BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian 1. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten Badan Lingkungan hidup Kabupaten Klaten merupakan unsur pendukung pelaksanaan tugas di bidang lingkungan hidup. Badan Lingkungan Hidup sendiri berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekertaris Daerah Badan Lingkungan Hidup KabupatenKlaten dibetuk menurut Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 25 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2008 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Nomor 17). 2. Tugas Pokok dan Fungsi Tugas pokok dan fungsi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten terdapat dalam Pasal 2 ayat (2) dan (3) Peraturan Bupati Klaten Nomor 56 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten. Badan Lingkungan Hidup mempunyai tugas membantu dan menunjang kelancaran tugas Bupati dalam menyelenggarakan Pemerintahan Daerah di bidang lingkungan hidup. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Badan Lingkungan Hidup mempunyai fungsi: a. Pelaksanaan perumusan kebijakan teknis di bidang pengendalian lingkungan hidup; b. Pelaksanaan pelayanan penunjang dalam penyelenggaran pemerintah daerah di bidang pengendalian lingkungan hidup; c. Pelaksana penyusunan rencana dan program pelaksana monitoring, evaluasi dan pelaporan bidang pengendalian lingkungan hidup; d. Pemberian rekomendasi perijinan bidang lingkungan hidup; e. Penyelidikan dan penyelesaian kasus di bidang lingkungan hidup; f. Koordinasi kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan hidup; 41 42 g. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan, Analisis mengenai Dampak Lingkungan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan. 3. Visi dan Misi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Badan Lingkungan Hidup memiliki visi dan Misi. Visi dan Misi tersebut terdapat dalam rencana strategik yang berorientasi pada hasil (outcome) yang ingin dicapai selama 5 (lima) tahun, yaitu periode 2015 – 2020. Visi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten adalah “Meningkatkan kualitas lingkungan hidup untuk mendukung terwujudnya Kabupaten Klaten yang maju dan mandiri”. Visi BLH Kabupaten Klaten tersebut mengandung beberapa unsur dan memiliki arti sebagai berikut: 1. Kualitas lingkungan hidup artinya sebagai keadaan lingkungan yang dapat memberikan daya dukung optimal bagi kelangsungan hidup manusia pada suatu wilayah. 2. Kabupaten Klaten yaitu suatu wilayah yang di Provinsi Jawa Tengah yang mempunyai batas wilayah timur berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo, barat berbatasan dengan Kabupaten Sleman, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul dan sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali. Luas mencapai 665,57 km2 dan mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus pemerintahan dan kepentingan masyarakatnya. 3. Maju sesuai dengan visi Kabupaten Klaten dapat tercukupi kebutuhannya secara adil danmerata, baik kebutuhan lahiriah yang meliputi sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan, maupun kebutuhan batiniah yang meliputi rasa aman, tentram dan damai. 4. Mandiri sesuai dengan visi Kabupaten Klaten yaitu bahwa masyarakat Kabupaten Klaten mampu bertumpu pada kondisi, potensi dan kemampuan sendiri tanpa harus meninggalkan kerjasama dengan para pihak untuk melaksanakan pembangungan. 43 Misi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten adalah : 1. Meningkatkan Kualitas dan Profesioalisme Sumber Daya Manusia Bidang Lingkungan Hidup. 2. Mewujudkan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup dan pelestarian sumber daya alam dengan mengendalikan tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. 4. Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten terdapat dalam Pasal 2 Peraturan Bupati Nomor 56 Tahuun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten, yaitu : a. Kepala. Kepala Badan Lingkungan Hidup mempuyai tugas memimppin penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah di bidang lingkungan hidup. b. Sekretariat. Sekretariat mempunyai tugas mengelola urusan administrasi ketatausahaan yang meliputi urusan umum, kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi dan pelaporan. Sekretariat terdiri dari : 1) Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan. Sub bagian perencanaan dan Pelaporan mempunyai tugas pokok menyusun rencana program kegiatan, pengumpulan dan pengolahan data, evaluasi dan pelaporan kegiatan Badan. 2) Sub Bagian Keuangan. Sub bagian keuangan mempunyai tugas pokok sebagai Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) yang melaksanakan fungsi pengelolaan keuangan badan. 3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. Sub bagian umum dan keuangan mempunyai tugas melakukan urusan surat menyurat, penggandaan, ekspedisi, kearsipan, rumah tangga, pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan kantor serta melakukan pengelolaan administrasi kepegawaian. c. Bidang Analisis mengenai dampak lingkungan dan pengembangan kapasitas lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas 44 badan dibidang pemantauan dan pengembangan kapasistas lingkungan serta pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis bidang kajian dampak lingkungan, pengkajian dokumen lingkungan, perizinan dan penataan ruang, pengembangan sistem manajemen lingkungan dan pengembangan kemitraan lingkungan. Bidang Analisis Mengenai dampak lingkungan dan pengembangan kapasistas lingkungan terdiri dari: 1) Sub bidang mengenai dampak lingkungan. Subbidang mengenai dampak lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagaian tugas bidang analisis mengenai dampak lingkungan dan kapasistas lingkungan yang menyelenggarakan pengembangan lingkungan hidup pemantauan, evaluasi, dan pengkasjian perizinan di bidanng lingkungan hidup. 2) Sub Bidang Pengembangan Kapasistas Lingkungan. Sub bidang pengembangan kapasistas lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas bidang analisis mengenai dampak lingkungan dan pengembangan kapasistas lingkungan yang menyelenggarakan pengembangan sistem menejemen lingkungan, perangkat ekonomi lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan serta pengembangan kemitraan lingkungan. d. Bidang pengendalian melaksanakan dampak sebagian lingkungan tugas badan yang mempunyai tugas menyelenggarakan pengendalian pencemaran air, udara limbah padat dan bahan beracun dan berbahaya, tanah, pengendalian kerusakan lahan, kerusakan sumber daya air, kerusakan kawasan konservasi dan kerusakan keanekaragaman hayati. Bidang pengendalian dampak lingkungan terdiri dari : 1) Sub bidang pengendalian pencemaran lingkungan. Sub bidang pengendalian pencemaran melaksanakan sebagian lingkungan yang lingkungan tugas bidang menyelenggarakan mempunyai pengendalian pengendalian tugas dampak pencemaran 45 lingkungan yang meyelenggarakan pengendalian pencemaran lingkungan. 2) Sub bidang pengendalian kerusakan lingkungan. Sub bidang pengendalian kerusakan lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas bidang pengendalian dampak lingkungan yang menyelenggarakan pencegahan dan penanggulangan kerusakan lingkungan e. Kelompok Jabatan Fungsional. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas sesuai bidang keahliannya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan. B. Pembahasan 1. Mekanisme Pengawasan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten terhadap penaatan pengelolaan limbah di PT.SGM Usaha yang dijalankan oleh PT.SGM adalah industri pengolahan susu. Produk utama PT.SGM disajikan pada tabel berikut: No Nama Produk Bentuk Kemasan 1 Susu Bubuk SGM Padat Alumunium Foil 2 Susu Bubuk LLM Padat Alumunium Foil 3 Susu Bubuk VITALAC Padat Alumunium Foil 4 Susu Bubuk Vitaplus Padat Alumunium Foil 5 Susu bubuk Lactamil ibu hamil dan menyusui Padat Alumunium Foil 46 6 SGM Sereal Padat Alumunium Foil 7 Susu Bubuk Nutricia Padat Alumunium Base Powder 8 Susu Foil Bubuk Dumex Padat Alumunium Powder Foil Sumber : Dokumen UKL/UPL,PT.SGM Tabel 1. Dokumen Kelayakan Lingkungan untuk Kegiatan Operasional Pabrik PT. SGM Unit II No Nama Dokumen 1 Keputusan Keterangan Dokumen UKL-UPL Kepala Kantor PT.SGM Tbk. Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten - Dokumen Lahan : 150.00 m2 - Luas Bangunan: 45.925m2 No.660.1/239.1/24 tentang Luas Persetujuan - UKL-UPL PT.SGM Tbk. Tenaga Kerja : 450 orang - Kapasitas Produksi : 34.426/tahun 2 Dokumen Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten No.510.44/22 tentang rekomendasi atas DPLH - Susu lahan : 154.796 m2 - Luas bangunan : 51.623 m2 - KegiatanIndustri Pengolahan Luas Tenaga kerja : 794 orang oleh - Kapasitas PT.SGM Unit II, Desa produksi 90.000 Kemundo, Kecamatan ton/tahun. Prambanan, Kabupaten Klaten 47 Proses produksi PT.SGM Unit II menggunakan beberapa jenis bahan baku, bahan penolong dan bahan pengemas. Proses pengolahan susu bubuk di PT.SGM meliputi dua proses, yaitu proses basah (wet process) dan proses kering (dryprocess). Proses basah merupakan pengolahan susu yang masih dalam bentuk cair, sedangkan proses kering merupakan proses pengeringan susu cair menjadi susu bubuk. Berdasarkan dokumen UKL-UPL yang disetujui maka sebagai pemegang izin lingkungan PT.SGM berkewajiban untuk mengelolaa limbah, tidak menggabungkan saluran limbah cair dengan air hujan, membuang limbah cair ke badan air yang dibawah baku mutu limbah, mungujikan kualitas air limbah setiap sebulan sekali, memasang flowmeter di IPAL, mencatat swapantau harian (Ph,suhu,debit) dan wajib melakukan sekaligus membiayai penanggulangan dan pemulihan apabila terjadi pencemaran atau kerusakan yang diakibatkan dari kegiatan perusahaan. Selain izin lingkungan, izin PPLH yang dimiliki PT.SGM anatara lain mencakup: 1. Izin Usaha; 2. Izin Pmbuangan Limbah Cair; 3. Izin Pengelolaan Limbah B3, dan 4. Izin ABT (Air Bawah Tanah). Berdasarkan dokumen UKL-UPL yang telah disetujui sebelumnya, saat ini PT.SGM Unit II telah menjalankan kegiatan operasional. Kegiatan ini melibatkan berbagai aktivitas dan penggunaan berbagai peralatan yang berpotensi memberi dampak terhadap karyawan, masyarakat maupun lingkungan di sekitarnya. Mastriks ringkasan dampak untuk kegiatan operasional yang saat ini sedang berjalan disajikan dalam tabel berikut. No Sumber Dampak 1 Dampak Material expired, kertas, karton, kayu, logam, Timbulan sampah aluminium 2 Pencucian peralatan produksidan truk tangki Penurunan susu segar sungai kualitas air 48 3 Pengolaha limbah cair yang kurang optimal Pencemaran kualitas udara (kebauan) 4 Kegiatan dariproses pengujian, pemeriksaan, Timbulan limbah B3 penelitian dan pengembangan di laboratorium serta maintenance peralatan produksi 5 Operasional boiler, diesel dan drier Pencemaran kualitas udara ambien 6 Berdirinya pabrik Dampak lingkungan pabrik dan karyawan Sumber: Laporan Dokumen UKL- UPL,PT.Sarihusada Generasi Mahardhika Unit II(SGM) Sistem yang dipakai dalam pengelolaan limbah cair di PT.SGM adalah mengacu pada kombinasi proses anaerobik dan aerobik di instalasi pengolahan air limbah pabrik PT.SGM Unit II. Air limbah yang telah diolah dan sesuai baku mutuakan dimanfaatkan ssebagai penyiram tanaman dan dibuang keperairan umum. Sementara itu, untuk limbah padat domestik dari pekerja dan kegiatan operasional pabrik dilakukan pemilahan antara bahan organik dan bahan anorganik. Bahan organik selanjutnya akan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai bahan pembuatan kompos, sedangkan bahan anorganik disalurkan kepada pihak ketiga sebagai perantara daur ulang. 