determinan jam kerja para pekerja di propinsi jawa

advertisement
DETERMINAN JAM KERJA PARA PEKERJA
DI PROPINSI JAWA TENGAH
Yunastiti Purwaningsih & Murtiningsih
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Jalan Ir. Sutami 36 A, Kentingan Surakarta 57126 Jawa Tengah
Telepon: (0271) 667887, 668603, 647481
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap jam kerja para pekerja di Jawa Tengah, meliputi upah, tingkat
pendidikan, jenis kelamin, tempat tinggal dan status. Data yang digunakan adalah
data asli dan cross section hasil Sakernas 2003 Jawa Tengah yang dilakukan oleh
BPS. Sampel adalah para pekerja di Jawa Tengah umur 15 tahun ke atas dan
menerima upah. Analisis yang digunakan adalah diskripsi dan regresi linier
berganda dengan empat model.
Hasil analisis menunjukkan bahwa upah dan umur berpengaruh terhadap
jam kerja, jam kerja para pekerja dengan upah di atas UMK mempunyai jam kerja
yang lebih panjang pada setiap kelompok umur. Menurut tingkat pendidikan dan
tempat tingal, menunjukkan tidak adanya perbedaan jam kerja per minggu.
Selanjutnya jam kerja para pekerja laki-laki lebih tinggi dibandingkan jam kerja
perempuan pada setiap tingkat upah. Jam kerja para pekerja dengan status kawin
lebih tinggi dibandingkan jam kerja para pekerja dengan status tidak kawin pada
setiap tingkat upah.
Kata Kunci: jam kerja, upah, pendidikan dan status pekerja
PENDAHULUAN
Komposisi pekerja di Jawa Tengah menunjukkan sebagian besar pekerja,
bekerja dengan jam kerja di atas normal (40,53 %), dan sebesar 32,47 % bekerja
dengan jam kerja kurang dari normal (gambar 1 pada lampiran). Berdasar keadaan
tersebut, maka penelitian ini mencoba untuk mengetahui faktor-faktor yang
berpengaruh dan seberapa besar pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap jam kerja
para pekerja di Jawa Tengah, utamanya seandainya berpengaruh secara signifikan
maka seberapa besar perbedaan jam kerja menurut faktor-faktor tersebut. Secara
rinci sebagai berikut: Apakah ada pengaruh tingkat upah, umur, dan pendidikan
terhadap jam kerja?, Apakah ada pengaruh tingkat upah, dan tempat tinggal
terhadap jam kerja?, Apakah ada pengaruh tingkat upah dan jenis kelamin terhadap
jam kerja?, Apakah ada pengaruh tingkat upah dan status pekerja terhadap jam
Empirika, Vol. 19 No. 1, Juni 2006
kerja?
Diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat bagi para pengambil keputusan di
bidang ketenagakerjaan, terutama menyangkut masalah jam kerja, upah,
pendidikan dan status sebagai dasar untuk menyusun rencana ketenagakerjaan pada
masa yang akan datang.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan analisis data sekunder dengan data hasil Survei
Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun 2003 propinsi Jawa Tengah yang
dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Data hasil survei ini merupakan
data asli, bukan data publikasi, serta merupakan data cross section. Populasi dalam
penelitian ini adalah para pekerja pada kelompok umur 15 tahun ke atas yang
bekerja dan menerima upah, yaitu sebanyak 15.124.082 orang, selanjutnya
penelitian ini menggunakan sampel sesuai dengan BPS, yaitu sejumlah 4.047
orang.
Analisis yang digunakan adalah diskripsi dan regresi linier berganda.
