yoh 14:26).
(4) Yesus sendiri berkata bawah langit dan bumi akan
lenyap, tetapi Firman-Nya --yaitu perkataan Yesus-- akan
tinggal tetap (Mat 24:35, Mar 13:31, Luk 21:33).
Theological statement:
If the words of Jesus challenge something I believe or
challenge the way I live, the problem is not with Jesus. The
problem is with me.
= Apabila perkataan-perkataan Yesus menantang apa yang
saya percayai atau menantang/menegur hidup yang saya
jalani, maka persoalannya bukanlah dengan Yesus.
Persoalan/masalahnya ada pada saya.
Ingatlah, bahwa Amanat Agung dari TUHAN Yesus dalam
Matius 28:19-20 jelas berkata untuk kita memuridkan dan
mengajar semua yang telah Ia perintahkan kepada kita. Ini
juga artinya, jika kita sampai tidak mengajar dengan lengkap
apa yang Yesus ajarkan atau menghindar dari implikasi
pengajaran-Nya, kita tidak bisa menjadi Murid yang benar.
Peringatan keras dari Yesus bagi orang-orang yang
malu/menolak akan diri-Nya dan perkataan/ajaran-Nya
tercantum dalam Lukas 9:26 --akan ditolak juga di hadapan
Bapa di Sorga.
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
28 BAB
14.
The New Gnostic
Gnostic yang Baru
PANDANGAN HYPERGRACE
TANGGAPAN MICHAEL L.BROWN
Tidak menyadari bahwa konsekuensi dari teologia
hypergrace yang mereka percaya, membawa beberapa
pengajar semakin jauh dari doktrin-doktrin dasar
kekristenan dan menjadi kesesatan penuh.
Gnostic adalah kepercayaan bahwa dunia material adalah
jahat, sedemikian rupa sehingga mereka meng-klaim bahwa
Allah di Perjanjian Lama adalah allah yang lebih kecil,
pribadi kecil yang memancar dari YHWH, yang disebut
Demiurge. Kelompok Gnostic percaya bahwa pribadi roh
tidak bisa berinteraksi dengan dunia materi, sehingga pasti
ada allah-kedua yang menciptakan alam semesta.
Pandangan Gnostic tidak percaya Yesus adalah anak Allah
Bapa, dan Allah Anak itu sendiri adalah roh yang masuk ke
dalam tubuh Yesus dan meninggalkan tubuh Yesus sehingga
yang disalibkan hanya tubuh manusia saja.
Seperti pengajar hypergrace umumnya, mereka selalu
salah meng-interpretasi 1 Yohanes 1:9 dengan
mengatakan bahwa itu adalah para pengikut Gnostic
(padahal Gnostic baru akan muncul jauh sesudah 1
Yohanes ditulis).
Sekalipun minum cawan dari roh jahat dan juga cawan
dari TUHAN, itu tidak akan mengganggu communion
kita dengan TUHAN.
Memutar-balikkan kebenaran mengenai pentingnya
menjaga hubungan dengan Bapa --seperti
perumpamaan kisah Anak yang Hilang-- sedemikian
rupa sehingga out-of-context semata-mata untuk
menjelaskan bahwa tidak mungkin relationship,
fellowship dan communion dengan Bapa terputus.
Pengajaran yang berkata bahwa dosa dapat mendiskualifikasi kita untuk dapat digunakan oleh
TUHAN, dipandang sebagai suatu kebohongan dan
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Gnostic percaya bahwa keselamatan datang dari pencerahan
khusus (special illumination) dan bukan karena adanya
hubungan yang benar (right relationship) dengan Allah.
MLB menjelaskan bahwa:
(1) Kelompok hypergrace bukanlah Gnostic.
(2) Namun demikian ada beberapa pengajar hypergrace yang
tanpa sadar atau sadar menyebar benih Gnostic dalam
pengajaran mereka.
(3) Beberapa yang awalnya memulai kegerakan hypergrace
bahkan sudah jatuh ke dalam penyesatan penuh, sangat mirip
dengan paham Gnosticism.
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
29 merupakan upaya untuk menjerat kita dalam
keterikatan.
