Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014) 1 PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA Moch Fariz Akbar [email protected] Soedjono ABSTRACT This research is motivated by the emergence of phenomena of various new brand particularly automatic motorcycles. The purpose of this research is to find out how great the influence of psychology and product attribute to the purchasing decision on Honda Beat motorcycle. This research is carried out to the customer who conducts purchasing of Honda Beat motorcycle at PT Daya Anugerah Motor. The samples are 60 respondents that have been selected by using non-probability sampling. The result of the research is the obtained data that has met validity test, reliability test, and classic assumption test. The hypothesis test is carried out by using model feasibility test, it has been found that the value of F count is larger than f table so it means that psychology and product attribute has significant influence to the purchasing decision. The test that is carried out by using t-test describes that these two independent variables have been proved significantly influence the dependent variable of purchasing decision. The conclusion of this research is the psychological factor and product attribute factor has significant influence to the purchasing decision. Keywords: Purchasing Decision, Psychology, and Product Attribute ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi oleh timbulnya fenomena berbagai merek baru khususnya pada sepeda motor matic. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari psikologis dan atribut produk terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda Beat. Penelitian ini dilakukan pada PT. Daya Anugerah Motor yang melakukan pembelian sepeda motor Honda Beat. Jumlah sampel yang ditentukan 60 responden dengan menggunakan metode non probability sampling. Hasil penelitian ini adalah Data yang diambil telah memenuhi uji validitas, uji reliabilitas, dan uji asumsi klasik. Pengujian hipotesis menggunakan uji Kelayakan Model, diketahui nilai F hitung lebih besar dari f tabel maka hal ini berarti psikologis dan atribut produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Pengujian dengan uji t menujukkan bahwa kedua variabel independen yang diteliti terbukti secara signifikan mempengaruhi variabel dependen keputusan pembelian. Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa faktor psikologis dan atribut produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Kata Kunci : Keputusan Pembelian, Psikologis dan Atribut produk PENDAHULUAN Kendaraan bermotor atau sepeda motor di Indonesia merupakan salah satu alat transportasi yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, sepeda motor lebih praktis dan lebih lincah di kemacetan jika dibandingkan dengan mobil. Sepeda motor harganya masih bisa dijangkau oleh masyarakat luas, perawatan dan penggunaanya pun lebih mudah dibandingkan dengan mobil. Hal ini yang membuat sebagian masyarakat luas lebih memilih menggunakan kendaraan sepeda motor, sehingga dalam kurun waktu tiga tahun belakangan ini harga motor relatif tidak naik, hal ini disebabkan komponen atau spare part yang tersedia pun sudah lebih dari 90 %produk lokal. Itu yang menjadikan kendaraan ini fleksibel terhadap perubahan harga. Dalam bidang transportasi, kita telah mengenal sepeda motor sebagai salahsatualat transportasi yang biasa digunakan oleh penduduk Indonesia. Hal ini dikarenakan selain praktis dan hemat jika dibandingkan dengan membayar biayaangkutan umum, alasan lain Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014) 2 yang mempengaruhi perkembangan sepeda motor di Indonesia adalah untuk mempercepat seseorang apabila akan melakukanperpindahan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Itulah alasan mengapapertumbuhan para pengguna sepada motor di negara ini makin meningkat setiaptahunnya, bahkan disaat krisis ekonomi yang mengguncang negara ini beberapatahun lalu pertumbuhan sepeda motor bahkan semakin meningkat. Konsumen hidup dalam sebuah lingkungan yang kompleks. Keputusan konsumen dalam membeli produk dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam diri sendiri maupun dari luar diri atau lingkungannya.Menurut Kotler dan Armstrong (2007:52) perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi, dan psikologi. Perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan yang secara langsung terlibat dalam usaha untuk memperoleh, menggunakan, dan menentukan produk dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakantindakan tersebut (Engel dan Miniard, 2008:68). Sehingga untuk menarik minat beli konsumen akan suatu barang, maka perusahaan harus mengetahui perilaku konsumen yang menjadi sasaran. Bila hal tersebut dapat dilakukan, maka perusahaan yang bersangkutan akan dapat meraih keuntungan yang jauh lebih besar dari pada pesaingnya, karena dengan dipahaminya perilaku konsumen, perusahaan dapat memberikan kepuasan secara lebih baik kepada konsumen (Kotler, 2009 : 85). Menarik minat beli konsumen tidaklah mudah, diperlukan usaha yang keras dan inovasi yang terencana dari waktu ke waktu dari setiap perusahaan untuk menarik minat beli konsumen. Pasar sepeda motor di Indonesia yang sangatluas membuat beberapa perusahaan Honda Beat, Yamaha, Suzuki, dan Kawasaki selalu berlomba-lomba memproduksi produk yang dapat memenuhi ekspektasi dari konsumen mereka. Dalam persaingan terbuka dapat memperluas peluang usaha dan sekaligus menjadi sebuah tantangan bisnis baru yang akan disambut hangat oleh pemasar. Penetrasi yang dilakukan oleh produsen menuntut para pemasar untuk lebih jeli lagi dalam memenangkan persaingan yang ketat ini dengan membangun asumsi masyarakat tentang produk yang akan di jual merupakan strategi yang perlu dipertimbangkan secara serius oleh setiap perusahaan. Salah satu kunci strategi untuk meraih sukses adalah branding. Sebelum konsumen mengambil keputusan dalam melakukan pembelian akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang diantaranya adalah faktor psikologis dan juga harga yang mampu menawarkan kebutuhan konsumen dalam bidang tranportasi yang efektif, maka dengan sendirinya calon konsumen akan mencoba membandingkan dengan produk lain yang sejenis, dan kemudian calon konsumen tersebut memperhatikan dan mencari informasi untuk mengetahui secara spesifik tentang suatu produk