1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Dewasa ini bagi perusahaan-perusahaan industri yang ingin mempertahankan atau mulai membangun posisi sebagai penguasa pasar, tidaklah cukup dalam jangka panjang hanya melakukan rekayasa atau sedikit perubahan dari solusi yang telah ada. Perusahaan-perusahaan ini harus juga mencari, menciptakan, mengembangkan, dan menjadi solusi baru dari kebutuhan pasar dengan inovasi dan varian-varian produk baru. Begitu pula yang terjadi pada persaingan bisnis penjualan kendaraan truk, dimana semakin dituntutnya peluncuran produk baru sebagai bukti bahwa perusahaan tersebut terus melakukan pengembangan untuk meningkatkan performa truk yang dapat memenuhi kebutuhan para pengguna. PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), sebagai distributor resmi kendaraan mitsubishi di Indonesia dari Mitsubishi Motors Corporation (MMC) dan Mitsubishi Fuso Truck & Bus Corporation (MFTBC), adalah salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang bergerak dibidang perakitan dan distributor kendaraan, dengan produk utama adalah kendaraan penumpang, kendaraan niaga ringan dan kendaraan niaga. Untuk kendaraan niaga, saat ini PT. KTB telah memiliki total sebelas varian pada jenis truk ringan fuso colt diesel, dan dari seluruh model tersebut dimensi jarak sumbu roda kendaraan adalah 2500mm, 3350mm dan 3380mm. Dengan banyaknya pilihan tersebut ternyata masih terdapat segmen pasar yang belum terpenuhi kebutuhannya dengan produk yang ada saat ini. Adalah perusahaan distributor barang konsumer dan industri kecil, yang menginginkan armada truk yang memiliki volume ruang muat barang yang lebih besar namun tetap memiliki bodi ramping. Mangacu pada peraturan pemerintah nomor 55 tahun 2012 tentang kendaraan, pada pasal 54 disebutkan bahwa ukuran kendaraan bermotor selain sepeda motor harus memenuhi perstaratan: lebar maksimum 2.500mm, tinggi maksimum 4.200mm atau 1,7 kali lebar kendaraan, dan panjang maksimum 12.000mm. Dengan tinggi truk saat ini yang sudah standar, dan lebar kendaraan yang diinginkan tetap ramping, maka solusi perubahan yang dapat dilakukan pada truk adalah memperpanjang kendaraan kearah belakang. Gambar 1.2 Ilustrasi penambahan panjang proyek FE74 long Sumber: ktb.co.id PT. KTB dengan cepat merespon peluang tersebut dengan melakukan studi pengembangan truk ringan dengan memperpanjang jarak sumbu roda (wheel base) yang nantinya akan menjadi truk dengan kargo terpanjang dikelasnya, dengan nama proyek pengembangan FE 74 long. Selain itu kompetitor utama yaitu Hino yang sudah mulai memproduksi truk dengan panjang sumbu roda yang sama yaitu 4000mm sejak tahun 2010 terus mengalami peningkatan penjualan setiap tahunnya. 2 Gambar 1.1 Grafik Penjualan Frame Hino Dutro x Sumber PT. Gemala Kempa Daya Beberapa hal teknis yang perlu dipertimbangkan dalam memodifikasi struktur sasis adalah komponen apa saja yang mengalami perubahan bentuk, desain yang optimal pada setiap komponen tersebut, dan kekuatan dari struktur sasis secara keseluruhan setelah modifikasi perpanjangan. Tugas akhir yang dibuat ini akan menjelaskan gagasan yang diajukan kepada pelanggan terkait desain perubahan sasis dalam proyek FE 74 long yang dilakukan di PT. Gemala Kempa Daya. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat disusun perumusan masalah sebagai berikut: a. Mitsubishi mempertimbangkan untuk memproduksi masal truk yang memiliki keunggulan volume kargo yang luas. b. Sasis adalah bagian dari truk yang sangat terpengaruh dan berubah desain dengan adanya modifikasi penambahan jarak sumbu roda, perubahan apa saja yang dilakukan agar kebutuhan pelanggan terpenuhi. 1.3. Batasan Masalah Batasan masalah digunakan agar pembahasan tidak menyimpang dari akar masalah dan apa yang menjadi tujuan dari penyelesain masalah tersebut, berikut adalah batasan masalah dari : 1. Penelitian terbatas pada modifikasi perpanjangan struktur sasis FE 74 long. 2. Metode anlisa optimasi perancangan produk yang digunakan adalah metode Quality Function Deployment (QFD) dengan tool yang digunakan yaitu matriks House of Quality (HoQ). 3. Output dari HoQ berupa beberapa karakteristik produk dari sasis, yang menjadi sasaran untuk dikembangkan, mengacu pada inputan berupa permintaan dan kebutuhan pelanggan. 3 4. Setiap karakteristik atau komponen produk sasis tersebut dianalisa setiap perubahannya, dan gagasan apa yang dikemukakan oleh PT. GKD agar perubahan tersebut tidak mengurangi kekuatan dan dana yang dikeluarkan pelanggan untuk biaya perubahan tersebut tidak besar. 5. Pengujian desain sasis menggunakan metode finite element method (FEA) dengan software MSC Patran dan Nastran. 1.4. Tujuan Tujuan atau sasaran akhir yang hendak dicapai dari dilakukannya studi ini adalah sebagai berikut: 1. Dapat ditentukan komponen sasis yang menjadi sasaran utama untuk dikembangkan dan dimodifikasi agar perpanjangan struktur sasis tepat sasaran sesuai keinginan pelanggan. 2. Didapat desain side member yang optimal, dengan penambahan panjang 645mm. Merujuk pada pertimbangan kekuatan dan investasi awal proyek yang minimal. 3. Rancangan desain sasis FE74 long dengan wheel base yang lebih panjang memiliki kekuatan yang mendekati atau bahkan sama dengan sasis mitsubishi yang menjadi model dasar pengembangan. 1.5. Manfaat Hasil penelitian ini sangat diharapkan memberikan kontribusi bagi PT. GKD sebagai pembelajaran awal mengenai perancangan sasis dan dalam mencapai target jangka panjang yaitu dapat terwujudnya satu unit sasis modul, yaitu sasis rancangan dari hasil studi PT. GKD yang dapat diimplementasikan diberbagai merek truk di Indonesia. Manfaat lain dari pengembangan sasis FE 74 long ini adalah: 1. Dengan dukungan PT. GKD terhadap proyek pengembangan produk ini diharapkan akan terus terjalin kerja sama dengan PT. KTB. 2. Semakin berkembangnya departemen product design and development di PT. GKD, dimana sebelumnya semua desain sasis telah tersedia dari customer dan PT. GKD hanya membuat sasis sesuai desain tersebut tanpa memahami filosofi dan maksud bentuk rancangan sasis tersebut.