1 Perencanaan Reklamasi dan Shore Protection di Pantai Balikpapan Bonanza Herlambang, Herman Wahyudi, Fuddoly Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 [email protected], [email protected] Abstrak— Kota Balikpapan berada di provinsi Kalimantan Timur merupakan daerah yang terletak di bagian timur Pulau Kalimantan dan berbatasan langsung dengan laut dari Selat Makassar. Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkan maka kebutuhan atas lahan pembangunan pun meningkat. Lokasi kota Balikpapan terletak di antara hutan, bukit dan lautan. Kondisi geografis ini mencerminkan potensi kota Balikpapan yang didominasi oleh kawasan pesisir pantai. Hal ini membuat pusat perbelanjaan Plaza Balikpapan pun terus meningkatkan sektor pembangunan dengan melakukan perluasan lahan. Perluasan pada tahap awal ini akan dilakukan dengan luasan 5ha yang mengarah kelaut. Diharapkan nantinya lahan baru ini akan menjadi lahan komersial, akan tetapi untuk saat ini lahan ini akan digunakan untuk perluasan lahan parkir. Untuk menunjang pelaksanaan ini maka dibangun sebuah struktur pelindung pantai untuk melindungi lokasi reklamasi. Dalam perencanaan ini pelindung pantai menggunakan talud rubblemound yang dikombinasi dengan struktur sheetpile pada sisi timur reklamasi. Biaya total yang dibutuhkan dalam pembangunan reklamasi in sebesar Rp.67.355.808.000.000 (Enam Puluh Tujuh Milyar Tiga Ratus Lima Puluh Lima Juta Delapan Ratus Delapan Ribu Rupiah). Kata kunci: Balikpapan, Plaza Balikpapan, Reklamasi, Talud Rubblemont, Sheetpile I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Balikpapan merupakan kota yang sedang berkembang baik secara ekonomi maupun pertumbuhan penduduknya. Menurut survey BPS setempat, kebutuhan hidup layak (KHL) di Kota Balikpapan cukup tinggi, yakni mencapai Rp4,5 juta per bulan, dengan rata-rata per kapita mencapai Rp1,2 juta per rumah tangga per bulan. Biaya hidup tersebut, dapat dikategorikan bahwa Balikpapan tidak hanya mencatat anga tertinggi untuk biaya hidup di Kalimantan Timur, tetapi juga sebagai kota termahal di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat tersebut mengakibatkan Balikpapan melakukan pembangunan secara besarbesaran. Dengan terus meningkatnya jumlah penduduk, yang saat ini penduduk Balikpapan berjumlah sekitar 630.000 jiwa, satu kebutuhan bila pengembangan kota di masa mendatang mengarah pada reklamasi pantai dengan merealisasikan Balipapan Innercity Waterfront Area. Hal ini untuk menyeimbangkan demand akibat pertumbuhan penduduk dengan terbatasnya lahan perkotaan. Menurut salah satu definisi, reklamasi adalah suatu pekerjaan penimbunan tanah (pasir berlanau) dengan skala volume dan luasan yang sangat besar pada suatu kawasan/ lahan yang relatif masih kosong (Wahyudi, 1997)[1]. Dengan diadakannya reklamasi dimungkinkan tersedianya lahan baru yang telah ditimbun untuk melakukan suat proyek pembangaunan. Plaza Balikpapan merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang melihat potensi pertumbuhan ekonomi Kota Balikpapan, berencana untuk melakukan perluasan wilayah. Melihat ketersediaan lahan yang minim maka dilakukan perluasan lahan ke arah pesisir pantai dengan melakukan reklamasi. Proyek ini direncanakan