tersebut. Setelah informasi dianggap cukup langkah terakhir adalah pengambilankeputusan untuk membeli produk yang dibutuhkan. Perilaku konsumen tersebutmerupakan fenomena yang sangat penting dalam kegiatan pemasaranperusahaan, yaitu perilaku konsumen dalam melakukan pembelian (Swastha dan Irawan, 2007:69). Perilaku konsumen (consumer behavior) adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa tersebut didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut(Dharmmesta, 2010:57). Berdasarkan latar belakang masalah diatas, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan membeli sepeda motor Honda Beat. Penelitian ini dibatasi hanya meneliti faktor psikologis, atribut produk,dan keputusan membeli bagi konsumen. Dengan demikian maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: (1). Apakah faktor psikologis dan atribut produk secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda Beat di Surabaya?. (2). Apakah faktor psikologis dan atribut Produk secara parsial mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda Beat di Surabaya? (3). Variabel apakah yang berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014) 3 Honda Beat di Surabaya?. Tujuan penelitian ini adalah: (1). Untuk mengetahui faktor psikologis dan atribut produk berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian produk motor Honda Beat di Surabaya. (2). Untuk mengetahui faktor psikologis dan atribut produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk motor Honda Beat diSurabaya. (3). Untuk mengetahui salah satu diantara faktor psikologis dan atribut produk yang berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian produk motor Honda Beat di Surabaya. TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Faktor psikologi Konsumen hidup dalam sebuah lingkungan yang kompleks. Keputusan konsumen dalam membeli produk dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam diri sendiri maupun dari luar diri atau lingkungannya.Menurut Kotler dan Armstrong (2007:52) perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi, dan psikologi. Pilihan pembelian dipengaruhi empat faktor psikologis yaitu motivasi, pembelajaran, serta kepercayaan dan sikap (Kotler dan Armstrong, 2007:215). (1). Motivasi adalah kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat mencari kepuasan atas kebutuhan tersebut.Setiap orang mempunyai banyak kebutuhan.Kebutuhan psikologis yang timbul karena dorongan tertentu seperti rasa lapar, haus, dan ketidaknyamanan.Sedangkan kebutuhan psikologis timbul karena ingin dikenal penghargaan dan kepemilikan. (2). Persepsi adalah proses menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran berarti tentang dunia. Seseorang yang memperoleh rangsangan yang sama dapat membentuk persepsi yang berbeda-beda, karena adanya tiga proses yaitu: (a). Perhatian selektif yaitu kecenderungan seseorang untuk menyaring informasi yang didapatkan. (b). Distori yaitu kecenderungan seseorang untuk menginterpretasikan informasi yang sesuai dengan cara yang mendukung yang mereka percaya. (c). Retensi selektif yaitu kecenderungan seseorang untuk mengingat hal-hal yang baik tentang produk. (3). Pembelajaran menunjukkan perubahan perilaku seseorang karena pengalaman. (4). Keyakinan dan sikap adalah pemikiran deskriptif yang dipertahankan seseorang mengenai sesuatu. Sedangkan sikap merupakan evaluasi, perasaan, dan kecenderungan yang kosdisten atas suka atau tidaknya seseorang atas objek atau ide. Produk Produk, yaitu segala sesuatu yang ditawarkan kepada pangsa pasar agar diperhatikan, diminta, dipakai atau dikonsumsi sehingga memuaskan kebutuhan atau keinginan manusia. Istilah produk mempunyai bermacam-macam arti dan makna. Menurut Kotler (2009:47), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk menarik perhatian, pembelian atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Sedangkan menurut Tjiptono (2007:95), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan dan, dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Atribut Produk Menurut Kotler (2009:72) menyatakan bahwa atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh pembeliSetiap produk memiliki variablevariabel produk seperti atribut produk, merek, kemasan dan label, serta pelayanan terhadap pelanggan. Atribut produk misalnya: mutu, ciri-ciri, dan model. Indikator atribut produk yaitu: (1). Harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa, jumlah ini yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat yang dimiliki dengan menggunakan produk atau jasa. (2). Merek adalah semua nama, istilah, tanda, symbol, desain atau Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014) 4 kombnasi dari semua yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk dari satu penjual untuk membedakannya dengan produk pesaing. (3). Kemasan adalah pembungkus luar produk yang berfungsi untuk melindungi produk,memudahkan konsumen dalam memakainya, menaikkan citra produk atau bahkan sekaligus dapat dijadikan alat promosi ketika produk tersebut dilemparkan ke pasaran. (4). Kualitas merupakan salah satu produk yang paling penting di mata konsumen. Konsumen akan berusaha mencari produk yang paling berkualitas tinggi, karena menyangkut kepuasan konsumen. Oleh karena itu suatu perusahaan harus memperhatika kualitas produk yang akan diluncurkan ke pasaran. (5). Ukuran suatu produk mempunyi hubungan yang erat dengan kebiasaan membeli jumlah kebutuhan konsumen yang lainnya berbeda-beda, sehingga perlu menyediakan produk dengan berbagai macam ukuran.Hal ini bertujuan agar konsumen dapat menyesuaikan kebutuhannya dengan ukuran produk yang ada. Konsep Perilaku Konsumen Perilaku konsumen yang tidak dapat secara langsung dikendalikan oleh perusahaan perlu dicari informasinya semaksimal mungkin. Banyak pengertian perilaku konsumen yang dikemukakan para ahli. Berikut ini beberapa pendapat para ahli. Menurut Wijaya, (2007:9) perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana pembuat keputusan (decision units), baik individu, kelompok, ataupun organisasi, membuat keputusan-keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya. Menurut Wijaya, (2007:7) mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai berikut: “suatu pengakiran / pemutusan dari suatu proses pemikiran tentang suatu masalah untuk menjawab suatu pertanyaan apa yang harus diperbuat untuk menjatuhkan pilihan pada salah satu alternative yang tetentu”. Menurut Mowen dan Minor (2010:6) perilaku konsumen adalah segala tindakan yang berhubungan dengan proses mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa oleh individu atau kelompok termasuk proses keputusan sebelum dan sesudah tindakan tersebut. Menurut Kotler dan Armstrong, (2007:214) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah: (1). Budaya; sub-budaya dan kelas social sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. (2). Sosial; selain faktor budaya, perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktorfaktor sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial. (3). Pribadi; keputusan pembelian juga dipengaruhi karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, dan keadaan ekonomi.