PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI TUBUH TUMBUHAN (Kuasi Eksperimen di SMP Yayasan Pendidikan Islam, Bintaro) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) OLEH YOLANDA FANTI KINASIH NIM: 106016100568 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M / 1432 H Yolanda Fanti Kinasih. Effect of Contextual Approach to Teaching and Learning of Biology Student Learning Outcomes of the Concept of Body Structure and Function of Plant,, Thesis. The biology education program. Science Department, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta. ABSTRACT The aim of this research is to know influence contextual teaching and learning of the Concept of Body Structure and Function of Plant. The method which is used in this research is quasi experiment with research design pre-tes and post-test two group design. The research was done 20 October 2011 until 3 November 2011 in SMP Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Bintaro, Jakarta. The sample is taken by purposive sampling by sample 30 student for one class experiment and 30 student also for one class control. The instrument that used in this research is test like multiple choice there are 20. Technics analys in this research is use liliefors for normal, fisher for homogen and t-test for hypothesis. From the calculation result by t-test got thitung 4,244 and conculting from ttabel 2,00 in significantly α = 0,05. Because thitung 4,244 > ttabel 2,00, therefore significantly influence. The result of this research is that got increase learning outcomes in concept of body structure and function of plant with contextual teaching and learning. Key word : Contextual Teaching and Learning Approaches, Learning Outcomes, and The Structure and Function of Plant Body. i Yolanda Fanti Kinasih. Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning terhadap Hasil Belajar Biologi pada Konsep Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan, Skripsi. Program studi pendidikan biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Universitas Islam negeri Syarif hidayatullah Jakarta. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendekatan pembelajaran Contextual Teaching And Learning terhadap hasil belajar biologi pada konsep struktur dan fungsi tubuh tumbuhan. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian pre test dan post tes, two group design. Penelitian ini dilakukan di SMP Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Bintaro, Jakarta pada tanggal 20 Oktober 2011 sampai 3 November 2011. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Adapun jumlah sampel adalah 30 siswa untuk satu kelas eksperimen dan 30 siswa untuk kelas kontrol. Instrumen penelitian yang diberikan berupa tes tipe pilihan ganda sebanyak 20 soal. Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji-t untuk menguji hipotesis. Dari hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh thitung 4,244 dan dikonsultasikan pada ttabel 2,00 pada taraf signifikansi α= 0,05. Karena thitung 4,244 > ttabel, 2,00, maka terdapat pengaruh yang signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan contextual teaching and learning terhadap hasil belajar biologi pada konsep struktur dan fungsi tubuh tumbuhan. Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning, Hasil Belajar, dan Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan. ii KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa dalam Konsep Struktur dan Fungis Tubuh Tumbuhan”. Sholawat dan salam senantiasa penulis curahkan ke haribaan junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah mencurahkan segala pemikirannya untuk menciptakan umat islam yang demokratis seperti yang kita rasakan saat ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terealisasikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan materi, kesempatan, bimbingan pengarahan maupun dorongan semangat. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sekaligus pembimbing I atas kerendahan hati, keterbukaan pikiran dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Sigit Tri Wibowo M.Si, pembimbing II atas keterbukaan pikiran dan bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd, penasihat akademik atas segala perhatian, kerendahan hati, keterbukaan pikiran dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Kepala SMP Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Bintaro, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian bagi penulisan skripsi ini. 6. Ibu Elliza, Guru bidang studi IPA, yang telah memberikan banyak bantuan serta arahan dalam melaksanakan penelitian. iii 7. Ibunda Ngatidjah serta ayahanda Ahmad yang telah melimpahkan segenap kasih dan sayangnya yang tak terhingga. Adik-adikku tersayang, Andin, Taufik, Syukron dan Farhan untuk segala bantuan dan dorongan semangat yang tiada henti demi terselesaikannya skripsi ini. 8. Teman-teman senasib dan seperjuangan, Diah Indah, La Rosiani, Evi Maspiah, Eka Tryuningsih, Ahmad Fauzi, Irna Purnama Sari, Lia Hermawati, Rachmawati Rhamdania dalam mengerjakan skripsi ini “Angkatan 2006” yang sama-sama merasakan indahnya mengerjakan skripsi dan semua yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya kepada penulis dan umumnya bagi dunia pendidikan biologi. Mudah-mudahan berkah dan hidayah-Nya senantiasa berlimpah kepada kita semua. Amin Ya Rabbal’alamin Jakarta, Oktober 2011 Penulis iv DAFTAR ISI ABSTRACT ........................................................................................................ i ABSTRAK ......................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii DAFTAR ISI...................................................................................................... v DAFTAR TABEL.. ........................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................1 B. Identifikasi Masalah ......................................................................6 C. Pembatasan Masalah .....................................................................6 D. Perumusan Masalah ........................................................................6 E. Tujuan Penelitian ............................................................................6 F. Manfaat Penelitian .........................................................................7 BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritis .........................................................................8 1. Hakikat Pendekatan Contextual Teaching and Learning .........8 2. Hakikat Metode Ceramah ........................................................16 3. Hakikat Hasil Belajar ........................................................19 4. Hakikat Metode Praktikum ...................................................... 25 5. Hasil Penelitian Relevan ........................................................ 27 B. Kerangka Pikir ........................................................................ 29 C. Pengajuan Hipotesis ........................................................................ 31 v BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 32 B. Metode dan Desain Penelitian ..................................................... 32 C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 33 D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 34 E. Instrumen Penelitian ..................................................................... 34 F. Kalibrasi Instrumen ....................................................................... 35 1. Uji Validitas .............................................................................. 36 2. Uji Reliabilitas ........................................................................... 37 3. Uji Tingkat Kesukaran .............................................................. 37 4. Daya Pembeda ........................................................................... 38 G. Teknik Analisis Data ................................................................... 39 1. Uji Normalitas dan Homogenitas .............................................. 39 2. Analisis N-gain .......................................................................... 40 3. Uji Hipotesis .............................................................................. 40 4. Hipotesis Statistik ...................................................................... 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ........................................................................... 42 1. Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ........................... 43 2. Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol .......................... 44 3. Hasil Data N-gain .................................................................. 43 4. Hasil Nilai LKS........................................................................ 44 B. Analisis Data ................................................................................ 45 1. Uji Normalitas ...................................................................... .45 a. Hasil Uji Normalitas Pretest ......................................... .. .45 b. Hasil Uji Normalitas Posttest........................................ ... 46 2. Uji Homogenitas................................................................ ... 47 a. Hasil Uji Homogenitas Pretest .................................... ... 47 b. Hasil Uji Homogenitas Posttest .................................. ... 47 C. Pengujian Hipotesis ................................................................. 48 vi D. Pembahasan ........................................................................... 50 E. Keterbatasan Penelitian ............................................................54 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...............................................................................53 B. Saran .........................................................................................53 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….54 LAMPIRAN.................................................................................................. 58 vii DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Perbedaan Pola Pembelajaran Kontekstual dan Konvensional ........... 14 Tabel 3.1 Desain Penelitian ........................................................................ 33 Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ............................................................ 35 Tabel 4.1 Hasil Pretest ................................................................................ 42 Tabel 4.2 Hasil Posttest ................................................................................ 43 Tabel 4.3 Kategorisasi N-gain ..................................................................... 44 Tabel 4.4 Nilai LKS ..................................................................... 45 Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest Uji Liliefors ...................... 45 Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Posttest Uji Liliefors .................... 46 Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest ..................................... 47 Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Posttest ..................................... 48 Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Posttest ........................................... 49 viii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. RPP Kelas Eksperimen .................................................................. 58 Lampiran 2. RPP Kelas Kontrol ......................................................................... 67 Lampiran 3. LKS Kelas Eksperimen .................................................................. 76 Lampiran 4. LKS Kelas Kontrol ......................................................................... 82 Lampiran 5. Kunci Jawaban LKS Kelas Kontrol ............................................... 86 Lampiran 6. Nilai LKS Kelas Eksperimen dan Kontrol .................................... 89 Lampiran 7. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Per Indikator ................................. 91 Lampiran 8. Uji Coba Instrumen Penelitian .......................................................99 Lampiran 9. Kunci Jawaban Uji Coba Instrumen Penelitian ……………..104 Lampiran 10. Rekapitulasi Data Hasil Uji Validitas………………………105 Lampiran 11. Instrumen Hasil Uji Soal......................................................106 Lampiran 12. Kunci Jawaban Instrumen Hasil Uji Soal.............................109 Lampiran 13. Perhitungan N-Gain Kelas Eksperimen…………………….110 Lampiran 14. Perhitungan N-Gain Kelas Kontrol…………………………111 Lampiran 15. Hasil Pretest Kelas Eksperimen…………………………….113 Lampiran 16. Perhitungan Uji Normalitas Pretest Eksperimen……………115 Lampiran 17. Hasil Posttest Kelas Eksperimen…………………………...116 Lampiran 18. Perhitungan Uji Normalitas Posttest Eksperimen………….117 Lampiran 19. Hasil Pretest Kelas Kontrol ………………………………...120 Lampiran 20. Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kontrol …………..….121 Lampiran 21. Hasil Posttest Kelas Kontrol……………………………....124 Lampiran 22. Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kontrol……………..125 Lampiran 23. Perhitungan Uji Homogenitas Data……………………….128 Lampiran 24. Perhitungan Uji Hipotesis ………………………………….130 ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan teknologi dapat dijadikan indikator kemajuan ilmu pengetahuan. Bahkan di era globalisasi ini, daya saing suatu bangsa lebih ditentukan oleh akumulasi pengembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi perlu disampaikan kepada masyarakat. Untuk itu diperlukan sarana penyampaian informasi. Sarana penyampaian informasi dapat dinikmati lewat media informasi seperti media cetak serta penyampaian informasi dari guru ke siswa. Namun penyampaian informasi dari guru ke siswa yang terjadi dalam proses belajar mengajar masih banyak mengalami kendala. Adakalanya terjadi kesalahan pemahaman konsep yang disampaikan saat proses belajar mengajar sehingga siswa belum mencapai pembelajaran yang bermakna, sehingga berdampak kepada hasil belajar siswa. Sesuai penyebutannya, proses belajar-mengajar adalah kesatuan dua proses antara siswa yang belajar dan guru yang memberi pelajaran, sehingga antara kedua proses ini terjadi interaksi yang saling menunjang hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal lewat proses belajar itu. 1 Sedangkan menurut Ardhana dalam I Made Sumadi, masalah besar yang dihadapi oleh dunia pendidikan di Indonesia pada saat ini adalah krisis paradigma berupa kesenjangan dan ketidaksesuaian antara tujuan yang ingin dicapai dan paradigma yang digunakan.2 Dengan diberlakukannya kurikulum 2004 yang disempurnakan dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 2006 yang menekankan pada kecakapan hidup, maka menuntut adanya perubahan paradigma pembelajaran, 1 Nuryani Y. Rustaman dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas Negeri Malang), 2005, Cet.I, h.5 2 I Made Sumadi, Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual Terhadap Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematika Siswa Kelas II SLTP Negeri 6 Singaraja, dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.1, th.XXXVIII, 2005, h.2 1 2 dari paradigma pembelajaran lama yang menekankan penanaman konsep dan berorientasi kepada produk, ke paradigma pembelajaran baru yang menekankan penggalian konsep dan berorientasi kepada proses dan kinerja3. Pembelajaran yang dituntut dalam kurikulum berbasis kompetensi yang disempurnakan menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar peserta didik. Untuk menyediakan dan memperkaya pengalaman peserta didik, pembelajaran di sekolah harusnya berubah dari yang Teacher Centered (berorientasi kepada guru) menjadi yang Student Centered (berorientasi kepada siswa). Permasalahan tersebut membutuhkan solusi konkret yang harus diambil guru. Guru sebagai mediator merupakan perantara dalam proses belajar mengajar, khususnya dalam perolehan konsep dan sebagai fasilitator merupakan penyedia kondisi supaya proses belajar mengajar dapat berlangsung seperti yang diharapkan. Hasil studi TIMSS (The Third International Mathematics and Sience Study) dan PISA (Programe for International Student Assessment). Framework kegiatan TIMSS meliputi: content, performance expectation, perspectives, dan literasi sains. Dalam studi PISA mencakup kemampuan menggunakan pengetahuan, mengidentifikasi fakta-fakta dan membuat keputusan dalam rangka memahami fakta-fakta dan membuat keputusan tentang alam dan perubahan yang terjadi pada kehidupan. TIMSS melaporkan bahwa diantara 38 negara peserta, Indonesia berada pada urutan ke-32 untuk bidang sains dan urutan ke-34 untuk bidang matematika. Untuk bidang sains Indonesia sedikit lebih baik dibanding Turki, Tunisia, Chili, Filipina dan Maroko, tetapi jauh di bawah Singapura yang menempati urutan ke-2. Menurut hasil studi PISA, diantara 41 negara peserta, Indonesia berada pada peringkat ke-39 untuk literasi membaca dan matematika, dan peringkat ke-38 untuk literasi sains. Untuk literasi sains, nilai rata-rata siswa Indonesia adalah 393, jauh dibawah Jepang, 550 dan Korea, 525. Dengan nilai 393 tersebut, 3 Sunardiyanto, Keefektifan Penggunaan Pendekatan Kontekstual Melalui Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Berkomunikasi pada Mata Pelajaran Biologi Kelas II SLTP Negeri 4 Palu, dalam Jurnal Penelitian Kependidikan, No. 1 Th.XIV, 2004, h.51-52 3 berarti siswa Indonesia rata-rata hanya mengingat fakta, terminologi dan hukum-hukum sains, tetapi menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk mengevaluasi, menganalisis dan memecahkan permasalahan kehidupan masih amat kurang.4 Pemahaman guru akan pendekatan, model, dan metode pembelajaran masih sangat terbatas. Hal ini mengakibatkan siswa menjadi jenuh, bosan dan tidak semangat terhadap apa yang disampaikan oleh guru, sehingga berimplikasi terhadap rendahnya nilai biologi siswa. Guru seharusnya dapat merencanakan pembelajaran yang efektif yang dapat membuat suasana kelas menjadi nyaman. Rendahnya prestasi belajar siswa menurut Nurhadi dalam Suhirman, dapat disebabkan oleh penggunaan metode yang belum mengaktifkan siswa secara penuh dalam proses belajar mengajar. Kenyataan ini ditunjukan oleh guru, belajar masih menggunakan ekspositori dan didominasi dengan ceramah. Kondisi tersebut menyebabkan guru lebih aktif daripada siswa. Proses belajar mengajar yang terpusat pada guru menyebabkan siswa menjadi pasif. Siswa pasif merupakan kunci merosotnya prestasi belajar siswa. 5 Model pembelajaran selama ini yang sering diterapkan disekolah seperti metode ceramah, diskusi dan tanya jawab belum menunjukan hasil yang memuaskan. Kenyataan itu membuktikan adanya kesulitan bagi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Penelitian lain seperti Rustaman dan Widodo dalam Sukiar melaporkan bahwa pencapaian prestasi belajar siswa pada pendidikan IPA tidak memuaskan. Hal tersebut menunjukkan bahwa cara pembelajaran IPA di sekolah belum mengarah pada pendekatan mengajar yang sesuai dengan ke-IPA an6. Siswa memiliki kesulitan untuk memahami konsep ke-IPA an sebagaimana mereka biasa diajarkan, yaitu menggunakan 4 Wasis, Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Pembelajaran Sains-Fisika SMP dalam cakrawala pendidikan, Jurnal ilmiah Pendidikan, Vol. 25, No.1, 2006, h.2 5 Suhirman, Ketuntasan Belajar Melalui Pembelajaran Kontekstual Tipe Kooperatif Pokok Bahasan Lingkungan Hidup di MAN 2 Mataram, dalam Jurnal Kependidikan, Vol.4, No.2, 2005. h.132 6 Sukiar. Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Meningkatkan Prestasi Belajar IPA SDN Karang Besuki, kecamatan Sukun Malang, dalam Jurnal Pendidikan Humaniora dan sains, (Malang :SDN Karang Besuki), No.1, 2004, h.46 4 sesuatu yang abstrak yang biasanya diajarkan dengan pendekatan metode ceramah. IPA, khususnya Biologi sebagai salah satu mata pelajaran kelompok sains mempunyai karaktersitik yang berbeda dengan mata pelajaran lainnya. Biologi memiliki struktur keilmuan dan metode tersendiri serta terdapatnya produk-produk keilmuan seperti konsep, teori, postulat dan lain-lain. Metode pembelajaran biologi yang dianjurkan adalah pembelajaran yang melatihkan beberapa keterampilan proses ilmiah melalui langkah-langkah metode ilmiah yang sering dikenal sebagai kinerja ilmiah.7 Salah satu solusi konkret yang dapat dilakukan guru adalah dengan meningkatkan mutu proses belajar mengajar. Antara lain dengan menerapkan pendekatan, metode, dan model belajar yang lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan semua potensi yang dimiliki dan mengembangkan kemampuannya sesuai dengan paradigma pembelajaran baru. Pembelajaran yang menggunakan paradigma tersebut adalah pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning ). Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)), merupakan konsep belajar yang membantu guru dan siswa mengaitkan konten mata pelajaran dan situasi dunia nyata siswa dan mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat8. Strategi pembelajaran CTL berkembang dari paham konstruktivisme. Ide utamanya adalah mengaitkan kegiatan dan persoalan pembelajaran dengan konteks keseharian anak, anak 7 Rini Prisma Gusti, Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Biologi Melalui Kontekstual dengan Model pembelajaran Berbasis Gambar (Picture and Picture) pada Siswa Kelas XI SMA MUhammadiyah Kota Padang Panjang, dalam Jurnal Guru, Vol 3, No. 1, Juli 2006, h. 33. 8 Yatim Riyanto, M.Pd, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang efektif dan Berkualitas, (Surabaya: Kencana), 2009, h. 161 5 belajar dari dunia nyata dimana ilmu pengetahuan yang dipelajari akan digunakan.9 Salah satu konsep dalam pelajaran biologi di SLTP adalah struktur dan fungsi tubuh tumbuhan. Struktur dan fungsi tubuh tumbuhan sangat sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Konsep ini akan lebih tepat diintegrasikan melalui pembelajaran CTL, karena dengan pembelajaran CTL diharapkan siswa dapat mengalami pembelajaran tersebut sesuai dengan kenyataan sebenarnya, tidak hanya melalui teori atau gambar saja, sehingga siswa dapat mengenal dan mengamati jenis organ pada tumbuhan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, apalagi melalui metode eksperimen, dan anak belajar dari dunia nyata dimana ilmu pengetahuan yang dipelajati akan digunakan. Sehingga melalui CTL siswa akan lebih aktif karena proses pembelajaran menitikberatkan kepada pengembangan kreativitas siswa (Student Oriented). Siswa diarahkan belajar mandiri dalam penguasaan informasi dan sekaligus mengkontruksikan pemahaman dalam proses pembelajaran yang dilaksanakannya. Jika melihat nilai siswa mengenai pokok bahasan struktur dan fungsi tubuh tumbuhan diajarkan melalui pendekaan konvensional yang belum diintegrasikan dengan CTL dengan metode eksperimen masih tergolong rendah, untuk itu diperlukan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan pendekatan CTL. Dengan demikian, maka peneliti mengambil judul: Pengaruh Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Biologi pada Konsep Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan. 9 Diah Mulhayatiah, Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Pokok Bahasan Gelombang dan Optik untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa Kelas 1 SMA, dalam Jurnal Edusains, Vol.1, No.1, Juni 2008, h. 50. 