AKTIFITAS DAKWAH DI PERUSAHAAN GEMA INSANI PRESS (GIP) (Analisis Pengajian Bulanan Karyawan GIP) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Oleh CHAERUL MIFTAH NIM 104051001745 JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH 1429 H. /2008 M 1 AKTIFITAS DAKWAH DI PERUSAHAAN GEMA INSANI PRESS (GIP) (Analisis Pengajian Bulanan Karyawan GIP) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Oleh CHAERUL MIFTAH NIM 104051001745 Di Bawah Bimbingan Drs. Jumroni. M.si NIP 150254959 JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH 1429 H. /2008 M 2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI ………………………………………………….. i KATA PENGANTAR ………………………………………… ii ABSTRAK .................................................................................. iii BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……………………………... 1 B. Perumusan Masalah………………………………….. 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………… 7 D. Metodologi Penelitian ……………………………….. 8 E. Sistematika Penulisan ……………………………….. 10 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Dakwah …………………………………. 11 B. Unsur – unsur Dakwah ………………………………. 18 C. Pengertian Aktifitas Dakwah ………………………… 34 BAB III SEKILAS TENTANG GEMA INSANI PRESS A. Latar Belakang Berdiri ................................................. 36 B. Tujuan Bedirinya GIP .................................................. 38 C. Prestasi dan Pruduk GIP .............................................. 39 D. Kegiatan Dakwah GIP ................................................. 40 3 BAB IV AKTIFITAS DAKWAH GIP A. Aktifitas Dakwah Perusahaan GIP ........................... 41 B. Aktifitas Pengajian Bulanan Karyawan ........................ 43 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................. 57 B. Saran-Saran ................................................................. 60 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN – LAMPIRAN 4 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrohim Segala puji dan sukur hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam proses pembuatan skripsi ini. Shalawat dan salam sejahtera semoga terlimpah curahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Dinul Islam sebagai jalan hidup bagi seluruh umat manusia. Selama dalam perkuliahan dan penulisan ini penulis mendapat banyak bimbingan dari berbagai prihal. Dengan segala kerendahan hati, penulis menghanturkan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya kepada: 1. DR. H. Murodi, M.A., Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, beserta segenap pembantu Dekan. 2. Drs. Wahidin Saputra, M.A., dan Ibu Umi Musyarofah, M.A., Ketua dan Sekertaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam yang memberikan Motifasi kepada penulis. 3. Drs Jumroni, M.si., dosen pembimbing skripsi, yang telah memberikan banyak Ilmu dan meluangkan waktunya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 4. Bapak Nuim Hidayat Kepala Bagian Penerbitan Umum Gema Insani Press, yang telah membantu penulis untuk mendapatkan data dan informasi yang penulis butuhkan. 5. Bapak Andi Supriyatna Staf Sumber Daya Manusia, Perusahan GIP yang telah memberikan waktunya dan tenaga nya untuk penulis. 5 6. Seluruh dosen dan Karyawan Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan banyak ilmu pada penulis. 7. Bapak yang saya cintai, semoga diterima disisi Allah SWT, dan dimasukkan kedalam surga Allah.. Ibu saya yang sangat saya cintai yang telah membantu baik moril dan materil. 8. Seluruh keluarga besar H Djuhri dan Hanafie H.S. Parung Bogor, yang telah memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini, semoga Allah memberikan yang terbaik dalam hidupnya. 9. Sahabatku yang terbaik yang tergabung dalam kelas KPI A angkatan 2004, dan semua pihak yang tidak dapay disebitkan satu persatu yang telah membantu penulis dan memberikan semangat sehingga terselesaikan skrisi ini Akhirnya, hanya kepada Allah SWT peneliti serahkan semua ini, semoga bantuan dari semua pihak dapat dijadikan amal shaleh disisi Allah SWT, dan harapan penulis mudah-mudahan karya ilmiah yang sederhana in dapat menjadi ilmu yang bermanfaat untuk mengambangkan ilmu pengetahuan terutama Dakwah dan Komunikasi. 6 ABSTRAK AKTIFITAS DAKWAH DI PERUSAHAAN GEMA INSANI PRESS (GIP) Dakwah tidak hanya terbatas pada akifitas lisan semata, akan tetapi dakwah dapat dilakukan oleh institusi atau perusahaan yang mencakup mencakup seluruh aktifitas lisan dan perbuatan salah satu perusahaan yang kerap melakukan aktifitas dakwah adalah perusahan penerbitan Gema Insani Press (GIP) Aktifitas dakwah apa aja yang dilakukan oleh GIP? Bagaimana pelaksanaan pengajian bulanan karyawan? Gema Insani sebagai wadah dan payung untuk dijadikan cover aktivitas kesehariannya. Dari buku pertama berjudul "Perang Afghanistan", kini alhamdulillah telah menerbitkan buku dengan tidak kurang dari 1000 judul buku yang meliputi Akidah, Syari'ah, Syakhsiyah, tidak hanya buku-buku Islam yang kerpa di terbitkan, berbagai kegiatan dakwah kerpa dilakukan oleh GIP. Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode penelitian Kualitatif yaitu penelitian yang menggambarkan kegiatan-kegiatan atau aktifitas keseluruhan terutama aktifitas dakwah yang dilakukan oleh karywaan, dalam menganalisis data penuis menggunakan metode deskriptis analitik yanitu dengan menggambarkan hasil-hasil yang dietmukan dari objek penelitian yang kemudian dijadikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah, ternyata aktifitas dakwah yang dilakukan oleh GIP terdiri dari dua bagaian yaitu aktifitas dakwah didalam dan diluar perusahaan, masing-masing aktifitas memeiliki metode dan materi yang berbeda. Dengan demikian selain GIP menerbitkann buku-buku Islami GIP juga melakukan aktifitas dakwah berupa seminar, kajian Islam, dan beberapa aktifitas dakwah lainnya. Kedudukan dakwah dalam perusahaan GIP merupakan kegitan Non formal perusahaan dan tidak berpengaruh terhadap prestasi karywan di perusahaan. 7 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman, berkembang pula dakwah Islam hal ini ditandai dengan maraknya metode, materi dan pelaku dakwah yang dapat bersaing dengan perkembangan zaman, dewasa ini, perjalanan dakwah di Indonesia dalam batas-batas tertentu telah mengalami banyak kemajuan dan kesuksesan. Para da’i sudah banyak yang memasuki wilayah-wilayah strategis dalam berbagai lapangan kehidupan. Dakwah sekarang ini sudah memasuki, fase di mana dakwah mulai tampil dan mengembangkan aktivitasnya di berbagai macam lembaga, baik lembaga keagamaan, pendidikian, sosial, ekonomi maupun politik. Bahkan dengan eksisnya beberapa partai Islam di pentas nasional, dakwah telah memasuk, fase mengelola negara.1 Apabila ajaran Islam yang mencakup segenap aspek kehidupan itu dijadikan sebagai pedoman hidup dan dilaksanakan dengan konsisten, maka akan tejalin kedamaian dan kesejahteraan bagi seluruh umat, hal tersebut tidak hanya berdampak di dunia akan tetapi berpengaruh pada kelangsungan kita di akhirat. Salah satu usah yang kongkret dalam penyebaran Islam dan realisasinya terhadap ajarannya adalah melalui dakwah. Dakwah merupakan suatu yang penting dalam Islam, segala usaha untuk mengIslamkan umat Islam dan umat lain yang bersentuhan langsung dengan kehidupan dan tidak terlepas dari ajaran-ajaran Islam (Syariat Islam) merupakan kegiatan dakwah. 1 www.dakwatuna.com. Senin 4 Agustus 2008. 