Model Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran PKN di Sekolah

advertisement
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.02-Juni 2014 ISSN No. 2086-9681
MODEL PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PKN
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VII SMPN 37
DAN SMP BUDI MURNI 1 MEDAN T.P 2012/2013
Oleh:
Tina Sheba Cornelia Sitompul*)
*)
Dosen FKIP Universitas Quality Medan
Abstract
This research aimed to get the real of the implementation of character education for Civics lessons in
class VII at SMPN 37 Medan and SMP Budi Murni 1 Medan; to know the Implementation of planning
lesson and the format of student assessment in implementing character education through Civics
lessons; and the designing of character education model for civics lesson at SMPN 37 and SMP Budi 1
Medan. The research is a qualitative research student with the numbers 85 people. The instruments
used to gather data consisted of interviews, questionnaires and observation of the learning process.
The results showed that: 1). the implementation of character education for civics lessons in class VIIA
of SMPN 37 Medan showed that: there are 10 characters education values that have been
implemented, namely: religious, honest, curiosity, tolerance, spirit of nationalism, love to read,
discipline, care for the environment, social care, responsibility; and the implementing of character
education value forcivics lessons at class VIIA of SMP Budi Murni 1 Medan showed that: there are 9
values of character education that have been implemented, namely: religion, democracy, honest ,
curiosity, love of peace, tolerance, spirit of nationalism, love reading, and love of country; 2). Learning
Implementation of planninglesson and Format Assessment of Civics teachers from both schools were
taught not describe assessment format character.
Components of planning lesson used in this research were competence standart: learning objectives,
teaching methods, learning resources and assessment format. Planning lesson and assessment format
both still civics teacher assessment category "less", 3).Model of character education is offered to both
school education models by using a norm. The things that need to be considered in the model character
education using norm approach is the goal of character education, character education content,
methods of character education, education media, and education environment.
Keywords: Qualitative Research, Character Education, Civics Education, Model, Junior High School
I. Pendahuluan
Kondisi masih jauhnya bangsa Indonesia
dari cita-cita yang dituju terlihat dari
merosotnya karakter yang dimiliki bangsa
Indonesia. Perilaku dan tindakan yang kurang
atau bahkan tidak berkarakter, telah menjerat
semua komponen bangsa mulai dari lembaga
legislatif,
eksekutif,
yudikatif
hingga
masyarakat awam. Pada masa sekarang ini,
sifat-sifat
kepahlawanan,
perilaku
mengutamakan kepentingan masyarakat luas
dan mempertahankan keutuhan bangsa
seringkali bergeser ke arah sifat-sifat yang
mementingkan kepentingan individu dan
kelompok. Akibatnya, berlangsung kekeliruan
orientasi yang merusak tatanan kehidupan
berbangsa di negara ini.
Menteri
Pendidikan
Nasional
RI,
Muhammad Nuh (Balitbangsu, 2011:99)
menegaskan bahwa pendidikan budaya
karakter bangsa perlu dimasukkan dalam
kebijakan pembangunan pendidikan nasional,
karena tatakrama, etika dan kreatifitas lulusan
dianggap menurun dan menjadi keluhan
masyarakat.
45
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.02-Juni 2014 ISSN No. 2086-9681
Untuk merealisasikan karakter mulia
dalam kehidupan setiap orang, maka
pembudayaan karakter mulia menjadi suatu hal
yang niscaya. Di sekolah atau lembaga
pendidikan, upaya ini dilakukan melalui mata
pelajaran pendidikan akhlak, pendidikan
moral, pendidikan etika, atau pendidikan
karakter. Di Indonesia misi pendidikan
karakter diemban oleh dua mata pelajaran,
yakni Pendidikan Agama dan Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn).
Sejalan dengan permasalahan di atas,
SMPN 37 Medan dan SMP Budi Murni 1
Medan sangat mengedepankan nilai-nilai
pendidikan karakter di sekolah. Hal ini dapat
dilihat pada visi misi kedua sekolah yaitu:
“unggul dalam prestasi, beriman dan
berbudaya” dan “pembentukan manusia muda
yang berkarakter dan cinta belajar”.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti
menilai bahwa pendidikan karakter sangat
penting untuk membendung persoalan itu
semua,
khususnya
pendidikan
yang
mengedepankan
nilai-nilai
pendidikan
karakter. Oleh karenanya, model pendidikan
karakter khususnya di SMPN 37 dan SMP
Budi Murni 1 Medan sebagai locus penelitian
ini perlu dikaji lebih lanjut dan hasilnya
diharapkan dapat menjadi tolak ukur bagi
pengembangan pendidikan di sekolah-sekolah
di kota Medan.
