Upaya Pelestarian Bangunan Cagar Budaya Perpustakaan Bank Indonesia Surabaya Faridha Larashati Dewi [email protected] Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Abstract Surabaya which is well-known as The City of Heroes has several historical heritages spread throughout the region. Its exsistence must be conserved under the status of cultural heritage. There are some cases related to its destruction is caused by the citizenship who lack of the knowledge about the meaning of the cultural heritage building itself. One of the examples is Perpustakaan Bank Indonesia which is used as a library and cafe. The aim of this research is to know what efforts that have been done to conserve Perpustakaan Bank Indonesia as one of the cultural heritage exists in Surabaya. The researcher uses descriptive reasearch method with qualitative approach. The data collection stages is done by using four techniques, which are observation, in-depth interview, written sources and documentation. On the last stages the reasearcher analyzes the data. The result is obtained by applying Functionalism Structural Theory proposed by Radcliffe Brown shows that the conservation needs coorperation from several parties they are government, private, and visitors. The conservation is embodied in the form of building maintenance and hold various activities for the citizen. Those parties perform their rolesso that is very influental toward the conservation of Perpustakaan Bank Indonesia in Surabaya as educatio and recreation media. Keyword: cultural heritage buildings, preservation effort Abstrak Kota Surabaya yang memiliki julukan sebagai kota Pahlawan memilki beberapa peninggalan bangunan bersejarah yang tersebar di seluruh kawasan. Keberadaannya wajib untuk dilestarikan dibawah status bangunan cagar budaya. Banyaknya kasus mengenai pembokaran bangunan cagar budaya adalah sebagai akibat dari kurangnya pengetahuan masyarakat akan arti sebuah bangunan bersejarah. Salah satu bangunan cagar budaya yang terdapat di Surabaya adalah Perpustakaan Bank Indonesia yang digunakan sebagai perpustakaan dan kafe. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan untuk melestarikan bangunan cagar budaya Perpustakaan Bank Indonesia Surabaya. Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tahap pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan empat teknik yaitu observasi (pengamatan), wawancara mendalam, sumber tertulis, serta dokumentasi. Pada tahap terakhir adalah menganalisis data. Hasil penelitian yang menggunakan Teori Struktural Fungsionalisme dari Radcliffe Brown memperoleh AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 588 temuan data bahwa upaya pelestarian membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak yaitu pihak pemerintah, pihak swasta serta pengunjung. Upaya pelestarian diwujudkan dalam bentuk perawatan bangunan serta mengadakan berbagai kegiatan bagi masyarakat. Pihak-pihak tersebut menjalankan perannya masingmasing sehingga sangat berpengaruh terhadap kelestarian Perpustakaan Bank Indonesia Surabaya sebagai sarana edukasi dan rekreasi. Kata Kunci: bangunan cagar budaya, upaya pelestarian Yamato/ Pendahuluan Majapahit, Kantor Gubernuran, dan wilayah sekitar Surabaya sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia memiliki rangkaian peristiwa sejarah sejak tugu Pahlawan dan Jembatan Merah yang digunakan sebagai ikon perjuangan (Dyson, et.al.,2003). jaman pemerintahan Raden Wijaya. Pada masa itu, pasukan Raden Wijaya berhasil mengalahkan tentara Tartar di Pacekan pada tahun 1293. Pada masa kolonial Belanda rangkaian peristiwa 10 November 1945 yang ada di Kota Surabaya, kemudian digunakan identitas untuk