0 PENGARUH ABU DAN PROPORSI PASIR-KOMPOS DI DALAM MEDIA PADA PERTUMBUHAN TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor L.) (Skripsi) Oleh ANDRIAN ISRO RAHMADI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016 PENGARUH ABU DAN PROPORSI PASIR-KOMPOS DI DALAM MEDIA PADA PERTUMBUHAN TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor L.) Oleh Andrian Isro Rahmadi Sorgum (Sorghum bicolor L) merupakan tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan, tanaman sorgum memiliki daya adaptasi yang luas, toleran terhadap kekeringan, produktivitas tinggi, dan tahan terhadap hama dan penyakit. Selain itu juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak, sumber pangan, dan bahan industri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh abu dan proporsi pasir-kompos di dalam media pada pertumbuhan tanaman sorgum. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai bulan Januari 2016 di Laboratorium Botani Jurusan Biologi FMIPA Univeristas Lampung, menggunakan metode RAL dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah penggunaan abu dengan 2 taraf (tanpa abu (0g) dan menggunakan abu (300g)), faktor kedua adalah proporsi pasir-kompos dengan 4 taraf (pasir 2 kg, pasir 1¾ kg+¼ kg kompos, pasir 1½ kg+1/2 kg kompos, pasir 1¼ kg+¾ kg kompos). Untuk melihat pertumbuhan tanaman sorgum variabel yang diukur adalah jumlah akar, panjang tajuk, berat basah dan berat kering. Hasil penelitian ini menunjukkan pertumbuhan tanaman sorgum paling baik yaitu pada media dengan perlakuan kombinasi tanpa abu (0g) dan proporsi pasir 1 ¼ kg + kompos ¾ kg. Kata kunci: Abu, pasir-kompos, pertumbuhan tanaman sorgum ( Sorghum bicolor L). 0 PENGARUH ABU DAN PROPORSI PASIR-KOMPOS DI DALAM MEDIA PADA PERTUMBUHAN TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor L.) Oleh ANDRIAN ISRO RAHMADI Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA SAINS Pada Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan pada tanggal 10 Januari 1994, sebagai anak pertama dari Bapak Tulus Isa dan Ibu Kasiem. Penulis ini menyelesaikan pendidkan pertama di Sekolah Dasar Negri 2 Sukamarga dan pada tahun 2005 penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama PGRI 1 Palas, dan menanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negri 1 Bangkunat Belimbing pada tahun 2008. Pada tahun 2011, penulis tercatat sebagai salah satu mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri (SNMPTN). Selama menjadi mahasiswa di Jurusan Biologi FMIPA UNILA, penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ekologi dan Mamalogi. Penulis juga aktif di Organisasi Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) FMIPA unila sebagai anggota bidang ekspedisi pada tahun 2012-2013, dan sebagai Koordinator Aksi Lingkungan Pada PKSDA 18. Pada tahun 2015, penulis melaksanakan Kerja Praktik di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung dengan judul “PERILAKU MAKAN DAN JENIS PAKAN SIAMANG (Symphalangus syndactilus) DI PUSAT PENYELAMATAN SATWA (PPS) BALAI KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM (BKSDA) LAMPUNG” Kupersembahkan karya sederhanaku ini kepada : Kedua orangtua ku tercinta, adik-adikku, sahabat terkdekatku Serta almamater tercinta dan seseorang yang mendampingiku kelak SANWACANA Assalamualikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan salah satu syarat dalam menempuh pendidikan strata satu atau Sarjana dalam bidang sains yaitu skripsi yang berjudul “PENGARUH ABU DAN PROPORSI PASIRKOMPOS DI DALAM MEDIA PADA PERTUMBUHAN TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor L.)” Dengan terslesaikannya skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Allah S,W.T yang telah memberikan nikmat kesehatan jasmani dan rohani sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam keadaan sehat. 2. Keluargaku, Bapak, Ibu dan adikku tersayang yang selalu tulus memberikan do’a, dukungan, semangat, serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi. 3. Ibu Dra. Tundjung Tripeni Handayani, M.S., selaku pembimbing I yang telah sabar membimbing, menasehati, memberikan saran, kritik, motifasi, serta kepercayaan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi. 4. Ibu Dra. Martha Lulus Lande , M.P., selakui pembimbing II yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Ir. Zulkifli, M.Sc., terima kasih atas kritik dan saran serta kebersediaannya menjadi pembahasa dalam penelitian ini sehingga sekripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 6. Ibu Dra. Martha Lulus Lande, M.P., selaku dosen pembimbing akademik atas bimbingannya kepada penulis dalam menempuh pendidikan di Jurusan Biologi. 