Hubungan Sains dan Agama

advertisement
02/11/2011
Hubungan Sains
dan Agama
Empat Tipologi Hubungan
Sains (Ilmu Pengetahuan) dan Agama (Kitab Suci)
1.
2.
3.
4.
Tipologi Konflik.
Tipologi Independensi.
Tipologi Dialog.
Tipologi Integrasi.
Pendahuluan
• Di akhir dasawarsa tahun 90-an sampai sekarang, di Amerika
Serikat dan Eropa Barat khususnya, berkembang diskusi
tentang sains (ilmu pengetahuan) dan agama (kitab suci).
• Diskusi dimulai oleh Ian G. Barbour yang mengemukakan teori
“Empat Tipologi Hubungan Sains (Ilmu Pengetahuan) dan
Agama (Kitab Suci)”.
1. Tipologi Konflik
• Tipe ini menganggap bahwa agama dan ilmu
pengetahuan saling bertentangan.
SAINS
1. Tipologi Konflik
• Tipe ini terjadi karena agama dan sains sama-sama memberi
klaim dalam domain (wilayah) yang sama.
• Contoh : agama dan sains sama-sama berhak menjelaskan
tentang asal kejadian alam semesta, heliosentris-geosentris,
dll
• Agama dan sains dipandang sebagai dua bidang yang saling
bertentangan, sehingga orang hanya memilih satu : menolak
agama dan menerima sains atau sebaliknya.
• Agama dan sains berada dalam dua ekstrim yang saling
bertentangan, saling menegasikan kebenaran lawannya.
• Tipologi ini dianut oleh kelompok materialisme ilmiah
dan kelompok literalisme kitab suci
Vs
AGAMA
1. Tipologi Konflik
MATERIALISME ILMIYAH
• Asumsi : menganggap bahwa materi sebagai realita dasar
alam (mementingkan realitas empiris), sekaligus
meyakini bahwa metode ilmiah adalah satu-satunya cara
yang sahih untuk mendapatkan kebenaran
• Kelompok materialisme ilmiah berpendapat bahwa
keyakinan agama tidak dapat diterima karena agama
bukanlah data publik yang dapat diuji dengan percobaan
dan kriteria koherensi, kekomprehensifan, dan
kemanfaatan.
1
02/11/2011
1. Tipologi Konflik
MATERIALISME ILMIYAH
• Kelompok materialisme berpendapat bahwa sains (ilmu
pengetahuan) bersifat obyektif, terbuka, umum, kumulasi
fakta dan progress, sedangkan agama (kitab suci)
dianggap bersifat subyektif, tertutup, paroki, tidak kritis,
dan sangat sulit berubah.
1. Tipologi Konflik
• Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata munculnya
pertentangan antara sains (ilmu pengetahuan) dan
agama (kitab suci) disebabkan adanya pertentangan
antara fundamentalisme sains (ilmu pengetahuan) dan
fundamentalisme agama (kitab suci)
1. Tipologi Konflik
LITERALISME KITAB SUCI
• Asumsi : satu-satunya sumbedr kebenaran adalah kitab
suci, karena dianggap sekumpulan wahyu yang bersifat
kekal dan benar karena bersumber dari Tuhan
• Kelompok literalisme kitab suci berpendapat bahwa teori
ilmiah seperti teori evolusi melambungkan filsafat
materialisme dan merendahkan perintah moral Tuhan.
2. Tipologi Independensi
Pandangan ini berpendapat bahwa semestinya tidak perlu
ada konflik karena sains (ilmu pengetahuan) dan agama
(kitab suci) berada pada domain yang berbeda, yaitu sains
(ilmu pengetahuan) sebagai kajian atas alam sedangkan
agama (kitab suci) sebagai rangkaian aturan (nilai)
berperilaku dari Tuhan.
SAINS
2. Tipologi Independensi
• Pembicaraan tentang sains dan agama dapat dibedakan
berdasarkan masalah yang ditelaah, domain yang dirujuk, dan
metode yang digunakan.
• Antara sains dan agama mempunyai keinginan untuk saling
mengakui perbedaan karakter masing – masing
AGAMA
2. Tipologi Independensi
• Keyakinan keagamaan bergantung sepenuhnya pada kehendak
Tuhan, berbeda dengan sains yang keyakinannya berdasarkan
penemuan manusia
• Sains dibangun berdasarkan pengamatan dan penalaran
manusia, sedangkan agama dibangun berdasarkan wahyu
Tuhan
2
02/11/2011
2. Tipologi Independensi
2. Tipologi Independensi
• Lingkup utama tindakan Tuhan adalah perilaku dan aturan
untuk manusia sedangkan lingkup utama sains adalah alam
semesta beserta semua fenomenanya
Langdon Gilkey memetakan independensi antara sains dan
agama :
1.