sebagai menyebut Kota Surabaya sebagai Kota Pahlawan. Perjuangan rakyat Surabaya dapat dilihat dari bangunan bersejarah yang ada di beberapa wilayah di Kota Surabaya salah Kempetai, Aneka satunya Gedung Niaga Gedung Internatio/PT. Kantor Telkom Surabaya Utara, Jembatan Merah, Viaduct Jl. Pahlawan, Hotel Pertemuan antara bangsa Belanda dengan masyarakat lokal memicu terjadinya suatu interaksi. Interaksi yang dilakukan terus-menerus secara menghasilkan percampuran budaya melalui proses akulturasi budaya. Akulturasi budaya tersebut juga percampuran menghasilkan arsitektur pada bangunan-bangunan di wilayah Kota Surabaya.Bentuk akulturasi budaya yang ada di Kota Surabaya dapat dilihat pada percampuran arsitektur dari peninggalan bersejarah dalam bentuk bangunan bangunan. tua tersebut Bangunansekarang merupakan bagian dari benda cagar budaya yang mencerminkan upaya AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 589 dinamika masyarakat Surabaya satunya adalah rumah eks radio membangun identitas kotanya. perjuangan Bung Tomo nomor 10-12 Peninggalan sejarah berupa Tegalsari Surabayadisebabkan oleh bangunan cagar budaya bermanfaat kurangnya pengetahuan masyarakat sebagai motivasi, akan pelestarian bangunan. Maka kreativitas dan membantu generasi dari itu upaya pelestarian perlu muda untuk memahami sejarah dan dilakukan dengan cara memulihkan identitas Kota Surabaya (Dyson, kembali et.al.,2003). termasuk pembangkit benda atau bangunan lingkungan yang bersejarah mengandung nilai-nulai budaya serta bangunan sejarah dan melindungi benda atau cagar budaya juga digunakan sebagai bangunan termasuk lingkungan yang upaya pemerintah dalam melindungi merupakan aspek budaya dari dan dan melestarikan kekhasan sejarah kepunahan kota. Perlindungan terhadap benda manusia maupun karena faktor alam Bangunan dikategorikan sebagai cagar budaya juga termuat dalam UU yang dilakukan oleh sebab bangunan kuno diibaratkan No.11 Tahun 2010 dalam Pasal 3 oleh Neil Horstman (dalam (Dyson, yang menjelaskan bahwa pelestarian et.al.,2003) adalah three dimensional terhadap cagar budaya bertujuan: (a) text book of our past, yang berbeda melestarikan warisan budaya bangsa dengan dan warisan umat manusia; (b) kehidupan orang-orang besar yang meningkatkan harkat dan martabat sedikit banyak bisa dimanipulasi, bangsa melalui Cagar Budaya; (c) maka karya arsitektur sesungguhnya memperkuat kepribadian bangsa; (d) adalah bukti sejarah yang tampil apa meningkatkan kesejahteraan rakyat; adanya. dan (e) mempromosikan warisan berbagai bangunan kuno atau benda budaya bangsa kepada masyarakat cagar budaya hilang digerus oleh internasional. jaman yang kemudian menggantinya biografi Kota yang atau sejarah membiarkan dengan berbagai bangunan baru yang Banyaknya kasus modern, maka sesungguhnya kota pembongkaran cagar budaya salah AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 590 tersebut telah menghianati akar sejarah kelahiranya sendiri. Dalam Urut 53, bangunan mempertahankan sehingga ini keberadaan dilindungi Undang-Undang (UU) oleh Republik fungsi bangunan cagar budaya dan Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 kawasan cagar harus tentang Cagar Budaya. Penelitian mengacu pada living yang dilakukan oleh Fauzy (2012) dapat menjelaskan monument budaya pengertian yaitu tetap bahwa bangunan difungsikan oleh masyarakat dengan memiliki perpaduan unsur arsitektur mempertimbangkan dan lokal atau budaya setempat dengan memperhatikan kelestarian dan unsur non lokal. Hal ini dapat dilihat pelestariannya seperti Darmo pada unsur Jawa-Tropis pada konsep Ziekenhuis atau Rumah Sakit Darmo simetris (1919), pembagian empat unsur (macapat), Gedung Balai