P en garuh D ividen Tunai dan Ukuran P erusahaan. 261 Jumal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Desember 2006, Vol.3, No. 2, pp 261-279 PENGARUH DIVIDEN TUNAI DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA INDUSTRI MANUFAKTUR TERHADAP PERILAKU INVESTOR Ni M ade Ria Nurul Husnah N i M ade Ria dan N urul Husnah adalah m ahasiswa Program S2 Pasca Sarjana Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonom i Universitas Indonesia nurul_achm ad@ yahoo.com The aim o f this research is to identify the relationship between the decision about how often the investor doing the transaction (transaction frequency) on a com pany share with the am ount o f cash dividend, using proxy dividend p e r share and dividend yield, and the size o f company with the differences in m anufacturing industry sector as a control variabel. This research using logit model. The result fo r dividend cash variabel is not supporting the hypothesis. The result is the lower the dividend p e r share, the more frequently investor to do the transaction. F or the size o f the company, the result is supporting the hypothesis, that is the probability o f investor to do the transaction is higher in a com pany with higher capitalization value. The difference sector between m anufacturing industry also influence the in­ vestor frequency in doing the transaction. The investor in consum ables goods and chem istry o f manufacturing industry have more opportunity to do the transaction more frequently. Keywords: transaction frequency, cash dividend, dividend yield, com pany size 262 Ju rn al A kuntansi dan K euan gan Indonesia, D e se m b e r 2006, Vol. J, N o.2 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang D ipandang dari sisi perusahaan, dividen m erupakan “c o s t” atas sum ber dana yang diperoleh dari investor untuk m embiayai kegiatan usahanya. Pembagian divi­ den periode berjalan merupakan keputusan residual (sisa) atas laba yang diperoleh pada periode sebelum nya melalui keputusan RUPS dengan berbagai pertimbangan antara lain rencana investasi perusahaan, besar kecilnya laba tahun lalu yang diper­ oleh, ketersediaan dana, batasan-batasan kontrak dengan pihak ketiga lainnya, m is­ alnya bank, dan sebagainya. Selain sebagai pem bagian laba bagi investor, dividen juga dapat menjadi salah satu dasar dalam m engukur firm value dengan m enggu­ nakan prediksi ekspektasi dividen masa datang. Dividen tunai sejak lama dianggap menjadi ukuran penting dalam sharehold­ er value dan sum ber ekspektasi real return, selain capital gain. Perusahaan yang m am pu m em bagikan dividen tunai dianggap mampu m enghasilkan free cash Jlow bagi investor. W alaupun banyak investor yang mengambil keputusan berinvestasi pada suatu saham dengan tujuan hanya memperoleh capital g a in , namun kondisi bursa yang tidak stabil serta ketidakhati-hatian dalam m em baca situasi pasar dapat m enyebabkan kem ungkinan investor m endapat capital gain menjadi lebih sedikit atau bahkan mengalam i capital loss. Kem ungkinan terjadinya capital loss ini m em ­ buat para investor banyak bergantung pada pembagian dividen tunai. Berbagai'penelitian sebelum nya m enunjukkan pengaruh positif atas pem bagi­ an dividen. Penelitian Fuller dan Goldstein (2003) m enunjukkan bahwa pem bagian dividen m empengaruhi return saham, dim ana saham perusahaan yang m embagikan dividen m enghasilkan return yang lebih tinggi. Penelitian lainnya ju g a menunjukkan bahw a secara rata-rata terjadi kenaikkan volum e perdagangan pada sekitar tanggal pengum um an dividen (Schleicher dkk. 2003). Penelitian ini akan m encoba melihat apakah keputusan suatu perusahaan m em bagikan dividen tunai berhubungan dengan keputusan investor dalam melakukan investasi yang dilihat dari besaran frekuensi perdagangan dengan mempertimbangkan variabel lainnya. 1.2. Identifikasi Masalah Dalam pengam bilan keputusan berinvestasi dalam saham, analisis terhadap harga saham merupakan hal yang penting. Dividen m erupakan salah satu faktor yang sering diperhitungkan dalam penelitian penentuan harga saham yang kem u­ dian akan dipertim bangkan dalam pengam bilan keputusan berinvestasi. Faktor per­ bedaan sektor dalam industri vang sama, dalam hal ini industri manufaktur dan uku- P engaruh D ivid en Tunai dan Ukuran P eru sah aan . 263 ran perusahaan ju g a dapat mempengaruhi keputusan investor untuk m enambah atau mengurangi investasi di suatu perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, p a p er ini berusaha menjawab pertanyaan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh antara nilai dividen tunai dengan frekuensi investor melakukan transaksi saham? 2. Apakah terdapat pengaruh positif dividend yield dengan frekuensi investor melakukan transaksi saham? 3. Apakah terdapat pengaruh semakin besar ukuran perusahaan dengan frekuensi investor m elakukan melakukan transaksi saham? 