1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembelajaran

advertisement
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam
meningkatkan kualitas peserta didik. Berbagai metode pembelajaran diteliti dan diuji
cobakan pada peserta didik untuk menemukan metode terbaik yang dapat meningkatkan
kualitas peserta didik tersebut. Salah satunya adalah metode pembelajaran 1-lawan-1
yang diteliti oleh Prof. Benjamin Bloom sekitar 20 tahun yang lalu. Pada penelitiannya,
Prof. Benjamin Bloom mendemonstrasikan bahwa peserta didik yang menerima
pembelajaran 1-lawan-1 dari pengajarnya memiliki performa yang sama atau bahkan
lebih dari peserta didik yang menggunakan metode pembelajaran non adaptif di kelas.
Namun pembelajaran 1-lawan-1 ini akan menjadi mahal, ketika peserta didiknya banyak.
Misalkan saja sebuah universitas dengan 1000 peserta didik, tidak mungkin universitas
tersebut akan menyediakan 1000 pengajar untuk tiap peserta didik. Apalagi jumlah
pengajar di Indonesia tidak banyak dan tidak terdistribusi secara rata di berbagai daerah
ataupun institusi.
Untuk itu diperlukan bantuan teknologi agar dapat membantu proses
pembelajaran 1-lawan-1 tersebut. Misalnya dengan menggunakan multimedia computerassisted instruction (CAI). Multimedia CAI memberikan tampilan informasi yang
menarik, mudah dicerna dan memiliki sistem penilaian terhadap peserta didik. CAI
dapat dikemas dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menggunakan Web
atau dikenal sebagai web-based learning (WBL). WBL mengurangi masalah distribusi
dan keharusan untuk menginstall software baru. WBL dapat diakses oleh peserta didik
2
dari mana saja dan kapan saja. Namun yang menjadi permasalahan adalah penggunaan
perangkat ajar berbasis teknologi tersebut tidak bisa disamakan dengan pembelajaran 1lawan-1 secara utuh. Pada pembelajaran 1-lawan-1 dengan pengajar manusia, interaksi
yang terjadi lebih bervariasi dan pengajar dapat membuat pengajar menentukan tingkat
kecerdasan peserta didik. Pengajar dapat menentukan proses pembelajaran peserta didik
sesuai dengan tingkat kecerdasan peserta didik tersebut. Tingkat kecerdasan yang
dimaksud adalah pengetahuan yang sebelumnya sudah dimiliki dan masih dikuasai
peserta didik sebelum memulai proses pembelajaran baru. Pengajar dapat mengetahui
bahwa untuk peserta didik yang berbeda, mungkin proses pembelajaran yang harus
disampaikan pun berbeda. Sedangkan WBL pada umumnya, tidak disediakan fasilitas
tersebut. Hal ini terjadi karena WBL tersebut tidak memiliki kecerdasan buatan.
Dengan menanamkan kecerdasan buatan pada WBL, maka pembelajarannya
akan memiliki tingkatan yang lebih dibandingkan pembelajaran melalui WBL biasa.
Untuk itu, WBL harus mengetahui tingkat kecerdasan peserta didik, setelah itu WBL
akan mencari dan menampilkan bahan ajar yang sesuai dengan tingkat kecerdasan
peserta didik. Dengan begitu, peserta didik tidak perlu menghabiskan waktu untuk
mempelajari bahan ajar yang sudah dikuasai olehnya, melainkan cukup mempelajari
bahan ajar yang belum dikuasainya. Peserta didik dapat mengikuti jalur pembelajaran
yang disediakan WBL setelah dilakukan proses penentuan tingkat kecerdasan peserta
didik. Dengan mengikuti jalur pembelajaran tersebut, maka peserta didik diharapkan
dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik. Tentu saja WBL dapat
memberikan jalur pembelajaran yang berbeda untuk tiap peserta didik tergantung dari
tingkat kecerdasan peserta didik itu sendiri.
3
1.2. Ruang Lingkup
Agar tercapai pembelajaran yang diinginkan, WBL yang memiliki kecerdasan
buatan dibentuk dengan memiliki tiga tipe model. Yang pertama adalah Student Model,
dimana WBL dapat mengetahui tingkat kecerdasan peserta didik sehingga dapat menjadi
masukan informasi bagi model selanjutnya. Model selanjutnya adalah Course Generator
Model yang mendapatkan masukan informasi dari student model sehingga model ini
dapat melakukan pencarian terhadap bahan ajar dan memberikan jalur pembelajaran.
