BAB I PENDAHULUAN

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagaimana diatur di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 114 tahun
2014, tentang Pedoman Pembangunan Kampung, disebutkan bahwa Perencanaan
Pembangunan Kampung adalah proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh
Pemerintah
Kampung
dengan
melibatkan
Badan
Permusyawaratan
Kampung
(BAMUSKAM) dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan
pengalokasian sumber daya Kampung dalam rangka mencapai tujuan pembangunan
kampung.
Lebih lanjut dijelaskan, Pembangunan Partisipatif adalah suatu sistem
pengelolaan
pembangunan
dikoordinasikan
oleh
di
Kepala
Kampung
Kampung
dan
kawasan
dengan
perkampungan
mengedepankan
yang
kebersamaan,
kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna mewujudkan perdamaian dan keadilan sosial.
Pemberdayaan
Masyarakat
Kampung
adalah
upaya
mengembangkan
kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap,
keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui
penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi
masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat kampung.
Pemerintah Kampung menyusun perencanaan pembangunan kampung sesuai
dengan
kewenangannya
dengan
mengacu
pada
perencanaan
pembangunan
kabupaten/kota. Perencanaan dan Pembangunan Kampung dilaksanakan oleh Pemerintah
Kampung dengan melibatkan seluruh masyarakat kampung dengan semangat gotong
royong. Masyarakat kampung berhak melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan
pembangunan kampung.
Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan pembangunan kampung,
pemerintah Kampung didampingi oleh pemerintah daerah kabupaten/kota yang secara
teknis dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota. Untuk
mengkoordinasikan pembangunan kampung, Kepala Kampung dapat didampingi oleh
tenaga pendamping profesional, kader pemberdayaan masyarakat kampung, dan/atau
pihak ketiga. Kepala Distrik atau sebutan lain akan melakukan koordinasi pendampingan di
wilayahnya.
Kampung Bangai
1
Pembangunan kampung mencakup bidang penyelenggaraan pemerintahan
kampung, pelaksanaan pembangunan kampung, pembinaan kemasyarakatan kampung
dan pemberdayaan masyarakat kampung. Perencanaan pembangunan kampung disusun
secara berjangka meliputi:
a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kampung untuk jangka waktu 6 tahun; dan
b. Rencana Pembangunan Tahunan Kampung atau yang disebut Perubahan Rencana
Kerja Pemerintah Kampung (Perubahan RKP Kampung), merupakan penjabaran dari
RPJM Kampung untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Kampung dan Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Kampung, ditetapkan
dengan Peraturan Kampung.
Dalam rangka pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara dan sesuai dengan pola pemikiran dimaksud di atas,
maka sebuah kampung diharuskan mempunyai perencanaan yang matang berlandaskan
partisipasi dan transparansi serta demokratisasi yang berkembang di kampung yang
terangkum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kampung (RPJM Kampung).
Hal tersebut merupakan rencana pembangunan strategis kampung dalam waktu 5 (lima)
tahun dan Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Kampung (Perubahan RKP
Kampung) yang merupakan Rencana Pembangunan Kampung yang disusun untuk jangka
waktu 1 (satu) tahunan
berdasarkan penjabaran RPJM Kampung, hasil evaluasi
pelaksanaan pembangunan tahun sebelumnya, prioritas kebijakan supra kampung dan
atau hal-hal yang karena keadaan darurat atau bencana alam.
Sebagai rencana strategis pembangunan tahunan kampung, Perubahan RKP
Kampung merupakan dokumen perencanaan pembangunan yang bersifat regulasi yang
pada pelaksanaannya dilakukan oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kampung
(LPMK) sebagai lembaga kemasyarakatan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
pembangunan di kampung. Perubahan RKP Kampung merupakan satu-satunya pedoman
atau acuan pelaksanaan pembangunan bagi Pemerintah Kampung dalam jangka waktu 1
(satu) tahun yang selanjutnya dimasukkan dalam Perubahan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Kampung (Perubahan APB Kampung) tahun anggaran bersangkutan.
Perencanaan Pembangunan Kampung adalah suatu proses pengambilan
keputusan yang dilakukan secara terpadu bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat
kampung dengan memanfaatkan dan memperhitungkan kemampuan sumber daya
informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan perkembangan global.
Untuk maksud tersebut diperlukan upaya yang tepat dalam mencapai hasil melalui
pemahaman persoalan yang benar-benar nyata dan pada akhirnya mampu untuk diatasi
dengan baik dan tepat sasaran.
Kampung Bangai
2
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang kampung, Pasal 79
ayat 2 huruf b, Pemerintah Kampung Bangai Distrik Gresi Selatan Kabupaten Jayapura
wajib menyusun Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Kampung (Perubahan RKP
Kampung) Tahun 2016. RKP Kampung adalah penjabaran dari RPJM Kampung untuk
jangka waktu 1 tahun yang ditetapkan dengan Peraturan Kampung.
Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Kampung yang selanjutnya disingkat
(Perubahan RKP Kampung) sesuai dengan Peraturan Menteri dalam Negeri No. 114
Tahun 2015 Tentang Pedoman Perencanaan Pembangunan Kampung menyatakan bahwa
pemerintah kampung dapat mengusulkan kebutuhan pembangunan kampung kepada
pemerintah daerah kabupaten/kota. Usulan kebutuhan Pembangunan Kampung tersebut
harus mendapatkan persetujuan Bupati/Walikota. Usulan tersebut harus dihasilkan dalam
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kampung. Jika pemerintah, pemerintah daerah
provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota menyetujui usulan tersebut, maka akan
dimuat dalam Perubahan RKP Kampung tahun berikutnya. Perubahan Rencana Kerja
Pemerintah
Kampung,
selanjutnya
disingkat
Perubahan
RKP
Kampung,
adalah
penjabaran dari RPJM Kampung untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
Daftar Usulan Perubahan RKP Kampung adalah penjabaran RPJM Kampung
yang menjadi bagian dari Perubahan RKP Kampung untuk jangka waktu 1 (satu) tahun
yang akan diusulkan Pemerintah Kampung kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
melalui mekanisme perencanaan pembangunan daerah.
1.2. Landasan Hukum
Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Kampung (RKP Kampung) Bangai
Distrik Gresi Selatan Kabupaten Jayapura Tahun 2016 disusun dengan mengacu kepada:
a. Undang-Undang
Nomor
25
Tahun
2004
tentang
Sistem
Perencanaan
Pembangunan Nasional.
b. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 Tentang Desa.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 43Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 tahun 2014 Tentang Desa.
e. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
f. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Kampung Bangai
3
g. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 114 Tahun 2014
tentang Pedoman Pembangunan Desa.
h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Keuangan Desa
i.