(4). Psikologis; satu peangkat proses psikologis berkombinasi dengan karakteristik konsumen tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan keputusan konsumen. Proses Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Armstrong (2007:235) proses pemnelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Menurut Simamora (2003:15) suatu proses keputusan pembelian bukan sekedar mengetahui bebagai factor yang akan mempengaruhi pembeli, tetapi bedasarkan peranan dalam pembelian dan keputusan untuk membeli. Terdapat 5 peran yang terjadi dalam keputusan untuk membeli: (1). Pemrakarsa (iniator) orang yang pertama kali menyarankan membeli suatu produk atau jasa tertentu. (2). Pemberi pengaruh (influenzer) orang yang pandangannya atau nasehatnya diperhitungkan dalam pengambilan nasehat akhir. (3). Pengambil keputusan (dicider) orang yang pada akhirnya menentukan sebagian besar atau keseluruhan keputusan membeli, apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana membeli, atau dimana membeli. (4). Pembeli (buyer) orang yang melakukan Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014) 5 pembelian nyata. (5). Pemakai (user) orang yang mengkonsumsi atau memakai produk atau jasa. Tingkatan Pengambilan Keputusan Tidak semua situasi pengambilan keputusan konsumen menerima atau membutuhkan tingkat pencarian informasi yang sama. Schiffman dan Kanuk (2007:487) membedakan tiga tingkat pengambilan keputusan konsumen yang spesifik, yaitu: (1). Pemecahan masalah yang luas; pada tingkat ini, konsumen membutuhkan berbagai informasi untuk menetapkan serangkaian criteria guna menilai merek-merek tertentu dan banyak informasi yang sesuai mengenai setiap merek yang akan dipertimbangkan. Pemecahan masalah yang luas biasanya dilakukan pada pembelian barang tahan lama dan barang mewah seperti mobil, rumah, peralatan elektronik. (2). Pemecahan masalah yang terbatas; pada tingkat ini, konsumen telah menetapkan criteria dasar untuk menilai kategori produk dan berbagai merek dalam kategori tersebut. Namun, konsumen belum memiliki preferensi tentang merek tertentu. Mereka membutuhkan informasi tambahan untuk melihat perbedaan di antara berbagai merek. (3). Perilaku sebagai respon yang rutin; pada tingkat ini, konsumen sudah mempunyai beberapa pengalaman mengenai kategori produk dan serangkaian criteria yang ditetapkan dengan baik untuk menilai berbagai merek yang sedang mereka perimbangkan. Konsumen mungkin mencari informasi tambahan, tetapi hanya untuk meninjau kembali apa yang sudah mereka ketahui. Model Pengambilan Keputusan Model ini tidak dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kerumitan pengambilan keputusan konsumen. Sebaliknya, dirancang untuk menyatukan dan meyelaraskan berbagai konsep yang relevan menjadi satu keseluruhan yang bearti. Model tersebut memiliki tiga komponen utama yaitu masukan, proses, dan keluaran. Masukan Komponen masukan dalam pengambilan keputusan konsumen memiliki berbagai pengaruh luar yang berlaku sebagai sumber informasi mengenai produk tertentu dan mempengaruhi nilai-nilai, sikap, perilaku konsumen yang berkaitan dengan produk. Yang utama dari berbagai masukan ini adalah: Masukan pemasaran, kegiatan pemasaran merupakan usaha langsung untuk mencapai, memberikan informasi, dan membujuk konsumen untuk membeli dan menggunakan produknya. Kegiatan strategi bauran pemasaran khusus yang terdiri dari produk itu sendiri (termasuk kemasan, ukuran, dan jaminannya), iklan di media masa, pemasaran langsung, penjualan personal dan promosi lainnya, kebijakan harga, dan pemilihan saluran disrtibusi untuk memindahkan produk dari pabrikan kepada konsumen. Akhirnya, dampak berbagai usaha pemasaran suatu perusahaan sebagian besar ditentukan oleh persepsi konsumen terhadap semua usaha ini. Jadi para pemasar harus senantiasa mewaspadai persepsi konsumen dengan mensponsori riset konsumen daripada bergantung kepada dampak pesan pemasaran mereka yang diharapkan. Masukan sosial budaya, tipe masukan yang kedua, lingkungan social budaya juga mempunyai pengaruh besar terhadap konsumen. Pengaruh kelas social, budaya dan sub budaya walaupun kurang nyata merupakan factor-faktor masukan penting yang dihayati dan diserap serta mempengaruhi bagaimana para konsumen menilai dan akhirnya menolak produk. Dampak kumulatif usaha pemasaran setiap perusahaan pengaruh keluarga, temanteman dan para tetangga, dan aturan perilaku masyarakat yang ada semuanya merupakan masukan yang mungkin mempengaruhi apa yang dibeli para konsumen dan bagaimana mereka menggunakan apa yang mereka beli. Proses, komponen proses dalam model ini berhubungan dengan cara konsumen mengambil keputusan. Untuk memahami proses ini, kita harus mempertimbangkan Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014) 6 pengaruh berbagai konsep psikologis. Bidang psikologis mewakili pengaruh dalam diri (motivasi, persepsi, pembelajaran, kepribadian dan sikap) yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen (apa yang mereka butuhkan, atau inginkan, kesadaran mereka terhadap berbagai pilihan produk, kegiatan mereka dalam pengumpulan informasi dan penilaian mereka mengenai berbagai alternative). Tindakan pengambilan keputusan konsumen terdiri dari dua tahap, yaitu: (1). Pengenalan kebutuhan menurut Schiffman dan Kanuk (2007:494) pengenalan kebutuhan mungkin terjadi ketika konsumen dihadapkan dengan suatu “maslah”. Di kalangan konsumen ada dua gaya pemahaman masalah pengenalan kebutuhan yang berbeda. Beberapa konsumen merupakan tipe keadaan yang sebenarnya yang merasa bahwa mereka mempunyai masalah ketika sebuah produk tidak dapat