Analisis diskripsi digunakan untuk memberi gambaran mengenai karaktesitik
pekerja menurut jam kerja dan upah, karakteristik setengah penganggur, serta
karakteristik pekerja yang Over employed. Analisis regresi digunakan untuk
menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jam kerja. Adapun variabel
dan definisi operasionalnya sebagai berikut:
1. Jam kerja
2. Upah
3. Umur
4. Pendidikan
5. Tempat tinggal
6. Jenis kelamin
7. Status
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Karakteristik Pekerja di Jawa Tengah
a. Distribusi Pekerja Menurut Jam Kerja dan Upah
b. Setengah Penganggur Menurut Karakteristik Sosial Demografi
c. Over employed Menurut Karakteristik Sosial dan Demografi
2.
3.
4.
5.
Analisis Pengaruh Upah, Umur, dan Pendidikan terhadap Jam Kerja
Analisis Pengaruh Upah dan Tempat Tinggal terhadap Jam Kerja
Analisis Pengaruh Upah dan Jenis Kelamin terhadap Jam Kerja
Analisis Pengaruh Upah dan Status terhadap Jam Kerja
Empirika, Vol. 19 No. 1, Juni 2006
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasar hasil analisis maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Upah dan umur berpengaruh siginifikan terhadap jam kerja, jam kerja para
pekerja yang menerima upah di atas UMK mempunyai jam kerja yang lebih
panjang pada setiap kelompok umur.
2. Pendidikan tidak berpengaruh terhadap jam kerja, artinya semakin tinggi
pendidikan pekerja, maka mereka bekerja dengan jam kerja yang sama dengan
pekerja yang mempunyai tingkat pendidikan lebih rendah.
3. Tempat tinggal tidak berpengaruh terhadap jam kerja, rata-rata jam kerja per
minggu pekerja yang tinggal di kota tidak berbeda dengan pekerja yang tinggal
di desa.
4. Jenis kelamin berpengaruh terhadap jam kerja, dimana rata-rata jam kerja per
minggu pekerja laki-laki lebih panjang dibandingkan dengan pekerja
perempuan. Dilihat jam kerja menurut upah dan jenis kelamin menunjukkan
pekerja laki-laki bekerja lebih panjang dibandingkan pekerja perempuan pada
setiap tingkat upah.
5. Status pekerja berpengaruh terhadap jam kerja, bahwa rata-rata jam kerja per
minggu pekerja berstatus kawin lebih panjang dibanding pekerja yang berstatus
tidak kawin. Dilihat jam kerja menurut upah dan status pekerja menunjukkan
jam kerja pekerja dengan status kawin bekerja dengan jam kerja lebih tinggi
dibandingkan pekerja dengan status tidak kawin pada setiap tingkat upah.
1.
2.
3.
4.
Berdasar hasil penelitian, maka diajukan saran sebagai berikut:
Berdasar hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh yang positif
variabel upah terhadap jam kerja para pekerja, maka pemerintah perlu
mengupayakan adanya peningkatan upah karena akan mendorong pekerja
untuk menambah jam kerja, yang selanjutnya diharapkan berdampak pada
peningkatan output.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jam kerja para pekerja laki-laki lebih
tinggi dibandingkan jam kerja perempuan pada setiap tingkat upah, sehingga
disarankan bagi pembuat kebijakan publik maupun perusahaan, untuk
menghilangkan diskriminasi antar pekerja laki-laki dan perempuan dalam
pasar kerja, baik dari segi jabatan maupun pemberian upah.
Berdasar hasil penelitian bahwa jam kerja para pekerja dengan status kawin
lebih tinggi dibandingkan jam kerja pekerja dengan status tidak kawin pada
setiap tingkat upah, ini kemungkinan disebabkan jumlah tanggungan yang
menjadi beban adalah berbeda dengan pekerja yang tidak kawin, sehingga bagi
pengusaha, perlu adanya peningkatan kesejahteraan bagi pekerja berstatus
kawin, seperti kenaikan jumlah tunjangan istri dan anak.