Tujuan
penelitian
ini
adalah:
mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan
karakter melalui pelajaran PKn di kelas VII
pada SMPN 37 Medan dan SMP Budi Murni 1
Medan; mengetahui Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) serta format penilaian
siswa SMPN 37 Medan dan SMP Budi Murni
1 Medan dalam melaksanakan pendidikan
karakter melalui pelajaran PKn; dan
merancang model pendidikan karakter
terhadap pelajaran PKn di SMPN 37 Medan
dan SMP Budi Murni 1 Medan.
II. Metodelogi Penelitian
A. Jenis, Tempat, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif
yang dilakukan di kelas VII SMPN 37 Medan
dan SMP Budi Murni 1 Medan. Pelaksanaan
penelitian tindakan ini dilaksanakan di
46
semester II T.P 2012/2013 dan dilakukan dari
bulan Januari s/d Pebruari 2013.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah kepala sekolah,
guru bidang studi PKn yang mengajar di kelas
VII beserta siswanya dari kedua sekolah
tempat penelitian, dimana sekolah SMPN 37
Medan dengan jumlah siswa laki-laki
sebanyak 18 orang dan jumlah siswa
perempuan sebanyak 25 orang dan SMP Budi
Murni 1 Medan dengan jumlah siswa lakilakinya 20 orang dan jumlah siswa perempuan
22 orang. Dari kedua sekolah tersebut seluruh
siswa penelitian pada kelas VII berjumlah 85
siswa.
C. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Teknik pengumpulan data dilakukan
melalui wawancara, observasi, dan angket.
Menurut Ian Dey, analisis data dilakukan
melalui tahap-tahap sebagai berikut: 1)
langkah awal ialah dengan mengembangkan
deskripsi yang komprehensif dan teliti dari
hasil penelitian; 2) mengklasifikasikan data
yang diperoleh; 3) membuat kaitan-kaitan
antara data yang tersedia dengan dasar
konseptual penelitian.
III. Hasil Dan Pembahasan
A. Pelaksanaan Pendidikan Karakter
SMP Negeri 37 Medan
Hasil observasi yang dilakukan peneliti
menunjukkan bahwa siswa kelas VIIA SMP
Negeri 37 Medan telah melaksanakan 10 nilainilai pendidikan karakter melalui mata
pelajaran
PKn.
Kesepuluh
nilai-nilai
pendidikan karakter tersebut adalah: religius,
jujur, rasa ingin tahu, toleransi, semangat
kebangsaan, gemar membaca, disiplin, peduli
lingkungan, peduli sosial, tanggungjawab.
Wawancara juga dilakukan kepada wakil
kepala sekolah, guru PKn, dan siswa kelas
VIIA SMPN 37 Medan. Hasil wawancara
terkait pelaksanaan nilai-nilai pendidikan
karakter dengan pak Edi Santer, S.Pd selaku
wakil kepala sekolah SMPN 37 Medan.
Kami sudah menerapkan pendidikan
karakter di sekolah ini. Kami membuat
komitmen secara lisan dan tertulis dalam
bentuk
keputusan dewan guru tentang
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.02-Juni 2014 ISSN No. 2086-9681
pelaksanaan pendidikan karakter. Beberapa
contoh sikap siswa terkait nilai-nilai karakter
yang dapat kami lihat adalah kegiatan gotong
royong serta interaksi sosial antar siswa.
Semua guru-guru, termasuk guru PKn telah
menerapkannya dalam KBM di kelas.
Beberapa program pendidikan karakter yang
telah kami laksanakan adalah kegiatan Jumat
bersih dan kegiatan keagamaan seperti
kebaktian bagi yang beragama Kristen dan
pengajian bagi umat Islam.
Bentuk kebijakan yang dikeluarkan Dinas
Pendidikan Kota Medan kaitannya dengan
penerapan pendidikan karakter, Santer
menambahkan:
Ada beberapa hal yang menjadi kebijakan
yang dikeluarkan Dinas Pendidikan Kota
Medan, diantaranya: Sosialisasi pendidikan
karakter bagi guru-guru se-Kotamadya Medan;
penyusunan
program/KTSP
berkarakter;
penggunaan buku mata pelajaran berkarakter
dalam KBM; dan monitoring.
