BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Bank Secara umum fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembalikepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik fungsi bank dapat sebagai agent of trust, agent of development, dan agen of services (Triandaru dan Budisantoso, 2009) a. Agen of Trust Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan. b. Agen of Development Tugas bank sebagai penghimpun dan penyaluran dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi-distribusi-konsumsi berkaitan dengan penggunaan uang. 12 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 c. Agen of Services Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan menyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok perbankan. Sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa bank lainnya hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan di atas. 2. Bank a. Pengertian Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Sehingga berbicara bank tidak terlepas dari masalah keuangan (Kasmir, 2013). b. Jenis-Jenis Bank Adapun jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari berbagai segi menurut Kasmir (2013) antara lain : 13 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 1) Dilihat dari Segi Fungsinya Menurut UU Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dari : a) Bank Umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasiolanya dapat dilakukan di seluruh wilayah. Bank umum sering disebut bank komersial (commercial bank). b) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melakasanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya di sini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegitan bank umum. 2) Dilihat dari Segi Kepemilikan Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte 14 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan tersebut adalah sebagai berikut: a) Bank milik pemerintah Dimana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah juga. b) Bank milik swasta nasional Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula. c) Bank milik koperasi Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. d) Bank milik asing Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik bank swasta asing atau pemerintah asing. e) Bank milik campuran Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga nega Indonesia. 15 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 3) Dilihat dari Segi Status Dilihat dari segi kemampuannya dalam melayani masyarakat, maka bank umum dapat dibagi ke dalam dua macam. Pembagian jenis ini disebut juga pembagian berdasarkan kedudukan atau status bank tersebut. Kedudukan atau status ini menunjukan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas pelayanannya. Oleh karena itu, untuk memperoleh status tersebut diperlukan penilaian-penilaian dengan kriteria tertentu. Status bank yang dimaksud adalah sebagai berikut: a) Bank devisa Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer keluar negeri, inkaso keluar negeri, travelers cheque, pembukaan atau pembayaran Letter of Credit dan transaksi lainnya. Persyaratan untuk menjadi bank devisa ditentuka oleh Bank Indonesia. b) Bank non devisa Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi bank non 16 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 devisa merupakan kebalikan daripada bank devisa. Dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas negara. 4) Dilihat dari Segi Menentukan Harga Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga baik harga jual mapun harga beli terbagi dalam dua kelompok. a) Bank yang berdasar prinsip konvensional Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode, yaitu: (1) Menetapkan sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga untuk produk pinjaman (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. (2) Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan barat menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu. System pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based. b) Bank yang berdasar prinsip syariah Bank berdasarkan prinsip syariah belum lama berkembang di Indonesia. Namun di luar negeri terutama di negara-negara 17 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 timur tengah bank yang berdasarkan prinsip syariah sudah berkembang sejak lama. Bank berdasarkan prinsip syariah dalam penentuan harga atau produknya sangat berbeda dengan bank berdasarkan prinsip konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian bedasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembayaran usaha atau kegiatan perbankan lainnya. Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut: (1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah). (2) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah). (3) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah). (4) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah). (5) Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atau barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina). Sedangkan penentuan biaya-biaya jasa bank lainnya bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah juga menentukan biaya sesuai syariah. Sumber penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan bank prinsip syariah dasar hukumnya adalah Al-Qur’an 18 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 dan Sunnah rasul. Bank berdasar prinsip syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah bunga adalah riba. c. Kegiatan Bank Umum Dalam melaksanakan kegiatannya bank dibedakan antara kegiatan bank umum dengan BPR. Kegiatan bank umum lebih luas dari pada BPR (Kasmir, 2013). Adapun kegiatan-kegiatan bank umum adalah sebagai berikut: 1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. 2) Memberikan kredit. 3) Menerbitkan surat pengakuan utang. 4) Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya: a) Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud. b) Surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud. c) Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah. d) Sertifikat Bank Indonesia (SBI). 19 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 e) Obligasi. f) Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu (1) tahun. g) Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan satu (1) tahun. 5) Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah. 6) Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya. 7) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan antar pihak ketiga. 8) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga. 9) Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak. 10) Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek. 11) Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat. 12) Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 20 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang 13) tidak bertentangan dengan undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku (www.ojk.go.id). 3. Kredit a. Pengertian Kredit Kredit berasal dari bahasa Yunani, credare, yang artinya adalah kepercayaan. Artinya, kepercayaan pihak bank (kreditor) kepada nasabah (debitur), dimana bank percaya nasabah pasti akan mengembalikan pinjamannya sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat (Kasmir, 2013). Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atah tagihan dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tetentu dengan pemberian bunga. b. Unsur-Unsur yang terkandung dalam pemberian suatu kredit menurut Kasmir (2011) adalah sebagai berikut : 1) Kepercayaan Kepercayaan artinya bahwa bank percaya nasabah akan mengembalikan kredit yang diberikan. Dasar pertimbangan yang diberikan oleh bank adalah itikad baik nasabah dalam hal ini berarti 21 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 nasabah memperoleh kepercayaan dan juga memiliki kemampuan untuk membayar kewajibannya. 2) Kesepakatan Sebelum kredit dikucurkan, bank dengan nasabah terlebih dahulu menyepakati hal-hal yang menjadi kewajiban dan hak masing-masing pihak. Kemudian juga disepakati sanksi-sanksi yang akan diberikan apabila masing-masing pihak melanggar kesepakatan yang telah dibuat. Kesepakatan ini dituangkan dalam akad kredit yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak pada saat kredit disetujui. 3) Jangka Waktu Setiap kredit yang disalurkan pasti memiliki jangka waktu tertentu, artinya tidak ada kredit yang waktu pengembaliannya tidak terbatas. Jangka waktu tersebut merupakan waktu pengembalian atau kapan kredit tersebut berakhir (lunas). 