ANALISIS PENGARUH PENGALAMAN WIRAUSAHA, PERSEPSI KELAYAKAN DAN PERSEPSI KEINGINAN TERHADAP NIAT WIRAUSAHA (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: MUHAMMAD YUSUF WIBISONO NIM. F0207140 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 i commit to user ABSTRAKSI ANALISIS PENGARUH PENGALAMAN BERWIRAUSAHA, PERSEPSI KELAYAKAN DAN PERSEPSI KEINGINAN TERHADAP NIAT BERWIRAUSAHA (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Oleh: MUHAMMAD YUSUF WIBISONO NIM. F0207140 Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh pengalaman wirausaha, persepsi kelayakan dan persepsi keinginan pada niat wirausaha. Sampel pada penelitian ini adalah 120 mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret diambil dengan metode purposive sampling dimana responden adalah yang mempunyai keinginan wirausaha. Analisis dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) untuk menguji data dan hipotesis. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, pengalaman berwirausaha berpengaruh positif terhadap persepsi keinginan. Kedua, pengalaman berwirausaha berpengaruh positif terhadap persepsi kelayakan. Ketiga, persepsi keinginan berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha. Keempat, persepsi kelayakan berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha. Hasil penelitian diketahui bahwa pengalaman berwirausaha memberikan pengaruh positif terhadap persepsi kelayakan dan persepsi keinginan, serta persepsi kelayakan dan persepsi keinginan berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha oleh karena itu mahasiswa seharusnya mempunyai banyak penglaman berwirausaha sehingga menumbuhkan niat berwirausaha sendiri. Kata kunci: pengalaman berwirausaha, persepsi keinginan, persepsi kelayakan dan niat berwirausaha. ii commit to user ABSTRACT ANALYSIS OF EFFECT ENTREPRENEURIAL EXPERIENCES , PERCEIVED FEASIBILITY AND PERCEIVED DESIRABILITY OF ENTREPRENEURIAL INTENTIONS (Studies in Faculty of Economics, University of Sebelas Maret) perpustakaan.uns.ac.id by: digilib.uns.ac.id MUHAMMAD YUSUF Wibisono NIM. F0207140 The main objective of this study was to examine the effect of entrepreneurial experience, perceived feasibility and perceived desirability of entrepreneurial intentions. The sample in this study were 120 students of the Faculty of Economics, University Sebelas Maret was taken by purposive sampling method where respondents are entrepreneurs who have the desire. Analyses were performed using Structural Equation Modelling (SEM) to test the data and hypotheses. The results of this study are as follows. First, entrepreneurship experience a positive influence on perceived desirability. Second, entrepreneurship experience a positive influence on perceived feasibility. Third, perceived desirability have a positive to entrepreneurial intentions. Fourth, the perceived feasibility of a positive influence on entrepreneurial intentions. Survey results revealed that the experience of entrepreneurship provides a positive influence on perceived feasibility and perceived desirability perceived feasibility and perceived desirability a positive effect on entrepreneurial intentions, therefore students should have so many foster experience entrepreneurship own intentions. Key words: entrepreneurial experience, perceived feasibility, perceived desirability and entrepreneurial intentions. iii commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id iv commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id v commit to user HALAMAN MOTTO ISKARIMA AUMUT SYAHIDAN perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Dan katakanlah,”ya Tuhan-ku, berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah pemberi rahmat yang paling baik.” (Surat Al Mu’minun, ke-23, ayat 118) . Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia . (Surat AL Hajj, ke 22, ayat 50) Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu memberikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan. (Surat Al-Baqarah, ke 2, ayat 271) vi commit to user HALAMAN PERSEMBAHAN Kupersembahkan Skripsi ini: 1. Untuk mewujudkan cita-cita dan harapan Bapak perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id H.Widodo Muchtar, S.E yang menginginkan hal terbaik demi kebahagianku dan selalu memotivasiku selama mengerjakan skrispi. 2. Untuk membahagiakan Hj. Ibu Nani Zubaidah tercinta yang selalu disampingku dan mendorongku untuk menyelesaikan skipsi ini. 3. Mb Iin, Mas Arif, Dik Lia, Mas Ariz, Mb Tia, Dik Nizwa dan seluruh keluarga besar yang sangat kusayangi. 4. Yunita Aviori yang selalu mewarnai hari-hari pada saat suka dan duka 5. Teman-teman Fakultas Ekonomi angkatan 2007, atas persahabatan yang telah terjalin selama ini. 6. Para Almamater Tercinta vii commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT, sang penguasa alam semesta beserta isinya serta pemegang kendali roda kehidupan. Semoga hidayah, taufik, inayah, dan iman selalu tercurah kepada kita dalam menjalankan perintah-Nya. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW. Semoga kita perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menjadi umat yang mendapatkan syafaat di hari akhir kelak. Atas rahmat dan ridho Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS PENGARUH PENGALAMAN WIRAUSAHA, PERSEPSI KELAYAKAN DAN PERSEPSI KEINGINAN TERHADAP NIAT WIRAUSAHA (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret)” dengan baik guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manjemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih atas segala bimbingan dan bantuan kepada: 1. Allah SWT, Sang Pencipta yang telah memberikanku Hidayah-Nya dalam menyelesaikan skripsi ini. Alhamdulillah. 2. Nabi Muhammad SAW, sebenar-benarnya teladan dan idola umat. 3. Dr. Wisnu Untoro, M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Dr. Hunik Sri Runing S. MSi, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Dra.Anastasia Riani, M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, perhatian, dan kesabarannya dalam membimbing dan mengarahkan penulis dari menyusun hingga menyelesaikan skripsi ini. 6. Yeni Fajariyanti SE, M.Si selaku pembimbing akademik. viii commit to user 7. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta seluruh staf dan karyawan yang telah memberikan ilmu, arahan, dan pelayanan kepada penulis. 8. Bapak Widodo Muchtar yang telah berkorban jiwa dan raga untuk keberhasilanku. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9. Ibu Nani Zubaidah yang selalu mendoakanku dan tak henti-hentinya memberi nasehat dan kasing sayangnya kepadaku. 10. Yunita Aviori yang selama 5 tahun ini selalu mewarnai hari-hariku. 11. Teman-teman Fakultas Ekonomi angkatan 2007, atas persahabatan yang telah terjalin selama ini. 12. Spesial thanks to KEI FE UNS, BPPI FE UNS, BEM FE UNS, PUSDIKLAT AL-ABROR dan SDM angkatan 2007 atas kenangan selama ini 13. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan masukan bagi semua pihak yang berkepentingan. Surakarta, 21Desember 2011 Penulis ix commit to user DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i ABSTRAK ................................................................................................ ...... ii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... v HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................... vii KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii DAFTAR ISI .................................................................................................. . x DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah…………………………………………. 1 B. Perumusan Masalah ……………………………………………... 6 C. Tujuan Penelitian………………………………………….…….. 7 D. Manfaat Penelitian……………………………………………….. 8 BAB II. LANDASAN TEORI……………………………………………….. 9 A. Telaah Teoritis…………………………………………………….. x commit to user 9 1. Pengalaman Kerja……………………………………………… 9 2. Persepsi Kelayakan………………………………………….... 14 3. Persepsi Keinginan……………………………………………. 19 4. Niat Wirausaha………………………………………………... 23 B. Kajian Terdahulu..………………………………………………… 28 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id C. Kerangka Pemikiran..……………………………………………… 29 D. Pengembangan Hipotesis.………………………………………... BAB III. METODE PENELITIAN.………………………………………… 30 36 A. Desain Penelitian.………………………………………………… 36 B. Populasi.………………………………………………………….. 38 C. Sampel dan Teknik Sampling.…………………………………… 38 D. Indentifikasi Variabel.…………………………………………… 39 E. Sumber Data.……………………………………………… .…… 43 F. Metode Pengumpulan Data.……………………………………… 43 G. Teknik Pengolahan dan Análisis Data.…………………………… 44 H. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian.……………….. 45 I. Uji Asumsi Model.………………………………………………… 47 J. Uji Asumsi Kesesuaian Model (Goodness Of Fit Model) .……… 49 BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .…………………… 52 A. Analisis Statistik Deskriptif.…………………………………… 53 1. Karakteristik Responden.…………………………………… 53 xi commit to user 2. Tanggapan Responden.…………………………………….. B. Analisis Instrumen Penelitian.…………………………………… 55 69 1. Uji Validitas.…………………………………… .………… 70 2. Uji Reabilitas.…………………………………… .……….. 72 C. Uji Asumsi Klasik .…………………………………… .……… 74 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1. Normalitas Data.…………………………………… .…….. 74 2. Evaluasi Outlier.…………………………………… .…….. 76 3. Kesesuaian Goodness Of Fit.……………………………… 79 4. Modifikasi Model.…………………………………… .….. 81 D. Pengujian Hipotesis.…………………………………… .…….. 82 E. Pembahasan Hipotesis.…………………………………… .….. 84 F. Pembahasan……………………………………………………. 85 BAB V. PENUTUP.…………………………………… .……………….. 87 A. Kesimpulan.…………………………………… .…………….. 87 B. Keterbatasan Penelitian.……………………………………...... 88 C. Saran.…………………………………… .……………………. 89 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 91 LAMPIRAN .................................................................................................... 94 xii commit to user DAFTAR TABEL Halaman Tabel IV.1 Diskripsi Reponden Berdasarkan Jenis Kelamin ....................... 54 Tabel IV.2 Diskripsi Responden Berdasarkan Angkatan .............................. 54 Tabel IV.3 Diskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Berwirausaha ... 56 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tabel IV.4 Diskripsi Reponden Berdasarkan Persepsi Kelayakan .............. 58 Tabel IV.5 Diskripsi Reponden Berdasarkan Persepsi Keinginan ............... 60 Tabel IV.6 Tanggapan Responden Terhadap Niat Berwirausaha ................. 62 Tabel IV.7 Deskripsi Silang Gender Responden Terhadap Variabel Kewirausahaan…………………………………… ..... Tabel IV.8 65 Deskripsi Silang Angkatan Mahasiswa Terhadap Variabel Kewirausahaan………………………. ........................ 67 Tabel IV.9 Pretes Hasil Validitas ………… ................................................. 70 Tabel IV.10 Pretes Hasil Validitas Terekstrak Sempurna ............................... 71 Tabel IV.11 Hasil Validitas Sampel Besar Dengan Amos .............................. 72 Tabel IV.12 Hasil Uji Reabilitas ..................................................................... 73 Tabel IV.13 Hasil Uji Normalitas ................................................................... 76 Tabel IV.14 Hasil Uji Outlier …..................................................................... 78 Tabel IV.15 Hasil Goodnees Of Fit................................................................. 80 Tabel IV.16 Hasil Goodnees Of Fit Setelah Modifikasi ................................. 82 Tabel IV.17 Hasil Uji Hipotesis ................................................. .................... 83 xiii commit to user DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar II.1 Model Penelitian ...................................................................... 29 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xiv commit to user DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I Kuesioner Lampiran II Data perpustakaan.uns.ac.id Lampiran III Uji Validitas digilib.uns.ac.id Lampiran IV Uji Reliabilitas Lampiran V Tabel Chi-Square Lampiran VI Gambar Model Sem Lampiran VII Hasil Sem xv commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xvi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ABSTRAKSI ANALISIS PENGARUH PENGALAMAN BERWIRAUSAHA, PERSEPSI KELAYAKAN DAN PERSEPSI KEINGINAN TERHADAP NIAT BERWIRAUSAHA (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret) Oleh: MUHAMMAD YUSUF WIBISONO NIM. F0207140 Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh pengalaman wirausaha, persepsi kelayakan dan persepsi keinginan pada niat wirausaha. Sampel pada penelitian ini adalah 120 mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret diambil dengan metode purposive sampling dimana responden adalah yang mempunyai keinginan wirausaha. Analisis dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) untuk menguji data dan hipotesis. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, pengalaman berwirausaha berpengaruh positif terhadap persepsi keinginan. Kedua, pengalaman berwirausaha berpengaruh positif terhadap persepsi kelayakan. Ketiga, persepsi keinginan berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha. Keempat, persepsi kelayakan berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha. Hasil penelitian diketahui bahwa pengalaman berwirausaha memberikan pengaruh positif terhadap persepsi kelayakan dan persepsi keinginan, serta persepsi kelayakan dan persepsi keinginan berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha oleh karena itu mahasiswa seharusnya mempunyai banyak penglaman berwirausaha sehingga menumbuhkan niat berwirausaha sendiri. Kata kunci: pengalaman berwirausaha, persepsi keinginan, persepsi kelayakan dan niat berwirausaha. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ABSTRACT ANALYSIS OF EFFECT ENTREPRENEURIAL EXPERIENCES , PERCEIVED FEASIBILITY AND PERCEIVED DESIRABILITY OF ENTREPRENEURIAL INTENTIONS (Studies in Faculty of Economics, University of Sebelas Maret) by: MUHAMMAD YUSUF Wibisono NIM. F0207140 The main objective of this study was to examine the effect of entrepreneurial experience, perceived feasibility and perceived desirability of entrepreneurial intentions. The sample in this study were 120 students of the Faculty of Economics, University Sebelas Maret was taken by purposive sampling method where respondents are entrepreneurs who have the desire. Analyses were performed using Structural Equation Modelling (SEM) to test the data and hypotheses. The results of this study are as follows. First, entrepreneurship experience a positive influence on perceived desirability. Second, entrepreneurship experience a positive influence on perceived feasibility. Third, perceived desirability have a positive to entrepreneurial intentions. Fourth, the perceived feasibility of a positive influence on entrepreneurial intentions. Survey results revealed that the experience of entrepreneurship provides a positive influence on perceived feasibility and perceived desirability perceived feasibility and perceived desirability a positive effect on entrepreneurial intentions, therefore students should have so many foster experience entrepreneurship own intentions. Key words: entrepreneurial experience, perceived feasibility, perceived desirability and entrepreneurial intentions. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah klasik yang mengghinggapi Negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Setiap periode kepemimpinan nasional di Indonesia selalu dihadapkan isu tersebut. Sampai pergantian kepemimpinan nasional saat ini, masalah pengangguran dan kemiskinan terus berulang. Kemiskinan menjadikan kurangnya dorongan untuk menciptakan pekerjaan, selama ini banyak masyarakat menginginkan pekerjaan kantoran walaupun lapangan pekerjaan sedikit sehingga banyak pengangguran dan kemiskinan. Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) oleh Badan Pusat Statistik (BPS) 2010 menyebutkan bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 31,02 juta atau 13,08 persen dari total 237 juta penduduk. Angka pengangguran berada pada kisaran 10,8% sampai dengan 11% dari tenaga kerja yang masuk kategori sebagai pengangguran terbuka. Bahkan mereka yang lulus perguruan tinggi semakin sulit mendapatkan pekerjaan karena tidak banyak terjadi ekspansi kegiatan usaha. Dalam keadaan seperti ini maka commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2 masalah pengangguran termasuk yang berpendidikan tinggi akan berdampak negatif terhadap stabilitas sosial dan kemasyarakatan. Semakin banyaknya sarjana yang ada di Indonesia mengindikasikan semakin besar pula tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan, namun yang nampak saat ini dalam masyarakat ialah banyaknya sarjana yang justru menjadi pengangguran. Tingginya angka pengangguran mungkin terjadi karena meningkatnya jumlah penduduk yang tidak diiringi dengan peningkatan jumlah industri atau usaha yang pada akhirnya meningkatkan angka pengangguran. Jumlah sarjana yang semakin banyak juga berpengaruh dalam tingginya angka sarjana yang menjadi pengangguran. Kondisi tersebut di atas didukung pula oleh kenyataan bahwa sebagian besar lulusan Perguruan Tinggi adalah lebih sebagai pencari kerja (job seeker) daripada pencipta lapangan pekerjaan (job creator). Hal ini bisa jadi disebabkan karena sistem pembelajaran yang diterapkan di berbagai perguruan tinggi saat ini lebih terfokus pada bagaimana menyiapkan para mahasiswa yang cepat lulus dan mendapatkan pekerjaan, bukannya lulusan yang siap menciptakan pekerjaan. Peran kewirausahaan telah teruji dengan adanya krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia. Kewirausahaan yang berbasis pada ekonomi rakyat ternyata mampu bertahan dalam situasi yang sulit. Untuk itu, perguruan tinggi sebagai lembaga yang menjadi salah satu panutan masyarakat dapat mendorong budaya wirausahawan yang handal, sehingga mampu member dorongan niat bagi masyarakat khususnya bagi mahasiswa untuk berwirausaha. mahsiswa sebagai commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3 komponen masyarakat yang terdidik, sebagai harapan masyarakat dapat membuka lapangan kerja, dengan menumbuhkan niat berwirausaha. Salah satu altrnatif untuk memecahkan masalah-masalah pengangguran dan kemiskinan adalah dengan memberdayakan masyarakat lewat wirausaha. Menggalangkan budaya wirausaha dalam masyarakat akan mampu membantu membuka lapangan pekerjaan, sehingga dengan terserapnya tenaga kerja akan mengurangi kemiskinan. Oleh karena itu, dibutuhkan peran aktif masyarakat meningkatkan kemandirian ekonomi dengan wirausaha. Wirausahawan sebagaimana didefinisikan oleh Segal et al., (2005) adalah seseorang wirausahawan harus menerima resiko financial secara personal dari bisnis yang di gelutinya, tetapi ia juga akan menerima manfaat secara langsung dari bisnis tersebut. Menjadi wirausahawan sering dipandang sebagai karier yang aversif karena harus berhadapan dengan kondisi bisnis yang penuh ketidak pastian dan bayang-bayang akan kegagalan bisnisnya. Kurangnya kesempatan untuk wirausaha juga dikemukakan Skeete et al., (Dwayne et al., 2010) dikarenakan kurangnya kesempatan untuk melakukan wirausaha, antara lain penyebabnya adalah: 1. Sulitnya mengakses modal untuk mendanai bisnis baru (ini sebagian besar disebabkan suku bunga kredit yang tinggi dan / atau persyaratan yang ketat untuk memenuhi syarat untuk pinjaman dalam berbagai sektor di suatu negara. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4 2. Terbatas pelatihan di bidang kewirausahaan dalam pendidikan di sekolahsekolah dan perguruan tinggi; 3. Tingginya pajak keuntungan bagi pengusaha lokal di suatu negara (bisnis baru dikenakan pajak pada tingkat yang sama seperti usaha didirikan); dan 4. Prosedur birokrasi yang terlalu rumit atau komplex yang memerlukan waktu cukup lama dalam mendaftarkan bisnis atau mendapatkan lisensi. Faktor yang pertama seseorang sulit untuk berwirausaha adalah akses terhadap modal, dimana akses modal yang sangat sedikit dalam penyalurannya menjadi penghalang terbesar bagi munculnya kewirausahaan. Knight dan Hossain (dalam Dwayne et al., 2010) juga menyoroti bahwa ada banyak kekurangan di sektor pembiayaan mikro yang mempengaruhi kesempatan dalam melakukan wirausaha yaitu ketidak percayaan penyalur dana kepada orang yang meminjam dana untuk wirausaha dalam melakukan usaha kecil yang baru muncul. Sehingga banyak sekali orang yang ingin melakukan usaha baru terbentur sengan akses dana yang sedikit. Sehingga dalam menghadapi masalah kurangnya lapangan kerja pada zaman sekarang ini maka seharusnya dalam pendidikan perguruan tinggi menciptakan calon-calon wirausahawan baru yang menjadi pencipta lapangan pekerjaan (job creator) daripada pencari kerja (job seeker). Penelitian sebelumnya terhadap model sosial-kognitif telah menunjukan keterkaitan niat berwirausaha dengan asumsi bahwa persepsi mengenai kelayakan dan persepsi terhadap keinginan muncul secara bersamaan dengan independen commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5 satu sama lain Kruger (dalam Dwayne 2010). Akan tetapi model sosial kognitif pada penelitian sebelumnya berpendapat bahwa persepsi kelayakan memungkinkan seseorang akan mengembangkan pengalaman yang dimilikinya sebelum benar-benar terjun ke dunia wirausaha. Oleh karana itu, seseorang yang memiliki pengalaman berwirausaha lebih memungkinkan untuk menunjukan tingkat persepsi kelayakan dan persepsi keinginan yang lebih tinggi dibadingkan seseorang yang tidak memiliki pengalaman tersebut. Zhao et al., (dalam Dwayne 2010) memberi pernyataan bahwa adanya keterampilan dan juga strategi kinerja akan berguna dalam berwirausaha, yang kemungkinan hal tersebut diperoleh dari pengalaman kewirausahaan. Pengalaman Berwirausaha yang secara langsung memberikan dampak positif terhadap kewirausahaan dalam efikasi diri. Boy dan Vokizi (dalam Dwayne 2010) memiliki pendapat bahwa efikasi diri merupakan fungsi dari pengalaman seseorang di masa lalu,salah satu diantaranya yaitu pengalaman secara langsung. Dalam social learning theory, self efikasi mempengaruhi baik cara berfikir, emosional atau afektif dan proses cognitive. Dengan Gambaran penelitian yang dilakukan Dwayne (2010) yang dimana pengalaman berwirausaha berpengaruh terhadap persepsi kelayakan tetapi tidak berpengaruh terhadap persepsi keinginan dan persepsi kelayakan tidak berpengaruh terhadap niat berwirausaha maka penulis akan mengkaji penelitian dengan cara berbeda dan dilihat penelitian tentang wirausaha masih langka, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 6 sehingga penulis tertarik mencoba meneliti kewirausahaan lebih lanjut. Berangkat dari paparan diatas, penulis berpendapat bahwa topik berwirausaha sebagai issue riset masa depan semakin penting dan karenanya layak untuk dikaji Berdasarkan paparan latar belakang di atas, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian, dengan judul : ”Analisis Pengaruh Pengalaman Berwirausaha, Persepsi Kelayakan dan Persepsi Keinginan Terhadap Niat Berwirausaha”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan hasil penelitian Dwayne Devonish, Philmore Alleyne, Wayne Charles-Soverall, Ayanna Young Marshall and Paul Pounder dalam Dwayne et al., (2010) menyatakan bahwa parameter keberhasilan Niat Berwirausaha adalah Pengalaman Berwirausaha mahasiswa dengan hubungan Persepsi kelayakan dan Persepsi keinginan. Oleh karena itu, dalam penulisan skripsi yang berjudul ”Analisis Pengaruh Pengalaman Berwirausaha, Persepsi Kelayakan dan Persepsi Keinginan Terhadap Niat Berwirausaha”. Ini akan dibahas rumusan masalah secara umum dan rumusan masalah secara khusus. Penelitian ini secara umum merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimanakah keterkaitan Pengalaman Berwirausaha yang berhubungan Niat Berwirausaha dengan hubungan Persepsi kelayakan dan Persepsi keinginan. Adapun rumusan masalah secara khusus adalah sebagai berikut : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7 1. Apakah Pengalaman Berwirausaha mahasiswa berpengaruh terhadap Persepsi kelayakan? 2. Apakah Pengalaman Berwirausaha mahasiswa berpengaruh terhadap Persepsi keinginan ? 3. Apakah Persepsi kelayakan berpengaruh terhadap Niat Berwirausaha mahasiswa? 4. Apakah Persepsi keinginan berpengaruh terhadap Niat Berwirausaha mahasiswa? C. Tujuan Penelitian Selaras dengan masalah penelitian yang telah dirumuskan, maka penelitian ini mempunyai beberapa tujuan yang akan dicapai, yaitu : 1. Menguji pengaruh Pengalaman Berwirausaha mahasiswa terhadap Persepsi kelayakan. 2. Menguji pengaruh Pengalaman Berwirausaha mahasiswa terhadap Persepsi keinginan. 3. Menguji pengaruh Persepsi kelayakan terhadap Niat Berwirausaha mahasiswa. 4. Menguji pengaruh Persepsi keinginan mahasiswa. commit to user terhadap Niat Berwirausaha perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8 D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak antara lain: 1. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan peneliti tentang Analis Pengaruh Pengalaman Berwirausaha dengan Persepsi kelayakan dan Persepsi keinginan terhadap Niat Berwirausaha di Universitas Sebelas Maret. 2. Bagi Mahasiswa yang berwirausaha a) Dapat dijadikan sebagai acuan dan referensi dalam merencanakan proses berwirausaha dengan sukses. b) Dapat dijadikan bahan pertimbangan dan referensi dalam memilih dan mempersiapkan wirausaha yang sukses. 3. Bagi Kalangan Akademis Dapat dijadikan sebagai acuan dan referensi untuk penelitian selanjutnya yang sejenis. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9 BAB II LANDASAN TEORI A. TELAAH TEORITIS 1. Pengalaman kerja Kolvereid (1996) menemukan bahwa Seseorang yang memiliki pengalaman bekerja mempunyai intensi kewirausahaan yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak pernah bekerja sebelumnya. Sebaliknya, secara lebih spesifik, penelitian yang dilakukan oleh Tim Mazzarol et al., (1999) membuktikan bahwa seseorang yang pernah bekerja di sektor pemerintahan cenderung kurang sukses untuk memulai usaha. Namun, Tim Mazzarol et al., (1999) tidak menganalisis hubungan antara pengalaman kerja di sektor swasta terhadap intensi kewirausahaan. Scott dan Twomey (1988) meneliti beberapa faktor seperti pengaruh orang tua dan pengalaman kerja yang akan mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu usaha dan sikap orang tersebut terhadap keinginannya untuk menjadi karyawan atau wirausaha. Lebih lanjut, mereka menyebutkan bahwa jika kondisi lingkungan sosial seseorang pada saat dia berusia muda kondusif untuk kewirausahaan dan seseorang tersebut memiliki pengalaman yang positif terhadap commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10 sebuah usaha, maka dapat dipastikan orang tersebut mempunyai gambaran yang baik tentang kewirausahaan. Keberanian seseorang dalam memulai bisnis cenderung dipicu oleh adanya beberapa faktor tertentu salah satunya faktor dari dalam yaitu keadaan keluarga. Keluarga yang sebagian besar tidak bekerja atau pengangguran bisa menyebabkan masalah, karena secara otomatis mereka tidak berpenghasilan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup, hal ini senada dengan pendapat dari Bird; Greenberger dan Sexton; Learned; Shapero dan Sokol, (dalam Jun Zhai 2007) yang mengatakan bahwa Keputusan untuk memulai bisnis dapat dipicu oleh situasi tertentu, seperti pengangguran dalam keluarga. 1. Latar Belakang Keluarga Jiwa wirausaha dalam diri seseorang biasanya dilatar belakangi oleh pekerjaan orang tuanya yang notabene pengusaha hal ini dikemukakakan oleh Crant; Dyer; Roberts dan Wainer, (dalam Jun Zhai 2007) dimana jiwa wirausaha itu berasal dari ayah atau ibu seorang wirausaha. Menurut Dyer dan Handler (dalam Jun Zhai 2007) peran orang tua dianggap mempengaruhi sikap dan perilaku kewirausahaan, hal ini berarti sikap dan perilaku kewirausahaan dalam diri seseorang turut dipengaruhi oleh cara orang tuanya dalam mendidik. Dimana orang tua menanamkan pikiran untuk mengasah kemampuan yang dimiliki anak agar berguna untuk masyarakat luas. Menurut pendapat Kruger (dalam Jun Zhai 2007) bahwa mahasiswa yang mempunyai Niat Berwirausaha dikarenakan bisnis commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11 keluarga yang di jalaninya, yang mana hal ini dapat dikatakan bahwa niat berwirausaha dalam diri seseorang secara tidak langsung di motivasi oleh adanya bisnis yang ada di dalam keluarganya. Seseorang yang memiliki pengalaman pahit semasa hidupnya akan memiliki ide untuk berwirausaha. Karena ia menginginkan peningkatan taraf hidupnya agar lebih baik. Lingkungan keluarga, merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi minat seseorang untuk berwirausaha. Adapun faktor-faktor yang terkandung dalam keluarga menurut Slameto (2003) lingkungan keluarga terdiri dari : 1. Cara orang tua mendidik Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap cara belajar dan berfikir anak. Ada orang tua yang mendidik secara diktator militer, ada yang demokratis dan ada juga keluarga yang acuh tak acuh dengan pendapat setiap keluarga. 2. Relasi antar anggota keluarga Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anak-anaknya. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu adanya relasi yang baik didalam keluarga. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan untuk mensukseskan belajar anak. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 12 3. Suasana rumah Suasana rumah dimaksudkan sebagi situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja. Suasana rumah yang gaduh/ramai dan semrawut tidak akan memberi ketenangan pada anak yang belajar. Suasana rumah yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok pertengkaran antar anggota keluarga ataudengan keluarga lain menyebabkan ank menjadi bosan di rumah, suka keluar rumah dan akibatnya belajar kacau sehingga untuk memikirkan masa depannya pun tidaklah terkonsentrasi dengan baik. 4. Keadaan ekonomi keluarga Pada keluarga yang kondisi ekonominya relatif kurang, menyebabkan orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok anak. Tak jarang faktor kesulitan ekonomi justru menjadi motivator atau pendorong anak untuk lebih berhasil. Adapun pada keluarga yang ekonominya berlebihan, orang tua cenderung mampu memenuhi segala kebutuhan anak termasuk masalah pendidikan anak termasuk bisa melanjutkan sampai ke jenjang yang tinggi. Kadangkala kondisi serba berkecukupan tersebut membuat orang tua kurang perhatian pada anak karena sudah merasa memenuhi semua kebutuhan anaknya, akibatnya anak menjadi malas untuk belajar dan prestasi yang diperoleh tidak akan baik. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13 5. Pengertian Orang Tua Anak belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, maka orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak baik di sekolah maupun di masyarakat. Hal ini penting untuk tetap menumbuhkan rasa percaya dirinya. 