6 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut: 1. Pemahaman guru akan pendekatan, model, dan metode pembelajaran masih terbatas. 2. Rendahnya prestasi belajar siswa. 3. Penggunaan metode belajar yang belum mengaktifkan siswa, sehingga belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 4. Siswa masih pasif dalam pembelajaran. 5. Ketiadakaitannya konsep dengan dunia nyata. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan masalah-masalah yang diidentifikasikan di atas, agar penelitian ini lebih terarah, maka ruang lingkup dibatasi yaitu: 1. Pendekatan CTL dibatasi pada metode praktikum/eksperimen terhadap hasil belajar kognitif biologi siswa 2. Dalam biologi dibatasi pada konsep struktur dan fungsi tubuh tumbuhan. D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan perumusan masalah di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh pendekatan contextual teaching and learning terhadap hasil belajar biologi pada konsep struktur dan fungsi tubuh tumbuhan? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan Contextual Teaching Learning terhadap hasil belajar biologi pada konsep struktur dan fungsi tubuh tumbuhan. 7 F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Peneliti: Memberikan informasi tentang penerapan pembelajaran pendekatan CTL untuk meningkatkan hasil belajar biologi pada konsep struktur dan fungsi tubuh tumbuhan 2. Dunia pendidikan: Membantu guru dalam melakukan perbaikan- perbaikan metode belajar guna meningkatkan mutu pengajaran, karena keberhasilan proses belajar mengajar tidak terlepas dari peran guru. BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritis 1. Hakikat Pendekatan Contextual Teaching and Learning Strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) berkembang dari paham kontruktivisme. Ide utamanya adalah mengaitkan kegiatan dan persoalan pembelajaran dengan konteks keseharian anak. Anak belajar dari dunia nyata dimana ilmu pengetahuan yang dipelajari bakal digunakan. John Dewey dalam Subarti dalam Diah Mulhayati menyatakan bahwa pendidikan bukan mempersiapkan anak untuk masa depan, tetapi pendidikan adalah kehidupan itu sendiri. Ide-ide tersebut dipakai dalam Contextual Learning, dimana siswa diajak belajar dari persoalan yang nyata dalam konteks kehidupan sehari-hari.1 Teori Piaget menurut Aiken, dalam Mundilarto menyatakan bahwa seorang anak dapat menjadi tahu dan memahami lingkungannya melalui jalan berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan tersebut. Lebih lanjut dikatakan bahwa pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa melalui proses asimilasi dan proses akomodasi. Melalui proses asimilasi, siswa mencoba untuk memahami lingkungannya dengan menggunakan struktur kognitif atau pengetahuan yang sudah ada tanpa mengadakan perubahanperubahan. Melalui proses akomodasi, siswa mencoba untuk memahami lingkunganmya dengan terlebih dahulu memodifikasi struktur kognitif yang sudah ada untuk membentuk struktur kognitif baru berdasarkan ransangan yang diterimanya.2 1 Diah Mulhayatiah, Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Pokok Bahasan Gelombang dan Optik untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa Kelas 1 SMA, dalam Jurnal Edusains, Vol.1, No.1, Juni 2008, h. 50 2 Mundilarto, Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Sains, dalam Cakrawala pendidikan, Jurnal Ilmiah Pendidikan, No.1, Th, XXIII, 2004, h.67 8 9 Sanjaya dalam Udin Saefudin menyatakan bahwa Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang diajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.3 Melalui pembelajaran kontekstual siswa dapat berlatih menekankan keterampilan berfikir tingkat tinggi, transfer pengetahuan lintas akademik dan berlatih mengumpulkan, menganalisis, mensintesis informasi dan data dari berbagai sumber dan berbagai sudut pandang. According to United Stated Department of education Office of Vocation and Adult Education, 2001 in Ifraj Shamsid-Deen and Bettye P.Smith, Contextual Teaching and Learning is definite as a conception of teaching and learning that help teacher relate subject matter content to real world situations.4 According to Johnson CTL is “an education process that aim to help students see meaning in the academic material they are studying by connecting academic subject with the context of their daily lives, that is, with the context of their personal, social and cultural circumstances.5 Pengertian pendekatan kontekstual dijelaskan di dalam buku yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional dalam Raymond Burhano, sebagai berikut : Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CLT) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni konstruktivisme (Construktivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry), 3 masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan Udin Saefudin, Inovasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta), Nov 2008, Cet. 1, h. 162 Ifraj Shamsid-Deen, Contextual Teaching and Learning Practices in Family and Consumer Sciences Curriculum, dalam Journal of Family and Consumer Sciences Education, Vol.24, No.1, 2006, h.14 5 Abdul Muth‟im, Contextual Teaching and Learning as a Concept in Education, dalam Vidya Karya, No. 2, Th XXI, 2003, h.111-112 4 10 (Modeling), refleksi (Reflection), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).6 Pendekatan ini mengasumsikan bahwa secara natural pikiran mencari makna konteks sesuai dengan situasi nyata lingkungan seseorang, dan itu dapat terjadi melalui pencarian hubungan yang masuk akal dan bermanfaat. Pemaduan materi pelajaran dengan konteks keseharian siswa di dalam pembelajaran kontekstual menghasilkan dasar-dasar pengetahuan yang mendalam dimana siswa kaya akan pemahaman masalah dan cara untuk menyelesaikannya. Siswa mampu secara indepenen menggunakan pengetahuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah baru dan belum pernah dihadapi, serta memiliki tanggung jawab yang lebih terhadap belajarnya seiring dengan peningkatan pengalaman dan pengetahuan mereka.7 Pembelajaran kontekstual berorientasi kepada proses yang dilakukan siswa dan produk yang mereka hasilkan. Proses dapat dilihat dari bagaimana siswa melakukan tugasnya, menemukan, mengumpulkan dan menganalisis data. Sedangkan kelengkapan, kerapian, dan keteraturan laporan dikategorikan produk. Menurut Nikko dalam Syafri Anwar mengemukakan bahwa, antara proses dan produk dalam menilai kinerja seseorang sama pentingnya (equal importance).8 Menurut University of Washington dalam Trianto, pembelajaran kontekstual terjadi apabila siswa menerapkan dan mengalami apa yang sedang diajarkan dengan mengacu pada masalah-masalah dunia nyata yang berhubungan dengan peran dan tanggung jawab mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, siswa dan tenaga kerja.9 6 Raymond Burhano, Pendekatan Kontekstual pada Pembelajaran Matematika, dalam Jurnal Guru Pembelajaran di Sekolah Dasar dan Menengah, Vol.2, No.2, 2005, h. 66 7 Triyanto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Predana Media Group), 2009, h.107. 8 Syafri Anwar, dkk. Penilaian Otentik dalam PembelajaranKontekstual pada Mata Pelajaran Geografi, dalam Jurnal Pembelajaran, Vol.27, No.01, 2004. Hal. 17 9 Triyanto. Op. cit., h.105 11 Contextual Teaching Learning dipengaruhi oleh filsafat kontruktivisme oleh J. Piaget, bahwa setiap anak/siswa memiliki struktur kognitif yang dinamakan skema. Skema terbentuk karena pengalaman semakin dewasa semakin sempurna skema yang dimilikinya. Proses penyempurnaan skema terdiri dari: a. Asimilasi, yaitu proses penyempurnaan skema b. Akomodasi, yaitu proses mengubah skema yang sudah ada hingga terbentuk skema baru c. Disequlibirum, yaitu posisi ketidaksetimbangan yang mengganggu anak. d. Equalibirum, yaitu posisi kembali dalam keadaan seimbang10 1) Karakteristik Pendekatan Kontekstual Adapun karakteristik dalam pendekatan kontekstual adalah sebagai berikut: a. Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik, yaitu pembelajaran yang diarahkan pada ketercapaian keterampilan dalam konteks kehidupan nyata atau pembelajaran yang dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah (learning in real life setting) b. Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang bermakna (meaningful learning) c. Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (learning by doing) d. Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mengkoreksi antar teman (learning in a group) e. Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan, bekerja sama dan saling memahami antar satu dengan lain secara mendalam (learning to know each other deeply) 10 Zulfiani. Bahan Perkuliahan Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Biologi. (Jakarta: UIN), 2009 12 f. Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif dan mementingkan kerjasama (learning to ask, to inquiry, to work together). g. Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan (learning as an enjoy activity)11 Menurut Udin Saefuddin, terdapat lima karakteristik penting dalam menggunakan proses pembelajaran kontekstual,yaitu: a. Dalam CTL pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain b. Pembelajaran kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru, yang diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan cara mempelajari keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya. c. Pemahaman pengetahuan, artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuan baru dikembangkan. d. Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut, artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilaku siswa. e. Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.12 11 Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta: PT bumi aksara), 2008, Cet.4, h. 42 12 Udin Saefudin Sa‟ud. Op. cit., h.163 13 2) Komponen dalam Pendekatan Kontekstual Menurut University of Washington dalam triyanto, CTL menekankan pada berfikir tingkat lebih tinggi, transfer pengetahuan lintas disiplin, serta pengumpulan, penganalisisan dan pensintesisan informasi dan data dari berbagai sumber dan pandangan. Di samping itu, telah diidentifikasi enam unsur kunci CTL seperti berikut ini: a. Pembelajaran bermakna: pemahaman, relevansi dan penghargaan pribadi siswa bahwa ia berkepentingan terhadap konten yang harus dipelajari. Pembelajaran dipersepsi sebagai relevan dengan hidup mereka. b. Penerapan pengetahuan: kemampuan untuk melihat bagaimana apa yang dipelajari diterapkan dalam tatanan-tatanan lain dan fungsifungsi pada masa sekarang dan akan datang. c. Berfikir tingkat lebih tinggi: siswa dilatih untuk menggunakan berfikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu isu, atau memecahkan suatu masalah. d. Kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar: konten pengajaran berhubungan dengan suatu rentang dan beragam standar lokal, Negara bagian, nasional, asosiasi, dan/atau indusrtri. e. Responsive terhadap budaya: pendidik harus memahami dan menghormati nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan- kebiasaan siswa, sesame rekan pendidik dan masyarakat tempat mereka mendidik. Berbagai macam budaya perorangan dan kelompok mempengaruhi pembelajaran. Budaya-budaya ini, dan hubungan antarbudaya-budaya ini, mempengaruhi bagaimana pendidik mengajar. Paling tidak empat perspektif seharusnya dipertimbangkan: individu siswa, kelompok siswa (seperti tim atau keseluruhan kelas), tatanan sekolah, dan tatanan masyarakat yang lebih besar. f. Penilaian autentik: penggunaan berbagai macam strategi penilaian yang secara valid mencerminkan hasil belajar sesungguhnya yang diharapkan dari siswa. Strategi-strategi ini dapat meliputi penilaian 14 atas proyek dan kegiatan siswa, penggunaan portofolio, rubric, chek list, dan paduan pengamatan disamping memberikan kesempatan kepada siswa ikut aktif berperan serta dalam menilai pembelajaran mereka sendiri dan penggunaan untuk memperbaiki keterampilan menulis mereka.13 Dengan demikian, tujuan pembelajaran kontekstual adalah membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang dihadapi. 3) Perbedaan Pola Pembelajaran Kontekstual dan Pembelajaran Konvensional Menurut I Made Sumadi terdapat perbedaan antara pola pembelajaran kontekstual dengan pembelajaran konvensional, perbedaan tersebut disajikan dalam bentuk tabel berikut ini: 14 Tabel. 2.1 Perbedaan pola pembelajaran kontekstual dan pembelajaran konvensional Konvensional Menyandarkan pada hafalan Pemilihan informasi ditentukan oleh guru Cenderung terfokus pada satu bidang (disiplin tertentu) Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai pada saatnya diperlukan Siswa adalah penerima informasi pasif Siswa belajar secara individual 13 Kontekstual Menyandarkan pada memori spasial Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan individu siswa Cenderung mengintegrasikan beberapa bidang (disiplin) Selalu mengaitkan informasi dengan pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa Siswa secara aktif trlibat dalam pembelajaran Siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, dan saling mengoreksi Triyanto, Op. cit., h.105-106 I Made Sumadi, Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual Terhadap Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematika Siswa Kelas II SLTP Negeri 6 Singaraja, dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.1, th.XXXVIII, 2005. h. 6-7. 14 15 Pembelajaran abstrak, teoritis, dan kurang dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa Siswa secara pasif menerima rumus kaidah tanpa memberi konstruksi ide dalam proses pengajaran Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata atau masalah yang disimulasikan Siswa menggunakan kemampuan berfikir kritis, terlibat penuh dalam mengupayakan terjadinya proses pembelajaran yang efektif, ikut bertanggung jawab atas terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan membawa skemata masing-masing ke dalam proses pembelajaran Penilaian hasil belajar hanya melalui Menerapkan penilaian autentik hafalan akademik berupa ulangan/ujian melalui penerapan praktis dalam pemecahan masalah. Langkah-langkah yang harus ditempuh guru dalam menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual adalah: a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan menkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiry untuk semua topik c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya d. Ciptakan “masyarakat belajar” (belajar dalam kelompok-kelompok kecil) e. Hadirkan “model” sebagai contoh pembelajaran f. Lakukan refleksi di akhir pertemuan g. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.15 Sedangkan menurut Syaiful Sagala, penerapan pendekatan kontekstual secara garis besar langkah-langkahnya adalah : a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua pokok bahasan c. Mengembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya 15 I Made Sumadi. Ibid., h. 7 16 d. Menciptakan masyarakat belajar e. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran f. Melakukan refleksi diakhir pertemuan g. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara16 2. Hakikat Metode Ceramah Metode ceramah adalah metode mengajar yang menyampaikan materi pelajaran dengan cara lisan. Metode ini merupakan metode mengajar yang paling banyak digunakan , tetapi dalam pembelajaran IPA dianggap kurang efektif karena dalam pembelajaran IPA tidak hanya menekankan pada aspek produk tetapi juga pada aspek proses.17 Metode ceramah ialah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru di depan siswa di muka kelas.18 Metode ceramah adalah metode penyampaian bahan pelajaran secara lisan. Metode ini banyak dipilih guru karena mudah dilaksanakan dan tidak membutuhkan alat bantu khusus serta tidak perlu merancang kegiatan siswa. Dalam pengajaran yang menggunakan metode ceramah terdapat unsur paksaan. Dalam hal ini siswa hanya diharuskan melihat dan mendengar serta mencatat tanpa komentar informasi penting dari guru yang selalu dianggap benar itu. Padahal dalam diri siswa terdapat mekanisme psikologis yang memungkinkannya untuk menolak disamping menerima informasi dari guru. Inilah yang disebut kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan diri.19 16 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta), 2010, Cet.8, h.92 17 Tonih Feronika, Buku Ajar Strategi pembelajaran Kimia, (Jakarta: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah), 2008, h.36 18 M Syafir. http://www.syafir.com/2011/01/08/metode-ceramah. Tanggal akses (16 Juni 1011) 19 Checep05, pendekatan dan metode pembelajaran, dalam http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/, Tanggal akses (16 Juni 2011) 17 a. Metode ceramah sebaiknya digunakan apabila: a) Bahan ajar yang akan disampaikan banyak, sedangkan waktu yang tersedia relatif singkat b) Bahan ajar berupa instruksi c) Peserta didik yang diajar jumlahnya juga banyak d) Guru memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik (metode ini sangat menuntut kemampuan berbicara).20 b. Langkah-langkah dalam metode ceramah Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah: a) Persiapan, dalam tahap ini guru menciptakan suasana belajar yang kondusif untuk belajar siswa b) Penyajian, dalam tahap ini, guru menyampaikan materi pelajaran dengan ceramah c) Asosiasi, dalam tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan berdiskusi agar siswa dapat membuat hubungan materi pelajaran yang telah disajikan guru d) Generalisasi, dalam tahap ini guru dan siswa secara bersama-sama membuat kesimpulan materi pelajaran yang telah disajikan.21 c. Kelebihan dan kelemahan metode ceramah Adapun kelebihan metode ceramah yaitu: a) Hemat biaya b) Pengelolaan kelas lebih mudah, walau jumlah siswa banyak c) Guru dalam waktu singkat dapat menyampaikan bahan ajar yang banyak d) Bersifat fleksibel, karena sewaktu-waktu pembelajaran dapat diakhiri tanpa harus mengurangi cakupan bahan ajar 20 21 Tonih Feronika. Op. cit., h.37 Tonih Feronika. Op. cit., h.37 18 e) Jika guru memiliki kemampuan komunikasi yang baik, dapat membangkitkan semangat belajar siswa f) Dapat mengembangkan kemampuan mendengar siswa.22 Selain kelebihan, metode ceramah pun memiliki kelemahan, adapun kelemahan metode ceramah yaitu: a) Pengajar tak dapat mengetahui sampai di mana pembelajar telah mengerti pembicaraannya. Kadang-kadang pengajar beranggapan bahwa bila pembelajar duduk diam mendengarkan atau sambil mengangguk-anggukkan kepala, berarti pembelajar telah mengerti. Padahal anggapan tersebut sering meleset; walaupun, pembelajar menunjukkan reaksi seolah-olah mengerti, akan tetapi pengajar tidak mengetahui sejauh mana penguasaan pembelajar terhadap pelajaran itu. Oleh karena itu segera setelah ia berceramah, harus diadakan evaluasi, misalnya dengan tanyajawab. b) Kata-kata yang diucapkan pengajar, ditafsirkan lain oleh pembelajar. Dapat terjadi bahwa pembelajar niemberikan pengertian yang berlainan dengan apa yang dimaksud oleh pengajar.23 Adapun pendapat lain mengenai kelemahan metode ceramah antara lain : a) Membuat siswa pasif b) Mengandung unsur paksaan kepada siswa c) Mengandung daya kritis siswa d) Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya. e) Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik. 22 Tonih Feronika, Op. cit., h.37-38 Massofa. Metode Ceramah dalam Pembelajaran, dalam http://massofa.wordpress.com/2008/07/13/metode-ceramah-dalam pembelajaran/. Tanggal akses (16 Juni 2011) 23 19 f) Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata). g) Bila terlalu lama membosankan.24 3. Hakikat Hasil Belajar Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi).25 Suatu aktivitas pembelajaran dapat dikatakan efektif jika proses pembelajaran tersebut dapat mewujudkan sasaran atau hasil belajar tertentu. Belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Apa yang diajarkan hendaknya dipahami sepenuhnya oleh semua anak. UUSPN No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.26 Belajar berasal dari kata ajar yang berarti mencoba (trial), yaitu kegiatan mencoba sesuatu yang belum atau tidak diketahui. Belajar acapkali diidentikan dengan membaca, membaca sesuatu yang tertulis ataupun yang tidak tertulis sehingga dapat membawa seseorang mengetahui sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui.27 Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.28 24 http://www.scribd.com/doc/27644307/Metode-Ceramah. Tanggal akses (16 Juni 2011) Syaiful Sagala, Op. cit., h.11 26 Syaiful Sagala. Op. cit., h.11 27 Idris, Shaffat, Optimized Learning and Strategy. (Jakarta: Prestasi Pusaka), 2009, Cet.1, 25 h. 1 28 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta), 2003, Cet.4. h. 2 20 Adapun menurut Chaplin dalam bukunya The Psycology of Learning and Memory dalam Muhibbin Syah, belajar adalah prolehan perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman dan ia mendefinisikan bahwa belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus.29 Belajar menurut pandangan B.F Skinner dalam syaiful sagala, adalah proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progessif. Belajar juga dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar, maka responsnya menurun.30 Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudiyono, belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajar. Demgan demikian, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.31 Hilgard dalam S. nasution mengatakan: “Learning is the prosess by which an activity originates or is changed through training procedures (whether in the laboratory or in the natural environment) as distinguished from changes by factors not attributable to training”. Belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium atau dalam lingkungan alamiah) yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh faktor-faktor yang tidak termasuk latihan.32 Menurut Thursan Hakim dalam Pupuh Fathurrohman, mengartikan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku, seperti peningkatan kecakapan, 29 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya), 2002, cet ke-7, h.90 30 Syaiful Sagala. Op. cit., h.14 31 Dimyati dan Mudiyono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta), 2006, Cet. 3, h.10 32 S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara), 1995, Cet.1, h.35 21 pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuannya.33 Menurut Walker dalam Riyanto, belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman dan tidak ada sangkut pautnya dengan kematangan rohaniah, kelelahan, motivasi, perubahan dalam situasi stimulus atau faktor-faktor samar-samar lainnya yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan belajar.34 Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)35 Menurut M. Sorby Sutikno dalam Pupuh Fathurrohman mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.36 Dari beberapa pengertian belajar, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang disengaja dan sadar dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Berkaitan dengan kemampuan yang diperoleh sebagai hasil belajar, Bloom dan rekan-rekannya membagi hasil belajar dalam tiga ranah atau kawasan yaitu: (1) Ranah kognitif (cognitive domain), (2) Ranah afektif (afektive domain), dan (3) Ranah psikomotor (Psychomotor domain).37 33 Pupuh Fathurrohman, Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT. Refika Aditama), Cet.1, 2007, h.6 34 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Prenada Media), 2009, Cet. 1, h.5 35 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara), 2008, Cet.8, h.36 36 Pupuh Fathurrohman. Op. cit., h.5 37 Tengku Zahara Djaafar, Kontribusi Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar, (Jakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas negeri Padang), 2001, h. 83 22 a. Hasil belajar penguasaan materi (kognitif) Penilaian terhadap hasil belajar penguasaan materi bertujuan untuk mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan berupa materimateri esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama.38 Ranah kognitif ini merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan kegiatan mental/otak. Pada ranah ini, terdapat 6 jenjang proses berfikir, yaitu: 1) Hafalan (C1) Meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajari. 