1 FAQ TERKAIT SURAT BERHARGA KOMERSIAL

advertisement
1
FAQ TERKAIT SURAT BERHARGA KOMERSIAL (SBK)
Ketentuan Umum
1
Apa tujuan diterbitkannya PBI ini?
Pembangunan perekonomian nasional membutuhkan sumber-sumber
pembiayaan yang semakin besar dan terdiversifikasi. Selain dari
perbankan dan pasar modal, di berbagai negara sumber pembiayaan
dapat berasal dari pasar uang, termasuk Surat Berharga Komersial
(SBK) yang dapat diterbitkan oleh korporasi non-bank sebagai alternatif
sumber pendanaan jangka pendek. Sehubungan dengan hal tersebut
dan dalam upaya pengembangan instrumen SBK di pasar keuangan,
Bank Indonesia melakukan pengaturan SBK yang pruden dengan
mitigasi risiko yang mencukupi.
Penerbit Surat Berharga Komersial
1
Siapa saja pihak yang dapat menerbitkan Surat Berharga Komersial
(SBK)?
Pihak yang dapat menerbitkan Surat Berharga Komersial adalah
korporasi non-bank yang berbentuk perseroan terbatas dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, meliputi:
1)
tercatat sebagai emiten saham pada Bursa Efek Indonesia atau
pernah menerbitkan obligasi dan/atau sukuk yang dicatat di Bursa
Efek Indonesia dalam 5 (lima) tahun terakhir sampai dengan
tanggal pengajuan permohonan pendaftaran penerbitan Surat
Berharga Komersial.
2)
apabila korporasi yang akan menerbitkan SBK tidak tercatat
sebagai emiten saham pada Bursa Efek Indonesia, bukan
perusahaan public atau tidak menerbitkan obligasi dan/atau
sukuk yang dicatat di Bursa Efek Indonesia dalam 5 (lima) tahun
terakhir, korporasi tersebut harus memenuhi persyaratan.
a) telah beroperasi paling singkat 3 (tiga) tahun atau kurang dari
3
(tiga)
tahun
penanggungan;
sepanjang
memiliki
penjaminan
atau
2
b) memiliki ekuitas paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima
puluh miliar rupiah); dan
c)
menghasilkan laba bersih untuk 1 (satu) tahun terakhir.
Korporasi yang memenuhi persyaratan di atas, harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1)
memiliki laporan keuangan yang memperoleh pendapat wajar
tanpa modifikasian (WTM) secara berturut-turut dari akuntan
publik terdaftar di Bank Indonesia untuk periode 3 (tiga) tahun
terakhir
atau
sejak
Korporasi
Non-Bank
beroperasi
untuk
Korporasi Non-Bank yang beroperasi kurang dari 3 (tiga) tahun;
2)
tidak pernah mengalami kondisi gagal bayar selama 3 (tiga) tahun
terakhir
sampai
dengan
tanggal
pengajuan
permohonan
pendaftaran penerbitan Surat Berharga Komersial atau tidak
pernah mengalami kondisi gagal bayar untuk Korporasi Non-Bank
yang beroperasi kurang dari 3 (tiga) tahun;
3)
Korporasi Non-Bank yang pernah mengalami gagal bayar dapat
menerbitkan Surat Berharga Komersial paling singkat 3 (tiga)
tahun setelah tanggal pernyataan penyelesaian gagal bayar
sepanjang penyelesaian dilakukan secara wajar;
4)
memiliki manajemen dengan rekam jejak yang baik;
5)
memiliki
pedoman
penerapan
prinsip
kehati-hatian
dan
manajemen risiko; dan
6)
memenuhi
persyaratan
administratif
yang
ditetapkan
Bank
Indonesia.
Kriteria Surat Berharga Komersial
1
Apakah terdapat persyaratan khusus terkait struktur Surat Berharga
Komersial yang ingin diterbitkan oleh Korporasi Non Bank?
