e-bisnis - Seminar

advertisement
Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST)
Maret 2013, pp. 414~421
414
E-BISNIS
Ahmad Yani
AMIK BSI Jakarta
e-mail: [email protected]
Abstrak
Perkembangan dalam bidang ilmu Teknologi Informasi (komunikasi dan informasi) telah
banyak membawa perubahan hampir di segala bidang, tidak terkecuali dalam bidang bisnis.
Banyak sekali istilah baru yang berawalan dengan “e-” untuk mendeskripsikan berbagai
aktivitas yang memanfaatkan teknologi informasi (TI) ini. Misalnya, dalam bidang pendidikan
kita mengenal istilah “e-learning”, dalam bidang pemerintahan “e-government” juga dalam
bidang bisnis ada istilah “e-commerce” dan “e-business”. Dalam bidang bisnis, istilah “ebusiness” digunakan untuk merujuk pada selurluh penggunaan tingkat lanjut dalam teknologi
informasi (TI), khususnya teknologi jaringan dan komunikasi untuk meningkatkan cara
organisasi melakukan seluruh proses bisnisnya. Jadi, “e-business” bukan hanya merupakan
interaksi eksternal organisasi dengan para pemasok, pelanggan, investor, kreditor, pemerintah,
dan media masa, tetapi juga termasuk penggunaan teknologi informasi (TI) untuk mendesain
kembali proses internalnya. Sedangkan “e-commerce” hanya merupakan bagian dari “ebusiness” itu sendiri, yang merupakan konsep yang lebih sempit yang hanya merujuk pada
pelaksanaan secara elektronik transaksi bisnis, seperti pembelian dan penjualan. Dalam
kenyataan implementasinya, “e-business” itu terdiri dari beberapa jenis, seperti: B2C (Business
to consumer) biasanya ini dilakukan oleh antar organisasi dengan perorangan, sedangkan yang
dilakukan oleh antar organisasi tentu saja dengan konsekuensi yang lebih luas dikenal “ebusiness” seperti: B2B (Business to business), B2G (Business to government) dan B2E
(Business to education).
Keyword: Teknologi Informasi, E-Business
1. Pendahuluan
Salah satu bagian dari perkembangan
dalam bidang teknologi informasi (TI),
adalah teknologi jaringan. Teknologi
jaringan yang saat ini banyak digunakan
bukan hanya dalam dunia bisnis adalah
jaringan global, atau yang dikenal dengan
istilah “internet” (International Network).
Sebelum akses merupakan hal yang umum
dan mudah didapat, organisasi-organisasi
memiliki pilihan untuk memilih kapan dan
bagaimana untuk ikut serta dalam ebusiness.
Pada waktu itu, e-business
merupakan sumber yang potensial dari
keunggulan kompetitif, tetapi kini hal itu
tidak lagi benar. Saat ini, bagi organisasi
dalam berbagai industri, keikutsertaan
dalam e-business bukan lagi merupakan
pilihan akan tetapi sudah menjadi suatu
kebutuhan. E-business digunakan oleh
organisasi untuk secara lebih efektif
mengimplementasikan
strategi
dasar
mereka dan meningkatkan efektivitas serta
efisiensi aktivitas-aktivitas rantai nilainya. Ebusiness sangat mempengaruhi prosesproses bisnis yang dilakukan oleh suatu
organisasi, mulai dari pembelian dan
inbound logistic, operasi internal, sumber
daya manusia, infrastruktur, outbound
logistic, penjualan, pemasaran, pelayanan
dan dukungan purnajual. Implementasi
keberhasilan e-business akan sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:
tingkat kesesuaian dan dukungan aktivitas
e-business atas strategi keseluruhan
perusahaan serta kemampuan untuk
menjamin bahwa proses e-business
memenuhi tiga karakteristk kunci yang
dibutuhkan dalam transaksi bisnis apapun
yaitu validitas, integritas, dan privasi.