7. Bapak Prof. Warsito, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. 8. Bapak dan ibu dosen serta segenap karyawan di Jurusan Biologi FMIPA unila atas ilmu, bimbingan dan bantuannya kepada penulis. 9. Teman-teman seperjuanganku (Ori, Diah, Robit, Agung) terimakasih untuk do’a, semangat, dukungan serta kebersamaan dan kebahagiaan kepada penulis. 10. Teman–teman tersayang angkatan 2011 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan, kritikan dan kebersamannya selama ini kepada penulis. 11. Adik-adik ku (Apri, Marli, Abdi, Kadek, Nyoman, Alfi, Beni, Agung Ubi, Loyo, Sabti martini, Dona, Edi) serta kakak tingkat dan seluruh warga HIMBIO yang telah membantu penulis dalam menyelesaiakan skripsi ini. 12. Keluarga Besar Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung, terimakasih atas pembelajaran dan pengalaman selama melaksanakan kerja praktik. 13. Keluarga Besar KKN Desa Pekon Mon, Kecamatan Ngambur, Kabupaten Pesisir Barat untuk pembelajaran dan kekeluargaannya. 14. Semua pihak yang telah membantu penulis selama menyusun skripsi, terikasih untuk saran, motivasi, dan dukungan serta bantuannya. 15. Almamater tercinta, Universitas Lampung. Akhir kata, Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penyusunan skripsi ini dan jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin. Wassalamualaikum Wr. Wb Bandar Lampung, Juni 2016 Penulis, AndrianIsroRahmadi DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK................................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii SANWACANA ............................................................................................ vii DAFTAR ISI ................................................................................................ x DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv I. PENDAHULUAN A. B. C. D. E. Latar Belakang .................................................................................. 1 Tujuan Penelitian .............................................................................. 4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 4 Kerangka Pikir .................................................................................. 4 Hipotesis............................................................................................ 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. B. C. D. E. Botani tanaman sorgum..................................................................... 7 Syarat tumbuh tanaman sorgum ........................................................ 8 Tanah pasir ........................................................................................ 9 Abu .................................................................................................... 11 Kompos ............................................................................................. 12 III. METODE KERJA A. B. C. D. Waktu dan Tempat ............................................................................ 14 Alat dan Bahan .................................................................................. 14 Rancangan Penelitian ........................................................................ 14 Tata Letak Satuan Percobaan ............................................................ 16 E. Metode Kerja..................................................................................... 16 F. Variable Pengamatan ........................................................................ 17 1. Panjang Tajuk................................................................................ 17 2. Jumlah Akar .................................................................................. 17 3. Berat Basah ................................................................................... 17 4. Berat Kering .................................................................................. 17 G. Analisis Percobaan ............................................................................ 