BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran

advertisement
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian
1.
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten
Badan Lingkungan hidup Kabupaten Klaten merupakan unsur
pendukung pelaksanaan tugas di bidang lingkungan hidup. Badan
Lingkungan Hidup sendiri berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekertaris Daerah Badan Lingkungan Hidup
KabupatenKlaten dibetuk menurut Peraturan Daerah Kabupaten Klaten
Nomor 25 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2008 Nomor
8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Nomor 17).
2.
Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas pokok dan fungsi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten
terdapat dalam Pasal 2 ayat (2) dan (3) Peraturan Bupati Klaten Nomor 56
Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten. Badan Lingkungan Hidup mempunyai
tugas
membantu
dan
menunjang
kelancaran
tugas
Bupati
dalam
menyelenggarakan Pemerintahan Daerah di bidang lingkungan hidup. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, Badan Lingkungan Hidup mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan perumusan kebijakan teknis di bidang pengendalian
lingkungan hidup;
b. Pelaksanaan pelayanan penunjang dalam penyelenggaran pemerintah
daerah di bidang pengendalian lingkungan hidup;
c. Pelaksana penyusunan rencana dan program pelaksana monitoring,
evaluasi dan pelaporan bidang pengendalian lingkungan hidup;
d. Pemberian rekomendasi perijinan bidang lingkungan hidup;
e. Penyelidikan dan penyelesaian kasus di bidang lingkungan hidup;
f. Koordinasi kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan hidup;
41
42
g. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan, Analisis mengenai Dampak
Lingkungan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan.
3.
Visi dan Misi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Badan Lingkungan Hidup
memiliki visi dan Misi. Visi dan Misi tersebut terdapat dalam rencana
strategik yang berorientasi pada hasil (outcome) yang ingin dicapai selama 5
(lima) tahun, yaitu periode 2015 – 2020.
Visi
Badan
Lingkungan
Hidup
Kabupaten
Klaten
adalah
“Meningkatkan kualitas lingkungan hidup untuk mendukung terwujudnya
Kabupaten Klaten yang maju dan mandiri”.
Visi BLH Kabupaten Klaten tersebut mengandung beberapa unsur dan
memiliki arti sebagai berikut:
1.
Kualitas lingkungan hidup artinya sebagai keadaan lingkungan yang
dapat memberikan daya dukung optimal bagi kelangsungan hidup
manusia pada suatu wilayah.
2.
Kabupaten Klaten yaitu suatu wilayah yang di Provinsi Jawa Tengah
yang mempunyai batas wilayah timur berbatasan dengan Kabupaten
Sukoharjo, barat berbatasan dengan Kabupaten Sleman, sebelah selatan
berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul dan sebelah utara
berbatasan dengan Kabupaten Boyolali. Luas mencapai 665,57 km2 dan
mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus pemerintahan
dan kepentingan masyarakatnya.
3.
Maju sesuai dengan visi Kabupaten Klaten dapat tercukupi kebutuhannya
secara adil danmerata, baik kebutuhan lahiriah yang meliputi sandang,
pangan, papan, pendidikan dan kesehatan, maupun kebutuhan batiniah
yang meliputi rasa aman, tentram dan damai.
4.
Mandiri sesuai dengan visi Kabupaten Klaten yaitu bahwa masyarakat
Kabupaten Klaten mampu bertumpu pada kondisi, potensi dan
kemampuan sendiri tanpa harus meninggalkan kerjasama dengan para
pihak untuk melaksanakan pembangungan.
43
Misi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten adalah :
1. Meningkatkan Kualitas dan Profesioalisme Sumber Daya Manusia
Bidang Lingkungan Hidup.
2. Mewujudkan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup dan pelestarian
sumber daya alam dengan mengendalikan tingkat pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup.
4.
Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten
Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten
terdapat dalam Pasal 2 Peraturan Bupati Nomor 56 Tahuun 2008 tentang
Rincian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
Klaten, yaitu :
a. Kepala. Kepala Badan Lingkungan Hidup mempuyai tugas memimppin
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah di bidang lingkungan
hidup.
b. Sekretariat. Sekretariat mempunyai tugas mengelola urusan administrasi
ketatausahaan yang meliputi urusan umum, kepegawaian, keuangan,
perencanaan, evaluasi dan pelaporan. Sekretariat terdiri dari :
1) Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan. Sub bagian perencanaan dan
Pelaporan mempunyai tugas pokok menyusun rencana program
kegiatan, pengumpulan dan pengolahan data, evaluasi dan pelaporan
kegiatan Badan.
2) Sub Bagian Keuangan. Sub bagian keuangan mempunyai tugas pokok
sebagai Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) yang melaksanakan
fungsi pengelolaan keuangan badan.