Pemuda, atau keseimbangan, Gedung Balai Kota dan sebagainya orientasi serta dead monument yaitu bangunan merupakan konsep lokal, perbedaan cagar budaya yang saat ditemukan sudah tidak dimanfaatkan lagi Utara-Selatan yang ketinggian bangunan baik pada alas maupun atapnya, bentuk atap yang sebagaimana fungsi semula seperti miring candi-candi berlatar agama Hindu menerapkan dan kondisi lingkungan iklim tropis di Budha dan bervolume penyikapan besar, seperti (http://proboyekso.blogspot.com Surabaya, unsur modern dan lokal diakses pada tanggal 2 Februari terlihat pada bentuk dan elemen 2016). bangunan, serta dekoratif bangunan pada fasad maupun ruang dalam Salah satu bangunan yang bersifat bangunan Indonesia living monument Perpustakaan yang adalah Bank ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Walikota Nomor 188.45/251/402.104/1996 Nomor bangunan. Sedangkan unsur non lokal atau biasa disebut dengan kolonial tampak pada penerapan gaya arsitektur yaitu Art Deco, Art Noveau, Arts and Crafts, dan De Stijl. Karakteristik kolonial/Eropa terlihat arsitektur pada AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 591 konstruksi atap kayu yang sama. Reaksi yang sama itu muncul konstruksi atap karena mereka memiliki sikap-sikap kolonial/Eropa serta lainnya tampak umum yang sama, nilai-nilai yang pada kolom, detail dormer, finial, sama ornamen dinding, ambang pintu serta sehingga hal ini disebut dengan jendela. kebudayaan. Jadi dapat dikatakan menggunakan yaitu Lokasinya yang berdekatan dengan Binatang Surabaya, strategis Kebun terminal dan perilaku bahwa kebudayaan berbagai aspek yang sama merupakan kehidupan yang termasuk didalamnya adalah cara- Joyoboyo serta Majid Al Falah cara membuat bangunan ini dapat dengan kepercayaan, serta sikap-sikap dan mudah hasil kegiatan manusia yang khas ditemukan menggunakan berlaku, kepercayaan- tersebut. pada suatu masyarakat tertentu. Tiap Fasilitas lain yang tersedia disini masyarakat selain memiliki pola-pola adalah ruang baca yang menyediakan budaya yang dapat berupa kebiasaan patokan tempat-tempat 19.000 buku, referensi, majalah, dan terdapat juga pola-pola budaya yang maupun sifatnya ideal artinya masyarakat mancanegara serta kafe Heerlijk harus melakukan atau biasa disebut Gelato. Pendirian perpustakaan dan norma-norma (Ihromi, 1980). koran harian lokal kafe pada bangunan cagar budaya Fungsionalisme sebagai juga merupakan suatu ajakan bagi perspektif teoritik yang bertumpu masyarakat agar mencintai warisan pada analogi organisme yang artinya budaya tanah air dan diharapkan di dalam organisme terdiri dari dapat memberikan dukungan bagi bagian-bagian generasi kedepan untuk melestarian berhubungan dan memberikan andil bangunan cagar budaya. bagi pemeliharaan, stabilitas dan yang saling keselarasan hidup organisme. Seperti Masyarakat terdiri atas individu-individu yang memiliki sifat berbeda namun dalam menanggapi suatu gejala memberikan reaksi yang halnya dalam kehidupan bermasyarakat, manusia merupakan unit dari masyarakat yang saling berhubungan satu sama lain dan AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 592 diatur oleh norma-norma yang telah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, disepakati sehingga Bank Indonesia, PT Menara Manna kehidupan dapat terintegrasi secara Mulia, Kafe Heerlijk Gelato, dan keseluruhan. pengunjung. Masing-masing struktur bersama Susunan hubungan antar manusia itulah disebut struktur. ini Manusia memiliki peran dan status kelestarian yang berfungsi untuk menjalankan terjaga. kehidupan sosialnya. Kehidupan sosial itu secara berkesinambungan terus terjaga karena adanya proses kehidupan dan hubungan antar anggotanya sehingga