ARTIKEL ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN FISIOLOGIS PADA Ny. W UMUR 20 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 39 MINGGU 6 HARI DENGAN PENGURANGAN NYERI KALA I TEKNIK PELVIC ROCKING DI BPM HENY SUHARNI, S.ST LANGENSARI UNGARAN KABUPATEN SEMARANG Oleh DULCE DOS SANTOS 040114A036 PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN 2017 HALAMAN PENGESAHAN Artikel Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan judul “Asuhan Kebidanan ibu bersalin fisiologis pada Ny W umur 20 tahun G1, P0, A0 hamil 39 minggu 6 hari dengan pengurangan nyeri kala I teknik pelvic rocking di BPM Heni Suharni, S.ST Langensari kecamatan Ungaran Barat, yang disusun oleh : Nama : Dulce dos santos Nim : 040114a036 Program Studi : D III Kebidanan Telah disetujui oleh pembimbing Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Kebidanan Ungaran, Agustus 2017 Rini Susanti, S. Si.T., M.Kes NIDN : 0621098002 STUDI KASUS ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN FISIOLOGIS PADA NY.W UMUR 20 TAHUNG1, P0, A0 UMUR KEHAMILAN 39 MINGGU 6 HARI DENGAN PENGURANGANNYERI KALA I TEKNIK PELVIC ROCKING DI BPMHENI SUHARNI, S.ST. LANGEN SARI, UNGARAN Dulce Dos Santos*) Rini Susanti, S. SiT., M.Kes **) Yulia Nur Khayati, S.SiT., MPH **) PRODI D III KEBIDANAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN *) Mahasiswa Prodi D III Kebidanan UNW **) Dosen pembimbing Prodi D III Kebidanan UNW ABSTRAK Latar belakang : Pada tahun 2015 AKI di kabupaten Semarang mengalami penurunan, menjadi 17 kasus dibandingkan AKI tahun 2014 sebesar 20 kasus. Upaya untuk menekan AKI adalah meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan petugas kesehatan dengan berbagai ketrampilan dan pelatihan termasuk Asuhan Persalinan Normal (APN) Tujuan : Mampu melakukan asuhan pada ibu bersalin fisiologis dan mampu menerapkan metode pengurangan nyeri persalinan kala I teknik Pelvic Rocking pada Ny.W sesuai manajemen 7 langkah Varney. Metode : Penulisan studi kasus ini menggunakan pendekatan asuhan kebidanan dengan pengumpulan data melalui : studi kepustakaan, studi pendahuluan, studi kasus, anamneses, pemeriksaan fisik, observasi, studi dokukmentasi dan diskusi. Hasil : Asuhan yang diberikan dari pengkajian sampai evaluasi diperoleh hasil : Ny.W. dapat melakukan teknik pelvic rocking sesuai anjuran, bayi lahir spontan, jenis kelamin perempuan, plasenta lahir lengkap, kontraksi uterus keras, tidak ada perdarahan, BB : 2800 gr, PB 48 cm, LK: 33 cm. Kesimpulan : Diharapkan tenaga kesehatan dapat mengadopsi ilmu baru yaitu teknik pelvic rocking untuk mengurang nyeri pada kala I persalinan sesuai dengan evidence based yang berlaku. Kata kunci : Persalinan Normal, Nyeri Kala I, Pelvic Rocking Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Fisiologis Pada Ny W, Umur 20 tahun, G1 P0 A0, hamil 39 minggu +6 hari, dengan Pengurangan Nyeri Kala 1 Teknik Pelvic Rocking, di BPM Heni Suharni S.ST Langensari, Ungaran Kabupaten Semarang, 2017 1 Background: Midwifery care of physiological Labour on Mrs W, 20 years old, G1, P0, A0, 39 weeks 6 days of pregnancy with reducing pain of 1 st phase ante Pelvic Rocking Tecnique at Midewifery Clinic Heni Sugarni, S.ST, Langensari, Ungaran ABSRACT Bachground :In 2015 maternal mortality rate of Semarang Regency experienced decreasing became 17 cases compared to maternal mortality rate in 2014 20 cases. The effort to decrease maternal mortality rates by increasing skill and knowledge of health officer with various skill and training including Normal Labour Care. Objective: Objective of this research is to be able to do midwifery care of physiological labour and can apply pain relief decreasing method in 1st phase labour with Pelvic rocking exercise technique to Mrs. W according to 7 steps Varney management. Method: The writing of this case study used midwifery care approach with data collecting using literature study, preliminary, case study, anamneses, physical examination, observation, documentation study and discussion. Result: The care given from assessment until evaluation is obtained result that: Mrs.W can do pelvic rocking technique according to suggestion, infant is born spontaneously, female gender, placenta is born completely, contraction of uterus is hard, there is no hemorrhage, weight: 2800 gram, body length: 48 cm, head circumference: 33 cm. Conclusion: It is expected to health officer to be able to adopt new science that is pelvic rocking technique for reducing pain of 1st phase according to evidence based applied. Keywords : Normal Labour, Pain of 1st phase labour, Pelvic Rocking. LATAR BELAKANG Di Kabupaten Semarang Angka Kematian Ibu pada tahun 2015 mengalami penurunan dibandingkan dengan Angka Kematian Ibu tahun 2014. Bila pada tahun 2014 Angka Kematian Ibu sebesar 144,31 per 100.000 kelahiran hidup (20 kasus), maka pada tahun 2015 menjadi 120,34 per 100.000 kelahiran hidup (17 kasus). Adapun penyebab kematian ibu di Kabupaten Semarang tahun 2015 adalah preeklamsi atau eklamsia 5 kasus, Perdarahan 4 kasus, penyakit Jantung 3 kasus, Infeksi 1 kasus. Upaya yang dilakukan untuk menekan angka kematian ibu antara lain dengan dengan melaksanakan program Maternal and Infant Mortality Meeting (M3) dari tingkat dasar sampai tingkat kabupaten, tujuannya untuk meningkatkan jejaring ibu, bayi selamat dengan memperbaiki sistim rujukan, upaya deteksi dini ibu hamil dengan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dan Ante Natal Care terpadu serta peningkatan ketrampilan dan pengetahuan petugas dengan berbagai pelatihan, termasuk Asuhan Persalinan Normal (APN), dan Pertolongan Pertama pada