2.
3.
4.
3. Tipologi Dialog
3. Tipologi Dialog
Tipologi ini mencari (secara ilmiah) hubungan
antara sains dan agama, kemiripan dan
perbedaannya.
SAINS
AGAMA
Sains menjelaskan data yang bersifat objek, publik dan dapat
diulang, Agama berurusan dengan eksistensi tatanan dan
keindahan dunia serta pengalaman kehidupan dakhil (rasa
bersalah, kecemasan, pemaafan, kepercayaan, dll)
Sains mengajukan pertanyaaan “bagaimana” yang obyektif, Agama
mengajukan pertanyaan “mengapa” tentang makna tujuan serta
asal mula dan takdir terakhir.
Basis otoritas dalam sains adalah koherensi logis dan kesesuaian
eksperimental, otoritas tertinggi agama adalah Tuhan dan
wahyuNya
Sains melakukan prediksi kuantitatif yang dapat diuji secara
eksperimental, Agama harus menggunakan bahasa simbolis dan
analogis karena Tuhan bersifat transenden (ghoib)
SAINS
AGAMA
3. Tipologi Dialog
Dasar munculnya dialog antara sains dan agama :
• Adanya pra-anggapan dalam upaya ilmiyah yang
memunculkan pertanyaan batas / fundamental ilmuwan dan agamawan dapat bekerja sama untuk
menjelaskannya
• Eksplorasi kesejajaran metode antara sains dan agama
• Analisis konsep dalam suatu bidang sains dengan bidang
yang lain dalam agama
• Hubungan antara sains dan agama dapat terjadi ketika
sains menyentuh persoalan di luar wilayahnya sendiri
(misalnya: mengapa alam semesta serba teratur?)
• Demikian pula dialog dapat terjadi ketika konsep sains
digunakan sebagai analogi untuk membahas hubungan
Tuhan dengan dunia, yakni adanya kesejajaran
konseptual antara teori ilmiah dan keyakinan teologi.
3. Tipologi Dialog
• Tipologi ini membandingkan metodologi kedua bidang ini
(sains dan agama).
• Kesamaan metodologis terjadi misalnya bahwa sains tidaklah
seobyektif dan agama tidaklah sesubyektif – sebagaimana
yang diduga.
• Data ilmiah yang menjadi dasar sains, ternyata melibatkan
unsur-unsur subyektifitas.
mencari kemiripan
3
02/11/2011
3. Tipologi Dialog
• Subyektivitas itu terjadi pada asumsi-asumsi teoritis yang
digunakan dalam proses pemilahan, pelaporan, dan
penafsiran data.
• Lebih dari itu, teori tidak lahir dari analisis data secara
logis, tetapi lahir dari imajinasi kreatif yang di dalamnya
mengandalkan analogi dan model sebagai faktor yang
berperan penting.
• Agama juga tidak sesubyektif yang diduga.
• Data agama meliputi pengalaman keagamaan, ritual, dan
kitab suci.
• Data agama lebih banyak diwarnai penafsiran
konseptual.
• Metafora dan model juga berperan penting dalam
bahasa agama.
4. Tipologi Integrasi
• Tipologi ini dapat terjadi pada kalangan yang mencari titik
temu di antara keduanya.
• Tipologi ini menyerukan perumusan ulang gagasan-gagasan
teologi tradisional yang lebih ekstensif dan sistematis daripada
yang dilakukan oleh pendukung dialog.
• Tiga versi integrasi: natural theology, theology of nature,
sintesis sistematis.
SAINS
AGAMA
4. Tipologi Integrasi
Natural Theology
• Argumen dari Thomas Aquinas dikritik oleh David Hume.
• David Hume: “Ada prinsip-prinsip pengatur yang
bertanggung jawab atas pola-pola di alam. Itu
terkandung di dalam organisme, bukan di luarnya”.
• Pendapat David Hume mengarah ke eksistensi Tuhan
yang terbatas atau eksistensi Tuhan yang tidak mengarah
ke eksistensi Pencipta yang Maha Kuasa sebagaimana
yang diyakini oleh agama monoteisme seperti Islam.
