1 AKTIFITAS DAKWAH DI PERUSAHAAN GEMA

advertisement
AKTIFITAS DAKWAH DI PERUSAHAAN GEMA INSANI PRESS (GIP)
(Analisis Pengajian Bulanan Karyawan GIP)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh
CHAERUL MIFTAH
NIM 104051001745
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
1429 H. /2008 M
1
AKTIFITAS DAKWAH DI PERUSAHAAN GEMA INSANI PRESS (GIP)
(Analisis Pengajian Bulanan Karyawan GIP)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh
CHAERUL MIFTAH
NIM 104051001745
Di Bawah Bimbingan
Drs. Jumroni. M.si
NIP 150254959
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
1429 H. /2008 M
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI …………………………………………………..
i
KATA PENGANTAR …………………………………………
ii
ABSTRAK ..................................................................................
iii
BAB I PEDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………... 1
B. Perumusan Masalah………………………………….. 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………… 7
D. Metodologi Penelitian ……………………………….. 8
E. Sistematika Penulisan ……………………………….. 10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Dakwah ………………………………….
11
B. Unsur – unsur Dakwah ………………………………. 18
C. Pengertian Aktifitas Dakwah ………………………… 34
BAB III SEKILAS TENTANG GEMA INSANI PRESS
A. Latar Belakang Berdiri ................................................. 36
B. Tujuan Bedirinya GIP .................................................. 38
C. Prestasi dan Pruduk GIP .............................................. 39
D. Kegiatan Dakwah GIP ................................................. 40
3
BAB IV AKTIFITAS DAKWAH GIP
A. Aktifitas Dakwah Perusahaan GIP ...........................
41
B. Aktifitas Pengajian Bulanan Karyawan ........................ 43
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................
57
B. Saran-Saran .................................................................
60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
4
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Segala puji dan sukur hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan dalam proses pembuatan skripsi ini.
Shalawat dan salam sejahtera semoga terlimpah curahkan kepada Baginda
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Dinul Islam sebagai jalan
hidup bagi seluruh umat manusia.
Selama dalam perkuliahan dan penulisan ini penulis mendapat banyak
bimbingan dari berbagai prihal. Dengan segala kerendahan hati, penulis
menghanturkan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. DR. H. Murodi, M.A., Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Syarief Hidayatullah Jakarta, beserta segenap pembantu Dekan.
2. Drs. Wahidin Saputra, M.A., dan Ibu Umi Musyarofah, M.A., Ketua dan
Sekertaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam yang memberikan
Motifasi kepada penulis.
3. Drs Jumroni, M.si., dosen pembimbing skripsi, yang telah memberikan
banyak Ilmu dan meluangkan waktunya, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
4. Bapak Nuim Hidayat Kepala Bagian Penerbitan Umum Gema Insani
Press, yang telah membantu penulis untuk mendapatkan data dan
informasi yang penulis butuhkan.
5. Bapak Andi Supriyatna Staf Sumber Daya Manusia, Perusahan GIP yang
telah memberikan waktunya dan tenaga nya untuk penulis.
5
6. Seluruh dosen dan Karyawan Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang
telah memberikan banyak ilmu pada penulis.
7. Bapak yang saya cintai, semoga diterima disisi Allah SWT, dan
dimasukkan kedalam surga Allah.. Ibu saya yang sangat saya cintai yang
telah membantu baik moril dan materil.
8. Seluruh keluarga besar H Djuhri dan Hanafie H.S. Parung Bogor, yang
telah memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini, semoga
Allah memberikan yang terbaik dalam hidupnya.
9. Sahabatku yang terbaik yang tergabung dalam kelas KPI A angkatan 2004,
dan semua pihak yang tidak dapay disebitkan satu persatu yang telah
membantu penulis dan memberikan semangat sehingga terselesaikan skrisi
ini
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT peneliti serahkan semua ini, semoga
bantuan dari semua pihak dapat dijadikan amal shaleh disisi Allah SWT, dan
harapan penulis mudah-mudahan karya ilmiah yang sederhana in dapat
menjadi ilmu yang bermanfaat untuk mengambangkan ilmu pengetahuan
terutama Dakwah dan Komunikasi.
6
ABSTRAK
AKTIFITAS DAKWAH DI PERUSAHAAN
GEMA INSANI PRESS (GIP)
Dakwah tidak hanya terbatas pada akifitas lisan semata, akan tetapi
dakwah dapat dilakukan oleh institusi atau perusahaan yang mencakup mencakup
seluruh aktifitas lisan dan perbuatan salah satu perusahaan yang kerap melakukan
aktifitas dakwah adalah perusahan penerbitan Gema Insani Press (GIP)
Aktifitas dakwah apa aja yang dilakukan oleh GIP? Bagaimana pelaksanaan
pengajian bulanan karyawan?
Gema Insani sebagai wadah dan payung untuk dijadikan cover aktivitas
kesehariannya. Dari buku pertama berjudul "Perang Afghanistan", kini
alhamdulillah telah menerbitkan buku dengan tidak kurang dari 1000 judul buku
yang meliputi Akidah, Syari'ah, Syakhsiyah, tidak hanya buku-buku Islam yang
kerpa di terbitkan, berbagai kegiatan dakwah kerpa dilakukan oleh GIP.
Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode penelitian
Kualitatif yaitu penelitian yang menggambarkan kegiatan-kegiatan atau aktifitas
keseluruhan terutama aktifitas dakwah yang dilakukan oleh karywaan, dalam
menganalisis data penuis menggunakan metode deskriptis analitik yanitu dengan
menggambarkan hasil-hasil yang dietmukan dari objek penelitian yang kemudian
dijadikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini adalah, ternyata aktifitas dakwah yang dilakukan
oleh GIP terdiri dari dua bagaian yaitu aktifitas dakwah didalam dan diluar
perusahaan, masing-masing aktifitas memeiliki metode dan materi yang berbeda.
Dengan demikian selain GIP menerbitkann buku-buku Islami GIP juga
melakukan aktifitas dakwah berupa seminar, kajian Islam, dan beberapa aktifitas
dakwah lainnya. Kedudukan dakwah dalam perusahaan GIP merupakan kegitan
Non formal perusahaan dan tidak berpengaruh terhadap prestasi karywan di
perusahaan.
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring perkembangan zaman, berkembang pula dakwah Islam hal ini
ditandai dengan maraknya metode, materi dan pelaku dakwah yang dapat bersaing
dengan perkembangan zaman, dewasa ini, perjalanan dakwah di Indonesia dalam
batas-batas tertentu telah mengalami banyak kemajuan dan kesuksesan. Para da’i
sudah banyak yang memasuki wilayah-wilayah strategis dalam berbagai lapangan
kehidupan. Dakwah sekarang ini sudah memasuki, fase di mana dakwah mulai
tampil dan mengembangkan aktivitasnya di berbagai macam lembaga, baik
lembaga keagamaan, pendidikian, sosial, ekonomi maupun politik. Bahkan
dengan eksisnya beberapa partai Islam di pentas nasional, dakwah telah memasuk,
fase mengelola negara.1
Apabila ajaran Islam yang mencakup segenap aspek kehidupan itu dijadikan
sebagai pedoman hidup dan dilaksanakan dengan konsisten, maka akan tejalin
kedamaian dan kesejahteraan bagi seluruh umat, hal tersebut tidak hanya
berdampak di dunia akan tetapi berpengaruh pada kelangsungan kita di akhirat.
Salah satu usah yang kongkret dalam penyebaran Islam dan realisasinya terhadap
ajarannya adalah melalui dakwah.
Dakwah merupakan suatu yang penting dalam Islam, segala usaha untuk
mengIslamkan umat Islam dan umat lain yang bersentuhan langsung dengan
kehidupan dan tidak terlepas dari ajaran-ajaran Islam (Syariat Islam) merupakan
kegiatan dakwah.
1
www.dakwatuna.com. Senin 4 Agustus 2008.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertina Dakwah
Secara etimologis (bahasa), kata dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu
(da’a, du,aan), yang berarti memanggil , menanamkan, mengundang.2 Sedangkan
orang yang melakukan seruan atau ajakan tersebut dikenal dengan da’i yaitu
orang yang menyeru. Dengan demikian, secara terminologi pengertian dakwah itu
merupakan suatu proses penyampaian pesan-pesan tertentu yang berupa ajaran
atau seruan dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut.3
Difinisi dakwah dalam Islam yang diberikan Oleh Prof . Thoha Omar
MA., yang dikutip oleh Toto Tasmara dalam bukunya Komunikasi dakwah, yaitu
mengajak manusia dengan cara bijakasana kepada jalan yang benar denga
perintah Tuhan, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan
akhirat4
Dakwah dapat diartika sebagai sisi positif dari ajakan untuk menuju
keselamatan dunia akhirat. Sedangkan menurut istilah para ulama memberikan
definisi dakwah bermacam-macam, antara lain.
1. Syekh Ali Makhfudh dlam kitabnya Hidayatul Mursyidin, mangatakan
dakwah adalah ” mendorong manusia untuk berbuat kebaikan dan
mengikuti petunjuk (agama), menyeru mereka kepada kebaikan dan
mencegah mereka dari perbuatan munkar agar memperoleh kebahagiaan
dunia dan akhirat5
3
4
5
Abd Maliki Bin Nuh, Oemar Bakry, Kamus Arab-Indonesia Indonesia Arab, (Jakarta :
Mutiara, 1983), hlm 105
Toto Tasmara, Komunikasi dakwah,(Jakarta : Gaga Media Pratama,1997), hlm 31
Ibid,hlm 32
Syekh Ali Mahfuzh, Hidayatul al- Mursyidin ila Thuruq al-wazi wa al –khitab ( Beritu, Dar
al – Marifat t.t) hlm. 17
9
2. HSM. Nasrudin Latif mendefinisikan dakwah: ”Setiap usah aktifitas
dengan tulisan maupun lisan yang bersifat menyeru, mengajak,
memenggil manusia lainnya untuk beriman dan mentaati Allah SWT
sesuai dengan garis-garis Aqidah dan Syariat Akhlak Islamiya6
3. Abu Bakar Atjeh dalam bukunya,beberapa Catatan Mengenai Dakwah
Islam, mengatakan ”dakwah adalah seruan kepada seluruh umat manusia
untuk kembali pada ajaran hidup sepanjang ajaran Allah SWT yang benar,
dilakukan denga penuh kebijaksanaan dan nasihat yang baik7
4. Masdar Helmy mengatakan bahwa dakwah adalah,” mengajak dan
menggerakkan manusia agar mentaati ajaran-ajaran Allah (Islam)
termasuk amar ma`’ruf nahi munkar untuk bisa memperoleh kebahagiaan
di dunia dan akhirat8
Setelah mengatahui berbagai makna kata dalam dakwah menurut bahasa dan
istilah , maka yang menjadi fokus bahasan dalam tulisan ini adalah dakwah dalam
arti menghajak dan menyeru. Sebenarnya masih banyak lagi difinisi dakwah yang
dikemukakan oleh par ulama yang lain, akan tetapi beberapa difinisi diatas sudah
dapat memberikan gambaran difinisi mengenai dakwah.