Bagi peneliti selanjutnya, pengembangan model dapat dilakukan dengan
Empirika, Vol. 19 No. 1, Juni 2006
menggunakan model regresi non-linear (ini sesuai dengan teori backward
bending slope supply of labour model), ataupun mencoba untuk model regresi
dengan variabel interaksi, sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih
komprehensif mengenai variabel yang mempengaruhi jam kerja, antara lain
misalnya seberapa besar pengaruh upah terhadap jam kerja menurut jenis
kelamin, dan lain-lain. Dari model dengan variabel interaksi tersebut, didapat
angka prediktor besarnya kepekaan perubahan jam kerja sebagai akibat dari
perubahan upah dengan memperhatikan karakteristik pekerja, dalam contoh
tersebut adalah jenis kelamin.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, I Gusti Ngurah. 1996. Analisis Hubungan Kausal Berdasarkan Data
Kategori (Aplikasi untuk Kesehatan Masyarakat). Jakarta: Lembaga
Demografi FE- UI.
Ananta, Aris. 1990. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Demografi
Fakultas Ekonomi dan Pusat Antar Universitas Bidang Ekonomi UI.
Ananta, Aris, Secha Alatas dan Sri Harijati Hatmadji. 1986. Hubungan
Penghasilan dan Jam Kerja (Studi Kasus Kodya Bogor). Jakarta: Kerjasama
Kantor Menteri Lingkungan Hidup dan Kependudukan dengan Lembaga
Demografi FE UI.
Ananta, Aris dan Sugiharso. 1988. Dampak Pendidikan pada Penghasilan (Studi
Kasus Jawa Timur). Jakarta: Lembaga Demografi FE UI.
Arief, Sritua. 1993. Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta: UI- Press.
Bellante, Don dan Mark Jackson. 1983. Ekonomi Ketenagakerjaan. Jakarta:
Lembaga Penerbit FE UI.
BPS. Survei Angkatan Kerja Nasional.
Elfindri dan Nasri Bachtiar. 2004. Ekonomi Ketenagakerjaan. Padang: Andalas
University Press.
Kuncoro, Haryo. 1999. “Dimensi Kualitatif Keberhasilan Perluasan Kesempatan
Kerja”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14, No. 1, 9 – 17.
McEachern, William A. 2000. Ekonomi Mikro Pendekatan Kontemporer. Jakarta :
Salemba Empat.
Nicholson, Walter. 1999. Teori Mikro Ekonomi Dasar dan Perluasan. Jakarta:
Binarupa Aksara.
Simanjuntak, Payaman J. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia.
Jakarta : FE UI.
Empirika, Vol. 19 No. 1, Juni 2006
SP, Sri Yusnita Burhan. 2003. “Potret Tenaga Kerja Indonesia Sejak Krisis
Ekonomi 1997”. Jurnal Riset Ekonomi dan Manjemen, Vol. 2, No. 2002,
83–103
Sutomo. 1996. “Analisis Jam Kerja para Pekerja di Propinsi Jawa Tengah 1987
(Suatu Analisis Data Sakernas 1987)”. Thesis S2 Kajian Kependudukan dan
Ketenagakerjaan, Tidak Dipublikasikan, Program Pascasarjana, UI.
_______. 1997. “Faktor Sosial Ekonomi dan Demografi yang Mempengaruhi Jam
Kerja para Pekerja di Jawa Tengah”. Jurnal Ilmiah Fakultas Ekonomi UNS,
Edisi Juli-September 1997, No. 07, 116 – 125.
Tjiptoheriyanto, Prijono. 1993. “Perkembangan Upah Minimum dan Pasar Kerja”.
Jurnal Ekonomi dan Keuangan Indonesia, Vol. XLI, No. 4, 409 – 424.
_______. 1995. “Perubahan Kependudukan Menyongsong Abad ke- 21”. Jurnal
Ekonomi dan Keuangan Indonesia, Vol. XLIII, No. 3, 205 – 229.
www. jateng.go.id.
Empirika, Vol. 19 No. 1, Juni 2006
Download