USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA “TOKEN’S LIMA KANAL” TOKO KELONTONG SYARIAH PEDULI UMAT BERDAYAKAN MASYARAKAT LOKAL BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan Oleh : Ndaru Akbari H3112066 (Angkatan 2012) Handoko Eko P H0812077 (Angkatan 2012) Nur Widodo H0811064 (Angkatan 2011) M Romdhoni Fajri H0811051 (Angkatan 2011) UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 i ii DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL...................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... ii DAFTAR ISI..................................................................................................... iii RINGKASAN.................................................................................................... iv I. LATAR BELAKANG MASALAH...................................................... 1 II. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA....................................... 2 III. METODE PELAKSANAAN……………............................................ 8 IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN.................................................. 8 IV.1 Anggaran Biaya............................................................................. 8 IV.2 Jadwal Kegiatan............................................................................ 9 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN iii RINGKASAN Indonesia adalah negara berpenduduk sekitar 200 juta jiwa terdiri dari banyak suku (jumlah bahasa daerah lebih dari 250 macam). Demikian pula ada beragam agama seperti Islam, Kristen, Budha, Hindu dan lain-lain, tetapi jumlah pemeluk agama Islam adalah mayoritas (85,1% di tahun 2010). Agama merupakan pandangan hidup yang menjadi dasar dari kehidupan sehingga harap dipahami adanya aturan-aturan yang tidak boleh dilanggar. Adanya aturan halal haram, boleh atau tidaknya suatu makanan dan perbuatan dilakukan dan adanya perbuatan-perbuatan yang wajib dilakukan oleh seorang muslim, baik kepada tuhannya maupun kepada sesama manusia. "Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rizkikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepadanya" (QS. Al-Maaidah : 88). Ayat tersebut di atas jelas-jelas telah menyuruh kita hanya memakan makanan yang halal dan baik saja, dua kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, yang dapat diartikan halal dari segi syariah dan baik dari segi kesehatan, gizi, estetika, dan lainnya. Sesuai dengan kaidah ushul fiqih, segala sesuatu yang Allah tidak melarangnya berarti halal. Berbagai makanan dan minuman serta produk yang lain disediakan bebas di pasaran di berbagai tempat. Dan yang paling banyak serta diminati banyak pengunjung adalah supermarket, minimarket hingga toko kelontong yang semakin banyak di kota-kota bahkan di daerah-daerah. Mereka menawarkan produk dengan berbagai kenyamanan. Namun, dibalik semua kenyamanan tersebut, banyak produk ditawarkan disana merupakan produk yang masih belum ada label halal dari LP-POM MUI maupun dari BPOM RI. Harusnya ada perlindungan untuk konsumen dengan adanya pencantuman label halal dan tanggal kadaluwarsa suatu produk. Ketika dibandingkan beberapa parameter sekaligus, maka responden menjawab sebagai pertimbangan utama dalam memilih produk adalah kehalalan (56%), harga (24%), rasa (18%), dan hadiah (2%). Dari karakteristik keinginan konsumen ini terlihat bahwa halal (masih lebih bersifat normatif) merupakan