perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DISTRIBUSI KEMAMPUAN LOGIKA BERBAHASA DAN MINAT MEMBACA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS NARASI BERBAHASA JAWA Atik Rachmawati, Dr. Sumarwati, M.Pd, dan Dr. Kundharu Saddhono, S.S., M.Hum. Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara: (1) kemampuan logika berbahasa dan keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa; (2) minat membaca dan keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa; serta (3) kemampuan logika berbahasa dan minat membaca secara bersama-sama dengan keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan strategi survei korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah 110 siswa, sedangkan sampelnya berjumlah 55 siswa yang dijaring dengan teknik cluster sampling. Instrumen untuk mengumpulkan data adalah tes keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa, tes objektive kemampuan logika berbahasa, dan angket minat membaca. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi (sederhana/ganda) dan korelasi (sederhana/ganda). Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa ditentukan oleh kemampuan logika berbahasa dan minat membaca. Kata kunci: keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa, kemampuan logika berbahasa, minat membaca ABSTRACT This research aimed to determine the correlation between: (1) language Logic ability and narrative writing skills in Javanese; (2) reading interest and writing narrative skills in Javanese; and (3) language Logic ability and reading interests together with narrative writing skills in Javanese. In this research method used is quantitative method with the correlational survey strategy. The population in this study were 110 student, while the sample amounted to 55 student were captured by cluster sampling. Instruments to collect data is narrative writing skills test Java language, test objektive language Logic ability, and reading interests questionnaire. The technique used for analyzing the data was the statistical technique of regression and correlation. Based on the results of this study concluded that the skill of narrative writing skills in Javanese is determined by language logic ability and reading interests. Keywords: Narrative writing skills in Javanese, language logic ability, reading interests commit to user 2 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id A. Pendahuluan Kehidupan modern sekarang ini ditandai dengan pesatnya laju informasi dan ilmu pengetahuan, setiap seseorang pasti memiliki kecepatan dan ketepatan yang tinggi dalam menyerap informasi dari berbagai media. Menyerap informasi tentunya sangat memerlukan empat keterampilan berbahasa yaitu membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Tanpa keterampilan berbahasa siswa tidak bisa menyerap informasi secara baik. Karena menyerap informasi itu membutuhkan psikomotorik yaitu memahami bacaan dengan membaca, memahami informasi audio dengan menyimak. Setelah menyimak dan membaca maka siswa bisa menulis untuk mengingat informasi yang didapatkan dan siswa membincangkan kepada siswa lain tentang informasi yang telah didapatkan dengan cara berbicara. satunya diatas dari keterampilan-keterampilan keterampilan Salah menulis misalnya, keterampilan ini juga sangat membutuhkan ketiga keterampilan lainnya agar bisa tercapai dengan baik dalam menulis. Karena menjadi penulis perlu memiliki banyak ide dan pengalaman hidup. Hal ini merupakan modal dasar seorang penulis harus menguasai banyak perbendaharaan kata untuk menyampaikan ide-ide pengalaman yang dimiliki. Menulis itu memulai dari kata ke kata menjadi kalimat, kemudian disusun lagi menjadi sebuah paragraf, dan menjadi sebuah teks. Menulis merupakan sebagai sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Istilah menulis sering melekatkan pada proses kreatif yang sejenis ilmiah. Sementara istilah mengarang sering dilekatkan pada proses kreatif yang bersejenis nonilmiah. Menulis narasi misalnya, menulis narasi merupakan jenis tulisan karya nonilmiah yang ceritanya merupakan kegiatan yang memerlukan pemikiran atau logika yang tinggi untuk menghasilkan inspirasi-inspirasi yang menarik agar menjadi tulisan yang bagus. Berpikir menggunakan logika merupakan memaknai pendapat-pendapat dan commit to user merangkainya dengan fakta kemudian ditarik kesimpulan. Logika perpustakaan.uns.ac.id 3 digilib.uns.ac.id sebagaimana dikemukakan Gie dkk (Karomani, 2009: 14) logika adalah pikiran yang diutarakan secara lengkap dan jelas. Keterampilan menulis