Paper Title (use style: paper title)

advertisement
HUMANIS
JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA
ISSN 2460-8076
Volume 3 Nomor 3 (September 2016)
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Nasional
Lhokseumawe
Peran Komunikasi Vertikal Terhadap Kinerja Pegawai
(Studi pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Utara)
Saiful Bahri¹
1. Dosen Sekolah
Administrasi
Lhokseumawe
Tinggi Ilmu
Nasional
Abstrak
Penelitian ini berjudul “Peran Komunikasi Vertikal
Terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Pelayanan
Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Utara”.
Tujuan diadakannya penelitian ini, adalah untuk
mengetahui peran komunikasi vertikal dalam
meningkatkan kinerja pegawai ditinjau dari
komunikasi dari atas ke bawah dan komunikasi
dari bawah ke atas dalam meningkatkan
meningkatkan kinerja.
Penelitian
ini
berdasarkan
kepada
teori
komunikasi yang memandang bahwa efek suatu
komunikasi tertentu yang berupa perubahan
sikap akan tergantung pada sejauhmana
komunikasi
itu
diperhatikan,
dipahami/dimengerti
dan
diterima
oleh
organisasi.
Metode penelitian yang digunakan adalah
metode penelitian kualitatif yaitu prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang dapat diamati.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa komunikasi vertikal yang dilakukan oleh
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten
Aceh Utara dalam meningkatkan kinerja pegawai
dalam beberapa hal perlu diperhatikan yakni
efektivitas dalam pemberian reward dan juga
kesejahteraan pegawainya. Adapun hal-hal yang
ingin peneliti rekomendasikan sebagai bahan
masukan
untuk
memperoleh
hasil
yang
diinginkan sebaiknya Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu Kabupaten Aceh Utara meruntuhkan
sistem birokrasi yang menyebabkan input atau
ide dari bawah tidak sampai ke tingkat atas
secara utuh.
Kata Kunci : Komunikasi
Vertikal, Kinerja Pegawai
Jurnal HUMANIS Volume 3 Nomor 3 (September 2016)
1
Jurnal HUMANIS Volume 3 Nomor 3 (September 2016)
2
berbagai pihak untuk mencapai tujuan,
PENDAHULUAN
Dalam
kehidupan
pencapaian
tujuan
prosesnya
organisasi
dengan
membutuhkan
segala
komunikasi
yang efektif. Para anggota organisasi
mutlak perlu berkomunikasi satu sama
yang
lain.
bagian
Komunikasi
integral
dari
merupakan
suatu
proses
manajemen melalui komunikasi yang
efektif,
kerja
sama
yang
harmonis
dapat dikembangkan untuk mencapai
tujuan.
Suatu organisasi adalah tim, dan
seluruh anggotanya perlu mengetahui
apa yang dilakukan oleh tim, sehingga
mereka dapat bekerja sama dengan
baik.
Jika
tidak
ada
komunikasi,
pegawai tidak akan tahu apa yang
dilakukan oleh rekan-rekannya. Secara
otomatis koordinasi kerja tidak berjalan,
dan
pada
akhirnya
mengakibatkan
tujuan instansi tidak tercapai.
Pada sisi lain, setiap individu
merupakan
bagian
organisasi
dari
maupun
masyarakat
kelompok,
ikatan
yang
dalam
setiap
berinteraksi
membentuk
komunikasi.
Pola
saat
pola
komunikasi
merupakan suatu sistem penyampaian
pesan
tertentu
melalui
yang
lambang-lambang
mengandung
arti
tertentu dan langsung untuk mengubah
tingkah laku individu. Meskipun semua
organisasi
harus
melakukan
dengan
pendekatan dan sistem pesan yang
dipakai antara satu sama organisasi
dengan organisasi yang lain bervariasi.
Untuk
organisasi
berskala
kecil
mungkin pengaturannya tidak terlalu
sulit sedangkan untuk organisasi besar
yang memiliki banyak pegawai maka
penyampaian informasi kepada mereka
merupakan pekerjaan yang rumit.
Salah
satu
dalam menentukan
organisasi
adalah
berhubungan
tantangan
besar
pola komunikasi
proses
dengan
yang
jaringan
komunikasi. Jaringan komunikasi dapat
membantu
menentukan
iklim
dan
moral organisasi yang nantinya akan
berpengaruh pada jaringan komunikasi.
Tantangan
dalam
komunikasi
menentukan
organisasi
pola
adalah
bagaimana menyampaikan informasi ke
seluruh
bagian
organisasi
dan
bagaimana menerima informasi dari
seluruh bagian organisasi.
Selain itu, para pegawai masih
mempunyai
hambatan
berkomunikasi
dengan
dalam
pimpinan.
Hambatan tersebut timbul dari dalam
diri seorang pegawai ,yaitu perasaan
takut, segan, ragu-ragu, dan perasaan
lainnya yang disebabkan oleh kurang
terbukanya sikap pimpinan, sehingga
komunikasi yang terjadi tidak efektif
dan
akan
organisasi
menghambat
secara
aktivitas
keseluruhan
dan
Jurnal HUMANIS Volume 3 Nomor 3 September 2016
3
pada akhirnya akan berakibat pada
tidak efektivitas kerja para pegawai.
Kerjasama
dalam
Kepentingan
organisasi
komunikasi
dari
adalah
meningkatkan
suatu
memelihara
dan
kualitas
dari
sangat penting artinya bagi manusia,
pegawainya.
tanpa komunikasi tidak akan terjadi
pendukung
interaksi dan tidak terjadi saling tukar
bersemangat
menukar
dan
tugas dan kewajibannya adalah adanya
dan
komunikasi
pengetahuan
pengalaman,
peradaban
Salah
satu
agar
pegawai
dalam
yang
berjalan
efektif
diantara
kebudayaan, perkembangan organisasi,
dengan
serta kemajuan teknologi dan tidak
pegawai dengan atasannya ataupun
mungkin
sebaliknya.
terjadi
tanpa
komunikasi
dan
tetap
melaksanakan
vertikal
baik
faktor
Hal
ini
sangat
penting
antara pimpinan dengan bawahan baik
sebab komunikasi vertikal yang keliru
dalam lingkungan organisasi maupun di
dapat menimbulkan beberapa akibat,
luar organisasi.
antara lain keresahan, ketidakpuasan
Komunikasi antara atasan dan
kerja, turunnya kinerja dan gairah kerja,
bawahan termasuk dalam komunikasi
produktivitas
yang
vertikal, diantara atasan dan bawahan
berkurangnya
tanggung
merupakan istilah lain dari pimpinan
kekeliruan dalam melaksanakan tugas
dan pegawai yang saling berhubungan
dan lainnya. Hal ini tentunya akan
dan berinteraksi yang dilakukan oleh
mengganggu kelancaran dalam bekerja
setiap instansi atau organisasi. Adanya
dan akan merugikan organisasi.
komunikasi antara pimpinan dengan
bawahan
dapat
jawab,
produktivitas
terjalin
pegawai bukan hanya dinilai dari kerja
baik,
keras dari pihak pekerjaannya, tetapi
sehingga dapat menumbuhkan jaringan
dinilai dari hasil komunikasi, kualitas,
komunikasi yang efektif dalam suatu
kuantitas dan ketepatan waktu dalam
organisasi.
menyelesaikan
hubungan
diharapkan
Pencapaian
menurun,
kerjasama
yang
Komunikasi
dapat
tugas-tugasnya.
merupakan bagian integral dari seluruh
Komunikasi
proses dalam manajemen organisasi,
perkembangan
yang berarti bahwa komunikasi dengan
menyangkut interaksi antara atasan
segala seginya adalah merupakan hal
dan
yang amat penting untuk mendapatkan
pelaksanaan
perhatian
anggota
terlaksana dengan ideal bila dibantu
pelaksanaan
dengan pelaksanaan komunikasi yang
organisasi
dari
baik
seluruh
tingkat
maupun tingkat pimpinan.
membantu
dalam
motivasi,
bawahan
kerja.
karena
dalam
proses
Pekerjaan
bisa
efektif. Peningkatan
kinerja pegawai
juga
oleh
dipengaruhi
eksistensi
Jurnal HUMANIS Volume 3 Nomor 3 (September 2016)
4
pegawai
dalam
memanfaatkan
organisasi
oleh
kebijakan-kebijakan,
aturan-aturan
tersebut dan diharapkan dapat bekerja
mempunyai
gaya
dengan
berkomunikasi,
tanggung
diwujudkan
komunikasi
diatur
regulasi,
dapat
media
yang
jawab
sehingga
suatu
penerapan
memimpin
berlainan
dalam
mengelola
dan
yang
dimotivasi
yang sasarannya adalah peningkatan
kemungkinan-kemungkinan
kinerja pegawai.
berbeda
yang
berada
perkembangan
TINJAUAN PUSTAKA
iklim
organisasi
dapat
didefinisikan sebagai pertunjukan dan
penafsiran pesan di antara unit-unit
komunikasi
yang merupakan
bagian
dari suatu organisasi tertentu. Suatu
organisasi
terdiri
dari
unit-unit
komunikasi dalam hubungan-hubungan
hirarki antara satu dengan lainnya dan
berfungsi
dalam
suatu
lingkungan.
