BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Bank

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Bank
Secara umum fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembalikepada masyarakat untuk
berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik
fungsi bank dapat sebagai agent of trust, agent of development, dan agen
of services (Triandaru dan Budisantoso, 2009)
a. Agen of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan,
baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana.
Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi
oleh unsur kepercayaan.
b. Agen of Development
Tugas bank sebagai penghimpun dan penyaluran dana sangat
diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil.
Kegiatan
bank
tersebut
memungkinkan
masyarakat
melakukan
investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat
semua
kegiatan
investasi-distribusi-konsumsi
berkaitan
dengan
penggunaan uang.
12
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
c. Agen of Services
Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan menyaluran
dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain
kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya
dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Kegiatan
menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok
perbankan. Sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa bank lainnya
hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan di atas.
2. Bank
a. Pengertian Bank
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10
November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak. Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam
bidang keuangan. Sehingga berbicara bank tidak terlepas dari masalah
keuangan (Kasmir, 2013).
b. Jenis-Jenis Bank
Adapun jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari berbagai
segi menurut Kasmir (2013) antara lain :
13
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
1) Dilihat dari Segi Fungsinya
Menurut UU Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dan
ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-Undang RI Nomor 10
Tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dari :
a) Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti
dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula
dengan wilayah operasiolanya dapat dilakukan di seluruh
wilayah. Bank umum sering disebut bank komersial (commercial
bank).
b) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang
melakasanakan
kegiatan
usaha
secara
konvensional
atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya di sini
kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegitan
bank umum.
2) Dilihat dari Segi Kepemilikan
Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja
yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte
14
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang
bersangkutan. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan tersebut
adalah sebagai berikut:
a) Bank milik pemerintah
Dimana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh
pemerintah sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh
pemerintah juga.
b) Bank milik swasta nasional
Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta
nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu
pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula.
c) Bank milik koperasi
Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan
yang berbadan hukum koperasi.
d) Bank milik asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar
negeri, baik bank swasta asing atau pemerintah asing.
e) Bank milik campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan
pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas
dipegang oleh warga nega Indonesia.
15
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
3) Dilihat dari Segi Status
Dilihat dari segi kemampuannya dalam melayani masyarakat,
maka bank umum dapat dibagi ke dalam dua macam. Pembagian
jenis ini disebut juga pembagian berdasarkan kedudukan atau status
bank tersebut.
Kedudukan atau status ini menunjukan ukuran kemampuan
bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk,
modal maupun kualitas pelayanannya. Oleh karena itu, untuk
memperoleh status tersebut diperlukan penilaian-penilaian dengan
kriteria tertentu.
Status bank yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a) Bank devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar
negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara
keseluruhan, misalnya transfer keluar negeri, inkaso keluar
negeri, travelers cheque, pembukaan atau pembayaran Letter of
Credit dan transaksi lainnya. Persyaratan untuk menjadi bank
devisa ditentuka oleh Bank Indonesia.
b) Bank non devisa
Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk
melaksanakan transaksi sebagai bank devisa sehingga tidak dapat
melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi bank non
16
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
devisa merupakan kebalikan daripada bank devisa. Dimana
transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas negara.
4) Dilihat dari Segi Menentukan Harga
Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam
menentukan harga baik harga jual mapun harga beli terbagi dalam
dua kelompok.
a) Bank yang berdasar prinsip konvensional
Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini
adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Dalam
mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para
nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional
menggunakan dua metode, yaitu:
(1) Menetapkan sebagai harga, baik untuk produk simpanan
seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga
untuk produk pinjaman (kredit) juga ditentukan berdasarkan
tingkat suku bunga tertentu.
(2) Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan barat
menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam
nominal atau persentase tertentu. System pengenaan biaya ini
dikenal dengan istilah fee based.
b) Bank yang berdasar prinsip syariah
Bank berdasarkan prinsip syariah belum lama berkembang
di Indonesia. Namun di luar negeri terutama di negara-negara
17
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
timur tengah bank yang berdasarkan prinsip syariah sudah
berkembang sejak lama. Bank berdasarkan prinsip syariah dalam
penentuan harga atau produknya sangat berbeda dengan bank
berdasarkan prinsip konvensional. Bank berdasarkan prinsip
syariah adalah aturan perjanjian bedasarkan hukum Islam antara
bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembayaran
usaha atau kegiatan perbankan lainnya.
Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi
bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut:
(1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).
(2) Pembiayaan
berdasarkan
prinsip
penyertaan
modal
(musharakah).