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertina Dakwah Secara etimologis (bahasa), kata dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu (da’a, du,aan), yang berarti memanggil , menanamkan, mengundang.2 Sedangkan orang yang melakukan seruan atau ajakan tersebut dikenal dengan da’i yaitu orang yang menyeru. Dengan demikian, secara terminologi pengertian dakwah itu merupakan suatu proses penyampaian pesan-pesan tertentu yang berupa ajaran atau seruan dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut.3 Difinisi dakwah dalam Islam yang diberikan Oleh Prof . Thoha Omar MA., yang dikutip oleh Toto Tasmara dalam bukunya Komunikasi dakwah, yaitu mengajak manusia dengan cara bijakasana kepada jalan yang benar denga perintah Tuhan, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat4 Dakwah dapat diartika sebagai sisi positif dari ajakan untuk menuju keselamatan dunia akhirat. Sedangkan menurut istilah para ulama memberikan definisi dakwah bermacam-macam, antara lain. 1. Syekh Ali Makhfudh dlam kitabnya Hidayatul Mursyidin, mangatakan dakwah adalah ” mendorong manusia untuk berbuat kebaikan dan mengikuti petunjuk (agama), menyeru mereka kepada kebaikan dan mencegah mereka dari perbuatan munkar agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat5 3 4 5 Abd Maliki Bin Nuh, Oemar Bakry, Kamus Arab-Indonesia Indonesia Arab, (Jakarta : Mutiara, 1983), hlm 105 Toto Tasmara, Komunikasi dakwah,(Jakarta : Gaga Media Pratama,1997), hlm 31 Ibid,hlm 32 Syekh Ali Mahfuzh, Hidayatul al- Mursyidin ila Thuruq al-wazi wa al –khitab ( Beritu, Dar al – Marifat t.t) hlm. 17 9 2. HSM. Nasrudin Latif mendefinisikan dakwah: ”Setiap usah aktifitas dengan tulisan maupun lisan yang bersifat menyeru, mengajak, memenggil manusia lainnya untuk beriman dan mentaati Allah SWT sesuai dengan garis-garis Aqidah dan Syariat Akhlak Islamiya6 3. Abu Bakar Atjeh dalam bukunya,beberapa Catatan Mengenai Dakwah Islam, mengatakan ”dakwah adalah seruan kepada seluruh umat manusia untuk kembali pada ajaran hidup sepanjang ajaran Allah SWT yang benar, dilakukan denga penuh kebijaksanaan dan nasihat yang baik7 4. Masdar Helmy mengatakan bahwa dakwah adalah,” mengajak dan menggerakkan manusia agar mentaati ajaran-ajaran Allah (Islam) termasuk amar ma`’ruf nahi munkar untuk bisa memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat8 Setelah mengatahui berbagai makna kata dalam dakwah menurut bahasa dan istilah , maka yang menjadi fokus bahasan dalam tulisan ini adalah dakwah dalam arti menghajak dan menyeru. Sebenarnya masih banyak lagi difinisi dakwah yang dikemukakan oleh par ulama yang lain, akan tetapi beberapa difinisi diatas sudah dapat memberikan gambaran difinisi mengenai dakwah. Selain difinisi yang dikemukan diatas dalam Al Quran juga banyak disebut tentang pengertian dakwah, salah satu diantaranya dalm surat An Nahl 125 ☺ ☺ ☺ ☺ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu 6 7 8 Nasarudin Latif,Teori dan praktik dakwah Islamiah, ( Jakarta : Firma Dara) hlm.11 Abu Bakar Atjeh, Beberapa Catatn Mengenai dakwah Islam, (Semarang : Romadoni, 1971), hlm 6 Masdar Helmi, Dakwah dalam Alam Pembangunan, (Semarang : CV Toha Putra ) Hlm 31 10 dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S. An Hahl :125) Ayat diatas menerangkan bahwa dakwah merupakan perbuatan yang sangat penting, karena dalam ayat tersebut terdapat kata Serulah, maka umat manusia diperintahkan diperintahkan untuk menyeru, menyebarkan, mengajak, memberikan pengetahuan pada orang lain tentang ajaran-ajaran Islam, meluruskan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari ajaran-ajaran Islam. Dari uraian diatas dapat dipahami juga bahwa dakwah secara general berarti upaya pembebesan umat manusia secara fundamental, yaitu aktualisasi teologis ( iman yang dimanifestasikan dalam sistem kegiatan teratur dalam bidang sosila kemasyarakatan). Kondisi yang dilaksanakan secara teratur untuk mengetahui cara merasa, berfikir, bertindak pada dataran kenyataan individual dan sosial cultural dalam rangka mewujutkan ajaran Islam dalam semua segi kehidupan9 B Unsur-unsur Dakwah Untuk dapat memahami apa yang dimaksud denga dakwah, maka selain beberapa difinisi dakwah yang telah diuraikan diatas, ada bebarapa unsur dakwah yang akan diuraikan guna memberikan pemahaman yang lebih baik lagi tentang dakwah. Diantaranya unsur-unsur yang terdapat dalam dakwah adalah subjek dakwah, objek dakwah, materi dakwah, metode dakwah, serta tujuan dakwah. Berikut adalah penjelaskan mengenai unsur-unsur dakwah tersebut. a. Tujuan Dakwah 9 Amrullah Ahmad, dakwah Islam dan Perubahan Sosial, ( Yogyakarta : PLP2M, 1985) hlm.5 11 Suatu aktifitas atau, usaha dan kegiatan memiliki tujuan, tujuan dapat diartikan sebagai salah satu yang ini dicapai dalam kadar tetentu dengan segala usaha yang dilakukan, tujuan proses dakwah merupakan penentu sasaran strategis dan langkah-langkah operasional dakwah selanjutnya. Dakwah memiliki empat batasan yaitu hal yang hendak dicapai, jumlah atau kadar yang diinginkan, kejelasan yangingini dicapai dan ingin di tuju.10 Dakwah merupakan rangkaian kegiatan atau proses, dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Tujuan ini dimaksudkan pemberi arah atau pedoman bagi gerak atau langkah aktifitas dakwah, sebeb tanpa tujuan yang jelas seluruh aktifitas dakwah akan sia-sia. Apabila ditinjau dari segi pendekatan sistem (sistem Approach) tujuan dakwah merupakan salah satu unsur dakwah, dimana dakwah mempengaruhi, berhubungan (sama pentingnya)11 Tujuan dakwah dapat juga diartikan mengaktualisasikan nilai-nilai ajaran Islam kedalam kehidupan sehari-hari secara pribadi, keluarga dan kemasyarakatan, sehingga tercapi umat yang sejahtera lahir dan bathin, bahagia di dunia dan akhitat12 Menurut H Sukiryanto tujuan dakwah adalah mempertemukan kembali fitrah manusia dengan agama atau menyadarkan manusia supaya mengakui kebenaran Islam dan mau untuk mengemalkan ajaran Islam, sehingga menjadi 10 11 12 Muhammad Sayyid Al Wakil,Prinsip dan Kode ettik Dakwah,(Jakarta : Akademi Prassindo,2002),hlm 8-9 Asmuni Syukir,Dasar-Dasar Strategis Dakwah,(Surabaya : Al Ikhlas, 1983),hlm 49 Mahmudis,Manajemen Dakwah rosulullah,(Jakarta: Restu Ilahi. 2004)hlm 10 12 orang yang baik, menjadi ornag yang baik berarti menyelamatkan orang dari kesesatan, dari kebodohan dan kemiskinan13 Menurut M. Arifin dalam bukunya Psikologi Dakwah menyebutkan bahwa ”tujuan dakwah adalah menumbuhkan pengertian, kesadaran, penghayatan dan pengamalan ajarana yang dibawa oleh juru dakwah atau penerang agama14 Sedangaka Toto Tasmara dalam bukunya Komunikasi Dakwah berpendapat bahwa ” Tujuan dakwah adalah untuk menegagkan ajaran agama kepada setiap insani baik individu maupaun masyarakat sehingga awam tersebut mampu mendorong suatu perbuatan yang sesuai dengan ajaran Islam” 15 Jika kita pahami lebih dalam, setiap kegiatan atau aktifitas pastinya memiliki tujuan dengan demikina dakwah juga memiliki beberapa tujuan yaitu: • Menunaikan Amanat • Menegagkan Hujjah dan dalil-dali kebenaran • Menyelamatkan umat dari kehancuraan Ketika menunaikan amat dakwah tersebut sebagaimana pula menegagkan hujjah terhadap manusia, para aktifis dakwah juga harus mempersembahkan dan memberikan pelayanan yang baik kepada umat dan menggaulinya dengan pergaulan yang baik pula, karena tujuan mereka berdakwah ialah menyelamatkan mereka dari skehancuran, membimbing mereka dari kesalahan kepada kebenaran dan kejayaan di dunia dan akhirat16 Secara operasional Syekh Ali Mahfudz merumuskan tujuan dakwah sebagai berikut; 13 14 15 16 Andy Dermawan , Dkk,Metofologi Ilmu Dakwah,(Yogyakarta: LESFI,2002),hlm8 H.M.Arifin,Psikologi Dakwah,(Jakarta : Bumi Aksara,1997), hlm.4 Toto Tasmara,Op Cit hlm 47 Muhammad Sayyid Al Wakil.Op Cit. hlm 103-105 13 • Menyiarkan tuntunan Islam, membentuk aqidah dan meluruskan arah perbuatan manusia, terutama budi pekerti. • Memindahkan Hati dari keadaan buruk kepada keadaa yang lebih baik. • Membentuk persaudaraan dan menguatkan tali persatuan diantara umat Muslim. • Menolak Subhat, Bid’ah dan Kurafat dengan mendalami Ilmu Usuluddin.17 Dari pengertian diatas dapat kita pahami bahwa tujuan dakwah pada umumnya pengamalan dari perintah-perintah agama yang terkandung dalam Al Qur’an dan Hadits, dan Untuk mencapai tujuan tersebut, hanya ada satu jalan, yaitu: jalan da'wah. Inilah jalan yang telah ditempuh Rasulullah SAW dan Rasul-Rasul sebelumnya, juga para Shiddiqin, Syuhada dan Shalihin, sebagaimana wasiat Allah swt kepada Rasul-Nya dalam surta (QS. Al-An'am:153) ☺ ⌧ ⌧ Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), Karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa .(QS. Al-An'am:153) 17 Hasanudin,Humum Dakwah,(Jakarta ; Pedoman Ilmu Jaya ,1996) Cet Ke – 1 , hlm 34 14 b. Subjek Dakwah (da’i) Subjek dakwah dapat seseorang atau sekelompok bahkan institusi (organisasi), dapat dikaji dari sudut pandang Islam18 Da’i adalah panutan bagi masyarakat, setiap gerak langkah, tutur kata, prilaku, dan kehidupan kesehariannya senantiasa diperhatikan umat. Oleh sebab itu, seorang Da”i harus memiliki karakter yang kuat dan jelas. Secara umum persiapan karakter bagi da”i dilakukan dengan proses tarbiyah (pendidikan) yang dilakukan secara terus-menerus.19 Keharusan tetap berlangsungnya dakwah Islamiyah di tengahtengah masyarakat itu sendiri, merupakan realisasi dari salah satu fungsi hidup setiap manusia Muslim, yaitu sebagai penerus risalah Nabi Muhammad saw, untuk menyeru dan mengajak manusia menuju jalan Allah, jalan keselamatan dunia akherat. Disamping fungsi hidup sebagai khalifah di muka bumi ini.20 Secara lebih terinci, ada beberapa karakter yang selaknya dimiliki oleh para da’i atau aktifis dakwah, yaitu : 1) Kejelasan wala (Loyaitas) dengan cara ini, mempu membedakan orang yang beriman dengan orang kafir. Bagi para aktifis dakwah wujud loyalitas kepada Allah dan RosulNYa sangat dibutuhkan. 18 19 20 Wardi Bachtiar,Metodologi Penelitian ilmu Dakwah, (Jakarta : Logos, 1997), hlm 33 Cahyadi Takawirawan, Yang Tegar di Jalan Dakwah, ( Yohyakarta : Talenta tt) hlm 65 H. Halimi AR, Problematika Dakwah Masa Kini dan Pemecahannya, naskah makalah yang disampaikan dalam seminar pada tanggal 24 februari 2003 Hal. 1 15 2) Menetapi akhlak mulia. Setelah memiliki kejelasan wala. Para aktifis dakwah dituntut untuk memperindah dirinya dengan akhlak yang diajarkan oleh Islam21 Setiap muslim dan muslimah pada dasarnya mempunyai kewajiban untuk berdakwah, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari perbuatan mungkar (HR. Muslim dari Abu Sa'id al-Khudri). Akan tetapi, dalam menghadapi berbagai masalah yang semakin berat dan kompleks, sebagai akibat tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi, globalisasi, dan tuntutan kebutuhan hidup, maka kiranya tidak memadai lagi dakwah yang dilakukan secara fardhi (perseorangan), merencanakan dan mengerjakan sediri kegiatannya, diperlukan pula dakwah jamaah . Aktifis dakwah (Da'i/mubaligh) adalah setiap orang yang mengajak, memerintahkan orang mengajak orang di jalan Allah (fi-Sabiilillah) atau untuk memahami dan mengamalkan Al-Qur'an dan As-Sunnah nabi Muhammad SAW. Berhasil tidaknya gerakan dakwah sangan ditentukan oleh kompetensi seorang da’i, yang dimaksud dengan kompetensi da’i adalah sejumlah pemahaman, pengetahuan, penghayatan, dan prilaku serta keterampilan yang harus dimiliki oleh para da’i, oleh karena itu para da’i harus memilikinya, baik kompetensi yang cukup untuk berdakwah22 Aktifis dakwah (Da’i) di tuntut memeiliki kemampuan antara lain: 1. Memahami agama Islam secara konverhensif, tepat dan benar. 2. Memiliki al-akhlaq al- kariimah 21 22 Cahyadi Takawirawan Op.Cit, hlm 69, 70,73 Anhar Anshori, Fiqih Dakwah Pendekatan Tafsir Tematik (Bogor www.dakwatuna.com 2008), hal. 5. 16 Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan (Q.S. Ash-Shaf 61 : 2-3) 3. Mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan yang relatif luas 4. Memahami hakikat dakwah. 5. Mencintai objek dakwah ( mad’u) dengan tulus 6. Mengenal kondisi lingkungan dengan baik 7. Memiliki kejujuran dan rasa ikhlas23 Menurut Siddiq Amin, Da’i atau Mubaligh dan pengelola Dakwah seperti Ormas dakwah, untuk melakukan aktifitas-aktifitas sebagai da’i agar memiliki kredebilitas dalam berdakwah dan ilmu pengetahuan, maka bagi seorang da’i harus memperhatikan syarat-sayrat tertentu antara lain; a) Syarat yang bersifat Aqidah. Para da’i harus yakin bahwa agama Islam dengan segenap ajaran-ajarannya itu benar, mereka harus beriman terlebih dahulu dengan iman yang mantap sebelum mereka mengajak orang lain untuk ikut beriman. b) Syarat bersifat Ibadah. Hubungan terus menerus dengan Allah SWT berupa Ibadah bagi seorang da;i merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan secara terus menerus. 23 Ali Abdul Halim Mahmud, Dakwah Fardiyah,( Gema Insani Press, Jakarta 1995) hlm. 64 17 c) Syarat yang bersifat Akhlaqul Karimah, para da’i dituntut untuk membersihkan hatinya dari kotorankotoran yang bersifat maksiaat, seperti hasud, takabur dan sebgainya, serta harus memiliki hati dengan sifat sabar, syukur dan sifat-sifat mahmudah lainnya. d) Syarat yang bersifat Ilmiah. Para da’i harus mempunyai kemampuan ilmiah yang luas dan mendalam, terutama ilmu-ilmu yang menyangut materi dakwah yang hendak disampaikan kepada Mad’u, dengan ilmu pengetahuan yang luas maka memudahkan Da’i untuk memberikan informasiinformasi baru terhadaop perkembangan Islam pada mad’u. e) Syarat bersifat Jasmani. Selayaknya seorang da’i memiliki kondisi fisik yang baik dan sehat karena dengan kondisi fisik yang sehat dan baik maka berpengauh kepada akifitas dakwah yang kita lakukan, semakin seorang da;i sehat dan maka semakin mudah bagi seorang da’i untuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam. f) Syarat bersifat kelancaran berbicara. Sebagai da’i yang lebih banyak mempergunakan bahasa kata-kata untuk menyampaikan pesan-pesan kebenaran Islam dan ajaran-ajarannya, selayaknyalah mempunyai kemampuan berbicara yang lancar, fasih dan seirama dengan aturan-aturan, dan sepat diterima akal dan mampu menyentuh perasaan Mad’u, karena dakwah dengan lisan masih banyak dilakukan. g) Syarat bersifat Mujadalah. Da’i hendaknya mempunyai semangat, berdedikasi kepada masyarakat dijalan Allah SWT dan semangat menjadi contoh bagi seorang mujahid yang baik,melalui perjuangan dan 18 pengorbanan sebagai bukti dan ujian atas kadar keimanan, jiwa semangat diutuhkan karena apabila semangat dakwah sudah ada dalam diri da’i maka niscaya dakwah akan tetap berjalan walau dalam keadaan apa pun.24 Subjek dakwah atau aktifi – aktifs dakwah (da’i) dakwah dapat saja dilakukan oleh intansi / organisasi yang yang memiliki kepedulian untuk menyerukan agama Islam, karena ketika dakwah dilakukan dengan jamaah maka akan berdampak segnifikan terhadap perubahan umat, intansi / organisasi dakwah merupakan contoh konkret dakwah yang dilakuan dengan jamaah, dikarnakan dakwah saat ini memiliki tantangan serius dalam melakukan aktifitas dakwah di zaman modern ini, sehingga pengetahuan agama dan keilmuan merupakan modal utama da’i. c. Objek Dakwah (mad’u) Objek dakwah adalah manusia, baik seseorang atau lebih, yaitu masyarakat. Pemahaman mengenai masyarakat itu bisa beragam, tergantung dari cara memandangnya. Dipandang dari bidang sosiologis, masyarakat itu mempunyai struktur dan mengalami perubahan-perubahan. Di dalam masyarakat terjadi interaksi antar satu orang deengan orang lain. Antara suatu kelompok dengan kelompok lain dan individu dengan kelompok hal tersebut yang mengekibatkan perubahan sosial pada masyarakat.25 Agar dakwah dapat dilakukan secara efisien, maka sudah waktunya dibuat dan disusun stratifikasi sasaran. Mungkin berdasarkan 24 25 M.Mansyur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral.(Yogyakarta Al Amin Press,1997) cet ke 1 hal 70-71 Wardi Bachtiar ,Matodologi Penelitian Ilmu dakwah, Op. Cit ., hlm 36 19 tingkat usia, tingkat pendidikan dan pengetahuan, tingkat sosial ekonomi dan pekerjaan, berdasarkan tempat tinggal, dan lain sebagainya. Salah satu arti hikmah (Qs. An-Nahl: 125) adalah kemampuan untuk mengenal dan golongan dan kondisi dakwah, bahkan secara tegas Rasulullah SAW menyatakan: "Bahwasannya kami diperintahkan untuk menyampaikan ajaran Islam sesuai dengan kemampuan akal manusia."26 ☺ Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada Mengetahui.(Q.S. Saba 34:28) Berdasarkan ayat tersebut dapat difahami bahwa objek atau sasaran dakwah secara umum adalah seluruh manusia, dan objek dakwah secara khusus dapat ditinjau dari berbagai aspek secara khusus sebagai berikut : 1. Aspek usia ; anak-anak, remaja dan orang tua. 2. Aspek kelamin ; Laki-laki dan perempuan. 3. Aspek agama ; Islam dan kafir atau non muslim 4. Aspek sosiologis ; Masyarakat terasing, pedesaan, kota kecil dan kota besar, serta masyarakat marjinal dari kota besar. 5. Aspek sturktur kelembagaan ; Legislati, ekskutif, dan yudikatif. 6. Aspek kultur ke-beragamaan ; Priyayi, abangan dan santri. 7. Aspek ekonomi ; Golongan kaya, menegah, dan miskin. 8. Aspek mata pencaharian ; Petani, peternak, pedagang, nelayan, karyawan, buruh dll. 9. Aspek khusus ; Golongan masyarakat tuna susila, tuna netra, tuna 26 www. Dakwahtuna.com Dakwah Secara Online. (Jakarta 2008) 20 rungu, tuna wisma, tuna karya, dan narapidana. 