berfungsi secara memuaskan. Sebaliknya konsumen lain adalah tipe keadaan yang diinginkan, dimana bagi mereka keinginan terhadap sesuatu yang baru dapat menggerakkan proses keputusan. (2). Penelitian sebelum pembelian; penelitian sebelum pembelian dimulai ketika konsumen merasakan adanya kebutuhan yang dapat dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Ingatan kepada pengalaman yang lalu dapat memberikan informasi yang memadai kepada konsumen untuk melakukan pilihan sekarang ini. Sebaliknya jika konsumen tidak mempunyai pengalaman sebelumnya ia harus melakukan penelitian yang mendalam mengenai keadaan di luar dirinya untuk mempeoleh informasi yang berguna sebagai dasar pemilihan. Konsumen biasanya mencoba mengingat sebelum mencari bebagai sumber informasi eksternal mengenai kebutuhan yang berhubungan dengan konsumsi tertentu. Pengalaman yang lalu dianggap sebagai sumber informasi internal. Semakin besar kaitannya dengan pengalaman yang lalu, semakin sedikit informasi luar yang mungkin dibutuhkan konsumen untuk mencapai keputusan. Banyak keputusan konsumen yang didasarkan kepada penggabungan pengalaman yang lalu dan informasi pemasaran dan non komersial. Tingkat resiko yang demikian juga dapat mempengaruhi tahap proses pengambilan keputusan. Menurut Kotler dan Armstrong, (2007:235) konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membaginya dalam dua tingkat. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan perhatian menguat. Pada tingkat ini seorang hanya menjadi lebih peka terhadap informasi tentang produk. Pada tingkat selanjutnya, orang itu mungkin memasuki pencarian aktif informasi. Melalui pengumpulan informasi, konsumen mengetahui tentang merek-merek yang bersaing dan keistimewaan merek tersebut. Penilaian alternative rangkaian merek yang diminati. Dalam konteks pengambilan keputusan konsumen, rangkaian merek yang diminati mengacu pada merek-merek khusus yang dipetimbangkan konsumen dalam melakukan pembelian dalam kategori produk tertentu. Rangkaian merek yang diminati seorang konsumen dibedakan dari rangkaian merek tidak layak yang terdiri dari berbagai merek yang dikeluarkan konsumen dari pertimbangan pembelian karena dirasa tidak dapat diterima dan dari rangkaian merek yang tidak aktif, yang terdiri dari berbagai merek yang tidak menarik perhatian konsumen karena dirasakan tidak mempunyai keuntungan khusus apapun. Terlepas dari jumlah merek dalam suatu kategori poduk, rangkaian merek yang diminati seorang konsumen rata-rata cenderung sangat kecil, seing hanya terdiri dari tiga sampai lima merek. Tetapi penelitian menunjukkan bahwa rangkaian merek dipertimbangkan konsumen meningkat jumlahnya jika pengalaman dengan suatu golongan produk bertambah. Rangkaian merek yang diminati dari sedikit merek yang dikenal baik, diingat dan dirasakan dapat diterima oleh konsumen. Keluaran, porsi keluaran dalam model pengambilan keputusan konsumen menyangkut dua kegiatan pasca pembelian yang berhubungan erat yakni: (1). Perilaku pembelian, menurut Schiffman dan Kanuk (2007:506) perilaku pembelian konsumen mempunyai tiga Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014) 7 tipe yaitu: (a). Pembelian percobaan. (b). Pembelian ulang. (c). Pembelian komitmen jangka panjang. Penilaian Pasca Pembelian, ketika konsumen menggunakan suatu produk terutama selama pembelian percobaan, mereka menilai kinerja produk tersebut menurut berbagai harapan mereka. Ada tiga hasil penilaian yang mungkin timbul yaitu: (1). Kinerja yang sesungguhnya sesuai dengan harapan yang menimbulkan perasaan netral. (2). Kinerja melebihi harapan yang menimbulkan apa yang dikenal sebagai pemenuhan harapan secara positif. (3). Kinerja dibawah harapan yang menimbulkan pemenuhan harapan secara negative dan ketidakpuasan konsumen mempunyai hubungan erat, yaitu konsumen cendeung menilai pengalaman mereka terhadap harapan-harapan mereka ketika melakukan penilaian pasca pembelian. Tipe Perilaku Pembelian Konsumen Tipe-tipe perilaku konsumen membeli berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan di antara berbagai merek adalah sebagai berikut (Kotler dan Amstrong, 2007:219-222): (1). Perilaku membeli yang kompleks (complex buying behavior), perilaku membeli yang kompleks merupakan perilaku membeli konsumen dalam berbagai situasi bercirikan keterlibatan mendalam konsumen dalam membeli dan adanya perbedaan pandangan yang signifikan antara merek yang satu dengan yang lain. Konsumen menjalankan peilaku membeli mereka ketika mereka benar-benar terlibat dalam pembelian dan mempunyai pandangan yang berbeda antara merek yang satu dengan yang lain. Konsumen mungkin lebih banyak terlibat ketika produknya mahal, bersiko jarang dibeli, dan sangat menonjolkan ekspresi diri. Konsumen harus banyak belajar mengenai kategori produk tersebut. (2). Perilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan (dissonance reducing buying behavior), perilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan merupakan perilaku membeli konsumen dalam situasi bercirikan keterlibatan konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan diantara merek-merek yang ada. Perilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan terjadi ketika konsumen sangat terlibat dengan pembelian yang mahal, jarang atau berisiko, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan yang ada. (3). Perilaku membeli karena kebiasaan, perilaku membeli karena kebiasaan merupakan perilaku pembeli konsumen dalam situasi yang bercirikan ketelibatan konsumen yang rendah dan kecilnya perbedaan yang dirasakan di antara merek-merek yang ada. Pembeli produk dengan keterlibatan rendah tidak kuat komitmennya terhadap merek-merek apapun. (4). Perilaku membeli yang mencari variasi, perilaku membeli yang mencari variasi adalah perilaku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan rendahnya keterlibatan konsumen tetapi perbedaan diantara merek dianggap besar. Dalam kasus ini, konsumen sering kali mengganti merek. Contohnya ketika membeli kue, seorang konsumen mungkin memiliki beberapa keyakinan memilih merek kue tanpa banyak evaluasi lalu mengevaluasi merek tersebut ketika di makan atau dikonsumsi. Tetapi pada waktu selanjutnya konsumen mungkin mengambil merek lain agar tidak bosan atau sekedar mencoba sesuatu yang berbeda. Dalam membeli dan mengkonsumsi sesuatu terlebih dahulu konsumen membuat keputusan