Beberapa pengajar ekstrem hypergrace bahkan
mengajar bahwa kalau kita berdosa, maka itu adalah
tubuh kita yang berdosa, tapi roh/jiwa tidak karena
sudah tidak bisa berdosa oleh karena "grace". Jadi
hanya tubuh saja yang berdosa. Pandangan ini sudah
jelas mengarah ke gnosticism.
Dengan berani mengutip Ibr 10:17, Rom 8:9, 1 Yoh
3:9, 5:18, 2 Kor 5:16, Rom 4:8, 2 Kor 5:19 sebagai
pembenaran bahwa kalau tubuh berbuat dosa, itu
karena memang tubuh tidak sempurna. Tetapi Allah
mengerti bahwa roh dan jiwa kita tetap sempurna,
hanya saja sedang berada dalam tubuh yang tidak
sempurna sehingga ada kebutuhan-kebutuhan tubuh
yang perlu dipenuhi; ini tidak akan merusak hubungan
dengan Allah.
Kalaupun ada hukuman, yang dihukum/binasakan
hanyalah tubuh. Tapi "essensi" utama seseorang yaitu
roh dan jiwanya tetap selamat, karena roh dan jiwa
sudah tidak lagi berdosa oleh karena keselamatan dari
Kristus.
"Tuhan engkau tahu itu bukan aku. Itu hanya tubuhku.
Jiwa dan roh-ku sempurna di hadapan-Mu."
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Hypergrace, bisa saja jatuh kepada Gnosticism karena tidak
mementingkan relationship dengan TUHAN, tetapi hanya
positional saja. Sementara Alkitab menekankan pentingnya
fellowship atau communion (Koinonia) dengan TUHAN dan
jangan sampai kita merusaknya.
Hal-hal yang bisa merusak communion dengan Allah jelas
tertera dalam Alkitab: 1 Kor 6:15-18, 10:21-22, dll.
2 Kor 6:14-16 jelas menyatakan bahwa gelap dan terang
tidak bisa bersatu. Namun kelompok hypergrace --dengan
pemahaman teologi mereka-- mengatakan itu bisa saja dan
tidak akan merusak hubungan dengan Allah.
TUHAN melihat dan berurusan dengan keseluruhan pribadi
seseorang: tubuh, jiwa dan roh. Utuh dan bukan pemisahmisahan. Itulah makanya proses pendewasaan juga
berurusan pada ketiga aspek tersebut (2 Kor 6:14-7:1)
Jika kita benar-benar sempurna dan tidak bisa berdosa,
faktanya kita masih bisa melakukan dosa, bukan? Itulah
sebabnya Firman TUHAN penuh dengan pengajaran dan
perintah karena kita rentan terhadap dosa.
Pemisah-misahan antara "tubuh yang berdosa, tapi roh tidak"
bisa memiliki konsekuensi yang fatal. Beberapa "Gembala
muda" bahkan memberikan Doa Berkat dengan menyelipkan
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
30 bahasa-bahasa kasar (catatan: FSNW-word) di dalamnya.
Argumentasi mereka, kan hanya bibir yang berbicara, bukan
roh.
Sekalipun banyak teolog-teolog hypergrace selalu
mengajarkan bahwa hidup dalam kasih karunia
bukanlah izin untuk berbuat dosa, bagaimanapun
konsekuensi dari pengajaran yang mereka bagikan
akan membawa orang-orang yang percaya pada
teologia hypergrace justru untuk berbuat dosa.
Konsekuensi dari pengertian hypergrace seperti ini akan
membawa kepada pengertian bahwa kelakuan seksual yang
menyimpang-pun sudah ditebus oleh Kristus dan karenanya
tidak menjadi masalah.
Meng-klaim bahwa teguran dalam 1 Yoh 3:6,9 adalah
untuk mereka yang belum percaya dan bukan untuk
orang-orang Kristen, padahal justru ayat itu untuk
menegur orang-orang percaya yang masih terikat
hidup duniawi.
Beberapa pengajar hypergrace meng-klaim kita hidup
dalam keadaan tanpa pencobaan, sehingga dengan
demikian menolak 1 Kor 10:13. Kalau kita masih
bergumul dengan pencobaan artinya kita belum benarbenar dalam "grace".