2) Pemahaman (C2) Meliputi kemampuan menangkap arti dari informasi yang diterima, misalnya dapat menafsirkan bagan, diagram atau grafik. 3) Penerapan (C3) Ialah kemampuan menggunakan prinsip, aturan, metode yang dipelajarinya pada situasi baru atau pada situasi konkrit. 4) Analisis (C4) Meliputi kemampuan menguraikan suatu informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponennya sehingga struktur informasi serta hubungan antara komponen menjadi lebih jelas. 5) Sintesis (C5) Kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah menjadi sesuatu keseluruhan yang terpadu. 6) Evaluasi (C6) Kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu pernyataan, uraian, pekerjaan, berdasarkan kriteria tertentu yang diterapkan. 38 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Press), 2006, cet. 1, h. 14 23 b. Hasil belajar proses (afektif) Hasil belajar proses berkaitan dengan sikap dan nilai. Berorientasi kepada penguasaan dan pemilikan kecakapan proses atau metode. Ciri-ciri hasil belajar ini akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Ranah afektif meliputi 5 jenjang yaitu: 1) Jenjang kemampuan menerima (A1) 2) Jenjang kemampuan menanggapi (A2) 3) Jenjang kemampuan penilaian (A3) 4) Jenjang kemampuan mengorganisasikan (A4) 5) Jenjang kemampuan kerakterisasi (A5) c. Hasil belajar psikomotorik Merupakan ranah yang berkaitan dengan skill atau keterampilan bertindak seseorang setelah menerima pengalaman belajar. Adapun jenjang ranah psikomotor adalah: 1) Jenjang peniruan (P1) 2) Jenjang memanipulasi (P2) 3) Jenjang ketepatan (P3) 4) Jenjang artikulasi (P4) 5) Jenjang Pengalamiahan (P5) Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pemgaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Seperti yang dikemukakan oleh Clark, dalam Sudjana, bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.39 39 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo), 2002, Cet.6,, h.39 24 Di samping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, ada juga faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.40 Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya, baik yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar (internal) , maupun yang berasal dari luar individu (eksternal). Adapun faktor-faktor eksternal yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar antara lain: a. Faktor jasmaniah, yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh b. Faktor psikologi, sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologi yang mempengaruhi belajar, yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. c. Faktor kelelahan, kelelahan pada seseorang walaupun sulit dipisahkan tetap dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Sedangkan faktor internal yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar, antara lain: a. Faktor keluarga, siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa, cara orang tua mendidik, relasi anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi. b. Faktor sekolah, faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode belajar, model pembelajaran, pendekatan yang digunakan guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, keadaan gedung dan tugas rumah. c. Faktor masyarakat, masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh dalam pembelajaran. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat, yang meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, 40 Nana Sudjana. Ibid., h.39-40 25 media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat, yang semua mempengaruhi belajar.41 Ciri-ciri perubahan dalam pengertian belajar menurut Slameto, dalam Pupuh Fathurrohman meliputi: a) Perubahan yang terjadi berlangsung secara sadar, sekurang-kurangnya sadar bahwa pengetahuannya bertambah, sikapnya berubah, kecakapannya berkembang, dan lain-lain b) Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional. Belajar bukan proses yang statis karena terus berkembang secara gradual dan setiap hasil belajar memiliki makna dan guna yang praktis. c) Perubahan belajar bersifat positif dan aktif. Belajar senantiasa menuju perubahan yang lebih baik. d) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, bukan hasil belajar jika perubahan itu hanya sesaat. e) Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. Sebelum belajar, seseorang hendaknya sudah menyadari apa yang akan berubah pada dirinya melalui belajar. f) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, bukan bagian-bagian tertentu secara parsial.42 4. Hakikat Metode Praktikum/ Eksperimen. Mempelajari IPA kurang dapat berhasil bila tidak ditunjang dengan kegiatan percobaan di laboratorium. Laboratorium IPA tidak hanya sebatas ruangan khusus yang dibatasi dinding, tetapi dapat lebih luas mencakup laboratorium terbuka berupa alam semesta. Dalam proses pembelajaran dengan metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami atau melakukan percobaan sendiri baik secara individual maupun kelompok kecil. 41 42 Slameto. Op. cit., h. 54-71 Pupuh Fathurrohman. Op. cit., h.10 26 Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan. Dengan melakukan eksperimen, siswa menjadi akan lebih yakin atas suatu hal daripada hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa43 Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut: 1) Kelebihan metode eksperimen : a) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya. b) Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. c) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia. 2) Adapun kekurangan metode eksperimen yaitu : a) Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi b) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan kadangkala mahal c) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan d) Setiap percobaan tidak selalu memperoleh hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian. 44 43 Checep05, pendekatan dan metode pembelajaran, dalam http://smacepiring.wordpress.co/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/, Tanggal akses (16 Juni 2011) 44 Martiningsih. Macam-Macam Metode Pembelajaran, dalam http://martiningsih.blogspot.com/2007/12/macam-macam-metode-pembelajaran.html. Tanggal akses (16 Juni 2011) 27 B. Hasil Penelitian Relevan Ahmad Gojali dalam skripsinya yang berjudul ”Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Pada Pembelajaran Konsep Sistem Organ Manusia Berbasis Nilai-Nilai Sains untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Sikap Positif Siswa” memberikan kesimpulan sebagai berikut: Pembelajaran dengan pendekatan CTL yang berbasis nilai-nilai sains pada konsep sistem reproduksi manusia dan sistem imunitas manusia dapat meningkatkan hasil belajar siswa berupa penguasaan konsep. Peningkatan dilihat dengan membandingkan nilai mean siswa sebelum intervensi tindakan pada siklus I dan siklus II. Mean pretest siklus I sebesar 46,82 meningkat menjadi 70,75 pada postest dengan nilai N-Gain sebesar 0,6189 (kategori tinggi). Jumlah siswa yang mencapai nilai minimal KKM biologi ≥ 60 sebesar 95% dari 40 siswa. Sedangkan mean pretest siklus II sebesar 51,17 meningkat menjadi 77,77 pada postest dengan nilai N-Gain sebesar 0,6242 (kategori tinggi). Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM biologi sudah mencapai 100%45 Astri Rama Yulia dalam skripsinya yang berjudul ”Pengaruh Pembelajaran Kimia Bernuansa Nilai dengan Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Siswa” memberikan kesimpulan bahwa pembelajaran kimia bernuansa nilai dengan pendekatan kontekstual berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa serta didapat respon yang baik dari siswa terhadap pembelajaran kimia bernuansa nilai dengan pendekatan kontekstual yaitu siswa termotivasi untuk meningkatkan prestasinya, yang dibuktikan dengan hasil análisis data pretest dan posttest. Diperoleh nilai rata-rata sebelum perlakuan adalah 26,5 dan rata-rata sesudah perlakuan adalah 71,7. Sedangkan rata-rata (mean) N-Gain untuk kelompok atas sebesar 0,71 pada kategori tinggi, kelompok tengah dengan 0,62 pada kategori sedang, dan kelompok bawah 0,49 pada kategori sedang. 45 Ahmad Gojali, Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Pada Pembelajaran Konsep Sistem Organ Manusia Berbasis Nilai-Nilai Sains untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Sikap Positif Siswa, Skripsi, (UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta) 2009. h. 101 28 Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran kimia bernuansa nilai dengan pendekatan kontekstual terhadap hasil belajar siswa. Selain itu dari análisis data menggunakan uji „t‟ diperoleh nilai thitung = 20,5, sementara pada taraf signifikansi 5% = 0,975 pada derajat kebebasan (dk) = 60 dan 120, di dapat ttabel = 1,98. Karena thitung > ttabel (20,5 > 1,98) maka Ho ditolak, yang berarti terdapat peningkatan hasil belajar siswa tentang kesetimbangan kimia melalui pembelajaran kimia bernuansa nilai dengan pendekatan kontekstual.46 Encih Suwarsih dalam skripsinya yang berjudul ”Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan bernuansa Nilai Terhadap Hasil Belajar Fisika” memberikan kesimpulan bahwa berdasarkan perhitungan hipótesis pada data penelitian ini diperoleh bahwa thitung lebih besar dari ttabel, maka didapar kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penerapan pendekatan kontekstual dengan bernuansa nilai terhadap hasil belajar fisika pada siswa kelas VIII A di sekolah SMP Islam Almukhlisin, parung. Dan respon siswa yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada materi pokok energi benuansa nilai religius, yang menjawa baik ada 40%, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memberikan respon yang baik/positif terhadap penerapan pendekatan kontekstual pada materi pokok energi dengan bernuansa nilai religius. 47 Ria Irmawati, dalam skripsinya yang berjudul ”Pengaruh pembelajaran Kimia Terintegrasi Nilai Melalui Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar Siswa” memberikan kesimpulan bahwa berdasarkan hasil pengujian hipótesis menggunakan uji-t yang didapat pada postest yaitu thitung > ttabel (2,0588 > 2,000), artinya terdapat pengaruh pembelajaran 46 Astri Rama Yulia , Pengaruh Pembelajaran Kimia Bernuansa Nilai dengan Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Siswa, Skripsi (UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta) 2009, h. 84 47 Encih Suwarsih, Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan bernuansa Nilai Terhadap Hasil Belajar Fisika, Skripsi (UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta) 2009, h. 69 29 kimia terintegrasi nilai melalui pendekatan CTL terhadap hasil belajar siswa. 48 Rini Prisma Gusti, dalam jurnalnya yang berjudul ”Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Biologi Melalui Pendekatan Kontekstual dengan Model Pembelajaran Berbasis Gambar (Picture and Picture) pada Siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Kota Padang Panjang”, berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan pembelajaran kontekstual secara umum dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Biologi di kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Padang Panjang, hal ini dilihat dari tujuh aspek pembelajaran kontekstual yang diamati lima diantaranya sudah menampakkan perubahan kearah yang lebih baik. Dan penggunaan pendekatan kontekstual sampai akhir siklus 2 ini sudah terlihat efektif jika diteliti dari hasil belajar siswa. Hal ini tampak dari peningkatan hasil tes dari siklus 1 dan kedua menampakkan hasil kemajuan yang cukup signifikan.49 C. Kerangka Pikir Belajar adalah proses perilaku berkat pengalaman dan pelatihan. Artinya, tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingkah laku yang menyangkut keterampilan, sikap bahkan segenap aspek pribadi, kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasikan pengalaman belajar, termasuk menilai proses dan hasil belajar, termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru. Pada proses pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, guru berperan sebagai fasilitator, organisator dan model bagi siswa agar mencapai tujuan 48 Ria Irmawati, Pengaruh pembelajaran Kimia Terintegrasi Nilai Melalui Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar Siswa, Skripsi (UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta) 2009, h. 61 49 Rini Prisma Gusti, Jurnal Guru yang berjudul Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Biologi Melalui Pendekatan Kontekstual dengan Model Pembelajaran Berbasis Gambar (Picture and Picture) pada Siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Kota Padang Panjang, (Dinas pendidikan Kota Padang Panjang : Padang Panjang), 2006, No.1 Vol, 3 h. 47 30 yang diharapkan, dimana semuanya sangat menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan mencapai tujuan dengan adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar salah satunya ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu pendekatan, metode, serta model pembelajaran yang dipilih dan diterapkan oleh guru. Pendekatan, metode, serta model tersebut dapat membantu guru mengoptimalkan proses pembelajaran sehingga kompetensi yang direncanakan dapat tercapai dengan maksimal. Oleh karena itu, guru hendaknya mampu menerapkan pendekatan dan metode yang sesuai dan tepat sebagai upaya mencapai keberhasilan pembelajaran. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, mereka memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaanperbedaan inividual anak tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar dapat mengubah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham, menjadi paham. Kondisi nyata anak seperti ini, selama ini kurang mendapat perhatian sebagian guru/pendidik yang cenderung memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak perorangan atau kelompok anak, sehingga perbedaan individual kurang mendapatkan perhatian. Gejala lain yang terlihat pada kenyataan banyak guru yang menggunakan pendekatan dan model pengajaran yang cenderung sama setiap kali pertemuan di kelas. Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan individual anak dan didasarkan pada keinginan guru, akan sulit dapat mengantarkan anak didik ke arah pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti inilah yang terjadi pada pendekatan pembelajaraan konvensional. Konsekuensi 31 dari pendekatan pembelajaran ini adalah terjadinya kesenjangan yang nyata antara anak yang cerdas dan anak yang kurang cerdas dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi ini mengakibatkan tidak diperolehnya ketuntasan dalam belajar sehingga sistem belajar tuntas terabaikan, sehingga hasil belajarnya pun tidak sesuai dengan target yang ingin dicapai. Selain itu pembentukan konsep yang diinginkan guru juga akan kurang terealisasi. Sehingga akan berimplikasi kepada hasil belajar siswa. Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang konsepnya dapat dipahami, dan dapat dihubungkan dengan kondisi sebenarnya, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Seiring dengan perubahan kurikulum dari Kurikulum Berbasis Kompetensi ke Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, menyebabkan perubahan pula dalam proses pembelajaran. Dengan kurikulum tersebut ditekankan pembelajaran lebih mengaktifkan siswa. Maka dari itu, perlu pendekatan contextual teaching and learning diterapkan di sekolah karena sangat berguna untuk membuat siswa lebih bisa mengaitkan ilmu yang diperoleh di kelas dengan lingkungan sekitar, karena pendekatan kontesktual memugkinkan siswa terlibat secara langsung dalam memahami konsep-konsep biologi terutama konsep mengenai struktur dan fungsi tubuh tumbuhan yang dialami dalam kehidupan sehari-hari, dan bisa diterapkan dengan metode praktikum. D. Pengajuan Hipotesis Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh pendekatan contextual teaching and learning terhadap hasil belajar biologi pada konsep struktur dan fungsi pada tubuh tumbuhan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Bintaro. Waktu pelaksanaan penelitian ini yaitu pada semester ganjil tahun ajaran 2011-2012, pada bulan Oktober sampai November 2011. B. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment), yaitu suatu desain eksperimen yang memungkinkan peneliti mengendalikan variabel sebanyak mungkin dari situasi yang ada karena tidak memungkinkan mengontrol variabel dengan penuh.1 Jadi, penelitian harus dilakukan secara kondisional dengan tetap memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi validitas hasil penelitian. . 2. Desain Penelitian Peneliti akan membagi kelas yang diteliti menjadi dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning, sedangkan kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Sebelum diberikan perlakuan, pada kedua kelas dilakukan pretest untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dasar siswa pada konsep struktur dan fungsi tubuh tumbuhan. Kemudian keduanya diberikan perlakuan yang berbeda, setelah itu pada kedua kelas dilakukan posttest untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa terhadap konsep struktur dan fungsi tubuh tumbuhan. Desain penelitian yang digunakan 1 Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian, (Malang: UIN Malang Press, 2008), h. 222. 32 33 adalah pretest-posttest control group design . Bentuk desain penelitian tersebut adalah:2 Tabel 3.1. Desain Penelitian Kelas Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen O1 X1 O2 Kontrol O1 X2 O2 Keterangan: Eksperimen Kontrol X1 X2 O1 O2 : kelas eksperimen dengan pendekatan contextual teaching and learning : kelas kontrol dengan metode ceramah : perlakuan dengan pendekatan contextual teaching and learning : perlakuan dengan metode ceramah : pemberian pretest : pemberian posttest Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: Variabel bebas (X) : Pendekatan contextual teaching and learning Variabel terikat (Y) : Hasil belajar biologi siswa C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.3 Populasi terbagi dua, yaitu populasi target dan populasi terjangkau. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP YPI Bintaro. Sedangkan populasi terjangkau adalah seluruh siswa kelas VIII SMP YPI Bintaro. Kelas VIII dikelompokkan secara paralel berjumlah empat kelas. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.4 Sampel yang digunakan diambil dari populasi terjangkau 2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 112. 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 130. 4 Sugiyono, Op.cit., h. 118. 34 dengan cara purpossive sampling, yaitu pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau pertimbangan peneliti.5 Berdasarkan pertimbangan, sampel diambil dengan kesamaan rata-rata hasil belajar siswa pada konsep sebelum struktur dan fungsi tubuh tumbuhan, yaitu konsep sistem peredaran darah manusia. Dengan demikian, subjek penelitian yang dipilih yaitu kelas VIII-A sebagai kelas eksperimen, dan kelas VIII-C sebagai kelas kontrol. D. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui teknik tes berupa pilihan ganda. Adapun urutan pengumpulan data dilakukan sebagai berikut: 1. Memberikan tes kemampuan awal (pretest) tentang konsep struktur dan fungsi tubuh tumbuhan di kedua kelas tersebut. 2. Memberikan tes kemampuan akhir (posttest) tentang konsep struktur dan fungsi tubuh tumbuhan di kedua kelas dengan soal yang sama. E. Instrumen Penelitian Tes Objektif Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.6 Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar pada ranah kognitif. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif yang berupa pilihan ganda. Masingmasing item pada soal pilihan ganda terdiri empat alternatif jawaban dengan satu jawaban yang benar. Kisi-kisi instrumen penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2. 5 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2006), h. 63. 6 Suharsimi Arikunto, Op.cit., h. 150. 35 Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian7 ∑ Soal yang digunakan Aspek kognitif No Indikator Sub konsep 1 2 Menjelaskan struktur dan fungsi akar morfologi akar, anatomi kar, fungsi akar Menjelaskan struktur dan fungsi batang. Anatomi batang, fungsi batang C1 1*, 2, C2 4*, 6, 8 C3 - C4 3 C5 - 4 9, 17, 10*, 11*, - 15* - 5 18* 12, 13*, - 19 23, 4 5*, 7* 14, 16, 3 Menjelaskan struktur dan fungsi daun melalui praktikum dan gambar. 