dapat dikatakan bahwa fungsi tidak terlepas dari struktur. Hubungan antar dua anggota masyarakat pada waktu dan tempat tertentu tidak dipandang berdiri sendiri melainkan merupakan bagian dari jaringan hubungan sosial yang lebih luas (Kaplan, dan Manners, 1999). bangunan Artikel metode perannya ini ini agar dapat menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian dilakukan di Perpustakaan Bank Indonesia Surabaya dengan tahap pengumpulan data yaitu observasi dengan cara melakukan langsung pengamatan pada objek secara maupun informan selama tiga bulan untuk mengetahui informasi maupun kegiatan apa saja yang dilakukan terkait dengan objek penelitian. Tahap berikutnya adalah melakukan Bangunan Perpustakaan menjalankan Cagar Bank Budaya Indonesia wawancara delapan mendalam informan. dengan Wawancara Surabaya diumpamkan sebagai suatu dilakukan secara terstruktur dengan sistem yang terdiri dari struktur- menggunakan pedoman wawancara struktur didalamnya yang saling dan tidak terstruktur yaitu melakukan berhubungan. wawancara Indonesia Perpustakaan Surabaya terdiri Bank atas jawaban untuk penelitian. keberadaanya pedoman wawancara tetapi tetap menghasilkan beberapa struktur yang saling terkait menunjang tanpa atas Sumber permasalahan tertulis yang sebagai sarana edukasi dan rekreasi. berasal dari buku, artikel, jurnal Strutur-struktur tersebut antara lain ilmiah serta dokumentasi yang AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 593 difokuskan pada arsitektur bangunan, nilai historis yang terkandung di ruangan-ruangan di dalam bangunan, dalamnya dan pengunjung baik di dalam penghubung antara masa lalu dengan perpustakaan kafe masa sekarang sekaligus menjadi digunakan gambaran untuk masa yang akan maupun Heerlijk Gelato sebagai data di juga pelengkap. karena merupakan Tahap datang. Pemerintah Kota Surabaya terakhir adalah analisis data. Data selaku pembuat kebijakan konservasi yang diperoleh melalui wawancara melaksanakan dalam pelestarian penelitian dengan ini dianalisis menggunakan analisis guna Kota data hasil Kebudayaan informan Pelaksanaan diperoleh wawancara dengan dari terpeliharanya bangunan-bangunan cagar budaya di deskriptif kualitatif yaitu dengan cara yang program-program Surabaya melalui dan Dinas Pariwista. program-program dideskripsikan secara menyeluruh pelestarian itu dapat dilihat pada kemudian dianalisis menggunakan beberapa bangunan bersejarah di teori Stuktural Fungsional. Kota Surabaya yang masih dapat dinikmati oleh masyarakat hingga Pembahasan sekarang (Fitriya, 2009). Upaya pelestarian terhadap Sesuai bangunan cagar budaya Perpustakaan Bank Indonesia Surabaya dilakukan oleh pihak pemerintah, pihak swasta, Undang nomor 11 Undang- tahun 2010 tentang cagar budaya maka yang dimaksud dan pengunjung. dengan dengan cagar budaya adalah warisan budaya yang bersifat a) Pihak Pemerintah kebendaan Peninggalan sejarah sudah semestinya keberadaannya. Dalam berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, dilindungi Situs Cagar Budaya dan Kawassan kaitanya Cagar Budaya di darat dan/di air dengan pelestarian, bangunan sejarah yang perlu dilestarikan tidak hanya dipandang dari segi keberadaannya karena memiliki nilai keindahan arstekturnya saja namun sejarah, pengetahuan, pendidikan, agama dan/atau kebudayaan melalui AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 594 proses penetapan. bangunan caagar Sedangkan budaya adalah budaya bangsa dan warisan umat manusia., meningkatkan harkat dan susunan binaan yang terbuat dari martabat benda alam budaya, atau benda buatan bangsa melalui memperkuat cagar kepribadian manusia untuk memenuhi kebutuhan bangsa, meningkatkan kesejahteraan