Mayoritas dari para pengajar hypergrace menentang
kelakuan buruk seperti Doa Berkat yang diisi kata-kata
sampah atau pembenaran kelakuan seksual menyimpang,
namun mereka sendiri pun terdiam ketika diperhadapkan
pada konsekuensi dari ajaran hypergrace mereka sendiri.
Satu-satunya pembelaan para pengajar-pengajar hypergrace
ini adalah bahwa orang-orang itu (tsb diatas) belum benarbenar lahir baru.
Kitab Yudas memberikan peringatan keras akan guru-guru
palsu dan penyesat-penyesat di akhir zaman.
Gereja perlu mengajar kasih karunia --grace-- yang
Alkitabiah, bukan yang dicampur-aduk, bukan yang
ditambah-tambah, bukan yang dilebih-lebihkan, bukan yang
diselewengkan. Grace/Kasih Karunia adalah hal indah,
kudus, megah, penuh kuasa, dan mengubahkan hidup.
Mengubahkan arti sesungguhnya dari Grace dapat berakibat
fatal.
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
31 BAB
PANDANGAN HYPERGRACE
TANGGAPAN MICHAEL L.BROWN
15.
Karya Salib Kristus adalah sempurna. Percaya saja.
The Finished Work Semua kewajiban "kerja" kita sudah dibayarkan
sempurna di atas kayu salib. Jadi tidak perlu "kerja"
of the Cross
lagi. Ini tema teologi yang diusung kuat oleh para
pengajar hypergrace.
Karya Salib yang
telah diselesaikan
Tidak memahami bahwa Keselamatan (salvation)
dengan tuntas
adalah satu paket rencana Allah mulai dari Penciptaan
hingga Kekekalan di sorga, bukan hanya di Salib saja.
Allah bergerak di dalam dan melalui kita, itu artinya kita pun
lakukan bagian kita (Fil 2:12-13).
Beberapa teolog hypergrace bahkan mengusung
pengertian universalism, yaitu bahwa kasih karunia
pada akhirnya akan menyelamatkan semua orang.
Kasih karunia bukanlah kasih karunia kalau tidak
sampai semua orang (bahkan percaya iblis juga)
diselamatkan.
Statement bahwa semua yang kita butuhkan sudah Allah
sediakan tuntas di Kayu Salib (kesembuhan, mujizat, dst)
sehingga tidak perlu lagi diberikan kepada kita, adalah
pengajaran yang salah. (Kis 9:34, Tit 3:5-7, Ibr 7:25, Yak
5:15, 1 Yoh 5:16).
Karena Salib Kristus sempurna, maka Ia tidak usah
membuat pengampunan, mujizat, kesembuhan bahkan
memberkati berlimpah orang-orang, karena semua itu
sudah tuntas sempurna Ia berikan di Salib-Nya.
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Menerima Kristus secara pribadi haruslah pertama sebagai
TUHAN dan barulah Juruselamat. Ingatlah bahwa TUHAN
menyelamatkan kita dari dosa, bukan menyelamatkan kita
dalam dosa. Menyelamatkan kita dari dosa artinya
memberikan otoritas utama dalam hidup kita kepada Kristus
yang adalah TUHAN. Sesudah itu, kita harus hidup dalam
rencana Allah (Efs 2:10) dengan menggunakan tubuh kita
untuk memuliakan Dia (1 Kor 6:19-20).
Kata "Sudah selesai" atau "It Is Finished" dalam Yoh 19:30
merujuk bukan pada tuntas, tetapi Yesus telah menggenapi
Firman Allah. Penjelasan ayat 30 jelas ada di ayat 28.
Dalam bahasa Aramaic juga diartikan "sudah dibayar penuh
dimuka." Yesus menang. Haleluya. Keselamatan, mujizat,
berkat, kesembuhan sudah Ia bayar dan kini tersedia untuk
kita.
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
32 Penting bagi para pengajar dan pengkhotbah untuk
mengajarkan berita mengenai Salib Kristus dengan benar.