6. Latar Belakang Kebudayaan Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam kehidupannya. Kepada anak perlu di tanamkan kebiasaan-kebiasan dan diberi contoh figur yang baik, agar menndorong anak untuk menjadi semangat dalam meniti masa depan dan kariernya ke depan. Alex Sobur (2003) menyatakan bahwa faktor keluarga sebagai penentu keberhasilan seseorang terdiri dari : 1. Kondisi Ekonomi Keluarga Faktor ekonomi sangat besar pengaruhnya terhadap kelangsungan kehidupan keluarga. Faktor kekurangan ekonomi menyebabkan suasana rumah menjadi muram sehingga anak kehilangan gairah untuk belajar. Namun, faktor kesulitan ini bisa juga malah menjadi pendorong bagi anak untuk berhasil. Kadangkala keadan ekonomi yang berlebihan menyebabkan orang tua menjadi kurang perhatian terhadap belajar anak karena merasa telah memenuhi semua kebutuhan anak, sehingga anak malas belajar dan mandiri sehingga cenderung menganggap ”santai” masa depannya termasuk dalam hal masalah karir. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 14 2. Hubungan emosional orang tua dan anak Hubungan emosional antara orang tua dan anak juga berpengaruh dalam keberhasilan anak. Sebaiknya orang tua menciptakan hubunganyang harmonis dengan anak. Hubungan orang tua dan anak jangan acuh tak acuh karena akan menyebabkan anak menjadi frustasi. Orang tua terlalu keras akan menyebabkan hubungan orang tua akan menjadi “jauh”. Atau hubungan yang terlalu dekat antara anak dan orang tua kan mengakibatkan anak selalu “bergantung”. 3. Cara mendidik orang tua Ada keluarga yang mendidik anaknya secar diktator militer, ada yang demokratis yang menerima semua pendapat anggota keluarga, tetapi ada juga keluarga yang acuh tak acuh dengan pendapat setiap anggota keluarga. Cara orang tua dalam mendidik anaknya akan berpengaruh terhadap cara belajar dan hasil belajar yang diperoleh seseorang. 2. Persepsi Kelayakan Jika seseorang memutuskan untuk membangun usaha atau bisnis baru, maka hal itu merupakan hasil process-oriented cognitive. Sebab ia mampu berpikir tentang hasil tersebut memang layak atau pantas diraihnya. Sebaliknya, ia tidak akan memutuskan untuk memulai suatu bisnis baru seandainya ia tidak dapat menentukan hasil yang dicapai dan apakah hasil tersebut memang diinginkan dan layak untuk diperoleh. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 15 Berbagai model kognitif akan menjelaskan motivasi untuk mengembangkan bisnis baru sesungguhnya analog dengan expectancy theory yang dikemukakan oleh Vroom (1964). Teori harapan berusaha menjelaskan bagaimana sesungguhnya seseorang memilih hasil yang paling sesuai dengan keinginan atau harapannya. Teori ini menkonseptualisasikan motivasi sebagai hasil dari harapan (experiency), instrumentalitas (instrumentality) dan kapasitas untuk mengkombinasikannya (valence). Harapan adalah analog dengan Persepsi Kelayakan (Feasibility) dan Efikasi Diri yang biasa digunakan sebagai ukuran atau indikator untuk memprediksi motivasi wirausaha . Model yang dikembangkan Ajzen dan Shapero (dalam Dwayne 2010) telah mempertimbangkan efikasi diri sebagai proxy terhadap kelayakan yang merupakan prediktor penting terhadap niat berperilaku. Chen et al., (dalam Dwayne 2010) menemukan bahwa efikasi diri kewirausahaan merupakan ukuran yang handal (reliable) untuk membedakan antara para pendiri peusahaan dengan bukan pendiri perusahaan Segal et al., (2005) memodifikasi model Shepero-Krueger. Mereka menggunakan efikasi diri sebagai proxy terhadap perceived feasibility. Hal ini dilakukan sebab mereka berkeyakinan bahwa seseorang akan termotivasi untuk menjadi wirausahawan jika ia dipercaya bahwa bekerja secara mandiri (berwirausaha) lebih memungkinkan untuk mendapatkan hasil (outcome) yang lebih baik daripada bekerja pada orang lain (menjadi karyawan). Dengan kata commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 16 lain, motivasi menjadi wirausahawan didorong oleh adanya perbedaan antara keinginan untuk bekerja pada orang lain. Disamping itu Segal et al., (2005) juga mengoperasionalisasikan konsep propensity to act secara berbeda. Menurut mereka, kerelaan (willingness) seorang untuk menerima resiko merupakan ukuran terbaik terhadap konsep propensity to act. Memang tidak semua orang menganggap dirinya mampu memperoleh hasil yang diinginkannya berniat untuk menjadi wirausahawan. Sebab, untuk bertindak sesuai dengan persepsinya terhadap feasibility dan desirability, seseorang harus berani menanggung resiko yang melekat dalam aktivitas kewirausahaan. 1. Efikasi Diri Menurut Bandura (1977) menyatakan bahwa efikasi diri adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan dirinya untuk melakukan sesuatu pekerjaan dan mendapatkan prestasi tertentu. Lebih lanjut Bandura (1977) menyatakan bahwa efikasi diri akan menentukan cara seseorang untuk berpikir, bertindak dan memotivasi diri mereka menghadapi kesulitan dan permasalahan. Sukses atau gagalnya seseorang ketika melakukan tugas tertentu ditentukan oleh efikasi dirinya. Orang yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan bisa menghadapi kegagalan dan hambatan yang mereka hadapi, stabil emosinya, bersikap dan memiliki internal locus of control yang tinggi. Efikasi diri penting karena memiliki pengaruh yang kuat terhadap aspek motivasi, tingkah laku, dan afeksi seseorang dalam menjalankan suatu tugas. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 17 Individu yang memiliki efikasi diri tinggi dalam situasi tertentu akan menampilkan tingkah laku, motivasi, dan afeksi yang berbeda dengan individu yang memiliki efikasi diri yang rendah. Maksudnya adalah individu yang memiliki efikasi diri tinggi memiliki motivasi yang tinggi pula terhadap suatu tugas, sehingga akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan tugas tersebut dengan baik. Seseorang yang merasa senang dengan pekerjaannnya menjadi lebih termotivasi, bekerja lebih keras, dan unjuk kerjanya akan menjadi lebih baik. Miner (dalam Freed Luthans et al.,, 2002) menambahkan bahwa individu yang memiliki high efikasi diri memiliki harapan-harapan yang kuat mengenai kemampuan diri untuk menunjukkan prestasi secara sukses dalam situasi yang sama sekali baru. Efikasi diri diperhatikan melalui persepsi diri bagaimana sebaiknya seseorang dapat mengatasi berbagai situasi yang mereka hadapi Bandura (Dalam Freed Luthans et al., 2002). Hal ini menimbulkan suatu rasa percaya diri dan harapan untuk kesuksesan. Oosterbeek (2008) menyatakan bahwa efikasi diri merupakan keyakinan seseorang akan kemampuan dirinya. Wirausaha sukses selalu yakin bahwa mereka mampu membuat semua kegiatannya menjadi berhasil. Mereka juga merasa mampu mengendalikan kesuksesan mereka yang tidak tergantung kepada orang lain. Wirausaha sukses memiliki ketahanan yang tinggi, kemampuan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 18 mengambil resiko dan menanggung kerugian dan menangani ketidakpastian. Bandura menjelaskan bahwa ada empat cara untuk mencapai efikasi diri yakni: 1) Pengalaman sukses atau kegagalan yang terjadi berulang kali.Pengalaman sukses akan memperkuat kepercayaan seseorang bahwa dirinya memang mempunyai kemampuan untuk mencapai prestasi yang baik, sebaliknya pengalaman gagal berulang kali dapat membuat seseorang meragukan kemampuan dirinya sehingga menurunkan kepercayaan pada dirinya sendiri. 2) Melihat orang lain melakukan perilaku tersebut dan kemudian mencontoh atau belajar dari pengalaman tersebut. Jadi ada suatu model yang menjadi panutan seseorang, model ini memiliki kemampuan yang mirip dengan dirinya. Melihat model bisa sukses dengan melakukan usaha tertentu, maka seseorang menjadi yakin ia juga bisa berhasil sama seperti model tersebut. 3) Persuasi verbal yakni memberikan semangat atau menjatuhkan performa seseorang agar seseorang berperilaku tertentu. 4) Apa perasaan seseorang tentang perilaku yang dimaksud (reaksi emosional). Karena itu seseorang yang mempunyai sense of entrepreneurial self efficacy akan lebih termotivasi untuk bekerja secara mandiri guna memanfaatkan peluang dan manfaat yang ada dibandingkan dengan mereka menganggap bahwa peluang dan manfaat tersebut dapat diperoleh dengan bekerja pada orang lain. Jika ia juga bersedia menerima resiko yang melekat pada kewirausahaan, maka ia commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 19 akan bertindak sesuai dengan persepsi tersebut dengan menetapkan niat dan tujuan untuk berirausaha atau bekerja secara mandiri (self employment). 3. Persepsi Keinginan Persepsi keinginan (desirability) mengacu pada sikap kewirausahaan seseorang yang menginginkan sebuah usaha atau tingkatan seseorang dalam mengevaluasi hasil yang menguntungkan dan merugikan dari hasil kegiatan kewirasusahaan. Oleh karena itu semakin tinggi desirability dan feasibility akan meningkatkan intensi seseorang untuk melakukan kegiatan kewirausahaan Hisrich (2008). Persepsi desirability Keinginan mengacu pada kebebasan seseorang merasakan daya tarik pada perilaku yang di diberikan, untuk menjadi wirausaha. Krueger dan Brazeal (dalam Jose Veciana et al., 2005) menyatakan bahwa persepsi keinginan ini mencakup dari dua Teori Perilaku Terencana yaitu attitude toward the act and social norms. Menurut Teori Perilaku Terencana, sikap terhadap tindakan itu mengacu pada sejauh mana seseorang memiliki evaluasi yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dalam penilaian perilaku yang bersangkutan. Norma-norma sosial di sisi lain, merujuk pada tekanan sosial yang dirasakan seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku. Ini terkait dengan persepsi kita dalam melakukan atau membuat sebuah usaha yang mendapat dukungan dari orang-orang penting didalam hidup kita. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 20 Menurut Ajzen (dalam Jose Veciana et al., 2005) Teori Perilaku Terencanakan adalah menjelaskan perilaku manusia dengan anteseden sikap terhadap perilaku dan norma subjektif. Teori Perilaku Terencana adalah fungsi dari keyakinan yang relevan dengan perilaku yang dimana keyakinan-keyakinan yang dianggap penting itu sebagai faktor penentu dalam melakukan usaha yaitu sikap dan perilaku seseorang. Keyakinan perilaku diasumsikan untuk mempengaruhi sikap terhadap perilaku seseorang. Setiap keyakinan perilaku perlu hubungan ke hasil tertentu, yang sudah dinilai positif atau negatif. Oleh karena itu, seseorang yang mempunyai persepsi keinginan secara otomatis memperoleh sikap terhadap perilaku dalam membuat usaha. Dengan cara ini, orang membentuk sikap yang positif terhadap perilaku yang diyakini memiliki konsekuensi yang diinginkan dan sikap negatif terhadap perilaku yang terkait dengan konsekuensi yang tidak diinginkan Ajzen (dalam Jose Veciana et al., 2005). Dalam kasus norma subjektif, keyakinan normatif merupakan faktor yang mendasarinya dalam membuat sebuah usaha. Keyakinan normatif menggangap bahwa ada kemungkinan bahwa seseorang individu atau kelompok mempunyai rujukan penting dalam menyetujui atau menolak melakukan suatu perilaku tertentu dalam melakukan sebuah usaha Ajzen (dalam Jose Veciana 2005). Di sisi lain, Shapero (dalam Jose Veciana et al., 2005) meneliti konsep persepsi keinginan menggunakan data pada keluarga, kelompok sebaya, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 21 kelompok etnis, konteks pendidikan dan pengusaha profesional. Dalam kasus keluarga, ia menyatakan bahwa anggota keluarhga terutama ayah atau ibu memainkan peran yang paling kuat dalam membangun keinginan dan kredibilitas dari tindakan kewirausahaan bagi seorang individu. Dengan cara yang sama, semakin besar jumlah dan variasi pengusaha dalam suatu budaya tertentu, semakin besar kemungkinan bahwa individu-individu dalam budaya tersebut yang akan membentuk sebuah usaha Veciana (dalam Jose Veciana et al., 2005). Maribel Guerrero (2006) menyatakan bahwa presepsi keinginan itu terdiri dari variabel Attitudes Toward Entrepreneurship dan Subjective Norms: 1. Attitudes Toward Entrepreneurship Adalah tingkatan evaluasi individu dalam menilai apakah menjadi seorang usahawan itu menguntungkan (positif) atau merugikan (negatif) Ajzen and Kolvareid (dalam Linan and Chen, 2006). Penilaiannya tidak hanya afektif (misalnya jika saya melakukan suatu hal dan membuat saya dalam kondisi yang baik maka hal itu akan menyenangkan bagi saya) tetapi juga melalui pertimbangan tertentu, karena individu juga menginginkan hasil yang terbaik dari perilaku yang telah dibuat (Alsos et al.,, 2006). Dalam teori Ajzen theory of planned behavioral, sikap perilaku (attitudes toward) mengacu pada tingkat dimana seseorang mempunyai penilaian evaluasi apakah perilaku itu baik atau kurang baik. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 22 2. Subjective Norms Adalah ukuran tekanan sosial untuk menentukan apakah perilaku kewirausahaan tersebut perlu dilakukan atau tidak. Tekanan social tersebut mengacu pada persepsi kelompok tertentu “reference people” yang menyetujui atau tidak keputusan seseorang untuk pengusaha dan biasanya individu berusaha untuk mematuhi persepsi kelompok tersebut Ajzen, Krueger (dalam Linan and Chen, 2006). Subjective norms hubungannya mengacu pada persepsi dimana sekelompok orang memberikan pengaruh besar atas perilaku orang, mempelajari dimana jaringan sosial mempengaruhi perilaku individu (Kruger et al., 2000). Dalam teori Ajzen theory of planned behavioral, norma-norma (subjective norms) hubungan mengacu pada tekanan sosial merasa untuk melakukan atau tidak untuk melakukan perilaku. Menurut Segal et al., (2005) menyimpulkan bahwa ada keputusan seseorang untuk berwirausaha atau bekerja pada orang lain merupakan proses rasional yang melibatkan tiga aspek berikut : 1) Setiap orang akan membandingkan keinginan (desirability) untuk bekerja secara mandiri atau bekerja pada orang lain. 2) Setiap orang akan menilai apakah ia mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan untuk melaksanakan tugas dan aktifitas yang diperlukan untuk menjadi seorang wirausahawan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 23 3) Setiap orang harus menentukan apakah ia bersedia menerima resiko yang inheren dalam aktifitas kewirausahaan 4. Niat Berwirausaha Menurut Shapero (dalam Dwayne 2010) niat berperilaku juga tergantung pada dua faktor utama yaitu persepsi kelayakan dan persepsi keinginan. Lebih lanjut Shapero dan Sokol (dalam Dwayne 2010) mengkonseptualisasikan persepsi keinginan sebagai daya tarik personal untuk memulai bisnis baru, dan persepsi kelayakan sebagai tolak ukur tentang kapabalitas pribadi berkaitan penciptaan bisnis baru. Faktor-faktor eksternal dapat memberikan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan karir di bidang kewirausahaan, namun faktor-faktor tersebut juga dialami oleh mereka yang ingin berkarir di bidang yang lain. Karena itu, risetriset mengenai kewirausahaan yang mutakhir lebih berorientasi pada modelmodel yang berbasis process-oriented cognitive dengan memberikan fokus pada sikap (attitude) dan berkeyakinan (beliefs) serta bagaimana kedua hal tersebut digunakan untuk memprediksi niat dan perilaku seseorang. Dalam pandangan (Kotler 2000), bahwa perilaku pembelian yang rumit terdiri dari proses tiga langkah. Pertama, mengembangkan keyakinan akan produk atau jasa tersebut. Kedua,membangun sikap tentang produk atau jasa tersebut. Ketiga, membuat pilihan yang cermat. Perilaku pembelian atau pengambilan keputusan dengan keterlibatan tinggi lazim terjadi bila produk atau jasa tersebut commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 24 mahal, jarang dibeli bukan perilaku pembelian yang rutin atau biasa) dan beresiko. Demikian halnya dengan keputusan untuk berwirausaha yang juga merupakan suatu perilaku dengan keterlibatan tinggi membutuhkan keyakinan dan evaluasi untuk menumbuhkan sikap, norma subjektif, dan kontrol keperilakuan sebagai antesenden perilaku. Sikap, keyakinan,niat dan perilaku sangat berhubungan erat. Perilaku itu akan tergantung pada interaksi antara sikap, keyakinan dan niat untuk berperilaku. Niat merupakan variabel antara yang menyebabkan terjadinya perilaku dari suatu sikapa ataupun variabel lainnya. Niat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba (Dharmmesta, 1998). Selanjutnya ada beberapa hal yang harus dipahami hubungannya dengan niat, yaitu : a. Niat dianggap sebagai penangkap atau antara faktor-faktor motivasional yang mempunyai dampak pada perilaku. b. Niat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba. c. Niat juga menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang untuk melakukan, d. Niat adalah paling hubungan dengan perilaku berikutnya. Menurut McGraith & Mac Millan (2000) dalam wirausaha , ada tujuh karakter dasar yang perlu dimiliki setiap calon wirausaha. Ketujuh karakter tersebut adalah sebagai berikut. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 25 1. Action oriented. Bukan tipe menunda, wait and see, atau membiarkan sesuatu (kesempatan) berlalu begitu saja. Dia tidak menunggu sampai segala sesuatunya jelas dulu, atau budget-nya ada dulu. Dia juga tidak menunggu ketidakpastian pergi dulu, baru berusaha. Mereka adalah orang yang ingin segera bertindak, sekalipun situasinya tidak pasti (uncertain). Prinsip yang mereka anut adalah see and do. Bagi mereka, risiko bukanlah untuk dihindari, melainkan untuk dihadapi dan ditaklukkan dengan tindakan dan kelihaian. 2. Berpikir simpel. Sekalipun dunia telah berubah menjadi sangat kompleks, mereka selalu belajar menyederhanakannya. Dan sekalipun berilmu tinggi, mereka bukanlah manusia teknis yang ribet dan menghendaki pekerjaan yang kompleks. Mereka melihat persoalan dengan jernih dan menyelesaikan masalah satu demi satu secara bertahap. 3. Mereka selalu mencari peluang-peluang baru. Apakah itu peluang usaha yang benar-benar baru, atau peluang dari usaha yang sama. Untuk usaha-usaha yang baru, mereka selalu mau belajar yang baru, membentuk jaringan dari bawah dan menambah landscape atau scope usahanya. Sedangkan dalam usaha yang sama, mereka selalu tekun mencari alternatif-alternatif baru, seperti model, desain, platform, bahan baku, energi, kemasan, dan struktur biaya produksi. Mereka meraih keuntungan bukan hanya dari bisnis atau produk baru, melainkan juga dari cara-cara baru. 4. Mengejar peluang dengan disiplin tinggi. Seorang wirausaha bukan hanya awas, memiliki mata yang tajam dalam melihat peluang atau memiliki commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 26 penciuman yang kuat terhadap keberadaan peluang itu, tetapi mereka bergerak ke arah itu. Peluang bukan hanya dicari, melainkan diciptakan, dibuka, dan diperjelas. Karena wirausaha melakukan investasi dan menanggung risiko, maka seorang wirausaha harus memiliki disiplin yang tinggi. Wirausahawirausaha yang sukses bukanlah pemalas atau penunda pekerjaan. Mereka ingin pekerjaannya beres, dan apa yang dipikirkan dapat dijalankan segera. Mereka bertarung dengan waktu karena peluang selalu berhubungan dengan waktu. Apa yang menjadi peluang pada suatu waktu, belum tentu masih menjadi peluang di lain waktu. Sekali kesempatan itu hilang, belum tentu akan kembali lagi. Setiap gagasan brilliant dan inovasi biasanya harus dibangun dari bawah dan disusun seluruh mata rantai nilainya (value chain). 5. Hanya mengambil peluang yang terbaik. Seorang wirausaha akan menjadi sangat awas dan memiliki penciuman yang tajam pada waktunya. Berbeda dengan pemula yang belum terlatih dan masih bingung, maka wirausaha yang terlatih akan cepat membaca peluang. Namun, wirausaha sejati hanya akan mengambil peluang yang terbaik. Ukuran menarik itu adalah pada nilai-nilai ekonomis yang terkandung didalamnya, masa depan yang lebih cerah, kemampuan menunjukkan prestasi, dan perubahan yang dihasilkan. Semua itu biasanya dikaitkan dengan “rasa suka” terhadap objek usaha atau kepercayaan bahwa dia “mampu” merealisasikannya. Pada akhirnya, sukses yang diraih setiap orang ditentukan oleh keberhasilan orang itu dalam memilih. Success = f(choice) Success adalah fungsi dari keberhasilan memilih. Apakah memilih commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 27 sekolah, karier, bidang usaha, teman, pasangan, karyawan/eksekutif, mitra usaha, dan sebagainya. Pilihan yang terbaik akan menentukan hasil yang bisa dicapai. 6. Fokus pada eksekusi. Wirausaha bukanlah seorang yang hanya bergelut dengan pikiran, merenung atau menguji hipotesis, melainkan seorang yang fokus pada eksekusi. Mereka tidak mau berhenti pada eksploitasi pikiran atau berputar-putar dalam pikiran penuh keragu-raguan. “Manusia dengan entrepreneurial mindset mengeksekusi, yaitu melakukan tindakan dan merealisasikan apa yang dipikirkan daripada menganalisis ide-ide baru sampai mati. Mereka juga adaptif terhadap situasi, yaitu mudah menyesuaikan diri dengan fakta-fakta baru atau kesulitan di lapangan. 7. Memfokuskan energi setiap orang pada bisnis yang digeluti. Seorang wirausaha tidak bekerja sendirian. Dia menggunakan tangan dan pikiran banyak orang, baik dari dalam maupun luar perusahaannya. Mereka membangun jaringan daripada melakukan semua impiannya sendiri. Ibarat seorang orkestrator atau dirigen musik, dia mengumpulkan pemusik-pemusik yang ahli dalam memainkan instrumen yang berbeda-beda untuk menghasilkan nada-nada musik yang disukai penonton. Untuk itu, dia harus memiliki kemampuan mengumpulkan orang, membangun memimpin, menyatukan gerak, memotivasi, dan berkomunikasi. commit to user jaringan, perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 28 B. KAJIAN TERDAHULU Penelitian oleh Dwayne Devonish, et al., (2010) Dwayne Devonish, et al., (2010) telah melakukan penelitian yang komprehensif dengan judul Explaining entrepreneurial intentions in the Caribbean. Pada penelitian tersebut dia meneliti mengenai pengaruh dari Pengalaman Berwirausaha terhadap Niat Berwirausaha mahasiswa dengan dilihat persepsi kelayakan dan persepsi keinginan, Penelitian ini dilakukan di di universitas caribian. Data penelitian ini diperoleh dari 500 mahasiswa dengan jurusan yang berbeda melalui kuesioner yang kemudian dianalisis menggunakan structural equation modelling (SEM). Penelitian ini menguji tentang Pengalaman Berwirausaha, persepsi kelayakan, persepsi keinginan, yang dapat mempengaruhi Niat Berwirausaha , juga dampaknya pada keinginan mahasiswa dalam melakukan wirausaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor Pengalaman Berwirausaha yakni Pengalaman Berwirausaha berdampak positif akan niat dalam melakukan wirausaha. Jika mahasiswa mempunyai pengalaman pekerjaan di masa kecilnya atau mempunyai orang tua yang berwirausaha maka Niat Berwirausaha akan muncul juga. Ketika mahasiswa mempunyai persepsi kelayakan dan persepsi keinginan yang tinggi maka semakin tinggi juga keinginan dalam melakukan wirausaha. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 29 C. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka pemikiran adalah suatu model konseptual tentang bagaimana teori-teori berhubungan dengan beberapa faktor yang akan diidentifikasi sebagai suatu permasalahan (Sekaran, 2003). PERSEPSI KELAYAKAN PENGALAMAN NIAT BERWIRAUSAHA BERWIRAUSAHA PERSEPSI KEINGINAN Model 2 Dwayne 2010 Halaman 158 Berdasarkan perumusan masalah maka hubungan antara Pengalaman Berwirausaha, Persepsi kelayakan, Persepsi Keinginan, dan Niat Berwirausaha adalah sebagai berikut : Berdasarkan pemikiran tersebut pengalaman berhubungan erat dengan persepsi kelayakan dan persepsi keinginan. Persepsi keinginan dan persepsi kelayakan akan memotivasi keinginan wirausaha dalam melakukukan wirausaha, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 30 sehingga faktor persepsi kelayakan dan persepsi keinginan memperkuat adanya niat dalam melakukan wirausaha. Pengalaman yang dimiliki oleh seseorang tentunya dapat meningkatkan kapasitas atau kemampuannya dalam membangun sebuah keinginan berwirausaha. Hal dikarenakan pengalaman yang baik ataupun buruk yang dimiliki orang tersebut membuatnya merasa termotivasi untuk menguji kemampuannya dalam niat untuk berwirausaha. D. PENGEMBANGAN HIPOTESIS Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pernyataan yang dikemukakan dalam perumusan masalah. Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini didasarkan pada kajian dari beberapa penelitian sebelumnya sehingga diharapkan hipotesis tersebut layak untuk diuji. Kruger (dalam Dwayne 2010) pemikiran konseptual dan empiris dimaksudkan untuk membangun hubungan secara langsung dari persepsi kelayakan dan persepsi keinginan, terutama dalam pengembangkan niat berwirausaha. Krueger et al.,(dalam Dwayne 2010) menyatakan bahwa sikap sangat berhubungan dengan berbagai macam faktor eksogen (seperti model peran dan pengalaman sebelumnya) mempengaruhi niat berwirausaha. Sikap kewirausahaan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 31 merupakan mekanisme yang sangat dipengaruhi faktor-faktor eksogen yang dapat memotivasi niat untuk menjadi pengusaha Krueger et al., (dalam Dwayne 2010). Pengalaman bekerja yang dimiliki seseorang atau individu akan memberi ide dalam kegiatan berwirausaha, hal ini cenderung ditunjukan pada persepsi kelayakan yang tinggi dikarenakan pengalaman seseorang individu. Pengalaman ini pada gilirannya juga mempengaruhi sikap positif seseorang atau individu terhadap persepsi keinginan, ketika akan memulai bisnis secara madiri. Pada akhirnya sikap-sikap positif seperti itulah yang akan mempengaruhi niat dan kemampuannya untuk memulai bisnis. Pembahasan dibawah ini akan dipergunakan dalam melakukan penelitian secara empiris atau nyata dan pendapat secara konseptual untuk membenarkan hubungan ini dengan model sosial kognitif yang diusulkan secara keseluruhan. Keterkaitan antara pengalaman seseorang dalam berwirausaha dengan kelayakan telah dirasakan. Hal ini dikemukakan karena persepsi mengenai kelayakan kewirausahaan dipengaruhi oleh pengalaman bekerja, sebagai contoh Shapero dan Sokol (dalam Dwayne 2010) mengemukakan bahwa pengalaman kerja seseorang sebelum melakukan kegiatan wirausaha akan memiliki suatu efek atau dampak positif pada adanya persepsi kelayakan. Kruger (dalam Dwayne 2010) dalam penelitiannya telah menunjukan bahwa seseorang yang memiliki pengalaman kewirausahaan akan berdampak sinigfikan yang akan dirasakan langsung pengaruhnya dalam persepsi kelayakan pada dirinya. Dan pengalaman commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 32 kewirausahaan mempunyai dampak positif secara langsung mempengaruhi keinginan yang dirasakanya. Badura (dalam Dwayne 2010) efikasi diri dalam diri seseorang yang rendah menjadikan orang-orang meragukan kemampuan terhadap mereka sendiri dan mereka sendiri akan berusaha untuk menghindari berbagai tugas yang menantang dan sulit, karena mereka menonjolkan rasa kecemasan dan reaksi emosi yang berdampak negatif. Cara berfikir untuk mempelajari niat berwirausaha, bisa dikatakan bahwa persepsi kelayakan dalam diri seseorang dapat membangun efikasi diri mereka dalam kewirausahaan. Hal ini biasa dilakukan untuk mempengaruhi sikap atau keinginan dalam berwirausaha. Suatu penelitian yang dilakukan secara cermat terhadap niat tentang kewirausahaan mengungkapakan adanya beberapa bentuk dukungan secara nyata meskipun tidak secara langsung. Sebagai contoh, Kruger dan Diksen (dalam Dwayne 2010), menemukan adanya kesempatan yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi efikasi diri dan hal ini menyatakan bahwa adanya orang-orang yang mempunyai tingkat efikasi diri yang lebih tinggi biasanya akan cenderung akan banyak melihat banyak kesempatan dalam berbagai situasi. Selain itu dijelaskan bahwa efikasi diri memainkan peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi persepsi dan sikap diri seseorang. Meskipun desberility dan fasibility dirasakan telah mempengaruhi variable sikap di masa lalu. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 33 Kruger (dalam Dwayne 2010) menyatakan adanya perbedaan persepsi keinginan mengacu pada minat seseorang dalam memulai bisnis sendiri. Menurut Kruger (dalam Dwayne 2010) persepsi keinginan dalam diri seseorang akan mempengaruhi terhadap niat berwirausaha, selain itu persepsi kelayakan dalam diri seseorang merupakan suatu kompetensi pribadi yang mana akan dirasakan ketika akan memulai bisnis sendiri. Paparan kewirausahaan, seperti bisnis keluarga atau Pengalaman Berwirausaha, telah dimasukkan ke dalam model niat berwirausaha Krueger; Shapero dan Sokol, (dalam Judy Drenan 2005) yang mengandaikan bahwa paparan bisnis keluarga atau Pengalaman Berwirausaha secara langsung mempengaruhi keinginan yang dirasakan dan kelayakan. Dampak dari bisnis keluarga mungkin tergantung pada kuantitas dan kualitas pengalaman. Menurut studi Krueger (dalam Judy Drenan 2005) di universitas bisnis, mahasiswa menemukan bahwa Pengalaman Berwirausaha atau anggota keluarga mahasiswa yang melakukan bisnis (seperti orang tua memulai bisnis) mempunyai hubungan antara Pengalaman Berwirausaha dengan persepsi keinginan dan persepsi kelayakan. Pengalaman Berwirausaha berhubungan positif dengan persepsi keinginan dan Pengalaman Berwirausaha berhubungan positif dengan persepsi kelayakan. Dalam studi mahasiswa secondary school, Peterman dan Kennedy (dalam Judy Drenan 2005) melaporkan bahwa Pengalaman commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 34 Berwirausaha berhubungan positif dengan persepsi keinginan. Oleh karena itu, hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut: H1. Pengalaman Berwirausaha berpengaruh signifikan secara langsung terhadap persepsi kelayakan H2. Pengalaman Berwirausaha berpengaruh signifikan secara langsung terhadap persepsi keinginan Menurut TPB; Ajzen, (dalam Dwayne 2010), sikap kewirausahaan berpengaruh secara signifikan terhadap pada Niat Berwirausaha. Penelitian yang dilakukan sebelumnya membentuk adanya hubungan yang positif antara persepsi keinginan dengan niat untuk mulai usaha dalam diri seseorang. Contoh, Krueger 1993 (dalam Dwayne 2010) telah menguji model konseptual dari Shapero mengenai niat berwirausaha seseorang dan menemukan kenyataan bahwa persepsi keinginan dirasakan secara langsung dan memberikan pengaruh positif dalam niat berwirausaha. Model Shapero dan Sokol (dalam Judy Drenan 2005), niat adalah fungsi dari persepsi kelayakan dan persepsi keinginan dalam memulai bisnis. Penggunaan model niat sekarang diterima dengan baik dalam literature yang ada, dan peneliti telah mengalihkan perhatian mereka untuk mengembangkan lebih luas dan lebih komprehensif dalam menggunakan model untuk memprediksi niat untuk memulai bisnis. Secara khusus, model ini mengidentifikasi faktor-faktor yang secara langsung dapat mempengaruhi niat berwirausaha commit to user yaitu persepsi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 35 keinginan dan prsepsi kelayakan. Oleh karena itu, hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut: H3. Persepsi keinginan dirasakan langsung akan mempengaruhi niat berwirausaha. H4. Persepsi Kelayakan dirasakan langsung akan mempengaruhi niat berwirausaha commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan perumusan masalah dan eksplorasi tinjauan pustaka yang telah dilakukan, maka peneliti mereplikasi model penelitian yang dilakukan oleh Dwayne Devonish, et al., (2010) di Caribean menjadi “Analisis Pengaruh Pengalaman Berwirausaha, Persepsi Kelayakan dan Persepsi Keinginan Terhadap Niat Berwirausaha”. Menurut Jogianto (2004) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan desain penelitian, yaitu sebagai berikut : 1. Menentukan jenis riset Apabila ditinjau dari jenis penelitian yang dilakukan, penelitian ini termasuk penelitian confirmatory yang ditujukan untuk melakukan pengujian terhadap model yang telah diuji sebelumnya berdasarkan teori yang sudah ada guna menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis (hypothesis testing) secara cermat terhadap suatu fenomena sosisal tertentu yang ditujukan untuk memecahkan masalah. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 37 2. Menentukan tipe riset Pada penelitian ini, tipe penelitian yang akan dilakukan adalah tipe kausal (causal). Penelitian ini mencoba Analis hubungan Pengalaman Berwirausaha, Persepsi Kelayakan dan Persepsi Keinginan Terhadap Niat Berwirausaha. 3. Menentukan dimensi waktu riset Dari segi dimensi waktu, penelitian ini bersifat satu kali penelitian karena studi ini hanya dilakukan dalam satu periode. 4. Menentukan metode pengumpulan data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner dan metode kepustakaan. 5. Menentukan lingkungan riset Lingkungan dalam penelitian ini merupakan lingkungan riil (field setting) yakni Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret . 6. Menentukan unit analisisnya Unit analisis penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret minimal semester 5 atau masuk tahun 2009 . commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 38 B. Populasi Populasi adalah keseluruhan nilai yang mungkin, hasil pengukuran ataupun perhitungan, kualitatif atau kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kelompok yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatsifatnya. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi di Universitas Sebelas Maret. C. Sampel, dan Teknik Sampling 1. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (jumlahnya lebih sedikit daripada jumlah populasinya) (Djarwanto dan Pangestu, 2000: 108). Ferdinand (2005: 75) memberikan pedoman ukuran sampel yang diambil, yakni sebagai berikut : a) 100-200 sampel untuk teknik Maximum Likelihood Estimation. b) Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi. c) Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10. d) Bila sampelnya sangat besar maka peneliti dapat memilih teknik estimasi. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 39 Berdasarkan pedoman diatas maka jumlah sampel minimum yang harus dikumpulkan adalah antara 100-200 sesuai dengan teknik Maximum Likelihood Estimation. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa fakultas ekonomi sebelas maret minimal semester 5 atau masuk pada tahun 2009. Sampel dalam penelitian berjumlah 120 sampel, sampel tersebut lebih banyak daripada jumlah minimal sampel yang dipakai yaitu 5 kali 20 indikator yang ada. 2. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan penelitian ini adalah non probablity sampling menggunakan Purposive sampling, Dalam pengambilan sampel ini penulis mempunyai kriteria mahasiswa yang dijadikan sampel yaitu yang mempunyai kemampuan (skill), pengetahuan (knowleghe), dan kompetisi (competence), dalam kriteria tersebut penulis mengutamakan mahasiswa yang mempunyai ilmu pengetahuan oleh karena itu penulis mengambil sampel dari populasi berdasarkan kriteria tertentu yaitu mahasiswa minimal angkatan 2009, yang berniat untuk wirausaha (Jogiyanto, 2004). Teknik ini digunakan karena keterbatasan informasi tentang mahasiswa yang disyaratkan sebagai sampel. D. Identifikasi Variabel 1. Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan yakni sebagai berikut : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 40 Entrepreneruial Experience : Pengalaman Berwirausaha ( pw) Perceived Feasibility : Persepsi Kelayakan (pka) Perceived Desirability : Persepsi Keinginan (pki) 2. Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau terpengaruh oleh variabel lain. Dalam penelitian ini, yang dipengaruhi oleh variabel independen diatas adalah sebagai berikut : Entrepreneurial Intentions : Niat Berwirausaha (nw) 3. Pengukuran Variabel Dan Definisi Operasional Berdasarkan studi literatur, variabel pembentuk model yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut : Pengalaman Berwirausaha yang dimaksud pengalaman seorang yang waktu kecil atau sekarang sedang melakukan wirausaha dengan lima item pertanyaan yang dikembangkan Lloyd G. Gibson (2011) dengan indikator: a. Mempunyai teman dekat yang memiliki bisnis sendiri b. Telah bekerja di sebuah usaha kecil c. Mempunyai orang tua atau kerabat dekat memiliki bisnis sendiri d. Mempunyai bisnis sendiri e. Masih melakukan bisnis sendiri commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 41 Persepsi Kelayakan ini menunjukkan derajat kepercayaan dimana seseorang memandang dirinya mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan sumberdayasumberdaya (manusia, sosial, finansial) untuk membangun usaha baru. diukur dengan lima item pertanyaan yang dikembangkan oleh Judy Drennan, et al., (2005). Dengan indikator : a. Merasa mudah pada saat memulai bisnis sendiri. b. Berpikir keras ketika akan memulai bisnis sendiri c. Memikirkan beban kerja yang saya alami ketika mulai bisnis sendiri. d. Merasa berhasil ketika memulai bisnis sendiri. e. Cukup mengetahui awal memulai bisnis sendiri. Persepsi Keinginan dimaksud bias personal seseorang yang memandang penciptaan usaha baru sebagai sesuatu yang menarik dan diinginkan. Bias ini tumbuh dari pandangan atas konsekuensi personal pengalaman kewirausahaan (misalnya baik atau buruk), dan tingkat dukungan dari lingkungan (keluarga, teman, kerabat, sejawat, dsb.) Variabel ini merefleksikan afeksi individu terhadap kewirausahaan diukur dengan empat item pertanyaan yang dikembangkan oleh Judy Drennan, et al., (2005). Dengan indikator: a. Merasa tertarik ketika akan memulai bisnis sendiri b. Menyukai ketika akan memulai bisnis sendiri c. Merasa gelisah ketika akan memulai bisnis sendiri d. Sangat antusias ketika akan memulai bisnis sendiri commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 42 Niat Berwirausaha adalah tendensi keinginan individu melakukan tindakan wirausaha dengan menciptakan produk baru melalui bisnis dan pengambilan resiko diukur dengan 6 item pertanyaan yang dikembangkan oleh Segal, et al., (2005). Dengan indikator: a. Tertarik untuk menjadi seorang wiraswasta b. Menganggap bahwa saya mampu menjadi seorang wiraswasta c. Sudah siap untuk menjadi seorang wiraswasta d. Berencana akan menjadi seorang wiraswasta e. Ingin bekerja sangat keras untuk menjadi seorang wiraswasta f. Akan segera menjadi seorang wiraswasta Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah itemized rating scale (Sekaran, 2003:266), yaitu skala interval dengan rentang poin satu sampai empat dikarena agar semua responden memberikan jawaban atau tidak netral, apabila banyak responden yang menjawab netral maka akan mengakibatkan data bias. Susunannya sebagai berikut : 1. Skala 1 = sangat tidak setuju 2. Skala 2 = tidak setuju 3. Skala 3 = setuju 4. Skala 4 = sangat setuju commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 43 E. Sumber Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua sumber data yakni : 1. Data primer adalah data yang diperoleh dengan survey lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original (Kuncoro, 2003) yaitu berupa koesoner. 2. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro, 2003). Data diperoleh dari literatur, penelitian sebelumnya maupun data lain yang mendukung data primer dan berkaitan dengan objek yang akan diteliti. F. Metode Pengumpulan Data Adapun metode pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1. Kuesioner Kuesioner adalah metode pengumpulan data yang menggunakan daftar pertanyaan yang sifatnya tertutup, dimana alternatif jawaban sudah tersedia. Selanjutnya sampel/responden tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan pilihannya. 2. Metode Kepustakaan Metode ini digunakan untuk memperoleh landasan teori yang digunakan untuk menentukan variabel-variabel yang diukur dan menganalisis hasil penelitian sebelumnya (review) yang memiliki hubungan dengan penelitian ini. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 44 G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Dalam penelitian ini, pengujian model yang dihipotesiskan adalah dengan menggunakan analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan bantuan program AMOS versi 18.00. Structural Equation Modeling (SEM) merupakan gabungan dari dua metode statistik yang terpisah yaitu analisis faktor (faktor analysis) yang dikembangkan dari ilmu psikologi dan psikometri serta model persamaan simultan (simultaneous equation modeling) yang dikembangkan di ekonometrika (Ghozali, 2005). Setelah data terkumpul yaitu dari kuesioner yang diisi dan dikembalikan perlu dilakukan tahapan analisis data, meliputi : 1. Editing, yaitu meneliti jawaban-jawaban yang telah diberikan oleh para responden untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan telah sesuai dengan petunjuk pengisian kuisioner dengan cara meneliti dan mengoreksi satu persatu jawaban. 2. Tabulasi, yaitu memberikan skor terhadap jawaban responden berdasarkan skala pengukuran yang telah ditentukan. 3. Analisis Deskriptif Analisis ini berisi tentang bahasan secara deskriptif mengenai tanggapan yang diberikan responden pada kuesioner. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 45 (Sugiyono, 2004 : 142). Analisis deskriptif merupakan analisis data dengan cara mengubah data mentah menjadi bentuk yang lebih mudah dipahami dan diinterpretasikan. Model analisis deskriptif yang digunakan adalah tabel frekuensi proporsi. 4. Pengolahan data sesuai dengan pendekatan penelitian Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dengan bantuan program program AMOS 18.00 dan SPSS 11.50. H. Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Kuesioner Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah instrumen penelitian benar-benar mampu mengukur konstruk yang digunakan (Sekaran, 2003 : 206). Untuk memperoleh validitas kuesioner usaha dititikberatkan pada pencapaian validitas isi. Validitas tersebut menunjukkan sejauh mana perbedaan yang diperoleh dengan instrumen pengukuran merefleksikan perbedaan sesungguhnya pada responden yang diteliti. Untuk uji validitas ini menggunakan CFA (Confirmatory Faktor Analysis) dengan bantuan program AMOS 18.00. Pedoman umum untuk analisis faktor adalah nilai lambda atau faktor loading > 0.40 (Ferdinand, 2005 : 131). Berdasarkan pedoman tersebut, peneliti commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 46 menetapkan nilai faktor loading yang sesuai dengan rules of thumb adalah lebih dari + 0.40. Sebelum melakukan pengolahan data maka perlu dilakukan pengujian data terhadap variabel tersebut. 2. Uji Reliabilitas Kuesioner Uji ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih (Singarimbun, 2008). Reliabilitas adalah pengukuran yang menunjukkan lebih jauh bahwa pengukuran tersebut tidak bias (error free) dan konsisten diterapkan pada waktu dan item yang berbeda pada instrumen pengujian (Sekaran, 2003 : 203). Teknik pengujian yang digunakan adalah teknik alpha cronbach. Sekaran (2003 : 203) mengklasifikasi nilai cronbach’s alpha, sebagai berikut : a) Koefisien antara 0.80-1.00 menunjukkan reliabilitas yang baik. b) Koefisien antara 0.60-0.79 menunjukkan reliabilitas yang dapat diterima. c) Koefisien < 0.60 menunjukkan reliabilitas yang kurang baik. Uji reliabilitas menunjukkan ketepatan alat ukur. Setelah diketahui bahwa setiap instrumen pengukuran dalam penelitian valid, maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan bantuan program SPPS versi 11.50. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 47 I. Uji Asumsi Model 1. Normalitas Data Asumsi yang paling fundamental dalam analisis multivariate adalah normalitas, yang merupakan bentuk suatu distribusi data pada suatu variabel matrik tunggal dalam menghasilkan distribusi normal (Hair et al.,.,dalam Ghozali dan Fuad, 2005 : 36). Apabila asumsi normalitas tidak dipenuhi dan penyimpangan normalitas tersebut besar, maka akan mengakibatkan hasil uji statistik yang bias. Normalitas dibagi menjadi dua yaitu : univariate normality dan multivariate normality. Untuk menguji asumsi normalitas dengan membandingkan nilai critical ratio skewness dan kurtosis dengan nilai kritis pada tingkat signifikansi tertentu. Rules of thumb yang digunakan adalah apabila nilai critical ratio skewness dan kurtosis lebih dari + 2.58 pada tingkat 0.01 berarti distribusi data tidak normal. Dalam output Amos 18.00, uji normalitas dilakukan dengan membandingkan nilai C.R. dengan nilai kritis + 2.58 pada tingkat 0.01. Jika terdapat nilai C.R. yang lebih besar dari nilai kritis maka distribusi datanya adalah tidak normal (Ferdinand, 2005) Disamping itu, Curran et al.,.,(dalam Ghozali dan Fuad, 2005 : 37-38) membagi distribusi data menjadi tiga bagian : a) Normal, apabila nilai z statistik (Critical ratio atau C.R.) skewness < 2 dan nilai C.R. kurtosis < 7. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 48 b) Moderately non-normal, apabila nilai C.R. skewness berkisar antara 2-3 dan nilai C.R. kurtosis berkisar antara 7-21. c) Extremely non-normal, apabila nilai C.R. skewness >3 dan nilai C.R. kurtosis >21. Dalam penelitian ini, uji normalitas dihitung dengan bantuan program AMOS Versi 18.00. 2. Uji Outliers Outliers adalah data atau observasi yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim. Uji Outliers dalam penelitian ini menggunakan multivariate outliers. Dimana dapat ditunjukkan dengan jarak mahalanobis untuk tiap observasi dapat dihitung dan akan menunjukkan jarak sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah ruang multidimensional. Dalam penelitian ini, uji outliers dihitung dengan bantuan program AMOS Versi 18.00. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 49 J. Uji Asumsi Kesesuaian Model (Goodness of Fit Model) Indeks-indeks kesesuaian model dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Chi Square Tujuan analisis Chi Square adalah untuk menguji kesesuaian model dengan data. Chi Square sangat bersifat sensitif terhadap sampel yang terlalu kecil maupun yang terlalu besar. Oleh karena itu pengujian ini perlu dilengkapi dengan alat uji lainnya. Nilai Chi square merupakan ukuran mengenai buruknya fit model suatu model (Ghozali dan Fuad, 2005). Tingkat signifikansi penerimaan yang direkomendasikan adalah apabila p<0.05 (Hair et al.,., 1998) yang berarti matriks input yang sebenarnya dengan matriks input yang diprediksi secara statistik tidak berbeda. 2. The Root Mean Square of Approximation (RMSEA) RMSEA merupakan ukuran yang mencoba memperbaiki kecenderungan statistik Chi Square model dengan jumlah sampel besar. Nilai RMSEA yang dapat diterima antara 0.05 sampai 0.08 (Ghozali, 2005). Sedangkan menurut Hair et al.,., 1998 nilai RMSEA yang lebih kecil dari atau sama dengan 0.08 merupakan indeks yang baik untuk menerima kesesuaian sebuah model. 3. Normed Chi-Square (CMIN/DF) Normed Chi Square adalah ukuran yang diperoleh dari nilai Chi Square dibagi dengan degree of freedom. Menurut Hair et al.,., 1998 nilai yang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 50 direkomendasikan untuk menerima kesesuaian model adalah nilai CMIN/DF yang lebih kecil dari atau sama dengan 2.00/3.00 (CMIN/DF < 2.00/3.00). 