PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENGHAYATAN SAKRAMEN KRISMA DALAM HIDUP MENGGEREJA KAUM MUDA DI PAROKI SANTA MARIA DI FATIMA SRAGEN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Katolik Oleh : Wisnu Himawan NIM: 121124021 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEMBAHAN Karya skripsi ini dipersembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus Bapak Robertus Sunarto, Florentina Sri Wahyuni Daryastuti Stefanus Herwantoro iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI MOTTO “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” (Mat 7:7) v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK Judul skripsi ini adalah “Penghayatan Sakramen Krisma dalam Hidup Menggereja Kaum Muda di Paroki Santa Maria di Fatima Sragen”. Penulis memilih judul ini karena keprihatinan penulis dengan situasi keaktiffan kaum muda dalam hidup menggereja pasca menerima Sakramen Krisma. Padahal kaum muda adalah generasi penerus Gereja di masa depan, bila kaum muda tidak aktif dalam kegiatan menggereja maka siapa yang akan meneruskan genenasi Gereja di masa depan?. Hal inilah yang menjadi alasan penulis memilih judul skripsi ini karena dirasa berguna untuk kepentingan pihak Gereja untuk meningkatkan semangat kaum muda di Paroki Santa Maria di Fatima Sragen. Sakramen Krisma adalah Sakramen yang diberikan oleh umat beriman sebagai Sakramen kedewasaan iman akan Yesus Kristus yang telah siap mewartakan Kerajaan Allah. Penghayatan Sakramen Krisma adalah suatu cara pandang kita menyikapi makna dari Sakramen Krisma ke dalam iman dan perbuatan kita baik untuk Gereja dan Masyarakat. Dengan adanya Sakramen Krisma kita telah dipilih untuk mewartakan Kerajaan Allah dan Kabar Gembira bagi seluruh makhluk hidup di bumi. Sebelum menerima Sakramen Krisma seorang calon penerima harus menerima Sakramen Inisiasi dalam Gereja Katolik yaitu; Sakramen Baptis, Sakramen Ekaristi dan Sakramen Krisma. Tiga Sakramen ini bukanlah suatu Sakramen yang diberikan saja melainkan melalui proses dalam setiap penerimaannya. Maka Gereja mewajibkan kita sebagai umat katolik untuk wajib menerima ketiga Sakramen tersebut sebagai suatu ikatan penuh dengan Gereja yang mengimani Yesus Kristus. Skripsi ini untuk meneliti sejauh mana penghayataan Sakramen Krisma bagi kaum muda terhadap perkembangan mengikuti kegiatan menggereja. Maka setelah dilaksanakannya penelitian, peneliti menyimpulkan kaum muda cukup menghayati Sakramen Krisma namun belum terlalu terlibat dalam kegiatan menggereja. Penulis mengusulkan susunan acara rekoleksi untuk peserta yang telah menerima Sakramen Krisma. Dalam rekoleksi ini peserta diberi motivasi dan arahan pasca menerima Sakramen Krisma yang bertujuan untuk menyemangati dan menjaring kaum muda untuk aktif dalam kegiatan menggereja dan berorganisasi di Gereja. viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT The Title of this undergraduate thesis is "Living out the Sacraments of Confirmation in the ativities of the youth in the Parish of Santa Maria in Fatima Sragen". The author chose this title because of the author’s concern with the situation of youth activities in life after receiving the Sacrament of Confirmation. Young people are future generations of the Church in the future. If young people are not active in the activities of the church then who will continue the movement of the Church in the future ? This is the reason the writer chose the title of this undergraduate thesis because it felt useful for the benefit of the Church to improve the spirit of young people in Parish of Santa Maria in Fatima Sragen. The Sacrament of Confirmation is the Sacrament given by the faithful as the Sacrament of maturity of faith in Jesus Confirmation who is ready to proclaim the Kingdom of God. The worship of the Sacrament of Confirmation is a way of looking at the meaning of the sacrament of Confirmation into our faith and deeds both to the Church and Society. With the Sacrament of Confirmation we have been chosen to proclaim the Kingdom of God and the Gospel for all living beings on earth. Before receiving the Sacrament of Confirmation a prospective recipient must receive the Sacrament of Initiation in the Catholic Church that is Sacrament Baptism, the Sacrament of the Eucharist and the Sacrament of Confirmation. These three sacraments are not given Once but through the process of each acceptance. The Church therefore obliges us as Catholics to accept the three sacraments as a full bond with the Church that believes in Jesus. This undergraduate thesis is to examine the extent to which the expression of the Sacrament of Confirmation for the youth in their the activities in the Church. After the research, the author concloded that the youth have lived out enough the Sacrament of Confirmation but they are not too involved in the activities of Church. The author propuse recollection for participants who have received the sacrament of chrism. In this recollection, the participants are motivation and to encouraged to be active in Church activities and Church organization. ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan Skripsi yang berjudul “Penghayatan Sakramen Krisma dalam Hidup Menggereja Kaum Muda di Paroki Santa Maria di Fatima Sragen”. Penyusunan Skripsi ini digunakan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Agama Katolik, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penulis menyadari banyak hal yang masih kurang dalam penyusunan skripsi ini, baik dari segi tata bahasa ataupun dalam pembahasan materi karena keterbatasan penulis. Kritik dan saran yang membangun diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata dengan tidak mengurangi rasa hormat dan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ., selaku dosen pembimbing utama, yang dengan sabar telah memberikan perhatian, meluangkan waktu dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran, memberikan masukan-masukan dan kritikan-kritikan sehingga penulis dapat lebih termotivasi dan lebih semangat dalam menuangkan gagasan dari awal sampai akhir penulisan skripsi. 2. P. Banyu Dewa, HS. S. Ag. Msi., selaku dosen kedua pembimbing penelitian, yang dengan sabar membimbing dan memberi masukan kepada penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan dan membahas penelitian dengan lancer. 3. Y. H Bintang Nusantara, SFK, M. Hum., selaku dosen ketiga penguji skripsi, memberikan semangat dan bersedia memberikan waktunya sebagai dosen penguji skripsi 4. Segenap Staf Dosen Prodi IPPAK-JIP, Fakultas keguruan dan pendidikan, Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik dan membimbing penulis selama belajar di prodi IPPAK. x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Segenap Staf Sekretariat dan perpustakaan Prodi IPPAK, dan seluruh karyawan PUSKAT yang telah memberikan dukungan dan pelayanan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. 6. Bapak Robertus Sunarto dan Ibu Florentina Sri Wahyuni Daryastuti selaku orang tua penulis yang telah memberikan dukungan moral, material dan spiritual selama penulis menempuh studi di Yogyakarya. 7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2012, atas persaudaraan, kekeluargaan, perhatian dan dukungan selama masa perkuliahan. 8. Romo Robertus Hardiyanto, Pr., Selaku Romo paroki di Paroki Santa Maria di Fatima Sragen yang telah mengijinkam penulis untuk melakukan penelitian. 9. Umat Paroki Santa Maria di Fatima Sragen, yang mendukung penulisan skripsi ini sehingga memotivasi penulis untuk menyelesaikan karya penulisan ini. 10. Untuk semua orang yang belum penulis sebutkan namannya satu persatu, yang telah mendukung dalam bentuk semangat. Saran dan kritik membangun, penulis harapkan guna melengkapi segala kekurangan. penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat dan berkontibusi dalam upaya meningkatkan penghayatan Sakramen Krisma bagi kaum muda terhadap hidup menggereja. Yogyakarta 13 juli 2017 Penulis Wisnu Himawan xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL………………………………………………………………. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………… ii HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………….. iii HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………………… iv MOTTO……………………………………………………………………………..v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………….....vi LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS………………………………... vii ABSTRAK…………………………………………………………………………. viii ABSTRACT…………………………………………………………………………. ix KATA PENGANTAR……………………………………………………………… x DAFTAR ISI………………………………………………………………………. xii DAFTAR SINGKATAN………………………………………………………….. xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang……………………………………………………………. 1 B. Identifikasi Masalah……………………………………………………… 5 C. Pembatasan Masalah……………………………………………………... 5 D. Rumusan Masalah………………………………………………………... 5 E. Tujuan Penulisan…………………………………………………………. 6 F. Manfaat Penulisan………………………………………………………... 6 G. Metodologi Penulisan……………………………………………………. 7 H. Sistematika Penulisan……………………………………………………. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Arti dan Makna Sakramen secara Umum………………………………... 9 B. Sakramen Inisiasi………………………………………………………… 10 1. Pentingnya Katekese Inisiasi………………………………………… 12 2. Tujuan Katekese Inisiasi……………………………………………... 13 xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Sakramen Baptis…………………………………………………. 14 b. Sakramen Ekaristi………………………………………………... 15 c. Sakramen Krisma…………………………………………………16 C. Sakramen Krisma atau Sakramen Penguatan……………………………. 17 1. Istilah Sakramen Krisma atau Penguatan……………………………. 17 2. Persiapan Sakramen Krisma…………………………………………. 19 3. Liturgi Sakramen Krisma……………………………………………. 20 4. Makna dan Simbol Sakramen Krisma……………………………….. 21 5. Buah Sakramen Krisma……………………………………………… 23 D. Kaum Muda……………………………………………………………… 24 1. Kaum Muda Pada Umumnya…………………………………………24 2. Problematika Kaum Muda…………………………………………… 25 a. Masalah dalam Keluarga………………………………………… 25 b. Masalah dalam Masyarakat……………………………………… 26 c. Masalah dalam Gereja…………………………………………… 27 3. Iman………………………………………………………………….. 27 E. Hidup Menggereja……………………………………………………….. 28 1. Pengertian Hidup…………………………………………………….. 28 2. Hidup Menggereja…………………………………………………… 28 3. Pentingnya Hidup Menggereja………………………………………. 29 4. Kaum Muda Dalam Gereja…………………………………………... 30 5. Tujuan Dalam Kehidupan Menggereja………………………………. 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Paroki Santa Maria di Fatima Sragen……………….. 32 1. Profil Paroki Santa Maria di Fatima Sragen………………………… 32 2. Tujuan Paroki Santa Maria di Fatima Sragen……………………….. 36 3. Keprihatinan Paroki terhadap Kaum Muda…………………………. 39 4. Kegiatan kaum muda dalam Gereja………………………………….41 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI B. Metodologi Penelitian……………………………………………………42 1. Jenis Penelitian……………………………………………………... 42 2. Desain Penelitian…………………………………………………… 42 3. Tujuan Penelitian…………………………………………………… 43 4. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………… 44 5. Populasi dan Sampel Penelitian……………………………………. 44 a. Populasi Penelitian……………………………………………... 44 b. Sampel Penelitian………………………………………………. 45 c. Tabel Wilayah Penelitian………………………………………. 46 6. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………. 47 7. Variabel Penelitian…………………………………………………. 47 8. Instrumen Penelitian………………………………………………... 48 9. Teknik Analisis Data……………………………………………….. 50 C. Laporan Hasil Penelitian Penghayatan Sakramen Krisma Bagi Hidup Menggereja Bagi Hidup Menggereja di Paroki Santa Maria di Fatima Sragen 1. Hasil Penelitian dan Pembahasan……………………………………….52 a. Penghayatan Sakramen Krisma……………………………………..52 1) Hasil Wawancara………………………………………………. 52 2) Pembahasan…………………………………………………….. 57 b. Hidup Menggereja………………………………………………….. 58 1) Hasil Wawancara………………………………………………. 58 2) Pembahasan…………………………………………………….. 62 2. Rangkuman Hasil Penelitian dan Permasalahan yang Ditemukan……...63 a. Hasil Penelitian……………………………………………………....63 b. Permasalahan yang ditemukan……………………………………... 65 D. Refleksi Kateketis………………………………………………………….. 65 1. Dasar Refleksi………………………………………………………….. 65 a. Pengertian Katekese………………………………………………... 65 b. Tujuan Katekese……………………………………………………. 66 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Katekese Dalam Sakramen Krisma………………………………….66 d. Aspek Sakramen Krisma bagi Kaum Muda di Gereja……………... 67 2. Refleksi Hasil Penelitian……………………………………………….. 68 E. Keterbatasan Hasil Penelitian……………………………………………… 70 BAB IV USULAN PROGRAM A. Latar Belakang Program……………………………………………………..73 B. Tujuan Program…………………………………………………………….. 74 C. Usulan Program…………………………………………………………….. 74 D. Rencana Pelaksanaan Program…………………………………………….. 75 E. Matriks Program…………………………………………………………….76 F. Satuan Persiapan Program (SP Program)…………………………………... 80 1. Perkenalan……………………………………………………………….80 2. Sesi I……………………………………………………………………. 82 3. Sesi II…………………………………………………………………... 86 4. Sesi III…………………………………………………………………. 91 5. Penutup…………………………………………………………………. 94 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………………………..97 B. Saran………………………………………………………………………... 99 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 100 LAMPIRAN……………………………………………………………………….102 xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR SINGKATAN A. Singkatan Dokumen Resmi Gereja 1. AA : Apostolicam Actuositatem, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kerasulan Awam, 18 November 1965. 2. KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex Luris Canonici), diundangkan oleh Paus Yohanes Paulus II tanggal 25 Januari 1983. 3. LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Gereja tanggal 21 November 1964. 4. SC : Sacrosantum Concillium, Konsili Vatikan II tentang Liturgi Suci, 4 Desember 1963. 5. KKGK : Kompendium Katekismus Gereja Katolik, Katekismus Gereja Katolik, 1992 B. Singkatan Lain 1. Art : Artikel 2. Bdk : Bandingkan 3. Dsb : dan sebagainnya 4. Hal : Halaman 5. IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik 6. KAS : Keuskupan Agung Semarang 7. KLMNTD : Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir dan Difabel 8. Komkat : Komisi Kateketik xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. KWI : Konferensi Wali Gereja 10. No : Nomor 11. OMK : Orang Muda Katolik 12. Rekat : Remaja Katolik 13. SD : Sekolah Dasar 14. SMP : Sekolah Menengah Pertama 15. SMA : Sekolah Menengah Atas 16. St : Santa xvii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, penulis akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metodologi dan sistematika penulisan. A. Latar Belakang Penulisan Skripsi Dalam penerimaan Sakramen Inisiasi, Sakramen Krisma diberikan secara khusus sesudah menerima Sakramen Baptis dan Ekaristi. Sakramen Krisma diartikan sebagai wujud akan kedewasaan iman orang yang telah mengimani Yesus Kristus dan siap mewartakan Kerajaan Allah sebagai visi dan misi Gereja Katolik. Maka dalam penerimaan Sakramen Krisma ini harus membutuhkan persiapan dan kematanagan mulai dari pelajaran Sakramen Krisma dan pendampingan yang diberikan oleh katekis, sebagai usaha mempersiapkan calon penerima Sakramen Krisma yang dapat benar menyadari tugas-Nya. Melihat realita dalam penerimaan Sakramen Krisma, banyak kaum muda yang hanya menerima Sakramen Krisma sebagai formalitas dalam penerimaan Sakramen Inisiasi dalam Gereja Katolik dan kurang didasari oleh semangat iman untuk menerima Sakramen Krisma. Hal ini menjadi keprihatinan Gereja khususnya sebagai calon generasi penerus Gereja. Dengan melihat kaum muda sebagai generasi Gereja kini kaum muda menjadi sorotan yang utama dalam karyanya di lingkup Gereja. Gereja melihat Sakramen Krisma sebagai sebuah moment yang pas untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 memberdayakan semangat iman kaum muda di dalam mewartakan Kerajaan Allah. Hal ini sebagai wujud usaha Gereja untuk mengajak kaum muda terlibat aktif dalam kehidupan menggereja. Di dalam persiapan Sakramen Krisma yang dilakukan setiap paroki tentunya kita memiliki kemasan dan olahan yang berbeda. Salah satunya yang terjadi di Paroki Santa Maria di Fatima Sragen, yang mana telah sukses melaksanakan penerimaan Sakramen Krisma pada tanggal 24 Oktober 2015. Dalam penerimaan Sakramen Krisma di Paroki Santa Maria di Fatima Sragen ini, sebagian besar peserta adalah kaum muda. Hal ini, dapat ditunjukkan dengan jumlah peserta kaum muda sebanyak 179 orang. Jumlah penerima Sakramen Krisma yang banyak ini, diharapkan dapat terlibat dalam kehidupan menggereja di Paroki Santa Maria di Fatima Sragen. Kenyataan yang terjadi dalam penerimaan Sakramen Krisma. Pasca satu tahun menerima Sakramen Krisma, adanya kekurangan dalam penghayatan yang berkaitan dengan tugas perutusan sebagai garam dan terang dunia yang terwujud dalam kehidupan menggereja dan masyarakat. Kenyataan ini, dapat dilihat dari permasalahan yang sering dihadapi oleh penerima Sakramen krisma, salah satunya adalah ketidaknyamanan ketika berdinamika dalam kehidupan menggereja. Ketidaknyamanan ini muncul karena kurangnya kebiasaan mengenal situasi hidup menggereja yang dianggap masih konvensional dan kurang menarik dibandingkan dengan situasi dunia luar yang berkembang saat ini. Maka sekarang Paus Fransiskus ingin mengajak kaum muda untuk masuk dalam Gereja sebagai persekutuan iman PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 mereka akan kaum muda. Kemajuan teknologi tidak hanya sebagai penghalang kaum muda untuk terjun masuk dan terlibat dalam berbagai kegiatan Gereja. Melihat keadaan di Paroki Santa Maria di Fatima, seperti dipaparkan di paragraf sebelumnya, Sakramen Krisma seharusnya membawa dampak yang besar dalam kehidupan rohani umat beriman terutama kaum muda. Akan tetapi dalam kenyataannya, masih banyak kaum muda yang sudah menerima Sakramen Krisma, masih merasa ‘belum dewasa’ di dalam iman atau belum sungguh bertumbuh di dalam iman. Hal ini tidak dimaksudkan bahwa tidak ada Roh Kudus yang menaungi dalam diri orang-orang tersebut, karena melalui Pembaptisan dan Krisma, Roh Kudus sudah hadir dan siap berkarya di dalam hidup mereka. Sikap kesiapan hati pada saat menerima sakramen juga menjadi bagian yang penting agar seseorang dapat menerima kelimpahan buah-buahnya. Jadi terdapat kemungkinan, karunia Roh Kudus yang diterima pada Sakramen Krisma baru dapat dihayati setelah beberapa waktu sesudah penerimaan sakramen. Misalnya melalui rutinitas dalam doa-doa pribadi, mengikuti Ekaristi Kudus, dan aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan menggereja. Berkaitan dengan rahmat karunia Roh Kudus yang mengalir secara khusus dalam Sakramen Krisma tentunya Gereja mengharapkan akan adanya tanda kedewasaan iman dalam Kristus, yang terwujud dalam pelayanan secara nyata dalam hidup sehari-hari. Hal ini dapat semakin mengakar dengan memusatkan diri kepada Kristus dan bukan kepada diri sendiri. Secara praktis kita melihat contoh yang nyata pada anak-anak kecil yang sampai umur tertentu menginginkan dirinya terus menjadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 pusat perhatian. Namun semakin tumbuh dewasa, seharusnya sifat yang dimiliki harus berubah dan tumbuh berekembang. Dalam ibadat dan doa-doa kita, kita-pun dapat melihat gejala serupa. Jika kita belum dewasa dalam iman, doa-doa kita didominasi oleh doa permohonan yang berpusat pada kebutuhan kita. Seperti halnya minta rejeki, kesehatan, kebutuhan dll. Namun jika kita terus bertumbuh dewasa, maka doa kita berkembang menjadi ucapan syukur dan pujian penyembahan kepada Tuhan. Kita mulai dapat mengasihi Sang Pemberi berkat dan bukannya mengasihi berkat-berkat-Nya. Bukan berarti bahwa kita tidak boleh memohon berkat pada Tuhan, tetapi seharusnya kita memusatkan perhatian kepada Tuhan terlebih dahulu, sebab yang lain akan diberikan kepada kita kemudian. Dengan ini kita memenuhi kehendak Tuhan yang berkata, “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Mat 6:33). Dengan penulisan skripsi ini penulis ingin meninjau lebih dalam lagi akan penghayatan Sakramen Krisma di Paroki St. Maria di Fatima, dimana banyaknya kaum muda yang kurang aktif dalam kegiatan menggereja setelah menerima Sakramen Krisma. Maka dengan adannya peristiwa penerimaan Sakramen Krisma di Paroki Santa Maria di Fatima Sragen yang telah diadakan pada tanggal 24 Oktober 2015 serta dan dengan melihat latar belakang akan penghayatan Sakramen Krisma kaum muda di Paroki Santa Maria di Fatima Sragen. Maka penulis menulis Judul Skripsi “Penghayatan Sakramen Krisma dalam Hidup Menggereja Kaum Muda di Paroki Santa Maria di Fatima Sragen”. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, permasalahan yang dapat diidentifikasi penulis sebagai berikut: 1. Kaum muda yang setelah menerima Sakramen Krisma cenderung kurang menghayati makna Sakramen Krisma 2. Kurangnya peran aktif dari Gereja mengarahkan dan membimbing kaum muda setelah menerima Sakramen Krisma. 3. Kaum muda yang kurang memahami pentingnya Sakramen Krisma. 4. Sakramen Krisma yang dianggap sebagai formalitas 5. Adanya faktor penghambat dalam kehidupan menggereja setelah menerima Sakramen Krisma 6. Pergaulan dunia luar yang lebih menarik dari pada pergaulan di lingkup Gereja. C. Pembatasan Masalah Penulis membatasi masalah pada penghayatan Sakramen Krisma kaum muda di lingkup Paroki Santa Maria di Fatima Sragen dalam hidup menggereja. Dengan demikian, pembahasan tidak meluas ataupun menyimpang dari permasalahan yang ada, yakni permasalahan tentang penghayatan kaum muda tentang Sakramen Krisma dalam hidup menggerja. D. Rumusan Permasalahan Berdasarkan pemaparan di atas, permasalahan yang akan dibahas dirumuskan sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 1. Apa saja yang menjadi unsur-unsur dalam Sakramen Krisma dan bagaimana penghayatannya? 2. Apa yang dimaksud dengan kehidupan menggereja bagi kaum muda? 3. Sejauh mana penghayatan kaum muda atas Sakramen Krisma dalam kehidupan Menggereja? E. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan Skripsi ini bertujuann untuk : a. Memaparkan unsur-unsur dalam Sakramen Krisma dan penghayatannya b. Memaparkan apa yang dimaksud dengan kehidupan menggereja bagi kaum muda c. Memaparkan sejauh mana penghayatan Sakramen Krisma bagi hidup kaum muda di Paroki Santa Maria di Fatima Sragen. F. Manfaat Penulisan Penulisan ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Melalui Sakramen Krisma diharapkan kaum muda mampu melihat perkembangan iman di Paroki Santa Maria di Fatima Sragen yang telah menerima Sakramen Krisma 2. Sebagai masukan bagi paroki akan perlunya perhatian akan pasca penerimaan Sakramen Krisma untuk kembali diteguhkan dalam pentingnya penghayatan Sakramen Krisma. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 G. Metodologi Penulisan Metode penulisan yang digunakan adalah deskriptif analitis. Dengan metode ini penulis menggambarkan mengenai permasalahan yang ada berdasarkan fakta yang diperoleh melalui penelitian kualitatif. Berdasarkan penulisan ini penulis ingin menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta serta sifat populasi atau daerah tertentu (Suryabrata, 1983:75). Melalui metode ini, penulis akan memaparkan, menguraikan dan menganalisis keadaan peserta dengan menggunakan studi pustaka untuk mendalami penulisan Skripsi. Untuk melengkapi data di lapangan penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan data yang dikumpulkan menggunakan wawancara dan observasi. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis oleh penulis unntuk mengetahui sejauh mana keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja. H. Sistematika Penulisan 1. BAB I merupakan Pendahuluan, dalam pendahuluan berisi gambaran situasi latar belakang, bagian ke dua ini adalah berisi rumusan masalah. Bagian ke tiga adalah tujuan penelitian. Pada bagian ke empat adalah manfaat dari judul yang dibahas secara lebih mendalam dalam penelitian bagian terakhir, bagian ke lima adalah berisi metode penulisan di mana penelitian digolongkan dalam jenis kualitatif, dan bagian ke enam yaitu merupakan sistematika penulisan yang berupa keseluruhan penulisan dari bab I hingga bab V. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 2. BAB II ini penulis memaparkan mengenai kajian pustaka, bagian kajian pustaka ini memaparkan tiga bagian dalam karya penulisan ini yaitu : makna Sakramen Krisma, kaum muda yang meliputi pengertian kaum muda dan hidup menggereja yang meliputi pengertian dalam kehidupan menggereja dan kegiatan hidup menggereja. 3. BAB III pada bab ini, Penulis menguraikan tentang metodologi penelitian berdasarkan tempat penelitian di Paroki Santa Maria di Fatima Sragen. Dalam bab ini peneliti membaginya menjadi dua yaitu situasi gambaran umum Paroki Santa Maria di Fatima Sragen, metodologi penelitian, analisis data, pembahasan, hasil penelitian dan refleksi kateketis. 4. BAB IV berisi berisi tentang usulan progam untuk Paroki Maria di Fatima Sragen, usulan program ini sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian dan penulis memberikan sumbangan usulan program untuk Paroki dan penulis. 