Selain difinisi yang dikemukan diatas dalam Al Quran juga banyak disebut
tentang pengertian dakwah, salah satu diantaranya dalm surat An Nahl 125
☺
☺
☺
☺
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
6
7
8
Nasarudin Latif,Teori dan praktik dakwah Islamiah, ( Jakarta : Firma Dara) hlm.11
Abu Bakar Atjeh, Beberapa Catatn Mengenai dakwah Islam, (Semarang : Romadoni, 1971),
hlm 6
Masdar Helmi, Dakwah dalam Alam Pembangunan, (Semarang : CV Toha Putra ) Hlm 31
10
dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
dialah
yang
lebih
mengetahui
orang-orang
yang
mendapat
petunjuk.
(Q.S. An Hahl :125)
Ayat diatas
menerangkan bahwa dakwah merupakan perbuatan yang
sangat penting, karena dalam ayat tersebut terdapat kata Serulah, maka umat
manusia diperintahkan diperintahkan untuk menyeru, menyebarkan, mengajak,
memberikan pengetahuan pada orang lain tentang ajaran-ajaran Islam, meluruskan
perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari ajaran-ajaran Islam.
Dari uraian diatas dapat dipahami juga bahwa dakwah secara general berarti
upaya pembebesan umat manusia secara fundamental, yaitu aktualisasi teologis
( iman yang dimanifestasikan dalam sistem kegiatan teratur dalam bidang sosila
kemasyarakatan). Kondisi yang dilaksanakan secara teratur untuk mengetahui cara
merasa, berfikir, bertindak pada dataran kenyataan individual dan sosial cultural
dalam rangka mewujutkan ajaran Islam dalam semua segi kehidupan9
B Unsur-unsur Dakwah
Untuk dapat memahami apa yang dimaksud denga dakwah, maka selain
beberapa difinisi dakwah yang telah diuraikan diatas, ada bebarapa unsur dakwah
yang akan diuraikan guna memberikan pemahaman yang lebih baik lagi tentang
dakwah. Diantaranya unsur-unsur yang terdapat dalam dakwah adalah subjek
dakwah, objek dakwah, materi dakwah, metode dakwah, serta tujuan dakwah.
Berikut adalah penjelaskan mengenai unsur-unsur dakwah tersebut.
a. Tujuan Dakwah
9
Amrullah Ahmad, dakwah Islam dan Perubahan Sosial, ( Yogyakarta : PLP2M, 1985) hlm.5
11
Suatu aktifitas atau, usaha dan kegiatan memiliki tujuan, tujuan dapat
diartikan sebagai salah satu yang ini dicapai dalam kadar tetentu dengan segala
usaha yang dilakukan, tujuan proses dakwah merupakan penentu sasaran strategis
dan langkah-langkah operasional dakwah selanjutnya. Dakwah memiliki empat
batasan yaitu hal yang hendak dicapai, jumlah atau kadar yang diinginkan,
kejelasan yangingini dicapai dan ingin di tuju.10
Dakwah merupakan rangkaian kegiatan atau proses, dalam rangka
mencapai tujuan tertentu. Tujuan ini dimaksudkan pemberi arah atau pedoman
bagi gerak atau langkah aktifitas dakwah, sebeb tanpa tujuan yang jelas seluruh
aktifitas dakwah akan sia-sia.
Apabila ditinjau dari segi pendekatan sistem (sistem Approach) tujuan
dakwah merupakan salah satu unsur dakwah, dimana dakwah mempengaruhi,
berhubungan (sama pentingnya)11
Tujuan dakwah dapat juga diartikan mengaktualisasikan nilai-nilai ajaran
Islam
kedalam
kehidupan
sehari-hari
secara
pribadi,
keluarga
dan
kemasyarakatan, sehingga tercapi umat yang sejahtera lahir dan bathin, bahagia di
dunia dan akhitat12
Menurut H Sukiryanto tujuan dakwah adalah mempertemukan kembali
fitrah manusia dengan agama atau menyadarkan manusia supaya mengakui
kebenaran Islam dan mau untuk mengemalkan ajaran Islam, sehingga menjadi
10
11
12
Muhammad Sayyid Al Wakil,Prinsip dan Kode ettik Dakwah,(Jakarta : Akademi
Prassindo,2002),hlm 8-9
Asmuni Syukir,Dasar-Dasar Strategis Dakwah,(Surabaya : Al Ikhlas, 1983),hlm 49
Mahmudis,Manajemen Dakwah rosulullah,(Jakarta: Restu Ilahi. 2004)hlm 10
12
orang yang baik, menjadi ornag yang baik berarti menyelamatkan orang dari
kesesatan, dari kebodohan dan kemiskinan13
Menurut M. Arifin dalam bukunya Psikologi Dakwah menyebutkan
bahwa ”tujuan dakwah adalah menumbuhkan pengertian, kesadaran, penghayatan
dan pengamalan ajarana yang dibawa oleh juru dakwah atau penerang agama14
Sedangaka
Toto
Tasmara
dalam
bukunya
Komunikasi
Dakwah
berpendapat bahwa ” Tujuan dakwah adalah untuk menegagkan ajaran agama
kepada setiap insani baik individu maupaun masyarakat sehingga awam tersebut
mampu mendorong suatu perbuatan yang sesuai dengan ajaran Islam” 15
Jika kita pahami lebih dalam, setiap kegiatan atau aktifitas pastinya
memiliki tujuan dengan demikina dakwah juga memiliki beberapa tujuan yaitu:
•
Menunaikan Amanat
•
Menegagkan Hujjah dan dalil-dali kebenaran
•
Menyelamatkan umat dari kehancuraan
Ketika menunaikan amat dakwah tersebut sebagaimana pula menegagkan
hujjah terhadap manusia, para aktifis dakwah juga harus mempersembahkan dan
memberikan pelayanan yang baik kepada umat dan menggaulinya dengan
pergaulan yang baik pula, karena tujuan mereka berdakwah ialah menyelamatkan
mereka dari skehancuran, membimbing mereka dari kesalahan kepada kebenaran
dan kejayaan di dunia dan akhirat16
Secara operasional Syekh Ali Mahfudz merumuskan tujuan dakwah sebagai
berikut;
13
14
15
16
Andy Dermawan , Dkk,Metofologi Ilmu Dakwah,(Yogyakarta: LESFI,2002),hlm8
H.M.Arifin,Psikologi Dakwah,(Jakarta : Bumi Aksara,1997), hlm.4
Toto Tasmara,Op Cit hlm 47
Muhammad Sayyid Al Wakil.Op Cit. hlm 103-105
13
•
Menyiarkan tuntunan Islam, membentuk aqidah dan meluruskan
arah perbuatan manusia, terutama budi pekerti.
• Memindahkan Hati dari keadaan buruk kepada keadaa yang lebih
baik.
• Membentuk persaudaraan dan menguatkan tali persatuan diantara
umat Muslim.
• Menolak Subhat, Bid’ah dan Kurafat dengan mendalami Ilmu
Usuluddin.17
Dari pengertian diatas dapat kita pahami bahwa tujuan dakwah pada
umumnya pengamalan dari perintah-perintah agama yang terkandung dalam
Al Qur’an dan Hadits, dan Untuk mencapai tujuan tersebut, hanya ada satu jalan,
yaitu: jalan da'wah. Inilah jalan yang telah ditempuh Rasulullah SAW
dan Rasul-Rasul sebelumnya, juga para Shiddiqin, Syuhada dan Shalihin,
sebagaimana wasiat Allah swt kepada Rasul-Nya dalam surta (QS. Al-An'am:153)
☺
⌧
⌧
Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka
ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), Karena
jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. yang demikian itu
diperintahkan Allah agar kamu bertakwa
.(QS. Al-An'am:153)
17
Hasanudin,Humum Dakwah,(Jakarta ; Pedoman Ilmu Jaya ,1996) Cet Ke – 1 , hlm 34
14
b. Subjek Dakwah (da’i)
Subjek dakwah dapat seseorang atau sekelompok bahkan institusi
(organisasi), dapat dikaji dari sudut pandang Islam18 Da’i adalah panutan
bagi masyarakat, setiap gerak langkah, tutur kata, prilaku, dan kehidupan
kesehariannya senantiasa diperhatikan umat. Oleh sebab itu, seorang Da”i
harus memiliki karakter yang kuat dan jelas. Secara umum persiapan
karakter bagi da”i dilakukan dengan proses tarbiyah (pendidikan) yang
dilakukan secara terus-menerus.19
Keharusan tetap berlangsungnya dakwah Islamiyah di tengahtengah masyarakat itu sendiri, merupakan realisasi dari salah satu fungsi
hidup setiap manusia Muslim, yaitu sebagai penerus risalah Nabi
Muhammad saw, untuk menyeru dan mengajak manusia menuju jalan
Allah, jalan keselamatan dunia akherat. Disamping fungsi hidup sebagai
khalifah di muka bumi ini.20
Secara lebih terinci, ada beberapa karakter yang selaknya dimiliki
oleh para da’i atau aktifis dakwah, yaitu :
1) Kejelasan wala (Loyaitas) dengan cara ini, mempu
membedakan orang yang beriman dengan orang kafir.
Bagi para aktifis dakwah wujud loyalitas kepada Allah
dan RosulNYa sangat dibutuhkan.