4) Risiko (Degree of Risk) Dimasa depan kondisi penuh dengan ketidakpastian. Oleh karena itu, setiap kredit yang dibiayai pasti memiliki risiko tidak tertagih alias macet. Hal ini disebabkan oleh berbagai sebab, baik yang disengaja, maupun yang tidak disengaja. Segaja artinya nasabah sengaja untuk tidak membayar kreditnya. Sementara itu, tidak sengaja artinya nasabah memang tida bermaksud untuk tidak mengembalikan kreditnya. 22 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 Hanya saja nasabah belum memiliki kemampuan akhibat misalnya kerugian yang diderita atau terkena bencana. Oleh karena itu, dalam hal ini pihak perbankan harus mempertimbangkan faktor resiko yang mungkin akan terjadi, bank biasanya mensyaratkan suatu jaminan yang nilainya lebih tinggi dari kreditnya yang akan diberikan. Maupun bank dapat juga dengan menjaminkan lewat asuransi untuk mengalihkan risiko kerugian yang mungkin akan timbul. 5) Balas Jasa Sudah pasti bank mengharapkan keuntungan atas setiap dana yang dikucurkannya. Keuntungan ini disebut balas jasa. Keuntungan bagi bank konvensional disebut bunga. Bagi nasabah balas jasa ini merupakan jasa atau imbalan yang mereka berikan atas dana yang mereka gunakan. Bagi perusahaan dagang biasanya balas jasa yang diterima berupa harga yang diberikan lebih tinggi dari harga normal dan terkadang pembeli tidak memperoleh diskon seperti penjualan tunai. c. Dalam menyalurkan kredit dunia perbankan memiliki beberapa jenis kredit. Penentuan jenis kredit dipilah-pilah sesuai dengan kebutuhan. Adapun jenis-jenis kredit adalah sebagai berikut : 23 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 1) Dari segi Kegunaan a) Kredit investasi Kredit ini merupakan kredit yang diberikan untuk keperluan investasi, misalnya membangun pabrik, rumah, tanah, dll. Kredit investasi biasanya diberikan untuk jangka panjang. b) Kredit modal kerja Kredit modal kerja merupakan kredit yang diberikan untuk keperluan modal kerja, misalnya untuk membeli bahan baku, pembayaran gaji, dan biaya lainnya. Kredit modal kerja diberikan dalam waktu yang relative pendek dan satu kali siklus operasi. 2) Dari Segi Tujuan a) Kredit Produktif Kredit produktif merupakn kredit yang diberikan untuk menghasilkan sesuatu (proses produksi), baik barang maupun jasa, misalnya kredit diberikan untuk industri, (pabrik), pertanian, peternakan perhotelan, dll. b) Kredit Konsumtif Kredit ini merupakan kredit yang diberikan untuk digunakan secara pribadi atau dipakai (dikonsumsi) sendiri. c) Kredit Perdagangan Kredit perdagangan adalah kredit yang diberikan kepada para pedagang. Para pedagang yang kemudian barang tersebut dijual kembali. 24 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 3) Dari Segi jangka Waktu a) Kredit Jangka Pendek Kredit jangka pendek merupakan kredit yang memiliki jangka waktu maksimal satu tahun atau kurang dari satu tahun. b) Kredit Jangka Menengah Kredit jangka menengah merupakan kredit yang memiliki jangka waktu satu sampai tiga tahun, namun dewasa ini banyak bank yang mengklasifikasikan menjadi kredit jangka panjang. c) Kredit Jangka Panjang Kredit jangka panjang merupakan kredit yang memiliki jangka waktu lebih dari satu atau tiga tahun. Artinya ada bank yang mengklasifikasikan yang lebih dari satu tahun menjadi kredit jangka panjang, namun ada pula yang mengklasifikasikan lebih dari tiga tahun menjadi jangka panjang. 4) Dari Segi Jaminan a) Kredit dengan Jaminan Kredit dengan jaminan merupakan kredit yang syarat untuk memperolehnya harus memiliki jaminan tertentu, baik harta bergerak, tidak bergerak atau jaminan lainnya. b) Kredit Tanpa Jaminan Kredit tanpa jaminan merupakan kredit kredit yang diberikan tanpa jaminan apapun secara riil, sebenarnya meskipun tidak ada jaminan, dalam praktiknya ada jaminan kemampun 25 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 membayar dari nasabah, misalnya pegawai tetap yang mempunyai penghasilan tertentu 5) Dari Segi Sektor Usaha a) Kredit Sektor Pertanian Kredit sektor pertanian merupakan kredit yang diberikan kepada para petani, baik tanaman jangka pendek yang kurang atau maksimal satu tahun maupun jangka panjang (lebih dari satu tahun atau tiga tahun sesuai