mengenai produk apa yang dibutuhkan, kapan, bagaimana, dan dimana proses pembelian atau konsumsi itu akan terjadi. Dengan kata lain diperlukan suatu proses pengambilan keputusan untuk membeli sesuatu baik.Menurut Shiffman dan Kanuk (2007:485) keputusan adalah seleksi terhadap dua pilihan atau lebih. Dengan kata lain, pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika mengambil keputusan.Kotler dan Armstrong menyatakan (2007:177) keputusan pembelian konsumen, tidak terlepas dari bagaimana konsumen melalui beberapa tahap yaitu mengetahui masalah yang dihadapi sampai dengan terjadinya transaksi pembelian konsumen.Jadi keputusan pembelian Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014) 8 konsumen berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan, proses pengintegrasian dan pengkombinasian pengetahuan untuk menyeleksi terhadap dua atau lebih pilihan, untuk mendapatkan solusi dari masalah yang dihadapinya. Keputusan konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk didasari adanya motif pembelian. Motif pembelian itu sendiri dapat dikelompokkan ke dalam beberapa tingkatan yang berbeda dimana pembeli menyadari akan motif-motif pembeliannya dan kesediaan mereka untuk memberitahukannya Menurut Kotler dan Armstrong (2007:235) konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membaginya dalam dua tingkat. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan perhatian menguat. Pada tingkat ini seorang hanya menjadi lebih peka terhadap informasi tentang produk. Pada tingkat selanjutnya, orang itu mungkin memasuki pencarian aktif informasi. Melalui pengumpulan informasi, konsumen mengetahui tentang merek-merek yang bersaing dan keistimewaan merek tersebut. Adapun indikator keputusan pembelian yaitu: (1). Kebutuhan. (2). Motif pembelian. (3). Pengetahuan untuk menyeleksi Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang bertujuan mengarahkan dan memberikan pedoman dalam pokok permasalahan serta tujuan penelitian. Maka dari uraian masalah yang ada, dapat dimunculkan suatu hipotesis penelitian sebagai berikut: (1). Faktor psikologis dan atribut produk secara bersama sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda Beat di Surabaya. (2). Faktor psikologis dan atribut produk secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda Beat di Surabaya. (3). Diantara faktor psikologis dan atribut produk terdapat pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda Beat di Surabaya. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi Penelitian Sugiyono (2011:71) mengutarakan bahwa penelitian adalah merupakan carai lmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitianpenting artinya bagi seorang peneliti dalam memecahkan permasalahan ataumenjawab pertanyaanpertanyaan tentang fenomena yang ada dilingkungannya. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey. Arikunto (2008:312) mengutarakan, survey merupakan satu jenis penelitian yangbanyak dilakukan oleh peneliti dalam bidang; sosiologi, bisnis, politik,pemerintahan dan pendidikan. Menurut Singarimbun dan Effendi (2007:63),penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasidengan kuesioner sebagai alat pengumpulan. Menurut Sugiyono (2011:72) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini meliputi semua konsumen yang telah membeli dan menggunakan sepeda motor Honda Beat di Surabaya yang jumlah populasinya tidak diketahui secara pasti (infinite). Teknik Pengambilan dan Cara Menghitung Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dengan accidental sampling, dimana kuesioner dibagikan kepada masyarakat di wilayah Surabaya yang telah membeli dan menggunakan sepeda motor Honda Beat. Besarnya jumlah sampel berikut telah mewakili persyaratan minimum sampel Maholtra (2010:59) menyatakan bahwa “jumlah sampel Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014) 9 adalah 5 x indikator variabel. Dalam penelitian ini jumlah indikator variabel adalah 12 buah maka besarnya sampel adalah 5 x 12 = 60 orang. Definisi Operasional Adapun definisi operasional masing-masing variable yang akan diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Variabel bebas terdiri dari: (1). Faktor psikologis (Psi), Indikator faktor psikologis menurut Kotler dan Armstrong (2007:215) adalah: (a). Motovasi adalah dorongan dari dalam diri seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. (b). Persepsi adalah proses proses di mana seseorang memilij, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dalam dari dunia ini. (c). Pembelajaran adalah perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. (d). Kepercayaan dan sikap adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu. (2). Atribut produk (A.p), Indikator atribut produk menurut Kotler (2009:72) adalah sebagai berikut: (a). Harga adalah jumlah yang ditaguhkan untuk suatu produk atau jasa, jumlah ini yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat yang dimiliki dengan menggunakan produk atau jasa. (b). Merek adalah semua nama, istilah, tanda, symbol, desain atau kombinasi dari semua yang dimaksutkan untuk mengidentifikasi produk dari satu penjual untuk membedakan dengan produk pesaing. (c). Kemasan adalah pembungkus luar produk yang berfungsi untuk melindungi produk, memudahkan konsumen dalam memakainya, menaikkan citra produk atau bahkan sekaligus dapat dijadikan alat promosi ketika produk dilemparkan ke pasaran. (d). Kualitas merupakan kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya, kemampuan tersebut meliputi daya tahan, kehandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan dioperasikan dan diperbaiki, dan atribut lain yang berharga pada produk secara keseluruhan. (e). Ukuran produk merupakan suatu ukuran produk yang disesuaikan antara kebutuhan konsumen dengan ukuran produk yang ada. (3). Variabel terikat adalah keputusan pembelian (K.p), Indikator keputusan konsumen dijabarkan menurutKotler dan Armstrong menyatakan (2007:177) sebagai berikut: (a). Kebutuhan. (b). Motif pembelian. (c). Pengetahuan untuk menyeleksi. Teknik Analisis Data Teknik analisis data adalah suatu kegiatan mengolah data yang telah dikumpulkan dari lapangan atau pustaka menjadi seperangkat hasil, baik dalam bentuk penemuan baru maupun dalam kebenaran hipotesis. Tujuan dari analisis data adalah untuk membatasi penemuan, sehingga menjadi data yang teratur dan lebih berarti. Dimana menganalisis data dapat dilakukan dengan dua cara yaitu sebgai berikut: (1). 