1. Mekanisme Pelaksanaan Pengawasan Badan Lingkungan Hidup Berdasarkan penjelasan umum Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Pemerintah Daerah dalam hal ini berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan Pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat (Suparto Wijoyo, 2005 : 165). Dikaitkan dengan tugas perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkugan Hidup, maka pemerintah kabupaten/kota dapat 49 mengatur urusannya dalam bidang lingkungan di daerah berdasarkan pemberian otonomi ini. Tugas dan wewenang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pemerintah kabupaten/kota tercantum dalam pasal 63 ayat (3) Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Tugas dan wewenang terebut mencakup pembuatan kebijakan, menerapkan kebijakan, pembinaan dan pengawasan dan pembinaan di bidang lingkungan hidup. Pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 25 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten merupakan salah satu wujud dari pelaksanaan otonomi daerah. Lembaga teknis daerah yang dibentuk untuk dikonsentrasikan di bidang lingkungan yaitu Badan Lingkungan Hidup. Lembaga teknis daerah merupakan unsur pendukung dari pelaksanaan pemerintah daerah. Begitu pula badan lingkungan hidup kabupaten Klaten merupakan bagian dari lembaga teknis daerah yang mempunyai tugas membantu Bupati dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah di bidang lingkungan hidup. Telah dijabarkan diatas mengenai tugas dari badan lingkungan hidup Kabupaten Klaten. Penjabaran tugas pokok dan fungsinya tercantum dalam Peraturan Daerah Klaten Nomoer 56 tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi, Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten. Tugas dan fungsi tersebut sangatlah berkaitan erat dengan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Pengawasan pengelolaan limbah PT.SGM merupakan kewajiban Bupati Klaten yang kemudian mendelegasikan kepada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten. Kemudian dalam struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten, bidang yang memiliki tugas terhadap pengawasan pengelolaan limbah PT.SGM yaitu subbidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan. Subbidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan mempunyai tugas pokok menyediakan bahan rencana program dan kegiatan, pelaksanaan, pengembangan teknis, 50 fasilitasi, pelayanan administrasi dan teknis pemantauan dan evaluasi, pelaporan bidang pengendalian pencemaran lingkungan. Pelakasanaan pengawasan pengelolaan limbah PT.SGM yaitu Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah ditetapkan Bupati Klaten. Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah (PPLHD) yang melaksanakan pengawasan pengelolaan limbah PT.Sgm merupakan staff dari subbidang pengendalian pencemaran lingkungan karena yang diawasi terkait pengendalian pengelolaan limbah. Pelaksanaan pengawasan kemudian berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pembinaan dan Pengawasan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam standar Operasional Prosedur (SOP) terdapat alur melakukan pengawasan pengelolaan lingkungan hidup. Alur pelaksanaannya sebagai berikut: 1. Menyusun jadwal pengawasan pengelolaan lingkungan hidup terhadap penanggung jawab usaha/kegiatan untuk ditanda tangani kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten. Pelaksanaan pengawasan ditujukan kepada usaha/kegiatan maka sebelumnya juga dibuat daftar usaha/kegiatan yang berpotensi mencemari lingkugan. Jangka waktu pelaksanaannya yaitu 7 hari. 2. Memberikan pelaksanaan pengawasan kepenanggung jawab usaha/kegiatan yang menjadi sasaran target. Penanggung jawab kegiatan dapat disebut sebagai pemilik usaha. Jangka waktu 1 hari. 3. Disiapkan Surat Perintah Tugas pengawasan pengelolaan lingkungan hidup setelah penanggung jawab usaha/kegiatan menerima pemberithuan pengawasan dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten. Setelah Surat Perintah Tugas selesai dibuat surat pelaksana tugas maka diajukan kepada Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten. 4. Penandatanganan Surat Perintah oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten. 51 5. Persiapan ke lapangan serta membawa persyaratan atau perlengkapan, antara lain: Surat Perintah Tugas, blangko, Surat Perintah Perjalanan Dinas(SPPD), format berita acara, data awal, kendaraan bermotor/mobil dinas, Global Positioning System (GPS),kamera peraturan perundang-undangan. 