bahan pertimbangan utama. Harga masih menjadi faktor dominan kedua yang menentukan dalam memilih produk (Republika, 12 Agustus 2005). Dalam konsep ekonomi syariah (ekonomi islam) konsep toko kelontong syariah menjadi solusi yang solutif untuk diterapkan pada semua problematika tesebut. Dalam toko kelontong tersebut semua produk yang ditawarkan adalah halal, manajemen dan pemasaran serta pemodalannya dilakukan dengan syariah. Urgensi penerapan toko kelontong syariah yaitu dengan adanya konsep semua ekonomi dan bisnis yang dilakukan oleh toko kelontong syariah tidak mengandung H. MAGHRIB (haram, maysir, gharar, dan riba). Selain itu penerapan toko kelontong syariah sebagai toko kelontong peduli umat dengan adanya prinsip syariah yang dijalan secara seimbang, yaitu kehalalan semua produk, terbebas dari riba, dan adanya zakat yang dikelola sendiri dan disalurkan kepada warga sekitar, serta adanya kartu dhuafa yang bisa digunakan oleh warga dhuafa disekitar toko kelontong dengan berbagai kelebihan dan manfaat. iv I. PENDAHULUAN Indonesia adalah negara berpenduduk sekitar 200 juta jiwa terdiri dari banyak suku (jumlah bahasa daerah lebih dari 250 macam). Demikian pula ada beragam agama seperti Islam, Kristen, Budha, Hindu dan lain-lain, tetapi jumlah pemeluk agama Islam adalah mayoritas (85,1% di tahun 2010). Agama merupakan pandangan hidup yang menjadi dasar dari kehidupan sehingga harap dipahami adanya aturan-aturan yang tidak boleh dilanggar. Adanya aturan halal haram, boleh atau tidaknya suatu makanan dan perbuatan dilakukan dan adanya perbuatan-perbuatan yang wajib dilakukan oleh seorang muslim, baik kepada tuhannya maupun kepada sesama manusia. "Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rizkikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepadanya" (QS. Al-Maaidah: 88). Ayat tersebut di atas jelas-jelas telah menyuruh kita hanya memakan makanan yang halal dan baik saja, dua kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, yang dapat diartikan halal dari segi syariah dan baik dari segi kesehatan, gizi, estetika, dan lainnya. Sesuai dengan kaidah ushul fiqih, segala sesuatu yang Allah tidak melarangnya berarti halal. Permasalahan makanan dan minuman halal menjadi relatif kompleks dikarenakan berbagai makanan dan minuman serta produk yang lain disediakan bebas di pasaran di berbagai tempat. Dan yang paling banyak serta diminati banyak pengunjung adalah supermarket, minimarket hingga toko kelontong yang semakin banyak di kota-kota bahkan di daerah-daerah. Mereka menawarkan produk dengan berbagai kenyamanan. Namun, dibalik semua kenyamanan tersebut, banyak produk ditawarkan disana merupakan produk yang masih belum ada label halal dari LP-POM MUI maupun dari BPOM RI. Harusnya ada perlindungan untuk konsumen dengan adanya pencantuman label halal dan tanggal kadaluwarsa suatu produk. Ketika dibandingkan beberapa parameter sekaligus, maka responden menjawab sebagai pertimbangan utama dalam memilih produk adalah kehalalan (56%), harga (24%), rasa (18%), dan hadiah (2%). Dari 1 karakteristik keinginan konsumen ini terlihat bahwa halal (masih lebih bersifat normatif) merupakan bahan pertimbangan utama. Harga masih menjadi faktor dominan kedua yang menentukan dalam memilih produk (Republika, 12 Agustus 2005). Dalam konsep ekonomi syariah (ekonomi islam) konsep toko kelontong syariah menjadi solusi yang solutif untuk diterapkan pada semua problematika tesebut. Dalam toko