Hasil wawancara kepada Zainab Rangkuti,
S.Pd, salah satu guru PKn SMP N.37 terkait
pelaksanaan pendiidikan karakter:
Saya sudah menerapkan pendidikan
karakter kepada siswa, khususnya pada mata
pelajaran PKn yang saya ajarkan. Misalnya
kurikulum dan RPP yang kami susun sudah
mempertimbangkan nilai-nilai karakter siswa.
Beberapa manfaat bagi siswa kaitannya
pendidikan karakter adalah: dapat merubah
sikap dan perilaku siswa untuk lebih
menghargai guru dan sesamanya dan siswa
lebih bertanggung jawab atas pekerjaan
mereka.
Wawancara kepada Milleona Silaen, salah satu
siswa kelas VIIA SMPN 37 Medan:
Saya sudah pernah mendengar istilah
“pendidikan
karakter”.
Pendidikan
karakter itu sangat baik dan bagus. Terus
guru PKn kami pun sering memberi
contoh konkrit tentang karakter siswa
kaitannya dengan sifat dan tingkah laku
kami sebagai siswa. Guru kami
mengajarkan kami nilai-nilai kebaikan.
Contohnya bila salah satu teman kami
tidak datang, kami memberitahukan
kepada wali kelas atau sekretaris. Dan
bila guru kami tidak datang, kami juga
belajar sendiri-sendiri di kelas. Jadi gak
mengganggu kelas yang lain.
SMP Budi Murni 1 Medan
Hasil observasi yang dilakukan peneliti
menunjukkan bahwa siswa kelas VIIA SMP
Budi Murni 1 Medan telah melaksanakan 9
nilai-nilai pendidikan karakter melalui mata
pelajaran
PKn.
Kesembilan
nilai-nilai
pendidikan karakter tersebut adalah: religius,
demokrasi, jujur, rasa ingin tahu, cinta damai,
toleransi, semangat kebangsaan, gemar
membaca, dan cinta tanah air.
Wawancara juga dilakukan kepada kepala
sekolah
terkait
pelaksanaan
nilai-nilai
pendidikankarakter. Drs. Paulus Robertson
Girsang, M.Si selaku kepala sekolah SMP
Budi Murni 1 Medan, mengatakan:
SMP Budi Murni 1 Medan ini sudah lama
menerapkan pendidikan karakter sesuai arahan
Dinas Pendidikan Kota Medan. Ada semacam
komitmen bentuk tertulis dalam bentuk
keputusan Yayasan dengan dewan guru
tentang pelaksanaan pendidikan karakter. Ada
beberapa hal yang diprioritaskan sekolah,
seperti:
penegakan
disiplin
sekolah,
penanaman cinta kasih antar warga sekolah,
dan nilai-nilai moral peserta didik. Semua
guru-guru, termasuk guru PKn telah
menerapkan pendidikan karakter saat mengajar
di kelas.
Bentuk kebijakan yang dikeluarkan Dinas
Pendidikan Kota Medan kaitannya dengan
penerapan pendidikan karakter, Girsang
menambahkan:
Kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah
Kota Medan melalui Dinas Pendidikan berupa
instruksi pelaksanaan kurikulum berkarakter.
Namun ada beberapa hal yang menjadi
penghambat
terlaksananya
program
pendidikan karakter ini, misalnya: kurangnya
kesadaran guru dalam mengimplementasikan
pendidikan karakter; kurangnya pengertian
orangtua siswa terhadap pendidikan karakter;
lingkungan sekolah yang kurang mendukung
kurikulum berkarakter.
Hasil wawancara kepada Sri Eliasti
Ginting S.Pd, salah satu guru PKn terkait
pelaksanaan pendiidikan karakter:
Saya baru 3 tahun mengajar di sekolah ini.
Dalam 1 tahun terakhir ini saya sudah
menerapkan pendidikan karakter kepada siswa,
khususnya pada mata pelajaran PKn. Misalnya
penyusunan RPP berkarakter. Dulu para siswa
merasa bosan belajar PKn, namun dengan
adanya penanaman nilai-nilai karakter pada
47
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.02-Juni 2014 ISSN No. 2086-9681
RPP yang diterapkan, pola dan perilaku siswa
menjadi lebih baik.
