BUKU PANDUAN B-GREEN CV. BERLIAN KOMERING ABADI SEJAHTERA BUKU PANDUAN B-GREEN CV. BERLIAN KOMERING ABADI SEJAHTERA Pengantar Dari CV. Berlian Komering Abadi Sejahtera CV. Berlian Komering Abadi Sejahtera (BAKAS) adalah salah satu perusahaan milik anak bangsa yang memproduksi dan memasarkan pupuk organik cair dan padat, pestisida, fungisida, bio protectant, probiotik dan suplemen ternak organik. Dengan alamat di Jl. Nusa Indah No.868 rt. 005 rw 003 Gumawang Kec. Belitang Kab. Ogan Komering Ulu Timur Sumatera Selatan Indonesia. Menyadari bahwa pada era saat ini penggunaan pupuk organik yang berupa nutrisi untuk tanaman dan ternak mutlak dibutuhkan oleh para petani peternak Indonesia. Bahkan saat ini penggunaan produk banyak yang serba organik maupun herbal. Dalam artian masyarakat kita sudah banyak yang beralih menggunakan produk alami seperti yang dilakukan oleh nenek moyang Indonesia. Tujuan CV. Berlian Komering Abadi Sejahtera (BAKAS) adalah memaksimalkan sumber daya alam dalam keseimbangan ekosistem demi kehidupan yang lebih baik. Menjawab tantangan yang demikian kompleks, maka CV. Berlian Komering Abadi Sejahtera (BAKAS) berusaha berkarya dengan berperan secara nyata dalam ruang lingkup AGROKOMPLEKS, tidak hanya terbatas pada penyediaan produk pendukung tetapi yang tidak kalah penting, yaitu dalam hal teknologi organik. Untuk saat ini produk pendukung CV. Berlian Komering Abadi Sejahtera (BAKAS) belum sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan pelaku pertanian organik, tetapi dengan berjalannya waktu, Penelitian dan Pengembangan (R&D) terus menerus akan dilakukan, sehingga untuk ke depannya nanti kebutuhan akan produk pendukung secara relatif menyeluruh akan terpenuhi. Hasil melimpah, keuntungan tinggi disertai dengan kualitas kesehatan yang baik merupakan semangat CV. Berlian Komering Abadi Sejahtera (BAKAS). Dan ketiga hal tersebut yang akan selalu menjadi dasar CV. Berlian Komering Abadi Sejahtera (BAKAS) tekankan untuk menunjang keselarasan. Teknologi yang telah berhasil dikembangkan oleh CV. Berlian Komering Abadi Sejahtera (BAKAS) di bidang agrokompleks meliputi : • Pertanian : Pupuk organik (Cair dan Padat), Pembenah Tanah Organik, Pengendali Hama Penyakit Alami. • Peternakan : Suplemen Nutrisi Ternak dan Unggas. • Perikanan : Probiotik dan Suplemen Nutrisi Ikan/Udang dan Pembenah Lingkungan Kolam/Tambak. Pengembangan aspek subyek yakni sumber daya manusia dilakukan melalui pola jalinan kekeluargaan dan sosial serta pendampingan ke petani dan peternak secara menyeluruh sehingga bertahap diharapkan dapat meningkat di sisi pola pikir, mental, motivasi, keilmuan dan permodalan dengan cukup efektif, efisien dan cepat. Buku ini disusun sebagai alat bantu bagi para team Agen wilayah dan lapangan yang tersebar di tanah air, serta referensi tambahan bagi pengguna pupuk B-Green. Akhir kata, kami berharap buku panduan aplikasi pemupukan B-Green ini dapat menjadi alat bantu yang memadai. Semoga bermanfaat. Sukses selalu untuk kita semua. Konsep Organik Konsep Organik Merupakan konsep yang komprehensip dengan meniadakan pola pemeliharaan menggunakan bahan kimia ( pupuk, obat pestisida, insektisida, fungisida, dll). Untuk mewujudkan konsep ini secara murni tidak lah mudah, di mana kebutuhan unsur makro tanaman yang bersumber organik dengan volume yang sangat besar sebagai contoh pupuk kandang untuk lahan 1 ha membutuhkan 6-8 ton/ha/musim Di samping itu obat - obatan hama belum banyak yang memproduksi agen hayati organik, sehingga CV. Berlian Komering Abadi Sejahtera mencoba membangun konsep ini dengan memenuhi unsur – unsur tersebut. Dalam bidang pupuk hayati kehadiran produk – produk B-Green dengan kandungannya yang lengkap menjadikan B-Green menjadi Pupuk Organik Cair (POC) berkualitas yang dapat dapat bersaing di kelasnya. Sedangkan B-Grow merupakan suplemen ternak dengan nano tekhnologi yang menjadikanya sebagai salah satu suplemen super untuk ternak saat ini. BGrow di dukung oleh B-Enzim yang sangat spesifik menjadikan kolaborasi yang premium untuk ternak. Selain menghadirkan pupuk organik cair, CV. Berlian Komering Abadi Sejahtera berusaha memproduksi agen hayati 100% organik yaitu B-NoHam. B-NoHam merupakan agen hayati untuk hama wereng, walang sangit, pengerek batang, pengerek buah, ulat kubis dll. Di samping empat komponen diatas (B-Green, B-Grow, B-Enzim, B-NoHam) dibutuhkan agen hayati B-Prosit sebagai protektan dan stimulan untuk tanaman yang bermanfaat dalam penyeleksian benih secara prenventif. Dan yang terakhir CV. Berlian Komering Abadi Sejahtera memproduksi fungisida organik B-Kula' yg akan menjadi solusi hama jamur tanaman petani. Definisi dan jenis-jenis Pupuk Penggunaan pupuk sangat penting bagi tanaman, pupuk adalah sebagai perangsang pertumbuhan akar, batang dan daun, bisa meningkatkan mutu dan jumlah hasil tanaman, dan lain sebagainya, sehingga bisa dikatakan bahwa pupuk sangat penting sekali untuk tanaman. Penggolongan Pupuk Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Contohnya adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah. Sesuai dengan namanya, kandungan bahan organik pupuk ini termasuk tinggi. Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki prosentase kandungan hara yang tinggi. Menurut jenis unsur hara yang dikandungnya, pupuk anorganik dapat dibagi menjadi dua yakni pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam. Biasanya berupa unsur hara makro primer, misalnya urea hanya mengandung unsur nitrogen. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur hara. Penggunaan pupuk ini lebih praktis karena hanya dengan satu kali penebaran, beberapa jenis unsur hara dapat diberikan. Namun, dari sisi harga pupuk ini lebih mahal. Contoh pupuk majemuk antara lain diamonium phospat yang mengandung unsur nitrogen dan fosfor. Menurut cara aplikasinya, pupuk buatan dibedakan menjadi dua yaitu pupuk daun dan pupuk akar. Pupuk daun diberikan lewat penyemprotan pada daun tanaman. Contoh pupuk daun adalah Gandasil B dan D, Grow More, dan Vitabloom. Pupuk akar diserap tanaman lewat akar dengan cara penebaran di tanah. Contoh pupuk akar adalah urea, NPK, dan Dolomit. Menurut cara melepaskan unsur hara, pupuk akar dibedakan menjadi dua yakni pupuk fast release dan pupuk slow release. Jika pupuk fast release ditebarkan ke tanah dalam waktu singkat unsur hara yang ada atau terkandung langsung dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Kelemahan pupuk ini adalah terlalu cepat habis, bukan hanya karena diserap oleh tanaman tetapi juga menguap atau tercuci oleh air. Yang termasuk pupuk fast release antara lain urea, ZA dan KCL. Pupuk slow release atau yang sering disebut dengan pupuk lepas terkendali (controlled release) akan melepaskan unsur hara yang dikandungnya sedikit demi sedikit sesuai dengan kebutuhan tanaman. Dengan demikian, manfaat yang dirasakan dari satu kali aplikasi lebih lama bila dibandingkan dengan pupuk fast release. Mekanisme ini dapat terjadi karena unsur hara yang dikandung pupuk slow release dilindungi secara kimiawi dan mekanis. Perlindungan secara mekanis berupa pembungkus bahan pupuk dengan selaput polimer atau selaput yang mirip dengan bahan pembungkus kapsul. Contohnya, polimer coated urea dan sulfur coated urea. Perlindungan secara kimiawi dilakukan dengan cara mencampur bahan pupuk menggunakan zat kimia, sehingga bahan tersebut lepas secara terkendali. Contohnya Methylin urea, Urea Formaldehide dan Isobutilidern Diurea. Pupuk jenis ini harganya sangat mahal sehingga hanya digunakan untuk tanaman-tanaman yang bernilai ekonomis tinggi. Jenis-Jenis Pupuk 1. Pupuk Sumber Nitrogen Hampir seluruh tanaman dapat menyerap nitrogen dalam bentuk nitrat atau amonium yang disediakan oleh pupuk. Nitrogen dalam bentuk nitrat lebih cepat tersedia bagi tanaman. Amonium juga akan diubah menjadi nitrat oleh mikroorganisme tanah, kecuali pada tembakau dan padi. Tembakau tidak dapat mentoleransi jumlah amonium yang tinggi. Untuk menyediakan nitrogen pada tembakau, gunakan pupuk berbentuk nitrat (NO 3-) dengan kandungan