5. BAB V Penutup berisi kesimpulan dari penelitian dan Saran atas hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dan sekaligus menjawab permasalahan dari judul yang telah dipilih oleh penulis dan menandai berakhirnnya kegiatan penelitian ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA Variabel dari judul penghayatan Sakramen Krisma terhadap hidup menggereja kaum muda di Paroki Santa Maria di Fatima Sragen ini ada tiga aspek yaitu Sakramen Krisma, hidup menggereja dan kaum muda. Maka dalam bagian ini akan membahas ketiga aspek ini lebih dalam dan secara keseluruhan. A. Arti dan Makna Sakramen secara Umum Kata sakramen berasal dari bahasa latin “Sacramentum”, yang berarti hal yang berhubungan dengan yang kudus atau ilahi (Banawiratma, 1982:12). Dalam arti luar Sakramen merupakan tanda atau sarana keselamatan karena Allah yang secara penuh terlaksana dalam diri Yesus Kristus (Wibowo Ardhi, 1993: 2) Dengan menerima sakramen, seseorang sungguh mengalami kehadiran Kristus yang menyelamatkan, maka diharapkan adanya jalinan relasi personal antara Allah dengan manusia. Sakramen juga sebagai ungkapan akan iman manusia ke Allah sebagai wujud syukur manusia yang telah menerima rahmat keselamatan yang diberikan Allah kepada manusia, sehingga dengan menerima sakramen manusia semakin dikuduskan dan disucikan dalam kata dan perbuatannya. Konsili Vatikan ke II berbicara tentang Hakikat Sakramen, antara lain : Sakramen sakramen dimaksudkan untuk mengkuduskan manusia, membangun Tubuh Kristus dan pada akhirnya mempersembahkan ibadat kepada Allah. Tetapi sebagai tanda sakramen juga dimaksudkan untuk mendidik. Sakramen tidak hanya mengadakan iman. Melainkan juga memupuk, meneguhkan dan mengungkapkan dengan kata-kata dan benda. Maka juga disebut sakramen iman. Memang sakramen memperolehkan rahmat. Tetapi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 perayaan sakramen itu sendiri juga dengan amat baik menyiapkan kaum beriman untuk menerima rahmat itu yang membuahkan hasil nyata. Untuk menyembah Allah secara benar dan untuk mengamalkan cinta kasih (SC Art, 59) Sakramen merupakan tanda yang menghasilkan rahmat sebagaimana yang ditegaskan oleh Konsili Vatikan II (SC Art, 59). Sehingga sakramen mengarahkan manusia kepada relasi Iman dengan Allah untuk menerima rahmat keselamatan dariNya. Maka sebelum mengarahkan seseorang pada rahmat kehadiran Allah, seseroang tersebut harus melalui tahapan Sakramen Inisiasi dalam Gereja untuk bergabung menjadi jemaat Allah. Sakramen Inisiasi adalah ritus ketiga Sakramen (Sakramen Baptis, Ekaristi dan Krisma) yang menjadikan seseorang yang hendak masuk menjadi umat kristiani menjadi siap dan matang untuk mengimani Yesus Kristus. Karya Keselamatan Allah beserta dimensi historisnya yang menyangkut janji akan keselamatan, hadir dalam Gereja sebagai hidup dan inti Gereja. Gereja sebagai hasil karya Allah perlu terlibat secara penuh sebagai alat keselamatan melalui penghayatan dan kesaksian hidupnya kepada mereka yang belum beriman kepada Kristus. Tugas Gereja tersebut secara konkrit terlaksana dalam tiap Sakramen. Atau dengan kata lain rahasia penyelamatan Allah terlaksana dalam ritus-ritus. Dan ritus itu merupakan sarana dan simbol untuk menyampaikan rahasia penyelamatan Allah bagi manusia dan ini dikenal sebagai Sakramen (KWI, 1996:398-399). B. Sakramen Inisiasi Menurut kata Inisiasi berasal dari bahasa Latin “inire atau initiare” yang berarti: memasuki, masuk atau bergabung ke dalam suatu kelompok untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 penerimaan anggota baru dari istilah ini nampak bahwa Inisiasi mencakup dua gerakan. Pertama, sesorang yang masuk atau bergabung kedalam suatu kelompok dan kedua kelompok tersebut menerima seseorang menjadi anggotanya jadi dalam proses Inisiasi berlangsung dua gerakan yaitu saling masuk dan saling menerima baik anggota baru maupun kelompok yang bersangkutan (Martasudjita, 2003:207). Gereja Katolik sebagai komunitas beriman memiliki tradisi Inisiasi. Maka apabila sesorang ingin bergabung atau menjadi seorang Katolik, ia harus menjalani tahapan Inisiasi yang dituntut oleh Gereja, yakni Sakramen Pembabtisan, Penguatan atau Krisma dan Ekaristi (Martasudjita, 2003:208). Penerimaan Sakramen-sakramen ini disebut juga penerimaan Sakramen kebersamaan karena sama-sama menerima karya keselamatan dari Allah melalui Gereja. Dalam setiap penerimaan tiap Sakramen bertujuan untuk memaknai tiap peristiwa Yesus, maka ketiga Sakramen ini memiliki gambaran. Sakramen Ekaristi bersumber pada perjamuan terakhir sebelum Yesus Kristus di Salib. Perjamuan terakhir ini memiliki makna akan kebersamaan Kristus dengan para murid dan sebagai penyerahan diri Yesus dalam bentuk simbolik, yaitu roti dan anggur yang melambangkan tubuh dan darah Yesus. Sakramen Pembabtisan merupakan ikatan janji dengan Allah (Banawaratma, 1989:3). Mengenai Pembabtisan Konsili Vatikan II (SC, 6) mengatakan : Melalui pembabtisan orang dimasukan ke dalam misteri Kristus mereka mati. Dikuburkan dan dibangkitkan bersama Dia. Mereka menerima Roh pengangkatan menjadi anak dan dalam Roh itu berseru Abba, Bapa : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 Demikianlah mereka menjadi penyembuh sejati, yang dicari oleh Bapa (SC. 6). Maka dengan Baptis, kehidupan lama manusia telah dikuburkan dan bersama Kristus yang bangkit manusia pun ikut bangkit dalam hidup baru. Sebagaimana yang telah diungkapkan St. Yohanes tentang “Kelahiran baru” (Yoh, 13:3-6). Sakramen Krisma dalah curahan Roh kudus kepada seseorang untuk siap melaksanakan tugas perutusan dan pewartaan Gereja. Jadi pada dasarnya pengurapan dengan minyak menunjukan penugasan terhadap seorang yang baru menerima Sakramen Inisiasi untuk ikut serta dalam tugas perutusan Gereja. Sakramen Krisma mengikuti seseorang pada tugas publik Gereja. Dengan demikian Sakramen Krisma menjadikan seseorang sebagai warga Gereja yang dewasa dan secara eksplisit menampakan Roh Kudus sebagai kekuatan Gereja dan semakin menyanggupi orang yang diInisiasi itu untuk terlibat secara aktif dalam tugas missioner Gereja. 1. Pentingnya Katekese Inisiasi Katekese menjadi penting bagi para calon penerima Sakramen Inisiasi. Tetapi sebelum menerima Sakramen Inisiasi para calon penerima terlebih dahulu harus dipersiapkan melalui Katekese/pelajaran Krisma untuk mempersiapkan para calon penerima untuk memahami dan menghayati arti pengurapan minyak Krisma. Katekese diberikan untuk menjamin orang yang siap menerima sakramen adalah memang orang yang sudah dianggap mengetahui ajaran agama Katolik, menghayati PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 doa dalam kehidupan sehari hari, serta mengungkapkannya dalam kehidupan dan ibadat (Komkat KAS, 2012:11). Maka dalam hal ini dibutuhkan sesorang pendamping yang nantinya akan mendampingi, mengajarkan dan meneguhkan akan pentingnya sakramen Inisiasi ini, sehingga tujuan yang diharapkan tercapai dan dapat memberikan saksi kristus untuk kedepannya setelah menerima sakramen Inisiasi. Dalam hal ini katekese untuk para calon penerima sakramen Inisiasi menjadi pokok akan perkenalan, pendalaman dan tujuan dalam pendidikan iman untuk menjadi seorang Katolik. 2. Tujuan Katekese Inisiasi Menurut Directorium Catechisticum Generale (Petunjuk Umum Katekese), merupakan kegiatan yang membawa umat menuju pada kedewasaan iman, yang bertujuan untuk membantu umat mendapatkan pengetahuan mengenai Allah dan Karya keselamatanNya serta mampu mengembangkan diri dalam iman. Dalam hal pengajaran, Evangelii Nuntiandi yang merupakan nasihat Apostolik Paus Paulus VI menguraikan bahwa katekese bertujuan untuk membentuk pola-pola hidup Kristen. Dengan mengolah pikiran dan hati untuk menemukan kebenaran sejati yang dapat menghidupinya, dan bukan hanya sekedar memberikan pengetahuan. Sedangkan Catechesi Tradendae mengatakan bahwa katekese Kristen secara sistematis yang diorganisir penyampaiannya, sehingga benar-benar bisa mencapaipesertannya menuju akan kedewasaan iman kristiani. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 Maka dengan lewat katekese Inisiasi ini, pertama Gereja hendak membantu umat agar semakin memahami, menghayati dan mewujudkan imannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan proses yang meliputi pengajaran, pendalaman dan pembinaan menuju kedewasaan baik hidup beriman maupun moral serta kemasyarakatan. Kedua dengan katekese Inisiasi ini mengantarkan seseorang akan pertobatan, dalam Inisiasi ini menyadarkan akan manusia yang memiliki dosa dan dengan mengikuti Kristus harus adanya pertobatan untuk menerima keselamatan dari Kristus. Oleh karena itu pengenalan melalui Kristus ini mengantarkan pertobatan dan nantinya untuk menantikan keselamatan-Nya. Gereja Katolik terdapat tiga sakramen Inisiasi, dikatakan Sakramen Inisiasi karena memiliki fungsi memasukkan orang secara penuh menjadi anggota Gereja. Sakramen-sakramen ini disebut juga sebagai Sakramen kebersamaan karena melalui Pembaptisan, Ekaristi dan Krisma umat beriman menerima anugrah keselamatan. Dengan bergabung dalam persekutuan Gereja umat dimasukkan dalam kebersamaan dengan Allah melalui Kristus, kebersamaan ini kita terima dalam wujud nyata cinta kasih Allah kepada manusia dengan menerima Sakramen-sakramen. a. Sakramen Baptis Pembabtisan merupakan langkah pertama ke arah persatuan dengan Kristus. kesatuan dengan Kristus ini dihayati dalam Gereja, maka sakramen pembaptisan ini merupakan seseorang yang menjadi anggota Gereja/Kristiani. Tetapi untuk menjadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 anggota Gereja sepenuhnya harus mengikuti Tiga Tahap yang disebut Sakramen Inisiasi yaitu, Baptis, Krisma dan Ekaristi. Sakramen Pembaptisan sama halnya yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis yang membaptis orang “Sebagai tanda Pertobatan” (Mat, 3:11). Maka Gereja mengambil dari cara Yohanes membaptis, cara ini digambarkan sebagai simbol pembersihan diri dri Dosa. Namun seiring perkembangan waktu ketika umat Kristen berkembang sulit mencari sungai dan air, maka diganti dengan mencurahkan air ke kepala pembabpis dengan mengucapkan “Aku membaptis engkau dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus…Amin” oleh Imam. (Martasudjita, 2003:218) Tetapi untuk menerima curahan air Pembaptisan ini calon penerima baptis mengikuti pelajaran Pembaptisan yang bertujuan untuk memantapkan diri untuk menghayati panggilan menjadi seorang Kristen yang setia akan Allah dan dapat mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam hidupnya nanti. Maka dengan menerima Sakramen Baptis ini kasih Allah sudah terbuka baginya dan siap mengkaryakan diri kepada Allah. (KomKat KWI, 2012:55) b. Sakramen Ekaristi Dalam Konslili Vatikan II Sakramen Ekaristi merupakan sakramen yang utama karena merupakan puncak kebersamaan seluruh hidup Kristiani. Sakramen Ekaristi ini merupakan bentuk syukur umat kepada Kasih karunia Allah yang berkarya dalam hidup manusia, dalam perayaan ini merupakan suatu tanda akan kehadiran Allah dalam umat. Tidak hanya itu Ekaristi merupakan bentuk pemersatu umat dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 Allah di dalam kesatuan hidup mengGereja dan ikatan dengan umat itu sendiri. Dalam perayaan Ekaristi ini juga mengutamakan akan pentingnya sebuah “Perjamuan Terakhir” yang dilakukan Yesus Kristus dalam masa hidupnya (Martasudjita, 2003: 266). Dalam Perjamuan ini menandakan Yesus mengundang semua umat Allah untuk bergabung dengan diri-Nya sebagai wujud cinta kasih Allah kepada umat manusia yang senantiasa setia pada Allah dengan melalui puteranya Yesus Kristus. Maka dengan makan Hosti dari satu piala yang telah di Konsekrasi oleh Pastur merupakan simbol dan gambaran akan seluruh umat makan pada tempat yang sama yaitu dari kasih karunia Allah. (Martasudjita, 2003: 272) Sakramen Ekaristi juga merupakan pusat liturgi, dalam misteri liturgy dipandang oleh konsili Vatikan II sebagai pusat selruh liturgi (bdk, SC 6). Sentralitas Ekaristi dalam liturgi menunjuk pada pemahan Vatikan II yang disatu pihak memandang perayaan liturgi yang lain dari sudut Ekaristi. Dengan kata lain, segala macam bidang perayaan liturgi mengalir dan tertuju kepada perayaan Ekaristi sebagai pusat dan puncaknya. (Martasudjita, 2003: 296) c. Sakramen Krisma Sakramen Krima merupakan salah satu Sakramen Inisiasi yang intinya memantapkan dirinya untuk siap menjadi pelayan Tuhan atau pemerincian perutusan dari Sakramen Baptis. Seperti halnya Yesus mengutus para rasul untuk mewartakan Kerajaan Allah. Dalam pembaptisan dan Krisma merupakan kedua Sakramen yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 saling berkaitan erat dalam pembentukan diri untuk menghayati imannya. Yakni dengan Pembaptisan seseorang masuk menjadi anggota jemaat Allah, dan Krisma Perutusan iman atau membela imannya akan Yesus Kristus serta menjadi saksi Yesus yang sejati. Dua unsur yang berbeda tapi memiliki arti kelanjutan yang sesuai dalam sebuah Sakramen Inisiasi. (Binawiatmaja, 1989:98) Upacara Sakramen Krisma layaknya seperti Sakramen Pembaptisan dengan menerima pelajaran seputar pemahaman sakramen Krisma, bedanya saat penerimaan Krisma dilakukan oleh Uskup dan dengan menggunakan minyak suci yang dioleskan di jidat ataupun pipi sebagai bentuk perutusan untuk mewartakan Kerajaan Allah. Melalui minyak suci dilambangkan sebagai materai Krisma (tanda rohani) satu untuk selamanya dalam perutusannya mewujudkan Kerajaan Allah. (Binawiatmaja, 1989:102) C. Sakramen Krisma atau Sakramen Penguatan 1. Istilah Sakramen Krisma atau Penguatan Sakramen penguatan atau sakramen Krisma merupakan istilah yang sama-sama menunjuk pada upacara pengurapan Roh Kudus oleh uskup atau imam yang diberi wewenang. Disebut sebagai sakramen penguatan karena sakramen ini bertujuan memperkuat dan memperkokoh rahmat sakramen baptis. Sedangkan disebut sakramen Krisma karena ritus pokoknya ialah pengurapan dengan minyak suci atau myron suci yang disebut Krisma (bdk. Kompendium Katekismus Gereja Katolik [KKGK] 266). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 Sakramen Krisma merupakan salah satu proses Inisiasi umat Katolik dalam Gereja. Dalam Sakramen Krisma itu orang menerima Roh Kudus yang pada hari Pentekosta diutus Tuhan kepada para rasul. Begitu pula sebagai murid Yesus umat beriman Katolik menerima tugas perutusan tersebut sebagai ungkapan kesiapan diri mewartakan Kerajaan Allah dan dikuatkan untuk memberikan kesaksian tentang diri Kristus, demi pembangunan tubuh-Nya dalam iman dan cinta kasih. Dalam kehidupan rohani, umat beriman yang telah dilahirkan kembali oleh air dan Roh melalui Pembaptisan, juga bertumbuh dewasa di dalam Kristus. Kedewasaan di dalam Kristus ini ditandai oleh ketahanan umat beriman untuk menolak dosa dan kuasa jahat yang menjadi ‘musuh’ iman umat beriman. Untuk itu, Kristus melalui Gereja-Nya memberikan pada umat beriman Sakramen Penguatan, yang memperlengkapi umat beriman untuk menghadapi peperangan rohani antara keinginan berbuat baik dan pengaruh dunia yang sering kali bertentangan dengan iman umat beriman. Karena pergumulan ini bersifat rohani, maka Allah memberikan kepada umat beriman sumber kekuatan, yaitu karunia yang berasal dari Roh KudusNya sendiri. Kepenuhan Roh inilah yang dijanjikan oleh Kristus kepada para muridNya (Yoh, 14:15-26). Sakramen Penguatan disebut juga sebagai sakramen Krisma. Krisma sendiri berarti pengurapan. Pengurapan ini menjelaskan nama Kristen yang berarti ‘yang terurapi’ yang dapat umat beriman lihat kesempurnaannya pada diri Yesus Kristus, yang diurapi Allah dengan Roh Kudus-Nya (Kis, 10:38). Jadi Krisma bagi umat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 beriman adalah pengurapan yang menjadikan umat beriman seperti Kristus, dengan menerima pengurapan Roh Kudus yang sama seperti yang diterima oleh Kristus. 2. Persiapan Sakramen Krisma Kesiapan seseorang menerima Sakramen Krisma bukanlah dari sikap saja melainkan dari hati nurani untuk mengemban tugas baru dari Gereja untuk siap menjadi seseorang yang dewasa di dalam iman. Sakramen ketiga dari inisiasi adalah Sakramen Krisma, dengan seseorang menerima Sakramen Krisma Seseorang tersebut terikat penuh dengan Gereja yang mengimani Yesus Kristus. Namun untuk mempersiapkan seseorang menerima Sakramen Krisma seseorang harus menerima sebuah katekument. Materi yang diberikan bertujuan untuk memahami makna Sakramen Krisma. Maka pertama-tama seorang calon penerima Sakramen Krisma diberikan materi rekatekisasi Sakramen Baptis dan Sakramen Ekaristi. Kemudian barulah diberikan makna dari Sakramen Krisma itu sendiri (Komkat 2012:38). Rekatekisasi adalah sebuah pemahaman kembali dari sakramen yang telah ia terima (Komkat 2012:38). a) Sakramen Baptis adalah sakramen yang paling dasar dan menjadi sebuah pintu gerbang untuk Sakramen-sakramen lainnya. Dengan kembali mengingat nama sebuah baptis calon Krisma kembali diteguhkan sesuai nama baptis yang mereka emban dan menjadi sebuah inspirasi untuk memantapkan iman. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 b) Sakramen Ekaristi adalah sakramen pengucapan syukur atas pemberian rahmat sehari-hari dan sakramen ini menjadi sumber dan puncak dari kehidupan kristiani. Dengan mengucap rasa syukur dalam Ekaristi calon Sakramen Krisma kembali diingatkan dengan betapa besar Kasih Allah kepada manusia dan sepatutnya manusia mengucap syukur dan menyembah kepada-Nya. c) Pemahaman Sakramen Krisma, pemahaman ini berupa buah dan makna serta arti yang dapat menjadikan pemahaman bagi calon penerima Sakramen Krisma mengetahui arti dari Sakramen Krisma itu sendiri (Komkat 2012:39-40). 3. Liturgi Sakramen Krisma Secara liturgis, Sakramen Krisma diberikan dalam bentuk perayaan Ekraristi. Hal ini menunjukan akan adanya hubungan antara Sakramen Krisma dan Ekaristi yang menjadi puncak seluruh perayaan iman (Komkat KAS 2012:42). Paus Inosensius III menyatakan secara resmi bahwa penguatan atau Krisma termasuk ke dalam daftar Sakramen-sakramen. Seperti halnya Sakramen yang lain, Sakramen Penguatan atau Krisma harus memiliki materia dan forma-nya atau hakekat dan rumusan verbalnya. Materia Sakramen Penguatan atau Krisma ialah (1) penguluran kedua tangan uskup atau imam yang diberi wewenang kepada calon penerima Krisma, (2) penumpangan tangan kepada penerima Krisma sambil mengurapi/ mengolesi dahinya dengan Krisma dalam bentuk salib. Sementara itu, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 forma sakramen penguatan atau Krisma ialah rumusan: “Semoga dimaterai oleh karunia Allah, Roh Kudus” (bdk. Katekismus Gereja Katolik [KGK] 1300). Setelah penerimaan Sakramen Krisma dilanjutkan dengan liturgi Ekaristi. Para penerima Krisma disatukan dalam ikatan komuni sebagai penguatan akan kehadiran dan persatuan dengan Kristus dalam komuni suci untuk mampu menjalankan tugas perutusan sebagai saksi kristus dalam kehidupan sehari-hari di tengah Gereja dan di masyarakat. 4. Makna dan simbol dalam Sakramen Krisma Dalam penerimaan Sakramen Krisma tentunya terdapat simbol-simbol yang memiliki makna. Simbol yang dibuat tersebut tentunya bukanlah sembarangan melainkan harus memiliki arti dan tujuan yang meliputi material dan tata gerak. (Komkat KWI, 2012:43) a. Minyak Krisma, Penerimaan Sakramen Krisma menggunakan minyak Krisma yang diartikan sebagai sebagai materi dari Allah. Minyak itu terbuat dari buah zaitun dan dicampuri sedikit balsam, lalu minyak tersebut diberkati oleh Uskup pada saat misa Krisma, sehari sebelum misa kamis putih. Minyak Krisma hadir sebagai simbol pengudusan oleh Roh Kudus yang hadir dalam bentuk bau harum dan wangi. b. Penumpangan tangan uskup, setelah didoakan, para calon maju satu persatu dan menerima penumpangan tangan uskup pada bahunya. Penumpangan ini merupakan simbol turunnya Roh Kudus bagi para calon. Roh itu akan menjadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 Roh yang akan mendewasakan iman para calon dan menguatkan mereka. Artian lain merupakan sebuah tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh penerima Krisma dalam perutusan Gereja. c. Pengurapan minyak Krisma. Setelah penumpangan tangan Uskup, penerim Krisma menerima minyak Krisma pada dahinya. Pengurapan ini menjadi simbol pemberian anugrah Allah yang menguatkan, melantik, menguduskan dan menjadi seseorang yang memiliki tugas baru dalam hiudpnya. Pengurapan juga dimaksudkan untuk menumbuhkan sikap semangat dan ketetapan hati (Komitmen) pada diri orang-orang yang menerimanya dengan bantuan Roh Kudus. d. Tepukan pada pipi penerima sakramen penguatan. Setelah mengurapi, uskup menepuk pipi penerima Krisma sebagai tanda pemberian restu dan semangat. Uskup memberikan semangat pada penerima Sakramen untuk berjuang menjadi saksi Kristus mewartakan Kerajaan Allah dengan mantap dan berani. Dan kini hidupnya dipetaruhkan demi iman dan kasih. Ada pula yang menyebut pipi itu sebagai peperangan rohani. e. Pemberian nama penguatan. Bukan hanya pada saat Baptis, tetapi saat menerima Sakramen Krisma . calon memilih nama penguatan yang diambil dari Santo-Santa atau Tokoh Suci dalam Kitab Suci. Sedangkan dalam nama yang dipilih dalam sakramen penguatan ini sebagai simbol semangat baru seperti Santo dan Santa yang hidupnya dipertaruhkan demi iman dan kasih. Jadi Santo dan Santa menjadi teladan hidup kerohanian yang telah di jalankan pada masa hidupnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 Inilah simbol yang ada dalam Sakramen Penguatan simbol ini bukan sekedar tanda melainkan sungguh menghadirkan makna dari apa yang disimbolkan. Dengan demikian, simbol mengungkapkan suatu keyakinan iman akan rahmat Allah yang mengalir pada diri orang-orang yang menerima Sakramen Krisma. Artinya orang menerima Sakramen, hidupnya sungguh diperbarui oleh rahmat Allah sebagaimana terungkap dalam simbol-simbol yang ada. 5. Buah Sakramen Penguatan Sakramen Krisma akan memberikan buah-buah positif bagi penerimannya, secara umum buah-buah sakramen itu adalah pencurahan Roh Kudus secara Khusus baik dalam imannya dan dalam kehidupan sehari-hari. Pencurahan menandakan sebuah materai yang tidak terhapuskan dari Allah dan menumbuhkankembangkan iman sebagai buah rahmat kelanjutan dari Sakramen Baptis. Berkat sakramen itu mereka semua masuk menjadi putra putri Ilahi, mempererat hubungan dengan Allah, Kristus dan Gereja. Maka dari itu Sakramen Krisma disebut juga Sakramen kedewasaan iman dan Kasih yang nantinya akan mengemban sebuah tugas perutusan dari Allah. Dalam konteks perutusan, berkat Roh Kudus yang diterima entah saat ditumpangi tangan atau diurapi minyak Krisma orang dikuatkan oleh Roh Kudus Allah sendiri sehingga siap menjalankan aneka tugas perutusan Gereja, terutama tugas menjadi saksi Kristus dan menjadi rekan kerja-Nya dalam menjalankan tugas perutusan mewartakan kabar gembira akan keselamatan (Komkat KWI, 2012:44). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 D. Kaum Muda 1. Kaum Muda pada Umumnya Kaum muda dalam kamus bahasa Indonesia dijelaskan sebagai kaum yang berarti golongan atau orang sekerja, sepaham, sepangkat dan sebagainya. Kata kaum muda belum sampai setengah umur. Shelton (1988:9) berpendapat kaum muda suatu periode kronologis yang dimulai dengan proses psikis dan emosional yang membawanya kemkematangan seksual dan psikososial, diakhiri dengan terbentuknya seorang individu yang telah mencapai kebebasan dan produktivitas sosial. Mangunhardjana (1989 :11-12) berpendapat bahwa kaum muda diperuntungkan untuk menunjuk kaum, golongan atau kelompok orang yang masih muda usianya, yang berumur 15 sampai usia 21 tahun. Kaum dalam ilmu psikologi disebut remaja yang mencakup muda-mudi usia SMU dan usia studi di perguruan tinggi semeseter I sampai VI. Konsili Vatikan II dalam dekritnya tentang Kerasulan Awam pada artikel 2. Menegaskan bahwa kaum muda merupakan kekuatan penting dalam masyarakat sekarang dimana peran dan keterlibatannya sangat dibutuhkan dalam hidup bersama baik dilingkup Gereja maupun masyarakat. Baiklah batasan ini menjadi patokan umum, sekurang-kurangnya untuk tetap menyadari sulitnya membuat “batasan” tentang kaum muda karena menyadari berbagai segi : Psikologis, sosiologis, biologis dan seterusnya. Bagaimanapun juga kaum muda harus dilihat sebagai “pribadi yang sedang berada pada taraf tertentu dalam perkembangan hidup seorang manusia, dengan kualitas dan ciri tertentu yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 khas, dengan hak dan kewajiban tertentu dengan potensi dan kebutuhan tertentu pula (Tangdilintin, 1984:5-6). 