Komunikasi organisasi terjadi kapanpun
setidak-tidaknya
satu
orang
yang
menduduki suatu jabatan dalam suatu
organisasi
menafsirkan
suatu
pertunjukan. Karena fokus penelitian ini
suatu
komunikasi
organisasi,
organisasi
analisis
menyangkut
penelaah banyak transaksi yang terjadi
secara simultan. (Wayne, 2005:32)
Sistem
tersebut
Pada saat yang sama memiliki jenismenghubungkan
pikiran,
keputusan
tahap
dalam
berlainan
mereka
dan
yang
berbeda;
yang
dan tingkat kecukupan informasi yang
berbeda pula; yang lebih menyukai dan
menggunakan
metode
jenis,
bentuk
komunikasi
yang
dan
berbeda
dalam jaringan yang berbeda; yang
mempunyai
yang
tingkat
ketelitian
pesan
dan
yang
penggunaan
tingkat
berlainan;
membutuhkan
materi dan energi yang berbeda untuk
berkomunikasi
efektif.
antara
faktor
semua
mungkin
lebih
Interaksi
tersebut,
banyak
lagi
di
dan
disebut
sistem komunikasi organisasi.
Ada tiga bentuk utama dari arus
pesan
dalam
jaringan
komunikasi
formal yang mengikuti garis komunikasi
seperti
yang
digambarkan
organisasi
dalam
(Muhammad,
2004:107) yaitu:
1. Downward
lusinan atau bahkan ratusan individu.
hubungan
pada
berlainan
komunikasi
struktur
menyangkut
pertunjukan dan penafsiran di antara
jenis
yang
mempunyai tingkat kepuasan berbeda
adalah komunikasi diantara anggotaanggota
oleh
berbagai kelompok; yang mempersepsi
Komunikasi Organisasi
Komunikasi
yang
atau
communication
komunikasi
kepada
bawahan;
2. Upward communication atau
dengan
komunikasi kepada atasan;
perilakunya
Jurnal HUMANIS Volume 3 Nomor 3 (September 2016)
5
3. Horizontal
communication
atau komunikasi horizontal.
Menurut Lawrence D. Brennan
yang
dikutip
oleh
Effendy
(2003:122), mendefinisikan komunikasi
internal sebagai, “Pertukaran gagasan
diantara
para
administrator
dan
pegawai dalam suatu instansi atau
jawatan
tersebut
yang
lengkap
dengan
strukturnya yang khas (organisasi) dan
dan vertikal di dalam instansi atau
jawatan yang menyebabkan pekerjaan
(operasi
management)”.
Ada
dan
juga
yang
mengatakan bahwa komunikasi internal
yaitu komunikasi yang terjadi diantara
orang-orang yang berada dalam suatu
instansi.
Jadi
komunikasi
internal
merupakan proses pertukaran gagasan
antara paraanggota yang terjadi di
dalam
instansi
yang
menyebabkan
pekerjaan berlangsung.
diketahui
internal
bahwa
merupakan
komunikasi
penyampaian
informasi dari seseorang kepada orang
lain. Komunikasi akan berhasil dengan
baik apabila timbul saling pengertian.
Komunikasi
yang
baik
dimaksudkan
jalinan pengertian antara pihak yang
satu ke pihak yang lain, sehingga apa
yang
dikomunikasikan
dimengerti,
akan
menjadi
tidak
akan
komunikasi
tercapai.
maka
Jadi
dengan
seseorang
akan
menerima berita dan informasi sesuai
dengan apa yang ada dalam pikiran
atau
perasaan
sehingga
orang
lain
dapat mengerti.
Komunikasi Vertikal
Menurut Muhammad (2005:116117), adapun yang dimaksud dengan
komunikasi ke atas, adalah pesan yang
mengalir dari bawahan kepada atasan
atau dari tingkat yang lebih rendah
kepada
tingkat
yang
lebih
tinggi.
Semua pegawai dalam suatu organisasi
kecuali yang berada pada tingkatan
yang
paling
berkomunikasi
atas
ke
atas.
komunikasi
ini
memberikan
balikan,
mungkin
Tujuan
adalah
dari
untuk
memberikan
saran dan mengajukan pertanyaan.
Berdasarkan pengertian di atas
dapat
pekerjaan
tujuan organisasi kemungkinan besar
pertukaran gagasan secara horizontal
berlangsung
baik
simpang siur dan kacau balau sehingga
Komunikasi Internal
seperti
dilaksanakan. Tanpa adanya komunikasi
dipikirkan
dapat
dan
Pace
&
Faules
(2001:183)
mengemukakan
definisi
komunikasi
bukunya
Komunikasi
vertikal
dalam
Organisasi bahwa komunikasi vertikal
merupakan informasi yang berpidah
secara
formal
dari
atasan
kepada
bawahan dan dari bawahan kepada
atasan.
Jefkins (1992:172) dalam buku
Public Relations, memberikan definisi
mengenai komunikasi vertikal sebagai
Jurnal HUMANIS Volume 3 Nomor 3 (September 2016)
6
berikut: Komunikasi vertikal merupakan
seseorang), atau juga hasil kerja secara
komunikasi
kualitas
dari
pihak
manajemen/pimpinan
pegawai,juga
komunikasi
definisi
melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung
Jefkins
jawab
yang
diberikan
kepadanya (Mangkunegara 2007:67).
Berdasarkan
definisi
diatas
organisasi
bahwa kinerja merupakan suatu konsep
adalah pada aspek manusiawi, dalam
yang strategis dalam rangka menjalin
artian instansi atau organisasi perlu
hubungan kerja sama antara pihak
menyadari pentingnya memperhatikan
manajemen
aspek sumber daya manusia sebagai
untuk
mencapai
aset
unsur
yang
utama
suatu
ingin
pihak
dari
tersebut
dalam
yang
dicapai oleh seorang pegawai dalam
memberikan penekanan atau fokus dari
komunikasi
kuantitas
kepada
pegawai kepada pihak manajemen.
Dari
dan
dalam
memajukan
dengan
kinerja
paling
pegawai
yang
dominan
adalah
sumber
adalah dengan melakukan komunikasi
perencanaan
yang transparan dan dapat diterima
baik dan rapi tetapi apabila orang atau
oleh
personil
pegawainya,
dengan
berkualitas
menyampaikan berbagai hal kepada
semangat
pihak pimpinan atau manajemen.
perencanaan
umpan balik bagi organisasi
memantau
maupun
anggotanya.
memungkinkan
baik
perkembangan
Komunikasi
para
ini
juga
pegawai
untuk
memiliki rasa dan merasa bagian dari
organisasi
karena
melaksanakan
dengan
kerja
tidak
yang
yang
tidak
memiliki
tinggi,
telah
maka
disusun
tersebut akan sia-sia.
dalam
perkembangan
organisasi
walaupun
telah tersusun dengan
yang
memberikan peluang komunikasi untuk
Komunikasi vertikal memberikan
manusia,
baik,
organisasi atau instansi, salah satu cara
kalangan
daya
para
terbukanya
jalan
komunikasi bagi mereka dengan pihak
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kinerja
Faktor-faktor
mempengaruhi
pencapaian
kinerja
faktor motivasi (motivation) menurut
Mangkunegara (2007:67) yaitu:
Faktor
Kemampuan.
Kinerja Pegawai
dapat
adalah faktor kemampuan (ability) dan
1.
manajemen organisasi.
yang
Secara
psikologis,
kemampuan terdiri dari kemampuan
Istilah kinerja berasal dari job
potensi (IQ) dan kemampuan realita,
performance atau actual performance
artinya pegawai yang memiliki IQ
(prestasi
yang rata-rata (IQ 110-120) dengan
kerja
sesungguhnya
yang
atau
prestasi
dicapai
oleh
memadai
untuk
jabatannya
dan
Jurnal HUMANIS Volume 3 Nomor 3 (September 2016)
7
terampil
dalam
mengerjakan
Sinambela
(2010:3),
pada
pekerjaannya sehari-hari, maka ia
dasarnya
akan lebih mudah mencapai kinerja
membutuhkan
yang
secara ekstrim dapat dikatakan bahwa
diharapkan
pegawai
perlu
pekerjaan
oleh karena itu
ditempatkan
yang
sesuai
pada
dengan
keahliannya.
Faktor
terbentuk
Motivasi.
dari
sikap
(Attitude) seorang pegawai dalam
menghadapi situasi kerja. Motivasi
merupakan
kondisi
menggerakkan
terarah
diri
untuk
organisasi
pelayanan
yang
pegawai
mencapai
(tujuan
kerja).
yang
tujuan
Sikap
mental merupakan kondisi mental
yang mendorong diri pegawai untuk
berusaha mencapai prestasi kerja
pegawai harus siap mental, mampu
secara
fisik,
memahami
tujuan
utama dan target kerja yang akan
dicapai,
mampu
memanfaatkan
dalam mencapai situasi kerja.