3. Tipologi Dialog
KESIMPULAN :
Jadi, tipologi dialog berupaya mencari
persamaan atau perbandingan secara
metodologis dan konseptual antara agama
dan sains.
4. Tipologi Integrasi
Natural Theology
• Natural Theologi (Teologi Alam): menjadikan alam
sebagai sarana untuk mengetahui Tuhan.
• Eksistensi Tuhan dapat disimpulkan dari (didukung oleh)
bukti desain alam yang empiris. Walaupun kenyataanya
beberapa sifat Tuhan hanya dapat diketahui dari wahyu
kitab suci, tetapi eksistensi Tuhan dapat diketahui dari
nalar yang didukung oleh desain alam.
• Thomas Aquinas: “beberapa sifat Tuhan dapat diketahui
dari kitab suci, tetapi eksistensi Tuhan itu sendiri dapat
diketahui hanya dari nalar”. Argumen kosmologinya:
“Setiap peristiwa harus mempunyai ‘sebab’ sehingga kita
harus mengakui ‘sebab pertama’ jika hendak
menghindari siklus yang tak berujung pangkal”. Argumen
teologinya “Ciri umum alam semesta adalah teratur dan
intelijibel. Keteraturan dan intelijibilitas menunjukkan
bukti tentang desain alam”.
4. Tipologi Integrasi
Natural Theology
• Muncullah kontra argumen dari Charles Darwin.
• Charles Darwin: “Tuhan tidak merancang detaildetail partikuler dari spesies individual, tetapi
mendesain hukum-hukum proses evolusi yang
memungkinkan terbentuknya dengan tetap
membiarkan detail-detail tetap terbuka bagi
berbagai kemungkinan”.
4
02/11/2011
4. Tipologi Integrasi
Natural Theology
• Bagaimana menurut Al-qur’an?
4. Tipologi Integrasi
Theology of Nature
• Arthur Peacocke (biokimiawan dan teolog):
pengalaman keagamaan perlu diuji dengan
konsensus komunitas, koherensi,
kekomprehensifan, dan kemanfaatan.
• Arthur Peacocke: S + ITT = TR
S = sains
ITT = iman dan teologi tradisional
TR = teologi yang telah direvisi
4. Tipologi Integrasi
Sintesis Sistematis
• Merupakan sintesa integrasi yang lebih sistematis antara
sains dan agama, yang memberikan kontribusi ke arah
pandangan yang lebih koheren.
• Merupakan sintesa integrasi sains dan agama yang
disistematisasikan melalui filsafat proses, yakni setiap
peristiwa atau teori baru merupakan produk masa lalu
dari tindakan dan aksi Tuhan.
• Sintesis sistematis merupakan teori baru yang terinspirasi
oleh kitab suci.
4. Tipologi Integrasi
Theology of Nature
• Tidak berangkat dari sains tetapi berangkat dari tradisi
keagamaan berdasarkan pengalaman keagamaan dan
wahyu.
• Doktrin yang bersumber dari agama dapat
disempurnakan / dilengkapi oleh sains, sehingga dapat
dilakukan penyesuaian dan modifikasi antara sains dan
agama.
• Tradisi keagamaan (pemahaman keagamaan) harus
dirumuskan ulang dengan sinaran (baca: perkembangan)
sains modern.
Tipologi Integrasi
Theology of Nature
Bagaimana jika tawaran Peacocke
diterapkan dalam penafsiran Al-qur’an?
4. Tipologi Integrasi
Sintesis Sistematis
Dalam kajian islam, tipologi integrasi
sintesis sistematis dinamakan apa?
5
02/11/2011
TUGAS
dikumpulkan pekan depan
• Natural Theologi (Teologi Alam): menjadikan
alam sebagai sarana untuk mengetahui Tuhan.
• Eksistensi Tuhan dapat disimpulkan dari
(didukung oleh) bukti desain alam, yang dari
alam tersebut dapat menyadari adanya Tuhan
• Bagaimana menurut Al-qur’an?
• Theology of Nature: pengalaman keagamaan
perlu diuji dengan konsensus komunitas,
koherensi, kekomprehensifan, dan kemanfaatan
• Bagaimana jika Theology of Nature diterapkan
dalam penafsiran Al-qur’an?
TUGAS 2 …
Deskripsikan hubungan antara sains dan Islam !
6
Download