Surat Berharga Komersial harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1)
diterbitkan dan ditatausahakan dalam bentuk tanpa warkat
(scripless);
2)
dialihkan secara elektronik;
3
3)
diterbitkan dengan sistem diskonto;
4)
diterbitkan dalam denominasi rupiah atau valuta asing;
5)
nilai untuk setiap penerbitan paling sedikit:
a. nominal Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah); atau
b. nominal USD1,000,000.00 (satu juta dolar Amerika Serikat)
atau ekuivalennya dalam valuta asing lainnya,
6)
pembelian Surat Berharga Komersial oleh investor paling sedikit:
a. nominal Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah); atau
b. nominal USD50,000.00 (lima puluh ribu dolar Amerika Serikat)
atau ekuivalennya dalam valuta asing lainnya,
7)
memiliki tenor 1 (satu) bulan, 3 (tiga) bulan, 6 (enam) bulan, 9
(sembilan) bulan, atau 12 (dua belas) bulan; dan
8)
memiliki peringkat instrumen yang diterbitkan oleh lembaga
pemeringkat yang terdaftar di Bank Indonesia, dengan batasan
minimum tertentu yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Surat Berharga Komersial yang diatur dalam PBI ini harus memenuhi
persyaratan surat sanggup sebagaimana diatur dalam Kitab UndangUndang Hukum Dagang kecuali untuk hal yang diatur secara tersendiri
dalam Peraturan Bank Indonesia ini dan peraturan pelaksanaan, serta
ketentuan peraturan perundang-undangan terkait lainnya. Ketentuan
lebih lanjut mengenai kriteria Surat Berharga Komersial diatur dalam
Peraturan Anggota Dewan Gubernur.
2
Berapa lama tenor investasi yang ditawarkan oleh Surat Berharga
Komersial (SBK)?
Surat Berharga Komersial hanya dapat didaftarkan pada Bank Indonesia
apabila memiliki tenor 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan, dan 12 bulan.
4
3
Mengapa besaran nominal penerbitan Surat Berharga Komersial diatur
paling sedikit Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) atau
USD1,000,000.00 (satu juta dolar Amerika Serikat) atau ekuivalennya
dalam valuta asing lainnya?
Penetapan besaran nominal dilakukan dalam rangka mendorong
penggunaan instrumen Surat Berharga Komersial sebagai wholesale
funding dan meningkatkan potensi untuk ditransaksikan di pasar
sekunder.
4
Mengapa Surat Berharga Komersial diatur dengan tenor 1(satu) bulan,
3 (tiga) bulan, 6 (enam) bulan, 9 (sembilan) bulan, atau 12 (dua belas)
bulan?
Penetapan standarisasi tenor dilakukan dalam rangka mendorong
likuiditas transaksi di pasar sekunder dan terciptanya term structure
suku bunga di pasar uang.
Keterbukaan Informasi Penerbitan
1
Apa saja yang termasuk dalam Memorandum Informasi yang perlu
diketahui calon investor?
Memorandum informasi dari Surat Berharga Komersial paling kurang
terdiri dari:
a.
ringkasan struktur Surat Berharga Komersial;
b.
syarat dan kondisi;
c.
opini hukum;
d.
rencana penggunaan dana;
e.
ikhtisar kegiatan usaha penerbit;
f.
risiko usaha;
g.
ikhtisar kinerja keuangan; dan
h.
informasi pendukung lain yang relevan dengan penerbitan Surat
Berharga Komersial.
5
Pendaftaran Penerbitan Surat Berharga Komersial
1
Apakah penerbitan Surat Berharga Komersial wajib didaftarkan terlebih
dahulu di Bank Indonesia?