2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam
penulisan ini adalah:
Diterima 25 Januari 2013; Revisi 20 Februari 2013; Disetujui 15 Maret 2013
ISBN: 978-602-61242-1-0
a. Studi Literatur
Studi
literatur
dilakukan
dengan
membaca buku literatur tentang tentang
perkembangan sistem informasi yang
berbasis teknologi informasi yang
diimplemnentasikan oleh organisasi
bisnis.
b. Observasi
Observasi dilakukan dalam bentuk
observasi non perilaku yaitu dengan
melakukan proses fisik dari suatu
prosedur sistem informasi yang ada
dalam suatu organisasi bisnis.
c. Pengambilan kesimpulan
Setelah proses analisa telah selesai
dilakukan,
maka
dilakukan
pengambilan kesimpulan dengan cara
menarik kesimpulan dari analisa data
telah dilakukan sebelumnya.
3. Pembahasan
3.1. Model-model E-Bisnis
Istilah e-business dapat merujuk
interaksi yang dimungkinkan oleh teknologi
informasi
(TI) antara individu dan
organisasi. Berdasarkan ruang lingkup,
keterlibatan dan karekteristik yang ada,
dalam e-business dikenal beberapa model
atau jenis, seperti yang nampak dalam
tabel berikut ini:
Tabel 1. Kategori E-Business
Karakteristik
 Antar organisasi dengan perorangan
 Nilai uang yang dileibatkan lebih kecil
B2B (Business to Consumer)
 Transaksi satu-waktu atau transaksi tidak sering
terjadi
 Secara relatif sederhana
 Antar organisasi
B2B (Business to Business)
 Nilai uang yang dilibatkan lebih besar
B2G (Business to Goverenment)
 Hubungan yang kuat dan berkelanjutan
B2E (Business to Education)
 Pemberian kredit oleh penjual ke pelanggan
 Lebih kompleks
Sumber : Marshall (2006:59)
Jenis E-Business
Perbedaan yang mendasar antara B2B
(Business to Consumer) dan B2B
(Business to Businessua
ddalam ebusiness B2C sering melibatkan dua pihak
yang mungkin tidak pernah terlibat dalam
suatu
transaksi
sebelumnya.
Konsekuensinya, isu kepercayaan menjadi
hal yang penting dalam e-business B2C.
Para konsumen ingin kepastan bahwa
transaksi yang mereka lakukan terjamin
keamanannya dan perusahaan tersebut
telah
membangun
prosedur
untuk
mengamankan privasi informasi pribadi
yang
mereka
berikan.
Menanggapi
kekhawatiran
konsumen,
beberapa
organisasi menawarkan pelayanan yang
didesain untuk memberikan kepastian
tentang perusahaan yang berada di
belakang suatu Web site.
E-business B2B (Business to Business)
juga berbeda dari B2C dalam hal
kompleksitasnya.
Transaksi-transaksi
dalam B2C secara relatif merupakan
transaksi yang sederhana. Umumnya
pelanggan
atau
konsumen
akan
mengunjungi Website prusahaan, melihat
penawarannya, menyampaikan pesanan,
dan membayar pembelian saat terjadi
penjualan, biasanya dengan kartu kredit.
Perusahaan kemudian akan mengirimkan
barangnya
dan
kemudian
transaksi
diselesaikan. Sebaliknya, transaksi B2B
organisasi penjual dan pembeli telah
membangun hubungan antar satu dengan
lainnya, nilai transaksinya pun relatif besar
sehingga tidak jarang organisasi penjual
memberikan kredit ke pelanggannya dan
mengijinkan mereka membayar secara
cicilan. Tentu saja hal ini akan menambah
kompleksitas proses
akuntansi dan
pengawasan
atas
penjualan
dan
pembayaran dari pelanggan.
KNiST, 30 Maret 2013
415
ISBN: 978-602-61242-1-0
3.2. Pengaruh E-Bisnis atas Proses
Bisnis
E-bisnis melibatkan penggunaan teknologi
komunikasi dan jaringan untuk mentransfer
informasi antar organisasi serta dalam
berbagai proses bisnis. Salah satu protocol
standar yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut adalah Electrnic Data
Interchange (EDI). Meskipun EDI telah
ada sejak era tahun 1970-an, tetapi
penggunaannya masih terbatas pada
perusahaan-perusahaan yang besar saja.