10. Komunitas masyarakat seniman, baik seni musik, seni lukis, seni pahat, seni tari, artis, aktris dll.27 d. Materi Dakwah Materi dakwah tidak lain adalah Al Islam yang bersumber dari Al Qur’an dan Hadits sebagai sumber utama yang meliputi Aqidah, syariah dan Akhlak dengan berbagai macam cabang ilmu Islam lainnya, pelu disadari bahwa ajaran yang disampaikan itu bukanlah semata-mata berkaitan dengan eksistensi dan wujud Allah SWT, namun bagaimana menumbuhkan kesadaran mendalam agar mempu menerapkan aqidah, syariah dan akhlak dalam ucapan, pikiran, dan perbuatan. Materi yang disampaikan oleh aktifis dakwah diharuskan cocok dengan keahliannya. Materi juga harus sesuai dengan metode dan media serta objek dakwahnya28 Islam merupakana materi pokok dalam dakwah sebagaimana yang terkandung Dalam Al Quran surat Ali Imran : 85 ⌧ Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.(QS. Al Imran : 85) Ali Yafie menyebutkan lima pokok materi dalam dakwah yaitu masalah kehidupan, masalah manusia, masalah harta benda, masalah Ilmu pengetahuan dan masalah Aqidah, yang terakhir inilah yang menjadi 27 28 H.M.Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar, (Bulan Bintang Jakarta 1977), hal. 13-14. Wardi Bachtiar ,Matodologi Penelitian Ilmu dakwah. Op. Cit ., 21 pengkal aqidah Islam aqidah yang mengikat hati manusia dan menguasai bathinnya berdasarkan nilai-nilai Islam, oleh karena itu yang yang pertama kali dijadikan sebagai materi dakwah Rosulullah adalah masalah aqidah atau keimanan.29 Materi dakwah harus dapat menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia, baik yang berkaitan dengan kehidupan dunia materi maupaun duni rohaniyah akal dan jiwa, artinya materi dakwah yang disampaikan harus dapat menggungah aspek akal dan aspek emosi penerimanya, serta berkaitan dengan kebutuhan jasmaninya. Materi dakwah ke depan perlu diarahkan kepada tiga hal pokok sebagai berikut : 1. Mempertebal dan memperkukuh iman kaum muslimin, sehingga tidak tergoyahkan oleh pengaruh-pengarus negatif dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, atau paham-paham yang membahayakan negara, bangsa dan agama. Juga berusaha agar ummat Islam terpanggil untuk meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan mereka atas ajaran Islam. 2. Meningkatkan tata kehidupan ummat dalam arti yang luas, dengan menggubah dan mendorong mereka untuk menyadari bahwa agama mewajibkan mereka untuk berusaha menjadikan hari esok lebih baik dari hari ini. Ini tidak dapat dicapai kecuali dengan kerja keras serta kesadaran akan keseimbangan hidup dunia dan akhirat. 29 Ali Yafie.Dakwah Dalam Al Quran dan As Sunnah.(Jakarta : Makalah Seminar 1992) 22 3. Meningkatkan pembinaan akhlak ummat Islam, sehingga memiliki sikap dan perilaku yang baik dalam kehidupan beragama, bermasyarakat dan bernegara. Dengan itu dapat terwujud etos kerja dan Ukhuwah Islamiyah dalam rangka mewujudkan kerukunan ummat beragama Pada dasarnya materi dakwah Islam tergantung pada tujuan dakwah yang hendak dicapai. Namun secara global dapatlah dikatakan bahwa materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok yaitu : 1. Masalah Keimanan (aqidah) 2. Masalah Keislaman (syariah) 3. Masalah budi pekerti (Akhlakul Karimah )30 e. Metode Dakwah Metode dalam bahasa Yunani (Methodos) berarti cara atau jalan, dalam bahasa Arab disebut Uslub atau Tahariqah (Thuruq) yang berarti jalan atau cara. Metode bisa dikaitkan dengan tujuan tertentu yang akan dicapai, karena metode berarti jalan yang ditempuh dalam rangka mencapai tujuan tertentu.31 Sekurang-kurangnya ada tiga cara atau metode dalam dakwah yakni metode Hikmah, metode Mau’idzah Khasanah dan metode Mujadalah, ketiga metode ini dapat dipergunakan sesuai dengan objek dakwah yang dihadapi oleh da’i atau daiyah di medan dakwah, metode ini sesuai dengan firman Allah yang terdapat dalam Alqur’an surat An Nahl 125. 30 31 31 Asmuni Syukir.Op Cit hal 60 H.M Idris A. Shomad.Diktat perkuliah Ilmu DakwahI.( UIN Jakarta. ), hlm 28 23 Syekh Muhammad Abduh dalam tafsir Al-Manarnya menyatakan bahwa ayat tersebut di atas, telah membagi ummat yang dihadapi oleh seorang juru dakwah kepada tiga golongan dalam mengembangkan dan mengajarkan agama Islam kepada ummat, yaitu : 1. Ada golongan cendekiawan yang cinta kebenaran, dan dapat berfikir secara kritis, cepat dapat menangkap arti persoalan. Mereka ini harus dipanggil dengan hikmah, yakni dengan alasan-alasan, dengan dalil dan hujjah yang diterima oleh kekuatan akal mereka. 2. Ada golongan awam, orang kebanyakan yang belum dapat menangkap pengertian-pengertian yang tinggi. Mereka ini dipanggil dengan Mau’izhatun Hasanah, dengan anjuran dan didikan yang baik-baik, dengan ajaran-ajaran yang mudah dipahami. 3. Ada golongan yang tingkat kecerdasan akalnya di antara kedua golongan tersebut, belum dapat dicapai dengan hikmah, akan tetapi tidak akan sesuai pula, bila dilayani seperti orang awam, mereka suka membahas sesuatu, tetapi hanya dalam batas yang tertentu, tidak sanggup sampai mendalam benar. Mereka ini dipanggil dengan Mujadalah Billati Hia Ahsan, yakni dengan bertukar fikiran, guna mendorong supaya berfikir secara sehat antara satu dan lainnya dengan cara yang lebih baik.32 Dalam ayat An Nahl 125 menjelaskan bahwa Hikmah, Mau’izha Khasanah dan Mujadalah merupakan cara yang dilakukan oleh umat manusia dalam menyerukan agama Islam, berikut ini penjelasan ketiga metode dakwah: 32 Ahmad Supardi Hasibuan,Tanggung Jawab Da’i dan Pengurus Masjid,(Jakarta : www.google.com) Makalah Dikutip pada 19 Juni 2008. hlm 2 24 a. Al Hikmah Dalam kitab al-Hikmah fi al dakwah Ilallah ta'ala oleh Said bin Ali bin wahif al-Qathani diuraikan lebih jelas tentang pengertian al-Hikmah, antara lain: Menurut bahasa: • Adil, ilmu, sabar, kenabian,(Al-Qur'an) dan(Injil) • Memperbaiki (membuat manjadi lebih baik atau pas) dan terhindar dari kerusakan • Ungkapan untuk mengetahui sesuatu yang utama dengan ilmu yang utama • Obyek kebenaran (al-haq) yang didapat melalui ilmu dan akal • Pengetahuan atau ma'rifat. Menurut istilah Syar'i: • Valid dalam perkataan dan perbuatan, mengetahui yang benar dan mengamalkannya, wara' dalam Dinullah, meletakkan sesuatu pada tempatnya dan menjawab dengan tegas dan tepat.33 Al Hikmah adalah kemempuan da’i dalam memilah milih dan menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi objek (mad’u), disampaing itu juga Hikmah merupakan 33 www.wikipedia. Dakwah (Jakarta : tulisan diambil pada 19 Juni 2008 25 kemampuan Da’i dalam menjelaskan agama Islam serta realitas yang ada dengan argumentasi logis dan bahasa yang komunikatif, oleh karena itu Al hikmah adalah sebagai sebuah sitem yang menyatukan antara kemampuan teoritis dan kemampuan praktis34 Hikmah yaitu kemampuan yang memiliki dan mempergunakannya secara tepat35, Ahmad Al Mustofa Al Maroghi mengatakan ” hikmah adalah perkataan yang tegas yang disetai dengan dalil-dalil yang memperjelas kebenaran dan menghilangkan keraguan, selanjutnya Marsekal fatwa mengatakan Hikmah adalah dakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah dengan menitikberatkan pada kemampuan mereka hingga di dalam menjalankan ajaran Islam tidak merasa terpaksa atau keberatan36 Umat yang menyampaikan dakwah dengan budi pekerti yang kasar tidakalah akan berhasil, seorang da’i hendaklah berusaha dengan segala kebijaksanaan yang ada padanya dengan motivasi perhatian orang yang didakwahinya, sehingga pikiran-pikiran yang tertutup menjadi terbuka, manusia yang ingin sukses dalam melakaukan dakwah ialah manusia yang pandai menyesuaikan materi dengan kalangan yang mereka hadapi, 34 35 36 Rahmat Semesta Metode Dakwah (Jakarta : Prenda Media 2003) h 8 Abdul Rozak Soleh,Manajemen Dakwah Islam,(Jakarta : Bulan Bintang 1986) hlm 8 Marsekal Fatwa,Tafsir Dakwah,(Surabaya, IAIN Sunan Ampel 1978 26 contoh teladan ini telah terjadi pada diri Nabi Muhammda SAW dalam penerimaan beliau terhadap seorang yang buta yang bernama Ibnu Ummi Maktum, itulah bentuk kebijaksanaan yang besar artinya bagi Nabi, Nabi tidak membandakan manusia kaya,miskin, tinggi, rendah semua sama dihadapannya dan dimuliakannya.37 Dengan demikian dakwah Bil Hikmah adalah dakwah yang dilakukan terlebih dahulu memahami secara mendalam segala persoalan yang berhubungan dengan persoalan dakwah, yang meliputi sasaran dakwah, tindakan yang akan dilakukan masyarakat yang akan dihadapi bahkan mereka yang dipanggil hikmah ini adalah golongan cerdik, cendikiawan tempat ilmu pengetahuan. b. Mau”idzah Hasanah Mau”idzah Hasanah menurut para bahasa dan para Tafsir (Asep Muhyidin,dkk.2002,89:81) memberikan pengetian sebagai berikut; • Pelajaran dan nasihat yang baik, berpaling dari pebuatan jelek melalui Tarhib dan Targrib (doroangan dan motifasi); petunjuk, penjelasan keterangan gaya bahasa, perinagtan, penuturan, contoh teladan, penagrahan, dan pencegahan dengan cara halus. 