2. Problematika Kaum Muda Di era globalisasi ini sering dijumpai tentang bentuk-bentuk ketidakadilan, penindasan, penderitaan, diskriminasi ras dan konflik agama. Sehingga menjadi sebuah kasus yang dapat mempengaruhi jiwa kaum muda. Kaum muda yang masih ingin mencari jati diri, sudah dipertemukan dan permasalahan sosial yang sebegitu besar yang dapat mempengarui diri mereka untuk bersikap negative (negativisme kaum muda) karena dihanyutkan dalam suasana tersebut. Maka timbullah pelampiasan atau sikap protes dari kaum muda dalam bentuk agressi, isolasi diri, kenakalan serta sikap anti sosial dll (Sidharta, 52-53). Dalam hal ini kaum muda sebenarnya kaum yang energik. Bersemangat, penuh dengan kreatifitas dan pemikiran yang tinggi. Namun dengan adanya keterbukaan wawasan tentunya muncul benturan dari luar ‘Masalah’ yang menghambat dan bahkan menghalangi jalan kaum muda untuk berkarya (Tangdilintin 1984:24-25). a. Masalah dalam keluarga Mengapa kelurga menjadi masalah? Tentunya adanya sebab yang menjadi faktor yang menjadikan kaum muda kurang berkembang yaitu adanya relasi yang kurang antara orang tua atau anggota keluarga yang lain dalam komunikasi perbuatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 dan paham yang berbeda. Namun faktor yang utama terkadang dengan adanya kesibukan orang tua anak merasa di sendirikan dalam rumah dan hubungan dengan orang tua kurang terlalu baik. Dengan ini anak akan mencari kehidupan lainnya yang pantas dan nyaman dia berada yaitu kehidupan luar dengan teman-temannya (Tangdilintin, 1984:26). b. Masalah dalam Masyarakat Kaum muda di masyarakat memang menjadi satu komunitas di mana umur yang tidak terpaut jauh menjadikan kaum muda ini kompak dan akur dalam menjalin relasi perkumpulan. Tetapi terdapat kaum muda yang memiliki karakter dan sikap yang berbeda dengan kaum muda lainnya, yang memiliki sikap kurang baik misalnya mabuk-mabukan, narkoba dan arogan. Hal ini dapat menjadi potensi yang mengakibatkan perkumpulan itu terpengaruhi oleh sikap negativisme. Di samping itu juga adanya budaya kegensian yang saling memiliki misalnya dalam bidang teknologi gadget, handphone dan berpakaian. Budaya ini akan membawa perselisihan dan rasa iri antara kaum muda satu dengan yang lain. (Tangdilintin, 1984:29). Perkembangan kesadaran sosial dimasa muda juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan dalam masyarakat. Lingkungan sekitar memang mempengaruhi penalaran moral. Di samping itu lingkungan juga berperan memberikan pengaruh kuat bagi perkembangan kaum muda dalam bidang perspektif kesadaran social (Lawrence Kohlberg). Maka dengan kesadaran sosial ini akan menggerakkan rasa berbelas kasih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 sebagai ungkapan iman pada yang maha kuasa untuk berbagi dengan sesama (Shelton, 1988:138). c. Masalah dalam Gereja Kaum muda yang kurang nyaman dalam kegiatan mengereja menjadi faktor utama dan lebih asyik main dengan teman sebaya di luar Gereja, nongkrong bareng dll. Namun adanya juga kaum muda yang merasa kurang tertarik untuk pergi ke Gereja, Maka dalam hal ini Gereja membantu membentuk kaum muda untuk membentuk suara hatinya. (Shelton, 1988:19) Hal lain juga kurang menariknya liturgi yang baku dan kurang relevan bagi kaum muda, sehingga kurang menghantarkan mereka pada penghayatan iman yang mendalam. Sehingga tak jarang kaum muda yang hidup kerohaniannya gersang dan akibatnya ia meninggalkan imannya karena dirasa sudah kurang relevan bagi hidupnya. (Tangdilintin 1984:34) 3. Iman Dalam Konstitusi Dogmatis “Dei Verbum” (no. 5) tentang Wahyu Ilahi, Konsili Vatikan merumuskan iman seperti berikut, Kepada Allah yang memberi wahyu, manusia harus menyatakan ketaatan iman (Rm 6:26; lih. Rm 1:5 2Kor 10:5-6), yaitu dengan bebas menyerahkan diri seluruhnya kepada Allah dengan ‘kepatuhan akal budi dan kehendak yang penuh kepada Allah Pewahyu’ dan dengan pengakuan bebas akan wahyu yang diberikan oleh-Nya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 Maka iman adalah suatu bentuk sikap kepercayaan manusia terhadap Allah yang terjalin dalam relasi batin dengan Allah untuk manusia berfikir religious terhadap perbuatan dan sikap dalam kehidupan sehari-hari. E. Hidup Menggereja 1. Pengertian Hidup Hidup merupakan suatu karunia dari Allah. Apabila kita hidup, itu karena Allah memberikannya. Allah memberikan hidup kepada kita bukan tanpa maksud. Allah menganugrahkan kita hidup karena Allah mengasihi manusia. Karena kasiNya yang besar kepada manusia maka Allah menganugrahkan kehidupan kepada kita agar ikut ambil bagian dalam hidup Allah. (Martasudjita, 2003:40) 2. Hidup Menggereja Hidup menggereja adalah hidup yang menampakkan imannya akan Yesus Kristus. Dalam Gereja Katolik kehidupan menggereja adalah wujud nyata dari tugastugas Gereja yaitu ; a. Liturgia (Gereja yang menguduskan) berarti ikut serta dalam perayaan ibadat resmi yang dilakukan Yesus Kristus dalam Gereja-Nya kepada Allah Bapa b. Kerygma (Gereja yang mewartakan) ikut serta membawa Kabar Gembira bahwa Allah telah menyelamatkan dan menebus manusia dari dosa melalui Yesus Kristus, Putera-Nya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 c. Koinonia (Gereja yang mempersatukan) berarti ikut serta dalam persekutuan atau persaudaraan sebagai anak-anak Bapa dengan pengantaraan Kristus dalam kuasa Roh KudusNya d. Diakonia (Gereja yang melayani) berarti ikut serta dalam melaksanakan karya karitatif / cinta kasih melalui aneka kegiatan amal kasih Kristiani, khususnya kepada mereka yang miskin, telantar dan tersingkir e. Martyria (Gereja memberi kesaksian) berarti ikut serta dalam menjadi saksi Kristus bagi dunia. Unsur dalam kehidupan menggereja tentulah tidak hanya hidup di dalam Gereja melainkan harus dapat pergi keluar untuk memberikan kesaksian kebenaran. Kelima tugas Gereja inilah dasar dari hidup menggereja orang muda Katolik sebagai penerus dan harapan Gereja di masa depan (Bagiyowinandi, 2003: 133). 3. Pentinngya hidup Menggereja Gereja merupakan Sakramen Kebersamaan dengan Kristus, Gereja terikat dengan kegiatan perjamuan dengan Yesus Kristus, Roh Kudus dan karya penyelamatanNya . Dalam hal ini manusia merindukan akan kehadiran Allah. Dalam iman kristiani, kerinduan terdalam terjawab dalam diri Yesus Kristus. Yesus Kristus dianggap sebagai Sakramen Hidup dari Allah sendiri (Martasudjita, 2003:83). Dewasa ini Gereja berada di tengah proses globalisasi yang tiada hentinya meresapi segala bidang kehidupan. Dalam berbagai cara Gereja ingin menaungi arus globalisasi namun di satu sisi bertentangan dengan proses dan nilai. Maka dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 bertanggungjawab umat kristiani melalui sikap tubuh dan tindakan konkrit mewujudkan cita-cita Gereja akan Yesus Kristus antara lain dengan peduli terhadap mereka yang menderita, miskin dan tersingkir. Dengan penuh cinta kasih dan rendah hati, tindakan yang nyata atu konkritnya antara lain terlibat akan kegiatan pelayanan Gereja sebagai rasul Awam yang membangun jemaat untuk hidup bersama di lingkup paroki maupun lingkup lingkungan ia berada. Sebagai umat kristiani tentunya perlu memperjuangkan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam sikap dan tindakan kehidupan sehari-hari di dalam dunia ini. Nilai-nilai Kerajaan Allah antara lain Kedamaian, cinta kasih, keadilan, kerendah hari, kesetiaan dan lain-lain. Nilai ini perlu diperjuangkan dalam suatu tindakan yang nyata. Sehingga melalui kehadiran-Nya kita sebagai orang kristiani, semua orang yang kita layani mengalami kasih karunia dari Allah. Maka dengan materai dalam Sakramen Penguatan kita dikuatkan akan perjuangan mewujudkan Kerajaan Allah sebagai tugas perutusan yang diberikan oleh Yesus Kepada Murid-Nya (Banawiratna, 2000:39). 4. Kaum Muda dalam Menggereja Gereja masa sekarang masih terus berada dalam transisi, di mana Gereja mencari terus identitas baru untuk terus hadir sebagai sakramen keselamatan bagi manusia. Gambran Gereja sebagai umat Allah merupakan bentuk sebuah komunitas yang mengatasnamakan umat Allah. Dalam Konsili Vatikan II Gereja terus mencari identitas Gereja yang bertanggung jawab dan melibatkan peranan awam dalam karya Gereja (Tangdilintin, 1984:34). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 Dengan adanya gerakan Gereja yang ingin meningkatkan karyanya, kaum muda menjadi sasaran peran utama untuk keterlibatannya dalam karya pembaharuan Gereja. Namun kurangnya minat kaum muda menjadi kendala utama yaitu, kaum muda yang dalam masa pertumbuhan fisik dan perkembangan mental, emosional, social, moral dan religius mengalami permasalahan seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan kepribadiaannya (Mangunhardjana, 1986:13-16). 5. Tujuan Dalam Kehidupan Menggereja Dalam lingkup menggereja, kita dapat melihat dua aspek tujuan dalam kehidupan menggereja dari segi pembinaan iman. Pertama mengembangkan dan memperdalam iman/ kehidupan kerohanian. Kedua pengenalan Gereja sebagai komunitas iman maupun dalam wujud institusionalnya. Dengan adanya pengembangan dan pengenalan institusiaonal Gereja ini kaum muda harus dilibatkan dalam perannya di dalam kehidupan menggereja. Sehingga potensi diri dan karunia yang dimiliki kaum muda dapat berkembang dengan adanya motivasi yang kokoh dari seluruh anggota Gereja. Dengan adanya tekanan ini, terdapat tujuan dalam pembinaan kaum muda dalam lingkup kehidupan menggereja agar kaum muda dapat sebagai berikut; a. Menyadari diri sebagai anggota Gereja, mengenal akan gambaran Gereja (dengan segala segi kelemahan dan kelebihannya). b. Melibatkan diri dan bertanggungjawab untuk berperan dalam Gereja sesuai dengan Karisma yang mereka miliki, baik dalam Gereja Masa Kini dan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 Gereja masa depan. c. Memiliki penghayatan dan norma moral Kristiani untuk menata nilai dan moral kepribadian yang mandiri d. Memperoleh kesempatan dan berpartisipasi dengan aktif serta mandiri dalam hidup menggereja. e. Bersikap terbuka terhadap nilai dalam agama/kepercayaan lain untuk memperkaya pengalaman imannya sendiri dan demi kerukunan serta toleransi hidup beragama. f. Menjadi generasi penerus Gereja yang dapat mewujudkan nilai Kerajaan Allah g. Bersama mencari arah hidup (Komkat KWI, 1996:445). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, penulis ingin memaparkan gambaran umum Paroki Santa Maria di Fatima Sragen, metodologi penelitian, penelitian, pembahasan, hasil penelitian, refleksi penelitian dan kemudian penulis memaparkan batasan penelitian. A. Gambaran Umum Paroki Santa Maria di Fatima Sragen 1. Profil Paroki Santa Maria di Fatima Sragen Paroki Santa Perawan Maria Di Fatima Sragen saat ini terdiri dari 49 lingkungan (bertambah 2 lingkungan pada tahun 2015), mencakup hampir seluruh wilayah kabupaten Sragen, kecuali kecamatan Gemolong, Kalijambe, Miri, Plupuh dan Sumberlawang yang masuk wilayah Kuasi Paroki Gemolong. 5 lingkungan di antaranya termasuk wilayah kabupaten Karanganyar (44 Lingkungan masuk wilayah Kabupaten Sragen dan 5 Lingkungan masuk wilayah Kabupaten Karanganyar). Ke49 Lingkungan tersebut dikelompokkan menjadi 13 Wilayah (bertambah 2 wilayah pada tahun 2015). Paroki Sragen memiliki 18 kapel, 6 di antaranya adalah kapel atau gereja wilayah. 1 kapel wilayah yang telah puluhan tahun digunakan aktivitas umat, penggunaannya dibekukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen, yakni kapel Santa Maria di Kecamatan Masaran. 11 kapel lainnya adalah kapel Lingkungan. Sementara itu di wilayah kecamatan Gesi, kini sedang dalam proses dibangun tempat ziarah: Taman Doa Santa Perawan Maria di Fatima, di Dusun Ngrawoh. Taman doa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 tersebut dibangun di belakang kapel Santo Aloysius Ngrawoh dan menempati tanah PGPM seluas hampir 1 hektar. Jumlah umat menurut data statistik pada akhir tahun 2015: 5.133 orang. Mata pencaharian sebagian besar umat adalah petani dan buruh tani atau buruh kecil, sebagian kecil bekerja di dunia pendidikan dan sebagian dari mereka termasuk Pegawai Negeri Sipil (PNS). Beberapa orang yang termasuk PNS di antaranya mempunyai kedudukan cukup penting di pemerintahan tingkat kabupaten. Sementara itu hasil pendataan umat yang dilaksanakan pada tahun 2011 telah diadakan update data dan diharapkan akan selesai pada bulan Mei dan Juni, sesuai program Tim Data Keuskupan Agung Semarang. Pada tahun 2016 ini paroki sragen menerima 1 orang karyawan baru yang berstatus sebagai karyawan dalam masa percobaan selama 3 bulan mulai bulan April 2016. Karyawan baru ini didedikasikan untuk menggantikan koster yang selama ini diampu oleh karyawan lama dengan status kontrak karena sudah memasuki masa pensiun 3 tahun. Sementara itu baik imam maupun karyawan yang lain tidak mengalami perubahan status. Lembaga atau unit karya yang ada di paroki Sragen yakni Yayasan Saverius yang dikelola oleh awam, Yayasan Mardi Lestari dan Yayasan Santa Katarina Lestari yang dikelola oleh para Suster Fransiskanes Sukabumi (SFS). Saverius bergerak dibidang pendidikan dan mengelola 3 sekolah, Yayasan yakni SMP Saverius, SMA Saverius dan SMK Saverius. Yayasan Mardi Lestari bergerak di bidang pendidikan, mengelola TK Santa Anna dan SD Santo Fransiskus. Yayasan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 Santa Katarina Lestari bergerak di bidang kesehatan dan mengelola Rumah Sakit Umum MARDI LESTARI. Di samping itu ada 1 buah TK Indriyasana yang dikelola oleh Yayasan Dharma Ibu (YDI) di bawah kewenangan WKRI. Pada awal tahun 2013 berdirilah PAUD Bhakti Bunda di wilayah Jenawi, Kabupaten Karanganyar. Lahirnya PAUD ini dibidani oleh Jejaring Mitra Perempuan (JMP) Kevikepan Surakarta, tetapi pengelolaannya diserahkan kepada umat wilayah Jenawi. PAUD ini pada tahun 2014 telah memiliki izin resmi dari Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Karanganyar. Kondisi iman umat dari sisi pengetahuan iman masih memerlukan pembinaan terus-menerus. Oleh karena itu baik melalui homili maupun melalui kegiatan ala "Wedangan Pattimura'’ yang terbuka untuk semua umat dan juga sekolah iman yang diselenggarakan khususnya untuk kaum muda dengan mempelajari Katekismus Gereja Katolik You Cat, para Rama berusaha untuk memberikan katekese. Selain itu, petugas petugas liturgi, terutama prodiakon, lektor dan misdinar juga diberi pembinaan intensif baik melalui isian materi pada pertemuan rutin maupun dengan rekoleksi khusus. Kehausan akan pengetahuan iman dan peneguhan iman makin dirasakan dengan munculnya kelompok-kelompok bina iman. Misalnya: Kelompok CFC (Couple For Christ) LuMud Mar Fati (Keluarga Muda Maria Fatima), Kelompok Sarasehan lman Bapak-bapak Tebat (Temu Kebatinan), Paguyuban Adi Sepuh"Sabdo Tomo", dll. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 Pembinaan iman juga dilakukan dengan diadakannya Rekoleksi untuk tiap kepanitiaan Ad Hoc, baik Panitia Ad Hoc atal, Paskah maupun Hari Paroki da kepanitiaan lain, seperti Panitia Pembangunan Taman Doa Santa Perawan Maria Di Fatima, Ngrawoh. Selain itu adanya majalah paroki LENTERA yang bisa terbit secara rutin tiap bulan dapat menjadi sarana bina iman yang efektif, walau minat baca umat masih tergolong rendah dan masih memerlukan dorongan agar budaya baca umat dapat meningkat. Keterlibatan umat dalam gerak langkah keuskupan maupun kevikepan, misalnya dalam kegiatan Adven, Prapaskah dengan gerakan APP, kegiatan Hari Pangan Sedunia(HPS) cukup baik. Khusus dalam rangka HPs 2015, paroki Sragen terlibat dalam perayaan HPs tingkat Rayon di paroki Jumapolo bertepatan dengan hari ulang tahun paroki. Untuk partisipasi tingkat keuskupan, paroki Sragen telah memiliki KARINA PAROKI SRAGEN yang selalu bekerjasama dengan KARINA KAS dan kelompok pencinta alam serta search And Rescue Tim SAR) "HIMALAWU" terutama dalam untuk menangani para korban bencana banjir sungai Bengawan Solo dan situasi tanggap darurat lainnya, baik di wilayah paroki maupun luar paroki. 2. Tujuan Paroki Santa Maria di Fatima Sragen. Paroki Santa Perawan Maria Di Fatima Sragen mendasarkan diri RIKAS 2016-2035 dan ARDAS KAS 2016-2020. Selain itu juga mendasarkan pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 spiritualitas paroki, yakni spiritualitas Santa Perawan Maria Di Fatima dan mengingat potensi serta keprihatinan paroki. Adapun tujuan paroki yang telah dirumuskan adalah sbb. Tujuan Jangka Panjang, tujuan jangka panjang Paroki Santa Perawan Maria Di Fatima Sragen dalam lima tahun ke depan: 2012-2017 adalah: a. Umat Allah Paroki Santa Perawan Maria Di Fatima Sragen menjadi Gereja yang mewujudkan Kerajaan Allah yang membawa perubahan(transformatifl dalam hidup menggereja maupun memasyarakat dengan semangat dasar pertobatan yang terus-menerus sehingga beriman mendalam dan tangguh. Untuk itu perlu diadakan gerakan pembaruan rohani dengan adanya retret pengurus umat dan Dewan Paroki, rekoleksi para aktivis dan petugas liturgi, sekolah iman dan novena novena untuk semakin menggali dan menghayati semangat Santa Perawan Maria Di Fatima. b. Umat Allah Paroki Santa Perawan Maria Di Fatima Sragen menjadi Gereja vang hidup yang ditandai dengan keterlibatan semua umat dalam kegiatan-kegiatan tingkat paroki, terjalinnya relasi dan komunikasi yang balk dengan semua pihak, baik intern maupun ekstern. Untuk itu perlu diselenggarakan seminar-seminar, workshop maupun sarasehan sarasehan dengan menghadirkan tokoh agama lain; menyelenggarakan sekolah ketua-ketua lingkungan dan kursus Dewan Paroki untuk mengoptimalkan peran mereka sebagai komunikator. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 c. Umat Allah Santa Perawan Maria Di Fatima Sragen menjadi Gereja yang mandiri, peduli terhadap lingkungan hidup serta rela berbagi terutama bagi yang kecil, lemah, miskin, tersingkir serta difabel (KLMTD), untuk itu perlu diadakan kursus-kursus dan pelatihan-pelatihan bagi kaum KLMTD, terta mengadakan gerakan penanaman pohon pada lahan-lahan kritis secara terusmenerus dan berkesinambungan. Tujuan Jangka Menengah, tujuan jangka menengah yang diharapkan terwujud dalam kurun waktu 3 tahun ke depan: a. Umat Allah Santa Perawan Maria Di Fatima sragen menjadi Gereja yang memiliki mekanisme kerja yang berjalan baik dan tertata. Untuk itu pertemuanpertemuan para fungsionaris umat dan rapat-rapat Dewan Paroki maupun bidangbidang secara rutin perlu dihidupkan; kinerja Tim tim kerja Dewan Paroki dan pengurus umat ungkungan perlu lebih dioptimalkan dan berorientasi pada pelayanan yang murah hati. b. Umat Allah Santa Perawan Maria Di Fatima Sragen memiliki habitus baru dalam menyusun program kerja, baik di tingkat paroki maupun lingkungan, yakni menyusun program kerja berdasarkan opsi, bukan tradisi dan menyusun program kerja serta anggaran yang visioner, melibatkan banyak orang, bermanfaat bagi sebanyak mungkin orang serta memberdayakan. c. Umat Allah Santa Perawan Maria Di Fatima Sragen mempunyai pedomanpedoman dan sarana prasarana yang menunjang lancarnya pelayanan dan kinerja Dewan Paroki. Untuk itu perlu dibuat Pedoman Penggunaan Dana Papa Miskin, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 Pedoman Keuangan Paroki, Pedoman Kekaryawanan Paroki dan Pedoman Pelayanan Pastoral Paroki. Selain itu diperlukan adanya perpustakaan paroki dan pastoran. Dengan adanya PDDP 2013 PPDP yang disahkan oleh Mgr Suharyo pada tahun 2006 juga segera harus direvisi. Tujuan Jangka Pendek, tujuan jangka pendek yang diharapkan terlaksana kurun waktu 1 tahun a. Umat Allah Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen berniat untuk mulai mewujudkan Gereja yang inklusif, inovatif dan transformatif sesuai dengan semangat ARDAS 2016-2020; meng-update data umat dan menyelesaikan revisi PPDP. b. Dengan adanya pergantian Ketua-ketua Lingkungan, Ketua-ketua Wilayah, Dewan Paroki dan Prodiakon Paroki, perlu diadakan capacity building agar semua fungsionaris dapat melaksanakan tugas secara optimal. Tahun 2016 direncanakan"Sekolah Ketua Lingkungan Jilid II" c. Umat Allah Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen terbiasa untuk membuat program kerja visioner dan tertib administrasi. Untuk itu apa yang sudah dimulai sejak tahun 2013, Lingkungan-lingkungan diharapkan selalu membuat program kerja visioner dan melaksanakan tertib administrasi dengan membuat laporan keuangan lingkungan. 3. Keprihatinan Paroki terhadap Kaum Muda Gereja Santa Maria di Fatima sangat memperhatikan kaum muda dalam berbagai bidang dalam kegiatan menggereja, hal ini di sampaikan oleh ketua OMK PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 Sragen Danan yang mengatakan, adapun berbagai keperhatinan dari Paroki berupa Fasilitas, ijin kegiatan dan dukungan kegiatan. Dari kegiatan yang mengarah pada kedewasaan iman kaum muda ini mendapat apresiasi oleh Romo Hardiyanto Pr, dan Suyamto Pr. Paroki Santa Maria di Fatima ini terdapat organisasi kaum muda yang terdiri dari umur yaitu ReKat (Remaja Katolik), FKPK (Forum Komunikasi Pelajar Katolik) dan OMK (Orang Muda Katolik). Dari berbagai organisasi kaum muda ini terbukti Paroki mengedepankan kaum muda sebagai generasi penerus Gereja. Di bawah nama Paroki Santa Maria di Fatima kaum muda mendapatkan berbagai macam hal dari setiap kegiatan hal ini karena paroki memiliki tujuan terkait dengan kaum muda antara lain; a. Gereja memberi ruang gerak dan kesempatan luas bagi anak remaja dan OMK untuk gembira ambil bagian dalam kehidupan menggereja dan masyarakat. b. Gereja memberi pembinaan iman, moral, dialog dan keterlibatan di masyarakat kepada anak, remaja dan OMK secara terstruktur, integrasi dan transistematisasi. Dengan demikian diharapkan kaum muda dapat memberi sumbangan atau kontribusi terhadap gereja yang tersebar di bumi Sukowati Sragen sebagai berikut; a. Meningkatkan jumlah berbagai kegiatan dalam komunitas Gereja maupun masyarakat yang diorganisir OMK setiap tahun di paroki. b. Meningkatkan jumlah kegiatan pembinaan iman dan moral untuk anak, remaja dan OMK di seluruh wilayah Paroki. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 4. Kegiatan kaum muda dalam Gereja Tiap tahunnya kegiatan kaum muda yang diprakarsai oleh OMK memiliki tujuan untuk meningkatkan komunikasi antar wilayah dengan paroki. Hal ini diharapkan untuk setiap informasi kegiatan yang direncanakan dapat tersosialisai dengan terarah dan terpercaya. Maka OMK paroki ingin meningkatkan kembali relasi keakraban antar kaum muda separoki Sragen untuk semakin memajukan kaum muda dalam kehidupan menggereja. Dengan tujuan yang telah dipaparkan tersebut, OMK di Paroki Santa Maria di Fatima melakukan berbagai kegiatan antara lain; a. Asean Youth Day (AYD) Paroki Santa Maria di Fatima Sragen telah terpilih menjadi salah satu gereja yang dikunjungi oleh Salib AYD. Momen yang langka ini menjadi kesempatan yang emas bagi seluruh OMK sragen untuk menikmati makna dari kunjungan Salib AYD ini. Maka OMK paroki ingin mengambil tujuan dalam kunjungan ini sebagai kepemudaan didalam gereja dan dewasa di dalam iman. b. Keterlibatan kaum muda dalam HUT paroki Paroki tentunya ingin mengajak kaum muda dalam keterlibatannya dalam semarak ulang tahun Paroki. Maka diadakannya berbagai lomba olah raga untuk memeriahkannya. Dan terbukti antusias seluruh OMK separoki terlibat dan senang dalam kegiatan tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 c. Kunjungan Misionaris OMK Sra gen Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Santa Perawan Maria Fatima Sragen mengadakan Safari Panggilan ke Gua Maria Pereng dan Biara Betlehem (Novisiat MSF) Salatiga. Kegiatan kunjungan ini merupakan bentuk tindak lanjut dari Pekan Raya Olahraga Orang Muda Katolik (PROOMK), dan dengan kegiatan tersebut OMK Sragen dapat semakin mengimani Kristus dengan memiliki jiwa yang militan. B. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian yang hendak dilakukan termasuk dalam bidang “Pedagogi Iman” karena bermuara pada penghayatan Sakramen Inisiasi dan berujung pada penghayatan Sakramen Krisma. Jika dilihat dari data penelitian ini adalah penelitian kualitatif di mana data menunjukkan suatu proses dan makna dengan landasan teori yang bermafaat agar penelitian sesuai dengan fakta. Berdasarkan tujuannya, penelitian ini termasuk penelitian diskriptif analitis. 2. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian ex post-facto. Dalam desain penelitian ex post-facto ini peneliti tidak perlu lagi memberi perlakuan pada populasi yang diteliti, karena populasi yang diteliti sudah mendapat pengetahuan tentang hal yang diteliti atau data yang diperlukan peneliti sudah ada. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adannya penghayatan Sakramen Krisma terhadap keterlibatan hidup menggereja kaum muda di Paroki St. Maria di Fatima Sragen. Di mana peneliti mendiskripsikan atau memberi gambaran melalui pendekatan kualitatif karena data diwujudkan dalam bentuk diskriptif analitis. Peneliti mengumpulkan data dengan metode Wawancara, Observasi dan Dokumen. Dengan metode ini diharapkan akan terungkap data yang objektif dan akurat untuk mengetahui permasalahan yang akan diteliti. Maka untuk menunjang pendekatan penelitian ini diperlukan instrumen penelitian yang merupakan alat bantu yang akan dipilih dan digunakan. 3. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini penulis memaparkan tujuan dilakukannya penelitian ini yeng pertama sebagai instrument dan ke dua sebagai evaluator untuk mengetahui tujuan dari penelitian ini. Sebagai instrumen, penulis terlibat aktif dari pengumpulan data, analisis data dan diskusi hasil dari pengumpulan data hingga menemukan hasil akhir dalam penelitian tersebut. Sebagai evaluator, penulis mengevaluasi jalannya penelitian yang dilakukan agar tetap pada jalur dan tujuannya, maka sesua dengan makna diatas penulis merumuskan tujuan penelitian ini sebagai berikut; a. Mengetahui unsur-unsur dalam Sakramen Krisma dan penghayatannya b. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kehidupan menggereja bagi kaum muda PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 c. Mengetahui sejauh mana penghayatan Sakramen Krisma bagi hidup kaum muda di Paroki Santa Maria di Fatima Sragen. 4. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di Gereja Paroki St. Maria di Fatima Sukowati, Sragen (Jawa Tengah) 2. Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan bulan Februari tahun 2017 5. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2002:55). Dalam penelitian ini, peneliti menentukan populasi yaitu kaum muda di Paroki Santa Maria di Fatima, yang telah menerima Sakramen Krisma pada Tahun 2015. Peneliti menggolongkan strata / masa pendidikan yang berbeda yaitu SMP, SMA dan Perguruan Tinggi kaum muda yang telah menerima Sakramen Krisma ditahun 2015. Alasan di pilihnya tingkat pendidikan ini di karenakan adanya tingkat pemahaman berbeda dalam penghayatan Sakramen Krisma. Sehingga strata dalam penelitian ini ditujukan untuk hasil yang akurat dan representatif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 b. Sampel Penelitian Menurut Sugiyono (2002:56), sampel adalah “sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Sampel dianggap sebagai sumber data yang paling penting untuk mendukung penelitian. Pengertian lain sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakteristik yang sama sehingga betul-betul mewakili populasi (Sutisna Hadi, 2004: 77). Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengambilan sampel Proportionate stratified random sampling. Teknik ini digunakan karena dalam sebuah populasi mempunyai unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proposional. Margono (2004:126) menyatakan bahwa stratifitied random sampling biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis. Melalui teknik ini penulis menemukan strata/kelompok dalam populasi dengan pemilihan secara random. Teknik sampling ini dilakukan secara acak namun tetap menekankan pemilihan suatu strata tertentu yang ada dalam suatu populasi, sehingga teknik sampling ini tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi (Kasmadi dan Nia, 2013: 66). Dalam penelitian ini, anggota sample adalah kaum muda yang telah menerima Sakramen Krisma di Paroki Santa Maria di Fatima Sragen, yang memiliki perbedaan umur antara 15 -25 Tahun. Dari keseluruan strata dipilih secara acak oleh peneliti namun sesuai dengan batasan yang ditentukan, sehingga pada masing-masing sampel tetap berpeluang menjadi sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan Penelitian Kualitatif Dalam hal ini penulis dapat mengambil sampel dengan cara observasi, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 wawancara dan dokumentasi. Sebelumnya penulis akan memaparkan pembagian berdasarkan tempat di Paroki Santa Maria di Fatima Sragen, yang bertujuan untuk mendapatkan sampel yang representative. c. Tabel Wilayah Penelitian Paroki Santa Maria di Fatima Sragen Nama/Wilayah No 1 Romo Paroki Sampel Keterangan 1 (Observasi Situasi Paroki) 2 Kedawung 3 3 Jenawi 3 4 Sidoarjo 3 5 Gondang 3 6 Gawan 3 7 Sragen 3 8 Tanon 3 9 Mojo 3 Jumlah 25 Maka sampel yang akan di wawancarai berjumlah 25 orang, diharapkan dengan jumlah ini dapat menggambarkan secara umum penghayatan Sakramen Krisma di Paroki Santa Maria di Fatima Sragen. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 6. Teknik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Sebab dalam penelitian kualitatif merupakan bentuk dari proses dan makna, maka wawancara ini merupakan pengumpulan data yang efektif untuk menganalisis data secara aktual. a. Observasi ini melihat secara langsung berbagai kegiatan. Peneliti yang meneliti kaum muda dalam Gereja, maka teknik observasi ini untuk meninjau berbagai aktifitas dan kegiatan kaum muda dalam Gereja. b. Wawancara ini dimaksudkan untuk menyimpulkan akan makna, perasaan dan motivasi dari penghayatan Variabel. Dalam penelitian ini teknik wawancara yang peneliti gunakan adalah wawancara mendalam artinya peneliti mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam yang berhubungan dengan fokus dengan variable yang terkait. Sehingga data-data yang dibutuhkan dalam penelitian dapat terkumpul secara maksimal sedangkan subjek peneliti dengan teknik Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel bertujuan, sehingga memenuhi kepentingan peneliti 7. Variabel Penelitian Berdasarkan judul skripsi yang telah diambil, peneliti akan mengelompokkan variabel yang tercakup di dalam tabel berikut: a. Tabel Variabel Penelitian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 No 1 Variabel Penghayatan Sakramen Krisma Indikator - Mampu menjelaskan unsur-unsur Krisma dan No Item 1,2 Sakramen (Arti, buah Tujuan Sakramen Krisma) - Mampu menunjukkan 3 perubahan sikap iman setelah menerima Sakramen Krisma - Mampu menunjukkan 4 sikap-sikap iman yang terwujud secara konkret - Mampu memaparkan bentuk-bentuk kesaksian sebagai baik murid dalam Yesus lingkup internal Gereja maupun masyarakat 5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 2 Hidup Menggereja Kaum Muda - Mampu menjelaskan arti 6 hidup menggereja - Mampu menyebutkan kendala hidup 7 menggereja - Mampu menjelaskan manfaat hidup 8 menggereja - Mampu menjelaskan arti kaum muda 9 dalam Gereja Katolik - Mampu peran menunjukan kaum 10 muda sebagai generasi penerus Gereja 8. Instrumen Penelitian Maka berdasarkan indikator untuk menentukan tujuan dari pertannyaan di atas penulis merumuskan pertannyaan untuk menggali tujuan dari penelitian ini, dengan panduan pertannyaan ini diharapkan dapat mengetahui sejauh mana penghayatan Sakramen Krisma bagi kaum muda dalam kegiatan menggereja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 “PENGHAYATAN SAKRAMEN KRISMA DALAM HIDUP MENGGEREJA KAUM MUDA DI PAROKI SANTA MARIA DI FATIMA SRAGEN” 1. Apa yang Anda ketahui tentang arti dan tujuan Sakramen Krisma? 2. Buah-buah apa yang Anda dapatkan setelah menerima Sakramen Krisma? 3. Perubahan sikap apa yang Anda rasakan pasca menerima Sakramen Krisma? 4. Tindakan-tindakan apa Anda lakukan sebagai wujud iman yang dewasa (tunjukan dalam perbuatan konkrit) 5. Apa saja bentuk kesaksian yang sudah Anda lakukan sebagai murid Yesus di lingkungan Gereja dan masyarakat? 6. Apa arti hidup menggereja bagi Anda? 7. Dalam hidup menggereja, hambatan-hambatan apa saja yang Anda rasakan selama ini? 8. Sejauh pengalaman dalam hidup menggereja, apa saja manfaat yang Anda rasakan? 9. Apa arti kaum muda Gereja Katolik bagi Anda? 10. Apa saja peran kaum muda dalam Gereja Katolik? 9. Teknik Analisis Data Penelitian kualitatif' adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”. Setelah semua data terkumpul, maka langkah berikutnya adalah pengelolahan dan analisa data. Yang di maksud dengan analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh dirinya sendiri atau orang lain. Analisis data menurut Bogdan & Bilken (Moleong, 2007: 248) adalah upaya yang dilakukan dengan cara bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilahmilah data menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan yang dipelajari serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Maka berdasarkan difinisi tersebut dapat disimpulkan bahwa awal dari analisis data adalah mengumpulkan data yang ada, menyusun secara sistematis kemudian mempresentasikan hasil penelitian yang telah dilaksanakan kepaa orang lain. Analisis data yang digunakan ialah dengan melakukan indentitas data yang sesuai dengan fokus masalah yang diteliti. Setelah melakukan identifikasi maka akan dilakukan kategorisasi di mana peneliti akan memilah-milah data yang memiliki PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 kesamaan dengan variable yang sudah dibuat di dalam penelitian. Setelah itu peneliti melakukan sintesis data atau mencari kaitan antara variable yang satu dengan yang lain. C. Laporan Hasil Penelitian Penghayatan Sakramen Krisma Bagi Hidup Menggereja Bagi Hidup Menggereja di Paroki Santa Maria di Fatima Sragen Penulis melakukan penelitian dengan observasi dan wawancara pada tanggal, 20 Februari- 4 Maret 2017. Keragaman pengetahuan dan jawaban dari responden membuat penulis mendapatkan keragaman informasi dan data sesuai yang diharapkan terkait dengan variable yang diteliti. Wawancara dilakukan di Paroki Santa Maria di Fatima Sragen waktu pelaksanaan sangat bervariasi dan fleksibel, tergantung kesediaan dari responden. Dalam bagian ini penulis akan memaparkan hasil penelitian berdasarkan variabel yang diteliti. 1. Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Penghayatan Sakramen Krisma 1) Hasil Wawancara Penelitian Berdsarkan hasil wawancara, diperoleh data mengenai pemahaman arti dan tujuan Sakramen Krisma. Dalam wawancara ini hampir secara keseluruhan responden merupakan pelajar tingkat SMP dan SMA. Arti Sakramen Krisma yang paling dapat dirasakan oleh responden merupakan sebagai sikap pendewasaan iman yang mengarahkan diri PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 kepada Yesus Kristus sebagai pusat akan iman Kristiani. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil (P1) responden memberikan jawaban hampir sama yaitu Sakramen Krisma sebagai pendewasaan iman [R1 ,2 ,3 ,5 ,6 ,7 ,13 ,14 ,15 ,16 dan 24]. R2 menyatakan sebagai pendewasaan iman seseorang telah melengkapi Sakramen Inisiasi dan setelah menerima sakramen krisma seseorang harus percaya akan Roh Kudus. Pernyataan tersebut bisa kita baca pada kutipan di bawah ini: “Sakramen krisma bagi saya suatu sakramen yang diberikan kepada seseorang yang menandakan bahwa orang tersebut bertambah dewasa dalam imannya, serta dengan krisma seseorang akan melengkapi sakramen inisisasi. Tujuan Sakramen Krisma, saat seseorang menerima Sakramen Krisma seseorang akan diikat didalam Gereja yang sempurna, serta pada saat menerima Sakramen Krisma harus percaya akan Roh Kudus yang selalu mendampinginya”. Setelah peneliti memperoleh hasil Arti dan Tujuan Sakramen Krisma, peneliti ingin lebih menggali pada hasil/buah setelah menerima Sakramen Krisma yang tercantum pada (P2, P3 ,P4 ,P5). Yang pertama yaitu buah-buah setelah menerima Sakramen Krisma yang terdapat dalam P2. Dari hasil wawancara secara menyeluruh responden menjawab buah yang diperoleh yaitu menyangkut dengan religious yang meliputi perubahan sikap iman dari semula belum mengenal apa itu Gereja Katolik, apa saja yang dilakukan oleh umat Kristiani dll. R22 menyatakan buah yang ia peroleh semakin hidup dalam religiusitas. Pernyataan tersebut bisa kita baca pada kutipan salah satu responden di bawah ini yang menyatakan adanya buah Sakramen Krisma, “Setelah mendapatkan sakramen Krisma saya semakin rajin berdoa, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 beribadat dan melakukan kegiatan social seperti membantu teman yang kesusahan dll”. Dalam P3 peneliti melanjutkan pada perubahan sikap yang telah diperoleh setelah menerima Sakramen Krisma. Adapun hal ini juga menjadi bagian penting dikarenakan Sakramen Krisma harus menunjukan perubahan sikap yang dewasa. Maka peneliti mencantumpakn pertanyaan tersebut kedapam P3. Hasil dari wawancara peneliti menemukan variasi 3 jawaban yang berbeda yaitu menjadi aktif dalam kegiatan Gereja ( R1 , 2, 10 ,13 ,15 ,17 ,18 ,19 ,20 , 21 dan 24), menjadi lebih bersikap social (R3, 4, 8, 12) dan lebih percaya pad Yesus (R5, 6, 7, 22, 23). Meskipun ada keragaman dalam jawaban peneliti menyimpulkan responden telah mengalami perubahan sikap setelah menrima Sakramen Krisma secara positif. Namun adapula yang responden yang menyatakan berbeda, jawaban yang berbeda ini menjadi kunci dalam penelitian ini dimana Responden kurang begitu memahami perubahan sikap apa yang seharusnya di lakukan setelah menerima Sakramen Krisma berikut pernyataan R16 yaitu sebagai berikut, “Saya dapat memahami sebagai Sakramen Penguatan Iman tetapi saya belum terlalu memahami sikap apa yang seharusnya saya lakukan setelah menerima Sakramen Krisma”. Responden yang menyatakan demikian adalah (R9, 11, 10, 12, 16) setelah peneliti menilai dari jawaban responden ini peneliti mencoba memahami bahwa sikap yang seharusnya berdampak positif ternyata belum terwujud dalam kehidupan responden ini, maka peneliti ingin lebih menggali pada perbuatan atau tindakan secara konkrit setelah menerima Sakramen Krisma. Dalam materi pembelajaran atau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 bimbingan sebelum meneriam Sakramen Krisma, penerimaan Sakramen Krisma harus di Aplikasikan pada perbuatan atau tindakan nyata sebagai keberhasilan dalam menghayati dan menerima Sakramen Krisma. Maka peneliti mencantumkan pertanyaan pada P4 yang berisikan (tindakan konkrit apa yang anda peroleh setelah menerima Sakramen Krisma?). Dari hasil wawancara peneliti menemukan terdapat dua keragaman yaitu perbuatan konkrit di dalam Gereja dan di Luar Gereja. Dari pengamatan peneliti menurut (R1 ,2 ,4 ,5 ,9 ,12 ,13 ,15 ,20 ,21 dan 24) mengalami perbuatan konkrit di dalam lingkup Gereja dan (R4 , 7, 8,10 ,16 ,17 ,18 dan 19) perbuatan di luar lingkup Gereja. Tindakan konkrit di Gereja para responden rata-rata mengikuti kegiatan Gereja misalnya dalam organisasi OMK, lektor, pendalaman iman, doa Rosario dan rajin berdoa. Sedangkan tindakan di luar Gereja responden menjawab dengan perbuatan bersosial dengan keluarga, teman dan bertoleransi dengan masyarakat. Pernyataan peserta yang menyatakan tindakan yang bertoleransi, dinyatakan oleh R23 yang menyatakan perbuatan konkritnya terjadi dalam aspek pribadi yaitu. “Tindakan iman saya yang dewasa adalah dengan bagaimana saya menyikapi keadaan dan menyikapi masalah yang ada dalam diri saya, misalnya saya tetap berfikir positif dan dewasa dalam mengambil keputusan”. Peneliti mencoba mendalami lagi keanekaragaman jawaban dari P4 ini, setelah peneliti meninjau jawaban responden ternyata terdapat responden yang memiliki jawaban yang sebaliknya yaitu terdapat pad (R 3, 6, 10, 14) mendapatkan jawaban PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 dari responden ini peneliti memahami tentang belum adanya tindakan untuk melakukan tindakan konkrit sebagai iman yang dewasa. Dengan pertanyaan yang mengacu pada perubahan tindakan setelah responden menerima Sakramen Krisma, peneliti mencoba untuk mengali lebih dalam mengenai iman responden terhadap Yesus Kristus yang terdapat pada P5. Pertanyaan ini lebih mengacu pada kepercayaan responden terhadap Yesus Kristus dan perwujudannya sebegai murid Yesus di dalam lingkungan Gereja dan masyarakat sebagai bentuk kesaksiannya. Setelah peneliti memperoleh jawaban dari responden, peneliti mencoba mengolah dan menyimpulkan bahwa banyaknya responden yang menyatakan dirinya sebagai saksi Yesus Kristus di dalam Gereja dengan cara mengikuti berbagai kegiatan Gereja yang meliputi, lektor, bergabung dengan OMK semakin rajin dalam menggereja. Dan hampir dari keseluruhan jawaban responden yang menyatakan saksi Yesus Kristus di masyarakat yaitu menyangkut keharmonisan dalam hidup bermasyarakat dan ikut aktif dalam kegiatan bermasayarakat, serta hidup bertoleransi sesama umat manusia. Namun peneliti ingin memaparkan hasil dari jawaban responden yang kemungkinan belum dapat atau menemukan cara bagaimana menjadi saksi Kristus yang terdapat (R 3, 4, 10, 14, 20) pada R20. Pernyataan ini sebagai berikut, “Secara pribadi saya belum melakukan apapun demi Kristus dan belum membalas kasih Yesus kepada saya, tetapi saya berusaha mempersembahkan apa yang ada dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 hidup saya kepada Yesus dengan melakukan dan melaksanakan tugas Gereja dan hidup harmonis saling toleransi di tengah umat beragama lain”. Seperti yang telah di paparkan responden mengakui belum sepenuhnya melakukan apa yang hendaknya dilakukan sebagai umat beriman kepada Yesus Kristus, tetapi ia berusaha dengan sikap positifnya mempersembahkan apa yang ia miliki kepadaNya walaupun belum terlihat aktif dalam kegiatan Gereja. Bagi peneliti R20 kurang percaya diri untuk melakukan sebuah pelayanan namun pada R 10 memaparkan bentuk saksi Kristus hanya bias ia lakukan di luar Gereja karena kurangnya keaktifan dalam kehidupan menggereja. 2) Pembahasan Hasil dari penelitian mengenai Penghayatan Sakramen Krisma menunjukan, pemahaman Sakramen Krisma diartikan sebagai Sakramen pendewasaan iman seseorang yang telah siap untuk mewartakan kesaksian Yesus. Hal ini ditunjukkan pada perubahan sikap dan tindakan pasca menerima Sakramen Krisma. Namun perubahan sikap ini tidak begitu saja menggambarkan Sakramen Krisma mengubah sikap iman yang dewasa. Terbukti adanya Responden yang kurang begitu memahami akan sikap iman yang seharusnya dilakukan setelah menerima sakramen Krisma kedalam tindakan konkret. Penelitian ini peneliti menggambarkan keseluruhan dapat menggambarkan penghayatan kaum muda dapat di dipahami berdasarkan teori namun pada teknisnya kaum muda masih membutuhkan pendampingan untuk pembentukan sikap iman yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 dewasa. Dengan kaum muda sebagai responden kita dapat melihat pada kegiatan realitas sebagai remaja dan pelajar. Dengan melihat latar belakang ini pendewasaan iman dapat berupa perubahan sikap dan tindakan sebagai pelajar sekolah, anak dalam keluarga, kaum muda dalam Gereja dan remaja dalam masyarakat. Sakramen Krisma ini memiliki peran pada mereka yang telah menerima Sakramen Krisma sebagai pembentukan atau pengetahuan lebih lanjut mengenai Gereja. Dalam Injil Matius 5: 16 “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga”. Dengan sakramen ini mengajarkan untuk siap menjadi cahaya kebaikan untuk memuliakanNya. b. Hidup Menggereja 1) Hasil Wawancara Penelitian Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan para responden, maka ditemukan berbagai jawaban dari responden. Peneliti membagi pertanyaan seputar kehidupan menggereja kaum muda ini kedalam lima pertanyaan (P6- 10). Pada pertanyaan no 6 peneliti memberikan pertanyaan arti hidup menggereja, kehidupan menggereja merupakan kehidupan yang aktif dalam mengikuti kegiatan Gereja dan ikut andil dalam setiap tugas Gereja. Dalam P6 hampir keseluruhan dari responden menjawab sama yaitu “keaktifan seseorang dalam mengikuti berbagai kegiatan Gereja”. Seperti yang di PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 utarakan oleh P8 yang mengatakan, “Kehidupan menggereja bagi saya adalah keaktifan seseorang dalam segala tugas dan utusan Gereja”. Dalam hal ini rata-rata responden memahami dengan kehidupan menggereja adalah kehidupan yang aktif dalam memuliakan Kerajaan Allah. Namun dalam memuliakan nama Allah ini tidak sepenuhnya berjalan dengan lancar ada kalanya seseorang mempunyai masalah yang berupa hambatan dalam hidup menggereja. Dengan melihat adanya faktor di dalam realitas, peneliti ingin melihat hambatan apa saja yang telah dirasakan atau pernah dirasakan oleh responden dalam hidup menggereja. Maka peneliti memberikan pertanyakan pada P7 yang ingin menggali hambatan apa saja yang pernah di alami oleh responden dalam hidup menggereja. Kenyataannya jelas masih adanya faktor yang menghambat responden untuk berusaha aktif dalam kegiatan menggereja. Tidak sedikit responden yang menjawab faktor berasal dari diri sendiri, rasa malas yang mendominan menjadi penghambat para responden untuk aktif di Gereja. Terdapat pula kurangnya motivasi dari orang tua, apresiasi dan bahkan diam saja dengan segala keaktifan di Gereja. Namun peneliti melihat latar belakang responden sebagai pelajar dengan kesibukan responden sebagai pelajar di sekolah dan sebagai kaum muda Gereja. Tidak sedikit juga responden menyatakan kesibukannya di Sekolah menghambat kegiatannya di Gereja (R13 dan 16). Seperti pada pernyataan yang di jawab oleh R14, responden menjawab beda dari yang lainnya dan mengutarakan hal seperti berikut, “Rasa malu dan minder untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 mulai bergabung dengan teman-teman seusia di Gereja, pandangan saya mengenai Gereja yang kurang”. Hambatan ini bagi peneliti menjadi faktor yang sering terjadi pada kaum muda yang belum pernah menjadi atau mengikuti kegiatan di Gereja. Peneliti memahami faktor yang seperti di utarakan oleh R 14 menjadi faktor yang harus diperhatikan untuk kemajuan keaktifan kaum muda di Gereja. Setelah peneliti melihat berbagai hambatan yang di alami responden tentunya para responden memiliki pengalaman dalam hidup menggereja. Pengalaman hidup menggereja diartikan sebagai kegiatan apa saja yang pernah di ikuti dan apakah kegiatan tersebut menjadikan imannya tumbuh dewasa dll. Maka peneliti memberikan pertanyaan pada P8. Pertanyaan ini menjadi kunci jawaban dengan melihat manfaat mengikuti berbagai kegiatan di Gereja. Dengan melihat hasil wawancara, peneliti hendak melihat adanya manfaat setelah mengikuti kegiatan menggereja. Manfaat ini dimaksudkan apakah dengan mengikuti kegiatan menggereja berguna bagi kehidupan sehari-hari. Banyak dari responden yang menyatakan pengalaman dari mengikuti kegiatan OMK, dengan mengikuti kegiatan OMK dan bergabung dengan OMK responden menyatakan semakin memiliki banyak teman seiman dan senang bias berkumpul dengan teman seiman. Terdapat responden yang merasakan kekeluargaan di dalam Gereja dengan mengikuti berbagai kegiatan Gereja dan menjadi di kenal oleh semua orang oleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 keaktifannya. Hal ini menjadi wujud keberhasilan responden untuk hidup menggereja dan melaksanakan tugas Gereja. Kemudian sebagai pemahaman responden tentang arti kaum muda dan peran kaum muda. Maka peneliti memberikan pertanyaan pada P9 dan P10 yang ingin menggali wawasan responden seputar kaum muda Katolik. Pada P9 peneliti memberikan pertanyaan arti kaum muda Gereja Katolik, kaum muda Gereja Katolik merupakan sebuah kumpulan atau tempat dimana remaja Katolik memberikan kreatifitas, semangat dan inovasi kepada Gereja Katolik untuk kemajuan kedepannya. Dari hasil penelitian responden memahami arti kaum muda Gereja Katolik adalah tempat berkumpulnya kaum muda yang siap dan aktif dalam kegiatan menggereja. Responden memahami kaum muda Gereja katolik adalah mereka yang telah bergabung dengan organisasi OMK dan aktif untuk mamajukan Gereja. Jawaban ini hampir secara keseluruhan menjawab sama atau mirip (R3, 4, 5, 10 ,11 ,12 ,13 ,14 ,15 ,16 ,17 ,18 ,19 ,20 ,21 ,22 dan 24). Terdapat pernyatan dari responden yang menjadi perhatian peneliti, pernyataan dari R18 sebagai berikut, “Sebuah organisasi yang dibentuk untuk melayani Gereja dan Masyarakat”. Hal ini menjadi catatan peneliti bahwa kaum muda Gereja Katolik tidak hanya kepada Gereja saja melainkan kepada masyarakat juga dan siap menjadi pelayan Masyarakat sesuai dengan arti Gereja yang Diaspora. Dengan memahami arti kaum muda Gereja Katolik, tentunya kaum muda Gereja Katolik memiliki peran penting dalam Gerej. Maka peneliti ingin menggali PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 pengetahuan responden berkaitan dengan peran kaum muda Gereja Katolik bagi Gereja. Menurut R9 kaum muda sangat penting bagi pertumbuhan Gereja dan membantu menemukan inovasi terbaru untuk kemajuan Gereja. Berkaitan dengn jawaban R9 peneliti melihat pentingnya kaum muda untuk membangun sebuah Gereja yang baru untuk masa depan. Maka kaum muda menjadi pondasi penting di jaman sekarang ini untuk menjunjung Gereja agar tidak roboh seiring jaman yang kian maju. R20 mengatakan peranan kaum muda penting dengan ikut ambil bagian dalam kegiatan perayaan dan menyumbangkan konsep perayaan. Hal ini menjadi suatu dorongan bagi kaum muda untuk ikut andil dalam setiap konsep perayaan. Dengan melibatkan kaum muda, kaum muda menjadi bertanggung jawab akan tugas yang diberikan dalam perayaannya. Dengan melihat struktur dari keseluruhan jawaban responden hampir secara keseluruhan menjawab ikut dalam tugas gereja dan membangun Gereja. Dengan jawaban seperti ini responden memaham arti dan tugas kaum muda di Gereja dan siap ikut andil dalam kegiatan perayaan. 2) Pembahasan Dengan melihat hasil wawancara beupa hidup menggereja kaum muda ini, peneliti melihat dari wawasan responden terhadap pentingnya hidup menggereja. Sejauh peneliti melihat hasil wawancara responden secara menyeluruh sudah memahami arti hidup menggereja sebagai kaum muda, namun perlu dilihat dari faktor PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 terlebih dahulu. Responden yang rata-rata sebagai pelajar memiliki kesibukan di sekolah dan ada pula hambatan dari luar yang membuat responden menjadi kurang aktif dalam kehiduapan menggereja misalnya dunia Gadget. Dalam faktor ini memicu hambatan bagi responden sendiri yang meliputi faktor internal dan external. Hambatan ini menjadi perhatian peneliti untuk mencari jalan keluar dari faktor ini. Peneliti juga melihat adannya rasa minder dan malu bagi responden yang belum pernah mengikuti kegiatan Gereja. Dengan adanya sikap-sikap demikian perlulah adannya pembimbingan dan pembentukan rasa penyadaran diri sebagai remaja katolik. Agar dapat memantapkan dirinya sendiri untuk berani bergabung dalam kegiatan Gereja dan Tugas Gereja. Maka kaum muda Gereja Katolik menjadi penting adanya untuk Gereja, dengan perannya sebagai generasi penerus Gereja dan siap menjalankan tugas Gereja. Tentunya semua ini perlu dukungan dan motivasi dari orang tua yang lebih berpengalaman untuk mengarahkan kaum muda untuk siap dalam tugas dan tanggung jawabnya sebagai Generasi penerus Gereja. 2. Rangkuman Hasil Penelitian dan Permasalahan Penelitian yang Ditemukan a. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian tentang “Penghayatan Sakramen Krisma Terhadap Hidup Menggereja Kaum Muda di Paroki Santa Maria Di Fatima Sragen” sebagai Berikut; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 1) Kaum muda Paroki Santa Maria Di Fatima Sragen cukup memahami arti sakramen Krisma. Namun Sakramen Krisma belum begitu mencolok terhadap perubahan sikap pada responden, yang tercantum pada pertanyaan (P3 : R9, 11, 12, 16), (P4 : R3, 6, 10, 14) dan (P5: R3, 4, 10 ,14, 20). Dengan demikian perlu adanya program penyadaran diri bagi kaum muda yang telah menerima Sakramen Krisma untuk mengetahui sikap kedewasaan iman pasca menerima Sakramen Krisma. (Terlampir) 2) Kaum muda Paroki Santa Maria Di Fatima Sragen cukup aktif dalam kegiatan Gereja, tetapi terdapat pula kaum muda yang belum dapat aktif dalam kegiatan Gereja oleh karena faktor internal dan external. (Terlampir) 3) Kaum muda Paroki Santa Maria Di Fatima Sragen mengetahui pentingnya kaum muda dalam Gereja. Namun hal ini belum maksimal bila pada tindakan konkrit kaum muda masih kurang mengetahui apa yang dapat dilakukannya dalam membantu kegiatan Gereja. Pernyataan R16 yaitu sebagai berikut, “Saya dapat memahami sebagai Sakramen Pengunatan Iman tetapi saya belum terlalu memahami sikap apa yang seharusnya saya lakukan setelah menerima Sakramen Krisma”. 4) Responden memahami hidup menggerja sebagai keaktifaan seseorang hidup aktif dalam kegiatan Gereja saja, hampir secara keseluruhan responden menjawab serupa. kehidupan menggerja adalah hidup yang menampakkan iman akan Yesus Kristus. Tentunya dalam Gereja katolik memiliki lima tugas Gereja inilah dasar dari hidup menggereja orang muda Katolik sebagai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 penerus dan harapan Gereja di masa depan (Bagiyowinandi, 2003: 133). Dari wasil wawancara responden belum terlalu memahami tentang hidup menggereja dan unsur yang mendasari kehidupan menggereja. Maka perlulah pemahaman yang lebih dalam akan tugas dan perutusan Gereja bagi kamu muda katolik ssetelah pasca menerima Sakramen Krisma. b. Permasalahan yang ditemukan. Permasalahan yang ditemukan selama menjalankan penelitian dan setelah dilaksanakan penelitian. 