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 tentang Pendampingan Desa.
j.
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi
Republik
Indonesia
Nomor
21
Tahun
2016
tentang
Penetapan
Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2016.
k. Peraturan Daerah Kabupaten Jayapura Nomor 371 Tahun 2002 tentang
Pelimpahan Sebagian Kewenangan Pemerintah dari Bupati Kepada Kepala Distrik.
l.
Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 tentang Kampung (Berita Daerah
Kabupaten Jayapura Tahun 2014 Nomor 8);
m. Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2016;
n. Peraturan Bupati Nomor 49 Tahun 2015 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2016;
o. Peraturan Bupati Nomor 14 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Keuangan Kampung;
p. Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pengadaan
Barang/Jasa di Kampung Kabupaten Jayapura.
q. Peraturan Kampung Omon Nomor 1 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Kampung (RPJM Kampung) Tahun 2013-2018.
1.3. Maksud dan Tujuan serta Manfaat
Maksud penyusunan Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Kampung
(Perubahan RKP Kampung) Bangai Distrik Gresi Selatan Kabupaten Jayapura Tahun
Anggaran 2016 mengenai tata cara perhitungan besaran rincian Dana Kampung yang
diterimakan kepada Kampung sehingga upaya Pemerintah Kampung untuk mewujudkan
pencapaian visi dan misi lebih maksimal dalam penjabaran dari RPJM Kampung Tahun
2013-2018, serta sebagai tolak ukur keberhasilan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan kampung. Perubahan RKP Kampung ini juga diharapkan lebih menjamin
kesinambungan pembangunan ditingkat kampung serta dapat mendorong partisipasi dan
swadaya dari masyarakat.
Adapun tujuan penyusunan Perubahan RKP Kampung Bangai Distrik Gresi
Selatan Kabupaten Jayapura Tahun Anggaran 2016 adalah untuk menetapkan strategi
dan kebijakan umum pembangunan Kampung, serta merumuskan program rencana kerja
pembangunan kampung selama periode 1 (satu) tahun, agar kampung memiliki dokumen
perencanaan pembangunan tahunan yang berkekuatan hukum tetap sehingga dapat
digunakan sebagai landasan operasional dalam penyusunan Perubahan APB Kampung
Kampung Bangai
4
Bangai Distrik Gresi Selatan Kabupaten Jayapura Tahun Anggaran 2016. Disamping itu
Perubahan RKP Kampung Bangai Distrik Gresi Selatan Kabupaten Jayapura Tahun
Anggaran 2016 bertujuan untuk menjabarkan RPJM Kampung Bangai Distrik Gresi
Selatan Kabupaten Jayapura Tahun 2013-2018 dalam suatu rencana kerja tahunan,
sehingga memaksimalkan pencapaian pelaksanaan program/kegiatan pembangunan
kampung dengan mudah diidentifikasi dan dievaluasi.
Penyusunan Dokumen Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Kampung
(Perubahan RKP Kampung) ini mempunyai tujuan dan manfaat sebagai berikut:
1. Tujuan
a. Agar Kampung memiliki dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang
berkekuatan hukum tetap.
b. Sebagai dasar/pedoman kegiatan atau pelaksanaan pembangunan di kampung.
c. Acuan dalam menyusun rencana operasional dan pelaksanaan pembangunan
kampung dalam 1 tahun.
d. Sebagai bahan dalam melakukan evaluasi pelaksanaan pembangunan tahunan.
e. Sebagai dasar penyusunan Peraturan Kampung tentang Perubahan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Kampung (Perubahan APB Kampung).
2. Manfaat
a. Lebih menjamin kesinambungan pembangunan di kampung.
b. Sebagai pedoman dan acuan pembangunan kampung.
c. Pemberi arah kegiatan pembangunan tahunan di kampung.
d. Menampung aspirasi kebutuhan masyarakat yang dipadukan dengan program
pembangunan supra kampung.
e. Dapat mendorong pembangunan swadaya dari masyarakat.
f. Sebagai ruang pembelajaran bersama warga dan pemerintahan kampung.
g. Memastikan bahwa dana kampung yang direncanakan dan digunakan bermanfaat
untuk pembagunan kampung.
1.4. Visi dan Misi
Sebagai dokumen perencanaan yang menjabarkan dari Dokumen RPJM
Kampung, maka seluruh rencana program dan kegiatan pembangunan yang akan
dilakukan oleh
kampung secara
bertahap
dan
berkesinambungan
harus
dapat
menghantarkan tercapainya Visi-Misi Kampung. Visi-Misi Kampung Bangai disamping
merupakan Visi-Misi Calon Kepala Kampung Terpilih, juga diintegrasikan dengan
keinginan bersama masyarakat kampung dimana proses penyusunannya dilakukan secara
partisipatif mulai dari tingkat Dusun/RW sampai tingkat Kampung.
Kampung Bangai
5
Adapun Visi Kampung Bangai, sebagai berikut: “Kampung Bangai Membangun
Generasi Sehat, Cerdas Mandiri dan Sejahtera”
Sedangkan Misi Kampung Bangai adalah:
1. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan profesional serta responsif;
2. Menyelenggarakan pelayanan masyarakat yang cepat dan prima;
3. Melaksanakan
dan
memfasilitasi
pembangunan
yang
aspiratif,
bermanfaat,
terpelihara dan berkelanjutan serta peningkatan perwujudan pembangunan fisik dan
infrastruktur;
4. Mengembangkan sistem informasi kampung dan tata kelola yang dinamis sebagai
upaya mempromosikan kampung dan kegiatan pembangunan kampung;
5. Melaksanakan pembinaan kehidupan kemasyarakatan dengan pemberdayaan
masyarakat melalui pembinaan kehidupan sosial budaya seperti bidang kesehatan,
pendidikan, pemuda dan adat istiadat;
6. Penguatan dan manajemen lembaga kemasyarakatan, pembentukan Badan Usaha
Milik Kampung, serta kerjasama antar Kampung;
7. Pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis agrobisnis, pertanian, perkebunan dan
kehutanan rakyat dengan kondisi sosial budaya yang berbasis kearifan lokal;
8. Meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya kampung, guna mendukung
peningkatan pendapatan kampung;
9. Menentukan kebijakan yang akan mendorong perkembangan usaha perkampungan;
10. Menjaga kondisi wilayah yang kondusif;
11. Mewujudkan pemerataan pembangunan kampung dan berkeadilan.
Kampung Bangai
6
BAB II
PELAKSANAAN PERUBAHAN RKP KAMPUNG TAHUN BERJALAN
2.1. Prioritas Perubahan RKP Kampung Tahun 2016
Program dan kegiatan pembangunan Kampung Bangai Tahun Anggaran 2016
mengacu pada RPJM Kampung Tahun 2013-2018. Dalam rangka penyusunan kegiatan
pembangunan yang akan diusulkan untuk didanai dari APBN, APBD Provinsi, APBD
Kabupaten, APB Kampung, serta swadaya mengacu kepada beberapa kriteria, yaitu:
a. Menjadi prioritas dalam RPJM Kampung;
b. Tingkat Kampung;
c. Tingkat kemanfaatan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat;
d. Tingkat kemanfaatan bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat;
e. Kebutuhan biaya;
f. Luas cakupan kegiatan.