6. Pelaksanaan pengawasan di lapangan dengan membawa surat perintah tugas, berita acara kelengkapan. 7. Melakukan evaluasi, analisa terhadap pengawasan setelah dilaksanakannya kegiatan tersebut dan dilaporkan ke Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten. Pada tahap akan tersusun draf hasil evaluasi, analisis terhadap hasil pengawasan yang dilakukan oleh tim teknis maka diperlukan 3 hari untuk melakukan kegiatan tersebut. 8. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten menerima hasil laporan, mengakaji dan menyampaikan pemberitahuan ke penanggung jawab kegiatan/usaha terkait temuan-temuan. Hasil temuannya dapat berupa dianggap telah taat atau tidak/belum taat melaksanakan ketentuan yang dipersyaratkan. Jika usaha/kegiatan tersebut tidak/belum taat, permasalahannya dilimpahkkan ke bidang penataan lingkungan dan peningkatan kapasitas lingkungan untuk mendapatkan teguran dan atau sanksi setelah dilakukan pembinaan dan pengawasan minimal 3 kali atau tergantung ada tidaknya perbaikan yang dilakukan penanggung jawab usaha/kegiatan. Jangka waktu pada tahap ini yaitu 4 hari. Pengawasan terhadap PT.SGM itu sendiri dilakukan beradasarkan pengawasan dokumen lingkungan yaitu Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL). Dokumen lingkungan tersebut didalamnya memuat pengelolaan lingkungan, limbah padat, air limbah, udara ( udara ambien, kebisingan,emisi ) dan sosial ekonomi dan kesehatan masyarakat. Peran PT.SGM dalam pengawasan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten sangat penting untuk mendukung terlaksananya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Untuk 52 mengetahui seberapa besar prosentase peningkatan dari Badan Lingkungan Hidup, maka pihak PT.SGM harus menyampaikan laporan triwulan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup ke Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten secara berkala paling sedikit 1 kali dalam 3 bulan. Catatan yang harus dilaporkan mengenai jumlah Ph,COD, BOD, debit air limbah, udara catatan neraca limbah, udara ambien. Tabel 2. Hasil Uji Laboratorium pH, COD, BOD, TSS, NH3 dan S= No Parameter Hasil Ketidakpastian Baku Mutu analisis Klas II Klas III Klas IV 1 Temperatur 30,0 1,300 Dev 3 Dev 3 Dev 3 2 TSS 45,0 0,526 50 400 400 3 pH 7,28 0,076 6-9 6-9 6-9 4 COD 12,03 1,84 25 50 100 5 BOD 4,43 0,021 3 6 12 6 NH3-N 0,077 0,002 - - - 7 Sulfida 0,082 0,002 - - - sebagai S Sumber : Laporan Dokumen UKL- UPL,PT.Sarihusada Generasi Mahardhika Unit II(SGM) No Parameter Hasil Ketidakpastian Baku Mutu analisis Klas II Klas III Klas IV 1 Temperatur 30,0 1,300 Dev 3 Dev 3 Dev 3 2 TSS 46,0 0,526 50 400 400 3 pH 7,40 0,076 6-9 6-9 6-9 4 COD 24,53 1,90 25 50 100 5 BOD 8,90 0,042 3 6 12 6 NH3-N 0,237 0,006 - - - 7 Sulfida 0,159 0,003 - - - sebagai S 53 Sumber : Laporan Dokumen UKL- UPL,PT.Sarihusada Generasi Mahardhika Unit II(SGM) Tabel 3. Hasil Uji Laboratorium Air Limbah Industri Susu No Parameter Hasil Analisa ketidakpastian Baku Mutu 1 Temperatur 25,7 1,300 - 2 TSS 62,0 0,526 50 3 pH 4,36 0,076 6,0-9,0 4 COD 5468 92,85 100 5 BOD 363 12,69 40 6 DHL 3,09 - - 7 DO - - - Sumber : Laporan Dokumen UKL- UPL,PT.Sarihusada Generasi Mahardhika Unit II(SGM) Tabel 4. Hasil Uji Laboratorium Udara Ambien No Parmeter Hasil Analisis Baku Mutu Data Fisik 1 Suhu ambien 32,5 - 2 Kelembaban 43,5% - 3 Tekanan Barometer 723 mmHg - 4 Cuaca Cerah - 5 Kecepatan Angin 5,3-7,9 km/jam - 6 Arah angin dari Barat - Data Kimia 1 H2S <0,003 ppm 0,02 2 NH3 0,04ppm 2,0 3 Kebisingan 50,41 dB A 70 Sumber : Laporan Dokumen UKL- UPL,PT.Sarihusada Generasi Mahardhika Unit II(SGM) 54 Keterangan : - Dari tabel-tabel diatas terdapat ada beberapa parameter yang melampaui baku mutu, seperti BOD (II), COD (II), dan BOD (II) (III). Pengawasan dilakukan untuk menilai tingkat ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau pejabat instansi lingkungan hidup yang ditugaskan. Hasil pengawasan disusun dalam berita acara pengawasan. Pengawasan dilakukan dengan cara: 1. Pengawasan langsung, dilakukan melalui inspeksi lapangan menggunakan panduan inspeksi lapangan proper yang ditetapkan oleh menteri. 