siswa diseluruh Indonesia kebanyakan sulit menulis urutan kalimat yang logis. Logika berbahasa ini mencakup premis-premis yang disusun logis sampai dengan kesimpulannya. Jika siswa mempunyai kemampuan logika berbahasa yang tinggi maka hasil menulis mereka akan logis dan terarah. Dalam menulis narasi, penulis tentunya mempunyai pengalaman yang penuh agar bisa menghasilkan tulisan yang menarik. Pengalaman tentunya tidak hanya didapatkan dengan menjalankan peristiwa dalam kehidupan saja, tetapi dapat pula di peroleh dengan cara membaca, membaca bisa mengakibatkan orang bertambah wawasan yang luas. Membaca merupakan kegiatan melihat suatu teks bacaan lalu melisankannya. Membaca juga merupakan salah satu kegiatan yang tidak sia-sia karena dengan membaca pasti memperoleh informasi, sebab didalam bacaan kebanyakan terdapat informasi yang sangat penting bagi pembacanya. Minat membaca yang tinggi akan menjadikan terampil dalam mengeluarkan ide, kegiatan ini merupakan keterampilan yang paling mudah dilakukan namun tidak banyak yang menyukainya. Oleh karena itu, pentingnya penanaman minat membaca kepada siswa di sekolah. Dari berbagai alasan yang dipaparkan diatas kemampuan logika berbahasa dan minat membaca akan sangat mempengaruhi peningkatan menulis narasi berbahasa siswa. 1. Hakikat menulis narasi Menulis narasi merupakan kegiatan menulis yang dimaksudkan untuk menuangkan ide, pikiran atau perasaan tentang suatu kejadian atau peristiwa, baik peristiwa nyata maupun peristiwa fiktif, yang ditulis secara berurutan (kronologis) dengan menggunakan bahasa yang jelas dan lugas sehingga mudah dipahami pembaca (Setiadi, 2008: 157). Narasi adalah cerita, cerita ini didasarkan pada urut-urutan serangkaian kejadian atau peristiwa. Di dalam kejadian itu ada tokoh, dan tokoh ini mengalami suatu konflik atau tikaian. Menulis narasi adalah suatu tulisan to user yang menceritakan suatucommit peristiwa melalui tulisan. Isinya menceritakan 4 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id rangkaian peristiwa dan pengalaman manusia secara runtut dari awal sampai akhir. Contoh tulisan yang termasuk narasi yaitu pengalaman pribadi, cerkak, novel dan lain-lain. Menulis juga merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tulisan kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Aktivitas menulis melibatkan beberapa unsur, yaitu: penulis sebagai penyampaian pesan, isi tulisan, saluran atau media, dan pembaca. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Dalman (2014: 3,4) menulis merupakan sebagai sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Kedua istilah tersebut mengacu pada hasil yang sama meskipun ada pendapat yang mengatakan kedua istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Istilah menulis sering melekatkan pada proses kreatif yang sejenis ilmiah. Sementara istilah mengarang sering dilekatkan pada proses kreatif yang bersejenis nonilmiah. Menulis juga dapat dikatakan sebagai kegiatan merangkai huruf menjadi kata atau kalimat untuk disampaikan kepada orang lain, sehingga orang lain dapat memahaminya. Dalam hal ini, dapat terjadinya komunikasi antar penulis dan pembaca dengan baik. Hal ini sejalan dengan pendapat ahli menulis adalah kegiatan menyampaikan sesuatu menggunakan bahasa melalui tulisan, dengan maksud dan pertimbangan tertentu untuk mencapai sesuatu yang dikehendaki Rahardi (Kusumaningsih,dkk, 2013: 65). Seperti halnya pendapat (Lasa, 2005: 34) yang mengatakan bahwa, Menulis juga merupakan kegiatan yang memiliki nilai yang luar biasa dalam kehidupan manusia karena tulisan mampu mendokumentasikan dan menyebarkan ide, gagasan, pemikiran, serta penemuan seseorang dalam berabad-abad lamanya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id 5 digilib.uns.ac.id Mengacu uraian diatas, menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memberi informasi/pesan melalui bahasa tulis, penyampaian pesan melalui tulisan sangatlah bermanfaat bagi kita. Misalnya tulisan penemu hebat, tulisan mereka masih hidup sampai sekarang walaupun mereka sudah wafat dari berabad-abad lamanya. 