1) Data peserta Sakramen Krisma di tahun 2015 yang harus disertai alamat, sehingga data yang ada diparoki akan semakin lengkap. 2) Dalam proses pengambilan data banyak pihak yang mendukung mulai dari Romo paroki, Dewan paroki, ketua OMK wilayah. Namun adapula hambatan yang diperoleh dikarenakan pengambilan data dengan wawancara terkadang responden merasa malu dan sedikit bingung menjawab pertanyaan. Namun secara menyeluruh peneliti dapat mengambil data. D. Refleksi Kateketis 1. Dasar Refleksi a. Pengertian Katekese Dalam Direktorium Kateketik Umum Tahun 1971 ditegaskan mengenai pengertian katekese sebagai salah satu upaya pelayanan sabda, yang ditujukan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 iman umat yang hidup, dasar dan aktif lewat cara pengajaran (DKU. Art 17). Dengan melalui cara inilah terutama dalam lingkup kegiatan pastoral, katekese juga diartikan sebagai “Karya gerejani yang menghantarkan kelompok maupun perorangan kepada iman yang dewasa” (DKU. Art 31). b. Tujuan Katekese Dalam anjuran apostolic Catechesi Trandendae artikel 25, ditegaskan bahwa tujuan katekese adalah mendewasakan iman dan pribadi manusia. Ketika seseorang mengalami kedewasaan iman, maka secara pribadi akan mengusahakan dirinya menjadi dewasa pula. Artinya seseorang yang dewasa dapat menempatkan diri sesuai dengan norma, nila dan moral dalam kehidupan baik itu di dalam Gereja maupun di dalam masyarakat. Maka katekese bisa dinamakan sebagai sekolah iman yang menggunakan pendagogi iman yang mengimani Kristus dan Pendagogi Gereja untuk pelayanan serta sebagai edukasi bagi seseorang tentang Gereja. Dengan diartikannya katekese sebagai sekolah iman diharapkan dapat mengubah proses-proses akal budi, hati nurani, kebiasaan dan tindakan seseorang menjadi lebih baik (PUK. Art 147). c. Katekese dalam Sakramen Krisma Vatikan ke II berbicara tentang Hakikat Sakramen, antara lain : Sakramen sakramen dimaksudkan untuk mengkuduskan manusia, membangun Tubuh Kristus dan pada akhirnya mempersembahkan ibadat kepada Allah. Tetapi sebagai tanda sakramen juga dimaksudkan untuk mendidik. Sakramen tidak hanya mengadakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 iman. Melainkan juga memupuk, meneguhkan dan mengungkapkan dengan katakata dan benda. Maka juga disebut sakramen iman. Memang sakramen memperolehkan rahmat. Tetapi perayaan sakramen itu sendiri juga dengan amat baik menyiapkan kaum beriman untuk menerima rahmat itu yang membuahkan hasil nyata. Untuk menyembah Allah secara benar dan untuk mengamalkan cinta kasih (SC Art. 59). Didalam Sakramen Krisma, seseorang dipersiapkan dalam sebuah tugas dan perutusan dari Allah untuk mewartakan Sabda Allah. Sabda Allah inilah yang terusmenerus direnungkan dan dimengerti secara lebih mendalam, melalui pengalamanpengalaman iman seluruh umat secara bersama-sama. Katekese pada Sakramen Krisma terlebih berpusat pada Kristosentris dengan berpusat pada karya keselamatan Yesus Kristus pada manusia. Oleh karenanya, katekese sangat perlu memperhatikan hal yang memiliki kaitan tentang struktur internal yang harus bersifat kristosentris, melalui Kristus kepada Bapa dalam Roh Kudus, mengikuti pedagogi Yesus Kristus yang menunjukkan hidup Allah paling dalam karya keselamatan dan demi kesejahteraan manusia serta mempunyai implikasi penting dalam hidup manusia (PUK art. 100). d. Aspek Sakramen Krisma bagi kaum muda di dalam Gereja Kaum muda katolik merupakan pondasi untuk Gereja di masa depan. Untuk mempersiapkan kaum muda untuk dapat memahami tugas Gereja dan tanggungjawabnya. Dibutuhkan untuk katekese pendampingan, hal ini diupayakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 untuk menggali lebih dalam lagi partisasi kaum muda dan tanggungjawab kaum muda dalam tugas Gereja. Sakramen Krisma dianggap sebagai sebuah moment dimana kaum muda dididik dalam imannya untuk mempersiapkan tugas-tugas Gereja. seperti halnya tujuan Sakramen Krisma yaitu siap sedia dalam tugas dan perutusanNya dengan ditandai oleh “Minyak Suci” sebagai materai Allah atau janji dengan Allah. Maka dalam pendampingan menuju penerimaan, sangat penting melihat aspek apa saja yang ingin di capai dalam tiap Paroki. Namun yang dipelajari dalam Sakramen Krisma tidak dapat lepas dari yang namanya pengalaman dan situasi hidup yang dialami oleh para peserta katekese. Diharapkan dari pengalaman hidup para peserta ini mereka dapat menarik kesimpulan dan menilai dirinya masing-masing “apakah sudah sesuai dengan yang dimaksudkan apa belum”. Dengan adanya Sakramen Krisma Gereja mengharapkan kaum muda menjadi aktif dalam kegiatan Gereja. Misalnya mulai ikut dalam kegiatan Liturgi, organisasi kaum muda di Gereja misalnya OMK dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan Gereja. 2. Refleksi Hasil Penelitian Penghayatan Sakramen Krisma merupakan apa yang dipahami, diresapi dan diterima dalam Sakramen Krisma itu sendiri yang meliputi arti, tujuan dan maknannya bagi sendiri dan orang lain. Dengan diadakannya penerimaan Sakramen Krisma, Paroki St Maria di Fatima Sragen peduli dengan perkembangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 iman kaum muda yang kian dihimpit oleh kemajuan zaman. Maka dengan melihat situasi yang kritis ini Gereja mengumpulkan kaum muda dan menjadikan satu wadah untuk dididik imannya untuk siap menjadi kaum muda katolik yang mau bergulat dengan kehidupan menggereja. Penelitian yang dilaksanakan oleh penulis dengan judul : PENGHAYATAN SAKRAMEN KRISMA DALAM HIDUP MENGGEREJA KAUM MUDA DI PAROKI SANTA MARIA DI FATIMA SRAGEN. Dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pihak Paroki Santa maria di Fatima Sragen. Penelitian yang berkaitan tentang Penghayaran Sakramen Krisma dalam hidup Menggereja kaum muda ini mendapatkan dukungan mulai dari Romo Paroki, Dewan Paroki St Maria di Fatima. Penelitian yang menyangkut tentang Sakramen Krisma belum pernah di laksanakan oleh pihak Paroki sebelumnya. Dengan demikian, pihak Paroki dengan penuh keterbukaan mendukung berlangsungnya penelitian ini, agar nantinya menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi bagi kelangsungan penerimaan Sakramen Krisma yang efektif dan berkualitas. Dalam penyusunan penelitian ini, penulis sangat bersyukur karena dapat belajar menimba berbagai pengalaman baru terutama dalam bidang penelitian kualitatif, baik persiapan, pelaksanaan, analisis hingga penyususnan skripsi ini. Pengalaman berkaitan tentang penghayatan Sakramen Krisma dari kaum muda di Paroki St Maria di Fatima Sragen. Selain itu penulis juga dapat mengambil nilainilai kebaikan yang dapat menjadi bekal bagi perkembangan penulis menjadi seorang guru. Penulis dapat belajar menjadi pribadi yang sabar, tekun dan selalu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 berusaha dalam proses selama penelitian itu berlangsung, hingga selesainya penyususnan penelitian ini. Maka berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa penghayatan Sakramen Krisma dalam hidup Menggereja kaum muda cukup menunjukan hasil yang positif dengan melihat perubahan kaum muda yang mulai aktif dalam kegiatan Gereja. Namun untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal perlu adanya perhatian kembali dari Gereja pasca penerimaan Sakramen Krisma, yaitu berupa “Mistagogi”. Dengan diadakan pertemuan setelah penerimaan Sakramen Krisma diharapkan dapat kembali mematangkan iman kaum muda dalam tugas dan petutusan Gereja. Hasil penelitian yang telah diperoleh oleh penulis, diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam proses pendampingan calon Penerima Sakramen Krisma kedepannya di Paroki St Maria di Fatima Sragen. Selain itu hasil penelitian ini juga dapat menjadi sebuah bahan pertimbangan bagi paroki, yang berkaitan dengan keaktifan kaum muda dalam hidup menggereja setelah mennerima Sakramen Krisma. Hal ini sebagai tolok ukur keberhasilan Paroki dalam mendamping para calon penerima Sakramen Krisma. E. Keterbatasan Hasil Penelitian Selama proses persiapan, pelaksanaan, analisis data dan penyusunan penelitian ini, penulis menyadari bahwa keseluruhan proses penelitian masih ada kekurangan dan belum sepenuhnya sempurna. Berikut ini dipaparkan secara singkat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 1. Bahan penelitian atau buku-buku refrensi belum secara optimal mendukung penelitian ini 2. Reponden yang malu saat proses wawancara berlangsung. 3. Peneliti telah mewawancarai responden dan mengharapkan jawaban yang terbuka dan jujur sehingga kebenaran data dapat diukur dengan baik. Namun apabila responden dalam menjawab pertannyaan angket tidak sesuai dengan keadaan dan pengalaman yang dialami, maka kesimpulan yang didapat akan berbeda dan kebenaran data tidak dapat diukur dengan baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 BAB IV USULAN PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PENGHAYATAN SAKRAMEN KRISMA BAGI KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA. Pada Bab ini, penulis mengusulkan program pasca penerimaan Sakramen Krisma untuk meningkatkan arti dan makna setelah menerima Sakramen Krisma sebagai perkembangan iman. Pada bab IV penulis akan menjabarkan sumbangan pemikiran berupa usulan program kegiatan pasca menerima Sakramen Krisma (Mistagogi). Mistagogi adalah masa pendalaman iman bagi Penerima Sakramen Baru (Komkat 2012:18). Mistagogi ini dapat diberikan dalam berbagai macam kegiatan yang dilakukan untuk membina para penerima Sakramen baru misalnya dengan Pendalman Iman, retret ataupun rekoleksi. Maka dalam penulisan skripsi ini penulis ingin mengusulkan program, usulan program antara lain yaitu Rekoleksi. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Rekoleksi adalah salah satu proses mengetahui atau menggali masa lalu seseorang yang terjadi. Dengan rekoleksi ini kaum muda di ajak kembali untuk mengingat masa katekumen dengan melakukan pendalaman imannya sehingga mereka dapat memperoleh penyegaran atas penerimaan Sakramen Krisma sebagai tugas dan perutusan sebagai murid Yesus Kristus (Komkat 2012:19). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 Dengan usulan program ini penulis ingin menyampaikan hal yang merupakan tindak lanjut dari hasil penelitian pada bab III dan akan dirinci sebagai berikut : Latar Belakang, Tujuan Program, Usulan Program, Bentuk Program, Matriks program dan satuan persiapan program. A. Latar Belakang Program Berdasarkan wawancara dan keadaan di lapangan di Paroki kaum muda yang mengikuti Sakramen Krisma cukup banyak dan antusias atau partisipasi dari kaum muda dalam mengikuti kegiatan sebelum penerimaan juga cukup partisipatif. Gereja mendukung kaum muda dalam persiapan menerima Sakramen Krisma, mulai dari materi yang diberikan dan pendamping yang professional untuk memberikan arahan dalam menerima Sakramen Krisma, sampai dihantarkan mereka para calon penerima Sakramen Krisma menerima minyak suci. Tetapi semua kegiatan seakan hanya berhenti pada hari penerimaan Sakramen Krisma saja. Untuk kegiatan selanjutnya yang sudah ada dalam langkah penerimaan Sakramen Krisma yaitu “Mistagogi”, kenyataannya paroki kurang memperhatikan dalam permasalahan ini. Karena tidak ada tindak lanjut dari paroki untuk melaksanakan kegiatan pasca menerima Sakramen Krisma. Mistagogi merupakan kegiatan yang penting sebagai puncak arti menerima Sakramen Krisma, dan sebagai pemantapan bagi penerima Sakramen Krisma mengemban tugas perutusan dari-Nya. Melihat permasalahan tersebut misalnya: berkurangnya minat kaum muda dalam kegiatan menggereja, malu ikut kegiatan dan belum memahami terlalu dalam arti dan makna Sakramen Krisma. Maka penulis ingin memberikan sumbangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 usulan program yang dapat dilaksanakan di Paroki Santa Maria di Fatima Sragen yaitu, Penulis mengusulkan untuk membuat program rekoleksi. Rekoleksi yang akan dilaksanakan ingin memantapkan iman para penerima Sakramen Krisma dan memberikan pengertian arti dan makna tugas perutusan dalam Sakramen krisma. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai wujud untuk menyadarkan kembali kepada penerima Sakramen Krisma bahwa setelah menerima Minyak Suci, mereka sungguh di butuhkan dalam pewartaan Kerajaan Allah. B. Tujuan Program Untuk lebih memahami isi dan maksud dilaksanakannya program, penulis akan menjabarkan tujuan dari program ini. Adapun tujuan dari program ini sebagai berikut: 1. Mengajak kaum muda untuk semakin menyadari akan iman yang dewasa dalam hidupnya sehari-hari 2. Membantu kaum muda memahami tugas dan perutusan dalam Sakramen Krisma. 3. Membentuk sebuah paguyuban Sakramen Krima Tahunan sebagai keluarga misi untuk mewartakan Kerajaan Allah. C. Usulan dan Bentuk Program Penulis akan memberikan usulan program sebagai tindak lanjut dari kegiatan Sakramen Krisma yaitu Mistagogi. Maka program yang diusulkan oleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 penulis yaitu rekoleksi yang ditujukan pada kaum muda yang telah menerima Sakramen Krisma di Paroki Santa Maria di Fatima Sragen. Para kaum muda akan di ajak sharing rasanya setelah menerima sakramen Krisma dan harapan mereka ke depannya. Dengan diadakannya kegiatan rekoleksi pasca menerima Sakramen Krisma Kaum muda dapat menjadi satu angkatan perutusan dan dapat menjadi mandiri serta siap mengemban tugas perutusan untuk mewartakan Kerajaan Allah. Tema yang diambil dalam rekoleksi ini adalah “Siap menjadi kaum muda yang dewasa dalam Pelayannannya”. Tema ini diambil agar umat dapat memahami benar iman yang dewasa dan mengerti akan tugas dan perutusaan-Nya. Secara keseluruhan program ini akan dilaksanakan dalam waktu sehari dan dicampur dengan permainan yang bersifat edukatif. Maka penulis menyusun matrik berupa rencana kegiatan rekoleksi yang akan dilaksanakan. D. RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM Sebagai bentuk usulan dalam penulisan Skripsi ini telah di pilih rekoleksi sebagai pendalaman iman para kaum muda yang telah menerima Sakramen Krisma. Maka penulis merencanakan rekoleksi pada bulan Oktober dengan berbagai persiapan yang telah penulis rencanakan dalam skripsi ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 E. Matriks Program Tema Penjelasan Tema : “Siap menjadi kaum muda yang dewasa dalam Pelayannannya” : Bercermin dari Kisah Para rasul para murid Yesus yang terombang ambing imannya oleh karena Yesus telah wafat hamper putus asa, namun oleh karena kebangkitannya dan penampakan Yesus kepada murid-muridNya para rasul percaya akan Yesus yang telah menjadi panutan dalam hidupnya. Yesus mengutus meridNya untuk mengabarkan kabar Gembira ke seluruh dunia dengan membekali mereka dengan Roh Kudus. Relevansi dengan kaum muda, mungkin banyak dari kaum muda yang belum memahami arti pertusan Yesus dan perkembangan iman yang dewasa. Maka setelah menerima materai dari Allah tugas dan perutusan semakin jelas di mata dan di hati tiap penerima materai Allah. Tujuan : Diharapkan dengan adanya rekoleksi ini kaum muda dapat perkembangan iman yang dewasa dan memahami arti dan tugas perutusan dari Allah baik dalam kehidupan menggereja dan bermasyarakat. Menjadikan paguyuban misi angkatan penerimaan Sakramen Krisma yang nantinya dapat berguna untuk kedepannya sebagai wadah sharing bersama. 76 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 Sub Tema : 1. Sakramen Krisma dalam pertumbuhan Imanku 2. Sakramen Krisma sebagai kesiapanku dalam hidup Menggereja 3. Harapan untuk tugas dan perutusan dalam Gereja dan masyarakat 77 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 No Pelaksanaan Judul Pertemuan Pembukan (perkenalan dan pengantar) 1 09.30-09.45 2. 09.45-11.15 Sesi I: Sakramen Krisma dalam Pertumbuhan Imanku 3. 11.15-12.45 Sesi II: Sakramen Krisma sebagai Kesiapanku dalam hidup menggereja Tujuan Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan Waktu - Membantu peserta untuk mengenal pendamping dan pendamping mengenal peserta. - Mengetahui tujuan dari pertemuan, sehingga proses dapat berjalan dengan lancar. - Membantu peserta memahami Sakramen Krisma dan mengungkapkan pengalaman iman mereka, mengenai pertumbuhan iman mereka masing-masing - Perkenalan - Informasi - Penjelasan - Tanya latar belakang jawab dan tujuan rekoleksi - Viewer Laptop Mic Wireless - Pengalaman - Sharing iman peserta - Tanya - Dasar iman Jawab yang harus - Informasi dimiliki oleh orang kristiani - Mic Viewer Laptop Wireless (Yoh 14:1526) 90 menit - Membantu peserta agar - Sharing - Sharing bercermin pada diri pribadi untuk - Tanya sendiri untuk kesiapannya jawab mengetahui sejauh mana dalam tugas - Informasi kesiapan mereka dalam dan perutusan mengemban tugas pertusanNya - Semakin menyadari imannya yang mendalam sehingga bisa - Mic Viewer Laptop Wireless (Wibowo Ardhi, 1992:7) (KWI 1996:445) 90 menit 15 menit 78 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 dibagikan kepada sesama dalam pelayanan 4. 12.45-13.30 Makan Siang Peserta dan pendamping bersantap siang bersama 5. 13.30-15.00 6. 15.00-15.15 Sesi III: - Membantu peserta - Membuat Harapan untuk menemukan rencana aksi untuk tugas harapan apa saja yang dan perutusan kelak ingin di capai dalam Gereja setelah menerima dan Sakramen Krisma masyarakat - Mengarahkan peserta untuk mengaplikasikan imannya di Gereja dan di Masyarakat Penutup - Pengumuman - Sharing - Tanya jawab - Informasi - Mic Viewer Laptop Wireless - Informasi - Mic Viewer Laptop Wireless 45 menit 90 menit 15 menit 79 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 F. Satuan Persiapan Program PERKENALAN 1. IDENTITAS a. Judul Pertemuan : “Siap menjadi kaum muda yang dewasa dalam Pelayannannya” b. Tujuan Pertemuan : Diharapkan dengan adanya rekoleksi ini kaum muda dapat perkembangan iman yang dewasa dan memahami arti dan tugas perutusan dari Allah baik dalam kehidupan menggereja dan bermasyarakat. c. Peserta : Kaum muda penerima Sakramen Krisma di Paroki Santa Maria di Fatima Sragen d. Tempat : Aula Gereja Paroki Santa Maria di Fatima Sragen e. Hari / Tanggal : Minggu, 29 Oktober 2017 f. Waktu : 09.30-09.45 WIB 2. PEMIKIRAN DASAR Pertemuan rekoleksi ini untuk membuka kembali pemikiran mengenai Sakramen Krisma yang telah diterima oleh kaum muda yang dirasa kurang begitu menghayati Sakramen Krisma. Dengan diadakannya pertemuan ini kaum muda di ajak mengingat kembali apa yang telah mereka peroleh selama persiapan, penerimaan dan serta untuk mempersiapkan mereka untuk tugas Gereja yang mulia PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 kedepannya. Untuk mensyukuri hal tersebut baik halnya kaum muda menyukuri apa yang telah diberikan Allah sebagai hal yang positif dalam hidupnya. 3. PROSES PENDAMPINGAN a. Pembuka 1) Salam Pembuka Selamat pagi Kaula muda katolik yang terkasih, berkah dalem. Marilah sebelum kita memulai kegiatan ini, kita bersama-sama berdoa memohon berkat dari Tuhan supaya kegiatan rekoleksi pada hari ini dapat berjalan dengan baik. 2) Doa Pembukaan Tuhan yang Mahakasih, kami mengucap syukur dan terimakasih kepada-Mu, atas segala berkat yang telah kami terima sampai saat ini. Tuhan, pada hari ini kami berkumpul di tempat ini ingin menimba pengalaman iman kami dan melihat serta menghayati iman yang kami miliki agar iman yang kami miliki dapat bertumbuh, mengakar dalam dan memberi kesejukan bagi sesama kami. Kami juga memohon kepada-Mu semoga kegiatan hari ini dapat berjalan dengan lancar. Semua doa dan harapan kami ini kami haturkan ke dalam tangan-Mu dengan perantaraan putra-Mu Tuhan kami Yesus Kristus. Amin 3) Perkenalan Pendamping memperkenalkan diri kepada peserta dengan suasana yang hangat dan santai beserta tempat tinggal pendamping berada. Dan pendamping mempersilahkan peserta memperkenalkan diri. 4) Pengantar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 Pada kesempatan hari ini kita bersama berkumpul disini untuk rekoleksi. Rekoleksi berasal dari kata re dan collected yang artinya mengumpulkan kembali pengalamanpengalaman hidup di masa lalu untuk direnungkan kembali dan dijadikan suatu pembelajaran untuk pengalaman di masa yang akan dating. Maka di sini kita menggali pengalaman- pengalaman dalam pertemuan sebelum menerima Sakramen krisma dan apa yang kita rasakan setelah menerima Sakramen Krisma. Dalam pertemuan kali ini kita mengambil kisah dari Para rasul. Para rasul yang telah merasa ditinggal Yesus merasa kebingungan mau dan tidak tau apa yang harus dilakukannya. Namun Yesus bangkit dan hadir di tengah-tengah mereka dan memerciki Api Roh Kudus dan mengutus mereka pergi ke punjuru dunia untuk mewartakan Kerajaan Allah. Nah dengan kisah ini apakah relevansinya bagi kita. Maka kita akan berproses dalam rekoleksi ini mendalami apa saja Tugas saya setelah menerima Sakramen Krisma. SATUAN PENDAMPINGAN SESI I 4. IDENTITAS a. Judul Pertemuan b. Tujuan Pertemuan : : Sakramen Krisma dalam pertumbuhan Imanku Membantu peserta memahami Sakramen Krisma dan mengungkapkan pengalaman iman mereka, mengenai pertumbuhan iman mereka masing-masing PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 c. Peserta : Kaum muda penerima Sakramen Krisma di Paroki Santa Maria di Fatima Sragen d. Tempat : Aula Gereja Paroki Santa Maria di Fatima Sragen e. Hari / Tanggal : Minggu, 29 Oktober 2017 f. Waktu : 09.30-11.45 WIB 5. PEMIKIRAN DASAR Dalam kehidupan menggereja, tentunya Gereja mempunyai harapan terhadap kemajuan Gereja. Maka Gereja menaruh harapan kepada kaum muda untuk siap menjadi pondasi dalam tugas dan perutusan Gereja. Sakramen Krisma dianggap sebagai momen yang tepat untuk mempersiapkan kaum muda untuk memahami pentingnya hidup menggereja sebagai murid Yesus Kristus. Dalam Sakramen Krisma yang ditandai oleh minyak suci mengartikan seseorang harus siap menjadi pelayan Allah dan mewartakan Kerajaan Allah. Namun untuk memperoleh kesiapan dan kerelaan kaum muda harus didampingi untuk dapat mengetahui apa saja yang hendak ia lakukan sebagai murid Kristus. Maka mistagogi merupakan kegiatan pemantapan iman akan Yesus Kristus untuk mempersiapkan seseorang mengalami pengalaman yang berbeda dari sebelumnya. Seperti halnya kisah para rasul para murid yesus yang putus asa, karena telah ditinggal Yesus Kristus kembali bersemangat dengan kembalinya Yesus di tengah-tengah mereka yang bangkit dari kematianNya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 Maka dalam pertemuan rekoleksi ini penerima Sakramen Krisma dihadirkan oleh Yesus Kristus untuk semangat dalam mewartakan kerajaan Allah dalam kehidupan menggereja dan bermasyarakat. Agar penerima Sakramen Krisma dapat memperoleh harapan dari apa yang telah ia peroleh dari Sakramen Krisma dan apa yang telah diterima dapat berguna juga untuk orang lain dan bagi Allah. b. Sesi I Materi : Sakramen Kisma sebagai pertumbuhan Imanku 1. Pengantar Teman-teman Kaula muda yang terkasih, setelah kita saling mengenal dan mengetahui maksud dan tujuan diadakan rekoleksi hari ini, apa sih Sakramen Krisma itu?...(Jawab Peserta). Bagaimana perasaan kalian setelah menerima Sakramen Krisma?...(Jawab Peserta). Dalam kehidupan rohani, kita yang telah dilahirkan kembali oleh air dan Roh melalui Pembaptisan, juga bertumbuh dewasa di dalam Kristus. Kedewasaan di dalam Kristus ini ditandai oleh ketahanan kita untuk menolak dosa dan kuasa jahat yang menjadi ‘musuh’ iman kita. Untuk itu, Kristus melalui Gereja-Nya memberikan pada kita Sakramen Penguatan, yang memperlengkapi kita untuk menghadapi peperangan rohani antara keinginan berbuat baik dan pengaruh dunia yang sering kali bertentangan dengan iman kita. Karena pergumulan ini bersifat rohani, maka Allah memberikan kepada kita sumber kekuatan, yaitu karunia yang berasal dari Roh Kudus-Nya sendiri. Kepenuhan Roh inilah yang dijanjikan oleh Kristus kepada para murid-Nya (Yoh 14:15-26). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 Ringkasan dari jawaban peserta “Baik terima kasih Sakramen Krisma merupakan wujud cinta Allah kepada manusia atau kita sebagai muridNya, cinta ini harus kita wujudkan dalam perbuatan kita sesame manusia atau sesama makhluk ciptaan Allah”. sekarang kita akan bersama-saling membagikan pengalaman iman kita agar kita mampu saling memperkembangkan satu dengan yang lain. Semoga dengan saling berbagi pengalaman kita bisa saling menguatkan dan mendukung satu dengan yang lain dalam pelayanan kita kepada Tuhan, Gereja dan masyarakat. 2. Panduan Pertanyaan dan Sharring peserta (Pendamping mengajak peserta untuk mengungkapkan pengalaman imannya dengan panduan pertanyaan) a) Mengapa kamu mengikuti Penerimaan Sakramen Krisma? b) Bagaimana perkembangan imanmu sebelum dan sesudah menerima Sakramen krisma? 