(3) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
(murabahah).
(4) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa
pilihan (ijarah).
(5) Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atau
barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah
wa iqtina).
Sedangkan penentuan biaya-biaya jasa bank lainnya bagi
bank yang berdasarkan prinsip syariah juga menentukan biaya
sesuai syariah. Sumber penentuan harga atau pelaksanaan
kegiatan bank prinsip syariah dasar hukumnya adalah Al-Qur’an
18
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
dan Sunnah rasul. Bank berdasar prinsip syariah mengharamkan
penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi bank
yang berdasarkan prinsip syariah bunga adalah riba.
c. Kegiatan Bank Umum
Dalam melaksanakan kegiatannya bank dibedakan antara kegiatan
bank umum dengan BPR. Kegiatan bank umum lebih luas dari pada
BPR (Kasmir, 2013). Adapun kegiatan-kegiatan bank umum adalah
sebagai berikut:
1)
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
2)
Memberikan kredit.
3)
Menerbitkan surat pengakuan utang.
4)
Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya:
a) Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank
yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam
perdagangan surat-surat dimaksud.
b) Surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa
berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan
surat-surat dimaksud.
c) Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah.
d) Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
19
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
e) Obligasi.
f) Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu (1) tahun.
g) Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai
dengan satu (1) tahun.
5)
Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah.
6)
Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan
dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana
telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana
lainnya.
7)
Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan
melakukan perhitungan dengan antar pihak ketiga.
8)
Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.
9)
Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain
berdasarkan suatu kontrak.
10)
Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya
dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.
11)
Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan
wali amanat.
12)
Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain
berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
20
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang
13)
tidak bertentangan dengan undang-undang ini dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (www.ojk.go.id).
3. Kredit
a. Pengertian Kredit
Kredit berasal dari bahasa Yunani, credare, yang artinya adalah
kepercayaan. Artinya, kepercayaan pihak bank (kreditor) kepada
nasabah (debitur), dimana bank percaya
nasabah pasti
akan
mengembalikan pinjamannya sesuai dengan kesepakatan yang telah
dibuat (Kasmir, 2013).
Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun
1998, kredit adalah penyediaan uang atah tagihan dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tetentu dengan
pemberian bunga.
b. Unsur-Unsur yang terkandung dalam pemberian suatu kredit menurut
Kasmir (2011) adalah sebagai berikut :
1) Kepercayaan
Kepercayaan artinya bahwa bank percaya nasabah akan
mengembalikan kredit yang diberikan. Dasar pertimbangan yang
diberikan oleh bank adalah itikad baik nasabah dalam hal ini berarti
21
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
nasabah memperoleh kepercayaan dan juga memiliki kemampuan
untuk membayar kewajibannya.
2) Kesepakatan
Sebelum kredit dikucurkan, bank dengan nasabah terlebih
dahulu menyepakati hal-hal yang menjadi kewajiban dan hak
masing-masing pihak. Kemudian juga disepakati sanksi-sanksi yang
akan diberikan apabila masing-masing pihak melanggar kesepakatan
yang telah dibuat. Kesepakatan ini dituangkan dalam akad kredit
yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak pada saat kredit
disetujui.
3) Jangka Waktu
Setiap kredit yang disalurkan pasti memiliki jangka waktu
tertentu, artinya tidak ada kredit yang waktu pengembaliannya tidak
terbatas. Jangka waktu tersebut merupakan waktu pengembalian atau
kapan kredit tersebut berakhir (lunas).
4) Risiko (Degree of Risk)
Dimasa depan kondisi penuh dengan ketidakpastian. Oleh
karena itu, setiap kredit yang dibiayai pasti memiliki risiko tidak
tertagih alias macet. Hal ini disebabkan oleh berbagai sebab, baik
yang disengaja, maupun yang tidak disengaja. Segaja artinya
nasabah sengaja untuk tidak membayar kreditnya. Sementara itu,
tidak sengaja artinya nasabah memang tida bermaksud untuk tidak
mengembalikan kreditnya.
22
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
Hanya saja nasabah belum memiliki kemampuan akhibat
misalnya kerugian yang diderita atau terkena bencana. Oleh karena
itu, dalam hal ini pihak perbankan harus mempertimbangkan faktor
resiko yang mungkin akan terjadi, bank biasanya mensyaratkan suatu
jaminan yang nilainya lebih tinggi dari kreditnya yang akan
diberikan. Maupun bank dapat juga dengan menjaminkan lewat
asuransi untuk mengalihkan risiko kerugian yang mungkin akan
timbul.