Wawancara kepada Lastiar, salah satu
siswa kelas VIIA SMP Budi Murni 1 Medan:
Saya senang belajar PKn. Saya gak ngerti
yang namanya “pendidikan karakter”. Saya
jarang telat, rajin mengerjakan PR, dan
mempunyai banyak teman.
B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) serta Format Penilaian
RPP Mata Pelajaran PKn SMP Negeri 37
Medan
Pertama, RPP belum mengidentifikasi nilainilai karakter yang secara substansi
dapat diintegrasikan pada SK/KD
yang disusun.
Kedua,
tujuan
pembelajaran
disusun
beberapa karakter siswa yang
diharapkan, diantaranya: dapat
dipercaya, peduli, jujur, dan
kewarganegaraan. Namun beberapa
karakter siswa yang disusun tidak
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Rumusan tujuan pembelajaran pada
RPP
hanya
mengembangkan
kemampuan kognitif saja, tetapi
tidak
merumuskan
nilai-nilai
karakter siswa yang diharapkan.
Ketiga,
metode
pembelajaran
yang
digunakan pada RPP adalah:
“ceramah bervariasi, penugasan, dan
telaah buku”. Pemilihan metode
pembelajaran pada RPP tidak
menggambarkan
pembelajaran
kooperatif. Pembelajaran kooperatif
dapat mendidik siswa untuk saling
berinteraksi, menghargai pendapat
orang lain, berkomunikasi, dan lain
sebagainya,
yang
kesemuanya
adalah implementasi karakter siswa
pada
saat
pembelajaran
berlangsung. Pada kegiatan awal
dan akhir pembelajaran tidak
terdapat kegiatan doa, sebagai
bagian karakter siswa hubungannya
dengan Tuhan. Kegiatan inti
pembelajaran hanya menekankan
nilai-nilai kognitif siswa saja. Tidak
terdapat kegiatan diskusi kelompok
belajar siswa, sehingga tidak terjadi
48
kerjasama antar siswa sebagai
karakter siswa yang diharapkan.
Keempat, format penilaian yang disusun pada
RPP berupa teknik penilaian dan
bentuk instrumen. Dilihat dari
format penilaian yang disusun, guru
PKn hanya berorientasi pada nilai
kognitif siswa yaitu tentang
pelanggaran
HAM.
Format
penilaian nilai-nilai karakter siswa
tidak dimunculkan pada RPP yang
disusun. Teknik penilaian harus
dapat mengukur pencapaian peserta
didik dalam kompetensi dan
karakter. Di antara teknik-teknik
penilaian yang dapat dipakai untuk
mengetahui perkembangan karakter
adalah observasi, penilaian antar
teman, dan penilaian diri sendiri.
Nilai dinyatakan secara kualitatif,
misalnya:
BT : Belum Terlihat (apabila
peserta
didik
belum
memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku/karakter yang
dinyatakan dalam indikator).
MT : Mulai
Terlihat
(apabila
peserta didik sudah mulai
memperlihatkan
adanya
tanda-tanda awal perilaku /
karakter yang dinyatakan
dalam indikator tetapi belum
konsisten).
MB : Mulai Berkembang (apabila
peserta
didik
sudah
memperlihatkan
berbagai
tanda perilaku/karakter yang
dinyatakan dalam indikator
dan mulai konsisten).
MM : Mulai Membudaya (apabila
peserta didik terus menerus
memperlihatkan perilaku /
karakter yang dinyatakan
dalam
indikator
secara
konsisten).
RPP Mata Pelajaran PKn pada SMP Budi
Murni 1 Medan
Pertama, RPP belum mengidentifikasi
nilai-nilai karakter yang secara substansi dapat
diintegrasikan pada SK/KD yang disusun.
Identifikasi nilai-nilai karakter ini tidak
dimaksudkan untuk membatasi nilai-nilai yang
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.02-Juni 2014 ISSN No. 2086-9681
dapat dikembangkan pada pembelajaran
SK/KD yang disusun guru.