Kegawat Daruratan Obstetrik dan Neonatal (PPGDON) serta optimalisasi puskesmas PONED (pelayanan obstetric, neonatal dan emergensi dasar). Selain itu di bentuk satgas penurunan AKI, mengoptimalkan jejaring nomor telepon call center untuk menangani kasus kelahiran (Profil Kesehatan Kabupaten Semarang, 2015). Dari hasil data di Puskesmas Ungaran Angka Kematian Ibu pada 2015 ada 1 kasus, penyebab dari kasus kematian ibu adalah perdarahan dan ditahun 2016 (Januari – Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Fisiologis Pada Ny W, Umur 20 tahun, G1 P0 A0, hamil 39 minggu +6 hari, dengan Pengurangan Nyeri Kala 1 Teknik Pelvic Rocking, di BPM Heni Suharni S.ST Langensari, Ungaran Kabupaten Semarang, 2017 2 Oktober) tidak ada kasus kematian ibu (PWS KIA Puskesmas Ungaran, 2016). Di Kabupaten Semarang persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan tahun 2014 yaitu 99,72%, terjadi peningkatan dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu 95,46% dan sudah melebihi target Nasional (90%) (Profil kesehatan Dinkes. Kab. Semarang, 2015). Sedangkan di Puskesmas Ungaran persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2015 sebanyak 528 (101,15%) dan tahun 2016 (Januari – Oktober ) sebanyak 460 (89,15% (Lap.PWS KIA, 2016). Di BPM Alamanda Heny Suharni, Langensari persalinan oleh bidan tahun 2015 sebanyak 124 (94,66%), tahun 2016 (Januari – Oktober) sebanyak 121 (90,30%) (Lap.PWS KIA BPM Alamanda, 2016). Bidan sebagai suatu profesi yang disiapkan melalui pendidikan formal, agar lulusannya dapat melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya secara professional, untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan janinnya. Bidan dalam melaksanakan tugas, peran dan fungsinya didasarkan pada kompetensi dan kewenangan yang diberikan, diatur dalam dalam Permenkes No. 900/Menkes/SK/VIII/2002.Wewenang bidan mencakup : pelayanan ibu dan anak, pelayanan keluarga berencana, menolong persalinan normal, memberikan nasehat pada wanita pada masa hamil, persalinan dan pasca melahirkan, asuhan bayi baru lahir, mendeteksi kondisi abnormal pada ibu dan bayi, mengupayakan bantuan medis dan melakukan tindakan pertolongan gawat darurat pada saat tidak ada tenaga medis ( Dep.Kes.RI, 2004). Persalinan normal Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan presentase belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawiraharjo, 2009). Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam jalan lahir kemudian berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan dan dapat hidup di luar kandungan disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan (Marmi, 2012). Pengurangan nyeri pada kala I persalinan Nyeri adalah rasa tidak enak akibat perangsangan ujung-ujung saraf khusus, selama persalinan dan kelahiran pervaginam, nyeri disebabkan karena kontraksi rahim, dilatasi serviks dan distensi perineum. Metode pengurangan rasa nyeri yang diberikan oleh pendamping persalinan secara terus-menerus mempunyai keuntungan bersifat: caranya sederhana, efektif, biaya rendah, resiko rendah, dapat meningkatkan kemajuan persalinan, hasil kelahiran bertambah baik, dan bersifat sayang ibu. Rasa sakit yang dirasakan ibu selama persalinan sangat bervariasi tingkatannya tergantung pada keadaan jaringan saraf tubuh ibu dalam menerima ransangan sakit atau nyeri. Pendekatan pengurangan rasa sakit tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan non farmakologis dan farmakologis (Pastuty, 2010). Pelvic Rocking Exercise Pelvic Rocking exercise merupakan salah satu gerakan dengan menggoyangkan panggul ke sisi depan, belakang, sisi kiri dan kanan. Gerakan ini digunakan untuk mengurangi rasa kurang nyaman pada saat proses persalinan dimana gerakan yang dilakukan ini ternyata memberi banyak manfaat (Aprilia, 2011). Menurut penelitian Sih Rini Anjani, 2013 bahwa pemberian Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Fisiologis Pada Ny W, Umur 20 tahun, G1 P0 A0, hamil 39 minggu +6 hari, dengan Pengurangan Nyeri Kala 1 Teknik Pelvic Rocking, di BPM Heni Suharni S.ST Langensari, Ungaran Kabupaten Semarang, 2017 3 tindakan Pelvic Rocking exercise dapat memberikan pengaruh pada penurunan rasa nyeri pinggang dalam kala I persalinan sebagai berikut : Pelvic Rocking Exercise dapat memperkuat otot-otot perut dan pinggang, latihan ini dapat mengurangi tekanan pada pinggang dengan menggerakan janin ke depan dari pinggang ibu secara sementara sehingga dapat mengurangi nyeri pinggang persalinan kala II, dapat mengurangi tekanan pembuluh darah uterus, mengurangi tekanan pada kandung kemih (vesika urinaria) ibu, membantu ibu untuk relax, proses persalinan berlangsung lebih cepat dan diharapkan dapat memilih yang paling sesuai untuk klien mereka, agar morbiditas akibat persalinan terkurangi dan ibu mempunyai pengalaman positif terhadap persalinan. TUJUAN STUDI KASUS Tujuan umum : agar mahasiswa mendapatkan pengalaman nyata dalam memberikan asuhan kebidanan pada kasus persalinan fisiologis sesuai standar persalinan normal (APN) melalui penerapan manajemen kebidanan tujuh langkah Varney diBPM Heni Suharni, S.ST Langensari. METODE Metode yang digunakan dalam studi kasus ini adalah dengan penerapan Manajemen Asuhan Kebidanan 7 langkah Varney dan catatan perkembangan 2 jam post partum dalam bentuk SOAP. Subyeknya adalah seorang ibu dengan persalinan fisiologis di BPM Heni Suharni, kelurahan Langensari, Ungaran Barat. Data yang diperoleh dari hasil studi kasus ini melalui studi kepustakaan, studi pendahuluan, studi kasus, dokumentasi dan diskusi. HASIL Pengumpulan data ( data subyektif ) identitas/ biodata, Nama Ny