18 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ................................................................................. 19 1. Panjang Tajuk ............................................................................... 19 2. Jumlah Akar ................................................................................. 24 3. Berat Basah .................................................................................. 28 4. Berat Kering ................................................................................. 32 B. Pembahasan ....................................................................................... 35 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...................................................................................... 39 B. Saran ................................................................................................. 39 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Penggunaan abu didalam media.................................................... 14 Tabel 2. Proporsi psir-kompos didalam media ............................................. 15 Tabel 3. Uji BNT panjang tajuk .................................................................. 19 Tabel 4. Uji BNT jumlah akar...................................................................... 24 Tabel 5. Uji BNT berat basah ...................................................................... 28 Tabel 6. Uji BNT Berat kering ..................................................................... 32 Tabel 7. Uji homogenitas panjang tajuk ...................................................... 43 Tabel 8. Data panjang tajuk ......................................................................... 44 Tabel 9. Analisis ragam panjang tajuk ........................................................ 44 Tabel 10. Uji homogenitas jumlah akar ........................................................ 45 Tabel 11. Data jumlah akar ........................................................................... 46 Tabel 12 Analisi ragam jumlah akar. ............................................................ 46 Tabel 13 Uji homogenitas berat basah. ......................................................... 47 Tabel 14 Data berat basah. ............................................................................ 48 Tabel 15 Analisis ragam berat basah. ........................................................... 48 Tabel 16 Uji homogenitas berat kering. ........................................................ 49 Tabel 17 Data berat kering. ........................................................................... 50 Tabel 18 Analisis ragam berat kering. .......................................................... 50 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Tanaman sorgum.................................................................................7 Gambar 2 Grafik pengaruh interaksi antara abu dan proporsi pasir kompos terhadap panjang tajuk .................................................................. ......20 Gambar 3 Foto ppanjang tajuk tanaman sorgum pada masing-masing perlakuan kombinasi abu dan proporsi pasir-kompos umur 30 hari ............ ......21 Gambar 4 Grafik pengaruh perlakuan proporsi pasir-kompos terhadap panjang tajuk ............................................................................................. ......22 Gambar 5 Grafik pengaruh perlakuan abu terhadap panjang tajuk............... ......23 Gambar 6 Grafik pengaruh interaksi antara abu dan proporsi pasir-kompos terhadap jumlah akar .................................................................... ......25 Gambar 7 Grafik pengaruh perlakuan proporsi pasir-kompos terhadap jumlah akar .................................................................................. ......26 Gambar 8 Grafik pengaruh pemberian abu terhadap panjang akar............... ......27 Gambar 9 Grafik pengaruh interaksi antara abu dan proporsi pasir-kompos terhadap berat basah ................................................................... ......29 Gambar 10 Grafik pengaruh perlakuan proporsi pasir-kompos terhadap berat basah ........................................................................................... ......30 Gambar 11 Grafik pengaruh perlakuan abu terhadap berat basah ................ ......31 Gambar 12 Grafik pengaruh interaksi antara abu dan proporsi pasir kompos terhadap berat kering .................................................................. ......33 Gambar 13 Grafik pengaruh perlakuan proporsi pasir-kompos terhadap berat kering .......................................................................................... ......34 Gambar 14 Grafik pengaruh perlakuan abu terhadap berat kering ............... ......35 Gambar 15 Foto tanaman sorgum pada umur 30 hari ................................... ......36 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sorgum (Sorghum bicolor L.) merupakan tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan. Sebab tanaman sorgum memiliki daya adaptasi yang luas, toleran terhadap kekeringan, produktivitas tinggi, dan tahan terhadap hama dan penyakit. Selain budidaya yang mudah, sorgum mengandung karbohidrat, lemak, mineral seperti kalsium, zat besi dan fosfor, sehingga sorgum bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak, bahan pangan, dan bahan industri (Yulita dan Risda 2006). Menurut (Dicko et al., 2006) tanaman sorgum memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan mudah dibudidayakan, karena tanaman sorgum selain memiliki adaptasi yang luas juga tahan terhadap kekeringan. Oleh sebab itu sorgum dapat dibudidayakan di Indonesia, karena tanah di Indonesia sangat luas mulai dari lahan subur sampai lahan kering. Salah satu tipe lahan kering adalah tanah pasir yang memiliki kandungan unsur hara yang rendah. Disamping itu tanah pasir tersusun atas 70% partikel-partikel berukuran besar (0,02-2mm), yang menyebabkan tanah pasir bertekstur kasar dan memiliki pori-pori yang besar. Kondisi ini 2 menyebabkan tanah pasir menjadi berstruktur lepas dan gembur (Buckman dan Brody, 1982). Tanah yang memiliki pori-pori yang besar kurang dapat menahan air. Air dalam tanah akan berinfiltrasi atau bergerak ke bawah melalui pori-pori tanah yang bisa menyebabkan tanaman mudah menjadi layu. Kondisi semacam ini apabila berlangsung terus menerus dapat mematikan tanaman (Dwidjoseputro, 1981). Maka hal ini akan menimbulkan suatu masalah, apabila budidaya sorgum dilakukan pada media pasir. Oleh karena itu perlu dilakukan uji coba agar budidaya sorgum dapat dilakukan pada tanah pasir, yakni dengan cara menambahkan abu dan kompos pada media pasir. Media pasir merupakan salah satu substrat bagi pertumbuhan tanaman. Tanaman memerlukan kondisi tanah tertentu untuk menunjang pertumbuhannya yang optimum. Kondisi tanah tersebut meliputi faktor kandungan air, udara, unsur hara. Apabila salah satu faktor tersebut berada dalam kondisi kurang menguntungkan maka akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman (Bidwell, 1979). Menurut Lehman (2007) abu adalah molekul yang berupa serbuk yang lembut sisa dari pembakaran. Ada beberapa jenis abu berdasarkan bahan yang dibakar dan tempat pembakarannya, diantaranya ada abu jerami, abu sekam, abu dapur dan abu hasil kegiatan industri rumah tangga. Pada penelitian ini abu yang digunakan adalah abu yang diperoleh dari pembuatan batu bata (industri rumah tangga). Biasanya para petani 3 menggunakan abu dengan cara menaburkan di atas permukaan lahan dengan ukuran ± 100g/m2. Tekstur yang lembut dari abu menyebabkan abu lebih mudah mengisi poripori pada pasir, sehingga dapat membantu memperbaiki struktur media pasir dan mampu mengikat unsur hara yang tersedia didalam media pasir. Abu tidak hanya dapat mengikat unsur hara yang tersedia didalam pasir, tetapi juga dapat meningkatkan retensi (penyerapan) air sebab permukaan partikel abu bermuatan negatif sehingga molekul air mudah terikat yang menyebabkan air tidak mudah terinfiltrasi (Lehman, 2007). Penggunaan kompos sebagai bahan pembenah tanah (soil conditioner) dapat meningkatkan kandungan bahan organik tanah sehingga mempertahankan dan menambah kesuburan tanah pertanian. Bahan organik yang dapat digunakan sebagai sumber pupuk organik adalah dari hasil pertanian antara lain berupa jerami, sekam padi, kulit kacang tanah, ampas tebu, pupuk kandang (kotoran sapi, kerbau, ayam, itik, dan kuda) (Kurnia dkk., 2001). Sisa hasil pertanian ini kemudian diolah memalui proses dekomposer atau penguraian dengan bantuan mikroorganisme didalam tanah yang nantinya akan menjadi kompos yang bisa menjadi sumber unsur hara yang diperlukan oleh tanaman (Aprijadi, 1989). 