Prokrastinasi Pada Mahasiswa Dalam Penyelesaian Skripsi Priska Devy Anggraeni Pembimbing : Dra. M.M. Nilam Widyarini, Msi ABSTRAKSI Di lingkungan Perguruan Tinggi, selalu dapat ditemukan adanya mahasiswa yang mengalami prikrastinasi (penundaan) dalam penyelesaian skripsinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengangkat fenomena yang terjadi pada mahasiswa yang mengalami penundaan (prokrastinasi) dalam penyelesaian skripsinya, baik yang masih melakukan penundaan, maupun yang sudah bisa mengatasi perilaku prokrastinasinya tersebut. Pertanyaan penelitian ini adalah : bagaimana gambaran prokrastinasi pada mahasiswa dalam penyelesaian skripsi, mengapa prokrastinasi terjadi pada mahasiswa dalam masa penyelesaian skripsi, dan bagaimana mengatasi prokrastinasi pada mahasiswa dalam menyelesaikan skripsinya. Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dan bagaiman upaya pemecahan yang harus dilakukan serta tujuan penelitian, karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat akhir yang dalam masa penyelesaian skripsinya yang tidak tepat wakti, dan mahasiswa tingkat akhir yang telah dapat mengatasi prokrastinasinya dalam pembuatan skripsi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode atau pendekatan kulitatif. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan diarahkan pada pengalaman atau peristiwa yang terjadi di masa kini dan di masa lalu dalam kehidupannya menyangkut penundaan skripsi yang dilakukan. Fokus perhatian yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menekankan pada metode-metode tertentu yang penting dalam perjalanan hidupnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga subjek melakukan prokrastinasi pada tugas skripsinya. Pada subjek satu dan subjek dua masih melakukan penundaan pada penyelesaian skripsinya sampai saat ini, sedangkan subjek tiga pernah melakukan penundaan pada penyelesaian skripsinya beberapa waktu yang lalu tetapi saat ini sudah dapat mengatasinya. Kata kunci : Penundaan / prokrastinasi, skripsi, mahasiswa. PENDAHULUAN mengakibatkan Latar belakang Masalah kesempatan dan peluang yang datang (Rizvi, Dalam setiap tahunnya di setiap Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta, selalu seseorang kehilangan 2007). Hasil penelitian Yosh (2007) meluluskan beribu-ribu menunjukan bahwa prokrastinasi merupakan mahasiswa dari beragam fakultas dari salah satu masalah yang menimpa sebagian berbagai jurusan yang tersedia di Perguruan besar anggota masyarakat luas, dan pelajar Tinggi tersebut. Banyak mahasiswa yang pada lingkungan yang lebih kecil. Sekitar masih harus menempuh kuliah melebihi 25% sampai dengan 75% dari pelajar atau batas waktu normal sehingga penyusunan mahasiswa melaporkan bahwa prokrastinasi skripsi akhirnya juga tertunda. Akibatnya merupakan suatu masalah dalam lingkup banyak mahasiswa yang belum bisa bahkan akademis mereka. tidak mampu untuk menyelesaikan skripsi Penyelesaian skripsi yang tertunda, dalam rentang waktu normal untuk lulus tentunya dikarenakan berbagai macam faktor kuliah. yang ada di lingkungan sekitar. Prokrastinasi Dalam bahasa psikologi, terdapat istilah prokrastinasi yang pada mahasiswa dapat disebabkan oleh menunjukkan faktor-faktor internal seperti kemampuan suatu perilaku yang kurang disiplin dalam inteligensi, kesehatan fisik dan psikis, penggunaan Penundaan motivasi, dan sebagainya. Orang dengan (procrastination) berasal dari kata berbahasa motivasi rendah cenderung akan melakukan latin yang artinya “tentang hari esok” (Jerry prokrastinasi dibandingkan dengan orang & Newcombe, 2005). yang motivasinya tinggi. Prokrastinasi pada waktu. Prokrastinasi suatu mahasiswa juga dapat disebabkan oleh dalam faktor-faktor eksternal seperti faktor SES memulai maupun menyelesaikan kinerja (status ekonomi sosial), keluarga atau pola secara melakukan asuh orang tua, peer group, sibuk bekerja, aktivitas lain yang tidak berguna, sehingga sarana dan prasarana untuk penyelesaian kinerja menjadi terhambat, tidak pernah skripsi tersebut, kurangnya informasi yang menyelesaikan tugas tepat waktu, serta diperoleh, kurang atau tidak sering dukungan moral dan spiritual kecenderungan adalah untuk keseluruhan terlambat menunda untuk dalam menghadiri pertemuan-pertemuan (Tuckman, 2007). Prokrastinasi berakibat negatif. akademik Karena adanya dari Significant Others, dan sebagainya (Ferrari banyak melakukan & Ollivete, 2007). Menurut Lindgren (Dalam Jerry & penundaan, banyak waktu terbuang dengan Newcombe, sia-sia. Tugas menjadi terbengkalai, bahkan kognitif bila diselesaikan hasilnya menjadi tidak seseorang ditentukan oleh persepsi dan maksimal. pengalaman mereka terhadap situasi yang Penundaan juga bisa 2005) menyatakan dalam bahwa pendekatan perilaku dikaitkan dengan tujuan. Perilaku individu seseorang, antara lain gaya pengasuhan dapat orang tua: yang menemukan bahwa kondisi diprediksi apabila diketahui bagaimana individu mempersepsikan situasi lingkungan dan apa yang diharapkan. Ditegaskan bahwa membuat prokrastinasi akademik juga lebih perilaku seseorang ditentukan oleh persepsi banyak dilakukan daripada lingkungan yang mengenai diri mereka dan lingkungan penuh pengawasan (Millgram dalam Yosh, sekitarnya, sehingga apa yang dilakukan 2007). yang rendah pengawasan lingkungan Ahli efisiensi Ivy Lee (Dalam Jerry & sekitarnya, dan persepsi merupakan salah Newcombe, 2005) berpendapat bahwa hal- satu prediktor perilaku individu. Lebih lanjut hal yang harus dilakukan sebagai salah satu Hurlock langkah merupakan cerminan (Dalam dari Tuckman, 2007) dalam mengatasi prokrastinasi menambahkan bahwa persepsi individu antara lain merencanakan untuk hari ini dapat memotivasi perilakunya lebih lanjut. yaitu dengan memikirkan apa yang akan Objek tidak dilakukan dalam rangka menyelesaikan menyenangkan, maka perilakunya negatif, skripsi, dan menentukan prioritas dan tujuan. seperti halnya mahasiswa yang menganggap Prioritas adalah nilai-nilai yang tertanam mengumpulkan data untuk dapat menyusun dengan dalam tentang apa yang penting skripsi adalah hal yang sulit dan tidak dalam kehidupan. Tujuan adalah hal-hal menyenangkan, maka mahasiswa tersebut yang ingin dicapai atau lihat untuk terjadi. cenderung melakukan prokrastinasi dalam Tujuan sebaiknya ditetapkan sesuai dengan menyelesaikan tugas skripsinya. Namun, prioritas. persepsi yang dinilai individu yang mempersepsikan suatu objek Dengan demikian, dapat dikatakan secara positif akan mengkondisikan individu bahwa prokrastinasi sudah ada sejak dahulu. secara psikologis sebagai motivasi bagi Banyak individu untuk berperilaku positif. menyelesaikan kuliah karena penyelesaian Dikatakan prokrastinasi juga akademik bahwa tingkat seseorang akan mahasiswa skripsinya tertunda. baru lamanya studi seseorang. Jika pada masa terdahulu, remaja melakukan sudah melakukan belum Namun juga sangat disayangkan bahwa beberapa mahasiswa semakin meningkat seiring dengan makin seseorang yang kurang belajar dari sehingga mereka prokrastinasi pengalaman tetap dalam saja bidang prokrastinasi akademik, diasumsikan pada akademiknya. Padahal banyak contoh yang saat tingkat dapat diambil dari para seniornya akibat semakin perilaku prokrastinasi, seperti kehilangan menjadi prokrastinasi mahasiswa akademiknya meningkat (Tuckman, 2007). Berbagai hasil penelitian banyak juga peluang yang datang, harus menempuh kuliah lebih lama dari yang menemukan bahwa faktor eksternal yang seharusnya juga mempengaruhi prokrastinasi akademik menyelesaikan skripsi. Selain itu, banyak karena belum juga dapat waktu terbuang sia-sia yang seharusnya lanjut oleh peneliti lain. 2. Manfaat Praktis. lebih bisa dimanfaatkan untuk keberhasilan. Berawal Maka bisa diharapkan penelitian ini dapat memberikan perilaku gambaran bagi para pengajar (dosen), diperlukan mengurangi prokrastinasi dan cara untuk mengatasi agar mahasiswa dapat dari mahasiswa, masalah orangtua, tersebut perguruan diatas, tinggi, menyelesaikan skripsi sebagai syarat untuk maupun masyarakat secara umum tentang lulus tepat pada waktunya. prokrastinasi Manfaat Penelitian penyelesaian skripsi. Juga dapat mengetahui Penelitian ini diharapkan memiliki dua sebab-sebab manfaat, yaitu : 1. Manfaat Teoritis. akademik Diharapkan dapat menambah pengetahuan menyelesaikan skripsi. Dengan demikian, dalam bidang psikologi pendidikan dan sebab-sebab prokrastinasi tersebut dapat psikologi dihindari sehingga penyelesaian skripsi oleh klinis, khususnya prokrastinasi pada penyelesaian skripsi. tentang mahasiswa Selain itu dalam pada mahasiswa terjadinya pada dalam prokrastinasi mahasiswa dalam mahasiswa dapat lebih lancar. juga penelitian ini dapat dikembangkan lebih yang penting untuk nafkah hidup, seperti TINJAUAN PUSTAKA Istilah prokrastinasi berasal dari mengerjakan ladang ketika waktu menanam bahasa latin yaitu procrastination dengan sudah tiba. Jadi pada abad lalu prokrastinasi awalan “pro” yang berarti mendorong maju bermakna positif bila penunda sebagai upaya atau bergerak maju dan akhiran “crastinus” konstruktif untuk menghindari keputusan yang berarti keputusan hari esok atau jika impulsif dan tanpa pemikiran yang matang, digabungkan menjadi menangguhkan atau dan bermakna negatif bila dilakukan karena menunda sampai hari berikutnya (Carleton, malas atau tanpa tujuan yang pasti (Carleton, 2007). 