4. Goodness of Fit Index (GFI) Indeks ini menggambarkan tingkat kesesuaian model secara keseluruhan yang dihitung dari residual kuadrat dari model yang diprediksi dibandingkan dengan data yang sebenarnya. Nilai yang mendekati 1.00 mengindikasikan model yang diuji memiliki kesesuaian yang baik (Hair et al.,., 1998). Meskipun tidak ada threshold tingkat yang pasti untuk menerima secara absolute . Nilai GFI yang lebih besar dari atau sama dengan 0.90. (GFI > 0.90) dikatakan baik. 5. Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) Indeks ini merupakan pengembangan dari GFI, yaitu indeks GFI yang telah disesuaikan dengan rasio dari degree of freedom model yang diusulkan dengan degree of freedom dari null model. Menurut Hair et al.,., 1998, nilai indeks penerimaan kesesuaian sebuah model yang direkomendasikan adalah apabila nilai AGFI > 0.90. Nilai indeks yang semakin mendekati 1.00, maka model tersebut memiliki kesesuaian yang semakin baik. 6. Tucker Lewis Index (TLI) TLI adalah suatu incremental fit index yang membandingkan sebuah model yang diuji dengan null model. Hair et al.,., 1998, merekomendasikan bahwa nilai TLI yang baik adalah TLI > 0.90. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 51 7. Comparative Fit Index (CFI) CFI merupakan indeks kesesuaian incremental yang juga membandingkan model yang diuji dengan null model. Indeks ini dikatakan baik untuk mengukur kesesuaian sebuah model karena tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel (Hair et al.,., 1998). Nilai CFI berkisar 0.00-1.00 dengan nilai mendekati 1.00 mengindikasikan sebuah model yang baik. Nilai penerimaan yang direkomendasikan adalah nilai CFI > 0.90 mengindikasikan model yang diuji memiliki kesesuaian yang baik. Indeks TLI dan CFI sangat dianjurkan untuk digunakan karena indeks-indeks ini relatif tidak sensitif terhadap besarnya sampel dan kurang dipengaruhi pula oleh kerumitan model (Hulland et al.,.,dalam Ferdinand, 2005). 8. Normed Fix Index (NFI) NFI merupakan ukuran perbandingan antara proposed model dan null model. Nilai NFI akan bervariasi dari 0.00 (no fit at all) sampai 1.00 (perfect fit). Nilai yang direkomendasikan adalah NFI > 0.90 (Ghozali, 2005). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 52 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini bertujuan untuk mengungkap hasil analisis data penelitian dan pembahasannya. Pertama, hasil analisis data dimulai dengan analisis statistik deskriptif yang bertujuan untuk memahami profil responden dalam penelitian ini dan juga tanggapan responden. Selanjutnya dilakukan pengujian instrumen penelitian yang meliputi uji validitas dan uji reliabilitas data, yang bertujuan untuk mengetahui ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya serta mengukur kehandalan atau konsistensi internal suatu instrumen penelitian. Hal tersebut dilakukan untuk menjamin kebenaran dan kualitas data penelitian yang diperoleh. Kemudian dilanjutkan pembahasan mengenai hasil analisis hubungan antar variabel amatan yang dihipotesiskan menjadi sub bab selanjutnya yang mengungkap hasil utama dari penelitian ini. Dengan demikian, pembahasan pada bab ini difokuskan pada empat sub bahasan, yaitu : pembahasan mengenai analisis statistik deskriptif, pembahasan mengenai analisis instrument penelitian, pembahasan mengenai uji asumsi model penelitian, dan pembahasan mengenai uji hipotesis. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 53 A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik responden. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa minimal semester 5 Fakultas Ekonomi Sebelas Maret. Teknik pengembilan sampel menggunakan Purposive sampling. Pada penelitian ini kuesioner yang didistribusikan adalah sebanyak 120 kuesioner. Jumlah kuesioner yang dapat dikumpulkan kembali oleh peneliti adalah sejumlah 120 kuesioner (respone rate 100%) dan tidak ada kuesioner yang rusak. Jumlah sampel data yang terkumpul telah memenuhi jumlah minimum sampel yang diukur dengan menggunakan perbandingan 5 observasi untuk setiap estimated parameter (Ferdinand, 2002). Penelitian ini menggunakan 20 buah parameter yang jika dikalikan 5 akan menghasilkan angka sebesar 100, atau masih lebih kecil daripada 120. 1. Karakteristik Responden Gambaran umum tentang responden diperoleh dari data diri yang terdapat dalam kuesioner pada bagian identitas responden yang meliputi jenis kelamin, dan angkatan dapat dilihat dalam tabel berikut ini : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 54 Tabel IV.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Frekuensi 55 65 Presentase 45,8 54,2 Jumlah 120 100 Sumber: Data Primer yang diolah (2011) Berdasarkan Tabel IV.1 dapat diketahui bahwa dari 120 responden, yang paling dominan adalah responden perempuan yaitu 54,2 %. atau 65 responden berjenis kelamin wanita dan 45,8 % atau 55 responden berjenis kelamin laki-laki. Dari hasil tersebut diketahui bahwa sebagian besar responden adalah wanita. Hasil deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa yang menjadi responden pada penelitian ini berjenis kelamin wanita. Hal ini berarti bahwa sebagian besar responden berpotensi dalam menggunakan kesempatan wirausaha. Tabel IV.2 Deskripsi Responden Berdasar Angkatan Angkatan 2009 / Sem 5 2008 / Sem 6&7 >2007 / > 8 Jumlah Frekuansi 29 65 26 120 Presentase 24,1 54,2 21,7 100 Sumber: Data Primer yang diolah (2011) Berdasarkan tabel IV.2 dapat diketahui bahwa responden mahasiswa dengan angkatan 2009 atau di semester 5 sebanyak 29 orang atau 24,1 %, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 55 mahasiswa dengan angkatan 2008 atau di semester 6/7 sebanyak 65 orang atau 54,2 %, dan mahasiswa dengan angkatan 2007/2006 keatas atau di semester 8 keatas sebanyak 26 orang atau 21,7 %. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden merupakan mahasiwa angkatan 2008. 2. Tanggapan Responden Dalam analisis ini akan diuraikan mengenai kecenderungan pendapat dan tanggapan dari mahasiwa selaku responden dalam penelitian ini. Pertanyaanpertanyaan responden mengenai variabel penelitian dapat dilihat pada jawaban responden terhadap kuesioner yang diberikan peneliti dan pertanyaan ini menggunakan skala likert. a. Tanggapan Responden Mengenai Pengalaman Berwirausaha Deskripsi tanggapan responden sebanyak 120 terhadap item pertanyaan Pengalaman Berwirausaha sebanyak 5 item. Dari data kuesioner yang terdapat pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada setiap item pertanyaan adalah sebagai berikut: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 56 Tabel IV.3 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Pengalaman Berwirausaha NO 1 2 3 4 5 KETERANGAN Saya mempunyai teman dekat yang memiliki bisnis sendiri. Saya telah bekerja di sebuah usaha kecil. Orang tua saya atau kerabat dekat lainnya memiliki bisnis sendiri. saya seorang wiraswasta atau mempunyai bisnis sendiri. Saat ini saya berwiraswasta atau masih melakukan bisnis sendiri. STS 1 TS 13 S 63 SS 43 1 0 15 14 64 65 40 41 1 7 55 57 0 6 47 67 Sumber: Data Primer yang diolah (2011) 1. Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 63 atau 52,5% orang menjawab setuju atas item pertanyaan “mempunyai teman dekat yang memiliki bisnis sendiri. Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa Falkutas Ekonomi Universitas Sebelas Maret merasa bahwa mempunyai teman dekat yang memiliki usaha sendiri menjadikan Pengalaman Berwirausaha untuk dirinya ”. 2. Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 64 atau 53,3% orang menjawab setuju atas item pertanyaan “telah bekerja di sebuah usaha kecil. Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa Falkutas Ekonomi Universitas Sebelas Maret telah bekerja di sebuah usaha kecil menjadikan Pengalaman Berwirausaha untuk dirinya”. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 57 3. Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 65 atau 54,1% orang menjawab setuju atas item pertanyaan “Orang tua atau kerabat dekat lainnya memiliki bisnis sendiri. Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa Falkutas Ekonomi Universitas Sebelas Maret mempunyai orang tua atau kerabat dekat yang mempunyai usaha kecil menjadikan Pengalaman Berwirausaha untuk dirinya”. 4. Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 57 atau 47,5% orang menjawab sangat setuju atas item pertanyaan “saya seorang wiraswasta atau mempunyai bisnis sendiri. Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa Falkutas Ekonomi Universitas Sebelas Maret seorang wiraswasta atau mempunyai bisnis sendiri menjadikan Pengalaman Berwirausaha untuk dirinya”. 5. Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 67 atau 55,8% orang menjawab sangat setuju atas item pertanyaan “Saat ini saya berwiraswasta atau masih melakukan bisnis sendiri. Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa Falkutas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Saat ini berwiraswasta atau masih melakukan bisnis sendiri menjadikan Pengalaman Berwirausaha untuk dirinya”. Secara umum mayoritas responden menjawab setuju atas item pertanyaan yang diberikan mengenai pengalaman berwirausaha sehingga dapat disimpulkan bahwa responden memiliki pengalaman berwirausaha yang baik di Falkutas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 58 b. Tanggapan Responden Mengenai Persepsi Kelayakan Deskripsi tanggapan responden sebanyak 120 terhadap item pertanyaan Pengalaman Berwirausaha sebanyak 5 item. Dari data kuesioner yang terdapat pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada setiap item pertanyaan adalah sebagai berikut: Tabel IV.4 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Persepsi Kelayakan NO 1 2 3 4 5 KETERANGAN Saya merasa mudah pada saat memulai bisnis sendiri. Saya berpikir keras ketika akan memulai bisnis sendiri. Saya mulai memikirkan beban kerja yang saya alami ketika mulai bisnis sendiri. Saya merasa berhasil ketika memulai bisnis sendiri. Saya cukup mengetahui awal memulai bisnis sendiri. STS 0 TS 47 S 47 SS 26 1 52 41 26 1 38 56 25 3 53 37 27 0 32 52 36 Sumber: Data Primer yang diolah (2011) 1. Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 47 atau 39,1% orang menjawab setuju dan 21,6% orang menjawab sangat setuju atas item pertanyaan “Saya merasa mudah pada saat memulai bisnis. Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa Falkutas Ekonomi Universitas Sebelas Maret merasa mudah pada saat menjadikan layak berwirausaha untuk dirinya”. commit to user memulai bisnis perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 59 2. Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 52 atau 43,3% orang menjawab tidak setuju atas item pertanyaan “Saya berpikir keras ketika akan memulai bisnis sendiri. Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa Falkutas Ekonomi Universitas Sebelas Maret tidak berfikir keras akan wirausaha yang digelutinya”. 3. Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 56 atau 46,6% orang menjawab setuju atas item pertanyaan “Saya mulai memikirkan beban kerja yang saya alami ketika mulai bisnis sendiri. Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa Falkutas Ekonomi Universitas Sebelas Maret memikirkan beban ketika memulai usaha menjadikan layak berwirausaha untuk dirinya”. 4. Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 53 atau 44.1% orang menjawab tidak setuju atas item pertanyaan “Saya merasa berhasil ketika memulai bisnis sendiri. Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa Falkutas Ekonomi Universitas Sebelas Maret merasa sulit berhasil ketika memulai bisnis sendiri”. 5. Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 52 atau 43,3% orang menjawab setuju atas item pertanyaan “Saya cukup mengetahui awal memulai bisnis sendiri. Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa Falkutas Ekonomi Universitas Sebelas Maret merasa mudah pada saat memulai bisnis menjadikan layak berwirausaha untuk dirinya”. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 60 Secara umum mayoritas responden menjawab setuju atas item pertanyaan yang diberikan mengenai persepsi kelayakan sehingga dapat disimpulkan bahwa responden memiliki persepsi kelayakan yang baik di Falkutas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. c. Tanggapan Responden Mengenai Persepsi Keinginan Deskripsi tanggapan responden sebanyak 120 terhadap item pertanyaan Niat Berwirausaha sebanyak 4 item. Dari data kuesioner yang terdapat pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada setiap item pertanyaan adalah sebagai berikut: Tabel IV.5 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Persepsi Keinginan NO 1 2 3 4 KETERANGAN Saya merasa tertarik ketika akan memulai bisnis sendiri Saya menyukai ketika akan memulai bisnis sendiri Saya merasa gelisah ketika akan memulai bisnis sendiri Saya sangat antusias ketika akan memulai bisnis sendiri STS 0 TS 26 S 49 SS 45 0 0 28 18 57 69 37 33 0 31 58 31 Sumber: Data Primer yang diolah (2011) 1. Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 49 atau 35,8% orang menjawab setuju dan 37,5% atas menjawab sangat setuju item pertanyaan “Saya merasa tertarik ketika akan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 61 memulai bisnis sendiri. Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa Falkutas Ekonomi Universitas Sebelas Maret merasa tertarik ketika akan memulai bisnis sendiri menjadikan orang itu berkeinginan berwirausaha”. 2. Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 57 atau 47,5% orang menjawab setuju atas item pertanyaan “Saya menyukai ketika akan memulai bisnis sendiri. Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa Falkutas Ekonomi Universitas Sebelas Maret menyukai ketika akan memulai bisnis sendiri menjadikan orang itu berkeinginan berwirausaha”. 3. Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 69 atau 57,5% orang menjawab setuju atas item pertanyaan “Saya merasa gelisah ketika akan memulai bisnis sendiri. Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa Falkutas Ekonomi Universitas Sebelas Maret merasa gelisah ketika akan memulai bisnis sendiri menjadikan orang itu berkeinginan berwirausaha”. 4. Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 58 atau 48,3% orang menjawab setuju atas item pertanyaan “Saya sangat antusias ketika akan memulai bisnis sendiri. Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa Falkutas Ekonomi Universitas Sebelas Maret sangat antusias ketika akan memulai bisnis sendiri menjadikan orang itu berkeinginan berwirausaha”. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 62 Secara umum mayoritas responden menjawab setuju atas item pertanyaan yang diberikan mengenai persepsi keinginan sehingga dapat disimpulkan bahwa responden memiliki persepsi keinginan yang baik di Falkutas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. d. Tanggapan Responden Mengenai Niat Berwirausaha Deskripsi tanggapan responden sebanyak 120 terhadap item pertanyaan Niat Berwirausaha sebanyak 6 item. Dari data kuesioner yang terdapat pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada setiap item pertanyaan adalah sebagai berikut: Tabel IV.6 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Niat Berwirausaha NO 1 2 3 4 5 6 KETERANGAN Saya tertarik untuk menjadi seorang wiraswasta. Saya menganggap bahwa saya mampu menjadi seorang wiraswasta Saya sudah siap untuk menjadi seorang wiraswasta Saya berencana akan menjadi seorang wiraswasta Saya ingin bekerja sangat keras untuk menjadi seorang wiraswasta Saya akan segera menjadi seorang wiraswasta STS 0 0 TS 7 2 S 69 82 SS 44 36 0 0 0 5 6 1 71 71 80 44 43 39 0 7 67 46 Sumber: Data Primer yang diolah (2011) 1. Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 69 atau 57,5% Orang menjawab setuju atas item pertanyaan “Saya menganggap bahwa saya mampu menjadi seorang wiraswasta. Hal ini commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 63 berarti sebagian besar mahasiswa Falkutas Ekonomi Universitas Sebelas Maret tertarik untuk menjadi seorang wiraswasta menjadikan niat wirausaha untuk dirinya”. 2. Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 82 atau 68,3% orang menjawab setuju atas item pertanyaan “Saya tertarik untuk menjadi seorang wiraswasta. Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa Falkutas Ekonomi Universitas Sebelas Maret tertarik untuk menjadi seorang wiraswasta menjadikan niat wirausaha untuk dirinya”. 3. Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 71 Orang menjawab setuju atas item pertanyaan “Saya sudah siap untuk menjadi seorang wiraswasta. Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa Falkutas Ekonomi Universitas Sebelas Maret sudah siap untuk menjadi seorang wiraswasta menjadikan niat wirausaha untuk dirinya”. 4. Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 71 Orang menjawab setuju atas item pertanyaan “Saya berencana akan menjadi seorang wiraswasta. Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa Falkutas Ekonomi Universitas Sebelas Maret berencana akan menjadi seorang wiraswasta menjadikan niat wirausaha untuk dirinya”. 5. Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 80 Orang menjawab setuju atas item pertanyaan “Saya ingin bekerja sangat keras untuk menjadi seorang wiraswasta. Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa Falkutas Ekonomi Universitas Sebelas ingin commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 64 bekerja sangat keras untuk menjadi seorang wiraswasta menjadikan niat wirausaha untuk dirinya”. 6. Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 67 Orang menjawab setuju atas item pertanyaan “Saya akan segera menjadi seorang wiraswasta. Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa Falkutas Ekonomi Universitas Sebelas Maret ingin segera menjadi seorang wiraswasta menjadikan niat wirausaha untuk dirinya”. Secara umum mayoritas responden menjawab setuju atas item pertanyaan yang diberikan mengenai niat berwirausaha sehingga dapat disimpulkan bahwa responden memiliki niat berwirausaha yang baik di Falkutas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. e. Deskripsi silang antar angkatan dan gender terhadap responden Deskripsi silang antar angkatan terhadap responden dan gender sebanyak 120 terhadap item pertanyaan Pengalaman Wirausaha, Persepsi Kelayakan, Persepsi Keinginan dan Niat Berwirausaha. Dari data kuesioner yang terdapat pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden adalah sebagai berikut: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 65 Tabel IV.7 Deskripsi Silang Gender Responden Terhadap Variabel Kewirausahaan Variabel Keterangan Pengalaman Kelayakan Keinginan Niat Pria wanita Pria wanita Pria wanita Pria wanita Tinggi 29 36 10 23 13 25 23 27 Sedang 18 25 21 19 27 25 24 33 Rendah 8 4 24 23 15 15 8 5 Jumlah 55 65 55 65 55 65 55 65 Total 120 120 120 120 Sumber: Data Primer yang diolah (2012) 1. Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan bahwa Penggalaman Berwirausaha mayoritas responden mempunyai frekuensi tinggi yaitu sebanyak 29 untuk berjenis kelamin laki-laki dan 36 untuk berjenis kelamin perempuan. Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa Falkutas Ekonomi Universitas Sebelas Maret mempunyai frekuensi tinggi dalam deskripsi silang antara Penggalaman Berwirausaha dengan jenis kelamin. 2. Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan bahwa persepsi kelayakan mayoritas responden mempunyai frekuensi rendah yaitu sebanyak 24 untuk berjenis kelamin laki-laki dan 23 untuk berjenis kelamin perempuan. Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa Falkutas Ekonomi Universitas Sebelas Maret commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 66 mempunyai frekuensi rendah dalam deskripsi silang antara persepsi kelayakan dengan jenis kelamin. 3. Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan bahwa persepsi keinginan mayoritas responden mempunyai frekuensi sedang yaitu sebanyak 27 untuk berjenis kelamin laki-laki dan 25 untuk berjenis kelamin perempuan. Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa Falkutas Ekonomi Universitas Sebelas Maret mempunyai frekuensi sedang dalam deskripsi silang antara persepsi keinginan dengan jenis kelamin. 4. Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan bahwa niat berwirausaha mayoritas responden mempunyai frekuensi sedang yaitu sebanyak 24 untuk berjenis kelamin laki-laki dan 33 untuk berjenis kelamin perempuan. Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa Falkutas Ekonomi Universitas Sebelas Maret mempunyai frekuensi sedang dalam deskripsi silang antara niat berwirausaha dengan jenis kelamin. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 67 Tabel IV.8 Deskripsi Silang Angkatan Mahasiswa Responden Terhadap Variabel Kewirausahaan Variabel Pengalaman Keterangan Kelayakan Keinginan Niat ‘07 ‘08 ‘09 ‘07 ‘08 ‘09 ‘07 ‘08 ‘09 ‘07 ‘08 ‘09 Tinggi 14 37 14 9 16 8 11 25 8 11 31 8 Sedang 9 29 11 7 23 10 8 24 14 13 28 16 Rendah 2 6 4 9 27 11 6 17 7 1 7 5 Jumlah 25 66 29 25 66 29 25 66 29 25 66 29 Total 120 120 120 120 Sumber: Data Primer yang diolah (2012) ’07 berarti > angkatan 2007 ‘08 berarti = angkatan 2008 ‘09 berarti = angkatan 2009 1. Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan bahwa penggalaman berwirausaha mayoritas responden mempunyai frekuensi tinggi yaitu sebanyak 14 untuk angkatan 2007, 37 untuk angkatan 2008 dan 14 untuk angkatan 2009. Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa Falkutas Ekonomi Universitas Sebelas Maret mempunyai frekuensi tinggi dalam deskripsi silang antara penggalaman berwirausaha dengan angkatan mahasiswa. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 68 2. Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan bahwa persepsi kelayakan mayoritas responden mempunyai frekuensi tinggi dan rendah yaitu sebanyak 9 untuk angkatan 2007, responden mempunyai frekuensi rendah sebanyak 27 untuk angkatan 2008 dan responden mempunyai frekuensi sebanyak rendah 14 untuk angkatan 2009. 3. Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan persepsi keinginan mayoritas responden mempunyai frekuensi tinggi yaitu sebanyak 11 untuk angkatan 2007, 25 untuk angkatan 2008, dan responden mempunyai frekuensi sedang yaitu sebanyak 14 untuk angkatan 2009. 4. Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan bahwa niat berwirausaha mayoritas responden mempunyai frekuensi sedang yaitu sebanyak 13 untuk angkatan 2007, responden mempunyai frekuensi tinggi sebanyak 31 untuk angkatan 2008 dan responden mempunyai frekuensi sebanyak sedang 16 untuk angkatan 2009. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 69 B. Analisis Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Uji Validitas digunakan untuk menentukan sah atau valid tidaknya kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2005). Uji Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur (Jogiyanto, 2004). Dikarenakan konstruk yang hendak diuji merupakan pengujian kembali dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dimana pada penelitian sebelumnya telah berhasil mengidentifikasi faktor-faktor yang membentuk konstruk maka dalam penelitian ini teknik analisis yang dipakai dengan menggunakan Confirmatory Faktor Analysis (CFA), dengan bantuan paket perangkat lunak program SPSS 11.5 for Windows. Berikut ini hasil uji validitas pretest sebanyak 50 eksemplar. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 70 Table IV. 9 Hasil Validitas Menggunakan SPSS Rotated Component Matrix(a) 1 .867 .849 .767 .818 .862 PW1 PW2 PW3 PW4 PW5 PKI1 PKI2 PKI3 PKI4 NW1 NW2 NW3 NW4 NW5 NW6 PKA1 PKA2 PKA3 PKA4 PKA5 Extraction Method: Principal Component Kaiser Normalization. a Rotation converged in 6 iterations. Component 2 3 4 .745 .872 .818 .834 .580 .733 .704 .699 .806 .605 .906 .880 .893 .853 .580 Analysis. Rotation Method: Varimax with Sumber: Data Primer yang diolah (2011) Berdasarkan Tabel IV.9 hasil uji validitas dengan jumlah 50 responden. Dari semua variabel, variabel Atribut Pengalaman Berwirausaha yang terdiri dari 5 item, Persepsi Kelayakan yang terdiri dari 5 item, Persepsi Keinginan yang terdiri dari 4 item, Niat Berwirausaha yang terdiri dari 6 item, adalah valid, kecuali Persepsi Kelayakan PKA 5 yang tidak Valid maka akan dilakukan Trial commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 71 and Eror agar mendapatkan data terekstrak sempurna dengan menghilangkan item PKA 5. Hasilnya sebagai berikut: Table IV. 10 Hasil Validitas Menggunakan SPSS Terekstrak Sempurna Rotated Component Matrix(a) 1 .872 .847 .767 .821 .864 Component 2 3 4 PW1 PW2 PW3 PW4 PW5 PKI1 .747 PKI2 .873 PKI3 .818 PKI4 .840 NW1 .595 NW2 .751 NW3 .693 NW4 .679 NW5 .811 NW6 .584 PKA1 .910 PKA2 .882 PKA3 .893 PKA4 .853 Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a Rotation converged in 6 iterations. Sumber: Data Primer yang diolah (2011) Maka dari hasil pretest tersebut mengindikasikan bahwa kuisioner dapat dilanjutkan untuk sampel besar. Penelitian ini untuk sampel 120 menunjukan sebagai berikut dengan menggunakan AMOS 18.00 sebagai berikut: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 72 Table IV. 11 Hasil Uji Validitas Menggunakan Amos Untuk Sampel Besar Uji Validitas Variabel Pengalaman Berwirausaha Persepsi Kelayakan Persepsi Keinginan Niat Berwirausaha Faktor loading Keterangan PW 1 0,803 Valid PW 2 PW 3 PW 4 PW 5 PKA 1 PKA 2 PKA 3 PKA 4 PKA 5 PKI 1 PKI 2 PKI 3 PKI 4 NW 1 NW 2 NW 3 NW 4 NW 5 NW 6 0,773 0,801 0,704 0,630 0, 861 0, 863 0, 837 0, 872 0, 432 0,721 0, 910 0, 834 0, 868 0, 629 0, 730 0, 731 0, 832 0,843 0,703 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid instrumen Sumber: Data Primer yang diolah (2011) 2. Uji Reliabilitas Uji realibilitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengukur apakah kuesioner benar-benar merupakan indikator yang mengukur suatu variabel. Realibilitas dalam penelitian ini diuji dengan metode Cronbach’s Alpha. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 73 Menurut Sekaran (2006) klasifikasi nilai Cronbach’s Alpha adalah sebagai berikut: nilai antara 0,80 - 1,0 dikategorikan realibilitas baik, nilai antara 0,60 – 0,79 dikategorikan realibilitas dapat diterima, sedangkan nilai ≤ 0,60 dikategorikan realibilitas buruk. Tabel IV. 12 Hasil Uji Reliabilitas Cronbach’s Alpha Keterangan Pengalaman Berwirausaha 0,8624 Baik Persepsi Kelayakan 0,9179 Baik Persepsi Keinginan 0,9028 Baik Niat Berwirausaha 0,8815 Baik Variabel Sumber: Data Primer yang diolah (2011) Dari hasil pengujian realibilitas variabel dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows versi 11,5 didapatkan nilai Cronbach’s Alpha masing-masing variabel dinyatakan reliable karena mempunyai nilai Cronbach’s alpha > 0,60 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 74 C. Uji Asumsi Klasik 1. Normalitas data Asumsi yang paling fundamental dalam analisis multivariate adalah normalitas, yang merupakan bentuk suatu distribusi data pada suatu variabel matrik tunggal dalam menghasilkan distribusi normal (Hair et al.,dalam Ghozali, 2005). Apabila asumsi normalitas tidak dapat dipenuhi dan penyimpangan normalitas terlalu besar, maka akan mengakibatkan hasil uji statistik yang bias. Normalitas dibagi menjadi dua yaitu : univariate normality dan multivariate normality. Untuk menguji asumsi normalitas maka digunakan nilai z statistik untuk skewness dan kurtosisnya. Roles of thumb yang digunakan adalah apabila nilai critical ratio skewness dan kurtosis lebih dari 2.58 pada tingkat 0,01 berarti distribusi data tidak normal. Dalam output amos 18, uji normalitas dilakukan dengan membandingkan nilai C.r dengan nilai kritis 2.58 pada tingkat 0,01. Jika terdapat niali C.r yang lebih besar dari nilai kritis maka distribusi datanya adalah tidak normal (Ferdinand, 2002). Disamping itu, Curran et al.,(dalam Ghozali, 2005) membagi distribusi data menjadi 3 bagian: a) Normal, apabila nilai z statistik (critical ratio atau C.r.) skewness <2 dan nilai C.r kurtosis <7. b) Moderately non normal, apabila nilai C.r skewness berkisar antara 2-3 dan nilai C.r kurtosis berkisar antara 7-24. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 75 c) Extremely non-normal, apabila nilai C.r skewness >3 dan nilai C.r kurtosis >21. Dari Tabel IV.13 menunjukkan hasil pengujian normalitas data dalam penelitian ini. Evaluasi normalitas diidentifikasi baik secara univariate maupun multivariate. Secara univariate untuk nilai-nilai dalam C.r skewness terdapat 2 instrumen yang memiliki nilai C.r skewness lebih dari 2,58 yakni pw 4 dan pw 5. Dengan demikian secara univariate tidak terdistribusi secara normal Sementara nilai yang tertera di pojok kanan bawah menandakan bahwa data dalam penelitian ini juga tidak terdistribusi normal secara multivariate, karena mempunyai nilai 3,869. Analisis terhadap data yang tidak normal dapat mengakibatkan pembiasan intrepretasi karena nilai chi-square hasil analisis cenderung meningkat sehingga nilai probability level akan mengecil. Namun demikian, teknik Maximum Likelihood Estimates (MLE) yang digunakan dalam penelitian ini tidak terlalu terpengaruh (robust) terhadap penyimpangan multivariate normality (Ghozali, 2005). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang disajikan apa adanya dari penelitian yang berasal dari data primer berdasarkan jawaban responden yang sangat beragam sehingga sulit untuk memperoleh data yang mengikuti distribusi normal secara sempurna. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 76 Tabel IV.13 Hasil Uji Normalitas Assessment of normality (Group number 1) Variable nw6 nw5 nw4 nw3 nw2 nw1 pki1 pki2 pki3 pki4 pka5 pka4 pka3 pka2 pka1 pw1 pw2 pw3 pw4 pw5 Multivariate min 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 1.000 2.000 2.000 2.000 1.000 1.000 1.000 2.000 1.000 2.000 2.000 1.000 2.000 max 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 Skew -.190 .564 -.061 -.027 .519 -.138 -.269 -.307 -.116 .000 -.055 .282 .082 .340 .287 -.475 -.324 -.257 -.779 -.757 c.r. -.849 2.524 -.274 -.120 2.321 -.617 -1.203 -1.375 -.518 .000 -.245 1.261 .368 1.521 1.282 -2.124 -1.449 -1.148 -3.483 -3.385 kurtosis -.648 -1.111 -.617 -.696 -.696 -.611 -1.198 -.807 -.699 -1.065 -1.230 -1.031 -.847 -1.146 -1.209 -.062 -.776 -.691 .470 -.407 20.954 c.r. -1.449 -2.484 -1.379 -1.556 -1.556 -1.367 -2.679 -1.804 -1.562 -2.380 -2.751 -2.305 -1.893 -2.563 -2.703 -.138 -1.734 -1.544 1.051 -.909 3.869 2. Evaluasi Outliers Outliers adalah data atau observasi yang memiliki karakteristik untik yang terlihat sangat jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk niai ekstrem. Uji outliers dalam penelitian ini menggunakan multivariate commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 77 outliers. Dimana dapat ditunjukkan dengan jarak mahalanobis untuk tiap observasi dapat dihitung dan akan menunjukkan jarak sebuah observasi dari ratarata semua variabel dalam sebuah ruang multidimensional. Identifikasi adanya multivariate outliers pada penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan nilai mahalanobis distance (Ghozali, 2005). Kriteria yang digunakan adalah berdasarkan nilai chi-square pada derajat bebas (degree of freedom) yaitu jumlah variabel indikator pada tingkat signifikansi p< 0.001. Dalam penelitian ini setelah menggunakan uji validitas maka indikator yang adalah 20 item. Kriteria yang digunakan adalah berdasarkan nilai Chi Square pada derajat kebebasan (degree of freedom) 20. Oleh karena itu, nilai mahalanobis distance (20, 0.001) = 39.99685 Hal ini berarti semua kasus yang mempunyai mahalanobis distance yang lebih besar dari 39.99685 akan dikategorikan sebagai multivariate outliers. Mahalanobis distance dapat dilihat pada Tabel IV.14. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 78 Tabel IV.14 Hasil Uji Outliers Observations farthest from the centroid (Mahalanobis distance) (Group number 1) Observation number 105 103 116 47 57 15 77 45 94 11 44 75 28 37 104 26 43 120 Mahalanobis d-squared 44.459 41.347 37.570 36.682 34.925 34.468 33.867 32.881 31.957 31.481 31.225 30.525 30.480 28.448 28.251 27.464 27.449 26.867 p1 .001 .003 .010 .013 .021 .023 .027 .035 .044 .049 .052 .062 .062 .099 .104 .123 .123 .139 p2 .145 .062 .119 .069 .102 .061 .045 .059 .081 .072 .050 .068 .037 .302 .260 .402 .306 .403 (Sumber: Data Primer yang diolah (2011) Tabel IV.14 menunjukkan hasil uji outliers yang dapat diketahui bahwa observation number 105 dan 103 memiliki nilai mahalanobis distance yang lebih besar dari 37,69736 yakni 44.459 dan 41.347 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat multivariate outliers. Jika terjadi multivariate outliers, maka sebaiknya data observasi yang mengalami outliers dikeluarkan dari analisis selanjutnya (Ghozali 2005). Oleh karena itu, peneliti tidak mengiktusertakan lagi observasi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 79 105 dan 103 dalam analisis selanjutnya sehingga hanya 118 data responden yang bisa diolah pada analisis selanjutnya. 3. Kesesuaian Goodness of Fit Sebelum melakukan teknik pengujian hipotesis, langkah yang pertama adalah menilai kesesuaian goodness of fit. Kriteria penilaian untuk goodness of fit pada model tertera pada Tabel IV.15. sementara itu, kriteria untuk uji hipotesis adalah hipotesis mengenai hubungan kausal dalam model akan diterima jika mempunyai nilai C.r ≥ t dengan tingkat signifikansi 0,05 adalah 1,96. Pada Tabel IV.15 dapat dilihat bahwa chi square yang bernilai 255,391 adalah signifikan secara statistik pada level signifikansi 0,00. Probabilitas sebesar 0,00 lebih kecil dari 0,05. Hal ini merupakan indikasi yang sangat buruk. Dengan demikian, terdapat perbedaan antara matrik kovarian sampel dengan matrik kovarian populasi yang diamati. Nilai GFI sebesar 0,827 merupakan indikasi yang buruk. Nilai RMSEA sebesar 0,070 merupakan indikasi yang baik. Sementara dari indeks incremental fit measures didapat nilai AGFI sebesar 0,777 merupakan indikasi yang buruk. Nilai TLI sebesar 0,924 merupakan indikasi yang baik. Nilai NFI sebesar 0,842 merupakan indikasi yang buruk. Nilai CFI sebesar 0,935 merupakan indikasi yang baik. Sebagai tambahan dari indeks parsimony fit measures didapat nilai CMIN/df sebesar 1,567, merupakan indikasi yang baik karena mempunyai nilai yang rendah dari 2. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 80 Tabel IV.15 Hasil Goodnes of Fit Cut-off value Goodness of fit Indiices Hasil Evaluasi Diharapkan kecil 255,391 _ Significance Probability (p) ≤0,05 0,000 Buruk CMIN/DF ≤2,00 1,567 Baik GFI ≥0,90 0,827 Buruk AGFI ≥0,90 0,777 Buruk TLI ≥0,90 0,924 Baik CFI ≥0,90 0,935 Baik RMSEA ≤0,08 0,070 Baik NFI ≥0,90 0,842 Buruk Chi-Square ( ) Sumber: Data Primer yang diolah (2011) Hasil keseluruhan pengukuran goodness of fit tersebut di atas mengindikasikan bahwa model yang diajukan dalam penelitian ini belum dapat diterima. Karena model yang diajukan dalam penelitian ini belum dapat diterima, maka peneliti mempertimbangkan untuk melakukan modifikasi model untuk membentuk model alternatif yang mempunyai goodness of fit yang lebih baik. Oleh karena itu, peneliti mempertimbangkan untuk melakukan modifikasi model untuk membentuk model alternatif yang diharapkan memiliki goodness of commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 81 fit yang lebih baik. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan modification indices yang diperoleh dari hasil output analisis menggunakan AMOS 18.00 4. Modifikasi model Mengingat hasil dari goodness of fit model belum diterima, maka peneliti mempertimbangkan untuk melakukan modifikasi model guna mendapatkan model yang fit. Hal tersebut dilakukan dengan memperhatikan nilai modification indices yang dapat mengetahui ada tidaknya kemungkinan modifikasi terhadap model yang dapat diusulkan. Modification indices dapat diketahui dari output AMOS 18.00 dimana akan ditunjukkan hubungan-hubungan yang perlu diestimasi agar terjadi penurunan nilai chi-square guna mendapatkan model penelitian yang lebih baik. Pada Tabel IV.16 Setelah modifikasi maka terlihat adanya penurunan chisquare menjadi 251,727 adalah signifikan secara statistik pada level signifikansi 0,00. Evaluasi untuk indeks goodness of fit yang lain sudah memenuhi kriteria yang ditentukan sehingga dari keseluruhan pengukuran tersebut diatas, diindikasikan bahwa model akhirnya dapat diterima dengan baik. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 82 Tabel IV.16 Hasil Goodness of Fit Goodness of fit Indiices Cut-off value Sebelum Sesudah Evaluasi dimodifikasi dimodifikasi Chi-Square ( ) Diharapkan kecil 255,391 251.727 _ Significance Probability (p) ≤0,05 0,000 0,000 buruk CMIN/DF ≤ 2,00 1,567 1,564 Baik GFI ≥0,90 0,827 0,834 Marginal AGFI ≥0,90 0,777 0,783 Baik TLI ≥0,90 0,924 0,925 Baik CFI ≥0,90 0,935 0,936 Baik RMSEA ≤0,08 0,070 0,069 Baik NFI ≥0,90 0,842 0,844 Marginal Sumber: Data Primer yang diolah (2011) D. Pengujian Hipotesis Setelah kriteria goodness of fit dapat terpenuhi atas model struktural yang diestimasi, selanjutnya analisis terhadap hubungan-hubungan struktur model (pengujian hipotesis) dapat dilakukan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menganalisis tingkat signifikansi hubungan kausalitas antar konstruk dalam model yang didasarkan pada nilai C.R (z-hitung) lebih besar dari atau commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 83 sama dengan nilai z-tabel (z-hitung z-tabel). Kemudian, dengan melihat standardized structural (path) coefficients dari setiap hipotesis terutama pada kesesuaian arah hubungan path dengan arah hubungan yang telah dihipotesiskan sebelumnya. Jika arah hubungan sesuai dengan yang dihipotesiskan dan nilai critical ratio-nya juga memenuhi persyaratan maka dapat dikatakan bahwa hipotesis yang diuji terbukti. Tabel IV.17 menunjukkan hipotesis dari model yang sudah dimodifikasi. Tabel IV.17 Hasil Uji Hipotesis Estimate PERSEPSI KEINGINAN PERSEPSI KELAYAKAN NIAT BERWIRAUSAHA NIAT BERWIRAUSAHA <--<--<--<--- Pengalaman Berwirausaha Pengalaman Berwirausaha PERSEPSI KEINGINAN PERSEPSI KELAYAKAN ***Significance at level 1%, 0.007 Significance at level 0,01 0,019 Significance at level 0,05 Sumber: Data Primer yang diolah (2011) commit to user S.E. C.R. P Label .861 .198 4.358 *** par_17 .526 .195 2.700 .007 par_18 .135 .058 2.336 .019 par_19 .133 .056 2.353 .019 par_20 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 84 E. Pembahasan Hipotesis Adapun pembahasan untuk setiap hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis 1 H1: Pengalaman Berwirausaha berpengaruh positif terhadap persepsi keinginan. Berdasarkan hasil perhitungan dapat dilihat variabel Pengalaman Berwirausaha berpengaruh terhadap persepsi keinginan yang dengan nilai CR (4,358) dengan P sebesar 0,001. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Hipotesis 1 didukung. Hal ini mengindikasikan bahwa mahasiswa Falkutas Ekonomi Sebelas Maret yang memiliki Pengalaman Berwirausaha akan berpengaruh pada persepsi keinginan dalam berwirausaha. 2. Hipotesis 2 H2: Pengalaman Berwirausaha berpengaruh positif terhadap persepsi kelayakan Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel IV.17 menunjukkan bahwa variabel penglaman wirausaha berpengaruh terhadap persepsi kelayakan dengan nilai C.r positif yakni sebesar 2,700 dan P sebesar 0,007 siginifikan pada level 0,01 Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Hipotesis 2 didukung. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 85 3. Hipotesis 3 H3:Persepsi keinginan berpengaruh positif niat berwirausaha Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel IV.17 menunjukkan bahwa variabel Persepsi keinginan berpengaruh terhadap Niat Berwirausaha dengan nilai C.r positif yakni sebesar 2.336 dan P sebesar 0,019 siginifikan pada level 0,05 Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Hipotesis 3 didukung. 4. Hipotesis 4 H4: Persepsi Kelayakan berpengaruh positif niat berwirausaha Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel IV.17 menunjukkan bahwa variabel etika kerja islami berpengaruh positif terhadap komitmen organisasional dengan nilai C.r positif yakni sebesar 2.353 dan P sebesar 0,019 signifikan pada 0,05 siginifikan pada level 0,05 Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Hipotesis 4 didukung. F. Pembahasan H1: Hasil ini sejalan dengan penelitian Dwayne Devonish, et al., (2010) dan Judy Drennan et al., (2005) yang menunjukkan Pengalaman Berwirausaha berpengaruh positif pada persepsi keinginan. Hal ini terjadi karena mahasiswa yang mempunyai Pengalaman Berwirausaha sebelumnya menjadikannya dia mempunyai keinginan dalam mengembangkan karirnya dalam hal berwirausaha. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 86 H2: Variabel Pengalaman Berwirausaha dapat meningkatkan persepsi kelayakan. Semakin mahasiswa menerapkan Pengalaman Berwirausaha maka semakin meningkatnya rasa layak sesorang dalam berwirausaha. Hasil ini telah mengkonfirmasi penelitian yang dilakukan Dwayne Devonish et al., (2010) dan Judy Drennan et al., (2005) bahwa terdapat pengaruh Pengalaman Berwirausaha terhadap persepsi keinginan. H3: Variabel Persepsi keinginan dapat meningkatkan Niat Berwirausaha. Semakin mahasiswa menerapkan perspsi keinginan dalam berwirausaha maka semakin meningkatnya niat sesorang dalam berwirausaha. Hasil ini telah mengkonfirmasi penelitian yang dilakukan Dwayne Devonish et al., (2010) dan Garry Segal et al., (2005) bahwa terdapat pengaruh persepsi keinginan terhadap Niat Berwirausaha. H4: Variabel Persepsi kelayakan dapat meningkatkan Niat Berwirausaha. Semakin mahasiswa menerapkan perspsi kelayakan dalam berwirausaha maka semakin meningkatnya niat sesorang dalam berwirausaha. Hasil ini telah mengkonfirmasi penelitian yang dilakukan Dwayne Devonish et al., (2010) dan Garry Segal et al., (2005) bahwa terdapat pengaruh persepsi kelayakan terhadap Niat Berwirausaha. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 87 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Penelitian ini menguji pengaruh Pengalaman Berwirausaha, Persepsi kelayakan, Persepsi Keinginan, dan Niat Berwirausaha di Fakultas Ekonomi Sebelas Maret. Berdasarkan hasil analisis dengan metode Structural Equations Models (SEM), dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil Hipotesis 1 yang menyatakan Pengalaman Berwirausaha berpengaruh positif terhadap persepsi keinginan ternyata didukung dalam penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa Pengalaman Berwirausaha mahasiswa akan berpengaruh terhadap persepsi keinginan. 2. Hasil Hipotesis 2 yang menyatakan Pengalaman Berwirausaha berpengaruh positif terhadap persepsi kelayakan ternyata didukung. Hal ini menunjukkan bahwa Pengalaman Berwirausaha mahasiswa akan berpengaruh terhadap persepsi kelayakan. 3. Hasil Hipotesis 3 yang menyatakan Persepsi keinginan dirasakan langsung berpengaruh positif niat berwirausaha ternyata didukung dalam penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa Persepsi keinginan dirasakan langsung mahasiswa akan berpengaruh terhadap Niat Berwirausaha. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 88 4. Hasil Hipotesis 4 yang menyatakan Persepsi Kelayakan dirasakan langsung berpengaruh positif niat berwirausaha ternyata didukung dalam penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa Persepsi kelayakan dirasakan langsung mahasiswa akan berpengaruh terhadap Niat Berwirausaha. B. KETERBATASAN PENELITIAN Penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan dan kekurangan. Keterbatasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dalam penelitian ini persepsi keinginan baru diperlakukan sebagai satu variabel yang utuh, sementara hasil penelitian lainnya (Maribel Guerrero 2006) menunjukkan bahwa dimensi persepsi keinginan bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu Attitudes Toward Entrepreneurship dan Subjective Norms. 2. Penelitian ini dilakukan di Falkutas Ekonomi Sebelas Maret, dan hanya mengambil mahasiswa pada lingkungan tersebut sebagai responden sehingga generalisasi penelitian ini hanya terbatas untuk mahasiwa Falkutas Ekonomi Sebelas Maret. 3. Informasi data yang didapat masih sangat terbatas karena mengacu pada kuesoner yang disebarkan saja. 4. Kurangnya referensi tentang variabel Niat Berwirausaha, karena variabel tersebut relatif belum banyak dikaji. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 89 C. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Saran Akademis a. Dalam penelitian ini hanya menggunakan satu objek penelitian saja yaitu mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Untuk penelitian selanjutnya bisa menambah objek penelitian sehingga semakin besar sampel akan semakin bisa mendekati kevalidan populasi. b. Penelitian berikutnya perlu memperlakukan variabel persepsi keinginan dilihat dari berbagai dimensinya, tidak hanya diperlakukan sebagai suatu variabel utuh. c. Disarankan untuk penelitian yang akan datang, memperbanyak sumber referensi tentang variabel Niat Berwirausaha agar dapat memahami lebih komprehensif tentang konsep dasar variabel tersebut. d. Apabila memungkinkan, penelitian selanjutnya disarankan melakukan wawancara dengan responden agar informasi data yang digali lebih dalam 2. Saran Praktis a. Hasil penelitian diketahui bahwa Pengalaman Berwirausaha memberikan pengaruh positif terhadap persepsi kelayakan dan persepsi keinginan, oleh karena itu Universitas Sebelas Maret membuat progam tentang berwirausaha, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 90 sehingga apabila ada progam berwirausaha untuk mahasiswa, otomatis mahasiswa mempunyai pengalaman berwirausaha dan bisa membuat rancangan bisnis dengan melihat dari pengalaman yang di progamkan dari Universitas. b. Mahasiswa seharusanya dapat melihat peluang usaha dan dapat melihat analisis SWOT dalam membuat usaha tersebut sebelum membuatnya, sehingga dalam membuat usaha dapat melihat pesaing dan dapat bersaing dengan usaha yang sejenis. c. Hasil penelitian pengaruh positif pengalaman wirausaha, persepsi kelayakan dan persepsi keinginan terhadap niat berwirausaha, oleh sebab itu Fakultas Ekonomi ketika ada kuliah tentang kewirausahaan untuk S-1 maka sebaiknya ditunjang dengan praktek, dilihat di Fakultas Ekonomi yang hanya membuat kuliah prektek di D-3 sehingga S-1 belum punya pengalaman berwirausaha. Maka dengan adanya kuliah praktek berwirausaha menjadikan mahasiswa S-1 mempunyai niat dalam berwirausaha. commit to user