Pada tahun anggaran 2016 program dan kegiatan pembangunan diprioritaskan
untuk peningkatan infrastruktur Kampung, peningkatan kualitas sumber daya manusia,
peningkatan
kapasitas
kemasyarakatan
lembaga,
Kampung,
baik
lembaga
peningkatan
pemerintahan
kesejahteraan
maupun
masyarakat,
lembaga
serta
pengembangan generasi muda. Adapun program prioritas tahun 2016 selengkapnya
adalah sebagai berikut:
2.1.1. Bidang Penyelenggaraan Pemerintah
Prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan di Bidang Penyelenggaraan
Pemerintah untuk tahun anggaran 2016, yaitu:
No.
Jenis Kegiatan
Lokasi
Volume
Besaran
Anggaran
Rp.
Sumber Dana
1.
Penghasilan Tetap dan Tunjangan
Bangai
24 Orang
232.600.000
ADK 16
2.
Operasional Perkantoran
Bangai
3 Paket
23.033.080
ADK 16
3.
Operasional BAMUSKAM
Bangai
1 Paket
12.000.000
ADK 16
4.
Operasional RT/RW
Bangai
1 Paket
6.000.000
ADK 16
5.
Operasional Petugas/Pelaku Lainnya
Bangai
8 Orang
38.000.000
ADK 16
6.
Penyelenggaraan Kegiatan
Bangai
1 Paket
40.000.000
ADK 16
Kampung Bangai
7
2.1.2. Bidang Pelaksanaan Pembangunan Kampung
Prioritas
kegiatan
yang
akan
dilaksanakan
di
Bidang
Pelaksanaan
Pembangunan Kampung tahun anggaran 2016, yaitu:
No.
1.
2.
Jenis Kegiatan
Volume
Sumber Dana
Pengembangan Pos Kesehatan Kampung & Polindes
Bangai
1 Paket
30.000.000
ADK 16
Pengembangan Pos Kesehatan Kampung & Polindes
Bangai
1 Paket
30.000.000
ADD 16
Pembinaan dan Pengelolaan Pendidikan Anak Usia
Dini. (PMT PAUD, TK, SD)
Bangai
1 Paket
40.000.000
ADD 16
Pembangunan dan Pemeliharaan Sanitasi Lingkungan
Bangai
1 Paket
12.000.000
ADD 16
Bangai
1800 Meter
322.352.545
ADD 16
Pendirian dan Pengembangan BUM Kampung
Bangai
1 Paket
60.000.000
ADD 16
Pengembangan Ternak Secara Kolektif
Bangai
1 Paket
100.367.400
ADD 16
Pembuakan Lahan Pertanian
Bangai
1 Paket
40.000.000
ADK 16
Pembuakan Lahan Pertanian
Bangai
1 Paket
60.000.000
Prospek 16
Kolam Ikan dan Pembenihan Ikan
Bangai
1 Paket
20.000.000
ADK 16
Kolam Ikan dan Pembenihan Ikan
Bangai
1 Paket
17.188.600
ADD 16
di
Pembinaan
Kegiatan Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Kampung
Pembuatan Jalan Kampung
3.
Besaran
Anggaran
Rp.
Lokasi
Kegiatan Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal
2.1.3. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
Prioritas
kegiatan
yang
akan
dilaksanakan
Bidang
Kemasyarakatan tahun anggaran 2016, yaitu:
No.
Jenis Kegiatan
Lokasi
Volume
Besaran
Anggaran
Rp.
Sumber
Dana
1.
Kegiatan Pembinaan Kesenian dan Sosial Budaya Masyarakat
Bangai
1 Paket
28.800.000
ADK 16
2.
Kegiatan Pembinaan Kemasyarakatan Lainnya (Sosialisasi Anti
Narkoba)
Bangai
1 Paket
10.000.000
ADD 16
2.1.4. Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Prioritas
kegiatan
yang
akan
dilaksanakan
di
Bidang
Pemberdayaan
Masyarakat tahun anggaran 2016, yaitu:
No.
Jenis Kegiatan
Lokasi
Volume
Besaran
Anggaran
Rp.
Sumber
Dana
1.
Kegiatan Pelatihan Kelembagaan Kampung
Bangai
1 Paket
17.865.000
Prospek 16
2.
Kegiatan Pelatihan PKK
Bangai
1 Paket
16.611.000
Prospek 16
3.
Kegiatan Pelatihan Kelompok Tani
Bangai
1 Paket
20.444.000
Prospek 16
4.
Kegiatan Pemberdayaan PKK (Posyandu, Pustu dan Polindes)
Bangai
1 Paket
40.000.000
ADK 16
5.
Kegiatan Peningkatan Peran Perempuan/Ibu-ibu Kader
Bangai
1 Paket
10.000.000
ADK 16
Kampung Bangai
8
BAB III
GAMBARAN UMUM KEBIJAKAN KEUANGAN KAMPUNG
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 Tentang Desa, Pasal 93 ayat 1,
Pengelolaan Keuangan Desa meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan dan pertanggungjawaban.
3.1. Pendapatan Kampung
Kebijakan pengelolaan pendapatan Kampung diarahkan kepada peningkatan
optimalisasi pengelolaan pendapatan dari berbagai sumber dan mendorong peningkatan
sumber-sumber pendapatan, terutama Pendapatan Asli Kampung (PAD).
Sumber Pendapatan Kampung berdasarkan Pasal 72 ayat 1 Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa, terdiri dari:
a. Pendapatan Asli Kampung, yang terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan
partisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli Kampung;
b. Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
c. Bagian dari Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota;
d. Alokasi Dana Kampung yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang
diterima Kabupaten/Kota;
e. Bantuan Keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota;
f. Hibah dan Sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga;
g. Lain-lain Pendapatan Kampung yang sah.