Berbagai
konsep
tidak
dalam
atau
dipisahkan
Sampara
kesatuan,
kepuasan
Lukman,
dan
meskipun
menawarkan
hasilnya
tidak
terikat pada suatu produk secara fisik.
Selanjutnya
Sampara
berpendapat,
pelayanan adalah sutu kegiatan yang
terjadi
dalam
interaksi
langsung
antarseseorang dengan orang lain atau
mesin secara fisik, dan menyediakan
kepuasan pelanggan.
Sementara
yang
berasal
itu,
dari
istilah
publik,
bahasa
Inggris
(public), terdapat beberapa pengertian,
yang
memiliki
Indonesia,
dan
arti
yaitu
bahasa
masyarakat
Sedangkan
negara
public
negara),
dalam
umum,
negara.
adalah
mengenai
dapat
bahkan
menguntungkan dalam suatu kumpulan
pengertian
Teori tentang Pelayanan Publik
pelayanan,
pelayanan adalah setiap kegiatan yang
secara maksimal. (Sikap mental yang
siap secara psikofik) artinya, seorang
manusia
dengan kehidupan manusia. Menurut
Kotlern
2.
Motivasi
setiap
public
dalam
salah
satunya
authorities
(otoritas
building
(bangunan
pelayanan banyak dikemukakan oleh
negara), public revenue (penerimaan
para ahli seperti Haksever et al (2000)
negara)
dan
menyatakan
negara).
Dalam
pelayanan
sebagai
bahwa
jasa
(services)
kegiatan
atau
didefinisikan
ekonomi
yang
menghasilkan waktu, tempat, bentuk
dan kegunaan psikologis.
publik
public
hal
merujuk
sector
ini,
pada
(sektor
pelayanan
pengertian
masyarakat atau umum.
Lebih lanjut dikatakan pelayanan
publik dapat diartikan, pemberi layanan
(melayani)
masyarakat
keperluan
yang
orang
atau
mempunyai
Jurnal HUMANIS Volume 3 Nomor 3 (September 2016)
8
kepentingan pada organisasi itu sesuai
Tujuan
penelitian
dengan aturan pokok dan tata cara
dicapai
yang telah ditetapkan.
sebagai berikut:
Selanjutnya
Menteri
dari
yang
penelitian
ini
ingin
adalah
dalam
Keputusan
1. Untuk mengetahui peran komunikasi
Pendayagunaan
Aparatur
vertikal dalam meningkatkan kinerja
Negara Nomor 63 Tahun 2003 telah
pegawai
dijelaskan bahwa pengertian pelayanan
Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh
publik
Utara.
adalah
pelayanan
segala
yang
penyelenggara
kegiatan
dilaksanakan
pelayanan
oleh
publik
di
Kantor
Pelayanan
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa
saja
yang
menjadi
penghambat
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
pelaksanaan
penerima
dalam upaya meningkatkan kinerja
pelayanan
pelaksanaan
maupun
kebutuhan
peraturan
perundang-undangan.
Sedangkan
penyelenggara pelayanan publik dalam
Keputusan
Menteri
diuraikan bahwa Instansi Pemerintah
sebagai sebutan kolektif yang meliputi
Kerja/satuan
Kementerian,
organisasi
Departemen,
Pemerintah
Non
Lembaga
Departemen,
Kesekretariatan Lembaga Tertinggi dan
Tinggi Negara, dan Instansi Pemerintah
lainnya, baik pusat maupun Daerah
termasuk Badan Usaha Milik Negara,
Badan Usaha Milik Daerah, Menjadi
penyelenggara
palayanan
publik.
Sedangkan pengguna jasa pelayanan
publik
adalah
orang,
masyarakat,
instansi pemerintah dan badan hukum
yang menerima layanan dari instansi
pemerintah.
di
Kantor
vertikal
Pelayanan
Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh
Utara.
Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003
Satuan
pegawai
komunikasi
MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang dapat di
peroleh dari penelitian ini adalah:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian
memberikan
di
harapkan
kontribusi
dapat
akademis
dalam pengembangan konsep dan
teori komunikasi.
b. Manfaat Praktis
Penelitian
diharapkan
dapat
memberikan sumbangan pemikiran
sebagai bahan masukan bagi pihakpihak terkait dalam merumuskan
kebijakan baru tentang efektivitas
komunikasi
pada
organisasi
sehingga dapat di jadikan acuan
pengambilan
keputusan
dalam
menjalankan tugas
TUJUAN PENELITIAN
METODE PENELITIAN
Jurnal HUMANIS Volume 3 Nomor 3 (September 2016)
9
Lokasi Penelitian
Lokasi
merupakan
Teknik pengumpulan data yang
penelitian
tempat
disini
yang
dijadikan
objek penelitian guna memperoleh data
untuk
penyusunan
dipergunakan
oleh
peneliti
adalah
sebagai berikut:
1. Studi
Kepustakaan,
yakni
penelitian
dibutuhkan untuk memperkuat data
selanjutnya. Adapun lokasi penelitian
terutama sebagai acuan pengecekan
adalah
ulang untuk kebenaran pengamatan.
Kantor
Pelayanan
Perizinan
Terpadu Kabupaten Aceh Utara.
Selain
itu
juga
membaca
dan
mempelajari buku serta dokumentasi
Jenis Penelitian
lainnya
Penelitian
ini
merupakan
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah
prosedur
penelitian
yang
menghasilkan data deskriptif berupa
dan
pendapat
mengutip
para
pendapat-
ahli
yang
berhubungan dengan masalah yang
sedang diteliti.
2. Studi
Lapangan,
yaitu
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
penelitian
data
orang dan perilaku yang dapat diamati
langsung
pada
(Moleong, 2007).
diteliti
Informan Penelitian
berikut:
a. Observasi non partisipan, yaitu
Dalam
penelitian
ini,
penulis
dengan
teknik
objek
dengan
penelitian
yang
cara-cara
pengumpulan
akan
sebagai
data
dengan
menggali informasi dari pegawai Kantor
mengadakan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten
langsung ke objek penelitian di
Aceh
Kantor
Utara
yang
meliputi
Kepala
Kantor, Kepala Sub Bagian Tata Usaha,
Kepala Seksi Pelayanan Non Sumber
Daya Alam, Kepala Seksi Pelayanan
Sumber
Daya
Alam,
Kepala
Seksi
Pelayanan Penanaman Modal, Kepala
Seksi
Pelayanan
Informasi
dan
Pengaduan serta 17 (tujuh belas) staf
yang berstatus pegawai negeri sipil
dengan kriteria sudah bekerja ± 6
tahun, jenis kelamin pria dan wanita
serta
berpendidikan
sederajat.
minimal
SLTA/
pengamatan
Pelayanan
Perizinan
Terpadu Kabupaten Aceh Utara.
b. Wawancara (Interview), yaitu
teknik pengumpulan data dengan
cara
mengadakan
dengan
tanya
jawab
di
Kantor
pegawai
Pelayanan
Perizinan
Kabupaten
Aceh
Terpadu
Utara,
menggunakan
pedoman
wawancara dengan maksud untuk
mendapatkan
aspek
informasi
peningkatan
aspekmotivasi
pegawai yaitu komunikasi yang
dilakukan secara langsung yang
Pengumpulan Data
digunakan
untuk
memperoleh
Jurnal HUMANIS Volume 3 Nomor 3 (September 2016)
10
keterangan
atau
berhubungan
data
dengan
yang
masalah
yang diteliti.
Kualitas
dari
(perintah)
sebuah
yang
keberhasilan
dalam
analisis
data
yang
digunakan dalam menganalisis peran
komunikasi vertikal terhadap kinerja
pegawai di Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu Kabupaten Aceh Utara, Ruslan
dalam
bukunya
Public
Relations
mengatakan
Metode
dan
bahwa
dilakukan
dikeluarkan
oleh
pihak pimpinan sangat menentukan
Teknik Analisa Data
Teknik
intruksi
Penelitian
Komunikasi
analisis
setelah
mengumpulkan
seluruh
data
peneliti
data
seorang
pegawai
menyelesaikan
tugasnya,
karena apabila intruksi pekerjaan
disampaikan
pegawai
secara
dalam
jelas
maka
melaksanakan
pekerjaannya akan mudah dan lebih
terarah sehingga apa yang menjadi
tujuan dari instansi atau pimpinan
dapat
terlaksanakan
terselesaikan
dengan
dan
baik
dan
efektif.
dan
informasi yang diperlukan dalam suatu
Berdasarkan hasil penelitian melalui
penelitian
observasi
biasanya
melakukan
penelitian
beberapa
persiapan
peneliti
wawancara
lakukan
pada
Kantor
kemudahan
Pelayanan
analisis
dan
interpretasi
Kabupaten Aceh Utara, menyatakan
hasilnya,
yaitu
melalui
pengeditan
bahwa pegawai cukup puas dengan
(editing),
pemberian
tabulasi,
dan
kode
(coding),
pemrosesan
data
Perizinan
yang
untuk
proses
data
tahapan
dan
Terpadu
intruksi yang dikeluarkan oleh pihak
kantor
atau
pimpinan
walaupun
(processin) lainnya dalam penelitian.
kadang pada pelaksanaannya pihak
(2004:165).
pimpinan tidak mau tahu dengan
apa yang menjadi tantangan atau
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Komunikasi Vertikal
1.1.