Kedua, tujuan pembelajaran yang disusun
pada RPP adalah “agar siswa dapat:
“menjelaskan
pengertian
demokrasi;
menyebutkan
macam-macam
demokrasi;
menjelaskan pentingnya kehidupan demokrasi;
dan menyebutkan contoh-contoh penerapan
demokrasi di lingkungan sekitar”. Pada RPP
juga disusun beberapa karakter siswa yang
diharapkan, diantaranya: “dapat dipercaya,
berani,
ketulusan,
integritas,
dan
kewarganegaraan”. Namun beberapa karakter
siswa yang disusun, seperti: karakter “berani
dan ketulusan” tidak sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran tidak
merumuskan nilai-nilai karakter siswa yang
diharapkan setelah pembelajaran.
Ketiga, metode pembelajaran yang
digunakan pada RPP adalah: “menggunakan
pendekatan Koperatif tipe STAD. Metode
yang digunakan dalam pembelajaran ini yaitu
metode diskusi, bekerjasama, penugasan
(portofolio)”. Pemilihan pendekatan/metode
pembelajaran pada RPP sangat tepat
menggambarkan pembelajaran kooperatif.
Pada kegiatan awal dan akhir pembelajaran
tidak terdapat kegiatan doa, sebagai bagian
karakter siswa hubungannya dengan Tuhan.
Keempat, format penilaian yang disusun
pada RPP berupa teknik penilaian dan bentuk
instrumen. Teknik penilaian terdiri atas tes
tertulis dan penugasan, sedangkan bentuk
instrumennya adalah daftar pertanyaan dan
pekerjaan rumah. Dilihat dari format penilaian
yang disusun, guru PKn hanya berorientasi
pada nilai kognitif siswa yaitu tentang
pelaksanaan demokrasi. Format penilaian
nilai-nilai karakter siswa tidak dimunculkan
pada RPP yang disusun.
PENDIDIKAN
KARAKTER
ISI PENDIDIKAN
KARAKTER
LINGKUNGAN
PENDIDIKAN
METODE PENDIDIKAN
KARAKTER
MEDIA PENDIDIKAN
KARAKTER
Gambar 1. Diagram Interaksi
Komponen Pendidikan Karakter
Tujuan Pendidikan Karakter
Tujuan pendidikan karakter selaras dengan
tujuan pendidikan nasional UUD 1945 tentang
pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang
No. 20, Tahun 2003. menyebutkan,
"Pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
bertujuan
untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab".
Isi Pendidikan Karakter
C. Model Pendidikan Karakter
Model pendidikan karakter berdasarkan
hasil wawancara dan observasi pada kedua
sekolah (SMPN 37 Medan dan SMP Budi
Murni 1 Medan) sebagai locus penelitian perlu
menggunakan pendekatan norma.
Gambar 2. Isi Pendidikan Karakter
Nilai-nilai yang perlu disampaikan oleh
pendidik untuk membentuk karakter siswa
adalah: (1) jujur, (2) kebangsaan, (3) disiplin,
(4) kesopanan, (5) sabar, dan (6) mandiri.
49
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.02-Juni 2014 ISSN No. 2086-9681
Metode Pendidikan Karakter
Gambar 3. Metode
Pendidikan Karakter
Media Pendidikan Karakter
Media sebagai sumber belajar adalah
segala sesuatu yang dapat dipergunakan
sebagai tempat bahan pembelajaran untuk
belajar peserta didik tersebut berasal. Sumber
belajar dapat dikelompokkan menjadi lima
kategori, yaitu manusia, buku perpustakaan,
media massa, alam lingkungan, dan media
pendidikan. Media pendidikan, sebagai salah
satu sumber belajar, ikut membantu guru
dalam memudahkan tercapainya pemahaman
materi ajar oleh siswa, serta dapat memperkaya
wawasan siswa.
Lingkungan Pendidikan Karakter
Lingkungan pendidikan yang harus
diutamakan untuk mendukung terwujudnya
pendidikan karakter yang baik adalah:
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan organisasi ekstrakurikuler.