4 Menjelaskan sistem transportasi pada tumbuhan 5 Menjelaskan struktur dan fungsi bunga Jumlah Morfologi daun, anatomi daun, fungsi daun 22*, 20, 21*, Sistem pengangkutan, xylem, floem, osmosis 29*, 28*, 31*, 30*, 32*, 33, 35 34 Struktur bunga, fungsi bunga. 36, 38, 25*, 26, 24*, 27, - - - 5 37*, 40 - - - 2 21 0 3 2 20 39* 14 Keterangan: C1 : Ingatan (recalling) C2 : Pemahaman (comprehension) C3: Penerapan (application) C4 : Analisis (analysis) C5 : Sintesis (synthesis)8 Nomor soal yang bertanda bintang (*) adalah nomor soal yang digunakan dalam penelitian berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan. F. Kalibrasi Instrumen Sebelum dilakukan pengambilan data, terlebih dahulu instrumen yang akan digunakan diuji pada kelompok siswa yang dianggap sudah mengikuti 7 Lampiran 7, h. 91 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),h. 117 – 120. 8 36 pembelajaran konsep struktur dan fungsi tubuh tumbuhan. Setelah itu instrumen diukur tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda sehingga dapat dipertimbangkan apakah instrumen tersebut dapat dipakai atau tidak. 1. Uji validitas Salah satu ciri tes itu baik adalah apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur atau istilahnya valid atau shahih. Validitas adalah suatu ukuran yang msenunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid akan memiliki validitas yang rendah.9 Untuk mengukur validitas soal dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi point biserial.10 Rumus yang digunakan adalah: rpbis( i ) Xi Xt St pi qi Keterangan: rpbis (i) : koefisien korelasi biserial antara skor butir soal nomor i dengan skor total Xi : rata-rata skor total responden menjawab benar butir soal nomor i Xt : rata-rata skor total semua responden St : standar deviasi skor total semua responden pi : proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i qi : proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i Namun dalam penelitian ini pengujian validitas alat ukur dilakukan dengan menggunakan ANATES. Berdasarkan perhitungan uji validitas maka dari 40 soal tes yang diuji cobakan pada kelas VIII terdapat 22 soal yang valid dan diberikan kepada sampel sebagai prestest dan post test, yaitu soal nomor 1, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 13, 15, 18, 21, 22, 24, 25, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 37 dan 39 (lampiran)11 9 Suharsimi Arikunto, Op.Cit., h. 168. Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2006), h. 109-110. 11 Lampiran 10. Hal. 105 10 37 2. Uji Reliabilitas Setelah melakukan uji validitas, langkah selanjutnya adalah dengan melakukan pengukuran reliabilitas. Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Uji reliabilitas untuk butir soal objektif dilakukan dengan rumus Kuder Richardson atau yang dikenal dengan K-R 20, yaitu:12 X X 2 n n S pq 2 r11 = , dengan S = n S2 n 1 2 2 Keterangan: r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p) ∑pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q n : banyak item S² : standar deviasi dari tes Kriteria validitas dan reliabilitas adalah sebagai berikut: (a) Antara 0,80 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi (b) Antara 0,60 sampai dengan 0,80 : tinggi (c) Antara 0,40 sampai dengan 0,60 : cukup (d) Antara 0,20 sampai dengan 0,40 : rendah (e) Antara 0,00 sampai dengan 0,20 : sangat rendah Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas instrumen tes biologi menggunakan ANATES, diperoleh informasi bahwa untuk n=40 reliabilitas dari 22 soal yang telah diuji cobakan tergolong memiliki reliabilitas tinggi yaitu 0,78 (lampiran)13. 3. Uji Tingkat Kesukaran Bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Untuk dapat mengukur tingkat kesukaran suatu soal digunakan rumus:14 12 Suharsimi Arikunto, Op.Cit., h. 100-101. Lampiran 10, hal. 105 14 Ahmad Sofyan dkk, Op.Cit., h. 103-104. 13 38 P= B N Keterangan: P : Indeks kesukaran B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar N : Jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi Indeks Kesukaran: 0,00-0,25 : soal termasuk kategori sukar 0,26-0,75 : soal termasuk kategori sedang 0,76-1,00 : soal termasuk kategori mudah Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran dengan menggunakan ANATES, diperoleh soal kategori sukar berjumlah 3 yaitu nomor 9, 11 dan 36. Soal kategori sedang berjumlah 26 yaitu nomor 1, 2, 5, 7, 8, 10, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 25, 26, 27, 29, 32, 33, 34, 38, 39, dan 40. Soal kategori mudah berjumlah 10 yaitu nomor 3, 6, 12, 23, 24, 28, 30, 31, 35, dan 37. Soal kategori sangat mudah berjumlah 1 yaitu nomor 4 4. Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menentukan daya pembeda, maka digunakan rumus sebagai berikut: D= Keterangan: J = jumlah peserta tes JA = banyaknya jumlah peserta kelompok atas JB = banyaknya jumlah peserta kelompok bawah BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB = = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar PA = PB = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal benar = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar Klasifikasi harga daya pembeda (DP): D : 0,00-0,20 = jelek (poor) D : 0,20-0,40 = cukup (satisfactory) 39 D : 0,40-0,70 = baik (good) D : 0,70-1,00 = baik sekali (excellent) Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda masing-masing butir soal dihitung menggunakan ANATES, diperoleh hasil daya pembeda terendah sebesar 0,009 termasuk dalam jelek, dan tertinggi sebesar 0,54 termasuk dalam kategori baik. G. Teknik Analisis Data 1. Uji prasyarat analisis data (uji normalitas) a. Uji kenormalan distribusi populasi Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan adalah uji Liliefors.15 Lo = F(Zi) – S(Zi) Keterangan: Lo/Lobservasi F(Zi) S(Zi) : peluang mutlak tesebar : peluang angka baku : proporsi angka baku Kriteria pengujian: Lhitung < Ltabel, data berdistribusi normal Lhitung > Ltabel, data tidak berdistribusi normal b. Uji homogenitas varians Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara dua keadaan atau populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher.16 Dengan rumus yang digunakan yaitu: F= S1 2 S2 2 Varians terbesar n X 2 ( X ) 2 , di mana S 2 Varians terkecil n( N 1) Keterangan: F : Homogenitas S12 : varians besar 17 18 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2001), h. 466. Sudjana, Ibid., h. 249-251. 40 S22 : varians terkecil Adapun kriteria pengujiannya adalah: 1) Terima Ho jika harga Fhitung < Ftabel 2) Tolak Ho jika harga Fhitung > Ftabel = 0,05 dan derajat kebebasan 2. Analisis N-Gain Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Untuk menghitung peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran berlangsung digunakan rumus Normalized Gain oleh Meltzer, sebagai berikut:17 N-Gain = ( skor posttest skor pretest ) ( skorideal skorpretest ) Menurut Hake Gain skor ternormalisasi menunjukan tingkat efektivitas perlakuan dari pada perolehan skor atau postes. Terdapat tiga kategorisasi perolehan skor gain ternormalisasi: g-tinggi : nilai (<g>)>0,7 g-sedang: nilai 0,7 e”(<g>)e”0,3 g-rendah : nilai (<g>)<0,318 3. Uji Hipotesis Uji hipotesis penelitian ini dengan menggunakan uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh contextual teaching and learning terhadap hasil belajar biologi siswa. Rumus Uji t:19 a. Menentukan hipotesis. Ho = µ1 = µ2 Ha = µ1 > µ2 19 Meltzer E. David, The Relationship between mathematics preparation and conceptual learning gains in physics: a possible hidden variable in diagnostic pretest scores. Tersedia di http://www.physicseducation.net/docs/Addendum_on_normalized_gain.pdf . (23 Juni 2011). 20 Richard R. Hake, Analyzing Change/Gain Scores, American Educational Research Association’s Division, Measurrement and Research Methodology, 1999, h. 1 21 Sudjana, Op.Cit., h.239. 41 b. Menentukan Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05. c. Menentukan kriteria penerimaan hipotesis Kriterianya: Ho diterima, jika thitung < ttabel Ha diterima, jika thitung > ttabel d. Menentukan thitung Jika berdasarkan uji kesamaan varians, ditunjukkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang sama maka untuk pengujian hipotesis ini digunakan rumus: thitung= X1 X 2 1 1 S n1 n2 (n1 1) s1 (n2 1) s 2 n1 n2 2 2 dengan S = 2 Keterangan: X 1 : rata-rata posttest kelas eksperimen X 2 : rata-rata posttest kelas kontrol S12 : variansi kelas eksperimen S22 : variansi kelas kontrol n1 : jumlah siswa kelas eksperimen n2 : jumlah siswa kelas kontrol 4. Hipotesis Statistik Secara statistik hipotesis dinyatakan sebagai berikut: Ho : µ1 = µ2 Ha : µ1 > µ2 Keterangan: Hipotesis nihil (Ho) : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa Hipotesis alternatif (Ha) : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa µ1 µ2 : Rata-rata hasil belajar biologi siswa yang menggunakan pendekatan CTL. : Rata-rata hasil belajar biologi siswa yang menggunakan metode ceramah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pretest Berdasarkan data yang diperoleh melalui tes yang berbentuk soal pilihan ganda sebanyak 20 butir, nilai pretest kelas eksperimen memiliki rentang atau sebaran 25 dengan nilai tertinggi 55, nilai terendah 30, dan standar deviasi 9,00 dengan banyaknya kelas 6 dan panjang kelas 5 sehingga diperoleh skor rata-rata 43, 67.1 Sedangkan data yang diperoleh berdasarkan nilai pretest kelas kontrol memiliki rentang atau sebaran 20 dengan nilai tertinggi yaitu 50, nilai terendah 30, dan standar deviasi 7, 35 dengan banyaknya kelas 6 dan panjang kelas 4 sehingga diperoleh skor rata – rata 40, 50.2 Data tersebut disajikan dalam bentuk tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Belajar Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol 1. Nilai tertinggi Pretest Eksperimen 55 2. Nilai terendah 30 30 3. Rata-rata 43, 67 40,50 4. Standar Deviasi 9,00 7,35 No. Nilai Pretest Kontrol 50 Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan pretest hasil belajar biologi siswa pada kedua kelompok, antara kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. 1 2 Lampiran 15, h. 112 Lampiran 19, h.120 42 43 2. Data Posttest Data yang diperoleh melalui tes yang berbentuk soal pilihan ganda sebanyak 20 butir, nilai posttest kelas eksperimen memiliki rentang atau sebaran 35 dengan nilai tertinggi yaitu 75, nilai terendah 40, dan standar deviasi 11, 23 dengan banyaknya kelas 6 dan panjang kelas 6 sehingga diperoleh skor rata–rata 59.17.3 Sedangkan data yang diperoleh berdasarkan nilai posttest kelas kontrol memiliki rentang atau sebaran 40 dengan nilai tertinggi 65, nilai terendah 25, dan standar deviasi 12,76 dengan banyaknya kelas 6 dan panjang kelas 7 sehingga diperoleh skor rata – rata 46,004 Data tersebut disajikan dalam bentuk tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol No. 1. 2. 3. 4. Nilai Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata Standar Deviasi Posttest Eksperimen 75 40 59.17 11,23 Posttest Kontrol 65 25 46, 00 12, 76 Hasil posttest menunjukkan bahwa kelompok eksperimen yang diajarkan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning memiliki hasil belajar lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol yang diajarkan dengan metode ceramah. 3. Hasil Data N-gain Hasil N-gain pada kelas eksperimen termasuk dalam kategori rendah yaitu sebesar 0,28. Siswa yang mempunyai nilai dengan kategori tinggi sebanyak 0 siswa, sedang sebanyak 12 siswa dan rendah sebanyak 18 siswa.5 Begitupula N-gain pada kelas kontrol termasuk dalam kategori rendah yaitu 3 4 5 Lampiran 17, h. 116 Lampiran 21, h. 124 Lampiran 13, h. 110 44 sebesar 0,14. Siswa yang mempunyai nilai dengan kategori tinggi sebanyak 0 siswa, sedang sebanyak 5 siswa dan rendah sebanyak 25 siswa.6 Adapun kategorisasi N-gain kelas eksperimen dan kontrol disajikan dalam bentuk tabel 4.3. Tabel 4.3 Kategorisasi N-gain Kelas Eksperimen dan Kontrol Kategorisasi Tinggi Sedang Rendah Jumlah 4. Frekuensi Eksperimen 0 12 18 30 Frekuensi Kontrol 0 5 25 30 Hasil Nilai LKS Hasil nilai lembar kerja siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan hasil yang tidak terlalu jauh. Hasil nilai LKS pada kelas eksperimen termasuk dalam kategori sedang. Pada LKS pertemuan pertama rata-rata nilai yang diperoleh siswa yaitu sebesar 79,34. Pada LKS pertemuan kedua rata-rata nilai yang diperoleh siswa yaitu 72,34. Terjadi penurunan sebesar 7 poin. Sedangkan pada LKS pertemuan ketiga terjadi peningkatan dibandingkan nilai LKS kedua yaitu rata-rata nilai yang diperoleh siswa sebesar 757. Adapun hasil nilai LKS pada kelas kontrol pertemuan pertama ratarata nilai yang diperoleh siswa sebesar 59,7. Pada LKS pertemuan kedua ratarata nilai yang diperoleh siswa sebesar 70,45 terjadi peningkatan sebesar 10,75 poin. Sedangkan LKS pertemuan ketiga rata-rata nilai yang diperoleh siswa sebesar 72,48, terjadi peningkatan sebesar 1,95 poin. Adapun kategorisasi Nilai LKS kelas eksperimen dan kontrol disajikan dalam bentuk tabel 4.4 6 Lampiran 14, h. 111 Lampiran 6, h. 89 8 Lampiran 6, h. 89 7 45 Tabel 4.4 Nilai LKS Kelas Eksperimen dan Kontrol Pertemuan I II III Eksperimen 79,34 72,34 75 Kontrol 59,7 70,45 72,4 B. Analisis Data Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji–t, maka terlebih dahulu dilaksanakan pengujian prasyarat analisis data berupa uji normalitas dan uji homogenitas. 1. Uji Normalitas a. Hasil Uji Normalitas Pretest Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu data nilai pretest kelas VIII-A sebagai kelas eksperimen dan data nilai pretest kelas VIII-C sebagai kelas kontrol. Untuk menguji normalitas kedua data digunakan rumus Uji Liliefors. Perhitungan uji normalitas ini disajikan pada lampiran.9 Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut. Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest Uji Liliefors α Data Nilai Pretest 0,05 kelas eksperimen Nilai Pretest kelas kontrol Jumlah sampel 30 Lo Ltabel Kesimpulan (Lhitung) 0,1601 0,161 Data normal 30 0,1382 0,161 Data normal Nilai Ltabel diambil berdasarkan nilai pada tabel nilai kritis L untuk uji liliefors pada taraf signifikansi 5%. Kolom keputusan dibuat didasarkan 9 Lampiran 16, h. 113 dan 121 46 pada ketentuan pengujian hipotesis normalitas, yaitu jika Lo (Lhitung) < Ltabel maka dinyatakan data berdistribusi normal. Sebaliknya jika Lo (Lhitung) > Ltabel maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada nilai Lo (Lhitung) kedua data lebih kecil dari nilai Ltabel, sehingga dinyatakan bahwa kedua data berdistribusi normal. b. Hasil Uji Normalitas Post test Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu data nilai posttest kelas VIII-A sebagai kelas eksperimen dan data nilai posttest kelas VIII-C sebagai kelas kontrol. Untuk menguji normalitas kedua data digunakan uji liliefors. Perhitungan uji normalitas ini disajikan pada lampiran.10 Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut. Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Posttest Uji Liliefors α 0,05 Data Nilai Posttest eksperimen ∑ Sampel 30 Lo (Lhitung) 0,1143 Ltabel Kesimpulan 0,161 Data normal 30 0,124 0,161 Data normal Nilai Posttest kontrol Nilai Ltabel diambil berdasarkan nilai pada tabel nilai kritis L untuk uji liliefors pada taraf signifikansi 5%. Kolom keputusan dibuat didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis normalitas, yaitu jika Lo (Lhitung) < Ltabel maka dinyatakan data berdistribusi normal. Sebaliknya jika Lo (Lhitung) > Ltabel maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada nilai Lo (Lhitung) kedua data lebih kecil dari nilai Ltabel, sehingga normal. 10 Lampiran 18, h. 117 dan 121 dinyatakan bahwa kedua data berdistribusi 47 2. Uji Homogenitas a. Hasil Uji Homogenitas Pretest Sama halnya yang dilakukan pada uji normalitas, uji homogenitas juga diperlukan sebagai uji prasyarat analisis statistik terhadap kedua data nilai pretest. Pengujian homogenitas terhadap kedua data menggunakan Uji Fisher yang disajikan pada lampiran.11 Berikut ini adalah hasilnya. Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest Data Nilai Pretest kelas eksperimen Nilai Pretest kelas kontrol Nilai Varians Nilai Fhitung 80,91 1,573 Nilai Ftabel Keputusan 1,85 Kedua data homogen 51,42 Sama halnya dengan penentuan keputusan pada uji normalitas, pada uji homogenitas juga didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis homogenitas yaitu jika nilai Fhitung < Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians yang homogen, sebaliknya jika Fhitung > Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua data tidak memiliki varians yang homogen. Hasil perhitungan tersebut nilai Fhitung < Ftabel sehingga dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians yang homogen. b. Hasil Uji Homogenitas Posttest Sama halnya yang dilakukan pada uji normalitas, uji homogenitas juga diperlukan sebagai uji prasyarat analisis statistik terhadap kedua data nilai posttest. Pengujian homogenitas terhadap kedua data menggunakan Uji Fisher yang disajikan pada lampiran.12 Berikut ini adalah hasilnya. 11 12 Lampiran 23, hal. 128 Ibid., h. 129 48 Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Posttest Data Nilai Varians Nilai Posttest kelas eksperimen Nilai Posttest kelas kontrol Nilai Fhitung Nilai Ftabel Keputusan 1,035 1,85 Kedua data homogen 144,99 150,99 Sama halnya dengan penentuan keputusan pada uji normalitas, pada uji homogenitas juga didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis homogenitas yaitu jika nilai Fhitung < Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians yang homogen, sebaliknya jika Fhitung > Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua data tidak memiliki varians yang homogen. Tampak bahwa hasil perhitungan tersebut nilai Fhitung < Ftabel sehingga dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians yang homogen. C. Pengujian Hipotesis Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas, diketahui bahwa kedua kelas berdistribusi normal dan homogen, maka dari itu pengujian hipotesis menggunakan “t” test. “t” test yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan contextual teaching and learning terhadap hasil belajar biologi siswa. “t” test dilakukan dengan membandingkan posttest pada masing-masing kelas. Berdasarkan pengujian hipotesis didapatkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan contextual teaching and learning terhadap hasil belajar biologi siswa. Perolehan thitung berdasarkan pada hasil rata-rata posttest kedua kelas baik eksperimen maupun kontrol. Rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 59.17 dengan standar deviasi 11, 23, sedangkan kelas kontrol sebesar 46,00 dengan standar deviasi 12, 76. Nilai dari standar deviasi masing-masing kelas digabungkan dengan mencari standar deviasi gabungan dengan hasil yaitu 24,26. 49 Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Posttest Data Nilai Pretest kelas ekspeimen Nilai pretest kelas kontrol Nilai Posttest kelas eksperimen Nilai Posttest kelas kontrol Nilai Posttest 43, 67 Nilai thitung 1, 493 Nilai ttabel 2,00 Keputusan Ho diterima 4,244 2,00 Ha diterima 40,50 59, 17 46,00 Hasil perhitungan antara posttest kelas eksperimen dan kontrol diperoleh thitung = 4,244 dengan dk (derajat kebebasan) sebesar 58 (30+30– 2). Sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 2,00. Dengan demikian thitung lebih besar dari ttabel.. Hal ini menunjukkan Ha diterima, artinya pendekatan contextual teaching and learning berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa.13 D. Pembahasan Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat membuktikan bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa. Hal ini dimungkinkan karena pendekatan CTL lebih banyak menekankan kepada cara belajar siswa aktif dengan memperhatikan proses pencapaian hasil belajar. Tugas guru tidak lagi memberikan pengetahuan, melainkan menyiapkan situasi yang menggiring siswa untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep sendiri. Penulis bertindak sebagai guru dalam pembelajaran di kelas eksperimen dengan menggunakan pendekatan CTL adalah diawali dengan membentuk kelompok kecil yang terdiri dari lima atau enam siswa yang 13 Lampiran 24, h. 130 50 telah dibuat oleh guru secara heterogen, menyampaikan materi dasar mengenai konsep struktur dan fungsi tubuh tumbuhan oleh guru kepada seluruh siswa, membagikan lembar kerja pada setiap kelompok, meminta kelompok untuk mengadakan pengamatan sesuai petunjuk LKS, meminta siswa untuk berdiskusi dengan kelompoknya dalam menjawab lembar kerja siswa dan mengkomunikasikannya. Adapun proses pembelajaran pada kelas kontrol, siswa juga diberikan perlakuan dalam mengerjakan LKS di setiap pertemuannya, hanya saja tidak melakukan berdiskusi kelompok dan hanya guru yang menjadi sumber pembelajaran. Dimana guru hanya berperan sebagai pengarah dalam membangun potensi siswa sedangkan siswa sebagai pusat pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah ada kecenderungan siswa dituntut mengingat konsep bukan diajak melakukan kegiatan untuk mendapatkan darimana konsep itu diperoleh, sehingga pada akhirnya akan berpengaruh pada lama tidaknya penyimpanan pengetahuan di dalam memori siswa. Setelah kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda, yang mana kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan pendekatan CTL metode praktikum dan kelas kontrol diberikan perlakuan dengan menggunakan metode ceramah, diperoleh hasil yang berbeda pada nilai posttest maupun nilai LKS kedua kelas. Pada nilai posttest kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan menggunakan pendekatan CTL metode praktikum menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan menggunakan metode ceramah. Perbedaan rata-rata hasil belajar biologi antara kedua kelas menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan CTL lebih baik dibandingkan pembelajaran dengan metode ceramah. Karena berdasarkan nilai rata-rata posttest siswa kelas eksperimen (59.17) lebih tinggi dari pada nilai rata-rata posttest kelas kontrol (46,00), hal ini menunjukkan adanya pengaruh pendekatan CTL terhadap hasil belajar biologi siswa, 51 sehingga pada kelas eksperimen hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar biologi siswa pada kelas kontrol. Untuk nilai N-Gain, hanya 5 siswa (16%) pada kelas kontrol yang tergolong sedang, sedangkan untuk kelas eksperimen hanya 12 siswa (40%) yang tergolong kategori sedang. Walaupun kedua kelas ini N-Gain kelas dalam kategori rendah. Dengan demikian lebih dari 50% siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol tergolong dalam kategori Nilai NGain rendah. Rendahnya nilai N-Gain kelas kemungkinan dikarenakan kemampuan siswa menerima proses pembelajaran yang baru masih terasa asing, karena mereka