4. Apakah terdapat pengaruh atas perbedaan sektor dalam industri yang sam a den­ gan frekuensi investor melakukan transaksi saham? Gambar 1 Hubungan Antar Variabel Penelitian 1.3. M anfaat Penelitian Secara umum penelitian ini bisa menjadi tam bahan insight bagi para investor untuk melihat hubungan antara keputusan seberapa sering investor m elakukan tran­ saksi pada suatu saham perusahaan dengan besarnya dividen tunai yang dibagikan, ukuran perusahaan dan jenis industri. Bila hal ini dihubungkan dengan keberadaan dividen sebagai salah satu bentuk return dalam berinvestasi dan tingkat efisiensi pasar modal dalam menterjem ahkan informasi, tentunya bisa m em pengaruhi harga sahan, sehingga dapat disim pulkan bahwa informasi tentang pem bayaran dividen 264 J u rn a l A ku n tan si dan K euangan Indonesia, D e se m b e r 2006, Vol.3, N o.2 dapat mempengaruhi kekayaan (wealth) para investor. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dalam pengam bilan keputusan pem bayaran dividen secara efektif dalam konteks kemampuan perusahaan untuk mencetak laba dan dividen sebagai alat penyam paian informasi tentang pendapatan perusahaan. 1.4. Batasan Penelitian Pembahasan penelitian ini mencakup penyeleksian dan pengolahan sampel perusahaan m anufaktur yang terdapat di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2000 hingga 2005 dengan kriteria perusahaan tersebut selalu m em bagikan dividen tunai selam a enam tahun. Pengujian ini m erupakan replikasi dari salah satu penelitian yang dilakukan oleh Fuller dan Goldstein (2003) mengenai preferensi investor pada pasar modal NYSE, AM EX dan N asdaq antara perusahaan y a rg membagikan dividen dan tidak m em bagikan dividen pada tahun 1970 - 2000. 1.5. Sistem atika Penulisan Tulisan ini selanjutnya dibagi ke dalam em pat bagian. Bagian kedua m erupa­ kan landasan teori dan hipotesis yang akan menjadi acuan dalam melakukan pe­ nulisan ini yaitu teori mengenai dividen tunai, dividend yield dan ukuran perusa­ haan. Bagian ketiga m erupakan m etoda penelitian yang terdiri dari data, sampel, pengukuran variabel, dan model penelitian. Pembahasan pada bagian keempat meli­ puti hasil dari pengujian hipotesis serta analisa terhadap hasil yang telah didapatkan. Pada bagian kelim a akan disam paikan tentang kesim pulan atas hasil penelitian. Ke­ m udian akan disam paikan pula tentang keterbatasan dalam melakukan penelitian ini dan saran-saran sehubungan dengan kesim pulan hasil penelitian tersebut. II. LANDASAN TEORI I I .1. Arti dan M ekanism e Pem bayaran Dividen Istilah dividen menurut Kamus B esar Bahasa Indonesia adalah sebagai (1) bagian laba atau pendapatan perusahaan yang besarnya ditetapkan oleh direksi serta disahkan oleh rapat pem egang saham untuk dibagikan kepada para pem egang sa­ ham , (2) sejum lah uang yang berasal dari hasil keuntungan yang dibayarkan kepada pem egang saham sebuah perseroan. Dividen biasanya dikaitkan dengan distribusi pendapatan perusahaan dalam bentuk kas dan seringkali segala pembayaran lang­ P en garuh D ivid en Tunai dan Ukuran P eru sah aan . 265 sung dari perusahaan kepada pem egang saham dapat disebut bagian dari kebijakan dividen. Dalam Ross (2005), ada beberapa alternatif yang dapat dipilih oleh perusahaan untuk melakukan distribusi pendapatan atau keuntungan kepada para pem egang sa­ ham, yaitu : (1) Cash D ividend (Dividen Kas), m em bayar dividen kas yang akan menyebabkan penurunan jum lah kas dan laba ditahan perusahaan yang terdapat pada neraca. (2) Stock D ividend (Dividen Saham), berdam pak pada m eningkatnya jum lah saham yang beredar sehingga mengurangi nilai per saham. (3) Stock R e­ purchase, pembelian kembali saham yang beredar di pasar modal oleh perusahaan/ em iten yang bersangkutan yang akan mengurangi jum lah saham yang beredar. Tipe dividen yang akan dibahas lebih lanjut adalah dividen kas, dim ana m e­ kanism e pem bayaran dividen kas dimulai dari keputusan untuk m em bayar dividen yang terletak pada keputusan RUPS. Dalam mekanism e pem bagian dividen terdapat tanggal-tanggal penting yang harus diperhatikan, yaitu : (1) Tanggal pengum um an (declaration date) yaitu tanggal dim ana dewan direksi m engum um kan hasil pengum um an RUPS tentang adanya pem bayaran dividen kepada pem egang saham. Pada tanggal ini, perusahaan akan mencatat total divi­ den yang dibagikan sebagai utang dalam neraca dalam perusahaan. (2) Tanggal ex-dividen (ex-dividenddate) yaitu tanggal dim ana investor sudah tidak ada hak lagi atas pem bagian dividen. Artinya investor yang baru mem peroleh saham perusahaan yang m em bagikan dividen pada tanggal ini atau setelah tang­ gal ini tidak akan m em peroleh dividen yang dibagikan tersebut. Ex-dividend date biasanya terjadi dua hari sebelum tanggal pencatatan pemilik saham yang berhak m em peroleh dividen. (3) Tanggal pencatatan (date o f record) yaitu tanggal pencatatan pem egang saham yang berhak m enerim a dividen dan investor yang tercatat pada tanggal ini akan m em peroeh dividen walaupun kemudian tidak m em egang saham yang dibagikan dividen tersebut. (4) Tanggal pem bayaran m erupakan mekanism e akhir dalam proses pem bayaran dividen dim ana perusahaan akan membayarkan dividen kepada para pem egang saham sesuai dengan persyaratan melalui cek atau pem bayaran lain. II.2. Investor dan Dividen Pada dasarnya terdapat investor yang menyukai dividen dan investor yang menyukai capital gain. Adanya investor yang berbeda-beda preferensinya m em buat perusahaan harus dapat m enentukan kebijakan dividen untuk menarik investornya atau clientele-nya, hal ini disebut clientele effect. Clientele effect terjadi jika pem egang saham perusahaan tertarik pada perusa- 266 Ju rn a l A kuntansi dan K euangan Indonesia. D