5) Balas Jasa
Sudah pasti bank mengharapkan keuntungan atas setiap dana
yang dikucurkannya. Keuntungan ini disebut balas jasa. Keuntungan
bagi bank konvensional disebut bunga. Bagi nasabah balas jasa ini
merupakan jasa atau imbalan yang mereka berikan atas dana yang
mereka gunakan. Bagi perusahaan dagang biasanya balas jasa yang
diterima berupa harga yang diberikan lebih tinggi dari harga normal
dan terkadang pembeli tidak memperoleh diskon seperti penjualan
tunai.
c. Dalam menyalurkan kredit dunia perbankan memiliki beberapa jenis
kredit. Penentuan jenis kredit dipilah-pilah sesuai dengan kebutuhan.
Adapun jenis-jenis kredit adalah sebagai berikut :
23
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
1) Dari segi Kegunaan
a) Kredit investasi
Kredit ini merupakan kredit yang diberikan untuk keperluan
investasi, misalnya membangun pabrik, rumah, tanah, dll. Kredit
investasi biasanya diberikan untuk jangka panjang.
b) Kredit modal kerja
Kredit modal kerja merupakan kredit yang diberikan untuk
keperluan modal kerja, misalnya untuk membeli bahan baku,
pembayaran gaji, dan biaya lainnya. Kredit modal kerja diberikan
dalam waktu yang relative pendek dan satu kali siklus operasi.
2) Dari Segi Tujuan
a) Kredit Produktif
Kredit produktif merupakn kredit yang diberikan untuk
menghasilkan sesuatu (proses produksi), baik barang maupun
jasa, misalnya kredit diberikan untuk industri, (pabrik), pertanian,
peternakan perhotelan, dll.
b) Kredit Konsumtif
Kredit ini merupakan kredit yang diberikan untuk
digunakan secara pribadi atau dipakai (dikonsumsi) sendiri.
c) Kredit Perdagangan
Kredit perdagangan adalah kredit yang diberikan kepada
para pedagang. Para pedagang yang kemudian barang tersebut
dijual kembali.
24
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
3) Dari Segi jangka Waktu
a) Kredit Jangka Pendek
Kredit jangka pendek merupakan kredit yang memiliki
jangka waktu maksimal satu tahun atau kurang dari satu tahun.
b) Kredit Jangka Menengah
Kredit jangka menengah merupakan kredit yang memiliki
jangka waktu satu sampai tiga tahun, namun dewasa ini banyak
bank yang mengklasifikasikan menjadi kredit jangka panjang.
c) Kredit Jangka Panjang
Kredit jangka panjang merupakan kredit yang memiliki
jangka waktu lebih dari satu atau tiga tahun. Artinya ada bank
yang mengklasifikasikan yang lebih dari satu tahun menjadi
kredit jangka panjang, namun ada pula yang mengklasifikasikan
lebih dari tiga tahun menjadi jangka panjang.
4) Dari Segi Jaminan
a) Kredit dengan Jaminan
Kredit dengan jaminan merupakan kredit yang syarat untuk
memperolehnya harus memiliki jaminan tertentu, baik harta
bergerak, tidak bergerak atau jaminan lainnya.
b) Kredit Tanpa Jaminan
Kredit tanpa jaminan merupakan kredit kredit yang
diberikan tanpa jaminan apapun secara riil, sebenarnya meskipun
tidak ada jaminan, dalam praktiknya ada jaminan kemampun
25
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
membayar dari nasabah, misalnya pegawai tetap yang mempunyai
penghasilan tertentu
5) Dari Segi Sektor Usaha
a) Kredit Sektor Pertanian
Kredit sektor pertanian merupakan kredit yang diberikan
kepada para petani, baik tanaman jangka pendek yang kurang atau
maksimal satu tahun maupun jangka panjang (lebih dari satu
tahun atau tiga tahun sesuai persyaratan bank).
b) Kredit Sektor Industri
Kredit sektor industri merupakan kredit yang diberikan
kepada industri, baik industri kecil, menengah maupun besar.
c) Kredit Sektor Profesi
Kredit sector profesi merupakan kredit yang diberikan
kepada profesional seperti dokter, pengacara, dosen dan lainnya.
d) Kredit Sektor Pertambangan
Kredit sektor pertambangan merupakan kredit yang
diberikan untuk pengusaha yang bergerak dalam bidang
pertambangan seperti emas, batubara, timah, atau tambang
lainnya.
e) Kredit Sektor Pendidikan
Kredit sektor pendidikan merupakan kredit yang diberikan
dunia pendidikan, seperti kredit mahasiswa (Kasmir, 2013).