Komunikasi
Dari
Atas
ke
Bawah
pegawai
dalam
dihadapi
oleh
melaksanakan
perintah yang harus dilaksanakan,
perintah
a. Kualitas Intruksi (perintah) yang
Melakukan
yang
pihak pimpinan yang hanya tahu
1.1.1. Intruksi
Disampaikan
halangan
Pimpinan
Untuk
Pekerjaan
yang
Diperintahkan Kepada Pegawai
yang
dikeluarkan
harus
segera diselesaikan dengan hasil
yang semaksimal mungkin. Kualitas
intruksi (perintah) yang disampaikan
pimpinan
pekerjaan
untuk
yang
melakukan
diperintahkan
Jurnal HUMANIS Volume 3 Nomor 3 (September 2016)
11
kepada
pegawai
menunjukkan
Berdasarkan
observasi
dan
bahwa intruksi sebagai stimulus dari
wawancara yang peneliti lakukan di
pimpinan
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
kepada
kemudian
pegawai
disampaikan
dan
akhirnya
Kabupaten Aceh Utara bahwa pada
peneliti dapat menganalisis bahwa
umumnya
pegawai
keseluruhan
menyatakan
selalu
bahkan
hampir
pegawai
sangat
mengetahui apa saja yang berkaitan
memerlukan komunikasi yang baik
dengan
atau timbal balik antara atasan dan
tugas
dan
kewajibannya
selaku pegawai di Kantor Pelayanan
bawahan
dalam
melaksanakan
Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh
perintah dari pimpinan sehingga apa
Utara
ataupun
berbagai
bentuk
yang dikerjakan oleh pegawai dan
atau
perintah
yang
diperintahkan oleh pimpinan dapat
pimpinan
seiring sejalan atau efektif dalam
intruksi
dikeluarkan
oleh
pihak
sebagai bentuk respon.
menghasilkan
tujuan
yang
diharapkan oleh instansi sehingga
b. Diperlukan Komunikasi Antara
Atasan
dan
Melaksanakan
Bawahan
dapat
dalam
Perintah
pegawai
dari
dapat
pelaksanaan
perintah dilapangan.
Komunikasi
atasan
termasuk
kedalam
dan
bawahan
1.1.2.
Pemberian
komunikasi
komunikasi internal, dimana atasan
dan bawahan merupakan pengertian
dari pimpinan dan pegawai yang
berhubungan
Informasi
Tentang Kebijakan-
vertikal dan masuk kedalam lingkup
kebijakan Instansi
a.
Perlunya
Pemberian
Informasi Mengenai Kebijakankebijakan Instansi
dan
berinteraksi, yang dilakukan disetiap
Informasi
instansi. Komunikasi internal disini
kebijakan-kebijakan
merupakan
peningkatan
kinerja
karena
mempermudah
Pimpinan
saling
meningkatkan
mengenai
suatu
proses
dikeluarkan
oleh
kinerja
pegawai.
merupakan
suatu
berbagai
yang
pihak
instansi
acuan
dari
Merosotnya kinerja pegawai atau
instansi untuk pegawainya dalam
pimpinan dikarenakan kurang efektif
melaksanakan
dalam
atau
melakukan
komunikasi
internal yang dijalankan instansi.
pekerjaan
demikian
apa
berbagai
yang
karena
pegawai
menjadi
kegiatan
dengan
menjadi
tahu
tujuan
dari
Jurnal HUMANIS Volume 3 Nomor 3 (September 2016)
12
program
instansi
bagi
membantu dalam mencapai apa
sebuah
instansi.
yang menjadi tujuan dari instansi.
kelangsungan
Pada
akhirnya
pegawai
merasa
Keberhasilan
keberadaannya di instansi merasa
mencapai
dianggap ada atau dilibatkan.
dipengaruhi
instansi
dalam
tujuannya
oleh
sangat
sejauhmana
pegawainya mendukung terhadap
Berdasarkan
observasi
dan
kebijakan-kebijakan instansi.
wawancara yang peneliti lakukan di
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Berdasarkan
Kabupaten
bahwa
wawancara yang peneliti lakukan di
terhadap
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Aceh
keperluan
Utara,
pegawai
informasi
berbagai
dan
Kabupaten
Aceh
Utara,
kebijakan instansi dijadikan sebagai
menyatakan
bahwa
untuk
bahan acuan dalam melaksanakan
mendapat dukungan dari pegawai
berbagai tugas dari instansi atau
dalam
pimpinan
arahannya
kebijakan-kebijakan instansi maka
tersebut
salah satu caranya yaitu dengan
menunjukan bahwa dalam upaya
selalu memberikan informasi yang
mengoptimalkan
tujuan
instansi
jelas mengenai berbagai kebijakan-
maka
instansi
perlu
kebijakan instansi termasuk tujuan
informasi
dibuatnya kebijakan tersebut. Hal
teraktual
tersebut menunjukan bahwa Kantor
sehingga
menjadi
jelas.
pihak
memberikan
mengenai
kebijakan-
observasi
Hal
berbagai
kebijakan
melaksanakan
kepada pegawai sehingga dapat
Pelayanan
menghasilkan respon yang positif
Kabupaten
dari
memberikan
pegawai
sehingga
memaksimalkan
hasil
Dukungan
Pegawai
selalu
tentang
diterima
dengan
dan
sempurna
oleh pegawai.
Kebijakan-kebijakan
1.1.3. Melakukan Penilaian
Pimpinan atau Instansi
a.
pegawai
terhadap
berbagai kebijakan-kebijakan yang
dikeluarkan
Utara
informasi
dapat
dilaksanakan
Terhadap Pemberian Informasi
Dukungan
Aceh
Terpadu
tujuannya sehingga menghasilkan
respon
Tentang
Perizinan
kebijakan-kebijakan teraktual serta
pekerjaannya.
b.
berbagai
oleh
instansi
Perlunya Melakukan Penilaian
Terhadap
Hasil
Kerja Pegawai
akan
Jurnal HUMANIS Volume 3 Nomor 3 (September 2016)
13
Penilaian
terhadap
pegawai
merupakan
hasil
kerja
b. Pimpinan
salah
satu
Terhadap
bentuk usaha dan penghargaan dari
pimpinan
atas
pegawai
kerja
dalam
keras
Melakukan
Hasil
Penilaian
Kerja
dapat
Meningkatkan Kinerja Pegawai
para
melaksanakan
Penilaian
terhadap
hasil
kerja
berkaitan dengan kualitas kerja yaitu
tugasnya.
mutu yang dihasilkan berhubungan
Berdasarkan
observasi
dan
dengan
baik
tidaknya
hasil
wawancara peneliti, dapat diketahui
pekerjaan. Penilaian dari pimpinan
bahwa pegawai Kantor
mengenai
Pelayanan
Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh
merupakan
Utara memerlukan sebuah penilaian
menuju
terhadap hasil kerja mereka oleh
pegawai.
pimpinan
terpacu
agar
mereka
untuk
berprestasi
selalu
berusaha
dalam
setiap
pimpinan Kantor Pelayanan Perizinan
Kabupaten
Aceh
Utara,
menyatakan bahwa pihaknya selalu
berusaha memperhatikan hasil kerja
para
pegawainya
agar
merasa
diperhatikan dan juga diperlukannya
sebuah
penilaian.
menunjukan
pegawai
Hal
bahwa
tersebut
stimulus
menyatakan
dari
memerlukan
sebuah penilaian terhadap hasil kerja
mereka,sehingga
menuntut
pemimpin
untuk
memperhatikan
kerja
melalui
dianggap
sebuah
secara
para
lebih
pegawainya
penilaian
tidak
yang
langsung
sebagai sebuah penghargaan dari
pimpinan.
kerja
salah
pegawainya
satu
bentuk
efektivitasnya
kinerja
merasa
pekerjaannya. Sementara itu pihak
Terpadu
hasil
Berdasarkan
observasi
dan
wawancara yang peneliti lakukan di
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten
Aceh
diketahui
Utara,
bahwa
dapat
pimpinan
melakukan penilaian terhadap hasil
kerja
pegawai
didukung
tidak
oleh
sepenuhnya
pegawai.
Pihak
instansi dalam meningkatkan kinerja
pegawai
melakukan
penilaian
tertentu
kerja
pegawai
dapat
salah
satu
terhadap
hasil
yang
membantu
diharapkan
meningkatkan
kinerja pegawai.
Hal
tersebut
diatas
menunjukan
bahwa stimulus dari pihak instansi
melalui penilaian terhadap hasil kerja
pegawai
untuk
menciptakan
produktivitas kerja pegawai menuju
lebih baik.
1.1.4. Pemberian Penghargaan
Jurnal HUMANIS Volume 3 Nomor 3 (September 2016)
14
a.