2007). Penundaan atau penghindaran tugas Prokrastinasi dapat dikatakan sebagai yang kemudian disebut prokrastinasi tidak salah satu perilaku yang tidak efisien dalam selalu diartikan sama dalam perspektif menggunakan budaya dan bahasa manusia. Misalnya pada kecenderungan untuk tidak segera memulai bangsa mengartikan suatu pekerjaan ketika menghadapi suatu arti, tugas. Mesir prokrastinasi kuno dengan dua yaitu waktu, Sehingga dan seseorang adanya mempunyai menunjukkan suatu kebiasaan yang berguna kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai untuk menghindari kerja yang penting dan dengan batas waktu yang telah ditentukan, usaha yang impulsif, juga menunjukkan sering suatu arti kebiasaan yang berbahaya akibat mempersiapkan kemalasan dalam menyelesaikan suatu tugas berlebihan, mengalami sesuatu maupun keterlambatan, dengan sangat gagal dalam menyelesaikan tugas sesuai batas waktu mempunyai yang telah ditentukan, dikatakan sebagai kesulitan dalam membuat keputusan. seorang yang melakukan prokrastinasi (Jerry & Newcombe, 2005). sifat Dengan ketergantungan demikian, dari dan berbagai pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan Prokrastinasi dapat dipandang dari bahwa prokrastinasi adalah perilaku yang berbagai segi. Prokrastinasi bisa dikatakan tidak efisien dalam menggunakan waktu dan hanya atau cenderung untuk tidak segera memulai suatu memulai pekerjaan. Prokrastinasi juga bisa dikatakan suatu pekerjaan. Namun prokrastinasi juga sebagai penghindaran tugas dan cenderung bisa dikatakan penghindaran tugas, yang untuk menunda-nunda penyelesaian suatu diakibatkan perasaan yang tidak senang tugas atau pekerjaan. terhadap tugas dan ketakutan untuk gagal Jenis-jenis Tugas pada Prokrastinasi sebagai kecenderungan suatu penundaan menunda-nunda dalam mengerjakan tugas. Prokrastinasi juga Prokrastinasi dapat dilakukan pada bisa sebagai suatu trait atau kebiasaan beberapa jenis pekerjaan. Peterson (Dalam seseorang Jerry & Newcombe, 2005) mengatakan terhadap respon dalam mengerjakan tugas (Carleton, 2007). Pada kalangan ilmuwan bahwa seseorang dapat melakukan istilah prokrastinasi hanya pada hal-hal tertentu prokrastinasi untuk menunjukan pada suatu saja atau pada semua hal, sedangkan jenis- kecenderungan menunda-nunda jenis tugas yang sering ditunda oleh penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan. prokrastinator yaitu pada tugas pembuatan Seseorang yang mempunyai kecenderungan keputusan, untuk menunda atau tidak segera memulai aktivitas akademik, pekerjaan kantor dan suatu kerja, ketika menghadapi suatu kerja lainnya. seorang yang melakukan rumah tangga, Peterson (Dalam Jerry & Newcombe, atau ketika menghadapi suatu tugas disebut sebagai tugas-tugas 2005) menambahkan bahwa prokrastinasi akademik dan non-akademik sering menjadi prokrastinasi. Menurut Glenn (Dalam Rizvi, 2007) istilah yang digunakan oleh para ahli untuk prokrastinasi berhubungan dengan berbagai membagi jenis-jenis tugas di atas menjadi : sindrom-sindrom psikiatri. Prokrastinator a. Prokrastinasi akademik adalah jenis biasanya mempunyai pola tidur yang tidak penundaan yang dilakukan pada jenis tugas sehat, mempunyai depresi yang kronis, formal yang berhubungan dengan tugas menjadi penyebab akademik, misalnya tugas sekolah atau tugas stres, dan berbagai penyebab penyimpangan psikologis lainnya. Menurut Watson (Dalam Rizvi, 2007) kursus, b .Prokrastinasi non-akademik adalah penundaan yang dilakukan pada jenis penyebab prokrastinasi berkaitan dengan tugas takut gagal, tidak suka pada tugas yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, diberikan, menentang dan melawan kontrol, non-formal atau tugas yang misalnya tugas rumah tangga, tugas sosial, kegagalan tugas kantor dan lain sebagainya. menimbulkan konflik dalam diri individu, Menurut Green (Dalam Tuckman, tugas, yang kemudian sehingga Ia menunda untuk memutuskan 2007) jenis tugas yang menjadi objek masalah. prokrastinasi akademik adalah tugas yang berhubungan berhubungan kegagalan proses kognitif. 2). Avoidance dengan Perilaku-perilaku kinerja yang akademik. mencirikan decisional procrastination dengan procrastination kelupaan atau dan behavioral penundaan dalam tugas akademik dipilah procrastination adalah suatu penundaan dari perilaku lainnya dan dikelompokkan dalam menjadi dilakukan unsur prokrastinasi akademik. perilaku tampak. Penundaan sebagai suatu cara untuk tugas yang dirasa tidak Solomon dan Rothblum (Dalam Tuckman, menghindari 2007) menyebutkan 6 area akademik untuk menyenangkan dan sulit untuk dilakukan. melihat jenis-jenis sering Dalam diprokrastinasi oleh pelajar, yaitu tugas prokrastinasi mengarang, ujian, prokrastinasi akademik, adalah penundaan membaca, kinerja administratif, menghadiri yang dilakukan pada jenis tugas formal yang pertemuan, dan kinerja akademik secara berhubungan dengan tugas akademik yaitu keseluruhan. penundaan dalam penyelesaian skripsi. belajar tugas yang menghadapi penelitian yang Ferrari (Dalam Rizvi, 2007) membagi Faktor-faktor prokrastinasi menjadi dua : a. Functional Prokrastinasi procrastination, yaitu penundaan pengerjaan diteliti yang Faktor-faktor ini, yang jenis adalah Mempengaruhi mempengaruhi tugas yang bertujuan untuk memperoleh prokrastinasi dapat dikategorikan menjadi informasi yang lebih lengkap dan akurat, b. dua macam (Ferrari & Olivete, 2007), yaitu Disfunctional procrastination, penundaan faktor internal dan faktor eksternal. A. yang tidak bertujuan, berakibat jelek dan Faktor internal adalah faktor-faktor yang menimbulkan masalah. Ada dua bentuk terdapat disfunctional 1). mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-faktor Penundaan dalam mengambil keputusan tersebut meliputi kondisi fisik dan kondisi (Decisional merupakan psikologis dari individu. Orang dengan sebuah antaseden kognitif dalam menunda motivasi rendah cenderung akan melakukan untuk memulai melakukan suatu kerja dalam prokrastinasi dibandingkan dengan orang menghadapi yang motivasinya tinggi. Berbagai hasil penuh procrastination procrastination), situasi stress. yang : dipersepsikan Prokrastinasi dalam diri individu yang dilakukan penelitian juga menemukan aspek lain pada sebagai bentuk coping yang digunakan diri individu yang turut mempengaruhi untuk menyesuaikan diri dalam pembuatan seseorang keputusan yang dipersepsikan penuh stress. kecenderungan perilaku prokrastinasi yaitu Jenis rendahnya kontrol diri. B. Faktor eksternal prokrastinasi ini terjadi akibat untuk mempunyai suatu adalah faktor-faktor yang terdapat diluar diri menunda individu yang mempengaruhi prokrastinasi. dipersepsikan akan mendatangkan perasaan Faktor-faktor tersebut berupa faktor SES seperti masa lalu. b. Behavioristik. Penganut (Status Ekonomi Sosial), keluarga atau pola psikologi behavioristik beranggapan bahwa asuh orang tua, peer group, sibuk bekerja, perilaku prokrastinasi akademik muncul sarana dan prasarana untuk penyelesaian akibat skripsi tersebut, kurangnya informasi yang melakukan prokrastinasi akademik karena diperoleh, kurang atau tidak adanya dia pernah mendapatkan reinforcement atas dukungan moral dan spiritual dari perilaku tersebut. Seseorang yang pernah Significant Others, dan sebagainya. Dalam merasakan sukses dalam melakukan tugas pola asuh, tingkat pengasuhan otoriter ayah kuliahnya dengan melakukan penundaan, menyebabkan munculnya kecenderungan cenderung perilaku prokrastinasi yang kronis pada perbuatannya. subjek penelitian anak wanita. Dan ibu yang rasakan memiliki melakukan mengulangi perilaku yang sama dimasa yang procrastination menghasilkan anak wanita akan datang. c. Kondisi lingkungan. Perilaku yang untuk prokrastinasi akademik juga bisa muncul melakukan prokrastinasi pula (Ferrari & pada kondisi lingkungan tertentu. Kondisi Ollivete, 