Pembahasan
A. Pembahasan Pelaksanaan Pendidikan
Karakter
Pertama, nilai-nilai
karakter
dalam
hubungannya dengan Tuhan yang
ditanamkan kepada para siswa
SMPN 37 Medan dan SMP Budi
Murni 1 Medan menjadi faktor
penting
dalam
pelaksanaan
pendidikan karakter. Hasil temuan
ini sesuai dengan visi misi kedua
sekolah yang menjujung tinggi
nilai-nilai
ketuhanan
yaitu:
beriman
dan
berbudaya;
menumbuhkan
penghayatan
terhadap ajaran agama dan budaya
50
Kedua,
bangsa
sehingga
melahirkan
kearifan dalam bertindak; dan
pembentukan manusia muda yang
berkarakter dan cinta belajar. Dari
temuan ini diharapkan sekolah
yang melaksanakan pendidikan
khususnya dalam pengembangan
pendidikan karakter harus tetap
menjaga dan mengedepankan
nilai-nilai ketuhanan dalam proses
pembelajaran di sekolah. Dari
penelitian Kementrian Negara
Kependudukan dan Lingkungan
Hidup (1987) disebutkan bahwa
religiusitas memiliki dimensidimensi: Iman, Islam, Ihsan, Ilmu
dan Amal. Kedua cara pembagian
tersebut
ternyata
memiliki
kesesuaian, yaitu dimensi Iman
sebagai religious belief, dimensi
Islam sebagai religious practice,
dimensi Ihsan sebagai religious
feeling, dimensi ilmu sebagai
religious knowledge, dan dimensi
Amal sebagai religious effect.
Kelima
dimensi
tersebut
merupakan dimensi religiousitas
yang masing-masing dapat berupa
pencerminan religiousitas dan
dapat digunakan sebagai dasar di
dalam mengukur sejauh mana sifat
religious seseorang.
Nilai-nilai pendidikan karakter
dalam hubungannya dengan Diri
Sendiri yang ditanamkan kepada
para siswa SMP menjadi faktor
penting
dalam
pelaksanaan
pendidikan karakter. Hasil temuan
ini sesuai dengan visi misi kedua
sekolah yang menjunjung tinggi
nilai sikap dan perilaku siswa
yang positi, yaitu: menegakkan
disiplin waktu dan disiplin belajar
mengajar;
memotivasi
dan
membantu setiap siswa untuk
mengenali
potensi
dirinya
sehingga dapat dikembangkan
secara optimal. Lickona (1992)
mengatakan sikap bertanggung
jawab memiliki kaitan erat dengan
karakter seseorang. Oleh karena
itu, kepribadian yang bertanggung
jawab disini berarti siswa SMP
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.02-Juni 2014 ISSN No. 2086-9681
Ketiga,
Keempat,
harus responsible terhadap semua
perbuatan-perbuatan
yang
ia
lakukan.
Nilai-nilai pendidikan karakter
dalam
hubungannya
dengan
sesama yang ditanamkan kepada
para siswa SMP menjadi faktor
penting
dalam
pelaksanaan
pendidikan karakter. Hal ini
sejalan dengan pendapat Zamroni
(2001)
menyatakan
bahwa
pengetahuan dan kesadaran akan
nilai-nilai demokrasi itu meliputi
tiga hal yaitu: (1). kesadaran
bahwa demokrasi adalah pola
kehidupan yang paling menjamin
hak-hak warga masyarakat itu
sendiri dan merupakan pilihan
terbaik tentang pola hidup
bernegara; (2). demokrasi adalah
merupakan sebuah learning proses
yang lama dan tidak sekedar
meniru dari masyarakat lain; (3).
kelangsungan
demokrasi
tergantung pada keberhasilan
mentranspormasikan
nilai-nilai
demokrasi pada masyarakat. Oleh
karena itu, kepribadian yang
demokratis disini berarti siswa
SMP harus mampu menunjukkan
toleransi terhadap orang lain.
Nilai-nilai
karakter
dalam
hubungannya dengan Lingkungan
yang ditanamkan kepada para
siswa SMP menjadi faktor penting
dalam pelaksanaan pendidikan
karakter. Temuan ini memberikan
kontribusi
penting
dimana
pengembangan karakter siswa
yang semakin mendalam tentang
nilai-nilai terhadap lingkungan
menunjukkan
semakin
dapat
membentuk karakter pribadi siswa
yang berkarakter. Peran semangat
dan jiwa Nasionalisme sangat
penting artinya, sebagaimana
pengertian Nasionalisme yang
tercantum dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1996:684):
”Nasionalisme adalah paham
(ajaran) untuk mencintai bangsa
dan negara sendiri atau kesadaran
keanggotaan dalam suatu bangsa
Kelima,
yang secara potensial atau aktual
bersama-sama
mencapai,
mempertahankan
dan
mengabdikan identitas, intregitas,
kemakmuran
dan
kekuatan
bangsa, semangat kebangsa an”.