18
19
20
Wardi Bachtiar,Metodologi Penelitian ilmu Dakwah, (Jakarta : Logos, 1997), hlm 33
Cahyadi Takawirawan, Yang Tegar di Jalan Dakwah, ( Yohyakarta : Talenta tt) hlm 65
H. Halimi AR, Problematika Dakwah Masa Kini dan Pemecahannya, naskah makalah yang
disampaikan dalam seminar pada tanggal 24 februari 2003 Hal. 1
15
2) Menetapi akhlak mulia. Setelah memiliki kejelasan wala.
Para aktifis dakwah dituntut untuk memperindah dirinya
dengan akhlak yang diajarkan oleh Islam21
Setiap muslim dan muslimah pada dasarnya mempunyai kewajiban
untuk berdakwah, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari
perbuatan mungkar (HR. Muslim dari Abu Sa'id al-Khudri). Akan tetapi,
dalam menghadapi berbagai masalah yang semakin berat dan kompleks,
sebagai akibat tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi,
globalisasi, dan tuntutan kebutuhan hidup, maka kiranya tidak memadai
lagi dakwah yang dilakukan secara fardhi (perseorangan), merencanakan
dan mengerjakan sediri kegiatannya, diperlukan pula dakwah jamaah .
Aktifis dakwah (Da'i/mubaligh) adalah setiap orang yang
mengajak, memerintahkan orang
mengajak orang
di jalan Allah (fi-Sabiilillah) atau
untuk memahami dan mengamalkan Al-Qur'an dan
As-Sunnah nabi Muhammad SAW. Berhasil tidaknya gerakan dakwah
sangan ditentukan oleh kompetensi seorang da’i, yang dimaksud dengan
kompetensi da’i adalah sejumlah pemahaman, pengetahuan, penghayatan,
dan prilaku serta keterampilan yang harus dimiliki oleh para da’i, oleh
karena itu para da’i harus memilikinya, baik kompetensi yang cukup untuk
berdakwah22
Aktifis dakwah (Da’i) di tuntut memeiliki kemampuan antara lain:
1. Memahami agama Islam secara konverhensif, tepat dan
benar.
2. Memiliki al-akhlaq al- kariimah
21
22
Cahyadi Takawirawan Op.Cit, hlm 69, 70,73
Anhar Anshori, Fiqih Dakwah Pendekatan Tafsir Tematik (Bogor www.dakwatuna.com
2008), hal. 5.
16
Wahai orang-orang yang beriman,
kenapakah kamu mengatakan sesuatu
yang tidak kamu kerjakan Amat besar
kebencian di sisi Allah bahwa kamu
mengatakan apa-apa yang tidak kamu
kerjakan (Q.S. Ash-Shaf 61 : 2-3)
3. Mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan yang relatif
luas
4. Memahami hakikat dakwah.
5. Mencintai objek dakwah ( mad’u) dengan tulus
6. Mengenal kondisi lingkungan dengan baik
7. Memiliki kejujuran dan rasa ikhlas23
Menurut Siddiq Amin, Da’i atau Mubaligh dan pengelola Dakwah
seperti Ormas dakwah, untuk melakukan aktifitas-aktifitas sebagai da’i
agar memiliki kredebilitas dalam berdakwah dan ilmu pengetahuan, maka
bagi seorang da’i harus memperhatikan syarat-sayrat tertentu antara lain;
a) Syarat yang bersifat Aqidah. Para da’i harus yakin
bahwa agama Islam dengan segenap ajaran-ajarannya
itu benar, mereka harus beriman terlebih dahulu
dengan iman yang mantap sebelum mereka mengajak
orang lain untuk ikut beriman.
b) Syarat bersifat Ibadah. Hubungan terus menerus
dengan Allah SWT berupa Ibadah bagi seorang da;i
merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan
secara terus menerus.
23
Ali Abdul Halim Mahmud, Dakwah Fardiyah,( Gema Insani Press, Jakarta 1995) hlm. 64
17
c) Syarat yang bersifat Akhlaqul Karimah, para da’i
dituntut untuk membersihkan hatinya dari kotorankotoran yang bersifat maksiaat, seperti hasud, takabur
dan sebgainya, serta harus memiliki hati dengan sifat
sabar, syukur dan sifat-sifat mahmudah lainnya.
d) Syarat yang bersifat Ilmiah. Para da’i harus
mempunyai kemampuan ilmiah yang luas dan
mendalam, terutama ilmu-ilmu yang menyangut
materi dakwah yang hendak disampaikan kepada
Mad’u, dengan ilmu pengetahuan yang luas maka
memudahkan Da’i untuk memberikan informasiinformasi baru terhadaop perkembangan Islam pada
mad’u.
e) Syarat bersifat Jasmani. Selayaknya seorang da’i
memiliki kondisi fisik yang baik dan sehat karena
dengan kondisi fisik yang sehat dan baik maka
berpengauh kepada akifitas dakwah yang kita
lakukan, semakin seorang da;i sehat dan maka
semakin
mudah
bagi
seorang
da’i
untuk
menyampaikan ajaran-ajaran Islam.
f) Syarat bersifat kelancaran berbicara. Sebagai da’i
yang lebih banyak mempergunakan bahasa kata-kata
untuk menyampaikan pesan-pesan kebenaran Islam
dan
ajaran-ajarannya,
selayaknyalah
mempunyai
kemampuan berbicara yang lancar, fasih dan seirama
dengan aturan-aturan, dan sepat diterima akal dan
mampu menyentuh perasaan Mad’u, karena dakwah
dengan lisan masih banyak dilakukan.
g) Syarat
bersifat
Mujadalah.
Da’i
hendaknya
mempunyai semangat, berdedikasi kepada masyarakat
dijalan Allah SWT dan semangat menjadi contoh bagi
seorang mujahid yang baik,melalui perjuangan dan
18
pengorbanan sebagai bukti dan ujian atas kadar
keimanan, jiwa semangat diutuhkan karena apabila
semangat dakwah sudah ada dalam diri da’i maka
niscaya dakwah akan tetap berjalan walau dalam
keadaan apa pun.24
Subjek dakwah atau aktifi – aktifs dakwah (da’i) dakwah dapat saja
dilakukan oleh intansi / organisasi yang yang memiliki kepedulian untuk
menyerukan agama Islam, karena ketika dakwah dilakukan dengan jamaah
maka akan berdampak segnifikan terhadap perubahan umat, intansi /
organisasi dakwah merupakan contoh konkret dakwah yang dilakuan
dengan jamaah, dikarnakan dakwah saat ini memiliki tantangan serius
dalam melakukan aktifitas dakwah di zaman modern ini, sehingga
pengetahuan agama dan keilmuan merupakan modal utama da’i.
c. Objek Dakwah (mad’u)
Objek dakwah adalah manusia, baik seseorang atau lebih, yaitu
masyarakat. Pemahaman mengenai masyarakat itu bisa beragam,
tergantung dari cara memandangnya. Dipandang dari bidang sosiologis,
masyarakat itu mempunyai struktur dan mengalami perubahan-perubahan.
Di dalam masyarakat terjadi interaksi antar satu orang deengan orang lain.
Antara suatu kelompok dengan kelompok lain dan individu dengan
kelompok hal tersebut yang mengekibatkan perubahan sosial pada
masyarakat.25
Agar dakwah dapat dilakukan secara efisien, maka sudah
waktunya dibuat dan disusun stratifikasi sasaran. Mungkin berdasarkan
24
25
M.Mansyur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral.(Yogyakarta Al Amin Press,1997) cet
ke 1 hal 70-71
Wardi Bachtiar ,Matodologi Penelitian Ilmu dakwah, Op. Cit ., hlm 36
19
tingkat usia, tingkat pendidikan dan pengetahuan, tingkat sosial ekonomi
dan pekerjaan, berdasarkan tempat tinggal, dan lain sebagainya. Salah satu
arti hikmah (Qs. An-Nahl: 125) adalah kemampuan untuk mengenal dan
golongan dan kondisi dakwah, bahkan secara tegas Rasulullah SAW
menyatakan: "Bahwasannya kami diperintahkan untuk menyampaikan
ajaran Islam sesuai dengan kemampuan akal manusia."26
☺
Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia
seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada Mengetahui.(Q.S. Saba
34:28)
Berdasarkan ayat tersebut dapat difahami bahwa objek atau sasaran
dakwah secara umum adalah seluruh manusia, dan objek dakwah secara
khusus dapat ditinjau dari berbagai aspek secara khusus sebagai berikut :
1. Aspek usia ; anak-anak, remaja dan orang tua.
2. Aspek kelamin ; Laki-laki dan perempuan.
3. Aspek agama ; Islam dan kafir atau non muslim
4. Aspek sosiologis ; Masyarakat terasing, pedesaan, kota kecil dan
kota besar, serta masyarakat marjinal dari kota besar.
5. Aspek sturktur kelembagaan ; Legislati, ekskutif, dan yudikatif.
6. Aspek kultur ke-beragamaan ; Priyayi, abangan dan santri.
7. Aspek ekonomi ; Golongan kaya, menegah, dan miskin.
8. Aspek mata pencaharian ; Petani, peternak, pedagang, nelayan,
karyawan, buruh dll.
9. Aspek khusus ; Golongan masyarakat tuna susila, tuna netra, tuna
26
www. Dakwahtuna.com Dakwah Secara Online. (Jakarta 2008)
20
rungu, tuna wisma, tuna karya, dan narapidana.
10. Komunitas masyarakat seniman, baik seni musik, seni lukis, seni
pahat, seni tari, artis, aktris dll.27
d. Materi Dakwah
Materi dakwah tidak lain adalah Al Islam yang bersumber dari
Al Qur’an dan Hadits sebagai sumber utama yang meliputi Aqidah,
syariah dan Akhlak dengan berbagai macam cabang ilmu Islam lainnya,
pelu disadari bahwa ajaran yang disampaikan itu bukanlah semata-mata
berkaitan dengan eksistensi dan wujud Allah SWT, namun bagaimana
menumbuhkan kesadaran mendalam agar mempu menerapkan aqidah,
syariah dan akhlak dalam ucapan, pikiran, dan perbuatan. Materi yang
disampaikan oleh aktifis dakwah diharuskan cocok dengan keahliannya.