Dan yang terakhir adalah Pedagogical Model, merupakan model yang menampilkan
bahan ajar kepada peserta didik dengan tampilan dan cara penyajian yang dapat
dimengerti oleh peserta didik.
Yang akan dibuat pada skripsi ini adalah sebuah pembangkit bahan ajar pada
pembelajaran adaptif berbasiskan web (web-based adaptive learning course generator).
Dengan ruang lingkup pembuatan hanya pada Student Model dan Course Generator
Model untuk bahan ajar Grafika Komputer dengan menggunakan media web. Student
Model yang akan dibuat berupa pretest dan posttest yang akan digunakan untuk
menentukan model dari peserta didik berdasarkan hasil analisis terhadap data hasil tes.
Untuk membuat Course Generator yang baik diperlukan dua elemen utama yang harus
disusun dengan baik pula. Yang pertama adalah suatu struktur penyimpanan bahan ajar
dengan pendekatan orientasi objek. Bahan ajar disini didefinisikan sebagai semua
sumber digital yang dapat digunakan untuk membantu proses pembelajaran. Elemen
kedua adalah teknik pencarian terhadap bahan ajar dengan pendekatan indexing. Dengan
struktur yang bagus, maka pencarian akan menjadi lebih mudah. Teknik pencarian akan
menghasilkan jalur pembelajaran yang akan digunakan oleh peserta didik. Tentunya
4
jalur pembelajaran yang dihasilkan akan berbeda untuk tiap peserta didik yang memiliki
tingkat kecerdasan berbeda pula.
1.3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dibuatnya pembangkit bahan ajar adaptif ini adalah untuk menyediakan
personalisasi
dalam
pembelajaran.
Personalisasi
dalam
artian
menyediakan
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan setiap individu peserta didik.
Manfaat yang diperoleh dari pembuatan pembangkit bahan ajar pada
pembelajaran adaptif berbasiskan web ini adalah menjadikan pembelajaran dengan
menggunakan media web learning adaptif lebih efektif dibandingkan pembelajaran
dengan menggunakan web learning non adaptif.
1.4. Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah :
a. Metode Studi Kepustakaan
Dalam metode ini, saya akan membaca literatur-literatur dan dokumentasidokumentasi baik di perpustakaan maupun di internet yang berkaitan dengan analisis
data terhadap hasil test peserta didik, struktur penyimpanan bahan ajar, teknik
pencarian dan pemrograman web berorientasi objek.
b. Metode Pengumpulan Data
Mengumpulkan data berupa bahan ajar Grafika Komputer yang dikhususkan
pada topik 3D Graphic Pipeline yang merupakan bahan ajar yang akan digunakan
pada penulisan skripsi ini.
c. Metode Perancangan Permodelan Peserta Didik (Student Model)
5
Membangun suatu permodelan terhadap peserta didik dengan menggunakan
konsep Bayesian.
d. Metode Perancangan Struktur Bahan Ajar dengan Pendekatan Orientasi Objek
Membangun suatu struktur penyimpanan bahan ajar berupa semantic network
dengan pendekatan orientasi objek yang akan membentuk suatu ontologi sehingga
memudahkan proses pencarian terhadap suatu bahan ajar.
e. Metode Perancangan Teknik Pencarian Bahan Ajar
Merancang suatu teknik pencarian yang mencari bahan ajar berdasarkan struktur
bahan ajar yang telah disusun dengan pendekatan indexing.
1.5. Sistematika Penulisan
Secara garis besar penulisan skripsi ini dibagi atas lima bab, yaitu :
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dijelaskan latar belakang penulisan skripsi, ruang
lingkup penulisan, tujuan dan manfaat penulisan, metodologi yang
digunakan dan sistematika penulisannya
BAB 2
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan disajikan teori-teori umum mengenai kecerdasan
buatan, CAI, penalaran probabilitas, teknik pencarian, pemrograman
berbasiskan objek.
BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini berisi analisis permasalahan dan perancangan solusi terhadap
pembangkit bahan ajar berbasiskan web dengan pendekatan object
oriented.
6
BAB 4
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Bab ini berisi implementasi dari perancangan solusi dan evaluasi
terhadap hasil perancangan tersebut.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan mengenai apa yang didapat dalam penulisan
skripsi ini, serta saran-saran untuk penyempurnaan dan pengembangan
lebih lanjut.
Download