nitrogen minimal 50%. Pada padi sawah, lebih baik gunakan pupuk berbentuk amonium (NH4+) karena pada tanah yang tergenang, nitrogen mudah berubah menjadi gas N2. umumnya pupuk dengan kadar N yang tinggi dapat membakar daun tanaman sehingga pemakaiannya perlu lebih hati-hati. • Amonium Nitrat Kandungan nitratnya membuat pupuk ini cocok untuk daerah dingin dan daerah panas. Pupuk ini dapat membakar tanaman jika diberikan terlalu dekat dengan akara atau langsung kontak dengan daun. Ketersediaan bagi tanaman sangat cepat sehingga frekuensi pemberiannya harus lebih sering. Amonium nitrat bersifat higroskopis sehingga tidak dapat disimpan terlalu lama. • Amonium Sulfat (NH4)2 SO4 Pupuk ini dikenal dengan nama pupuk ZA. Mengandung 21% nitrogen (N) dan 26% sulfur (S), berbentuk kristal dan kurang higroskopis. Reaksi kerjanya agak lambat sehingga cocok untuk pupuk dasar. Sifat reksinya asam, sehingga tidak disarankan untuk tanah ber-pH rendah. Selain itu, pupuk ini sangat baik untuk sumber sulfur. Lebih disarankan dipakai didaerah panas. • Kalsium Nitrat Pupuk ini berbentuk butiran, berwarna putih, sangat cepat larut didalam air, dan sebagai sumber kalsium yang sangat baik karena mengandung 19% kalsium Ca. sifat lainnya adalah bereaksi basa dan higroskopis. • Urea (CO(NH2)2) Pupuk urea mengandung 46% nitrogen (N). Karena kandungan N yang tinggi menyebabkan pupuk ini sangat higroskopis. Urea sangat mudah larut dalam air dan bereaksi cepat, juga menguap dalam bentuk amonia. 2. Pupuk Sumber Fosfor • SP 36 Mengandung 36% fosfor dalam bentuk P 2O5.pupuk ini terbuat dari fosfat alam dan sulfat. Berbentuk butiran dan berwarna abu-abu. Sifatnya agak sulit larut dalam air dan bereaksi lambat sehingga selalu digunakan sebagai pupuk dasar. Reaksi kimianya tergolong netral, tidak higroskopis dan bersifat membakar. • Amonium Phospat Monoamonium Phospat (MAP) memiliki analisis 11.52.0. Diamonium Phospat memiliki (DAP) analisis 16.48.0 atau 18.46.0. pupuk ini umumnya digunakan untuk merangsang pertumbuhan awal tanaman (styarter fertillizer). Bentuknya berupa butiran berwarna cokelat kekuningan. Reaksinya termasuk alkalis dan mudah larut di dalam air. Sifat lainnya adalah tidak higroskopis sehingga tahan disimpan lebih lama dan tidak bersifat membakar karena indeks garamnya rendah. 3. Pupuk Sumber Kalium • Kalium Chlorida (KCl) Mengandung 45% K2O dan khlor, bereaksi agak asam, dan bersifat higroskopis. Khlor berpengaruh negatif terhadap tanaman yang membutuhkannya, misalnya kentang, wortel dan tembakau. • Kalium Sulfat (K2SO4) Pupuk ini lebih dikenal dengan nama ZK. Kadar K2O-nya sekitar 48-52%. Bentuknya berupa tepung putih yang larut didalam air, sifatnya agak mengasamkan tanah. Dapat digunakan untuk pupuk dasar sesudah tanam. Tanaman yang peka terhadap keracunan unsur Cl, seperti tembakau disarankan untuk menggunakan pupuk ini. • Kalium Nitrat (KNO3 Mengandung 13% N dan 44% K2O. berbentuk butiran berwarna putih yang tidak bersifat higroskopis dengan reaksi yang netral. 4. Pupuk Sumber Unsur Hara Sekunder • Kapur Dolomit Berbentuk bubuk berwarna putih kekuningan. Dikenal sebagai bahan untuk menaikkan pH tanah. Dolomit adalah sumber Ca (30%) dan Mg (19%) yang cukup baik. Kelarutannya agak rendah dan kualitasnya sangat ditentukan oleh ukuran butiran. Semakin halus butirannya akan semakin baik kualitasnya. • Kapur Kalsit Berfungsi untuk meningkatkan pH tanah. Dikenal sebagai kapur pertanian yang berbentuk bubuk. Warnanya putih dan butirannya halus. Pupuk ini mengandung 90-99% Ca. Bersifat lebih cepat larut dalam air. • Paten Kali (Kalium Magnesium Sulfat) Berbentuk butiran berwarna kuning. Mengandung 30% K2O, 12% S, dan 12% MgO. Sifatnya agak sukar larut dalam air. Selain untuk memperbaiki defisiensi Mg, pupuk ini juga bermanfaat untuk memperbaiki kejenuhan basa pada tanah asam. • Kapur Gypsum Berbentuk bubuk dan berwarna putih. Mengandung 39% Ca, 53% S dan sedikit Mg. Ditebarkan dalam sekali aplikasi. Jika terkena air, gypsum yang ditebarkan akan menggumpal dan mengeras seperti tanah liat (cake). Gypsum digunakan untuk menetralisir tanah yang terganggu karena kadar garam yang tinggi, misalnya pada tanah di daerah pantai. Aplikasi gypsum tidak banyak berpengaruh pada perubahan pH tanah. • Bubuk Belerang (Elemental Sulfur) Umumnya, sulfor disuplai dalam bentuk sulfat yang terdapat pada berbagai jenis pupuk. Kandungan sulfat tersebut tidak berpengaruh dalam penurunan pH tanah. Selain terdapat dalam berbagai jenis pupuk, bubuk belerang adalah sumber sulfur yang terbesar, kandungannya dapat mencapai 909%. Namun, bubuk ini tidak lazim digunakan untuk mengatasi masalah defisiensi sulfur, tetapi tidak lebih banyak digunakan untuk menurunkan pH tanah. Penggunaannya tidak boleh melebihi 25 gram/m2, karena bubuk sulfur dapat mengakibatkan gejala terbakarnya daun tanaman (burning effect). 5. Pupuk Sumber Unsur Hara Mikro Saat ini kebutuhan pupuk mikro sudah mulai terasa di Indonesia. Beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa tanaman padi sawah dan teh di beberapa daerah di Jawa sudah memulai membutuhkan tambahan Zn dari pupuk. Pupuk sebagai unsur hara mikro tersedia dalam dua bentuk, yakni bentuk garam anorganik dan bentuk organik sintesis. Kedua bentuk ini mudah larut dalam air. Contoh pupuk mikro yang berbentuk garam organik adalah Cu, Fe, Zn dan Mn yang seluruhnya bergabung dengan sulfat. Sebagai sumber boron, umumnya digunakan sodium tetra borat yang banyak digunakan sebagai pupuk daun. Sumber Mo umumnya menggunakan sodium atau amonium molibdat. Bentuk organik sintesis ditandai dengan adanya agen pengikat unsur logam yang disebut chelat. Chelat adalah bahan kimia organik yang dapat mengikat ion logam seperti yang dilakukan oleh koloid tanah. Unsur hara mikro yang tersedia dalam bentuk chelat adalah Fe, Mn, Cu, dan Zn. Selain disediakan oleh kedua jenis pupuk diatas, unsur hara mikro juga disediakan oleh pupuk majemuk yang beredar di pasaran. Pupuk slow release dan pupuk daun biasanya dilengkapi dengan satu atau lebih unsur mikro. • Pupuk Majemuk Pemakaian pupuk majemuk saat ini sudah sangat luas. Berbagai merk, kualitas dan analisis telah tersedia di pasaran.kendati harganya relatif lebih mahal, pupuk majemuk tetap dipilih karena kandungan haranya lebih lengkap. Pupuk majemuk berkualitas prima memiliki besaran butiran yang seragam dan tidak terlalu higroskopis, sehingga tahan disimpan dan tidak cepat menggumpal. Hampir semua pupuk majemuk bereaksi asam, kecuali yang telah mendapatkan perlakuan khusus, seperti penambahan Ca dan Mg. Variasi analisis pupuk mejemuk sangat banyak. Meskipun demikian, perbedaan variasinya bisa jadi sangat kecil, misalnya antara NPK 15.15.15 dan NPK 16.16.16. Variasi analisis pupuk, seperti 15.15.15, 16.16.16, dan 20.20.20 menunjukkan ketersediaaan unsur hara yang seimbang. Fungsi pupuk majemuk dengan variasi analisis seperti ini antara lain untuk mempercepat perkembangan bibit; sebagai pupuk pada awal peneneman; dan sebagai puk susulan saat tanaman memasuki fase generatif, seperti saat mulai berbunga. Dalam memilih pupuk majemuk perlu dipertimbangkan beberapa faktor, antara lain kandungan unsur hara yang tinggi, kandungan unsur hara mikro dan harga • Pupuk Daun Daun memiliki mulut yang dukenal dengan nama stomata. Sebagian besar stomata terletak di bagian bawah daun. Mulut daun ini berfungsi untuk mengatur penguapan air dari tanaman sehingga air dari akar dapat sampai daun. Saat suhu udara terlalu panas, stomata akan menutup sehingga tanaman tidak akan mengalami kekeringan. Sebaliknya, jika udara tidak terlalu panas, stomata akan membuka sehingga air yang ada di permukaan daun dapat masuk dalam jaringan daun. Dengan sendirinya unsur hara yang disemprotkan ke permukaan daun juga masuk ke dalam jaringan daun. Sebenarnya, kandungan unsur hara pada pupuk daun identik dengan kandungan unsur hara pada pupuk majemuk. Bahkan pupuk daun sering lebih lengkap karena ditambah oleh beberapa unsur mikro. Pemilihan analisis yang tepat pada pupuk daun perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang sama dengan analisis pada pupuk majemuk. Hanya saja, faktor sifat fisik dan kimia tanah tidak dijadikan sebagai faktor utama. Sebagai faktor utamanya adalah manfaat tiap unsur hara yang dikandung oleh pupuk daun bagi perkembangan tanaman dan peningkatan hasil panen. Pupuk daun berbentuk serbuk dan cair. Kualitasnya dianggap baik jika mudah larut di dalam air tanpa menyisakan endapan. Karena mudah larut dalam air, sifat pupuk daun menjadi sangat higroskopis. Akibatnya tidak dapat disimpan terlalu lama jika kemasannya telah dibuka. Kentungan menggunakan pupuk daun antara lain respon terhadap tanaman sangat cepat karena langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Selain itu, tidak menimbulkan kerusakan sedikitpun pada tanaman, dengan catatan aplikasinya dilakukan secara benar. Dalam pemakaian pupuk daun dikenal istilah konsentrasi pupuk atau kepekatan larutan pupuk. Besarnya konsentrasi pupuk daun dinyatakan dalam bobot pupuk daun yang harus dilarutkan kedalam satuan volume air. Penentuan volume air dapat diketahui dengan membaca skala pada alat semprot. Angka konsentrasi ini sering dicantumkan p[ada kemasan pupuk. Jika konsentrasi pupuk yang digunakan melebihi konsentrasi yang disarankan, daun akan terbakar. Penyemprotan pupuk daun idealnya dilakukan pada pagi atau pada sore hari karena bertepatan pada saat membukanya stomata. Prioritaskan penyemprotan pada bagian bawah daun karena paling banyak terdapat stomata. Faktor cuaca termasuk kunci sukses dalam penyemprotan pupuk daun. Dua jam setelah penyemprotan jangan sampai terkena hujan karena akan mengurangi efektifitas penyerapan pupuk. Tidak disarankan menyemprotkan pupuk daun pada saat suhu udara sedang panas karena konsentrasi larutan pupuk yang sampai ke daun cepat meningkat sehingga daun dapat terbakar. Contoh pupuk daun yang beredar di pasaran yaitu Gandasil Daun 14.12.14 dilengkapi dengan Mn, Mg, B, Cu dan Zn. • Pupuk Organik Kandungan unsur hara yang terdapat di dalam pupuk organik jauh lebih kecil daripada yang sempat di dalam pupuk buatan. Cara aplikasinya juga lebih sulit karena pupuk organik dibutuhkan dalam jumlah yang lebih besar daripada pupuk kimia dan tenaga kerja yang diperlukan juga lebih banyak. Namun, hingga sekarang pupuk organik tetap digunakan karena fungsinya belum tergantikan oleh pupuk buatan. Berikut ini beberapa manfaat dari pupuk organik. • Mampu menyediakan unsur hara makro dan mikro meskipun dalam jumlah yang jauh lebih kecil. • Memperbaiki granulasi tanah berpasir dan tanah padat sehingga dapat meningkatkan kualitas aerasi, memperbaiki drainase tanah, dan meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air. • Mengandung asam humat (humus) yang mampu meningkatkan kapasitas tukar kation tanah. • Penambahan pupuk organik dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah. • Pada tanah asam, penambahan pupuk organik dapat membantu meningkatkan pH tanah. • Penggunaan pupuk organik tidak menyebabkan polusi tanah dan air. Jenis pupuk organik yang banyak dikenal sebagai berikut : • Pupuk Kandang Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak. Kualitas pupuk kandang sangat tergantung pada jenis ternak, kualitas pakan ternak, dan cara penampungan pupuk kandang. Pupuk kandang dari ayam atau unggas memiliki unsur hara yang lebih besar daripada jenis ternak lain. Penyebabnya adalah kotoran padat pada unggas tercampur dengan kotoran cairnya. Umumnya, kandungan unsur hara pada urine selalu lebih tinggi daripada kotoran padat.seperti kompos, sebelum digunakan, pupuk kandang perlu mengalami proses penguraian. Dengan demikian kualitas pupuk kandang juga turut ditentukan oleh C/N rasio. Dalam dunia pupuk kandang, dikenal istilah pupuk panas dan pupuk dingin. Pupuk panas adalah pupuk kandang yang proses penguraiannya berlangsung cepat sehingga terbentuk panas. Pupuk dingin terjadi sebaliknya, C/N yang tinggi menyebabkan pupuk kandang terurai lebih lama dan tidak menimbulkan panas. Ciri-ciri pupuk kandang yang baik dapat dilihat secara fisik atau kimiawi. Ciri fisiknya yaitu berwarna cokelat kehitaman, cukup kering, tidak menggumpal, dan tidak berbau menyengat. Ciri kimiawinya adalah C/N rasio kecil (bahan pembentuknya sudah tidak terlihat) dan temperaturnya relatif stabil. • Kompos Kompos adalah kasil pembusukan sisa-sisa tanaman yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme pengurai. Kualitas kompos ditentukan oleh besarnya perbandingan antara jumlah karbon dan nitrogen (C/N ratio). Jika C/N rasio tinggi, berarti bahan penyusun kompos belum terurai secara sempurna. Bahan kompos dengan C/N rasio tinggi akan terurai atau membusuk lebih lama dibanding dengan C/N rasio rendah. Kualitas kompos dianggap baik jika memiliki C/N rasio antara 12-15. Bahan kompos seperti sekam, jerami padi, batang jagung dan serbuk gergaji memiliki C/N rasio antara 50-100. daun segar memiliki C/N rasio sekitar 10-20. Proses pembuatan kompos akan menurunkan C/N rasio hingga 12-15. sampai dengan proses penguraian sempurna, tanaman akan bersaing dengan mikroorganisme tanah untuk memperebutkan unsur hara. Karena itu disarankan untuk menambah pupuk buatan apabila bahan kompos yang belum terurai sempurna terpaksa digunakan. Kandungan unsur hara dalam kompos sangat bervariasi. Tergantung dari jenis bahan asal yang digunakan dan cara pembuatan kompos. Kandungan unsur hara kompos sebagai berikut. • Nitrogen 0,1 – 0,6% • Fosfor 0,1 – 0,4% • Kalium 0,8 – 1,5% • Kalsium 0,8 – 1,5% Ciri fisik kompos yang baik adalah berwarna cokelat kehitaman, agak lembab, gembur dan bahan pembentuknya sudah tidak tampak lagi. Penggunaan dosis tertentu pada pupuk kompos lebih berorientasi untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah daripada untuk menyediakan unsur hara. • Mikroba Penyubur Tanah Kemajuan ilmu mikrobiologi tanah berhasil memperbanyak mikroba tanah yang bermanfaat dan mengemasnya sebagai pupuk cair. Mikroba yang telah dikemas ini kemudian disemprotkan ke tanah hingga berkembang biak dan memberi dampak positif bagi kesuburan tanah. Jenis bakteri dan jamur yang biasa digunakan diantaranya Rhizobium, Lactobacillus, Streptomyces, Micoriza, dan Aspergillus. Jenis dan fungsi mikroba sangat beragam, cara penggunaanpun berbeda-beda. Karena itu sebaiknya baca petunjuk pada label atau brosur dengan seksamasebelum menggunakannya. Mikroba juga membutuhkan waktu untuk berkembang biak sehingga hasil aplikasi mikroba penyubur tanah tidak langsung terlihat pada tanaman. Jumlah mikroba yang telah disemprotkan pun sangat mungkin akan berkurang karena faktor cuaca. Aplikasi mikroba sebaiknya dilaksanakan secara rutin setiap dua minggu sekali. Alat semprot yang digunakan sebaiknya bukan yang biasa dipakai untuk menyemprot pestisida, karena pestisida akan mematikan mikroba. Selain itu, tidak disarankan menyemprotkan pestisida terutama fungisida pada tanah yang telah diaplikasi mikroba. Cara Aplikasi Dan Penggunaan Pupuk A. Cara Aplikasi Pupuk Kimia 1. Larikan Caranya, buat parit kecil disamping barisan tanaman sedalam 6-10 cm. Tempatkan pupuk di dalam larikan tersebut, kemudian tutup kembali. Cara ini dapat dilakukan pada satu atau kedua sisi baris tanaman. Pada jenis pepohonan, larikan dapat dibuat melingkar di sekeliling pohon dengan jari-jari 0,5-1 kali jari-jari tajuk. Pupuk yang tidak mudah menguap dapat langsung ditempatkan di atas tanah. Setelah itu, larikan tidak perlu ditutup kembali dengan tanah. Hindari membuat larikan hanya pada salah satu sisi baris tanam karena menyebabkan perkembangan akar tidak seimbang. Karena itu, aplikasi pupuk kedua harus ditempatkan pada sisi yang belum mendapatkan pupuk (bergantian). Biasanya cara ini dilakukan untuk memberikan pupuk susulan. Tanaman dengan pertumbuhan cepat dan perakaran yang terbatas disarankan untuk menggunakan cara larikan. 2. Penebaran Secara Merata di Atas Permukaan Tanah Cara ini biasanya dilakukan sebelum penanaman. Setelah penebaran pupuk, lanjutkan dengan pengolahan tanah, seperti pada aplikasi kapur dan pupuk organik. Cara ini menyebabkan distribusi unsur hara dapat merata sehingga perkembangan akarpun lebih seimbang. Tidak disarankan untuk menebar pupuk urea karena sangat mudah menguap. 