Alasannya adalah biaya yang relatif mahal,
hal inilah yang menyebabkan mengapa
jumlah pemakai EDI untuk kalangan
perusahaan kecil sangat sedikit. Dua
perkembangan baru terakhir yaitu internet
dan XML telah menyingkirkan halangan ini.
Internet meniadakan kebutuhan atas
pemakaian jaringan khusus milik pihak
ketiga untuk mentransmisikan pesan EDI.
XML, yang merupakan akronim dari
eXtensible Markup Language, adalah
satu set standar yang menetapkan standar
untuk mengkodekan dokumen umum
perusahaan seperti faktur penjualan,
pengiriman uang, dan pesan pembelian.
Fitur penting XML adalah meniadakan
kebutuhan atas software khusus untuk
menterjemahkan dokumen yang dibuat oleh
perusahaan yang berbeda. Fitur ini
memberikan alternatif yang lebih mudah
dan lebih murah bila dibandingkan dengan
EDI, sebagai alat untuk ikut serta dalam ebusiness. Sebaliknya untukmendafatkan
seluruh
manfaat
EDI
membutuhkan
integrasi
antara
EDI
dengan
SIA
perusahaan. Sitem EDI ada yang terpisah
dan
terintegrasi,
sebagai
ilustrasi
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Sistem EDI yang berdiri sendiri VS yang terintegrasi.
Perusahaan
EDI yang berdiri-sendiri
EDI
Sistem EDI
Pemasok
Pesanan pembelian
EDI
Pelanggan
Telepon
Pemasok
SIA
Pesanan Pelanggan
Masukkan
pesanan penjualan
Perusahaan
Pesanan pelanggan
Fax
Pelanggan
(Sumber:
Marshall,2006:63)
EDI
Sistem EDI yang berdiri sendiri tidak hanya
gagal merealisasikan Pesanan
seluruh pembelian
potensi
penghematan biaya dan peningkatan
akurasi, tetapi juga gagalPesanan
memaksimalkan
pelanggan
pelayanan pada pelanggan. Sebaliknya EDI
yang terintegrasi, internet dan komunikasi
nirkabel tingkat lanjut dapat mengurangi
SIA
biaya dan meningkatkan kecepatan dan
akurasi proses bisnis yang dijalankan.
Seperti yang diperlihatkan dalam tabel 2
Penggunaan teknologi informasi ini dapat
mengubah dan meningkatkan aktivitasaktivitas utama dan pendukung rantai nilai
suatu organisasi.
EDI
Tabel 2. Pengaruh E-Business atas Aktivitas Rantai Nilai
(Sumber:
Marshall,2006:63)
Rantai Nilai – Aktivitas Utama
Peluang E-Business
Inbound Logistic
Akuisisi produk yang dapat didigitalkan
Pengurangan persediaan penyangga (inventori buffer)
Operasi
Produksi yang lebih cepat, lebih akurat
Outbound Logistics
Distribusi produk yang dapat didigitalkan
KNiST, 30 Maret 2013
416
ISBN: 978-602-61242-1-0
Penjualan dan pemasaran
Pelayanan dan Dukungan Purnajual
Rantai Nilai –Aktivitas Pendukung
Pembelian
Sumber daya manusia
Infrastruktur
Sumber: Marshall, (2006:64)
Pelacakan status berkelanjutan
Peningkatan pelayanan kepada pelanggan
Pengurangan biaya iklan
Periklanan dengan biaya lebih efektif
Mengurangi biaya
Ketersediaan pelayanan 24 jam
Peluang E-Business
Identifikasi sumber dan lelang terbalik
auction)
Pelayanan mandiri karyawan
EFT, FEDI, pembayaran elektronik lainnya
1. Pembelian dan Inbound Logistic
Internet dapat meningkatkan aktivitas
pembelian dengan cara mempermudah
perusahaan mengidentifikasi calon
pemasok dan membandingkan harga.