26
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
d. Prinsip-Prinsip dalam Pemberian Kredit
Menurut Kasmir (2013) Bank ketika akan menyalurkan kredit
memiliki kriteria/prinsip dalam penyaluran kredit. Untuk dapat
melaksanakan perkreditan secara sehat telah di kenal adanya prinsip 5C
dan 7P Character (kepribadian, watak). Dasar dari pemberian kredit
adalah kepercayaan. Jadi yang mendasari adanya kepercayaan adalah
adanya keyakinan dari pihak bank bahwa peminjam memiliki watak,
moral yang positif dan mempunyai tanggung jawab dalam menerima
kredit.
1) Capital (modal, kekayaan)
Merupakan kekayaan atau modal sendiri yang dimiliki calon
kreditur.
2) Condition (keadaan)
Merupakan kondisi atau keadaan perekonomian yang dapat
mempengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh
kredit.
3) Capacity (kemampuan, kesanggupan)
Merupakan penilaian kemampuan calon debitur dalam
mengelola kredit yang akan diterima untuk dapat berkembang serta
mampu untuk mengembalikan pinjaman tersebut pada bank.
4) Collateral (jaminan)
Merupakan jaminan yang dimiliki calon kreditur dan
diserahkan kepada bank atas kredit yang diterimanya.
27
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7 P adalah
sebagai berikut :
a) Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau
tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personaliti
juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah
dalam menghadapi masalah.
b) Party yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi
tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya, sehingga
nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan
mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.
c) Purpose
yaitu
untuk
mengetahui
tujuan
nasabah
dalam
mengambil kredit yang diinginkan nasabah.
d) Prospect yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan
datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain
mempunyai prospek atau sebaliknya.
e) Payment
yaitu
merupakan
ukuran
bagaimana
nasabah
mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana
saja dana untuk pengembalian kredit.
f) Profitability yaitu untuk menganalisis bagaimana kemampuan
nasabah dalam mencari laba.
g) Protection tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan
jaminan mendapat perlindungan. Perlindungan dapat berupa
jaminan barang atau orang atau asuransi.
28
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
4. Faktor internal yang mempengaruhi penyaluran kredit
a. Suku Bunga Pinjaman
Bunga pinjaman merupakan bunga yang dibebankan kepada para
peminjam atau harga jual yang harus dibayar oleh nasabah peminjam
kepada bank (Kasmir, 2013). Suku bunga ada 2 jenis yakni suku bunga
nominal yaitu suku bunga yang menjadi acuan bank, serta suku bunga
riil yaitu suku bunga yang telah memperhitungkan faktor inflasi. Suku
bunga riil merupakan suku bunga nominal di kurangi inflasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suku bunga menurut Kasmir
(2013) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi besar
kecilnya penetapan suku bunga secara garis besar sebagai berikut:
Kebutuhan Dana.
1) Persaingan.
2) Kebijaksanaan Pemerintah.
3) Target Laba yang diinginkan.
4) Jangka Waktu.
5) Kualitas Jaminan.
6) Reputasi Perusahaan.
7) Produk yang Kompetitif.
8) Hubungan yang Baik.
9) Jaminan Pihak Ketiga.
Menurut Firdaus dan Ariyanti (2011) dengan meningkatknya
suku bunga kredit maka akan mengurangi minat sebagaian anggota
29
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
masyarakat untuk mengambil kredit. Sehingga suku bunga pinjaman
mempunyai hubungan negative dengan penyaluran kredit.
b. Kredit Macet
Tingginya kredit macet atau biasa disebut dengan Non Perfoming
Loan (NPL) merupakan salah satu sebab sulitnya suatu bank untuk
memberikan pinjaman. Penelitian yang dilakukan Kaunang (2013)
menunjukkan adanya pengaruh negatif dan signifikan NPL terhadap
kredit UMKM yang disalurkan Bank Umum Swasta Nasional. Dalam
kondisi NPL yang tinggi, bank cenderung untuk meningkatkan kualitas
asetnya dibandingkan keputusan untuk menyalurkan kreditnya.
Tingginya level NPL mengharuskan bank untuk meningkatkan
cadangan atas kerugian yang disebabkan oleh kredit dimana hal tersebut
berarti menurunkan pendapatan bank dan mengurangi dana untuk
menciptakan kredit baru.