2. Pengawasan tidak langsung, dilakukan dengan memeriksa laporan ketaatan pengelolaan lingkungan hidup yang disampaikan oleh penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan. Badan lingkungan hidup Kabupaten Klaten dalam melaksanakan pengawasan berdasarkan Peraturan menteri ini termasuk pengawasan tidak langsung. Pelaksanaan pengawasan dan pembinaan pegelolaan limbah produksi PT.SGM lebih terfokus pada dokumen lingkungan UKL/UPL. Jika terjadi suatu pelanggaran dalam hal yang berdampak lingkungan bagi pemegang dokumen UKL/UPL dan SPPLH, Badan Lingkungan Hidup lah yang berwenang penuh dalam menangani atau memberikan pembinaan bagi suatu kegiatan usaha tersebut. Dari hasil evaluasi yang dilakuakan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten terhadap dokumen lingkungan PT.SGM tingkat ketaatan terhadap kepemilikan dokumen lingkungan dan ketaatan pemantauan lingkungan hidup dan kontinuitas pelaporan masih ada yang belum sesuai. Namun, terkait permasalahan aduan masyarakat terhadap PT.SGM Badan Lingkungan Hidup memeberi masukan untuk memperbaiki kinerjanya dan harus segera ditindaklanjuti. Pelaksanaan pengawasan ini Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten tidak bekerja sendirian, namun di bantu oleh masyarakat. Masyarakat dapat melakukan pengaduan yang difasilitasi oleh Badan Lingkungan Hidup yaitu Pos Pengaduan bilamana terjadi 55 pelanggaran atau dampak – dampak yang diterima lingkungan sekitar kegiatan usaha dirasa merugikan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Berdasarkan aduan dari masyarakat mengenai permasalahan lingkungan yang timbul akibat kegiatan produksi dari PT.SGM, pihak badan lingkungan hidup telah melakukan verifikasi terhadap aduan yang masuk. Dari hasil monitoring dilapangan pihak badan lingkungan hidup sudah tidak menjumpai luapan limbah dari IPAL pada area persawahan. Setelah dikonfirmasi pihak sarihusada sendiri membenarkan memang pernah mengalami kerusakan teknis pada sistem IPALnya. Namun ketika terjadi permasalahan tersebut, pihak perusahan juga sudah melaksanakan kesepakatan dengan masyarakatnya dan pada petani yang terkena dampak dengan melakukan pembersihan lahan dengan penyedotan kembali. Dari hasil pemantauan dokumen perusahaan SGM tercatat telah melakukan hasil limbah yang dikeluarkan secara berkala, antara lain: a. Terhadap limbah cair, perusahaan sarihusada seharusnya melaporkan ke BLH secara berkala setiap sebulan sekali, namun dengan adanya ketenggangan dan mempermudah pemilik usaha, BLH memberikan kelonggaran dimana pelaporan dapat diberikan setiap tiga bulan sekali yang mana pelaporan tersebut memuat mengenai baku mutu limbah cair pada tiap bulanya; b. Limbah udara dilaporkan setiap enam bualn sekali pada Badan Lingkungan Hidup; c. Limbah tanah dilakukan oleh pihak ke tiga dimana yang mempunyai ahli dalam hal LB3. Monitoring ke lapangan dilakukan oleh BLH Kabupaten Klaten ketika ada pelaporan atau aduan yang masuk ke Badan Lingkungan Hidup. Bentuk tanggungjawab Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten ditunjukkan melalui pembinaan terhadap PT.SGM. Saran tindak lanjut yang direkomendasikan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten 56 dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup, dilihat dari hasil pengawasan dokumen lingkungan dari PT.SGM, antara lain sebagai berikut : 1. Semua limbah yang dihasilkan harus diolah dalam IPAL. 2. Dokumen sebelumnya untuk dikomparasi dalam dokumen yang baru. 3. Aturan baku mutu untuk ditambahkan dalam dokumen. 4. Bagian alur proses untuk dibuatkan dalam dokumen. 5. Limbah b3 dikelola pihak ketiga, siapa dan MOU untuk dilampirkan. 6. Uji emisi melebihi ambang batas untuk diperhatikan. Dust colector ada berapa dan dipasangkan dimana untuk dijelaskan dalam dokumen. 7. Uji kualitas air untuk dilaksanakan dan dilaporkan secara periodik kepada dinas terkait. 