nilai-nilai
karakter
dalam
hubungannya dengan alam yang
ditanamkan kepada para siswa
SMP menjadi faktor penting
dalam pelaksanaan pendidikan
karakter. Temuan ini memberikan
kontribusi
penting
dimana
pengembangan karakter siswa
yang semakin mendalam tentang
nilai-nilai
terhadap
alam
menunjukkan
semakin
dapat
membentuk karakter pribadi siswa
yang berkarakter. Hasil temuan ini
sesuai dengan visi misi kedua
sekolah, yaitu: melaksanakan
kegiatan ekstrakurikuler secara
terprogram
dan
berkesinambungan; pembentukan
manusia muda yang berkarakter
dan
cinta
belajar;
dan
meningkatkan kesadaran peserta
didik untuk memahami keutuhan
pribadi manusia yang didasarkan
pada kesehatan fisik, pikiran, hati,
dan jiwa. Dari temuan ini
diharapkan
sekolah
yang
melaksanakan
pendidikan
khususnya dalam pengembangan
pendidikan karakter harus tetap
menjaga dan mengedepankan
nilai-nilai terhadap alam dalam
proses pembelajaran di sekolah.
B. Pembahasan Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
secara umum RPP berkarakter PKn pada
SMPN 37 Medan dan SMP Budi Murni 1
Medan masih jauh dari kesempurnaan.
Ditinjau dari parameter komponen RPP
berkarakter pada KTSP, beberapa aspek
kesesuaian
seperti:
SK/KD;
tujuan
pembelajaran; metode pembelajaran; dan
sumber belajar belum sesuai. Gambaran hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa kesesuaian
RPP berkarakter dari guru PKn di SMPN 37
Medan dan SMP Budi Murni 1 Medan
51
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.02-Juni 2014 ISSN No. 2086-9681
terhadap standar proses Permendiknas No.41
tahun 2007 dan pengembangan karakter belum
maksimal.
C. Pembahasan
Model
Pendidikan
Karakter
Untuk mendukung visi misi kedua sekolah
kaitannya dengan penerapan pendidikan
karakter, model yang ditawarkan pada kedua
sekolah sebagai locus penelitian ini adalah
dengan menggunakan pendekatan norma
kepada seluruh warga sekolah, khususnya
kepada seluruh siswa termasuk siswa-siswa
SMP kelas VIIA SMPN 37 Medan dan SMP
Budi Murni 1 Medan. Secara teknis, untuk
mencapai tujuan pendidikan karakter dalam
proses pembelajaran PKn, guru PKn memiliki
peranan penting untuk menanamkan nilai-nilai
karakter melalui mata pelajaran PKn itu
sendiri. Pembahasan ini lebih difokuskan pada
peranan guru dalam membentuk karakter
siswa. Agustian (2007) menambahkan bahwa
guru/pendidik perlu melatih dan membentuk
karakter
siswa
melalui
pengulanganpengulangan sehingga terjadi internalisasi
karakter, misalnya mengajak siswanya
melakukan shalat secara konsisten.
IV. Kesimpulan Dan Saran
A. Simpulan
1.
2.
52
Pelaksanaan pendidikan karakter melalui
pelajaran PKn di kelas VIIA SMPN 37
Medan menunjukkan bahwa: terdapat 10
nilai-nilai pendidikan karakter yang telah
diterapkan, yaitu: religius, jujur, rasa ingin
tahu, toleransi, semangat kebangsaan,
gemar
membaca,
disiplin,
peduli
lingkungan, peduli sosial, tanggungjawab.
Pelaksanaan
nilai-nilai
pendidikan
karakter melalui pelajaran PKn di kelas
VIIA SMP Budi Murni 1 Medan
menunjukkan bahwa: terdapat 9 nilai-nilai
pendidikan karakter yang telah diterapkan,
yaitu: religius, demokrasi, jujur, rasa ingin
tahu, cinta damai, toleransi, semangat
kebangsaan, gemar membaca, dan cinta
tanah air.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dan Format Penilaian guru PKn dari kedua
sekolah yang mengajar dikelas VIIA
SMPN 37 Medan dan SMP Budi Murni 1
3.
Medan belum menggambarkan RPP dan
Format Penilaian berkarakter. Komponen
RPP yang dijadikan penilaian pada
penelitian ini adalah SK/KD, tujuan
pembelajaran, metode pembelajaran,
sumber belajar, dan format penilaian. RPP
dan Format Penilaian yang disusun kedua
guru PKn masih kategori penilaian
“kurang”.