W, umur 20 tahun, G1, P0,A0, pendidikan SMU, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, alamat Setinggen RT 3/RW 3. Nama suami Tn M, umur 19 tahun, pendidikan SD, pekerjaan Wiraswasta. Anamnese tanggal 3 Maret 2017, pukul 16.00 WIB alasan pada waktu masuk : Ibu mengatakan ingin melahirkan. Keluhan utama : Ibu mengatakan kencang-kencang sejak tanggal 3 Maret 2017, jam 13.00 WIB dirumah, kencang-kencangnya 2 - 3 x dalam 10 menit, keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir, kulit ketuban masih utuh. Riwayat penyakit sekarang : ibu mengatakan saat tidak sedang menderita batuk, pilek, demam, serta penyakit lainnya. Riwayat kesehatan dahulu ibu mengatakan dahulu tidak pernah menderita penyakit sistemik dan menular. Riwayat kesehatan keluarga : ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menurun dan menular. Riwayat kehamilan sekarang : ibu mengatakan hamil pertama belum pernah keguguran, haid terakhir 29 Mei 2016, tafsiran persalinan 7 Maret 2017, BB sebelum hamil 48 kg, BB saat hamil TM III 63,5 kg, kenaikan BB selama hamil 15,5 kg.ANC dibidan 8 kali, TM I 2 kali, TM II 3 kali, TM III 3 kali. Data psikologi : ibu mengatakan suami dan keluarga mendukung ibu dalam menghadapi proses persalinan, ibu tinggal bersama suami dan mertuanya, ibu mengatakan belum tahu cara meneran. Data Obyektif Keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis, ibu meringis menahan sakit, tanda-tanda vital : TD 120/70 mmHg, Nadi : 80 x/menit, Suhu : 36oC, Pernafasan: 20 x/meni, HPL : 7-3-2017. Pemeriksaan fisik : Kepala : Bentuk mesocephal, kulit kepala bersih, tidak Ketombe, distribusi rambut merata, Muka : Simetris, tidak pucat, tidak oedem, Mata : Conjungtiva merah muda, sclera putih, hidung : bersih, tidak ada secret dan tidak ada polip, telinga : bersih, tidak Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Fisiologis Pada Ny W, Umur 20 tahun, G1 P0 A0, hamil 39 minggu +6 hari, dengan Pengurangan Nyeri Kala 1 Teknik Pelvic Rocking, di BPM Heni Suharni S.ST Langensari, Ungaran Kabupaten Semarang, 2017 4 ada penumpukan serumen, mulut : Lidah bersih, tidk ada sariawan dan bibir lembab, fungsi menelan baik, leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembesaran vena jugularis, ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, dada : tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada nyeri tekan, abdomen : bersih, tidak ada bekas operasi, perut membesar sesuai umur kehamilan, punggung : punggung tidak lordosis dan tidak ada nyeri tekan, ekstermitas atas : jari lengkap, bawah : jari lengkap. Genetalia : ada lendir darah, tidak ada oedem pada vulva, anus : tidak ada haemoroid. Pemeriksaan obstetric : muka : tidak ada closma gravidarum, tidak oedem, payudara : Puting susu menonjol, areola mamae menghitam, payudara tegang, dan colostum sudah keluar, abdomen : Tidak ada striae gravidarum, linea nigra, dan tidak ada bekas operasi, palpasi :L I : TFU : 2 jari dibawah prosesus xiphoideus, fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting ( bokong janin), L II: kiri : teraba bagian-bagian kecil janin (ekstermitas) kanan : teraba satu bagian keras, memanjang seperti papan (punggung janin), L III : Teraba satu bagian bulat, keras, tidak dapat dapat digoyangkan, L IV: divergen. Punctum maximum janin kanan bawah pusat ibu (+), frekwensi 144x/menit, intensitas kuat, TBJ ( TFU -11X 155) ( 3211x155= 3255 gram. Pemeriksaan dalam tanggal 3 Maret 2017, jam 16.15 WIB : vagina : elastis, tidak ada tumor, vulva/ uretra : keluar lendir, darah, tidak oedem, tidak varices, tidak ada benjolan, Portio : lunak, pembukaan : 3 cm, penipisan : 30 40%, kulit ketuban : Utuh/ (+), presentase/Penurunan: Kep/H III, Point of direction : UUK kanan depan. KALA I INTERPRETASI DATA DASAR Diagnosa kebidanan : Ny.W umur 20 tahun, G1, P0, A0 hamil 39 minggu 6 hari, janin tunggal hidup intra uteri, letak memanjang, presentase kepala, punggung divergen, in partu, kala I fase laten kanan, DIAGNOSA POTENSIAL Tidak ada PENANGANAN SEGERA Tidak dilakukan INTERVENSI 15.15 WIB lakukan pengawasan 10, jam 16.20 WIB beri asupan cairan dan nutrisi, jam 16.23 WIB beri ibu dukungan, minta persetujuan ibu dan suami, 16.25 WIB jelaskan teknik pelvic rocking pada ibu, ajarkan cara menarik nafas dalam, ajarkan ibu teknik pelvic rocking, jam 19.30 WIB anjurkan ibu untuk BAK/BAB,jam 20.14 WIB lakukan pemeriksaan tiap 4 jam, anjurkan ibu tidur miring kiri, jam 20.20 WIB awasi tanda gejala kala II, jam 21.15 WIB lakukan pemeriksaan atas indikasi tanda gejala kala II IMPLEMENTASI Jam 16.15 WIB Melakukan pengawasan 10 yaitu : keadaan umum ibu, tensi, nadi, respirasi, suhu, his, DJJ, PPV, bandle ring, tanda gejala kala II. Jam 16.15 WIB : KU ibu baik, tensi 120/70 mmHg, Suhu 36,80c, nadi 80x/mt, pernafasan 22x/mt, his 2x/10mt/15 dtk, DJJ 144x/mt, PPV lendir darah, KK utuh, bandle ring tidak ada. Jam 16.20 WIB, memberikan ibu makan biscuit dan minum susu 1gelas diantara his, jam 16.23 memberikan ibu dukungan moril agar ibu tabah dalam menghadapi persalinan, jam 16. 