dengan luas sebesar 411.89 ha. Pada tahap awal pembangunan dilakukan dengan reklamasi seluar 5 ha sehingga akan menjadikan kawasan tersebut sebagai proyek komersial tepi pantai terbesar di Kalimantan Timur. Letak Plaza Balikpapan yang bersinggungan langsung dengan laut memberikan permasalahan terhadap pengaruh gelombang yang cukup tinggi (Gambar 1). Maka perencanaan reklamasi ini juga harus ditambahkan dengan suatu shore protection untuk mencegah terjadinya longsor (sliding) yang diakibatkan rembesan air tanah maupun hisapan pasang surut air laut. Gambar 1 Lokasi Plaza Balikpapan Dengan dibangunnya lokasi reklamasi ini diharapkan nantinya Plaza Balikpapan dapat meneruskan proyek super blok yang telah digagas dengan adanya pusat hunian berupa apartment dan fasilitas penunjangnya. Akan tetapi untuk tahap awal ini lokasi reklamasi akan digunakan sebagai perluasan tempat parkir dari Plaza Balikpapan ini sampai dilanjutkannya pembagnan di atasnya. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dikemukanan pada perancanaan ini meliputi : 1. Lokasi reklamasi yang bersinggungan langsung dengan laut mengakibatkan adanya gelombang laut yang akan menerpa material reklamasi. Sehingga dibutuhkan shore protection untuk menjaga material agar tidak terhempas oleh terjangan air laut. 2. Pada sisi timur reklamasi yang bersebrangan dengan sungai mengakibatkan perlur dibuatnya struktur sheetpile agar pekerjaan reklamasi ini tidak mengganggu keadaan sungai tersebut. 3. Loaksi yang berada di laut memberikan kesulitan dalam pelaksanaan, sehingga perlu adanya perencanaan yang efisien dan ekonomis dalam metode pelaksanaan. 4. Melihat lokasi reklamasi yang berada di pust kota sehingga mobilisasi material reklamasi harus melelui perairan. Oleh karena itu perlu dilakukannya perencanaan kapal keruk dan barge yang akan membawa material reklamasi. C. Tujuan Tujuang dari penulisan ini adalah : 1. Perencanaan timbunan reklamasi.. 2. Perencanaan shore protection dan sheetpile. 3. Perhitungan volume serta alat yang digunakan dalam pekerjaan pengerukan. 4. Perencanaan metode pelaksanaan. 5. Perencanaan rencana anggaran biaya (RAB) 6. Detail Engineering Design (DED) 2 II. METODOLOGI Gambar 4 Data Pasang Surut Kota Balikpapan Juni 2011 C. Data angin dan gelombang Dalam perencanaan ini digunakan analisa angin dan gelombang selama 5 tahun pada tahun 2008 sampai 2012. Data angin disajikan dalam bentuk wind rose dan analisa gelombang disajikan dalam bentuk wave rose sebagai berikut : Gambar 5 Wind Roses Gambar 2 Diagram Alur Metodologi Penelitian III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data topografi Dari data yang didapat, diketahui bahwa kondisi kedalaman di sekitar lokasi perencanaan reklamasi rata-rata berada pada kedalaman -0.5 mLWS hingga -2.5 mLWS dan termasuk perairan dangkal. Gambar 6 Wave Roses Data angin yang telah diolah kemudian dikoreksi berdasarkan data gelombang yang terjadi dan direncanakan tinggi gelombang untuk 50 tahun berikut ini : Tabel 1 Analisa Tinggi Gelombang Rencana Arah Timur Laut Tenggara Selata Ho (m) 2.135 2.626 2.419 To (detik) 7.393 8.199 7.87 Lo Amplitudo (m) (m) 85.262 1.158 104.874 1.313 96.629 1.21 Gelombang yang bergerak dari laut dalam