kelontong tersebut semua produk yang ditawarkan adalah halal, manajemen dan pemasaran serta pemodalannya dilakukan dengan syariah. Urgensi penerapan toko kelontong syariah yaitu dengan adanya konsep semua ekonomi dan bisnis yang dilakukan oleh toko kelontong syariah tidak mengandung H. MAGHRIB (haram, maysir, gharar, dan riba). Luaran dari penerapan toko kelontong syariah adalah lahirnya toko kelontong yang peduli umat dengan berprinsip pada syariah yang dijalankan secara seimbang, yaitu kehalalan semua produk, terbebas dari riba, dan adanya zakat yang dikelola sendiri dan disalurkan kepada warga sekitar. Selain itu menjadikan toko kelontong syariah ini sebagai sebuah peluang usaha yang tentunya memberikan keuntungan (profit). Dan diantara manfaat yang diperoleh dari penerapan toko kelontong syariah adalah mampu mengentaskan kemiskinan dan menyejahterakan warga masyarakat di sekitar toko kelontong khususnya para dhuafa dengan adanya kartu dhuafa yang bisa digunakan oleh warga dhuafa disekitar toko kelontong dengan berbagai kelebihan dan manfa’at ketika berbelanja di toko kelontong kami. Manfaat yang lain adalah memperoleh profit dunia (laba) dan akhirat (pahala) dengan diterapkannya prinsip syariah tersebut. II. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA 1. Tujuan dan Prinsip Syariah Tujuan utama syariah adalah mendidik manusia, memantapkan keadilan dan merealisasikan keuntungan bagi setiap manusia di dunia maupun di akhirat. Syariah mengatur semua aspek kehidupan umat muslim, baik politik, ekonomi, dan sosial dengan menjaga keyakinan, 2 kehidupan, akal, dan kekayaan mereka. Hal serupa juga dinyatakan oleh Ibn Al Qayyim Al Jauziyah (Muhammad, 2005 : 136) bahwa basis syariah adalah kebijakan dan kesejahteraan masyarakat di dunia maupun di akhirat. Dengan kata lain, syariah berkaitan dengan peningkatan keadilan dan kesejahteraan masyarakat dengan menetapkan fondasi dasar bagi moral, sosial, politik, dan filsafat ekonomi masyarakat ekonomi tersebut. Prinsip syariah dalam ekonomi dan bisnis tersebut yang terdiri dari halal, bebas dari riba atau adanya prinsip bagi hasil, dan adanya zakat. Sedangkan pengertian dari prinsip bagi hasil dalam ekonomi syariah adalah distribusi beberapa bagian dari laba para pegawai dari suatu perusahaan. Lebih lanjut dikatakan, bahwa hal itu dapat berbentuk suatu bonus uang tunai tahunan yang didasarkan pada laba yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya, atau dapat berbentuk pembayaran mingguan atau bulanan. Pihak-pihak yang terlibat dalam kepentingan bisnis harus melakukan transparansi dan kemitraan secara baik dan ideal. Dengan adanya toko kelontong syariah ini para konsumen dapat terlindungi haknya sebagai konsumen dari produk-produk yang terlarang bahkan yang mengecewakan. Karena setiap orang harus dapat menghindari dari perbuatan memakan riba, maka yang dilakukan adalah dengan menjalankan aktivitas ekonomi berdasarkan sistem bagi hasil. Selanjutnya, dalam menjalankan aktivitas ekonomi dan bisnis harus diawali dengan akad yang jelas, dilakukan pencatatan, tidak berlebihan (israf), moderat dalam melakukan konsumsi untuk mengurangi timbulnya kelangkaan, dan memenuhi kewajiban kepada masyarakat dengan membayar zakat. Setiap muslimin harus meninggalkan aktivitas ekonomi dan bisnis yang mengandung unsur khiyana’, tanajush, gharar, dan semua bentuk spekulatif dalam transaksi bisnis. Konsep itu semuanya diterapkan dalam toko kelontong