Pendapatan Kampung sebagaimana meliputi semua penerimaan uang melalui
rekening kampung yang merupakan hak kampung dalam 1 (satu) tahun anggaran yang
tidak perlu dibayar kembali oleh kampung. Perkiraan pendapatan kampung disusun
berdasarkan asumsi realisasi pendapatan kampung tahun 2016 dengan perkiraan
peningkatan berdasarkan potensi yang menjadi sumber Pendapatan Asli Kampung, Bagi
Hasil, Bagian Dana Perimbangan, Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten, Hibah dan Sumbangan Pihak Ketiga.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa pasal 72,
bahwa kampung mempunyai sumber pendapatan kampung yang terdiri atas pendapatan
asli kampung, bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota, bagian dari
dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten/kota, alokasi
anggaran dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, bantuan keuangan dari
Kampung Bangai
9
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten/Kota, serta hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari
pihak ketiga.
Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota kepada kampung diberikan
sesuai dengan kemampuan keuangan pemerintah daerah yang bersangkutan. Bantuan
tersebut diarahkan untuk percepatan Pembangunan Kampung. Sumber pendapatan lain
yang dapat diusahakan oleh kampung berasal dari Badan Usaha Milik Kampung,
pengelolaan pasar kampung, pengelolaan kawasan wisata skala kampung, serta sumber
lainnya dan tidak untuk dijual belikan.
Bantuan keuangan dari APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota dapat
bersifat umum dan khusus. Bila bersifat khusus dikelola dalam APB Kampung tetapi tidak
diterapkan dalam ketentuan penggunaan paling sedikit 70% dan paling banyak 30%
{diolah dari: Permendagri No 113/2014, Bab IV, Pasal 10 Ayat (1), (2), dan (3)}.
Sumber-sumber pendapatan kampung secara keseluruhan digunakan untuk
mendanai seluruh kewenangan yang menjadi tanggung jawab kampung. Dana tersebut
digunakan untuk mendanai penyelenggaraan kewenangan kampung yang mencakup
Penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan Kampung, Pembinaan Kemasyarakatan
dan Pemberdayaan Masyarakat agar tugas-tugas pemerintahan kampung dapat berjalan
secara efektif. Tanpa dukungan pendapatan tersebut, Pemerintah Kampung tidak mampu
membiayai
dan
melaksanakan
program-program
pembangunan
kampung
sesuai
kebutuhan dan prioritas kampung secara maksimal.
Adapun asumsi pendapatan Kampung Tahun Anggaran 2016 adalah sebesar
Rp. 1.221.261.625,- (satu milyar dua ratus dua puluh satu juta dua ratus enam puluh satu
ribu enam ratus dua puluh lima rupiah) yang bersumber dari:
Proyeksi Anggaran Pendapatan Kampung Tahun Anggaran 2016
Kode
Rekening
Uraian
1
PENDAPATAN KAMPUNG
1.1
Jumlah (Rp)
Ket.
Pendapatan Asli Kampung
-
1.1.1
Hasil Usaha Kampung
-
1.1.2
Hasil Aset Kampung
-
1.1.3
Hasil Swadaya Partisipasi dan Gotong Royong Masyarakat
-
1.1.4
Lain-lain Pendapatan Asli Kampung yang sah
-
1.2
Pendapatan Transfer
1.2.1
Alokasi Dana Desa
1.2.2
Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten untuk Kampung
1.2.3
Alokasi Dana Kampung
514.433.080
APBD KAB
1.2.4
Bantuan Keuangan dari Pemerintah Provinsi
114.920.000
APBD PROV
Kampung Bangai
591.908.545
APBN
-
10
1.2.5
1.3
1.3.1
1.3.2
1.3.3
Bantuan Keuangan dari Pemerintah Kabupaten
-
Pendapatan Lain – Lain
-
Hibah
Dana Darurat Dari Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah Dalam
rangkaPenanggulangan Korban/Kerusakan Akibat Bencana Alam
Sumbangan Lain Yang Tidak Mengik
-
Jumlah Pendapatan
1.221.261.625
Dibulatkan
1.221.261.625
3.2. Belanja Kampung
Kebijakan belanja kampung diarahkan kepada optimalisasi Belanja Kampung
untuk membiayai kegiatan-kegiatan prioritas yang dikelola secara efisien, ekonomis,
efektif, transparan, dan bertanggung jawab untuk mencapai visi dan misi Kampung.
Belanja kampung sebagaimana dimaksud meliputi semua pengeluaran dari
rekening kampung yang merupakan kewajiban kampung dalam 1 (satu) tahun anggaran
yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh kampung. Belanja Kampung
dipergunakan dalam rangka mendanai penyelenggaraan kewenangan kampung.
Struktur Belanja Kampung berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun
2014, Pasal 100 huruf a dan b, terdiri dari:
a. Jumlah Anggaran Belanja Kampung digunakan untuk pendanaan yang meliputi:
- Penghasilan Tetap dan Tunjangan Kepala Kampung dan Perangkat Kampung;
- Operasional Pemerintah Kampung;
- Tunjangan dan Operasional Badan Permusyawaratan Kampung;
- Insentif Rukun Tetangga dan Rukun Warga.
b. Dan Jumlah Anggaran Belanja Kampung yang meliputi:
- Penyelenggaraan Pemerintahan Kampung;
- Pelaksanaan Pembangunan Kampung;
- Pembinaan Kemasyarakatan Kampung;
- Pemberdayaan Masyarakat Kampung;
- Belanja Tak Terduga.
Kelompok belanja di atas dibagi dalam kegiatan sesuai dengan kebutuhan
Kampung yang telah dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Kampung (RKP
Kampung). Kegiatan sebagaimana disebut diatas, terdiri atas Jenis:
 Belanja Pegawai
 Belanja Barang dan Jasa
 Belanja Modal
Belanja pegawai adalah pengeluaran penghasilan tetap dan tunjangan Kepala
Kampung, Perangkat Kampung dan Badan Permusyawaratan Kampung (BAMUSKAM).
Penganggaran belanja pegawai melalui kelompok belanja Penyelenggaraan Pemerintahan
Kampung Bangai
11
Kampung mengunakan kode rekening kegiatan pembayaran penghasilan tetap dan
tunjangan dengan frekuensi pembayaran dilakukan setiap bulan.