Pemberian
Penghargaan
b.
Diperlukan
Pemberian
Dirasakan
Terhadap Hasil Kerja yang
Penghargaan
merupakan
sebuah
reward yang dikeluarkan oleh pihak
instansi atas hasil kerja pegawainya
sebagai salah satu bentuk usaha
instansi
dalam
dalam
memacu
pegawai
dalam
menyelesaikan pekerjaannya untuk
lebih dan lebih baik terus.
Berdasarkan
observasi
dan
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten
Aceh
keterangan
Utara,
diperoleh
bahwa
memerlukan
sebuah
pegawai
penghargaan
terhadap hasil kerja yang dilakukan
pegawai mendapatkan respon yang
baik dan menganggap perlu sebuah
penghargaan
terhadap
hasil
kerja
yang dilakukan pegawai. Sementara
itu, pihak pimpinan Kantor Pelayanan
Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh
menyatakan
pemberian
bahwa
penghargaan
setiap
terhadap
hasil kerja yang dilakukan pegawai
bertujuan
untuk
memotivasi
menjadi
lebih
pegawainya
baik
dalam
setiap menyelesaikan pekerjaan dan
atau
Dibandingkan
yang
diperintahkan
pimpinan atau instansi.
Kepuasan
dari
seorang
oleh
pegawai
terhadap sebuah penghargaan baik
secara materi dan non materi atas
hasil kerja yang telah dilakukannya
merupakan sesuatu hal yang sangat
menunjang terhadap kinerja pegawai
itu sendiri.
Berdasarkan
wawancara yang peneliti lakukan di
Utara,
Cukup
Kinerja
Pegawai
pegawai
Sudah
Memuaskan
Dilakukan
pihak
Penghargaan
observasi
dan
wawancara yang peneliti lakukan di
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten
diketahui
Aceh
bahwa
Utara,
pada
dapat
umumnya
pegawai menilai kurang memuaskan
terhadap
pemberian
penghargaan
atas kinerja yang telah dicapainya.
Hasil
diatas
menunjukan
bahwa
perlunya perbaikan atas pemberian
penghargaan
yang
pimpinan
sehingga
memuaskan
kinerja
Agar
yang
kedua
para
distimuluskan
dapat
pegawai
telah
belah
atas
dilakukannya.
pihak
merasa
diuntungkan yang akhirnya berimbas
pada
keberlangsungan
sebuah
instansi.
1.2.
Komunikasi dari Bawah ke
Atas (Upward
Communications)
1. 2.1. Laporan Hasil Kerja
Jurnal HUMANIS Volume 3 Nomor 3 (September 2016)
15
a. Penyerahan Laporan Kerja Tepat
Pada
b.
Isi
Laporan
dengan
Waktunya
Sudah
Sesuai
Perkerjaan
yang
Diperintahkan oleh Pimpinan
Ketepatan waktu berkaitan dengan
sesuai
atau
tidaknya
penyelesaian
pekerjaan
target
yang
waktu
Berdasarkan
waktu
dengan
direncanakan.
definisi
dikemukakan
diatas,
yang
maka
dapat
diketahui bahwa yang dihasilkan dari
pekerjaan akan dicapai oleh pegawai,
baik
secara
individu
maupun
kelompok yang dapat berupa produk
atau jasa yang sesuai dengan tugas
yang
dibebankan
kepadanya
berdasarkan ukuran tertentu selama
waktu tertentu.
observasi
dan
wawancara yang peneliti lakukan di
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten
Aceh
keterangan
bahwa ketepatan
ketidaktepatan
sangat
Utara,
diperoleh
mereka
laporan
ditentukan
banyaknya
pekerjaan
yang
diperintahkan
merupakan sebuah keharusan yang
harus
sangat
seorang
diperhatikan
pegawai
begitu
karena
pegawai
menyelesaikan
oleh
dengan
mampu
pekerjaan
sesuai
observasi
dan
dengan perintah.
Berdasarkan
wawancara yang peneliti lakukan di
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Aceh Utara, menyatakan
isi laporan kerja yang dibuat sudah
Berdasarkan
menyerahkan
Kesesuaian antara laporan dengan
dalam
hasil
oleh
pekerjaan
dan
kerja
sedikit
yang
sesuai
dengan
pekerjaan
yang
diperintahkan kepadanya.
Hal
tersebut
bahwa
diatas,
pada
menunjukan
kenyataannya
dilapangan kadang pekerjaan yang
harus dilakukan tidak sesuai dengan
perintah
yang
dikeluarkan
oleh
pimpinan yang akhirnya berpengaruh
pada isi laporan kerja yang dibuat.
dibebankan pada mereka.
1.2.2. Saran-saran
Hasil
diatas,
menunjukan
hendaknya
pihak
bahwa
instansi
a. Saran-saran yang
dapat
Disampaikan
Mempengaruhi
memberikan stimulus waktu yang
Kebijakan-Kebijakan
lebih
Dikeluarkan oleh Pimpinan
banyak
lagi
untuk
yang
menyelesaikan laporan kerja dapat
diserahkan tepat pada waktunya.
Saran merupakan masukan yang
biasanya
disampaikan
oleh
Jurnal HUMANIS Volume 3 Nomor 3 (September 2016)
16
pimpinan kepada bawahan dalam
diganggu
upaya untuk membantu atau juga
instansi
memperbaiki
beranggapan
sedang
pekerjaan
dilakukan
untuk
yang
menuju
lebih baik.
gugat
atau
karena
pihak
pimpinan
selalu
bahwa
apapun
kebijakan
yang
dikeluarkan
pimpinan
demi
kebaikan
itu
oleh
kedua
belah pihak antara pimpinan dan
Berdasarkan
observasi
dan
bawahan
wawancara yang peneliti lakukan di
tapi
menurut
cara
pandang pimpinan.
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten
Aceh
Utara,
dapat
Berdasarkan
observasi
dan
diketahui bahwa kebanyakan dari
wawancara yang peneliti lakukan di
pegawai menyatakan bahwa saran-
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
saran
Kabupaten Aceh Utara, menganggap
yang
disampaikan
kurang
berpengaruh terhadap pembuatan
saran-saran
kebijakan oleh pimpinan, hal ini
diperlukan
dapat membuktikan bahwa saran
keputusan oleh pimpinan instansi
dari
sebagai salah satu bentuk usaha
bawahan
kurang
diterima
yang
disampaikan
dalam
pengambilan
bahkan untuk kebaikan pegawai
bawahan
sendiri.
aspirasinya
demi
keinginan
bawahan
Hal tersebut diatas, menunjukan
dalam
memutuskan
bahwa segala bentuk stimulus yang
menyampaikan
tercapainya
dalam
kebijakan
yang
menguntungkan kedua belah pihak.
disampaikan oleh pegawai tidak
seluruhnya
dapat
diterima
oleh
pihak pimpinan karena dianggap
saran
1.2.3. Opini
a.
Opini
(pendapat)
yangdisampaikan
belum
Selalu Diterima
menguntungkan
kedua
Pimpinan
mampu
Pegawai
Positif Oleh
belah pihak.
Opini atau pendapat merupakan hak
b.
Saran-saran
dari
Bawahan
dari
semua
pegawai
dalam
Diperlukan dalam Pengambilan
menyampaikan apa yang menjadi
Keputusan
aspirasinya. Maka setiap pimpinan
oleh
Pimpinan
Instansi
sudah
menjadi
keharusan
untuk
selalu menghargai setiap apa yang
Pengambilan keputusan oleh pihak
pimpinan sering dianggap sebagai
keputusan
final
yang
tidak
menjadi pendapat dari bawahan baik
yang positif maupun yang negatif
bisa
Jurnal HUMANIS Volume 3 Nomor 3 (September 2016)
17
demi
keberlangsungan
sebuah
instansi.
Kabupaten
Aceh
diketahui
bahwa
Utara,
dapat
berpengaruhnya
opini yang diterima atau tidak oleh
Berdasarkan
observasi
dan
wawancara yang peneliti lakukan di
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Aceh Utara, bahwa opini
atau
pendapat
yang
pimpinan
menyebabkan
pegawai
merasa pendapatnya tidak diterima
yang
akhirnya
pegawai
tidak
produktif dalam bekerja.
disampaikan
dapat diterima positif oleh pimpinan
Hal
sehingga pegawai selalu berusaha
bahwa
menyampaikan
berusaha semaksimal mungkin untuk
opininya
kepada
pimpinan.
Hal
tersebut
diatas,
pihak
menunjukan
manajemen
harus
menstimulus pegawai yang merasa
tersebut
diatas,
menunjukan
opininya
tidak
bahwa Bagian Tata Usaha selaku
akhirnya
menyebabkan
perantara
kinerja pegawai.
antara
atasan
dan
diterima
yang
menurun
bawahan berusaha melakukan filter
terhadap apa yang menjadi opini dari
pegawai
untuk
memberikan
opini
yang terbaik yang sekiranya dapat
1.2.4. Usulan Anggaran
a. Usulan
Anggaran Biaya
Dilakukan
Pegawai
yang
Kepada
Pimpinan Dapat Disetujui oleh
diterima oleh pimpinan.