25 WIB meminta persetujuan ibu dan suami untuk melakukan teknik pelvic rocking dan ibu bersedia, 16.45 WIB, mengajarkan ibu untuk menarik nafas dalam melalui hidung dan menghembuskan lewat mulut dan mengajarkan ibu untuk melakukan teknik pelvic rocking dengan menggoyangkan panggul kedepan kebelakang sisi kiri dan kanan saat ada his Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Fisiologis Pada Ny W, Umur 20 tahun, G1 P0 A0, hamil 39 minggu +6 hari, dengan Pengurangan Nyeri Kala 1 Teknik Pelvic Rocking, di BPM Heni Suharni S.ST Langensari, Ungaran Kabupaten Semarang, 2017 5 karena dapat memberikan pengaruh pada penurunan nyeri kala I persalinan berhubung ibu meringis kesakitan bila ada his. Jam 20.15 WIB Melakukan pemeriksan tiap 4 jam : KU baik, kesadaran komposmentis, VT pembukaan 9 cm, penipisan 90%, KK utuh, DJJ 147x/mt, tidak ada moulage, ibu dalam persalinan kala I fase aktif dan menganjurkan ibu tidur dengan posisi miring kiri menarik nafas panjang bila ada his. Mengobservasi dengan menggunakan partograf. EVALUASI Tanggal 3 Maret 2017 jam 16.20 WIB sudah dilakukan pengawasan 10, KU ib baik, kesadaran komposmentis, TTV dalam batas normal, ibu sudah makan biscuit 4 potong dan minum susu 1 gelas, ibu dan suami bersedia untuk melakukan teknik pelvic rocking, ibu dapat melakukan teknik dengan benar saat ada his, setelah melakukan teknik pelvic rocking ibu merasa rileks dan tidak meringis lagi bila ada his. Ibu sudah sudah BAK ± 200 cc, ibu dapat tidur dengan posisi tidur miring dapat menarik nafas dengan benar. KALA II Tanggal 3 Maret 2017, jam 21.15 WIB. Data subyektif : ibu mengeluh rasa sakit yang semakin kuat dan ingin buang air besar dan ibu merasakan keluar cairan jernih dari jalan lahir. Data obyektif : terlihat tanda gejala kala II yaitu adanya dorongan kuat untuk meneran, tekanan pada anus, vulva dan anus membuka, perineum menonjol, VT pembukaan 10 cm, ketuban pecah jernih, penipisan 100%, penurunan H IV, bandle ring tidak ada, DJJ 140x/mt, his 5x/10mt/45dtk. INTERPRETASI DATA Diagnose kebidanan : Ny W umur 20 tahun, G1, P0, A0 hamil 39 minggu 6 hari janin tunggal hidup intra uteri letak memanjang presentase kepala divergen dalam persalinan kala II. DIAGNOSA POTENSIAL Tidak ada PENANGANAN SEGERA Tidak dilakukan PERENCANAAN Jam 21.15 WIB beritahu ibu dan keluarga, jam 21.17 WIB atur posisi ibu agar nyaman dan ajarkan ibu cara meneran, beri ibu minum dan dengarkan DJJ diantara kontraksi, 21.18 letakan handuk dan kain 1/3 pada perut dan bokong ibu dan pimpin ibu meneran saat ada his, jam 22.19 WIB instruksi bidan pasang infuse RL 500 ml, jam 22.22 WIB tolong kelahiran bayi PELAKSANAAN Jam 21.15 WI memberitahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap, sudah saatnya ibu melahirkan dan meminta keluarga untuk mendampingi ibu. Jam 21.17 WIB mengatur posisi untuk meneran sesuai keinginan ibu dibantu suami dan mengajarkan pada ibu cara meneran yang benar saat ada his dan dorongan kuat untuk meneran, kedua tangan merangkul kedua paha sampai siku, mata membuka memandang keperut dan beristirahat bila tidak ada his, memberi ibu minum air putih 1 gelas, untuk mencegah dehidrasi, menambah tenaga dan mendengarkan DJJ frek.147x/mt, jam 21.18 WIB meletakan handuk diatas perut ibu dan kain bersih yang dilipat 1/3 dibawah bokong ibu saat kepala tampak dibawah vulva 5-6 cm, membuka partus set, memakai sarung tangan steril pada kedua tangan dan memimpin ibu untuk meneran. Jam 22.19 WIB bidan menginstruksikan untuk memasang infus RL 500 ml tetesan 20x/mt, karena ibu lelah dan tak kuat untuk meneran. tolong kelahiran, Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Fisiologis Pada Ny W, Umur 20 tahun, G1 P0 A0, hamil 39 minggu +6 hari, dengan Pengurangan Nyeri Kala 1 Teknik Pelvic Rocking, di BPM Heni Suharni S.ST Langensari, Ungaran Kabupaten Semarang, 2017 6 bayi menangis kuat, warna kulit kemerahan, keringkan dan letakkan diatas perut ibu untuk IMD. EVALUASI Jam 22.17 WIB ibu dan keluarga sudah tahu bahwa pembukaan sudah lengkap, suami bersedia mendampingi ibu dan ibu sudah tahu posisi, cara meneran yang benar. Ibu bersedia minum susu 1 gelas. Jam 21.18 wib. Handuk dan kain 1/3 sudah diletakan diperut dan bawah bokong , ibu telah dipimpin untuk meneran, jam 22.19 WIB karena ibu lelah dan tak kuat meneran bidan menginstruksikan untuk memasang infus RL 500 ml 20 tpm. Jam 22.22 WIB. Bayi lahir spontan, perempuan, menangis kuat, gerakan aktif, keringkan dan IMD. KALA III Tanggal 3 Maret 2017, jam 22.23 WIB SUBYEKTIF : Ibu mengatakan perutnya teras mules dan merasa lelah OBYEKTIF : Bayi lahir spontan, tunggal, hidup, menangis kuat, warna kulit kemerahan, gerakan aktif, jenis kelamin perempuan, TFU setinggi pusat, kontraksi uterus keras, tali pusat memanjang didepan vulva, plasenta belum lahir. INTERPRETASI DATA Diagnosa kebidanan : Ny W umur 20 tahun, P1, A0 In partu kala III DIAGNOSA POTENSIAL Tidak ada PENANGANAN SEGERA Tidak dilakukan PERENCANAAN Jam 22.23 WIB lakukan penilaian Apgar score menit pertama, jam 22.24 WIB lakukan palpasi abdomen, suntikan oxytocin 10 UI secara IM, lakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat, jam 22.27 WIB lahirkan plasenta, masase, periksa laserasi perineum dan cek kelengkapan plasenta. PELAKSANAAN Jam 22.23 WIB melakukan penilaian Apgar Score menit pertama meliputi : warna kulit, denyut jantung, respon reflek, tonus otot, pernafasan. Jam 22.24 WIB melakukan palpasi abdomen janin tunggal, memberitahu ibu akan disuntik oxytocin 10 UI dipaha kanan ibu secara IM untuk mempercepat lahirnya ari-ari agar tidak terjadi perdarahan. Jam 22.25 WIB melakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat dengan klem pertama 2-3 cm dari pangkal tali pusat dorong isi tali pusat kearah bayi, jepit dengan klem kedua potong diantara kedua klem dan ikat dengan simpul mati. Jam 22. 