Selain itu, akhibatnya dapat menyebabkan kerugian yang lain
yaitu tidak diterimanya kembali dana yang disalurkan maupun
pendapatan bunga yang tidak diterima, maka bank kehilangan
kesempatan mendapatkan bunga yang berakhibat peda penurunan
pendapatan secara total. Kredit bermasalah disebabkan oleh kegagalan
pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran
pokok kredit beserta bunga yang telah disepakati kedua pihak didalam
perjanjian kredit (Yuwono dan Wahyu, 2012).
30
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
c. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Dana pihak ketiga yaitu sumber dana masyarakat yang dihimpun
bank yang terdiri dari giro, tabungan dan deposito. Dana pihak ketiga
merupakan input dalam menyalurkan kredit. Semakin banyak dana
pihak ketiga yang dihimpun, semakin mudah bank dalam menyalurkan
kredit kepada pihak yang membutuhkan. Menurut Undang-Undang
Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998, secara
umum kegiatan penghimpunan dana ini dibagi ke dalam tiga jenis yaitu:
1) Simpanan Giro
Bahwa yang dimaksud dengan giro adalah simpanan yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunkan cek,
bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya dengan cara
pemindahbukuan. Uang yang sudah disimpan di rekening giro
tersebut dapat ditarik berkali-kali dalam sehari, dengan catatan dana
yang tersedia masih mencukupi. Kemudian juga harus memenuhi
persyaratan lainnya yang telah ditetapkan oleh bank yang
bersangkutan.
2) Simpanan Tabungan
Simpanan tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya
dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati,
tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan/atau lainnya
yang dipersamakan dengan itu.
31
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
3) Simpanan Deposito
Simpanan deposito merupakan simpanan jenis ketiga yang
dikeluarkan oleh bank. Berbeda dengan dua jenis simpanan
sebelumnya, dimana simpanan deposito mengandung unsur jangka
waktu (jatuh tempo) lebih panjang dan tidak dapat ditarik setiap saat
atau setiap hari (Kasmir, 2013).
5. Faktor ekternal yang mempengaruhi penyaluran Kredit
a. Inflasi
1) Pengertian Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan meningkatnya harga barangbarang pada umumnya secara terus-menerus, yang disebabkan oleh
karena jumlah uang yang beredar terlalu banyak dibandingkan
dengan barang-barang dan jasa yang tersedia (Firdaus dan Maya,
2011).
2) Jenis-Jenis Inflasi
Menurut ilmu ekonomi modern, terdapat dua jenis inflasi yang
berbeda satu sama lain, yaitu inflasi karena dorongan biaya (CostPush Inflation) dan inflasi karena meningkatnya permintaan
(Demand-Pull Inflation).
a) Cost-Push Inflation (inflasi desakan ongkos)
Yaitu, inflasi yang disebabkan karena peningkatan harga
akibat naiknya biaya-biaya. Apabila permintaan terhadap bahan
baku melebihi penawarannya, maka harga akan naik. Karena para
32
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
pabrikan membayar lebih mahal atas bahan baku mereka dan
menetapkan harga produk akhir yang lebih tinggi kepada
pedagang dan pedagang menaikkan harga barang itu, yang
kemudian akan ditanggung oleh para konsumen.
b) Demand-Pull Inflation (inflasi karena tarikan permintaan)
Yaitu, kenaikan harga-harga yang terjadi akibat kenaikan
permintaan agregat (AD) yang lebih besar dari penawaran agregat
(AS). Artinya, inflasi terjadi apabila pendapatan nasional lebih
besar dari pendapatan potensial. Inflasi atau kenaikan harga-harga
yang tinggi dan terus menerus telah menimbulkan beberapa
dampak buruk kepada individu dan masyarakat, para penabung,
kreditor/debitor
dan
produsen,
ataupun
pada
kegiatan
perekonomian secara keseluruhan.
3) Dampak Inflasi
Setelah
melampaui
titik/
ketinggian
tertentu,
inflasi
mempunyai dampak atau akibat yang luas yang akan mempengaruhi
struktur perekonomian sebagai berikut:
a) Inflasi mempengaruhi dalam arti mengurangi minat masyarakat
untuk menabung (propensity to save/PTS) karena mereka
khawatir kalau nilai uang tabungannya semakin lama semakin
menurun,
sehingga
menabung bahkan
mereka
mengurungkan
cepat-cepat
niatnya
membelanjakan
untuk
uang atau
pendapatannya.