syariah. Secara garis besar, toko kelontong syariah terhindar dari H. MAGHRIB, yaitu barang yang haram, adanya maysir, gharar, dan riba. 3 2. Toko Kelontong Syariah yang Peduli Umat Toko kelontong syariah merupakan satu konsep toko kelontong yang dikemas disesuaikan dengan bisnis yang sesuai dengan syariat. Toko kelontong tersebut memiliki beberapa perbedaan dengan bisnis yang lainnya (yang notabene) tidak sesuai dengan syariat islam. Seperti yang telah kita ketahui di awal bahwa banyak kasus yang menjelaskan produsen hanya mengagung-agungkan laba tanpa memperdulikan konsumen, dengan tidak adanya jaminan kehalalan dari produk yang ditawarkan. Serta biasanya tidak ada pencantuman label kadaluwarsa pada produk tersebut. Toko kelontong syariah menawarkan suatu konsep model toko kelontong baru yang sesuai dengan konsep islam dan sesuai dengan prinsip syariah. Mulai dari modal yang digunakan dalam bisnis adalah syariah, dimana tidak mengandung riba. Manajemen yang diberlakukan sedemikian rupa sehingga apabila kita memasuki toko kelontong syariah kita serasa wisata ruhiyah. Sedangkan semua produk yang ditawarkan di dalamnya adalah produk yang dijamin kehalalannya dan kethayyibannya, karena selain produk mendapatkan sertifikasi halal dari LP-POM MUI, tapi juga jaminan terhindar dari kadaluwarsa suatu produk. Halal tersebut tidak hanya terbatas pada segi perolehan maupun pendayagunaanya (pengelolaan dan pendayagunaan) yang tersirat dalam QS. Al An’am : 141. 1. Permodalan atau Pembiayaan Usaha Dana yang dijadikan modal dalam usaha toko kelontong syariah ini berasal dari modal yang syariah, yang tidak mengandung unsur riba. Seperti : 1. Pembiayaan modal kerja mudharabah, musyarokah 2. Pembiayaan proyek mudharabah, musyarokah 3. Pengadaan barang investasi (jual beli barang) murabahah 4. Anjak piutang hiwalah dll 2. Manajemen 4 Manajemen syariah itu universal, karena manajemen itu lebih kepada soft skill, lebih kepada kebiasaan, norma, dan strategi. Karena melihat keempat hal ini, maka peluangnya terbuka luas. Dalam toko kelontong syariah ini, selain mengacu pada manajemen yang dicontohkan Rasulullah, ada beberapa prinsip baru dalam menjalankan toko kelontong syariah ini. Diantaranya adalah : a. Manajemen barang yang dijual : 1. Semua produk yang ada di toko kelontong syariah adalah produk yang dijamin kehalalannya, yaitu produk-produk yang mendapat sertifikasi halal dari LP-POM MUI. 2. Barang yang dijual tidak mengandung unsur H. MAGHRIB (haram, maysir, gharar, dan riba) 3. Harga murah 4. Barang jelek/rusak tidak disembunyikan, dan informasi expired produk yang dijual 5. Melayani pembelian bagi orang miskin, khususnya masyarkat sekitar (pembahasan lebih lanjut ada pada pembahasan zakat) b. Manajemen model usaha 1. Timbangan yang pas, tidak mengurangi 2. Pengelolaan keuangan secara mandiri oleh investor dengan pendampingan dari lembaga keuangan syariah 3. Pelayanan konsumen yang prima 4. Melayani pembelian grosir dan eceran 5. Pembayaran zakat dari laba usaha 6. Kaligrafi dan pesan-pesan ibadah (dapat berupa hadist) selalu menghiasi toko kelontong syariah 7. Murattal yang memberi pesan kepada semua pelanggannya selalu mengalun untuk mendukung suasana religi 8. Adanya pengawasan dari ulama-ulama yang tergabung dalam MUI (Majelis Ulama Indonesia) bidang perekonomian syariah untuk menjaga toko kelontong syariah tersebut tetap bejalan 5 sesuai dengan prinsip dan norma syariah, baik dari segi produkproduk yang dijual maupun proses pengoperasionalnya. 