DISTRIBUSI KEMAMPUAN LOGIKA BERBAHASA DAN MINAT

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DISTRIBUSI KEMAMPUAN LOGIKA BERBAHASA DAN MINAT MEMBACA
TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS NARASI BERBAHASA JAWA
Atik Rachmawati, Dr. Sumarwati, M.Pd, dan Dr. Kundharu Saddhono, S.S., M.Hum.
Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara:
(1) kemampuan logika berbahasa dan keterampilan menulis narasi berbahasa
Jawa; (2) minat membaca dan keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa; serta
(3) kemampuan logika berbahasa dan minat membaca secara bersama-sama
dengan keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa. Pada penelitian ini metode
yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan strategi survei korelasional.
Populasi dalam penelitian ini adalah 110 siswa, sedangkan sampelnya berjumlah
55 siswa yang dijaring dengan teknik cluster sampling. Instrumen untuk
mengumpulkan data adalah tes keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa, tes
objektive kemampuan logika berbahasa, dan angket minat membaca. Teknik
analisis yang digunakan adalah regresi (sederhana/ganda) dan korelasi
(sederhana/ganda). Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan
menulis narasi berbahasa Jawa ditentukan oleh kemampuan logika berbahasa dan
minat membaca.
Kata kunci: keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa, kemampuan logika
berbahasa, minat membaca
ABSTRACT
This research aimed to determine the correlation between: (1) language
Logic ability and narrative writing skills in Javanese; (2) reading interest and
writing narrative skills in Javanese; and (3) language Logic ability and reading
interests together with narrative writing skills in Javanese. In this research
method used is quantitative method with the correlational survey strategy. The
population in this study were 110 student, while the sample amounted to 55
student were captured by cluster sampling. Instruments to collect data is narrative
writing skills test Java language, test objektive language Logic ability, and
reading interests questionnaire. The technique used for analyzing the data was the
statistical technique of regression and correlation. Based on the results of this
study concluded that the skill of narrative writing skills in Javanese is determined
by language logic ability and reading interests.
Keywords: Narrative writing skills in Javanese, language logic ability, reading
interests
commit to user
2
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
A. Pendahuluan
Kehidupan modern sekarang ini ditandai dengan pesatnya laju
informasi dan ilmu pengetahuan, setiap seseorang pasti memiliki kecepatan
dan ketepatan yang tinggi dalam menyerap informasi dari berbagai media.
Menyerap informasi tentunya sangat memerlukan empat keterampilan
berbahasa yaitu membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Tanpa
keterampilan berbahasa siswa tidak bisa menyerap informasi secara baik.
Karena menyerap informasi itu membutuhkan psikomotorik yaitu memahami
bacaan dengan membaca, memahami informasi audio dengan menyimak.
Setelah menyimak dan membaca maka siswa bisa menulis untuk mengingat
informasi yang didapatkan dan siswa membincangkan kepada siswa lain
tentang informasi yang telah didapatkan
dengan cara berbicara.
satunya
diatas
dari
keterampilan-keterampilan
keterampilan
Salah
menulis
misalnya, keterampilan ini juga sangat membutuhkan ketiga keterampilan
lainnya agar bisa tercapai dengan baik dalam menulis. Karena menjadi
penulis perlu memiliki banyak ide dan pengalaman hidup. Hal ini merupakan
modal dasar seorang penulis harus menguasai banyak perbendaharaan kata
untuk menyampaikan ide-ide pengalaman yang dimiliki. Menulis itu memulai
dari kata ke kata menjadi kalimat, kemudian disusun lagi menjadi sebuah
paragraf, dan menjadi sebuah teks.
Menulis merupakan sebagai sebuah proses kreatif menuangkan gagasan
dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan,
atau menghibur. Istilah menulis sering melekatkan pada proses kreatif yang
sejenis ilmiah. Sementara istilah mengarang sering dilekatkan pada proses
kreatif yang bersejenis nonilmiah. Menulis narasi misalnya, menulis narasi
merupakan jenis tulisan karya nonilmiah yang ceritanya merupakan kegiatan
yang memerlukan pemikiran atau logika yang tinggi untuk menghasilkan
inspirasi-inspirasi yang menarik agar menjadi tulisan yang bagus.
Berpikir menggunakan logika merupakan memaknai pendapat-pendapat dan
commit to user
merangkainya dengan fakta kemudian ditarik kesimpulan. Logika
perpustakaan.uns.ac.id
3
digilib.uns.ac.id
sebagaimana dikemukakan Gie dkk (Karomani, 2009: 14) logika adalah
pikiran yang diutarakan secara lengkap dan jelas. Keterampilan menulis siswa
diseluruh Indonesia kebanyakan sulit menulis urutan kalimat yang logis.
Logika berbahasa ini mencakup premis-premis yang disusun logis sampai
dengan kesimpulannya. Jika siswa mempunyai kemampuan logika berbahasa
yang tinggi maka hasil menulis mereka akan logis dan terarah.