33
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
b) Inflasi mempercepat laju edar uang (veloncity of circulation),
yang dengan perkataan lain berarti mengurangi hasrat/keinginan
untuk menyimpan uang tunai (liquidity preference menurun).
c) Berkurangnya ketersediaan orang/badan untuk memberikan
kredit.
d) Inflasi cenderung menguntungkan orang-orang atau badan-badan
yang meminjam uang (debitur). Sebaliknya inflasi cenderung
merugikan orang-orang/badan-badan yang meminjamkan uang
(kredit).
4) Teori Tentang Inflasi
Secara garis besar menurut Firdaus dan Maya (2011) ada 3
teori inflasi. Setiap teori menyoroti aspek-aspek tertentu dari inflasi
diantaranya:
a) Teori Kuantitas
Teori kuantitas merupakan teori paling tua mengenai inflasi.
Teori ini menyoroti 2 aspek yang mempengaruhi inflasi, kedua
aspek itu adalah jumlah uang beredar dan psikologi (harapan)
masyarakat mengenai kenaikan harga-harga (expectation). Dalam
teori kuantitas ini ada 2 hal penting. Pertama, inflasi hanya terjadi
bila ada penambahan volume jumlah uang beredar (JUB). Kedua,
Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang
beredar dan oleh psikologi (harapan) masyarakat mengenai
kenaikan harga-harga di masa mendatang.
34
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
b) Teori Keynes
Menurut Keynes, inflasi terjadi karena masyarakat ingin
hidup di luar batas kemampuannya. Permintaan masyarakat akan
barang-barang selalu melebihi jumlah barang yang tersedia biasa
disebut inflatory gap. Inflatory Gap terjadi dikarenakan
permintaan barang dan jasa di masyarakat pada tingkat harga
yang berlaku lebih besar dari barang dan jasa yang dihasilkan di
masyarakat. Efeknya adalah harga-harga akan mengalami
kenaikan, hal itu karena permintaan total melebihi jumlah barang
yang tersedia di pasaran atau masyarakat. Selama permintaan dari
semua golongan masyarakat melebihi jumlah output yang
dihasilkan pada tingkat harga yang berlaku, proses inflasi akan
terus berlangsung.
c) Teori Strukturalis
Teori strukturalis adalah teori mengenai inflasi yang
didasarkan atas pengalaman di negara-negara Amerika latin.
Teori ini memberi tekanan pada ketegaran (inflexibilities) dari
struktur
perekonomian
negara-negara
sedang
berkembang.
Karena inflasi dikaitkan dengan faktor-faktor struktural dari
perekonomian (yang menurut definisi, faktor-faktor ini hanya bisa
berubah secara gradual dan dalam jangka panjang), maka teori ini
bisa disebut teori inflasi “jangka panjang”.
35
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
6. Pengertian UMKM
Usaha kecil didefinisikan sebagai usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha, dan tidak
terkait dengan secara kepemilikan dengan usaha menengah atau usaha
besar (UU No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).
Dalam analisis teori mikroekonomi, usaha kecil sebagai suatu badan yang
melakukan kegiatan usaha melalui proses produksi dengan mengubah
masukan (input) yang disebut juga faktor produksi termasuk segala
sesuatu yang harus digunakannya, menjadi keluaran yang sering disebut
produk (output).
Pada usaha kecil, peran kewirausahaan dan fungsi pengelolaan usaha
ini seringkali dilakukan oleh satu individu sekaligus sebagai pemilik
usaha, karena itu perlu pemahaman terhadap jenis-jenis usaha. Batasan
dan kriteria umum tentang usaha kecil biasanya digunakan untuk
mengelompokan usaha untuk tujuan pembangunan sesuai dengan program
pemerintah untuk menggerakkan sektor riil.
Batasan dan kriteria dari pemerintah ini belum tentu sesuai dengan
kebutuhan, namun masih dapat digunakan sebagai salah satu pedoman
dalam menyiapkan produk dan jasa layanan lembaga pemberi kredit
kepada masing-masing kelompok usaha tersebut.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah pada kenyataannya banyak yang
mendefinisikan bermacam-macam, namun demkian menurut UndangUndang Nomor 20 Tahun 2008 UMKM memiliki kriteria sebagai berikut:
36
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
a. Usaha Mikro
Yaitu usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha milik perorangan yang memenuhi kriteria :
1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah).
b. Usaha Kecil
Yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan/badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan/bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak dari usaha menengah atau
usaha besar yang memenuhi kriteria :
1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah).
37
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
c. Usaha Menengah
Yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria :
1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) sampai paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar Rupiah).