2007). yang menimbulkan stimulus tertentu bisa kecenderungan memiliki kecenderungan Ferrari dan Ollivete (2007) juga menambahkan faktor-faktor yang mengerjakan proses menjadi pembelajaran. akan akan tugasnya, yang Seseorang melakukan Sukses yang dijadikan reinforcement pernah reward bagi lagi ia untuk munculnya perilaku prokrastinasi. Kondisi yang rendah mempengaruhi prokrastinasi dilihat dari dalam teori perkembangan prokrastinasi adalah seseorang untuk melakukan prokrastinasi sebagai berikut : a. Psikodinamik. Penganut akademik, karena tidak adanya pengawasan psikodinamik beranggapan akan pengalaman masa mempengaruhi perkembangan bahwa kanak-kanak pengawasan mendorong akan mendorong seseorang untuk berperilaku tidak tepat waktu. d. Cognitive proses behavioral. Prokrastinasi akademik terjadi kognitif seseorang ketika dewasa, terutama karena adanya keyakinan irrasional yang trauma. Seseorang yang pernah mengalami dimiliki trauma akan suatu tugas tertentu, misalnya irrasional tersebut dapat disebabkan oleh gagal menyelesaikan tugas sekolahnya, akan suatu kesalahan dalam mempersepsikan cenderung melakukan prokrastinasi ketika tugas skripsi, seseorang memandang tugas seseorang tersebut dihadapkan lagi pada tersebut sebagai sesuatu yang berat dan tidak suatu tugas yang sama. Seseorang tersebut menyenangkan (aversiveness of the task and akan teringat kepada pengalaman kegagalan fear of failure). Oleh karena itu seseorang maupun perasaan tidak menyenangkan yang merasa tidak mampu untuk menyelesaikan pernah dialami dimasa lalu, sehingga ia tugasnya oleh seseorang. secara memadai, Keyakinan sehingga seseorang menunda-nunda dalam terjerat kebiasaan buruk ini. Untuk menyelesaikan tugas tersebut. Fear of mengetahuinya, ada 10 informasi penting failure adalah ketakutan yang berlebihan yang untuk gagal. Seseorang menunda-nunda prokrastinasi, yaitu : a. Sekitar 20 persen mengerjakan tugas skripsinya karena takut masyarakat jika gagal menyelesaikannya sehingga akan sebagai pengidap kronis prokrastinasi. Bagi mendatangkan penilaian yang negatif akan mereka, prokrastinasi adalah gaya hidup kemampuannya. seseorang meskipun bukan berarti kegagalan dalam menunda-nunda mengerjakan tugas yang beradaptasi. b. Prokrastinasi bukanlah hal dihadapinya. sepele, meskipun sebagai budaya kita tidak Dalam Akibatnya penelitian ini, untuk perlu diketahui tentang ciri-ciri mengidentifikasikan menganggap hal ini sebagai dirinya masalah. mengetahui mengapa terjadi prokrastinasi Kebiasaan pada mahasiswa, dilakukan pengumpulan problem data berdasarkan faktor-faktor penyebab Prokrastinasi prokrastinasi yang meliputi faktor internal, manjemen waktu atau perencanaan. Para faktor pengidap prokrastinasi tidaklah berbeda eksternal, dan faktor-faktor berdasarkan teori-teori perkembangan. Ferrari dan merupakan serius dalam hal wujud pengendalian bukanlah dari diri. masalah memperhitungkan c. dalam waktu, (2007) meskipun mereka lebih optimis ketimbang mengatakan bahwa sebagai suatu perilaku yang lain. “Menyuruh seseorang yang sering penundaan, prokrastinasi akademik pada menunda-nunda untuk mahasiswa dapat termanifestasikan dalam mingguan seperti halnya menyarankan indikator tertentu yang dapat diukur dan penderita depresi kronis untuk diamati a. tersenyum,” ujar Dr. Ferrari. d. Sifat maupun prokrastinasi terbentuk dari lingkungan dan dengan Penundaan dihadapi. ciri-ciri untuk menyelesaikan b. Ollivete ini kerja berupa memulai pada tugas Keterlambatan : yang dalam membeli agenda tetap bukan akibat faktor keturunan. Kebiasaan ini tumbuh tidak secara langsung dalam mengerjakan tugas. c. Kesenjangan waktu keluarga dan merupakan respon terhadap antara rencana dan kinerja actual. d. gaya otoriter yang diterapkan oangtua. Melakukan lebih Kekejaman serta dominasi sang ayah dapat menyenangkan daripada melakukan tugas menghambat perkembangan anak untuk yang harus dikerjakan. dapat aktivitas Menurut dua lain ahli yang mengatur dirinya sendiri, prokrastinasi. menginternalisasi perhatiannya sendiri dan Joseph Ferrari, Ph.D., professor psikologi kemudian belajar untuk bertindak terhadap dari De Paul University di Chicago, dan mereka. Prokrastinasi bahkan bisa menjadi Timothy Pychyl, Ph.D., professor psikologi salah dari Carleton University Ottawa (2008), Prokrastinasi banyak penyebab yang membuat orang tingginya konsumsi alkohol diantara mereka satu untuk dapat pembebasan. e. memprediksikan yang minum minuman keras. Para pengidap salah prokrastinasi cenderung lebih akademis, mahasiswa pengidap prokrastinasi banyak yang sebagai cenderung bermasalah dengan kekebalan dalam tubuh, lebih sering terserang flu dan batuk, pengidap masalah pencernaan serta imsonia. Selain prokrastinasi kerap membohongi dirinya itu, prokrastinasi merugikan diri sendiri dan sendiri, misalnya mengatakan “Saya merasa orang lain dengan cara mengalihkan beban lebih suka melakukannya esok hari” atau tanggung jawab pada orang lain yang lalu “Saya biasa bekerja dalam tekanan”. Namun menjadi menyesal. Prokrastinasi merusak faktanya, mereka tidak bergegas keesokan kekompakan tim di temapat kerja dan harinya untuk bekerja atau melakukan yang hubungan pribadi. j. Pengidap prokrastinasi terbaik disaat berada dalam tekanan. Selain sebenarnya itu, mereka melindungi perasaan dirinya mereka, namun membutuhkan banyak sekali dengan mengatakan “Ini tidaklah penting”. konsumsi energi fisik. Hal itu berarti Kebohongan besar yang biasa dilakukan seseorang merasa telah terbunah secara prokrastinator adalah bahwa tekanan waktu internal. Pemulihannya dapat dilakukan akan membuat mereka menjadi lebih kreatif. dengan cara terapi perilaku yang terstruktur. dari manifestasi minum diinginkan generalisasi pengendalian diri. masalah f. Para Buktinya, mereka tidak berubah untuk satunya. Bila dapat Dalam dikaitkan mengubah penelitian dengan perilaku ini, untuk hanya mendapatkan gambaran mengapa terjadi merasanya. Mereka justru memboroskan prokrastinasi pada mahasiswa, dilakukan modal pengumpulan menjadi lebih kreatif, mereka mereka sendiri. g. Pengidap data berdasarkan ciri-ciri mencari-cari prokrastinasi dan jenis-jenis tugas pada kekacauan atau kebingungan, khususnya prokrastinasi menurut Ferrari dan Ollivete seseorang yang tidak memiliki komitmen (2007). prokrastinasi secara aktif serius. h. Secara garis besar, ada tiga tipe pengidap prokrastinasi didasarkan atas Semakin lama seorang mahasiswa menunda untuk menyelesaikan tugas skripsi alasan yang berbeda. Tipe Arousal atau hingga pencari ketegangan, yang menunggu hingga ditentukan, menit-menit Tipe kemungkinan ia mengerjakan tugas tersebut Avoidance atau penghindar, yang mungkin secara tidak optimal atau bahkan tidak menindari atau bahkan takut sukses. Tipe selesai sama sekali (Tribun-Batam, 2007). Decisional, yang membuat Dalam hal ini, penyelesaian dari masalah keputusan. Dengan membuat prokrastinasi terletak pada diri sendiri. Yang keputusan, mereka menjadi terbatas dari harus dilakukan antara lain : a. Membenahi tanggung jawab akan hasil dari sebuah diri, dengan mengetahui secara pasti apa kejadian. i. Ada begitu besar kerugian yang yang menjadi penyebab seseorang gemar disebabkan prokrastinasi. Kesehatan adalah menunda-nunda akhir untuk tidak panik. bisa tidak mendekati batas semakin untuk waktu besar yang pula menyelesaikan skripsi. b. Dengan berpikir bahwa tidak akan pikiran negatif bahwa apa yang dilakukan ada yang membantu menyelesaikan tugas, prokrastinator adalah hal yang terbaik untuk maka melengkapi harus mengerjakan sendiri. c. tugas atau pekerjaannya, Membuat penilaian tentang diri sendiri dan Memberi perhatikan apakah itu semua cocok dengan prokrastinasi cara yang selama ini digunakan dalam terbuangnya menyelesaikan menurunkan kesenangan dalam melakukan skripsi. d. Mengetahui pengertian bagaimana dapat waktu mempengaruhi secara sia-sia dan apakah lebih banyak keuntungan daripada berbagai kerugiannya. e. Mengenali sasaran yang mengutamakan apa yang ingin kita kerjakan ingin di capai dan membuat keputusan yang sekarang atau hari ini. b. Dampak Negatif realistis tentang cara melakukan tugas prokrastinasi : Prokrastinasi sebagai faktor tersebut dan membuat skala prioritas. f. munculnya stress karena apa yang terjadi Membangkitkan tidak motivasi diri, dengan hal/pekerjaan, sesuai Prokrastinasi dengan harapan dan membuat daftar kelebihan-kelebihan yang keinginan/gagal dalam pencapaian target dimiliki serta tugas-tugas yang disukai dan yang sudah berhasil diselesaikan. g. Kecemasan penghambat tentang kualitas hasil pekerjaan hanya