ruang rakyat, berdinding dan/atau tidak mempromosikan warisan berdinding, dan beratap. Atas dasar budaya bangsa kepada masyarakat Undang-Undang bangunan tersebut maka internasional. Dalam hal ini Perpustakaan Bank Perpustakaan Bank Indonesia Indonesia merupakan peninggalan Surabaya sudah memenuhi sejarah persyaratan untuk pemanfaatan yang telah ditetapkan menjadi bangunan cagar budaya sesuai SK Walikota No. 188.45/251/402.104/1996 no urut 53. Dinas Kebudayaan Pariwisata Kota menjelaskan bahwa sebagai perpustakaan dan kafe. dan Surabaya sebelum Secara umum keberadaan perpustakaan dapat bertahan dengan baik apabila dapat peranannya. menjalankan Peran-peran tersebut dapat berupa media bagi pengguna melakukan tindakan pelestarian yang dan telah diatur dalam Undang-Undang, informasi, pemerintah Surabaya pembangkit melakukan beberapa tahapan terlebih pentingnya dahulu sebagai mediator, motivator, dan Kota seperti pendataan pendataan. tersebut Hasil kemudian koleksi fasilitator sebagai sebagai sumber lembaga kesadaran belajar, bagi akan dapat juga pengguna untuk memanfaatkan dan dilakukan penelitian dan melakukan mencari, pertimbangan mengembaangkan ilmu pengetahuan. hasil penelitian sebagai dasar penetapan bangunan Peran lainnya adalah sebagai dan/atau lingkungan cagar budaya pengembang komunikasi dan agen kemudian melakukan upaya-upaya perubahahan bagi kebudayaan dan untuk pelestarian. Sesuai dengan UU pembangunan. No 11 tahun 2016 upaya pelestarian perpustakaan di tengah masyrakat bertujuan untuk melestarikan warisan menjadi hal yang penting di era yang Keberadaan AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 595 serba berteknologi Dalam Indonesia. Sumber daya finansial memudahkan masyrakat mengakses juga diperlukan untuk menunjang pengetahuan adanya kegiatan pelestarian. Dana tersebut memenuhi dipakai untuk kegiatan operasional kebutuhan masyarakat itu sendiri. terkait perawatan bangunan. Dalam Perpustakaan kinerjanya selama satu tahun PT dibutuhkan perpustakaan masyarakat ini. yang hadir untuk ditengah mengkselerasi Menara Manna Mulia pernah pengetahuan dikalangan sumber daya menangani kerusakan mulai lampu manusia yang ada di dalamnya. mati, engsel pintu down, pompa aus, Perpustakaan merupakan bagian dari perawatan rak buku, pembelajaran yang melibakan fungsi kebocoran hingga kerusakan yang perencanaan, paling parah adalah plafond yang pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian. AC mati, ambrol dan perbaikan pada paving Perencanaan meliputi keuangan, halaman depan yang membutuhkan bangunan fisik, informasi, dana diatas Rp 1 juta. Perbaikan pada mengkoordinasikan serta lainnya sumber demi daya bangunan yang membutuhkan dana mewujudkan lebih dari Rp 1 juta maka PT Menara tujuan pendirian perpustakaan Manna tetap Pelestarian untuk tidak perlu menghubungi Bank Indonesia namun b) Pihak Swasta bertujuan Mulia bukan hanya mempertahankan disebutkan dalam laporan bulanan kepada Bank Indonesia. Jika perbaikan bangunan ditaksir bangunan agar tidak dipugar tetapi membutuhkan dana lebih dari Rp 1 juga diperlukan perawatan terhadap juta maka PT Menara Manna Mulia bangunan diharuskan dan lingkungan cagar budaya. Untuk itu Bank Indonesia terlebih bekerjasama dengan pihak swasta Indonesia. memberikan dahulu laporan kepada Bank yang ditunjuk untuk perawatan fisik bangunan . Bentuk perawatan ini meliputi pembersihan di seluruh areal bangunan Perpustakaan Bank Dalam upaya memadukan langkah pelestarian pada bangunan Perpustakaan Surabaya Bank maka Indonesia komunikasi AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 596 dilakukan laporan dengan bulanan memberikan maupun besar juga peluang bagi masyarakat