Penerbitan Surat Berharga Komersial wajib didaftarkan di Bank
Indonesia. Persetujuan pendaftaran Surat Berharga Komersial oleh
Bank Indonesia merupakan penegasan bahwa penerbitan Surat
Berharga Komersial telah memenuhi prinsip keterbukaan informasi
dalam pengungkapan informasi maupun fakta material dari Penerbit
Surat Berharga Komersial dan telah memenuhi akuntabilitas dalam
proses persiapan penerbitan Surat Berharga Komersial, antara lain
pemenuhan
persyaratan,
tahapan
penerbitan,
dan
penggunaan
Lembaga Pendukung Pasar Uang yang telah terdaftar di Bank Indonesia.
Pengaturan
prinsip
keterbukaan
informasi
dan
persyaratan
akuntabilitas dalam proses penerbitan Surat Berharga Komersial
merupakan salah satu upaya Bank Indonesia untuk membentuk pasar
Surat Berharga Komersial yang kredibel.
2
Mengapa penerbitan Surat Berharga Komersial wajib didaftarkan di
Bank Indonesia?
Penerbitan Surat Berharga Komersial wajib didaftarkan sebagai bentuk
penegasan bahwa Penerbit Surat Berharga Komersial telah memenuhi
prinsip keterbukaan informasi dalam pengungkapan informasi maupun
fakta material dari Penerbit Surat Berharga Komersial dan telah
memenuhi akuntabilitas dalam proses persiapan penerbitan Surat
Berharga Komersial, antara lain pemenuhan persyaratan, tahapan
penerbitan, dan penggunaan Lembaga Pendukung Pasar Uang yang
telah terdaftar di Bank Indonesia. Pengaturan prinsip keterbukaan
informasi dan persyaratan akuntabilitas dalam proses penerbitan Surat
Berharga Komersial merupakan salah satu upaya Bank Indonesia untuk
membentuk pasar Surat Berharga Komersial yang kredibel.
6
3
Apakah penerbitan Surat Berharga Komersial perlu didaftarkan di
Otoritas Jasa Keuangan selain di Bank Indonesia?
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009, dalam pasal 10 disebutkan
bahwa Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan
moneter, Bank Indonesia berwenang melakukan pengendalian moneter
dengan menggunakan cara-cara yang termasuk tetapi tidak terbatas
pada operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta
asing. Pelaksanaan ketentuan dimaksud ditetapkan dengan Peraturan
Bank Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut, Bank Indonesia sebagai otoritas Pasar Uang
telah mengatur Pasar Uang dan instrumennya dalam Peraturan Bank
Indonesia yang mengatur mengenai Pasar Uang. Selanjunya, untuk
memperkuat kredibilitas Pasar Uang sebagai media transmisi kebijakan
moneter pada umumnya dan pasar Surat Berharga Komersial pada
khususnya, Bank Indonesia juga mengatur Surat Berharga Komersial
sebagai salah satu instrumen Pasar Uang dalam Peraturan Bank
Indonesia ini.
Kewenangan Bank Indonesia dalam mengatur instrumen Pasar Uang
yang memiliki jangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun sejalan
dengan pengaturan dalam Pasal 70 Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal beserta penjelasannya. Dalam Pasal 70
tersebut diatur bahwa Surat Berharga Komersial sebagai salah satu
bentuk efek yang merupakan instrumen Pasar Uang dikecualikan dari
kewajiban
penawaran
umum
dengan
pertimbangan
pembinaan,
pengaturan, dan pengawasan efek yang memiliki jangka waktu sampai
dengan
1
(satu)
tahun
dilaksanakan
oleh
instansi
lain.
Mempertimbangkan hal tersebut, pendaftaran untuk Surat Berharga
Komersial cukup dilakukan di Bank Indonesia.
7
4
Apakah dalam memberikan persetujuan pendaftaran, Bank Indonesia
memberikan penilaian atas keunggulan atau kelemahan Surat Berharga
Komersial?