3. Uraian Materi (Setelah peserta memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut, pemandu menulis jawaban peserta dan memberikan pengetahuan mengenai pertumbuhan iman) Teman-teman yang terkasih kemajuan zaman terkadang mengubah cara berfikir manusia yang tadinya bersusaha kini memilih cara yang instan contohnya. Zaman dahulu belum ada Google translate adanya kamus manual dengan membolak balik halaman dan kini dengan ketikan kata bahasa inggis dengan sendirinya akan muncul artinya. Kita telah beruntung dimudahkan dalam kemajuan teknologi tetapi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 kita tidak boleh manja pada teknologi. Pertanyaannya apakah teknologi dapat mempengaruhi hidup kita??? Kita sering aktif dalam media social tetapi pasif dalam kegiatan menggereja. Inilah salah satu contohnya kita lebih mementingkan apa yang kita mau dari pada apa yang Dia inginkan daari kita. Maka dalam pertanyaan sharing tadi kita ingin melihat kembali apa yang telah kita lakukan sebelum-sebelumnya. (Prosesi Sharing dilakukan oleh perwakilan peserta saja kurang lebih 3 peserta dan pendamping berusaha merangkumnya) Rangkuman dari Sharing (………………………………………………..) Dari hasil rangkuman tadi kita memahami bahwa Sakramen Krisma merupakan tanda bagi kita untuk siap dan matang mewartakan Kerajaan Allah namun terkadang kendala tetap ada mulai dari kendala diri sendiri dan dari luar. Namun kita percaya bila apa yang telah kita usahakan dan dengan doa semua tidak akan sia-sia. Baiklah mari kita bangkit berdiri untuk menyegarkan fikiran kita… kita bermain tepok ganda ganjil…(Tepuk ganda ganjil dilaksanakan dan di selingi lagu kemudian persiapan masuk sesi ke II) SATUAN PENDAMPINGAN SESI II 1. IDENTITAS a. Judul Pertemuan : Sakramen Krisma sebagai kesiapanku Dalam Hidup PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 Menggereja b. Tujuan Pertemuan : - Membantu peserta agar bercermin pada diri sendiri untuk mengetahui sejauh mana kesiapan mereka dalam mengemban tugas pertusanNya - Semakin menyadari imannya yang mendalam sehingga bisa dibagikan kepada sesama dalam pelayanan c. Peserta : Kaum muda penerima Sakramen Krisma di Paroki Santa Maria di Fatima Sragen d. Tempat : Aula Gereja Paroki Santa Maria di Fatima Sragen e. Hari / Tanggal : Minggu, 29 Oktober 2017 f. Waktu : 11.45-12.45 WIB 2. PEMIKIRAN DASAR Hidup menggereja sering kali di dengar dengan istilah melaksanakan segala tugas yang Gereja berikan dengan keiklasan hati dan penuh tanggung jawab. Oleh karena Sakramen Krisma seseorang diikat lebih sempurna lagi dengan Gereja dan dianugrahi kekuatan rohkudus yang khusus (Wibowo Ardhi, 1992:7). Dengan demikian mereka diwajibkan lebih giat untuk menyebarkan dan membela iman sebagai saksi Kristus sejati, baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan (LG 11). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 Namun Gereja akan kian rapuh apabila kaum muda enggan untuk ikut dalam bagian tugas-tugas dalam Gereja. Maka kaum muda harus dibina mempersiapkan dirinya untuk siap mengisi kegiatan Gereja. Dengan pembinaan kaum muda ini sungguh sangat diharapkan bagi Gereja dapat menjaring kaum muda yang memiliki jiwa bertanggung jawab dan semangat pelayanan. Dengan diadakannya rekoleksi ini diharapkan kaum muda yang telah menerima Sakramen Krisma dapat memahami hidup menggereja sebagai tugas dan perutusan Allah dalam semangat pelayanan sesama. Semua ini dibutuhkan kesadaran diri dari kaum muda dimana saatnya kaum muda yang mengisi berbagai kegiatan Gereja yang mungkin telah banyak dilakukan oleh Orang tua. 3. METODE a. Informasi b. Tanya Jawab 4. SARANA b. Mic c. Wireless d. Laptop e. Viewer PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89 5. PROSES PENDAMPINGAN a. Pengantar Sesi II Baik teman-teman setelah kita melewati sesi pertama kita melangkah kembali ke sesi II. Dalam sesi II ini kita akan membahas tentang tema “Kesiapanku dalam hidup menggereja”. Hayoo… teman-teman sudah siap belum hidup menggereja?....ok nanti kita akan bahas ini dan kita akan melihat apa saja yang dimaksud hidup menggereja… b. Uraian Materi Pertanyaan Spontan 1. Teman-teman siapa yang sudah ikut organisasi Gereja misalnya FKPK, Rekat dan OMK? 2. Siapa yang pernah jadi petugas Lektor? 3. Siapa yang pernah jadi misdinar? Nah itu adalah contoh tugas-tugas Gereja bagi kaum muda. Kenapa sih kok tugasnya seperti ini…? Tidak untuk mewartakan kerajaan Allah di Pelosokpelosok nusantara? (Emang kalian mau hehe). Bukan itu yang dimaksud, artinya kita dapat memulai dari hal kecil terlebih dahulu sesuai kemampuan kita. Seperti tugas-tugas liturgy, kita dilatih untuk siap menggantikan para petugas liturgy yang sebelumnya yang mungkin sudah sepuh. Kemudian dalam organisasi FKPK, REKAT dan OMK itu merupakan salah satu wadah bagi kita untuk memahami apa saja sih yang ada dalam Gereja meliputi Tugas-tugas Gereja. siapa dari temen-temen yang belum ikut Organisasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90 tersebut? Nanti tolong bagi mas-mas OMK menjaring teman-teman ini ya untuk ikut dalam OMK wilayah atau Paroki. Kita akan melihat apa tujuan kita dalam hidup menggereja? i. Menyadari diri sebagai anggota Gereja, mengenal akan gambaran Gereja (dengan segala segi kelemahan dan kelebihannya). 2. Melibatkan diri dan bertanggungjawab untuk berperan dalam Gereja sesuai dengan Karisma yang mereka miliki, baik dalam Gereja untuk masa kini dan untuk Gereja masa depan. 3. Memiliki penghayatan dan norma moral Kristiani untuk menata nilai dan moral kepribadian yang mandiri 4. Memperoleh kesempatan dan berpartisipasi dengan aktif serta mandiri dalam hidup menggereja 5. Bersikap terbuka terhadap nilai dalam agama/kepercayaan lain untuk memperkaya pengalaman imannya sendiri dan demi kerukunan serta toleransi hidup beragama. 6. Menjadi generasi penerus Gereja yang dapat mewujudkan nilai Kerajaan Allah 7. Bersama mencari arah hidup (KWI 1996:445) Inilah bagi kaum muda yang harus kita jalankan karena kita semua telah dimaterai Allah untuk siap mewartakan Kerajaan Allah…hayo siap ndak….(Siaaaaappp) kalo ud siap mari kita berdiri untuk olah raga lagi….kita berbaris dan kita memijat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91 punggung yang didepannya sambil bergoyang diringi music dangdut…ihiiiwww (Persiapan makan Siang) Lapar ndak?? Mari kita makannn silahkan …. Memimpin doa makan (Pendamping memanggil peserta untuk memimpin doa makan dan semua langsung dipersilahkan makan) SATUAN PENDAMPINGAN SESI III 1. IDENTITAS a. Judul Pertemuan : Harapan untuk tugas dan perutusan dalam Gereja dan masyarakat b. Tujuan Pertemuan : - Membantu peserta untuk menemukan harapan apa saja yang kelak ingin di capai setelah menerima Sakramen Krisma -Mengarahkan peserta untuk mengaplikasikan imannya di Gereja dan di Masyarakat c. Peserta : Kaum muda penerima Sakramen Krisma di Paroki Santa Maria di Fatima Sragen d. Tempat : Aula Gereja Paroki Santa Maria di Fatima Sragen e. Hari / Tanggal : Minggu, 29 Oktober 2017 f. Waktu : 13.30-15.0 WIB PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92 2. PEMIKIRAN DASAR Hidup menggereja sering kali di dengar dengan istilah melaksanakan segala tugas yang Gereja berikan dengan keiklasan hati dan penuh tanggung jawab. Namun Gereja akan kian rapuh apabila kaum muda enggan untuk ikut dalam bagian tugastugas dalam Gereja. Maka kaum muda harus dibina mempersiapkan dirinya untuk siap mengisi kegiatan Gereja. Dengan pembinaan kaum muda ini sungguh sangat diharapkan bagi Gereja dapat menjaring kaum muda yang memiliki jiwa bertanggung jawab dan semangat pelayanan. Dengan diadakannya rekoleksi ini diharapkan kaum muda yang telah menerima Sakramen Krisma dapat memahami hidup menggereja sebagai tugas dan perutusan Allah dalam semangat pelayanan sesama. Semua ini dibutuhkan kesadaran diri dari kaum muda dimana saatnya kaum muda yang mengisi berbagai kegiatan Gereja yang mungkin telah banyak dilakukan oleh Orang tua. 3. METODE a. Informasi c. Tanya Jawab 4. SARANA a. Mic b. Wireless c. Laptop PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 d. Viewer 5. PROSES PENDAMPINGAN a. Pengantar Sesi III Selamat siang teman-teman….sudah kenyang..hehe tadi pada sesi pertama kita telah membahas tema Pertumbuhan Imanku lalu pada sesi kedua Kesiapanku dalam hidup menggereja kemudian pada sesi ketiga ini kita akan membahas tema “Harapan untuk kedepannya berhubungan dalam tugas dan perutusan di Gereja dan di masyarakat” apakah siap untuk dimulai teman-teman… b. Uraian materi Pada sesi ini kita akan dibagi perkelompok lima orang untuk menyusun harapan kita selama 1 tahun kedepan mau melakukan apa untuk Gereja dan Masyarakat. Pembagian Kelompok dengan panduan pertanyaan 1. Apa yang kamu upayakan dalam kurun waktu 1 tahun kedepan bagi Gereja dan Masyarakat 2. Bagaimana kamu menyelesaikan masalah bila ada kendala bagi kamu untuk melayani Gereja dan Masyarakat? Sebut dan jelaskan penyelesaiannya 3. Apa isi pesan renungan dalam Injil Matius 5:13-14 (dikerjakan dalam 1 kelompok pada secarik kertas dan dikasih nama kelompok dan di sharingkan dalam kelompok kecil dahulu lalu di sharingkan dalam pleno) waktu diberikan kurang lebih 30 menit Hasil yang telah di presentasikan kemudian di gantung di pohon harapan yang telah disedikan terlebih dahulu dan bias dilihat ketika kita pergi ke Gereja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94 Baik teman-teman kita telah bersama merencanakan harapan kita untuk kedepannya sebelumnya ini saya akan sedikit menggarisbawahi kemungkinan apa saja yang bisa kita lakukan untuk Gereja dan masyarakat. Seperti yang teman-teman sharingkan tadi kita dapat mulai dari ikut dalam tugas-tugas liturgi, ikut Organisasi Gereja dan Masyarakat. Hal itu sebagai kaum muda sudah termasuk kita ikut dalam partisipasi kita dalam hidup mengegereja. Yang dimaksudkan disini adalah kita hidup dalam satu paguyuban tetapi bukan untuk kita sendiri melainkan juga untuk orang lain. Maka peran kaum muda sangatlah penting bagi kemajuan Gereja dan bangsa. Kita dapat menyumbangkan fikiran kita untuk Gereja dan bangsa sebagai Terang dan Garam dunia. Dan kita juga berharap kita dapat menjadi satu keluarga dalam angkatan Krisma tahun ini sehingga kedepannya kita dapat berkumpul lagi bertukar fikiran dan gagasan untuk meajuan Gereja kita. PENUTUP 1. IDENTITAS a. Judul Pertemuan : “Siap menjadi kaum muda yang dewasa dalam Pelayannannya” b. Tujuan Pertemuan : Diharapkan dengan adanya rekoleksi ini kaum muda dapat perkembangan iman yang dewasa dan memahami arti dan tugas perutusan dari Allah baik dalam kehidupan menggereja dan bermasyarakat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95 c. Peserta : Kaum muda penerima Sakramen Krisma di Paroki Santa Maria di Fatima Sragen d. Tempat : Aula Gereja Paroki Santa Maria di Fatima Sragen e. Hari / Tanggal : Minggu, 29 Oktober 2017 f. Waktu : 15.00-15.15 WIB 6. PEMIKIRAN DASAR Setelah diadakannya rekoleksi ini diharapkan seluruh penerima Sakramen Krisma dapat memahami dan melaksanakan tugas dan perutusan dalam Sakramen Krisma dalam kehiduapn sehari-hari. Serta dapat semakin aktif dalam kegiatan menggereja sebagai Generasi penerus Gereja. Dengan mistagogi ini menjadi ucapan syukur bagi peserta yang telah menerima Sakramen Krisma. Gereja mengharapkan kehadiran mereka dalam kegiatan menggereja mendatang dan keaktifan para kaum muda dalam berbagai kegiatan menggereja lainnya. PROSES PENDAMPINGAN Penutup Tidak terasa kita sudah sampai pada penghujung acara, pohon ini akan menjadi saksi bagi kita semua untuk memulai tugas dan perutusa yang telah diberikan kepada Kita. Saya selaku pendamping mengucapkan terima kasih kepada teman- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96 teman apabila ada tutur kata tidak berkenan saya minta maaf…selanjutnya apakah ada pengumuman… Pengumuman… Doa penutup.. Dalam nama Bapa Putera dan Roh Kudus…amiin Ya Bapa terima kasih engkau telah mendampingi kami kaum mudamu dalam pertemuan rekoleksi Sakramen Krisma tahun angkatan 2017 ini. Semoga apa yang telah kami terima dan kami rencanakan sesuai dengan kehendakMu dan berkatilah kami selalu yang tumbuh dalam GerejaMu dan memuliakan namaMu… Bapa Kami….. Salam Maria Kemuliaan kepada Allah Bapa Putera dan Roh Kudus…. Dalam nama Bapa Putera dan Roh Kudus…amiin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97 BAB V PENUTUP Pada bab ini penulis akan menyampaikan kesimpulan dari tulisan ini beserta saran yang berkaitan dengan Penghatan Sakramen Krisma Dalam Hidup Menggereja Kaum Muda di Paroki St Maria di Fatima Sragen. Pada bagian Kesimpulan Berisi mengenai gagasan pokok dari keseluruhan tulisan skripsi ini dan pada bagian saran berisikan gagasan yang bermaksud untuk meningkatkan kesadaran kaum muda di Paroki St Maria di Fatima Sragen dalam hidup menggereja sebagai tugas dan perutusannya. A. Kesimpulan Sakramen Krisma merupakan salah satu wujud cinta kasih dari Allah yang telah memilih kita sebagai manusia yang dipercaya untuk siap menjalankan tugas dan perutusan Allah untuk memuliakan nama-Nya. Kaum muda katolik yang bersosial dengan masyarakat yang majemuk harus dapat berfikir dewasa untuk memilih pergaulan sehat dan tidak. Sehingga terhindar dalam perbuatan yang bersifat negatif. Untuk Mengantisipasi hal yang tidak di inginkan Gereja mengumpulkan kaum muda yang siap menjadi pelayan Tuhan didalam penerimaan Sakramen Krisma. Kesiapan kaum muda bukan berarti langsung menerima Sakramen Krisma, melainkan melalui proses pendampingan katekese Sakramen Krisma atau sekolah iman. Hal ini kaum muda yang akan menerima Sakramen Krisma diberi pembekalan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98 mengenai arti dan tujuan Sakramen Krisma yang tentunya bercermin pada dirinya sendiri atau kontekstual. Paroki St Maria di Fatima Sragen mengharapkan dari sekian banyak kaum muda dapat menjadi pondasi masa depan Gereja dan aktif dalam kegiatan Menggereja. Dengan adanya harapan dari Paroki St Maria di Fatima Sragen. Penelitian ini dirasa bermanfaat untuk melihat sejauh mana keaktifan kaum muda pasca menerima Sakramen Krisma. Melihat hasil penelitian dari penghayatan penerima Sakramen Krisma Tahun 2015 cukup dapat memberikan sumbangan keaktifan atau perubahan dalam hidup untuk aktif dalam kegiatan menggereja. Namun dengan melihat secara detail untuk mencapai hasil yang maksimal perlu di adakannya lagi pendampingan pasca Sakramen Krisma untuk mematangkan kembali para penerima Sakramen Krisma. Pematangan ini bertujuan untuk kembali mengumpulkan mereka dengan berbagai pengalaman yang telah mereka peroleh setelah menerima Sakramen Krisma. Untuk mengagendakan pertemuan, maka penulis mengusulkan diadakannya Rekoleksi yang bertema ““Siap menjadi kaum muda yang dewasa dalam PelayannanNya”. Proses yang akan di laksanakan berupa sharing dari peserta dengan berbagai pengalaman pasca menerima Sakramen Krisma dan membuka pengetahuan kembali tentang Tugas dan Perutusan yang menjadi kewajiban pasca menerima Sakramen Krisma. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99 B. Saran Saran berikut ditujukan kepada Pastor Paroki, Dewan Paroki, Pendamping Krisma, Sekertariat Paroki dan Seluruh Calon Penerima Sakramen Krisma serta Penerima Sakramen Krisma. Secara keseluruhan kaum muda memiliki kesadaran namun terkadang kaum muda memiliki rasa untuk malu atau tidak tahu mulai dari mana dalam memulai pelayanan-Nya. Maka untuk semakin tergerak hatinya untuk memulai semangat Kasih Allah dalam kehidupan menggereja dan bermasyarakat yang melayani, penulis menyampaikan beberapa hal sebagai berikut : 1. Pastor dan dewan paroki, memperhatikan kembali kemajuan hidup menggereja di tiap wilayah di Paroki St Maria di Fatima Sragen apakah sesuai dengan harapan yang telah diinginkan Gereja. 2. Pendamping Krisma, diharapkan memberikan pelajaran yang sesuai yang dibutuhkan oleh calon penerima Sakramen Krisma (Kontekstual). 3. Sekertariat Paroki, diharapkan menambahkan data calon peserta Sakramen Krisma yang meliputi alamat penerima Sakramen Krisma. Agar bila ada penelitian mendatang akan lebih mudah untuk di jangkau. 4. Kaum muda, diharapkan untuk bertanggungjawab dalam tugas dan perutusannya dan siap menjadi pribadi yang dewasa yang melayani Gereja dan masyarakat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100 DAFTAR PUSTAKA Banawiratma, J. B (1989). Baptis, Krisma, Ekaristi. Yogyakarta : Kanisius ___________(2000). Hidup MengGereja Kontekstual, Yogyakarta: Kanisius Shelton Charles M. (1988). Menuju kedewasaan Kanisius Kristen. Yogyakarta: ___________ (1989). Moralitas Kaum Muda, Yogyakarta: Kanisius Didik Bagiyowinandi, F.X. (2003). Menghidupi Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara. Tradisi Katolik. Sutrisno Hadi, (2004). Metodologi Research Jilid 3. Yogyakarta : Andi Kasmadi dan Nia Siti Kusnariah, (2013). Panduan Modern Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Konsili Vatikan II (1990). Sacrosanctum Concillium, Jakarta Departemen Dokumentasi dan penerangan KWI Konferensi Waligereja Indonesia (1996). Iman Katolik: Buku informasi dan Refrensi. Yogyakarta: Kanisius. KOMKAT KAS, (2012). Katekese Inisisasi. Yogyakarta: Kanisius Lembaga Bilbika Indonesia, (1994). Alkitab. Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia Mangunhardjana (1986). Hidup MengGereja. Yogyakarta : Kanisius Martasudjita, (2003). Sakramen-sakramen Gereja. Yogyakarta: Kanisius Margono, Drs, S. Margono (2004). Metodologi Pendidikan Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta Moleong, M.A. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:PT Purwatma, M (2002), Sakramentologi. Diktat kuliah bagi mahasiswa semester VI, Program Studi IPPAK, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101 Tangdlitin, Philips, Drs., MM. (2008). Pembinaan Generasi Muda. Yogyakarta: Kanisius Wibowo Ardhi, FX (1993). Arti Sakramen. Yogyakarta: Kanisius PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102 Lampiran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran I (Data Peserta Sakramen Krisma) (1) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran II (Hasil Wawancara Peserta) (12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nama : Teodora Arinda Virgin No :1 Lingkungan : Kedawung “PENGHAYATAN SAKRAMEN KRISMA DALAM HIDUP MENGGEREJA KAUM MUDA DI PAROKI SANTA MARIA DI FATIMA SRAGEN” 1. Apa yang Anda ketahui tentang arti dan tujuan Sakramen Krisma? Q : Sakramen Krisma Bagi saya merupakan tanda kedewasaan iman dan Krisma bagi saya merupakan rahmat setelah pembabtisan dan penyempurnaan sakramen inisiasi dan tujuannya untuk menyebarluaskan kesaksian akan Yesus Kristus 2. Buah-buah apa yang Anda dapatkan setelah menerima Sakramen Krisma? Q : saya mendapatkan pemikiran yang lebih dewasa dan lebih tekun dalam iman akan Yesus Kristus 3. Perubahan sikap apa yang Anda rasakan pasca menerima Sakramen Krisma? Q : semakin rajin mengikuti kegiatan kegereja dan terlebih pada sikap doa saya yang lebih khidmat berelasi dengan Allah 4. Tindakan-tindakan apa Anda lakukan sebagai wujud iman yang dewasa (tunjukan dalam perbuatan konkrit) Q : saya semakin rajin pergi kegereja, semakin rajin membaca kitab suci dan kegiatan lingkungan seperti Koor, pendalaman iman dll. 5. Apa saja bentuk kesaksian yang sudah Anda lakukan sebagai murid Yesus di lingkungan Gereja dan masyarakat? Q : didalam Gereja ; mengikuti berbagai kegiatan di dalam gereja misalnya lektor, solis dan bergabung dengan OMK. Di masyarakat ikut guyup kerjabakti dan pertemuan kepemudaan di desa. (13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Apa arti hidup menggereja bagi Anda? Q : bagi saya hidup menggereja merupakan hidup aktif di dalam gereja dan bersedia mengikuti berbagai kegiatan di gereja. 7. Dalam hidup menggereja, hambatan-hambatan apa saja yang Anda rasakan selama ini? Q : menurut saya kurangnya dukungan dari orang tua dalam keperhatinan iman anaknya untuk mengikuti berbagai kegiatan kaum muda di Gereja 8. Sejauh pengalaman dalam hidup menggereja, apa saja manfaat yang Anda rasakan? Q : hidup serasa lebih tenang, dan lebih banyak teman selama mengikuti organisasi Gereja 9. Apa arti kaum muda Gereja Katolik bagi Anda? Q : bagi saya orang muda katolik adalah mereka laki-laki dan perempuan yang belum menikah dan bergabung dalam organisasi Gereja untuk membantu kaum muda untuk lebih beriman 10. Apa saja peran kaum muda dalam Gereja Katolik? Q : bagi saya sangat perlu untuk menghidupkan kembali gereja dengan aktif yang mengajak kaum muda untuk mengikuti kegiatan menggereja guna sebagai membangun gereja yang nyaman dengan kaum muda (14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nama : Bonifasius Bakdo Lasito Aji No :2 Lingkungan : Kedawung “PENGHAYATAN SAKRAMEN KRISMA DALAM HIDUP MENGGEREJA KAUM MUDA DI PAROKI SANTA MARIA DI FATIMA SRAGEN” 1. Apa yang Anda ketahui tentang arti dan tujuan Sakramen Krisma? Q : Sakramen krisma bagi saya suatu sakramen yang diberikan kepada seseorang yang menandakan bahwa orang tersebut bertambah dewasa dalam imannya, serta dengan krisma seseorang akan melengkapi sakramen inisisasi. Tujuan Sakramen Krisma, saat seseorang menerima Sakramen Krisma seseorang akan diikat didalam Gereja yang sempurna, serta pada saat menerima Sakramen Krisma harus percaya akan Roh Kudus yang selalu mendampinginya. 2. Buah-buah apa yang Anda dapatkan setelah menerima Sakramen Krisma? Q : saya lebih tekun dalam iman katolik, saya lebih memiliki pandangan yang lebih luas, saya merasa Tuhan selalu disamping saya dan membimbing langkah saya. 3. Perubahan sikap apa yang Anda rasakan pasca menerima Sakramen Krisma? Q : saya lebih bertekun dalam menggereja, lebih dewasa dan lebih aktif dalam kehidupan menggereja baik lingkungan maupun organisasi OMK 4. Tindakan-tindakan apa Anda lakukan sebagai wujud iman yang dewasa (tunjukan dalam perbuatan konkrit) Q : saya mengikuti kegiatan OMK dan saya mengikuti kegiatan misalnya mempersiapkan natal, pendalaman kitab suci saya siap memimpinnya dan semakin berpandangan luas. 5. Apa saja bentuk kesaksian yang sudah Anda lakukan sebagai murid Yesus di lingkungan Gereja dan masyarakat? (15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Q : di dalam Gereja saat mengikuti pelajaran agama saya memberanikan diri memimpin renungan, memberanikan diri mengikuti lomba kita suci se Kab. Sragen. Di masyarakat saya mengikuti organisasi kepemudaan seperti arisan pemuda, keamanan desa. 6. Apa arti hidup menggereja bagi Anda? Q : kita hidup aktif dalam kehidupan menggereja, serta aktif di lingkungan kita masingmasing karena keaktifan ini bermula dari kemauan diri kita untuk ikut andil dalam bagian. 7. Dalam hidup menggereja, hambatan-hambatan apa saja yang Anda rasakan selama ini? Q : Tidak ada hambatan dalam kehidupan menggereja, namun hambatan itu terkadang adalah masalah jadwal kegiatan pribadi saya. Namun saya berusaha mengganti hari untuk pergi kegereja. 8. Sejauh pengalaman dalam hidup menggereja, apa saja manfaat yang Anda rasakan? Q : pengalaman saya masih sangat sedikit sekali, namun saya merasakan hidup menggereja itu adalah kebagiaan tersendiri bagi saya untuk menguatkan iman saya terlebih ketika kita menjalin relasi denga teman seiman. 9. Apa arti kaum muda Gereja Katolik bagi Anda? Q : suatu orang muda sebagai generasi Gereja katolik yang bersama membangun kehidupan Gereja dengan lebih baik. 10. Apa saja peran kaum muda dalam Gereja Katolik? Q : Kaum muda senantiasa berdampingan dengan organisasi kaum muda di dalam gereja sebagai tempat pergaulan iman untuk pertumbuhan pribadi yang lebih baik. (16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nama : Stefani Dwi Wahyuningsih No :3 Lingkungan : kedawung “PENGHAYATAN SAKRAMEN KRISMA DALAM HIDUP MENGGEREJA KAUM MUDA DI PAROKI SANTA MARIA DI FATIMA SRAGEN” 1. Apa yang Anda ketahui tentang arti dan tujuan Sakramen Krisma? Q : bagi saya Sakramen Krisma sebagai wujud cinta Allah yang terangkum dalam Sakramen Inisiasi. Tujuan Sakramen Krisma adalah sebagai pendewasaan iman saya untuk siap menatap masa depan 2. Buah-buah apa yang Anda dapatkan setelah menerima Sakramen Krisma? Q : Karena saya dulunya non katolik, saya semakin memahami struktur Agama Katolik ini dan semakin siap menjadi pelayan Tuhan. 3. Perubahan sikap apa yang Anda rasakan pasca menerima Sakramen Krisma? Q : karena saya sudah berkeluarga, saya semakin siap menjadi ibu rumah tangga serta siap mewartakan sabda Allah kepada anak saya yang masih balita dengan memperkenalkan Yesus Kristus. 4. Tindakan-tindakan apa Anda lakukan sebagai wujud iman yang dewasa (tunjukan dalam perbuatan konkrit) Q : sejauh ini belum terlalu Nampak karena saya masih belum terlalu terlibat aktif namun saya juga mengikuti kor lingkungan dan doa lingkungan. 5. Apa saja bentuk kesaksian yang sudah Anda lakukan sebagai murid Yesus di lingkungan Gereja dan masyarakat? Q : di dalam Gereja saya hampir belum pernah memberikan kesaksian yang begitu mencolok, namun saya berusaha belajar terus untuk semakin mengenal Yesus di dalam hidup saya. Di masyarakat saya mengikuti kerjabakti dan arisan ibu-ibu (17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Apa arti hidup menggereja bagi Anda? Q : artinya kehidupan yang aktif dalam Gereja yang meliputi tugas-tugas dalam misa, organisasi dll. 7. Dalam hidup menggereja, hambatan-hambatan apa saja yang Anda rasakan selama ini? Q : hambatan yang paling utama itu anak, karena anak saya masih kecil dan sering rewel dalam Gereja sehingga harus diajak keluar dulu sehingga saya tidak terlalu mengikuti Misa dengan nyaman. 8. Sejauh pengalaman dalam hidup menggereja, apa saja manfaat yang Anda rasakan? Q : umat yang ramah, perhatian dan peduli antar satu dengan yang lain. Sehingga membuat rasa nyaman berada di Gereja. 9. Apa arti kaum muda Gereja Katolik bagi Anda? Q : mereka yang memiliki semangat untuk bersama membangun kebersamaan dalam kegiatan Gereja entah itu belum nikah dan sudah menikah. 10. Apa saja peran kaum muda dalam Gereja Katolik? Q : Kaum muda harus siap menjadi tanduk Gereja untuk menemukan inovasi dan solusi permasalahan kaum muda sendiri untuk membangun Gereja yang lebih maju. (18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nama : Theresia Calista Anggie Kristianti No :4 Lingkungan : Tanon “PENGHAYATAN SAKRAMEN KRISMA DALAM HIDUP MENGGEREJA KAUM MUDA DI PAROKI SANTA MARIA DI FATIMA SRAGEN” 1. Apa yang Anda ketahui tentang arti dan tujuan Sakramen Krisma? Q : sebagai pemenuhan Sakramen Inisiasi, serta menjadi saksi Kristus. Tujuannya melayani Allah dengan mewartakan Kerajaan Allah di keluarga, sekolah dan masyarakat. 