Pimpinan
b. Opini (pendapat) yang Diterima
atau tidak dapat Berpengaruh
Terhadap Kinerja Pegawai
Diterima
atau
merupakan
faktor
dalam
melaksanakan
kegiatan
atau
sebuah
penting
sebuah
pekerjaan
sebuah
karena dengan biaya yang terbatas
pendapat oleh pimpinan biasanya
akan juga membatasi kreativitas dari
akan berpengaruh terhadap kinerja
seorang
pegawai
sebuah acara atau menyelesaikan
karena
tidaknya
Biaya
mereka
merasa
aspirasinya tidak ditanggapi yang
pekerja
dalam
membuat
sebuah pekerjaan.
akhirnya pegawai mengambil sikap
dalam pekerjaan untuk berleha-leha
Berdasarkan
observasi
dan
wawancara yang peneliti lakukan di
dan bermalas-malasan.
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Berdasarkan
observasi
dan
Kabupaten Aceh Utara, bahwa pada
wawancara yang peneliti lakukan di
umumnya
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
pihak
pegawai
pimpinan
menyatakan
kadang-kadang
Jurnal HUMANIS Volume 3 Nomor 3 (September 2016)
18
menerima
yang
usulan
dibuat
anggaran
pegawai
biaya
dalam
menyelesaikan pekerjaan.
Hal
diatas
stimulus
tersebut
bahwa
diatas
pihak
dari
pegawai
bahwa
selalu
memerlukan anggaran biaya dalam
setiap
Hal
menunjukan
menunjukan
instansi
selalu
menstimulus dengan cara menjaga
terjadinya korupsi ditubuh instansi
maka pihaknya selalu menganalisis
pekerjaan
yang
akan
dilakukan tetapi pihak instansi selalu
menganalisis
pada
setiap
usulan
anggaran biaya yang dibuat untuk
menghindari
dari
adanya
tindak
Waktu
dalam
korupsi di instansi.
setiap usulan anggaran biaya yang
diajukan oleh pegawai.
2. Kinerja
2.1. Prestasi Kerja
b.
Usulan
Anggaran
Biaya
dalam
setiap
Diperlukan
Pekerjaan yang Akan Dilakukan
Usulan anggaran biaya dalam setiap
pekerjaan
dapat
dijadikan
ukuran
untuk pegawai sejauhmana mereka
dapat melaksanakan pekerjaannya.
Dan
tidak
sedikit
anggaran
kepada
biaya
dari
yang
pimpinan
usulan
diajukan
disalahgunakan
untuk kepentingan pribadi semata.
Berdasarkan
observasi
dan
wawancara yang peneliti lakukan di
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Aceh Utara, umumnya
para
pegawai
menyatakan
memerlukan usulan anggaran biaya
dalam setiap pekerjaan yang akan
dilakukan
menunjang
pekerjaan.
karena
hal
keberhasilan
itu
akan
sebuah
2.1.1.
Ketepatan
Menyelesaikan
Pekerjaan
a. Waktu Yang Telah Ditentukan
oleh
Instansi
dalam
Menyelesaikan Pekerjaan Sudah
Cukup
Waktu adalah hal yang penting untuk
diperhatikan
sebuah
aktivitas.
ditentukan
dalam
dalam
oleh
melakukan
Waktu
sebuah
menyelesaikan
pekerjaan
sangat
yang
instansi
sebuah
menentukan
keberhasilan sebuah pekerjaan yang
dibebankan pada pegawai.
Berdasarkan
observasi
dan
wawancara yang peneliti lakukan di
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Aceh Utara, menyatakan
waktu yang telah ditentukan oleh
instansi
dalam
sebuah
pekerjaan
sehingga
menyelesaikan
sudah
pegawai
cukup,
mampu
Jurnal HUMANIS Volume 3 Nomor 3 (September 2016)
19
menyelesaikan pekerjaan tepat pada
Reward diberikan kepada pegawai
waktunya.
yang
Hal
tersebut
diatas
menunjukan
berprestasi
melaksanakan
dalam
pekerjaannya.
bahwa waktu yang ditentukan oleh
Pemberian reward biasanya diberikan
instansi telah disesuaikan dengan
oleh
sebanyak apa pekerjaan yang harus
penghargaan atas hasil kerja yang
diselesaikan oleh pegawai sehingga
dilakukan oleh pegawai.
pimpinan
sebagai
bentuk
hasil yang diinginkan oleh instansi
Berdasarkan
dapat terwujud/tercapai.
observasi
dan
wawancara yang peneliti lakukan di
Menghasilkan
b.
Pekerjaan
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Sesuai
dengan
Waktu yang Telah Ditentukan
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pekerjaan
adalah
bahwa
dapat
kualitas
sebuah
salah
satunya
waktu yang cukup yang diberikan
kepada
pegawai
menghasilkan
yang
sebuah
Kabupaten Aceh Utara, menyatakan
reward
diberikan
instansi
bahkan
tidak
meningkatkan
karya
yang
observasi
dan
wawancara yang peneliti lakukan di
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Aceh Utara, para pegawai
pekerjaan
sudah sesuai dengan waktu yang
telah
ditentukan
oleh
efektif
kinerja
efektif
dalam
pegawai
di
Kabupaten Aceh Utara.
Hal
tersebut
bahwa
menyelesaikan
kurang
ini
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
diatas
stimulus
diberikan
dalam
selama
akhirnya
memuaskan.
Berdasarkan
yang
membantu
oleh
menunjukan
reward
yang
instansi
dapat
meningkatkan
kinerja
pegawai, namun hal tersebut belum
mampu efektif dalam meningkatkan
kinerja pegawai di Kantor Pelayanan
Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh
Utara.
instansi.
Sehingga tidak terjadi penumpukan
pekerjaan.
b. Kurun Waktu yang Ditentukan
Instansi bagi Penerima Reward
Terlalu Lama
2.1.2. Reward
a. Reward Yang Diberikan Instansi
Sudah
Efektif
dalam
Meningkatkan Kinerja Pegawai
Waktu yang ditentukan oleh instansi
bagi penerima reward merupakan
kebijakan
instansi
yang
dianggap
Jurnal HUMANIS Volume 3 Nomor 3 (September 2016)
20
tepat bagi penerima reward. Reward
pimpinan instansi baik pemberian
atau penghargaan merupakan faktor
material maupun immaterial.
penting
dalam
keberlangsungan
Berdasarkan
seorang pegawai di dalam sebuah
observasi
dan
wawancara yang peneliti lakukan di
instansi.
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Berdasarkan
observasi
dan
Kabupaten Aceh Utara, menyatakan
wawancara yang peneliti lakukan di
bahwa motivasi kerja kurang baik
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
diberikan oleh pihak instansi bahkan
Kabupaten Aceh Utara, menyatakan
masih terlihat adanya kesenjangan
bahwa
antara para eselon dengan pegawai
reward
yang
diberikan
instansi
bahkan
tidak
meningkatkan
selama
kurang
efektif
kinerja
ini
efektif
lainnya,
dalam
mempengaruhi kinerja pegawai.
pegawai
sehingga
di
Hal tersebut diatas, menunjukkan
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
bahwa stimulus dari intansi tentang
Kabupaten Aceh Utara.
motivasi
Hal
tersebut
diatas,
dapat
menunjukan
kerja
sangat
terhadap
pegawai
diperlukan
untuk
bahwa para pegawai berpendapat
meningkatkan semangat kerja serta
reward
yang
meningkatkan kinerja, tetapi hal ini
terlalu
lama
sehingga
dapat
mempengaruhi
terhadap
kinerja
diberikan
instansi
dirasakan
cukup
yang diperlihatkan oleh pegawai.
pegawai
pemberian
masih
kurang
motivasi
yang
dilakukan pimpinan instansi, dengan
demikian
2.2. Sikap Mental
perlu
perubahan
2.2.1. Motivasi Kerja
ada
lain
perubahan-
sesuai
dengan
karakteristik/jiwa pegawai itu sendiri.
a. Memotivasi Kerja yang Dimiliki
oleh
Setiap
Individu
Pegawai
Sudah Baik
Diperlukan
b.
Bulanan untuk
Reward
Meningkatkan
Motivasi Kerja
Adanya
motivasi
merupakan
dalam
bekerja
kekuatan
untuk
Reward
merupakan
sebuah
barupa
material
meningkatkan prestasi kerja pegawai
penghargaan
serta
membantu
maupun imaterial, tetapi disini lebih
meningkatkan kinerja. Selain dimiliki
ditekankan pada pemberian reward
oleh pegawai itu sendiri, motivasi
secara
material
kerja
melihat
kebutuhan
dapat
perlu
juga
diberikan
oleh
karena
dengan
dari
pegawai
Jurnal HUMANIS Volume 3 Nomor 3 (September 2016)
21
untuk memenuhi kebutuhan sehariharinya
tidaklah
cukup
hanya
mengandalkan gaji dari instansinya.