Belanja barang dan jasa adalah pengeluaran pembelian atau pengadaan
barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan, yang meliputi kategori:
Alat tulis kantor
-
Benda pos
-
Perjalanan Dinas
-
Bahan/material
-
Upah Kerja
-
Pemeliharaan
-
Honorarium narasumber/ahli
-
Cetak/penggandaan
-
Operasional Pemerintah Kampung
-
Biaya sewa tempat
-
Operasional BAMUSKAM
-
Sewa perlengkapan dan perlatan kantor
-
Insentif RT/RW
-
Makan dan minum rapat
-
Pemberian barang pada
-
Pakaian dinas dan atributnya
masyarakat/kelompok masyarakat
Belanja Modal adalah pengeluaran dalam rangka pembelian atau pengadaan
barang atau bangunan yang nilai manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan meliputi
kategori barang atau bangunan yang digunakan untuk kegiatan penyelenggaraan
kewenangan Kampung.
Belanja tak terduga adalah belanja yang belum tersedia anggarannya dan
dilakukan dalam keadaan darurat dan/atau keadaan luar biasa (KLB), dengan pengertian
keadaan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang dan/ atau mendesak,
contoh: bencana alam, bencana sosial dan kerusakan sarana dan prasarana serta wabah.
Keadaan darurat dan keadaan luar biasa (KLB) ditetapkan dengan Keputusan
Bupati/Walikota.
Adapun asumsi Belanja Kampung Tahun Anggaran 2016 adalah sebesar
Rp. 1.388.549.025,- (satu milyar tiga ratus delapan puluh delapan juta lima ratus empat
puluh sembilan ribu dua puluh lima rupiah) yang terdiri dari:
Proyeksi Anggaran Belanja Kampung Tahun Anggaran 2016
Kode
Rekening
2
Uraian
Jumlah(Rp)
Ket.
BELANJA KAMPUNG
2.1
Penyelenggaraan Pemerintah Kampung
351.633.080
ADK 16
2.2
Pelaksanaan Pembangunan Kampung
864.719.945
ADK 16 + ADD 15 + ADD 16 + Prospek 15 + Prospek 16
2.3
Pembinaan Kemasyarakatan Kampung
32.800.000
2.4
Pemberdayaan Masyarakat Kampung
2.5
Belanja Tak Terduga
Kampung Bangai
139.396.000
ADK 2016
ADK 16 + ADD 16 + Prospek 15 +16
Jumlah Belanja
1.388.549.025
Surplus/(Defisit)
167.287.400
ADK 16 + ADD 15 + ADD 2016 + Prospek 15 + Prospek 16
ADD 15 + Prospek 15
12
3.3. Pembiayaan Kampung
Pembiayaan Kampung meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran yang bersangkutan.
Pembiayaan Kampung terdiri atas kelompok:
1. Penerimaan Pembiayaan, yang terdiri atas jenis:
 Sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya
 Pencairan dana cadangan
 Hasil penjualan kekayaan Kampung yang dipisahkan
2. Pengeluaran Pembiayaan, yang terdiri atas jenis:
 Pembentukan dana cadangan
 Penyertaan modal Kampung
Penerimaan pembiayaan pada jenis/bentuk sisa lebih perhitungan anggaran
(SiLPA) adalah pelampuan penerimaan pendapatan terhadap belanja, penghematan
belanja, dan sisa dana kegiatan lanjutan. Kegunaan (SiLPA) ini dapat menutupi defisit
anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil dari realisasi belanja, juga dapat untuk
mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan serta mendanai kewajiban lainnya yang sampai
dengan akhir tahun anggaran belum terselesaikan.
Penerimaan pembiayaan pada jenis/bentuk pencairan dana cadangan adalah
dana yang bersumber dari penyisihan atas penerimaan kampung, kecuali dari penerimaan
yang penggunaannya telah ditentukan secara khusus berdasarkan peraturan perundangundangan. Dana cadangan tersebut masuk pada rekening tersendiri nantinya yang
ditetapkan dengan peraturan kampung melalui rekening kas kampung.
Penerimaan pembiayaan pada jenis/bentuk hasil penjualan kekayaan kampung
yang terpisahkan adalah kekayaan kampung yang dipisahkan yakni kekayaan milik
kampung baik bergerak maupun tidak bergerak yang dikelola oleh BUM Kampung. Hasil
penjualannya digunakan untuk menganggarkan hasil penjualan kekayaan kampung yang
dipisahkan.
Pengeluaran pembiayaan pada jenis/bentuk pembentukan dana cadangan
kegunaannya adalah untuk mendanai kegiatan yang penyediaan dananya tidak dapat
sekaligus/sepenuhnya dibebankan dalam satu tahun anggaran. Sumber pembentukan
dana cadangan berasal dari penyisihan atas penerimaan kampung, kecuali dari
penerimaan yang penggunaannya telah ditentukan secara khusus berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
Kampung Bangai
13
Pembentukan dana cadangan ditetapkan dengan pertauran kampung, yang
paling sedikit memuat:
1. Penetapan tujuan pembentukan dana cadangan
2. Program dan kegiatan yang akan dibiayai
3. Besaran dan rincian tahunan dana cadangan yang harus dianggarkan
4. Sumber dana cadangan
5. Tahun anggaran pelaksanaan
Dana cadangan ditempatkan pada rekening tersendiri dan penganggaran dana
cadangan tidak melebihi tahun akhir masa jabatan Kepala Kampung.
Adapun asumsi Pembiyaan Kampung Tahun Anggaran 2016 adalah sebesar
Rp. 167.287.400,- (Seratus enam puluh tujuh juta dua ratus delapan puluh tujuh ribu empat
ratus rupiah) yang terdiri dari:
Proyeksi Anggaran Pembiayaan Kampung Tahun Anggaran 2016
Kode
Rekening
3
3.1.
3.1.1.
Uraian
Jumlah(Rp)
Ket.
167.287.400
ADD Tahap III 15 + Prospek 15
52.367.400
ADD Tahap III 15
114.920.000
Prospek 15
PEMBIAYAAN
Penerimaan Pembiayaan
Sisah Lebih Perhitungan Anggaran (SiLVA)
3.1.2.
Pencairan Dana Cadangan
-
3.1.3.
Hasil Kekayaan Desa yang dipisahkan
-
3.2.