Materi juga harus sesuai dengan metode dan media serta objek
dakwahnya28
Islam merupakana materi pokok dalam dakwah sebagaimana yang
terkandung Dalam Al Quran surat Ali Imran : 85
⌧
Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka sekali-kali
tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi.(QS. Al Imran : 85)
Ali Yafie menyebutkan lima pokok materi dalam dakwah yaitu
masalah kehidupan, masalah manusia, masalah harta benda, masalah Ilmu
pengetahuan dan masalah Aqidah, yang terakhir inilah yang menjadi
27
28
H.M.Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar, (Bulan Bintang Jakarta 1977), hal. 13-14.
Wardi Bachtiar ,Matodologi Penelitian Ilmu dakwah. Op. Cit .,
21
pengkal aqidah Islam aqidah yang mengikat hati manusia dan menguasai
bathinnya berdasarkan nilai-nilai Islam, oleh karena itu yang yang pertama
kali dijadikan sebagai materi dakwah Rosulullah adalah masalah aqidah
atau keimanan.29
Materi dakwah harus dapat menyentuh seluruh aspek kehidupan
manusia, baik yang berkaitan dengan kehidupan dunia materi maupaun
duni rohaniyah akal dan jiwa, artinya materi dakwah yang disampaikan
harus dapat menggungah aspek akal dan aspek emosi penerimanya, serta
berkaitan dengan kebutuhan jasmaninya.
Materi dakwah ke depan perlu diarahkan kepada tiga hal pokok
sebagai berikut :
1.
Mempertebal dan memperkukuh iman kaum muslimin, sehingga
tidak tergoyahkan oleh pengaruh-pengarus negatif dari kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, atau paham-paham yang
membahayakan negara, bangsa dan agama. Juga berusaha agar
ummat Islam terpanggil untuk meningkatkan pemahaman,
penghayatan dan pengamalan mereka atas ajaran Islam.
2.
Meningkatkan tata kehidupan ummat dalam arti yang luas, dengan
menggubah dan mendorong mereka untuk menyadari bahwa
agama mewajibkan mereka untuk berusaha menjadikan hari esok
lebih baik dari hari ini. Ini tidak dapat dicapai kecuali dengan kerja
keras serta kesadaran akan keseimbangan hidup dunia dan akhirat.
29
Ali Yafie.Dakwah Dalam Al Quran dan As Sunnah.(Jakarta : Makalah Seminar 1992)
22
3.
Meningkatkan pembinaan akhlak ummat Islam, sehingga memiliki
sikap dan perilaku yang baik dalam kehidupan beragama,
bermasyarakat dan bernegara. Dengan itu dapat terwujud etos
kerja dan Ukhuwah Islamiyah dalam rangka mewujudkan
kerukunan ummat beragama
Pada dasarnya materi dakwah Islam tergantung pada tujuan dakwah
yang hendak dicapai. Namun secara global dapatlah dikatakan bahwa
materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok yaitu :
1. Masalah Keimanan (aqidah)
2. Masalah Keislaman (syariah)
3. Masalah budi pekerti (Akhlakul Karimah )30
e. Metode Dakwah
Metode dalam bahasa Yunani (Methodos) berarti cara atau jalan,
dalam bahasa Arab disebut Uslub atau Tahariqah (Thuruq) yang berarti
jalan atau cara. Metode bisa dikaitkan dengan tujuan tertentu yang akan
dicapai, karena metode berarti jalan yang ditempuh dalam rangka
mencapai tujuan tertentu.31
Sekurang-kurangnya ada tiga cara atau metode dalam dakwah
yakni metode Hikmah, metode Mau’idzah Khasanah dan metode
Mujadalah, ketiga metode ini dapat dipergunakan sesuai dengan objek
dakwah yang dihadapi oleh da’i atau daiyah di medan dakwah, metode
ini sesuai dengan firman Allah yang terdapat dalam Alqur’an surat
An Nahl 125.
30
31 31
Asmuni Syukir.Op Cit hal 60
H.M Idris A. Shomad.Diktat perkuliah Ilmu DakwahI.( UIN Jakarta. ), hlm 28
23
Syekh Muhammad Abduh dalam tafsir Al-Manarnya menyatakan
bahwa ayat tersebut di atas, telah membagi ummat yang dihadapi oleh
seorang juru dakwah kepada tiga golongan dalam mengembangkan dan
mengajarkan agama Islam kepada ummat, yaitu :
1. Ada golongan cendekiawan yang cinta kebenaran, dan dapat
berfikir secara kritis, cepat dapat menangkap arti persoalan.
Mereka ini harus dipanggil dengan hikmah, yakni dengan
alasan-alasan, dengan dalil dan hujjah yang diterima oleh
kekuatan akal mereka.
2. Ada golongan awam, orang kebanyakan yang belum dapat
menangkap pengertian-pengertian yang tinggi. Mereka ini
dipanggil dengan Mau’izhatun Hasanah, dengan anjuran dan
didikan yang baik-baik, dengan ajaran-ajaran yang mudah
dipahami.
3. Ada golongan yang tingkat kecerdasan akalnya di antara
kedua golongan tersebut, belum dapat dicapai dengan
hikmah, akan tetapi tidak akan sesuai pula, bila dilayani
seperti orang awam, mereka suka membahas sesuatu, tetapi
hanya dalam batas yang tertentu, tidak sanggup sampai
mendalam benar. Mereka ini dipanggil dengan Mujadalah
Billati Hia Ahsan, yakni dengan bertukar fikiran, guna
mendorong supaya berfikir secara sehat antara
satu dan
lainnya dengan cara yang lebih baik.32
Dalam ayat An Nahl 125 menjelaskan bahwa Hikmah, Mau’izha
Khasanah dan Mujadalah merupakan cara yang dilakukan oleh umat
manusia dalam menyerukan agama Islam, berikut ini penjelasan ketiga
metode dakwah:
32
Ahmad Supardi Hasibuan,Tanggung Jawab Da’i dan Pengurus Masjid,(Jakarta :
www.google.com) Makalah Dikutip pada 19 Juni 2008. hlm 2
24
a. Al Hikmah
Dalam kitab al-Hikmah fi al dakwah Ilallah ta'ala oleh Said bin
Ali bin wahif al-Qathani diuraikan lebih jelas tentang
pengertian al-Hikmah, antara lain:
Menurut bahasa:
•
Adil, ilmu, sabar, kenabian,(Al-Qur'an) dan(Injil)
•
Memperbaiki (membuat manjadi lebih baik atau pas) dan
terhindar dari kerusakan
•
Ungkapan untuk mengetahui sesuatu yang utama dengan
ilmu yang utama
•
Obyek kebenaran (al-haq) yang didapat melalui ilmu dan
akal
• Pengetahuan atau ma'rifat.
Menurut istilah Syar'i:
• Valid dalam perkataan dan perbuatan, mengetahui yang
benar dan mengamalkannya, wara' dalam Dinullah,
meletakkan sesuatu pada tempatnya dan menjawab dengan
tegas dan tepat.33
Al Hikmah adalah kemempuan da’i dalam memilah
milih dan menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi
objek (mad’u), disampaing itu juga Hikmah merupakan
33
www.wikipedia. Dakwah (Jakarta : tulisan diambil pada 19 Juni 2008
25
kemampuan Da’i dalam menjelaskan agama Islam serta
realitas yang ada dengan argumentasi logis dan bahasa yang
komunikatif, oleh karena itu Al hikmah adalah sebagai
sebuah sitem yang menyatukan antara kemampuan teoritis
dan kemampuan praktis34
Hikmah
yaitu
kemampuan
yang
memiliki
dan
mempergunakannya secara tepat35,
Ahmad Al Mustofa Al Maroghi mengatakan ” hikmah
adalah perkataan yang tegas yang disetai dengan dalil-dalil
yang memperjelas kebenaran dan menghilangkan keraguan,
selanjutnya Marsekal fatwa mengatakan Hikmah adalah
dakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi sasaran
dakwah dengan menitikberatkan pada kemampuan mereka
hingga di dalam menjalankan ajaran Islam tidak merasa
terpaksa atau keberatan36
Umat yang menyampaikan dakwah dengan budi
pekerti yang kasar tidakalah akan berhasil, seorang da’i
hendaklah berusaha dengan segala kebijaksanaan yang ada
padanya
dengan
motivasi
perhatian
orang
yang
didakwahinya, sehingga pikiran-pikiran yang tertutup
menjadi terbuka, manusia yang ingin sukses dalam
melakaukan
dakwah
ialah
manusia
yang
pandai
menyesuaikan materi dengan kalangan yang mereka hadapi,
34
35
36
Rahmat Semesta Metode Dakwah (Jakarta : Prenda Media 2003) h 8
Abdul Rozak Soleh,Manajemen Dakwah Islam,(Jakarta : Bulan Bintang 1986) hlm 8
Marsekal Fatwa,Tafsir Dakwah,(Surabaya, IAIN Sunan Ampel 1978
26
contoh teladan ini telah terjadi pada diri Nabi Muhammda
SAW dalam penerimaan beliau terhadap seorang yang buta
yang bernama Ibnu Ummi Maktum, itulah bentuk
kebijaksanaan yang besar artinya bagi Nabi, Nabi tidak
membandakan manusia kaya,miskin, tinggi, rendah semua
sama dihadapannya dan dimuliakannya.37
Dengan demikian dakwah Bil Hikmah adalah dakwah
yang
dilakukan
terlebih
dahulu
memahami
secara
mendalam segala persoalan yang berhubungan dengan
persoalan dakwah, yang meliputi sasaran dakwah, tindakan
yang akan dilakukan masyarakat yang akan dihadapi
bahkan mereka yang dipanggil hikmah ini adalah golongan
cerdik, cendikiawan tempat ilmu pengetahuan.
b. Mau”idzah Hasanah
Mau”idzah Hasanah menurut para bahasa dan para Tafsir
(Asep
Muhyidin,dkk.2002,89:81)
memberikan
pengetian
sebagai berikut;
•
Pelajaran dan nasihat yang baik, berpaling dari
pebuatan jelek melalui Tarhib dan Targrib (doroangan
dan motifasi); petunjuk, penjelasan keterangan gaya
bahasa,
perinagtan,
penuturan,
contoh
teladan,
penagrahan, dan pencegahan dengan cara halus.