terbiasa menggunakan pendekatan konvensional. Sehingga kenaikan hasil belajar, masih dalam kategori rendah. Hal ini sejalan dengan hasil nilai LKS pada kedua kelas (tabel 4.4). Pada kedua kelas baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen tidak menunjukkan jarak yang terlalu jauh. Sebelumnya telah dilakukan uji coba instrumen untuk melihat validitas dan reabilitas. Perbedaan rata-rata hasil belajar biologi terjadi pada kedua kelompok tersebut menunjukan bahwa pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL lebih tinggi daripada pembelajaran konvensional (ceramah). Hal tersebut didukung oleh pengamatan yang telah dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Selama proses penelitian diperoleh beberapa informasi pertama, pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL mengaktifkan siswa dibantu dengan cara membangun keterkaitan (relevansi) antara pengetahuan baru dengan kehidupan sehari-hari. Kedua, siswa secara langsung terlibat memecahkan masalah yang diberikan. Ketiga, siswa diberi kesempatan bekerjasama untuk membantu (mengajarkan) temannya satu sama lain sehingga terjadi proses transfer pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah dimiliki. Melalui proses interaksi saat pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL akan melatih siswa untuk mengembangkan kepekaan sosialnya tanpa menghambat kemajuan dirinya sendiri karena siswa memiliki lebih banyak kesempatan untuk meningkatkan komunikasi, 52 partisispasi, motivasi, kreativitas, kemampuan berfikir kritis dan menghargai perbedaan. Kondisi seperti ini membuat siswa tidak merasa jenuh dalam proses belajar, sehingga terjadi peningkatan terhadap minat dan hasil belajar. Faktor-faktor tersebut adalah komponen yang sesuai dengan kebutuhan individual siswa dan dapat diperkirakan bahwa akan terjadi pengaruh dalam menerapkan pendekatan pembelajaran CTL terhadap hasil belajar biologi siswa. Hasil yang didapat sesuai dengan data yang ada adalah dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran CTL dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa dan hasil yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan pola pembelajaran konvensional. Perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen, selain ditunjang karena perbedaan perlakuan yang diberikan juga disebabkan karena situasi pembelajaran dikelas kontrol sangat monoton, hal tersebut karena hanya guru yang menjadi pusat informasi sedangkan siswa hanya menerima informasi dari guru, sehingga menyebabkan siswa mengantuk saat pembelajaran. Berbeda dengan kelas eksperimen yang pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru tetapi para siswa juga ikut terlibat dalam berbagi informasi, hal ini mengakibatkan siswa menjadi aktif dan suasana kelas tidak monoton sehingga menimbulkan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. E. Keterbatasan Penelitian Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna. Karena penelitian ini masih mempunyai beberapa keterbatasan diantaranya adalah singkatnya waktu yang diberikan pihak sekolah selama penelitian ini berlangsung dan siswa belum terbiasa dengan proses pembelajaran yang berpusat pada mereka BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data hasil penelitian yang ada, dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh pendekatan contextual teaching and learning terhadap hasil belajar biologi siswa, dengan thitung > ttabel, yaitu 4, 244 > 2,00 dengan taraf 5%. Dengan demikian penelitian ini berhasil membuktikan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa yang direncanakan oleh guru dipengaruh oleh pendekatan contextual teaching and learning. B. Saran Saran-saran agar proses pembelajaran dengan pendekatan contextual teaching and learning dapat berhasil dengan baik, yakni: 1. Manajemen waktu yang baik dalam penerapan setiap metode, khususnya pendekatan contextual teaching and learning akan memberikan dampak yang positif terhadap hasil belajar yang ingin dicapai. 2. Pembelajaran pendekatan contextual teaching and learning ini dapat dijadikan alternatif pendekatan pembelajaran biologi. Pendekatan contextual teaching and learning akan lebih baik jika digunakan pada konsep yang bersifat abstrak seperti konsep sel, jaringan, organ agar siswa dapat menemukan sendiri konsep yang sedang dipelajari. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan untuk melakukan penelitian sejenis dalam pembelajaran yang berbeda. 53 DAFTAR PUSTAKA Anwar, Syafri, dkk. Penilaian Otentik dalam PembelajaranKontekstual pada Mata Pelajaran Geografi, dalam Jurnal Pembelajaran, Vol.27, No.01. Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara), 2009, Cet.9. ________, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta), 2002. Burhano, Raymond. Pendekatan Kontekstual pada Pembelajaran Matematika, dalam Jurnal Guru Pembelajaran di Sekolah Dasar dan Menengah, Vol.2, No.2, 2005. Checep05, Pendekatan dan Metode Pembelajaran, dalam http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metodepembelajaran/, Tanggal akses (16 Juni 2011) Dimyati. Mudiyono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta), 2006, Cet. 3. E. Meltzer, David, The Relationship between mathematics preparation and conceptual learning gains in physics: a possible hidden variable in diagnostic pretest scores. Tersedia di http://www.physicseducation.net/docs/Addendum_on_normalized_gain.p df . (23 Juni 2011). Fathurrohman,Pupuh. Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT. Refika Aditama), Cet.1, 2007. Feronika,Tonih. Buku Ajar Strategi pembelajaran Kimia, (Jakarta: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah), 2008. Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara), 2008, Cet.8. Hartoyo, Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis Kompetensi untuk Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Jurusan pendidikan E;ektro-FT Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Kependidikan, Tahun XXXIX, Nomor 1, Mei 2009. 54 55 I Ketut Sudiana. Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan Model Pembelajaran Kooperatif pada Pembelajaran Kimia dan Pencemaran Lingkungan. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKHA, No.2 Th XXXX April 2007. Kasiram, Moh. Metodologi Penelitian, (Malang: UIN Malang Press,) 2008 Made, I Sumadi, Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual Terhadap Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematika Siswa Kelas II SLTP Negeri 6 Singaraja, dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.1, th.XXXVIII, 200 Martiningsih. Macam-Macam Metode Pembelajaran, tersedia di http://martiningsih.blogspot.com/2007/12/macam-macam-metodepembelajaran.html. Tanggal akses (16 Juni 2011) Massofa, Metode Ceramah tersedia di http://massofa.wordpress.com/2008/07/13/metode-ceramah-dalampembelajaran/. Tanggal akses (16 Juni 2011) Mulhayatiah, Diah. Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Pokok Bahasan Gelombang dan Optik untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa Kelas 1 SMA, dalam Jurnal Edusains, Vol.1, No.1, Juni 2008. Mundilarto, Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Sains, dalam Cakrawala pendidikan, Jurnal Ilmiah Pendidikan, No.1, Th, XXIII, 2004. Muslich, Masnur. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta: PT bumi aksara), 2008, Cet.4. Muth’im, Abdul. Contextual Teaching and Learning as a Concept in Education, dalam Vidya Karya, No. 2, Th XXI, 2003. Nasution, S. Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara), 1995, Cet.1, h.35 Nyoman, I Gita. Implementasi Pendekatan Kontekstual Berbantuan LKS untuk meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas II SLTP Negeri 4 Singaraj. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.1 Th. XXXVIII Januari 2005. Prisma, Rini Gusti, Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Biologi Melalui Kontekstual dengan Model pembelajaran Berbasis Gambar (Picture and Picture) pada Siswa Kelas XI SMA MUhammadiyah Kota Padang Panjang, dalam Jurnal Guru, Vol 3, No. 1, Juli 2006. R, Richard Hake, Analyzing Change/Gain Scores, American Educational Research Association’s Division, Measurrement and Research Methodology, 1999. 56 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta), 2006 Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana), 2009, Cet.1 __________, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Prenada Media), 2009, Cet. 1. Saefudin, Udin. Inovasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta), Nov 2008, Cet. 1. Sagala,Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta), 2010, Cet.8. Shaffat, Idris, Optimized Learning and Strategy. (Jakarta: Prestasi Pusaka), 2009, Cet.1. Shamsid-Deen, Ifraj. Contextual Teaching and Learning Practices in Family and Consumer Sciences Curriculum, dalam Journal of Family and Consumer Sciences Education, Vol.24, No.1, 2006. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta), 2003, Cet.4. Sofyan, Ahmad, et. Al, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press), 2006. Cet.1 Sudjana, Nana Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo), 2002, Cet.6. Sudjana, Metoda Statistika. (Bandung: Tarsito, 1996), cet. 6, h. 466 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta) , 2007 Suhirman, Ketuntasan Belajar Melalui Pembelajaran Kontekstual Tipe Kooperatif Pokok Bahasan Lingkungan Hidup di MAN 2 Mataram, dalam Jurnal Kependidikan, Vol.4, No.2, 2005. Sukiar. Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Meningkatkan Prestasi Belajar IPA SDN Karang Besuki, kecamatan Sukun Malang, dalam Jurnal Pendidikan Humaniora dan sains, (Malang :SDN Karang Besuki), No.1, 2004. 57 Sunardiyanto, Keefektifan Penggunaan Pendekatan Kontekstual Melalui Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Berkomunikasi pada Mata Pelajaran Biologi Kelas II SLTP Negeri 4 Palu, dalam Jurnal Penelitian Kependidikan, No. 1 Th.XIV, 2004. Sutini. Metode Ceramah , tersedia di http://www.scribd.com/doc/27644307/Metode-Ceramah. Tanggal akses (16 Juni 2011) Syafir, M. Metode Ceramah, tersedia di http://www.syafir.com/2011/01/08/metode-ceramah. Tanggal akses (16 Juni 1011) Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya), 2002, cet ke-7. Triyanto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Predana Media Group), 2009. Wasis, Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Pembelajaran SainsFisika SMP dalam cakrawala pendidikan, Jurnal ilmiah Pendidikan, Vol. 25, No.1, 2006. Y, Nuryani Rustaman dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas Negeri Malang), 2005, Cet.I. Zahara, Tengku Djaafar, Kontribusi Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar, (Jakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas negeri Padang), 2001 Zulfiani. Bahan Perkuliahan Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Biologi. (Jakarta: UIN), 2009. 58 LAMPIRAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan Alokasi waktu : IPA Biologi : VIII/1 :1 : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan) Standar Kompetensi Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. Indikator 1. Menjelaskan organ pada tumbuhan. 2. Menjelaskan struktur anatomi dan morfologi akar. 3. Menjelaskan fungsi akar. 4. Menjelaskan struktur anatomi dan morfologi batang. 5. Menjelaskan fungsi batang. A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mengetahui organ yang dimiliki tumbuhan. 2. Siswa dapat mendeskripsikan struktur anatomi dan morfologi akar. 3. Siswa dapat membedakan akar tumbuhan dikotil dan akar tumbuhan monokotil melalui percobaan. 4. Siswa dapat mengetahui fungsi akar. 5. Siswa dapat mendeskripsikan struktur anatomi dan morfologi batang. 6. Siswa dapat membedakan batang tumbuhan dikotil dan monokotil. 7. Siswa dapat mengetahui fungsi batang. B. Materi Pembelajaran - Akar Akar merupakan organ penting tumbuhan. Selain berfungsi sebagai alat melekat tumbuhan di tempat hidupnya, akar merupakan organ untuk penyerapan air dan mineral dari tanah. Pada beberapa jenis tumbuhan, akar mempunyai fungsi antara lain, misalnya sebagai alat untuk pertukaran udara seperti pada beringin, sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan seperti pada singkong, lobak dan wortel. Struktur morfologi luar akar terdiri dari rambut akar yang berfungsi memperluas bidang penyerapan akar, kaliptra (tudung akar) yang berfungsi sebagai sarung pelindung akar dan meristem apikal. Sedangkan struktur anatominya tersusun atasa bagian epidermis, korteks, endodermis dan silinder pusat. - Batang Batang merupakan organ tumbuhan yang berfungsi sebagai pengangkut bahan makanan dan air serta pengangkut hasil fotosintesis. Selain itu akar juga berfungsi sebagai tempat cadangan makanan seperti pada tumbuhan tebu. Struktur batang bila diiris secara melintang dari luar ke dalam akan yaitu terdidi dari epidermis, korteks, silinder pusat. 59 C. Metode Pembelajaran Pendekatan : CTL Metode : Praktikum dan diskusi D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Tahapan Kegiatan Pendahul uan Kegiatan Inti Tahapan CTL 1. Guru memusatkan perhatian siswa dengan mengecek kehadiran 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Learning community Construktivism dan Questioning Modelling Inquiry Authentic Assessment Reflection Penutup Aktivitas Guru 3. Guru memberikan apersepsi tentang organ tumbuhan dengan bertanya: a. Apa saja organ yang dimiliki tumbuhan? b. Apakah semua tumbuhan mempunyai organ yang sama? 4. Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang heterogen. 5. Guru membangun pengetahuan awal siswa dengan bertanya : -apa saja bagian-bagian akar? 6. Guru menjelaskan materi tentang batang 7.Guru mengajak siswa melakukan praktikum di laboratorium tentang akar tumbuhan 8. Guru menjelaskan langkahlangkah kerja 9. Guru mengawasi tiap kelompok secara bergiliran. 10. Guru membimbing siswa membuat laporan 11. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan hasil pengamatan 12. Guru menyimpulkan materi akar dan batang bersama siswa. 13. Guru mengevaluasi pembelajaran Aktivitas Siswa 1. Siswa merespon panggilan guru. Alokasi Waktu 5 menit 2. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru 3. Siswa mendengarkan dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. 4. Siswa bergabung dengan kelompoknya. 70 menit 5. Siswa menjawab pertanyaan guru 6. Siswa menyimak penjelasan guru 7. Siswa melakukan pengamatan di laboratorium. 8. Siswa memperhatikan guru 9. Siswa melakukan kegiatan dengan petunjuk dari LKS 10. Siswa membuat laporan tertulis 11. Siswa menyimpulkan hasil pengamatan. 12. Siswa menyimpulkan bersama guru. 5 menit 13. Siswa menjawab pertanyaan guru E. Media dan Sumber Belajar - Buku IPA, belajar IPA membuka cakrawala alam sekitar untuk kelas VIII SMP/Mts, penerbit pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, tahun 2008, h. 92-93 60 F. Penilaian 1. Jelaskan struktur organ akar dan fungsi nya! 2. Bedakan akar dikotil dan monokotil 3. Jelaskan struktur batang dan fungsinya! 4. Bedakan batang monokotil dan dikotil! Kunci 1. Struktur morfologi akar terdiri dari : a. Rambut akar yang berfungsi memperluas bidang permukaan akar b. Kaliptra (tudung akar) berfungsi sebagai sarung pelindung akar c. Meristem apical merupakan bagian ujung akar yang berfungsi sebagai titik awal pertumbuhan akar Struktur anatomi akar terdiri dari : a. Epidermis berfungsi untuk melindungi jaringan yang ada di bawahnya b. Korteks berfungsi sebagai tenpat penyimpanan cadangan makanan c. Endodermis berfungsi mengatur jalannya air dan mineral dari korteks ke silinder pusat. d. Silinder pusat berfungsi dalam proses pengangkutan di akar 2. Perbedaan akar monokotil dan dikotil Dikotil Monokotil Merupakan akar tunggang Merupakan akar serabut Akarnya berasal dari akar lembaga yang tumbuh Akarnya tumbuh dari pangkal batang setelah terus menerus menjadi akar primer (akar pokok) akar lembaga (embrio) mati 3. Struktur batang bila diiris melintang dari luar ke dalam antara lain : a. Epidermis, berfungsi sebagai melindungi jaringan di sebelah dalamnya b. Korteks, berfungsi sebagai tempat cadangan makanan c. Endodermis, berfungsi sebagai mengatur masuknya zat ke dalam silinder pusat d. Silinder pusat berfungsi dalam proses pengangkutan di batang 4. Perbedaan batang dikotil dan monokotil Dikotil Monokotil Memiliki kambium, sehingga batangnya dapat Tidak memiliki kambium, sehingga batangnya tumbuh besar tidak bisa tumbuh besar Jaringan pengangkutnya tersusun rapi Jaringan penganngkutnya tersebar Jakarta, Oktober 2011 Guru Bidang Studi Peneliti (Elyza Sovyana, SP. SPd) NIP : (Yolanda. FK) NIP : 106016100568 61 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan Alokasi waktu : IPA Biologi : VIII / 1 :2 : 1 x 40 menit (1 kali pertemuan) Standar Kompetensi Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan Indikator 1. Menjelaskan jaringan-jaringan pada tumbuhan 2. Menjelaskan pengangkutan air pada tumbuhan Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mengetahui jaringan-jaringan pada tumbuhan 2. Siswa dapat menggambar jaringan pada tumbuhan 3. Siswa dapat menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi naiknya air ke daun B. Materi Pembelajaran - Jaringan tumbuhan Beberapa jaringan pada tumbuhan diantaranya yaitu jaringan meristem, jaringan pelindung, jaringan pengangkut, jaringan penyokong dan jaringan dasar - Pengangkutan air pada tumbuhan 1. Penyerapan air dari tanah ke akar. Air dan mineral masuk ke akar ada yang melalui bulu-bulu akar dan ada juga yang melalui dinding akar. Air dan mineral masuk melalui bulu akar akan langsung masuk ke pembuluh kayu (xylem). 2. Pengangkutan air dari akar menuju daun Faktor-faktor yang mempengaruhi air dan mineral masuk ke daun yaitu kapilaritas batang, dayaya isap daun dan tekanan akar. C. Metode Pembelajaran Pendekatan : CTL Metode : Praktikum dan Diskusi D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Tahapan Kegiatan Pendahuluan Tahapan CTL Aktivitas Guru 1. Guru memusatkan perhatian siswa dengan mengecek kehadiran 2. Guru menyampaikan tujuan Aktivitas Siswa 1. Siswa merespon panggilan guru. 2. Siswa mendengarkan Alokasi Waktu 5 menit 62 pembelajaran yang ingin dicapai. 3. Guru memberikan apersepsi dengan bertanya: a. Apa yang dimaksud dengan jaringan? b. Bagaimana cara makanan di edarkan dari daun ke organ lain? Apa jaringan yang bertugas untuk itu? 4. Guru menghubungkan materi sebelumnya dengan materi yang akan diberikan. 5. Guru meminta siswa untuk bergabung dengan kelompoknya. Kegiatan Inti Modelling Learning Community dan inquiry Penutup 4. Siswa mendengarkan. 5. Siswa bergabung dengan kelompoknya. 6. Guru mengajak siswa 6. Siswa melakukan melakukan praktikum tentang praktikum jaringan pada tumbuhan 7. Guru menjelaskan langkah7. Siswa mendengarkan langkah praktikum penjelasan guru 8. Guru mengamati dan 8. Siswa melakukan mengarahkan setiap siswa praktikum dan untuk bekerjasama dengan bekerjasama dengan kelompoknya dalam melakukan kelompoknya praktikum. Constructivism 9. Guru bertanya kepada siswa : dan questioning “Bagaimana proses air naik dari akar menuju ke daun?” Authentic 10. Guru mengarahkan siswa Assessment untuk membuat laporan. Reflection tujuan pembelajaran yang disampaikan guru 3. Siswa mendengarkan dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. 70 menit 9. Siswa menjawab pertanyaan guru 10. Siswa mengerjakan laporan 11. Guru menyimpulkan hasil praktikum dengan siswa. 11. Siswa menyimpulkan bersama guru. 12. Guru menyimpulkan materi bersama siswa. 13. Guru melakukan evaluasi 12. Siswa menyimpulkan bersama guru 13. Siswa menjawab 5 menit E. Media dan Sumber Belajar - Buku IPA, belajar IPA membuka cakrawala alam sekitar untuk kelas VIII SMP/Mts, penerbit pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, tahun 2008, h. 97-99 F. Penilaian Hasil Belajar 1. Sebutkan macam-macam jaringan pada tumbuhan dan fungsinya! 2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi naiknya air ke daun! 63 Kunci 1. Macam jaringan pada tumbuhan yaitu antara lain : a. Jaringan meristem Merupakan jaringan muda yang selnya aktif membelah diri untuk membentuk struktur primer pada tumbuhan. Jaringan ini terdapat pada bagian ujung batang dan ujung akar b. Jaringan pelindung Disebut juga epidermis, yang berfungsi melindungi jaringan di bawahnya c. Jaringan pengangkut Berfungsi untuk mengangkut zat-zat yang ada dalam tumbuhan. Jaringan ini terdiri atas xylem dan floem. d. Jaringan penyokong Berfungsi sebagai penguat/ penyokong tumbuhan e. Jaringan dasar Atau jaringan parenkim mengisi ruang antar jaringan. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi naiknya air ke daun yaitu : a. Daya isap daun b. Tekanan akar c. Kapilaritas batang Jakarta, Oktober 2011 Guru Bidang Studi Peneliti (Elyza Sovyana, SP. SPd) NIP : (Yolanda. FK) NIP : 106016100568 64 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan Alokasi waktu : IPA Biologi : VIII/ 1 :3 : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan) Standar Kompetensi Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan Indikator b. Menjelaskan struktur anatomi dan morfologi daun c. Menjelaskan fungsi daun. d. Menjelaskan morfologi bunga e. Menjelaskan fungsi bunga. A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mengetahui struktur anatomi dan morfologi daun 2. Siswa dapat membedakan daun tumbuhan dikotil dan monokotil. 3. Siswa dapat menyebutkan fungsi daun 4. Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian bunga 5. Siswa dapat menyebutkan fungsi bunga B. Materi Pembelajaran - Daun Daun merupakan organ tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat pembuatan makanan melalui proses fotosintesis, sebagai tempat pertukaran gas melalui stomata yang terdapat pada permukaan daun . Adapun struktur morfologi daun yaitu daun lengkap terdiri dari pelepah daun, tangkai daun dan helaian daun. Bentuk daun beraneka ragam, ada yang oval, bulat, pipih, dan lainnya. Sedangkan struktur anatomi daun terdiri dari epidermis, dimana di epidermis terdapat stomata yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas. Selain epidermis di daun terdapat jaringan tiang (palisade) merupakan tempat berlangsungnya fotosintesis, jaringan bunga karang (spons) merupakan tempat cadangan makanan, dan jaringan pengangkut yang terdiri dari xylem dan floem. - Bunga Bunga berfungsi sebagai alat perkembangbiakan generatif pada tumbuhan karena di dalam bunga terdapat alat perkembangbiakan jantan dan betina. Selain itu bunga juga berfungsi sebagai alat penarik perhatian serangga untuk membantu penyerbukan. Bunga yang lengkap memiliki bagian-bagian seperti kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, dan putik. C. Metode Pembelajaran Pendekatan : CTL Metode : Praktikum dan diskusi. 