Data mengenai pembelian yang sudah
dilakukan sub unit organisasi yang
berbeda dapat disentralisasi, sehingga
memungkinkan
organisasi
untuk
menetapkan pembelian total di seluruh
dunia atas berbagai produk. Informasi
ini kemudian dapat digunakan untuk
menegosiasikan harga yang lebih baik
dengan pemasok utama. Jumlah
keragaman pemasok dapat dikurangi,
sehingga menyederhanakan aktivitas
pembelian dan selanjutnya memotong
biaya. Lelang terbalik (reverse auction),
yaitu para pemasok berlomba-lomba
mengajukan harga melawan harga
rekan mereka untuk menyediakan
barang atau pelayanan, memberikan
peluang
untuk
mewujudkan
penghematan biaya tambahan untuk
beberapa jenis produk.
2. Operasi Internal, Sumber Daya
Manusia, dan Infrastruktur
Teknologi komunikasi tingkat lanjut
dapat secara signifikan meningkatkan
efisiensi operasi internal. Hal ini sudah
dibuktikan oleh perusahaan besar
seperti
Dell
Computers,
yang
menggunakan
sistem
masukan
pesanan penjualannya berdasarkan
web dalam cara mengurangi tingkat
persediaan. Sebagai tambahan model
e-business
Dell
yang
dibuat
berdasarkan pesanan (bulid to order)
(reverse
secara siginifikan meningkatkan arus
kas Dell. Karena sistem tersebut
menagih
pembayaran
dari
para
pelanggannya sebelum membayar para
pemasok atas komponen-komponen
yang dipakai untuk membangun sistem
yang dijualnya. Kemajuan teknologi
komunikasi
dan
jaringan
juga
memperbaiki efisiensi dan efektivitas
aktivitas pendukung sumber daya
manusia dalam rantai nilai. Banyak
sekali bagian transaksi yang diproses
oleh fungsi sumber daya manusia
dilakukan oleh karyawan, yaitu seperti
pengurangan
(withholding)
baru,
perubahan
dalam
alokasi
dana
pension, dan perubahan nama. Dengan
memungkinkan
karyawan
untuk
melakukan perubahan-perubahan ini
membuat
mereka
dapat
mengendalikan
aspek-aspek
ketenagakerjaan
mereka
dan
selanjutnya
meningkatkan
moral
mereka. Selanjutnya, efektivitas fungsi
sumber daya manusia dapat meningkat
karena staf kini dapat memusatkan
perhatian pada aktivitas
bernilai
tambah seperti menegosiasikan syaratsyarat kontrak dengan penyedia jasa
atau manfaat (benefits provide) bagi
karyawan, dari pada melakukan tugastugas administratif. Kemajuan teknologi
komunikasi dan jaringan juga dapat
meningkatkan efisiensi bagan penting
dari infrastruktur organisasi: proses
perhitungan akuntansi dan akuntansi
yang tepat dalam hal pembayaran dari
para pelanggan. Transaksi yang
KNiST, 30 Maret 2013
417
ISBN: 978-602-61242-1-0
lengkap harus mencakup pertukaran
dana untuk membayar barang atau
pelayanan yang dibeli. Bebepa istilah
transaksi elektronik yang bisa dilakukan
dalam e-business antar lain: electronic
funds transfer (EFT) yang merujuk
pada proses pembayaran tunai secara
elektronika melalui system jaringan
perbankan Automatic Cleraring House
(ACH) dari pada menggunakan cek,
kemudian ada Financial Elektonic Data
Interchange
(FEDI)
yang
dapat
mengintegrasikan pertukaran dana
(EFT) bersama dengan informasi lain
yang berkaitan dengan transaksi (EDI).
Gambar 2. Arus Informasi dalam EComerce
3. Outbound Logistic
Akses yang tepat waktu dan akurat
atas informasi rinci tentang pengiriman
akan
memungkinkan
penjual
mengrangi biaya trnasportasi melalui
cara pegiriman gabungan ke para
pelangan yang dekat lokasinya satu
dengan lainnya. Informasi yang lebih
tepat waktu tentang penjualan dapat
membantu pabrik mengoptimalkan
jumlah
persediaan
yang
ditanggungnya. Dalam hal barangbarang atau pelayanan yang dapat
digitalkan, fungsi outbound logistics
dapat dilaksanakan secara elektronik,
yang tidak hanya meniadakan biaya
transportasi, tetapi juga menghindari
waktu dan biaya yang berhbungan
dengan
pemilihan
barang
dan
pengepakannya untuk pengiriman.