ese m b e r 2006. Vol.3, N o.2 haan karena perusahaan mem iliki kebijakan dividen tertentu. Ini berarti investor yang m enginginkan current investment income dapat membeli saham-saham pe­ rusahaan yang memiliki dividend payout yang tinggi, sedangkan investor yang tidak m embutuhkan current cash income dapat berinvestasi pada perusahaan yang m em i­ liki payout yang rendah. Beberapa investor jelas lebih menyukai dividen, sehingga mereka disebut sebagai bird-in-hand advocate. Investor menyukai perusahaan yang mem bayar dividen yang besar, m aka jika perusahaan m enaikkan dividennya, mereka akan membeli saham perusahaan tersebut lebih banyak, sehingga menaikkan harga saham dan mengurangi cost o f equity. Penelitian mengenai dividen yang digunakan untuk menilai saham sehingga mempengaruhi investor dalam m elakukan investasi pada perusahaan dilakukan oleh Petit tahun 1972 (Suartam a 2005). Petit m enggunakan data harian dan bulanan un­ tuk menguji abnorm al return disekitar tanggal pengum uman dividen. Dari peneli­ tiannya dapat disim pulkan bahw a pengum uman dividen merupakan informasi yang penting bagi investor. Fuller dan G oldstein (2003) dalam penelitian juga menyatakan bahwa terda­ pat kelompok investor yang menyukai dividen dan kelompok investor yang tidak menyukai dividen, m aka m asuk akal bagi perusahaan untuk mengikuti apa yang diinginkan oleh investor. Dengan kata lain, ada perusahaan yang harus m em bayar lebih banyak dividen dan ada yang m em bayar lebih sedikit. Walau begitu intinya adalah investor lebih m enyukai perusahaan yang memiliki kebijakan dividen yang relatif stabil. Namun perlu diingat bahwa preferensi investor dapat berubah dari w aktu ke waktu, dem ikian ju g a posisi fundamental perusahaan. Sehingga walaupun investor m engharapkan dividen yang stabil, jika terjadi perubahan kondisi, maka kondisi ini bisa m enyebabkan perusahaan m erubah kebijakan dividennya. N am un berdasarkan teori perfect capital m arket, Moddligiani dan M iller (1985), kebijakan apapun yang akan dipilih perusahaan, tidak akan mempengaruhi kekayaan investor dalam pasar modal efisien. Sedangkan dalam pasar yang tidak sem purna dan dengan adanya pengaruh pajak serta biaya transaksi, pem ilihan ke­ bijakan dividen ini mem punyai pengaruh yang signifikan terhadap kekayaan inves­ tor. Kenyataannya kondisi kedua ini yang terjadi dan hal inilah yang m enyebabkan investor menentukan pilihan dalam berinvestasi. II.3. Pengukuran Dividen Dalam melihat besaran dividen yang dibagikan, investor dapat menggunakan berbagai ukuran dari rasio keuangan antara lain dividend coverage ratio dan divi­ d en d yield. D ividend coverage ratio m engukur kemampuan perusahaan untuk m em bayar dividen yaitu dengan membandingkan antara pendapatan perusahaan dan P engaruh D iv id e n Tunai dan U kuran P erusahaan. 267 pem bayaran bersih dividen kepada pem egang saham. Rasio ini digunakan untuk m engukur apakah perusahaan memiliki pendapatan yang cukup untuk m em bayar dividen. Rasio dihitung dengan membagi earnings p er share dengan dividend p er share. Nilai rasio yang kecil atau berkurang, akan berpengaruh terhadap ekspektasi investor atas dividen yang akan diterima. Ukuran dividen lain yang sering digunakan adalah dividen yield yang proporsi jum lah pendapatan yang diterim a investor terhadap harga saham. Rasio dihitung dari jum lah dividen per saham yang diberikan kepada pem egang saham dalam se­ tahun dibagi dengan harga pasar per lem bar saham. Rasio ini dapat menjadi sinyal atas fundamental perusahaan kepada investor. Namun investor perlu berhati-hati dalam m elihat dividend yield sebagai sinyal kesehatan perusahaan. D ividen y ie ld dapat m em berikan sinyal yang memiliki dua makna yang ber­ tolak belakang. Perusahaan yang memiliki dividend yield rendah dibandingkan dengan perusahaan lain dengan dividend yield yang tidak rendah pada sektor yang sama, bisa berarti dua hal : 1. Harga saham perusahaan tinggi karena pasar menganggap perusahaan memiliki prospek yang im presif dan tidak terlalu khaw atir tentang pem bayaran dividen perusahaan. 2. Perusahaan dalam m asalah dan tidak m am pu m em bayar dividen yang wajar. Sem entara dividend yie ld yang tinggi dapat m engindikasikan perusahaan yang ’’sakit” yang mem iliki harga saham tertekan (depressed share price) sehingga harga saham terlalu kecil dan dividen y ield besar. II.4. U kuran Perusahaan Ukuran perusahaan m erupakan suatu besaran dim ana perusahaan dapat dik­ lasifikasikan besar kecil dengan m enggunakan berbagai cara, antara lain: total ak­ tiva, log size, nilai pasar saham, nilai kapitalisasi pasar saham dan lain-lain (Bodie dkk. 2005). Nilai kapitalisasi pasar m erupakan suatu nilai yang mewakili nilai agre­ gat dari perusahaan atau saham. Nilai ini diperoleh dengan m engalikan jum lah lem­ bar saham yang beredar dengan nilai saham per lembar. Nilai kapitalisasi pasar ini cukup penting dikarenakan seringnya terjadi salah pengertian bahwa dengan ting­ ginya harga saham perusahaan maka perusahaannya juga dianggap semakin besar, padahal belum tentu dem ikian. Nilai kapitalisasi pasar dalam Bodie dkk. (2005) terbagi menjadi enam, yaitu: mega cap, Big/largecap, m id cap, sm all cap, micro cap dan nano cap. The sm a ll firm effect banyak diperdebatkan sebagai suatu fenomena yang