Inilah kabar baik, bukti kemuliaan dan kasih Allah yang luar
biasa dan pusat dari iman kita. Apa yang Kristus lakukan di
Salib adalah sesuatu yang sangat mulia dan berharga. Sikap
kita hendaklah seperti Paulus yang berkata dalam Galatia
6:14 bahwa tidak ada alasan bagi dia untuk bermegah (boast)
kecuali karena Salib Kristus. Biarlah ini menjadi yang kita
megahkan juga dalam hidup kita.
Appendix
Once Saved,
Always Saved?
Sekali Selamat,
Tetap Selamat?
Ada 3 (tiga) pendapat mengenai kemungkinan seorang anak TUHAN meninggalkan atau melepaskan keselamatannya.
1. Pengajaran yang umum disebut OSAS (Once Saved, Always Saved) yang menyatakan kalau engkau benar
selamat, apapun yang kau lakukan tidak akan membuat engkau kehilangan keselamatan. Dosa mungkin bisa
mempersingkat hidupmu di bumi, tetapi tidak menghilangkan keselamatanmu.
2. Pengajaran yang disebut Ketekunan Orang-orang Kudus (Perseverance of the saints) yang menyatakan bahwa
orang percaya yang benar tidak akan pernah berpaling dari TUHAN, sehingga kalau sampai meninggalkan
bahkan menolak TUHAN, artinya belum pernah benar-benar diselamatkan.
3. Pengajaran yang menyatakan bahwa orang percaya dapat memilih untuk murtad, menolak kasih karunia
TUHAN dan meninggalkan keselamatan.
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
33 Masing-masing pendapat diatas juga dilengkapi dengan ayat-ayat Alkitab sebagai dasar argumen. Secara naluriah,
para penganut hypergrace akan memilih pendapat No.1 dan sebagian lagi pendapat No.2. Ironisnya, apapun
pilihannya, tetap saja artinya harus ada bagian dari si pelaku untuk melakukan bagiannya. Ini yang justru
bertentangan dengan teologi yang diusung kelompok hypergrace.
Ingatlah, bahwa Janji Allah adalah untuk mereka yang percaya, yaitu mereka yang mau mengikut TUHAN dan yang
menjadikan hidupnya milik TUHAN. Janji Allah bukan untuk mereka yang memilih untuk terus berdosa dan menolak
kedaulatan-Nya. Tidak ada ayat satu pun dalam Alkitab --benar-benar tidak ada!-- yang menjanjikan keselamatan
kekal bagi yang menolak Dia, memberontak terhadap Dia. Dengan kata lain point No.1 tidak benar.
Sebaliknya, kita bisa menemukan banyak ayat yang menjanjikan kasih dan pengampunan kepada siapapun yang mau
berbalik kepada Allah. Puji TUHAN! Namun ingatlah, janji ini hanya diberikan kepada domba-domba Kristus, yang
mengenal suara-Nya (Yohanes 10:27), bukan yang menolak mendengar suara-Nya. Pengertian ini membuat No.2 dan
No.3 bisa saja benar, tetapi yang jelas No.1 tidak bisa.
Jika engkau menaruh percaya kepada TUHAN dan rindu untuk melayani Dia, maka Ia memberikan jaminan pasti
bahwa Ia tidak akan meninggalkanmu dan menjagamu sampai akhirnya dan berjanji tidak akan ada yang dapat
memisahkanmu dari kasih-Nya. Bersandarlah pada-Nya! He is the Author and Finisher of your faith!
Tetapi jika engkau percaya bahwa karena engkau sudah diselamatkan -- dan karenanya sekalipun saat engkau menolak
dia dan tetapi hidup dalam dosa, tanpa pertobatan-- selamanya akan tetap selamat, maka engkau telah menipu dirimu
sendiri dan berada dalam bahaya berada dalam Penghakiman/Penghukuman Allah! (Mat 24:4-5, 1 Kor 6:9-10).
Selama masih ada waktu untuk bertobat dan berbalik, lakukanlah. Kuasa darah Yesus tidak pernah kehilangan
kuasanya untuk membersihkan dosa dari orang-orang yang bertobat dan berbalik kembali kepada Dia.
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
GBI GATOT SUBROTO
Summary "Hyper-Grace: Exposing The Dangers of hte Modern Grace Message"
34 
Download