Dalam menulis narasi, penulis tentunya mempunyai pengalaman yang
penuh agar bisa menghasilkan tulisan yang menarik. Pengalaman tentunya
tidak hanya didapatkan dengan menjalankan peristiwa dalam kehidupan saja,
tetapi dapat pula di peroleh dengan cara membaca, membaca bisa
mengakibatkan orang bertambah wawasan yang luas. Membaca merupakan
kegiatan melihat suatu teks bacaan lalu melisankannya.
Membaca juga merupakan salah satu kegiatan yang tidak sia-sia karena
dengan membaca pasti memperoleh informasi, sebab didalam bacaan
kebanyakan terdapat informasi yang sangat penting bagi pembacanya. Minat
membaca yang tinggi akan menjadikan terampil dalam mengeluarkan ide,
kegiatan ini merupakan keterampilan yang paling mudah dilakukan namun
tidak banyak yang menyukainya. Oleh karena itu, pentingnya penanaman
minat membaca kepada siswa di sekolah. Dari berbagai alasan yang
dipaparkan diatas kemampuan logika berbahasa dan minat membaca akan
sangat mempengaruhi peningkatan menulis narasi berbahasa siswa.
1. Hakikat menulis narasi
Menulis narasi merupakan kegiatan menulis yang dimaksudkan
untuk menuangkan ide, pikiran atau perasaan tentang suatu kejadian atau
peristiwa, baik peristiwa nyata maupun peristiwa fiktif, yang ditulis
secara berurutan (kronologis) dengan menggunakan bahasa yang jelas
dan lugas sehingga mudah dipahami pembaca (Setiadi, 2008: 157).
Narasi adalah cerita, cerita ini didasarkan pada urut-urutan serangkaian
kejadian atau peristiwa. Di dalam kejadian itu ada tokoh, dan tokoh ini
mengalami suatu konflik atau tikaian. Menulis narasi adalah suatu tulisan
to user
yang menceritakan suatucommit
peristiwa
melalui tulisan. Isinya menceritakan
4
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
rangkaian peristiwa dan pengalaman manusia secara runtut dari awal
sampai akhir. Contoh tulisan yang termasuk narasi yaitu pengalaman
pribadi, cerkak, novel dan lain-lain.
Menulis juga merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa
penyampaian pesan (informasi) secara tulisan kepada pihak lain dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Aktivitas menulis
melibatkan beberapa unsur, yaitu: penulis sebagai penyampaian pesan, isi
tulisan, saluran atau media, dan pembaca. Hal tersebut sejalan dengan
pendapat Dalman (2014: 3,4) menulis merupakan sebagai sebuah proses
kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan,
misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses
kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Kedua
istilah tersebut mengacu pada hasil yang sama meskipun ada pendapat
yang mengatakan kedua istilah tersebut memiliki pengertian yang
berbeda. Istilah menulis sering melekatkan pada proses kreatif yang
sejenis ilmiah. Sementara istilah mengarang sering dilekatkan pada
proses kreatif yang bersejenis nonilmiah. Menulis juga dapat dikatakan
sebagai kegiatan merangkai huruf menjadi kata atau kalimat untuk
disampaikan
kepada
orang
lain,
sehingga
orang
lain
dapat
memahaminya. Dalam hal ini, dapat terjadinya komunikasi antar penulis
dan pembaca dengan baik.
Hal ini sejalan dengan pendapat ahli menulis adalah kegiatan
menyampaikan sesuatu menggunakan bahasa melalui tulisan, dengan
maksud dan pertimbangan tertentu untuk mencapai sesuatu yang
dikehendaki Rahardi (Kusumaningsih,dkk, 2013: 65). Seperti halnya
pendapat (Lasa, 2005: 34) yang mengatakan bahwa, Menulis juga
merupakan kegiatan yang memiliki nilai yang luar biasa dalam
kehidupan manusia karena tulisan mampu mendokumentasikan dan
menyebarkan ide, gagasan, pemikiran, serta penemuan seseorang dalam
berabad-abad lamanya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
5
digilib.uns.ac.id
Mengacu uraian diatas, menulis merupakan kegiatan yang
dilakukan seseorang untuk memberi informasi/pesan melalui bahasa
tulis, penyampaian pesan melalui tulisan sangatlah bermanfaat bagi kita.
Misalnya tulisan penemu hebat, tulisan mereka masih hidup sampai
sekarang walaupun mereka sudah wafat dari berabad-abad lamanya.
2. Hakikat logika berbahasa
Logika adalah ucapan atau pikiran yang sesuai dengan aturan. Maka
mendengar akan mudah memahami apa yang dimaksud penutur.
Kemampuan logika bahasa adalah ilmu tentang pikiran manusia
mengenai bahasa, manusia itu berbahasa dengan cara berpikir. Tanpa
berpikir manusia tidak bisa berbahasa dengan baik, misalnya orang yang
sudah kehilangan akal pikiran atau bisa disebut juga orang gila sudah
pasti mungkin cara berbahasanya tidak berlogika. maka bahasa yang
dipakai sangat amburadul dan tidak tepat sehingga orang yang menyimak
akan tidak mengerti maksud pembicaraannya. Oleh sebab itu kaitannya
logika dan bahasa ini sangat diperlukan.