akan mempengaruhi kesehatan dan produktivitas, menghambat Prokrastinasi sebagai kebahagiaan, bisa penyelesaian tugas Hal-hal keuntungan yang prokrastinasi adalah keterlambatan yang didapatkan bila menyelesaikan skripsi tepat diikuti kecemasan dan rasa panik saat usaha pada waktunya. h. Mengucapkan kata-kata yang dilakukannya gagal atau hasil kurang setiap kali keinginan menunda pekerjaan memuaskan, datang seperti: “Tak ada orang yang kelelahan karena tidak ada waktu yang sempurna. sempurna efektif dalam mengerjakan tugas, sulitnya hanyalah ilusi yang membuat saya justru pencapaian keinginan/hasil yang diinginkan, enggan melakukan apa-apa”. Atau “Jauh dan lebih mudah bila saya mengerjakannya mengerjakan tugas. Prokrastinasi bukan sekarang daripada mengerjakannya pada hanya akibat dari kelelahan tapi juga menit-menit terakhir dan memperburuk penyebab kelelahan, Prokrastinasi dapat segalanya” (Tribun-Batam, 2007). menyebabkan seseorang membuang waktu tersebut. dalam diinginkan, Mengingat Mencoba untuk Menurut Letham (2007), dampak yang terjadi karena Prokrastinasi kondisi tubuh adanya menimbulkan yang lemah saat dengan sia-sia, kehilangan harga diri, tidak perilaku prokrastinasi dapat dibagi menjadi kompetitif, dua yaitu dampak positif dan dampak menipu diri sendiri, dan merasa dirinya tidak negatif. a. Dampak Positif Prokrastinasi : sempurna, Proktastinasi membuat seseorang Untuk sulit untuk mengatur waktu dengan baik mengubah perilaku agar tidak tidak menunda-nunda pekerjaan atau tugas agar dalam selesai tepat waktu, Untuk menghilangkan Prokrastinasi percaya mengerjakan membuat diri, suatu cemas, tugas, seseorang memandang suatu tugas adalah suatu hal Prokrastinator sebenarnya sadar yang paling sulit, paling membosankan dan bahwa dirinya menghadapi tugas-tugas yang paling tidak menyenangkan. penting Menurut penulis, dampak dan bermanfaat bagi dirinya pada (Sebagai tugas primer), akan tetapi dengan prokrastinasi lebih bersifat negatif. Karena sengaja menunda-nunda secara berulang- sebuah penundaan akan mengakibatkan ulang (kompulsif), hingga muncul perasaan banyak waktu yang terbuang sia-sia dan tidak nyaman, cemas dan merasa bersalah dapat menghilangkan kesempatan yang ada. dalam dirinya. Mahasiswa Prokrastinasi pada Mahasiswa dalam mengumpulkan Penyelesaian Skripsi Penundaan yang dilakukan dengan sengaja dan melakukan berulang-ulang, aktivitas lain yang dengan tidak yang menganggap informasi untuk dapat menyusun skripsi adalah hal yang sulit dan tidak menyenangkan, maka mahasiswa tersebut cenderung melakukan prokrastinasi diperlukan dalam pengerjaan tugas disebut dalam dengan prokrastinasi (Peterson dalam Jerry Namun, mahasiswa yang mempersepsikan & Newcombe, 2005). suatu tugas skripsi secara positif maka hanya Banyak mahasiswa yang menunda untuk mengerjakan tugas-tugas dari dosen, menyelesaikan kemungkinan kecil tugas skripsinya. mahasiswa tersebut melakukan prokrastinasi. maupun menunda belajar untuk menghadapi Penyelesaian skripsi merupakan salah ujian, dengan melakukan aktivitas lain yang satu syarat untuk lulus di Perguruan Tinggi. tidak penting bagi mereka, mempunyai Dengan melakukan prokrastinasi pada tugas kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai skripsinya, mahasiswa yang bersangkutan batas masih harus menempuh kuliah lebih dari waktu yang ditentukan, sering mengalami keterlambatan, mempersiapkan yang seharusnya dijadwalkan. sesuatu dengan sangat berlebihan, maupun Untuk itu diperlukan cara mengatasi gagal dalam menyelesaikan tugas sesuai prokrastinasi agar penundaan pada tugas batas waktu yang telah ditentukan, dikatakan skripsinya dapat teratasi. Adapun langkah sebagai melakukan yang dapat dilakukan dalam mengatasi prokrastinasi, disebut seorang prokrastinator. prokrastinasi anatara lain merencanakan Dengan begitu, dapat pula dikatakan untuk hari ini yaitu dengan memikirkan apa seorang yang bahwa istilah yang ada dalam dunia yang mahasiswa tentang SKS, yang dibelokkan menyelesaikan skripsi, dan menentukan kepanjangannya menjadi “Sistem Kebut prioritas dan tujuan. Prioritas adalah nilai- Semalam”. Dengan demikian, prokrastinasi nilai yang tertanam dengan dalam tentang akademik pada mereka dapat dikatakan apa yang penting dalam kehidupan. Tujuan sebagai suatu masalah. adalah hal-hal yang ingin dicapai atau lihat akan dilakukan dalam rangka untuk terjadi. Tujuan sebaiknya ditetapkan dalam sesuai dengan prioritas. waktu. Dengan demikian menyelesaikan skripsinya tepat diharapkan penelitian ini dapat membantu mahasiswa merupakan sesuatu hal yang penting yang METODE PENELITIAN Penelitian in bertujuan untuk perlu dilakukan berkenaan mengetahui gambaran prokrastinasi pada pengontrolan mahasiswa dalam penyelesaian skripsi, juga penelitian untuk mengetahui mengapa prokrastinasi Poerwandari, 1998). terjadi pada mahasiswa dalam masa mendapatkan mengetahui prokrastinasi mengatasi (Banister, Penelitian penyelesaian skripsi. Selain itu juga untuk bagaimana keabsahan ini dan keajegan dkk. dalam bermaksud gambaran pada dengan untuk mengenai mahasiswa dalam dapat penyelesaian skripsi. Untuk itu peneliti menyelesaikan skripsinya tepat waktu sesuai menetapkan karakteristik subjek yang akan dengan waktu yang telah ditentukan. Oleh menjadi sampel penelitian sebab itu pendekatan yang tepat adalah berikut : Subjek mahasiswa tingkat akhir pendekatan kualitatif. yang dalam masa penyelesaian skripsinya prokrastinasi agar mahasiswa Menurut Basuki (2006) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan yang tidak tepat waktu, Subjek telah dapat mengatasi prokrastinasinya. yang Menurut Patton (Dalam Poerwandari, masalah-masalah 1998), tidak ada aturan yang baku mengenai manusia dan sosial, bukan mendeskripsikan jumlah subjek yang harus diambil dalam bagian realitas penelitian kualitatif. Jumlah subjek sangat sebagaimana dilakukan penelitian kuantitatif tergantung pada apa yang ingin diketahui dengan Peneliti peneliti, tujuan penelitian, konteks saat itu, subjek apa yang dianggap bermanfaat dan dapat lingkungan dilakukan dengan waktu dan sumber daya sekeliling, dan bagaimana makna tersebut yang tersedia. Dengan fokus penelitian mempengaruhi perilaku mereka. Penelitian kualitatif pada kedalaman dan proses, maka dilakukan dalam latar (Setting) yang alamiah penelitian kualitatif cenderung dilakukan (Naturalistic) dengan jumlah subjek sedikit. mendalam pemahaman ini sebagai tentang permukaan dari positivismenya. menginterpretasikan memperoleh suatu makna bukan bagaimana dari hasil perlakuan (Treatment) atau manipulasi variabel yang Dalam penelitian berencana Subjek Penelitian sebanyak 3 orang. Subjek yang menjadi pemberian penelitian batasan pada mengambil peneliti dilibatkan. Dalam untuk ini, subjek kualitatif, responden dalam penelitian ini adalah partisipan mahasiswa yang telah menyelesaikan teori perkuliahan, yang melakukan prokrastinasi dapat berubah atau berkembang sesuai akademik sehingga penyelesaian skripsinya dengan respon atau jawaban responden akan tertunda, dan subjek yang telah dapat tetapi tetap diarahkan sesuai topik penelitian. mengatasi prokrastinasi pada skripsinya. Adapun Teknik Pengumpulan Data wawancara Metode yang digunakan penulis peneliti menggunakan tersebut untuk bentuk memperoleh banyak data dari subjek untuk memberikan dalam pengumpulan data adalah metode gambaran wawancara dan observasi. mendalam sesuai dengan topik penelitian. Metode Wawancara Metode Observasi Menurut Kartono (Dalam Heru selengkap-lengkapnya Selain menggunakan dan metode Basuki, 2006) interview atau wawancara wawancara, dalam penelitian ini juga akan adalah suatu percakapan yang diarahkan digunakan metode observasi sebagai metode pada suatu masalah tertentu, ini merupakan penunjang. Menurut Kartono (Dalam Heru proses tanya jawab lisan, dimana dua orang Basuki, 2006) pengertian observasi diberi atau lebih berhadap-hadapan secara fisik. batasan sebagai berikut : “studi yang Jenis-jenis wawancara dapat di bagi menjadi disengaja dan sistematis tentang fenomena : Menurut Sasaran Perorangan; Wawancara sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan Perorangan, pengamatan dan pencatatan”. Selanjutnya Wawancara Kelompok. Menurut Prosedurnya ; Wawancara Bebas, dikemukakan Wawancara mengerti ciri-ciri dan luasnya signifikansi Terstuktur, Wawancara Kombinasi ada observasi adalah dari inter relasinya elemen-elemen tingkah Menurut Patton (Dalam Poerwandari, 1998) tujuan tiga pendekatan dalam laku manusia pada fenomena sosial serba kompleks dalam pola-pola kulturil tertentu. memperoleh