8. Untuk diperinci penggunaan air. Jumlah MCK yang tersedia berapa. 9. Sampah sebanyak 2,3 ton direcycle, yang menangani siapa untuk dijelaskan dalam dokumen. 10. CSR yang telah diberikan untuk diinformasikan ke PEMKAB Klaten. 11. Uji limbah cair diharapkan tidak melebihi baku mutu. 12. Pengelolaan limbah udara untuk diperhatikan karena uji melebihi ambang batas 13. Agar membuat sumur resapan air hujan, biopori dan mengadakan penghijauan. Tingginya kesadaraan perusahaan sarihusada terhadap pengelolaan lingkungan hidup ini membuat Badan Lingkungan Hidup memilih Perusahaan SGM sebagai salah satu perusahaan yang masuk dalam proper. Proper ini dimaksudkan sebagai salah satu program penilaian kinerja perusahaan, yang diharapkan agar supaya perusahaan-perusahaan berlomba-lomba untuk melalukakan pengelolaan lingkungan dan tidak 57 semata-mata mendirikan usaha untuk mendapat keuntungan semata dalam mendirikan suatu usaha. 2. Tindak Lanjut Badan Lingkungan Hidup terhadap permasalahan lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan industri PT.SGM Dari hasil pengawasan yang telah diuraikan sebeelumnya Badan Lingkungan hidup Kabupaten Klaten memberi teguran kepada PT.SGM. Karena berdasarkan hasil pelaporan PT.SGM limbah cairnya melebihi baku mutu, sehingga masuk indikasi keperusakan lingkungan. Dari Klarifikasi PT.SGM mendapat teguran agar kejadian tidak terulang lagi, pembuangan limbah cair tidak melebihi kapasitas, sesuai dengan SK Bupati Kabupaten Klaten Nomor 660.3/561/2009 mengenai Ketentuan Dan Kewajiban Pemegang Izin Pembuangan Air Limbah Keperairan Umum. Ketentuan-ketentuan tersebut antara lain : I. Ketentuan teknis: Pembuangan air limbah industri susu dengan kapasistas produksi 165,47 ton/hr harus memenuhi persyaratan : 1. Debit air limbah maksimum : 330,9 m3/hr 2. Kualitas eflluent air limbah yaitu Kadar dan beban pencemaran maksimum adalah : No Parameter Kadar Beban maksimum Maksimum (mg/I) (kg/hari) 1 BOD5 40 13,2 2 COD 100 33 3 TSS 50 16,5 4 pH 6-9 - 3. Pembuangan air limbah di buang ke sungai deleran. 4. Melakukan pemantauan dan pencatatan harian debit air limbah yang dibuang ke sungai Deleran. 58 5. Tidak menggabungkan saluran pembuangan air limbah dengan saluran limpahan air hujan atau saluran lainnya. 6. Melakukan pemantauan pada titik-titik pantau yang telah ditetapkan bersama dengan Tim Bdan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah dan Tim IPLC Pemerintah Kabupaten Klaten di intlet dan outlet Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) setiap satu bulan sekali dan pemantauan kualitas air sungai Deleran sebelum dan sesudah bercampur air limbah setiap 6 bulan sekali dengan biaya ditanggung perusahaan 7. Tidak boleh melakukan pengenceran air limbah dan apabila air limbah tersebut akan dimanfaatkan untuk kegiatan lain harus melakukan penelitian terlebih dahulu sesuai dengan ketentuan yang berlaku. II. Kewajiban Pihak Perusahaan. 1. Melaporkan hasil analisa kualitas air limbah di intlet dan outlet IPAL setiap 1 (satu) bulan sekali dan melaporkan hasil analisa kualitas air di sungai Deleran setiap 6 (enam) bulan sekali kepada Bupati Klaten dengan tembusan Gubernur Jawa Tengah Cq.Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah. 2. Mengajukan permohonan perpanjangan Izin Pembuangan Air Limbah kepada Bupati Klaten paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa berlakunya Izin Pembuangan Air Limbah berakhir. 