media untuk berkarya di bidang ekonomi. sosial kepada Bank Indonesia agar Menyandang sebagai bangunan cagar kegiatan operasional perawatan dapat budaya tentunya akan menjadi nilai berjalan dengan baik. Proses tambah bagi pelaku usaha yang keputusan apakah mencoba peruntungan di tempat ini. disetujui melakukan perbaikan atau Pemanfaatan bangunan lama untuk tidak yang kegiatan baru yang relevan adalah dianggap sebagai salah satu kendala. tindakan yang diperbolehkan dan Kendala mengakibatkan juga merupakan suatu bentuk respon pihak PT Menara Manna Mulia bagi masyarakat yang membutuhkan memiliki prioritas tempat untuk menyalurkan kegiatan kerusakan mana pengambilan memerlukan tersebut didahulukan waktu penanganan yang lebih positif tak terkecuali yang dilakukan diperbaiki oleh kafe Heerlijk Gelato. Pendirian kenyamanan sebuah kafe sangat cocok dipilih untuk berdasarkan pengunjung sebab selain dari segi arsitktur yang Pemanfaatan bangunan dengan tujuan sebagai wadah untuk kegiatan baru dapat dibenarkan karena merupakan salah satu upaya postif dalam merespon keberadaan bangunan cagar budaya. Kegiatan pengembangan ditujukan menumbuhkan kembali untuk nilai-nilai penting yang ada pada bangunan menunjang juga lokasinya yang sangat mudah dicapai. Pemilihan nama dari Bahasa Belanda untuk kafe dipilih atas dasar karena kafe ini menempati yang bangunan tujuannya mengingatkan bersejarah adalah agar masyarakat akan perjuangan bangsa. Upaya pelestarian cagar budaya yang diarahkan untuk diwujudkan bukan hanya perawatan memacu pengembangan ekonomi. dari segi fisik bangunan namun juga Perhatian masyarakat yang tertuju adanya berbagai acara kreatif yang pada bangunan dimaksudkan untuk menghidupkan Indonesia kembali nilai yang terkandung dalam arsitektur Perpustakaan Surabaya Bank menimbulkan semakin bangunan cagar budaya. AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 597 Bagaimanapun juga masyarakat juga dianggap sebagai bangunan cagar turut andil dalam menjaga kelestarian budaya namun tidak semua bangunan bangunan yang dimaksud adalah bangunan tidak mungkin hanya mengandalkan dinas terkait karena yang apabila pemerintah. hanya mengandalkan keberadaannya dilindungi Kekaguman akan pemerintah dan pihak swasta, maka arsitektur bangunan tampak pada saat tujuan pelestarian tidak akan berjalan pengunjung ini mengambil foto di secara maksimal. beberapa ruang dalam dan luar Dengan kegiatan berbagai yang Perpustakaan macam terselenggara Bank Indonesia Surabaya maupun segala aktivitas yang dilakukan di kafe Heerllijk Gelato dan sekitarnya merupakan suatu bukti bahwa masyarakat turut serta melestarikan bngunan ini. Pemgunjung yang datang bukan hanya sekedar mengunjungi tetapi memiliki misi lain yang ingin diwujudkan dalam bentuk kegiatan di bangunan. akan keindahan arsitektur dijelaskannya secara detail oleh beberapa pengunjung pada hall tengah yang memiliki kaca patri berwarna dan bagian teras depan dengan pagar baja berbentuk manusia. pengunjung bahwa Selain menceritakan bangunan ini itu juga memenuhi standar kualitas hunian yang baik terbukti dengan adanya jumlah ventilasi yang cukup, pintu yang lebar, tempat ini. Pemahamannya kebersihan yang terjaga, langit-langit yang tinggi serta taman c) Pengunjung Pengunjung disekelilingnya. menganggap Melestarikan bangunan bahwa bangunan dengan arsitektur bersejarah diawali dengan adanya kolonal memiliki nilai tersendiri kecintaan terlebih dahulu mengenai karena merupakan bangunan lama sejarah dengan sejuta cerita dibalik wujud masyarakat fisiknya yang kokoh dan dapat melakukan tindakan nyata untuk bertahan begitu lama. Banyaknya melestarikan. bangunan bercirikan bangsa. akan Dengan begitu lebih