37
Hamka, Prinsip dan Kebijaksanaan dakwah Islam. (Jakarta : PT Pustaka Panji Mas,1998)
hlm.100
27
•
Pelajaran,
keterangan,
penuturan,
peringatan,
pengarahan dengan gaya bahasa yang menegaskan,
periangatan, atau menyentuh dengan terpatri dalam
nurani.
•
Simbol, alamat, tanda janji, penuntutan, petunjuk dan
dalil-dalil yang memuaskan melalui Al qaul Ar rofiq
(ucapan lembut dan penuh kasih sayang)
Mau’izdah hasanah dapat diartikan sebagai ungkapan yang
mengandung unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisahkisah, berita gembira, peringatan, pesan-pesan positif dan bisa
dijadikan pedoman dalam kehidupan agar mendapat jeselamatan
dunia dan akhirat.
Tutur kata didalamnya dan nasihat yang baik adapun
dakwah yang dikatagorikan kedalam bagian ini seperti
kunjungan kemasyarakatan (Silaturahmi, pengajian, cermah
agama dan penyuluhan-penyuluhan), tarkadang metode ini baik
untuk khalayak yang belum berfikir secara kritis tentang segala
hal, dan disampaikan dengan materi
yang mudah untuk
dipahami.
Memberikan contoh atau nasihat yang baik, nasihat yang
baik maksudnya adalah memberikan nasihat pada orang lain
dengan cara yang baik yang dapat mengubah hati, enak
didengar, menyentuh perasaan, menghindari sikap kasar dan
tidak oleh mencaci atau menyebut kesalahan Mad’u, sehingga
mad’u dengan rela hati dan atas kesadarannya dapat mengikuti
ajaran yang disampaikan oleh pihak da’i, dengan demikian
28
dakwah bukan propaganda yang memaksa kehendak kepada
orang lain38
c. Mujadalah
Al Mujadalah merupakan tukar pendapat yang dilakukan
oleh dua pihak atau lebih secara sinergi yang tidak melahirkan
permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang
diajukan dan memberikan argumentasi dengan baik yang kuat.39
Bentuk mujadalah seperti dialog, diskusi, seminar dan
sebagianya, metode ini lebih sering diganakan bagi kalangan
akademisi.
Metode ini berfungsi untuk mensinergikan persepsi, jika
terdapat bebebarap perbedaan dalam Islam maka metode ini kerap
dipakai dalam mencari solusi atau titik tengah jika terjadi
perbedaan.
Metode
Mujadalah
menunntut
juru
dakwah
untuk
menguasai ilmu debat dan ilmu retorika dimana ilmu tersebut
merupakan hal yang pokok dalam metode ini, Metode mujadalah
tidak akan cocok apabila diguanakan bagi mad’u yang awam
terhadap agama, metode ini juga kerap digunakan oleh kalangan
perkotaan yang tingkat pengetahuan lebih tinggi.
Ada beberapa metode dakwah yang secara taktis dan praktis dapat
digunakan ;
1. Diagnosa dan terap penyakit
38
39
Ibid 101
Rahmat Semesta Op Cit hlm 9
29
Da’i ibarat dokter yang akan emmberikan obat yang dapat
menyembuhkan penyakit pasiennya. Sebagai dokter, da’i
sebelum memberikan obat yang sesuai ia melakukan
diagnosa
(pemeriksaan)
terhadap
mad’unya
untuk
mengetahui penyakit apa yang dideritanya, kemudian ia
memberikan resep obatnya.
2. Menjawab / Mengkanter Syubuhat (Keraguan-keraguna)
Di Dalam Berdakwah Setiap Da’i Akan Mengahdapi
Syubuhat yang dilontarkan kepada da’i sendiri, atau kepada
dakwahnya atau kepada mad’unya, dengan demikina
dibutuhkan bagi seorang da’i untuk memiliki argument dan
alasan yang tepat.
3. Tarbiyah dan Taklim
Yang dimaksud dengan tarbiyah dan taklim adalah
mengajar dan mendidik mad’u dengan ajaran Islam, agar
memiliki komitmen yang memadai.
4. Targhib dan Tarhib
Targhib artinya memberikan suatu yang mengembirakan
mad’u agar ia mau dan mampu menerima kebenaran dan
istiqomah di jalannya, sedangkan Tarhin artinya peringatan
bagi mad’u jika ia menolak dakwah atau tidak istiqomah di
jalan islam40.
Selain metode dakwah diatas terdapat langkah-langkah yang dipergunakan
dalam berdakwah, tergantung kemauan, keahlian, kemapuan, dan kesempatan
yang memungkinkan, lebih jelasnya metode dakwah dilakuan dengan cara
1.
Metode ceramah
Ceramah adalah suatu teknik ata metode dakwah yang banyak
diwarnai oleh karakteristik bicara oleh da’i pada suatu aktifitas dakwah.
40
H.M Idris A. Shomad.Diktat Op. Cit hlm 29
30
2. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah penyampaian materi dakwah dengan
cara mendorong sasarannya untuk menyatakan sesuatu masalah yang
disara belum di mengerti dan da’i sebagai penjawabnya.
3. Debat
Debat sebagai suatu metode dakwah pda dasarnya adlah mancari
kebenaran bukanlah kemenangan dalam arti menunjukan kebanaran dan
kehabatan Islam.
4. Percakapan antar peribadai
Percakapan antar peribadi adalahpercakapan bebas antara seorang
da’i dengan individu –individu sebagai sasaran dakwah
5. Metode peragaan
Suatu metode dimana seorang da’i memperliahatkan suatu contoh
yang baiak terhadap sasaran dakwah dalam rangka mencapai tujuan yang
diinginkan, contoh da’i memperagakan gerakan-gerakan sholat
f. Media Dakwah
Media dakwah adalah peralatan yang dipergunakan untuk menyampaikan
materi dakwah, pada zaman modern seperti saat ini biasanya alat tersebut
adalah televisi, radio, kaset rekaman,majalah,surat kabar, internet dan berbgaia
alat atau media lainya.
Media dakwah merupakan sarana ayang ampuh untuk menyebarkan
ajaran-ajaran agama Islam, maka setiap aktifitas dakwah memerlukan media
dakwah.
31
B Aktivitas Dakwah
a. Pengertian Aktifitas Dakwah
Aktivitas adalah ”Kegiatan atau kesibukan”.41 Aktivitas yang
dimaksud disini adalah sejumlah kegiatan yang terdiri atas usaha-usaha yang
ada kaitannya dengan keagamaan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia,
aktivitas diartikan sebagai segala bentuk keaktifan dan kegiatan.42
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali aktivitas, kegiatan atau
kesibukan yang dilakukan manusia. Namun, berarti atau tidaknya kegiatan
tersebut bergantung pada individu tersebut. Karena menurut Samuel Soeitoe,
sebenarnya aktivitas bukan hanya sekedar kegiatan. Beliau mengatakan
bahwa aktivitas dipandang sebagai usaha untuk mencapai atau memenuhi
kebutuhan.43
Salah satu kebutuhan manusia adalah menuntut ilmu untuk menjadi
pintar. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka manusia harus belajar
dengan cara bersekolah atau mengikuti majelis atau tempat-tempat ilmu,
membaca buku, berdiskusi dan kegiatan-kegiatan lain. Ternyata untuk
memenuhi satu kebutuhan saja manusia harus melakukan berbagai aktivitas.
Seseorang yang ingin mendalami ilmu agama dan hubungan interaksi
masyarakat yang Islami misalnya, tentu ia harus melakukan aktivitasaktivitas yang dapat membantu tercapainya keinginan tersebut. Seperti
membaca buku tentang norma-norma agama Islam seperti hubungan
sesama manusia dan sebagainya
41
42
43
W.J.S. Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1976),
hal. 26.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai
Pustaka, 1997).cet. 9,hal. 20.
Samuel Soeitoe, Psikologi Pendidikan II. (Jakarta: FEUI, 1982). hal. 52.
32
Dengan penjelasan diatas dapat kita mengerti bahwa aktifitas dakwah
adalah segala sesuatu yang berbentuk kegiatan atau aktifitas yang dilakukan
dengan sadar dan sengaja yang mengarah kepada perbaikan terhadap sesuatu
(perbaikan seseorang) yang belum baik agar mejadi lebih baik dan mulia
disisi Allah SWT.
Difinisi diatas menimbulkan beberapa prinsip yang menjadikan
subtansi aktifitas dakwah sebagai berikut:
•
Dakwah merupakan proses penyegaran suatu aktifitas yang
dilakukan dengan sadar dan sengaja.
•
Usaha yang diselenggarakan itu berupa, mengejak seseorang
untuk Beraml Ma’ruf Nahi Munkar untuk memeluk agama
Islam.
•
Proses penyegaran tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu yaitu untuk mendapat kebaghagiaan dan kesejahteraan
hidup di dunia dan akhirat yangh diridhoi Allah SWT 44
44
Santih, Skripsi ,Aktifitas Dakwah FKRM(Forum Komunikasi remaja Masjid) Serepong,
( Jakarta , Fakultas Dakwah & Komunikasi UIN Jakarta.2007), hlm13
33
BAB III
SEKILAS TENTANG PERUSAHANA GEMA INSANI PRESS
A. Latar Belakang Berdiri
Bermula dari kebutuhan masyarakat akan buku-buku Islam, dilatar
belakangi pula dengan perkembangan Islam maka yang maju maka Gema insani
Press menerbikan buku terjamahan dari bahasa Arab ke bahas Indonesia, karena
pada saat itu buku terjamahan belum terlalu banyak maka buku tersebut menjadi
buku Bast Seller yang berjudul ”Perang Afganistan”, buku pertama ini diterbitkan
belum lama setelah berdirinya GIP tepatnya pada tanggal 29 April 1986, 22 tahun
berdiri GIP telah menerbitkan buku-buku Pengetahuan Islam baik terjamahan
maupun prodak nasional.
Gema Insani sebagai wadah dan payung untuk dijadikan cover aktivitas
kesehariannya. Dari buku pertama berjudul "Perang Afghanistan", kini
alhamdulillah telah menerbitkan buku dengan tidak kurang dari 1000 judul buku
yang meliputi Akidah, Syari'ah, Syakhsiyah (Kepribadian ), Mar'ah ( kewanitaan),
Dakwah, Harakah ( Pergerakan ), Politik, Ekonomi, Manajemen, dan Kamus
( Insya Allah ) dan lain nya dengan penulis bertaraf nasional dan internasional.