m em bingungkan, dan yang paling sering m enam pilkan artikel tentang efek kapitalisasi pasar adalah Banz (Bodie, Kane, dan M arkus 2005). Efek kapitalisasi pasar secara garis besar dapat J u rn a l A kuntansi clan K eu an gan In don esia, D e se m b e r 2006, Vol.3, N o.2 268 menjelaskan tingkat pengem balian saham investor yang tentu saja dapat dikaitkan dengan perilaku investor yang m endapatkan pengembalian saham tinggi dan ser­ ing m elakukan transaksi. Karakteristik perusahaan tidak hanya dilihat dari besar atau kecilnya ukuran perusahaan, namun dapat juga dilihat jenis usaha dalam suatu industri, karena m asing-m asing memiliki karakteristik berbeda dalam m em ikat in­ vestor. III. M ETO DO LOGI PENELITIAN III.1. Perum usan Hipotesis Dalam m elakukan investasi di pasar modal, investor akan berusaha mencari saham -saham perusahaan yang diprediksi dapat m enghasilkan return lebih besar. III. 1.1. H ipotesis 1 - Pengaruh Dividen terhadap Investor Keputusan dividen adalah keputusan yang penting karena m enentukan b e­ sarnya dana yang didistribusikan ke investor dan besarnya dana yang ditahan oleh perusahaan untuk diinvestasikan kembali. Selain itu, dividen dapat menjadi suatu isyarat bagi investor tentang kinerja perusahaan saat ini dan yang akan datang. Oleh karena pertim bangan-pertim bangan tersebut, masalah dividen menjadi satu hal yang m asih diperdebatkan yaitu apakah dividen m engandung suatu kekuatan yang dapat m em pengaruhi keputusan seringnya investor melakukan transaksi saham. III. 1.1.1. H ipotesis l.a - Pengaruh D ividen Tunai (DPS) terhadap Investor H Q1A: Sem akin tinggi dividen tunai yang dibagikan, maka frekuensi kem ung­ kinan investor m elakukan transaksi saham lebih besar H a! A: Sem akin rendah dividen tunai yang dibagikan, maka frekuensi kem ung­ kinan investor m elakukan transaksi saham lebih kecil III. 1.1.2. Hipotesis I.b Pengaruh Besaran D ividend Yield terhadap Investor Penelitian Chunchi Wu dan X u-M ing Wang (2000) menguji mengenai hubungan yang positif antara dividend yield dengan return saham, meneliti dari tahun 18711995. Visscher dan Filbeck (2003) m enerapkan strategi dividend yield yang tinggi di K anada pada Toronto 35 Index selam a 10 tahun dari tahun 1988-1997 dan m en­ em ukan bahw a perusahaan dengan dividend yield yang tinggi membuat investor P engaru h D ivid en Tunai dan Ukuran P eru sah aan . 269 sering m elakukan transaksi dikarenakan diperolehnya tam bahan return. Penelitian Dimson dkk. (2003) ju g a m enem ukan bahwa portofolio perusahaan dengan divi­ dend yield tinggi memberi return lebih besar kepada investor dibandingkan dengan portofolio perusahaan yang dividend yield- nya rendah. Survey yang dilakukan oleh Blame, Crockett dan Friend (1974) dan Lawellen, Stanley, Lease, dan Schalarbaum (1978)(dalam Suartam a 2005) m enunjukkan bahw a perusahaan dengan dividend y ield tertinggi cenderung dim iliki oleh investor yang tergolong dalam low tax brack­ et karena term otivasi oleh current income atau m enghindari ketidakpastian. H ipotesis IB bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan dividend yield yang dibagi atas dividend yield tinggi dan rendah dapat m em perkuat fenom ena divi­ den berpengaruh terhadap seringnya investor m elakukan transaksi. HfllB : Sem akin tinggi dividend yield, maka frekuensi kem ungkinan investor m elakukan transaksi saham lebih besar H^IB: Sem akin rendah dividend yield, maka frekuensi kem ungkinan investor m elakukan transaksi saham lebih kecil III. 1.2. H ipotesis 2 - Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Investor Tiap tahun saham -saham diklasifikasikan berdasarkan atas nilai kapitalisasi pasarnya per 31 April. Dimulai dari saham dengan nilai kapitalisasi pasar terendah sampai dengan nilai kapitalisasi pasar tertinggi, sehingga m enghasilkan kelompok perusahaan dengan ukuran kecil di-proxy-kan dengan sm all capitalization pada 50% saham dengan rangking terendah dan perusahaan dengan ukuran besar diproksikan dengan large capitalization pada 50% saham dengan rangking tertinggi. Pemilihan breakpoint 50% dengan tujuan m enghindari bias. H02: Sem akin besar ukuran perusahaan, maka frekuensi kem ungkinan inves­ tor m elakukan transaksi saham lebih besar H h2: Semakin kecil ukuran perusahaan, maka frekuensi kem ungkinan inves­ tor m elakukan transaksi saham lebih kecil III.2. Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan industri m anufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada kurun waktu 2000 sampai dengan 2005. A lasan dimulai dari tahun 2000 karena batas periode krisis ekonomi Indonesia tahun 1997-1998, dan kinerja tahun 1999 akan tercermin di tahun 2000. Sampel dalam paper ini berasal dari data keuangan perusahaan khususnya perusahaan m anufak­ 270 Ju rn al A kuntansi dan K euangan In don esia, D e se m b e r 2006, Vol.3, N o.2 tur yang melakukan pembayaran dividen secara berurutan sejak 2000, 2001, 2002, 2003, 2004, dan 2005. Data frekuensi investor dan market capitalization dikum pulkan dari buku Jakarta Stock Exchange (JSX). Data jum lah dividen kas (dividend p er share) dan dividen yield dikum pulkan dari buku Indonesian Capital M arket Directory (ICM D), dari tahun 2000 sampai tahun 2005. Ruang lingkup paper dibatasi pada perusahaanperusahaan publik pada industri manufaktur yang m em bagikan dividen tunai selam a periode 2000-2005 sehingga diperoleh sampel 12 perusahaan. Selanjutnya akan di­ jabarkan dengan lebih jelas mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam m en­ guji hipotesis ini. III.3 Variabel Penelitian III.3.1 Variabel Terikat (D ependent Variable) Variabel seberapa seringnya investor melakukan transaksi (frekuensi transak­ si) m enggunakan penduga (proxy) frekuensi perdagangan saham perusahaan selama satu tahun berjalan (FREKUENSI) dengan variabel dum m y, yaitu jika frekuensi perdagangan saham perusahaan sampel lebih besar dari rata-rata frekuensi perda­ gangan saham di sektor yang sama dalam industri m anufaktur maka diberi kode 1 dan dinyatakan investor sering melakukan transaksi. Jika frekuensi saham perusahaan sampel frekuensi perdagangan saham pe­ rusahaan sampel lebih kecil dari atau sama dengan rata-rata frekuensi perdagan­ gan saham di sektor yang sama dalam industri m anufaktur m aka diberi kode 0 dan dinyatakan investor tidak sering melakukan transaksi. 111..3.2. Variabel Bebas (Independent Variable,) 111.. 3.2 1. Dividen Tunai ya n g Dibagikan (D ividend p er Share) Penelitian mengenai pengaruh dividen tunai terhadap reaksi investor telah sebelum nya dilakukan oleh Katleen Fuller dan M ichael G oldstein (2003) tentang hubungan kebijakan dividen dengan pergerakan pasar Dalam penelitian tersebut, besarnya dividen tunai yang dibagikan perusahaan m em baw a pengaruh terhadap reaksi investor dalam m elakukan transaksi, dilihat dari frekuensinya. Variabel dividen tunai dengan m enggunakan data dividend p e r sh a re dengan asumsi bahwa perusahaan yang m em bagikan dividen hanya berupa kas dividen dan tidak dengan bentuk lain. Dalam penelitian ini m enggunakan natu­ ral logaritm a (InDPS) untuk menghindari perbedaan range yang cukup besar antar sam pel perusahaan. Ingin dilihat apakah dividen tunai yang dibagikan perusahaan P en garuh D ivid en Tunai dan U kuran P erusahaan. 271 berpengaruh terhadap frekuensi investor dalam m elakukan transaksi. III.3.2.2. D ividend Yield D ividend yield diperoleh dengan cara membagi antara annual dividend in­ come p e r share terhadap current share price sebagai ukuran jum lah income yang diterim a investor dalam proporsi terhadap saham. Variabel dividend yield terkait dengan dividen p e r share, nam un bedanya adalah dengan m enggunakan dividend yield ini dapat m engetahui proporsi dividen yang dibagikan dibandingkan dengan harga saham pada saat tersebut. Karena ingin m elihat apakah dengan semakin tinggi dividend yield perusahaan, maka semakin sering kem ungkinan investor melakukan transaksi saham pada perusahaan tersebut. III. 3.2 3. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan m erupakan suatu skala dim ana dapat diklasifikasikan be­ sar kecil perusahaan m enurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, nilai kapitalisasi pasar saham dan lain-lain. Bodie dkk. (2005) m ene­ mukan bukti bahw a perusahaan-perusahaan yang lebih besar mempunyai dorongan untuk membuat investor m enjadi tertarik dalam m elakukan iransaksi saham. Paper ini m enggunakan nilai kapitalisasi pasar sebagai penduga variabel uku­ ran perusahaan, yaitu jum lah saham beredar akhir tahun dikali dengan harga saham akhir tehun, dengan terlebih dahulu membagi sampel m enjadi dua kelom pok yaitu perusahaan dengan nilai kapitalisasi 50% terbesar dan perusahaan dengan nilai ka­ pitalisasi pasar 50% terkecil (Veronica 2005). Perusahaan dengan nilai kapitalisasi 50% terbesar bernilai 1 dan perusahaan dengan nilai kapitalisasi 50% terbesar ber­ nilai 0. III. 3.3. Variabel P engendali (C ontrol Variable) III.3 .3 1. Kategori Sektor Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dapat diketegorikan ke dalam 3 (tiga) kelompok besar yaitu: (1) perusahaan m anufaktur, (2) perusahaan non m anufaktur selain usaha bank dan lembaga keuangan lainnya dan (3) kelom ­ pok usaha bank dan lembaga keuangan. Dari m asing-m asing kelom pok besar terse­ but dapat terbagi menjadi beberapa sektor. Perusahaan m enufaktur terbagi menjadi beberapa sektor industri yaitu sektor industri m anufaktur barang konsumsi, sektor industri bahan dasar dan kim ia dan sektor kategori aneka industri. Untuk kelom pok perusahaan non m anufaktur selain usaha bank dan lem baga keuangan lainnya ter­ Ju rn al A kuntansi dan K euangan In don esia, D e se m b e r 2006, Vol.3, N o.2 27 2 bagi menjadi sektor pertanian, sektor perkebunan, dan lainnya. Prilly (2004) m eng­ gunakan enam variabel dummy, yaitu kelompok perusahaan manufaktur, m enyim ­ pulkan bahw a variabel tersebut ada yang berpengaruh terhadap kelompok lainnya. Paper ini menggunakan kelompok perusahaan m anufaktur yang kemudian mem baginya ke dalam tiga sektor yaitu: (1) sektor industri m anufaktur barang kon­ sumsi (kategori= 1, variabel dummy 1), (2) sektor industri bahan dasar dan kim ia (kategori =1, variabel dummy 2) dan (3) sektor kategori aneka industri yang m erupa­ kan pem bandingnya (kategori=0). Dependen Variable Encoding original value internal value tidak sering 0 sering 1 Categorical Variables C oding Frequency D In d u s try M CapCat Param eter Coding brg. konsumsi 36 (1) 1.000 (2) .000 dasar & kimia 18 .000 1.000 aneka industri 18 .000 .000 kecil 36 1.000 besar 36 .000 III.4 M odel Penelitian Berdasarkan penjelasan mengenai variabel tersebut, maka penulis ingin m elakukan pengujian hipotesis model berikut ini : Investor Frek D im ana : Investor Frek DPSx D iv Y ield M CAPx IN D x = p0 + p ( lnDPSx + p2 DivYieldx + p^ M C A P (l)x+ P4 s DummyINDx + £ = Probabilita frekuensi investor melakukan transaksi saham perusahaan x = D ividen tunai yang dibagikan (divid en d p e r share) perusahaan x = Jumlah dividen yang dibagikan selam a setahun dibagi harga pasar per lembar = Ukuran perusahaan/Nilai kapitalisasi pasar perusahaan x = Jenis Industri perusahaan x Pengaruh D ividen Tunai dan Ukuran P eru sah aan . M etode statistik yang digunakan dalam paper ini adalah m etode regresi lo­ gistik (LOGIT) untuk m elihat hubungan antara dependent variable yaitu frekuensi investor melakukan transaksi dari suatu perusahaan dan independent variable yang terdiri atas dividen tunai, dividend yield, ukuran perusahaan dengan proksi nilai ka­ pitalisasi pasar dan jenis industri. IV. ANA LISA HASIL PENELITIAN IV. 1 D eskriptif Statistik Descriptive Statistics Minimum N Maximun Mean £ td Deviation Freklnv 72 0 1 .33 .475 D Year 72 .00 5.00 2.5000 1.71981 Month 72 0 1 .15 .362 D Industry 72 1 3 1.75 .835 D Y IELD 72 .01 16.67 5.2378 4.000808 LNDPS 72 2.30 8.40 5.0533 1.62848 MCapCat 72 0 1 .50 .504 Valid N (listw ise) 72 IV.2 Uji M odel Keseluruhan Omnibus Tests o f M odel Coefficients Step 1 Chi-Square df Sig. Step 35.991 5 .000 Block 35.991 5 .000 M odel 35.991 5 .000 Model Summary -2 Log 1 55.667 C ox & Snell .393 N agelkerke .546 Ju rn al A kuntansi dan K euangan Indonesia, D e se m b e r 2006, Vol. 3, N o.2 214 Hosmer and Lameshow Test Step Chi-Square df Sig. 1 12.612 8 .126 Terlihat dari tabel adanya nilai -2Log likelihood, yang m erupakan uji seluruh model. Angka sebesar 55.667 adalah cukup besar jik a dibandingkan dengan tabel X2 (dengan a=5% ) 55.304 > 35.991 yang artinya keputusan menolak H0. Berarti sekurang-kurangnya terdapat satu slope yang signifikan secara statistik atau secara bersam a-sam a variabel bebas mempengaruhi variabel terikat (Nachrowi dan Us­ man, 2002). Selanjutnya nilai Nagelkerke R Square adalah 0.551 yang berarti variabilitas variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen adalah sebesar 55%. Hosmer dan Lam eshow ’s Goodness o f Fit Test menguji hipotesis nol bahw a data empiris cocok atau sesuai dengan model atau tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit. Karena nilai statistik Hos­ mer dan Lameshow Goodness-of-fit lebih besar dari 0.05, berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya. Tampilan SPSS berikut ini yang menunjukkan be­ sarnya nilai statistik Hosmer dan Lemeshow (Goodness o f fit) adalah sebesar 12.612 dengan probabilitas signifikansi 0.126 yang nilainya jauh diatas 5%. Dengan dem i­ kian dapat disimpulkan bahwa model dapat diterima. B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step LNDPS -1.067 .368 8.398 1 .004 .344 L’ D Y IELD -.046 .106 .184 1 .668 .995 M C A P C A T (l) -2.358 .871 7.331 1 .007 .095 10.159 2 .006 IN D U STR Y IN D U S T R Y (l) 5.798 1.819 10.157 1 .001 329.553 IN D U S T R Y (l) 3.854 1.444 7.122 1 .008 47.171 Constant 1.638 1.520 1.161 1 .281 5.143 a. V ariable(s) entered on step 1 : L N D P S, D Y IE L D , M CAPCAT, IN D U ST R Y Berdasarkan metodologi yang digunakan dalam mengolah data, maka didapat suatu model sebagai berikut: Investor Frek = 1.638 - 1.067 DPS - 0.046 DYIELD - 2.358 M C A P (l)x + 5.798IN D (l)x + 3.854 IND(2)x + £ P engaruh D ividen Tunai dan Ukuran P eru sah aan . 27 5 IV.3 Interpretasi Hasil Uji Wald m erupakan uji sendiri-sendiri terhadap P dan uji sendiri-sendiri ini melihat signifikansi secara statistik dengan a = 5% berarti yang lebih kecil dari 0.05 yang berarti keputusannya adalah m enolak H0, sehingga (3, dan P3 tidak sama dengan nol. Dengan kata lain variabel bebas tersebut mempunyai pengaruh signi­ fikan secara statistik terhadap variabel terikat. Sedangkan untuk P2 tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat pada a = 5%. IV.3.1 Pengujian H ipotesis 1A Variabel DPS ini memiliki nilai koefisien -1,067 (sig = 0,004), yang be­ rarti bahwa tanda koefisien adalah tidak sesuai dengan prediksi (tanda variab d ini diprediksi positif), tetapi hasil pengujiannya signifikan secara statistik pada a - 5%. Karena tanda koefisien tidak sesuai dengan prediksi, semakin rendah nilai variabel DPS, maka semakin besar kem ungkinan investor untuk melakukan transaksi ser­ ing diperusahaan tersebut. Hal ini berarti bahw a H01A (yang menyatakan semakin tinggi variabel DPS, maka semakin besar kem ungkinan investor untuk melakukan transaksi sering diperusahaan tersebut) ditolak, atau tidak didukung dari data yang ada. IV. 3.2 Pengujian H ipotesis IB Variabel dividend yield ini memiliki nilai koefisien -0.046 (sig = 0,668), yang berarti bahwa tanda koefisien adalah tidak sesuai dengan prediksi (tanda variabel ini diprediksi positif), dan hasil pengujiannya tidak signifikan secara statistik pada a = 5%. Karena tanda koefisien tidak sesuai dengan prediksi, semakin rendah nilai variabel dividend yield , maka semakin besar kem ungkinan investor untuk m elaku­ kan transaksi sering diperusahaan tersebut. Hal ini berarti bahw a H01B (yang m en­ yatakan semakin tinggi variabel dividend yield, maka semakin besar kem ungkinan frekuensi investor untuk melakukan transaksi) ditolak. IV. 3.3 Pengujian H ipotesis 2 Variabel ukuran perusahaan yang diproksikan dengan kapitalisasi pasar m em i­ liki nilai koefisien 2.358 (Sig = 0.007) yang berarti bahw a tanda koefisien sesuai dengan prediksi (yaitu positif) dan hasilnya signifikan secara statistik pada a = 5%. Artinya perusahaan dengan ukuran besar berpeluang lebih besar 10 kali diband­ ingkan perusahaan dengan ukuran kecil terhadap kemungkinan seringnya investor 276 J u rn a l A ku n tan si elan K euangan Indonesia, D esem b er 2006, Vol.3, N o.2 melakukan transaksi saham. IV.3.4 Pengujian Variabel K ontrol Pengujian ini m enggunakan variabel kontrol industri, untuk melihat apakah antara ketiga sektor industri tersebut terdapat perbedaan, dengan pem banding ane­ ka industri. Koefisien variabel Industri(l) 2.358 (Sig = 0.001) hasilnya signifikan secara statistik pada a = 5%. Artinya perusahaan yang terdapat dalam sektor in­ dustri barang konsumsi berpeluang 329 kali lebih besar dibandingkan perusahaan yang terdapat dalam sektor aneka industri terhadap kem ungkinan seringnya inves­ tor melakukan transaksi saham. Koefisien variabel lndustri(2) 3.854 (Sig = 0.008) hasilnya signifikan secara statistik pada a = 5%. Artinya perusahaan yang terdapat dalam sektor industri dasar dan kim ia berpeluang 47 kali lebih besar dibandingkan perusahaan yang terdapat dalam sektor aneka industri terhadap kemungkinan ser­ ingnya investor m elakukan transaksi saham. V. KESIM PULAN DAN SARAN Dalam beberapa pengujian sebelum nya diperoleh bahwa ada hubungan antara besaran dividen yang dibagikan dengan kemungkinan frekuensi atau seringnya in­ vestor dalam m elakukan transaksi. Seperti hasil penelitian yang diperoleh Schleich­ er dkk. (2003) yang m enunjukkan bahw a secara rata-rata terjadi kenaikkan volume perdagangan, dalam hal ini menunjukkan frekuensi transaksi, pada sekitar tanggal pengum um an dividen. N am un hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yang m eng­ gunakan model logit menunjukkan bahwa tanda koefisien DPS sebagai proksi divi­ den tunai tidak sesuai dengan prediksi dim ana hasilnya adalah semakin rendah nilai DPS, maka sem akin besar kemungkinan frekuensi investor untuk melakukan tran­ saksi dengan tingkat signifikasi 5%. Sementara untuk pengujian variabel dividend yie ld tidak diperoleh tingkat signifikansi yang memadai untuk menunjukkan bahwa semakin tinggi variabel dividend yield, maka semakin besar kemungkinan frekuensi investor untuk melakukan transaksi. Untuk ukuran perusahaan yang diukur dengan menggunakan nilai kapitalisasi pasar, hasil penelitian sesuai dengan yang diharapkan yaitu kemungkinan frekuensi investor m elakukan transaksi pada perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasar tinggi lebih besar 10 kali dibandingkan perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasar. Selanjutnya berdasarkan hasil pengujian diperoleh bahwa perbedaan sektor dalam industri m anufaktur m empengaruhi frekuensi investor dalam melakukan tran­ saksi. Investor di industri m anufaktur barang konsumsi serta industri manufaktur P engaruh D ivid en Tunai dan Likuran P eru sah aan . 277 bahan dasar dan kimia memiliki peluang frekuensi lebih besar melakukan transaksi saham dengan sering dibandingkan dengan aneka industri sebesar m asing-m asing 329 dan 47 kali dengan tingkat signifikansi 5%. Saran untuk penelitian selanjutnya yang berm inat menganalisa perilaku in­ vestor adalah dengan menambah variabel yang diduga dapat berpengaruh terhadap investor. Selain itu ju g a dapat m enambah sampel dengan cara memperluas sampel tidak hanya pada industri manufaktur. Sehingga dapat dibandingkan antara industri manufaktur, industri non m anufaktur selain keuangan dan bank, dan industri keuan­ gan dan bank. DAFTAR PUSTAKA ______ 2002, Institute for econom ic and financial research, Jakarta. (ECFIN) ______ 2003, Institute for econom ic and financial research, Jakarta. (ECFIN) ______ 2004, Institute for econom ic and financial research, Jakarta. (ECFIN) ______ 2005, Institute for econom ic and financial research, Jakarta. (ECFIN) Acker, Daniella. May 1999. “ Stock Return Volatility and Dividend Announcem ent.” Review o f quantitative fin a n ce and accounting May (1999) Bhattacharya S. “ Imperfect Information, Dividend Policy and ‘The Bird in The H and’ Fallacy.” Bell Journal o f Economics, Spring (1979): 259-270 Banz, R. W. “The Relationship Between Return and M arket Value o f Common Stock.” Journal o f fin a n cia l economics, N o.9, (1981 ):3-18 Besley, Scott dan Eugene F. Bringham. Principle o f finance 2nd edition. Ohio: T hom son I c;iining, V Brennan, Michael J and Anjan V. Thakor. S. “ Shareholder Preferences and Dividend Policy.” .Journal o f Finance, No. 45 Septem ber (1990):93 3-1019 Bringham, Eugene F dan Joel F. Houston.. Fundam ental O f Financial M anagem ent 3rd Edition. Ohio: Thom son Learning, 2004 Dimson, Elroy, Stefan Nagel and Garrett Quigley. “Capturing The Value Premium in The United K ingdom .” AIM R. November/December. (2003): 35-45 Jogiyanto. Teori Portfolio dan Analisis Investasi. Edisi 3. BPFE Yogyakarta, 1998. Feldstein, Martin and Jerry Green. “ Why do Com panies Pay Dividends?” Am erica Economic Review 73 (1983): 17-30 Fuller, K. and A. Thakor. “ Signaling, Free Cashflows and “N onm onotonic” Divi­ dends.” W orking Papars Series, University o f Georgia and University o f M ichigan Business School, 2002. Fuller, Kathleen and Michael Goldstein. “ Do Dividend M atter More in D eclining M arket?” Working Papars Series, University o f Georgia, August 2003. 218 J u rn a l A ku n tan si dun K euangan Indonesia, D e se m b e r 2006. Vol.3, N o.2 Fuller, Kathleen and M ichael Goldstein. “Dividend Policy and M arket M ovem ent.” w w w .ssm .com . 2003. Gujarati, D am odar N. Basic Econometrics, 4th edition, McGraw Hill, 2003. Institute For Economic and Financial Research. “ Indonesian Capital M arket Direc­ tory.” 2001. Irianty, Prilly. “ Hubungan A ntara Dividen Tunai pada Industri M anufaktur Terhadap Perilaku Investor.” Thesis, M agister Manajemen UI, 2004. Koch, Adam S. and Amy X. Sun. “ D ividends Changes and The Persistence O f Past Earnings Change.” Carnegie M ellan University. K um iasih, Ni M ade Ria. “ Hubungan Antara Dividen Tunai dan Nilai Kapital­ isasi Pasar pada Industri M anufaktur Terhadap Perilaku Investor.” Tugas Ekonometri I, 2006. Kumar, Praveen. “Shareholder-M anager Conflict and The Information Content o f D ividends.” Review o f financial studies I . (1988): 111-136 Lease, Ronald C, Kose, John; Aurer, Kalay; Uri, Lowenstein; Oded H. D ividend policy impact on firm value. Boston, M assachusset:Harvard Bussiness School Press, 2000. Lev, B. dan J. Ohlson. “ M arket Based Empirical Research in Accounting: A Review, Interpretation, And Extensions.” Journal o f Accounting Research 20,1982 Lintner, J. Distribution o f Incomes o f Corporating Among Dividens, Retained Earn­ ings, And Taxes. Am erican Econom ic Review 46 (1956): 97-113 Miller, M. And K. Rock. “Dividend Policy Under Assymetric Information", Journal o f Finance 40(1985): 1031-1051 Nachrow i, Nachrowi Djalal, dan Hardius Usman. Penggunaan Teknik Ekonometri: Pendekatan Populer & Praktis Dilengkapi Teknik Analisis & Pengolahan Data Dengan M enggunakan Paket Program SPSS. 2002. Prasetya, Teguh. “Analisa Rasio Keuangan dan Nilai Kapitalisasi Pasar Sebagai Prediksi Return Saham di BEJ.” Thesis, M agister Manajemen UI, 2005 Pogue F. Thom as. “The Corporate Dividend Decision: A Cross-section Study o f The Relationship Between Dividends and Investment.” The Journal o f Finance 24 N o.4, (1969):734-735 Ross, Stephen A,Randolph W. Westerfield dan Jeffrey Jaffe. Corporate Finance. 7 Ed. The Me Graw Hill, 2005. Schleicher, C. et al. “Stock M arket Reaction to Dividend Announcements : Empiri­ cal Evidence From The Austrian Stock M arket”. Financial M arkets and Port­ folio M anagem ent 17 No. 3, (2003):332-350 Suartam a, I Kadek. “ Reaksi Harga Saham Terhadap Pengumuman Perubahan Divi­ den (Studi Empiris Pada Bursa Efek Jakarta).” Thesis, M agister Akuntansi UI, 2005. P engaruh D iv id e n Tunai dan U kuran P erusahaan. 279 Sekaran, Uma. Research methods fo r business: a skill building approach. 4th edi­ tion. John Wiley & Sons, Inc, 2003. Visscher, Sue dan G reg Filbeck. “ Dividend Yield Strategies in The Canadian Stock M arket” . AIM R, (2003): 99-106. Wu, Chunchi dan X u-M ing Wang. “The Predictive Ability ofD ividens and Earnings Yields for Long Term Stock Return” . The Financial Review 35 (2000):97124 INDEKS Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Volume 3 Tahun 2006 PENULIS JUDUL NO ED. IIAL Anindhita, A nggara A. dan D w i Martani Manfaat Kandungan Informasi Am ortisasi G oodw ill dalam Laporan Keuangan 2 D es 2006 169-189 Bastian, Indra Perbedaan Persepsi M ahasiswa Akuntansi Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuan­ gan 1 Juni 2006 107-126 Anwar, Yulianti dan Fitriany Amarullah A R eview O f The Accounting R ole In A ncient And C olonial Period: A C ase Study O f Indo­ nesian Telecom unication I n d u s t r y 1 Juni 2006 1-24 Febrianto, Rah­ mat dan Rafdinal Peningkatan Kom unikasi Informasi Akuntansi M enggunakan Gambar Kartun 1 Juni 2006 127-141 Hidayat, Taufik Perbandingan Pengaruh EVA Dan Penguku­ ran Kinerja Lainnya Terhadap Imbal Hasil Saham D i Indonesia 1 Juni 2006 55-76 Indrawati,Titik dan Suhendro Determ inasi Capital Structure Pada Perusa­ haan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Peri­ ode 2 0 0 0 -2 0 0 4 1 Juni 2006 77-106 Kesumajuda, Fiqi Ardiansyah Electronic D isclosure Pada Perusahaan Tel­ ekom unikasi A sia Pasifik Di N ew York Stock E xchange (N Y S E ) 2 D es 2006 213-238 Oktaviani, Intan Herlina A nalisa Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Pembiayaan 2 D es 2006 239-260 Ria, N i Made dan Nurul Husna Pengaruh D ividen Dan Ukuran Perusahaan Pada Industri Manufaktur Terhadap Perilaku Investor 2 D es 2006 261 -2 7 9 S ensi, Ludovicus Evaluasi M anajemen Risiko Kantor Akuntan Publik (K A P) Dalam Keputusan Penerimaan K lien Berdasarkan Pertimbangan Dari Risiko K lien, R isiko Audit,Dan Risiko B isnis KAP 2 D es 2006 191-211 Setiyono Dampak Struktur Kepem ilikan Saham M ana­ jerial Pada Returns Dan Risiko O bligasi P e­ rusahaan 1 Juni 2006 25-54 Shauki, Elvia Sunityo- dan D yah Setyaningrum The Impact o f Student Perception and E x­ pectations on Student’s Result: An Empirical Study in Teaching the Introductory A ccount­ ing Course in The U niversity o f Indonesia 2 D es 2006 143-167