Alangkah
baiknya
bila
adanya
reward tiap bulan untuk mengganti
kebutuhan yang tidak diperkirakan.
Hal ini pun tentunya akan berdampak
positif
terhadap
motivasi
peningkatan
pegawai
untuk
Sebuah pekerjaan bisa dinilai dengan
baik bila memiliki disiplin kerja yang
dimiliki
pegawai,
sebab
tanpa
adanya
kekuatan
disiplin
tidak
adanya kekuatan disiplin tidak akan
tercipta suasana kerja yang akan
menghasilkan tujuan (goal), bahkan
yang
timbul
hanyalah
keresahan
instansi dalam menghasilkan produk
meningkatkan kinerjanya.
yang saat ini banyak persaingan satu
Berdasarkan
observasi
dan
sama lainnya.
wawancara yang peneliti lakukan di
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Aceh Utara, menyatakan
bahwa reward diberikan belum cukup
bahkan
masih
kebutuhan
ada
belum
sehari-harinya,
sebagian
memenuhi
memenuhi
bahkan
pegawai
kebutuhannya
untuk
dengan
cara melakukan pekerjaan lain diluar
jam kerja. Kalaulah dilihat dari sistem
pekerjaan
seorang
pegawai
yang
mempunyai konsentrasi kerja lebih
dari dua maka produktivitas kerja
tentu akan berkurang sehingga hasil
kerja kurang maksimal.
reward bulanan sangat diperlukan
membantu
observasi
dan
wawancara yang peneliti lakukan di
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Aceh Utara, menyatakan
bahwa
kedisiplinan
yang
belum
melekat
pegawai
dimiliki
rasa
disiplinnya, misalnya dari segi waktu,
pengerjaan tugas, dan masih banyak
pegawai yang belum tepat waktu
dalam
mulai
bekerja
dan
menyelesaikan pekerjaan.
Dari hasil diatas menunjukan bahwa
stimulus
dari
pimpinan
instansi
dalam disiplin kerja pegawai sangat
Dari hasil diatas menunjukan bahwa
untuk
Berdasarkan
semangat
kerja
serta meningkatkan kinerja pegawai.
diperlukan
untuk
membantu
semangat kerja serta meningkatkan
motivasi
kerja,
bahkan
sebagian
pegawai kurang mengindahkan kata
disiplin melekat dalam hatinya untuk
2.2.2. Disiplin Kerja
meningkatkan
a. Setiap Individu Pegawai Sudah
instansi.
Memiliki
Disiplin
semangat
kerja
di
Kerja yang
Baik
Jurnal HUMANIS Volume 3 Nomor 3 (September 2016)
22
b. Disiplin Kerja yang Dimiliki oleh
Setiap
Individu
Pegawai
Mempengaruhi Terhadap Kinerja
diperlukan
dalam
meningkatkan
sebagian
membantu
kinerja,
pegawai
bahkan
menyatakan
dengan disiplin tinggi dalam bekerja
Dampak dari memiliki disiplin kerja
yang
dimiliki
pegawai
akan
mengakibatkan
dampak
terhadap
hasil
kinerja
pegawai,
dengan
adanya
kekuatan
sebab
positif
disiplin akan tercapai target, bahkan
maka
akan
termotivasi
untuk
memperbaiki kualitas dan kuantitas
produk yang dibuatnya, bila dinilai
maka hasilnya akan melebihi yang
kurang disiplin meskipun pegawai
tersebut mahir dalam bekerja.
tidak akan timbul keresahan dalam
instansi
meskipun
adanya
2.3. Hasil Kerja
persaingan satu sama lainnya pada
2.3.1.
Kemampuan Menyelesaikan
produk yang sama.
Pekerjaan
a. Mampu Menyelesaikan Pekerjaan
Berdasarkan
observasi
dan
Sesuai
Ketentuan Instansi
wawancara yang peneliti lakukan di
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Kinerja
Kabupaten Aceh Utara, menyatakan
dicapai, prestasi yang diperlihatkan
bahwa
dimiliki
tentang kemampuan kerja pegawai
pegawai diperlukan dalam instansi,
sehingga menghasilkan sesuatu yang
misalnya dari segi waktu, pengerjaan
maksimal yang dapat memuaskan
tugas, danlainnya. Hal ini diperlukan
konsumen.
kedisiplinan
adanya
penilaian
yang
reward
baik
sehingga
dalam
dapat
disiplinnya,
menimbulkan
motivasi kerja bagi pegawai lainnya.
Serta memberikan bekal arti penting
disiplin
dalam
concisnous)
dirinya
dengan
sesuatu
yang
kepada
salah satu pegawai yang di nilai
(value)
merupakan
(self
pelatihan-
pelatihan kerja yang disiplin tinggi
Berdasarkan
dan
wawancara yang peneliti lakukan di
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten
Aceh
keterangan
bahwa
mampu
Utara,
diperoleh
pegawai
menyelesaikan
telah
pekerjaan
sesuai dengan ketentuan instansi,
walaupun ada sebagian yang merasa
masih
untuk kinerja.
observasi
kurang
mampu
itu
lebih
dikarenakan masalah teknis saja.
Menurut
data
diatas
menunjukan
bahwa stimulus untuk meningkatkan
disiplin
kerja
pegawai
sangat
Dari data diatas, menunjukan bahwa
stimulus dari instansi bagi pegawai
Jurnal HUMANIS Volume 3 Nomor 3 (September 2016)
23
yang
sudah
lama
membantu
bekerja
dan
untuk
membimbing,
Data
diatas
stimulus
menunjukan
bahwa
pimpinan
instansi
dari
mengarahkan pegawai yang masih
dalam bekerja agar ketepatan target
junior
waktu yang diberikan oleh instansi
sehingga
kesalahan
pekerjaan
tidak
dalam
yang
terjadi
menyelesaikan
ditentukan
oleh
instansi.
dapat
memacu
pegawai
untuk
bekerja lebih keras karena kadang
tidak
tepat
dalam
menyelesaikan
sebuah pekerjaan yang dibebankan
b.
Ketentuan
Ditentukan
Waktu
yang
Instansi
kepadanya.
dalam
Menyelesaikan Pekerjaan Sudah
Tepat
2.3.2.Sedikit
Banyaknya
Menyelesaikan Pekerjaan
a. Pekerjaan
Ketepatan
waktu
menyelesaikan
sebuah
merupakan
faktor
menghasilkan
berkualitas
pekerjaan
penting
untuk
kerja
yang
hasil
baik,
dalam
karena
dengan
demikian produktivitas yang dimiliki
oleh pegawai sudah baik. Manajemen
waktu
yang
menghasilkan
bagus
maka
akan
juga
kualitas
dan
pemanfaatan waktu yang efektif.
Berdasarkan
observasi
dan
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Aceh
Utara,
keterangan
bahwa
diperoleh
dalam
menilai
setiap ketepatan target waktu dalam
menyelesaikan
ditentukan
pekerjaan
instansi
sudah
yang
tepat,
namun dalam kenyataan dilapangan
tidak
jarang
keteteran
ditentukan.
pegawai
dengan
jadwal
menjadi
yang
telah
Cukup
Banyak
Setiap Harinya
Pekerjaan
merupakan
kegiatan
pegawai untuk melakukan aktivitas
pada instansi untuk menghasilkan
produk.
Dengan
bekerja
pegawai
tersebut
selain
menghasilkan
pekerjaan,
tentunya
juga
yang
bersifat
datang
wawancara yang peneliti lakukan di
Kabupaten
Diselesaikan
yang
material
dengan
pun
pekerjaan
hal-hal
akan
yang
dilakukannya.
Berdasarkan
observasi
dan
wawancara yang peneliti lakukan di
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten
keterangan
ketepatan
Aceh
bahwa
ditentukan
diperoleh
dalam
setiap
waktu
dalam
pekerjaan
yang
target
menyelesaikan
namun
Utara,
instansi
dalam
sudah
tepat,
kenyataan
dilapangannya tidak jarang pegawai
menjadi
keteteran
dengan
jadwal
Jurnal HUMANIS Volume 3 Nomor 3 (September 2016)
24
yang
ditentukan
deadline
untuk
sebuah
mengejar
hasil
kerja.
masalah
Perizinan
Kabupaten
Aceh
keterangan
bahwa
selalu
kerja
Utara
menentukan
tepat
Terpadu
pada
menghambat
pelaksanaannya.
Sementara itu pihak pimpinan Kantor
Pelayanan
yang
Berdasarkan
wawancara
observasi
dapat
diketahui
dan
bahwa
diperoleh
terdapat beberapa hambatan dalam
instansi
pelaksanaan komunikasi vertikal dalam
pihak
deadline
hasil
meningkatkan
waktunya
agar
Kantor
kinerja
Pelayanan
pegawai
Perizinan
di
Terpadu
pekerjaan tidak tumpang tindih yang
Kabupaten Aceh Utara yangdiantaranya
akhirnya
adalah sebagai berikut:
kualitas
berakibat
dan
kurangnya
kuantitas
yang
1.
dihasilkan dari sebuah pekerjaan.