Logika sering disebut ilmu menalar dan pikiran. Tetapi tidak semua
pikiran adalah penalaran. Selain penalaran logika juga sebagai ilmu
pengetahuan yang menentukan pikiran yang lurus dan tepat. Pikiran
adalah kegiatan akal budi manusia dengan berpikir manusia menangkap
informasi yang diperoleh, dengan menangkap informasi manusia
menemukan kebenaran. Pemikiran dapat dikatakan benar dan tepat apa
bila pemikiran itu sesuai dengan hukum-hukum serta aturan-aturan yang
ada dalam logika (Ranjabar, 2014: 1-6).
Mengingat logika erat kaitannya dengan kegiatan berpikir, dan
berpikir erat kaitannya dengan bahasa, maka hubungan antara bahasa dan
berfikir logis atau logika nampak bagaikan dua sisi mata uang, hubungan
logika dan bahasa sangat erat kaitannya. Bahasa adalah laksana berfikir,
berlogika dengan tepat. Mengingat betapa pentingnya bahasa dalam
logika, dan mengingat pula
betapa
banyaknya sifat dan fungsi bahasa,
commit
to user
6
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tentu mempunyai syarat-syarat tertentu. Belajar logika adalah belajar
metode dan prinsip menilai penalaran/argumen, baik penalaran dari diri
sendiri maupun dari orang lain. Dengan belajar logika, kita berharap bisa
berfikir kritis, tidak menerima pendapat orang lain begitu saja. Sebelum
pendapat kita terima, kita uji kelogisannya, apakah penalaran itu tepat
atau tidak. Karena logika juga merupakan ilmu yang dipelajari orang
untuk mencerdaskan pikirannya, dengan berpikir secara logika manusia
bisa hidup sejahtera karena daya pikir yang cerdas dalam menyelesaikan
masalahnya terutama dalam bidang pekerjaan. Ilmu logika itu mendorong
masyarakat untuk mengembangkan ilmu teori-teori yang baru, agar
nantinya bisa memecahkan masalah yang akan datang. Masyarakat yang
tidak mengembangkan ilmu yang baru maka masyarakat tersebut
termasuk kedalam negara yang tidak maju (Arif, 2012: 118-119). Hal
tersebut sejalan dengan pendapat Poespoprodjo (2007: 78-80 dan 178)
logika dan bahasa adalah pikiran dan bahasa, dengan berpikir manusia
dapat berkomunikasi dengan logis dan masuk akal, proses menuju bahasa
juga merupakan proses menuju berpikir. Pikiran dan bahasa merupakan
tempat terjadinya peristiwa realitas, mencari ungkapan yang tepat
sehingga dapat menjadi bahasa. Logika menunjukkan, meletakkan,
menguraikan, dan juga membuktikan hukum-hukum dan aturan-aturan
yang akan menjaga kita agar tidak terjerumus dalam kekeliruan
(kesesatan).
Dalam
kehidupan
sehari-hari
orang
tidak
pernah
memperhatikan hukum dan aturan tersebut, maka banyak ditemukan
kesalahan.
3. Hakikat minat membaca
Minat membaca adalah keinginan atau kecenderungan hati yang
tinggi kesenangan untuk membaca. Minat membaca siswa dapat
terbentuk karena adanya faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut
dapat berasal dari dalam dirinya (pembawaan/bakat, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, keadaan kesehatan, keadaan jiwa, kebiasaan) dan
commitbacaan,
to user kebutuhan anak dan lingkungan
faktor dari luar (buku/bahan
7
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
anak). Pendapat tersebut sejalan dengan Hodgson (Tarigan, 2008: 7)
suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu
kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna katakata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi,
pesan yang tersurat dan yang tersirat akan tertangkap atau dipahami, dan
proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.
B. Metode Penelitian
Rancangan/desain penelitian dalam penelitian ini terdapat dua variabel
bebas yaitu (1) Kemampuan logika berbahasa (X1) dan (2) minat membaca
(X2), dan satu variabel terikat yaitu keterampilan menulis narasi berbahasa
Jawa (Y).
Populasi dalam penelitian ini adalah 4 kelas yaitu 110 siswa. Sampel
didalam penelitian ini, peneliti menggunakan Cluster sampling. Rincian kelas
X-1= 24 siswa, X-2= 27 siswa, X-3=31 siswa dan X-4= 28 siswa. Sehingga
peneliti menentukan kelas X-2 dan X-4 sebagai kelas sampel kemudian kelas
X-1 dan X-3 sebagai kelas uji coba.