9. Toko kelontong syariah ini tidak melakukan potongan harga atau diskon besar-besaran yang biasanya banyak dilakukan oleh toko ritel lain guna menarik calon pembeli saat musim belanja tiba. Apabila toko ritel yang lain selalu membuka undian bagi pelanggannya, ini tidak berlaku untuk toko kelontong syariah karena undian sendiri adalah haram hukumnya (sesuai Q.S. AlMaidah : 3) tapi kalaupun ada, hadiahnya merupakan hadiah langsung. 10. Orientasinya profit jangka panjang bukan jangka pendek, selain loyalitas pelanggan dengan manajemen dan pemasaran yang syariah, ridha Allah adalah yang utama. c. Manajemen sumber daya manusia 1. Semua pramuniaga mengenakan pakaian yang menutup aurat, 5 yaitu wanita mengenakan jilbab, sedangkan pria mengenakan baju yang sopan (misal : koko) dengan tambahan peci atau songkok agar terkesan lebih islami 2. Pagi, sebelum bekerja, diisi dengan siraman rohani/pengajian/ kultum dari rekaman audio kajian keislaman 3. Materi rekruitmen karyawan menyertakan juga materi agama islam 3. Produk Berdasarkan landasan teori yang telah disampaikan sebelumnya terutama mengenai makanan dan minuman, keharaman suatu bahan pangan dapat disebabkan oleh karena bahan asalnya (babi dan turunannya, binatang buas, bangkai), sifatnya (memabukkan), dan cara penyembelihan hewan halal (mengikuti syariat islam). Dari segi teknologi, titik kritis yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan makanan dan minuman halal ialah jenis dan asal bahan serta cara penyembelihan. 6 Berdasarkan uraian singkat di atas, sangatlah banyak produk yang kemungkinan besarnya digolongkan ke dalam produk yang diragukan kehalalannya atau bahkan bisa dikatakan haram. Dalam toko kelontong syariah semua produk yang disajikan kepada konsumen adalah halal dan menghindari barang-barang yg diragukan kehalalannya (misal : rokok), serta mendapat jaminan dengan adanya sertifikasi dari LP-POM MUI yang bisa didapatkan dari MUI langsung atau mengakses ke website www.halalguide.info. 4. Zakat Salah satu perbedaan toko kelontong syariah dengan toko ritel yang lain adalah kepedulian terhadap umat. Di sini akan dipaparkan bentukbentuk kepedulian terhadap umat, diantaranya adalah sebagian dari laba (2,5%) digunakan untuk zakat (sebagai bentuk ketaatan pada kewajiban dari Allah). Dan ada pula konsep lain, yaitu kepedulian dalam bentuk kartu dhuafa. Sebagai rukun islam, maka ia wajib dilakukan sebagai bentuk salah satu dimensi vertikal, yaitu zakat sebagai salah bukti keimanan seorang muslim kepada Allah Ta’ala. Selain dimensi vertikal, zakat juga memiliki banyak dimensi horizontal yang berdampak luas. Luas dalam artian tidak hanya berdampak pada muslim saja namun bagi semua aspek lingkungan yang terlibat dengannya, bak langsung maupun tidak langsung. Bentuk kepedulian yang kedua adalah kartu dhuafa. Kartu ini khusus diberikan kepada mereka kaum dhuafa dengan kelebihan ketika kartu tersebut digunakan untuk berbelanja di toko kelontong syariah, maka orang yang memegangnya atau yang memilikinya (kaum dhuafa) akan mendapatkan potongan harga guna menyesuaikan dengan daya beli masyarakat yang lain. Selain itu, kartu tersebut digunakan ketika ada pembagian zakat, infaq, dan shadaqoh. Pendataan kaum dhuafa ini dilakukan bersama dengan pendataan zakat. Dan kartu tersebut digunakan sebagai bukti penerima zakat, infaq, dan shodaqoh dari toko kelontong syariah. Toko kelontong 7 