4 Pada lahan kering, kompos (pupuk kandang) dapat diaplikasikan dengan beberapa cara yaitu disebar di permukaan tanah atau dicampur pada saat pengolahan tanah, dalam larikan, dan dalam lubang-lubang tanam. Metode aplikasi berkaitan dengan jenis tanaman yang akan ditanam. Selain itu jumlah pupuk kandang yang diberikan berbeda-beda. Seperti pemberian pupuk kandang pada tanaman sayuran mencapai 20-30 ton/ha, sedangkan tanaman pangan lahan kering seperti jagung, sorgum, kedelai, padi gogo dan lain-lain mencapai 1-2 ton/ha (Sudriatna dkk., 2005). B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh abu dan proporsi pasir-kompos di dalam media pada pertumbuhan tanaman sorgum (Sorghum bicolor L.) C. Manfaat penelitian Diharapkan setelah penelitin ini dilakukan dapat membuahkan informasi bahwa abu dan kompos dapat digunakan untuk memperbaiki struktur tanah pasir dalam upaya budidaya tanaman sorgum. D. Kerangka pemikiran Sorgum (Sorghum bicolor L) merupakan salah satu sumber daya alam yang perlu dibudidayakan karena tanaman sorgum bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak, bahan pangan dan bahan industri. Didalam budidaya sorgum yang perlu diperhatikan adalah: tingkat kesuburan tanah, ketersediaan air, 5 perawatan dan pemupukan tanaman. Walaupun sorgum dapat di budidayakan pada lahan kering namun pada saat pertumbuhan vegetatif nya ketersediaan air dan unsur hara harus tercukupi. Tanah pasir adalah salah satu jenis media tanam tipe lahan kering yang bisa digunakan untuk budidaya tanaman sorgum. Namun budidaya pada media pasir perlu mendapat perhatian khusus, kerena tanah pasir memiliki pori pori yang besar sehingga air dan unsur hara mudah hilang atau terinfiltrasi (bergerak kebawah melalui pori-pori yang dibentuk oleh butiran-butiran pasir), sehingga menyebabkan tanaman tidak akan dapat tumbuh dengan baik. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka pada penelitian ini akan dilakukan suatu uji coba budidaya tanaman sorgum pada media pasir yang di beri abu dan kompos. Pemberian kompos selain berfungsi sebagai pembenah tanah juga sebagai sumber unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, untuk tanaman pangan pada lahan kering penggunaan kompos mencapai 1-2 ton/ha. Abu diberikan dengan tujuan agar pori-pori yang terbentuk pada media pasir terisi oleh partikel-partikel abu, sehingga air dan unsur hara yang tersedia pada media pasir tidak mudah hilang atau berinfiltrasi (bergerak kebawah) melalui pori-pori yang terbentuk pada media pasir. Dan pada akhirnya tanaman sorgum dapat tumbuh dengan subur dan dapat menghasilkan produksi yang maksimal. Para petani biasanya menggunakan 6 abu dapur dengan cara ditaburkan, dengan takaran sesuai dengan lahan yang tersedia. Biasanya para petani menaburkan abu ± 100g/1 m2. E. Hipotesis 1. pertumbuhan tanaman sorgum akan berbeda pada media yang diberi abu dan tidak diberi abu. 2. Pertumbuhan tanaman sorgum akan berbeda pada media yang diberi proporsi pasir-kompos yang berbeda-beda. 3. pertumbuhan tanaman sorgum akan berbeda pada media yang diberi perlakuan kombinasi abu dan proporsi pasir-kompos yang berbeda beda. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Sorgum Tanaman sorgum (Sorghum bicolor L.) (Gambar 1) merupakan tanaman yang memiliki adaptasi yang luas, dan toleran terhadap kekeringan (Syam dkk., 1996). Gambar 1. Tanaman sorgum (LIPI, 2016) 8 Menurut Kartasapoetra (1994), klasifikasi tanaman sorgum adalah sebagai berikut : Regnum : Plantae Divisio : Spermatophyta Classis : Monocotyledoneae Ordo : Poales Familia : Poaceae Genus : Sorghum Species : Sorghum bicolor L. B. Syarat tumbuh tanaman sorgum Tanaman sorgum(Sorghum bicolor L.) baik ditanam pada kisaran ketinggian 0-500 mdpl. Apabila ditanam pada ketinggian lebih dari 500 mdpl, tanaman sorgum akan terhambat pertumbuhannya dan memliki umur panen yang panjang. Curah hujan yang dibutuhkan tanaman sorgum adalah 600 mm /th. Tanaman sorgum mampu hidup diatas suhu 47°F (Kusuma dkk., 2008). Menurut Laimeheriwa (1990) pada saat pertumbuhan vegetatifnya tanaman sorgum memerlukan ketersedian air yang cukup, karena air merupakan komponen penting yang diperlukan oleh tanaman untuk tumbuh, berkembang dan bereproduksi.Sorgum dapat berproduksi dengan baik pada