37 Hamka, Prinsip dan Kebijaksanaan dakwah Islam. (Jakarta : PT Pustaka Panji Mas,1998) hlm.100 27 • Pelajaran, keterangan, penuturan, peringatan, pengarahan dengan gaya bahasa yang menegaskan, periangatan, atau menyentuh dengan terpatri dalam nurani. • Simbol, alamat, tanda janji, penuntutan, petunjuk dan dalil-dalil yang memuaskan melalui Al qaul Ar rofiq (ucapan lembut dan penuh kasih sayang) Mau’izdah hasanah dapat diartikan sebagai ungkapan yang mengandung unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisahkisah, berita gembira, peringatan, pesan-pesan positif dan bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan agar mendapat jeselamatan dunia dan akhirat. Tutur kata didalamnya dan nasihat yang baik adapun dakwah yang dikatagorikan kedalam bagian ini seperti kunjungan kemasyarakatan (Silaturahmi, pengajian, cermah agama dan penyuluhan-penyuluhan), tarkadang metode ini baik untuk khalayak yang belum berfikir secara kritis tentang segala hal, dan disampaikan dengan materi yang mudah untuk dipahami. Memberikan contoh atau nasihat yang baik, nasihat yang baik maksudnya adalah memberikan nasihat pada orang lain dengan cara yang baik yang dapat mengubah hati, enak didengar, menyentuh perasaan, menghindari sikap kasar dan tidak oleh mencaci atau menyebut kesalahan Mad’u, sehingga mad’u dengan rela hati dan atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan oleh pihak da’i, dengan demikian 28 dakwah bukan propaganda yang memaksa kehendak kepada orang lain38 c. Mujadalah Al Mujadalah merupakan tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih secara sinergi yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan dan memberikan argumentasi dengan baik yang kuat.39 Bentuk mujadalah seperti dialog, diskusi, seminar dan sebagianya, metode ini lebih sering diganakan bagi kalangan akademisi. Metode ini berfungsi untuk mensinergikan persepsi, jika terdapat bebebarap perbedaan dalam Islam maka metode ini kerap dipakai dalam mencari solusi atau titik tengah jika terjadi perbedaan. Metode Mujadalah menunntut juru dakwah untuk menguasai ilmu debat dan ilmu retorika dimana ilmu tersebut merupakan hal yang pokok dalam metode ini, Metode mujadalah tidak akan cocok apabila diguanakan bagi mad’u yang awam terhadap agama, metode ini juga kerap digunakan oleh kalangan perkotaan yang tingkat pengetahuan lebih tinggi. Ada beberapa metode dakwah yang secara taktis dan praktis dapat digunakan ; 1. Diagnosa dan terap penyakit 38 39 Ibid 101 Rahmat Semesta Op Cit hlm 9 29 Da’i ibarat dokter yang akan emmberikan obat yang dapat menyembuhkan penyakit pasiennya. Sebagai dokter, da’i sebelum memberikan obat yang sesuai ia melakukan diagnosa (pemeriksaan) terhadap mad’unya untuk mengetahui penyakit apa yang dideritanya, kemudian ia memberikan resep obatnya. 2. Menjawab / Mengkanter Syubuhat (Keraguan-keraguna) Di Dalam Berdakwah Setiap Da’i Akan Mengahdapi Syubuhat yang dilontarkan kepada da’i sendiri, atau kepada dakwahnya atau kepada mad’unya, dengan demikina dibutuhkan bagi seorang da’i untuk memiliki argument dan alasan yang tepat. 3. Tarbiyah dan Taklim Yang dimaksud dengan tarbiyah dan taklim adalah mengajar dan mendidik mad’u dengan ajaran Islam, agar memiliki komitmen yang memadai. 4. Targhib dan Tarhib Targhib artinya memberikan suatu yang mengembirakan mad’u agar ia mau dan mampu menerima kebenaran dan istiqomah di jalannya, sedangkan Tarhin artinya peringatan bagi mad’u jika ia menolak dakwah atau tidak istiqomah di jalan islam40. Selain metode dakwah diatas terdapat langkah-langkah yang dipergunakan dalam berdakwah, tergantung kemauan, keahlian, kemapuan, dan kesempatan yang memungkinkan, lebih jelasnya metode dakwah dilakuan dengan cara 1. Metode ceramah Ceramah adalah suatu teknik ata metode dakwah yang banyak diwarnai oleh karakteristik bicara oleh da’i pada suatu aktifitas dakwah. 40 H.M Idris A. Shomad.Diktat Op. Cit hlm 29 30 2. Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab adalah penyampaian materi dakwah dengan cara mendorong sasarannya untuk menyatakan sesuatu masalah yang disara belum di mengerti dan da’i sebagai penjawabnya. 3. Debat Debat sebagai suatu metode dakwah pda dasarnya adlah mancari kebenaran bukanlah kemenangan dalam arti menunjukan kebanaran dan kehabatan Islam. 4. Percakapan antar peribadai Percakapan antar peribadi adalahpercakapan bebas antara seorang da’i dengan individu –individu sebagai sasaran dakwah 5. Metode peragaan Suatu metode dimana seorang da’i memperliahatkan suatu contoh yang baiak terhadap sasaran dakwah dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan, contoh da’i memperagakan gerakan-gerakan sholat f. Media Dakwah Media dakwah adalah peralatan yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah, pada zaman modern seperti saat ini biasanya alat tersebut adalah televisi, radio, kaset rekaman,majalah,surat kabar, internet dan berbgaia alat atau media lainya. Media dakwah merupakan sarana ayang ampuh untuk menyebarkan ajaran-ajaran agama Islam, maka setiap aktifitas dakwah memerlukan media dakwah. 31 B Aktivitas Dakwah a. Pengertian Aktifitas Dakwah Aktivitas adalah ”Kegiatan atau kesibukan”.41 Aktivitas yang dimaksud disini adalah sejumlah kegiatan yang terdiri atas usaha-usaha yang ada kaitannya dengan keagamaan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, aktivitas diartikan sebagai segala bentuk keaktifan dan kegiatan.42 Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali aktivitas, kegiatan atau kesibukan yang dilakukan manusia. Namun, berarti atau tidaknya kegiatan tersebut bergantung pada individu tersebut. Karena menurut Samuel Soeitoe, sebenarnya aktivitas bukan hanya sekedar kegiatan. Beliau mengatakan bahwa aktivitas dipandang sebagai usaha untuk mencapai atau memenuhi kebutuhan.43 Salah satu kebutuhan manusia adalah menuntut ilmu untuk menjadi pintar. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka manusia harus belajar dengan cara bersekolah atau mengikuti majelis atau tempat-tempat ilmu, membaca buku, berdiskusi dan kegiatan-kegiatan lain. Ternyata untuk memenuhi satu kebutuhan saja manusia harus melakukan berbagai aktivitas. Seseorang yang ingin mendalami ilmu agama dan hubungan interaksi masyarakat yang Islami misalnya, tentu ia harus melakukan aktivitasaktivitas yang dapat membantu tercapainya keinginan tersebut. Seperti membaca buku tentang norma-norma agama Islam seperti hubungan sesama manusia dan sebagainya 41 42 43 W.J.S. Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), hal. 26. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1997).cet. 9,hal. 20. Samuel Soeitoe, Psikologi Pendidikan II. (Jakarta: FEUI, 1982). hal. 52. 32 Dengan penjelasan diatas dapat kita mengerti bahwa aktifitas dakwah adalah segala sesuatu yang berbentuk kegiatan atau aktifitas yang dilakukan dengan sadar dan sengaja yang mengarah kepada perbaikan terhadap sesuatu (perbaikan seseorang) yang belum baik agar mejadi lebih baik dan mulia disisi Allah SWT. Difinisi diatas menimbulkan beberapa prinsip yang menjadikan subtansi aktifitas dakwah sebagai berikut: • Dakwah merupakan proses penyegaran suatu aktifitas yang dilakukan dengan sadar dan sengaja. • Usaha yang diselenggarakan itu berupa, mengejak seseorang untuk Beraml Ma’ruf Nahi Munkar untuk memeluk agama Islam. • Proses penyegaran tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yaitu untuk mendapat kebaghagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat yangh diridhoi Allah SWT 44 44 Santih, Skripsi ,Aktifitas Dakwah FKRM(Forum Komunikasi remaja Masjid) Serepong, ( Jakarta , Fakultas Dakwah & Komunikasi UIN Jakarta.2007), hlm13 33 BAB III SEKILAS TENTANG PERUSAHANA GEMA INSANI PRESS A. Latar Belakang Berdiri Bermula dari kebutuhan masyarakat akan buku-buku Islam, dilatar belakangi pula dengan perkembangan Islam maka yang maju maka Gema insani Press menerbikan buku terjamahan dari bahasa Arab ke bahas Indonesia, karena pada saat itu buku terjamahan belum terlalu banyak maka buku tersebut menjadi buku Bast Seller yang berjudul ”Perang Afganistan”, buku pertama ini diterbitkan