Sistem
birokrasi yang menyebabkan input
atau ide dari bawah atau pegawai
Data
diatas
menunjukan
bahwa
tidak sampai ke tingkat atas secara
stimulus tentang ketepatan target
utuh,
waktu yang diberikan oleh instansi
berdasarkan
keras karena yang diberikan tidak
tersebut
segan-segan pihak instansi memberi
tidak
bagi
tepat
pegawai
dalam
yang
wawancara
hal
membuat
saran-
sering
saran dari bawah kurang sampai
selalu
menyelesaikan
dalam
penyalurannya menjadi terhambat,
memacu pegawai untuk bekerja lebih
sanksi
sehingga
dengan efektif.
2.
Kurangnya
sebuah pekerjaan yang dibebankan
penilaian atau supervisi terhadap
kepadanya.
kinerja
3. Hambatan-hambatan
Dihadapi
dalam
Komunikasi
yang
dalam
Pelayanan
Sosialisasi
terhadap
sedikit
Dalam pelaksanaan komunikasi
pegawai
mengetahui
vertikal yang dilakukan oleh Kantor
pegawai tidak terlepas dari masalah-
yang
atau
dikeluarkan
oleh
intansi masih kurang sehingga tidak
Terpadu Kabupaten Aceh Utara
Aceh Utara dalam meningkatkan kinerja
aturan-aturan
kebijakan
Perizinan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten
atasan
tinggi.
3.
Meningkatkan Kinerja Pegawai di
Kantor
oleh
sedangkan volume pekerjaan sangat
Melaksanakan
Vertikal
pegawai
4.
yang
terhadap
kurang
kebijakan
yang dikeluarkan oleh intansi.
Menjaga
hubungan yang baik dari seluruh
pimpinan
Pelayanan
atau
atasan
Perizinan
Kantor
Terpadu
Kabupaten Aceh Utara kepada para
Jurnal HUMANIS Volume 3 Nomor 3 (September 2016)
25
pegawainya, hal ini yang terkadang
Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh
kurang dipahami oleh para atasan
Utara.
sehingga memiliki kecenderungan
komunikasi
yang
baik
dilakukan
pada saat atasan memberikan tugas
atau perintah saja.
analisis yang telah peneliti lakukan di
Pelayanan
Perizinan
Terpadu
Kabupaten Aceh Utara yang berkenaan
Peran
Komunikasi
Vertikal
Terhadap Kinerja Pegawai, maka dapat
dapat
beberapa
ditarik
kesimpulan
oleh
peneliti
yang
dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dari
keseluruhan
yang
di
data
dapat,
observasi
penelitian
baik
dan
dari
hasil
wawancara
menunjukan bahwa Kantor Pelayanan
Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh
Utara
didapatkan
pandangan
dari
pegawai adanya peningkatan kinerja
melalui kegiatan komunikasi vertikal.
Para
pegawai
memerlukan
atasan
Terpadu
Pelayanan
Kabupaten
Perizinan
Aceh
meningkatkan
Utara
kinerja
dalam melakukan komunikasi yang
Berdasarkan hasil penelitian dan
ditarik
Kantor
yang ditemui
pegawainya yaitu masih kurangnya
KESIMPULAN
dengan
oleh
dalam
PENUTUP
Kantor
2. Hambatan-hambatan
dan
melaksanakan
menyatakan
komunikasi
antara
bawahan
dalam
pekerjaan
atau
baik antara atasan dan bawahan,
minimnya
upah
yang
diberikan
dibanding dengan pekerjaan yang
harus
dilakukan,
penerima
pemberian
reward
yang
bagi
kurun
waktunya terlalu lama dan kurang
memuaskan, sistem birokrasi yang
menyebabkan input atau ide dari
bawah tidak sampai ke tingkat atas
secara utuh, sehingga komunikasi
vertikal yang dilakukan oleh Kantor
Pelayanan
Perizinan
Kabupaten
Aceh
meningkatkan
terlihat
pegawai
maksimal
menyelesaikan
setiap
pegawai
masih
Utaradalam
kinerja
kurang
motivasi
Terpadu
mengakibatkan
bekerja
sekedar
tanpa
tugas
pekerjaan,
dalam
kurang
dalam
bekerja
sehingga
hanya
tanggung
jawab.
perintah untuk dapat mempermudah
Saran
dalam
itu
1. Sebaiknya pihak Kantor Pelayanan
dengan adanya komunikasi vertikal
Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh
yang dilakukan dapat meningkatkan
Utara lebih memperhatikan beberapa
kinerja pegawai Kantor Pelayanan
prinsip
pekerjaan,
maka
dari
pada
dalam
kualitas
kepuasan
para
pelayanan
pegawai,
Jurnal HUMANIS Volume 3 Nomor 3 (September 2016)
26
dengan
begitu kesejahteraan
dari
pegawai dapat diperhatikan karena
jika
kesejahteraan
dari
seorang
pegawai akan mampu memotivasi
untuk
kinerjanya.
2. Sebaiknya
lebih
Jerry A. Hendrix, D. C. 2007.Public
Relations Cases.USA: Thomson
Wadsworth.
Jefkins, Frank, 1995, Public Relations,
Jakarta: Erlangga.
meningkatkan
Kasali,
Kantor
Rhenald 2000, Manajemen
Public Relations, Jakarta: Grafiti
Perss.
Pelayanan
Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh
Utara meruntuhkan sistem birokrasi
yang menyebabkan input atau ide
dari bawah tidak sampai ke tingkat
L.P.
Sinambela,
2010,
Reformasi
Pelayanan Publik, Jakarta: Bumi
Aksara
Liliweri,
atas secara utuh.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. 2010. Analisis Pengaruh
Keandalan dan Etos Kerja
Terhadap
Pelayanan
Publik
Pegawai
Kantor
Pelayanan
Pajak Pratama Medan Kota.
Medan: USU.
Anggoro, Linggar, 2000, Teori Profesi
Kehumasan,
Jakarta:
Bumi
Aksara.
Cangara, Hafied.2002. Pengantar Ilmu
Komunikasi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Davis & Jhon, 1995, Prilaku Dalam
Organisasi, Jakarta: Erlangga.
Effendy, Onong. (2003). Ilmu, Teori dan
Filsafat Komunikasi. Bandung:
PT. Citra Aditya Bakti.
Effendy,
Onong
Hubungan
Bandung:
Rosdakarya.
Uchjana,
2002,
Masyarakat,
PT.
Remaja
Fajar, Marhaeni, 2009, Ilmu Komunikasi
: Teori dan Praktek, Edisi
Pertama,
Yogjakarta:
Graha
Ilmu.
Alo. 2001.Komunikasi Antar
Pribadi. Bandung: CV. Mandar
Maju
Mangkunegara, Anwar Prabu AA, 2007,
Evaluasi Kinerja Sumber Daya
Manusia, Bandung: PT Refika
Aditama
Moenir. 2006, Manajemen Pelayanan
Umum di Indonesia. Jakarta: PT
Bumi Aksara
Muhammad, Arni, 2001, Komunikasi
Organisasi,
Bandung:
Bumi
Aksara.
Nawawi, 1990, Administrasi Personal
Untuk
Peningkatan
Produktivitas Kerja, Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Pasolong,
Harbani.
2007.
Teori
Administrasi Publik. Bandung:
Alfabeta.
Pace, R. Wayne & Faules, Don F. Faules.
2005. Komunikasi Organisasi
Strategi Meningkatkan Kinerja
Instansi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Pace R. Wayne dan Don F. Faules. 2001.
Komunikasi
Organisasi
(terjemahan). Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Jurnal HUMANIS Volume 3 Nomor 3 (September 2016)
27
Robbins. P.S. 2002, Prinsip-Prinsip
Perilaku
Organisasi.
Edisi
Kelima. Jakarta: Erlangga.
Rakhmat, Jalaludin.
Penelitian
Bandung:
Rosdakarya.
2005. Metode
Komunikasi.
PT.Remaja
Ratminto, Atik Septi Winarsih. 2005.
Manajemen
Pelayanan,
Jakarta: Pustaka Pelajar.
Ruslan,
Rosady. 2002. Manajemen
Humas
dan
Komunikasi.
Bandung: PT. Raja Grafindo
Persada.
Sasa Djuarsa Senjaya Dkk, 2007, Teori
Komunikasi:
Penerbit
Universitas Terbuka
Sjafri
Mangkuprawira.
2007.
Manajemen
Mutu
Sumber
Daya
Manusia.
Cetakan
pertama,
Bogor
:
Ghalia
Indonesia
Sedarmayanti, 2001. Sumber Daya
Manusia
dan
Produktivitas
Kerja, Bandung: CV Mandar
Maju.
Sampara Lukman. 2000. Manajemen
Kualitas Pelayanan, Jakarta:
STIA LAN Press.
Umar,
Husein, 2002, Metode Riset
Komunikasi Organisasi, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Jurnal HUMANIS Volume 3 Nomor 3 (September 2016)
28
Download