3. Melaksanakan dan memenuhi semua ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat maupun Pemerintah Daerah dalam kaitannya pembuangan air limbah. Dalam hal ini perusahaan SGM telah mampu mengindahkan teguran dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten terkait permasalahan yang terjadi dari perusahaan SGM , Badan Lingkungan Hidup memberikan teguran terhadap perusahaan SGM, berdasarkan monitoring dokumen perusahaan sarihusada maka badan lingkungan hidup memberikan teguran pada perusahaan SGM agar tidak melebihi baku mutu harian yang telah ditentukan sesuai dengan SK Bupati Klaten tentang 59 Ketentuan dan Kewajiban Pemegang Izin Pembuangan Air Limbah Keperairan Umum . Pengawasan yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten sudah sepenuhnya sesuai dengan aturan – aturan yang terdapat dalam Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup. Sehingga hasil yang dicapai dalam pengawasan selama ini dapat berjalan dengan baik dan semua pelanggaran yang terdapat kegiatan usaha di Kabupaten Klaten selama ini masih menggunakan sanksi administrasi dimana dalam tahap teguran saja belum lebih ke tingkat pencabutan atau pengehentian kegiatan usahan , dan/atau sanksi pidana maupun perdata. Karena semuanya dapat diselesaikan dengan baik dengan cara menitik beratkan pada hal pembinaan terhadap kegiatan usaha. Hasil pengawasa dan pertimbangan penjatuhan sanksi: 1. Hasil pelaporan ketaatan analisis dengan hasil baik tidak dilakukan penjatuhan sanksi administratif apapun, sedangkan untuk kasus aduan masyarakat dan verifikasi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten melakukan tindakan berupa teguran lisan yaitu untuk memperbaiki kinerjanya. 2. Tindakan teguran lisan yang diberikan kepada PT.SGM ini dirasa sudah efektif, hal tersebut dibuktikan dengan pelaporan dokumen yang didalamnya memuat mengenai perbaikan yang harus dilakukan bedasarkan saran dan tindak lanjutyang diberikan BLH dari hasil pantauan sebelumnya. Mengenai permasalah pembuangan limbah cair apakan sudah sesuai dengan ketentuan yangtelah disepakati, maka Badan Lingkungan Hidup juga melakukan uji laboratorium. (Berdasarkan wawancara dengan staff pengendalian dampak lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten, Bapak Bondan). Sistem Pengawasan yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten kepada perusahaan yang ada apabila dilihat dari 60 teori bekerjanya hukum menurut Lawrence M.Friedman mengemukakan efektif dan berhasil tidaknya penegakan tiga unsur sistem hukum yakni struktur hukum (structure of law), substansi hukum (substance of the law), dan budaya hukum (legal culture), ketiga unsur tersebut merupakan hukum yang hidup (living law) yang dianut dalam suatu masyarakat dan dapat dilihat dariimplementasinyasebagai berikut : a. Substansi hukum (substance of the law) Substansi hukum telah tersedianya Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, akan tetapi untuk PERDA mengenai Perlindunngan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup belum dibuat oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten. b. Struktur hukum (structure of law) Dari struktur hukumnya telah terdapat organisasi yang diberi kewenangan dalam pengawasan dan penegakan hukum yaitu Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten yang dilaksanakan oleh Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan hidup yang terdiri dari sub bidang pengendalian pencemaran lingkungan dan sub bidang pengendalian kerusakan lingkungan. c. Budaya Hukum (legal culture) Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui budaya hukum telah menunjukkan tingginya kesadaran pelaku usaha yang dalam hal ini adalah perusahaan sarihusada. Hal ini ditunjukkan dengan kesadaran untuk memenuhi standart norma yang ada di bidang pengelolaan dan pemantauan lingkungan, atau pun kewajibannya sebagai pelau usaha terhadap lingkungan, misalnya ketaatan dalam melakukan laporan berkala kepada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten, memantau limbahnya melalui pemeriksaan laboratorium, serta tanggung jawab sebagai pelaku usaha jika terjadi permasalahan lingkungan. Budaya hukum birokrasi dalam pelaksanaan pengawasan dan penegakan hukum birokrasi ini, 61 aparat birokrasi cenderung bersifat menunggu atau pasif serta kurang tegas dalam penjatuhan sanksi yang diberikan terhadap pelanggaran atau ketidak patuhan para pelaku usaha yang ada di Kabupaten Klaten terhadap kewajiban sesuai dengan ijin lingkungan dan ijin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup.