Oleh Teguh Priyo Sadono

advertisement
Oleh
Teguh Priyo Sadono
Realitas
penelitian
Realitas penelitian adalah realitas yang menjadi
objek kajian dalam sebuah penelitian baik dalam
bentuk nomena maupun fenomena.
Realitas penelitian dapat dipahami dalam
pendekatan objektif maupun pendekatan
subjektif
Realitas penelitian adalah objek penelitian yang
akan diverifikasi maupun dipahami
keberadaanya.
WARNA APAKAH
INI ?
Metode
penelitian hanya akan mengikuti kerangka
pemikiran dalam sebuah penelitian
Metodologi
Penelitian memiliki 2 pengertian
yaitu :
Kerangka Pikir penelitian
Menyangkut cara berfikir peneliti terhadap
realitas penelitian
Pendekatan yang digunakan peneliti atas realitas
penelitian.
Pemahamana ontologis atas ilmu pengetahuan
yang dikembangkan
Teknik
Penelitian
Berkiatan tehnik_tehnik Penelitian yang akan
digunakan sesuai dengan kerangka pikir yang
dibangun dalam penelitian.
Metodologi
Penelitian berdasarkan kerangka
pikir penelitian dikenal ada 2 paradigma
metodologi penelitian yaitu :
Metode Obyektifis
Metode Subyektifis
Metode
penelitian yang dibangun dari asumsi
bahwa ilmu pengetahuan adalah bebas nilai,
maka ilmu pengetahuan harus objektif, valid
dan reliable.
Realitas Objektif adalah fakta empirik
Fakta adalah realitas yang meansurable
dalam ukuran-ukuran yg dapat di
kuantifikasikan.
Tipe
penelitian dapat dilihat dari sifat objek
penelitian yg akan dibuktikan kebenarannya.
Sifat Objek
Tipe Penelitian
Kerja/tehnik
penelitian
FENOMENA
Taxonomic Partikular
Diskriptif Eksploratif
VARIABEL
Taxonomic General
Diskriptif Eksploratif
PROPOSISI
Theoritikal
Verifikatif Eksplanatif
Metode
penelitian ini merupakan implikasi
dari pemahaman bahwa ilmu pengetahuan
adalah syarat nilai.
Realitas bukan merupakan fakta Sosial namun
sebagai tindakan sosial
Realitas Sosial merupakan hasil dari
Konstruksi Sosial
Maka realiatas bukan untuk diukur namun
untuk dipahami.
Tipe
penelitian ini dilihat dari cara
memaknai realitas sosial yang dikaji.
Realitas dimaknai
Perspektif
Pemaknaan
Analisis kajian
Nomena/fenomena Hermeneutika
Teks
Simiotik, framing,
diskursus dan diskursus
kritis
Konteks
Kunstruksionis
Makna kunstruksi
Interksional
intersubyektivis
Konstruksi dan
pergeseran makna
bersama.
ANALISIS TEKS
wacana
Etimologi
:
Wacana dalam bahasa Inggris discourse.
Latin = discursus = “dis”- lari dalam arah yang
berbeda dan “currere” berarti “lari”
Diartikan :
Rekaman kebahasaan yng utuh tentang peristiwa
komunikasi,biasanya terdiri atas seperangkat kalimat yg
mempunyai hubungan pengertian yg satu dgn yg lain.
Komunikasi itu dpt menggunakan bhs lisan,dpt pula
tulisan.
Dalam
pengertian Sederhana :
Wacana berart cara objek atau ide diperbincangkan
secara terbuka kepada publik shg menimbulkan
pemahaman tertentu yg tersebar luas.
Foucault
membedakan pengertian wacana menjadi
tiga macam ;
1. level konseptual teoretis.
2. level konteks penggunaan
3. level metode penjelasan.
Level
Yaitu semua ujaran atau teks yg mempunyai makna dan
mempunyai efek dalam dunia nyata.
Level
konteks Penggunaan.
Yaitu sekumpulan pernyataan yang dapat dikelompokkan
ke dalam katagori konseptual tertentu. (mis wacana
imperlisme dan feminisme)
Level
konseptual teoretis.
metode Penjelasan.
Wacana merupakan suatu praktik yg diatur untuk
menjelaskan sejumlah pernyataan.
Pengertian
Wacana dibatasi oleh dua sudut yang
berlainan:
1. Sudut Bentuk Bahasa.
Sudut bentuk bahasa bertalian dengan hirarki bahasa. Di
atas kalimat ada tema. Satuan mengandung tema
biasanya terdiri atas alinea-alinea, anak-anak bab, babbab, atau karangan-karangan utuh, baik yang terdiri atas
bab-bab maupun tidak, shg tema merupakan ciri utama
wacana.
2.
Tujuan Umum.
Tujuan umum ini merupakan hasil klasifikasi dari semua
tujuan yang ada,yg membawa corak khusus dari
karangan sejenis.
Tujuan
umum yg akan dicapai sebuah karangan utuh
dipengaruhi dan ditentukan oleh kebutuhan dasar
manusia.
Kebutuhan tersebut :
1. keinginan untuk memberi dan memperoleh informasi
kepada atau dari orang lain.
2. keinginan meyakinkan seseorang mengenai suatu
kebenaran dan lebih jauh mempengaruhi pendapat dan
sikap orang lain.
3. keinginan menggambarkan atau menceriterakan
bagaimana wujud suatu barang atau objek atau
mendiskripsikan citarasa suatu benda, hal atau bunyi.
4. keinginan menceriterakan pada orang lain kejadian@
yang terjadi baik yang dialami sendiri maupun yang
didengar dari orang lain.
Berdasarkan analisisnya, cirri dan sifat wacana
analisis wacana dapat dikemukakan sebagai
berikut:
Analisis wacana membahas kaidah memakai bahasa
didalam masyarakat (rule of use-menurut
woddowson, 1978).
Analisis wacana merupakan usaha memahami makna
tuturan dalam konteks, teks, dan situasi (Firth, 1957).
Analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian
tuturan melalui interpretasi semantic (Beller).
Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa
dalam tindak berbahasa (what is said from what is
done menurut Labov, 1970).
Analisis wacana diarahkan kepada masalah memakai
bahasa secara fungsional (functional use of languagemenurut Coulthard, 1977).
Analisis wacana bersifat interpretative pragmatis,
baik bentuk bahasanya maupun maksudnya (form and
notion).
Analisis wacana banyak bergantung pada interpretasi
terhadap konteks dan pengetahuan yang luas
(interpretation of world).
Semua unsur yang terkandung di dalam wacana
dianalisis sebagai suatu rangkaian.
Wujud bahasa dalam wacana itu lebih jelas karena
didukung oleh situasi yang tepat (All material used in
real that is actually having occurred in appropriate
situational).
Khusus untuk wacana dialog, kegiatan analisis
terutama berkaitan dengan pertanyaan, jawaban,
kesempatan berbicara, penggalan percakapan, dan
lain-lain.
Pendekatan
Analisis Wacana
Analisis wacana adalah telaah mengenai aneka
fungsi(prakmatik) bahasa.
Kita menggunakan bahasa dalam kesinambungan
atau untaian wacana
Tanpa konteks, tanpa hubungan-hubungan
wacana bersifat antar kalimat dan suprakalimat,
maka kita sukar berkomunikasi dengan tepat satu
sama lain.
Analisis
Konteks Positivistik Empirik
wacana
Melihat bahasa sebagai sarana komunikasi,
Bahasa dilihat dari kaidah sintaksis dan semantik
saja.
Ukuranya Benar dan salah
Konteks Konstruktifistik
Bertolak dari pemikiran fenomenologi konstruksionis
Berger
Mengejar makna subyek dalam bahasa
Subyek lebih menjadi sentral analisisnya
Mengembangkan maksud yang tersembunyi pada
teks.
Kontek Kritis
Lebih ke konteks produksi dan reproduksi
Pada konstelasi dalam proses produkdi dan
reproduksi makna.
Bhs dipahami medium representasi yg berperan
dalam membentuk subyek tertentu
Tema wacana dan strategi didalamnya membangun
kuasa yang ada dalam setiap proses bahasa.
Fokus kajian pada
Batasan apa yang diperkenankan menjadi wacana
perspektif yg mesti dipakai, topik apa yang
dibicarakan (Critical Discourse Analisys)
Analisis Unit Bahasa
Analisis ini tidak terlepas dari pemakaian kaidah-kaidah
bahasa, seperti Semantik, Sintaksis, morfologi dan fonologi.
Unit analisis wacana menggunakan seperangkat
perhatian :
1.
2.
3.
Seluruhnya mengenai cara-cara wacana disusun, prinsip
yang digunakan oleh komunikator untuk menghasilkan dan
memahami percakapan atau tipe2 pesan lainya.
Wacana dipandang sebagai aksi ia adalah cara melakukan
segala hal, biasanya dengan kata-kata.
Analisis wacana adalah suatu pencarian prinsip-prinsip yg
digunakan oleh komunikator aktual dari perspektif mereka.
Roger
Fowler dkk (1979)
The van Leeuwen (1986)
Sara Mills (1992)
Norman Fairclough (1998)
Teun A. Van Dijk (1998)
Teun A. van Dijk (1998) mengemukakan bahwa “AWK
digunakan untuk menganalisis wacana-wacana kritis,
diantaranya politik, ras, gender, kelas sosial,
hegemoni, dan lain-lain”.
Selanjutnya Fairclough dan Wodak (1997: 271-280)
meringkas tentang prinsip-prinsip ajaran AWK sebagai
berikut:
Membahas masalah-masalah sosial
Mengungkap bahwa relasi relasi kekuasaan adalah
diskursif
Mengungkap budaya dan masyarakat
Bersifat ideologi
Bersifat historis
Mengemukakan hubungan antara teks dan masyarakat
Bersifat interpretatis dan eksplanatori.
Elemen
Wacana Van Dijk
Strutur Wacana
Hal yang diamati
elemen
Strutur Makro
TEMATIK (Apa yagd dikatakan?)
Topik
Super Struktur
SKEMATIK (Bagaimana pendapat disusun
dan dirangkai)
Skema
Struktur Mikro
SEMANTIK (makna yng ingin ditekankan
pada Teks berita)
Latar,detail,maksud
, praaggapan,
nominalisasi.
Struktur Mikro
SINTAKSIS (Bgaimana pendapat
disampaikan)
Bentuk kalimat,
koherensi, kata
ganti.
STILISTIK (pilihan kata apa yang dipakai?)
Leksikon
Deufemisme
Eufemisme
Struktur Mikro
Struktur Mikro
RETORIS (Bagimana dan Dgn cara apa
penekanan dilakukan
Grafis. Metafora
Ekspresi
Tematik.
Skematik
Telaah tentang politik kebahasaan dalam unsur kalimat.
Pemakian katagori sintaksisnya. Menyangkut koherensi dan kat
ganti.
Stilistik.
Telaah makna satuan linqual baik magna leksikal maupun
gramatikal.
Sintaksis
Struktur penyusunan kalimat yang didahulu summary. Yaitu judul
dan lead kemudian story.
Semantik
Suatu amanat utama yang disampaikan penulis
Menyangkut gaya bahasa mencakup diksi pilihan leksikal, struktur
kalimat.
Retoris.
Penekanan bahasa , menyangkut grafis, metafora ekspresi.
Elemen
wacana
Sintaksis
Kompas
18 Desember 2007
Penetapan dasar ganti rugi de-jure
•
•
•
•
•
Pengunaan kata “masih” dalam headline krn
PT.MLJ tetap pada pandanganya meskipun telah
dijamin.
Penggunaan dasar penetapan jual beli adalah
bukti kepemilikan yang menjelaskan status
tanah bukan fungsi tanah.
Secara faktual penetapan dasar jual beli bila
didasarkan fungsi banyak merugikan masyarakat
korban lumpur panas
Keterpaksaan warga dalam mengubah fungsi
tanah dijelaskan
Mengajukan pandangan dari pansus tentang
kebuntuan dan pesimistik Pansus. Dan
Pandangan tim verifikasi tekankan yang
menyatakan dasarnya adalah bukti kepemilikan.
Kompas
28 Maret 2008
PT. Minarak memaksakan resettlement
•
•
•
•
Penggunaan
kalimat
dalam
lead
yang
menekankan keengganan negosiasi atas ganti
rugi non sertifikat pada PT.MLJ.
Secara faktual dengan berbagai argument PT
minarak tetap mengunakan skema resettlement
Dengan menunjuk data kesengsaraaan rakyat
korban lumpur pihak minarak tetap pada
skemanya dan skema ini diyakini kebenaranya
atas dasar UUPA.
Penonjolan ini tidak dimaksud mendukung
Minarak karena dalam caption dan gambar
Luapan lumpur pada ruang dan volume yang
sangat besar menunjukan Kompas ingin
menunjukkan resettlement itulah kehendak
Minarak.
ANALISIS TEKS
FRAMING
ANALISIS
BINGKAI MERUPAKAN VERSI BARU
ANALISIS WACANA.
PENGAGAS Beterson thn 1955 kemudian
dikembangkan oleh Ervin Goffman 1974
Analisis freming representasi dari perspektif
tradisi konstruksionis
Analisis ini dalam kajian media digunakan
untuk membedah caara-cara atau idiologi
media saat mengkonstruksi fakta
Mencermati strategi seleksi, penonjolan dan
pertautan fakta ke dalam berita agar lebih
bermakna dan lebih menarik, lebih berarti untuk
menggiring interpretasi khalayak sesuai
perspektifnya.
Cara pandang dan perspektif yang menentukan
fakta apa yang diambil dalam pemberitaan.
Berita menjadi manipulatif dan bertujuan
mendominasi keberadaan subyek sebagai sesuatu
yg legitimade, obyektif, alamiah, wajar.
Makna dominasi yang dilakukan melalui
konstruksi berita yang mendominasi
Gamson dan Modigliani
Erving Goffman
Sebagai cara pandang kemasan yang mengandung
konstruksi makna atas peristiwa yang akan diberikan,
Memelihara, kelangsungan kebiasaan kita
mengklasifikasi, mengornaisir, menginterpretasi
secara katif pengalaman-pengalaman hidup untuk
dapat dipaahami. Skema interpretasi itu disebut
frame
Gitlin (1980)
Sebagi seleksi, penegasan, eksklusi yang ketat. Ia
menghubungkan konsep tersebut dengan dengan
proses produksi wacaana berita.
Pertama
melakukan direct quotation yang
dipilih
Kedua melakukan pembingkaian peristiwa,
Dengan alasan keterbatasan ruang dan waktu
media melakukan penyederhanaan melalui
pembingkaian
Ketiga
menyediakan ruang atau waktu untuk
sebuah peristiwa.
Dalam konteks ini media massa memilki fungsi
agenda setter
Strukrur
Perangkat framing
Unit yang diminati
SIBTAKSIS
Cara wartawan menyusun fakta
1. Skema berita
Headline, Lead, latar
informasi, kutipan, sumber,
pernyataan, penutup
SKRIP
Cara wartawan mengisahkan
fakta
2. Kelengkapan berita
5W + 1 H
TEMATIK
Cara wartawan menulis fakta
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Paragraf, proposisi
RETORIS
Cara wartawan menekankan
fakta
9. Leksikon
10. Grafis
11. Metafor
12. Pengandaian
Detil
Maksud kalimat, hubungan
Nomunalisasi antarkalimat
Koherensi
Bentuk Kalimat
Kata Ganti
Kata idiom, gambar/foto,
grafik
ANALISIS TEKS
semiotika
Semiotika
adalah ilmu tanda yang berasal
dari kata semion (Yunani).
Tanda
terdapat di mana-mana; gerak, isyarat,
lalu lintas, bendera, nyanyian, tarian, pasien,
sampai teriakan mahasiswa yang melakukan
demontrasi.
Tokoh
Semiotika Moderen: Charles Sanders
Pierce (1857-1913) semiotika dan
Ferdinand de Saussure (1857-1913)
semiologi
Semiotika adalah studi tentang tanda dan segala yang
berhubungan dengannya; cara berfungsinya, hubungannya
dengan tanda-tanda lain, pengirimannya, dan
penerimaannya oleh mereka yang menggunakannya.
Klasifikasi Semiotika Menurut Kajian:
Semantik semiotik: studi yang menonjolkan hubungan
tanda-tanda dengan acuannya dan dengan interpretasi
yang dihasilkan
Sintaks semiotik: jika studi diarahkan pada
penggolongannya, pada hubungannya dengan tandatanda lain, dan pada caranya bekerja sama dalam
menjalankan fungsinya.
Pragmatik semiotik: studi yang menonjolkan hubungan
antara tanda dengan dengan pengirim dan penerimanya.
berasal dari kata Semanien dalam
Bahasa Yunani (berarti, bermaksud dan meneliti).
Dalam komunikasi tekstual/visual, kata ini dapat
dipahami sebagai meneliti dan menganalisis
makna dalam tekstual/visual tertentu.
Semantik
“Visualisasi
sebuah image merupakan simbol
dari suatu makna.”
Dari
segi makna, ada dua aspek dalam visual
image:
Aspek universal, bahwa suatu tanda atau simbol
itu bisa diterima oleh setiap orang secara luas
Pada lingkup tertentu, bahwa suatu tanda atau
simbol itu hanya bisa dipahami dalam konteks
kebudayaan tertentu.
simbolik, suatu simbolisasi yang
memiliki makna atau pesan tertentu. Oleh karena
itu biasanya bekerja dengan dua kemungkinan:
Denotatif, leksikal, makna yang sesungguhnya,
kongkrit, jelas, tersurat.
Konotatif, bermakna struktural, bersifat
tambahan, abstrak, tersirat.
Semantik
Semiotika: sebuah cara menganalisis artefak-artefak
budaya yang berasal dari linguistik.
Tujuan dari strukturalisme adalah merekonstruksi
sebuah objek begitu rupa untuk memanifestasikan
aturan-aturan dari penggunaan-penggunaanya.
Dengan kerangka pikir strukturalisme, terdapat dua
prinsip:
Entitas penadaan tak memiliki esensi, tetapi dibatasi
oleh jaringan relasi, baik internal maupun eksternal.
Penandaan dilakukan dengan melukiskan sistem
norma-norma yang membuat mereka mungkin
Sistem Denotasi: rantai hubungan penandapetanda, yakni hubungan materialitas penanda
dan konsep abstrak yang ada dibaliknya. Pada
tingkat denotasi bahasa menghadirkan konvensi:
kode-kode yang maknanya segera tampak ke
permukaan berdasarkan relasi pananda dan
petanda.
Sistem Konotasi: hubungan penanda-petanda
pada rantai pertandaan yang lebih tinggi. Pada
tingkat konotasi: bahasa menghadirkan kodekode yang makna tandanya bersifat implisit;
sistem kode yang bermuatan makna
tersembunyi makna wawasan dari ideologi dan
mitos
First Order
Reality
Sign
Signifier
Second Order
Culture
Form
Denotation
Connotation
Signified
Content
Myth
Denotasi (the first order signification),
hubungan signifier dan signified di dalam sebuah tanda
terhadap realitas eksternal.
Makna paling nyata dari tanda sebagai representasi
utama (self contained) makna harafiah
Bagi orang dalam satu rumpun budaya yang sama
maknanya tidak berbeda secara signifikan
Konotasi (the second order signification),
Menunjukkan hubungan tanda dan emosi dari pembaca
serta nilai-nilai kebudayaannya
Makna subjektif atau bahkan intersubjektif
Berbeda karena gender, seks, usia, kelas sosial,
nasionalitas, etnis, dll.
Konotasi identik dengan ideologi dan mitos
Mitos
Bagaimana kebudayaan menjelaskan beberapa aspek
tentang realitas atau gejala alam.
Mitos diproduksi oleh kelas sosial yang mempunyai
dominasi
Ideologi
Ideologi sebagai sistem keyakinan yang menandai sebuah
kelompok/kelas
Ideologi sebagai ilusioner atau gagasan palsu yang
diperlawankan dengan pengetahuan ilmiah
Ideologi sebagai produksi makna dan gagasan, bukan
sesuatu yang statis tetapi praksis, dalam tataran ini
seseorang telah mampu merespon secara tepat terhadap
tanda , mitos dan konotasi seseorang menjadi
konotator
Qualism
(qualisign)adalah tanda berdasarkan
suatu sifat, misalnya : sifat merah
Sinsign adalah tanda yang merupakan tanda
atas dasar tampilnya dalam kenyataan
misalnya Jerita berati kesakitan
Legisign adalah tanda-tanda yg merupakan
tanda atas dasar suatu peraturan yang
berlaku umum misanya merah di trafic light
artinya berhenti.
Icon
; sesuatu yang melaksanakan fungsinya
sebagai penanda yang serupa dengan bentuk
objeknya.
Indeks : sesuatu yang melaksankan fungsi
sebagai penanda yang mengisyaratkan
petandanya
Symbol : sesuatu yang melaksanakan fungsi
sebagai penanda yang oleh kaidah secara
kovensi telah lazim digunakan dalam
masyarakat.
Rheme
or seme : penanda yang bertalian
dengan mungkin terpahaminya objek petanda
bagi penafsir
Dicent or decisign or pheme : penanda yang
menanmpilkan informasi tentang
petandanya.
Argument : penanda yang petandanya akhir
bukan suatu benda tetapi kaidah
Pierce
membuat segitiga analisis semiotik
sign
interpretat
object
Richarrd
Reference or throught
Symbol
referent
o
s
o
I (S)
o
I (S)
o
I (S)
I(S)
Download