Bank Indonesia tidak memberikan penilaian keungulan atau kelemahan
Surat Berharga Komersial pada saat melakukan penelaahan dokumen
pendaftaran, dokumen memorandum informasi dan/atau dokumen
lainnya. Dalam memberikan persetujuan pendaftaran, Bank Indonesia
mempertimbangkan:
a. Pemenuhan persyaratan sebagai Penerbit Surat Berharga Komersial;
b. Pemenuhan kriteria instrumen Surat Berharga Komersial yang akan
diterbitkan; dan
c. Pemenuhan ketentuan mengenai keterbukaan informasi Penerbit
Surat Berharga Komersial.
Dengan demikian, Penerbit Surat Berharga Komersial dan Lembaga
Pendukung Penerbitan yang berperan dalam melakukan penyiapan
penerbitan Surat Berharga Komersial wajib memastikan bahwa seluruh
informasi yang tercantum dalam dokumen yang diperlukan dalam
pendaftaran penerbitan Surat Berharga Komersial benar dan tidak
menyesatkan.
5
Bagaimana persyaratan dan tata cara pendaftaran bagi Lembaga
Pendukung Pasar Uang yang melakukan kegiatan di pasar Surat
Berharga Komersial?
Persyaratan dan tata cara pendaftaran selanjutnya akan diatur dalam
Peraturan Anggota Dewan Gubernur (PADG).
Penawaran Surat Berharga Komersial Dan Akses Terhadap Keterbukaan
Informasi Penerbitan Surat Berharga Komersial
1
Bagaimana
calon
investor
dapat
memperoleh
informasi
kondisi
korporasi dari calon Penerbit Surat Berharga Komersial serta informasi
mengenai Surat Berharga Komersial yang akan diterbitkan?
Calon investor dapat mempelajari informasi mengenai kondisi korporasi
yang akan menerbitkan Surat Berharga Komersial serta informasi
8
mengenai struktur Surat Berharga Komersial antara lain melalui
dokumen memorandum informasi. Dokumen tersebut dapat diperoleh
dari korporasi yang akan menerbitkan Surat Berharga Komersial
maupun arranger (penata laksana penerbitan) yang ditunjuk oleh
korporasi yang akan menerbitkan Surat Berharga Komersial.
2
Apakah terdapat batasan dalam penawaran Surat Berharga Komersial
kepada calon investor?
Pengaturan Surat Berharga Komersial difokuskan pada pembentukan
pasar dengan basis investor profesional (qualified investor). Investor
profesional (qualified investor) merupakan investor yang memiliki
pengetahuan investasi yang baik termasuk pemahaman atas risiko
investasi. Salah satu cara untuk membentuk pasar dengan basis
investor profesional (qualified investor) dilakukan melalui pembatasan
nominal
pembelian
Surat
Berharga
Komersial
paling
sedikit
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Mempertimbangkan hal
tersebut, dalam Peraturan Bank Indonesia ini diatur aspek keterbukaan
informasi yang berbeda dengan aspek keterbukaan informasi bagi
investor yang bukan merupakan investor profesional (unqualified
investor).
3
Apakah
terdapat
batasan
jangka
waktu
bagi
penerbit
untuk
menyampaikan hasil penawaran setelah ada persetujuan pendaftaran
penerbitan Surat Berharga Komersial?
Ya. Terdapat batasan jangka waktu mengingat apabila jangka waktu dari
pemberian persetujuan pendaftaran sampai dengan penawaran kepada
calon investor terlalu lama, kemungkinan terjadinya perubahan informasi
maupun fakta material dalam dokumen memorandum informasi
dan/atau dokumen lainnya akan semakin besar sehingga dokumen
keterbukaan informasi yang ditelaah Bank Indonesia menjadi tidak valid.
Pengaturan lebih lanjut mengenai penawaran Surat Berharga Komersial
diatur di dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur.
9
Penerbitan
dan
Penatausahaan
Surat
Berharga
Komersial
Serta
Penyelesaian Transaksi
1
Apakah Penerbit Surat Berharga Komersial harus menerbitkan bukti
penerbitan Surat Berharga Komersial secara kolektif?
Ya. Penerbit Surat Berharga Komersial harus menerbitkan bukti
penerbitan kolektif pada saat penerbitan Surat Berharga Komersial.