3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. Sub bagian umum dan
keuangan mempunyai tugas melakukan urusan surat menyurat,
penggandaan, ekspedisi, kearsipan, rumah tangga, pengadaan dan
pemeliharaan perlengkapan kantor serta melakukan pengelolaan
administrasi kepegawaian.
c.
Bidang Analisis mengenai dampak lingkungan dan pengembangan
kapasitas lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
44
badan dibidang pemantauan dan pengembangan kapasistas lingkungan
serta pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis bidang kajian
dampak lingkungan, pengkajian dokumen lingkungan, perizinan dan
penataan ruang, pengembangan sistem manajemen lingkungan dan
pengembangan kemitraan lingkungan. Bidang Analisis Mengenai
dampak lingkungan dan pengembangan kapasistas lingkungan terdiri
dari:
1) Sub bidang mengenai dampak lingkungan. Subbidang mengenai
dampak lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagaian tugas
bidang analisis mengenai dampak lingkungan dan kapasistas
lingkungan
yang
menyelenggarakan
pengembangan lingkungan hidup
pemantauan,
evaluasi,
dan pengkasjian perizinan di
bidanng lingkungan hidup.
2) Sub Bidang Pengembangan Kapasistas Lingkungan. Sub bidang
pengembangan
kapasistas
lingkungan
mempunyai
tugas
melaksanakan sebagian tugas bidang analisis mengenai dampak
lingkungan
dan
pengembangan
kapasistas
lingkungan
yang
menyelenggarakan pengembangan sistem menejemen lingkungan,
perangkat ekonomi lingkungan, pengembangan sistem informasi
lingkungan serta pengembangan kemitraan lingkungan.
d.
Bidang
pengendalian
melaksanakan
dampak
sebagian
lingkungan
tugas
badan
yang
mempunyai
tugas
menyelenggarakan
pengendalian pencemaran air, udara limbah padat dan bahan beracun dan
berbahaya, tanah, pengendalian kerusakan lahan, kerusakan sumber daya
air, kerusakan kawasan konservasi dan kerusakan keanekaragaman
hayati. Bidang pengendalian dampak lingkungan terdiri dari :
1) Sub bidang pengendalian pencemaran lingkungan. Sub bidang
pengendalian
pencemaran
melaksanakan
sebagian
lingkungan
yang
lingkungan
tugas
bidang
menyelenggarakan
mempunyai
pengendalian
pengendalian
tugas
dampak
pencemaran
45
lingkungan
yang
meyelenggarakan
pengendalian
pencemaran
lingkungan.
2) Sub bidang pengendalian kerusakan lingkungan. Sub bidang
pengendalian kerusakan lingkungan mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas bidang pengendalian dampak lingkungan yang
menyelenggarakan pencegahan dan penanggulangan kerusakan
lingkungan
e.
Kelompok Jabatan Fungsional. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari
sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam beberapa kelompok
sesuai dengan bidang keahliannya. Kelompok jabatan fungsional
mempunyai
tugas
melaksanakan
sebagian
tugas
sesuai
bidang
keahliannya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan.
B. Pembahasan
1. Mekanisme Pengawasan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
terhadap penaatan pengelolaan limbah di PT.SGM
Usaha yang dijalankan oleh PT.SGM adalah industri pengolahan susu.
Produk utama PT.SGM disajikan pada tabel berikut:
No
Nama Produk
Bentuk
Kemasan
1
Susu Bubuk SGM
Padat
Alumunium
Foil
2
Susu Bubuk LLM
Padat
Alumunium
Foil
3
Susu Bubuk VITALAC
Padat
Alumunium
Foil
4
Susu Bubuk Vitaplus
Padat
Alumunium
Foil
5
Susu bubuk Lactamil ibu
hamil dan menyusui
Padat
Alumunium
Foil
46
6
SGM Sereal
Padat
Alumunium
Foil
7
Susu
Bubuk
Nutricia
Padat
Alumunium
Base Powder
8
Susu
Foil
Bubuk
Dumex
Padat
Alumunium
Powder
Foil
Sumber : Dokumen UKL/UPL,PT.SGM
Tabel 1. Dokumen Kelayakan Lingkungan untuk Kegiatan Operasional
Pabrik PT. SGM Unit II
No Nama Dokumen
1
Keputusan
Keterangan
Dokumen UKL-UPL Kepala
Kantor
PT.SGM Tbk.
Lingkungan
Hidup
Kabupaten
Klaten
-
Dokumen
Lahan
:
150.00 m2
-
Luas Bangunan:
45.925m2
No.660.1/239.1/24
tentang
Luas
Persetujuan
-
UKL-UPL
PT.SGM Tbk.