data melalui wawancara yaitu Observasi Participant wawancara informal, wawancara dengan Pengamat melakukan penelitian dengan pedoman umum, dan wawancara dengan mengamati secara langsung subjek yang terstandar yang terbuka. diteliti dengan atau tanpa sepengetahuan Dalam wawancara ini digunakan responden. pedoman wawancara kombinasi. Pedoman Observasi Non Participant wawancara digunakan untuk mengingatkan Pada kondisi ini peneliti dapat melakukan penulis mengenai aspek-aspek apa saja yang pengambilan data dari responden walaupun harus dibahas atau ditanyakan, sekaligus mereka menjadi daftar pengecek apakah aspek-aspek ditengah-tengah responden. Observasi tidak relevan langsung ini semakin banyak dilakukan tersebut telah dibahas atau tidak hadir dengan secara ditanyakan. Dalam pedoman wawancara ini sesuai terdiri dari sejumlah daftar pertanyaan yang komunikasi sifatnya terbuka. Pertanyaan-pertanyaan itu penggunaan telepon, televisi jarak jauh, dan yang kemajuan langsung canggih, teknologi seperti jasa satelit komunikasi yang dapat digunakan dalam dunia penelitian. Dalam penelitian menggunakan metode Untuk menjamin keabsahan dari penelitian ini, maka digunakan triangulasi ini, peneliti non keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu participant dengan mengamati secara tidak yang lain dari luar data yang diperoleh. langsung Teknik triangulasi yang paling banyak subjek memperoleh data. observasi data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan penelitian Observasi untuk dilakukan hanya pada saat wawancara dengan subjek, karena peneliti tidak mengikuti kegiatan- digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Patton (dalam Poerwandari, 1998) kegiatan subjek untuk melihat prokrastinasi. melihat konsep triangulasi dalam kerangka Alat Bantu Penelitian yang luas. Triangulasi dapat dibedakan Panduan wawancara yang dibuat peneliti dalam 4 macam, yaitu :a. Triangulasi data. berupa pertanyaan dasar pada wawancara Menggunakan berbagai sumber data seperti yang mencakup hal-hal yang relevan untuk dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil menjawab yaitu observasi atau juga dengan mewawancarai bagaimana gambaran prokrastinasi pada lebih dari satu subjek yang dianggap mahasiswa skripsi, memiliki sudut pandang yang berbeda. pada Dalam penelitian ini penulis menggunakan mahasiswa dalam masa penyelesaian skripsi, sumber data dari hasil wawancara subjek dan bagaimana mengatasi prokrastinasi pada penelitian dan orang-orang terdekat subjek, mahasiswa dalam menyelesailan skripsinya. selain itu juga ditunjang dengan observasi. Setelah panduan Namun dalam penelitian ini observasi hanya wawancara, peneliti juga menyiapkan alat- dilakukan pada saat wawancara berlangsung, alat dan tabel yang digunakan dalam karena peneliti menggunakan observasi non observasi. Observasi hanya dilakukan pada participant saat wawancara berlangsung, karena peneliti kegiatan-kegiatan subjek menggunakan observasi non participant prokrastinasi. Triangulasi dengan tidak mengikuti kegiatan-kegiatan Adanya pengamat di luar peneliti yang turut subjek untuk melihat prokrastinasi. Peneliti memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam menyiapkan alat tulis untuk mencatat hasil penelitian ini, dosen pembimbing bertindak dari wawancara yang harus dicatat secara sebagai pengamat (expert judgement) yang manual dengan menggunakan pulpen dan memberikan Alat yang pengumpulan data. c. Triangulasi teori. berfungsi untuk merekam proses wawancara Yaitu penggunaan berbagai teori yang yang berlangsung. berlainan untuk memastikan bahwa data Keabsahan dan Keajegan Penelitian yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat. mengapa pertanyaan dlam penyelesaian prokrastinasi peneliti Perekam penelitian terjadi membuat (Tape recorder) dengan b. masukan tidak mengikuti untuk melihat pengamat. terhadap hasil Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan dalam bab 2 untuk digunakan memberikan arti yang signifikan terhadap dalam mengumpulkan data tersebut. d. analisis, Triangulasi metodologis, Yaitu penggunaan hubungan antara dimensi-dimensi uraian. berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara, metode menjelaskan pola uraian dan Menurut Poerwandari (1998) langkah yang harus dilakukan adalah observasi, atau metode kuantitatif. Dalam mengorganisasikan datanya dengan rapih, penelitian ini, peneliti menggunakan metode sistematis dan selengkap mungkin, setelah wawancara dan observasi. Namun observasi itu langkah yang harus dilakukan adalah yang dilakukan sangat terbatas, yaitu hanya koding (pengkodean). Pada proses koding pada saat wawancara berlangsung. ini dimulai dengan menyusun transkip Konstruk lain yang diusulkan Lincoln verbatim (kata demi kata) dari data hasil dan Guba (dalam Poerwandari, 1998) adalah wawancara, lalu memberikan kode-kode dependability, atau penomoran disebelah kanan atau kiri reliabilitas menggantikan dalam penelitian istilah kuantitatif. transkip. Pemberian kode-kode atau Melalui konstruk dependability peneliti penomoran dapat dilakukan secara urut dari memperhitungkan perubahan-perubahan satu baris ke baris lain atau dilakukan pada yang mungkin terjadi menyangkut fenomena tiap-tiap paragraf baru, selanjutnya peneliti yang diteliti, juga perubahan dalam desain memberikan nama untuk masing-masing sebagai hasil dari pemahaman yang lebih berkas dengan kode tertentu. Kode yang mendalam tentang setting yang diteliti. Yang dipilih haruslah kode yang mudah diingat dapat adalah dan dianggap paling tepat mewakili berkas mengkonsentrasikan diri pada pencatatan tersebut dan tidak lupa selalu mencantumkan rinci fenomena yang diteliti, termasuk tanggal disetiap berkas. Dalam penelitian ini interelasi aspek-aspek yang terkait. dilakukan koding dengan menyusun transkip Teknik Analisis Data verbatim (kata demi kata) dari data hasil dilakukannya Analisis data menurut Patton (dalam Moleong, 1999) adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan variasi dasar. Ia membedakan dengan penafsiran yaitu wawancara, dan selalu tanggal disetiap berkas. mencantumkan HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Perilaku Prokrastinasi Subjek 1, Subjek 2, dan Subjek 3 Pertanyaan Penelitian Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3 Kesimpulan Gambaran prokrastinasi pada mahasiswa dalam penyelesaian skripsi 1. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi Subjek melakukan penundaan untuk memulai maupun menyelesikan kerja pada tugas yang dihadapi. Subjek melakukan penundaan untuk memulai maupun menyelesikan kerja pada tugas yang dihadapi. Subjek melakukan penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi. Subjek 1, 2 dan 3 melakukan penundaan pada tugas skripsinya. Tapi sampai saat ini yang melakukan penundaan hanya subjek 1 dan 2, sedangkan subjek 3 saat ini sudah dapat mengatasi penundaannya. 2. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas Subjek tidak mengalami keterlambatan dalam mengerjakan tugas-tugasnya untuk urusan sekolah. Subjek melakukan keterlambatan dalam mengerjakan tugas skripsinya. Subjek mengerjakan tugas tersebut jika waktunya sudah dekat. Subjek melakukan keterlambatan dalam pembuatan tugas skripsinya. Subjek selalu terlambat mengumpulkan tugas-tugasnya di kampus. Subjek 1 tidak menglami keterlambatan dalam pembuatan tugasnya, namun subjek 2 dan 3 mengalami keterlambatan dalam pembutan tugasnya. 3. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual Subjek mengalami kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual. Namun significant others tidak mengetahui tentang hal ini. Ada kesenjangan waktu yang dilakukan subjek antara rencana dan kinerja aktual. Rencana yang telah dipersiapkan tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Hal tersebut tergantung dari kondisi perasaan subjek saat itu. Ada kesenjangan waktu yang dilakukan subjek antara rencana dan kinerja aktual. seringkali tidak sesuai dengan yang sudah direncanakannya tersebut. Subjek 1, subjek 2, dan subjek 3 mengalmi kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual Pertanyaan Penelitian Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3 Kesimpulan 4. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan Subjek melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan seperti jalan-jalan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan. Namun significant others tidak mengetahui mengenai hal ini. Subjek melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada mengerjakan skripsinya. Hal tersebut diungkapkan significant others seperti melakukan hobinya yaitu bermain futsal. Namun subjek sendiri tidak mengakuinya. Subjek tidak melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada ia harus membuat skripsinya. Subjek 1 dan 2 melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada mengerjakan skripsinya, sedangkan subjek 3 tidak melakukannya. Menurut subjek, subjek memiliki ciri-ciri jenis prokrastinasi yang lebih menonjol pada functional procrastination. Subjek dalam mengerjakan skripsi biasanya mencari informasi yang lebih lengkap dan akurat. Namun menurut significant others, subjek memiliki ciri-ciri jenis prokrastinasi yang lebih menonjol pada jenis Disfunctional Procrastination bentuk decisional procrastination. subjek menunda untuk membuat skripsinya dalam kondisi lelah dan stress setelah bekerja. Menurut subjek, subjek memiliki ciri-ciri jenis prokrastinasi yang lebih menonjol pada Disfunctional Procrastination bentuk decisional procrastination. subjek menunda untuk membuat skripsinya dalam kondisi stress tuntutan dari dosen pembimbing. Namun menurut significant others, subjek memiliki ciri-ciri jenis prokrastinasi yang lebih menonjol pada jenis functional procrastination. Subjek dalam mengerjakan skripsi biasanya mencari informasi yang lebih lengkap dan akurat. Subjek memiliki ciri-ciri jenis prokrastinasi yang lebih menonjol pada jenis functional procrastination. Dalam mengerjakan skripsinya, ubjek biasanya mencari informasi yang lebih lengkap dan akurat terlebih dahulu sebelum I menemui dosen pembimbingnya. Subjek 1, dan subjek 3 memiliki ciriciri jenis prokrsatinasi functional procrastination, sedangkan subjek 2 memiliki ciri-ciri dysfunctional procrastination bentuk decitional procrastination. 5. Jenis-jenis prokrastinasi o Functional procrastination o Disfunctional procrastination -Decisional procrastination -Avoidance procrastination Pertanyaan Penelitian Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3 Kesimpulan Mengapa prokrastinasi terjadi pada mahasiswa dalam penyelesaian skripsi 1. Faktor Internal • Motivasi • Kondisi fisik • Kondisi Psikologis Subjek melakukan penundaan pada skripsinya karena rasa malas dan lelah setelah bekerja di kantor. Namun significant others tidak mengetahui hal ini. Faktor internal dalam diri subjek mempengaruhi perilaku prokrastinasi subjek. Subjek tidak suka motivasi yang terlalu berlebihan, dan jika subjek kurang enak badan biasanya perasaan subjek menjadi tidak baik dan akhirnya subjek malas untuk mengerjakan sesuatu termasuk malas mengerjakan skripsinya. Motivasi subjek menurun karena rasa malas untuk melanjutkan setelah masa liburan semerteran. Ada faktor internal yang membuat subjek 1, subjek 2, dan subjek 3 melakukan penundaan dalam pembuatan skripsinya, seperti rasa malas karena setelah bekerja di kantor dan masa liburan, perasaan yang tiba-tiba berubah. 2. Faktor status ekonomi Subjek tidak mengalami kendala dalam faktor ekonomi untuk membiayi kuliahnya, dikarenakan subjek memiliki penghasilan sendiri dan pihak kantor membantu untuk membiayai kulih subjek. Subjek tidak mengalami kendala dalam faktor ekonomi untuk membiayi kuliahnya, dikarenakan orangtua subjek yang cukup berada dan mampu untuk memenuhi kebutuhan subjek. Faktor ekonomi tidak mempengaruhi perilaku penundaan subjek dalam pembuatn skripsinya. Subjek 1, subjek 2, dan subjek 3 tidak mengalami kendala dalam faktor ekonomi untuk pembuatan skripsinya. 3. Keluarga / Pola asuh Pola asuh yang diterapkan orangtua pada subjek adalah rendah pengawasan, sehingga mempengaruhi perilaku prokrastinasi subjek Keluarga kurang mendukung tentang pembuatan skripsi subjek. subjek menganggap bahwa itu bukan urusan mereka karena subjek yang menjalaninya. Dan pola asuh yang diterapkan orangtua di rumah pada subjek tergolong permisif, yaitu orangtua membiarkan subjek melakukan apa yang diinginkan. Pola asuh yang diterapkan orangtua pada subjek terbilang longgar karena sejak kecil subjek diberi kebebasan untuk mengambil keputusan. Subjek 1, subjek 2, dan subjek 3 berasal dari keluarga yang pola asuhnya adalah rendah pengawasan dari orangtua mereka. Pertanyaan Penelitian Subjek 1 4. Peer group / Teman sebaya Subjek terpengaruh oleh teman-temannya yang juga belum menyelesaikan skripsinya. Namun significant others kurang faham mengenai hal ini. Penyusunan skripsi subjek yang tertunda dikarenakan kesibukannya dengan pekerjaan di kantor. Subjek terpengaruh oleh temannya yang juga menyelesaikan skripsinya. 6. Sarana dan prasarana 7. Dukungan 5. Kesibukan Subjek 2 Subjek 3 Kesimpulan temanbelum Subjek mendapat dukungan dari teman-temannya dalam pembuatan skripsinya. Subjek 1 dan subjek 2 terpengaruh oleh teman-temanya dalam melakukan penundaan, sedangkan subjek 3 tidak terpengaruh Penyusunan skripsi subjek yang tertunda dikarenakan kesibukannya mengikuti pengulangan kelas dan ujian mandiri untuk memperbaiki nilai-nilainya yang dirasa kurang. Penundaan yang terjadi pada subjek dikrenakan kesibukannya dengan pekerjaan kantor Subjek 1, dan subjek 3mengalami kesibukan dengan pekerjaannya di kantor sehingga menunda skripsinya, sedangkan subjek 2 sibuk memperbaiki nilai-nilainya Subjek tidak memiliki kendala dengan sarana dan prasarana dalam penyusunan skripsinya. Subjek tidak memiliki kendala dengan sarana dan prasarana dalam penyusunan skripsinya. Subjek tidak memiliki kendala dengan sarana dan prasarana dalam penyusunan skripsinya. subjek 1, subjek 2, dan subjek 3 tidak memiliki kendala dengan sarana dan prasarana dalam penyusunan skripsinya. Subjek mendapat dukungan yang baik dari orangtua dan dosen pembimbingnya. Dalam pembuatan skripinya, subjek tidak mendapat dukungan yang baik dari orangtua maupun dari dosen pembimbingnya sendiri. subjek menganggap bahwa subjek yang menjalaninya jadi subjek merasa orangtua tidak perlu banyak ikut campur. Subjek mendapat dukungan dari keluarga, teman-teman dan dosen pembimbingnya. Subjek 1, dan subjek 3 mendapat dukungan yang berasal dari orangorang disekitar mereka. Sedangkan subjek 2 kurang mendapat dukungan. Pertanyaan Penelitian Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3 Kesimpulan 8. Faktor berdasarkan teori perkembangan - Psikodinamik - Behavioristik - Kondisi lingkungan - Cognitive Behavioral faktor yang lebih mempengaruhi perilaku prokrastinasi subjek adalah faktor kondisi lingkungan. Dikarenakan pola asuh yang rendah pengawaasan dari orangtua subjek sendiri. Banyak faktor mempengaruhi perilaku prokrastinasi subjek, diantaranya karena subjek mempersepsikan pembuatan skripsi adalah hal yang berat dan tidak menyenangkan. Selain itu, dari pengalaman masa kanak-kanak subjek dan kondisi yang rendah pengawasan dari orangtua juga mempengaruhi perilaku penundaannya. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku prokrastinasi subjek, diantaranya karena subjek sudah melakukan kebiasaan penundaannya sejak ia kecil. Selain itu juga adanya perasaan subjek takut akan kegagalan untuk hasil yang telah ia kerjakan Subjek 1, subjek 2, dan subjek 3 melakukan penundaan dikarenakan berbagai macam faktor salah satunya faktor berdasarkan teori perkembangan. Bagaimana mengatasi prokrastinasi pada mahasiswa dalam menyelesaikan skripsinya 1. Membenahi diri Subjek mencoba untuk membenahi diri dengan cara ingin menghilangkan sifat malas dari diri subjek. Namun significant others tidak memberi keterangan tentang hal ini. Subjek mencoba mengatasi perilaku prokrastinasinya dengan cara membenahi diri dengan berpikiran positif dan berusaha membedakan antara kegiatan di rumah dengan kegiatan di kampusnya. Yang dilakukan subjek untuk mengatasi perilaku penundannya pada pembuatan skripsinya adalah dengan cara mengetahui secara pasti apa penyebab dari perilaku penundaan yang ia lakukan selama ini. Subjek 1 dan subjek 2 mencoba membenahi diri untuk mengatasi penundaannya namun belum berhasil. Tetapi subjek 3 melakukan pembenahan diri dan berhasil mengatasi penundaannya. 