2. Hakikat logika berbahasa Logika adalah ucapan atau pikiran yang sesuai dengan aturan. Maka mendengar akan mudah memahami apa yang dimaksud penutur. Kemampuan logika bahasa adalah ilmu tentang pikiran manusia mengenai bahasa, manusia itu berbahasa dengan cara berpikir. Tanpa berpikir manusia tidak bisa berbahasa dengan baik, misalnya orang yang sudah kehilangan akal pikiran atau bisa disebut juga orang gila sudah pasti mungkin cara berbahasanya tidak berlogika. maka bahasa yang dipakai sangat amburadul dan tidak tepat sehingga orang yang menyimak akan tidak mengerti maksud pembicaraannya. Oleh sebab itu kaitannya logika dan bahasa ini sangat diperlukan. Logika sering disebut ilmu menalar dan pikiran. Tetapi tidak semua pikiran adalah penalaran. Selain penalaran logika juga sebagai ilmu pengetahuan yang menentukan pikiran yang lurus dan tepat. Pikiran adalah kegiatan akal budi manusia dengan berpikir manusia menangkap informasi yang diperoleh, dengan menangkap informasi manusia menemukan kebenaran. Pemikiran dapat dikatakan benar dan tepat apa bila pemikiran itu sesuai dengan hukum-hukum serta aturan-aturan yang ada dalam logika (Ranjabar, 2014: 1-6). Mengingat logika erat kaitannya dengan kegiatan berpikir, dan berpikir erat kaitannya dengan bahasa, maka hubungan antara bahasa dan berfikir logis atau logika nampak bagaikan dua sisi mata uang, hubungan logika dan bahasa sangat erat kaitannya. Bahasa adalah laksana berfikir, berlogika dengan tepat. Mengingat betapa pentingnya bahasa dalam logika, dan mengingat pula betapa banyaknya sifat dan fungsi bahasa, commit to user 6 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id tentu mempunyai syarat-syarat tertentu. Belajar logika adalah belajar metode dan prinsip menilai penalaran/argumen, baik penalaran dari diri sendiri maupun dari orang lain. Dengan belajar logika, kita berharap bisa berfikir kritis, tidak menerima pendapat orang lain begitu saja. Sebelum pendapat kita terima, kita uji kelogisannya, apakah penalaran itu tepat atau tidak. Karena logika juga merupakan ilmu yang dipelajari orang untuk mencerdaskan pikirannya, dengan berpikir secara logika manusia bisa hidup sejahtera karena daya pikir yang cerdas dalam menyelesaikan masalahnya terutama dalam bidang pekerjaan. Ilmu logika itu mendorong masyarakat untuk mengembangkan ilmu teori-teori yang baru, agar nantinya bisa memecahkan masalah yang akan datang. Masyarakat yang tidak mengembangkan ilmu yang baru maka masyarakat tersebut termasuk kedalam negara yang tidak maju (Arif, 2012: 118-119). Hal tersebut sejalan dengan pendapat Poespoprodjo (2007: 78-80 dan 178) logika dan bahasa adalah pikiran dan bahasa, dengan berpikir manusia dapat berkomunikasi dengan logis dan masuk akal, proses menuju bahasa juga merupakan proses menuju berpikir. Pikiran dan bahasa merupakan tempat terjadinya peristiwa realitas, mencari ungkapan yang tepat sehingga dapat menjadi bahasa. Logika menunjukkan, meletakkan, menguraikan, dan juga membuktikan hukum-hukum dan aturan-aturan yang akan menjaga kita agar tidak terjerumus dalam kekeliruan (kesesatan). Dalam kehidupan sehari-hari orang tidak pernah memperhatikan hukum dan aturan tersebut, maka banyak ditemukan kesalahan. 3. Hakikat minat membaca Minat membaca adalah keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi kesenangan untuk membaca. Minat membaca siswa dapat terbentuk karena adanya faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut dapat berasal dari dalam dirinya (pembawaan/bakat, jenis kelamin, tingkat pendidikan, keadaan kesehatan, keadaan jiwa, kebiasaan) dan commitbacaan, to user kebutuhan anak dan lingkungan faktor dari luar (buku/bahan 7 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id anak). Pendapat tersebut sejalan dengan Hodgson (Tarigan, 2008: 7) suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna katakata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik. B. Metode Penelitian Rancangan/desain penelitian dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas yaitu (1) Kemampuan logika berbahasa (X1) dan (2) minat membaca (X2), dan satu variabel terikat yaitu keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa (Y). Populasi dalam penelitian ini adalah 4 kelas yaitu 110 siswa. Sampel didalam penelitian ini, peneliti menggunakan Cluster sampling. Rincian kelas X-1= 24 siswa, X-2= 27 siswa, X-3=31 siswa dan X-4= 28 siswa. Sehingga peneliti menentukan kelas X-2 dan X-4 sebagai kelas sampel kemudian kelas X-1 dan X-3 sebagai kelas uji coba. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Cluster sampling cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung deskriptif dan bersifat umum. Peneliti menggunakan teknik ini karena populasi dan sampel dalam penelitian ini bersifat homogen. Dengan kata lain, selama perbedaan gender, status kemakmuran, dan kedudukan dalam organisasi, serta perbedaan-perbedaan lain dalam populasi ini bukan merupakan suatu hal yang penting dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel secara acak sederhana. Dari hasil pengambilan sampel secara acak maka didapatlah kelas X-2 dan X-4 sebagai kelas yang akan menjadi sampel dan kelas sebagai kelas uji coba didapat kelas X-1 dan X-3. commit to user 8 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Teknik pengumpulan data terdapat tiga jenis data yang dikumpulkan. Ketiga jenis data tersebut ialah (1) data kemampuan menulis narasi berbahasa Jawa, (2) kemampuan logika berbahasa, (3) minat membaca. Pengumpulan data keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa menggunakan teknik tes dengan praktik menulis sinopsis cerkak, kemampuan logika berbahasa dengan tes objektif. Minat membaca dengan nontes berupa pemberian angket minat membaca. Validasi Instrumen Penelitan Pada hakikatnya ini terdapat tiga instrumen penelitian yang akan digunakan untuk mengumpulkan data, yaitu: Untuk mengetahui keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa siswa digunakan tes produk menulis karangan berupa sinopsis cerkak. Untuk mengetahui validitas tes keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa hanya perlu digunakan validitas konstrak yang menunjukkan hasil tes mampu mengungkapkan suatu konstrak teoritik yang hendak diukurnya, dan setiap indikator mempunyai nilai yang berbeda-beda Allen (Azwar, 2014: 45). Validitas konstrak ini peneliti menggunakan tes subjektif/esai untuk variabel Y (keterampilan menulis narasi bahasa Jawa). Untuk menghitung tingkat reliabilitasnya dengan menggunakan rumus statistik reliabilitas ratings. Instrumen tes kemapuan logika berbahasa ini digunakan untuk mengukur kemampuan logika berbahasa yang dimiliki siswa. Tes ini berbentuk objektif dengan bentuk pilihan ganda, dengan menampilkan empat pilihan. Untuk mengetahui validitas/ketepatan kemampuan logika berbahasa responden (X1) digunakan validitas Rumus point biserial. i p i t t √ Keterangan: i= rata-rata untuk yang menjawab benar t = rata-rata skor untuk seluruhnya i = proporsi yang menjawab benar i= 1-pi commit to user i i 9 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id t= standar deviasi total semua responden Untuk mengetahui reabilitas butir soal tes kemampuan logika berbahasa digunakan rumus reabilitas K-R 20 sebagai berikut: ( )( ) keterangan : r11 : reliabilitas instrumen k : banyaknya butir pertanyaan Vt : varians total P : proporsi subjek yang menjawab letak pada suatu butir (proporsi subjek yang mendapat skor 1) P : banyaknya subjek yang skornya 1 N q : proporsi subjek yang mendapat skor 0 (q = 1.p) Instumen tes minat membaca ini digunakan untuk mengukur minat membaca yang dimiliki siswa. Validitas yang digunakan validitas konstuk dan empiris. Validitas kontruk yaitu digunakan untuk instrumen-intrumen yang dimaksudkan mengukur variabel-variabel konsep, baik yang sifatnya performansi tipikal seperti instrumen untuk mengukur sikap, minat, konsep diri, lokus kontrol, gaya kepemimpinan, motivasi berprestasi, dan lain-lain, maupun yang sifatnya performansi maksimum seperti instrumen untuk mengukur bakat (tes bakat), inteligansi (kecerdasan intelektual), kecerdasan emosional, dan lain-lain. Secara operasional minat membaca adalah nilai yang diperoleh siswa setelah mengisi angket. Berdasarkan definisi konseptual dapat disimpulkan komponen-komponen pokok yang terdapat dalam minat membaca yaitu: (1) kesadaran keinginan untuk melakukan kegiatan, (2) kemauan untuk melakukan kegiatan, (3) perhatian terhadap buku, (4) perasaan senang terhadap kegiatan (Djaali, 2000: 73). Mengetahui validitas butir angket minat membaca/X2 digunakan validitas konstuk dan commit to user empiris. 10 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Sedangkan pengertian validitas empiris menurut ahli Djaali (2000: 73) menyatakan ahwa: “untuk menghitung koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total instrumen digunakan rumus statistika yang sesuai dengan jenis skor utir dari instrumen terse ut.” Untuk menghitung koefisien korelasi antar skor butir dengan skor total digunakan Koefisien korelasi Product Momen: rxy n XY X Y n X X n Y Y 2 2 2 2 Keterangan : rxy = koefisien korelasi antara skor X dan skor Y yang dicari. n = banyaknya responden Y = nilai kedua X = nilai pertama XY = hasil perkalian antara nilai pertama dan kedua (Arikunto, 2010: 213). Untuk mengetahui reliabilitas butir pertanyaan angket minat membaca digunakan rumus Alpha sebagai berikut: 2 k b r11 1 2b k 1 Keterangan: r11 : reliabilitas instrumen k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑t2 2 b : jumlah varians butir : varians total Sebelum data dianalisis (Djaali, dkk, 2000:121) tersecara statistik, lebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis, yang meliputi uji normalitas menggunakan Lilifors sedangkan uji keberartian dan linearitas regresi menggunakan anava dan regresi commit to user sederhana maupun ganda. Penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif korelasi 11 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id sehingga uji hipotesis yang digunakan adalah teknik analisis regresi dan korelasi (sederhana dan ganda). Semua pengujian dilakukan dalam taraf signifikasi = 0,05. Tabel 3.1 Analisis Varians (Anava) untuk Menguji Keberartian dan Kelinearan Y atas X1 dan Y atas X2 (Melalui Persamaan Regresi Sederhana ̂ = a + bX) Sumber Dk JK KT Total N JK (T) Koefisien (a) 1 JK (a) Regresi (b|a) 1 JK (b/a) Fo Varians Sisa/residu n-2 JK (S) Tuna Cocok k-2 JK (TC) Galat n-k JK (G) - C. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Data Keterampilan Menulis Narasi Berbahasa Jawa Data keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa merupakan data yang diperoleh dari skor tes menulis narasi. Skor tertinggi dari data ini adalah 99, sedangkan skor terendah adalah 39; mean sebesar 62,02; modus sebesar 51 dan median sebesar 59. Selain itu, dapat dideskripsikan varians data ini adalah 204,24; dan simpangan baku sebesar 14,29. commit to user 12 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Kemudian tercatat frekuensi menulis narasi berbahasa Jawa siswa yang mendapatkan skor 36-48 berjumlah 5 atau (9%), siswa mendapatkan skor 49-61 berjumlah 25 atau (45%), siswa mendapatkan skor 62-74 berjumlah 15 atau (27%), siswa mendapatkan skor 75-87 berjumlah 6 atau (11%) dan siswa mendapatkan skor 88-100 berjumlah 4 atau (7%). 2. Data Kemampuan Logika Berbahasa Data kemapuan logika berbahasa merupakan data yang diperoleh dari skor tes objektive. Skor tertinggi dari data ini adalah 97 sedangkan skor terendah adalah 13; mean sebesar ; modus sebesar 52,60 dan median sebesar 53. Selain itu, dapat dideskripsikan varians data ini adalah 53 dengan simpangan baku sebesar 23,04. commit to user perpustakaan.uns.ac.id 13 digilib.uns.ac.id Kemudian tercatat frekuensi kemampuan logika berbahasa siswa yang mendapatkan skor 13-29 sebanyak 10 atau (18%), siswa yang mendapatkan skor 30-44 sebanyak 12 atau (22%), siswa yang mendapatkan skor 47-63 sebanyak 16 atau (29%), siswa yang mendapatkan skor 64-80 sebanyak 9 atau (16%), dan siswa yang mendapatkan skor 81-97 sebanyak 8 atau (15%). 3. Data Minat Membaca Data minat membaca merupakan data yang diperoleh dari skor tes angket minat membaca. Skor tertinggi dari data ini adalah 147 sedangkan skor terendah adalah 66; mean sebesar 117,69; modus sebesar 119 dan median sebesar 119. Selain itu, dapat dideskripsikan varians data ini adalah 248,81 dengan simpangan baku sebesar 15,77. Kemudian tercatat frekuensi siswa yang mendapatkan skor 65,5 sebanyak 1 atau (2%), siswa yang mendapatkan skor 79,5 sebanyak 1 atau (2%), siswa yang mendapatkan skor 93,5 sebanyak 9 atau (16%), siswa yang mendapatkan skor 106,5 sebanyak 23 atau (42%), siswa yang mendapatkan skor 120,5 sebanyak 14 atau (25%), dan siswa yang mendapatkan skor 133,5 sampai 147,5 sebanyak 7 atau (13%). D. Pembahasan Hasil analisis dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ketiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini semuanya diterima. Temuan ini mengandung makna bahwa terdapat hubungan commit positif antara to userkemampuan logika berbahasa, dan perpustakaan.uns.ac.id 14 digilib.uns.ac.id minat membaca dengan keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa, baik sendiri maupun secara bersama-sama (simultan). Secara rinci, pembahasan hasil analisis dan pengujian hipotesis tersebut diuraikan sebagai berikut. 1. Hubungan antara Kemampuan Logika Berbahasa dan Keterampilan Menulis Narasi Berbahasa Jawa Hasil analisis yang berkenaan dengan hubungan antara kemampuan logika berbahasa dan keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa. Terdapatnya hubungan positif antara kedua variabel tersebut mengandung arti bahwa makin baik tingkat kemampuan logika berbahasa siswa, makin baik pula keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa mereka. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengujian dengan uji t untuk kekuatan hubungan antara kemampuan logika berbahasa dan keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa sebesar 24,96 yang lebih besar dari ttab sebesar 1,67. Selanjutnya kontribusi (sumbangan) variabel kemampuan logika berbahasa kepada variabel keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa sebesar 92,16%. Kemampuan logika berbahasa sangat berpengaruh dalam menulis narasi berbahasa Jawa. Karena kemampuan logika berbahasa adalah pola pikir manusia untuk menyimpulkan bahasa yang logis menggunakan premispremis yang tepat. Dengan begitu siswa akan bisa menulis narasi berbahasa Jawa mereka dengan urutan cerita yang bisa dinalar dan mudah dipahami pembaca. Kemampuan logika berbahasa juga merupakan kemampuan pola pikir siswa yang bisa dinalar. Berbahasa yang tidak logis akan menimbulkan kesalah pemahaman. Kemapuan logika berbahasa ini tentunya sangat dibutuhkan dalam hal menulis narasi berbahasa Jawa siswa. Makin tinggi kemampuan logika berbahasa makin tinggi pula keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa. Sehubungan pembahasan diatas, hal serupa ditegaskan oleh penelitian yang dilakukan oleh Murtono (2012: 197) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan logika berbahasa yang tinggi dan commit tologika user berbahasa yang rendah teruji siswa yang memiliki kemampuan perpustakaan.uns.ac.id 15 digilib.uns.ac.id kebenarannya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa keterampilan membaca kelompok siswa yang memiliki kemampuan logika berbahasa tinggi berbeda dengan kelompok siswa yang memiliki kemampuan logika berbahasa rendah. Ada juga penelitian lain yang meneliti tentang penalaran bahasa (logika bahasa) yang telah dilakukan oleh Dowty (1994: 114) yang menyatakan: The most important common and important inferences of natural language, in terms of syntactic forms which have as much formal similarity to natural language sentences as possible (and/or as much justification as abstract empirical linguistic theory as possible) . Without accepting the very strong assumption of the generative semanticists-that there is a unique Natural Logic that captures all and only the linguistically expressible valid inferences (Lakoff 1 972)-one can still agree that there is interest in studying deductive systems which approximate the class of common linguistic inferences to some interesting degree or in some interesting way. Kesimpulan umum dan penting dari penalaran bahasa, dalam hal sintaksis bentuk-bentuk yang memiliki banyak kesamaan formal untuk kalimat di alam penalaran bahasa. Logika yang menangkap semua dan hanya kesimpulan yang valid bahasa dinyatakan bahwa ada minat belajar penalaran deduktif sistem yang mendekati kelas kesimpulan linguistik umum untuk beberapa gelar menarik atau dalam beberapa cara yang menarik. Maka hasil hipotesis pertama dapat disimpulkan bahwa makin baik tingkat kemampuan logika berbahasa siswa, makin baik pula keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa mereka. 2. Hubungan antara Minat Membaca dan Keterampilan Menulis Narasi Berbahasa Jawa Hasil analisis yang berkenaan dengan hubungan antara minat membaca dan keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa. Terdapatnya hubungan positif antara kedua variabel tersebut mengandung arti bahwa makin baik tingkat minat membaca siswa, makin baik pula keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa mereka. Dengan sumbangan efektif sebesar 81%, maka dapat dikatakan bahwa sekitar 81% varians skor keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa dipengaruhi oleh minat membaca yang mereka miliki. Atau dengan kata lain, minat membaca memberi kontribusi sebesar 81% kepada varians skor keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa. Dengan demikian, hasil pengujian ini menunjukkan bahwa minat membaca terbukti merupakan commit to user 16 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id variabel penentu (prediktor) bagi variabel keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa. Sehubungan pembahasan diatas, hal serupa ditegaskan penelitian yang dilakukan oleh Hilmiyatun (2014: 58) Salah satu hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara Penguasaan Unsur Intrinsik Cerita Rakyat dan Minat Membaca Karya Sastra secara bersama-sama dengan Kemampuan Mengapresiasi Cerita Rakyat. Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa kedua variabel bebas secara bersama-sama memiliki hubungan positif terhadap variabel terikat. Hal tersebut terjadi sebab minat membaca sangat berpengaruh dengan keterampilan menulis berbahasa Jawa. Karena minat membaca merupakan kegiatan kesenangan yang dilakukan secara berulang kemudian menghasilkan manfaat pemperolehan informasi dari penulis. minat membaca ini pastinya dilakukan seseorang dengan kesadarannya sendiri tanpa paksaan siapapun. Dengan memiliki minat membaca yang tinggi maka siswa akan memperoleh informasi dan pengetahuan yang luas. Minat yang tinggi akan membuat siswa untuk bisa mengenang pengetahuan/informasi yang pernah siswa apatkan melalui membaca. maka hasil menulis narasi berbahasa Jawa mereka akan berbobot tinggi. Ketika seseorang menyadari bahwa kegiatan menulis berharga, ia akan melakukan kegiatan menulis untuk memenuhi kebutuhannya. Kegiatan yang dilakukan tidak menjadi beban karena akan dilakukan dengan senang hati. Minat membaca mempunyai kontribusi yang sangat penting terhadap keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa. Siswa yang memiliki minat membaca tinggi mampu mengungkapkan gagasan serta ide dalam sebuah tulisan dengan baik. Hal tersebut disebabkan siswa memiliki dorongan yang kuat dari dalam dirinya untuk menuliskan gagasan serta ide-idenya agar dapat dipahami oleh orang lain. Meski dalam penelitian kali ini tidak dibahas hubungan antara variabel independen namun peneliti juga meyakini adanya hubungan yang kuat antara variabel kemampuan logika berbahasa dan minat membaca. Maka hasil commitbahwa to user hipotesis kedua dapat disimpulkan makin baik tingkat minat membaca perpustakaan.uns.ac.id 17 digilib.uns.ac.id berbahasa siswa, makin baik pula keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa mereka. 3. Hubungan antara Kemampuan Logika Berbahasa dan Minat Membaca dengan Keterampilan Menulis Narasi Berbahasa Jawa Berkenaan dengan hubungan antara kedua variabel bebas secara bersama-sama dengan keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa. Diterimanya hipotesis penelitian yang menyatakan terdapat hubungan positif antara kemampuan logika berbahasa dan minat membaca secara bersamasama dengan keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa, mengandung arti bahwa kedudukan kedua variabel bebas tersebut sebagai prediktor varians skor keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa tidak perlu diragukan lagi. Dengan diperolehnya koefisien korelasi ganda sebesar dan sumbangan efektif yang diberikan oleh kemampuan logika berbahasa dan secara bersama-sama kepada keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa narasi ialah sekitar 93,85%. Untuk memperkuat data di atas ada jurnal penelitian international yang membahas tentang menulis narasi oleh Torkildsen (2016: 531) Analyses of key strokes showed that while most children spontaneously made local online revisions while writing, few revised previously written text. Children with good reading and spelling abilities made more online revisions than their peers. Two process factors, transcription fluency and online revision activity, contributed to explaining variance in narrative macrostructural quality and story length. As for cognitive predictors, spelling was the only factor that gave a unique contribution to explaining variance in writing process factors. Better spelling was associated with more revisions and faster transcription. The results show that developing writers’ a ility to make online revisions in creative writing tasks is related to both the quality of the final written product and to individual literacy skills. More generally, the findings indicate that investigations of the dynamics of the writing process may provide insights into the factors that contribute to creative writing during early stages of literacy.Analisis stroke kunci menunjukkan bahwa sementara sebagian besar anak secara spontan membuat revisi secara online lokal sementara tulisan, beberapa direvisi sebelumnya ditulis teks. Anak-anak dengan baik membaca dan mengeja kemampuan dibuat lebih revisi online daripada rekan-rekan mereka. Dua faktor proses, transkripsi kelancaran dan Kegiatan revisi online, memberikan kontribusicommit untuk menjelaskan varian dalam narasi kualitas to user struktur makro dan panjang cerita. Adapun prediksi kognitif, ejaan itu perpustakaan.uns.ac.id 18 digilib.uns.ac.id satu-satunya faktor yang memberi kontribusi yang unik untuk menjelaskan varians secara tertulis faktor proses. ejaan yang lebih baik dikaitkan dengan lebih revisi dan lebih cepat transkripsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan mengembangkan penulis untuk membuat secara online revisi dalam tugas-tugas penulisan kreatif berhubungan dengan baik kualitas akhir ditulis produk dan keterampilan menulis individu. Lebih umum, temuan menunjukkan bahwa investigasi dari dinamika proses penulisan dapat memberikan wawasan ke dalam faktor yang berkontribusi terhadap menulis kreatif selama tahap-tahap awal menulis. Di antara kedua variabel tersebut diketahui bahwa sumbangan efektif terbesar diberikan oleh kemampuan logika berbahasa. Ini artinya bahwa dalam menulis narasi berbahasa Jawa, kemampuan logika berbahasa lebih berpengaruh, karena menulis narasi berbahasa Jawa merupakan kegiatan menerapkan atau mengkomunikasikan ide-ide serta gagasannya dalam sebuah tulisan yang berbentuk cerita berbahasa Jawa Ngoko. Ungkapan buah pikiran siswa menuntut pemahaman berbahasa agar tulisannya lebih berisi dan mudah dimengerti. Dalam menuangkan ide-idenya siswa harus memiliki kemampuan logika berbahasa agar tulisan yang disusun siswa logis dan mudah dipahami, sehingga proses menyusun, mencatat, mengorganisasikan ide yang komunikatif dan interaktif dapat tercapai. Untuk memiliki keterampilan seperti itu siswa tidak cukup hanya memiliki keluasan bahan substansi yang hendak ditulis saja, tetapi perlu juga memiliki kompetensi linguistik atau kemampuan kebahasaan yang memadai. Kemampuan logika kebahasaan yang perlu dimiliki misalnya pemahaman premis umum dan premis khusus, membuat kesimpulan silogisme, membuat kesimpulan generalisasi, membuat kesimpulan entimen, membuat kesimpulan analogi, ejaan tata tulis, penguasaan struktur bahasa yaitu morfologi dan sintaksis. Untuk itulah kemampuan logika berbahasa sangat diperlukan dalam kegiatan menulis. Meskipun sebenarnya minat membaca juga diperlukan sebab setiap kata yang digunakan dalam menulis narasi akan mempengaruhi pengimajinasian narasi tersebut. Makin baik dan tepat suatu kata dipilih maka makin tinggi pula tingkat pemahaman dan penghayatan pembaca akan narasi yang ditulis oleh siswa. Dengan demikian commit to user penelitian ini juga membuktikan 19 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id bahwa kedua variabel bebas secara bersama-sama memiliki hubungan positif terhadap variabel terikatnya. E. Simpulan Ketiga hipotesis penelitian yang diajukan diterima, yaitu kemampuan logika berbahasa dan minat membaca secara sendiri-sendiri maupun bersamasama memiliki hubungan positif dengan keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa siswa kelas X SMA Muhammadiyah Gubug Kabupaten Grobogan. Daftar Pustaka Arif, Oesman. (2012). Membangun Logika Baru dan Pemikiran Modern. Klaten: Penaloza Publiser. Arikunto, suharsini dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Azwar, saifuddin. (1996). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Liberty. Cherrington1, Andrea, Jessica H. Williams2, Pamela Payne Foster3,4, Heather L. Coley2,Connie Kohler, et al. (2005). Narratives to enhance smoking cessation interventions among African‑ American smokers, the ACCE project. Publish online 14 Oktober 2015. (1). Dalman, (2014). Keterampilan Menulis. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Djaali, dkk. (2000). Pengukuran Dalam Bidang pendidikan. Jakarta: Progam Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta. Dowty, David. (1994). The Role of Negative Polarity and Concord Marking in Natural L anguage Reasoning. Journal International, 1994, 114-144. Hilmiyatun. (2014). Hubungan antara penguasaan unsur intrinsik cerita rakyat dan minat membaca karya sastra dengan kemampuan mengapresiasi cerita rakyat pada siswa kelaas VII MTs Negeri se-kabupaten lombok timur. Tesis Tidak Dipublikasikan. FKIP Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Karomani. (2009). Logika. Yogyakarta : Graha Ilmu. Kusumaningsih, Dewi, dkk. (2013). Terampil Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset. commit to user 20 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Lasa Hs. (2005). Gairah Menulis Writing. Yogyakarta: Alinea. Murtono. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Circ, Jigsaw, Dan Stad Terhadap Keterampilan Membaca Ditinjau Dari Kemampuan Logika Berbahasa. Disertasi Tidak Dipunlikasikan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Ranjabar, Jacobus. (2014). Dasar-dasar Logika Sebuah Langkah Awal Untuk Masuk ke Berbagai Disiplin Ilmu dan Penetahuan. Bandung: Penerbit Albeta. Setiadi, Syamsi. (2008). Menulis: Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Arab Mahasiswa. Jurnal Pendidikan. Jurusan Bahasa dan Sastra Arab UNJ. 15 (2) 156. Tarigan, Henry Guntur. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tolkildsen, Janne von Koss., Frøydis Morken., Wenche A. Helland., Turid Hellan. The dynamics of narrative writing in primary grade children: writing process factors predict story quality. 2016 (29): 529–554. commit to user