2. Buah-buah apa yang Anda dapatkan setelah menerima Sakramen Krisma? Q : saya semakin memahami arti dan makna Sakramen Krisma dalam kehidupan saya sehari-hari. 3. Perubahan sikap apa yang Anda rasakan pasca menerima Sakramen Krisma? Q : saya semakin menghormati orang tua saya, rajin membaca kitab suci dan pergi kegereja. 4. Tindakan-tindakan apa Anda lakukan sebagai wujud iman yang dewasa (tunjukan dalam perbuatan konkrit) Q : saya semakin lebih tenang di pergaulan dengan teman-teman tidak sering marah dan dapat mengambil keputusan denga bertanggung jawab. 5. Apa saja bentuk kesaksian yang sudah Anda lakukan sebagai murid Yesus di lingkungan Gereja dan masyarakat? Q : didalam lingkungan Gereja, saya sama sekali belum mengikuti karena saya masih malu dan minder dengan teman-teman yang lebih dulu bergabung misalnya di OMK. Di masyarakat saya mengikuti perkumpulan arisan pemuda dan kegiatan seperti nyinom dan kerjabakti. (19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Apa arti hidup menggereja bagi Anda? Q : bagi saya kehidupan menggereja merupakan kehidupan yang rajin kegereja dan mengikuti segala kegiatan yang ada di Gereja. 7. Dalam hidup menggereja, hambatan-hambatan apa saja yang Anda rasakan selama ini? Q : bagi saya hambatan terletak pada diri saya sendiri karena minder dan malu untuk bergabung dalam keorganisasian, mengikkuti kegiatan Gereja dan kumpul dengan OMK. 8. Sejauh pengalaman dalam hidup menggereja, apa saja manfaat yang Anda rasakan? Q : pengalaman bagi saya dalam hidup menggereja, lega karena sudah mengucap syukur kepada Tuhan, senang karena berkumpul dengan keluarga di rumah Tuhan. 9. Apa arti kaum muda Gereja Katolik bagi Anda? Q : mereka yang terjalin dalam OMK dan melaksanakan tugas-tugas gereja dengan Aktif dan bertanggung jawab 10. Apa saja peran kaum muda dalam Gereja Katolik? Q : sebagai generasi penerus Gereja yang harus siap hidup bersama denga Tugas-tugas dari Gereja. (20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nama : Yofita Angger Anluis No :5 Lingkungan : Tanon “PENGHAYATAN SAKRAMEN KRISMA DALAM HIDUP MENGGEREJA KAUM MUDA DI PAROKI SANTA MARIA DI FATIMA SRAGEN” 1. Apa yang Anda ketahui tentang arti dan tujuan Sakramen Krisma? Q : Sakramen krisma bagi saya merupakan pendawasaan iman, yang sebelumnya telah di Baptis dalam runtutan Sakramen Inisiasi dalam Gereja Katolik. Tujuannya agar kita semakin didewasakan dalam iman serta mendalami tentang Gereja. 2. Buah-buah apa yang Anda dapatkan setelah menerima Sakramen Krisma? Q : lebih mengerti arti cinta kasih, rasa sosial yang tinggi terhadap sesama dan semakin mengamalkan ajaran Yesus Kristus 3. Perubahan sikap apa yang Anda rasakan pasca menerima Sakramen Krisma? Q : saya lebih dapat mendalami makna iman akan Yesus Kristus serta meneladani sosok Yesus Kristus kedalam kehidupan sehari-hari 4. Tindakan-tindakan apa Anda lakukan sebagai wujud iman yang dewasa (tunjukan dalam perbuatan konkrit) Q : lebih aktif dalam kegiatan Gereja, ikut serta dalam organisasi kaum muda di gereja katolik. 5. Apa saja bentuk kesaksian yang sudah Anda lakukan sebagai murid Yesus di lingkungan Gereja dan masyarakat? Q : saya ikut serta dalam pendalaman iman di lingkungan dan bahkan saya juga memberanikan diri untuk memimpin doa Rosario di pertemuan OMK. 6. Apa arti hidup menggereja bagi Anda? (21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Q : keterlibatan seseorang dalam kegiatan menggereja serta peduli terhadapat kemajuan gereja katolik. 7. Dalam hidup menggereja, hambatan-hambatan apa saja yang Anda rasakan selama ini? Q : kurang adanya dukungan dari orangtua, tuntutan study yang semakin menyita waktu dan sering munculnya rasa malas untuk mengikuti kegiatan menggereja 8. Sejauh pengalaman dalam hidup menggereja, apa saja manfaat yang Anda rasakan? Q : manfaat setelah hidup menggereja bagi saya yaitu iman semakin tumbuh, memperoleh pengetahuan Gereja yang terkadang kurang diperoleh didalam kehidupan bermasyarakat. 9. Apa arti kaum muda Gereja Katolik bagi Anda? Q : kaum muda Katolik adalah tempat berkumpulnya mendewasakan iman bersamasama didalam sebuah perkumpulan organisasi Gereja. 10. Apa saja peran kaum muda dalam Gereja Katolik? Q : membantu memperkembangkan Gereja itu sendiri, serta ikut berperan didalam memperkembangkan iman kaum muda yang mungkin masih kurang mendapat perhatian. (22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nama : Stefani cindy audria No :6 Lingkungan : Tanon “PENGHAYATAN SAKRAMEN KRISMA DALAM HIDUP MENGGEREJA KAUM MUDA DI PAROKI SANTA MARIA DI FATIMA SRAGEN” 1. Apa yang Anda ketahui tentang arti dan tujuan Sakramen Krisma? Q : suatu tanda rahmat dari Allah yang diterimakan kepada umat yang telah mengikuti Yesus Kristus. Tujuannya sebagai sarana untuk pendewasaan iman sehingga dapat mewartakan kerajaan Allah. 2. Buah-buah apa yang Anda dapatkan setelah menerima Sakramen Krisma? Q : Semakin giat pergi kegereja, rajin berdoa dan menghormati orangtua 3. Perubahan sikap apa yang Anda rasakan pasca menerima Sakramen Krisma? Q : lebih sabar dalam menghadapi masalah, lebih dapat mengimani Yesus Kristus dan mempunyai teman seiman yang bertambah. 4. Tindakan-tindakan apa Anda lakukan sebagai wujud iman yang dewasa (tunjukan dalam perbuatan konkrit) Q : saya cenderung memahami sikap iman yang dewasa, namun saya belum berani untuk melakukan perbuatan konkrit sebagai wujud iman yang dewasa 5. Apa saja bentuk kesaksian yang sudah Anda lakukan sebagai murid Yesus di lingkungan Gereja dan masyarakat? Q : saya sudah tidak minder lagi menjadi murid Yesus, berdoa dengan tekun dan semakin rajin membaca kitab suci. (23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Apa arti hidup menggereja bagi Anda? Q : kehidupan yang mengikuti kegiatan Gereja dengan aktif dan dijalankan dengan iklas hati. 7. Dalam hidup menggereja, hambatan-hambatan apa saja yang Anda rasakan selama ini? Q : kegiatan sekolah yang padat, rasa malas dalam diri saya untuk mengikuti kegiatan OMK dan kurangnya dukungan dari orangtua. 8. Sejauh pengalaman dalam hidup menggereja, apa saja manfaat yang Anda rasakan? Q : Saya mempunyai teman banyak di Gereja, saat pergi kegereja rasa nyaman saya bertambah dengan mengikuti berbagai kegiatan Gereja. 9. Apa arti kaum muda Gereja Katolik bagi Anda? Q : bagi saya kaum muda Katolik adalah mereka yang mempunyai semangat untuk berkumpul dan bergaul bersama di dalam organisasi Gereja. 10. Apa saja peran kaum muda dalam Gereja Katolik? Q : Semangat baru untuk Gereja dan sebagai penerus Generasi Gereja dan meramaikan suasana Gereja agar tidak sepi. (24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nama : Lusia Evi Indriani No :7 Lingkungan : Mojo “PENGHAYATAN SAKRAMEN KRISMA DALAM HIDUP MENGGEREJA KAUM MUDA DI PAROKI SANTA MARIA DI FATIMA SRAGEN” 1. Apa yang Anda ketahui tentang arti dan tujuan Sakramen Krisma? Q : persiapan untuk mewartaakan kesaksian Yesus Kristus dan mewartakan Kerajaan Allah. Tujuan menjadikan diri kita semakin dewasa di dalam iman. 2. Buah-buah apa yang Anda dapatkan setelah menerima Sakramen Krisma? Q : setelah menerima Sakramen Krisma saya semakin rajin ke Gereja, dan di dalam keluarga saya semakin menghargai pemberian dari orangtua 3. Perubahan sikap apa yang Anda rasakan pasca menerima Sakramen Krisma? Q : Awalnya saya kurang rajin membaca Kitab Suci, sekarang saya suka mencari kalimat Kitab Suci sebagai motivasi semangat harian saya. 4. Tindakan-tindakan apa Anda lakukan sebagai wujud iman yang dewasa (tunjukan dalam perbuatan konkrit) Q : pandangan atau pemikiran saya dalam perbuatan semakin dewasa dan bertanggung jawab misalnya dalam segi memilih suatu hal, memutuskan dll. 5. Apa saja bentuk kesaksian yang sudah Anda lakukan sebagai murid Yesus di lingkungan Gereja dan masyarakat? Q : Di dalam Gereja bentuk kesaksian yang saya lakukan masih pada taraf yang sederhana yaitu menjadi misdinar. Di masyarakat saya mulai mengikuti kerja bakti dan organisasi kepemudaan di desa. (25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Apa arti hidup menggereja bagi Anda? Q : Bagi saya hidup menggereja ialah kehidupan yang aktif dalam Gereja dan mengikuti segala kegiatan di dalamnya 7. Dalam hidup menggereja, hambatan-hambatan apa saja yang Anda rasakan selama ini? Q : hambatan terlebih pada diri saya sendiri yaitu malas, capek dan kesibukan lain. Selebihnya orang tua mendukung kegiatan-kegiatan saya di Gereja. 8. Sejauh pengalaman dalam hidup menggereja, apa saja manfaat yang Anda rasakan? Q : lebih banyak teman seiman, merasa betah digereja 9. Apa arti kaum muda Gereja Katolik bagi Anda? Q : orang muda yang belum menikah yang aktif dalam kegiatan menggereja untuk tujuan menghidupkan semangat kaum muda. 10. Apa saja peran kaum muda dalam Gereja Katolik? Q : semangat baru bagi Gereja dan mempersiapkan generasi penerus Gereja (26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nama : Maria rosa maharani No :8 Lingkungan : Mojo “PENGHAYATAN SAKRAMEN KRISMA DALAM HIDUP MENGGEREJA KAUM MUDA DI PAROKI SANTA MARIA DI FATIMA SRAGEN” 1. Apa yang Anda ketahui tentang arti dan tujuan Sakramen Krisma? Q : Sakramen Krisma merupakan pemberian minyak suci yang menandakan ia menjadi dewasa dalam imannya. Tujuannya untuk mewartakan kerajaan Allah dan siap menjadi saksi Yesus di dunia. 2. Buah-buah apa yang Anda dapatkan setelah menerima Sakramen Krisma? Q : semakin mengenal Yesus kristus, memahami makna Sakramen Krisma dalam hidup sehari-hari dan rajin berdoa. 3. Perubahan sikap apa yang Anda rasakan pasca menerima Sakramen Krisma? Q : menjadi pribadi yang baik, tekun dalam iman dan di dalam keluarga semakin bersyukur akan pemberian Allah kepada keluargga saya. 4. Tindakan-tindakan apa Anda lakukan sebagai wujud iman yang dewasa (tunjukan dalam perbuatan konkrit) Q : menolong teman yang kesulitan, memberanikan diri memimpin doa Rosario di dalam keluarga dan selalu bersyukur. 5. Apa saja bentuk kesaksian yang sudah Anda lakukan sebagai murid Yesus di lingkungan Gereja dan masyarakat? Q : di dalam Gereja mengikuti berbagai kegiatan di Gereja misalnya OMK, sekarang saya mengikuti OMK dan teman-teman OMK saya sangat solid sehingga saya nyaman di dalam Organisasi OMK. Di masyarakat saya kurang terlalu terlibat karena organisasi kepemudaan di desa saya kurang terjaga dengan baik. (27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Apa arti hidup menggereja bagi Anda? Q : kehidupan menggereja bagi saya adalah keaktifan seseorang dalam segala tugas dan utusan di dalam Gereja. 7. Dalam hidup menggereja, hambatan-hambatan apa saja yang Anda rasakan selama ini? Q : hambatan sering pada rasa kecapean sepulang sekolah da nada kegiatan Gereja misalnya pertemuan OMK, FKPK dll. Sehingga muncul rasa malas untuk menghadirinya. 8. Sejauh pengalaman dalam hidup menggereja, apa saja manfaat yang Anda rasakan? Q : mamfaat hidup menggereja bagi saya adalah, semakin mengenal banyak umat dari yang muda hingga tua. Saya semakin dikenal banyak umat karena keaktiffan saya di Gereja. 9. Apa arti kaum muda Gereja Katolik bagi Anda? Q : kaum muda katolik adalah mereka bergabung dalam suatu organisasi dan mempunyai tujuan yang sama. 10. Apa saja peran kaum muda dalam Gereja Katolik? Q : membantu tugas Gereja, membantu perayaan misa misalnya kebagian solis, lektor dan misdinar. (28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nama : Cicilia eka yunita No :9 Lingkungan : Mojo “PENGHAYATAN SAKRAMEN KRISMA DALAM HIDUP MENGGEREJA KAUM MUDA DI PAROKI SANTA MARIA DI FATIMA SRAGEN” 1. Apa yang Anda ketahui tentang arti dan tujuan Sakramen Krisma? Q : Bagi saya sendiri Sakramen Krisma merupakan Sakramen Perutusan untuk menjadi dewasa di dalam iman akan Yesus Kristus untuk siap mewartakan Kerajaan Allah dan bersaksi atas iman Yesus Kristus. Tujuannya mempersiapkan seseorang untuk menjadi umat katolik secara utuh yang terdiri dalam Sakramen Inisiasi. 2. Buah-buah apa yang Anda dapatkan setelah menerima Sakramen Krisma? Q : semakin rajin berdoa, bertambahnya teman yang seiman dan kehidupan sosial saya bertambah. 3. Perubahan sikap apa yang Anda rasakan pasca menerima Sakramen Krisma? Q : Perubahan tidak terlalu mempengaruhi sikap saya, tetapi secara iman saya dapat lebih memahami apa itu Sakramen krisma 4. Tindakan-tindakan apa Anda lakukan sebagai wujud iman yang dewasa (tunjukan dalam perbuatan konkrit) Q : Tidak malu mengikuti Yesus Kristus, tidak malu menunda acara dengan teman dengan alasan pergi ke Gereja pintar mengatur waktu untuk berdoa. 5. Apa saja bentuk kesaksian yang sudah Anda lakukan sebagai murid Yesus di lingkungan Gereja dan masyarakat? Q : kesaksian saya di dalam gereja hanyalah sebatas menerima tugas untuk menjadi petugas misa namun saya sudah senang untuk ikut andil dalam bagian perayaan Ekaristi. Di dalam masyarakat saya kurang aktif hanya sebatas mengikuti arisan kepemudaan. (29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Apa arti hidup menggereja bagi Anda? Q : artinya kehidupan menggereja bagi saya adalah keikut sertaan seseorang untuk mengikuti segala aktifitas di Gereja. 7. Dalam hidup menggereja, hambatan-hambatan apa saja yang Anda rasakan selama ini? Q : Hambatan hanyalah kegiatan sekolah yang padat sehingga saya harus dapat membagi waktu dengan baik. Namun secara keseluruhan hambatan tersebut tidak terlalu berpengaruh bagi saya. 8. Sejauh pengalaman dalam hidup menggereja, apa saja manfaat yang Anda rasakan? Q : mamfaatnya bagi saya sangat besar, saya semakin kenal dengan kaum muda di Gereja yang selalu melaksanakan kegiatan kumpul bersama setelah misa. 9. Apa arti kaum muda Gereja Katolik bagi Anda? Q : Kaum muda katolik adalah kaum yang memiliki jiwa muda serta memiliki semangat untuk mengimani Yesus Kristus. 10. Apa saja peran kaum muda dalam Gereja Katolik? Q : peran kaum muda untuk Gereja Katolik meliputi, membantu Gereja untuk terus tumbuh di dalam zaman yang kian maju ini. (30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nama : Helena joan novian No : 10 Lingkungan : Siduarjo “PENGHAYATAN SAKRAMEN KRISMA DALAM HIDUP MENGGEREJA KAUM MUDA DI PAROKI SANTA MARIA DI FATIMA SRAGEN” 1. Apa yang Anda ketahui tentang arti dan tujuan Sakramen Krisma? Q : Menurut saya Sakramen Krisma merupakan suatu rahmat keselamatan dari Allah yang diberikan kepada manusia yang tujuannya untuk membukakan hati dan pikiran manusia untuk siap melayani dengan iklas. 2. Buah-buah apa yang Anda dapatkan setelah menerima Sakramen Krisma? Q : saya lebih dapat berfikir dewasa, mulai dengan pergaulan yang sehat dengan temanteman saya 3. Perubahan sikap apa yang Anda rasakan pasca menerima Sakramen Krisma? Q : perubahan yang saya rasakan tidaklah semata-mata berubah dalam sikap yang sepenuhnya positif, namun sikap saya masih biasa saja seperti pada sebelumnya perubahannya tidak terlalu mencolok.. 4. Tindakan-tindakan apa Anda lakukan sebagai wujud iman yang dewasa (tunjukan dalam perbuatan konkrit) Q : Dalam keseharian saya memuliakan nama Tuhan, saya hanya sebatas pergi Kegereja untuk berbagai kegiatan di lingkungan saya kurang aktif 5. Apa saja bentuk kesaksian yang sudah Anda lakukan sebagai murid Yesus di lingkungan Gereja dan masyarakat? Q : di dalam Gereja saya kurang begitu aktif kecuali hanya mengikuti OMK saja, namun dalam masyarakat saya akti dalam kepengurusan kepemudaan (31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Apa arti hidup menggereja bagi Anda? Q : bagi saya hidup menggereja adalah hidup yang aktif di Gereja dan tau akan segala keperluan Gereja. 7. Dalam hidup menggereja, hambatan-hambatan apa saja yang Anda rasakan selama ini? Q : hambatan bagi saya adalah kurangnya dukungan orang tua misalnya dalam motivasi, perhatian dan semangat untuk mengikuti kebersamaan di Gereja misalnya di dalam OMK. 8. Sejauh pengalaman dalam hidup menggereja, apa saja manfaat yang Anda rasakan? Q : mamfaat yang paling menonjol bagi saya adalah banyaknya kenalan dengan umat di Gereja sehingga sudah seperti keluarga 9. Apa arti kaum muda Gereja Katolik bagi Anda? Q : Kaum muda katolik bagi saya adalah mereka yang mau berkumpul memunculkan ideide kreatifitasnya untuk kemajuan Gereja. 10. Apa saja peran kaum muda dalam Gereja Katolik? Q : Peran kaum muda yang paling penting bagi saya adlah sebagai generasi penerus Gereja, maka kaum muda harus berlatih dalam tugas-tugas di Gereja minimal petugas misa untuk melatih tanggung jawab dalam dirinya. (32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nama : Natalia desti kurniastuti No : 11 Lingkungan : Siduarjo “PENGHAYATAN SAKRAMEN KRISMA DALAM HIDUP MENGGEREJA KAUM MUDA DI PAROKI SANTA MARIA DI FATIMA SRAGEN” 1. Apa yang Anda ketahui tentang arti dan tujuan Sakramen Krisma? Q : sakramen Krisma adalah tanda atau materai yang diberikan oleh Allah sendiri melalui minyak suci yang diartikan sebagai kesiapan seseorang untuk menjadi pribadi yang bersatu dengan Allah dan Yesus Kristus 2. Buah-buah apa yang Anda dapatkan setelah menerima Sakramen Krisma? Q : Saya dapat memahami arti dan tujuan dari Sakramen Krisma khususnya dalam diri saya sendiri. 3. Perubahan sikap apa yang Anda rasakan pasca menerima Sakramen Krisma? Q : perubahan sikap tidak terlalu mencolok bagi saya, namun saya memahami Sakramen Krisma menjadikan saya lebih dewasa dalam setiap perbuatan dan pilihan. 4. Tindakan-tindakan apa Anda lakukan sebagai wujud iman yang dewasa (tunjukan dalam perbuatan konkrit) Q : di dalam keseharian saya, saya selalu berdoa mengucapsyukur misalnya sebelum makan, sebelum pelajaran dan bepergian jauh. 5. Apa saja bentuk kesaksian yang sudah Anda lakukan sebagai murid Yesus di lingkungan Gereja dan masyarakat? Q : di dalam Gereja saya mengikuti kegiatan yang diadakan oleh OMK walaupun saya jarang ngumpul dengan OMK. Dalam masyarakat rasa toleransi dengan umat beragama lain. (33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Apa arti hidup menggereja bagi Anda? Q : seseorang yang aktif mengikuti melaksanakan berbagai kegiatan di Gereja dengan tulus iklas. 7. Dalam hidup menggereja, hambatan-hambatan apa saja yang Anda rasakan selama ini? Q : saya merasa malu dengan teman-teman yang banyak mendapat teman seiman di Gereja dan mengikuti berbagai organisasi dalam Gereja, kurangya rangkulan dari setiap organisasi kepada mereka yang ingin bergabung. 8. Sejauh pengalaman dalam hidup menggereja, apa saja manfaat yang Anda rasakan? Q : Karena saya tidak terlalu akti dalam Gereja bagi saya Gereja sebagai tempat saya bersyukur atas karunia Allah yang berlimpah kepada saya. 9. Apa arti kaum muda Gereja Katolik bagi Anda? Q : Kaum muda katolik adalah orang muda yang aktif dalam kegiatan menggereja dan bersatu untuk merangkul kaum muda. 10. Apa saja peran kaum muda dalam Gereja Katolik? Q : peran orang tua membantu orang tua untuk melaksanakan tugas Gereja, misalnya perayaan hari besar dll. (34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nama : Marcelino Dwi Putra Cahyo No : 12 Lingkungan : Siduarjo “PENGHAYATAN SAKRAMEN KRISMA DALAM HIDUP MENGGEREJA KAUM MUDA DI PAROKI SANTA MARIA DI FATIMA SRAGEN” 1. Apa yang Anda ketahui tentang arti dan tujuan Sakramen Krisma? Q : Sakramen Krisma adalah tanda kedewasaan iman seseorang untuk siap menjadi saksi Kristus. Tujuannya untuk menjadikan seseorang untuk siap menjadi saksi kristus 2. Buah-buah apa yang Anda dapatkan setelah menerima Sakramen Krisma? Q : dengan setelah menerima Sakramen Krisma, saya semakin rajin berdoa, pergi kegereja dan menghormati orangtua saya 3. Perubahan sikap apa yang Anda rasakan pasca menerima Sakramen Krisma? Q : Dengan setelah menerima Sakramen Krisma perubahan sikap saya cenderung masih biasa saja. Tidak terlalu berpengaruh pada sikap saya namun saya dapat mengerti kenapa saya harus menerima sakramen Krisma 4. Tindakan-tindakan apa Anda lakukan sebagai wujud iman yang dewasa (tunjukan dalam perbuatan konkrit) Q : mulai bergabung dengan teman-teman OMK, mengasihi sesama teman dan keluarga 5. Apa saja bentuk kesaksian yang sudah Anda lakukan sebagai murid Yesus di lingkungan Gereja dan masyarakat? Q : di dalam Gereja bentuk kesaksian saya mengikuti berbagai kegiatan di Gereja di lingkungan masyarakat saya mengikuti berbagai kegiatan yang diadakan di desa baik itu bersifat gotong royong dll. (35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Apa arti hidup menggereja bagi Anda? Q :bagi saya kehidupan mengereja ialah kehidupan yang aktif di dalam kegiatan Gereja 7. Dalam hidup menggereja, hambatan-hambatan apa saja yang Anda rasakan selama ini? Q : hambatan bagi saya sendiri adalah rasa malas, dan rasa malu untuk bergabung dengan teman-teman OMK yang baru saya kenal. 8. Sejauh pengalaman dalam hidup menggereja, apa saja manfaat yang Anda rasakan? Q : karena semulanya saya belum mempunyai pengalaman di dalam hidup menggereja, namun setelah saya mengikuti OMK banyak rasa nyaman untuk membaur bersama teman seiman. 9. Apa arti kaum muda Gereja Katolik bagi Anda? Q : kaum muda katolik bagi saya adalah sekelompok orang yang ingin membangun kekompakan dalam kehidupan menggereja 10. Apa saja peran kaum muda dalam Gereja Katolik? Q : peran kaum muda sebagai generasi penerus Gereja dan membantu tugas-tugas Gereja. (36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nama : Alexander Dana Pamungkas No : 13 Lingkungan : Gondang “PENGHAYATAN SAKRAMEN KRISMA DALAM HIDUP MENGGEREJA KAUM MUDA DI PAROKI SANTA MARIA DI FATIMA SRAGEN” 1. Apa yang Anda ketahui tentang arti dan tujuan Sakramen Krisma? Q : Sakramen Krisma adalah Sakramen yang diberikan oleh seseorang yang sbelumnya menerima Sakramen Baptis, dan Ekaristi. Tujuannya untuk mempersiapkan seseorang dewasa akan imannya. 2. Buah-buah apa yang Anda dapatkan setelah menerima Sakramen Krisma? Q : Buah yang saya peroleh setelah menerima sakramen Krisma ialah, menyadarkan diri saya bahwa iman saya kepada Yesus Kristus, menjadi anggota Gereja secara penuh. 3. Perubahan sikap apa yang Anda rasakan pasca menerima Sakramen Krisma? Q : perubahan sikap saya yang paling mencolok sekarang ini adalah lebih percaya diri sebagai remaja Katolik karena saya sudah aktif ikut berbagai kegiatan di Gereja. 4. Tindakan-tindakan apa Anda lakukan sebagai wujud iman yang dewasa (tunjukan dalam perbuatan konkrit) Q : saya mulai berani bergabung dengan OMK, di luar Gereja rasa percaya diri saya menjadi umat katolik lebih kuat dan tidak minder berada di tengah umat yang non Katolik. 5. Apa saja bentuk kesaksian yang sudah Anda lakukan sebagai murid Yesus di lingkungan Gereja dan masyarakat? Q : Bentuk kesaksian yang sudah saya lakukan di lingkup Gereja yaitu menerima tugastugas seperti Lektor, memimpin doa Rosario dan melakukan kegiatan OMK. Di luar (37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gereja saya bersama masyarakat sekitar hidup rukun dan damai tidak saling membedabedakan agama satu sam yang lain. 6. Apa arti hidup menggereja bagi Anda? Q : hidup menggereja bagi saya adalah hidup yang melibatkan diri dan imannya untuk Gereja. 7. Dalam hidup menggereja, hambatan-hambatan apa saja yang Anda rasakan selama ini? Q : hambatan hamper tidak ada mulai dari pribadi saya, terkadang hambatan itu muncul karena situasi misalnya kesibukan, cuaca dan anggota-anggota yang lain. 8. Sejauh pengalaman dalam hidup menggereja, apa saja manfaat yang Anda rasakan? Q : Manfaat bagi saya yaitu hubungan semakin erat antara kaum muda dan orang tua. Bagi saya sendiri saya semakin nyaman untuk berkecimpung didalam Gereja. 9. Apa arti kaum muda Gereja Katolik bagi Anda? Q : Kaum muda Gereja Katolik adalah, kumpulan remaja yang hidup di dalam Gereja dan saling membangun relasi untuk menjadikan Gereja yang lebih maju. 10. Apa saja peran kaum muda dalam Gereja Katolik? Q : Peran kaum muda dalam Gereja yaitu, sebagai semangat baru untuk Gereja agar mempunyai penerus untuk senantiasa merawat dan menjaga keutuhan Gereja. (38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nama : Anggelina Ica Pramesti No :14 Lingkungan : Gondang “PENGHAYATAN SAKRAMEN KRISMA DALAM HIDUP MENGGEREJA KAUM MUDA DI PAROKI SANTA MARIA DI FATIMA SRAGEN” 1. Apa yang Anda ketahui tentang arti dan tujuan Sakramen Krisma? Q : Sakramen Krisma merupakan Sakramen Pendewasaan iman seseorang di dalam mengimani Yesus Kristus. Tujuannya untuk mempersiaokan seseorang untuk tugas dan perutusan sebagai murid Yesus. 2. Buah-buah apa yang Anda dapatkan setelah menerima Sakramen Krisma? Q : Saya semakin mengimani Yesus Kristus dalam hidup saya serta saya semakin hidup damai dalam agama Katolik. 3. Perubahan sikap apa yang Anda rasakan pasca menerima Sakramen Krisma? Q : saya semakin rajin berdoa, menghargai pemberian orang tua dan dapat berfikir positif. 4. Tindakan-tindakan apa Anda lakukan sebagai wujud iman yang dewasa (tunjukan dalam perbuatan konkrit) Q : Tindakan sebagai wujud iman yang dewasa bagi saya adalah yang paling sederhana mengasihi sesama, namun semua itu terkadang terbentur untuk kepentingan sendiri dan saya masih bersikap demikian 5. Apa saja bentuk kesaksian yang sudah Anda lakukan sebagai murid Yesus di lingkungan Gereja dan masyarakat? Q : Di dalam Gereja belum terlalu menonjol dari segi pribadi saya, saya hanya sebatas mengikuti dan menjalani belum sampai ikut serta merencanakan dan melaksanakan (39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI karena saya belum ikut dalam keorganisasian Gereja. Untuk di Masyarakat saya sedikitsedikit mulai bergabung dengan kepemudaan. 6. Apa arti hidup menggereja bagi Anda? Q : hidup menggereja bagi saya adalah hidup melayani untuk Allah dengan tulus iklas. 7. Dalam hidup menggereja, hambatan-hambatan apa saja yang Anda rasakan selama ini? Q : rasa malu dan minder untuk mulai bergabung dengan teman-teman seusia di Gereja, pandangan saya mengenai Gereja yang kurang. 