2. Harus sendiri Subjek tidak harus mengerjakan skripsinya sendiri. Ia berharap bantun dari orang lain untuk membuat skripsinya. Namun significant others tidak memberi keterangan tentang hal ini. Dalam menyusun skripsinya subjek tidak mengerjakan sendiri karena dia dibantu oleh temannya. Namun, significant others tidak mengetahui tentang hal tersebut. Dalam pembuatan skripsinya, subjek selalu mengerjakannya sendiri tanpa meminta bantuan dari orang lain. Subjek 1 dan subjek 2 tidak sendiri dalam mengerjakan skripsinya, tetapi subjek 3 mengerjakannya sendiri. mengerjakan Pertanyaan Penelitian Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3 Kesimpulan 3. Membuat penilaian tentang diri sendiri Penilaian subjek tentang dirinya adalah subjek tidk bisa menghilangkan rasa malasnya. Namun significant others tidak memberi keterangan lengkap tentang hal ini. Krena subjek jarang sekali bercerita untuk masalah sekolah. Subjek menilai dirinya bahwa jika dia berusaha maka dia bisa. Namun subjek bukan orang yang memaksakan kehendak. subjek menilai dirinya sendiri merasa dapat menyelesaikan skripsinya sampai ia lulus nanti. Subjek 1, subjek 2, dan subjek 3 membuat penilaian tentang dirinya sendiri namun hanya berhasil pada subjek 3 karena ia sudah tidak melakukan penundaan lagi pada skripsinya. 4. Mengetahui keuntungan dan kerugian dari kebiasaan menunda Subjek mengetahui keuntungan dan kerugian dari kebiasaan menundanya. Namun significant others tidak memberi keterangan tentang hal ini. Subjek mengetahui keuntungan dan kerugian akibat penundaannya tersebut. Namun, significant others tidak mengetahui hal tersebut. Subjek mengetahui lebih bnyak kerugian dari kebiasaan menundanya daripada keuntungan yang ia dapatkan. Subjek 1, subjek 2, dan subjek 3 mengetahui lebih banyak kerugian dari kebiasaan menundanya daripada keuntungan yang ia dapatkan. 5. Kenali sasaran yang ingin dicapai dan buat keputusan Sasaran yang ingin dicapai subjek adalah ingin menyelesaikan skripsinya sekarang (dalam tahun ini). Namun significant others tidak memberi keterangan tentang hal ini. Sasaran yang ingin dicapai subjek adalah ingin menyelesaikan skripsinya di tahun 2009. Namun significant others tidak mengetahui hal tersebut. Yang menjadi prioritas subjek saat ini adalah memiliki niat dan keinginan untuk bisa menyelesaikan skripsinya sehingga subjek dapat lulus kuliah tahun ini. Subjek 1, subjek 2, dan subjek 3 membuat targetnya masing-masing untuk dapat menyelesaikan skripsinya. Pertanyaan Penelitian Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3 Kesimpulan motivasi Subjek memotivasi dirinya dengan mengucapkan katakata yang membuat subjek semangat dalam hatinya. Namun ada saja masalah yang membuat motivasi subjek menurun lagi. Namun significant others tidak memberi keterangan tentang hal ini. Subjek memotivasi dirinya dengan mengucapkan kata-kata yang membuat subjek semangat dalam hatinya. Namun significant others tidak mengetahui hal tersebut. Cara subjek membangkitkan motivasinya untuk dapat melanjutkan kembali dalam pembuatan skripsinya dengan membuat daftar kelebihankelebihan yang dimilikinya Subjek 1 dan subjek 2 membangkitkan motivasi dengan berkata-kata dalam hati, namun subjek 3 melakukannya dengan membuat daftar kelebihan-kelebihan yang dimilikinya 7. Hindari kecemasan tentang kualitas hasil pekerjaan Subjek tidak mencoba untuk menghindari kecemasan tentang kualitas hasil pekerjaannya. Subjek tidak merasa cemas dalam mengerjakan skripsinya. Namun, subjek merasa perasaannya menjadi jelek jika hasil skripsinya banyak yang dicoret-coret oleh dosen pembimbing. Subjek saat ini selalu menghindari kecemasan tentang kualitas hasil pekerjaannya karena dirasa hanya akan menghambat subjek dalam membuat skripsi. Subjek 1 dan subjek 2 tidak mecoba untuk menghindari kecemasan tentang kualitas hasil pekerjaannya, namun subjek 3 menghindari kecemasan tentang kualitas hasil pekerjaannya 8. Mengingat keuntungan jika menyelesaikan tugas tepat waktu Subjek tidak mengingat keuntungan jika menyelesaikan tugas tepat waktu. Namun significant others tidak memberi keterangan tentang hal ini. Subjek tidak mengingat keuntungan jika ia menyelesaikan skripsinya tepat pada waktunya. Namun significant others tidak mengetahui hal tersebut. Dengan mengingat beberapa keuntungan jika ia dapat menyelesaikan tugasnya lebih cepat, dapat membuat subjek mengatasi penundaanya. Subjek 1 dan subjek 2 tidak mengingat keuntungan jika ia menyelesaikan skripsinya tepat pada waktunya., namun subjek 3 mengingat beberapa keuntungan jika ia dapat menyelesaikan tugasnya lebih cepat, karena dapat membuat subjek mengatasi penundaanya. 9. Ucapkan kata-kata yang membuat tidak jadi menunda Subjek mengucapkan kata-kata yang membuatnya tidak jadi menunda. Namun significant others tidak memberi keterangan tentang hal ini. Subjek mengucapkan kata-kata yang membuatnya tidak jadi menunda. Namun significant others tidak memberi keterangan tentang hal ini. biasanya subjek mengucapkan kata-kata dalam hatinya untuk membuatnya tidak jadi menunda Subjek 1, subjek 2, dan subjek 3 biasanya mengucapkan kata-kata dalam hatinya untuk membuatnya tidak jadi menunda. 6. Bangkitkan diri prokrastinasi yang berupa keterlambatan Pembahasan Seperti telah dijelaskan di muka, subjek mahasiswa ini oleh subjek dua dan subjek tiga, sedangkan bidang subjek satu tidak memiliki cirri tersebut. akademiknya, dalam hal ini adalah perilaku Dan untuk ciri prokrastinasi yang berupa penundaan dalam penyelesaian skripsinya. melakukan Ciri-ciri yang menyenangkan daripada melakukan tugas dilakukan subjek berupa penundaan untuk yang harus dikerjakan hanya dilakukan oleh memulai maupun menyelesaikan kerja pada subjek satu dan subjek dua, sedangkan tugas yang dihadapi, keterlambatan dalam subjek tiga tidak memiliki ciri tersebut. melakukan pada prokrastinasi perilaku mengerjakan antara penelitian dalam mengerjakan tugas hanya dilakukan prokrastinasi tugas, rencana melakukan dalam kesenjangan dan aktivitas kinerja lain yang aktivitas lain yang lebih waktu Dari jenis-jenis prokrastinasi menurut aktual, Ferrari (dalam Rizvi, 2007), subjek satu dan lebih subjek tiga memiliki ciri-ciri jenis menyenangkan daripada melakukan tugas prokrastinasi yang lebih menonjol pada jenis yang harus dikerjakan, penundaan yang functional procrastination dimana subjek bertujuan dalam memperoleh informasi lebih pengerjaan skripsinya biasanya (Functional mencari informasi yang lebih lengkap dan procrastination), penundaan yang tidak akurat terlebih dahulu. Sedangkan pada bertujuan subjek lengkap dan akurat dan menyebabkan berakibat masalah jelek serta (Disfunctional dua, memiliki ciri-ciri jenis prokrastinasi yang lebih menonjol pada jenis procrastination) dengan bentuk Decisional disfunctional procrastination keputusan decisional procrastination dimana subjek dipersepsikan penuh stress, akibat menunda untuk membuat skripsinya dalam yang kegagalan (pengambilan tugas, sehinga menimbulkan kondisi stress procrastination akibat kegagalan bentuk tugas konflik dalam diri individu) dan Avoidance sehingga menimbulkan konflik dalam diri procrastination (penundaan dalam perilaku subjek. tampak, sebagai cara menhindari tugas yang dirasa tidak menyenankan dan sulit faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi menurut Ferrari & Ollivete (2007), ada dua macam yaitu dilakukan). Dari Berdasarkan bermacam-macam ciri faktor internal adalah faktor yang terdapat di prokrastinasi menurut Ferrari & Ollivete dalam diri individu yang mempengaruhi (2007), subjek satu, subjek dua, dan subjek prokrastinasi dan faktor eksternal adalah tiga sama-sama melakukan prokrastinasi faktor yang terdapt di luar diri individu yang berupa penundaan untuk memulai maupun mempengaruhi prokrastinasi, serta menyelesaikan berdasarkan teori-teori perkembangan yang kerja pada tugas yang dihadapi dan kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual. Untuk ciri mempengaruhi prokrastinasi subjek. faktor Beberapa faktor yang mempengaruhi Sedangkan beberapa faktor yang perilaku prokrastinasi yang dilakukan oleh mempengaruhi perilaku prokrastinasi yang subjek satu antara lain faktor internal seperti dilakukan oleh subjek tiga antara kain faktor rendahnya motivasi yang dimiliki oleh internal subjek dan rasa malas yang begitu besar menurun sehingga melakukan melanjutkan mengerjakan skripsi setelah penundaan. Selain itu, ada juga faktor masa liburan semesteran, pola asuh yang eksternal yang mempengaruhi antara lain diterapkan dari pola asuh yang rendah pengawasan dari longgar, orangtua, pengaruh dari teman-teman subjek dengan pekerjaan kantor, juga karena faktor yang juga belum menyelesaikan skripsinya, berdasarkan teori perkembangan yaitu faktor kesibukan subjek dengan pekerjaan di kantor psikodinamik dimana pengalaman sunjek tempat ia bekerja, kurangnya dukungan dari tentang orang-orang dilakukannya membuat subjek terdekat, dan kondisi karena motivasi akibat rasa orangtua penundaan subjek malas subjek karena kebiasaan untuk terbilang kesibukan menunda ketika yang yang kanak-kanak lingkungan yang juga kurang mendukung mempengaruhi