3. Pop Up Caranya, pupuk dimasukkan ke lubang tanam pada saat penanaman benih atau bibit. Pupuk yang digunakan harus memiliki indeks garam yang rendah agar tidak merusak benih atau biji. Cara ini lazim menggunakan pupuk jenis SP36, pupuk organik, atau pupuk slow release 4. Penugalan Caranya, tempatkan pupuk ke dalam lubang di samping tanaman sedalam 10-15 cm. Lubang tersebut dibuat dengan alat tugal. Kemudian setelah pupuk dimasukkan, tutup kembali lubang dengan tanah untuk menghindari penguapan. Cara ini dapat dilakukan disamping kiri dan samping kanan baris tanaman atau sekeliling pohon. Jenis pupuk yang dapat diaplikasikan dengan cara ini adalah pupuk slow release dan pupuk tablet. 5. Fertigasi Pupuk dilarutkan dalam air dan disiramkan pada tanaman melalui air irigasi. Lazimnya, cara ini dilakukan untuk tanaman yang pengairannya menggunakan sistem sprinkle. Cara ini telah banyak diterapkan pada pembibitan tanaman Hutan Tanaman Industri (HTI), lapangan golf, atau nursery tanaman yang bernilai ekonomi tinggi. Lewat cara ini, akurasi dan penyerapan pupuk oleh akar dapat lebih tinggi. Pada pertanian intensif pemupukan sering dilakukan berkali-kali sehingga beberapa cara diatas dapat dilakukan bersama-sama dalam satu musim tanam. B. Cara Aplikasi Pupuk Organik Tanah berpasir, bekas pertambangan, tanah tererosi, atau tanah sangat padat yang mudah retak pada musim kemarau, sebaiknya diberi pupuk organik dalam jumlah besar sebelum digunakan untuk bercocok tanam. Setelah diberi pupuk organik, dilanjutkan dengan pengolahan tanah. Kedua perlakuan tersebut dilakukan supaya sifat fisik tanah membaik dan pemakaian pupuk kimia menjadi lebih efisien. Kebutuhan dosis pupuk organik yang sangat besar seringkali menyulitkan proses penebarannya. Namun, sekarang telah dipasarkan pupuk organik yang dipadatkan dalam bentuk pelet atau konsentrat. Pupuk organik dalam bentuk tersebut lebih mudah diaplikasikan dan dosis yang diperlukan menjadi lebih kecil. Pupuk organik seperti ini diantaranya dipasarkan dengan merk dagang Ostindo, OCF, dan Green Pride. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi pupuk organik adalah sebagai berikut. • Penebaran pupuk organik sebaiknya diikuti dengan pengolahan tanah seperti pembajakan atau penggemburan tanah agar pupuk organik dapat mencapai lapisan tanah yang lebih dalam. • Pemberian pupuk organik dengan dosis kecil tetapi sering lebih baik dari pada dosis banyak yang diberikan sekaligus. • Pada jagung, cabai, tomat, dan beberapa jenis sayuran, pupuk organik sebaiknya ditempatkan pada lubang tanam satu minggu sebelum bibit ditanam. • Pada media tanam dalam pot, perbandingan antara kompos dan tanah yang ideal adalah 1:1. sementara itu, perbandingan pupuk kandang dan tanah yang ideal adalah 1:3. • Jika harus menggunakan pupuk organik yang belum terurai sempurna (rasio C/N masih tinggi) harus diberi jeda waktu antara pemberian pupuk organik dan penanaman bibit yakni minimal satu minggu. Hal itu dilakukan untuk menghindari dampak buruk yang mungkin terjadi pada tanaman ketika proses penguraian pupuk organik berlangsung. Unsur Hara Pada Tanaman Kebutuhan Zat Makanan Pada Tumbuhan Tumbuhan membutuhkan zat makanan layaknya makhluk hidup lain. Pada tumbuhan zat makanan yang diperlukan adalah unsur hara. Unsur hara adalah unsur kimia yang di butuhkan tanaman untuk proses pertumbuhanya baik itu vegetatif maupun generatif. Dengan kata lain unsur hara adalah makanan bagi tanaman. Jika unsur hara yang terdapat dalam tanah tidak memenuhi atau kurang, maka tumbuhan tidak berkembang secara normal. Akibatnya, produktifitasnya juga rendah. Pada dasarnya unsur hara tanaman digolongkan menjadi 2 golongan yaitu: Unsur Hara Makro Dan Mikro. Untuk hara makro terdiri dari primer (utama) dan sekunder. Hara Makro Utama Hara makro utama meliputi unsur: N (Nitrogen), P (Phospat), dan K (Kalium). Unsur-unsur ini merupakan makanan pokok bagi tumbuhan. Nitrogen (N), zat yang berfungsi sebagai penyusun asam amino dan protein pada tumbuhan, dan diserap dalam bentuk ion NH4+ dan NO3-, sehingga unsur N tersebut dapat membantu proses pertumbuhan tanaman. Phosphor (P), zat yang berperan dalam merangsang pembuahan dan pembungaan, sekaligus memberikan rangsangan untuk pertumbuhan akar dan pembentukan biji. Sedangkan Kalium (K) berfungsi mengatur keluar masuknya zat, sehingga proses fotosintesa dan respirasi dapat berlangsung. Selain itu unsur kalium juga mampu meningkatkan kekebalan tanaman. Hara Makro Sekunder Hara Makro Sekunder meliputi unsur : Ca (Calsium), Mg (Magnesium) dan S (Sulfur). Magnesium (Mg), zat yang berfungsi mengaktifkan enzim yang berkaitan dengan metabolisme karbohidrat, enzim pernafasan. Mg juga berperan sebagai katalisator, kofaktor dan penyusun protein. Sementara Sulfur (S), zat yang juga disebut dengan belerang ini memiliki manfaat untuk menyusun asam amino, protein dan vitamin. Dengan terpenuhinya hara makro sekunder maka tumbuhan akan tumbuh lebih sehat dan seimbang. Hara Mikro Hara Mikro diantaranya terdiri dari: Boron (B), Seng (Zn), Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Molibdenum (Mo), Natrium (Na) Dan Aluminium (Al). Masing – masing unsur hara ini memiliki peranan yang tidak dapat digantikan oleh unsur lain. Jika ada tanaman yang kekurangan salah satu unsur, maka metabolismenya pasti akan terganggu. Jadi, untuk mengetahui kandungan hara perlu dilakukan analisa tanah dan tanaman. Sedikitnya terdapat 60 jenis unsur hara yang dibutuhkan tanaman dan 16 unsur atau senyawa di antaranya merupakan unsur hara esensial yang mutlak dibutuhkan tanaman untuk mendukung pertumbuhanya. Kekurangan hara bisa menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu, menimbulkan penyakit, dan bisa menyebabkan tanaman mati. Dari 16 unsur hara, 3 diantaranya ketersediaanya di alam melimpah. Ketiga unsur tersebut adalah Karbon (C), Hidrogen (H) Dan Oksigen (O). Ketiganya dapat diperoleh bebas dari udara. Kebutuhan air dapat diperoleh dari tanah dan dari air penyiraman. Sedangkan unsur hara yang lain karena ketersediaanya terbatas biasanya ditambah dengan pupuk. Unsur hara bisa dibagi menjadi 2 bagian utama: unsur hara makro dan mikro. UNSUR HARA MAKRO 1. Nitrogen (N) Tumbuhan memerlukan nitrogen untuk pertumbuhanya terutama pada fase vegetatif yaitu pertumbuhan cabang, daun dan dan batang. Nitrogen (lebih dari 70% volume udara terdiri dari nitrogen) juga bermanfaat dalam proses pembentukan hijau daun dan klorofil. Kekurangan nitrogen menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak normal, kerdil, daunnya menguning dan kering. 2. Phosphor/ Fosfor(P) Berguna untuk pembentukan akar, sebagai bahan dasar protein, mempercepat batang tanaman, meningkatkan hasil biji – bijian dan umbi – umbian. Selain itu fosfor juga berfungsi untuk membantu proses asimilasi dan respirasi. Kekurangan fosfor menyebabkan tanaman menjadi kerdil, pertumbuhan akar tidak baik dan pertumbuhan cabang dan ranting meruncing. 3. Calsium/Kalsium(Ca) Berfungsi sebagai pengatur pengisapan air dari dalam tanah. Kalsium juga berguna untuk menghilangkan (penawar) racun dalam tanah. Kekurangan kalsium dapat menyebabkan tumbuhan pucuk ranting terhambat dan batang tanaman tidak kokoh. 4. Sulfur/Belerang(S) Membantu tanaman dalam membentuk bintil akar, pertumbuhan tunas dan pembentukan hijau daun (klorofil). Sulfur merupakan unsur penting dalam pembentukan berbagai jenis asam amino. Kekurangan sulfur/belerang menyebabkan daun muda berubah warna menjadi hijau muda, mengkilap agak keputihan selanjutnya akan berubah menjadi kubing, tanaman akan tampak kerdil, kurus dan batangnya pendek. 5. Magnesium(Mg) Membantu proses pembentukan hijau daun atau klorofil. Selain berfungsi untuk membentuk karbohidrat, lemak dan minyak, magnesium juga membantu proses transportasi fospat dalam tanaman. Kekurangan magnesium dapat menyebabkan pucuk dan bagian diantara jari – jari daun tampak tidak berwarna. 