1 Analisis Kualitatif, metode analisa yang bertujuan untuk mengklasifikasikan keterangan fakta dan hasil penelitian.Dengan menggunakan data – data dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar dan dengan tidak menggunakan angka – angka ke dalam rumusan statistik. (2). Analisa kuantitatif, metode analisis dengan menggunakan angka – angka kedalam rumusan statistik. Fungsinya untuk mengetahui bagaimana variabel yang satu berhubungan dengan variabel yang lain dan mempererat hasil analisa data kualitatif. Uji Validitas Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah angket, yaitu keharusan sebuah angket untuk valid. Uji validitas merupakan pengujian seberapa cermat dan tepat kuesioner harus dapat melakukan fungsi ukur dengan kata lain suatu kuesioner dapat dikatakan valid (sah) jika pertanyaan dalam kuesioner mampu untuk mengungkap suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Sehingga untuk menguji validitas: (1). Jika r hasil positif, serta r Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014) 10 hasil > r tabel maka varibel tersebut valid. (2). Jika r hasil negatif, serta r hasil < r tabel maka variabel tersebut tidak valid. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk menuji sejauh mana jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu untuk menguji bahwa variabel dikatakan reliable jika nilai cronbach alpha >0.6 menurut Ghozali (2007:133). Uji multikorelasi Tidak ada multikolinearitas diantara variabel bebas, artinya tidak terjadi hubungan antara variabel bebas. Multikolinearitas dapat dilihat dengan melihat angka VIF ( Variance Inflation Factor ) masing- masing variabel bebas. Suatu model dikatakan mengandung gangguan multikorelineritas apabila nilai masing-masing VIF untuk masing-masing variabel bebas dari hasil pengolahan data kurang dari 10. Maka variabel tersebut tidak mempunyai persoalan multikorelasi. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji ini diidentifikasi dengan analisis grafik, pada grafik normal plot tersebut titik-titiknya harus menyebar disekitar garis diagonal. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2007:74). Dimana uji ini dihitung dengan menggunakan alat bantu ukur progaram SPSS. Uji Heterokesdatisitas Bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terdapat kesamaan varians dari residu dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain sama, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians bebeda disebut heteroskedestisitas. (1). Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada berbentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit ) maka telah terjadi heteroskedestisitas.(2). Jika ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar diatas dan dibawah O pada Y, maka tidak terjadi heteroskedestisitas. Uji Kelayakan Model Penelitian (Uji F) Untuk menguji kebenaran hipotesis faktor-faktor yang ditawarkan mempengaruhi keputusan pembelian sepeda motor Honda Beat di Surabaya secara bersama-sama, digunakan uji kelayakan model penelitian (uji F), Supranto (2010:278). Kriteria Keputusan: (1). Jika nilai F signifikansi < 0,05 maka model dapat dikatakan layak. (2). Jika nilai F signifikansi > 0,05 maka model dapat dikatakan tidak layak. Analisis Linier Regresi Berganda Hubungan antara variabel-variabel yang menggambarkan fungsi, yakni: y = f (x) Fungsi tersebut menerangkan hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas.Adapun perhitungan atau rumus dari regresi linear berganda adalah sebagai berikut : y = a + b1 Psi + b2 A.p + e …….Sumber : Sugiyono (2011:97) Dimana : Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014) 11 y = Keputusan pembelian a = Konstanta Psi = Faktor psikologis A.p = Atribut produk e = Kesalahan pengganggu Analisis Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi adalah cara yang digunakan untuk menjelaskan seberapa besar variabel (X) yang mempunyai kontribusi terhadap variabel (Y) yang dalam hal ini menunjukkan pengaruh terhadap variabel terikat penggunaan mobile banking (Y). R2 berada antara 0 dan 1 yang berarti: (1). Bila R2=1 artinya kontribusi variabel independen (X) terhadap dependen (Y) adalah 100% dimana model pendekatan yang digunakan adalah tepat. (2). Bila R2 mendekati 0, artinya tidak ada kontribusi dari variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) semakin tinggi R2 atau mendekati 1 maka makin baik Pengujian Hipotesis Uji t Untuk membuktikan kebenaran analisis secara parsial, dilakukan dengan menggunakan uji t yang menyatakan faktor psikologis dan atribut produk berpengaruh signifikan atau tidak signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda Beat di Surabaya. Kriteria keputusan: (1). Jika nilai tingkat signifikan < 0,05 maka terdapat pengaruh yang signifikan. (2). Jika nilai tingkat signifikan > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh yang tidak signifikan. Analisis Koefisien Determinasi Parsial (r²) Analisis koefisien determinasi parsial adalah digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Adapun rumusnya yaitu: Langkah-langkah pengujiannya apabila r2 berada antara 0 dan 1 (0 ≤ r2 ≤ 1), berarti: (1). Pengaruh kuat apabila r2 = 1 atau mendekati 1 (semakin besar nilai r2), artinya bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat adalah kuat dimana model pendekatan yang digunakan adalah tepat. (2). Pengaruh lemah apabila r2 mendekati 0 (semakin kecil nilai r2), artinya bahwa pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat hampir dikatakan tidak ada. Tabel 1 Interval Koefisien Determinasi Parsial Interval r2 Kekuatan hubungan 0,000 sampai dengan 0,199 Sangat lemah 0,200 sampai dengan 0,399 Lemah 0,400 sampai dengan 0,599 Cukup kuat 0,600 sampai dengan 0,799 Kuat 0,800 sampai dengan 0,999 Sangat kuat PEMBAHASAN Uji Validitas Uji validitas dilakukan atas item-item pertanyaan pada kuesioner yaitu dengan jalan menghitung koefisien korelasi dari tiap–tiap pertanyaan dengan skor total yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan angka kritis r product moment. Tujuan dari uji validitas Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014) 12 data adalah untuk melihat apakah variabel atau pertanyaan yang diajukan mewakili segala informasi yang seharusnya diukur atau validitas menyangkut kemampuan suatu pertanyaan atau variabel dalam mengukur