Pengeluaran Pembiayaan
-
3.2.1
Pembentukan Dana Cadangan
-
3.2.2
Penyertaan Modal
-
Jumlah
-
Selisih Pembiayaan
SiLVA Tahun Berjalan
Kampung Bangai
167.287.400
ADD Tahap III 15 + Prospek 15
-
14
BAB IV
RUMUSAN PRIORITAS MASALAH DAN KEBIJAKAN PROGRAM
PEMBANGUNAN KAMPUNG
4.1. Rumusan Prioritas Masalah
Penentuan prioritas masalah untuk mengetahui sejauh mana masalah itu
penting dan apakah masalah tersebut dapat teratasi. Dalam menentukan prioritas masalah
diperlukan sebuah metode pemecahan masalah. Penentuan prioitas masalah dapat
dilakukan dengan cara kuantitatif atau kualitatif berdasarkan data serta perhitungan
kemudahan dan kemampuan untuk dapat diselesaikan, keinginan masyarakat untuk
mengatasi masalah, berdasarkan situasi lingkungan sosial politik dan budaya yang ada
dimasyarakat serta waktu dan dana yang diperlukan untuk mengatasi masalah.
Untuk itu, dalam menentukan prioritas masalah, digunakan metode Delbecq.
Dalam menentukan kriteria prosesnya diawali dengan pembentukan kelompok yang akan
mendiskusikan, merumuskan, dan menetapkan kriteria. Sumber data dan informasi
kebijakan program pembangunan kampung tahun sebelumnya yang diperlukan dalam
penetapan prioritas program tahun depan berdasarkan:
 Pengetahuan dan pengalaman masing-masing anggota kelompok.
 Saran dan pendapat para narasumber.
 Peraturan perundang-undangan yang berkaitan.
 Analisa situasi.
 Sumber informasi atau referensi lainnya.
4.1.1. Identifikasi Masalah
Pembangunan Tahun 2015 beberapa rumusan identifikasi masalah-masalah
pembangunan yang masih menjadi kendala adalah sebagai berikut:
A. Bidang Pemerintahan
1. Masih relatif rendahnya kapasitas lembaga kemasyarakatan kampung yang ada.
2. Pelayanan publik dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi yang
dilakukan Pemerintah Kampung belum optimal. Teknologi informasi dan komunikasi
juga belum dimanfaatkan secara baik untuk melakukan tata kelola kampung secara
umum.
3. Belum maksimalnya kegiatan pemerintahan kampung, dikarenakan aparatur
kampung masih belum tertata dalam tugas, wewenang dan tanggung jawabnya,
sehingga pelaku pelaksana kegiatan masih belum berjalan baik dan aktif.
Kampung Bangai
15
4. Struktur dan tata organisasi Pemerintah Kampung saat ini belum maksimal
dikarenakan masing-masing perangkat kampung masih mengerjakan tugas-tugas
perbantuan dari seksi/urusan kegiatan yang bukan tupoksinya.
B. Bidang Pembangunan Wilayah Fisik (Infrastruktur)
1. Masih terbatasnya anggaran kegiatan bidang pembangunan kampung, sehingga
ada beberapa sarana dan prasarana kampung yang seharusnya memerlukan
rehabilitasi atau pemeliharaan di tahun 2015 belum bisa terlaksana.
2. Masih banyak infrastruktur yang belum memadai, terutama infrastruktur/sarana dan
prasarana kampung, ekonomi, pendidikan, kesehatan dan pemukiman.
3. Masih adanya masyarakat yang belum terpenuhi secara layak kebutuhan dasarnya,
terutama tempat tinggal/hunian/papan dan kesehatan.
4. Masih terbatas kesadaran dan peran serta warga/masyarakat dalam menjaga
pngelolaan aset-aset kampung yang telah berada di wilayah lingkungan.
5. Belum terbentuk kesadaran masyarakat tentang pembenahan sarana dan
prasarana nantinya adalah bagian dari kebutuhan utama dan bagian kepemilikan
bersama masyarakat kampung, misal ada beberapa lokasi pembangunan jalan
kampung tidak boleh bersinggungan atau masuk wilayah tanah hak milik.
6. Aset-aset kampung yang ada belum seluruhnya tersertifikasi.
7. Aset-aset kampung yang dihibahkan dan dilaksanakan oleh Dinas/SKPD terkait
secara kualitas kurang maksimal dikarenakan pelaksana pihak ketiga tidak
maksimal melaksanakan mutu pekerjaan sehingga banyak aset yang sebelum
dipakai sudah mengalami kerusakan ringan dan sedang serta berat.
8. Pembangunan berwawasan kawasan perkampungan belum optimal.
C. Bidang Ekonomi
1. Adanya
keterbatasan
dalam
upaya
mendorong
pemberdayaan
ekonomi
masyarakat.
2. Kesempatan kerja dan berusaha yang cukup sempit/belum memadai.
3. Terbatasnya kesempatan pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat, khususnya
bagi usia produktif dalam rangka meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan
kecakapan hidup.
4. Belum adanya persiapan yang konkrit tentang arah konsep BUM Kampung yang
telah terbentuk, sehingga butuh bimbingan khusus dari supra kampung dalam
pelaksaannya.
5. Terbatasnya informasi dan pengetahuan masyarakat dalam usaha kegiatan serta
menguatkan daya jual produknya di pasaran.
6. Keterbatasan modal dan manajemen bagi pelaku usaha kecil di masyarakat
dikarenakan pemerintah kampung belum bisa melakukan penganggaran modal
pada lembaga BUM Kampung.
Kampung Bangai
16
D. Bidang Sosial Budaya
1. Terbatasnya upaya-upaya masyarakat pada kebiatan pembinaan generasi muda
dan pengembangan keolahragaan, seni budaya, dan sosial.
2. Belum terwujudnya pola hidup bersih sehat masyarakat.
3. Belum tertatanya sanitasi lingkungan yang baik di masyarakat kampung.
4. Semakin berkurangnya sumber-sumber mata air untuk memenuhi kebutuhan hidup
masyarakat.
5. Di beberapa wilayah pemukiman penduduk rentan terjadi tanah longsor.
6. Masih terbatasnya upaya pengembangan seni dan budaya masyarakat.
7. Keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan masih relatif rendah.
4.2. Rencana Program dan Kegiatan Pembangunan Kampung
Program dan kegiatan pembangunan kampung Bangai pada prinsipnya terbagi
ke dalam empat bidang kegiatan utama, yaitu bidang penyelengaraan pemerintahan
kampung,
bidang
pelaksanaan
pembangunan
kampung,
bidang
pembinaan
kemasyarakatan serta bidang pemberdayaan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan di
masing-masing bidang adalah kegiatan prioritas yang mengacu pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Kampung (RPJM Kampung) Bangai Tahun 2013-2018.
Adapun Program Pembangunan Kampung Bangai Tahun 2016 sebagai
penjabaran visi dan misi, yaitu:
A. Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Kampung
1. Menciptakan pemerintahan yang profesional untuk mencapai pelayanan yang prima.
 Pemberian Insentif kepada Aparatur dan Tunjangan/Operasional Petugas/Pelaku
Lainnya
 Penyelenggaraan Kegiatan
B. Bidang Pelaksanaan Pembangunan Kampung
 Kegiatan Pemenuhan Kebutuhan Dasar
- Pengembangan Pos Kesehatan Kampung dan Polindes
- Pembinaan dan Pengelolaan PAUD (PMT: PAUD, TK dan SD)
- Pembangunan dan Pemeliharaan Sanitasi Lingkungan
 Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Kampung
- Pembuatan Jalan Kampung
 Kegiatan Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal
- Pendirian dan Pengembangan BUM Kampung
- Pengembangan Ternak Secara Kolektif
- Pembuakan Lahan Pertanian
- Kolam Ikan dan Pembenihan Ikan
Kampung Bangai
17
C. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
 Kegiatan Pembinaan Kesenian dan Sosial Budaya Masyarakat
 Kegiatan Pembinaan Kemasyarakatan Lainnya (Sosialisasi Anti Narkoba)
D. Bidang Pemberdayaan Masyarakat
 Kegiatan Pelatihan Kelembagaan Kampung
 Kegiatan Pelatihan PKK
 Kegiatan Pelatihan Kelompok Tani
 Kegiatan Pemberdayaan Lainnya (PKK (Posyandu, Pustu dan Polindes serta
Peningkatan Peran Perempuan/Ibu-ibu Kader))
4.3. Rencana Program dan Kegiatan Pembangunan Kampung
Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh suatu organisasi sebagai upaya untuk mengimplementasikan strategi
dan kebijakan serta dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi.
Pemerintah Kampung Bangai, sebagaimana dalam dokumen RPJM Kampung
2013-2018, menetapkan beberapa kebijakan umum yang dijabarkan pada dalam program
pembangunan Kampung yang harus dilaksanakan yaitu:
1. Kebijakan umum peningkatan ketersediaan, akses, kualitas hidup masyarakat kampung,
melalui Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Infrastruktur Kampung, dengan
indikator kinerja program adalah (1). Meningkatkan Dana Pembangunan dan Kegiatan
Pemberdayaan serta pembinaan Kelembagaan pada tahun 2016; (2). Terbentuknya
lembaga-lembaga/unit-unit usaha yang mengelola dan menguatkan organisasi BUM
Kampung (1 lembaga tahun 2016); (3). Meningkatnya peran aktif masyarakat Kampung
dalam pelaksanaan pembangunan Kampung; dan (4). Tertanganinya daerah rawan
pangan dan rawan bencana; serta (5). Cakupan layanan/bimbingan dan sarana
penunjang kegiatan dari Pemerintah Kabupaten kepada Kampung Bangai sebagai
sentra produksi (70% tahun 2016).
2. Kebijakan umum meningkatkan dan mengembangkan kualitas setiap unit kerja dalam
pelayanan publik untuk mewujudkan clean government and good government, melalui 3
(tiga) program, yaitu: (1). Program Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan
Kampung, dengan indikator kinerja program adalah: a). Rasio ketersediaan dokumen
perencanaan, evaluasidan pelaporan (100%), dan b). Rasio ketersediaan dokumen
penatausahaan,
pengendalian
dan
evaluasi
laporan
keuangan.
(2).
Program
Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkantoran dan Kapasitas Aparatur, dengan
indikator kinerja program adalah a). Rasio penyediaan barang dan jasa administrasi
perkantoran serta pelayanan tata usaha kerumahtanggaan, b). Rasio penyelenggaraan
rapat koordinasi dan konsultasi di dalam dan ke luar Kampung, c). Rasio pembangunan,
Kampung Bangai
18
pengadaan, pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana dan sarana aparatur, dan 4).
Rasio
pembinaan
dan
peningkatan
pelayanan,
tata
usaha
dan
administrasi
kepegawaian.
3. Kebijakan umum meningkatkan kualitas data dan informasi pendukung perencanaan
Kampung dan penyelenggaraan pemerintahan, melalui 1 (satu) program yaitu Program
Penyediaan Data Pembangunan Kampung, dengan indikator kinerja program adalah
ketersediaan data dan informasi pembangunan.
Kegiatan adalah bagian dari program, dan terdiri dari sekumpulan tindakan
pengerahan sumber daya, baik yang berupa personil (SDM), barang modal termasuk
peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber
daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam
bentuk barang/jasa.
Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mengimplementasikan
program pembangunan Kampung adalah:
1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kampung, pencapaian indikator program
akan
dilaksanakan
melalui
kegiatan:
(1).
Kegiatan
Pembangunan/rehabilitasi
infrastruktur Jalan Kampung dan Jalan Usaha Tani; (2). Kegiatan pembenahan sarana
dan
prasarana
pendidikan,
pembangunan
gedung
TK,
(3).
Pembinaan
dan
pengembangan bidang pendidikan anak usia dini (4). Kegiatan Fasilitasi Pembinaan
dan
Pengembangan
Kapasitas
Kelembagaan
Kelompok
Tani/Gapoktan
dari
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan; (5). Kegiatan Fasilitasi Pembinaan
dan Pengembangan Kapasitas Sumber daya dan Program Penyuluhan peningkatan
usaha/ekonomi produktif pada masyarakat.
2. Program Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan Kampung, pencapaian
indikator program diarahkan melalui kegiatan: (1). Kegiatan Penyusunan Laporan
Kinerja Keuangan dan Aset Pemerintah Kampung; dan (2). Kegiatan Perencanaan,
Evaluasi dan Pelaporan.
3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkantoran dan Kapasitas Aparatur,
pencapaian indikator program di arahkan melalui kegiatan antara lain: (1). Kegiatan
Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran; (2). Kegiatan Rapat-rapat Koordinasi dan
Konsultasi ke Dalam dan Luar Daerah; (3). Kegiatan Penyediaan dan Pemeliharaan
Sarana dan Prasarana Perkantoran; dan (4). Kegiatan Peningkatan Capacity Building
Aparatur Pemerintah Kampung dan Pencitraan Kelembagaan Masyarakat Kampung.
4. Program Penyediaan Data Pembangunan Kampung, pencapaian indikator program di
arahkan
melalui Kegiatan
Pengelolaan
dan
Penyediaan Data
dan
Informasi
Pembangunan Kampung.
Kampung Bangai
19
4.3.1. Prioritas Program, Kegiatan dan Anggaran Kampung yang dikelola dalam
skala Perubahan APB Kampung di Tahun 2016
A. Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Kampung
1. Menciptakan pemerintahan yang profesional untuk mencapai pelayanan yang prima.
 Pemberian Insentif kepada Aparatur dan Tunjangan/Operasional Petugas/Pelaku
Lainnya
 Penyelenggaraan Kegiatan
B. Bidang Pelaksanaan Pembangunan Kampung
 Kegiatan Pemenuhan Kebutuhan Dasar
- Pengembangan Pos Kesehatan Kampung dan Polindes
- Pembinaan dan Pengelolaan PAUD (PMT: PAUD, TK dan SD)
- Pembangunan dan Pemeliharaan Sanitasi Lingkungan
 Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Kampung
- Pembuatan Jalan Kampung
 Kegiatan Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal
- Pendirian dan Pengembangan BUM Kampung
- Pengembangan Ternak Secara Kolektif
- Pembuakan Lahan Pertanian
- Kolam Ikan dan Pembenihan Ikan
C. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
 Kegiatan Pembinaan Kesenian dan Sosial Budaya Masyaraka
 Kegiatan Pembinaan Kemasyarakatan Lainnya (Sosialisasi Anti Narkoba)
D. Bidang Pemberdayaan Masyarakat
 Kegiatan Pelatihan Kelembagaan Kampung
 Kegiatan Pelatihan PKK
 Kegiatan Pelatihan Kelompok Tani
 Kegiatan Pemberdayaan Lainnya (PKK (Posyandu, Pustu dan Polindes serta
Peningkatan Peran Perempuan/Ibu-ibu Kader))
4.3.2. Pelaksana Kegiatan Kampung yang terdiri atas unsur Perangkat Kampung
dan/atau unsur Masyarakat Kampung
Kepala Kampung mengokordinasikan kegiatan pembangunan kampung yang
dilaksanakan oleh perangkat kampung dan/atau unsur masyarakat kampung. Pelaksanaan
kegiatan pembangunan kampung meliputi: pembangunan kampung berskala lokal
kampung; dan pembangunan sektoral dan daerah yang masuk ke kampung.
Kampung Bangai
20
Pelaksanaan pembangunan Kampung yang berskala lokal dikelola melalui
swakelola kampung, kerjasama antar kampung dan/atau kerjasama kampung dengan
pihak
ketiga.
Kepala
Kampung
mengkoordinasikan
persiapan
dan
pelaksanaan
pembangunan kampung terhitung sejak ditetapkan Perubahan APB Kampung.
Pembangunan Kampung yang bersumber dari program sektoral dan/atau
program daerah, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dari Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Dalam hal ketentuan
menyatakan pelaksanaan program sektor dan/atau program daerah diintegrasikan ke
dalam pembangunan Kampung, program sektor dan/atau program daerah di kampung
dicatat dalam Perubahan APB Kampung.
Dalam hal ketentuan menyatakan pelaksanaan program sektor dan/atau
program daerah didelegasikan kepada kampung, maka kampung mempunyai kewenangan
untuk mengurus. Pelaksanaan program sektor dan/atau program daerah dibahas dan
disepakati dalam musyawarah kampung yang diselenggarakan oleh BAMUSKAM.
Dalam hal pembahasan dalam musyawarah kampung tidak menyepakati teknis
pelaksanaan program sektor dan/atau program daerah, Kepala Kampung dapat
mengajukan keberatan atas bagian dari teknis pelaksanaan yang tidak disepakati, disertai
dasar pertimbangan keberatan dimaksud kepada Bupati/Walikota.
Kepala Kampung mengokordinasikan pelaksanaan program sektor dan/atau
program daerah yang didelegasikan pelaksanaannya kepada kampung. Pelaksanaan
program sektor dan/atau program daerah dilakukan oleh perangkat kampung dan/atau
unsur masyarakat kampung sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
1. Tahapan Persiapan Tahapan persiapan meliputi:
a. Penetapan pelaksana kegiatan;
b. Penyusunan rencana kerja;
c. Sosialisasi kegiatan;
d. Pembekalan pelaksana kegiatan;
e. Penyiapan dokumen administrasi;
f. Pengadaan tenaga kerja; dan
g. Pengadaan bahan/material.
2. Penetapan Pelaksana Kegiatan Kepala Kampung memeriksa daftar calon pelaksana
kegiatan yang tercantum dalam dokumen Perubahan RKP Kampung yang ditetapkan
dalam Perubahan APB Kampung, dan menetapkan pelaksana kegiatan dengan
keputusan Kepala Kampung. Dalam hal pelaksana kegiatan mengundurkan diri,
pindah domisili keluar kampung, dan/atau dikenai sanksi pidana Kepala Kampung
Kampung Bangai
21
dapat mengubah pelaksana kegiatan. Pelaksana kegiatan bertugas membantu
Kepala Kampung dalam tahapan persiapan dan tahapan pelaksanaan kegiatan.
3. Penyusunan Rencana Kerja, Pelaksana kegiatan menyusun rencana kerja bersama
Kepala Kampung, yang memuat antara lain:
a. Uraian kegiatan;
b. Biaya;
c. Waktu pelaksanaan;
d. Lokasi;
e. Kelompok sasaran;
f. Tenaga kerja; dan
g. Daftar pelaksana kegiatan.
Rencana kerja dituangkan dalam format rencana kerja untuk ditetapkan dengan
keputusan Kepala Kampung.
Kampung Bangai
22
BAB VII
PENUTUP
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan ditingkat kampung pada dasarnya
ditentukan oleh sejauh mana komitmen dan konsistensi pemerintahan dan masyarakat
kampung saling bekerjasama membangun kampung. Keberhasilan pembangunan yang
dilakukan secara partisipatif mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pada monitoring
evaluasi akan lebih menjamin keberlangsungan pembangunan di kampung. Sebaliknya
permasalahan dan ketidak percayaan satu sama lain akan mudah muncul manakala
seluruh komunikasi dan ruang informasi bagi masyarakat tidak memadahi.
Proses penyusunan Perubahan RKP Kampung yang benar-benar partisipatif
dan
berorientasi
pada
kebutuhan
riil
masyarakat
akan
mendorong
percepatan
pembangunan sekala kampung menuju kemandirian kampung.
Ditetapkan di : Bangai
Pada tanggal : 11 Juli 2016
Kepala Pemerintahan Kampung Bangai
BARNABAS SANUEL
Kampung Bangai
23
Download