persyaratan bank). b) Kredit Sektor Industri Kredit sektor industri merupakan kredit yang diberikan kepada industri, baik industri kecil, menengah maupun besar. c) Kredit Sektor Profesi Kredit sector profesi merupakan kredit yang diberikan kepada profesional seperti dokter, pengacara, dosen dan lainnya. d) Kredit Sektor Pertambangan Kredit sektor pertambangan merupakan kredit yang diberikan untuk pengusaha yang bergerak dalam bidang pertambangan seperti emas, batubara, timah, atau tambang lainnya. e) Kredit Sektor Pendidikan Kredit sektor pendidikan merupakan kredit yang diberikan dunia pendidikan, seperti kredit mahasiswa (Kasmir, 2013). 26 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 d. Prinsip-Prinsip dalam Pemberian Kredit Menurut Kasmir (2013) Bank ketika akan menyalurkan kredit memiliki kriteria/prinsip dalam penyaluran kredit. Untuk dapat melaksanakan perkreditan secara sehat telah di kenal adanya prinsip 5C dan 7P Character (kepribadian, watak). Dasar dari pemberian kredit adalah kepercayaan. Jadi yang mendasari adanya kepercayaan adalah adanya keyakinan dari pihak bank bahwa peminjam memiliki watak, moral yang positif dan mempunyai tanggung jawab dalam menerima kredit. 1) Capital (modal, kekayaan) Merupakan kekayaan atau modal sendiri yang dimiliki calon kreditur. 2) Condition (keadaan) Merupakan kondisi atau keadaan perekonomian yang dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit. 3) Capacity (kemampuan, kesanggupan) Merupakan penilaian kemampuan calon debitur dalam mengelola kredit yang akan diterima untuk dapat berkembang serta mampu untuk mengembalikan pinjaman tersebut pada bank. 4) Collateral (jaminan) Merupakan jaminan yang dimiliki calon kreditur dan diserahkan kepada bank atas kredit yang diterimanya. 27 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7 P adalah sebagai berikut : a) Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personaliti juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi masalah. b) Party yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya, sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank. c) Purpose yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit yang diinginkan nasabah. d) Prospect yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. e) Payment yaitu merupakan ukuran bagaimana nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. f) Profitability yaitu untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. g) Protection tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapat perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau asuransi. 28 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 4. Faktor internal yang mempengaruhi penyaluran kredit a. Suku Bunga Pinjaman Bunga pinjaman merupakan bunga yang dibebankan kepada para peminjam atau harga jual yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank (Kasmir, 2013). Suku bunga ada 2 jenis yakni suku bunga nominal yaitu suku bunga yang menjadi acuan bank, serta suku bunga riil yaitu suku bunga yang telah memperhitungkan faktor inflasi. Suku bunga riil merupakan suku bunga nominal di kurangi inflasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi suku bunga menurut Kasmir (2013) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga secara garis besar sebagai berikut: Kebutuhan Dana. 1) Persaingan. 2) Kebijaksanaan Pemerintah. 3) Target Laba yang diinginkan. 4) Jangka Waktu. 5) Kualitas Jaminan. 6) Reputasi Perusahaan. 7) Produk yang Kompetitif. 8) Hubungan yang Baik. 9) Jaminan Pihak Ketiga. Menurut Firdaus dan Ariyanti (2011) dengan meningkatknya suku bunga kredit maka akan mengurangi minat sebagaian anggota 29 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 masyarakat untuk mengambil kredit. Sehingga suku bunga pinjaman mempunyai hubungan negative dengan penyaluran kredit. b. Kredit Macet Tingginya kredit macet atau biasa disebut dengan Non Perfoming Loan (NPL) merupakan salah satu sebab sulitnya suatu bank untuk memberikan pinjaman. Penelitian yang dilakukan Kaunang (2013) menunjukkan adanya pengaruh negatif dan signifikan NPL terhadap kredit UMKM yang disalurkan Bank Umum Swasta Nasional. Dalam kondisi NPL yang tinggi, bank cenderung untuk meningkatkan kualitas asetnya