6. Kalium(k) Membantu pembentukan protein dan karbohidrat selain itu juga berfungsi untuk memperkuat jaringan tanaman dan berperan dalam pembentukan antibodi tanaman yang bisa melawan penyakit, kekeringan dan udara dingin. UNSUR HARA MIKRO 1. Chlor (Cl) Membantu meningkatkan atau memperbaiki kualitas dan kuantitas produksi tanaman. Khususnya untuk tanaman tembakau, kentang, kapas, kol, sawi, dan tanaman sayuran. Kekurangan chlor akan menyebabkan produktivitas tanaman rendah. 2. Fero/Besi(Fe) Berperan dalam proses fisiologi tanaman seperti proses pernapasan dan pembentukan zat hijau daun atau klorofil. Kekurangan zat besi akan menyebabkan daun berwarna kuning kemudian berguguran. 3. Mangan(Mn) Bermanfaat dalam proses asimilasi dan berfungsi sebagai komponen utama dalam pembentukan enzim dalam tanaman. Kekurangan mangan dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, terutama pada tanaman hortikultura seperti sayuran. 4. Cuprum/Tembaga (Cu) Bermanfaat bagi tanaman dalam proses pembentukan klorofil dan sebagai komponen utama dalam pembentukan enzim tanaman. Kekurangan tembaga pada media tanam akan menyebabkan ujung daun layu. 5. Boron (Bo) Merupakan zat yang banyak manfaatnya, boron membawa karbohidrat ke seluruh jaringan tanaman, boron juga bermanfaat dalam proses mempercepat penyerapan kalium dan berperan pada pertumbuhan tanaman khususnya pada bagian yang masih aktif selain itu juga meningkatkan kualitas produksi sayuran dan buah – buahan. 6. Molibdenum (Mo) Berfungsi untuk mengikat nitrogen bebas dari udara, juga berfungsi sebagai komponen pembentukan enzim pada bakteri akar tanaman leguminosae. 7. Zinc/Seng (Zn) Mempunyai fungsi dalam pembentukan hormon tanaman yang berguna untuk pertumbuhan. Kekurangan seng menyebabkan daun berwarna kuning atau kemerahan, daun berlubang, mengering bahkan bisa mati. Hormon Pertumbuhan Hormon pertumbuhan atau zat pengatur tumbuh berperan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, juga bagi kelangsungan hidupnya. Tanpa adanya zat pengatur tumbuh berarti tidak ada pertumbuhan. Zat pengatur tumbuh pada tanaman didefinisikan sebagai senyawa organic bukan hara. Ahli biologi tumbuhan telah mengidentifikasikan 5 tipe utama hormon pertumbuhan yaitu auksin, sitokinin, giberelin, asam abisat dan etilen. Hormon pertumbuhan yang terdapat di dalam pupuk B-Green adalah jenis Sitokinin, Giberelin, Dan Auksin atau IAA (Indole Acetic Acid), yaitu hormon tumbuh yang tidak terlepas dari proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. IAA ini berfungsi sebagai hormon pengembangan sel yang struktur kimianya menyerupai asam amino triptopan. Jika diberikan IAA pada tanaman, pertumbuhanya akan cepat dan juga dapat mempercepat pembentukan rambut akar, memperpanjang akar dan pertumbuhan batang serta daun. Meski secara ilmiah tanah telah menyediakan unsur hara makro dan mikro sebagai makanan pokok bagi tumbuhan, tetapi karena unsur hara ini diserap oleh tumbuhan dari hari ke hari maka unsur hara ini semakin berkurang dan tanaman semakin tidak subur. Unsur – unsur hara dalam tanah seringkali tidak mencukupi kebutuhan tanaman. Setiap kali di budidayakan, tanaman akan menyerap terus menerus unsur hara dari tanah. Manakala tanaman dipanen, unsur hara dalam tanah pun ikut terangkut dan terkuras. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman, diperlukan masukan dari luar berupa pupuk. Fungsi utama pupuk adalah menyediakan atau menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman karena hanya tersedia sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali di tanah tempat bertanam. Selama 40 tahun lebih petani Indonesia mengenal dan telah mempraktikkan pemupukan dengan pupuk kimia yaitu Pupuk Urea, Pupuk TSP, Pupuk KCL, serta NPK Atau Pupuk Majemuk. Pupuk Urea mengandung N (Nitrogen) sebanyak 46%. Manfaat pupuk urea ini jika diberikan ke tanaman maka unsur hara nitrogen dalam tanah cukup, karena nitrogen merupakan unsur hara makro primer yang sangat dibutuhkan tumbuhan. Nitrogen berperan dalam pembentukan sel, jaringan, dan organ tanaman. Ia berfungsi sebagai bahan sintetis klorofil, protein, dan asam amino. Karena itu kehadirannya dibutuhkan dalam jumlah besar, terutama saat pertumbuhan vegetatif. Bersama fosfor(P), nitrogen digunakan untuk mengatur pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. Pupuk TSP (Triple Super Fosfat) mengandung unsur P (Fosfat) 40 s.d 47%. Pupuk ini untuk memberi unsur hara fosfat dalam tanah. Fosfor (fosfat) merupakan komponen penyusun beberapa enzim, protein, ATP, RNA, dan DNA. ATP penting untuk proses transfer energi, sedangkan RNA dan DNA menentukan sifat genetic tanaman. Unsur P juga berperan pada pertumbuhan benih, akar, bunga dan buah. Pupuk KCL mengandung 48 s.d 60% K20 (Potasium Klorida). Pupuk ini untuk menambah unsur hara potasium klorida. Selain pupuk diatas ada juga pupuk kimia yang diberikan untuk memberikan lebih dari satu unsur hara, biasa disebut pupuk majemuk (compound fertilizer) misalnya pupuk NPK (nitrogen posfat dan kalium) yang diberikan untuk menambah 3 unsur hara pada tanah. Kalium berperan sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti fotosintesis, akumulasi, translokasi karbohidrat, membuka menutupnya stomata atau mengatur distribusi air dalam jaringan dan sel. Sebelum ditemukan teknologi pupuk kimia (pupuk anorganik) manusia sudah mengenal pupuk alami organik yaitu pupuk kandang yang berasal dari kotoran hewan dan pupuk kompos yang berasal dari daun – daunan yang membusuk. Kehadiran B-Green merupakan jawaban akan kebutuhan pupuk hayati yang sangat penting bagi kesuburan (jangka panjang) dan keseimbangan tanah. Pemupukan Yang Kurang Tepat Selama Ini Petani mengeluh karena tanah semakin lama semakin tidak subur, hasil panenya terus menurun dari tahun ke tahun. Selain itu, tanaman sering diserang hama dan frekuensi panen terus menurun (hanya satu kali panen dalam satu tahun). Keadaan ini terjadi karena tingkat kesuburan tanah dan bahan organik tanah mengalami penurunan. Akibatnya kemampuan tanah untuk mendukung ketersediaan air, hara dan kehidupan mikroorganisme yang dibutuhkan tanaman mengalami penurunan. Hal tersebut disebabkan karena selama ini pertanian kita hanya memperdulikan pendekatan kimia dan fisika saja tetapi mengabaikan unsur biologinya. Selama ini sebagian besar petani atau pebisnis agro industry di Indonesia hanya mementingkan kesuburan yang bersifat fisika (membajak dan mencangkul) dan kimia saja, yaitu dengan memberikan pupuk anorganik seperti : Urea (pupuk kimia kadar nitrogen tinggi), TSP/SP-36, KCL dan NPK secara terus menerus dan terkadang dengan dosis yang berlebihan. Pemupukan yang bersifat biologis terabaikan, bahkan penggunaan pupuk kimia berlebihan malah justru mematikan unsur biologi dalam tanah. Untuk mengembalikan kesuburan tanah, kita perlu mengembalikan keseimbangan unsur biologis tanah. Mikroba Pupuk Hayati/Organik B-Green merupakan jenis pupuk yang secara unik mampu menghimpun sejumlah mikroba yang bekerja untuk penyediaan hara makro dan mikro serta dalam jangka panjang dapat mempengaruhi kesuburan tanah. Meski demikian ada juga jenis mikroorganisme yang merugikan. Berikut ini Jenis–jenis mikroorganisme yang memberikan manfaat dengan fungsi masing – masing sebagai berikut : 1. Azotobacter Sp Berfungsi sebagai mikroba penambat N(nitrogen) dari udara bebas. 2. Azoospirilium Sr Berfungsi sebagai penambat N (nitrogen) 3. Mikroba Selulolitik Pendegradasi bahan organik/pembusukan bahan organik 4. Mikroba Pelarut Fosfat Berfungsi untuk melarutkan fosfat yang terikat dalam mineral Hat tanah agar tersedia dan mudah diserap oleh tanaman, Pseudomonas Flueorecent (pengurai pestisida) dapat menghasilkan enzim pengurai yang berfungsi untuk memecah mata rantai dari zat – zat kimia sistemik (pestisida) yang tidak dapat terurai oleh mikroba lainya. 5. Lactobacillus Sp Berfungsi untuk membantu proses fermentasi bahan organik menjadi senyawa – senyawa asam laktat yang dapat diserap tanaman. 6. Rhizobium Sp Membentuk bintil akar pada tanaman. 