Modul Aplikasi Komputer [TM15]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Pengantar Aplikasi
Komputrer
Modul Standar untuk
digunakan dalam Perkuliahan
di Universitas Mercu Buana
Fakultas
Program Studi
Fakultas Ilmu
Komputer
Sistem Informasi
Tatap Muka
14
Kode MK
Disusun Oleh
90001
Sulis Sandiwarno, S.Kom.,M.Kom
Abstract
Kompetensi
Ilmu komputer saat ini sedang berkembang dengan
sangat pesat. Kemajuan dalam bidang ilmu Komputer
ditunjukan dari beberapa aspek, seperti: bidang
pendidikan, keuangan, perkantoran dan sebagainya.
Dalam
Pembahasan
Kali
Ini
Dalam
Pertemuan – 14 Matakuliah Aplikasi
Komputer Akan membahas mengenai ELEARNING
MODUL – 14
E-LEARNING
Sekilas perlu kita pahami ulang apa e-Learning itu sebenarnya. E-Learning adalah
pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan
komputer dan/atau Internet. E-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di
tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di
kelas. E-Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa
diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi e-Learning tidak harus
didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line
menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi
belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya
pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.
Ada beberapa pengertian berkaitan dengan e-Learning sebagai berikut :

Pembelajaran jarak jauh.
E-Learning memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri
kelas. Pembelajar bisa berada di Semarang, sementara “instruktur” dan pelajaran yang diikuti berada
di tempat lain, di kota lain bahkan di negara lain. Interaksi bisa dijalankan secara on-line dan realtime ataupun secara off-line atau archieved.
Pembelajar belajar dari komputer di kantor ataupun di rumah dengan memanfaatkan koneksi
jaringan lokal ataupun jaringan Internet ataupun menggunakan media CD/DVD yang telah disiapkan.
Materi belajar dikelola oleh sebuah pusat penyedia materi di kampus/universitas, atau perusahaan
penyedia content tertentu. Pembelajar bisa mengatur sendiri waktu belajar, dan tempat dari mana ia
mengakses pelajaran.

Pembelajaran dengan perangkat komputer
E-Learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer. Pada umumnya perangkat
dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan koneksi Internet ataupun Intranet lokal.
Dengan memiliki komputer yang terkoneksi dengan intranet ataupun Internet, pembelajar dapat
2013
2
Aplikasi Komputer – Modul 14
Sulis Sandiwarno, S.Kom.,M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
berpartisipasi dalam e-Learning. Jumlah pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi tidak dibatasi
dengan kapasitas kelas. Materi pelajaran dapat diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar
dibandingkan kelas konvensional yang tergantung pada kondisi dari pengajar.

Pembelajaran formal vs. informal
E-Learning bisa mencakup pembelajaran secara formal maupun informal. E-Learning secara formal,
misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur
dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-Learning dan
pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh
perusahaan pada karyawannya, atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan
perusahaan-perusahaan (biasanya perusahan konsultan) yang memang bergerak di bidang
penyediaan jasa e-Learning untuk umum. E-Learning bisa juga dilakukan secara informal dengan
interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website
pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau
keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).

Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli di bidang masing-masing.
Walaupun sepertinya e-Learning diberikan hanya melalui perangkat komputer, e-Learning ternyata
disiapkan, ditunjang, dikelola oleh tim yang terdiri dari para ahli di bidang masing-masing, yaitu:
1. Subject Matter Expert (SME) atau nara sumber dari pelatihan yang disampaikan
2. Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain materi dari SME
menjadi materi e-Learning dengan memasukkan unsur metode pengajaran agar materi
menjadi lebih interaktif, lebih mudah dan lebih menarik untuk dipelajari
3. Graphic Designer (GD), mengubah materi text menjadi bentuk grafis dengan gambar, warna,
dan layout yang enak dipandang, efektif dan menarik untuk dipelajari
4. Ahli bidang Learning Management System (LMS). Mengelola sistem di website yang mengatur
lalu lintas interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan siswa lainnya.
Di sini, pembelajar bisa melihat modul-modul yang ditawarkan, bisa mengambil tugas-tugas dan testtest yang harus dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi secara maya dengan instruktur, nara sumber
lain, dan pembelajar lain. Melalui LMS ini, siswa juga bisa melihat nilai tugas dan test serta
peringkatnya berdasarkan nilai (tugas ataupun test) yang diperoleh.
2013
3
Aplikasi Komputer – Modul 14
Sulis Sandiwarno, S.Kom.,M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
E-Learning tidak diberikan semata-mata oleh mesin, tetapi seperti juga pembelajaran secara
konvensional di kelas,
e-Learning ditunjang oleh para ahli di berbagai bidang terkait.
MENGENAL E-LEARNING
Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran dan
pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk
menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada pula yang menafsirkan e-learning
sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media internet. Sedangkan Dong
(dalam Kamarga, 2002) mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui
perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.
Atau e-learning didefinisikan sebagai berikut : e-Learning is a generic term for all technologically
supported learning using an array of teaching and learning tools as phone bridging, audio and
videotapes, teleconferencing, satellite transmissions, and the more recognized web-based training or
computer aided instruction also commonly referred to as online courses (Soekartawi, Haryono dan
Librero, 2002).
Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi
internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan. Hal ini senada dengan Cambell (2002), Kamarga (2002) yang intinya menekankan
penggunaan internet dalam pendidikan sebagai hakekat e-learning. Bahkan Onno W. Purbo (2002)
menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai
istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat
teknologi elektronik internet.
Internet, Intranet, satelit, tape audio/video, TV interaktif dan CD-ROM adalah sebagian dari
media elektronik yang digunakan Pengajaran boleh disampaikan secara ‘synchronously’ (pada waktu
yang sama) ataupun ‘asynchronously’ (pada waktu yang berbeda). Materi pengajaran dan
pembelajaran yang disampaikan melalui media ini mempunyai teks, grafik, animasi, simulasi, audio
dan video. Ia juga harus menyediakan kemudahan untuk ‘discussion group’ dengan bantuan
profesional dalam bidangnya.
Perbedaan Pembelajaran Tradisional dengan e-learning yaitu kelas ‘tradisional’, guru
dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan
kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam pembelajaran ‘e-learning’ fokus utamanya adalah pelajar.
Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung-jawab untuk pembelajarannya. Suasana
pembelajaran ‘e-learning’ akan ‘memaksa’ pelajar memainkan peranan yang lebih aktif dalam
2013
4
Aplikasi Komputer – Modul 14
Sulis Sandiwarno, S.Kom.,M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pembelajarannya. Pelajar membuat perancangan dan mencari materi dengan usaha, dan inisiatif
sendiri.
Khoe Yao Tung (2000) mengatakan bahwa setelah kehadiran guru dalam arti sebenarnya,
internet akan menjadi suplemen dan komplemen dalam menjadikan wakil guru yang mewakili
sumber belajar yang penting di dunia.
Cisco (2001) menjelaskan filosofis e-learning sebagai berikut.

Pertama, elearning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan
secara on-line.

Kedua, e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara
konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan
berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi.

Ketiga, e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi
memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan pengembangan teknologi
pendidikan.

Keempat,
Kapasitas
siswa
amat
bervariasi
tergantung
pada
bentuk
isi
dan
cara
penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar conten dan alat penyampai dengan gaya
belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang
lebih baik.
Sedangkan Karakteristik e-learning, antara lain.

Pertama, Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan siswa, siswa dan sesama
siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa
dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.

Kedua, Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks).

Ketga, Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer
sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang
bersangkutan memerlukannya.