belum lama setelah berdirinya GIP tepatnya pada tanggal 29 April 1986, 22 tahun berdiri GIP telah menerbitkan buku-buku Pengetahuan Islam baik terjamahan maupun prodak nasional. Gema Insani sebagai wadah dan payung untuk dijadikan cover aktivitas kesehariannya. Dari buku pertama berjudul "Perang Afghanistan", kini alhamdulillah telah menerbitkan buku dengan tidak kurang dari 1000 judul buku yang meliputi Akidah, Syari'ah, Syakhsiyah (Kepribadian ), Mar'ah ( kewanitaan), Dakwah, Harakah ( Pergerakan ), Politik, Ekonomi, Manajemen, dan Kamus ( Insya Allah ) dan lain nya dengan penulis bertaraf nasional dan internasional. Buku lain yang juga GIP terbitkan adalah buku anak yang terdiri atas Seri perjalanan kisah hidup Rasulullah, Seri sahabat pilihan, Seri belajar membaca dan mewarnai, Seri Kreativitas Anak, Cerita Bergambar, Dongeng Anak, Buku mari sholat, dan poster anak muslim. Selain itu juga buku remaja seperti seri non fiksi 34 dan seri fiksi serta ditambah produk penunjang seperti poster, kalender (kaligrafi, dan harian). Buku tulis, dan multimedia seperti kaset dan VCD. Kesemuanya itu dicetak sendiri oleh kami menggunakan peralatan yang bagus dengan mempertimbangkan mutu. Alhamdulillah, Gema Insani memasuki usia yang ke20 ini, telah memiliki gedung sendiri beralamat di Jl.Ir. H. Juanda, Depok dan Jl. Kalibata Utara II No. 84 Jakarta dan ditambah dengan kantor perwakilan di Bandung, Jogjakarta, dan Malang. Didirikan oleh bersaudara yaitu Umar Basarahir, Abdul Aziz Basarahir, yang berniat untuk membuat sebuah taman bacaan yang berguna bagi ummat Islam dan sebagai dakwah Islam bagi ummat. Seiriang dengan perkembangan zaman niat tersebut menjadi sebuah kenyataan terbukti perusahaan GIP berdiri kokoh dan merupakan referensi ummat Gema Insani Atau lebih dikenal GIP yang terletak di jalan H Juanda Depok lebih menfokuskan untuk menerbitkan buku-buku Islam, Usaha tersebut merupakan salah satu dakwah atau dapat disebut dakwah dengan tulisan, dimana dengan dakwah melalui buku, berarti sekaligus menyediakan sumber bacaan bagi ummat dan bangsa untuk mendalami Islam. Selain buku-buku Islami yang diterbitkan oleh GIP, GIP juga menerbitkan beberapa buku-buku umum, karena permintaan pasar yang menjadikan GIP merasa perlu untuk menerbitkan umum, akan tetapi GIP tidak menghilangkan ciri dakwah dalam beberapa terbitan buku umum.45 45 Conpany Profile Gema Insani Press. Selasa 10 Juni 2008 35 Selain GIP menerbitkan buku-buku Islami, GIP juga membantu masayarakat luas berupa santunan yatim, beasiswa mahasisiwa di berbagai daerah dan kegiatan-kegiatan sosiala lainya, semua itu dinanggarakan dari keuntungankeuntangan Perusahaan, karena GIP berusaha untuk mencerdaskan anak bangsa dan membantu masyarakat luas dalam hala pendidikan dan taraf kehidupan. B. Tujuan Gema Insani Press Setiap instansi atau perusahaan pastinya memiliki tujuan yang hendak dicapai, dimana tujuan tersebur merupakan acuan dasar hendaka kemana perusahaan akan dibawa, GIP memeiliki tujuan yang pasti antara laian adalah 1. Dakwah merupakan tujuan utama GIP, dengan buku-buku yang diterbitkan maka dakwah yang dilakuakan dengan jalan dakwah dengan tulisan. 2. Memeperkenalkan karya-karya Islam yang ditulis oleh ulama-ulama Islam dan cendekiawan kepada Khalayak, dengan demikain Islam menjadi mudah untuk diteriama dan di resapi oleha umat. 3. Membantu dalam mengambangkan umat Islam melalui buku-buku bacaan Islam. Selain beberapa tujuan yang hendak di capai oleh GIP, GIP juag memiliki komitment terhadap umat atau konsumen, komitmentnya adalah ; 1. Perusahaan mampu menjadi multi spesialis yang terpercaya. 2. Perusahaan mampu meningkatkan kualitas. 3. Perusahaan menunjang kejujuran, amanah, disiplin, kompetensi, dan kebersamaan. 36 4. Perusahaan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan dunia 46 C. Prestasi dan Produk GIP Perusahaan penerbitan yang telah berdiri hampir 23 tahun ini,tentunya memiliki beberapa prestasi baik sekal nasional maupun internasiona,adapun prestasi yang di dapat antara lain: • Juara II perwajahan buku nonfiksi pada IKAPI BOOK FAIR ’92 di Jakarta. • Desain sampul terbaik untuk buku nonfiksi pada IKAPI BOOK FAIR (1992/1993). • Stand dengan pengunjung terbanyak pada BISTEK – I FAIR (1992) di Masjid Istiqlal • Desain Sampul terbaik ke 3 buku ”Jangan Jadi Bebek” Jakarta 2003 • Stand terbaik pada Indonesia BOOK FAIR 2003, Jakarta • Cover terbaik buku “ Jangan Nodai Cinta” pada Indonesai BOOK FAIR 2003 • Stand terbaik pesta buku Jakarta • Stand terbaik Islamic BOOK FAIR 2008 Selain prestasi perusahaan diatas, GIP banyak menerbitkan buku-buku Bast Seller maka tentunya GIP berusaha berkomitmen kuat untuk tetap menyajikan buku-buku pilihan. Adapun produk buku GIP adalah 46 • Buku-buku Islam untuk umum • Buku-buku Remaja Nuim Hidayat.Ka Bag, Penerbitan, Wawancara. Selasa 07,April 2008 37 • Buku-buku Anak islam • Buku-buku Wanita Keluarga • Produk Penunjang Multimedia (Kaset, VCD) dan Non Multimedia ( Buku Tulis, Kalender, Poster ). • Buletin Marwa dan Berita Buku Baru (B-3) D. Kegiatan Dakwah GIP Selain orientasi GIP merupakan perusahaan yang berorientasi bisnis, GIP tidak menyampingkan aktifitas dakwah Islam, aktifitas dakwah tidak hanya dengan menerbitkan buku-buku Islami akan tetapi terdapat bebrap aktifitas yang kerap GIP lakukan antara lain : • Pengajian bulanan • Santunan masjid-masjid • Program Beasiswa bagi mahasisiwa yang tidak mampu dan berprestasi • Kajian bahasa dan tafsir Quran • Seminar dan bedah buku • Pengajian AL Quran Aktifitas diatsa akan dibahas secara rinci pada bab selanjutnya. Demikian sekilas tentang Profil Perusahaan Geman Insai Press, dengan demikian kita dapat mengetahui latar belakang terbentuknya dan tujuan didiriakanya perusahaan GIP tersebut. 38 BAB IV AKTIFITAS DAKWAH DI PERUSAHAAN GEMA INSANI PRESS (GIP) A. Aktifitas Dakwah Perusahaan GIP Selain GIP sebagai perusahaan penerbitan yang menerbitkan buku-buku Islam, GIP juga melakukan beberap tindakan dakwah atau lebih sering kita sebut Aktifitas dakwah, dimana aktifitas tersebut tentunya akan terbagai menjadi dua jenis yaitu aktifitas di dalam dan aktifitas di luar. Aktifitas dakwah didalam perusahaan merupakan kegiatan-kegiatan dakwah yang dilakukan di dalam perusahaan dengan melibatkan unsur-unsur perusahaan, seperti karyawan, kepala-kepala bagian, dan pimpinan perusahaan, ada bebarapa perusahaan yang mewajibkan aktifitas tersebut dan ada juga beberap perusahaan yang tidak sama sekali mewajibkan atau mengharuskan karyawannya mengikuti aktifitas dakwah khususnya aktifitas dakwah didalam perusahaan.47 Aktifitas diluar perusahaan merupakan segala kontribusi keilmuan Islam dari bentuk kegiatan atau perusahaan terhadap masyarakat sekitar atau khalayak lain, aktifitas dakwah di luar ini berbeda halnya dengan aktifitas dakwah di dalam perusahaan, jika aktifitas dakwah didalam perusahaan tentunya dilakukan oleh karyawan perusahaan akan tetapi aktifitas dakwah di luar dapat dilakukan oleh orang dalam perusahaan atau orang luar perusahaan. 47 Wawancara . Nuim Hidayat. (Ka Bag Penerbitan) 7 April 2008 39 Kedua jenis aktifitas ini yang diteliti di dalam perusahaan GIP, dimana perusahaan tersebut merupakan salah satu perusahaan penerbitan terbesar di Indonesia yang kerap menerbitkan buku-buku yang menjadi Bast Seller (laku dipasaran) Institusi bisnis tentunya berorientasi pada keuntungan dan menyampingkan nilia-nilai dakwah, dapat kita lihat perusahan-perusahaan yang notabenenya berlandasakan Islam akan tetapi jauh dari kegiatan dakwah, jika produk yang di pasarkan berupa keilmuan-keilmuan Islam maka tentunya akan berdampak keilmuan atau pemahaman tersebut pada sistem yang ada dalam perusahaan tersebut, dan berlanjut pada aktifitas –aktifitas perusahaan. Sesuai dengan lengkah diatas, bahwa selain GIP melakukan segalam macam aktifitas bisnis GIP juga melakukan aktifitas dakwah akatifitas dakwah GIP berupa Pengajian Bulanan, pengajian Al Quran, Santunan Yatim, Seminar dan bedah buku dan masih banyak cabang kegiatan dakwah lainnya yang kerap di gelar oleh perusahaan GIP. Salah satu aktifitas yang rutin dan menarik untuk diteliti adalah aktifitas pengajian rutin bulanan karyawan, dimana kegiatan ini benar-benar rutin dilakukan oleh GIP terhadapa karyawannya, sehingga memungkinkan unsur-unsur dakwah terjadai dalam aktifitas tersebut. Jika