65 D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Tahapan Kegiatan Pendahulua n Kegiatan Inti Penutup Tahapan CTL Aktivitas Guru 1. Guru memusatkan perhatian siswa dengan mengecek kehadiran. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 3. Guru memberikan apersepsi dengan bertanya: a. Mengapa daun berwarna hijau? Zat apa yang terkandung di daun sehingga daun berwarna hijau? b. Apakah ada daun yang tidak berwarna hijau? 4. Guru menghubungkan materi sebelumnya dengan materi yang akan diberikan. 5. Guru meminta siswa untuk bergabung dengan kelompoknya. 6. Guru mengajak siswa melakukan praktikum tentang daun Modeling 7. Guru menjelaskan langkahlanglah praktikum Contructivism 8. Guru bertanya kepada siswa : dan questioning ”mengapa lebah senang hinggap di bunga? Apa yang menyebabkan itu terjadi? Apa yang dimiliki bunga sehingga lebah tertarik hinggap di Learning bunga?” Community 9. Guru mengamati jalannya dan Inquiry praktikum Aktivitas Siswa 1. Siswa merespon panggilan guru. Alokasi Waktu 5 menit 2. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru 3. Siswa mendengarkan dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. 4. Siswa mendengarkan 5. Siswa bergabung dengan kelompoknya. 6. Siswa mempersiapkan alat dan bahan 70 menit 7. Siswa menyimak penjelasan guru 8. Siswa menjawab pertanyaan guru Authentic Assessment 10. Guru membimbing siswa untuk membuat laporan 9. Siswa melakukan praktikum bersama kelompoknya 10. Siswa mengerjakan LKS Reflection 11. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil praktikum 12. Guru menyimpulkan materi daun dan bunga 13. Guru melakukan evaluasi 11. Siswa menyimpulkan hasil diskusi bersama guru 12. Siswa memperhatikan penjelasan guru. 13. Siswa menjawab 5 menit E. Media dan Sumber Belajar - Buku IPA, belajar IPA membuka cakrawala alam sekitar untuk kelas VIII SMP/Mts, penerbit pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, tahun 2008, h. 94-96 66 F. Penilaian Hasil Belajar 1. Sebutkan struktur anatomi daun dan fungsinya! 2. Jelaskan struktur morfologi daun lengkap! 3. Sebutkan fungsi daun! 4. Sebutkan bagian-bagian bunga dan fungsinya! 5. Sebutkan fungsi bunga! Kunci 1. Struktur anatomi daun beserta fungsinya : a. Epidermis berfungsi sebagai melindungi jaringan di dalamnya dan tempat menempelnya stomata yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas. b. Jaringan tiang (palisade) merupakan tempat berlangsungnya fotosintesis, c. Jaringan bunga karang (spons) merupakan tempat cadangan makanan, d. Jaringan pengangkut yang terdiri dari xylem dan floem. 2. Adapun struktur morfologi daun yaitu daun lengkap terdiri dari pelepah daun, tangkai daun dan helaian daun 3. Fungsi daun : a. Sebagai tempat pembuatan makanan melalui proses fotosintesis b. Sebagai tempat pertukaran gas, melalui stomata yang terdapat pada permukaan daun. 4. Bagian-bagian bunga dan fungsinya yaitu : a. Kelopak bunga (calyx) berfungsi melindungi bunga pada waktu belum mekar (masih kuncup) b. Mahkota bunga (corolla) berfungsi mernarik perhatian serangga untuk membantu proses penyerbukan c. Benang sari (stamen) berfungsi sebagai alat kelamin jantan d. Putik (pistilum) berfungsi sebagai alat kelamin betina 5. Fungsi bunga yaitu : a. Sebagai alat perkembangbiakan generatif b. Sebagai perhiasan, yaitu alat penarik perhatian serangga. Jakarta, Oktober 2011 Guru Bidang Studi Peneliti (Elyza Sovyana, SP. SPd) NIP : (Yolanda. FK) NIP : 106016100568 67 LAMPIRAN 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan Alokasi waktu : IPA Biologi : VIII/ 1 :1 : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan) Standar Kompetensi Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. Indikator 1. 2. 3. 4. 5. Menjelaskan organ pada tumbuhan Menjelaskan struktur anatomi dan morfologi akar Menjelaskan fungsi akar Menjelaskan struktur anatomi dan morfologi batang Menjelaskan fungsi batang. A. Tujuan Pembelajaran 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Siswa dapat mengetahui organ yang dimiliki tumbuhan. Siswa dapat mendeskripsikan struktur anatomi dan morfologi akar Siswa dapat membedakan akar tumbuhan dikotil dan akar tumbuhan monokotil. Siswa dapat mengetahui fungsi akar. Siswa dapat mendeskripsikan struktur anatomi dan morfologi batang Siswa dapat membedakan batang tumbuhan dikotil dan monokotil Siswa dapat mengetahui fungsi batang B. Materi Pengajaran - Akar Akar merupakan organ penting tumbuhan. Selain berfungsi sebagai alat melekat tumbuhan di tempat hidupnya, akar merupakan organ untuk penyerapan air dan mineral dari tanah. Pada beberapa jenis tumbuhan, akar mempunyai fungsi antara lain, misalnya sebagai alat untuk pertukaran udara seperti pada beringin, sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan seperti pada singkong, lobak dan wortel. Struktur morfologi luar akar terdiri dari rambut akar yang berfungsi memperluas bidang penyerapan akar, kaliptra (tudung akar) yang berfungsi sebagai sarung pelindung akar dan meristem apical. Sedangkan struktur anatominya tersusun atasa bagian epidermis, korteks, endodermis dan silinder pusat. 68 - Batang Batang merupakan organ tumbuhan yang berfungsi sebagai pengangkut bahan makanan dan air serta pengangkut hasil fotosintesis. Selain itu akar juga berfungsi sebagai tempat cadangan makanan seperti pada tumbuhan tebu. Struktur batang bila diiris secara melintang dari luar ke dalam akan yaitu terdidi dari epidermis, korteks, silinder pusat C. Metode Pembelajaran Pendekatan: Konvensional Metode : Ceramah D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Tahapan Deskripsi Pembelajaran kegiatan Aktifitas Guru Pendahuluan 1. Guru memusatkan perhatian siswa dengan mengecek kehadiran 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 3. Guru memberikan apersepsi dengan bertanya: c. Apa saja organ yang dimiliki tumbuhan? d. Apakah semua tumbuhan mempunyai organ yang sama? 4. Guru menjelaskan organ yang dimiliki tumbuhan. 5. Guru menjelaskan anatomi dan morfologi akar 6. Guru menjelaskan perbedaan akar monokotil dan dikotil 7. Guru mejelaskan fungsi akar 8.Guru menjelaskan struktur anatomi dan morfologi batang 9. Guru menjelaskan batang dikotil dan batang monokotil 10. Guru menjelaskan fungsi batang 11. Guru meminta siswa untuk mengisi LKS. Kegiatan Inti 12. Guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari 13. Guru melakukan evaluasi E. Media dan Sumber Belajar Penutup Aktifitas Siswa 1. Siswa merespon panggilan guru. waktu 5 menit 2. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru 3. Siswa mendengarkan dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. 4. Siswa menyimak penjelasan dari guru 70 menit 5. Siswa menyimak penjelasan dari guru. 6. Siswa menyimak penjelasan dari guru. 7. Siswa menyimak penjelasan dari guru. 8. Siswa menyimak penjelasan guru 9. Siswa menyimak penjelasan dari guru. 10. Siswa menyimak penjelasan dari guru. 11. Siswa mengerjakan LKS 12.Siswa memperhatikan guru. 13. Siswa menjawab - Buku IPA, belajar IPA membuka cakrawala alam sekitar untuk kelas VIII SMP/Mts, penerbit pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, tahun 2008, h. 92-93 -LKS Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/Mts kelas VIII-Gasal, Katwanto, SE dkk. h. 59-62, 6465 Alokasi 5 menit 69 F. Penilaian Hasil Belajar Penilaian diambil dari tes hasil belajar pada akhir konsep materi dibahas. 1. Jelaskan struktur organ akar dan fungsi nya! 2. Bedakan akar dikotil dan monokotil 3. Jelaskan struktur batang dan fungsinya! 4. Bedakan batang monokotil dan dikotil! Kunci 1. a. b. c. Struktur morfologi akar terdiri dari : Rambut akar yang berfungsi memperluas bidang permukaan akar Kaliptra (tudung akar) berfungsi sebagai sarung pelindung akar Meristem apikal merupakan bagian ujung akar yang berfungsi sebagai titik awal pertumbuhan akar Struktur anatomi akar terdiri dari : a. b. c. d. Epidermis berfungsi untuk melindungi jaringan yang ada di bawahnya Korteks berfungsi sebagai tenpat penyimpanan cadangan makanan Endodermis berfungsi mengatur jalannya air dan mineral dari korteks ke silinder pusat. Silinder pusat berfungsi dalam proses pengangkutan di akar 2. Perbedaan akar monokotil dan dikotil Dikotil Monokotil Merupakan akar tunggang Merupakan akar serabut Akarnya berasal dari akar lembaga yang tumbuh Akarnya tumbuh dari pangkal batang setelah terus menerus menjadi akar primer (akar pokok) akar lembaga (embrio) mati 3. Struktur batang bila diiris melintang dari luar ke dalam antara lain : a. Epidermis, berfungsi sebagai melindungi jaringan di sebelah dalamnya b. Korteks, berfungsi sebagai tempat cadangan makanan c. Endodermis, berfungsi sebagai mengatur masuknya zat ke dalam silinder pusat d. Silinder pusat berfungsi dalam proses pengangkutan di batang 4. Perbedaan batang dikotil dan monokotil Dikotil Monokotil Memiliki kambium, sehingga batangnya dapat Tidak memiliki kambium, sehingga batangnya tumbuh besar tidak bisa tumbuh besar Jaringan pengangkutnya tersusun rapi Jaringan penganngkutnya tersebar Jakarta, Oktober 2011 Guru Bidang Studi Peneliti (Elyza Sovyana, SP. SPd) (Yolanda. FK) NIP : NIP : 106016100568 70 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan Alokasi waktu : IPA Biologi : VIII/ 1 :2 : 1 x 40 menit (1 kali pertemuan) Standar Kompetensi Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan Indikator 1. Menjelaskan jaringan-jaringan pada tumbuhan 2. Menjelaskan pengangkutan air pada tumbuhan A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mengetahui jaringan-jaringan pada tumbuhan 2. Siswa dapat menggambar jaringan pada tumbuhan 3. Siswa dapat menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi naiknya air ke daun B. Materi Pengajaran - Jaringan tumbuhan Beberapa jaringan pada tumbuhan diantaranya yaitu jaringan meristem, jaringan pelindung, jaringan pengangkut, jaringan penyokong dan jaringan dasar - Pengangkutan air pada tumbuhan 1. Penyerapan air dari tanah ke akar. Air dan mineral masuk ke akar ada yang melalui bulu-bulu akar dan ada juga yang melalui dinding akar. Air dan mineral masuk melalui bulu akar akan langsung masuk ke pembuluh kayu (xylem). 2.Pengangkutan air dari akar menuju daun Faktor-faktor yang mempengaruhi air dan mineral masuk ke daun yaitu kapilaritas batang, dayaya isap daun dan tekanan akar C. Metode Pembelajaran Pendekatan : Konvensional Metode : Ceramah 71 D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Tahapan Deskripsi Pembelajaran kegiatan Aktifitas Guru Pendahuluan 1. Guru memusatkan perhatian siswa dengan mengecek kehadiran 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 3. Guru memberikan apersepsi dengan bertanya: c. Apa yang dimaksud dengan jaringan? d. Bagaimana cara makanan di edarkan dari daun ke organ lain? Apa jaringan yang bertugas untuk itu? 4. Guru menghubungkan materi sebelumnya dengan materi yang akan diberikan. Kegiatan Inti Penutup Alokasi Aktifitas Siswa waktu 1. Siswa merespon panggilan guru. 2. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru 3. Siswa mendengarkan dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. 5 menit 4. Siswa mendengarkan penjelasan guru. 5. Guru menjelaskan jaringan-jaringan penyusun organ tumbuhan 6. Guru menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi naiknya air ke daun 7. Guru meminta siswa mengisi LKS 5. Siswa menyimak penjelasan guru 6. Siswa menyimak penjelasan dari guru. 7. Siswa mengerjakan LKS. 8. Guru menyimpulkan materi yang telah 8. Siswa memperhatikan dipelajari guru. 9. Guru melakukan evaluasi 9. Siswa menjawab 70 menit 5 menit E. Media dan Sumber Belajar - Buku IPA, belajar IPA membuka cakrawala alam sekitar untuk kelas VIII SMP/Mts, penerbit pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, tahun 2008, h. 97-99 - LKS Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/Mts kelas VIII-Gasal, Katwanto, SE dkk. h. 66-68 F. Penilaian Hasil Belajar Penilaian diambil dari tes hasil belajar pada akhir konsep materi dibahas. 1. Sebutkan macam-macam jaringan pada tumbuhan dan fungsinya! 2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi naiknya air ke daun! 72 Kunci 1. Macam jaringan pada tumbuhan yaitu antara lain : a. Jaringan meristem Merupakan jaringan muda yang selnya aktif membelah diri untuk membentuk struktur primer pada tumbuhan. Jaringan ini terdapat pada bagian ujung batang dan ujung akar b. Jaringan pelindung Disebut juga epidermis, yang berfungsi melindungi jaringan di bawahnya c. Jaringan pengangkut Berfungsi untuk mengangkut zat-zat yang ada dalam tumbuhan. Jaringan ini terdiri atas xylem dan floem. d. Jaringan penyokong Berfungsi sebagai penguat/ penyokong tumbuhan e. Jaringan dasar Atau jaringan parenkim mengisi ruang antar jaringan. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi naiknya air ke daun yaitu : a. Daya isap daun b. Tekanan akar c. Kapilaritas batang Jakarta, Oktober 2011 Guru Bidang Studi Peneliti (Elyza Sovyana, SP. SPd) (Yolanda. FK) NIP : NIP : 106016100568 73 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan Alokasi waktu : IPA Biologi : VIII/ 1 :3 : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan) Standar Kompetensi Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan Indikator 1. Menjelaskan struktur anatomi dan morfologi daun 2. Menjelaskan fungsi daun 3. Menjelaskan morfologi bunga 4. Menjelaskan fungsi bunga. A. Tujuan Pembelajaran 1. 2. 3. 4. 5. Siswa dapat mengetahui struktur anatomi dan morfologi daun Siswa dapat membedakan daun tumbuhan dikotil dan monokotil. Siswa dapat menyebutkan fungsi daun Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian bunga Siswa dapat menyebutkan fungsi bunga B. Materi Pengajaran - Daun Daun merupakan organ tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat pembuatan makanan melalui proses fotosintesis, sebagai tempat pertukaran gas melalui stomata yang terdapat pada permukaan daun . Adapun struktur morfologi daun yaitu daun lengkap terdiri dari pelepah daun, tangkai daun dan helaian daun. Bentuk daun beraneka ragam, ada yang oval, bulat, pipih, dan lainnya. Sedangkan struktur anatomi daun terdiri dari epidermis, dimana di epidermis terdapat stomata yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas. Selain epidermis di daun terdapat jaringan tiang (palisade) merupakan tempat berlangsungnya fotosintesis, jaringan bunga karang (spons) merupakan tempat cadangan makanan, dan jaringan pengangkut yang terdiri dari xylem dan floem - Bunga Bunga berfungsi sebagai alat perkembangbiakan generatif pada tumbuhan karena di dalam bunga terdapat alat perkembangbiakan jantan dan betina. Selain itu bunga juga berfungsi sebagai alat penarik perhatian serangga untuk membantu penyerbukan. Bunga yang lengkap memiliki bagianbagian seperti kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, dan putik 74 C. Metode Pembelajaran Pendekatan : Konvensional Metode : Ceramah D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Tahapan Deskripsi Pembelajaran kegiatan Aktifitas Guru Pendahuluan 1. Guru memusatkan perhatian siswa dengan mengecek kehadiran 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kegiatan Inti 3. Guru memberikan apersepsi dengan bertanya: c. Mengapa daun berwarna hijau? Zat apa yang terkandung di daun sehingga daun berwarna hijau? d. Apakah ada daun yang tidak berwarna hijau? 4. Guru menghubungkan materi sebelumnya dengan materi yang akan diberikan. 5. Guru menjelakan struktur anatomi dan morfologi daun 6. Guru menjelaskan perbedaan daun tumbuhan monokotil dan daun dikotil 7. Guru menjelaskan fungsi daun Aktifitas Siswa waktu 1. Siswa merespon panggilan guru. 2. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru 3. Siswa mendengarkan dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. 5 menit 4. Siswa mendengarkan penjelasan guru. 70 menit 10. Guru meminta siswa mengerjakan LKS 5. Siswa menyimak penjelasan dari guru. 6. Siswa meyimak penjelasan dari guru 7. Siswa menyimak penjelasan dari guru. 8. Siswa menyimak penjelasan dari guru. 9. Siswa menyimak penjelasan dari guru. 10. Siswa mengerjakan LKS. 11. Guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari 12. Guru melakukan evaluasi 11. Siswa memperhatikan guru. 12. Siswa menjawab 5 menit 8. Guru menjelaskan bagian-bagian bunga. 9. Guru menyebutkan fungsi bunga Penutup Alokasi E. Media dan Sumber Belajar - Buku IPA, belajar IPA membuka cakrawala alam sekitar untuk kelas VIII SMP/Mts, penerbit pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, tahun 2008, h. 94-96 - LKS Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/Mts kelas VIII-Gasal, Katwanto, SE dkk. h. 58-59, 67-68 F. Penilaian Hasil Belajar Penilaian diambil dari tes hasil belajar pada akhir konsep materi dibahas. 75 1. Sebutkan struktur anatomi daun dan fungsinya! 2. Jelaskan struktur morfologi daun lengkap! 3. Sebutkan fungsi daun! 4. Sebutkan bagian-bagian bunga dan fungsinya! 5. Sebutkan fungsi bunga! Kunci 1. Struktur anatomi daun beserta fungsinya : a. Epidermis berfungsi sebagai melindungi jaringan di dalamnya dan tempat menempelnya stomata yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas. b. Jaringan tiang (palisade) merupakan tempat berlangsungnya fotosintesis, c. Jaringan bunga karang (spons) merupakan tempat cadangan makanan, d. Jaringan pengangkut yang terdiri dari xylem dan floem. 2. Adapun struktur morfologi daun yaitu daun lengkap terdiri dari pelepah daun, tangkai daun dan helaian daun 3. Fungsi daun : a. Sebagai tempat pembuatan makanan melalui proses fotosintesis b. Sebagai tempat pertukaran gas, melalui stomata yang terdapat pada permukaan daun. 4. Bagian-bagian bunga dan fungsinya yaitu : a. Kelopak bunga (calyx) berfungsi melindungi bunga pada waktu belum mekar (masih kuncup) b. Mahkota bunga (corolla) berfungsi mernarik perhatian serangga untuk membantu proses penyerbukan c. Benang sari (stamen) berfungsi sebagai alat kelamin jantan d. Putik (pistilum) berfungsi sebagai alat kelamin betina 5. Fungsi bunga yaitu : a. Sebagai alat perkembangbiakan generatif b. Sebagai perhiasan, yaitu alat penarik perhatian serangga. Jakarta, Oktober 2011 Guru Bidang Studi Peneliti (Elyza Sovyana, SP. SPd) (Yolanda. FK) NIP : NIP : 106016100568 76 LAMPIRAN 3 Lembar Kerja Siswa I Kelas Eksperimen Nama kelompok :……………… Mata Pelajaran Kelas Semester : IPA Biologi : VIII :I Standar Kompetensi : Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan. Kompetensi Dasar Indikator : Mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan : Mengamati struktur anatomi dan morfologi akar tumbuhan dikotil dan monokotil : Mengamati struktur anatomi dan morfologi batang tumbuhan Tujuan Praktikum : 1. Pengamatan akar tumbuhan dikotil dan monokotil 2. Pengamatan batang tumbuhan melalui gambar Alat dan bahan : Kecambah biji kacang, Kecambah biji jagung, Kaca Pembesar, Cara kerja : 1. Sebelumnya kamu telah mengecambahkan biji kacang dan biji jagung selama seminggu 2. Setelah satu minggu kedua jenis kecambah tersebut telah berakar 3. Amati dan teliti keadaan akar kedua jenis tumbuhan tersebut 4. Gambarlah bentuk kedua akar kecambah tersebut. Dan amatilah perbedaannya menggunakan kaca pembesar. Serta gambarlah seperti tabel berikut sehingga terlihat perbedaan keduanya. Table hasil pengamatan Kecambah tumbuhan dikotil (………………………….) Kecambah tumbuhan monokotil (……………..……………..) 77 Gambar Penampang luar akar. Gambar anatomi batang Pertanyaan : Setelah melakukan percobaan, 1. Bagaimana bentuk tumbuhan yang kamu amati? Adakah perbedaan bentuk akar yang kamu amati? ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………. 2. Tumbuhan monokotil sering disebut mempunyai sistem perakaran serabut, dengan melihat akar tanaman tersebut mana yang termasuk ke dalam tumbuhan monokotil? Dan dapatkah kamu menjelaskan mengapa disebut akar serabut? 78 ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………… 3. Tumbuhan dikotil sering mempunyai sistem perakaran tunggang. Dengan melihat kedua tumbuhan tersebut manakah yang termasuk kedalam sistem perakaran tunggang? Dapatkah kamu menjelaskan mengapa disebut akar tunggang? ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………… Setelah mengamati gambar, 1. Bisakah kalian menyebut bagian-bagian akar dan batang yang telah di beri nomor? ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… …………………………………………. 2. Melalui gambar, apa perbedaan antara batang tumbuhan dikotil dan monokotil? ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… …………………………………………. Kesimpulan : …………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………… 79 Lembar Kerja Siswa II Kelas Eksperimen Nama kelompok :……………… Mata Pelajaran Kelas Semester : IPA Biologi : VIII :I Standar Kompetensi : Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan. Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan Indikator : Menjelaskan pengangkutan air pada tumbuhan Tujuan Praktikum : Membuktikan proses pengangkutan dari akar menuju daun Alat dan bahan :Gelas bekas air mineral, tumbuhan bayam, sepuhan serbuk Cara kerja 1. Ambilah tumbuhan bayam yang masih terdapat akar, batang dan daun, kemudian cuci bersih 2. Siapkan gelas bekas air mineral telah diisi air. 3. Setelah itu masukan sepuhan serbuk ke dalam air dalam gelas bekas air mineral, lalu aduk hingga sepuhan bercampur dengan air. 4. Masukan tumbuhan bayam ke dalam gelas tersebut 5. Amati apa yang terjadi Pertanyaan : 1. Apakah air dapat sampai menuju daun tumbuhan bayam? Jika ya, mengapa demikian? ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………… 2. Apakah terlihat perlintasan air dari akar menuju batang dan daun? ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………… 3. Buatlah kesimpulan mengenai peristiwa tersebut! ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………… 80 Lembar Kerja Siswa III Kelas Eksperimen Nama kelompok :……………… Mata Pelajaran Kelas Semester : IPA Biologi : VIII :I Standar Kompetensi : Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan. Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan Indikator : Mengamati struktur anatomi dan morfologi daun tumbuhan dikotil dan monokotil Tujuan Praktikum : Pengamatan daun tumbuhan dikotil dan monokotil : Mengetahui letak stomata daun Rhoeo discolor Alat dan bahan 1. Mikroskop : 7. Pinset 2. Kaca objek 8. Preparat Awetan 3. Kaca penutup 9. Air 4. Pipet tetes 10. Daun Rhoeo discolor 5. Silet 6. Daun mangga, daun singkong, rumput, daun kelapa, daun bambu, daun pepaya yang masih muda, Cara kerja : A. Preparat awetan 1. Siapkan preparat awetan daun dikotil dan monokotil 2. Amati menggunakan mikroskop dengan perbesaran lemah agar tampak seluruh bagian dari preparat, setelah jelas baru gunakan perbesaran kuat! 3. Bandingkan struktur kedua preparat 4. Gambar hasil pengamatanmu pada tempat yang tersedia! B. Daun Rhoeo discolor 1. Sayatlah dengan silet bagian permukaan bawah dan atas sehingga didapat bagian yang tipis. Perhatikan betul-betul mana bagian permukaan atas dan bawah 2. Letakkan kedua bagian tipis tersebut pada kaca obyek yang berbeda, tetesi air dan tutup dengan kaca penutup 3. Amati menggunakan mikroskop dengan perbesaran lemah terlebih dahulu. Setelah jelas, ganti dengan perbesaran kuat sampai terlihat letak stomatanya. C. Daun Tumbuhan monokotil dan Dikotil 1. Ambilah beberapa contoh daun tanaman yang kalian bawa. 2. Amatilah bentuk luar dari daun tersebut, mulai dari bentuk daun, struktur tulang daun dan tepi daun. 81 Gambar Hasil Pengamatan Gambar preparat awetan daun monokotil Gambar preparat awetan daun dikotil Pertanyaan : Setelah melakukan praktikum, 1. Adakah perbedaan antara daun tumbuhan monokotil dan tumbuhan dikotil? Jika ada, apakah perbedaan itu? …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………… 2. Dimanakah letak stomata pada tumbuhan Rhoeo discolor? Dan apa itu stomata? Serta berfungsi untuk apakah stomata itu? …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………… 3. Dalam hal apa sajakah persamaan antara daun tumbuhan monokotil dan dikotil? …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………… 4. Dalam hal apa sajakah perbedaan antara daun tumbuhan monokotil dan dikotil? …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………… 5. Bagaimana bentuk daun, struktur tulang daun dan tepi daun dari daun mangga, singkong, pepaya, bambu, rumput dan daun kelapa? …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………… Kesimpulan …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………… 82 Lampiran 4 LKS Kelas Kontrol Pertemuan I Sumber : LKS Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/Mts kelas VIII-Gasal, Katwanto, SE dkk. h.64-65 1. 2. 3. 4. 5. Pilihan Ganda Tanaman berikut ini yang mampu menyimpan cadangan makanan di dalam akar yaitu… a. Sawi b. kentang c. bengkuang d. tebu Bagian akar yang menembus lapisan tanah dilindungi oleh… a. Bulu akar b. kaliptra c. korteks d. cambium Jaringan yang tersusun atas beberapa lapis sel berdinding pada akar yang berfungsi sebagai tempat cadangan makanan disebut… a. Stele b. epidermis d. kaliptra d. korteks Batang yang memiliki lingkaran tahun ditemukan pada tumbuhan… a. Herba b. berkayu c. monokotil d. dikotil Bagian akar yang berperan mengatur masuknya air / zat ke dalam silinder pusat adalah… a. Endodermis c. silinder pusat b. Korteks d. epidermis Uraian 1. Apa perbedaan batang monokotil dan dikotil dalam hal ikatan pembuluhnya? 2. 3. 4. 5. Jelaskan! Apakah kegunaan bulu-bulu akar? Sebutkan 3 fungsi batang dan fungsi akar! Sebutkan jaringan penyusun akar! Apa fungsi endodermis akar? 83 LKS Kelas Kontrol Pertemuan II Sumber : LKS Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/Mts kelas VIII-Gasal, Katwanto, SE dkk. h.58-59 Pilihan ganda 1. Jaringan adalah…. a. Kumpulan beberapa sel yang membentuk jaringan b. Sekelompok sel yang memiliki fungsi yang sama c. Sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama d. Perkembangan dari sekelompok sel embrionik 2. Jaringan yang sudah tidak membelah lagi disebut jaringan… a. Parenkim c. korteks b. Dewasa d. meristem sekunder 3. Meristem yang terdapat diantara jaringan dewasa disebut… a. Meristem utama c. meristem interkalar b. Meristem apikal d. meristem lateral 4. Pertumbuhan jaringan primer disebut dengan… a. Pertumbuhan primer c. pertumbuhan sekunder b. Pertumbuhan inti d. pertumbuhan lateral 5. Jaringan yang terdiri atas pembuluh tapis dan berfungsi untuk menyalurkan makanan hasil fotosintesis disebut… a. Xylem b. trakeid c. sekretoris d. floem 6. Kolateral tertutup dicontohkan pada… a. Dycotyledon c. tetracotyledon b. Monocotyledon d. triocotyledon 7. Berkas pengangkut dimana xylem mengelilingi floem atau sebaliknya adalah jaringan pengangkut jenis… a. Radial b. kolateral c. kosentris d. bilateral 8. Yang merupakan jaringan penyokong adalah… a. Kolenkim dan sklerenkim c. kolenkim dan sekretoris b. Kolenkim dan vaskuler d. parenkim dan sklerenkim 9. Jaringan meristem yang terdapat pada ujung batang dan ujung akar disebut… a. Meristem cosentral c. meristem apikal b. Meristem kolateral d. meristem primer 10. Jaringan pelindung pada tumbuhan disebut… a. Jaringan xylem c. jaringan parenkim b. Jaringan epidermis d. jaringan vaskuler 84 Uraian 1. 2. 3. 4. 5. Jaringan meristem adalah? Sebut dan jelaskan jenis meristem berdasarkan posisinya dalam tumbuhan! Sebutkan ciri-ciri jaringan dewasa! Jelaskan fungsi jaringan kolenkim! Sebutkan jenis berkas pengangkut berdasarkan posisi xylem dan floemnya! 85 LKS Kelas Kontrol Pertemuan III Sumber : LKS Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/Mts kelas VIII-Gasal, Katwanto, SE dkk. h.64-67 Pilihan ganda 1. Pada daun terdapat pori-pori untuk pertukaran gas yang disebut… a. Lentisel b. xylem c. floem d. stomata 2. Jaringan pada daun yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis adalah…. a. Epidermis b. palisade c. xylem d. meristem 3. Barikut ini adalah bagian dari daun lengkap, kecuali…. a. Upih daun c. helai daun b. Tangkai daun d. cabang daun 4. Bunga berfungsi sebagai…. a. Alat pengangkut c. tempat transpirasi b. Alat untuk penyerap unsur hara d. alat perkembangbiakan 5. Mahkota bunga disebut juga…. a. Pistilum b. stamen c. korola d. kalix Uraian 1. Sebutkan jaringan penyusun daun dari atas ke bawah! 2. Apa yang dimaksud dengan daun majemuk? 3. Sebutkan bagian-bagian daun lengkap! 4. Sebutkan bagian-bagian bunga yang merupakan alat kelamin jantan dan betina! 5. Sebutkan perbedaan antara bunga sempurna dengan bunga tidak sempurna! 86 Lampiran 5 Kunci jawaban LKS kelas kontrol Pertemuan I Pilihan Ganda 1.C 2B 3. D 4. D 5. A Uraian 1. Batang tumbuhan dikotil memiliki kambium, sehingga batangnya bisa tumbuh membesar. kambium merupakan jaringan meristem yang sel-selnya selalu membelah (tumbuh), kedalam membentuk pembuluh kayu (xylem) dari arah keluar membentuk pembuluh tapis (floem). Sedangkan tumbuhan monokotil tidak memiliki kambium sehingga batangnya tidak bisa tumbuh besar 2. Kegunaan bulu-bulu akar yaitu untuk penyerap air dan unsure hara dari dalam tanah 3. Fungsi batang : mengangkut bahan makanan dan air, mengangkut hasil fotosintesis, sebagai tempat cadangan makanan. Fungsi akar : menegakkan berdirinya batang, sebagai tempat cadangan makanan, membantu pernapasan 4. Epidermis, korteks, endodermis, silinder pusat 5. Fungsi endodermis akar yaitu mengatur jalannya air dan mineral dari korteks ke silinder pusat. 87 Kunci jawaban LKS kelas kontrol Pertemuan II Pilihan Ganda 1. B 6. B 2 B 7. C 3 C 8. A 4 A 9. C 5 D 10. B Uraian 1. Jaringan muda yang selalu aktif membelah 2. –meristem apikal : terdapat di ujung pucuk utama, pucuk lateral, serta ujung akar -meristem interkalar : terdapat diantara jaringan dewasa, contoh : pada pangkal ruas suku rumput-rumputan. -meristem lateral : terletak sejajar dengan permukaan organ tempat ditemukan. Contohnya kambium dan kambium gabus (felogen) 3. –tidak mempunyai aktifitas untuk membelah diri - ukuran realtif besar dibandingkan sel meristem - terdapat ruang antar sel - kadang-kadang selnya sudah mati 4. kolenkim berfungsi sebagai penyokong bagian tumbuhan 5. –tipe kolateral : jika berkas pengangkut xylem dan floem terletak berdampingan - tipe kosentris : apabila xylem dikelilingi floem atau sebaliknya -tipe radial : apabila xylem dan floem letaknya bergantian menurut jari-jari lingkaran 88 Kunci jawaban LKS kelas kontrol Pertemuan III Pilihan Ganda 1. 2. 3. 4. 5. D B D D C Uraian 1. Epidermis, jaringan tiang (palisade parenkim), jaringan bunga karang (spons parenkim) dan jaringan pengangkut 2. Yaitu daun yang apabila satu tangkai memiliki beberapa helai daun 3. Daun lengkap terdiri dari pelepah daun, tangkai daun, helaian daun 4. Benang sari (stamen) yang merupakan alat kelamin jantan dan putik (pistilum) yang merupakan alat kelamin betina 5. Bunga sempurna adalah bunga yang memiliki seluruh perhiasan bunga dan alat reproduksi. Sedangkan bunga tidak sempurna yaitu bunga yang tidak mempunyai perhiasan bunga atau yang tidak memiliki alat reproduksi. 89 LAMPIRAN 6 Rekap Nilai Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen No Nama siswa 1 Ahmad Syaiful Agus Kodar 2 Ardiva Calliopeh Putra 3 Ahmad Azis Purnomo 4 Ananda Pratama 5 Asih Wijiastuti 6 Alvi Fachrul Gianur 7 Annita Claudia 8 Arum Fadillah 9 Della Isnaini S.P 10 Dewa Ayu oktaviani 11 Dinda Arista A 12 Ekki Oktaviana 13 Erna Wati 14 Haira Azmi s. A 15 Haryadi W 16 Ibrahim 17 Indah Meta R 18 Kahutsar Alfian 19 Maria Indah a 20 Mohammad farhan 21 Muhammad Kahfi 22 Munawaroh 23 Necha Rusyana 24 Niza Nadianti 25 NuZul Lailatul Ikhsan 26 Reza Anugrah 27 Rizki Pramayudha 28 Sri Lestari 29 Sri Rianti 30 Syafrifuddin Rata-rata I 75 75 85 75 85 75 85 75 75 85 85 75 85 75 75 75 75 75 85 85 75 75 85 75 85 85 85 75 75 85 II 65 85 65 85 70 70 65 65 85 70 65 85 70 80 65 65 65 85 65 70 80 65 70 85 65 70 70 80 80 65 III 80 80 75 80 70 70 75 80 80 70 75 80 70 70 80 80 80 80 75 70 70 80 70 80 75 70 70 70 70 75 79.34 72.34 75 90 Rekap Nilai Lembar Kerja Siswa kelas Kontrol No Nama Siswa 1 Adam wahyudi 2 Abdul haris 3 Adhitia Bagus M 4 Andi Kurniawan 5 Ari Izaegi 6 Badrus Zaman 7 david Sanjaya 8 Destia Ramdhini 9 Ega Prayoga 10 Fajar Ramadhan 11 Fauziah Fatiah 12 Firdha Amelia Anwar 13 Mahfur Amin Aji 14 Mahrudi 15 Mega Permata Sari 16 Mohammad Gunawan 17 Mutia Badrun Sunomo 18 Nanda Prasetyo 19 Nurjanah 20 Putri Listiyowati 21 Ridwan 22 Rifki fajar Septian 23 Sayyidina Rama Aulia 24 Shinta K 25 Sisca Marlina 26 Sonya Amanda 27 Suci Indri W 28 Tia Suliani R 29 Wahyu Febryan 30 Wiwin Caswinah Rata-rata Nilai I Nilai II Nilai III 45 60 60 65 65 55 65 65 50 35 70 65 60 45 65 70 55 65 60 70 45 65 70 60 60 65 65 55 55 60 65 65 70 75 70 75 80 85 65 65 75 70 65 65 60 75 60 75 75 85 65 55 65 75 80 85 75 65 60 65 70,45 50 50 90 75 90 75 90 75 75 75 70 70 60 50 70 75 70 70 75 70 50 90 90 70 70 75 75 75 75 75 72,4 59,7 91 A. Kompetensi dasar Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan Materi pokok `Akar Indikator Menjelaskan struktur dan fungsi akar Butir soal Kunci jawaban 1. Berikut ini adalah organ pada tumbuhan, kecuali… C a. akar c. epidermis b. batang d. daun 2. Yang Fungsi akar adalah sebagai berikut, kecuali… D a. penyerap air dan garam mineral b. pengokoh tubuh tumbuhan c. tempat penimbunan cadangan makanan d. tempat pembentukan makanan Untuk soal nomor 3 dan 4, perhatikan gambar penampang melintang akar tanaman berikut. 3. Bagian yang ditunjuk oleh nomor 3, adalah… a. epidermis c. korteks D b. ujung akar d. tudung akar 4. Bagian akar, yang ditunjukan oleh nomor 2, berfungsi A sebagai… a. menyerap air dari dalam tanah b. melindungi akar c. memperkuat akar d. membentuk cabang akar Aspek yang diukur C1 C1 C4 C2 92 5. Contoh tanaman yang menyimpan cadangannya di akar yaitu….. a. tebu c. sagu b. wortel d. kentang 6. Sistem perakaran tumbuhan monokotil yaitu… a. sistem perakaran serabut b. sistem perakaran tunggang c. sistem perakaran tunjang d. sistem akar utama 7. Bagian akar yang membentuk tonjolan menjadi rambut akar adalah.. a. silinder pusat c. korteks b. endodermis d. epidermis 8. Perangkat percobaan berikut yang tepat untuk menunjukkan adanya tekanan akar adalah.. Batang Menjelaskan struktur dan fungsi batang B C1 A C2 D C1 C C2 9. Susunan jaringan pengangkut pada batang tumbuhan dikotil A adalah… a. teratur c. selang-seling b. acak d. tidak teratur D 10. Pernyataan yang salah adalah.. a. batang tumbuhan kayu yang masih muda bisa berfotosintesis b. tumbuhan herba memiliki sedikit jaringan kayu pada batangnya C1 C2 93 c. struktur batang terdiri dari epidermis, korteks, endodermis dan silinder pusat d. lentisel tidak berhubungan dengan bagian dalam batang B C2 D C2 13. Yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas di batang B adalah…. a. kloroplas c. epidermis b. lentisel d. korteks 14. Jaringan pengangkut pada batang yang berfungsi A mengangkut air dari dalam tanah adalah.. a. xilem c. lapisan kambium b. floem d. endodermis B 15. Batang tanaman mangga dapat bertambah besar, sedangkan C2 11. Perhatikan gambar penampang batang di bawah ini! Pembuluh floem dan xilem ditunjukkan oleh nomor… a. 1 dan 2 c. 3 dan 5 b. 2 dan 4 d. 1 dan 4 12. Batang bisa pula berperan sebagai penyimpan cadangan makanan, hal ini bisa ditemukan pada tanaman berikut ini, kecuali… a. tebu c. sagu b. kentang d. singkong C2 C4 94 batang tanaman jagung tidak dapat bertambah besar meskipun umurnya bertambah. Hal ini karena… a. tanaman jagung mempunyai jaringan kambium b. tanaman mangga memiliki jaringan kambium c. tanaman jagung memiliki pembuluh kayu d. tanaman mangga memiliki pembuluh tapis 16. Waktu mencangkok, kulit batang pohon harus dibuang sedangkan bagian kayu tidak dibuang. Hal ini dimaksudkan agar… a. aliran air ke daun terputus b. makanan tidak dapat diangkut ke batang c. makanan tidak dapat diangkut ke daun d. oksigen tidak dapat sampai ke akar B C2 17. Batang tumbuhan teratai dan eceng gondok mempunyai rongga besar yang berfungsi untuk… a. memperlancar peredaran oksigen ke sel-sel tumbuhan b. menyimpan udara pernapasan c. menyimpan CO2 untuk fotosintesis d. menghindari penguapan yang berlebihan A C1 18. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi batang adalah… a. sebagai alat reproduksi seksual b. sarana lintasan air c. tempat dudukan daun d. menegakkan tubuh tumbuhan A C1 19. Fungsi daun antara lain adalah sebagai berikut, kecuali…. a. tempat terjadinya fotosintesis b. tempat terjadinya penguapan c. tempat penyerapan air melalui stomata C C4 95 d. tempat tejadinya pertukaran CO2 dan O2 melalui stomata Daun Menjelaskan struktur dan fungsi daun melalui praktikum dan gambar untuk soal nomor 20 dan 21, perhatikan gambar sayatan melintang daun dibawah mikroskop 20. Jaringan yang ditunjuk dengan nomor 2, adalah jaringan…. a. epidermis c. palisade b. bunga karang d. stomata C C2 21. Tempat terjadinya fotosintesis ditunjukkan oleh nomor… a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 B C2 22. Jika kita mengamati organ daun, maka stomata (mulut daun) dapat kita temukan pada jaringan…. a. epidermis c. meristem b. pengangkut d. penguat A C1 23. Stomata selain berperan dalam proses fotosintesis, berperan A pula dalam… a. proses pernapasan b. proses perkembangan c. proses pertumbuhan d. proses pengangkutan C4 96 Sistem Transportasi Tumbuhan Menjelaskan sistem transportasi pada tumbuhan 24 Naiknya air dari dalam tanah ke daun disebabkan oleh faktor B berikut, kecuali… a. kapilaritas xilem c. daya isap daun b. kapilaritas floem d. tekanan akar 25. Pada musim kemarau, tumbuhan jati menggugurkan daun- B daunnya, tujuannya adalah… a. mempercepat penguapan c. mempercepat pergantian air b. memperkecil penguapan d. memperkecil jumlah daun 26. Pada keadaan yang sangat lembab, dari ujung-ujung daun D keluar tetesan air. Hal ini disebut peristiwa… a. transpirasi c. aerasi b. respirasi d. gutasi 27. Tumbuhan kaktus memiliki daun-daun yang kecil dan tebal C seperti jarum. Hal ini bertujuan untuk… a. mempercepat penguapan c. mengurangi penguapan b. memperbesar penguapan d. adaptasi di daerah lembab 28. Mekanisme membuka dan menutupnya stomata dipengaruhi D oleh… a. kadar garam pada sel penjaga c. kadar O2 pada sel penjaga b. kadar CO2 pada sel penjaga d. kadar air pada sel penjaga 29.Tumbuhan memiliki daya isap daun, karena pada daun terjadi A proses… a. fotosintesis c. transpirasi b. respirasi d. transportasi 30. Pengangkutan air dan mineral secara ekstravaskuler dimulai D C4 C2 C2 C2 C2 C1 C1 97 dari… a. floem batang ke floem daun b. rambut akar sampai floem akar c. xilem akar ke xilem batang d. rambut akar sampai ke xilem akar 31. Pada saat transpirasi, zat yang dikeluarkan oleh tumbuhan adalah… a. CO2 b. O2 c. H2O d. NH2 32. Berkas pembuluh yang mengangkut air dan garam mineral dari dalam tanah ke daun adalah… a. xylem c. sel pengiring b. floem d. serabut kulit. 33. Definisi osmosis yang benar adalah… a. perpindahan air melawan gradient difusi b.perpindahan air dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi melalui selaput semipermeabel c. penyebaran partikel melalui ruangan d. transportasi zat dengan cara menembus penghalang menggunakan ATP 34. Kentang yang di kupas dan di rendam di air beberapa waktu, lama kelaman berat nya bertambah. Hal itu membuktikan bahwa telah terjadi peristiwa… a. difusi c. transpor aktif b. osmosis d. fagositosit 35. Laju transpirasi tumbuhan dipengaruhi oleh faktor-faktor di bawah ini, kecuali… a. cahaya matahari c. kelembapan udara b. kecepatan angin d. gravitasi 36. Bagian-bagian berikut yang merupakan ciri bunga lengkap, C C2 A C2 B C2 B C2 D C1 D C1 98 Bunga Menjelaskan struktur dan fungsi bunga kecuali… a. putik c. mahkota bunga b. benang sari d. tangkai bung 37. Organ bunga merupakan modifikasi dari organ… a. batang c. buah b. daun d. biji 38. Bagian bunga yang merupakan perhiasan bunga adalah.. a. kelopak dan mahkota bunga b. mahkota dan benang sari c. benang sari dan putik d. tenda bunga dan putik 39. Bagian bunga yang berfungsi untuk menarik perhatian serangga adalah… a. kelopak bunga b. mahkota bunga c. benang sari d. putik 40. Yang bukan merupakan contoh dari buah sejati adalah….. a. Mangga c. Jambu monyet b. Pepaya d. Tomat B C2 A C1 B C1 C C2 99 LAMPIRAN 8 Uji Coba Instrumen Nama : …………………………… Hari / tanggal : ………………………….. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Berikut ini adalah organ pada tumbuhan, kecuali… a. akar c. epidermis b. batang d. daun 2. Yang bukan merupakan fungsi dari akar, yaitu… a. penyerap air dan garam mineral b. pengokoh tubuh tumbuhan c. tempat penyimpanan cadangan makanan d. tempat pembentukan makanan Untuk soal nomor 3 dan 4, perhatikan gambar penampang melintang akar tanaman berikut. 3. Bagian yang ditunjuk oleh nomor 3, adalah… a. epidermis c. korteks b. ujung akar d. tudung akar 4. Bagian akar, yang ditunjukan oleh nomor 2, berfungsi sebagai… a. menyerap air dari dalam tanah c. memperkuat akar b. melindungi akar d. membentuk cabang akar 5. Contoh tanaman yang menyimpan cadangannya di akar yaitu….. a. tebu c. sagu b. wortel d. kentang 6. Sistem perakaran tumbuhan monokotil yaitu… a. sistem perakaran serabut c. sistem perakaran tunjang b. sistem perakaran tunggang d. sistem akar utama 7. Bagian akar yang membentuk tonjolan menjadi rambut akar adalah.. a. silinder pusat c. korteks b. endodermis d. epidermis 100 8. Perangkat percobaan berikut yang tepat untuk menunjukkan adanya tekanan akar adalah…. 9. Susunan jaringan pengangkut pada batang tumbuhan dikotil adalah… a. teratur c. selang-seling b. acak d. tidak teratur 10. Pernyataan yang salah adalah.. a. batang tumbuhan kayu yang masih muda bisa berfotosintesis b. tumbuhan herba memiliki sedikit jaringan kayu pada batangnya c. struktur batang terdiri dari epidermis, korteks, endodermis dan silinder pusat d. lentisel tidak berhubungan dengan bagian dalam batang 11. Perhatikan gambar penampang batang di bawah ini! Pembuluh floem dan xilem ditunjukkan oleh nomor… a. 1 dan 2 c. 3 dan 5 b. 2 dan 4 d. 1 dan 4 12. Batang bisa pula berperan sebagai penyimpan cadangan makanan, hal ini bisa ditemukan pada tanaman berikut ini, kecuali… a. tebu c. sagu b. kentang d. singkong 13. Yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas di batang adalah…. a. kloroplas c. epidermis b. lentisel d. korteks 14. Jaringan pengangkut pada batang yang berfungsi mengangkut air dari dalam tanah adalah.. a. xilem c. lapisan kambium b. floem d. endodermis 15. Batang tanaman mangga dapat bertambah besar, sedangkan batang tanaman jagung tidak dapat bertambah besar meskipun umurnya bertambah. Hal ini karena… a. tanaman jagung mempunyai jaringan kambium b. tanaman mangga memiliki jaringan kambium c. tanaman jagung memiliki pembuluh kayu d. tanaman mangga memiliki pembuluh tapis 101 16. Waktu mencangkok, kulit batang pohon harus dibuang sedangkan bagian kayu tidak dibuang. Hal ini dimaksudkan agar… a. aliran air ke daun terputus b. makanan tidak dapat diangkut ke batang c. makanan tidak dapat diangkut ke daun d. oksigen tidak dapat sampai ke akar 17. Batang tumbuhan teratai dan eceng gondok mempunyai rongga besar yang berfungsi untuk… a. memperlancar peredaran oksigen ke sel-sel tumbuhan b. menyimpan udara pernapasan c. menyimpan CO2 untuk fotosintesis d. menghindari penguapan yang berlebihan 18. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi batang adalah… a. sebagai alat reproduksi seksual b. sarana lintasan air c. tempat dudukan daun d. menegakkan tubuh tumbuhan 19. Fungsi daun antara lain adalah sebagai berikut, kecuali…. a. tempat terjadinya fotosintesis b. tempat terjadinya penguapan c. tempat penyerapan air melalui stomata d. tempat tejadinya pertukaran CO2 dan O2 melalui stomata untuk soal nomor 20 dan 21, perhatikan gambar sayatan melintang daun dibawah mikroskop 20. Jaringan yang ditunjuk dengan nomor 2, adalah jaringan…. a. epidermis c. palisade b. bunga karang d. stomata 21. Tempat terjadinya fotosintesis ditunjukkan oleh nomor… a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 22. Jika kita mengamati organ daun, maka stomata (mulut daun) dapat kita temukan pada jaringan…. a. epidermis c. meristem b. pengangkut d. penguat 23. Stomata selain berperan dalam proses fotosintesis, berperan pula dalam… a. proses pernapasan c. proses perkembangan b. proses pertumbuhan d. proses pengangkutan 102 24. Naiknya air dari dalam tanah ke daun disebabkan oleh faktor berikut, kecuali… a. kapilaritas xilem c. daya isap daun b. kapilaritas floem d. tekanan akar 25. Pada musim kemarau, tumbuhan jati menggugurkan daun-daunnya, tujuannya adalah… a. mempercepat penguapan c. mempercepat pergantian air b. memperkecil penguapan d. memperkecil jumlah daun 26. Pada keadaan yang sangat lembab, dari ujung-ujung daun keluar tetesan air. Hal ini disebut peristiwa… a. transpirasi c. aerasi b. respirasi d. gutasi 27. Tumbuhan kaktus memiliki daun-daun yang kecil dan tebal seperti jarum. Hal ini bertujuan untuk… a. mempercepat penguapan c. mengurangi penguapan b. memperbesar penguapan d. adaptasi di daerah lembab 28. Mekanisme membuka dan menutupnya stomata dipengaruhi oleh… a. kadar garam pada sel penjaga c. kadar O2 pada sel penjaga b. kadar CO2 pada sel penjaga d. kadar air pada sel penjaga 29. . Tumbuhan memiliki daya isap daun, karena pada daun terjadi proses… a. fotosintesis c. transpirasi b. respirasi d. transportasi 30. pengangkutan air dan mineral secara ekstravaskuler dimulai dari… a. floem batang ke floem daun c. xilem akar ke xilem batang b. rambut akar sampai floem akar d. rambut akar sampai ke xilem akar 31. Pada saat transpirasi, zat yang dikeluarkan oleh tumbuhan adalah… a. CO2 b. O2 c. H2O d. NH2 32. Berkas pembuluh yang mengangkut air dan garam mineral dari dalam tanah ke daun adalah… a. xylem c. sel pengiring b. floem d. serabut kulit. 