lingkungan yang curah hujannya terbatas atau tidak teratur. Tanaman ini 9 mampu beradaptasi dengan baik pada tanah yang sedikit masam hingga sedikit basa. Selain persyaratan diatas sebaiknya sorgum jangan ditanam di tanah Podzolik Merah Kuning (PMK) yang masam, namun untuk memperoleh pertumbuhan dan produksi yang optimal perlu dipilih tanah ringan (bertekstur ringan) dan mengandung bahan organik yang cukup. Tanaman sorgum memiliki keunggulan yaitu lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibandingkan dengan tanaman palawija lainnya, karena tanaman ini memiliki kandungan tanin yang tinggi. Sorgum dan jagung memiliki sistem pengolahan tanah yang sama, yaitu dibajak satu atau dua kali, digaru, lalu diratakan. Tanah yang telah siap ditanami harus bersih dari gulma karena fase pertumbuhan sorgum agak lambat kira-kira 3-4 minggu sehingga pada awal pertumbuhan tersebut kurang mampu bersaing terhadap gulma (Laimeheriwa, 1990). C. Tanah pasir Tanah pasir merupakan salah satu substrat bagi pertumbuhan tanaman. Tanaman memerlukan kondisi tanah tertentu untuk menunjang pertumbuhan nya yang optimum. Kondisi tanah tersebut meliputi factor kandungan air, udara, dan unsur hara. Apabila salah satu factor tersebut berada dalam kondisi kurang menguntungkan maka akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman (Rao, 1994). 10 Sifat fisik tanah bergantung pada ukuran partikel-partikelnya. Partikel diatas 2,0 mm dikelompokkan sebagai kerikil, pasir antara 0,05 mm dan 2,0 mm, geluh atau silt antara 0,002 sampai 0,05 mm dan lempeng atau clay kurang dari 0,002 mm. Berdasarkan ukuran bahan pada tanah teresbut, tanah digolongkan menjadi 3 partikel yaitu pasir, debu, dan liat. Ketiga partikel tersebut bersama-sama menyusun tanah dan disebut tekstur tanah. Tekstur tanah akan mempengaruhi kemampuan tanah dalam menyi mpan dan menyediakan unsur hara (Islami dan Utomo, 1995). Kapasitas lapang adalah kemampuan tanah untuk menyerap air. Kapasitas serap air pada tanah pasir sangat rendah, ini disebabkan karena tanah pasir tersusun atas 70% partikel tanah berukuran besar (0,02-2mm). Sehingga tanah pasir bertekstur kasar, dan memiliki ruang pori-pori yang besar. Kondisi ini menyebabkan tanah menjadi berstruktur lepas dan gembur (Buckman dan Brody, 1982). Tanah yang terdiri atas partikel besar kurang dapat menahan air. Sebab air didalam tanah akan berinfiltrasi, bergerak kebawah melalui pori-pori tanah yang terbentuk oleh pertikel tanah yang berukuran besar. Akibatnya tanaman kekurangan air dan menjadi layu. Kondisi semacam ini apa bila berlangsung terus menerus dapat mematikan tanaman (Dwidjoseputro, 1981). Oleh sebab itu apabila ingin melakukan budidaya tanaman sorgum pada media pasir, kondisi tersebut diatas harus diperhatikan. Salah satu cara 11 dengan menambahkan abu pada media pasir yang tujuannya untuk memperbaiki struktur media pasir. D. Abu Menurut Lehman (2007) abu adalah molekul yang berupa serbuk yang lembut sisa dari pembakaran. Ada beberapa jenis abu berdasarkan bahan yang dibakar dan tempat pembakarannya, diantaranya ada abu jerami, abu sekam, abu dapur dan abu hasil kegiatan industri rumah tangga. Tetapi pada penelitian ini abu yang digunakan adalah abu yang diperoleh dari pembuatan batu bata (industri rumahtangga). Tekstur yang lembut dari abu menyebabkan abu lebih mudah mengisi poripori pada pasir, sehingga dapat membantu memperbaiki struktur media pasir dan mampu mengikat unsur hara yang tersedia didalam media pasir. Abu tidak hanya dapat mengikat unsur hara yang tersedia didalam pasir, tetapi juga dapat meningkatkan retensi air sebab partikel abu bermuatan negatif sehingga molekul air mudah diikat, sehingga air tidak mudah terinfiltrasi. Para petani biasanya menggunakan abu dengan cara ditaburkan, dengan takaran sesuai lahan yang tersedia. Biasanya para petani menaburkan abu ± 100g/m2 (Lehman, 2007). 12 E. Kompos Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan. Secara alami bahan-bahan organik akan mengalami penguraian di alam dengan bantuan mikroba maupun biota tanah lainnya (J.H.Crawford,2003). Penggunaan kompos sebagai bahan pembenah tanah (soil conditioner) dapat meningkatkan kandungan bahan organik tanah sehingga mempertahankan dan menambah kesuburan tanah pertanian. Bahan organik yang dapat digunakan sebagai sumber pupuk organik adalah dari sisa hasil pertanian antara lain berupa jerami, sekam padi, kulit kacang tanah, ampas tebu, pupuk kandang (kotoran sapi, kerbau, ayam, itik, dan kuda). (Kurnia dkk., 2001). Sisa hasil pertanian ini kemudian diolah memalui proses dekomposer atau penguraian dengan bantuan mikroorganisme didalam tanah yang nantinya akan menjadi kompos yang biasa menjadi sumber unsur hara yang diperlukan oleh tanaman (Aprijadi, 1989). 