Berbagai bisa kegiatan kolonial AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 598 dapat dilakukan pada tempat-tempat terkait yang dengan kebudayaan, merawat kebudayaan pada dan membangun peradaban. Pihak- budaya pihak yang terkait dalam pelestarian kegiatan bangunan cagar budaya Perpustakaan modern tetapi menyelenggarakan bangunan kegiatan cagar menunjukkan bahwa terhadap pembangunan tersebut juga mengajak masyarakat Bank untuk belajar sejarah. Kehadiran Kebudayaan dan Pariwisata Kota bangunan-bangunan yang bernilai Surabaya yang memiliki kewenangan historis dan arsitektonis mewujudkan dalam pengaturan bangunan cagar cerita budaya. Peran Dinas Kebudayaan visual sejarah yang dari menunjukkan suatu IndonesiayaituDinas tempat, dan Pariwisata Kota Surabaya sangat perubahan- penting bagi pengambilan keputusan perubahan waktu dan tata cara akan pelestarian bangunan cagar kehidupan dari budaya. Sementara penduduk. Tanpa adanya warisan pemilik aset, aristektur tersebut maka masyarakat berkewajiban untuk mencerdaskan akan bangsa dengan pengadaan sarana memperlihatkan dan terasing budaya dari asal usul lingkungannya karena tidak memiliki edukasi pandangan perpustakaan. tentang masa lalu yang Indonesia terwujud dalam Hal ini kemudian Mulia yang ditunjuk oleh Bank Kesimpulan Indonesia Upaya pelestarian pada suatu menghidupkan sejarah dari upaya peradaban bangsa. bangunan ini untuk menangani adalah perawatan pada bangunan. Peran sebab aktif kafe Heerlijk Gelato juga tidak usaha kalah pentingnya karena menjalin sebagai kerjasama dengan pihak lain yang memahami ingin menggunakan tempatnya untuk bangsa merupakan bagian Bank sebagai didukung oleh PT Menara Manna (Budiharjo, 1997). kontribusi itu Keberadaan yang masih sebuah kegiatan dan melakukan promosi di media sosial. Senada dimanfaatkan oleh masyrakat adalah dengan wujud kontribusi pihak-pihak yang pengunjung merupakan bagian dari kafe Heerlijk Gelato AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 599 masyarakat yang turut menikmati keberadaan berperan bangunan menyebarkan ini dan informasi mengenai keberadaan Perpustakaan Bank Indonesia. Peran serta pihakpihak tersebut sangat berpengaruh Komunikasi, Dukungan Kelompok Sasaran, dan Kepentingan yang dipengaruhi dalam Implementasi Kebijakan Konservasi Cagar Budaya di Kawasan Kkota Lama Surabaya). Surabaya: Universitas Airlangga. terhadap kelestarian bangunan cagar budaya Perpustakaan Bank Indonesia sebagai sarana edukasi dan rekreasi. Ihromi, TO (1980) Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: PT Gramedia. Daftar Pustaka Kaplan, David dan Robert A.Manner (1999) Teori Budaya. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Budiharjo, Eko (1997) Arsitek dan Arsitektur Indonesia Menyongsong Masa Depan. Andi: Yogyakarta. Profil Perpustakaan Bank Indonesia Surabaya (2012). Dyson, Suyanto, B., Susantari, T., Kinasih, S. Endah, Jalal, M., Muryadi, Sukemi, Koderi, M (2003) Perencanaan Pelestarian Benda-Benda Cagar Budaya di Kota Surabaya. Pemerintah Kota Surabaya. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya (2010). [Diakses pada tanggal 2 Februari 2016]. http://jdih.ristekdikti.go.id http://proboyekso.blogspot.com diakses pada tanggal Februari 2016. 2 Fauzy, Bachtiar (2012) Sintesa Arsitektur Lokal Gedung Perpustakaan Bank Indonesia di Surabaya. [diakses pada tanggal 2 Februari 2016]. http://journal.unpar.ac.id/inde x.php/rekayasa/article/downl oad/162/147. Fitriya, Yunita (2009) Implementasi Kebijakan Konservasi Cagar Budaya di Kawasan Kota Lama Surabaya (Studi Eksplanatif Tentang Struktur Birokrasi, Sumberdaya, Disposisi, Pelaksana, AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 600