Model
Pendidikan
Karakter
yang
ditawarkan kepada kedua sekolah adalah
Model Pendidikan dengan menggunakan
pendekatan norma. Hal-hal yang perlu
diperhatikan pada Model Pendidikan
karakter dengan menggunakan pendekatan
norma adalah adanya tujuan pendidikan
karakter, isi pendidikan karakter, metode
pendidikan karakter, media pendidikan,
dan lingkungan.
B. Saran
1. Guru PKn harus mengintegrasikan nilainilai karakter siswa yang diharapkan
kedalam materi PKn. Contoh konkrit yang
dapat dilakukan guru adalah menyusun
perangkat pembelajaran seperti: RPP
berkarakter, buku/bahan ajar yang
diadaptasi dengan nilai karakter siswa.
2. Nilai-nilai pendidikan karakter tidak saja
hanya diterapkan oleh guru-guru PKn dan
agama, namun juga harus semua guruguru mata pelajaran.
3. Perlu dilakukan sosialisasi pada semua
guru bidang studi tentang pelaksanaan
pendidikan karakter.
4. Perlu dilakukan pelatihan bagi guru-guru
untuk menyusun RPP berkarakter.
Daftar Pustaka
Balitbangsu. 2011. Kajian Pengembangan
Sekolah Unggulan Berbasis Pendidikan
Karakter di Sumatera Utara. (Studi
Kasus di Kota Medan).
Berkowitz, M. 2004. Research Based
Character
Education.
American
Academy of Political and Social
Science Journal,59 (1), 72- 97.
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.02-Juni 2014 ISSN No. 2086-9681
Benninga, J, Berkowitz, M, Kuehn, P., &
Smith, K. 2006. Character and
Academics: What Good Schools Do. Phi
Delta Kappan.
Bunyamin, Sapriya. 2005. Pendidikan
Kewarganegaraan. Jakarta: Alfabeta.
Bungin, Burhan. 2005. Analisis Penelitian
Kualitatif. Pemahaman Filosofis &
Metodologis ke Arah Penguasaan
Model Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo
Perkasa.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Depdiknas. 2005. Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Depdiknas.
2006.
Peraturan
Menteri
Pendidikan Nasional No. 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi. Jakarta:
Depdiknas.
Hendrojuwono, W., 2008. Menciptakan
Trasformasional dalam Membangun
Karakter Bangsa. Makalah Temu Ilmiah
Nasional
Ikatan
Psikologi
Perkembangan.
Johnson & Johnson. 2001. Impact of Group
Processing
on
Achievment
in
Cooperative Group. The Journal of
Social Psychology. 130.
Jones. H.J., David B. E & Joyce, M. A. 2008.
Friends, Classmates, and Selfregulated
learning: discussions with peers inside
and
outside
the
classroom.
Metacognition Learning journal,3.
Joyce, Bruce. 1992. Models of Teaching, Allyn
and Bacon, Boston.
Kemendiknas. 2010. Pembinaan Pendidikan
Karakter
di
Sekolah Menengah
Pertama. Jakarta.
Lickona. 1997. Education for Character. New
York, Bantam Books.
Megawangi. 2004. Pendidikan
Jakarta. Rineka Cipta.
Karakter.
Megawangi, R, Dona, R, Yulisinta F &
Wahyu, F. 2007. Pendidikan yang Patut
dan
Menyenangkan.
Cimanggis;
Indonesia Heritage Foundation.
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006.
Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta.
Peter, H. 2000. Active Learning. Handbook for
Farmacy Educators. by The Haworth
Press, Inc.
Poerwadarminta. 2006. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Raka, Gede. 2007. Pendidikan Membangun
Karakter, Makalah, Orasi Perguruan
Taman Siswa, Bandung 10 Februari
2007.
Sagala.
2006.
Konsep
dan
Makna
Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta.
Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran
Berorientasi
Standar
Proses
Pendidikan. Jakarta: Prenada Media
Group.
Slavin, R. 2000. Educational Psychology:
Theory into Practice. Prentice Hall:
Ennelwood.
Trigwell, K. 2005. Teaching–research
relations, cross-disciplinary collegiality
and student learning. Higher Education
Journal 49.
53
Download