syariah yang mendukung perkembangan dan stabilitas ekonomi tersebut perlu dikembangkan. Dalam hal ini, toko kelontong syariah dikembangkan dengan cara franchise maupun ritel yang menawarkan berbagai macam keuntungan yang halal dan bebas dari riba dan semua hal yang terlarang dalam islam. III. METODE PELAKSANAAN a. Survei dan Persiapan Dalam tahap ini, dilakukan beberapa kegiatan yaitu survei lokasi dan barang yang akan dijual, persiapan peralatan dan barang-barang yang dibutuhkan dalam membangun relasi usaha atau kerja sama dengan pihak lain (sebagai pemasok barang maupun pemasaran produk), pengenalan konsep toko kelontong syariah serta perencanaan sistem promosi dan pemasaran agar dapat merambah jangkauan pemasaran yang luas. b. Strategi Promosi dan Pemasaran Produk 1. Menyebarkan leaflet-leaflet dan menempelkan pamflet atau brosur pada tempat strategis. 2. Promosi produk melalui media internet dan jejaring sosial seperti blog, facebook, twitter, Blackberry Messenger (BBM). IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN IV.1. Anggaran Biaya Tabel 4.2. Ringkasan Anggaran Biaya PKM-K No 1 2 3 4 Jenis Pengeluaran Peralatan penunjang (Kaca etalase, rak barang, kalkulator, kursi lipat, kipas angin) Bahan habis pakai (jumlah barang yang dijual) Perjalanan (perjalanan ke pasar (pusat grosir) & order delivery) Lain – lain (leaflet, pamflet, media internet (jejaring sosial), telepon dan sms, biaya listrik dan air, biaya pekerja) Jumlah 8 Biaya (Rp) 3.750.000 6.250.000 1.250.000 1.250.000 12.500.000 IV.2 Tabel 4.4. Jadwal Kegiatan No 1 2 3 4 5 6 7 Kegiatan 1 Persiapan lokasi Persiapan peralatan Persiapan barang Promosi Pemasaran produk Evaluasi Penyusunan laporan 9 Bulan ke2 3 DAFTAR PUSTAKA Al-Quranul Karim Departemen Agama. 2004. Fiqih untuk Madrasah Aliyah Kelas X. Penerbit CV Gani dan Son. Semarang Hidayat, Muhammad. 2003. Kiprah, Manajemen dan Etika Bisnis Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam. SEF UGM. Yogyakarta. Dalam Jurnal Muamalah Vol. 2 No. 2 Oktober 2003. Muhammad. 2005. Pengantar Akuntansi Syariah. PT Salemba Empat. Jakarta Lampiran 5. Justifikasi Anggaran Kegiatan 1. Peralatan Penunjang Material Kaca Etalase Rak Barang Kalkulator Kursi Lipat Kipas Angin Justifikasi Pemakaian Tempat barang dagangan Alat hitung Tempat duduk Sirkulasi udara 1 Harga Satuan (Rp) 1.214.000 Jumlah Harga (Rp) 1.214.000 2 1.150.000 2.300.000 1 1 43.000 85.000 43.000 85.000 1 108.000 108.000 SUB TOTAL (Rp) 3.750.000 Kuantitas 2. Bahan Habis Pakai Material Beras Gula pasir Gula jawa Minyak sayur Sirup Mie instant Tepung Telur Susu kental manis Kopi bubuk Bumbu dapur Teh Roti Makanan ringan Minuman ringan Sikat gigi Pasta gigi Parfum Sabun cuci Pewangi pakaian Justifikasi Pemakaian Barang yang dijual Barang yang dijual Kg Kg Kg Liter Botol Dus Kg Kg Kuan titas 100 50 25 20 10 7 10 15 Harga Satuan (Rp) 7.000 10.700 11.000 10.500 8.900 56.000 6.500 16.500 Jumlah Harga (Rp) 700.000 535.000 275.000 210.000 89.000 392.000 65.000 247.500 Kaleng 15 10.000 150.000 Unit / Piece Bungkus Kotak Bungkus 15 20 10 50 10.000 500 2.000 1.000 150.000 10.000 20.000 50.000 Renteng 20 500 10.000 Botol 15 2.500 37.500 Unit / Piece Unit / Piece Botol Unit / Piece 15 25 15 30 2.500 3.500 8.000 1.000 37.500 87.500 120.000 30.000 Unit / Piece 15 500 7.500 Satuan Barang yang dijual Barang yang dijual Galon air Tissue Sabun mandi Gas/elpiji Buku tulis Pensil Penggaris Pensil warna Buku gambar Bolpoint Kertas