7. Trichodema Sp Berfungsi sebagai fungisida 8. Hormon IAA Berfungsi untuk membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan. 9. Hormon Giberlin Berfungsi untuk mengatur perkecambahan, pemanjangan batang, pemicuan pembungaan 10. Hormon Kinetin Berfungsi menunda penuaan pada daun 11. Hormon Zeatin Berfungsi memperbaiki, mempermudah, mempercepat dan meningkatkan proses pembelahan sel Penjabaran Produk B-Green 1. Pupuk Hayati/Organik B-Green Dalam bidang pupuk hayati kehadiran B-Green dengan kandungannya yang lengkap menjadikan B-Green menjadi Pupuk Organik Cair (POC) berkualitas yang dapat dapat bersaing di kelasnya. Kandungan dari B-Green yaitu NPK alami, ZPT, asam amino, asam humat, asam vulvat, asam trumalin. rejunivator, mikroba lactobacillus SP dan masih terdapat jenis microba yang lainnya. Kandungan Pupuk Organik B-Green Pupuk organik B-Green Mengandung NPK alami, ZPT, Asam amino, Asam humat, Asam vulvat, Asam trumalin. Rejunivator, mikroba lactobacillus SP dan masih terdapat jenis microba yang lainnya. 1. Asam Humat • Meningkatkan penyerapan nutrisi. • Membantu dalam mengemburkan tanah. • Memperbaiki struktur, pembentukan, respirasi dan pengembangan akar. • Meningkatkan aktivitas mikroba. • Meningkatkan perkecambahan biji. • Meningkatkan hasil. • Mengurangi endapan / residu pupuk. • penunjang tanaman sehat. • Meningkatkan pengikatan air. • Meningkatkan aktivitas antioksidan. • Merangsang enzim tanaman. • Mencegah penyakit dan stres panas. • Meningkatkan kesuburan tanah. • Merangsang pertumbuhan tanaman oleh peningkatan produksi biomassa. • Meningkatkan hasil dan meningkatkan kualitas tanaman. • Merangsang enzim tanaman. • Meningkatkan struktur tanah dan kapasitas memegang air. • Meningkatkan dan merangsang mikroorganisme yang menguntungkan. • Meningkatkan KAPASITAS TUKAR KATION (KTK). • Meningkatkan efektivitas pupuk dan mengurangi zat gizi terutama pencucian nitrat. • Bertindak sebagai khelat alami untuk mikro dalam tanah alkai dan meningkatkan ketersediaan untuk tanaman. • Mempromosikan perkembangan akar. • Meningkatkan permeabilitas membran sel di akar dan meningkatkan serapan hara. • Mengurangi stres dengan kekeringan dan stres dengan penerapan perawatan tanaman. • Meningkatkan perkecambahan benih dan meningkatkan. • Pengembangan radikula. • Mengurangi residu herbisida dan zat beracun dalam tanah. • Penundaan dekomposisi agen ultraviolet stabil. 2. Asam Fulvat Asam fulvat digunakan untuk menyuburkan lahan dan merangsang pertumbuhan tanaman. Senyawa ini mampu mendukung dan memperbaiki struktur tanah serta membantu tanah mempertahankan kelembaban dan mendukung aerasi akar. Asam fulvat juga membantu menyediakan nutrisi penting bagi tanaman seperti kalium, magnesium, dan sulfur. Selain menguatkan struktur tanah, asam ini meningkatkan pula permeabilitas membran tanaman yang pada akhirnya memperlancar fotosintesis serta ventilasi, yang berarti membantu pertumbuhan tanaman. Peningkatan permeabilitas juga meningkatkan penyerapan air dan transportasi nutrisi tumbuhan. 3. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) adalah persenyawaan organik yang dalam jumlah sedikit saja dapat merangsang, menghambat atau mengubah pola pertumbuhan dan perkembangan tanaman. ZPT yang dihasilkan oleh tanaman disebut fitohormon. Hormon tumbuhan (fitohormon) adalah sekumpulan senyawa organik, baik yang terbentuk secara alami maupun buatan manusia (sintetik). ZPT memiliki peran yang penting dalam dunia pertanian. Pemahaman mengenai jenis, fungsi dan dosis penggunaan hormon terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah hal yang perlu diketahui khususnya bagi petani karena penggunaan ZPT tersebut harus diberikan dengan tepat. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dalam dosis sedikit saja mampu memberikan efek atau reaksi secara biokimia, fisiologis dan morfologis bagi tanaman budidaya. ZPT bukan termasuk hara atau nutrisi, perbedaan terletak pada fungsi, bentuk maupun senyawa penyusunnya. Tanaman secara alami mampu memproduksi ZPT sendiri (endogen) untuk mendukung pertumbuhannya. Selain itu, pertumbuhan tanaman juga bisa dipengaruhi oleh hormon dari lingkungannya (eksogen). Hormon eksogen inilah merupakan hormon pertumbuhan tanaman buatan manusia (sintetik) yang memiliki peran sama seperti hormon endogen. Saat ini sudah banyak tersedia produk-produk yang dilengkapi dengan Zat Pengatur Tumbuh, baik yang terbuat dari bahan kimia maupun organik 4. Asam Amino Fungsi dan manfaat bagi tanaman : • Meningkatkan penyerapan dari sel-sel tanaman • Mineral akan terikat pada asam amino melalui proses kelasi ( chelation) , dan terjadi penetrasi yang lebih besar pada selaput kutikel dengan kecepatan tinggi secara pemancaran yang sederhana. Asam Amino mempunyai sifat menyerap air. • Penyusupan nutrisi penting ke dalam sel tanaman adalah tugas Asam Amino. • Sebagian nutrisi pada tanah merupakan kation yang bermuatan positif, yang dengan mudah akan terlepas karena tidak mampu menempel pada tanah yang bermuatan negatif. Asam Amino dapat mengikat nutrisi dan menyusupkannya ke dalam tanaman. • Asam Amino memudahkan penyerapan. • Asam Amino berbentuk biologi aktif ketika masuk kedalam sel tanaman. Hal ini akan mempercepat respons tanaman terhadap penyerapan nutrisi. Disamping mempercepat kedewasaan tanaman dan meningkatkan hasil panen karena nutrisi mudah terserap oleh tanaman pada saat-saat kritis selama siklus hidup tanaman, juga memberi keuntungan lain yaitu mengurangi kadar racun. 5. NPK Alami Dalam pertumbuhannya tanaman memerlukan tiga unsur hara penting, yaitu nitrogen (N), fosfat (P), dan kalium (K) : ▪ Fungsi Nitrogen (N) bagi Tanaman : 1. Untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, terutama pada fase vegetatif, khususnya batang, cabang, dan daun. 2. Untuk pembentukan hijau daun (klorofil) yang sangat berguna dalam proses fotosintesis. 3. Untuk membentuk protein, lemak, dan berbagai persenyawaan organik lainnya. 4. Bahan-bahan alami yang mengandung unsur nitrogen diantaranya azolla, kacangkacangan, jerami atau dedaunan yang berwarna hijau, serta urin dan kotoran hewan atau manusia. ▪ Fungsi Fospor (P) bagi Tanaman : 1. Unsur fosfor (P) bertugas mengedarkan energi keseluruh bagian tanaman, berguna untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda. 2. Sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu, membantu asimilasi dan pernapasan, mempercepat pembungaan dan pembuahan, serta mempercepat pemasakan biji dan buah. 3. Sementara bahan alami yang mengandung unsur fosfor dan kalium antara lain ampas tebu, batang pisang, sabut kelapa, dan abu kayu. ▪ Fungsi Kalium (K) bagi Tanaman : 1. Membantu pembentukan protein, karbohidrat dan gula. 2. Memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga, dan buah tidak mudah gugur. 3. Membantu pengangkutan gula dari daun ke buah atau umbi. 4. Merupakan sumber kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi kekeringan dan serangan penyakit. 