4. Penjualan dan Pemasaran
Pengaruh e-bussines yang paling nyata
dirasakan adalah terhadap aktivitas
pejualan dan pemasaran. Perusahaan
(organisasi bisnis) dapat menciptakan
catalog elektronik di website mereka
untuk mengotomatisasi input pesanan
penjualan juga secara signifikan dapat
mengurangi jumlah staf degan cara
meniadakan telepon, surat menyurat
atau pengiriman faks. Meskipun
demikian bagi perusahaan yang hanya
melakukan penjualan secara on-line,
website yang efektif tidak meniadakan
seluruh biaya yang berkaitan dengan
penjualan dan pemasaran. E-bussines
juga dapat meningkatkan efektivitas
pengiklanan dan mengurangi biaya
iklan itu sendiri. Dalam beberapa kasus
ketika terjadi transaksi melalui web
yang efektif, perusahaan bisa sekaligus
mengiklankan produk yang belum
dibeli oleh pelanggan, sehingga
pelanggan merasa terus-menerus akan
disuguhi informasi terbaru tentang
produk yang dipasarkan dan dijual.
5. Pelayanan dan Dukungan Purnajual
E-bussines dapat secara signifikan
meningkatkan
kualitas
dukungan
purnajual kepada para pelanggan.
Dengan cara mengatur web page untuk
memastikan
bahwa
pelanggan
menerima informasi yang konsisten.
Biasanya
pelanggan
sering
kali
bertanya hal yang mirip atau hampir
sama, pertanyaan-pertanyaan itu bisa
didaftar dalam fitur frequently asked
questions (FAQ). Pertanyaan,
informasi
dari
pelanggan
yang
tertampung dalam web perusahaan
tentu saja akan menjadi masukan yang
sangat berharga bagi perusahaan
untuk ditindaklanjuti. Implementasinya
dalam
bentuk
kebijakan
penyempurnaan
pelayanan
dan
dukungan purnajual perusahaan kepara
para pelanggannya.
3.3. Bebarapa Faktor Keberhasilan EBussiness
Ada beberapa faktor penting yang
harus diperhatikan bagi perusahaan yang
akan mengimlementasikan e-bussiness
agar bisa berhasil dengan baik. Faktor
pertama adalah tingkat kesesuaian dan
dukungan aktivitas e-bussiness atas
KNiST, 30 Maret 2013
418
ISBN: 978-602-61242-1-0
strategi keseluruhan perusahaan. Faktor
kedua adalah kemampuan untuk bisa
menjamin bahwa proses e-bussiness
memenuhi tiga karakteristik kunci yang
dibutuhkan dalam transaksi bisnis apapun,
yaitu validitas, integritas dan privasi.
1. E-Bussiness
dan
Strategi
Organisasi
Hal yang tidak boleh dilupakan oleh
perusahaan
adalah
bahwa
implementasi proses e-bussines ini
bukan merupakan strategi dasar.
Implementasi
e-bussiness
hanya
berarti
mempergunakan
teknologi
informasi jaringan dan komunikasi
secara lebih efesien dan efektif dalam
melaksanakan proses bisnis. Nilai
strategis untuk melakukan hal ini
tergantung pada tingkat sejauh mana
proses tersebut dapat
membantu
organisasi
atau
perusahaan
mengimplementasikan dan mencapai
strategi
keseluruhannya.
Sebagai
gambaran, dua strategi dasar yang
dapat diikuti oleh organisasi bisnis apa
pun, yaitu menjadi produsen yang
berbiaya rendah (low-cost producer)
dan
menyediakan
produk
yang
dideferensiasikan. E-bussiness dapat
dipergunakan untuk mengejar kedua
strategi tersebut. Namun yang paling
penting
bagi organisasi untuk
memahami strategi aman yang yang
diikutinya agar jangan sampai secara
tidak sengaja mendesain proses ebussines-nya dengan cara yang
bertentangan dengan strategi yang
dipilihnya. Sebagai contoh dalam hal
desain website. Desain website untuk
perusahaan yang memilih strategi
diferensiasi produk didasarkan pada
kualitas
pelayanan
pada
pelanggannya, tentu akan berbeda
dengan perusahaan yang memilih
strategi dasar sebagai penyedia
komuditas berbiaya rendah.
2. Karakteristik
Utama
Transaksi
Bisnis
Faktor penting kedua yang dapat
menentukan keberhasilan e-bussines
adalan jaminan bahwa proses ebussines memiliki tida karakteristik
yang fundamental yang harus ada di
dalam setiap transaksi bisnis, yaitu:
a. Validitas
Kedua pihak dalam suatu transaksi
harus dapat menyatakan keaslian
identitas kedua belah pihak untuk
memastikan
bahwa
tarnsaksi
tersebut valid dan sah.
b. Integritas
Kedua pihak dalam suatu transaksi
harus yakin bahwa informasi yang
dipertukarkan adalah akurat dan
tidak
diubah
selama
proses
transmisi terjadi.
c. Privasi
Privasi atau kerahasiaan transaksi
bisnis dan informasi apa pun yang
dipertukarkan
dalam
transaksi
tersebut harus disimpan dengan
baik, jika diinginkan oleh salah satu
pihak.
Yang perlu diingat adalah ketiga
karakteristik yang dimaksud bukan
merupakan karakteristik yang khusus
untuk e-bussines saja tetapi juga di
syaratkan dalam suatu transaksi
bisnis.
Dalam
e-bussines
akan
melibatkan proses bisnis yang sama
seperti,
pembelian,
penjualan,
penerimaan, dan pembayaran barang
atau
pelayanan
yang
telah
dilaksanakan. Perbedaanya adalah
informasi mengenai aktivitas-aktvitas
tersebut dipertukarkan dan diproses
secara elektronika.
3.4. Infrastruktur untuk E-Business
Implementasi proses e-bussiness dalam
organisasi bisnis tidak bisa lepas dari
kemajuan dan perkembangan teknologi
komunikasi dan jaringan, terutama internet
yang telah menyediakan infrastruktur yang
dibutuhkan untuk e-bussines. Berikut ini
beberapa infrastruktur yang dibutuhkan
dalam proses e-bussines.
1. Jenis-jenis Jaringan
Di hampir sebagian besar perusahaan,
jaringan telekomunikasi digunakan
untuk melakukan aktivitas e-commerce
KNiST, 30 Maret 2013
419
ISBN: 978-602-61242-1-0
dan untuk mengelola operasi internal
organisasi. Beberapa jenis jaringan
yang ada yang digunakan dalam
implementasi e-bussines adalah:
a. Local Area Network (LAN)
adalah jaringan komputer dan
peralatan lainnya yang cakupan
koneksinya dalam suatu lokal
tertentu misalnya dalam suatu
gedung.
b. Wide Area Network (WAN)
Adalah jaringan computer dan
peralatan lainnya yang mencakup
wilayah geografis yang luas dan
seringkali
global.
Perusahaan
umumnya
memiliki
seluruh
perlengkapan untuk LAN mereka
tetapi tidak memiliki koneksi
komunikasi data jarak jauh untuk
WAN mereka. Sebagai gantinya
mereka
menggunakan
Value
Added Network atau menggunakan
internet.
c. Value Added Network (VAN)
Adalah sistem komunikasi jarak
jauh yang didesain dan dikelola
oleh perusahaan yang independen.
Perusahaan tersebut menawarkan
hardware dan software yang telah
dikhususkan untuk memfasilitasi
pertukaran data dan informasi
antara berbagai jaringan pribadi.
d. Internet
Jaringan internasional komputer (
dan jaringan-jaringan yang lebih
kecil ) yang saling berhubungan.
Hubungan yang menghubungkan
komputer-komputer
tersebut
dinamakan
tulang
punggung
(backbone) internet.