Adapun pencatatan kepemilikan Surat Berharga Komersial milik
investor ditatausahakan dalam bentuk tanpa warkat (scripless) pada
sistem penatausahaan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Mempertimbangkan berdasarkan definisi, Surat Berharga Komersial
adalah surat berharga yang diterbitkan oleh Korporasi Non-Bank
berbentuk surat sanggup (promissory note) dan berjangka waktu sampai
dengan 1 (satu) tahun yang terdaftar di Bank Indonesia maka bukti
penerbitan
kolektif
Surat
Berharga
Komersial
harus
memenuhi
persyaratan surat sanggup sebagaimana diatur dalam Kitab UndangUndang Hukum Dagang kecuali untuk hal yang diatur secara tersendiri
dalam Peraturan Bank Indonesia ini dan peraturan pelaksanaan, serta
ketentuan peraturan perundang-undangan terkait lainnya. Dalam hal
Surat
Berharga
Komersial
diterbitkan
dengan
disertai
adanya
penjaminan atau penanggungan maka penjaminan atau penanggungan
tersebut harus dicantumkan dalam bukti penerbitan kolektif.
Lembaga Pendukung Pasar Uang yang Melakukan Kegiatan di Pasar
Surat Berharga Komersial
1
Apakah korporasi non-bank yang ingin menerbitkan Surat Berharga
Komersial dapat mempersiapkan penerbitan secara mandiri tanpa
melibatkan lembaga yang bertindak selaku arranger maupun profesi
pendukung?
Korporasi non-bank yang ingin menerbitkan Surat Berharga Komersial
harus menggunakan lembaga maupun profesi pendukung yang telah
terdaftar di Bank Indonesia. Lembaga dimaksud antara lain : lembaga
penata laksana penerbitan, lembaga pemeringkat Surat Berharga
10
Komersial, profesi pendukung yang melakukan proses uji tuntas hukum
dan uji tuntas finansial, serta profesi lainnya.
2
Siapa saja pihak yang terlibat sebagai Lembaga Pendukung Penerbitan
Surat Berharga Komersial?
Lembaga Pendukung Penerbitan Surat Berharga Komersial meliputi:
a.
Bank atau Perusahaan Efek yang berfungsi sebagai penata laksana
(arranger) penerbitan;
3
b.
lembaga pemeringkat;
c.
konsultan hukum;
d.
akuntan publik;
e.
notaris; dan
f.
lembaga lainnya yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Siapa saja pihak yang terlibat sebagai Lembaga Pendukung Transaksi
Surat Berharga Komersial?
Lembaga Pendukung Transaksi Surat Berharga Komersial adalah
Lembaga Pendukung Pasar Uang yang memberikan jasa perantara
pelaksanaan transaksi Surat Berharga Komersial. Pihak yang dapat
menjadi Lembaga Pendukung Transaksi Surat Berharga Komersial
meliputi:
4
a.
Perusahaan Efek; dan
b.
Perusahaan Pialang.
Siapa saja pihak yang terlibat sebagai Lembaga Penatausahaan dan
Penyelesaian Surat Berharga Komersial?
Lembaga Pendukung Penatausahaan dan Penyelesaian Transaksi Surat
Berharga adalah Lembaga Pendukung Pasar Uang yang memberikan
jasa penatausahaan dan penyelesaian transaksi Surat Berharga
Komersial.
Pihak
yang
dapat
menjadi
Lembaga
Pendukung
Penatausahaan dan Penyelesaian Transaksi Surat Berharga Komersial
untuk kepentingan investor Surat Berharga Komersial meliputi:
a.
Bank yang melaksanakan kegiatan kustodian; atau
11
b.
5
Perusahaan Efek.
Apa perbedaan dari Lembaga Penatausahaan dan Penyelesaian (LPP)
dengan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) Surat Berharga
Komersial?