Tenaga Kerja :
450 orang
-
Kapasitas
Produksi
:
34.426/tahun
2
Dokumen
Kepala
Badan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Lingkungan Hidup
Kabupaten
Klaten
No.510.44/22
tentang
rekomendasi atas DPLH
-
Susu
lahan
:
154.796 m2
-
Luas bangunan :
51.623 m2
-
KegiatanIndustri
Pengolahan
Luas
Tenaga kerja :
794 orang
oleh
-
Kapasitas
PT.SGM Unit II, Desa
produksi 90.000
Kemundo,
Kecamatan
ton/tahun.
Prambanan,
Kabupaten
Klaten
47
Proses produksi PT.SGM Unit II menggunakan beberapa jenis bahan baku,
bahan penolong dan bahan pengemas. Proses pengolahan susu bubuk di PT.SGM
meliputi dua proses, yaitu proses basah (wet process) dan proses kering
(dryprocess). Proses basah merupakan pengolahan susu yang masih dalam bentuk
cair, sedangkan proses kering merupakan proses pengeringan susu cair menjadi
susu bubuk.
Berdasarkan dokumen UKL-UPL yang disetujui maka sebagai pemegang
izin lingkungan PT.SGM berkewajiban untuk mengelolaa limbah, tidak
menggabungkan saluran limbah cair dengan air hujan, membuang limbah cair ke
badan air yang dibawah baku mutu limbah, mungujikan kualitas air limbah setiap
sebulan sekali, memasang flowmeter di IPAL, mencatat swapantau harian
(Ph,suhu,debit) dan wajib melakukan sekaligus membiayai penanggulangan dan
pemulihan apabila terjadi pencemaran atau kerusakan yang diakibatkan dari
kegiatan perusahaan. Selain izin lingkungan, izin PPLH yang dimiliki PT.SGM
anatara lain mencakup:
1. Izin Usaha;
2. Izin Pmbuangan Limbah Cair;
3. Izin Pengelolaan Limbah B3, dan
4. Izin ABT (Air Bawah Tanah).
Berdasarkan dokumen UKL-UPL yang telah disetujui sebelumnya, saat ini
PT.SGM Unit II telah menjalankan kegiatan operasional. Kegiatan ini melibatkan
berbagai aktivitas dan penggunaan berbagai peralatan yang berpotensi memberi
dampak terhadap karyawan, masyarakat maupun lingkungan di sekitarnya.
Mastriks ringkasan dampak untuk kegiatan operasional yang saat ini sedang
berjalan disajikan dalam tabel berikut.
No Sumber Dampak
1
Dampak
Material expired, kertas, karton, kayu, logam, Timbulan sampah
aluminium
2
Pencucian peralatan produksidan truk tangki Penurunan
susu segar
sungai
kualitas
air
48
3
Pengolaha limbah cair yang kurang optimal
Pencemaran
kualitas
udara (kebauan)
4
Kegiatan dariproses pengujian, pemeriksaan, Timbulan limbah B3
penelitian dan pengembangan di laboratorium
serta maintenance peralatan produksi
5
Operasional boiler, diesel dan drier
Pencemaran
kualitas
udara ambien
6
Berdirinya pabrik
Dampak
lingkungan
pabrik dan karyawan
Sumber: Laporan Dokumen UKL- UPL,PT.Sarihusada Generasi Mahardhika
Unit II(SGM)
Sistem yang dipakai dalam pengelolaan limbah cair di PT.SGM adalah
mengacu pada kombinasi proses anaerobik dan aerobik di instalasi pengolahan air
limbah pabrik PT.SGM Unit II. Air limbah yang telah diolah dan sesuai baku
mutuakan dimanfaatkan ssebagai penyiram tanaman dan dibuang keperairan
umum. Sementara itu, untuk limbah padat domestik dari pekerja dan kegiatan
operasional pabrik dilakukan pemilahan antara bahan organik dan bahan
anorganik. Bahan organik selanjutnya akan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar
sebagai bahan pembuatan kompos, sedangkan bahan anorganik disalurkan kepada
pihak ketiga sebagai perantara daur ulang.
1. Mekanisme Pelaksanaan Pengawasan Badan Lingkungan Hidup
Berdasarkan penjelasan umum Undang-Undang Nomor 32 tahun
2004 tentang Pemerintah Daerah, Pemerintah Daerah dalam hal ini
berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan Pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi luas
kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta
masyarakat (Suparto Wijoyo, 2005 : 165). Dikaitkan dengan tugas
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang diamanatkan oleh
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkugan Hidup, maka pemerintah kabupaten/kota dapat
49
mengatur urusannya dalam bidang lingkungan di daerah berdasarkan
pemberian otonomi ini. Tugas dan wewenang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup pemerintah kabupaten/kota tercantum
dalam pasal 63 ayat (3) Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Tugas dan wewenang
terebut
mencakup
pembuatan
kebijakan,
menerapkan
kebijakan,
pembinaan dan pengawasan dan pembinaan di bidang lingkungan hidup.
Pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 25
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten merupakan salah satu wujud dari pelaksanaan otonomi daerah.
Lembaga teknis daerah yang dibentuk untuk dikonsentrasikan di bidang
lingkungan yaitu Badan Lingkungan Hidup. Lembaga teknis daerah
merupakan unsur pendukung dari pelaksanaan pemerintah daerah. Begitu
pula badan lingkungan hidup kabupaten Klaten merupakan bagian dari
lembaga teknis daerah yang mempunyai tugas membantu Bupati dalam
menyelenggarakan pemerintahan daerah di bidang lingkungan hidup.
Telah dijabarkan diatas mengenai tugas dari badan lingkungan
hidup Kabupaten Klaten. Penjabaran tugas pokok dan fungsinya tercantum
dalam Peraturan Daerah Klaten Nomoer 56 tahun 2008 tentang Rincian
Tugas, Fungsi, Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten.
Tugas dan fungsi tersebut sangatlah berkaitan erat dengan upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Pengawasan pengelolaan limbah PT.SGM merupakan kewajiban
Bupati Klaten yang kemudian mendelegasikan kepada Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Klaten. Kemudian dalam struktur Organisasi Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten, bidang yang memiliki tugas
terhadap pengawasan pengelolaan limbah PT.SGM yaitu subbidang
Pengendalian
Pencemaran
Lingkungan.
Subbidang
Pengendalian
Pencemaran Lingkungan mempunyai tugas pokok menyediakan bahan
rencana program dan kegiatan, pelaksanaan, pengembangan teknis,
50
fasilitasi, pelayanan administrasi dan teknis pemantauan dan evaluasi,
pelaporan bidang pengendalian pencemaran lingkungan.
Pelakasanaan pengawasan pengelolaan limbah PT.SGM yaitu
Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah ditetapkan Bupati Klaten.
Pejabat
Pengawas
Lingkungan
Hidup
Daerah
(PPLHD)
yang
melaksanakan pengawasan pengelolaan limbah PT.Sgm merupakan staff
dari subbidang pengendalian pencemaran lingkungan karena yang diawasi
terkait pengendalian pengelolaan limbah.
Pelaksanaan
pengawasan
kemudian
berdasarkan
Standar
Operasional Prosedur (SOP) Pembinaan dan Pengawasan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Dalam standar Operasional Prosedur (SOP) terdapat
alur melakukan pengawasan pengelolaan lingkungan hidup. Alur
pelaksanaannya sebagai berikut:
1. Menyusun jadwal pengawasan pengelolaan lingkungan hidup terhadap
penanggung jawab usaha/kegiatan untuk ditanda tangani kepala Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten. Pelaksanaan pengawasan
ditujukan kepada usaha/kegiatan maka sebelumnya juga dibuat daftar
usaha/kegiatan yang berpotensi mencemari lingkugan. Jangka waktu
pelaksanaannya yaitu 7 hari.
2. Memberikan
pelaksanaan
pengawasan
kepenanggung
jawab
usaha/kegiatan yang menjadi sasaran target. Penanggung jawab
kegiatan dapat disebut sebagai pemilik usaha. Jangka waktu 1 hari.
3. Disiapkan Surat Perintah Tugas pengawasan pengelolaan lingkungan
hidup
setelah
penanggung
jawab
usaha/kegiatan
menerima
pemberithuan pengawasan dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
Klaten. Setelah Surat Perintah Tugas selesai dibuat surat pelaksana
tugas maka diajukan kepada Kepala Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Klaten.
4. Penandatanganan Surat Perintah oleh Kepala Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Klaten.
51
5. Persiapan ke lapangan serta membawa persyaratan atau perlengkapan,
antara lain: Surat Perintah Tugas, blangko, Surat Perintah Perjalanan
Dinas(SPPD),
format
berita
acara,
data
awal,
kendaraan
bermotor/mobil dinas, Global Positioning System (GPS),kamera
peraturan perundang-undangan.
6. Pelaksanaan pengawasan di lapangan dengan membawa surat perintah
tugas, berita acara kelengkapan.
7. Melakukan
evaluasi,
analisa
terhadap
pengawasan
setelah
dilaksanakannya kegiatan tersebut dan dilaporkan ke Kepala Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten. Pada tahap akan tersusun draf
hasil evaluasi, analisis terhadap hasil pengawasan yang dilakukan oleh
tim teknis maka diperlukan 3 hari untuk melakukan kegiatan tersebut.
8. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten menerima hasil
laporan, mengakaji dan menyampaikan pemberitahuan ke penanggung
jawab kegiatan/usaha terkait temuan-temuan. Hasil temuannya dapat
berupa dianggap telah taat atau tidak/belum taat melaksanakan
ketentuan
yang
dipersyaratkan.
Jika
usaha/kegiatan
tersebut
tidak/belum taat, permasalahannya dilimpahkkan ke bidang penataan
lingkungan dan peningkatan kapasitas lingkungan untuk mendapatkan
teguran dan atau sanksi setelah dilakukan pembinaan dan pengawasan
minimal 3 kali atau tergantung ada tidaknya perbaikan yang dilakukan
penanggung jawab usaha/kegiatan. Jangka waktu pada tahap ini yaitu
4 hari.
Pengawasan terhadap PT.SGM itu sendiri dilakukan beradasarkan
pengawasan dokumen lingkungan yaitu Upaya Pengelolaan Lingkungan
(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL). Dokumen lingkungan
tersebut didalamnya memuat pengelolaan lingkungan, limbah padat, air
limbah, udara ( udara ambien, kebisingan,emisi ) dan sosial ekonomi dan
kesehatan masyarakat. Peran PT.SGM dalam pengawasan oleh Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten sangat penting untuk mendukung
terlaksananya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Untuk
52
mengetahui seberapa besar prosentase peningkatan dari Badan Lingkungan
Hidup, maka pihak PT.SGM harus menyampaikan laporan triwulan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup ke Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Klaten secara berkala paling sedikit 1 kali dalam 3
bulan. Catatan yang harus dilaporkan mengenai jumlah Ph,COD, BOD,
debit air limbah, udara catatan neraca limbah, udara ambien.
Tabel 2. Hasil Uji Laboratorium pH, COD, BOD, TSS, NH3 dan S=
No Parameter
Hasil
Ketidakpastian Baku Mutu
analisis
Klas II
Klas III Klas IV
1
Temperatur
30,0
1,300
Dev 3
Dev 3
Dev 3
2
TSS
45,0
0,526
50
400
400
3
pH
7,28
0,076
6-9
6-9
6-9
4
COD
12,03
1,84
25
50
100
5
BOD
4,43
0,021
3
6
12
6
NH3-N
0,077
0,002
-
-
-
7
Sulfida
0,082
0,002
-
-
-
sebagai S
Sumber : Laporan Dokumen UKL- UPL,PT.Sarihusada Generasi
Mahardhika Unit II(SGM)
No Parameter
Hasil
Ketidakpastian Baku Mutu
analisis
Klas II
Klas III Klas IV
1
Temperatur
30,0
1,300
Dev 3
Dev 3
Dev 3
2
TSS
46,0
0,526
50
400
400
3
pH
7,40
0,076
6-9
6-9
6-9
4
COD
24,53
1,90
25
50
100
5
BOD
8,90
0,042
3
6
12
6
NH3-N
0,237
0,006
-
-
-
7
Sulfida
0,159
0,003
-
-
-
sebagai S
53
Sumber : Laporan Dokumen UKL- UPL,PT.Sarihusada Generasi
Mahardhika Unit II(SGM)
Tabel 3. Hasil Uji Laboratorium Air Limbah Industri Susu
No Parameter
Hasil Analisa
ketidakpastian
Baku Mutu
1
Temperatur
25,7
1,300
-
2
TSS
62,0
0,526
50
3
pH
4,36
0,076
6,0-9,0
4
COD
5468
92,85
100
5
BOD
363
12,69
40
6
DHL
3,09
-
-
7
DO
-
-
-
Sumber : Laporan Dokumen UKL- UPL,PT.Sarihusada Generasi
Mahardhika Unit II(SGM)
Tabel 4. Hasil Uji Laboratorium Udara Ambien
No Parmeter
Hasil Analisis
Baku Mutu
Data Fisik
1
Suhu ambien
32,5
-
2
Kelembaban
43,5%
-
3
Tekanan Barometer
723 mmHg
-
4
Cuaca
Cerah
-
5
Kecepatan Angin
5,3-7,9 km/jam
-
6
Arah angin dari
Barat
-
Data Kimia
1
H2S
<0,003 ppm
0,02
2
NH3
0,04ppm
2,0
3
Kebisingan
50,41 dB A
70
Sumber : Laporan Dokumen UKL- UPL,PT.Sarihusada Generasi
Mahardhika Unit II(SGM)
54
Keterangan :
-
Dari tabel-tabel diatas terdapat ada beberapa parameter yang
melampaui baku mutu, seperti BOD (II), COD (II), dan BOD (II) (III).
