aspek hukum e-business pendahuluan.

advertisement
ASPEK HUKUM E-BUSINESS
PENDAHULUAN.
Perkembangan e-business semakin diminati,
namun demikian berbisnis melalui internet tidak
serta merta bebas dari maslah. Berbagai
permasalahan hukum ditemui dalam kasus ebusiness ini, termasuk mengenai hubungan
hukum anat para pelakunya.
Hukum harus adapat menegaskan secara pasti
hubungan-hubungan hukum dari para pihak
yang melakukan transaksi e-business itu.
Permasalahan pembayaran transaksi e-business dengan
menggunakan credit card, sudah dapat dikatakan telah
memunculkan masalah hukum yaitu apakah pembayaran
dengan credit card sudah merupakan pembayaran mutlak,
ataupun pembayaran bersyarat kepada penjualan
barang?.Permasalahan itu muncul jika pemegang kartu kredit (
card holder) menolak bertanggungjawab atas pelaksanaan
pembayaran atas beban kartu kredit yang dimilikinya dengan
alasan barang tidak sesuai,cacat dan lain sebagainya.
Permasalahan lain, apakah pemegang kartu kredit (card
holder) mempunyai hak untuk membatalkan pembayaran yang
telah dilakukannya dengan meminta supaya perusahaan
penerbit kartu kredit tidak melaksanakan pembayaran atas
tagihan yang dilakukan oleh pedagang yang meminta
pembayaran dengan kartu.
Praktek bisnis via internet tersebut telah berlangsung tanpa
didukung adanya aturan yang memadai, baik yang
dikeluarkan oleh badan regulasi yang terkait maupun oleh
badan semacam ?self regulatory body?. Produk-produk
hukum masih tidak memadai bagi penataan kegiatan
berbisnis via internet
Kekosongan hukum dalam praktek ini dapat menimbulkan
implikasi hukum sebagai berikut :
1. Tidak adanya pedoman yang jelas dan tegas bagi
pihak yang menjalankan usaha via internet;
2. Tidak adanya kejelasan mengenai hak, kewajiban dan
tanggung jawab dari pihak-pihak yang terkait dengan
kegiatan e-business.
3. Setiap penjual ( pemilik bisnis) dengan leluasa dapat
menetapkan aturan-aturannya sendiri kepada konsumen
yang seringkali justru merugikan kepentingan konsumen;
4. Tidak adanya perlindungan yang memadai terhadap
ancaman dan pengelolaan atas data dan informasi
pribadi konsumen;
5. Tidak adanya parameter yang jelas dan baku bagi
pengawasan terhadap pelaku e-business.
6. Terbukanya kemungkinan terjadinya tindak kriminal
dengan menggunakan fasilitas berbisnis melalui
internet
Keadaan-keadaan di atas dapat menurunkan kepercayaan
masyarakat terhadap aspek keamanan dalam
memanfaatkan jasa internet khususnya e-business yang
akhirnya dapat berujung kepada tidak berkembangnya ebusiness di Indonesia
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut di atas,
maka diperlukan suatu kerangka regulasi di bidang e-business di
Indonesia dengan memetik pelajaran dari inisiatip dan pengaturan
yang sudah berlaku pada tataran internasional maupun yang
bersumber pada inisiatip dan pengalaman negara-negara
tertentu.
Aspek-aspek hukum yang perlu diselesaikan/dicarikan jalan
keluarnya, sekaligus menjadi fokus pembahasan meliputi :
1.Masalah pengaturan menyangkut penerapan prinsip kehatihatian dan pengawasan dalam praktek e-business.
Yaitu tidak hanya menunjukkan keterlibatan namun juga
tanggung jawab (baik responsibility maupun liability) dari
pengelola e-business terhadap keseluruhan proses dalam
pelaksanaan E-Business sejak tahap perencanaan sampai
dengan pengawasannya dalam upaya menjamin kelancaran dan
keamanan transaksi, termasuk perlindungan maksimal terhadap
kepentingan konsumen dan pihak-pihak yang terkait di dalamnya
2. Masalah distribusi pertanggungjawaban;
Salah satu permasalahan yang sangat penting dalam
pengaturan dan praktek e-business adalah terciptanya
keseimbangan dan transparansi dalam hubungan antara
penjual dan konsumennya. Di satu pihak penjual tidak
dapat menetapkan persyaratan-persyaratan yang bersifat
sepihak, sementara di lain pihak konsumen tidak dapat
mengharapkan hal-hal yang tidak dapat dipenuhi oleh
penjual, oleh karena itu diperlukan transparansi mengenai
hak-hak dan kewajiban diantara masing-masing pihak
secara adil. Transparansi dan keseimbangan hak dan
kewajiban antara penjual dan konsumen juga berlaku bagi
aktivitas e-business. Di luar penjulan dan konsumen bagi
aktivitas e-business juga perlu diatur hak dan kewajiban
pihak ketiga yang terkait, misalnya dalam hal
dilakukannya ?outsourcing? oleh pihak ketiga.
Sepanjang menyangkut hak dan kewajiban
konsumen, di Indonesia berlaku Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1999 mengenai Perlindungan
Konsumen, yang dalam salah satu pasalnya
yaitu Pasal 18 menyatakan bahwa pelaku usaha
yang menawarkan barang dan jasa tidak boleh
menetapkan klausula standard dalam dokumen
dan/atau kontrak mereka yang menyatakan
melepaskan/membebaskan diri dari tanggung
jawab. Ketentuan semacam ini sudah selayaknya
juga diberlakukan bagi kegiatan e-business guna
melindungi kepentingan konsumen dari kontrak
yang ditawarkan oleh pihak bank
3.
Yaitu
menyangkut
masalah
keamanan/security
jaringan
yang
memberikan proteksi tehadap kegiatan yang
bersifat ilegal. ( Source socket layer )
4.
Masalah
pencegahan
dan
penanggulangan terhadap kejahatan dalam
internet.
1.Hubungan Hukum Antar Pelaku EBusinness
Pihak yang terkait langsung dalam transaksi ebusiness paling tidak ada 4 (empat) pihak yang
terlibat, yaitu : Penjualan, Pembeli, Penyedia
Jasa Pembayaran, dan penyedia jasa
pengiriman.
SKEMA HUBUNGAN HUKUM
BANK
Penyedia
Jasa
Pembayaran
Pembeli
Cardholder
er
BANK
Penjual/
Merchant
Penyedia Jasa
Pengiriman
Barang
Penyedia jasa Pembayaran : Penerbit kartu kredit ( master card, master visa,
Dinner Club dll )
Penyedia jasa Pengiriman Barang / Kurir : DHL dll.
SYARAT SAH TRANSAKSI
• Dalam istilah jual-beli, tetap dikenal proses
pembayaran dan penyerahan barang, dalam
konsep e-business, pembayaran dan penyerahan
barang akan menjadi lebih singkat namun
hubungan hukum tetap jelas, mudah dan
sederhana dan secara hukum tidak ada
perubahan konsepsi apapun dalam kegiatan
transaksi yang berlangsung.
Mekanisme transaksi
• Pembeli membuat order kepada penjual, yang
berisi tentang jenis barang dan harga, setelah
tercapai kesepakatan maka penjual membuat
sales kontrak, dan meminta kpd pembeli utk
membayarkan sejumlah uang tertentu melalui
jasa penyedia pembayaran. Setelah pembayaran
diterima oleh penjual, penjual mengirim barang
sesuai order lewat jasa pengiriman dan wajib
menyampaikan pesanan secara utuh kpd
pembeli / pemilik order.
Download