mengalami perubahan tinggi gelombang akibat adanya refraksi dan defraksi. Analisa tinggi gelombang pada lokasi dianalisa menggunakan software SMS.11. Sehingga didatkan tinggi gelombang didepan bangunan setinggi 1,8 m hingga 2.3 m. Gambar 3 Peta Bathymetri Lokasi Plaza Balikpapan B. Hasil Analisa Data Pasang Surut Perilaku pasang surut dianalisa dengan waktu pengambilan selama 30 hari pada bulan Juni 2011 : Beda pasang surut sebesar 2.6 m diatas mLWS Elevasi HWS ( High Water Spring) pada + 2.8 mLWS Elevasi MSL (Mean Sea Level) pada +1.4 mLWS Elevasi LWS (Low Water Spring) pada + 0.2 mLWS 1.326m 1.426m 1.043m 1.564m 1.843m 1.921m 2.136m 2.231m 1.832m Gambar 5 Analisa Refraksi Gelombang Laut Pada Kondisi Pasang (LWS) 3 D. Analisa data tanah Lingkup kerja penyelidikan tanah antara lain adalah : 1. Pengeboran dalam lima lokasi pada keadaan air 3.0m sampai -6.0m. 2. Pengambilan contoh tanah dengan SPT pada setiap interval kedalaman 1.5m. 3. Pengambilan contoh tanah asli (undisturbed sampling), satu tabung per titik. 4. Pengujian tanah dilaboratorium. 5. Analisa data tanah. Dalam peneyelidikan data tanah ini nilai N-SPT dikoreksi dengan perumusan sebagai berikut: N’=15+0.5(N-15)[2] Tabel 2 Nilai N-SPT Tiap Titik Bor Kedalaman m 0 1.5 3 4.5 6 7.5 9 10.5 12 13.5 15 16.5 18 19.5 21 22.5 24 25.5 27 28.5 30 0 16.5 32.5 32.5 32.5 32.5 32.5 32.5 32.5 32.5 32.5 32.5 32.5 32.5 30 29 26 27.5 32.5 32.5 32.5 0 12 10 12.5 27.5 32.5 32.5 32.5 32.5 32.5 32.5 NSPT (Blow/feet) 0 10 10 9.5 17.5 17.5 32.5 32.5 32.5 32.5 32.5 32.5 32.5 31 0 12 20 22.5 21.5 25 29.5 32.5 32.5 31 32.5 32.5 32.5 31 0 10.5 12.5 13.5 14.5 15.5 19 32.5 32.5 32.5 32.5 31 32.5 31.5 Non-Cohesive Very Loose Loose Medium Dense Very Dense Cohesive Very Soft Soft Medium Stiff Hard IV. PERENCANAAN REKLAMASI Perencanaan reklamasi ini dibagi menjadi beberapa zona yang dapat dilihat pada Gambar 6. Dalam perencanaan ini akan dibahas beberapa hal dalam perencanan timbunan sebagai berikut : 1. Tinggi timbunan awal 2. Perencanaan waktu konsolidasi 3. Perencanaan vertical drain 4. Stabilitas timbunan Lapisan 3: Sc Settlement total : [3] St = Si + Sc2 + Sc3 St = 0.001 + 0.532 + 0.256 = 0.789m Perhitungan settlement dengan beban yang bervariasi dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Settlement Akibat Beban Bervariasi A. Perhitungan settlement Dalam perencanaan ini akan digunakan data tanah zona 2 dengan beban timbunan sebesar 3 t/m2 dan beban surcharge 1 t/m2: Immediate settlement: [3] Lapisan 1 : Si = ∑ ( ) Si = 4 t/m2 x ( ) = 0.001 m Cc.`H ' log1 1 eo 'o Lapisan 2 : 1.252`x2 (3 1) Sc log1 0.532m 1 1.44 1.74 Sc total (m) 0.79 1.00 1.13 1.29 1.41 1.51 1.59 1.67 B. Perhitungan tinggi timbunan pelaksanaan Langkah pertama yang dilakukan untuk mencari tinggi timbunan awal dari perencanaan timbunan reklamasi ini adalah dengan menggunakan grafik, yaitu dengan mencari titik potong antara kurva Sc versus HR dengan kurva HR-H versus HR, dimana : Sc = besarnya settlement total H = tinggi timbunan rencana HR = tinggi timbunan pada saat pelaksanaan Contoh perhitungan menggunakan beban rencana akibat timbunan sebesar 3 t/m2 dan surcharge 1t/m2 sebagai berikut : [4] HR = HR = = 3.2m Hf = 3.2 – 0.789 = 2.4 m Dengan cara yang