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai penyaluran kredit UMKM disajikan pada
tabel berikut ini.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Penulis
Kaunang
(2013)
Judul
Tingkat Suku Bunga
Pinjaman Dan Kredit
Macet Pengaruhnya
Terhadap Permintaan
Kredit UMKM Di
Indonesia
Hasil
Tingkat suku bunga pinjaman
berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap permintaan kredit UMKM &
Kredit macet yang juga berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap
permintaan kredit UMKM di Indonesia.
38
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
Tandris dan
Tommy
(2014)
Suku Bunga, Inflasi
Dan Nilai Tukar
Pengaruhnya
Terhadap Permintaan
Kredit Perbankan Di
Kota Manado
Wahab
(2014)
Pengaruh PDRB,
inflasi, suku bunga
bank Indonesia dan
dana Pihak ketiga
terhadap penyaluran
kredit pada BankBank umum di
Sulawes Selatan
Ratnasari dan Variabel-Variabel
Yoyok
yang mempengaruhi
(2016)
penyaluran kredit
kepada UMKM Oleh
perbankan di
Indonesia tahun
2011-2015
Mariso
dan
Sjahruddin
(2013)
Analisis pengaruh
CAR, ROA, NPL,
BOPO dan DPK
terhadap penyaluran
kredit UMKM di
Indonesia (Studi
pada bank umum
yang terdaftar di BEI
periode 2010-2012)
Hasil penelitian yang dilakukan
menunjukan secara bersama suku bunga,
inflasi dan nilai tukar berpengaruh
terhadap permintaan kredit. Suku bunga
berpengaruh negatif namun signifikan
terhadap permintaan kredit pada
perbankan di Kota Manado. Inflasi tidak
berpengaruh terhadap terhadap
permintaan kredit dan nilai tukar
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap permintaan kredit.
Hasil penelitian menunjukan bahwa
PDRB, inflasi dan DPK berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
penyaluran kredit. Sedangkan suku buga
bank Indonesia berpengaruh negative dan
signifikan terhadap penyaluran kredit.
Hasil penelitian menunjukan bahwa
secara parsial bahwa variabel Inflasi dan
BI Rate tidak berpengaruh terhadap
penyaluran kredit UMKM pada tiga
kelompok bank di Indonesia sedangkan
pertumbuhan ekonomi, NPL, CAR, dan
DPK berpengaruh terhadap penyaluran
kredit UMKM pada tiga kelompok bank
di Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
CAR, ROA, NPL dan BOPO
berpengaruh tidak signifikan terhadap
penyaluran kredit pada UMKM. Hanya
DPK yang berpengaruh signifikan dan
juga merupakan variabel yang paling
mempengaruhi penyaluran kredit
padaUMKM.
39
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
Purba et al
(2015)
Faktor-“Faktor Yang
Mempengaruhi
tingkat Penyaluran
kredit Pada BPR
konvensional di
Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel Dana Pihak Ketiga dan LDR
berpengaruh positif signifikan terhadap
tingkat penyaluran kredit. Variabel NPL,
suku bunga kredit, dan BOPO
berpengaruh negatif signifikan terhadap
tingkat penyaluran kredit, sedangkan
variabel ROA tidak berpengaruh
signifikan terhadap tingkat penyaluran
kredit.
Yuliana dan
Mohd (2012)
Analisis Faktor Faktor Yang
Mempengaruhi
Permintaan Kredit
Usaha Mikro Kecil
Dan Menengah Pada
Bank Umum Di Kota
Banda Aceh.
Hasil penelitian menunjukan bahwa
PDRB, suku bunga berpengaruh positif
dan tingkat inflasi berpengaruh negative
terhadap permintaan kredit Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) pada
Bank Umum di Kota Banda Aceh
C. Kerangka Pemikiran
1. Suku Bunga Pinjaman dengan Penyaluran Kredit
Suku bunga akan berdampak pada lesunya investasi dan aktivitas
ekonomi sehingga menyebabkan turunnya penyaluran kredit bank-bank
umum. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat suku bunga maka
penyaluran kredit akan semakin menurun atau berkurang, sebaliknya
ketika bunga mengalami penurunan maka penyaluran
kredit akan
meningkat. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Purba et al (2015)
suku bunga pinjaman mempunyai hubungan negatif terhadap tingkat
penyaluran kredit. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kaunang (2013)
serta Tandaris et al (2014) suku bunga pinjaman berpengaruh negatif
terhadap permintaan kredit.