Buku lain yang juga GIP terbitkan adalah
buku anak yang terdiri atas Seri
perjalanan kisah hidup Rasulullah, Seri sahabat pilihan, Seri belajar membaca dan
mewarnai, Seri Kreativitas Anak, Cerita Bergambar, Dongeng Anak, Buku mari
sholat, dan poster anak muslim. Selain itu juga buku remaja seperti seri non fiksi
34
dan seri fiksi serta ditambah produk penunjang seperti poster, kalender (kaligrafi,
dan harian).
Buku tulis, dan multimedia seperti kaset dan VCD. Kesemuanya itu
dicetak sendiri oleh kami menggunakan peralatan yang bagus dengan
mempertimbangkan mutu. Alhamdulillah, Gema Insani memasuki usia yang ke20 ini, telah memiliki gedung sendiri beralamat di Jl.Ir. H. Juanda, Depok dan Jl.
Kalibata Utara II No. 84 Jakarta dan ditambah dengan kantor perwakilan di
Bandung, Jogjakarta, dan Malang.
Didirikan oleh bersaudara yaitu Umar Basarahir, Abdul Aziz Basarahir,
yang berniat untuk membuat sebuah taman bacaan yang berguna bagi ummat
Islam dan sebagai dakwah Islam bagi ummat. Seiriang dengan perkembangan
zaman niat tersebut menjadi sebuah kenyataan terbukti perusahaan GIP berdiri
kokoh dan merupakan referensi ummat
Gema Insani Atau lebih dikenal GIP yang terletak di jalan H Juanda
Depok lebih menfokuskan untuk menerbitkan buku-buku Islam, Usaha tersebut
merupakan salah satu dakwah atau dapat disebut dakwah dengan tulisan, dimana
dengan dakwah melalui buku, berarti sekaligus menyediakan sumber bacaan bagi
ummat dan bangsa untuk mendalami Islam.
Selain buku-buku Islami yang diterbitkan oleh GIP, GIP juga menerbitkan
beberapa buku-buku umum, karena permintaan pasar yang menjadikan GIP
merasa perlu untuk menerbitkan umum, akan tetapi GIP tidak menghilangkan ciri
dakwah dalam beberapa terbitan buku umum.45
45
Conpany Profile Gema Insani Press. Selasa 10 Juni 2008
35
Selain GIP menerbitkan buku-buku Islami, GIP juga membantu
masayarakat luas berupa santunan yatim, beasiswa mahasisiwa di berbagai daerah
dan kegiatan-kegiatan sosiala lainya, semua itu dinanggarakan dari keuntungankeuntangan Perusahaan, karena GIP berusaha untuk mencerdaskan anak bangsa
dan membantu masyarakat luas dalam hala pendidikan dan taraf kehidupan.
B. Tujuan Gema Insani Press
Setiap instansi atau perusahaan pastinya memiliki tujuan yang hendak
dicapai, dimana tujuan tersebur merupakan acuan dasar hendaka kemana
perusahaan akan dibawa, GIP memeiliki tujuan yang pasti antara laian adalah
1. Dakwah merupakan tujuan utama GIP, dengan buku-buku yang
diterbitkan maka dakwah yang dilakuakan dengan jalan dakwah
dengan tulisan.
2. Memeperkenalkan karya-karya Islam yang ditulis oleh ulama-ulama
Islam dan cendekiawan kepada Khalayak, dengan demikain Islam
menjadi mudah untuk diteriama dan di resapi oleha umat.
3. Membantu dalam mengambangkan umat Islam melalui buku-buku
bacaan Islam.
Selain beberapa tujuan yang hendak di capai oleh GIP, GIP juag memiliki
komitment terhadap umat atau konsumen, komitmentnya adalah ;
1. Perusahaan mampu menjadi multi spesialis yang terpercaya.
2. Perusahaan mampu meningkatkan kualitas.
3. Perusahaan menunjang kejujuran, amanah, disiplin, kompetensi, dan
kebersamaan.
36
4. Perusahaan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan dunia 46
C. Prestasi dan Produk GIP
Perusahaan penerbitan yang telah berdiri hampir 23 tahun ini,tentunya
memiliki beberapa prestasi baik sekal nasional maupun internasiona,adapun
prestasi yang di dapat antara lain:
•
Juara II perwajahan buku nonfiksi pada IKAPI BOOK FAIR ’92 di
Jakarta.
•
Desain sampul terbaik untuk buku nonfiksi pada IKAPI BOOK FAIR
(1992/1993).
•
Stand dengan pengunjung terbanyak pada BISTEK – I FAIR (1992) di
Masjid Istiqlal
•
Desain Sampul terbaik ke 3 buku ”Jangan Jadi Bebek” Jakarta 2003
•
Stand terbaik pada Indonesia BOOK FAIR 2003, Jakarta
•
Cover terbaik buku “ Jangan Nodai Cinta” pada Indonesai BOOK
FAIR 2003
•
Stand terbaik pesta buku Jakarta
•
Stand terbaik Islamic BOOK FAIR 2008
Selain prestasi perusahaan diatas, GIP banyak menerbitkan buku-buku
Bast Seller maka tentunya GIP berusaha berkomitmen kuat untuk tetap
menyajikan buku-buku pilihan.
Adapun produk buku GIP adalah
46
•
Buku-buku Islam untuk umum
•
Buku-buku Remaja
Nuim Hidayat.Ka Bag, Penerbitan, Wawancara. Selasa 07,April 2008
37
•
Buku-buku Anak islam
•
Buku-buku Wanita Keluarga
•
Produk Penunjang Multimedia (Kaset, VCD) dan Non Multimedia ( Buku
Tulis, Kalender, Poster ).
•
Buletin Marwa dan Berita Buku Baru (B-3)
D. Kegiatan Dakwah GIP
Selain orientasi GIP merupakan perusahaan yang berorientasi bisnis, GIP
tidak menyampingkan aktifitas dakwah Islam, aktifitas dakwah tidak hanya
dengan menerbitkan buku-buku Islami akan tetapi terdapat bebrap aktifitas yang
kerap GIP lakukan antara lain :
•
Pengajian bulanan
•
Santunan masjid-masjid
•
Program Beasiswa bagi mahasisiwa yang tidak mampu dan berprestasi
•
Kajian bahasa dan tafsir Quran
•
Seminar dan bedah buku
•
Pengajian AL Quran
Aktifitas diatsa akan dibahas secara rinci pada bab selanjutnya.
Demikian sekilas tentang Profil Perusahaan
Geman Insai Press, dengan
demikian kita dapat mengetahui latar belakang terbentuknya dan tujuan
didiriakanya perusahaan GIP tersebut.
38
BAB IV
AKTIFITAS DAKWAH DI PERUSAHAAN GEMA INSANI PRESS
(GIP)
A. Aktifitas Dakwah Perusahaan GIP
Selain GIP sebagai perusahaan penerbitan yang menerbitkan buku-buku
Islam, GIP juga melakukan beberap tindakan dakwah atau lebih sering kita sebut
Aktifitas dakwah, dimana aktifitas tersebut tentunya akan terbagai menjadi dua
jenis yaitu aktifitas di dalam dan aktifitas di luar.
Aktifitas dakwah didalam perusahaan
merupakan kegiatan-kegiatan
dakwah yang dilakukan di dalam perusahaan dengan melibatkan unsur-unsur
perusahaan, seperti karyawan, kepala-kepala bagian, dan pimpinan perusahaan,
ada bebarapa perusahaan yang mewajibkan aktifitas tersebut dan ada juga beberap
perusahaan yang tidak sama sekali mewajibkan atau mengharuskan karyawannya
mengikuti aktifitas dakwah khususnya aktifitas dakwah didalam perusahaan.47
Aktifitas diluar perusahaan merupakan segala
kontribusi keilmuan Islam dari
bentuk kegiatan atau
perusahaan terhadap masyarakat sekitar atau
khalayak lain, aktifitas dakwah di luar ini berbeda halnya dengan aktifitas dakwah
di dalam perusahaan, jika aktifitas dakwah didalam perusahaan tentunya
dilakukan oleh karyawan perusahaan akan tetapi aktifitas dakwah di luar dapat
dilakukan oleh orang dalam perusahaan atau orang luar perusahaan.
47
Wawancara . Nuim Hidayat. (Ka Bag Penerbitan) 7 April 2008
39
Kedua jenis aktifitas ini yang diteliti di dalam perusahaan GIP,
dimana perusahaan tersebut merupakan salah satu perusahaan penerbitan terbesar
di Indonesia yang kerap menerbitkan buku-buku yang menjadi Bast Seller (laku
dipasaran)
Institusi
bisnis
tentunya
berorientasi
pada
keuntungan
dan
menyampingkan nilia-nilai dakwah, dapat kita lihat perusahan-perusahaan yang
notabenenya berlandasakan Islam akan tetapi jauh dari kegiatan dakwah, jika
produk yang di pasarkan berupa keilmuan-keilmuan Islam maka tentunya akan
berdampak keilmuan atau pemahaman
tersebut pada sistem yang ada dalam
perusahaan tersebut, dan berlanjut pada aktifitas –aktifitas perusahaan.
Sesuai dengan lengkah diatas, bahwa selain GIP melakukan segalam
macam aktifitas bisnis GIP juga melakukan aktifitas dakwah akatifitas dakwah
GIP berupa Pengajian Bulanan, pengajian Al Quran, Santunan Yatim, Seminar
dan bedah buku dan masih banyak cabang kegiatan dakwah lainnya yang kerap di
gelar oleh perusahaan GIP.
Salah satu aktifitas yang rutin dan menarik untuk diteliti adalah aktifitas
pengajian rutin bulanan karyawan, dimana kegiatan ini benar-benar rutin
dilakukan oleh GIP terhadapa karyawannya, sehingga memungkinkan unsur-unsur
dakwah terjadai dalam aktifitas tersebut.
Jika dibandingkan dengan aktifitas dakwah lainnya dalam perusahaan
GIP, Pengajian bulanan merupakan pengajian yang dikhususkan untuk karyawan
dan masyarakat sekitar.