perilaku penundaan yang dari faktor berdasarkan teori perkembangan. dilakukan pada tugas skripsinya sekarang. Pada subjek dua, beberapa faktor Serta faktor cognitive behavioral yang yang mempengaruhi perilaku prokrastinasi menyebabkan subjek merasa takut akan yang dilakukannya antara lain faktor internal kegagalan untuk hasil yang telah ia kerjakan. seperti motivasi yang menurun jika subjek Dari beberapa faktor diatas, ada merasa kurang enak badan. Selain itu faktor beberapa eksternal yang juga mempengaruhi adalah mempengaruhi perilaku prokrastinasi subjek pola asuh yang terolong permisif dari yaitu faktor status ekonomi san sarana dan orangtua prasarana pada ketiga subjek, serta faktor karena membiarkan subjek faktor eksternal yang tidak melakukan apa yang diinginkan tanpa peer mempedulikan subjek, pengaruh dari teman- dukungan pada subjek tiga saja. Dengan teman yang juga belum menyelesaikan demikian, skripsinya, penundaan disebabkan oleh beberapa faktor kesibukan subjek karena mengikutu pengulangan kelas dan ujian group/teman setiap sebaya subjek dan faktor melakukan yang berbeda. mandiri untuk memperbaiki nilai-nilainya Mengenai solusi yang efektif untuk yang dirasa kurang, kurangnya dukungan mengatasi prokrastinasi pada mahasiswa dari orang-orang disekitar subjek, juga dalam penyelesaian skripsi, menurut Tribun- karena subjek mempersepsikan pembuatan Batam (2007), ada beberapa cara yang harus skripsi adalah hal yang berat dan tidak dilakukan antara lain membenahi diri, harus menyenangkan cognitive mengerjakan sendiri, membuat penilaian behavioral berdasarkan teori perkembangan. tentang diri sendiri, mengetahui keuntungan atau faktor dan kerugian dari kebiasaan menunda, kenali sasaran yang ingin dicapai dan buat mahasiswa dalam penyelesaian skripsinya, keputusan, bangkitkan motivasi diri, hindari dan cara mengatasi prokrastinasi itu sendiri. kecemasan tentang kualitas hasil pekerjaan, Gambaran perilaku prokrastinasi pada mengingat keuntungan jika menyelesaikan mahasiswa dalam penyelesaian skripsi Secara tugas tepat waktu, dan ucapkan kata-kata umum ketiga subjek mengalami penundaan dalam penyelesaian yang membuat tidak jadi menunda. Pada subjek satu dan subjek dua, skripsinya. Hanya pada subjek satu dan belum dapat mengatasi prokrastinasinya subjek dua, masih melakukan penundaan dengan baik karena hanya sampai dengan saat penelitian ini dilakukan, melakukan beberapa cara dari sembilan cara yang sedangkan disarankan oleh Tribun-Batam antara lain mengatasi perilaku penundaanya. Gambaran membenahi diri, membuat penilaian tentang perilaku diri sendiri, mengetahui keuntungan dan dalam penyelesaian skripsi ini dapat dilihat kerugian dari kebiasaan menunda, kenali dari ciri-ciri prokrastinasi pada hasiswa yaitu sasaran penundaan yang ingin dicapai dan buat subjek tiga prokrastinasi untuk sudah pada dapat mahasiswa memulai maupun keputusan, dan ucapkan kata-kata yang menyelesaikan membuat tidak jadi menunda. dihadapi, keterlambatan dalam mengerjakan kerja pada tugas yang Sedangkan pada subjek tiga, ia pernah tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan melakukan penundaan pada tugas skripsinya kinerja aktual, dan melakukan aktivitas lain beberapa waktu lalu, tetapi saat ini sudah yang dapt mengatasi prokrastinasi tersebut dengan melakukan tugas yang harus dikerjakan. baik. Subjek melakukan cara-cara sesuai Selain itu dapat pula dilihat dari jenis jenis dengan yang disarankan Tribun-Batam. prokrastinasi Yang terpenting untuk mengatasi masalah procrastination yang bertujuan memperoleh prokrastinasi ini terletak pada diri sendiri, informasi lebih lengkap dan akurat, dan dan subjek tiga sudah melakukannya dengan disfunctional cukup baik sehingga ia dapat mengatasi prnundaan yang tidak bertujuan, berakibat perilaku jelek, penundaannya dan dapat lebih menyenangkan yaitu daripada Functional procrastination menyebabkan masalah yaitu dengan melanjutkan kembali penyusunan skripsinya bentuknya yaitu decisional procrastination yang sebelumnya pernah tertunda. :adalah Simpulan dipersepsikan penuh stress, akibat kegagalan penganbilan keputusan yang Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat tugas, sehinga menimbulkan konflik dalam disimpulkan mengenai gambaran perilaku diri individu, dan avoidance procrastination prokrastinasi pada mahasiswa dalam masa yaitu penundaan dalam perilaku tampak, penyelesaian sebagai cara menghindari tugas yang dirasa mengapa skripsi. prokrastinasi Juga kesimpulan terjadi pada tidak menyenangkan dan sulit dilakukan. Mengapa prokrastinasi mahasiswa dalam masa terjadi pada Saran Berikut ini adalah beberapa saran penyelesaian yang dapat diterapkan bagi mahasiswa yang skripsi Terjadinya prokrastinasi pada ketiga sedang menyusun skripsi khususnya subjek dalam masa penyelesaian skripsi nya, mahasiswa dikrenakan lebih menonjol pada faktor prokrastinasi internal seperti motivasi yang rendah, rasa skripsinya, dan malas, dan perasaan subjek yang mudah selanjutnya : berubah dalam waktu cepat. Faktor lain yang diharapkan dapat memperbaiki beberapa hal menyebabkan penundaan subjek adalah mengenai pikiran-pikiran irrasional mereka karena lebih bahwa lebih banyak kerugian daripada didahulukan seperti pekerjaannya di kantor keuntungan yang didapat dari perilaku tempat subjek bekerja pada subjek satu dan kebiasaan menunda yang mereka lakukan, subjek tiga, dan kesibukan menghadapi ujian dan mengetahui secara pasti penyebab dari untuk memperbaiki nilai yang dirasa kurang penundaannya tersebut kemudian carilah pada subjek dua. cara Solusi kesibukan untuk lain mengatsi yang perilaku prokrastinasi dalam penyelesaian skripsi Umumnya subjek satu dan subjek dua yang melakukan dalam efektif masa perilaku penyelesaian bagi para peneliti Kepada para subjek, untuk membangkitkan memotivasi semangat dalam penyelesaian skripsinya. Untuk penelitian selanjutnya, dari segi pemilihan subjek, belum dapat mengatasi masalah penundaan peneliti menyarankan pada skripsinya sampai dengan penelitian ini meneliti kelompok mahasiswa berlangsung. seperti penundaan yang Mereka masih melakukan diri untuk mencoba lainnya, dilakukan penundaan pada tugas skripsinya dan kurang mahasiswa ada motivasi untuk mengatasi penundaannya hasilnya dapat dibandingkan dengan hasil tersebut. Tetapi pada subjek tiga, ia pernah penelitian melakukan penundaan pada tugas skripsinya selanjutnya diharapkan dapat menggunakan beberapa waktu lalu. Namun saat penelitian triangulasi ini dilakukan, subjek tiga sudah dapat partisipasi sehingga diperoleh pemahaman mengatasi perilaku penundaan pada tugas yang lebih komprehensif mengenai perilaku skripsinya dengan beberapa cara yang cukup prokrastinasi efektif untuk membangkitkan semangat dan penyelesaian skripsi. berdasarkan ini, selain metode pada gender, itu agar penelitian dengan observasi mahasiswa dalam motivasinya dalam melanjutkan kembali pembuatan skripsinya yang pernah tertunda beberapa waktu lalu. DAFTAR PUSTAKA Basuki, H.A.M. (2006). Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Kemanusiaan dan Budaya. Jakarta Gunadarma. : Universitas Carleton. (2007). Pengertian Prokrastinasi. http://www.Carleton.ca/tpychl/histo ry. html. Tanggal akses 10 Maret 2007. Ferrari, J & Ollivete, G. (2007). Procrastination. http://www.Yosh.acil/syllabus/ behave/academic.doc. Tanggal akses 10 Maret 2007. Ferrari, J & Pychyl, T. (2008). Bisnisman Awas Terjerat Prokrastinasi. Jakarta: Tribun Indonesia. Tanggal akses 27 Maret 2008. Jerry, N & Newcombe, K. (2005). Saya akan melakukannya…besok!. Jakarta : Metanoia. Letham, S.J. (2007). http://www. The Procrastination Problem. Successconciousness : guest_article procrastination. Tanggal akses 09 Mei 2007. Moleong, L.J. (1999). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Poerwandari, E.K. (1998). Kualitatif Untuk Perilaku Manusia. Fakultas Psikologi Indonesia. Pendekatan Penelitian LPSP3 : Universitas Rizvi. (2007). Prokrastinasi. http://www.mwsc.edu/psychology/r esearch/psy302/ fall96/Stephanie_page.html. Tanggal akses 15 Maret 2007. Sukardi. (2003). Metode Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : Bumi Aksara. Tribun-Batam. (2007). Cara Membasmi Prokrastinasi. http://www.TribunBatam.com/index.php?module=det ail&nonberita=12725. Tanggal akses 24 Maret 2007. Tuckman. (2007). Prokrastinator. Http://all.successcenter-ohiostate.edu/reference/ procrastinator_APA_paper.htm. Tanggal akses 09 Maret 2007. Yosh. (2007). Procrastination. Http://www.Yosh.acil/syllabus/beh ave/academic.doc. Tanggal akses 09 Maret 2007.