2. Software Komunikasi
Dalam suatu jaringan diperlukan
software
komunikasi
data
yang
mengelola aliran data. Software
komunikasi jaringan berfungsi untuk
melaksanakan fungsi-fungsi sebagai
berikut:
a. Pengendali akses
Menghubungkan dan memutuskan
hubungan
antar
berbagai
peralatan,
secara
otomatis
memutar dan menjawab telepon,
membatasi hak akses pengguna,
serta membuat parameter seperti
kecepatan,
mode
dan
arah
pengiriman.
b. Pengelolaan Jaringan
Mengumpulkan
data
untuk
memeriksa keseiapan peralatan
jaringan untuk mengirim atau
menerima data, membuat aturan
antri untuk masukan dan keluaran,
menetapkan prioritas dalam sistem
dan kesalahan dalam jaringan.
c. Pengiriman Data dan File
Mengontrol pengiriman data, file
dan
pesan-pesan
di
antara
berbagai peralatan.
d. Pendeteksi dan Pengendali atas
Kesalahan
Memastikan bahwa data yang
dikirm benar-benar merupakan data
yang diterima tidak ada kesalahan.
e. Keamanan Data
Melindungi data selama pengiriman
dari hak akses dari pihak-pihak
yang tidak berwenang.
Software komunikasi didesain untuk
dapat bekerja dengan berbagai jenis
protocol, yaitu yang berisi peraturan
dan prosedur untuk pertukaran data.
Contohnya, protocol yang digunakan
dalam internet adalah Transmission
Control
Protocol/Internet
Protocol
(TCP/IP). Protokol ini membuat jaringan
yang
disebut
sebagai
jaringan
pengubah paket (packet switching
network).
3. Saluran
Komunikasi
(Communication Channel)
Saluran komunikasi adalah media yang
menghubungkan peralatan pengiriman
dan penerimaan dalam jaringan
komunikasi data. Saluran komunikasi
yang umum adalah saluran telepon,
kabel fiber optic, gelombang microwave
(terrestrial microwave), satelit dan
frekuensi radio seluler. Setiap saluran
komunikasi memiliki karakteristik yang
akan mempengaruhi keandalan, biaya,
KNiST, 30 Maret 2013
420
ISBN: 978-602-61242-1-0
dan keamanan jaringan. Salah satu
karaktristik penting saluran adalah
bandwidth,
yang
merujuk
pada
kemampuan membwa pesan dari
saluran terkait.
4. Simpulan
Beberapa hal penting yang menjadi
perhatian dapat penulis simpulkan dalam
tulisan ini adalah sebagai berikut: Pertama
perkembangan
dalam
bidang
ilmu
Teknologi Informasi (komunikasi dan
informasi)
telah
banyak
membawa
perubahan hampir di segala bidang, tidak
terkecuali dalam bidang bisnis.
Kedua dalam bidang bisnis, istilah “ebusiness” digunakan untuk merujuk pada
selurluh penggunaan tingkat lanjut dalam
teknologi
informasi
(TI),
khususnya
teknologi jaringan dan komunikasi untuk
meningkatkan cara organisasi melakukan
seluruh proses bisnisnya. Ketitga Ebusiness terdiri dari beberapa jenis,
seperti: B2C (Business to consumer)
biasanya ini dilakukan oleh antar organisasi
dengan perorangan, sedangkan yang
dilakukan oleh antar organisasi tentu saja
dengan konsekuensi yang lebih luas
dikenal
“e-business”
seperti:
B2B
(Business to business), B2G (Business
to government) dan B2E (Business to
education). Ke empat , bagi organisasi
dalam berbagai industri, keikutsertaan
dalam e-business bukan lagi merupakan
pilihan akan tetapi sudah menjadi suatu
kebutuhan.
Referensi
Baridwan, Zaki.2000. Sistem Informasi
Akuntansi. Jogyakarta: BPFE.
Bromney,Marshall, Stainbart,PJ. 2006.
Sistem Informasi Akuntansi edisi
9.Jakarta: Salemba Empat.
Dasaratha V.Rama,Frederick L. Jones.
2008. Sistem Informasi Akuntansi
Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
_____________.1997. Sistem Informasi
Akuntansi
Berbasis
komputer.
Yogyakarta: BPFE.
Krismiaji.2005. Sistem Informasi Akuntansi
Edisi 2. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN.
Mc Leod JR, Raymond. 1996. Sistem
Informasi Manajemen, Jilid 1..
jakarta: PT.Prehallindo.
KNiST, 30 Maret 2013
421
Download