dibandingkan keputusan untuk menyalurkan kreditnya. Tingginya level NPL mengharuskan bank untuk meningkatkan cadangan atas kerugian yang disebabkan oleh kredit dimana hal tersebut berarti menurunkan pendapatan bank dan mengurangi dana untuk menciptakan kredit baru. Selain itu, akhibatnya dapat menyebabkan kerugian yang lain yaitu tidak diterimanya kembali dana yang disalurkan maupun pendapatan bunga yang tidak diterima, maka bank kehilangan kesempatan mendapatkan bunga yang berakhibat peda penurunan pendapatan secara total. Kredit bermasalah disebabkan oleh kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran pokok kredit beserta bunga yang telah disepakati kedua pihak didalam perjanjian kredit (Yuwono dan Wahyu, 2012). 30 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 c. Dana Pihak Ketiga (DPK) Dana pihak ketiga yaitu sumber dana masyarakat yang dihimpun bank yang terdiri dari giro, tabungan dan deposito. Dana pihak ketiga merupakan input dalam menyalurkan kredit. Semakin banyak dana pihak ketiga yang dihimpun, semakin mudah bank dalam menyalurkan kredit kepada pihak yang membutuhkan. Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998, secara umum kegiatan penghimpunan dana ini dibagi ke dalam tiga jenis yaitu: 1) Simpanan Giro Bahwa yang dimaksud dengan giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunkan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya dengan cara pemindahbukuan. Uang yang sudah disimpan di rekening giro tersebut dapat ditarik berkali-kali dalam sehari, dengan catatan dana yang tersedia masih mencukupi. Kemudian juga harus memenuhi persyaratan lainnya yang telah ditetapkan oleh bank yang bersangkutan. 2) Simpanan Tabungan Simpanan tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan/atau lainnya yang dipersamakan dengan itu. 31 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 3) Simpanan Deposito Simpanan deposito merupakan simpanan jenis ketiga yang dikeluarkan oleh bank. Berbeda dengan dua jenis simpanan sebelumnya, dimana simpanan deposito mengandung unsur jangka waktu (jatuh tempo) lebih panjang dan tidak dapat ditarik setiap saat atau setiap hari (Kasmir, 2013). 5. Faktor ekternal yang mempengaruhi penyaluran Kredit a. Inflasi 1) Pengertian Inflasi Inflasi adalah kecenderungan meningkatnya harga barangbarang pada umumnya secara terus-menerus, yang disebabkan oleh karena jumlah uang yang beredar terlalu banyak dibandingkan dengan barang-barang dan jasa yang tersedia (Firdaus dan Maya, 2011). 2) Jenis-Jenis Inflasi Menurut ilmu ekonomi modern, terdapat dua jenis inflasi yang berbeda satu sama lain, yaitu inflasi karena dorongan biaya (CostPush Inflation) dan inflasi karena meningkatnya permintaan (Demand-Pull Inflation). a) Cost-Push Inflation (inflasi desakan ongkos) Yaitu, inflasi yang disebabkan karena peningkatan harga akibat naiknya biaya-biaya. Apabila permintaan terhadap bahan baku melebihi penawarannya, maka harga akan naik. Karena para 32 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 pabrikan membayar lebih mahal atas bahan baku mereka dan menetapkan harga produk akhir yang lebih tinggi kepada pedagang dan pedagang menaikkan harga barang itu, yang kemudian akan ditanggung oleh para konsumen. b) Demand-Pull Inflation (inflasi karena tarikan permintaan) Yaitu, kenaikan harga-harga yang terjadi akibat kenaikan permintaan agregat (AD) yang lebih besar dari penawaran agregat (AS). Artinya, inflasi terjadi apabila pendapatan nasional lebih besar dari pendapatan potensial. Inflasi atau kenaikan harga-harga yang tinggi dan terus menerus telah menimbulkan beberapa dampak buruk kepada individu dan masyarakat, para penabung, kreditor/debitor dan produsen, ataupun pada kegiatan perekonomian secara keseluruhan. 3) Dampak Inflasi Setelah melampaui titik/ ketinggian tertentu, inflasi mempunyai dampak atau akibat yang luas yang akan mempengaruhi struktur perekonomian sebagai berikut: a) Inflasi mempengaruhi dalam arti mengurangi minat masyarakat untuk menabung (propensity to save/PTS) karena mereka khawatir kalau nilai uang tabungannya semakin lama semakin menurun, sehingga menabung bahkan mereka mengurungkan cepat-cepat niatnya membelanjakan untuk uang atau pendapatannya. 