Lembaga Pendukung Penatausahaan dan Penyelesaian Transaksi Surat
Berharga adalah Lembaga Pendukung Pasar Uang yang memberikan
jasa penatausahaan dan penyelesaian transaksi Surat Berharga
Komersial untuk kepentingan investor Surat Berharga Komersial.
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang selanjutnya disingkat LPP
adalah pihak yang menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral
sebagaimana
dimaksud
dalam
Undang-Undang
yang
mengatur
mengenai pasar modal.
6
Bagaimana cara mendaftar sebagai penerbit Surat Berharga Komersial?
Aturan mengenai tata cara akan diatur di Peraturan Anggota Dewan
Gubernur. Ketentuan tersebut merupakan penjabaran atas hal-hal yang
diatur di Peraturan Bank Indonesia.
7
Siapakah pelaku yang terlibat dalam pasar Surat Berharga Komersial?
a. Penerbit Surat Berharga Komersial
b. Investor Surat Berharga Komersial
c. Lembaga pendukung pasar uang yang melakukan kegiatan di pasar
Surat Berharga Komersial, meliputi :
1) Lembaga Pendukung Penerbitan Surat Berharga Komersial
2) Lembaga Pendukung Transaksi Surat Berharga Komersial
3) Lembaga Pendukung Penatausahaan dan Penyelesaian Transaksi
Surat Berharga Komersial.
12
Transaksi Surat Berharga Komersial Di Pasar Sekunder
1
Apakah Surat Berharga Komersial (SBK) dapat ditransaksikan secara
Over the Counter (OTC)?
Surat Berharga Komersial dapat ditransaksikan di pasar sekunder
secara OTC.
2
Apakah investor hanya dapat melakukan transaksi Surat Berharga
Komersial melalui perantara Lembaga Pendukung Transaksi Pasar
Uang?
Investor dapat melakukan transaksi Surat Berharga Komersial di pasar
sekunder:
a.
secara langsung; atau
b.
melalui perantara Lembaga Pendukung Transaksi Surat Berharga
Komersial yang telah terdaftar di Bank Indonesia.
3
Apakah penyelesaian transaksi Surat Berharga Komersial wajib
dilakukan pada T+3?
Pelaku transaksi harus mengupayakan penyelesaian transaksi dapat
dilakukan
dalam
tempo
sesingkat-singkatnya.
Hal
tersebut
mempertimbangkan, semakin panjang periode penyelesaian transaksi
maka akan semakin tinggi eksposur risiko setelmen di sisi pelaku
transaksi. Selanjutnya, Committee on Payment and Settlement Systems
(CPSS) dari International Organizations of Securities Commissions
(IOSCO) menetapkan konvensi praktek terbaik internasional untuk
periode setelmen maksimal pada T+3.
Pengawasan
1
Bagaimana bentuk pengawasan yang dilakukan oleh Bank Indonesia
terkait penerbitan dan transaksi Surat Berharga Komersial di Pasar
Uang?
Pengawasan terhadap penerbitan dan transaksi Surat Berharga
Komersial mencakup penerbitan Surat Berharga Komersial, transaksi
Surat Berharga Komersial sampai dengan penyelesaiannya, dan
13
penatausahaan Surat Berharga Komersial sampai dengan pelunasan,
termasuk aspek keterbukaan informasi. Pihak yang diawasi mencakup
Penerbit Surat Berharga Komersial, Pelaku Transaksi yang berperan
dalam
perdagangan
Surat
Berharga
Komersial,
dan
Lembaga
Pendukung Pasar Uang yang melakukan kegiatan di pasar Surat
Berharga Komersial.
Sanksi
1
Apa sanksi yang diberikan kepada Penerbit Surat Berharga Komersial
(SBK) yang berdampak signifikan dan menimbulkan kerugian?
Penerbit Surat Berharga Komersial yang melakukan wanprestasi dalam
pembayaran kewajibannya dapat dikenakan sanksi terberat berupa
larangan untuk menerbitkan Surat Berharga Komersial.
Download