apa yang harus diukur. Menurut Santoso (2010:277) Dasar pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut: (1). Jika r hasil positif, serta r hasil> r tabel, maka hal ini berarti bahwa butir atau item pertanyaan tersebut valid. (2). Jika r hasil negatif, dan r hasil< r tabel maka hal ini berarti bahwa butir atau item pertanyaan tersebut tidak valid. Hasil uji validitas data sebagaimana yang nampak pada Tabel 2 berikut : Tabel 2 Hasil Uji Validitas Variabel Indikator Corrected Item-total Correlation (R Hitung) Psikologis X1 X2 X3 X4 0,664 0,698 0,734 0,640 Atribut Produk X1 X2 X3 X4 X5 0,448 0,479 0,535 0,431 0,571 Keputusan Pembelian Y1 Y2 Y3 0,535 0,390 0,747 rtabel Keterangan Valid Valid Valid Valid 0,250 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Berdasarkan pada tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa seluruh item pertanyaan mengenai psikologis, atribut produk serta keputusan pembelian yang berjumlah 12 item, mempunyai nilai r hasil> dari r tabel, dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, maka hal ini berarti bahwa seluruh item pertanyaan tersebut seluruhnya valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Uji Reliabilitas Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan cara one shot methode atau pengukuran sekali saja. Untuk mengukur reliabilitas dengan melihat cronbach alpha. Suatu konstruk atau variabel dapat dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60. (Ghozali, 2007:45). Dari hasil uji reliabilitas nilai cronbach alpha yang nampak Tabel 3 dibawah ini : Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Cronbach's Alpha N of Items 0.653 12 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014) Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014) Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014) 15 Tabel 5 Anovab Model 1 Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 16.491 2 8.246 9.824 .000a Residual 47.842 57 .839 Total 54.333 59 a. Predictors: (Constant), Psi, A.P b. Dependent Variabel: Keputusan Pembelian Dari hasil output perhitungan program SPSS diperoleh nilai Fhitung sebesar 9.824 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 < (α) 0,05, sehingga secara simultan variabel bebas yang terdiri atas: psikologis dan atribut produk secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda Beat di Dealer PT Daya Anugrah Motor Surabaya. Hal ini berarti keputusan pembelian sepeda motor Honda Beat di Dealer PT Daya Anugrah Motor Surabaya dipengaruhi secara nyata oleh faktor psikologis dan atribut produk . Faktor psikologis yang terbentuk dalam benak konsumen tentang sepeda motor Honda Beat membuat konsumen mempunyai kesadaraan bahwa sepeda motor Honda Beat dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan mereka, sehingga konsumen akan mencari informasi atas atribut produk sepeda motor Honda Beat yang kemudian konsumen akan menentukan keputusan pembelian sepeda motor Honda Beat. Analisis Regresi Linier Berganda Hasil perhitungan SPSS akan regresi linier berganda, dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 6 Perhitungan Regresi Linier Berganda Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B 1 (Constant) 4.452 1.305 .204 .074 Standardized Coefficients Std. Error Beta T Sig. 3.411 .001 .345 2.743 .008 A.p .168 .084 .253 a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian ( K.P ) 2.011 .049 Psi Sumber : hasil Output SPSS Diolah Dari tabel 6 dapat dituliskan persamaan regresi linier bergandanya adalah : Y = 4.452 + 0,204X1 + 0,168X2 Berikut ini adalah analisis terhadap koefisien regresi α = Konstanta α = 4,452 artinya nilai keputusan konsumen yang membeli sepeda motor Honda Beat akan bernilai 4,452 apabila psikologis dan atribut produk nol atau konstan. 1 = koefisien regresi faktor psikologis 1 = 0,204 artinya apabila nilai faktor psikologis naik satu satuan maka nilai keputusan konsumen yang membeli sepeda motor Honda Beat akan naik sebesar 0,204 dengan asumsi atribut produk bernilai konstan. 2 = koefisien regresi atribut produk Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014) 16 2 = 0,168 artinya apabila nilai atribut produk naik satu satuan maka nilai keputusan konsumen yang membeli sepeda motor Honda Beat akan naik sebesar 0,168 dengan asumsi psikologis konstan. Analisis Koefisien Determinasi Secara Bersama-sama (R2) Yaitu digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas yang terdiri dari: psikologis dan atribut prosuk terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian. Hasil pengolahan data uji koefisien korelasi dan koefisien determinasi nampak pada tabel 7. Tabel 7 Hasil perhitungan Koefisien Determinasi dan Korelasi Model Summaryb Model Summaryb Mode l R Change Statistics R Adjusted Std. Error of Square R Square the Estimate R Square Change F Change df1 df2 1 .506a .256 .230 .916 a. Predictors: (Constant), Psi, A.P b. Dependent Variabel: Keputusan Pembelian .256 9.824 2 57 Sig. F Change .000 Dari tabel 7 nilai R2 sebesar 0,256 artinya kontribusi variable bebas yang terdiri dari : psikologis dan atribut produk terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian sebesar 25,6 % dan sisanya 74,4,% dipengaruhi oleh variabel lain. Sedangkan nilai R (koefisien korelasi berganda) sebesar 0,506 (50,6%), hal ini berarti hubungan antara variabel bebas yang terdiri dari: faktor psikologis dan atribut produk terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian adalah kuat. Pengujian secara parsial (Uji t) Untuk membuktikan kebenaran analisis secara parsial, dilakukan dengan menggunakan uji t yang menyatakan ada tidaknya pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel. Adapun hasil SPSS untuk Uji t adalah : Tabel 8 Uji t Variabel Psi A.P thitung 2,743 2,011 Tingkat Sig 0,008 0,049 Kriteria Sig 0,05 (5%) Simpulan Signifikan Signifikan Uji t untuk psikologis (x1), uji signifikansi secara parsial untuk psikologis dapat dirumuskan langkah-langkah pengujian sebagai berikut: (1). Apabila tingkat signifikan (α) < 0,05 (5%) artinya terdapat pengaruh yang nyata antara variabel psikologis (X1) secara parsial terhadap keputusan pembelian (Y). (2). Apabila tingkat signifikan (α) > 0,05 (5%) artinya tidak terdapat pengaruh yang nyata antara variabel psikologis (X1) secara parsial terhadap keputusan pembelian (Y). (3). Dengan menggunakan uji 2 sisi dan tingkat signifikan (α) = 5% dapat dilihat