B. Pengajian Bulanan Karyawan GIP
40
•
Metode Dakwah
Dalam melaksanakan aktifitas pengajian bulanan metode yang
dipakai ialah metode Hikmah dan mujadalah, dimana seorang da’i
menjelaskan materi dakwah yang sesuai dengan kondisi mad’u dan bahasa
yang disampaikan juga sesuai dengan kemapuan bahasa mad’u, atau dapat
disebut juga seperti ceramah, sesekalai mengadakan tanya jawab atau
diskusi antara mad’u dengan da’i atau mad’u dengan mad’u akan tetapi
diskusi tersebut tidak menumbuhkan api-api konflik antara sesama mad’u.
Tausiah agama merupakan contoh konkret dari aktifitas dakwah
bulanan GIP, seorang Da’i menyampaikan materi dakwah yang kemudian
mad’u mendengarkan secara seksama apa-apa yang disampaikan oleh da’i,
metode ini biasa dilakukan di masyarakat sekitar dimana da’i dan mad’u
melakukan perannya masing-masing sebagai unsur dakwah.
Untuk menambah pengatahuan keislaman
mad’u, tidak jarang
diberikan pula waktu untuk memberikan tanggapan atau bertanya tentang
materi yang disajiakan oleh D’ai, sehingga kegiatan tersebut menjadi daya
tarik bagi mad’u untuk mananyakan segala hal yang berhubungan dengan
Islam, tidak jarang mad’u yang memberikan komentar atau argument
dalam aktifitas dakwah bulanan, sehingga terjadi saling tukar ilmu Islam
antar sesama mad’u.
Metode yang diguanakan tidak berbeda dengan metode yang kerap
digunakan dalam pengajian-pengajian rutin biasanya, akan tetapai yanag
menarik disaini adalah setiap karyawan diberian waktu untuk merenung
atau menelaaah
sejenak tentang materi yang telah disajiakan dan
41
kemuadian karyawan diersilahkan untuk bertanya tantang materi atau
masalah-masalah laianya kepada nara sumber.
Selain pengajian bulanan ini diwajikan oleh perusahaan kepada
karyawan, untuk menambah daya tarik karyawan dalam mengikuti
pengaian bulanan adalah danaya kansumsi (makanan ringan) yang disajian
secara Cuma-Cuma oleh
pihak perusahaankepada karywaan yang
mengikuti pengajian rutin, hala tersebut dilakukan karena untuk
menumbuhkan gairah karyawan untuk mendengarkan tausiah-tausiah yang
sanagat bermanfaat.
Metode ini telah dilakukan kurang lebih 20 tahun, bermuala hanya
dilakukan oleh karyawan yang mau saja akan tetapi berkembang menjadi
kegiatan yang wajib, metode ini tidak mengalami perubahan tetap
dilakukan seperti semula.
Dalam menyajikan materi tidak jarang nara sumber langsung
mempraktekan tentang materi yang sedang disajikan misalanya dalam
materi memamdikan jenazah, nara sumber langsung menggunakan alat
peraga dan kemudian dipraktekan langkah-langkah pemandian jenazah
baik yang wanita maupan yang pria, hal itu yang menjadi menarik untuk
dicermati.
Walaupn seirang berkembangnya zaman dan berkembang metode
dakwah, pengajian Bulanan GIP tidak terpengaruh dengan metode –
metode baru, artinya metode yang sekarang di terapkan dalam pengajian
bulanan sudah cukup berhasi
•
Materi Dakwah
42
Materi dakwah yang diberikan dalam pengajian bulanan tidak
keluar dari tuntutan ajaran Islam yaitu Al Quran dan Hadist biasa sekitar
tentang, motiofasi kerja, motifasi diri dalam Islam dan Muamalah, dimana
mad’u diberikan tausiah-tausiah yang kerap berkaitan dengan kehidupan
baik kehidupan keluarga atau kehidupan masyraka ayau bahwaan materi
yang bersentuhan lansung dengan aktifitas karyawan di perusahaan.
Tidak ada perbedaan secara signifikan tentang materi-materi yang
disajikan pada pengajian bulanan dengan tausiah-tusiah yang kerap kita
temukan dalam tausiah di masyarakat, namun materi yang disajikan lebih
spesifik dan dengan menggunakan bahasa-bahasa akademisi.
Beragam materi yang disajikan membuat karywaan tidak merasa
jenuh dengan teusaih-tausiah yang diberikan nara sumber, terkadang
materi yang diajikan oleh nara sumber tidak langsung di selesaikan dalam
sekali pertemuan akan tetapi dua sampai tiga pertemuan, sehingga rasa
penasaraan yang kerap dialami oleh karywaan tentaang materi selanjutnya.
Materi yang disajikan tidak begitu berat, bukan merupakan bahasan
kalangan akademisi, materi yang sulit dapat dikemas dan disajikana
dengan msingkat dan mudah untuk dipahami oleh karyawan. Karena
tingkat pengetahuan karyawana yang beragam ternyata berpegaruh
terhadap materi yang disajikan.
Materi
ini dapat dikatakan efektif karena dalam satu bulan
karyawan mendapat sentuhan rohani dan pengetahuan-pengetahuan
Islam48,
48
Andy.bag. SDM Wawancara. Depok 20 Maret 2008
43
•
Subjek Dakwah (Da’i)
Para peraktisi dakwah atau juru dakwah yang disiapkan oleh
perusahaan GIP untuk menjadi nara sumber dalam pengajian Bulanan
tentunya memiliki loyalitas dan keteguahan terhadapa Islam dengan benar,
Gip tidak pernah mengundang atau memakai nara sumber yang sedang
bermasalah di dalam kalangan masyarakat, akan tetapi GIP mengundang
Nara sumber yang dapat diteriama oleh masyarakan khususnya karyawan
GIP.
Nara sumber yang kerap memberian materi dalalm pengajian
bulanan tentunya memiliki jam terbang yang tinggi biasanya merakameraka yang pernah menulis dan buku-bukunya diterbitakan oleh GIP,
karena selain memiliki hubungan yang erat mayoritas nara sumber yang
dipakai berkualitas baik dalam penyampaian materi maupun dalam
penguasaan medan dakwah, untuk melihat kualitas nara sumber Gip
berusaha menelaah melalui tulisan –tulisannya atau sepak terjangnya
dalam dunia dakwah.
Abdulah Gymnastiar (Aa-gym), Didin Hafifudin, Reza M Syarief.,
Syafie Antoni, Ari Ginanjar dan ulama-ulama Islam lainnya merupaka
beberpa nara suber yang pernah memberikan materi dalam pengajian
bulanan karywaan GIP, tidak jarang dalam pengajian bulanan GIP
menggunakan Nara sumber yang merupakan karyawan perusahaan GIP.
Dalam pengajian Bulana tidak secara terus-menerus menggunakan
nara sumber yang populer atau terkenal, akan tetap sesekai pengajian
bulana diisi oleh Kiyai atau Ustad dari dalam perusahaan dan lingkuangan
44
sekitar, hal tersebut dilakukan untuk melatih kemahiran seorang Ustad
yang notabenenya adalah karyawan GIP, dan menumbuhkan rasa
slaturahmi yang tinggi jika menggunakan Kyai dari lingkunagan sekitar.
•
Objek Dakwah (Mad’u)
Objek dakwah (mad’u) dalam pengajiana rutin bulanan ini adalah
seluruh karyawan GIP dan pimpinan perusahaan, karyawan perusahaan
GIP mayoritas memiliki keluarga dengan demikian materi disesuaikan
dengan kondisi karyawan GIP.
Dengan jumlah kurang lebih 150 karyawan maka dapat dikatakan
pengajian bulanan ini dikatakan pengajian yang cukup besar belaum
dengan hadirnya keluarga dari karyawan dan ditamgah dengan masyarakat
sekitar sehingga kurang lebih pengajian bulanan diikuti oleh 200 jamaah
dan memiliki tingkat pengatahuan yang berbeda.
Sedangkan tingkat usia mad’u berkisar 25 sampai dengan 40 tahun,
tingkat pendidikan minimal SMA sederajat, sedangan tingkat ekonomi
menengah keatas, dan jenis kelamin mayoritas lelaki ,20 % wanita.
Karena pengaian rutin bulanan merupakan pengajian yang
diikhususkan bagi karyawan maka sasaran utama pengajian bulana adalah
karyawan hal tersebut dimaksudkan untuk menumbuhkan jiwa-jiwa
keislaman pada diri karyawan GIP dan menumbuhkan semangat dalam
beribadah khususnya dalam malakukan pekerjaan.
Tidak hanya kalangan karyawan akan tetapi para kepala bagian dan
direkasi perusahaan merupakan mad’u dalam pengajian bulana tersebut,
45
dengan demikan mad’u dalam pengajian bulan bukan hanya karyawan
akan tetapi seluruh penghuni perusahaan.
Keberagaman latar belakang dan pendidikan mad’u merupakan
tantangan bagi nara sumber
yang kerap mengisi materi dipengajian
Bulana, sehingga pesan –pesan yang disampaikan kepada Mad’u kerap
menggunakan bahasa-bahasa populer atau bahasa yang kerep digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.
•
Media Dakwah
Aktifitas dakwah berupa pengajian bulana merupakan kegiatan
yang di motori atau kegaiatn yang telah diprogramkan oleh bagian Sumber
daya Manusia (SDM), maka segala persiapan dilakukan oleh bagian SDM
dalam menyelenggarakan pengajian bulana
Mimbar khutbah merupakan salah-satu media yang digunakan
dalam pengajian bulanan selaian itu tidak jarang nara sumber yang
menggunakan infokus dalam menjelaskan materi –materi dakwah. Yang
terpenting dari in adalah pengajian bulana merupakan media amph untuk
menjalain silaturahmi antara karyawan baika dengan atas maupun dengan
bawahan, dengan demikina program pengajian bulana berperan penting
dalam meningkatkan tali ukhuwah karyawan.
Pada materi-materi yang memerluka tingkat pemikiran yang lebih
nara sumber memberikan seleberan kertas yang berisikan poini-poin
penting dari mater yang hendak disajikan selain itu didalam lembaran
tersebut disajian pula ayat-ayat yang berhubungan dengan materi.sehingga
46
dapat dikatakan ringkasan materi yang di bagaiakan kepada mad’u
merupakan media dakwah pengajian bulanan.