dibandingkan dengan aktifitas dakwah lainnya dalam perusahaan GIP, Pengajian bulanan merupakan pengajian yang dikhususkan untuk karyawan dan masyarakat sekitar. B. Pengajian Bulanan Karyawan GIP 40 • Metode Dakwah Dalam melaksanakan aktifitas pengajian bulanan metode yang dipakai ialah metode Hikmah dan mujadalah, dimana seorang da’i menjelaskan materi dakwah yang sesuai dengan kondisi mad’u dan bahasa yang disampaikan juga sesuai dengan kemapuan bahasa mad’u, atau dapat disebut juga seperti ceramah, sesekalai mengadakan tanya jawab atau diskusi antara mad’u dengan da’i atau mad’u dengan mad’u akan tetapi diskusi tersebut tidak menumbuhkan api-api konflik antara sesama mad’u. Tausiah agama merupakan contoh konkret dari aktifitas dakwah bulanan GIP, seorang Da’i menyampaikan materi dakwah yang kemudian mad’u mendengarkan secara seksama apa-apa yang disampaikan oleh da’i, metode ini biasa dilakukan di masyarakat sekitar dimana da’i dan mad’u melakukan perannya masing-masing sebagai unsur dakwah. Untuk menambah pengatahuan keislaman mad’u, tidak jarang diberikan pula waktu untuk memberikan tanggapan atau bertanya tentang materi yang disajiakan oleh D’ai, sehingga kegiatan tersebut menjadi daya tarik bagi mad’u untuk mananyakan segala hal yang berhubungan dengan Islam, tidak jarang mad’u yang memberikan komentar atau argument dalam aktifitas dakwah bulanan, sehingga terjadi saling tukar ilmu Islam antar sesama mad’u. Metode yang diguanakan tidak berbeda dengan metode yang kerap digunakan dalam pengajian-pengajian rutin biasanya, akan tetapai yanag menarik disaini adalah setiap karyawan diberian waktu untuk merenung atau menelaaah sejenak tentang materi yang telah disajiakan dan 41 kemuadian karyawan diersilahkan untuk bertanya tantang materi atau masalah-masalah laianya kepada nara sumber. Selain pengajian bulanan ini diwajikan oleh perusahaan kepada karyawan, untuk menambah daya tarik karyawan dalam mengikuti pengaian bulanan adalah danaya kansumsi (makanan ringan) yang disajian secara Cuma-Cuma oleh pihak perusahaankepada karywaan yang mengikuti pengajian rutin, hala tersebut dilakukan karena untuk menumbuhkan gairah karyawan untuk mendengarkan tausiah-tausiah yang sanagat bermanfaat. Metode ini telah dilakukan kurang lebih 20 tahun, bermuala hanya dilakukan oleh karyawan yang mau saja akan tetapi berkembang menjadi kegiatan yang wajib, metode ini tidak mengalami perubahan tetap dilakukan seperti semula. Dalam menyajikan materi tidak jarang nara sumber langsung mempraktekan tentang materi yang sedang disajikan misalanya dalam materi memamdikan jenazah, nara sumber langsung menggunakan alat peraga dan kemudian dipraktekan langkah-langkah pemandian jenazah baik yang wanita maupan yang pria, hal itu yang menjadi menarik untuk dicermati. Walaupn seirang berkembangnya zaman dan berkembang metode dakwah, pengajian Bulanan GIP tidak terpengaruh dengan metode – metode baru, artinya metode yang sekarang di terapkan dalam pengajian bulanan sudah cukup berhasi • Materi Dakwah 42 Materi dakwah yang diberikan dalam pengajian bulanan tidak keluar dari tuntutan ajaran Islam yaitu Al Quran dan Hadist biasa sekitar tentang, motiofasi kerja, motifasi diri dalam Islam dan Muamalah, dimana mad’u diberikan tausiah-tausiah yang kerap berkaitan dengan kehidupan baik kehidupan keluarga atau kehidupan masyraka ayau bahwaan materi yang bersentuhan lansung dengan aktifitas karyawan di perusahaan. Tidak ada perbedaan secara signifikan tentang materi-materi yang disajikan pada pengajian bulanan dengan tausiah-tusiah yang kerap kita temukan dalam tausiah di masyarakat, namun materi yang disajikan lebih spesifik dan dengan menggunakan bahasa-bahasa akademisi. Beragam materi yang disajikan membuat karywaan tidak merasa jenuh dengan teusaih-tausiah yang diberikan nara sumber, terkadang materi yang diajikan oleh nara sumber tidak langsung di selesaikan dalam sekali pertemuan akan tetapi dua sampai tiga pertemuan, sehingga rasa penasaraan yang kerap dialami oleh karywaan tentaang materi selanjutnya. Materi yang disajikan tidak begitu berat, bukan merupakan bahasan kalangan akademisi, materi yang sulit dapat dikemas dan disajikana dengan msingkat dan mudah untuk dipahami oleh karyawan. Karena tingkat pengetahuan karyawana yang beragam ternyata berpegaruh terhadap materi yang disajikan. Materi ini dapat dikatakan efektif karena dalam satu bulan karyawan mendapat sentuhan rohani dan pengetahuan-pengetahuan Islam48, 48 Andy.bag. SDM Wawancara. Depok 20 Maret 2008 43 • Subjek Dakwah (Da’i) Para peraktisi dakwah atau juru dakwah yang disiapkan oleh perusahaan GIP untuk menjadi nara sumber dalam pengajian Bulanan tentunya memiliki loyalitas dan keteguahan terhadapa Islam dengan benar, Gip tidak pernah mengundang atau memakai nara sumber yang sedang bermasalah di dalam kalangan masyarakat, akan tetapi GIP mengundang Nara sumber yang dapat diteriama oleh masyarakan khususnya karyawan GIP. Nara sumber yang kerap memberian materi dalalm pengajian bulanan tentunya memiliki jam terbang yang tinggi biasanya merakameraka yang pernah menulis dan buku-bukunya diterbitakan oleh GIP, karena selain memiliki hubungan yang erat mayoritas nara sumber yang dipakai berkualitas baik dalam penyampaian materi maupun dalam penguasaan medan dakwah, untuk melihat kualitas nara sumber Gip berusaha menelaah melalui tulisan –tulisannya atau sepak terjangnya dalam dunia dakwah. Abdulah Gymnastiar (Aa-gym), Didin Hafifudin, Reza M Syarief., Syafie Antoni, Ari Ginanjar dan ulama-ulama Islam lainnya merupaka beberpa nara suber yang pernah memberikan materi dalam pengajian bulanan karywaan GIP, tidak jarang dalam pengajian bulanan GIP menggunakan Nara sumber yang merupakan karyawan perusahaan GIP. Dalam pengajian Bulana tidak secara terus-menerus menggunakan nara sumber yang populer atau terkenal, akan tetap sesekai pengajian bulana diisi oleh Kiyai atau Ustad dari dalam perusahaan dan lingkuangan 44 sekitar, hal tersebut dilakukan untuk melatih kemahiran seorang Ustad yang notabenenya adalah karyawan GIP, dan menumbuhkan rasa slaturahmi yang tinggi jika menggunakan Kyai dari lingkunagan sekitar. • Objek Dakwah (Mad’u) Objek dakwah (mad’u) dalam pengajiana rutin bulanan ini adalah seluruh karyawan GIP dan pimpinan perusahaan, karyawan perusahaan GIP mayoritas memiliki keluarga dengan demikian materi disesuaikan dengan kondisi karyawan GIP. Dengan jumlah kurang lebih 150 karyawan maka dapat dikatakan pengajian bulanan ini dikatakan pengajian yang cukup besar belaum dengan hadirnya keluarga dari karyawan dan ditamgah dengan masyarakat sekitar sehingga kurang lebih pengajian bulanan diikuti oleh 200 jamaah dan memiliki tingkat pengatahuan yang berbeda. Sedangkan tingkat usia mad’u berkisar 25 sampai dengan 40 tahun, tingkat pendidikan minimal SMA sederajat, sedangan tingkat ekonomi menengah keatas, dan jenis kelamin mayoritas lelaki ,20 % wanita. Karena pengaian rutin bulanan merupakan pengajian yang diikhususkan bagi karyawan maka sasaran utama pengajian bulana adalah karyawan hal tersebut dimaksudkan untuk menumbuhkan jiwa-jiwa keislaman pada diri karyawan GIP dan menumbuhkan semangat dalam beribadah khususnya dalam malakukan pekerjaan. Tidak hanya kalangan karyawan akan tetapi para kepala bagian dan direkasi perusahaan merupakan mad’u dalam pengajian bulana tersebut, 45 dengan demikan mad’u dalam pengajian bulan bukan hanya karyawan akan tetapi seluruh penghuni perusahaan. Keberagaman latar belakang dan pendidikan mad’u merupakan tantangan bagi nara sumber yang kerap mengisi materi dipengajian Bulana, sehingga pesan –pesan yang disampaikan kepada Mad’u kerap menggunakan bahasa-bahasa populer atau bahasa yang kerep digunakan dalam kehidupan sehari-hari. • Media Dakwah Aktifitas dakwah berupa pengajian bulana merupakan kegiatan yang di motori atau kegaiatn yang telah diprogramkan oleh bagian Sumber daya Manusia (SDM), maka segala persiapan dilakukan oleh bagian SDM dalam menyelenggarakan pengajian bulana Mimbar khutbah merupakan salah-satu media yang digunakan dalam pengajian bulanan selaian itu tidak jarang nara sumber yang menggunakan infokus dalam menjelaskan materi –materi dakwah. Yang terpenting dari in adalah pengajian bulana merupakan media amph untuk menjalain silaturahmi antara karyawan baika dengan atas maupun dengan bawahan, dengan