dari perhitungan program SPSS pada tabel 14 diperoleh tingkat signifikan (α) untuk psikologis sebesar 0,008 < dari 0,05 (5%) . Dengan demikian pengaruh kesadaran merek terhadap keputusan pembelian secara parsial adalah signifikan. Faktor psikologis mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian, hal ini berarti sepeda motor Honda Beat mempunyai tempat di ingatan konsumen, konsumen juga berasumsi bahwa sepeda motor Honda Beat mampu memenuhi Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014) 17 kebutuhan dan tuntutan mereka dalam hal transportasi sehingga ketika konsumen membutuhkan sepeda motor yang di ingatan mereka merupakan sepeda motor Honda Beat yang dapat diandalkan dan berkualitas Uji t untuk atribut produk (x2), uji signifikansi secara parsial untuk atribut produk dapat dirumuskan langkah-langkah pengujian sebagai berikut: (1). Apabila tingkat signifikan (α) < 0,05 (5%) artinya terdapat pengaruh yang nyata antara variabel atribut produk (X2) secara parsial terhadap keputusan pembelian (Y). (2). Apabila tingkat signifikan (α) > 0,05 (5%) artinya tidak terdapat pengaruh yang nyata antara variabel atribut produk (X2) secara parsial terhadap keputusan pembelian (Y). (3). Dengan menggunakan uji 2 sisi dan tingkat signifikan (α) = 5% dapat dilihat dari perhitungan program SPSS pada tabel 14 diperoleh tingkat signifikan (α) untuk asosiasi merek sebesar 0,049 < dari 0,05 (5%) . Dengan demikian pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian secara parsial adalah signifikan. Atribut produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian, hal ini berarti sepeda motor Honda Beat mempunyai karakteristik yang baik di benak konsumen. Sehingga ketika konsumen membeli sepeda motor Honda Beat mereka menganggap bahwa Honda Beat merupakan sepeda motor yang mempunyai citra dan popularitas yang baik dibandingkan dengan pesaingnya. Uji Koefisien determinasi parsial (r2) Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi atau sumbangan antara psikologis dan atribut produk secara parsial terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian. adapun hasil perhitungannya adalah : Tabel 9 Koefisien Determinasi Parsial Variabel Nilai r r2 Psi 2.743 0,341 A.P 2.011 0,257 Sumber : Hasil Output SPSS Diolah Koefisien determinasi parsial variabel psikologis = 0.341 artinya hubungan antara psikologis terhadap keputusan pembelian positif. Koefisien determinasi parsial variabel atribut produk = 0,257, artinya pengaruh antara atribut produk terhadap keputusan pembelian positif. Karena nilai r2 untuk psikologis lebih besar dari pada nilai r2 untuk variable atribut produk maka psikologis mempunyai pengaruh yang paling dominan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil penilitian yang dilakukan berkaitan dengan pengaruh faktor psikologis dan atribut produk terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda Beat, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1). Hasil pengujian simultan menunjukkan variabel psikologis dan atribut produk secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil ini mengindikasikan bahwa naik turunnya keputusan pembelian sepeda motor Honda Beat ditentukan oleh seberapa baik faktor psikologis dan atribut produk pada produk tersebut. (2). Tingkat koefisien kolerasi yang dihasilkan sebesar 70,2 % yang mengindikasikan bahwa korelasi atau hubungan antara variabel psikologis dan atribut produk secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian memiliki hubungan yang erat. (3). Hasil pengujian secara parsial menunjukkan variabel psikologis dan atribut produk masing-masing memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014) 18 Kondisi ini mengindikasikan dengan perolehan tingkat signifikan variabel tersebut kurang dari 5%. Saran Berdasarkan kesimpulan yang ada maka penulis dapat memberikan saran– saran sebagai berikut: (1). Perusahaan lebih meningkatkan faktor psikologis dan atribut produk yang diproduksi dan selalu melakukan inovasi yang lebih menarik. Hal ini dilakukan agar konsumen memiliki pilihan yang semakin banyak dalam membeli produk yang dihasilkan. (2). Perusahaan menciptakan suatu merek yang baik dimata konsumen. Hal ini dilakukan agar konsumen terus memberikan perhatian dan gambaran pada produk tersebut, sehingga jika mereka menginginkan sepeda motor matic pertama yang ada dalam benak mereka adalah sepeda motor Honda Beat. (3). Untuk lebih meningkatkan niat beli konsumen, perusahaan lebih meningkatkan lagi faktor psikologis dan atribut produk yang diberikan baik, sehingga konsumen akan merasakan bahwa sepeda motor matic dengan merek Honda Beat selalu memberikan kebutuhan konsumen sesuai yang mereka harapkan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto. S. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Dharmmesta, 2010. Loyalitas Pelanggan: Sebuah Kajian Konseptual sebagai Panduan bagi Peneliti. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 14 (3). hal 73-78. Engel, B. dan Miniard. 2008. Marketing Management. Gramedia. Jakarta. Ghozali, I. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan Keempat. Penerbit UNDIP. Semarang. Kotler, P. dan G. Armstrong. 2007. Dasar-dasar Pemasaran. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Kotler, P. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid 2. Bumi Aksara. Jakarta. Simamora, H. 2003. Manajemen Pemasaran Internasional. Jilid 3. Salemba Empat. Jakarta. Singarimbun, dan Effendi. 2007. Metode Penelitian Survey, Cetakan Kedua, Penerbit PT. Pustaka LP3ES Indonesia. Jakarta. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung. Swastha, B dan Irawan. 2007. Manajemen Pemasaran Moderen. Penerbit Liberty. Yogyakarta. Maholtra, N. K. 2010. Marketing Research, Fourth Edition. Prentice Hall: Pearson Education, Inc. Mowen, J. C dan M. Minor. 2010. Perilaku Konsumen. Edisi 5. Erlangga. Jakarta. Santoso, S. 2010, Statistik Multivariat, Penerbit PT Elek Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta. Schiffman, L. G. dan L. L. Kanuk. 2007. Perilaku Konsumen. Cetakan Kedua PT. Index Group Gramedia. Jakarta. Supranto, J. 2010, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, Edisi baru, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Tjiptono, F. 2007. Pemasaran Strategik. Andi. Yogyakarta. Wijaya. 2007. Manajemen Publik: Teori dan Praktek. Edisi pertama. Andi Offset. Yogyakarta.