8. Sejauh pengalaman dalam hidup menggereja, apa saja manfaat yang Anda rasakan? Q : saya belum dapat merasakan manfaat dalam hiudp menggereja selain mengucakan rasa syukur kepada Allah. 9. Apa arti kaum muda Gereja Katolik bagi Anda? Q : kaum muda Gereja Katolik adalah mereka yang terdiri dari remaja yang bersama berkumpul untuk Gereja. 10. Apa saja peran kaum muda dalam Gereja Katolik? Q : Peran kaum muda bagi Gereja adalah mewujudkan nilai kerajaan Allah (40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nama : Sisilia Sisca Novita Bunga Nurmaningsih No : 15 Lingkungan : Gondang “PENGHAYATAN SAKRAMEN KRISMA DALAM HIDUP MENGGEREJA KAUM MUDA DI PAROKI SANTA MARIA DI FATIMA SRAGEN” 1. Apa yang Anda ketahui tentang arti dan tujuan Sakramen Krisma? Q : Sakramen Krisma menurut saya adalah bentuk perubahan iman yang menjadi dewasa untuk siap menjadi murid Kristus. Tujuannya untuk menjadikan seseorang menjadi anggota Gereja secara utuh dan siap menjadi pelayan Kristus. 2. Buah-buah apa yang Anda dapatkan setelah menerima Sakramen Krisma? Q : buah dari sakramen Krisma yang saya peroleh adalah memupuk iman saya menjadi anggota Gereja dengan cara rajin pergi kegereja dan berdoa. 3. Perubahan sikap apa yang Anda rasakan pasca menerima Sakramen Krisma? Q : Setelah menerima Sakramen Krisma saya lebih berani bergabung dengan OMK, dari awalnya saya malu untuk bergabung saya mulai berani bergabung dengan OMK dan sampai sekarang saya aktif dalam kegiatan OMK. 4. Tindakan-tindakan apa Anda lakukan sebagai wujud iman yang dewasa (tunjukan dalam perbuatan konkrit) Q : saya rajin berdoa Rosario, mengucap syukur atas pemberian Allah kepada saya dan saya bersuaha memberikan dan membantu teman yang sedang mendapat kesulitan 5. Apa saja bentuk kesaksian yang sudah Anda lakukan sebagai murid Yesus di lingkungan Gereja dan masyarakat? (41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Q : bentuk kesaksian saya di dalam lingkup Gereja kurang lebih melakukan tugas-tugas di Gereja misalnya menjadi petugas dalam misa misdinar. Dalam lungkup masyarakat saya bersikap sopan terhadap orang yang lebih tua dan menghargai teman. 6. Apa arti hidup menggereja bagi Anda? Q : kehidupan menggereja bagi saya adalah kehidupan yang aktif di dalam gereja dengan melakukan segala aktifitas di Gereje dan melayani. 7. Dalam hidup menggereja, hambatan-hambatan apa saja yang Anda rasakan selama ini? Q : Hambatan bagi saya sendiri adalah kurangnya dukungan dari orang tua saya sendiri untuk menyemangati saya dalam kegiatan-kegiatan di Gereja. 8. Sejauh pengalaman dalam hidup menggereja, apa saja manfaat yang Anda rasakan? Q : Manfaat bagi saya pribadi adalah sebagai tumbuhnya iman saya untuk mengimani Yesus Kristus dan melayani sesame manusia. 9. Apa arti kaum muda Gereja Katolik bagi Anda? Q : Kaum muda Gereja Katolik adalah mereka yang mempunyai jiwa muda dan semangat untuk Gereja. 10. Apa saja peran kaum muda dalam Gereja Katolik? Q : Peran kaum muda membantu Gereja untuk ikut dalam berbagai kegiatan yang ada di dalamnya agar Gereja tidak dipadndang sebagai Gereja orang tua saja. (42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nama : Yohanes Baptista Dicky Hantoro No : 16 Lingkungan : Tanon “PENGHAYATAN SAKRAMEN KRISMA DALAM HIDUP MENGGEREJA KAUM MUDA DI PAROKI SANTA MARIA DI FATIMA SRAGEN” 1. Apa yang Anda ketahui tentang arti dan tujuan Sakramen Krisma? Q : Sakramen Krisma artinya berkat dari Allah kepada umatNya yang siap diutus untuk mewartakan Kerajaannya. Tujuannya menjadikan sesorang dewasa dalam imannya dan mampu mewujudkan imannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Buah-buah apa yang Anda dapatkan setelah menerima Sakramen Krisma? Q : setelah menerima Sakramen Krisma saya semakin tahu untuk apa Sakramen Krisma tersebut, misalnya mengenai perutusan sebagai murid Yesus, menjadi Pribadi yang lebih baik dan menjadi anggota Gereja secara untuh. 3. Perubahan sikap apa yang Anda rasakan pasca menerima Sakramen Krisma? Q : Saya dapat memahami sebagai Sakramen Pengunatan Iman tetapi saya belum terlalu memahami sikap apa yang seharusnya saya lakukan setelah menerima Sakramen Krisma. 4. Tindakan-tindakan apa Anda lakukan sebagai wujud iman yang dewasa (tunjukan dalam perbuatan konkrit) Q : wujud iman saya adalah perbuatan mengasihi sesama manusia dengan cara menolong mereka yang kesusahan, menghargai keputusan orang lain dan tidak fanatic pada Agama atau kelompok yang lain. 5. Apa saja bentuk kesaksian yang sudah Anda lakukan sebagai murid Yesus di lingkungan Gereja dan masyarakat? (43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Q : kesaksian saya di lingkungan Gereja yang sering saya lakukan adalah dengan melaksanakan tugas sebagai lektor di Gereja. Dan di dalam masyarakat adalah sikap rendah hati saya kepada tetangga dan mencerminkan pribadi yang baik kepada masyarakat. 6. Apa arti hidup menggereja bagi Anda? Q : Kehidupan menggereja bagi saya adalah kehidupan seseorang yang aktif dalam kegiatan, tugas dan pelayanan terhadap Gereja. 7. Dalam hidup menggereja, hambatan-hambatan apa saja yang Anda rasakan selama ini? Q : Hambatan bagi saya hanyalah rasa malas yang terkadang timbul karena kecapekan oleh aktifitas di sekolah. 8. Sejauh pengalaman dalam hidup menggereja, apa saja manfaat yang Anda rasakan? Q : kehidupan menggereja memberikan saya pengalaman berhargga yaitu saling menyapa di Gereja untuk keakraban dan relasi antar umat. Dan pada akhirnya saya menjadi kenal ddengan seluruh anggota Gereja. 9. Apa arti kaum muda Gereja Katolik bagi Anda? Q : Kaum muda Gereja Katolik adalah kaum yang memberikan semangat baru untuk segala aktifitas Gereja, sehingga Gereja tetap hidup dan menyapa anak muda 10. Apa saja peran kaum muda dalam Gereja Katolik? Q : Peran kaum muda membantu Para orang tua untuk melaksanakan tugas di gereja, misalnya ikut andil dalam bagian Perayaan. (44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nama : Maria Wahyu EPS No : 17 Lingkungan : Santa Monica lompong, Jenawi “PENGHAYATAN SAKRAMEN KRISMA DALAM HIDUP MENGGEREJA KAUM MUDA DI PAROKI SANTA MARIA DI FATIMA SRAGEN” 1. Apa yang Anda ketahui tentang arti dan tujuan Sakramen Krisma? Q : Sakramen yang menguatkan iman kita terhadap Yesus Kristus, tujuannya menjadi umat katolik secara utuh dan untuk perkembangan iman saya yang dahulu goyah menjadi lebih aktif dalam menggereja. 2. Buah-buah apa yang Anda dapatkan setelah menerima Sakramen Krisma? Q : Buah Sakramen Krisma yang saya terima yaitu rasa cinta kasih, damai sejahtera, kesetiaan dan Kejujuran. 3. Perubahan sikap apa yang Anda rasakan pasca menerima Sakramen Krisma? Q : Lebih aktif dalam kegiatan mengerejani apapun itu dan lehih rajin berdoa, misalnya malaikat tuhan, sebelum belajar, sebelum dan sesudah makan dll. 4. Tindakan-tindakan apa Anda lakukan sebagai wujud iman yang dewasa (tunjukan dalam perbuatan konkrit) Q : menyemangati teman seiman yang goyah imannya, membantu teman yang sedang mengalami kesulitan dan mengakui dosa-dosa saya dalam pengakuan dosa. 5. Apa saja bentuk kesaksian yang sudah Anda lakukan sebagai murid Yesus di lingkungan Gereja dan masyarakat? Q : Di lingkungan Gereja saya menjadi aktif dalam mengikuti Ekaristi, menjadi misdinar, mengikuti pertemuan lingkungan. Di lingkungan masyarakat saya sering mengikuti kegiatan membersikan lingkungan dan akrab dengan warga di desa. (45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Apa arti hidup menggereja bagi Anda? Q : hidup menggereja adalah hidup yang penuh dikasihi oleh Allah yang menyertainya sebagai umat yang beriman kepada Yesus Kristus. Sehingga hidupnya untuk mewartakan kabar suka cita Allah. 7. Dalam hidup menggereja, hambatan-hambatan apa saja yang Anda rasakan selama ini? Q : Hambatanya terkadang rasa malas dalam diri saya yang lebih asyik dirumah menonton TV dan main hp. 8. Sejauh pengalaman dalam hidup menggereja, apa saja manfaat yang Anda rasakan? Q : Manfaatnya saya merasa lebih dekat dengan Tuhan dan lebih berpartisipasi dalam kegiatan Gereja. 9. Apa arti kaum muda Gereja Katolik bagi Anda? Q : remaja katolik yang ikut serta mewartakan kasih Allah dengan cara mengikuti berbagai kegiatan di Gereja. 10. Apa saja peran kaum muda dalam Gereja Katolik? Q : Membantu Tugas tugas Gereja misalnya dalam perayaan Ekaristi dan merangkul sesama kaum muda untuk tetap hidup dalam lingkup Kristiani. (46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nama : Maria Meisya Puan Maharani No : 18 Lingkungan : Santa Monica lompong, Jenawi “PENGHAYATAN SAKRAMEN KRISMA DALAM HIDUP MENGGEREJA KAUM MUDA DI PAROKI SANTA MARIA DI FATIMA SRAGEN” 1. Apa yang Anda ketahui tentang arti dan tujuan Sakramen Krisma? Q : Pemberian Sakramen penguatan yang di tujukan kepada kaum muda yang sebelumnya telah menerima Sakramen Baptis dan Ekaristi. Tujuannya untuk melayani sesama manusia dan menjadi warga Katolik secara utuh. 2. Buah-buah apa yang Anda dapatkan setelah menerima Sakramen Krisma? Q : Buah sakramen Krisma yang saya peroleh adalah cinta kasihm sukacita dan rahmat keselamatan. 3. Perubahan sikap apa yang Anda rasakan pasca menerima Sakramen Krisma? Q : Perubahan sikap yang paling menonjol adalah lebih aktif dalam kegiatan bermasyarakat, lingkungan dan OMK. 4. Tindakan-tindakan apa Anda lakukan sebagai wujud iman yang dewasa (tunjukan dalam perbuatan konkrit) Q : mencerminkan sikap yang baik untuk orang lain, menolong teman yang mengalami kesusahan dan tidak mengusik ketenangan agama lain. 5. Apa saja bentuk kesaksian yang sudah Anda lakukan sebagai murid Yesus di lingkungan Gereja dan masyarakat? Q : kesaksian saya sebagai murid Yesus ialah mengikuti berbagai kegiatan di Gereja mulai dari Misdinar, pertemuan OMK, rekoleksi dan mengikyti Organisasi di masyarakat. (47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Apa arti hidup menggereja bagi Anda? Q : Kehiduapan yang mendekatkan diri pada Allah dan berserah diri pada Allah untuk segala urusan di dunia ini. 7. Dalam hidup menggereja, hambatan-hambatan apa saja yang Anda rasakan selama ini? Q : Sering tergoda akan hidburan-hiburan di luar Gereja misalnya main dengan teman, rasa malas. Dll 8. Sejauh pengalaman dalam hidup menggereja, apa saja manfaat yang Anda rasakan? Q : Merasayakan kedamaian bersama umat beriman di Gereja, dengan umat yang begitu ramah saya merasa nyaman dan betah di Gereja. 9. Apa arti kaum muda Gereja Katolik bagi Anda? Q : Sebuah organisasi yang dibentuk untuk melayani baik di Gereja dan di masyarakat. 10. Apa saja peran kaum muda dalam Gereja Katolik? Q : Peran kaum muda di dalam Greeja ialah menjadi pelopor semangat kaum muda di dalam kegiatan Gereja. (48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nama : Maria Adella Hadiningsih No : 19 Lingkungan : Santo Agustinus kondo, Jenawi “PENGHAYATAN SAKRAMEN KRISMA DALAM HIDUP MENGGEREJA KAUM MUDA DI PAROKI SANTA MARIA DI FATIMA SRAGEN” 1. Apa yang Anda ketahui tentang arti dan tujuan Sakramen Krisma? Q : Sakramen krisma adalah Sakramen penguatan bagi mereka yang telah siap mewartakan kerajaan Allah. Tujuannya menjadikan warga katolik secara utuh yang dewasa dan siap melayani sesama umat Allah. 2. Buah-buah apa yang Anda dapatkan setelah menerima Sakramen Krisma? Q : buah yang paling saya dapatkan adlaah saya semakin dewasa dalam imannya saya tau perbuatan yang salah dan benar. 3. Perubahan sikap apa yang Anda rasakan pasca menerima Sakramen Krisma? Q : Perubahan sikap iman yang saya rasakan semakin tumbuh dan berkembang misalnya saya mulai bergabung dengan OMK. 4. Tindakan-tindakan apa Anda lakukan sebagai wujud iman yang dewasa (tunjukan dalam perbuatan konkrit) Q : selalu jujur dengan apa yang diperbuat, menjadi siswa yang teladan di sekolah dan selalu bersyukur atas karunia Tuhan. 5. Apa saja bentuk kesaksian yang sudah Anda lakukan sebagai murid Yesus di lingkungan Gereja dan masyarakat? Q : Saya semakin rajin pergi kegereja, mengikuti kegiatan doa Rosario lingkungan, mengikuti ibadat lingkungan dan sopan dan bersikap rendah hati dalam kehidupan bermasarakat. (49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Apa arti hidup menggereja bagi Anda? Q : hidup menggereja adalah kehidupan yang aktif di dalam Gereja dan melayani Allah dan Umat Allah dengan iklas. 7. Dalam hidup menggereja, hambatan-hambatan apa saja yang Anda rasakan selama ini? Q : hambatannya bagi saya sendiri adalah asyiknya dunia luar misalnya Hp, dunia maya dan media social yang menjadikan saya malas untuk mengikuti kegiatan Gereja. 8. Sejauh pengalaman dalam hidup menggereja, apa saja manfaat yang Anda rasakan? Q : Saya semakin mengenal Yesus Kristus, dan dapat menjadikan inspirasi untuk selalu hidup dalam kerendahan hati dan saling melayani. 9. Apa arti kaum muda Gereja Katolik bagi Anda? Q : artinya mereka remaja yang mempunyai tujuan sama yaitu menjadikan kesatuan remaja yang aktif dalam kegiatan Gereja. 10. Apa saja peran kaum muda dalam Gereja Katolik? Q : Membantu Gereja untuk siap melaksanakan tugas Gereja, untuk meneruskan dan mengembangkan Gereja. (50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nama : Reynandus Christifano Ardana No : 20 Lingkungan : Tanon “PENGHAYATAN SAKRAMEN KRISMA DALAM HIDUP MENGGEREJA KAUM MUDA DI PAROKI SANTA MARIA DI FATIMA SRAGEN” 1. Apa yang Anda ketahui tentang arti dan tujuan Sakramen Krisma? Q : Sakramen Krisma bagi saya Salah satu Sakramen dimana orang katolik mendapatkan penguatan imannya di dalam paguyuban Gereja. Tujuannya untuk penguatan iman saya di tengah arus zaman yang berkembang. 2. Buah-buah apa yang Anda dapatkan setelah menerima Sakramen Krisma? Q : saya mendapatkan buah penguatan iman untuk lebih mengenal Yesus Kristus, buah anugrah dari roh kudus yang membuka hati saya bahwa hidup menggereja lebih menyenangkan dan tenang saat hidup menggereja. 3. Perubahan sikap apa yang Anda rasakan pasca menerima Sakramen Krisma? Q : Sedikit demi sedikit saya dapat berfikir lebih dewasa, hidup saya lebih bermakna dengan mengikuti berbagai organisasi Gereja. 4. Tindakan-tindakan apa Anda lakukan sebagai wujud iman yang dewasa (tunjukan dalam perbuatan konkrit) Q : saya bergabung dengan OMK, menjadi Lektor dan ikut bergabung dengan kegiatan lingkungan. 5. Apa saja bentuk kesaksian yang sudah Anda lakukan sebagai murid Yesus di lingkungan Gereja dan masyarakat? Q : secara pribadi saya belum melakukan apapun demi Kristus dan belum membalas kasih Yesus kepada saya, tetapi saya berusaha mempersembahkan apa yang ada dalam (51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI hidup saya kepada Yesus dengan melakukan dan melaksanakan tugas Gereja dan hidup harmonis saling toleransi di tengah umat beragama lain. 6. Apa arti hidup menggereja bagi Anda? Q : Hidup menggereja bagi saya adalah kegiatan yang melakukan segala hal yang berkaitan dan berguna oleh Gereja. Misalnya, membantu melancarkan dan melaksanakan kegiatan Gereja. 7. Dalam hidup menggereja, hambatan-hambatan apa saja yang Anda rasakan selama ini? Q : Hambatan terbesar adalah waktu, pembagiaan waktu untuk Gereja dan Pribadi. Karena kegiatan saya banyak dan harus bias membagi waktu. 8. Sejauh pengalaman dalam hidup menggereja, apa saja manfaat yang Anda rasakan? Q : Mamfaatnya banyak sekali, namun yang dapat mengesankan bagi saya adalah saya dapat memahami arti hidup menggereja dan saya lebih dapat bersatu dengan keluarga saya dirumah dan teman-teman di gereja. 9. Apa arti kaum muda Gereja Katolik bagi Anda? Q : Kaum muda katoilik adalah seorang yang memiliki kepentingan tersendiri sebagai generasi peneruus Gereja. 10. Apa saja peran kaum muda dalam Gereja Katolik? Q : Perannya membantu memikirkan sebuah konsep dalam perayaan, menjadi pelopor atau semangat baru bagi sebuah kegiatan dan membantu untuk mempersiapkan generasi penerus Gereja. (52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nama : Vincensia Ratih Paramita Jati No : 21 Lingkungan : Tanon “PENGHAYATAN SAKRAMEN KRISMA DALAM HIDUP MENGGEREJA KAUM MUDA DI PAROKI SANTA MARIA DI FATIMA SRAGEN” 1. Apa yang Anda ketahui tentang arti dan tujuan Sakramen Krisma? Q : Sakramen Krisma adalah sakramen penguatan iman bagi seseorang, tujuannya untuk siap mewartakan sabda Allah. 2. Buah-buah apa yang Anda dapatkan setelah menerima Sakramen Krisma? Q: Saya mendapatkan buah rahmat keselamatan dari Allah, yang senantiasa melindungi saya. 3. Perubahan sikap apa yang Anda rasakan pasca menerima Sakramen Krisma? Q: Saya semakin dewasa menjadi seorang katolik, saya semakin sabar menghadapi masalah dan dapat berfikiran positif, 4. Tindakan-tindakan apa Anda lakukan sebagai wujud iman yang dewasa (tunjukan dalam perbuatan konkrit) Q : Saya semakin giat dalam kegiatan menggereja, mengikuti kegiatan OMK dan ikut dalam kepanitiaan perayaan hari raya Gereja. 5. Apa saja bentuk kesaksian yang sudah Anda lakukan sebagai murid Yesus di lingkungan Gereja dan masyarakat? Q : Bentuk kesaksian saya di dalam Gereja tidak terlalu besar bagi saya, namun saya ingin selalu memberikan yang terbaik bagi Yesus dengan cara siap menerima tugas dari Gereja misalnya menjadi Lektor, petugas pasio dll. Dan dimasyarakat saya hidup dengan saling menjaga toleransi dengan umat beragama lain dan bersikap sopan dengan masyarakat sekitar. (53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Apa arti hidup menggereja bagi Anda? Q : Hidup menggereja bagi saya adalah hidup yang melibatkan jasmani dan rohaninya bagi Gereja. 7. Dalam hidup menggereja, hambatan-hambatan apa saja yang Anda rasakan selama ini? Q : Hambatan pokok hamper tidak ada, tetapi hambatan hanya sebatas rasa malas dalam diri saya untuk kegiatan menggereja dengan. Namun dengan demikian saya tetap berusaha ikut dan aktif dalam kegiatan menggereja. 8. Sejauh pengalaman dalam hidup menggereja, apa saja manfaat yang Anda rasakan? Q : Sejauh pengalaman saya dalam hidup menggereja, saya semakin memiliki teman seiman yang banyak dan dapat berkomunikasi serta bersosial dengan orang lain lebih baik. 9. Apa arti kaum muda Gereja Katolik bagi Anda? Q : Bagi saya kaum muda Katolik adalah mereka yang memiliki kreatifitas yang siap mewarnai Gereja. 10. Apa saja peran kaum muda dalam Gereja Katolik? Q : Peran Kum muda adalah bersama dengan orang tua ikut mengambil bagian dalam kegiatan menggereja. (54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nama : Maria Wahyu Eka Puspita Siwi No : 22 Lingkungan : Gawan “PENGHAYATAN SAKRAMEN KRISMA DALAM HIDUP MENGGEREJA KAUM MUDA DI PAROKI SANTA MARIA DI FATIMA SRAGEN” 1. Apa yang Anda ketahui tentang arti dan tujuan Sakramen Krisma? Q : Bagi saya Sakramen Krisma adalah Sakramen yang diberikan untuk pendewasaan iman kita, tujuannya diberikannya Sakramen Krisma adalah sebagai bentuk untuk siap menjadi warga katolik yang utuh dan siap mengambil tugas dalam Gereja. 2. Buah-buah apa yang Anda dapatkan setelah menerima Sakramen Krisma? Q : Setelah mendapatkan sakramen Krisma saya semakin rajin berdoa, beribadat dan melakukan kegiatan social seperti membantu teman yang kesusahan dll. 3. Perubahan sikap apa yang Anda rasakan pasca menerima Sakramen Krisma? Q : Sikap saya setelah menerima Sakramen Krisma adalah semakin bertanggungjawab atas iman saya sebagai murid Yesus. 4. Tindakan-tindakan apa Anda lakukan sebagai wujud iman yang dewasa (tunjukan dalam perbuatan konkrit) Q : Saya semakin dewasa dalam berbuat, berfikir dahulu sebelum mengambil keputusan dan melakukan berbagai kegiatan dengan berdoa terlebih dahulu. 5. Apa saja bentuk kesaksian yang sudah Anda lakukan sebagai murid Yesus di lingkungan Gereja dan masyarakat? Q : Kesaksian saya di dalam lingkungan Gereja adalah keaktifan saya mengikuti berbagai kegiatan misalnya pertemuan lingkungan, pendalaman iman dan kegiatan OMK. Di luar lingkup Gereja saya bergabung dengan organisasi kepemudaan masyarakat dan hidup damai dengan masyarakat. (55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Apa arti hidup menggereja bagi Anda? Q : Hidup menggereja bagi saya adalah terlibat dalam kegiatan Gereja yang meliputi berbagai kegiatan dalam Gereja. 7. Dalam hidup menggereja, hambatan-hambatan apa saja yang Anda rasakan selama ini? Q : Hambatan yang saya alami saat ini adalah kurangnya motivasi dari orang tua dalam kegiatan menggereja misalnya :apresiasi dan semangat. 8. Sejauh pengalaman dalam hidup menggereja, apa saja manfaat yang Anda rasakan? Q : Manfaat yang paling saya rasakan adalah semakin banyak teman dan dikenal oleh banyak orang setelah saya mengikuti berbagai kegiatan di Gereja. 9. Apa arti kaum muda Gereja Katolik bagi Anda? Q : Kaum muda bagi saya adalah kumpulan orang muda yang aktif dan bersama dalam kegiatan menggereja. 10. Apa saja peran kaum muda dalam Gereja Katolik? Q : Peran Kaum muda alaha sebagai Generasi penerus kegiatan Gereja, dan ikut berpartisipasi dalam pengembangan Gereja. (56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nama : Michela Sherly Noven No : 23 Lingkungan : Gawan “PENGHAYATAN SAKRAMEN KRISMA DALAM HIDUP MENGGEREJA KAUM MUDA DI PAROKI SANTA MARIA DI FATIMA SRAGEN” 1. Apa yang Anda ketahui tentang arti dan tujuan Sakramen Krisma? Q : Sakramen Krisma adalah rahmat Roh kudus yang diberikan kepada seseorang untuk menguatkan imannya. Tujuannya diberikannya Sakramen Krisma adalah sebagai pemenuhan Sakramen Inisiasi bagi umat Katolik. 2. Buah-buah apa yang Anda dapatkan setelah menerima Sakramen Krisma? Q : Buah yang saya dapatkan adalah terutama pada buah rohani, saya semakin rajin pergi kegereja dan berdoa. 3. Perubahan sikap apa yang Anda rasakan pasca menerima Sakramen Krisma? Q : Perubahan sikap saya adalah saya semakin patuh pada orang tua dan saya semakin mengimani Yesus Kristus. 4. Tindakan-tindakan apa Anda lakukan sebagai wujud iman yang dewasa (tunjukan dalam perbuatan konkrit) Q : Tindakan iman saya yang dewasa adalah dengan bagaimana saya menyikapi keadaan dan menyikapi masalah yang ada dalam diri saya, misalnya saya tetap berfikir positif dan dewasa dalam mengambil keputusan. 5. Apa saja bentuk kesaksian yang sudah Anda lakukan sebagai murid Yesus di lingkungan Gereja dan masyarakat? Q : Bentuk kesaksian dalam lingkup Gereja adalah dengan hidup menggereja dan mengikuti berbagai kegiatan di Gereja. Di luar Gereja saya hidup berpegang teguh pada Yesus Kristus dan tidak terbujuk oleh rayuan duniawi yang negatif. (57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Apa arti hidup menggereja bagi Anda? Q : Hidup menggereja bagi saya adalah kehidupan yang aktif dalam kegiatan menggereja sebagai murid Yesus Kristus. 7. Dalam hidup menggereja, hambatan-hambatan apa saja yang Anda rasakan selama ini? Q : Hambatan yang utama adalah rasa malas, kecapean dengan adanya kegiatan sekolah dan kurangnya komunikasi antar teman di Gereja. 8. Sejauh pengalaman dalam hidup menggereja, apa saja manfaat yang Anda rasakan? Q : Manfaat yang saya dapatkan adalah saya menjadi aktif dalam kegiatan menggereja, semakin memahami arti Gereja dalam kehidupan saya. 9. Apa arti kaum muda Gereja Katolik bagi Anda? Q : Kaum muda Gereja Katolik adalah tempat berkumpulnya orang muda yang mempunyai ide untuk perkembangan iman kaum muda. 10. Apa saja peran kaum muda dalam Gereja Katolik? Q : Sebagai Generasi penerus Gereja, sehingga di kemudian hari kaum muda siap mengisi struktur keorganisasian untuk Tugas dan Utusan Gereja. (58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nama : Pricila Jane Griselda No : 24 Lingkungan : Gawan “PENGHAYATAN SAKRAMEN KRISMA DALAM HIDUP MENGGEREJA KAUM MUDA DI PAROKI SANTA MARIA DI FATIMA SRAGEN” 1. Apa yang Anda ketahui tentang arti dan tujuan Sakramen Krisma? Q : Sakramen Krisma adala Sakramen yang diberikan untuk pendewasaan iman serta menjadikan seseorang menjadi umat katolik yang penuh dalam Sakramen Inisiasi. Tujuannya untuk menjadikan seseorang untuk siap mengemban utusan dari Allah. 2. Buah-buah apa yang Anda dapatkan setelah menerima Sakramen Krisma? Q : Buah Sakramen Krisma yang saya peroleh adalah buah tanggung jawab sebagai murid Yesus yang siap mewartkan kabar Gembira. 3. Perubahan sikap apa yang Anda rasakan pasca menerima Sakramen Krisma? Q : Perubahan sikap saya, saya semakin bersikap bertanggung jawab atas iman saya sehari-hari dan rajin mengikuti kegiatan Gereja. 4. Tindakan-tindakan apa Anda lakukan sebagai wujud iman yang dewasa (tunjukan dalam perbuatan konkrit) Q : Dengan bertanggung jawab saya dapat membagi waktu saya antara Gereja dengan kegiatan saya, mengikuti OMK dll. 5. Apa saja bentuk kesaksian yang sudah Anda lakukan sebagai murid Yesus di lingkungan Gereja dan masyarakat? Q : Bentuk kesaksian di lingkup Gereja yang pernah saya lakukan adalah dengan berpartisipasi dalam kegiatan AYD, Visualisasi Jalan Salib dll. Di Masyarakat, melakukan Bakti social misalnya kerjabakti, gotong royong dll. (59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Apa arti hidup menggereja bagi Anda? Q : Hidup menggereja bagi saya adalah kehidupan yang menyatu dengan kegiatan Gereja, artinya kehidupan yang tidak jauh dari kegiatan Gereja. Misalnya aktif dalam kegiatan Gereja. 7. Dalam hidup menggereja, hambatan-hambatan apa saja yang Anda rasakan selama ini? Q : hambatan bagi saya adalah terkadang saya sering menggempangkan mengenai penting tidaknya kegiatan atau acara Gereja. 8. Sejauh pengalaman dalam hidup menggereja, apa saja manfaat yang Anda rasakan? Q : Manfaat bagi saya yang paling utama adalah saya merasa lega sudah aktif dalam kegiatan menggereja bias memuliakan nama Tuhan dan hidup bersama umat beriman. 9. Apa arti kaum muda Gereja Katolik bagi Anda? Q : Kaum muda Gereja Katolik adalah kumpulan orang muda yang aktif dalam kegiatan menggereja. 10. Apa saja peran kaum muda dalam Gereja Katolik? Q : Membantu tugas-tugas dalam perayaan, menjadi Generasi Penerus Gereja. (60)