13 Menurut Sutejo (2002) bahwa dari sekian banyak jenis unsur hara yang diperlukan oleh tanaman, ada beberapa yang sangat penting seperti unsur hara N, P, K. Penggunan pupuk NPK dapat menjadi solusi dan alternatif dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman. Penggunaan pupuk NPK diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam pengaplikasian di lapangan dan dapat meningkatkan kandungan unsur hara yang dibutuhkan didalam tanah serta dapat dimanfaatkan langsung oleh tanaman. Fungsi unsur hara N (Nitrogen) untuk tanaman yaitu sebagai penyusun protein, untuk pertumbuhan pucuk tanaman dan menyuburkan pertumbuhan vegetatif. Fungsi unsur hara P (Fosfor) sebagai salah satu unsur penyusun protein, dibutuhkan untuk pembentukan bunga, buah dan biji, merangsang pertumbuhan akar menjadi memanjang dan tumbuh kuat sehingga tanaman akan tahan kekeringan. Kekurangan pupuk P akan menyebabkan tanaman tumbuh kerdil, pembungaan dan pembentukan biji terhambat, serta tanaman menjadi lemah sehingga mudah roboh. Unsur hara K (Kalium) berperan dalam proses metabolismse perti fotosintesis yang merupakan hal penting dalam pertumbuhan (Sutejo, 2002). 14 III. A. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai bulan Januari 2016 di Laboratorium Botani Jurusan Biologi FMIPA Univeristas Lampung. B. Alat dan Bahan Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : Pensil, pena, penggaris, meteran, kamera, alat semprot, dan polybag yang berukuran 3 kg. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : Biji sorgum, air, pasir, kompos, dan abu. C. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktorial. Tabel 1 Faktor pertama: Penggunaan abu didalam media No Penggunaan abu 1 Tanpa abu (0g) 2 Menggunakan abu (300g) 15 Tabel 2.Faktor ke dua:Proporsi pasir-kompos didalam media. No Proporsi pasir-kompos 1 Pasir 2 kg 2 Pasir 1 ¾ kg + kompos ¼ kg 3 Pasir 1 ½ kg + kompos ½ kg 4 Pasir 1 ¼ kg + kompos ¾ kg Sehingga perlakuan kombinasi yang digunakan adalah 2x4 = 8 perlakuan, dengan 4 ulangan dalam setiap kombinasi perlakuan. Maka diperoleh 32 satuan percobaan. Setiap satu satuan percobaan adalah 1 polybag berukuran 3 kg yang berisi media sesuai perlakuan, yang ditanami 4 biji sorgum yang sudah dipilih. 16 D. Tata letak satuan percobaan Tata letak satuan percobaan dengan metode RAL8 kombinasi perlakuan dengan 4 pengulangan adalah sebagai berikut : P1U1 P6U2 P3U1 P7U1 P6U1 P7U4 P4U4 P1U4 P2U4 P4U2 P5U3 P2U1 P3U3 P8U2 P2U3 P8U4 P4U1 P5U2 P7U2 P3U2 P8U1 P6U3 P8U3 P5U1 P1U3 P2U2 P5U4 P7U3 P4U3 P6U4 P3U4 P1U2 Keterangan : U1, U2, U3, dan U4 adalah ulangan P : Perlakuan kombinasi faktor pertama dan faktor kedua P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 E. :Pasir 2 kg tanpa abu (0 g) :Pasir 2 kg + abu (300 g) :Pasir 1 ¾ kg + kompos ¼ kg tanpa abu (0 g) :Pasir 1 ¾ kg + kompos ¼ kg + abu (300 g) :Pasir 1 ½ kg + kompos ½ kg tanpa abu (0 g) :Pasir 1 ½ kg + kompos ½ kg + abu (300 g) :Pasir 1 ¼ kg + kompos ¾ kg tanpa abu (0 g) :Pasir 1 ¼ kg + kompos ¾ kg + abu (300 g) Metode Kerja 1. Memilih biji sorgum sebanyak 128 biji yang bersih (kulit bijinya berwana putih), bernas (memiliki cadangan makanan yang penuh) yang apabila direndam didalam air maka biji yang bernas akan tenggelam. 2. Mempersiapkan media tanam sesuai perlakuan yang ditentukan, didalam setiap polybag berukuran 3 kg. 17 3. Disetiap polybag (satu satuan percobaan) yang berisi media perlakuan ditanam 4 biji sorgum yang sudah dipilih. 4. Setelah tanaman sorgum berumur 30 hari terhitung mulai biji ditanam didalam media perlakuan, dilakukan pengambilan data sesuai dengan variabel yang ditentukan yaitu (panjang tajuk, jumlah akar, berat basah, berat kering). Untuk setiap variabel yang diukur, diambil 2 tanaman disetiap satuan percobaan. F. Variable Pengamatan 1. Panjang tajuk Panjang tajuk (cm) diukur dari pangkal batang sampai ujung daun yang paling panjang pada setiap tanaman dengan memakai meteran. 