40
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
2. Kredit Macet dengan Penyaluran Kredit
Sinungan (2011) mengatakan bahwa pengertian kredit bermasalah
adalah sebagai berikut. “kredit bermasalah atau problem loan dapat
dirtikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat
adanya faktor kesenjangan atau karena factor eksternal diluar kemampuan
kendali debitur. Noan Perfoming Loan adalah persentase kredit
bermasalah dengan kriteria kurang lancrr, lancar, diragukan dan macet
terhadap total kredit yang disalurkan. NPL dapat juga diartikan sebagai
pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan baik akhibat faktor
kesengajaan atau ketidaksengajaan yang dilakukan oleh debitur atau faktor
lain (Wardani 2012).
NPL mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil
pula risiko kredit yang ditanggung pihak bank. Bank dalam memberikan
kredit harus melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk
membayar kembali kewajibannya. Variabel NPL berpengaruh negatif
terhadap volume penyaluran
kredit UMKM, jumlah NPL dalam
perbankan yang cukup rendah akan mempengaruhi performa perbankan
dalam hal kinerja.
Rendahnya NPL akan berpengaruh terhadap pemberian kredit karena
disebabkan hilangnya kepercayaan kreditur kepada debitur. Hal ini sering
mengakibatkan terjadinya kredit macet pada bank. Selain itu, kredit macet
juga dapat terjadi karena ketidakmampuan nasabah dalam mengembalikan
kredit. Penelitian yang dilakukan oleh Purba et al (2015) NPL berpengaruh
41
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
terhadap permintaan kredit dan Kaunang (2013) NPL mempunyai
hubungan negative dan signifikan terhadap permintaan kredit.
3. DPK dengan Penyaluran Kredit
Dalam melakukan kegiatan usahanya sehari-hari, bank harus
mempunyai dana agar dapat memberikan kredit kepada masyarakat. Salah
satunya adalah dana masyarakat yang merupakan mayoritas dari seluruh
dana yang dihimpun oleh bank dalam kegiatan usaha sehari-hari (Kuncoro
dan Suhardjono, 2011). Dana pihak ketiga merupakan sumber dana
masyarakat yang dihimpun bank yang terdiri dari giro, tabungan dan
deposito. Dana pihak ketiga merupakan input dalam menyalurkan kredit.
Menurut Kasmir (2013) DPK adalah dana yang berasal dari masyarakat
luas yang merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasional
suatu bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu
membiayai operasionalnya dari sumber dana ini. Penelitian yang
dilakukan oleh Wahab (2014) dan Purba et al (2015) DPK mempunyai
hubungan positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. Hal ini berarti
bahwa semakin banyak DPK yang terkumpul maka akan semakin banyak
dana yang disalurkan oleh masytarakat.
4. Tingkat inflasi dengan Penyaluran Kredit
Inflasi adalah kecenderungan harga-harga untuk naik secara umum
dan terus menerus. Inflasi yang meningkat mendorong harga baik barang
maupun jasa sedangkan pendapatan masyarakat yang cenderung tetap akan
mendorong masyarakat untuk mengajukan kredit guna memenuhi
42
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
kebutuhan yang sangat banyak. Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Yuliana dan Mohd (2012) inflasi mempunyai hubungan negatif dan
signifikan dengan penyaluran kredit.
Berdasarkan teori, tinjauan pustaka serta mengacu pada penelitian
terdahulu yang relevan secara garis besar maka kerangka pemikiran
teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1
Tingkat Suku
Bunga Pinjaman
(X1)
Kredit Macet
H2 (-)
(X2)
H3 (-)
)0000
(+)
))H4
H3H
DPK
(X3)
Penyaluran UMKM
(Y)
3(-)
H5 (-)
Inflasi
(X4)
2.1 Gambar Bagan Kerangka Pemikiran
Keterangan
Secara simultan
Secara parsial
43
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
D. Hipotesis
Dalam penelitian ini dikemukakan hipotesis sebagai berikut:
H1 = Suku bunga, kredit macet dan tingkat inflasi secara simultan
berpengaruh terhadap penyaluran kredit UMKM pada bank umum di
Indonesia.
H2 = Suku bunga pinjaman secara parsial berpengaruh negatif terhadap
penyaluran kredit UMKM pada bank umum di Indonesia.
H3 = Kredit macet secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap penyaluran kredit UMKM di Indonesia.
H4 = DPK secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
penyaluran kredit UMKM pada bank umum di Indonesia.
H5 = Tingkat inflasi secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap penyaluran kredit UMKM pada bank umum di Indonesia.
44
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
Download