Keempat, Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal
yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
Untuk dapat menghasilkan e-learning yang menarik dan diminati, Onno W. Purbo (2002)
mensyaratkan tiga hal yang wajib dipenuhi dalam merancang elearning, yaitu : sederhana, personal,
dan cepat. Sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik dalam memanfaatkan teknologi
dan menu yang ada, dengan kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi pengenalan
system e-learning itu sendiri, sehingga waktu belajar peserta dapat diefisienkan untuk proses belajar
2013
5
Aplikasi Komputer – Modul 14
Sulis Sandiwarno, S.Kom.,M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
itu sendiri dan bukan pada belajar menggunakan sistem e-learning-nya. Syarat personal berarti
pengajar dapat berinteraksi dengan baik seperti layaknya seorang guru yang berkomunikasi dengan
murid di depan kelas. Dengan pendekatan dan interaksi yang lebih personal, peserta didik
diperhatikan kemajuannya, serta dibantu segala persoalan yang dihadapinya. Hal ini akan membuat
peserta didik betah berlama-lama di depan layar komputernya. Kemudian layanan ini ditunjang
dengan kecepatan, respon yang cepat terhadap keluhan dan kebutuhan peserta didik lainnya.
Dengan demikian perbaikan pembelajaran dapat dilakukan secepat mungkin oleh pengajar atau
pengelola.
Teknologi Pendukung E-Learning
Dalam prakteknya e-learning memerlukan bantuan teknologi. Karena itu dikenal istilah:
computer based learning (CBL) yaitu pembelajaran yang sepenuhnya menggunakan komputer; dan
computer assisted learning (CAL) yaitu pembelajaran yang menggunakan alat bantu utama
komputer.
Teknologi pembelajaran terus berkembang. Namun pada prinsipnya teknologi tersebut dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Technology based learning danTechnology based web-learning.
Technology based learning ini pada prinsipnya terdiri dari Audio Information Technologies (radio,
audio tape, voice mail telephone) dan Video Information Technologies (video tape, video text, video
messaging). Sedangkan technology based web-learning pada dasarnya adalah Data Information
Technologies (bulletin board, Internet, e-mail, tele-collaboration).
Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari, yang sering dijumpai adalah kombinasi dari
teknologi yang dituliskan di atas (audio/data, video/data, audio/video). Teknologi ini juga sering di
pakai pada pendidikan jarak jauh (distance education), dimasudkan agar komunikasi antara murid
dan guru bisa terjadi dengan keunggulan teknologi e-learning ini.
Di antara banyak fasilitas internet, menurut Onno W. Purbo (1997), “ada lima aplikasi standar
internet yang dapat digunakan untuk keperluan pendidikan, yaitu email, Mailing List (milis), News
group, File Transfer Protocol (FTC), dan World Wide Web (WWW)”.
Sedangkan Rosenberg (2001) mengkatagorikan tiga kriteria dasar yang ada dalam elearning.
1. Pertama, e-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat,
menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan
informasi.
2. Kedua, e-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan standar
teknologi internet.
2013
6
Aplikasi Komputer – Modul 14
Sulis Sandiwarno, S.Kom.,M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Ketiga, e-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran
yang menggungguli paradikma tradisional dalam pelatihan.
Ada beberapa alternatif paradigma pendidikan melalui internet ini yang salah satunya adalah
system “dot.com educational system” (Kardiawarman, 2000). Paradigma ini dapat mengitegrasikan
beberapa system seperti ;

Pertama, paradigma virtual teacher resources, yang dapat mengatasi terbatasnya jumlah guru
yang berkualitas, sehingga siswa tidak haus secara intensif memerlukan dukungan guru, karena
peranan guru maya (virtual teacher) dan sebagian besar diambil alih oleh system belajar
tersebut.

Kedua, virtual school system, yang dapat membuka peluang menyelenggarakan pendidikan
dasar, menengah dan tinggi yang tidak memerlukan ruang dan waktu. Keunggulan paradigma
ini daya tampung siswa tak terbatas. Siswa dapat melakukan kegiatan belajar kapan saja,
dimana saja, dan darimana saja.

Ketiga, paradigma cyber educational resources system, atau dot com leraning resources
system. Merupakan pedukung kedua paradigma di atas, dalam membantu akses terhadap
artikel atau jurnal elektronik yang tersedia secara bebas dan gratis dalam internet.
Penggunaan e-learning tidak bisa dilepaskan dengan peran Internet. Menurut Williams (1999).
Internet adalah ‘a large collection of computers in networks that are tied together so that many users
can share their vast resources’.
Pengembangan Model
Pendapat Haughey (1998) tentang pengembangan e-learning. Menurutnya ada tiga
kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet, yaitu web course, web
centric course, dan web enhanced course ;

Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana peserta didik
dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar,
diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya
disampaikan melalui internet. Dengan kata lain model ini menggunakan sistem jarak jauh.

Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak jauh dan
tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampikan melalui internet, dan sebagian lagi
melalui tatap muka. Fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini pengajar bisa memberikan
petunjuk pada siswa untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya.
Siswa juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam
2013
7
Aplikasi Komputer – Modul 14
Sulis Sandiwarno, S.Kom.,M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih banyak diskusi tentang temuan materi yang telah
dipelajari melalui internet tersebut.

Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas
pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah untuk memberikan pengayaan
dan komunikasi antara peserta didik dengan pengajar, sesama peserta didik, anggota
kelompok, atau peserta didik dengan nara sumber lain. Oleh karena itu peran pengajar dalam
hal ini dituntut untuk menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing mahasiswa
mencari dan menemukan situs-situs yang relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan
materi melalui web yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan komunikasi melalui
internet, dan kecakapan lain yang diperlukan.
Kelebihan dan Kekurangan E-Learning
Petunjuk tentang manfaat penggunaan internet, khususnya dalam pendidikan terbuka dan
jarak jauh (Elangoan, 1999; Soekartawi, 2002; Mulvihil, 1997; Utarini, 1997), antara lain.

Pertama, Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi
secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi
itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.

Kedua, Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur
dan ter-jadual melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh
bahan ajar dipelajari.

Ketiga, Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau
diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.

Keempat, Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang
dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.

Kelima, Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti
dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan
yang lebih luas.

Keenam, Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.

Ketujuh, Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau
sekolah konvensional.
Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak
terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik (Bullen, 2001, Beam, 1997), antara lain.

Pertama, Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri.
Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan
mengajar.
2013
8
Aplikasi Komputer – Modul 14
Sulis Sandiwarno, S.Kom.,M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Kedua, Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya
mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.

Ketiga, Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.

Keempat, Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran
konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.

Kelima, Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.

Keenam, Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.

Ketujuh, Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan internet.

Kedelapan, Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
2013
9
Aplikasi Komputer – Modul 14
Sulis Sandiwarno, S.Kom.,M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
J. Glenn Brookshear, Computer Science An Overview 11th Edition, United States Of America,
Addison-Wesley, 2012
June Jamrich Parsons, Dan Oja, New Perspectives on Computer Concepts, 2011 Boston – United
States Of America, Course Technology, Cengage Learning, 2011
June Jamrich Parsons, Dan Oja, New Perspectives on Computer Concepts 2012, Boston – United
States Of America, Course Technology, Cengage Learning, 2012
http://masyhury.web.id/2010/11/kumpulan-ebook-pengantar-teknologi-informasi-gratis/ (diunduh
tanggal 23 April 2013
Antonius Aditya Hartanto dan Onno W. Purbo, E-Learning berbasis PHP dan MySQL,
Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta, 2002.
Asep Saepudin, Penerapan Teknologi Informasi Dalam Pendidikan Masyarakat, Jurnal
Teknodik, Edisi No.12/VII/Oktober/2003.
Budi Rahardjo, Proses e-Learning di Perguruan Tinggi, Seminar & Workshop, ITB, 11
Desember 2003.
___________, Internet Untuk Pendidikan, http://budi.insan.com, 2001.
___________, Pemanfaatan Teknologi Informasi di Perguruan Tinggi, Dipresentasikan pada
acara “Sosialisasi Mengenai Implementasi Penerapan UU No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta;
Pemerintah Sebagai Panutan Dalam Ketaatan Lisensi Peranti Lunak”, Tim Koordinasi Telematika
Indonesia, Novotel Coralia Hotel, Bogor, 9 Maret 2004.
Jaya Kumar C. Koran, Aplikasi ‘E-Learning’ Dalam Pengajaran Dan Pembelajaran Di SekolahSekolah Malaysia: Cadangan Perlaksanaan Pada Senario Masa Kini, Pasukan Projek Rintis Sekolah
Bestari Bahagian Teknologi Pendidikan, Kementerian Pendidikan Malaysia.
Oos M. Anwas, Model Inovasi E-Learning Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, Jurnal
Teknodik, Edisi No.12/VII/Oktober/2003.
Romi Satria Wahono, Strategi Baru Pengelolaan Situs eLearning Gratis,
http://www.ilmukomputer.com, 2003.
Soekartawi, Prinsip Dasar E-Learning: Teori Dan Aplikasinya Di Indonesia, Jurnal Teknodik,
Edisi No.12/VII/Oktober/2003.
2013
10
Aplikasi Komputer – Modul 14
Sulis Sandiwarno, S.Kom.,M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download