2. Jumlah akar Jumlah akar ditentukan dengan cara mengitung banyaknya akar yang tumbuh dari pangkal batang masing-masing tanaman. 3. Berat basah Berat basah (g) adalah berat segar dari seluruh bagian tanaman yang ditimbang menggunakan timbangan neraca analitik. 4. Berat kering Berat kering (g) adalah berat seluruh bagian tanaman setelah dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 70-800c selama 3 jam, kemudian ditimbang menggunakan timbangn neraca analiti. 18 G. Analisis Data Data yang diperoleh diuji homogenitasnya dengan uji Barllet apa bila data homogen di lanjutkan Analisis Ragam (Anara) dengan α 5%. Jika terdapat perbedaan (signifikan) didalam faktor pertama dan faktor kedua serta interaksi antara faktor pertama dan faktor kedua,maka dilanjutkan uji lanjut menggunakan BNT (Beda Nyata Terkecil) α 1% untuk mengetahui perbedaan antar pelakuan. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Pertumbuhan tanaman sorgum lebih baik pada media tanpa perlakuan abu. 2. Pertumbuhan tanaman sorgum paling baik pada media yang diberi proporsi pasir 1 ¼ kg + kompos ¾ kg. 3. Pertumbuhan tanaman sorgum paling baik terdapat pada media yang diberi perlakuan kombinasi tanpa abu (0g) dan proporsi pasir 1 ¼ kg + kompos ¾ kg. B. SARAN 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kandungan abu yang digunakan dalam penelitian. 2. Agar tidak menggunakan abu yang mengandung zat ekstraktif (seperti: getah) untuk memperbaiki setruktur tanah pertanian. DAFTAR PUSTAKA Abdurohim, Oim. 2008. Pengaruh Kompos Terhadap Ketersediaan Hara Dan Produksi Tanaman, sebuah skripsi. Dalam IPB Repository. Abidin, Zainal.1990. Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Kandungan Tanaman Karet. Bandung :Angkasa. Apriadji, Wied Harry. 1989. Memproses Sampah. Seri Teknologi. Cet. keXX11. PenebarSwadaya Bidwell, R.G.S. 1979. Plant Physiology.McMillan Co. Inc., New York Buckman and Brady, 1982.Ilmu Tanah. PT.BhataraKaryaAksara. Jakarta. Crawford. J.H. 2003 .Composting of Agricultural Waste.in Biotechnology Applications and Research,Paul N, Cheremisinoff and R. P.Ouellette (ed). p. 6877. Dicko, M.H., H. Gruppen, A.S. Traoré, W.J.H van Berkel, and A.G.J Voragen. 2006. Sorghum grain as human food in Africa: relevance of content of starch and amylase activities. African Journal of Biotechnology 5 (5): 384395. Dwidjoseputro. 1981. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia Pustaka Islami, T. danUtomo, W.H. 1995.Hubungan Tanah, Air danTanaman. IKIP Semarang Press,Semarang. Kartasapoetra, A.G., 1994. Tekhnologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta. Kurnia, U., D. Setyorini, T. Prihatini, S. Rochayati, Sutonodan H. Suganda. 2001. Perkembangan dan Penggunaan Pupuk Organik di Indonesia. Rapat Koordinasi Penerapan Penggunaan Pupuk Berimbang dan Peningkatan Penggunaan Pupuk Organik. Direktorat Pupuk dan Pestisida, Direktorat Jendral Bina Sarana Pertanian, Jakarta, Nopember 2001. Kusuma, J., F.N. Azis, A. Hanif, Erifah I., M. Iqbal, A. Reza danSarno. 2008. Tugas Terstruktur Mata Kuliah Pemulihan Tanaman Terapan; Sorgum. Departemen Pendidikan Nasional, Universitas Jenderal Soedirman, Fakultas Pertanian, Purwokerto. Laimeheriwa, J. 1990. Teknologi budidaya sorgum.Departemen Pertanian. Balai informasi pertanian.Irian Jaya. Departemen Pertanian Irian Jaya.16 hlm Lehman, J.2007. A handful of carbon nature. Vol.477. Nature Publishing Group Lipi, 2016. Gambar Tanaman Sorgum. http ://www.lipi.go.id (diakses pada tanggal 25 April 2016 pada pukul 19.00 WIB). Rao, N.S.S. 1994. Media dan Pertumbuhan Tanaman. UI Press, Jakarta. Sudriatna, U., M.T. Sutriadi, R. Hidayat, dan J.S. Adiningsih. 2005. Penerapan pengelolaan hara terpadu pada lahan kering. hlm. 123-141. Dalam Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Sumber Daya Tanah dan Iklim.Buku II. Bogor, 14-15 September 2004. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor Sutejo, M. 2002. Pupukdan Cara Pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta Syam, A., K. Kariyasa, E. SUjitnodan Z. Zaini. 1996. Prosiding Loka karya Evaluasi Hasil Penelitian Usaha tani Lahan Kering, 1997. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor. Yulita, R. danRisda. 2006. Pengembangan sorgum di Indonesia. Direktorat Budi daya Serealia. Ditjen Tanaman Pangan, Jakarta.