33. Definisi osmosis yang benar adalah… a. perpindahan air melawan gradient difusi b.perpindahan air dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi melalui selaput semipermeabel c. penyebaran partikel melalui ruangan d. transportasi zat dengan cara menembus penghalang menggunakan ATP 34. Kentang yang di kupas dan di rendam di air beberapa waktu, lama kelaman berat nya bertambah. Hal itu membuktikan bahwa telah terjadi peristiwa… a. difusi c. transpor aktif b. osmosis d. fagositosit 103 35. Laju transpirasi tumbuhan dipengaruhi oleh faktor-faktor di bawah ini, kecuali… a. cahaya matahari c. kelembapan udara b. kecepatan angin d. gravitasi bumi 36. Bagian-bagian berikut yang merupakan ciri bunga lengkap, kecuali… a. putik c.mahkota bunga b. benang sari d. tangkai bunga 37. Organ bunga merupakan modifikasi dari organ… a. batang c. buah b. daun d. biji 38. Bagian bunga yang merupakan perhiasan bunga adalah.. a. kelopak dan mahkota bunga b. mahkota dan benang sari c. benang sari dan putik d. tenda bunga dan putik 39. Bagian bunga yang berfungsi untuk menarik perhatian serangga adalah… a. kelopak bunga b. mahkota bunga c. benang sari d. putik 40. Yang bukan merupakan contoh dari buah sejati adalah….. a. Mangga c. Jambu monyet c. Pepaya d. Tomat 104 LAMPIRAN 9 Kunci Jawaban Uji Coba Instrumen 1 C 21 B 2 D 22 A 3 D 23 A 4 A 24 B 5 B 25 B 6 A 26 D 7 D 27 C 8 C 28 D 9 A 29 A 10 D 30 D 11 B 31 C 12 D 32 A 13 B 33 B 14 A 34 B 15 B 35 D 16 B 36 D 17 A 37 B 18 A 38 A 19 C 39 B 20 C 40 C 105 LAMPIRAN 10 Rekapitulasi Data Hasil Uji Validitas Rata2= 24. 42 Simpang Baku= 5. 78 Korelasi XY= 0.63 Reliabilitas Tes= 0.78 Butir Soal= 40 Jumlah Subyek= 40 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Butir Soal Asli 1 4 5 7 8 10 11 13 15 18 21 22 24 25 28 29 30 31 32 34 37 39 D.Pembeda (%) 36.36 18.18 36.36 36.36 45.45 27.27 18.18 45.45 36.36 27.27 54.55 45.45 45.45 54.55 27.27 36.36 45.45 36.36 27.27 9.09 36.36 45.45 T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi Sedang Sangat Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang 0.361 0.326 0.394 0.361 0.410 0.332 0.341 0.353 0.321 0.332 0.469 0.419 0.435 0.469 0.400 0.395 0.435 0.395 0.341 0.179 0.419 0.353 Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan 106 LAMPIRAN 11 Instrumen Hasil Uji Soal Nama : Kelas : Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Berikut ini adalah organ pada tumbuhan, kecuali… a. akar c. epidermis b. batang d. daun Untuk soal nomor 2 perhatikan gambar penampang melintang akar tanaman berikut. 2. Bagian akar, yang ditunjukan oleh nomor 2, berfungsi sebagai… a. menyerap air dari dalam tanah b. melindungi akar c. memperkuat akar d. membentuk cabang akar 3. Contoh tanaman yang menyimpan cadangannya di akar yaitu….. a. tebu c. sagu b. wortel d. kentang 4. Bagian akar yang membentuk tonjolan menjadi rambut akar adalah.. a. silinder pusat b. endodermis 5. Pernyataan yang salah adalah.. c. korteks d. epidermis a. batang tumbuhan kayu yang masih muda bisa berfotosintesis b. tumbuhan herba memiliki sedikit jaringan kayu pada batangnya c. struktur batang terdiri dari epidermis, korteks, endodermis dan silinder pusat d. lentisel tidak berhubungan dengan bagian dalam batang 6. Perhatikan gambar penampang batang di bawah ini! 107 Pembuluh floem dan xilem ditunjukkan oleh nomor… a. 1 dan 2 c. 3 dan 5 b. 2 dan 4 d. 1 dan 4 7. Yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas di batang adalah…. a. kloroplas c. epidermis b. lentisel d. korteks 8. Batang tanaman mangga dapat bertambah besar, sedangkan batang tanaman jagung tidak dapat bertambah besar meskipun umurnya bertambah. Hal ini karena… a. tanaman jagung mempunyai jaringan kambium b. tanaman mangga memiliki jaringan kambium c. tanaman jagung memiliki pembuluh kayu d. tanaman mangga memiliki pembuluh tapis 9. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi batang adalah… a. sebagai alat reproduksi seksual b. sarana lintasan air c. tempat dudukan daun d. menegakkan tubuh tumbuhan 10. Tempat terjadinya fotosintesis ditunjukkan oleh nomor… a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 11. Jika kita mengamati organ daun, maka stomata (mulut daun) dapat kita temukan pada jaringan…. a. epidermis c. meristem b. pengangkut d. penguat 12. Naiknya air dari dalam tanah ke daun disebabkan oleh faktor berikut, kecuali… a. kapilaritas xilem c. daya isap daun b. kapilaritas floem d. tekanan akar 13. Pada musim kemarau, tumbuhan jati menggugurkan daun-daunnya, tujuannya adalah… a. mempercepat penguapan c. mempercepat pergantian air b. memperkecil penguapan d. memperkecil jumlah daun 14. Mekanisme membuka dan menutupnya stomata dipengaruhi oleh… a. kadar garam pada sel penjaga c. kadar O2 pada sel penjaga b. kadar CO2 pada sel penjaga d. kadar air pada sel penjaga 15. Tumbuhan memiliki daya isap daun, karena pada daun terjadi proses… a. fotosintesis c. transpirasi 108 b. respirasi d. transportasi 16. Pengangkutan air dan mineral secara ekstravaskuler dimulai dari… a. floem batang ke floem daun c. xilem akar ke xilem batang b. rambut akar sampai floem akar d. rambut akar sampai ke xilem akar 17. Pada saat transpirasi, zat yang dikeluarkan oleh tumbuhan adalah… a. CO2 b. O2 c. H2O d. NH2 18. Berkas pembuluh yang mengangkut air dan garam mineral dari dalam tanah ke daun adalah… a. xylem c. sel pengiring b. floem d. serabut kulit. 19. Organ bunga merupakan modifikasi dari organ… a. batang c. buah b. daun d. biji 20. Bagian bunga yang berfungsi untuk menarik perhatian serangga adalah… a. kelopak bunga b. mahkota bunga c. benang sari d. putik 109 LAMPIRAN 12 Kunci Jawaban Instrumen Hasil Uji Soal 1. C 2. A 3. B 4. D 5. D 6. B 7. B 8. B 9. A 10. B 11. A 12. B 13. B 14. D 15. A 16. D 17. C 18. A 19. B 20. B 110 LAMPIRAN 13 Nilai Normal Gain (N-Gain) kelas Eksperimen Perhitungan nilai N-Gain berdasarkan rumus berikut ini: Nilaiposte s Nilai Pr etes N-Gain = SkorIdeal Nilai Pr etes Sedangkan ketegorisasi ditentukan dengan nilai N-gain sebagai berikut. g-tinggi : nilai G ≥ 0,7 g-sedang : nilai 0,30 ≤ G ≤ 0,70 g-rendah : nilai G < 0,30 Nilai N-gain hasil pretes dan postes pada kelas eksperimen sebagai berikut ini. Tabel Nilai N-gain kelas eksperimen No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Nama Siswa Ahmad Syaiful Agus Kodar Ardiva Calliopeh Putra Ahmad Azis Purnomo Ananda Pratama Asih Wijiastuti Alvi Fachrul Gianur Annita Claudia Arum Fadillah Della Isnaini S.P Dewa Ayu oktaviani Dinda Arista A Ekki Oktaviana Erna Wati Haira Azmi s. A Haryadi W Ibrahim Indah Meta R Kahutsar Alfian Maria Indah a Mohammad farhan Muhammad Kahfi Munawaroh Necha Rusyana Niza Nadianti NuZul Lailatul Ikhsan Reza Anugrah Rizki Pramayudha Sri Lestari Sri Rianti Syafrifuddin Pretest Postest Gain (G) 30 55 55 40 30 45 50 40 50 50 30 40 55 50 45 30 55 35 45 55 30 45 35 55 45 35 55 35 45 45 40 60 65 60 60 65 60 45 65 65 45 45 75 70 75 40 70 65 70 70 50 55 55 70 50 45 70 45 75 50 43, 67 59, 17 0.142857143 0.111111111 0.222222222 0.333333333 0.428571429 0.363636364 0.2 0.083333333 0.3 0.3 0.214285714 0.083333333 0.444444444 0.4 0.545454545 0.142857143 0.333333333 0.461538462 0.454545455 0.333333333 0.285714286 0.181818182 0.307692308 0.333333333 0.090909091 0.153846154 0.333333333 0.153846154 0.545454545 0.090909091 Kategori Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang Rendah Rendah Sedang Sedang Rendah Rendah Sedang Rendah Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang Rendah Rendah Sedang Rendah Sedang Rendah 0.279168239 Rendah 111 LAMPIRAN 14 Nilai Normal Gain (N-Gain) kelas kontrol Perhitungan nilai N-Gain berdasarkan rumus berikut ini: Nilaiposte s Nilai Pr etes N-Gain = SkorIdeal Nilai Pr etes Sedangkan ketegorisasi ditentukan dengan nilai N-gain sebagai berikut. g-tinggi : nilai G ≥ 0,7 g-sedang : nilai 0,30 ≤ G ≤ 0,70 g-rendah : nilai G < 0,30 Nilai N-gain hasil pretes dan postes pada kelas kontrol sebagai berikut ini. Tabel Nilai N-gain kelas kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Nama Siswa Adam wahyudi Abdul haris Adhitia Bagus M Andi Kurniawan Ari Izaegi Badrus Zaman david Sanjaya Destia Ramdhini Ega Prayoga Fajar Ramadhan Fauziah Fatiah Firdha Amelia Anwar Mahfur Amin Aji Mahrudi Mega Permata Sari Mohammad Gunawan Mutia Badrun Sunomo Nanda Prasetyo Nurjanah Putri Listiyowati Ridwan Rifki fajar Septian Sayyidina Rama Aulia Shinta K Sisca Marlina Sonya Amanda Suci Indri W Tia Suliani R Wahyu Febryan Wiwin Caswinah Pretest Posttest 40 45 30 40 45 30 40 45 40 40 30 45 50 40 30 35 45 35 30 45 35 30 50 50 50 35 50 50 50 35 45 50 25 45 50 25 45 50 45 45 30 55 55 45 25 50 50 45 30 55 40 30 55 65 65 30 65 65 65 35 40, 50 46, 00 Gain (G) 0.090909 0.1 -0.06667 0.090909 0.1 -0.06667 0.090909 0.1 0.090909 0.090909 0 0.222222 0.111111 0.090909 -0.06667 0.3 0.1 0.181818 0 0.222222 0.083333 0 0.111111 0.428571 0.428571 -0.07143 0.428571 0.428571 0.428571 0 Kategori Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Rendah 0.134957 Rendah 112 LAMPIRAN 15 Hasil Pretes Kelas Eksperimen No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rata-rata Nama Ahmad Syaiful Agus Kodar Ardiva Calliopeh Putra Ahmad Azis Purnomo Ananda Pratama Asih Wijiastuti Alvi Fachrul Gianur Annita Claudia Arum Fadillah Della Isnaini S.P Dewa Ayu oktaviani Dinda Arista A Ekki Oktaviana Erna Wati Haira Azmi s. A Haryadi W Ibrahim Indah Meta R Kahutsar Alfian Maria Indah a Mohammad farhan Muhammad Kahfi Munawaroh Necha Rusyana Niza Nadianti NuZul Lailatul Ikhsan Reza Anugrah Rizki Pramayudha Sri Lestari Sri Rianti Syafrifuddin Nilai 30 55 55 40 30 45 50 40 50 50 30 40 55 50 45 30 55 35 45 55 30 45 35 55 45 35 55 35 45 45 43, 67 113 LAMPIRAN 16 Perhitungan Uji Normalitas (UJi Liliefors) Data prestes kelas eksperimen A. Perolehan data 30 30 30 30 30 35 35 35 35 40 40 40 45 45 45 45 45 45 45 50 50 50 50 55 55 55 55 55 55 55 B. Distribusi Frekuensi 1. Menentukan skor terbesar dan terkecil Skor terbesar = 55 Skor terkecil = 30 2. Menentukan rentangan (R) R = skor terbesar-skor terkecil R = 55-30 R = 25 3. Menentukan banyak kelas (BK) dengan banyak data (n) = 30 BK = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 1 + 4,87 = 5,87 = 6 (dibulatkan) 4. Menentukan panjang kelas interval (i) i= R K = 25 = 41,7 6 = 5 (dibulatkan) 5. Menentukan distribusi frekuensi 114 Interval f 30-34 35-39 40-44 45-48 50-54 55-59 X= = xi 5 4 3 7 4 7 30 32 37 42 47 52 57 267 fxi n 1370 = 43, 67 30 7. Menentukan varians (Si2) 2 (Si ) = n. ( fXi 2 ) ( fXi) 2 n.(n 1) 30.(6490) (1370) 2 = 30.(30 1) = 80,91 8. Menentukan simpangan baku (standar deviasi) SD = SD = n. ( fXi 2 ) ( fXi) 2 n.(n 1) 30.(6490) (1370) 2 30.29 SD = 9,00 Xi2 f.xi 160 148 126 329 208 399 1370 1024 1369 1764 2209 2704 3249 12319 f.xi2 5120 5476 5292 15463 10816 22743 64910 115 Tabel Uji Normalitas Data Pretes Kelompok Eksperimen Skor frekuensi 30 35 40 45 50 55 Zi = 5 4 3 7 4 7 30 Zn Zi 5 9 12 19 23 30 98 -1.74268 -1.1865 -0.63033 -0.07416 0.482017 1.038191 -2.11346 F(Z) 0.0409 0.419 0.27 0.473 0.6844 0.8486 S(Zi) 0.166667 0.3 0.4 0.633333 0.766667 1 3.266667 F (Z) – S (Zi) -0.12577 0.119 -0.13 -0.16033 -0.08227 -0.1514 -0.53077 Lo : 0.1603 xx SD S (Zi) = Zn , n = jumlah siswa n L tabel (Lt) ; karena n = 30, maka : L tabel (Lt) ; = 0,161 Lo < Lt (0,160 < 0,161) sehingga diambil kesimpulan bahwa sampel berdistribusi normal. 116 Lampiran 17 Hasil postes kelas eksperimen No Nama siswa 1 Ahmad Syaiful Agus Kodar 2 Ardiva Calliopeh Putra 3 Ahmad Azis Purnomo 4 Ananda Pratama 5 Asih Wijiastuti 6 Alvi Fachrul Gianur 7 Annita Claudia 8 Arum Fadillah 9 Della Isnaini S.P 10 Dewa Ayu oktaviani 11 Dinda Arista A 12 Ekki Oktaviana 13 Erna Wati 14 Haira Azmi s. A 15 Haryadi W 16 Ibrahim 17 Indah Meta R 18 Kahutsar Alfian 19 Maria Indah a 20 Mohammad farhan 21 Muhammad Kahfi 22 Munawaroh 23 Necha Rusyana 24 Niza Nadianti 25 NuZul Lailatul Ikhsan 26 Reza Anugrah 27 Rizki Pramayudha 28 Sri Lestari 29 Sri Rianti 30 Syafrifuddin Rata-rata Nilai postes 40 60 65 60 60 65 60 45 65 65 45 45 75 70 75 40 70 65 70 70 50 55 55 70 50 45 70 45 75 50 59. 17 117 LAMPIRAN 18 Perhitungan Uji Normalitas (Uji Liliefors) Data postes siswa kelas eksperimen A. Perolehan data 40 55 65 40 55 70 45 60 70 45 60 70 45 60 70 45 60 70 45 65 70 B. Distribusi Frekuensi 1. Menentukan skor terbesar dan terkecil Skor terbesar = 75 Skor terkecil = 40 2. Menentukan rentangan (R) R = skor terbesar-skor terkecil R = 75-40 R = 35 3. Menentukan banyak kelas (BK) dengan banyak data (n) = 30 BK = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 1 + 4,87 = 5,87 = 6 (dibulatkan) 4. Menentukan panjang kelas interval (i) i= R K = 35 = 5,8333 = 6 (dibulatkan) 6 50 65 75 50 65 75 50 65 75 118 5. Menentukan distribusi frekuensi Interval f 40-45 46-51 52-57 58-63 64-69 70-75 xi 7 3 2 4 5 9 30 42.5 48.5 54.5 60.5 66.5 72.5 345 6. Menentukan rata-rata (mean) X= = fxi n 1795 = 59. 17 30 7. Menentukan varians (Si2) 2 (Si ) = = n. ( fXi 2 ) ( fXi) 2 n.(n 1) 30.(109699,5) (1779) 2 30.(30 1) = 144,99 8. Menentukan simpangan baku (standar deviasi) SD = SD = n. ( fXi 2 ) ( fXi) 2 n.(n 1) 30.(109699,5) (1779) 2 SD = 11, 23 30.29 x.i2 f.xi 297.5 145.5 109 242 332.5 652.5 1795 1806.25 2352.25 2970.25 3660.25 4422.25 5256.25 20467.5 f.xi2 12643.75 7056.75 5940.5 14641 22111.25 47306.25 109699.5 119 Tabel Uji Normalitas Data Postes Kelompok eksperimen Skor frekuensi 40 45 50 55 60 65 70 75 Zi = 2 5 3 2 4 5 6 3 30 Zn Zi 2 7 10 12 16 21 27 30 30 -1.60299 -1.18771 -0.77243 -0.35714 0.05814 0.473422 0.888704 1.303987 -1.19601 F (Z) 0.0538 0.119 0.2506 0.3632 0.5199 0.6808 0.7518 0.9032 3.6423 S (Zi) 0.066667 0.233333 0.333333 0.4 0.533333 0.7 0.9 1 4.166667 F (Z) – S (Zi) -0.01287 -0.11433 -0.08273 -0.0368 -0.01343 -0.0192 -0.1482 -0.0968 Lo : 0.1143 xx SD S (Zi) = Zn , n = jumlah siswa n L tabel (Lt) ; karena n = 30, maka : L tabel (Lt) ; = 0,161 Lo < Lt (0,1143 < 0,161) sehingga diambil kesimpulan bahwa sampel berdistribusi normal. 120 LAMPIRAN 19 Hasil pretes kelas kontrol No Nama Siswa 1 Adam wahyudi 2 Abdul haris 3 Adhitia Bagus M 4 Andi Kurniawan 5 Ari Izaegi 6 Badrus Zaman 7 david Sanjaya 8 Destia Ramdhini 9 Ega Prayoga 10 Fajar Ramadhan 11 Fauziah Fatiah 12 Firdha Amelia Anwar 13 Mahfur Amin Aji 14 Mahrudi 15 Mega Permata Sari 16 Mohammad Gunawan 17 Mutia Badrun Sunomo 18 Nanda Prasetyo 19 Nurjanah 20 Putri Listiyowati 21 Ridwan 22 Rifki fajar Septian 23 Sayyidina Rama Aulia 24 Shinta K 25 Sisca Marlina 26 Sonya Amanda 27 Suci Indri W 28 Tia Suliani R 29 Wahyu Febryan 30 Wiwin Caswinah Rata-rata Nilai Pretes 40 45 30 40 45 30 40 45 40 40 30 45 50 40 30 35 45 35 30 45 35 30 50 50 50 35 50 50 50 35 40,50 121 LAMPIRAN 20 Perhitungan Uji Normalitas (UJi Liliefors) Data pretes kelas kontrol A. Perolehan data B. 30 30 30 30 30 30 35 35 35 35 35 40 40 40 40 40 40 45 45 45 45 45 45 50 50 50 50 50 50 50 Distribusi Frekuensi 1. Menentukan skor terbesar dan terkecil Skor terbesar = 50 Skor terkecil = 30 2. Menentukan rentangan (R) R = skor terbesar-skor terkecil R = 50-30 R = 20 3. Menentukan banyak kelas (BK) dengan banyak data (n) = 30 BK = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 1 + 4,87 = 5,87 = 6 (dibulatkan) 4. Menentukan panjang kelas interval (i) i= = R K 20 = 3,3 6 = 4 (dibulatkan) 122 5. Menentukan distribusi frekuensi Interval 30-33 34-37 38-41 42-45 46-49 50-53 f 6 4 6 7 0 7 30 xi 31.5 35.5 39.5 43.5 47.5 51.5 249 6. Menentukan rata-rata (mean) X= = fxi n 1233 = 40,50 30 7. Menentukan varians (Si2) 2 (Si ) = n. ( fXi 2 ) ( fXi) 2 n.(n 1) 30 (52167.5) (1233) 2 = 30.(30 1) = 51.42 8. Menentukan simpangan baku (standar deviasi) SD = SD = n. ( fXi 2 ) ( fXi) 2 n.(n 1) 30.(52167,5) (1233) 30.29 SD = 7, 35 2 f.xi 189 142 237 304.5 0 360.5 1233 xi2 992.25 1260.25 1560.25 1892.25 2256.25 2652.25 10613.5 f.xi2 5953.5 5041 9361.5 13245.75 0 18565.75 52167.5 123 Tabel Uji Normalitas Data Pretes Kelompok kontrol Skor (xi) frekuensi Zn Zi F (Z) S(Zi) F(Z) - S(Zi) 30 35 40 45 50 6 4 6 7 7 30 6 10 16 23 30 30 -1.54812 -0.85077 -0.15342 0.543933 1.241283 -0.76709 0.0618 0.1977 0.4404 0.7054 0.8925 0.2 0.333333 0.533333 0.766667 1 2.833333 -0.1382 -0.13563 -0.09293 -0.06127 -0.1075 Lo : 0.1382 Zi = S (Zi) = xx SD Zn , n = jumlah siswa n L tabel (Lt) ; karena n = 30, maka : L tabel (Lt) ; = 0,161 Lo < Lt (0,1382 < 0,161) sehingga diambil kesimpulan bahwa sampel berdistribusi normal. 124 LAMPIRAN 21 Hasil postes kelas kontrol No Nama Siswa 1 Adam wahyudi 2 Abdul haris 3 Adhitia Bagus M 4 Andi Kurniawan 5 Ari Izaegi 6 Badrus Zaman 7 david Sanjaya 8 Destia Ramdhini 9 Ega Prayoga 10 Fajar Ramadhan 11 Fauziah Fatiah 12 Firdha Amelia Anwar 13 Mahfur Amin Aji 14 Mahrudi 15 Mega Permata Sari 16 Mohammad Gunawan 17 Mutia Badrun Sunomo 18 Nanda Prasetyo 19 Nurjanah 20 Putri Listiyowati 21 Ridwan 22 Rifki fajar Septian 23 Sayyidina Rama Aulia 24 Shinta K 25 Sisca Marlina 26 Sonya Amanda 27 Suci Indri W 28 Tia Suliani R 29 Wahyu Febryan 30 Wiwin Caswinah Rata-rata Nilai Postes 45 50 25 45 50 25 45 50 45 45 30 55 55 45 25 50 50 45 30 55 40 30 55 65 65 30 65 65 65 35 46,00 125 LAMPIRAN 22 Perhitungan Uji Normalitas (UJi Liliefors) Data postes kelas kontrol A. Perolehan data 25 25 25 30 30 30 30 35 40 45 45 45 45 45 45 45 50 50 50 50 50 55 55 55 55 65 65 65 65 65 B. Distribusi Frekuensi 1. Menentukan skor terbesar dan terkecil Skor terbesar = 65 Skor terkecil = 25 2. Menentukan rentangan (R) R = skor terbesar-skor terkecil R = 65-25 R = 40 3. Menentukan banyak kelas (BK) dengan banyak data (n) = 30 BK = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 1 + 4,87 = 5,87 = 6 (dibulatkan) 4. Menentukan panjang kelas interval (i) i= R K = 40 = 6.66 6 = 7 (dibulatkan) 126 5. Menentukan distribusi frekuensi Interval f 25-31 32-38 39-45 46-52 53-59 60-66 xi 7 1 8 5 4 5 30 28 35 42 49 56 63 273 6. Menentukan rata-rata (mean) X= = fxi n 1351 = 46,00 30 7. Menentukan varians (Si2) 2 (Si ) = = n. ( fXi 2 ) ( fXi) 2 n.(n 1) 30.(65219) (1351) 2 = 30.(30 1) = 150.1 8. Menentukan simpangan baku (standar deviasi) SD = n. ( fXi 2 ) ( fXi) 2 SD = 12, 76 n.(n 1) Xi2 f.xi 196 35 336 245 224 315 1351 784 1225 1764 2401 3136 3969 13279 f.xi2 5488 1225 14112 12005 12544 19845 65219 127 Tabel Uji Normalitas Data Postes Kelompok kontrol skor frekuensi 25 30 35 40 45 50 55 60 65 Zi = 3 4 1 1 7 5 4 0 5 Zn 3 7 8 9 16 21 25 25 30 Zi -1.64082 -1.23265 -0.82449 -0.41633 -0.00816 0.4 0.808163 1.216327 1.62449 F(Z) 0.0504 0.1093 0.2061 0.3409 0.4681 0.6554 0.7681 0.8869 0.9474 S(Zi) 0.1 0.233333 0.266667 0.3 0.533333 0.7 0.833333 0.833333 1 F (Z) – ( Zi) -0.0496 -0.12403 -0.06057 0.0409 -0.06523 -0.0446 -0.06523 0.053567 -0.0526 Lo : 0.12403 xx SD S (Zi) = Zn , n = jumlah siswa n L tabel (Lt) ; karena n = 30, maka : L tabel (Lt) ; = 0,161 Lo < Lt (0,12403 < 0,161) sehingga diambil kesimpulan bahwa sampel berdistribusi normal. 128 LAMPIRAN 23 Uji Homogenitas Data A. Perhitungan Uji Homogenitas Pretes Kedua Kelompok Perhitungan uji homogenitas yang dilakukan adalah uji homogenitas dua varians atau uji Fisher, dengan rumus :2 2 n. ( f .xi ) ( f .xi) 2 S1 F= , Si2 = n.( n 1) 1 S2 Untuk menguji homogenitas data pretes menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Hipotesis Ho = Data yang memiliki varians homogen Ha = Data yang tidak memiliki varians homogen 2. Kriteria pengujian a. Jika Fhitung < F tabel, maka Ho diterima, yang berarti kedua varians homogen b. Jika Fhitung > F tabel, maka Ha diterima, yang berarti kedua varians tidak homogen 3. Menentukan nilai F hitung Diketahui varians semua skor pretes kelas eksperimen = 80.99 dan variansi skor pretes kelompok kontrol =51.42 maka variansi terbesar (S12) = 80.99 dan variansi terkecil (S22) = 51,42 dengan menggunakan rumus diatas diperoleh : F= S1 2 S2 1 = 80.99 51.42 Fhitung = 1.57 4. Menentukan derajat kebebasan db = n-1 db1 = 30-1 =29 db2 = 30-1 =29 5. Menentukan F tabel (lihat tabel) F tabel = F (a)(db1/db2) = F (0,05)(29/29) = 1,85 6. Kesimpulan Karena Fhitung < Ftabel (1.57 < 1,85), berarti Ho diterima, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kedua data memiliki varians homogen. 129 B. Perhitungan Uji Homogenitas Postes Kedua Kelompok Perhitungan uji homogenitas yang dilakukan adalah uji homogenitas dua varians atau uji Fisher, dengan rumus : 2 n. ( f .xi 2 ) ( f .xi) 2 S1 F= , Si2 = n.( n 1) 1 S2 Untuk menguji homogenitas data postes menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Hipotesis Ho = Data yang memiliki varians homogen Ha = Data yang tidak memiliki varians homogen 2. Kriteria pengujian c. Jika Fhitung < F tabel, maka Ho diterima, yang berarti kedua varians homogen d. Jika Fhitung > F tabel, maka Ha diterima, yang berarti kedua varians tidak homogen 3. Menentukan nilai F hitung Diketahui varians semua skor postes kelas eksperimen = 144.99 dan variansi skor postes kelompok kontrol = 150.1, maka variansi terbesar (S12) = 150.1 dan variansi terkecil (S22) = 144.99 dengan menggunakan rumus diatas diperoleh : F= S1 2 S2 2 = 150 .1 144 .99 Fhitung = 1.035 7. Menentukan derajat kebebasan db = n-1 db1 = 30-1 =29 db2 = 30-1 =29 8. Menentukan F tabel (lihat tabel) F tabel = F (a)(db1/db2) = F (0,05)(30/30) = 1,85 9. Kesimpulan Karena Fhitung < Ftabel (1.035 < 1,85), berarti Ho Ho diterima, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kedua data memiliki varians homogen. 130 LAMPIRAN 24 Perhitungan Uji Hipotesis Perhitungan uji hipotesis berdasarkan data postes menggunakan Uji-t. langkahlangkahnya adalah sebagai berikut : 1. Menentukan hipotesis Ho : rata-rata data kelompok eksperimen Ha : rata-rata data kelompok kontrol 2. Menentukan α Taraf signifikan yang digunakan adalah α = 0,05 3. Menentukan kriteria penerimaan hipotesis Berdasarkan uji kesamaan varians, ditunjukan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang tidak homogen, maka untuk pengujian hipotesis ini digunakan rumus : X1 X 2 Thitung = Sg dengan Sg = 1 1 n1 n2 (n 1) S12 (n2 1) S 2 2 n1 n2 2 Criteria : Ho diterima, jika Fhitung < Ftabel dan Ha diterima, jika Fhitung > Ftabel 4. Menghitung t - Mencari Sg = (n1 1) S12 (n2 1) S 2 2 n1 n2 2 = (30 1)144.99 (30 1)150.1 30 30 2 (4204.71 4352.9 58 = 12. 14 Menghitung nilai thitung = - x1 x 2 thitung = Sg = 4,244 1 1 n1 n2 59,17 46.00 = 12.14 1 1 30 30 131 5. Kesimpulan Karena thitung > ttabel (4,244 > 2,00), berarti Ha diterima, maka rata-rata data kelompok eksperimen tidak sama dengan rata-rata data kelompok kontrol, hal imi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara skor postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol