BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Manajemen sering mempunyai masalah tidak efektifnya komunikasi, padahal komunikasi efektif adalah penting bagi para manajer untuk melakukan komunikasi antara atasan dan bawahan guna tercapai tujuan dan sasaran dalam melakukan tugas dan fungsi masing-masing. Proses komunikasi memungkinkan manajer untuk melaksanakan tugas masing-masing. Informasi harus dikomunikasikan kepada para manajer agar karyawan mempunyai dasar perencanaan, dan rencana-rencana harus dikomunikasikan kepada pihak lain agar dilaksanakan. Pengorganisasian memerlukan komunikasi dengan bawahan tentang penugasan jabatan. Pengarahaan mengharuskan manajer untuk berkomunikasi dengan bawahan agar tujuan kelompok dapat dicapai. Komunikasi tertulis dan lisan adalah bagian esensi pengawasan, jadi manajer dapat melaksanakan fungsifungsi manjemen hanya melalui interaksi dan komunikasi dengan pihak karyawan. Menurut Sigit (2003: 76) jenis komunikasi ada 2 yaitu: komunikasi lisan (oral) biasanya dilakukan dalam keadaan “face to face” disampaikan kepada penerima secara langsung, dan cepat diketahui perlu tidaknya feedback yang digunakan cukup seperlunya kepada masing-masing karyawan yang dapat berkomunikasi untuk mengetahui apa maksudnya, apa kekurangannya, dan bagaimana cara membetulkannya, sedangkan komunikasi tertulis mencakup penggunaan surat, memo, feksimil, e-mail, majalah, surat-kabar, bulletin, dan sebagainya. Komunikasi tertulis membutuhkan waktu relatif lebih lama 1 menyusunnya, juga relatif lebih lama penyampaiannya kepada penerima, tetapi ada bukti yang dapat disimpan oleh receiver juga (sender). Kemampuan suatu organisasi dalam menghadapi tantangan era globalisasi tergantung pada kemampuan memobilisasi sumber daya manusia. Karakteristik yang menentukan dari sistem organisasi terletak pada sifat dalam mencapai sasaran. Sumber daya manusia, keuangan, dan perangkat kerja pada umumnya diorganisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang dinyatakan secara jelas. Kekuatan suatu organisasi terletak pada manusianya, bukan pada sistemnya, teknologinya, prosedurnya atau sumber dananya (Uchana, 1998: 57). Pernyatan ini didukung Robert E. Wood yang menyatakan bahwa sistim memang penting tetapi kepercayaan kita yang utama harus selalu diletakkan pada manusianya daripada sistimnya. Menurut Uchana (1998: 58) fungsi dari bagian-bagian dalam organisasi tergantung pada kemampuan manusia dalam organisasi yang bersangkutan untuk menggerakkannya menuju arah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Untuk menggerakkannya manusia harus berinteraksi dengan manusia yang lainnya sehingga terbentuk kerja sama (Handoko, 2003: 271). Untuk membentuk suatu kerja sama yang baik jelas perlu adanya komunikasi yang baik antara unsur-unsur yang ada di dalam organisasi tersebut. Komunikasi yang baik akan menimbulkan saling pengertian dan kenyamanan dalam melakukan pekerjaan. Sesuai dengan kenyataan tersebut seberapa besar fungsi komunikasi berperan dalam organisasi sering diabaikan. Hal semacam ini yang sering terjadi didalam pengembangan organisasi modern yaitu tentang terjadinya kesalahan persepsi dalam komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan dalam organisasi, 2 dimana komunikasi yang baik tidak hanya berbicara ataupun surat-menyurat saja. Menurut Muhammad (2000: 37) menyatakan bahwa meskipun perusahaan telah menggunakan alat-alat komunikasi yang baik dan mutlak dan memiliki pimpinan pandai berbicara yang dapat menyampaikan dengan cepat seluruh instruksiinstruksi, petunjuk, saran, dan sebagainya, akan tetapi hal ini belum menjamin bahwa komunikasi telah dilakukan dengan baik. Hal ini memberikan pengertian bahwa dalam organisasi perusahaan yang telah menggunakan alat-alat komunikasi yang modern dan pimpinan yang pandai berbicara dapat saja terjadi miss communication dan miss undertsanding. Bank Pembayaran Authoritas (BPA) di negara Republik Demokrasi Timor Leste didirikan berdasarkan Undang-undang Untaet No.6/dari 22 Januari 2000 tentang Pembentukan Kantor Pusat Pembayaran Timor Leste (CPO) Central Payment Office, dengan tujuan untuk memperkuat ekonomi Timor Leste. Berdasarkan undang-undang tersebut kewenangan CPO Timor Leste sebagai Bank Pembayaran dan pengawasan yang berfungsi sebagai sistim pembayaran yang efisien dan efektif. Proses selanjutnya menjadi Bank Pembayaran Authoritas di Negara Republik Demokrasi Timor Leste diatur dalam Undang-Undang Untaet No.8/2000 tanggal 25 Februari 2000 tentang Perizinan Bank Pembayaran Authoritas yang fungsinya sebagai Pembayaran dan pengawasan Bank-bank lain www.bancocentral.tl. BPA adalah bergerak dalam bidang bisnis menerima deposito uang dari Bank-Bank lain di Timor Leste dan menggunakan dana tersebut baik seluruhnya atau sebagian untuk membuat investasi atau melakukan bisnis. BPA Timor Leste sebagai Bank yang berfungsi sebagai pengawasan dan 3 pembayaran serta stabilitas harga yang memiliki berbagai fasilitas komunikasi yang relatif modern, seperti: telepon, radio, dan faksimili serta memiliki pemimpin yang cakap dalam berbicara, merupakan modal yang penting dalam membentuk komunikasi yang baik untuk menghilangkan miss comunication dan miss understanding tersebut. Karyawan datang untuk bekerja sama dalam suatu unit kelompok untuk melakukan pekerjaan dengan harapan agar kebutuhannya akan dapat terpenuhi, jadi untuk memasuki organisasi perusahaan karyawan sangat memerlukan berbagai fasilitas untuk mendukung dalam melakukan pekerjaan serta bisa mendapat gaji dan upah serta tambahan bonus kepada karyawan untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan serta keinginan masingmasing individu untuk bekerja lebih bersemangat dalam suatu perusahaan. Oleh karena itu untuk terwujudnya keselarasan kerja dalam struktur perusahaan akan mendapat serta memenuhi dua kepentingan masing-masing anggota organisasi perusahaan dan pimpinan yang diperlukan untuk kerjasama. Sumber daya manusia sebagai potensi organisasi yang terbesar untuk melakukan pekerjaan secara individu dan kelompok dengan karakteristik individual yang berbeda. Untuk itu dalam organisasi dikembangkan organisasi yang berlandaskan kerja sama atau kolektifitas kelompok yang akan diperlukan adanya kinerja serta struktur organisasi yang jelas sehingga organisasi berkembaang secara efektif, hal ini akan mempunyai hubungan erat dengan motivasi karyawan untuk melakukan pekerjaan yang diminatinya. Kecenderungan karyawan melakukan pekerjaan yang baik maupun buruk merupakan tujuan komunikasi yang sangat baik terarah dari atasan dan bawahan agar bisa memotivasi masing-masing individu karyawan 4 dalam melakukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jadi untuk kelancaran pencapaian tujuan organisasi perlu adanya semangat kerja dari unsurunsur yang ada dalam organisasi. Semangat kerja atau motivasi kerja yang timbul dalam diri karyawan akan mendorong karyawan bekerja secara efektif dan efisien dalam struktur organisasi perusahaan. Dalam lingkungan Bank Pembayaran Authoritas (BPA) yang mana pegawainya bersifat dinamis, merupakan hal yang wajar bila motivasi masingmasing individunya adalah melakukan tugas sebaik-baiknya sehingga akan mendapatkan imbalan (income) yang tinggi. Penilaian kinerja adalah proses mengevaluasi atau menilai hasil kerja secara keseluruhan dari karyawan. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada para karyawan tentang pelaksanaan kerja. Departemen yang mengurusi penilaian karyawan di perusahaan adalah seksi sumber daya manusia atau seksi SDM. Seksi ini biasanya mengembangkan kinerja bagi karyawan di semua jajaran. Proses penilaian kinerja juga menyediakan umpan balik tentang efektivitas fungsi manajemen personalia. Penilian kinerja berfungsi sebagai quality control, bila proses penilaian menunjukkan bahwa kinerja kerja jelek akan mempengaruhi pada keputusan internal yang berdampak pada promosikan jabatan terlambat atau bisa diberhentikan kerja. Bank Pembayaran Authoritas di Timor Leste pegawai mempunyai kinerja kerja masih cukup baik sampai sekarang. Menurut Winardi (2004: 3) motivasi merupakan faktor determinan penting bagi kinerja individual, variabel-variabel mempengaruhi kinerja kerja seperti. 1. Upaya kerja yang dikerahkan. 5 2. Kemampuan orang yang bersangkutan. 3. Pengalaman kerja sebelumnya. Para manajer umumnya menghadapi masalah yang terus-menerus muncul, yakni bagaimana cara karyawan-karyawan tertentu menunjukkan kinerja lebih baik dibandingkan dengan karyawan lainnya, dengan berlangsungnya waktu penelitian menunjukkan bahwa ada sejumlah variabel penting dan menarik yang digunakan orang untuk menerangkan perbedaan-perbedaan dalam kinerja antara para pekerja. Menurut Winardi (2004: 67) ada dua motivasi yaitu: motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik, di mana motivasi ekstrinsik itu adalah orangorang yang bekerja untuk mendapatkan imbalan-imbalan berupa (gaji/upah, promosi-promosi, pujian-pujian, dan sebagainya) tidak tergantung pada tugas yang terlaksanakan tetapi bisa dikendalikan karyawan itu sendiri. Sedangkan motivasi intrinsik adalah imbalan-imbalan intrinsik yang mana suatu perasaan keberhasilan dalam melaksanakan tugas tertentu yang sangat menarik dari bagian integral dari tugas yang dihadapi oleh karyawan dan ditentukan oleh individu yang melaksanakan tugas tersebut. Sebagai contoh dapat disebut bahwa variabelvariabel seperti. 1. Kemampuan. 2. Naluri (insting). 3. Tingkat-tingkat aspirasi yaitu; Faktor-faktor produksi meliputi: umur, pendidikan, dan latar belakang keluarga, menerangkan mengapa karyawan tertentu menunjukkan performa baik, sedangkan karyawan lain tidak menunujukkan performanya di bawah standar 6 dengan hubungan kerja sehingga diperlukan komunikasi khusus dalam lingkungan kerja baik komunikasi atasan dan bawahan merupakan hal yang penting karena bisa mengetahui kemauan dan kemampuan setiap individu yang ada. Dengan kepentingan tersebut maka perlu adanya penelaah tentang komunikasi dihubungkan kinerja kerja. Berdasarkan cara dan hasil kerja yang telah dilakukan oleh karyawan bisa diketahui bahwa semangat dan motivasi kerja sudah terarah dalam kelompok kerja www.artikel-Hardiyantikarisma-pengertianmotivasi kerjaJakarta, blog.com. Sumber Daya Manusia merupakan faktor pendukung dalam penilaian kerja yang berkaitan dengan semangat kerja kayawan, seperti komunikasi yang baik guna mendukung motivasi kinerja kerja. Apabila karyawan yang mempunyai kinerja kerja baik bisa dipromosikan untuk menduduki bagian jabatan yang strategis, dari kenyataan ini penulis menjelasakan hubungan komunikasi dan motivasi kerja sangat penting dalam melakukan tugas dan fungsi masing-masing. Komunikasi yang baik akan menimbulkan saling pengertian dan kenyamanan dalam bekerja, sesuai dengan pekerjaan yang diberikan oleh atasan. Maka fungsi komunikasi sering diabaikan berdampak pekerjaan yang di lakukan oleh kayawan dalam perusahaan dan srtuktur organisasi, hal semacam ini yang sering terjadi di dalam pengembangan organisasi modern yaitu tentang terjadinya missunderstanding (kesalahan persepsi) dalam komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan dalam organisasi. Menurut Gitosudarmo (1996: 17- 18) melukiskan proses motivasi berasal pola adanya kebutuhan individu yang belum terpenuhi/tidak terpenuhi yang kemudian menyebabkan orang mencari jalan guna memenuhi berbagai macam kebutuhan. Pencarian jalan akan diwujudkan kedalam 7 perilaku yang diarahkan pada tujuan individu yang belum terpenuhi atau tidak terpenuhi. Berikut ini tabel masin-masing Departemen di BPA Timor Leste. Tabel 1.1 Jumlah Karyawan Departemen Bank Pembayaran Authoritas (BPA) di Timor Leste Departemen Jumlah karyawan Persentase Departemen Petroleum Fund 1.Front Office 2.Middle Office 3.Back office Total 4 5 5 14 28,57 35,71 35,71 Departemen General Manajer Office 1.Division Administration 2.Division Human resource 3.Division Economic 4.Division Accounting 5.Division Cooperative Service 6.Division procurement 7.Division legal office 8.Division security 9.Division internal audit Total 3 2 5 5 2 2 2 1 5 27 11,11 7,41 18,52 18,52 7,41 7,41 7,41 3,70 18,52 Departemen Supervision 1.Division Banking Supervision 2.Division insurance 3.Division Licensi and regulation Total 6 3 3 12 50,00 25,00 25,00 Departemen Banking and payment service 1.Division currency operational 2.Division banking operational 3.Division settlement office 4.Division technology/IT 5.Division payment service Total 5 5 4 3 6 23 21,73 21,73 17,39 13,04 26,09 Jumlah keseluruhan 76 100 11 Sumber: BPA di Timor Leste, 2010 Berdasarkan latar belakang atau uraian di atas maka rumusan masalah penelitian adalah untuk mengetahui motivasi atau dorongan yang dilakukan oleh karyawan dengan memberikan imbalan finansial insentif kepada karyawan kurang tergolong tinggi, maka rumusan masalah penelitian adalah. 8 1. Motivasi kerja karyawan belum tergolong tinggi pada BPA di Timor Leste. 2. Bagaimana mekanisme komunikasi yang meningkatkan motivasi kerja pada BPA di Timor Leste. 3. Pengaruh komunikasi atasan dan bawahan terhadap motivasi kerja karyawan pada BPA di Timor Leste. 1.2 Keaslian Penelitian Penelitian mengenai komunikasi atasan dengan bawahan terhadap motivasi kerja sampai sekarang belum ada peneliti terduhulu yang melakukan penelitian dengan topik, lokasi dan alat analisis yang berbeda, sehingga peneliti baru pertama kali mengadakan penelitian tentang judul dan alat analisis yang ada dalam variabel penelitian. Dengan demikian pada penelitian ini tujuan adalah untuk mengetahui variabel komunikasi dan variabel motivasi kerja dengan menggunakan metode analisis secara kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan penelitian di kantor Bank Pembayaran Authoritas di Timor Leste. analisis penelitian. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk. ” Menganalisis pengaruh komunikasi atasan dengan bawahan terhadap motivasi kerja di BPA Timor Leste.” 9 1.3.2 Manfaat penelitian Ada pun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Penelitian diharapkan akan menghasilkan informasi yang bermanfaat sebagai masukan dan pertimbangan bagi suatu perusahaan atau intansi pemerintah arti penting komunikasi akan mendorong motivasi dalam melakukan kerja. 2. Penelitian diharapkan akan memberi informasi dan referensi bagi pihakpihak yang berkepentingan terutama dalam komunikasi antara atasan dan bawahan dalam melakukan kerja. 3. Penelitian diharapkan untuk memberikan informasi tambahan pada penelitipeneliti yang akan datang. 1.4 Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini terdiri dari empat bab dengan sistematika sebagai berikut: Bab I Pengantar, berisi latar belakang, keaslian penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka dan Alat analisis, berisi tinjauan pustaka, landasan teori, dan alat analisis. Bab III Analisis Data dan Pembahasan, Berisi uraian cara penelitian, jenis data dan sumber data, batasan dan definisi operasional, hasil analisis dan pembahasan. Bab IV Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan dari hasil analisis dan saran. 10