6. Asam Trumalin Fungsi Asam Trumalin : • Memperbaiki jaringan pada tumbuhan Fungsi asam traumalin dalam memperbaiki jaringan yang terluka pada tumbuhan terjadi secara sistematis. Juga, penyebaran informasi ketika jaringan pada tumbuhan terluka, baik itu pada akar, daun, batangnya, dan bagian-bagian bunga terjadi secara sistematis pada seluruh bagian tumbuhan. Cara kerjanya adalah dengan merangsang sel-sel pada jaringan yang rusak hingga terjadi pembelahan sel dan menutup luka pada jaringan yang rusak, baik itu luka pada daun, batang maupun akar. Namun demikian, pada sebuah percobaan bagian tumbuhan yang terluka segera di cuci, dan hasilnya pembelahan sel tidak terjadi. Ini mengindikasikan bahwa hormon luka atau asam traumalin dapat dimanupulasi. • Membantu dalam perkembangbiakan tumbuhan terutama pada tumbuhan tingkat sederhana Dalam sebuah percobaan para ilmuwan menggunakan asam traumalin sintesis yang diterapkan pada ganggang seperti jenis-jenis tanaman paku dan hasilnya membuktikkkan bahwa asam traumalin berperan besar dalam penggandaan ganggang. • Dimanfaatkan dalam sintesis prostaglandin Dalam sintesis prostaglandin, asam traumalin dipersiapkan dalam temperatur dan kadar tertentu untuk memenuhi kondisi tertentu. Asam traumalin atau hormon luka, kemudian ditempatkan pada wadah tertentu dan harus melalui beberapa prosedur, seperti pencampuran asam traumalin dengan zat lainnya, pengadukan, pengukuran hasil sintesis dan lain sebagainya. • Sebagai faktor pertumbuhan Dalam sebuah penelitian terdahulu, diketahui bahwa asam traumalin membantu dalam aktivitas pertumbuhan pada sel-sel atau jaringan tumbuhan dewasa yang tidak mengalami luka. Namun, aktivitas pertumbuhan ini merupakan kerjasama antara hormon yang dikandung jaringan xilem dan floem dan asam traumalin yang membaur sehingga menyebabkan pembelahan sel-sel pada tumbuhan dewasa yang tidak terluka. Hal ini mengindikasikan bahwa sel-sel pada permukaan tumbuhan dewasa yang tak terluka mampu merespon terhadap aktivitas pembelahan sel • Meningkatkan kandungan protein pada gangang Lagi-lagi dalam sebuah percobaan yang diterapkan pada ganggang dengan menggunakan asam traumalin dengan konsentrasi tertentu. Hasil dari percobaan tersebut membuktikan bahwa asam traumalin dapat meningkatkan kadar protein pada ganggang, bahkan dengan keberadaan ion Nacl pada ganggang. Hal ini diperkirakan para ilmuwan, karena asam traumalin pada tumbuhan, termasuk ganggang dapat menetralisir macam-macam stress pada tumbuhan dan termasuk diantaranya stress garam (salt stress). • Berperan penting terhadap aktivitas antioksidan pada ganggang hijau chlorella vulgaris Ini merupakan hasil dari sebuah percobaan yang dilakukan para ahli. Dalam percobaan yang menggunakan asam traumalin tersebut, ditujukan untuk mengetahui aktivitas beberapa enzim antioksidan pada ganggang hijau chlorella vulgaris. Percobaan tersebut menggunakan asam traumalin dengan konsentrasi 10-6 hingga 10-5 M dan data hasil percobaan menunjukkan bahwa aktivitas enzim antioksidan pada ganggang hijau chlorella vulgaris mengalami peningkatan. Membuktikan bahwa asam traumalin berperan penting dalam aktivitas metabolism ganggang hijau chlorella vulgaris dan ada kemungkinan ini dikarenakan kemampuannya dalam beradaptasi dan menetralisir macam-macam stress pada lingkungan sekitar tumbuhan 7. Microba Lactobacillus sp. Bakteri asam laktat (lactobacillus SP) dapat mengakibatkan kemandulan (sterilizer) oleh karena itu bakteri ini dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan tanaman. Fungsi lainnya adalah meningkatkan percepatan perombakan bahan organik, menghancurkan bahan organik seperti lignin dan selulosa serta mempermentasikannya tanpa menimbulkan senyawa beracun yang di timbulkan dari pembusukan bahan organik. Bakteri ini dapat menekan pertumbuhan fusarium yaitu mikroorganisme merugikan yang menimbulkan penyakit pada lahan /tanaman yang terus menerus ditanami. Manfaat Pupuk Organik B-Green Secara Umum 1. Meningkatkan keragaman mikroba yang menguntungkan didalam tanah. 2. Mempermentasikan bahan organik tanah dan mempercepat dekomposisi /pembentukan humus. 3. Menyediakan hara dan meningkatkan ketersediaan hara. 4. Memperbaiki sifat biologis, fisik dan kimia tanah. 5. Meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi. 6. Menghasilkan kuantitas dan kualitas hasil pertanian berwawasan lingkungan. 7. Meningkatkan produksi bunga dan buah. 8. Meningkatkan daya tahan tanaman dari hama penyakit. 9. Menjadikan pupuk bersifat slow release atau diserap oleh tanaman secara perlahan sesuai kebutuhan pertumbuhannya. 2. Pestisida Organik B-NoHam B-NoHam adalah pestisida organik dengan dua bahan aktif utama yaitu beauveria bassiana sp dan noumuraea rileyi sp. Beauveria bassiana secara alami terdapat di dalam tanah sebagai jamur saprofit. Pertumbuhan jamur di dalam tanah sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah, seperti kandungan bahan organik, suhu, kelembapan, kebiasaan makan serangga, adanya pestisida sintetis, dan waktu aplikasi. Secara umum, suhu di atas 30 °C, kelembapan tanah yang berkurang dan adanya antifungal atau pestisida dapat menghambat pertumbuhannya. Cara infeksi 1. Cara cendawan Beauvaria bassiana menginfeksi tubuh serangga dimulai dengan kontak inang, masuk ke dalam tubuh inang, reproduksi di dalam satu atau lebih jaringan inang, kemudian kontak dan menginfeksi inang baru. 2. Beauveria bassiana masuk ke tubuh serangga inang melalui kulit, saluran pencernaan, spirakel dan lubang lainnya. 3. Inokulum jamur yang menempel pada tubuh serangga inang akan berkecambah dan berkembang membentuk tabung kecambah, kemudian masuk menembus kulit tubuh. 4. Penembusan dilakukan secara mekanis dan atau kimiawi dengan mengeluarkan enzim atau toksin. 5. Pada proses selanjutnya, jamur akan bereproduksi di dalam tubuh inang. 6. Jamur akan berkembang dalam tubuh inang dan menyerang seluruh jaringan tubuh, sehingga serangga mati. 7. Miselia jamur menembus ke luar tubuh inang, tumbuh menutupi tubuh inang dan memproduksi konidia. 8. Dalam hitungan hari, serangga akan mati. 9. Serangga yang terserang jamur Beauveria bassiana akan mati dengan tubuh mengeras seperti mumi dan jamur menutupi tubuh inang dengan warna putih. Dalam infeksinya, Beauveria bassiana akan terlihat keluar dari tubuh serangga terinfeksi mula-mula dari bagian alat tambahan (apendages) seperti antara segmen-segmen antena, antara segmen kepala dengan toraks , antara segmen toraks dengan abdomen dan antara segmen abdomen dengan cauda (ekor). Setelah beberapa hari kemudian seluruh permukaan tubuh serangga yang terinfeksi akan ditutupi oleh massa jamur yang berwarna putih. Penetrasi jamur entomopatogen sering terjadi pada membran antara kapsul kepala dengan toraks atau di antara segmen-segmen apendages demikian pula miselium jamur keluar pertama kali pada bagian-bagian tersebut. Serangga yang telah terinfeksi Beauveria bassiana selanjutnya akan mengkontaminasi lingkungan, baik dengan cara mengeluarkan spora menembus kutikula keluar tubuh inang, maupun melalui fesesnya yang terkontaminasi. Serangga sehat kemudian akan terinfeksi. Jalur ini dinamakan transmisi horizontal patogen fungsi umum pestisida B-NoHam akan bersifat toksin pada hama serangga tertentu. Serangga hama yang terkena akan berangsur sakit/tidak mau makan dan mati berjamur.sedangkan telur dan larva akan hancur karena terinfeksi. B-NoHam ini mampu mengatasi hama ulat kubis, ulat grayak, wereng coklat, walang sangit, pengerek batang padi, pengerek buah kopi, pencucuk buah kakao, dan ulat api pada kelapa sawit. Aturan pakai B-NoHam secara umum : 90 gram B-NoHam di campurkan dengan 45 liter air kemudian semprotkan secara rutin pada sore hari. 3. Fungisida B-Kula’ Fungisida organik berbahan aktif Gliocladium sp dan thrichoderma sp. Trichoderma sp merupakan sejenis cendawan / fungi yang termasuk kelas ascomycetes. Trichoderma sp. memiliki aktivitas antifungal. Di alam, Trichoderma banyak ditemukan di tanah hutan maupun tanah pertanian atau pada substrat berkayu. Suhu optimum untuk tumbuhnya Trichoderma berbeda-beda setiap spesiesnya. Ada beberapa spesies yang dapat tumbuh pada temperatur rendah ada pula yang tumbuh pada temperatur cukup tinggi,kisarannya sekitar 7 °C – 41 °C. Trichoderma yang dikultur dapat bertumbuh cepat pada suhu 25-30 °C, namun pada suhu 35 °C cendawan ini tidak dapat tumbuh. Perbedaan suhu memengaruhi produksi beberapa enzim seperti karboksimetilselulase dan xilanase. Kemampuan merespon kondisi pH dan kandungan CO2 juga bervariasi. Namun secara umum apabila kandungan CO2 meningkat maka kondisi pH untuk pertumbuhan akan bergeser menjadi semakin basa. Di udara, pH optimum bagi Trichoderma berkisar antara 37. Faktor lain yang memengaruhi pertumbuhan Trichoderma adalah kelembaban, sedangkan kandungan garam tidak terlalu memengaruhi Trichoderma. Penambahan HCO3- dapat menghambat mekanisme kerja Trichoderma. Trichoderma sp. merupakan sejenis cendawan / fungi yang termasuk kelas ascomycetes. Trichoderma sp. memiliki aktivitas antifungal. Di alam, Trichoderma banyak ditemukan di tanah hutan maupun tanah pertanian atau pada substrat berkayu. Suhu optimum untuk tumbuhnya