27 WIB melakukan penegangan tali pusat terkendali. Memindahkan klem pada tali pusat 5-10 cm didepan vulva, meletakan tangan kiri diatas sympisis menahan bagian bawah uterus, tangan kanan melakukan penegangan saat uterus berkontraksi, tali pusat semakin memanjang dan tampak didepan vulva terima plasenta dengan kedua tangan dan putar sesuai arah jarum jam hingga selaput terpilin. masase agar uterus berkontraksi, dengan telapak tangan secara sirkuler ± 15 detik searah jarum jam. Memeriksa kelengkapan plasenta yaitu plasenta lahir lengkap, kotiledon lengkap, tidak ada selaput yang tertinggal, perineum lecet, tidak ada perdarahan. EVALUASI Jam 22.24 WIB telah dilakukan penilaian Apgar score menit pertama warna kulit kemerahan, gerakan aktif, menangis kuat. Jam 22.25 WIB palpasi abdomen bayi tunggal, telah disuntikan oxytocin 10 UI IM dipaha kanan ibu dan tali pusat telah dipotong dan diikat. Jam 22.35 WIB sudah dilakukan penegangan tali pusat terkendali, plasenta lahir lengkap, masase kontraksi Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Fisiologis Pada Ny W, Umur 20 tahun, G1 P0 A0, hamil 39 minggu +6 hari, dengan Pengurangan Nyeri Kala 1 Teknik Pelvic Rocking, di BPM Heni Suharni S.ST Langensari, Ungaran Kabupaten Semarang, 2017 7 uterus keras, TFU 2 jari bawah pusat, perineum lecet tidak dihecting, perdarahan ± 100 cc KALA IV Tanggal 3 Maret 2017, jam 22.40 WIB SUBYEKTIF : Ibu mengatakan senang dengan kelahiran anaknya dan merasakan perutnya mules seperti ditusuk-tusuk OBYEKTIF : Keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis, tensi 110/70 mmHg, nadi 80x/mt, suhu 36,50c, pernafasan 20 x/mt. Plasenta lahir spontan, lengkap, kontraksi uterus keras, TFU 2 jari bawah pusat, kandung kemih kosong INTERPRETASI DATA Diagnosa kebidanan : Ny W umur 20 tahun P1, A0 in partu kala IV DIAGNOSA POTENSIAL Tidak ada PENANGANAN SEGERA Tidak dilakukan PERENCANAAN Jam 22.40 WIB lakukan prosedur paskah persalinan dengan menilai ulang kontraksi uterus. Jam 22.42 WIB ajarkan ibu dan keluarga cara masase uterus. Jam 22.43 WIB buang sampah dan dekontaminasi alat dan bersihkan ibu. Jam 23.00 WIB pantau persalinan kala VI. Jam 23.22 WIB berikan gentamycin tetes mata 0,3% dan vitamin K 1 mg, lakukan antropometri. Jam 23.20 WIB anjurkan ibu makan dan minum.JAM 23.33 WIB lanjutkan dokumentasi. PELAKSANAAN Tanggal 3 Maret 2017, jam 22.40 WIB penilaian ulang kontraksi uterus ibu baik, keras, perdarahan tidak ada. Jam 22.42 WIB menjelaskan dan mengajari ibu dan keluarga untuk melakukan masase uterus agar tidak terjadi perdarahan, jika rahim ibu keras berarti baik dan tidak terjadi perdarahan. Jam 22.43 WIB membuang sampah sesuai jenisnya, rendam alat dalam larutan klorin 0,5% selama 10 mt, membersihkan ibu dengan air DTT dan bersihkan tempat tidur dengan larutan klorin 0,5%, memakaikan ibu pakaian dan pembalut dan pastikan ibu nyaman. Jam 23.00 WIB memantau persalinan kala VI dengan mengevaluasi tanda-tanda vital ibu yaitu TD 110/70 mmHg, N 80x/mt, S 360c, kontraksi uterus keras, kandung kemih kosong. Jam 23.22 WIB memberikan gentamicyn 0,3% tetes mata pada kedua mata bayi 2 tetes dan menyuntikan vitamin K 1 gr secara IM dengan dosis 0, 1 ml di pada kiri antero lateral bayi. Jam 23.25 WIB melakukan antropometri pada bayi yaitu : BB 2800 gr, PB 48 cm, LK 33 cm. Jam 23.30 WIB menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan pakaian bayi, topi, dan beri ibu makan dan minum, ibu minum susu 1 gelas. Jam 23.33 WIB melengkapi dokumentasi dan partograf EVALUASI Jam 22. 41 WIB kontraksi uterus baik, keras, TFU 2 jari bawah pusat, perdarahan batas normal, jam 22.43 WIB ibu dan keluarga sudah mengerti dan akan melakukan masase, jam 23.00 WIB sampah sudah dibuang, alat sudah didekontaminasi dalam larutan klorin 0,5%, ibu sudah bersih dan merasa nyaman, jam 23.22 WIB pemeriksaan TD 110/70 mmHg, N 80x/mt, S 360c, kontraksi uterus keras, kandung kemih kosong, jam 22.25 WIB tetes mata Gentamicyn 0,3% sudah diberikan dan vitamin K 1 mg sudah disuntikan, obat masuk tidak ada reaksi alergi, jam 22.25 WIB timbang bayi : BB 2800 gr, PB 48cm, LK 33 cm, jam 22.33 WIB bayi telah dipakaikan pakaian dan ibu sudah minum susu 1 gelas habis, jam 00.22WIB Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Fisiologis Pada Ny W, Umur 20 tahun, G1 P0 A0, hamil 39 minggu +6 hari, dengan Pengurangan Nyeri Kala 1 Teknik Pelvic Rocking, di BPM Heni Suharni S.ST Langensari, Ungaran Kabupaten Semarang, 2017 8 melanjutkan partograf. pemantauan kala IV da PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas tentang Studi Kasus Manajemen Asuhan Kebidanan ibu bersalin fisiologis pada Ny W di BPM Heni Suharni, S.ST, di Langensari, Ungaran Barat, mulai tanggal 3 Maret 2017, jam 16.00 WIB sampai dengan 4 maret 2017, jam 00.25 WIB serta melihat kesenjangan antara teori dan praktek PENGKAJIAN Data Subyektif yang diperoleh pada kasus ini yaitu : klien bernama Ny. W. umur 20 tahun, hamil pertama dan belum pernah keguguran, HPHTnya 29 Mei 2016, ibu merasakan mules sejak tanggal 3 Maret 2017 mengeluarkan lendir darah sejak pukul 13.00 WIB dirumah. Data Obyektif yang didapatkan yaitu : keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis, TD 120/70 mmHg, 36,8°C, nadi 80 ×/menit, pernafasan 22 ×/menit, tafsiran persalinan 7 Maret 2017, VT vagina elastis, V/U keluar lendir darah, tidak ada varises,pembukaan 3 cm, portio lunak, kulit ketuban utuh, presentase kepala, Hodge III, DJJ frekwensi 144 x/menit, his 3x/10 menit lamanya 35 detik. Pada jam 20.15 WIB dilakukan pemeriksaan dalam sesudah 4 jam observasi : VT pembukaan 9 cm, penipisan 90%, ketuban utuh, DJJ 147x/menit, kontraksi 4x/10 menit lamanya 45/detik. Menurut Prawiroharjo (2009) tanda –tanda persalinan yaitu : pembukaan serviks >3cm, his teratur minimal 2-3 x/10 menit selama 40 detik, adanya lendir darah, kemajuan persalinan sesuai partograf. Pada pengkajian kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek. Interpretasi Data Berdasarkan data yang diperoleh diagnosa kebidanan klien pada pada