Pengawasan
dilakukan
untuk
menilai
tingkat
ketaatan
penanggung jawab usaha dan/atau pejabat instansi lingkungan hidup yang
ditugaskan. Hasil pengawasan disusun dalam berita acara pengawasan.
Pengawasan dilakukan dengan cara:
1. Pengawasan
langsung,
dilakukan
melalui
inspeksi
lapangan
menggunakan panduan inspeksi lapangan proper yang ditetapkan oleh
menteri.
2. Pengawasan tidak langsung, dilakukan dengan memeriksa laporan
ketaatan pengelolaan lingkungan hidup yang disampaikan oleh
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan.
Badan lingkungan hidup Kabupaten Klaten dalam melaksanakan
pengawasan berdasarkan Peraturan menteri ini termasuk pengawasan tidak
langsung. Pelaksanaan pengawasan dan pembinaan pegelolaan limbah
produksi PT.SGM lebih terfokus pada dokumen lingkungan UKL/UPL. Jika
terjadi suatu pelanggaran dalam hal yang berdampak lingkungan bagi
pemegang dokumen UKL/UPL dan SPPLH, Badan Lingkungan Hidup lah
yang berwenang penuh dalam menangani atau memberikan pembinaan bagi
suatu kegiatan usaha tersebut. Dari hasil evaluasi yang dilakuakan Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten terhadap dokumen lingkungan
PT.SGM tingkat ketaatan terhadap kepemilikan dokumen lingkungan dan
ketaatan pemantauan lingkungan hidup dan kontinuitas pelaporan masih ada
yang belum sesuai. Namun, terkait permasalahan aduan masyarakat
terhadap PT.SGM Badan Lingkungan Hidup memeberi masukan untuk
memperbaiki kinerjanya dan harus segera ditindaklanjuti.
Pelaksanaan
pengawasan
ini
Badan
Lingkungan
Hidup
Kabupaten Klaten tidak bekerja sendirian, namun di bantu oleh
masyarakat. Masyarakat dapat melakukan pengaduan yang difasilitasi oleh
Badan Lingkungan Hidup yaitu Pos Pengaduan bilamana terjadi
55
pelanggaran atau dampak – dampak yang diterima lingkungan sekitar
kegiatan usaha dirasa merugikan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Berdasarkan aduan dari masyarakat mengenai permasalahan
lingkungan yang timbul akibat kegiatan produksi dari PT.SGM, pihak
badan lingkungan hidup telah melakukan verifikasi terhadap aduan yang
masuk. Dari hasil monitoring dilapangan pihak badan lingkungan hidup
sudah tidak menjumpai luapan limbah dari IPAL pada area persawahan.
Setelah dikonfirmasi pihak sarihusada sendiri membenarkan memang
pernah mengalami kerusakan teknis pada sistem IPALnya. Namun ketika
terjadi permasalahan tersebut, pihak perusahan juga sudah melaksanakan
kesepakatan dengan masyarakatnya dan pada petani yang terkena dampak
dengan melakukan pembersihan lahan dengan penyedotan kembali.
Dari hasil pemantauan dokumen perusahaan SGM tercatat telah
melakukan hasil limbah yang dikeluarkan secara berkala, antara lain:
a. Terhadap limbah cair, perusahaan sarihusada seharusnya
melaporkan ke BLH secara berkala setiap sebulan sekali,
namun dengan adanya ketenggangan dan mempermudah
pemilik
usaha,
BLH
memberikan
kelonggaran
dimana
pelaporan dapat diberikan setiap tiga bulan sekali yang mana
pelaporan tersebut memuat mengenai baku mutu limbah cair
pada tiap bulanya;
b. Limbah udara dilaporkan setiap enam bualn sekali pada Badan
Lingkungan Hidup;
c. Limbah tanah dilakukan oleh pihak ke tiga dimana yang
mempunyai ahli dalam hal LB3.
Monitoring ke lapangan dilakukan oleh BLH Kabupaten Klaten
ketika ada pelaporan atau aduan yang masuk ke Badan Lingkungan Hidup.
Bentuk tanggungjawab Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten
ditunjukkan melalui pembinaan terhadap PT.SGM. Saran tindak lanjut
yang direkomendasikan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten
56
dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup, dilihat dari hasil pengawasan
dokumen lingkungan dari PT.SGM, antara lain sebagai berikut :
1. Semua limbah yang dihasilkan harus diolah dalam IPAL.
2. Dokumen sebelumnya untuk dikomparasi dalam dokumen yang
baru.