sama perhitungan tinggi timbunan untuk beban yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 4. Sehingga didapatkan grafik tinggi timbunan pelaksanaan seperti pada Gambar 7. Tabel 4 Nilai HR, HR-H, dan Sc Pada Titik BH-02 3.20 -1.00 0.79 4.71 0.51 1.00 6.20 2.00 1.13 7.70 3.50 1.29 9.18 4.98 1.41 10.65 6.45 1.51 12.11 7.91 1.59 13.57 9.37 1.67 Gambar 7 Grafik Penentuan Tinggi Pelaksanaan Dengan menggunakan Gambar 7 dapat diketahui tinggi pelaksanaan timbunan setinggi 5.2 m dengan elevasi akhir setinggi +4mLWS. C. Perhitungan waktu konsolidasi Sebagai contoh perhitungan digunaan titik bor BH-02. Adapun parameter tanah pada titik BH-02 yang akan digunakan dalam perhitungan waktu konsolidasi ini dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini. Tabel 5 Nilai Koefisien Vertikal Pada Zona II No. Lapisan 2 3 Primary consolidation : [3] Sc q (t/m2) 3 5 7 9 11 13 15 15 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 HR (m) HR-H Sc Gambar 6 Pembagian Zona Reklamasi 1.043`x1.5 (3 1) log1 0.256m 2.99 1 1.26 Tebal Lapisanb (m) 2.5 1.5 g sat (t/m3) 1.69 1.74 Cv ( cm2/s) 0.00060 0.00068 Perhitungan waktu konsolidasi dijelaskan sebagai berikut : [5] = 6 x 10-4 cm2/s Cvgabungan = Cvgabungan Hdr = 0.0381 m2/tahun = 3.5 m (kedalaman compressible) (( √ ) ( √ )) 4 U90 = 90 % maka Tv = 0.848 t= = 68.12 tahun Untuk perhitungan waktu dengan derajat konsolidasi lainnya dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Waktu Konsolidasi di Zona II Derajat Konsolidasi U% 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Faktor Waktu Tv 0 0.008 0.031 0.071 0.126 0.197 0.287 0.403 0.567 0.848 - Lama Konsolidasi Tahun 0 0.64 2.49 5.70 10.12 15.83 23.06 32.37 45.55 68.12 - D. Perencanaan Vertical Drain Seperti yang telah dijelaskan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai derajat konsolidasi 90% selama 68.12 tahun. Oleh karena itu direncanakan vertical drain dengan spesifikasi teknis sebagai berikut : Waktu konsolidasi rencana selama 6 bulan Cv = 0.00063 cm2/dtk Hdr = 3.5 m Jenis vertical drain yang digunakan adalah CeTeauDrain CT-D832 dangan dimensi 0.5cm x 10cm Dari data-data tersebut, maka perhitungan jarak PVD adalah sebagai berikut : Uv = 25% (Grafik J.P.BRU) [5] Uh = 86,67 % (Grafik Carillo) [6] Perhitungan diameter pengaruh (D) Ch = Cr = ( ) Dimana : kh / kv = 2 Sehingga didapatkan : Ch = 2 x 6.3 x 10-8 = 1.3x 10-7 m2/dtk Diameter ekivalen (dw) = (10+0.5)/2 = 5.25 cm Diameter pengaruh (D) = 1.4 m (Grafik J.P Magman) [7] Perhitungan jarak PVD dengan bentuk bujur sangkar, sehingga: S = D / 1.05 = 1.4/1.05 = 1.3 m Gambar 11 Analisa Stabilitas Zona V Berdasarkan analisa stabilitas pada zona I untuk kemiringan slope 1:1.5 timbunan mengalami kelongsoran dengan angka keamanan 0.95, oleh karena digunakan slop 1:2 untuk seluruh tepi timbunan. V. PERENCANAAN SHEETPILE DAN SHORE PROTECTION A. Perencanaan sheetpile Perencanaan sheetpile dilakukan dengan menggunakan keadaan tanah dasar pada zona I seperti pada Gambar 12. Penggunaan sheetpile ini berada pada sisi timur reklamasi yang bersebelahan dengan sungai yang ada. Gambar 12 Skema Perencanaan Sheetpile Tahap perencanaan sheetpile dapat dijelaskan sebagai berikut : Perhitungan gaya horizontal aktif dan pasif tanah: Gambar 8 Dimensi dan Pola Pemasangan Vertical Drain E. Analisa stabilitas terhadap sliding Analisa stabilitas pada perencanaan ini menggunakan software XSTABL 5.4 pada zona 2, zona 3, dan zona 4. Analisa ini dilakukan agar dapat diketahui angka keamanan saat pelaksanaan penimbunan dilakukan. Gaya Tanah Gambar 9 Analisa Stabilitas Zona I P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 Gambar 13 Diagram Gaya Horizontal Tanah Perhitungan momen aktif dan pasif : Tabel 7 Momen Aktif dan Pasif Pada Titik O Aktif ton 0.705 1.282 3.521 0.850 6.792 0.755 2.715D-8.145 0.1D²-0.6143D+0.9429 Pasif ton 6.975 4.739D-14.22 0.975D²-5.835D+8.73 0.98 1.4D+1.96 ∑Momen Gambar 10 Analisa Stabilitas Zona III Lengan m D +4.1 D + 3.67 D+1.4 D+0.93 D-1.5 D-2 0.5D-1.5 0.33D-1 D-2 0.5D-1.5 0.33D-1 D+1.87 0.5D+0.7 Momen Aktif tm 0.7D + 2.89 1.28D + 4.71 3.52D + 4.93 0.85D + 0.79 6.79D - 10.19 0.76D - 1.51 1.36D² - 8.15D + 12.22 0.03D³ - 0.303D² + 0.93D -0.94 Momen Pasif tm 6.975D - 13.95 2.37D² - 14.22D +21.33 0.32D³ - 2.9D² + 8.72D - 8.73 0.98D + 1.83 0.7D² + 1.96D + 1.37 0.03D³ + 1.76D² + 9.632 + 16.10 0.32D³ - 0.53D² + 1.47D - 1.35 Perhitungan panjang penanaman dan momen maksimum: ∑M = 0.29D³ - 2.29D² - 8.16D – 17.44= 0 D1 = 10.96m ≈ 11m (panjang penanaman) 5 ∑D = 0.87D²-4.58D-8.16= 0 D1 = 6.67 m (menentukan) D2 = -1.4 m Mmax= 0.29(6.67)³ - 2.29(6.67)² - 8.16(6.67) - 17.44= 0 Mmax = 87.69tm (aktif) Penentuan section modulus (Z) : Z = Z = Z = 0.003187 m3 = 3187 cm² Analisa Stabilitas Sheetpile : Angka keamanan (SF) = 1.8 (Gambar 14) VI. PERENCANAAN PENGERUKAN Pengurukan dilakukan untuk mendapatkan material yang akan digunakan sebagai material reklamasi. Langakah-langkah dalam merencanakan suatu pengurukan antara lain: 1. Menentukan peralatan yang akan digunakan 2. Menetukan lokasi pengambilan material (quarry) dimana tidak menyentuh batas reklamasi (talud). 3. Menghitung produktivitas alat. 4. Merencanakan metode pelakasanaan. Volume Pengerukan Pentuan volume pengerukan dilakukan dengan membagi luasan reklamasi menjadi beberapa pias dengan jarak 20m. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Perhitungan Volume Reklamasi Stasiun Gambar 14 Grafik Angka Keamangan (SF) Sheetpile Total Displacement = 51.11x10-3 m (Gambar 15) STA 0+00 STA 0+20 STA 0+20 STA 0+40 STA 0+40 STA 0+60 STA 0+60 STA 0+80 STA 0+80 STA 0+100 STA 0+100 STA 0+120 STA 0+120 STA 0+140 STA 0+140 STA 0+160 STA 0+160 STA 0+180 STA 0+180 STA 0+200 STA 0+200 STA 0+220 STA 0+220 STA 0+240 STA 0+240 STA 0+260 Luas Penampang Jarak Volume Rata-Rata Stasium m² m² m m³ 621.7 611.6 20 12232 601.5 601.5 637.115 20 12742.3 672.7 672.7 685.76 20 13715.2 698.8 698.8 685.315 20 13706.3 671.8 671.8 675.08 20 13501.6 678.4 678.4 665.085 20 13301.7 651.8 651.8 639.215 20 12784.3 626.6 626.6 614.805 20 12296.1 603.0 603.0 595.525 21 12506.03 588.1 588.1 568.24 22 12501.28 548.4 548.4 547.905 23 12601.82 547.4 547.4 539.065 24 12937.56 530.7 530.7 504.25 25 12606.25 477.8 199186 Jumlah Volume Reklamasi Luas Penampang Tabel 9 Volume Akibat Settlement Gambar 15 Total Displacemen) Pada Sheetpile B. Perencanaan shore protection Sesuai dengan disain kriteria, maka harga- harga parameter dalam perhitungan shore protection ini adalah sebagai berikut : Elevasi muka air pasang (HWL) : +2.8 mLWS Berat jenis armour (γr) (batu alam) : 2.50 – 2.65 t/m3 Sudut kemiringan : 1:2 Koefisien stabilitas (Kd) : 2 (lengan bangunan) Koefisien lapis (K∆) : 1.15 Porositas (P) : 37 Tinggi gelombang (H) : 1.7 m Berat pelindung (armour)[8] = I II III IV V Luas Wilayah Settlement m² m 2821.42 0 20044 1.1 6145.43 0.3 19070 0.7 3330.84 3 Jumlah Total Reklamasi Volume m³ 0 22048.4 1843.629 13349 9992.52 47233.55 246419.5 Lokasi pengerukan Pekerjaan pengerukan dilakukan di lokasi quarry yaitu di jalur pelayaran yang terletak di selatan pelaksanaan reklamasi. Dari data yang diketahui bahwa kedalaman perairan pada lokasi tersebut berkisar dari -7mLWS – -10mLWS dapat dilihat pada Gambar 16. = 3.084 ton ± 4,875 Km Lebar puncak pemecah gelombang [8] ( ) Zona + = 3x1* = 3.2 m Tebal lapisan pelindung [8] ( ) = 2x1* + = 2.145 m ≈ 2.2 m Jumlah lapisan pelindung [8] * + * + =10x2x1* +* + =11 butir per 10m² Berat pelindung kaki [8] W= = =0.1402 ton = 140.2 kg Elevasi Puncak Shore Protection [8] Elevasi puncak tanggul shore protection terhadap Lower Water Sea (LWS), dipengaruhi oleh faktor – faktor sebagai berikut: Pasang surut air laut (HWL) = +2.8 mLWS Wave Run-Up (Ru) = 1,176 m Tinggi Bebas (1 m) =1m Elevasi puncak pelindung = +5.00 mLWS Gambar 16 Lokasi Pengerukan Produktifitas kapal keruk Dalam perencanaan ini pengerukan dilakukan menggunakan kapal TSHD Kalimantan II dari PT. Pengerukan Indonesia. Dengan spesifikasi sebagai berikut : Tabel 8 Spesifikasi Kapal Keruk Kelas GL/KI Deskripsi Hopper Suction Dredger Kapasitas 4000 m³ V max 13 knot Draft 6.33 m Dredgin Depth 20 m Produktivitas kapal keruk dapat diperhitungkan menggunakan perumusan berikut : [6] P = Pmax.fd.fa.fb P = 547. 2 x 0.94 x 0.85 x 0.78 = 341.02 m³/jam Dimana: Pmax = produktivitas maksimal dengan 6 fd = faktor operasional fa = faktor operasional fb = faktor mekanis Produktifitas Barge Material reklamasi yang telah dikeruk oleh TSHD selanjuntnya dibawa oleh Split – Type Hopper Barge dengan volume kapal 850 m3. [6] Total cycling time (t) = loading+maneuver+travel+Unloading Total cycling time (t) = 0.621+0.24+0.573+0.621 = 2.055 jam Produktivitas (Q) = V/t = 850 / 2.055 = 387,77 m3/jam Penentuan jumlah alat Apabila digunakan hanya satu kapal keruk, maka lama waktu yang dibutuhkan adalah: t= = = 1083.89 jam = 45 hari Sedangkan jumlah barge yang dibutuhkan adalah : n = = = 1.2 barge ≈ 1 barge Lama waktu pemindahan material dengan menggunakan 1 barge : t= = = 12.517 jam VII. METODE PELAKSANAAN Dalam bab metode pelaksanaan ini akan direncanakan metode pelaksanaan dari hasil perencanaan pada bab sebelumnya, seperti berikut ini : 1. Tahap 1 : Pemancangan sheetpile 2. Tahap 2 : Pemasangan talud batu 3. Tahap 3 : Pelaksanaan reklamasi 4. Tahap 4 : Pemasangan shore protection Untuk lebih jelasnya mengenai metode pelaksanaan ini dapat dilihat pada Gambar 17. Gambar 17 Denah Pelaksanaan VIII. RENCANA ANGGARAN BIAYA Prosedur perhitungan anggaran biaya meliputi : 1. Penentuan harga material, alat dan upah. Besarnya harga material didasarkan pada harga satuan pokok di Kota Balikpapanan. 2. Analisis harga satuan tiap pekerjaan. 3. Perhitungan volume pekerjaan dan rencana biaya setelah dilakukan perhitungan terhadap besarnya volume pekerjaan, didapat anggaran biaya total sebesar Rp.67.355.808.010. IX. KESIMUPULAN Berdasarkan hasil perhitungan tiap zona maka didapatkan tinggi timbunan pelaksanaan sebagai berikut : Tabel 10 Tinggi Timbunan Pelaksanaan Zona I II III IV V Hfinal (m) 5.4 4.2 6.2 4.8 6.5 Hinitial (m) 5.4 5.3 6.5 5.5 8.5 Sc (m) 0 1.1 0.3 0.7 2 Dalam perencanaan vertical drain didapat jarak pemasangan yang beragam dengan pola pemasangan segitiga, Hasil perencanaan vertical drain dapat dijelaskan sebagai berikut ini: [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] - Zona I : Tidak menggunakan PVD karena tidak adanya pemampatan pada zona ini. - Zona II : Type PVD = CeTeau-Drain CTD832 Dimensi = 0.5 x 10 cm Jarak PVD = 1.2 m (segitiga) - Zona III: Tidak menggunakan PVD karena pemampatan yang terjadi hanyalah immediate settlement. - Zona IV : Type PVD = CeTeau-Drain CTD832 Dimensi = 0.5 x 10 cm Jarak PVD = 1.4 m (segitiga) - Zona V : Type PVD = CeTeau-Drain CTD832 Dimensi = 0.5 x 10 cm Jarak PVD = 1.3 m (segitiga) Jenis sheetpile yang digunakan type OT Series dengan spesifikasi sebagai berikut : Panjang sheetpile = 16 m Thickness (t) = 12 mm Width (Ws) = 675 mm Height (H) = 476 mm Cross Section Area (A) = 144 cm2 Weight (Wt) = 174.6 kg/m Moment of Inertia = 84121 cm4 Section Modulus = 3450 cm3 Penentuan dimensi shore protection ini sesuai dengan perumusan yang diberikan Hudson. Sehingga didapatkan dimensi shore protection sebagai berikut : Berat batu pelindung = 2.5ton – 3 ton (lengan) = 3 ton – 4 ton (ujung) Lebar puncak = 3.5 m Tebal lapisan = 2.5 m Jumlah batu = 13 butir per 10m2 (lengan) = 11 butir per 10m2 (ujung) Elevasi puncak = +5.00 mLWS Proses pengerukan dilakukan di tepi alur pelayaran Selat Makassar. Pengerukan dilakukan dengan menggunakan kapal Trailing Hopper Dredger milik PT. Pengerukan Indonesia. Volume kerukan yang dibutuhkan sebesar 369629.25 m3. Dilakukan dengan kapal kapal TSHD selama 45 hari dan bantuan satu kapal barge untuk transportasi ke lokasi dumping. Total anggaran biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan reklamasi dan shore protection berdasarkan perhitungan adalah sebesar Rp.67.355.808.010. DAFTAR PUSTAKA Wahyudi, Herman. 1999. Teknik Reklamasi. Surabaya: Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Tezaghi K, Peck R. B. 1967. Soil Mechanics in Engineering Practice. Ney York: A Wiley International Edition. Das, B.M. 1993. Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geotek). Jakarta: Erlangga. Mochtar, I. B. 2000. Teknologi Perbaikan Tanah dan Alternatif Perencanaan Pada Tanah Bermasalah (Problematic Soilsi). Surabaya: Fakultas Teknik Sipil FTSP ITS. Magnan. J. P. 1983. Methodes Pratiques Pour la Resolution des Problemes Poses par les Drains Verticaux. Paris: Laboratoire Central des Ponts et Chaussees. Queyroi D et.al. 1985. Amelioration des Sols de Fondation Choix des methods.Paris: Laboratoire Central des Ponts et Chaussees. Magman. J. P. 1984. Remblais et fondations sur Sols Compressibles. Paris: : Laboratoire Central des Ponts et Chaussees. CERC, 1984. Shore Protection Manual Volume II. Washington: U.S Army Corp of Engineer