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Cluster sampling
cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung
deskriptif dan bersifat umum. Peneliti menggunakan teknik ini karena
populasi dan sampel dalam penelitian ini bersifat homogen. Dengan kata lain,
selama perbedaan gender, status kemakmuran, dan kedudukan dalam
organisasi, serta perbedaan-perbedaan lain dalam populasi ini bukan
merupakan suatu hal yang penting dan mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap hasil penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel secara acak
sederhana. Dari hasil pengambilan sampel secara acak maka didapatlah kelas
X-2 dan X-4 sebagai kelas yang akan menjadi sampel dan kelas sebagai kelas
uji coba didapat kelas X-1 dan X-3.
commit to user
8
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Teknik pengumpulan data terdapat tiga jenis data yang dikumpulkan.
Ketiga jenis data tersebut ialah (1) data kemampuan menulis narasi berbahasa
Jawa, (2) kemampuan logika berbahasa, (3) minat membaca.
Pengumpulan data keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa
menggunakan teknik tes dengan praktik menulis sinopsis cerkak, kemampuan
logika berbahasa dengan tes objektif. Minat membaca dengan nontes berupa
pemberian angket minat membaca.
Validasi Instrumen Penelitan Pada hakikatnya ini terdapat tiga
instrumen penelitian yang akan digunakan untuk mengumpulkan data, yaitu:
Untuk mengetahui keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa siswa
digunakan tes produk menulis karangan berupa sinopsis cerkak. Untuk
mengetahui validitas tes keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa hanya
perlu digunakan validitas konstrak yang menunjukkan hasil tes mampu
mengungkapkan suatu konstrak teoritik yang hendak diukurnya, dan setiap
indikator mempunyai nilai yang berbeda-beda Allen (Azwar, 2014: 45).
Validitas konstrak ini peneliti menggunakan tes subjektif/esai untuk variabel
Y (keterampilan menulis narasi bahasa Jawa). Untuk menghitung tingkat
reliabilitasnya dengan menggunakan rumus statistik reliabilitas ratings.
Instrumen tes kemapuan logika berbahasa ini digunakan untuk
mengukur kemampuan logika berbahasa yang dimiliki siswa. Tes ini
berbentuk objektif dengan bentuk pilihan ganda, dengan menampilkan empat
pilihan. Untuk mengetahui validitas/ketepatan kemampuan logika berbahasa
responden (X1) digunakan validitas Rumus point biserial.
i
p i
t
t
√
Keterangan:
i=
rata-rata untuk yang menjawab benar
t
= rata-rata skor untuk seluruhnya
i
= proporsi yang menjawab benar
i=
1-pi
commit to user
i
i
9
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
t=
standar deviasi total semua responden
Untuk mengetahui reabilitas butir soal tes kemampuan logika
berbahasa digunakan rumus reabilitas K-R 20 sebagai berikut:
(
)(
)
keterangan :
r11
: reliabilitas instrumen
k
: banyaknya butir pertanyaan
Vt
: varians total
P
: proporsi subjek yang menjawab letak pada suatu butir (proporsi
subjek yang mendapat skor 1)
P
: banyaknya subjek yang skornya 1
N
q
: proporsi subjek yang mendapat skor 0
(q = 1.p)
Instumen tes minat membaca ini digunakan untuk mengukur minat
membaca yang dimiliki siswa. Validitas yang digunakan validitas konstuk
dan empiris. Validitas kontruk yaitu digunakan untuk instrumen-intrumen
yang dimaksudkan mengukur variabel-variabel konsep, baik yang sifatnya
performansi tipikal seperti instrumen untuk mengukur sikap, minat, konsep
diri, lokus kontrol, gaya kepemimpinan, motivasi berprestasi, dan lain-lain,
maupun yang sifatnya performansi maksimum seperti instrumen untuk
mengukur bakat (tes bakat), inteligansi (kecerdasan intelektual), kecerdasan
emosional, dan lain-lain. Secara operasional minat membaca adalah nilai
yang diperoleh siswa setelah mengisi angket. Berdasarkan definisi
konseptual dapat disimpulkan komponen-komponen pokok yang terdapat
dalam minat membaca yaitu: (1) kesadaran keinginan untuk melakukan
kegiatan, (2) kemauan untuk melakukan kegiatan, (3) perhatian terhadap
buku, (4) perasaan senang terhadap kegiatan (Djaali, 2000: 73). Mengetahui
validitas butir angket minat membaca/X2 digunakan validitas konstuk dan
commit to user
empiris.
10
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sedangkan pengertian validitas empiris menurut ahli Djaali (2000: 73)
menyatakan ahwa: “untuk menghitung koefisien korelasi antara skor butir
dengan skor total instrumen digunakan rumus statistika yang sesuai dengan
jenis skor
utir dari instrumen terse ut.” Untuk menghitung koefisien
korelasi antar skor butir dengan skor total digunakan Koefisien korelasi
Product Momen:
rxy 
n XY   X  Y 
n X    X  n Y   Y  
2
2
2
2
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara skor X dan skor Y yang dicari.
n = banyaknya responden
Y = nilai kedua
X = nilai pertama
XY = hasil perkalian antara nilai pertama dan kedua (Arikunto, 2010:
213).
Untuk mengetahui reliabilitas butir pertanyaan angket minat membaca
digunakan rumus Alpha sebagai berikut:
2
 k   b
r11  
 1
 2b
 k  1 




Keterangan:
r11
: reliabilitas instrumen
k
: banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑t2
2
b
: jumlah varians butir
: varians total
Sebelum data dianalisis
(Djaali, dkk, 2000:121)
tersecara statistik, lebih dahulu dilakukan uji
persyaratan analisis, yang meliputi uji normalitas menggunakan Lilifors
sedangkan uji keberartian dan linearitas regresi menggunakan anava dan regresi
commit
to user
sederhana maupun ganda. Penelitian
ini menggunakan
teknik kuantitatif korelasi
11
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sehingga uji hipotesis yang digunakan adalah teknik analisis regresi dan korelasi
(sederhana dan ganda). Semua pengujian dilakukan dalam taraf signifikasi = 0,05.
Tabel 3.1 Analisis Varians (Anava) untuk Menguji Keberartian dan
Kelinearan Y atas X1 dan Y atas X2 (Melalui Persamaan Regresi Sederhana
̂ = a + bX)
Sumber
Dk
JK
KT
Total
N
JK (T)
Koefisien (a)
1
JK (a)
Regresi (b|a)
1
JK (b/a)
Fo
Varians
Sisa/residu
n-2
JK (S)
Tuna Cocok
k-2
JK (TC)
Galat
n-k
JK (G)
-
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Data Keterampilan Menulis Narasi Berbahasa Jawa
Data keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa merupakan data
yang diperoleh dari skor tes menulis narasi. Skor tertinggi dari data ini
adalah 99, sedangkan skor terendah adalah 39; mean sebesar 62,02;
modus sebesar 51 dan median sebesar 59. Selain itu, dapat dideskripsikan
varians data ini adalah 204,24; dan simpangan baku sebesar 14,29.
commit to user
12
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kemudian tercatat frekuensi menulis narasi berbahasa Jawa siswa
yang mendapatkan skor 36-48 berjumlah 5 atau (9%), siswa
mendapatkan skor 49-61 berjumlah 25 atau (45%), siswa mendapatkan
skor 62-74 berjumlah 15 atau (27%), siswa mendapatkan skor 75-87
berjumlah 6 atau (11%) dan siswa mendapatkan skor 88-100 berjumlah 4
atau (7%).
2. Data Kemampuan Logika Berbahasa
Data kemapuan logika berbahasa merupakan data yang diperoleh
dari skor tes objektive. Skor tertinggi dari data ini adalah 97 sedangkan
skor terendah
adalah 13; mean sebesar ; modus sebesar 52,60 dan
median sebesar 53. Selain itu, dapat dideskripsikan varians data ini
adalah 53 dengan simpangan baku sebesar 23,04.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
13
digilib.uns.ac.id
Kemudian tercatat frekuensi kemampuan logika berbahasa siswa yang
mendapatkan skor 13-29 sebanyak 10 atau (18%), siswa yang
mendapatkan skor 30-44 sebanyak 12 atau (22%), siswa yang
mendapatkan skor 47-63 sebanyak 16 atau (29%), siswa yang
mendapatkan skor 64-80 sebanyak 9 atau (16%), dan siswa yang
mendapatkan skor 81-97 sebanyak 8 atau (15%).
3. Data Minat Membaca
Data minat membaca merupakan data yang diperoleh dari skor tes
angket minat membaca. Skor tertinggi dari data ini adalah 147 sedangkan
skor terendah adalah 66; mean sebesar 117,69; modus sebesar 119 dan
median sebesar 119. Selain itu, dapat dideskripsikan varians data ini
adalah 248,81 dengan simpangan baku sebesar 15,77.
Kemudian tercatat frekuensi siswa yang mendapatkan skor 65,5
sebanyak 1 atau (2%), siswa yang mendapatkan skor 79,5 sebanyak 1
atau (2%), siswa yang mendapatkan skor 93,5 sebanyak 9 atau (16%),
siswa yang mendapatkan skor 106,5 sebanyak 23 atau (42%), siswa yang
mendapatkan skor 120,5 sebanyak 14 atau (25%), dan siswa yang
mendapatkan skor 133,5 sampai 147,5 sebanyak 7 atau (13%).
D. Pembahasan
Hasil analisis dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ketiga hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini semuanya diterima. Temuan ini mengandung
makna bahwa terdapat hubungan commit
positif antara
to userkemampuan logika berbahasa, dan
perpustakaan.uns.ac.id
14
digilib.uns.ac.id
minat membaca dengan keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa, baik sendiri
maupun secara bersama-sama (simultan).
Secara rinci, pembahasan hasil analisis dan pengujian hipotesis tersebut
diuraikan sebagai berikut.
1.
Hubungan antara Kemampuan Logika Berbahasa dan Keterampilan Menulis
Narasi Berbahasa Jawa
Hasil analisis yang berkenaan dengan hubungan antara kemampuan
logika berbahasa dan keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa.
Terdapatnya hubungan positif antara kedua variabel tersebut mengandung arti
bahwa makin baik tingkat kemampuan logika berbahasa siswa, makin baik
pula keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa mereka. Hal ini ditunjukkan
dengan hasil pengujian dengan uji t untuk kekuatan hubungan antara
kemampuan logika berbahasa dan keterampilan menulis narasi berbahasa
Jawa sebesar 24,96 yang lebih besar dari ttab sebesar 1,67. Selanjutnya
kontribusi (sumbangan) variabel kemampuan logika berbahasa kepada
variabel keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa sebesar 92,16%.
Kemampuan logika berbahasa sangat berpengaruh dalam menulis narasi
berbahasa Jawa. Karena kemampuan logika berbahasa adalah pola pikir
manusia untuk menyimpulkan bahasa yang logis menggunakan premispremis yang tepat. Dengan begitu siswa akan bisa menulis narasi berbahasa
Jawa mereka dengan urutan cerita yang bisa dinalar dan mudah dipahami
pembaca. Kemampuan logika berbahasa juga merupakan kemampuan pola
pikir siswa yang bisa dinalar. Berbahasa yang tidak logis akan menimbulkan
kesalah pemahaman. Kemapuan logika berbahasa ini tentunya sangat
dibutuhkan dalam hal menulis narasi berbahasa Jawa siswa. Makin tinggi
kemampuan logika berbahasa makin tinggi pula keterampilan menulis narasi
berbahasa Jawa.
Sehubungan pembahasan diatas, hal serupa ditegaskan oleh penelitian
yang dilakukan oleh Murtono (2012: 197) hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa siswa yang memiliki kemampuan logika berbahasa yang tinggi dan
commit tologika
user berbahasa yang rendah teruji
siswa yang memiliki kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id
15
digilib.uns.ac.id
kebenarannya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa keterampilan membaca
kelompok siswa yang memiliki kemampuan logika berbahasa tinggi berbeda
dengan kelompok siswa yang memiliki kemampuan logika berbahasa rendah.
Ada juga penelitian lain yang meneliti tentang penalaran bahasa
(logika bahasa) yang telah dilakukan oleh Dowty (1994: 114) yang
menyatakan: The most important common and important inferences of
natural language, in terms of syntactic forms which have as much
formal similarity to natural language sentences as possible (and/or as
much justification as abstract empirical linguistic theory as possible) .
Without accepting the very strong assumption of the generative
semanticists-that there is a unique Natural Logic that captures all and
only the linguistically expressible valid inferences (Lakoff 1 972)-one
can still agree that there is interest in studying deductive systems which
approximate the class of common linguistic inferences to some
interesting degree or in some interesting way. Kesimpulan umum dan
penting dari penalaran bahasa, dalam hal sintaksis bentuk-bentuk yang
memiliki banyak kesamaan formal untuk kalimat di alam penalaran
bahasa. Logika yang menangkap semua dan hanya kesimpulan yang
valid bahasa dinyatakan bahwa ada minat belajar penalaran deduktif
sistem yang mendekati kelas kesimpulan linguistik umum untuk
beberapa gelar menarik atau dalam beberapa cara yang menarik.
Maka hasil hipotesis pertama dapat disimpulkan bahwa makin baik
tingkat kemampuan logika berbahasa siswa, makin baik pula keterampilan
menulis narasi berbahasa Jawa mereka.
2.
Hubungan antara Minat Membaca dan Keterampilan Menulis Narasi
Berbahasa Jawa
Hasil analisis yang berkenaan dengan hubungan antara minat membaca
dan keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa. Terdapatnya hubungan
positif antara kedua variabel tersebut mengandung arti bahwa makin baik
tingkat minat membaca siswa, makin baik pula keterampilan menulis narasi
berbahasa Jawa mereka. Dengan sumbangan efektif sebesar 81%, maka dapat
dikatakan bahwa sekitar 81% varians skor keterampilan menulis narasi
berbahasa Jawa dipengaruhi oleh minat membaca yang mereka miliki. Atau
dengan kata lain, minat membaca memberi kontribusi sebesar 81% kepada
varians skor keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa. Dengan demikian,
hasil pengujian ini menunjukkan bahwa minat membaca terbukti merupakan
commit to user
16
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
variabel penentu (prediktor) bagi variabel keterampilan menulis narasi
berbahasa Jawa.
Sehubungan pembahasan diatas, hal serupa ditegaskan penelitian yang
dilakukan oleh Hilmiyatun (2014: 58) Salah satu hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara Penguasaan Unsur Intrinsik
Cerita Rakyat dan Minat Membaca Karya Sastra secara bersama-sama dengan
Kemampuan Mengapresiasi Cerita Rakyat. Dengan demikian, penelitian ini
menunjukkan bahwa kedua variabel bebas secara bersama-sama memiliki
hubungan positif terhadap variabel terikat.
Hal tersebut terjadi sebab minat membaca sangat berpengaruh dengan
keterampilan menulis berbahasa Jawa. Karena minat membaca merupakan
kegiatan kesenangan yang dilakukan secara berulang kemudian menghasilkan
manfaat pemperolehan informasi dari penulis. minat membaca ini pastinya
dilakukan seseorang dengan kesadarannya sendiri tanpa paksaan siapapun.
Dengan memiliki minat membaca yang tinggi maka siswa akan memperoleh
informasi dan pengetahuan yang luas. Minat yang tinggi akan membuat siswa
untuk bisa mengenang pengetahuan/informasi yang pernah siswa apatkan
melalui membaca. maka hasil menulis narasi berbahasa Jawa mereka akan
berbobot tinggi. Ketika seseorang menyadari bahwa kegiatan menulis
berharga,
ia
akan
melakukan
kegiatan
menulis
untuk
memenuhi
kebutuhannya. Kegiatan yang dilakukan tidak menjadi beban karena akan
dilakukan dengan senang hati. Minat membaca mempunyai kontribusi yang
sangat penting terhadap keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa. Siswa
yang memiliki minat membaca tinggi mampu mengungkapkan gagasan serta
ide dalam sebuah tulisan dengan baik. Hal tersebut disebabkan siswa
memiliki dorongan yang kuat dari dalam dirinya untuk menuliskan gagasan
serta ide-idenya agar dapat dipahami oleh orang lain.
Meski dalam penelitian kali ini tidak dibahas hubungan antara variabel
independen namun peneliti juga meyakini adanya hubungan yang kuat antara
variabel kemampuan logika berbahasa dan minat membaca. Maka hasil
commitbahwa
to user
hipotesis kedua dapat disimpulkan
makin baik tingkat minat membaca
perpustakaan.uns.ac.id
17
digilib.uns.ac.id
berbahasa siswa, makin baik pula keterampilan menulis narasi berbahasa
Jawa mereka.
3. Hubungan antara Kemampuan Logika Berbahasa dan Minat Membaca
dengan Keterampilan Menulis Narasi Berbahasa Jawa
Berkenaan dengan hubungan antara kedua variabel bebas secara
bersama-sama dengan keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa.
Diterimanya hipotesis penelitian yang menyatakan terdapat hubungan positif
antara kemampuan logika berbahasa dan minat membaca secara bersamasama dengan keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa, mengandung arti
bahwa kedudukan kedua variabel bebas tersebut sebagai prediktor varians
skor keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa tidak perlu diragukan lagi.
Dengan diperolehnya koefisien korelasi ganda sebesar dan sumbangan efektif
yang diberikan oleh kemampuan logika berbahasa dan secara bersama-sama
kepada keterampilan menulis narasi berbahasa Jawa
narasi ialah sekitar
93,85%.
Untuk memperkuat data di atas ada jurnal penelitian international
yang membahas tentang menulis narasi oleh Torkildsen (2016: 531)
Analyses of key strokes showed that while most children spontaneously
made local online revisions while writing, few revised previously
written text. Children with good reading and spelling abilities made
more online revisions than their peers. Two process factors,
transcription fluency and online revision activity, contributed to
explaining variance in narrative macrostructural quality and story
length. As for cognitive predictors, spelling was the only factor that
gave a unique contribution to explaining variance in writing process
factors. Better spelling was associated with more revisions and faster
transcription. The results show that developing writers’ a ility to make
online revisions in creative writing tasks is related to both the quality of
the final written product and to individual literacy skills. More
generally, the findings indicate that investigations of the dynamics of
the writing process may provide insights into the factors that contribute
to creative writing during early stages of literacy.Analisis stroke kunci
menunjukkan bahwa sementara sebagian besar anak secara spontan
membuat revisi secara online lokal sementara tulisan, beberapa direvisi
sebelumnya ditulis teks. Anak-anak dengan baik membaca dan mengeja
kemampuan dibuat lebih revisi online daripada rekan-rekan mereka.
Dua faktor proses, transkripsi kelancaran dan Kegiatan revisi online,
memberikan kontribusicommit
untuk menjelaskan
varian dalam narasi kualitas
to user
struktur makro dan panjang cerita. Adapun prediksi kognitif, ejaan itu
perpustakaan.uns.ac.id
18
digilib.uns.ac.id
satu-satunya faktor yang memberi kontribusi yang unik untuk
menjelaskan varians secara tertulis faktor proses. ejaan yang lebih baik
dikaitkan dengan lebih revisi dan lebih cepat transkripsi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kemampuan mengembangkan penulis
untuk membuat secara online revisi dalam tugas-tugas penulisan kreatif
berhubungan dengan baik kualitas akhir ditulis produk dan
keterampilan menulis individu. Lebih umum, temuan menunjukkan
bahwa investigasi dari dinamika proses penulisan dapat memberikan
wawasan ke dalam faktor yang berkontribusi terhadap menulis kreatif
selama tahap-tahap awal menulis.