3. Aturan baku mutu untuk ditambahkan dalam dokumen.
4. Bagian alur proses untuk dibuatkan dalam dokumen.
5. Limbah b3 dikelola pihak ketiga, siapa dan MOU untuk
dilampirkan.
6. Uji emisi melebihi ambang batas untuk diperhatikan. Dust colector
ada berapa dan dipasangkan dimana untuk dijelaskan dalam
dokumen.
7. Uji kualitas air untuk dilaksanakan dan dilaporkan secara periodik
kepada dinas terkait.
8. Untuk diperinci penggunaan air. Jumlah MCK yang tersedia
berapa.
9. Sampah sebanyak 2,3 ton direcycle, yang menangani siapa untuk
dijelaskan dalam dokumen.
10. CSR yang telah diberikan untuk diinformasikan ke PEMKAB
Klaten.
11. Uji limbah cair diharapkan tidak melebihi baku mutu.
12. Pengelolaan limbah udara untuk diperhatikan karena uji melebihi
ambang batas
13. Agar membuat sumur resapan air hujan, biopori dan mengadakan
penghijauan.
Tingginya kesadaraan perusahaan sarihusada terhadap pengelolaan
lingkungan hidup ini membuat Badan Lingkungan Hidup memilih
Perusahaan SGM sebagai salah satu perusahaan yang masuk dalam proper.
Proper ini dimaksudkan sebagai salah satu program penilaian kinerja
perusahaan,
yang
diharapkan
agar
supaya
perusahaan-perusahaan
berlomba-lomba untuk melalukakan pengelolaan lingkungan dan tidak
57
semata-mata mendirikan usaha untuk mendapat keuntungan semata dalam
mendirikan suatu usaha.
2. Tindak Lanjut Badan Lingkungan Hidup terhadap permasalahan
lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan industri PT.SGM
Dari hasil pengawasan yang telah diuraikan sebeelumnya Badan
Lingkungan hidup Kabupaten Klaten memberi teguran kepada PT.SGM.
Karena berdasarkan hasil pelaporan PT.SGM limbah cairnya melebihi
baku mutu, sehingga masuk indikasi keperusakan lingkungan. Dari
Klarifikasi PT.SGM mendapat teguran agar kejadian tidak terulang lagi,
pembuangan limbah cair tidak melebihi kapasitas, sesuai dengan SK
Bupati Kabupaten Klaten Nomor 660.3/561/2009 mengenai Ketentuan
Dan Kewajiban Pemegang Izin Pembuangan Air Limbah Keperairan
Umum. Ketentuan-ketentuan tersebut antara lain :
I.
Ketentuan teknis:
Pembuangan air limbah industri susu dengan kapasistas produksi
165,47 ton/hr harus memenuhi persyaratan :
1. Debit air limbah maksimum : 330,9 m3/hr
2. Kualitas eflluent air limbah yaitu Kadar dan beban pencemaran
maksimum adalah :
No
Parameter
Kadar
Beban
maksimum
Maksimum
(mg/I)
(kg/hari)
1
BOD5
40
13,2
2
COD
100
33
3
TSS
50
16,5
4
pH
6-9
-
3. Pembuangan air limbah di buang ke sungai deleran.
4. Melakukan pemantauan dan pencatatan harian debit air limbah yang
dibuang ke sungai Deleran.
58
5. Tidak menggabungkan saluran pembuangan air limbah dengan saluran
limpahan air hujan atau saluran lainnya.
6. Melakukan pemantauan pada titik-titik pantau yang telah ditetapkan
bersama dengan Tim Bdan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah
dan Tim IPLC Pemerintah Kabupaten Klaten di intlet dan outlet
Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) setiap satu bulan sekali dan
pemantauan kualitas air sungai Deleran sebelum dan sesudah
bercampur air limbah setiap 6 bulan sekali dengan biaya ditanggung
perusahaan
7. Tidak boleh melakukan pengenceran air limbah dan apabila air limbah
tersebut akan dimanfaatkan untuk kegiatan lain harus melakukan
penelitian terlebih dahulu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
II.
Kewajiban Pihak Perusahaan.
1. Melaporkan hasil analisa kualitas air limbah di intlet dan outlet IPAL
setiap 1 (satu) bulan sekali dan melaporkan hasil analisa kualitas air di
sungai Deleran setiap 6 (enam) bulan sekali kepada Bupati Klaten
dengan tembusan Gubernur Jawa
Tengah
Cq.Kepala Badan
Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah.
2. Mengajukan permohonan perpanjangan Izin Pembuangan Air Limbah
kepada Bupati Klaten paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa
berlakunya Izin Pembuangan Air Limbah berakhir.
3. Melaksanakan dan memenuhi semua ketentuan yang ditetapkan oleh
pemerintah pusat maupun Pemerintah Daerah dalam kaitannya
pembuangan air limbah.
Dalam hal ini perusahaan SGM telah mampu mengindahkan
teguran dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten terkait
permasalahan yang terjadi dari perusahaan SGM , Badan Lingkungan
Hidup memberikan teguran terhadap perusahaan SGM, berdasarkan
monitoring dokumen perusahaan sarihusada maka badan lingkungan hidup
memberikan teguran pada perusahaan SGM agar tidak melebihi baku mutu
harian yang telah ditentukan sesuai dengan SK Bupati Klaten tentang
59
Ketentuan dan Kewajiban Pemegang Izin Pembuangan Air Limbah
Keperairan Umum .
Pengawasan yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Klaten sudah sepenuhnya sesuai dengan aturan – aturan yang
terdapat dalam Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup. Sehingga hasil yang
dicapai dalam pengawasan selama ini dapat berjalan dengan baik dan
semua pelanggaran yang terdapat kegiatan usaha di Kabupaten Klaten
selama ini masih menggunakan sanksi administrasi dimana dalam tahap
teguran saja belum lebih ke tingkat pencabutan atau pengehentian kegiatan
usahan , dan/atau sanksi pidana maupun perdata. Karena semuanya dapat
diselesaikan dengan baik dengan cara menitik beratkan pada hal
pembinaan terhadap kegiatan usaha.
Hasil pengawasa dan pertimbangan penjatuhan sanksi:
1. Hasil pelaporan ketaatan analisis dengan hasil baik tidak dilakukan
penjatuhan sanksi administratif apapun, sedangkan untuk kasus
aduan masyarakat dan verifikasi Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Klaten melakukan tindakan berupa teguran lisan yaitu
untuk memperbaiki kinerjanya.
2. Tindakan teguran lisan yang diberikan kepada PT.SGM ini dirasa
sudah efektif, hal tersebut dibuktikan dengan pelaporan dokumen
yang didalamnya memuat mengenai perbaikan yang harus dilakukan
bedasarkan saran dan tindak lanjutyang diberikan BLH dari hasil
pantauan sebelumnya. Mengenai permasalah pembuangan limbah
cair apakan sudah sesuai dengan ketentuan yangtelah disepakati,
maka Badan Lingkungan Hidup juga melakukan uji laboratorium.
(Berdasarkan wawancara dengan staff pengendalian dampak
lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten, Bapak
Bondan).
Sistem Pengawasan yang dilakukan oleh Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Klaten kepada perusahaan yang ada apabila dilihat dari
60
teori bekerjanya hukum menurut Lawrence M.Friedman mengemukakan
efektif dan berhasil tidaknya penegakan tiga unsur sistem hukum yakni
struktur hukum (structure of law), substansi hukum (substance of the law),
dan budaya hukum (legal culture), ketiga unsur tersebut merupakan
hukum yang hidup (living law) yang dianut dalam suatu masyarakat dan
dapat dilihat dariimplementasinyasebagai berikut :
a. Substansi hukum (substance of the law)
Substansi hukum telah tersedianya Undang-undang Nomor
32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, akan tetapi untuk PERDA mengenai Perlindunngan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup belum dibuat oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Klaten.
b. Struktur hukum (structure of law)
Dari struktur hukumnya telah terdapat organisasi yang diberi
kewenangan dalam pengawasan dan penegakan hukum yaitu
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten yang dilaksanakan
oleh Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan hidup yang terdiri
dari sub bidang pengendalian pencemaran lingkungan dan sub
bidang pengendalian kerusakan lingkungan.
c. Budaya Hukum (legal culture)
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui budaya hukum
telah menunjukkan tingginya kesadaran pelaku usaha yang dalam
hal ini adalah perusahaan sarihusada. Hal ini ditunjukkan dengan
kesadaran untuk memenuhi standart norma yang ada di bidang
pengelolaan dan pemantauan lingkungan, atau pun kewajibannya
sebagai pelau usaha terhadap lingkungan, misalnya ketaatan dalam
melakukan laporan berkala kepada Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Klaten, memantau limbahnya melalui pemeriksaan
laboratorium, serta tanggung jawab sebagai pelaku usaha jika
terjadi permasalahan lingkungan. Budaya hukum birokrasi dalam
pelaksanaan pengawasan dan penegakan hukum birokrasi ini,
61
aparat birokrasi cenderung bersifat menunggu atau pasif serta
kurang tegas dalam penjatuhan sanksi yang diberikan terhadap
pelanggaran atau ketidak patuhan para pelaku usaha yang ada di
Kabupaten Klaten terhadap kewajiban sesuai dengan ijin
lingkungan dan ijin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
hidup.
Download