33 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 b) Inflasi mempercepat laju edar uang (veloncity of circulation), yang dengan perkataan lain berarti mengurangi hasrat/keinginan untuk menyimpan uang tunai (liquidity preference menurun). c) Berkurangnya ketersediaan orang/badan untuk memberikan kredit. d) Inflasi cenderung menguntungkan orang-orang atau badan-badan yang meminjam uang (debitur). Sebaliknya inflasi cenderung merugikan orang-orang/badan-badan yang meminjamkan uang (kredit). 4) Teori Tentang Inflasi Secara garis besar menurut Firdaus dan Maya (2011) ada 3 teori inflasi. Setiap teori menyoroti aspek-aspek tertentu dari inflasi diantaranya: a) Teori Kuantitas Teori kuantitas merupakan teori paling tua mengenai inflasi. Teori ini menyoroti 2 aspek yang mempengaruhi inflasi, kedua aspek itu adalah jumlah uang beredar dan psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-harga (expectation). Dalam teori kuantitas ini ada 2 hal penting. Pertama, inflasi hanya terjadi bila ada penambahan volume jumlah uang beredar (JUB). Kedua, Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang beredar dan oleh psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-harga di masa mendatang. 34 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 b) Teori Keynes Menurut Keynes, inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuannya. Permintaan masyarakat akan barang-barang selalu melebihi jumlah barang yang tersedia biasa disebut inflatory gap. Inflatory Gap terjadi dikarenakan permintaan barang dan jasa di masyarakat pada tingkat harga yang berlaku lebih besar dari barang dan jasa yang dihasilkan di masyarakat. Efeknya adalah harga-harga akan mengalami kenaikan, hal itu karena permintaan total melebihi jumlah barang yang tersedia di pasaran atau masyarakat. Selama permintaan dari semua golongan masyarakat melebihi jumlah output yang dihasilkan pada tingkat harga yang berlaku, proses inflasi akan terus berlangsung. c) Teori Strukturalis Teori strukturalis adalah teori mengenai inflasi yang didasarkan atas pengalaman di negara-negara Amerika latin. Teori ini memberi tekanan pada ketegaran (inflexibilities) dari struktur perekonomian negara-negara sedang berkembang. Karena inflasi dikaitkan dengan faktor-faktor struktural dari perekonomian (yang menurut definisi, faktor-faktor ini hanya bisa berubah secara gradual dan dalam jangka panjang), maka teori ini bisa disebut teori inflasi “jangka panjang”. 35 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 6. Pengertian UMKM Usaha kecil didefinisikan sebagai usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha, dan tidak terkait dengan secara kepemilikan dengan usaha menengah atau usaha besar (UU No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Dalam analisis teori mikroekonomi, usaha kecil sebagai suatu badan yang melakukan kegiatan usaha melalui proses produksi dengan mengubah masukan (input) yang disebut juga faktor produksi termasuk segala sesuatu yang harus digunakannya, menjadi keluaran yang sering disebut produk (output). Pada usaha kecil, peran kewirausahaan dan fungsi pengelolaan usaha ini seringkali dilakukan oleh satu individu sekaligus sebagai pemilik usaha, karena itu perlu pemahaman terhadap jenis-jenis usaha. Batasan dan kriteria umum tentang usaha kecil biasanya digunakan untuk mengelompokan usaha untuk tujuan pembangunan sesuai dengan program pemerintah untuk menggerakkan sektor riil. Batasan dan kriteria dari pemerintah ini belum tentu sesuai dengan kebutuhan, namun masih dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam menyiapkan produk dan jasa layanan lembaga pemberi kredit kepada masing-masing kelompok usaha tersebut. Usaha Mikro Kecil dan Menengah pada kenyataannya banyak yang mendefinisikan bermacam-macam, namun demkian menurut UndangUndang Nomor 20 Tahun 2008 UMKM memiliki kriteria sebagai berikut: 36 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 a. Usaha Mikro Yaitu usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha milik perorangan yang memenuhi kriteria : 1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). b. Usaha Kecil Yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan/badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan/bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria : 1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). 