Di antara kedua variabel tersebut diketahui bahwa sumbangan efektif
terbesar diberikan oleh kemampuan logika berbahasa. Ini artinya bahwa
dalam menulis narasi berbahasa Jawa, kemampuan logika berbahasa lebih
berpengaruh, karena menulis narasi berbahasa Jawa merupakan kegiatan
menerapkan atau mengkomunikasikan ide-ide serta gagasannya dalam sebuah
tulisan yang berbentuk cerita berbahasa Jawa Ngoko. Ungkapan buah pikiran
siswa menuntut pemahaman berbahasa agar tulisannya lebih berisi dan
mudah dimengerti. Dalam menuangkan ide-idenya siswa harus memiliki
kemampuan logika berbahasa agar tulisan yang disusun siswa logis dan
mudah dipahami, sehingga proses menyusun, mencatat, mengorganisasikan
ide yang komunikatif dan interaktif dapat tercapai.
Untuk memiliki keterampilan seperti itu siswa tidak cukup hanya
memiliki keluasan bahan substansi yang hendak ditulis saja, tetapi perlu juga
memiliki kompetensi linguistik atau kemampuan kebahasaan yang memadai.
Kemampuan logika kebahasaan yang perlu dimiliki misalnya pemahaman
premis umum dan premis khusus, membuat kesimpulan silogisme, membuat
kesimpulan generalisasi, membuat kesimpulan entimen, membuat kesimpulan
analogi, ejaan tata tulis, penguasaan struktur bahasa yaitu morfologi dan
sintaksis. Untuk itulah kemampuan logika berbahasa sangat diperlukan dalam
kegiatan menulis. Meskipun sebenarnya minat membaca juga diperlukan
sebab setiap kata yang digunakan dalam menulis narasi akan mempengaruhi
pengimajinasian narasi tersebut. Makin baik dan tepat suatu kata dipilih maka
makin tinggi pula tingkat pemahaman dan penghayatan pembaca akan narasi
yang ditulis oleh siswa. Dengan
demikian
commit
to user penelitian ini juga membuktikan
19
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bahwa kedua variabel bebas secara bersama-sama memiliki hubungan positif
terhadap variabel terikatnya.
E. Simpulan
Ketiga hipotesis penelitian yang diajukan diterima, yaitu kemampuan
logika berbahasa dan minat membaca secara sendiri-sendiri maupun bersamasama memiliki hubungan positif dengan keterampilan menulis narasi
berbahasa Jawa siswa kelas X SMA
Muhammadiyah Gubug Kabupaten
Grobogan.
Daftar Pustaka
Arif, Oesman. (2012). Membangun Logika Baru dan Pemikiran Modern. Klaten:
Penaloza Publiser.
Arikunto, suharsini dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Azwar, saifuddin. (1996). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Liberty.
Cherrington1, Andrea, Jessica H. Williams2, Pamela Payne Foster3,4, Heather L.
Coley2,Connie Kohler, et al. (2005). Narratives to enhance smoking
cessation interventions among African‑ American smokers, the ACCE
project. Publish online 14 Oktober 2015. (1).
Dalman, (2014). Keterampilan Menulis. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Djaali, dkk. (2000). Pengukuran Dalam Bidang pendidikan. Jakarta: Progam
Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta.
Dowty, David. (1994). The Role of Negative Polarity and Concord Marking in
Natural L anguage Reasoning. Journal International, 1994, 114-144.
Hilmiyatun. (2014). Hubungan antara penguasaan unsur intrinsik cerita rakyat dan
minat membaca karya sastra dengan kemampuan mengapresiasi cerita
rakyat pada siswa kelaas VII MTs Negeri se-kabupaten lombok timur.
Tesis Tidak Dipublikasikan. FKIP Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Karomani. (2009). Logika. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Kusumaningsih, Dewi, dkk. (2013). Terampil Berbahasa Indonesia. Yogyakarta:
Andi Offset.
commit to user
20
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lasa Hs. (2005). Gairah Menulis Writing. Yogyakarta: Alinea.
Murtono. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Circ, Jigsaw, Dan
Stad Terhadap Keterampilan Membaca Ditinjau Dari Kemampuan
Logika Berbahasa. Disertasi Tidak Dipunlikasikan. Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
Ranjabar, Jacobus. (2014). Dasar-dasar Logika Sebuah Langkah Awal Untuk
Masuk ke Berbagai Disiplin Ilmu dan Penetahuan. Bandung: Penerbit
Albeta.
Setiadi, Syamsi. (2008). Menulis: Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Arab
Mahasiswa. Jurnal Pendidikan. Jurusan Bahasa dan Sastra Arab UNJ. 15
(2) 156.
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tolkildsen, Janne von Koss., Frøydis Morken., Wenche A. Helland., Turid
Hellan. The dynamics of narrative writing in primary grade children:
writing process factors predict story quality. 2016 (29): 529–554.
commit to user
Download