Buletin-buletin dakwah yang berisikan tausih-tausiah keagamaan
diberikan pada saat pengajian bulanan, diman didalam buletin tersebut
terdapat berbagai tausiah dan pengetahuan Islam yang diberikan secra
Cuma-Cuma kepad mad’u.
Setiap bulannya tentunya materi yang disajikan berbeda, akan
tetapi terkadang terdapat materi yang tdak dapat disajikan dalam waktu
satu kali pertemuan, maka maeter tersebut akan diulas dan dilanjutkan
kembali pada pertemuan bulan yang akan datang.
Dengan adanya perbedaaan materi tiap bulannya maka membuat
fariasi materi sehingga tdak membuat jenuh mad’u, perlu kita ketahu
bahwa mad’u dalam pengajian bulana tersebut tidak berganti-ganti,
sehingga dubutuhkan fariasi-farasi materi untuk meunjang pemahaman
karyawan terhadap Islam.
Jika nara sumber bertaraf nasional maka pengajian bulanan kerap
menggunakan Gedung, karena selain labih fokus suara nara sumber
terdengar jelas, dengan demikina banyak media yang digunakan dalam
pengajian bulanan.
•
Tujuan Pengajian Bulan
Setiap aktifitas atau kegiatan tentunya memiliki tujuan yang jelas,
begitu juga dengan pengajian bulana GIP tentunya memilki tujuan yaitu
menumbuhkan tingkat pengetahuan keislaman karyawan, meningkatkan
47
semangat beribadah dan semangat hidup agar tidak mudah putus asa dalam
menghadapai cobaan.
Karena sasaran utama pengajian bulanan adalah karyawan maka
dengan
pengajian tersebut dapat menambah pengetahuan dan mejadi
solusi segala problem yang dialami oleh karyawan khususnya dalam
bekerja.
Pengajan bulana merupakan langkah kongret dakwah GIP terhadap
karyawan,
terutama
karyawan
yang
memilik
perusahaan, maka dibutuhkanlah pengajian bulanan.
48
loyalitas
terhadap
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa aktifitas
dakwah Perusahaan GIP terbagi menjadi dua bagian yaitu aktifitas Internal
(dalam) meliputi segala macam aktifitas yang berada dan diperuntukkan untuk
karyawan GIP dan aktifitas ekternal (luar)
meliputi segala bentuk aktifitas
dakwah yang dilakukan GIP kepada khalyak.
Aktifitas dakwah
pengajin bulanan kerap melakuan dengan metode
Mujadalah, dimana antar mad’u dan Da’i saling bertukar pikiran dan berdiskusi,
materi yang disajikan lebih menekankan pada Kaualitas Ibadah dan etos kerja
seperti motivasi kerja dan motivasi hidup, selain itu tidak ada penekananpenekanan struktural terhadap metode dakwah yang dilakukan, GIP lebih
mementingkan penerapan dalam kegiatan keseharian dibanding dengan matode
yag dilakukan.
Materi yang disajikan pada aktifitas dakwah Internal masih dalam taraf
materi lazim yang kerap dilakukan pada pengajian-pengajian lainnya, pada materi
bulanan materi yang disajikan lebih umum berupa Aqidah, Muamalah dan
motifasi diri. Dan motivasi diri. Yang
terpentingmater disesuaikan dengan
masalah yang sedang terjadi.
Nara Sumber (Da’i) dalam aktifitas dakwah Internal
GIP, memilki
kemampuan yang beragam yang didasari dari latar belakang pendidikan, bahasa-
49
bahasa yang disampaikan nya lebih banyak menggunakan bahasa-bahasa
akademis dan jarang sekali terdapat kelucuan didalamnya.
Sasaran dakwah Perusahan
GP tentaunya ialah karyawan GIP yang
memiliki tingkat pengetahuan terhadap agama berbeda dan semangat untuk
mendapatkan Ilmu-Ilmu agama sangat terlihat dari keseriusan karyawan GIP
dalam melakukan aktifitas dakwah.
Objek dakwah yang beragam merupakan tantangan dari aktifitas dakwah
GIP, tidak jarang yang menjad mad’u dalam pengajian bulan mereka yang belatar
belakang pendidikan yang tinggi maka ilmu yang mereka terima hanya tingal
pematangan saja.
Kedudukan dakwah di Perusahaan GIP terutama dakwah Internal
merupakan aktifitas non formal, berbeda halnya dengan aktifitas Internal seperti
seminar dan bedah buku merupakan program promosi dari perusahaan dalam
meningkatkan minat beli dari konsumen, didalamnya dikemas dengan sentuhansentuhan dakwah.
Dengan demikian GIP tidak hanya menerbitkan buku-buku Islam saja akan
tetapi GIP melakukan aktifitas dakwah untuk karyawan GIP berupa pengajian
bulanan akan tetap GIP melakukan Katifitas dakwah bagi karyawan berupa
pengajian Bulann yang kerap dilakuakan setiap satu bulan sekai dan dengan nara
sumber yang beragam.
50
Saran-saran
1. Kepada pelaksana harian aktifitas dakwah internal (Bag SDM) seharusnya
mengklasifikasik
jamaah
(karyawan)
sesuai
dengan
tinggkat
pemahamannya terhadap Islam,
2. Bagian SDM perlu perlu melakukan aktiiftas agar lebih berfareatif,
sehinggga materi mudah diterima oleh mad’u.
3. Nara Sumber (da’i) diperlukan untuk mengkonsep
dengan jelas dan
terjadwal,terencana dengan baik, sehingga memudahkan Mad’u dalam
menerima mater
4. Kepada perusahaan diperlukan tempat dan segala faslitas yang manunjang
pelaksanaa pengajian bulanan,
5. Karyawan (mad’u) hendaknya membawa alat tulis dan lainnya agar materi
yang disampaikan tidak cepat hilang dengan demikian mater yang ditulis
dapat ditelaah lebih dalam dilan waktu.
6. Bagai nara suber yang memberikan materi ibadah hendaknya penyajian
materi langsung dipraktekan dengan tentunya dengan penjelasanpenjelasan terlebih dahulu.
51
DAFTAR PUSTAKA
Ali Halim Mahmud, Abdul. Dakwah Fardiyah. Gema Insani Press,
Jakarta, 1999.
Ahmad, Amrullah. Dakwah Islam dan Perubahan Sosia. Yogyakarta:
PLP2M, 1985.
Arifin, H.M. Psikologi Dakwah. (Jakarta : Bumi Aksara,1997)
AR, Halim. Problematika Dakwah Masa Kini dan Pemecahannya. naskah
makalah yang disampaikan dalam seminar pada tanggal 24 februari 2003
Anshori,
Fiqih
Dakwah
Pendekatan
Tafsir
Tematik.
Bogor
www.dakwatuna.com 2008
Aswadie M, Sukur.Dakwah dan Pemberdayaan Umat.(IAIN ANTASARI
BANJARMASIN : Alhadharah Jurnal Dakwah : 2002)
Atjeh, Abu Bakar Beberapa Catatn Mengenai dakwah Islam., (Semarang :
Romadoni, 1971).
Bachtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta:Logos,
1997.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1997.
Dermawan, Andy. Dkk,Metofologi Ilmu Dakwah.Yogyakarta: LESFI,2002
Fatwa, Marsekal Tafsir Dakwa.(Surabaya, IAIN Sunan Ampel 1978
Hamka, Prinsip dan Kebijaksanaan dakwah Islam. Jakarta : PT Pustaka
Panji Mas,1998.
52
Hasibuan Ahmad Supardi, Tanggung Jawab Da’i dan Pengurus Masjid.
Jakarta : www.google.com Makalah Dikutip pada 19 Juni 2008
Helmi, Masdar Dakwah dalam Alam Pembangunan. Semarang : CV Toha
Putra.
Http: // www. Dakwahtuna.com Dakwah Secara Online. Tu 2008.
Http: // www.google.com) Makalah Dikutip pada 19 Juni 2008.
Http: // www.wikipedia. Dakwah. Jakarta : dikutip pada 19 Juni 2008
Idris, M A. Shomad.Diktat perkuliah Ilmu DakwahI. Fak. Dakwah dan
Komunikasi UIN Jakarta : 2004.
Latif, Nasarudin, Teori dan praktik dakwah Islamiah. Jakarta : Firma
Dara.
Mahfuzh, Ali Hidayatul al- Mursyidin Ila Thuruq al-wazi wa al –khitab.
Beritu. Dar al – Marifat.
Mahmudis,Manajemen Dakwah rosululla,Jakarta: Restu Ilahi. 2004
Maliki Abdul Bin Nuh, Oemar Bakry, Kamus Arab-Indonesia
Indonesia Arab. (Jakarta : Mutiara, 1983),
Mansyur, M Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral.Yogyakarta Al
Amin Press,1997.
Poerwodarminto, W.J.S Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai
Pustaka, 1976).
Rozak, Abdul Soleh,Manajemen Dakwah Islam. Jakarta : Bulan Bintang
1986.
53
Santih, Skripsi ,Aktifitas Dakwah FKRM (Forum Komunikasi remaja
Masjid) Serepong. ( Jakarta , Fakultas Dakwah & Komunikasi UIN Jakarta.2007),
hlm13
Sayyid Muhammad Al Wakil, Prinsip dan Kode Ettik Dakwah. Jakarta :
Akademi Prassindo,2002.
Semesta, Rahmat Metode Dakwah (Jakarta : Prenda Media 2003)
Soeitoe, Samuel Psikologi Pendidikan II. Jakarta: FEUI, 1982.
Syukir, Asmuni, Dasar-Dasar Strategis Dakwah. Surabaya : Al Ikhlas,
1983.
Takawirawan, Cahyadi. Yang Tegar di Jalan Dakwah. Yogyakarta :
Talenta.
Tasmara, Toto Komunikasi dakwah. Jakarta : Gaga Media Pratama,1997.
Widyatmini,Pengantar Bisnis. Jakarta : Penerbit Gunadarma 1992.
Yafie Ali .Dakwah Dalam Al Quran dan As Sunnah. Jakarta : Makalah
Seminar 1992.
54
55
Download