demikina program pengajian bulana berperan penting dalam meningkatkan tali ukhuwah karyawan. Pada materi-materi yang memerluka tingkat pemikiran yang lebih nara sumber memberikan seleberan kertas yang berisikan poini-poin penting dari mater yang hendak disajikan selain itu didalam lembaran tersebut disajian pula ayat-ayat yang berhubungan dengan materi.sehingga 46 dapat dikatakan ringkasan materi yang di bagaiakan kepada mad’u merupakan media dakwah pengajian bulanan. Buletin-buletin dakwah yang berisikan tausih-tausiah keagamaan diberikan pada saat pengajian bulanan, diman didalam buletin tersebut terdapat berbagai tausiah dan pengetahuan Islam yang diberikan secra Cuma-Cuma kepad mad’u. Setiap bulannya tentunya materi yang disajikan berbeda, akan tetapi terkadang terdapat materi yang tdak dapat disajikan dalam waktu satu kali pertemuan, maka maeter tersebut akan diulas dan dilanjutkan kembali pada pertemuan bulan yang akan datang. Dengan adanya perbedaaan materi tiap bulannya maka membuat fariasi materi sehingga tdak membuat jenuh mad’u, perlu kita ketahu bahwa mad’u dalam pengajian bulana tersebut tidak berganti-ganti, sehingga dubutuhkan fariasi-farasi materi untuk meunjang pemahaman karyawan terhadap Islam. Jika nara sumber bertaraf nasional maka pengajian bulanan kerap menggunakan Gedung, karena selain labih fokus suara nara sumber terdengar jelas, dengan demikina banyak media yang digunakan dalam pengajian bulanan. • Tujuan Pengajian Bulan Setiap aktifitas atau kegiatan tentunya memiliki tujuan yang jelas, begitu juga dengan pengajian bulana GIP tentunya memilki tujuan yaitu menumbuhkan tingkat pengetahuan keislaman karyawan, meningkatkan 47 semangat beribadah dan semangat hidup agar tidak mudah putus asa dalam menghadapai cobaan. Karena sasaran utama pengajian bulanan adalah karyawan maka dengan pengajian tersebut dapat menambah pengetahuan dan mejadi solusi segala problem yang dialami oleh karyawan khususnya dalam bekerja. Pengajan bulana merupakan langkah kongret dakwah GIP terhadap karyawan, terutama karyawan yang memilik perusahaan, maka dibutuhkanlah pengajian bulanan. 48 loyalitas terhadap BAB V PENUTUP Kesimpulan Dari hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa aktifitas dakwah Perusahaan GIP terbagi menjadi dua bagian yaitu aktifitas Internal (dalam) meliputi segala macam aktifitas yang berada dan diperuntukkan untuk karyawan GIP dan aktifitas ekternal (luar) meliputi segala bentuk aktifitas dakwah yang dilakukan GIP kepada khalyak. Aktifitas dakwah pengajin bulanan kerap melakuan dengan metode Mujadalah, dimana antar mad’u dan Da’i saling bertukar pikiran dan berdiskusi, materi yang disajikan lebih menekankan pada Kaualitas Ibadah dan etos kerja seperti motivasi kerja dan motivasi hidup, selain itu tidak ada penekananpenekanan struktural terhadap metode dakwah yang dilakukan, GIP lebih mementingkan penerapan dalam kegiatan keseharian dibanding dengan matode yag dilakukan. Materi yang disajikan pada aktifitas dakwah Internal masih dalam taraf materi lazim yang kerap dilakukan pada pengajian-pengajian lainnya, pada materi bulanan materi yang disajikan lebih umum berupa Aqidah, Muamalah dan motifasi diri. Dan motivasi diri. Yang terpentingmater disesuaikan dengan masalah yang sedang terjadi. Nara Sumber (Da’i) dalam aktifitas dakwah Internal GIP, memilki kemampuan yang beragam yang didasari dari latar belakang pendidikan, bahasa- 49 bahasa yang disampaikan nya lebih banyak menggunakan bahasa-bahasa akademis dan jarang sekali terdapat kelucuan didalamnya. Sasaran dakwah Perusahan GP tentaunya ialah karyawan GIP yang memiliki tingkat pengetahuan terhadap agama berbeda dan semangat untuk mendapatkan Ilmu-Ilmu agama sangat terlihat dari keseriusan karyawan GIP dalam melakukan aktifitas dakwah. Objek dakwah yang beragam merupakan tantangan dari aktifitas dakwah GIP, tidak jarang yang menjad mad’u dalam pengajian bulan mereka yang belatar belakang pendidikan yang tinggi maka ilmu yang mereka terima hanya tingal pematangan saja. Kedudukan dakwah di Perusahaan GIP terutama dakwah Internal merupakan aktifitas non formal, berbeda halnya dengan aktifitas Internal seperti seminar dan bedah buku merupakan program promosi dari perusahaan dalam meningkatkan minat beli dari konsumen, didalamnya dikemas dengan sentuhansentuhan dakwah. Dengan demikian GIP tidak hanya menerbitkan buku-buku Islam saja akan tetapi GIP melakukan aktifitas dakwah untuk karyawan GIP berupa pengajian bulanan akan tetap GIP melakukan Katifitas dakwah bagi karyawan berupa pengajian Bulann yang kerap dilakuakan setiap satu bulan sekai dan dengan nara sumber yang beragam. 50 Saran-saran 1. Kepada pelaksana harian aktifitas dakwah internal (Bag SDM) seharusnya mengklasifikasik jamaah (karyawan) sesuai dengan tinggkat pemahamannya terhadap Islam, 2. Bagian SDM perlu perlu melakukan aktiiftas agar lebih berfareatif, sehinggga materi mudah diterima oleh mad’u. 3. Nara Sumber (da’i) diperlukan untuk mengkonsep dengan jelas dan terjadwal,terencana dengan baik, sehingga memudahkan Mad’u dalam menerima mater 4. Kepada perusahaan diperlukan tempat dan segala faslitas yang manunjang pelaksanaa pengajian bulanan, 5. Karyawan (mad’u) hendaknya membawa alat tulis dan lainnya agar materi yang disampaikan tidak cepat hilang dengan demikian mater yang ditulis dapat ditelaah lebih dalam dilan waktu. 6. Bagai nara suber yang memberikan materi ibadah hendaknya penyajian materi langsung dipraktekan dengan tentunya dengan penjelasanpenjelasan terlebih dahulu. 51 DAFTAR PUSTAKA Ali Halim Mahmud, Abdul. Dakwah Fardiyah. Gema Insani Press, Jakarta, 1999. Ahmad, Amrullah. Dakwah Islam dan Perubahan Sosia. Yogyakarta: PLP2M, 1985. Arifin, H.M. Psikologi Dakwah. (Jakarta : Bumi Aksara,1997) AR, Halim. Problematika Dakwah Masa Kini dan Pemecahannya. naskah makalah yang disampaikan dalam seminar pada tanggal 24 februari 2003 Anshori, Fiqih Dakwah Pendekatan Tafsir Tematik. Bogor www.dakwatuna.com 2008 Aswadie M, Sukur.Dakwah dan Pemberdayaan Umat.(IAIN ANTASARI BANJARMASIN : Alhadharah Jurnal Dakwah : 2002) Atjeh, Abu Bakar Beberapa Catatn Mengenai dakwah Islam., (Semarang : Romadoni, 1971). Bachtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta:Logos, 1997. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1997. Dermawan, Andy. Dkk,Metofologi Ilmu Dakwah.Yogyakarta: LESFI,2002 Fatwa, Marsekal Tafsir Dakwa.(Surabaya, IAIN Sunan Ampel 1978 Hamka, Prinsip dan Kebijaksanaan dakwah Islam. Jakarta : PT Pustaka Panji Mas,1998. 52 Hasibuan Ahmad Supardi, Tanggung Jawab Da’i dan Pengurus Masjid. Jakarta : www.google.com Makalah Dikutip pada 19 Juni 2008 Helmi, Masdar Dakwah dalam Alam Pembangunan. Semarang : CV Toha Putra. Http: // www. Dakwahtuna.com Dakwah Secara Online. Tu 2008. Http: // www.google.com) Makalah Dikutip pada 19 Juni 2008. Http: // www.wikipedia. Dakwah. Jakarta : dikutip pada 19 Juni 2008 Idris, M A. Shomad.Diktat perkuliah Ilmu DakwahI. Fak. Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta : 2004. Latif, Nasarudin, Teori dan praktik dakwah Islamiah. Jakarta : Firma Dara. Mahfuzh, Ali Hidayatul al- Mursyidin Ila Thuruq al-wazi wa al –khitab. Beritu. Dar al – Marifat. Mahmudis,Manajemen Dakwah rosululla,Jakarta: Restu Ilahi. 2004 Maliki Abdul Bin Nuh, Oemar Bakry, Kamus Arab-Indonesia Indonesia Arab. (Jakarta : Mutiara, 1983), Mansyur, M Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral.Yogyakarta Al Amin Press,1997. Poerwodarminto, W.J.S Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1976). Rozak, Abdul Soleh,Manajemen Dakwah Islam. Jakarta : Bulan Bintang 1986. 53 Santih, Skripsi ,Aktifitas Dakwah FKRM (Forum Komunikasi remaja Masjid) Serepong. ( Jakarta , Fakultas Dakwah & Komunikasi UIN Jakarta.2007), hlm13 Sayyid Muhammad Al Wakil, Prinsip dan Kode Ettik Dakwah. Jakarta : Akademi Prassindo,2002. Semesta, Rahmat Metode Dakwah (Jakarta : Prenda Media 2003) Soeitoe, Samuel Psikologi Pendidikan II. Jakarta: FEUI, 1982. Syukir, Asmuni, Dasar-Dasar Strategis Dakwah. Surabaya : Al Ikhlas, 1983. Takawirawan, Cahyadi. Yang Tegar di Jalan Dakwah. Yogyakarta : Talenta. Tasmara, Toto Komunikasi dakwah. Jakarta : Gaga Media Pratama,1997. Widyatmini,Pengantar Bisnis. Jakarta : Penerbit Gunadarma 1992. Yafie Ali .Dakwah Dalam Al Quran dan As Sunnah. Jakarta : Makalah Seminar 1992. 54 55