37 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 c. Usaha Menengah Yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria : 1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar Rupiah). B. Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu mengenai penyaluran kredit UMKM disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Penulis Kaunang (2013) Judul Tingkat Suku Bunga Pinjaman Dan Kredit Macet Pengaruhnya Terhadap Permintaan Kredit UMKM Di Indonesia Hasil Tingkat suku bunga pinjaman berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan kredit UMKM & Kredit macet yang juga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan kredit UMKM di Indonesia. 38 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 Tandris dan Tommy (2014) Suku Bunga, Inflasi Dan Nilai Tukar Pengaruhnya Terhadap Permintaan Kredit Perbankan Di Kota Manado Wahab (2014) Pengaruh PDRB, inflasi, suku bunga bank Indonesia dan dana Pihak ketiga terhadap penyaluran kredit pada BankBank umum di Sulawes Selatan Ratnasari dan Variabel-Variabel Yoyok yang mempengaruhi (2016) penyaluran kredit kepada UMKM Oleh perbankan di Indonesia tahun 2011-2015 Mariso dan Sjahruddin (2013) Analisis pengaruh CAR, ROA, NPL, BOPO dan DPK terhadap penyaluran kredit UMKM di Indonesia (Studi pada bank umum yang terdaftar di BEI periode 2010-2012) Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan secara bersama suku bunga, inflasi dan nilai tukar berpengaruh terhadap permintaan kredit. Suku bunga berpengaruh negatif namun signifikan terhadap permintaan kredit pada perbankan di Kota Manado. Inflasi tidak berpengaruh terhadap terhadap permintaan kredit dan nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan kredit. Hasil penelitian menunjukan bahwa PDRB, inflasi dan DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. Sedangkan suku buga bank Indonesia berpengaruh negative dan signifikan terhadap penyaluran kredit. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial bahwa variabel Inflasi dan BI Rate tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit UMKM pada tiga kelompok bank di Indonesia sedangkan pertumbuhan ekonomi, NPL, CAR, dan DPK berpengaruh terhadap penyaluran kredit UMKM pada tiga kelompok bank di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR, ROA, NPL dan BOPO berpengaruh tidak signifikan terhadap penyaluran kredit pada UMKM. Hanya DPK yang berpengaruh signifikan dan juga merupakan variabel yang paling mempengaruhi penyaluran kredit padaUMKM. 39 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 Purba et al (2015) Faktor-“Faktor Yang Mempengaruhi tingkat Penyaluran kredit Pada BPR konvensional di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Dana Pihak Ketiga dan LDR berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat penyaluran kredit. Variabel NPL, suku bunga kredit, dan BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat penyaluran kredit, sedangkan variabel ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat penyaluran kredit. Yuliana dan Mohd (2012) Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Pada Bank Umum Di Kota Banda Aceh. Hasil penelitian menunjukan bahwa PDRB, suku bunga berpengaruh positif dan tingkat inflasi berpengaruh negative terhadap permintaan kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada Bank Umum di Kota Banda Aceh C. Kerangka Pemikiran 1. Suku Bunga Pinjaman dengan Penyaluran Kredit Suku bunga akan berdampak pada lesunya investasi dan aktivitas ekonomi sehingga menyebabkan turunnya penyaluran kredit bank-bank umum. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat suku bunga maka penyaluran kredit akan semakin menurun atau berkurang, sebaliknya ketika bunga mengalami penurunan maka penyaluran kredit akan meningkat. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Purba et al (2015) suku bunga pinjaman mempunyai hubungan negatif terhadap tingkat penyaluran kredit. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kaunang (2013) serta Tandaris et al (2014) suku bunga pinjaman berpengaruh negatif terhadap permintaan kredit. 40 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 2. Kredit Macet dengan Penyaluran Kredit Sinungan (2011) mengatakan bahwa pengertian kredit bermasalah adalah sebagai berikut. “kredit bermasalah atau problem loan dapat dirtikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesenjangan atau karena factor eksternal diluar kemampuan kendali debitur. Noan Perfoming Loan adalah persentase kredit bermasalah dengan kriteria kurang lancrr, lancar, diragukan dan macet terhadap total kredit yang disalurkan. NPL dapat juga diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan baik akhibat faktor kesengajaan atau ketidaksengajaan yang dilakukan oleh debitur atau faktor lain (Wardani 2012). NPL mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung pihak bank. Bank dalam memberikan kredit harus melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajibannya. Variabel NPL berpengaruh negatif terhadap volume penyaluran kredit UMKM, jumlah NPL dalam perbankan yang cukup rendah akan mempengaruhi performa perbankan dalam hal kinerja. Rendahnya NPL akan berpengaruh terhadap pemberian kredit karena disebabkan hilangnya kepercayaan kreditur kepada debitur. Hal ini sering mengakibatkan terjadinya kredit macet pada bank. Selain itu, kredit macet juga dapat terjadi karena ketidakmampuan nasabah dalam mengembalikan kredit. Penelitian yang dilakukan oleh Purba et al (2015) NPL berpengaruh 41 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 terhadap permintaan kredit dan Kaunang (2013) NPL mempunyai hubungan negative dan signifikan terhadap permintaan kredit. 3. DPK dengan Penyaluran Kredit Dalam melakukan kegiatan usahanya sehari-hari, bank harus mempunyai dana agar dapat memberikan kredit kepada masyarakat. Salah satunya adalah dana masyarakat yang merupakan mayoritas dari seluruh dana yang dihimpun oleh bank dalam kegiatan usaha sehari-hari (Kuncoro dan Suhardjono, 2011). Dana pihak ketiga merupakan sumber dana masyarakat yang dihimpun bank yang terdiri dari giro, tabungan dan deposito. Dana pihak ketiga merupakan input dalam menyalurkan kredit. Menurut Kasmir (2013) DPK adalah dana yang berasal dari masyarakat luas yang merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasional suatu bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasionalnya dari sumber dana ini. Penelitian yang dilakukan oleh Wahab (2014) dan Purba et al (2015) DPK mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. Hal ini berarti bahwa semakin banyak DPK yang terkumpul maka akan semakin banyak dana yang disalurkan oleh masytarakat. 4. Tingkat inflasi dengan Penyaluran Kredit Inflasi adalah kecenderungan harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus. Inflasi yang meningkat mendorong harga baik barang maupun jasa sedangkan pendapatan masyarakat yang cenderung tetap akan mendorong masyarakat untuk mengajukan kredit guna memenuhi 42 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 kebutuhan yang sangat banyak. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yuliana dan Mohd (2012) inflasi mempunyai hubungan negatif dan signifikan dengan penyaluran kredit. Berdasarkan teori, tinjauan pustaka serta mengacu pada penelitian terdahulu yang relevan secara garis besar maka kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H1 Tingkat Suku Bunga Pinjaman (X1) Kredit Macet H2 (-) (X2) H3 (-) )0000 (+) ))H4 H3H DPK (X3) Penyaluran UMKM (Y) 3(-) H5 (-) Inflasi (X4) 2.1 Gambar Bagan Kerangka Pemikiran Keterangan Secara simultan Secara parsial 43 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 D. Hipotesis Dalam penelitian ini dikemukakan hipotesis sebagai berikut: H1 = Suku bunga, kredit macet dan tingkat inflasi secara simultan berpengaruh terhadap penyaluran kredit UMKM pada bank umum di Indonesia. H2 = Suku bunga pinjaman secara parsial berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit UMKM pada bank umum di Indonesia. H3 = Kredit macet secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit UMKM di Indonesia. H4 = DPK secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit UMKM pada bank umum di Indonesia. H5 = Tingkat inflasi secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit UMKM pada bank umum di Indonesia. 44 Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017