kala I adalah. Ny. W, umur 20 tahun, G1P0A0, umur kehamilan 39 minggu, 6 hari, janin tunggal, hidup intra uteri, letak memanjang, presentase kepala, punggung kanan, divergen, in partu kala I fase laten. Menurut Prawiroharjo, (2009), persalinan kala I dibagi menjadi 2 fase, fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 cm sampai 10 cm. Diagnose pada kala II yaitu : Ny.W, umur 20 tahun, G1, P0, A0, hamil 39 minggu 6 hari, janin tunggal hidup intra uteri, letak memanjang, presentase kepala, punggung kanan, dalam persalinan kala II, menurut Prawiroharjo (2009), diagnosa persalinan kala II ditegakan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak divulva dengan diameter 5-6 cm. Diagnosa pada kala III yaitu : Ny. W, umur 20 tahun, P1, A0 in partu kala III. Menurut Prawiroharjo (2009), diagnose kala III persalinan yaitu : persalinan spontan melalui vagina, bayi tunggal, cukup bulan. Diagnose kalaVI yaitu : Ny.W, umur 20 tahun, P1,A0 in partu kala VI. Menurut Prawiroharjo (2009) diagnosisnya menilai involusi uterus, uterus tetap berkontraksi, fundus uteri dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan. Jadi ada kesesuaian antara teori dan praktek untuk diagnose kebidanan dari kala I sampi kala IV. Identifikasi Diagnosa Potensial dan Antisipasi Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan ( Suryani, 2008). Pada kasus ini tidak ditemukan masalah potensial. Identifiikasi kebutuhan yang memerlukan Penanganan Segera Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Fisiologis Pada Ny W, Umur 20 tahun, G1 P0 A0, hamil 39 minggu +6 hari, dengan Pengurangan Nyeri Kala 1 Teknik Pelvic Rocking, di BPM Heni Suharni S.ST Langensari, Ungaran Kabupaten Semarang, 2017 9 Langkah ini mengidentifikasi sebuah situasi kegawatdaruratan yang mengharuskan bidan mengambil tindakan secara cepat untuk mempertahankan nyawa ibu dan bayinya (Suryani, 2008). Pada kasus ini tidak ditemukan komplikasi, karena persalinan berlangsung normal. Perencanaan Menurut Sulistyawati (2012), pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan langkah sebelumnya, semua perencanaan harus berdasarkan pertimbangan yang tepat. Perencanaan asuhan yang diberikan pada Ny W meliputi: asuhan kala I yang dilaksana yaitu : lakukan pengawasan 10. Berikan asupan cairan dan nutrisi,ajarkan ibu menarik nafas panjang, ajarkan ibu tekni pelvic rocking, Lakukan pemeriksaan dalam tiap 4 jam, anjurkan ibu beristirahat, tidur miring kiri. Tidak ada kesenjangan teori dan praktek. Pada rencana asuhan kala II beritahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap, anjurkan ibu memilih posisi meneran. menurut Rahmawati ( Jurnal keperawatan, 2014) posisi meneran yang dipilih ibu akan memberikan sedikit rasa sakit dan nilai Apgar lebih baik. Ajari cara meneran yang benar, pimpin ibu meneran saat kontraksi, instruksi bidan pasang infuse RL 500 ml, tolong kelahiran bayi. Ada kesenjangan pada pemasangan infuse karena tanpa kolaborasi dengan dr SpoG. Kala III rencana asuhan lakukan palpasi abdomen untuk memastikan janin tunggal, suntikan oxytocin 10 UI dipaha ibu, jepit dan potong tali pusat, lahirkan plasenta, masase. Kala IV rencana asuahan yang diberikan ajarkan ibu dan keluarga untuk pertahankan kontraksi, bersihkan alat dan rapikan ibu, anjurkan ibu untuk makan dan minum, berikan salep mata dan injeksi vit.K 1 mg, lakukan Antropometri, pengawasan kala IV, lakukan dokumentasi pengisian partograf. Untuk rencana asuhan kala III dan kala IV tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek. Pelaksanaan Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan kebidanan pada klien dan keluarga. Melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara efisien dan aman (Ambarwati dkk, 2009). Pelaksanaan asuhan kala I yaitu : melakukan pengawasan 10 yang meliputi : KU, Tensi, Nadi, Respirasi, Suhu, His, DJJ, PPV, Bandle ring, tanda gejala kala II, menganjurkan ibu untuk makan dan minum untuk menambah tenaga, memberikan dukungan pada ibu agar tegar dalam menghadapi persalinan. Menurut Sulistyawati dan Nugraheni (2010), asuhan persalinan kala I yaitu : memantau terus DJJ, kemajuan persalinan, pemberian hidrasi bagi klien dan dukungan keluarga, jadi tidak ada kesenjangan teori dan praktek. Mengajarkan ibu untuk menarik nafas melalui hidung dan mengeluarkan melalui mulut. Menurut Ristiasih dkk ( Jurnal Sains Psikologi, 2012) metode pernafasan efektif untuk menurunkan kecemasan dalam menghadapi persalinan. Mengajarkan ibu melakukan teknik pelvic rocking dengan menggoyangkan panggul saat ada kontraksi dan beristirahat diantara kontraksi (Aprilia, 2011), jam 20.15 WIB, VT pembukaan 9 cm, penipisan 90%, ketuban utuh, PPV lendir darah, DJJ 147 ×/menit, kontraksi 4 ×/10 menit,lamanya 45/detik dan mengawasi tanda gejala kala II. Dalam kasus Ny. W ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan. Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Fisiologis Pada Ny W, Umur 20 tahun, G1 P0 A0, hamil 39 minggu +6 hari, dengan Pengurangan Nyeri Kala 1 Teknik Pelvic Rocking, di BPM Heni Suharni S.ST Langensari, Ungaran Kabupaten Semarang, 2017 10 Kala II langkah ini penulis melakukan pemeriksaan dalam pada jam 21.15 WIB dan mendapatkan pembukaan serviks 10 cm, penipisan 100%, ketuban pecah jernih, bau khas, tidak ada moulage, DJJ 140 ×/menit, kontraksi 5 ×/10 menit, lamanya 45/detik, menyiapkan pertolongan persalinan yang meliputi : menganjurkan ibu untuk memilih posisi meneran dan didampingi suami, mengajarkan ibu cara meneran yang benar, menurut penelitian Rahmawati (Jurnal Keperawatan 2014), menyatakan bahwa posisi meneran yang dipilih ibu dapat memotivasi agar mampu mengalami kala II lebih cepat, dan dukungan emosional keluarga dapat memberikan rasa nyaman dan mempercepat waktu yang dibutuhkan dalam proses persalinan menurut Missiyati dkk ( Jurnal kebidanan, 2015). Memberitahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap, mencuci tangan, memakai celemek, meletakkan handuk diatas perut ibu dan kain sepertiga dibawah bokong ibu saat kepala 5 – 6 cm tampak divulva, memakai sarung tangan steril pada kedua tangan, memimpin ibu meneran, pada jam 22.18 WIB bidan menganjurkan untuk memasang infus RL 500 ml dengan tetesan 20 ×/menit, indikasi klien tidak kuat meneran dan tampak kelelahan, memimpini ibu dan tolong kelahiran bayi sesuai langkah APN, jam 22.22 wib bayi lahir spontan, mengis kuat, warna kulit kemerahan dan gerakan bayi aktif. Pada langkah ini terdapat kesenjangan antara teori dan praktek dilahan, mengenai penggunaan Alat Pelindung Diri. Menurut Depkes RI (2008), Asuhan Persalinan Normal, untuk mencegah infeksi bidan diharuskan menggunakan APD lengkap yaitu : celemek, topi, masker, kaca mata, sepatu bot dan sarung tangan. Sedangkan dilahan praktek petugas hanya menggunakan celemek dan sarung tangan untuk menolong persalinan. Berdasarkan kewenangan bidan sesuai Permenkes Nomor 1464 tahun 2010, bidan diberi wewenang untuk menangani persalinan normal. Pada kasus ini terdapat kesenjangan antara teori dan praktek dilahan. Kala III langkah ini penulis akan melakukan penilaian Apgar Score 1 menit pertama, melakukan manajemen aktif kala III meliputi : palpasi abdomen untuk menentukan janin tunggal atau tidak, memberitahu ibu akan disuntik oxitocin r, untuk mempercepat keluarnya ari-ari agar tidak terjadi perdarahan. Melakukan penyuntikan oxitocin 10 UI dipaha kanan anterolateral ibu secara IM, memindahkan klem 5 – 10 cm dari vulva, melakukan PTT saat uterus berkontraksi, melihat tanda pelepasan plasenta yaitu adanya tali pusat memanjang, adanya semburan darah, uterus membulat (JNPK-KR, 2008). Melahirkan plasenta, melakukan masase uterus, mengecek kelengkapan plasenta, mengecek laserasi, melakukan penilaian Apgar Score ke 5 dan menit ke 10. Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. Kala IV Pada langkah ini penulis melakukan pengecekan ulang pada kontraksi uterus dan perdarahan, mengajarkan ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi, dekontaminasi alat dalam klorin 0,5%, membuang sampah sesuai jenisnya, membersihkan tempat tidur dengan larutan klorin 0,5%, membersihkan ibu dengan air DTT, , menganjurkan ibu makan dan minum, melakukan pengawasan kala VI. Menurut Rohani (2009), secara umum asuhan kala IV persalinan adalah melakukan pemeriksaan TTV, TFU, Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Fisiologis Pada Ny W, Umur 20 tahun, G1 P0 A0, hamil 39 minggu +6 hari, dengan Pengurangan Nyeri Kala 1 Teknik Pelvic Rocking, di BPM Heni Suharni S.ST Langensari, Ungaran Kabupaten Semarang, 2017 11 kontaksi, perdarahan, kandung kemih setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam ke dua. Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. Evaluasi Berdasarkan hasil evaluasi kala I, ibu dan keluarga tahu dan mengerti tentang hasil pemeriksaan, ibu bersedia untuk melakukan teknik pelvic rocking dengan benar, melakukan teknik pernafasan dengan benar dan nyeri sedikit berkurang dibuktikan dengan ibu tidak meringis lagi. Ibu bersedia untuk makan dan minum. Hasil evaluasi kala II ibu dan keluarga sudah tahu hasil pemeriksaan, ibu sudah memilih posisi setengah duduk dan sudah tahu cara meneran yang benar., sehingga ibu dapat melalui proses persalinan dengan normal. Hasil evaluasi kala III ibu dan keluarga tahu dan mengerti tentang hasil pemeriksaan dan tindakan yang dilakukan seperti melaksanakan manajemen aktif kala III, menyuntikan oxytocin, melakukan penegangan tali pusat terkendali, melahirkan plasenta dan memeriksa laserasi jalan lahir. Hasil evaluasi kala IV ibu dan keluarga mengerti hasil pemeriksaan dan bersedia mengikuti anjuran yang telah disampaikan oleh bidan yaitu melakukan masase uterus pada perut ibu agar tidak terjadi perdarahan. PENUTUP Kesimpulan 1. Penerapan manajemen asuhan kebidanan pada persalinan normal dengan menggunakan 7 langkah Varney yang didapat dari data subyektif dan obyektif mulai dari kala I sampai kala IV, bahwa keadaan umum ibu baik, kesadarn komposmentis, Tanda-tanda vital 2. 3. 4. 5. dalam batas normal, kemajuan persalinan berjalan baik, pada partograf tidak melewati garis waspada. Berdasarkan hasil interpretasi data diagnose kebidanan pada kala I yaitu : Ny. W umur 20 tahun, G1P0A0 hamil 39 minggu 6 hari, janin tunggal, hidup intra uteri, letak memanjang, presentase kepala, punggung kanan, divergen inpartu kala I fase laten. Pada kala II ditemukan diagnose kebidanan : Ny. W umur 20 tahun, G1P0A0 hamil 39 minggu 6 hari, janin tunggal, hidup intra uteri, letak memanjang, presentase kepala, punggung kanan, divergen dalam persalinan kala II. Pada kala III ditemukan diagnose kebidanan : Ny.W, umur 20 tahun, P1, A0, in partu kala III. Pada kala IV diperoleh diagnose kebidanan : Ny.W, umur 20 tahun, P1, A0 in partu kala IV. tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek. Pada kasus Ny.W. tidak didapatkan diagnose potensial dan antisipasi. Pada kasus Ny. W, ini tidak dilakukan tindakan penanganan segera karena persalinan berlangsung dengan normal. Merencanaan asuhan kebidanan secara menyeluruh, yang disesuikan dengan ibu bersalin yaitu observasi yang meliputi : Keadaan Umum ibu, kesadaran,Tanda-tanda vital, kontraksi, detak jantung janin, pengeluaran pervaginam, bandle ring, beri asupan cairan dan nutrisi, ajarkan pada ibu untuk menarik nafas dalam dan teknik pelvic rocking, ajarkan ibu posisi dan cara meneran, pakai celemek, cuci tangan, instruksi bidan pasang infus RL 500 ml/ 20 tpm. Terdapat kesenjangan antara Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Fisiologis Pada Ny W, Umur 20 tahun, G1 P0 A0, hamil 39 minggu +6 hari, dengan Pengurangan Nyeri Kala 1 Teknik Pelvic Rocking, di BPM Heni Suharni S.ST Langensari, Ungaran Kabupaten Semarang, 2017 12 teori dan praktek pada pemasangan infus dan APD. 6. Pada langkah ini tindakan yang diberikan sesuai dengan rencana yang sudah ditentukan yaitu: mengobservasi keadaan umun ibu, kesadaran, pengawasan 10 dalam batas normal. asupan cairan dan nutrisi pada ibu tercukupi, ibu dapat menarik nafas panjang melalui hidung dan menghembuskan lewat mulut dan melakukan teknik pelvic rocking dengan benar, ibu sudah tahu memilih posisi dan cara meneran dengan kedua lutut di tekuk, melingkar tangan kebawah paha sampai siku, kemudian tarik paha kearah dada. memasang infus RL 500 ml/20 tpm, karena ibu lelah dan tidak kuat meneran, pimpin ibu meneran saat kontraksi. Terdapat kesenjangan antara teori dan praktek pada pemakaian alat pelindung diri dan pemberian infus. 7. Evaluasi dilakukan secara sistimatis untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, dan hasilnya ibu sudah tahu menarik nafas panjang melalui mulut dan mengeluarkan lewat hidung, dapat melakukan teknik pelvic rocking dan melakukannya dengan baik, nyeri sedikit terkurangi terbukti ibu tidak meringis. ibu memilih posisi setengah duduk dan tahu cara meneran yang baik, persalinan berlangsung spontan, bayi lahir tanggal 3 Maret 2017 jam 22.22 WIB, jenis kelamin perempuan, BB 2800 gram, PB 48 cm, LK 33 cm, anus berlubang, cacat (-), Apgar Score 9, 10, 10, IMD, sudah diberikan tetes mata gentamicyn 0,3 % pada kedua mata bayi dan injeksi vitamin k 1mg dipaha kiri bayi dengan dosis 0,1 ml, tidak ada reaksi. Ibu sehat dan bayi sehat tidak ada komplikasi. Saran 1. Bagi penulis Diharapkan mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam mempelajari dan menangani persalinan normal sesuai standar pelayanan kebidanan, yang telah ditetapkan berdasarkan kewenangan bidan. 2. Bagi institusi pendidikan Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa dengan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung kompetensi mahasiswa sehingga menghasilkan bidan yang berkualitas 3. Bagi lahan praktek Asuhan yang sudah diberikan pada klien sudah cukup baik dan hendaknya lebih meningkatkan mutu pelayanan agar dapat memberikan asuhan yang lebih baik sesuai standar asuhan kebidanan dan melaksanakan setiap tindakan sesuai kewenangannya. 4. Bagi klien Agar klien lebih memiliki kesadaran untuk memeriksakan diri secara rutin mulai hamil sampai melahirkan dan menerapkan setiap anjuran yang disampaikan bidan. DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, dkk.2009.Asuhan kebidanan Nifas.Yogyakarta : Mitra Cendika press Aprillia dkk. 2011. Gentle Birth : Melahirkan Nyaman Tanpa Rasa Sakit. Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia. Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Fisiologis Pada Ny W, Umur 20 tahun, G1 P0 A0, hamil 39 minggu +6 hari, dengan Pengurangan Nyeri Kala 1 Teknik Pelvic Rocking, di BPM Heni Suharni S.ST Langensari, Ungaran Kabupaten Semarang, 2017 13 Depkes RI. 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini. JNPK-KR, Jakarta. Hanjani, Sih Rini. 2013. Pelvic Rocking, Nyeri Pinggang dan Lama Persalinan Kala I di Surakarta : Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan. Vol 2. No. 2. 2013. Nugraheni, 2012. Asuhan kebidanan patologi. Yogyakarta : Pustaka Rihama. Marmi, 2012. Intra Natal Care. Asuhan Kebidanan pada persalinan. Yogjakarta : Pustaka pelajar Missiyati, dkk. 2015. Hubungan dukungan emosional keluarga dengan lama persalinan kala I. Jurnal Kebidanan 07. Vol VII. No 1. 2015 Prawiroharjo, Sarwono. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBPSP. Pastuti, 2010. Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin (Ed). Monica Ester. Jakarta : EGC. Profil Kesehatan RI. 2015. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2015. Jakarta: Kemenkes RI. Rahmawati, Ira. 2014 Posisi meneran, lama persalinan kala II di RSIA Kumalasiwi Pecangaan Jepara . Jurnal keperawatan (ISSN 23386800) . Volume 1 no 2. 2014. Ristiasih Umi, dkk.2012. Metode relaksasi untuk menurunkan kecemasan dalam menghadapi persalinan. Jurnal Sains Psikologi (ISSN 20852223). Fakul.Pend. Psiko. Univ. Neg. Malang. Rohani, 2011. Asuhan Kebidanan pada masa persalinan. Jakarta : salemba Medika. Sulistyawati, Ari. 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika. Varney, Helen. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: EGC Profil Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. 2014. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah Tahun 2014. Semarang: Dinkes. Prof. Jateng. Profil Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. 2015. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah Tahun 2015. Semarang : Dinkes Prof. Jateng. Profil Kesehatan Kabupaten Semarang. 2014. Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang Tahun 2014. Semarang : Dinkes Kab. Semarang. Profil Kesehatan Kabupaten Semarang. 2015. Dinas Kesehatan Kabupate Semarang Tahun 2015. Semarang : Dinkes Kab. Semarang. Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Fisiologis Pada Ny W, Umur 20 tahun, G1 P0 A0, hamil 39 minggu +6 hari, dengan Pengurangan Nyeri Kala 1 Teknik Pelvic Rocking, di BPM Heni Suharni S.ST Langensari, Ungaran Kabupaten Semarang, 2017 14