Trichoderma berbeda-beda setiap spesiesnya. Ada beberapa spesies yang dapat tumbuh pada temperatur rendah ada pula yang tumbuh pada temperatur cukup tinggi,kisarannya sekitar 7 °C – 41 °C. Trichoderma yang dikultur dapat bertumbuh cepat pada suhu 25-30 °C, namun pada suhu 35 °C cendawan ini tidak dapat tumbuh. Perbedaan suhu memengaruhi produksi beberapa enzim seperti karboksimetilselulase dan xilanase. Kemampuan merespon kondisi pH dan kandungan CO2 juga bervariasi. Namun secara umum apabila kandungan CO2 meningkat maka kondisi pH untuk pertumbuhan akan bergeser menjadi semakin basa. Di udara, pH optimum bagi Trichoderma berkisar antara 37. Faktor lain yang memengaruhi pertumbuhan Trichoderma adalah kelembaban, sedangkan kandungan garam tidak terlalu memengaruhi Trichoderma. Penambahan HCO3- dapat menghambat mekanisme kerja Trichoderma. Pada sebuah penelitian ditemukan bahwa Trichoderma merupakan salah satu jamur yang dapat menjadi agen biokontrol karena bersifat antagonis bagi jamur lainnya, terutama yang bersifat patogen. Aktivitas antagonis yang dimaksud dapat meliputi persaingan, parasitisme, predasi, atau pembentukkan toksin seperti antibiotik. Untuk keperluan bioteknologi, agen biokontrol ini dapat diisolasi dari Trichoderma dan digunakan untuk menangani masalah kerusakan tanaman akibat patogen. Kemampuan dan mekanisme Trichoderma dalam menghambat pertumbuhan patogen secara rinci bervariasi pada setiap spesiesnya. Perbedaan kemampuan ini disebabkan oleh faktor ekologi yang membuat produksi bahan metabolit yang bervariasi pula. Trichoderma memproduksi metabolit yang bersifat volatil dan non volatil. Metabolit non volatil lebih efektif dibandingkan dengan yang volatil. Metabolit yang dihasilkan Trichoderma dapat berdifusi melalui membran dialisis yang kemudian dapat menghambat pertumbuhan beberapa patogen. Salah satu contoh metabolit tersebut adalah monooksigenase yang muncul saat adanya kontak antar jenis Trichoderma, dan semakin optimal pada pH 4. Ketiadaan metabolit ini tidak akan mengubah morfologi dari Trichoderma namun hanya akan menurunkan kemampuan penghambatan patogen. B-Kula’ bekerja dengan menggunakan metode parasitisme, kompetisi, dan antagonistik. Jamur akan dimusnahkan dengan enzim yang dihasilkan oleh B-Kula’ serta zat toksin yang akan menghancurkan spora inang sehingga menghasilkan antibiotik yang dapat melindungi tanaman dari serangan jamur berikutnya. B-Kula' dapat mengatasi penyakit rebah semai pada cabe, tomat, kentang, terong, penyakit ngoser pada bawang merah dan putih, layu pada jahe, pisang, semangka, melon, penyakit kuning dan busuk pangkal batang pada lada, jamur akar pada karet, kalapa sawit, kopi dan kakau. Fungisida organik B-Kula' bisa diaplikasikan sejak pengolahan tanah, persemaian, pra tanam, sampai dengan pemeliharaan Aturan Pakai B-Kula’ Secara Umum : • 90 gram B-Kula’ di campurkan dengan 100 liter air, di semprot/dikocor ke lahan. Penggunaan pada sore hari • 90 gram B-Kula’ di campurkan dengan 1 karung pupuk kandang kemudian di peram selama 2 minggu, tebarkan secara merata ke lahan. Penggunaan pada sore hari. 4. Bio protectant B-Prosit B-Prosit formula berbahan aktif microba endofit, eksofit dan antagonis, secara aktif masuk ke jaringan tanaman. Mengendalikan berbagai macam penyakit dari dalam Mikroba endofit merupakan mikroorganisme yang tumbuh dalam jaringan tumbuhan dan dapat dijumpai pada bagian akar, daun serta batang tumbuhan. Mikroba endofit dapat menghasilkan senyawa-senyawa bioaktif yang dapat berperan sebagai antimikrobia, anti malaria, antikanker, dan juga dapat digunakan dalam dunia pertanian dan industri. Mikroba endofit memiliki prospek yang baik dalam penemuan sumber-sumber senyawa bioaktif yang dalam perkembanagan lebih lanjut dapat dijadikan sebagai sumber penemuan obat untuk berbagai macam penyakit. B-Prosit merupakan Bio protectan alami yang dapat melindungi tanaman dari serangan virus dan zat beracun yang dibawa oleh hama inang. B-Prosit bekerja dari dalam sel tumbuhan sehingga memberikan kekebalan terhadap tumbuhan dari serangan virus dan hama. Zat aktif yang ada pada B-Prosit jika diaplikasikan pada perendaman awal benih akan mematikan benih/bibit yang terindikasi membawa penyakit sehingga bibit yang tumbuh betul-betul bibit yang telah terpilih. B-Prosit dapat mengatasi : Blast, Busuk pelepah/pangkal batang. Antraknosa/phatek, bulai, karat daun, pucuk kering dan lain lain. Aturan Pakai B-Prosit Secara Umum : • 90 gram B-Prosit di campurkan dengan 100 liter air, di semprot/dikocor ke lahan. Penggunaan pada sore hari 5. Pupuk Organik padat/Tabur B-Solid Merupakan mikrokondisioner yang dibuat dari fermentasi mineral kondisioner organik maupun batuan pada suhu tinggi dengan memanfaatkan jenis mikroorganisme thermofil spesifik. Fungsi dari B-Solid adalah membenahi serta meningkatkan kesuburan fisik, kimia dan biologis tanah secara revolusioneradaptan, penguat, penyubur tanaman, biji lebih bernas, menjadikan pupuk slow relase, dekomposer. Kandungan hara makro dan mikro B-Solid : C, N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, AI, Cu, Zn, Mn, Na, B, Ni, Gi, Mo, Si, L. Kandungan Mikroorganisme B-Solid : Lactobacilus sp (termasuk lactobacilusthermophilus), Azospirillum sp, Azotobacter sp, Bacillus subtillis, Nitrobacter, tricoderma, mikoriza dan lain-lain. 6. Probiotik/suplemen B-Grow Merupakan nutrisi ternak organik nano teknologi yang sangat di butuhkan untuk proses peningkatan kuantitas produksi ternak. Pada perikanan khusunya kolam terpal atau semen B-Grow dapat di fungsikan sebagai Probiotik dan sebagai campuran permentasi pakan. Kandungan suplemen peternakan B-Grow : 1. Vitamin a, d, e, k 2. Mineral ca, si, mg, n, ci, na, p, s, zn, cu, mn, k, i, co, mb, se. 3. Asam lemak : asetat, butirat, propionat 4. Asam amino : isoleucine, leucine, licine arginin 5. Mikroorganisme lipotitik, proteolitik, amiolitik, 6. Detoksikan agen phk-12 berfungsi membuat ternak lebih tahan terhadap serangan penyakit dan racun. 7. Laktobacillus sp, dll Manfaat suplemen ternak organik B-Grow : 1. Menambah nafsu makan dan kinerja enzim pencernaan. Mensuplay berbagai nutrisi vitamin, mineral, dan protein pada ternak, serta meningkatkan ketersediaan asam amino yang dibutuhkan bagi pembentukan daging. 2. Meningkatkan efisiensi pakan dan kualitas serta kuatitas produksi ternak 3. Untuk ikan menambah bobot, mengurangi kematian / kanibalisme, mencegah air pada kolam berbau. 4. Untuk ikan dapat berfungsi sebagai probiotik , pembetuk bakteri pengurai dalam proses pembuatan biofloc. 5. Pada ikan dapat menghemat pakan karena dapat digunakan sebagai probiotik fermentasi pakan. 6. Untuk ternak pedaging menambah bobot sedangkan ntuk ternak petelur memperpanjang usia produksinya 7. Mengandung herbal detoksifikasi yang bisa membuat ternak lebih tahan terhadap serangan penyakit dan racun. 8. Sebagai decomposer yang memecah/mengurai makhluk hidup mati atau yang telah membusuk, menjadikan proses alami pembusukan sehingga mendukung percepatan perbaikan tanah dan kesehatan lingkungan. 9. Menekan polusi, udara dan tanah akibat kotoran ternak 7. Suplemen Organik B-Enzim Plus B-Enzim plus merupakan enzim pencernaan lengkap yang dapat meningkatkan nilai protein 5-15% dan meningkatkan nilai gizi pakan ternak, menjadikan produksi ternak meningkat dan tahan terhadap penyakit. Kandungan B-Enzim Plus : Enzim amilases, Seluloses, Lumbrokinase, Laktobacillus, Streptomyces, Pseudomonas, Acetobacter, Actinomycetes, Tricoderma coningi dll Manfaat dan kegunaan B-Enzim plus : 1. Peningkatan kadar protein pakan 5-15 %. 2. Energi kadar termetabolisme, tdn, betn menurunkan kadar abu dan serat 3. Melunakkan tekstur makanan dan meningkatkan daya serap pakan 4. Membunuh virus yang melekat karena pemnyimpanan yang terlalu lama 5. Menghilangkan bakteri salmonella, e-colli, dan vibrio 6. Menekan tingkat pencernaan bahan timbal (pb), mercury (hg), dan tembaga (cu) 7. Menghilangkan amoniak dan gas metan dengan cepat 8. Meningkatkan homogenitas nutrisi pakan saat fermentasi dan meminimalisir asam fitat.