karton Kertas kado Kaos kaki Materai Amplop Sapu Keset Lampu Bohlam Saklar Hand & Body Lotion Obat nyamuk Sandal Ikat pinggang Obat flu & batuk Detergen Kertas label Barang yang dijual Barang yang dijual Barang yang dijual Barang yang dijual Barang yang dijual Unit Unit / Piece Unit / Piece Unit Pack Pack Unit / Piece Set Pack Pack Pack Pack Unit / Piece Lusin Pack Unit / Piece Unit / Piece 5 10 30 10 10 10 25 20 10 5 5 5 10 5 5 10 10 50.000 2.500 3.500 16.500 20.000 25.000 1.000 7.500 20.000 40.000 15.000 15.000 5.000 45.000 35.000 5.000 3.350 250.000 25.000 105.000 165.000 200.000 250.000 25.000 150.000 200.000 200.000 75.000 75.000 50.000 225.000 175.000 50.000 33.500 Unit / Piece 23 6.000 138.000 Unit / Piece 30 1.000 30.000 Unit / Piece 20 10.000 200.000 Unit / Piece Unit / Piece Unit / Piece 25 20 10 4.500 7.500 10.000 100.000 75.000 100.000 Unit / Piece 30 2.500 75.000 Unit / Piece Unit / Piece 30 5 1.000 5.000 SUB TOTAL (Rp) 30.000 25.000 6.250.000 3. Perjalanan Material Perjalanan ke pasar (pusat grosir) Perjalanan ke rumah-rumah penduduk (order delivery) Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) Transportasi 10 kali / bulan 12.500 125.000 Order delivery 3 kali / hari 12.500 1.125.000 SUB TOTAL (Rp) 1.250.000 4. Lain-lain Material Leaflet Pamflet Media internet (jejaring sosial) Telepon dan sms Biaya listrik dan air Biaya pekerja Justifikasi Pemakaian Mengenalkan produk dan lokasi Pembelian pulsa internet Pembelian pulsa regular Memenuhi kebutuhan listrik & air Membiayai tenaga pekerja 1/2 rim Harga Satuan (Rp) 350.000 Jumlah Harga (Rp) 175.000 1/2 rim 350.000 175.000 4 kali/bulan 25.000 100.000 4 kali/bulan 20.000 80.000 1 kali/bulan 45.000 45.000 30 hari 22.500 675.000 Kuantitas SUB TOTAL (Rp) Total (Keseluruhan) Analisis Keuangan 1. Analisis Biaya a. Biaya Tetap (Fixed Cost = FC) Biaya Usaha Sewa Tempat = Rp 2.700.000/tahun = Rp 7.400/hari Promosi = Rp 1.250.000/tahun = Rp 3.425/hari 1.250.000 12.500.000 Biaya Penyusutan Tabel 4.3. Biaya Penyusutan Peralatan Harga Harga Sisa Awal (10%/Tahun) 1 Kaca Etalase 1.214.000 121.400 2 Rak Barang 1.150.000 115.000 3 Kalkulator 43.000 4.300 4 Kursi Lipat 85.000 8.500 5 Kipas Angin 108.000 10.800 Jumlah Biaya penyusutan = Rp 2.060/hari No Uraian Umur (Tahun) 3 3 1 2 2 Depresiasi (Rp/Tahun) 364.200 345.000 4.300 17.000 21.600 752.100 b. Biaya Tidak Tetap (Variabel Cost = VC) Biaya pekerja = Rp 675.000/bulan = Rp 22.500/hari Transportasi = Rp 104.200/bulan = Rp 3.473/hari Biaya listrik dan air = Rp 45.000/bulan = Rp 1.500/hari c. Total Pengeluaran (per hari) FC = Rp 7.400 + Rp 3.425 + Rp 2.060 = Rp 12.885 VC = Rp 22.500 + Rp 3.473 + Rp 1.500 = Rp 27.473 Total = FC + VC = Rp 40.358 2. Analisa Keuntungan Pendapatan (diasumsikan) = Rp 4.000.000/bulan = Rp 133.300/hari Pengeluaran = Rp 40.358/hari Keuntungan = Rp 133.300 – Rp 40.358 = Rp 92.942/hari = Rp 2.788.260/bulan 3. R/C Ratio = = = 3.303 Karena nilai R/C Ratio lebih dari 1 yaitu 3,303 maka usaha ini layak untuk dikembangkan. Analisis Zakat Keuntungan = Rp 2.788.260/bulan Zakat = 2,5% Besarnya Zakat = 2,5% x Rp 2.788.260 = Rp 69.701/bulan Zakat yang dikeluarkan sebesar 2,5% dari keuntungan usaha yang diperoleh setiap bulannya sehingga dengan keuntungan usaha sebesar Rp 2.788.260/bulan maka zakat yang dikeluarkan setiap bulannya sebesar Rp 69.701 Lampiran 6. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas No Nama / NIM Program Studi Bidang Ilmu 1 Ndaru Akbari D3 Teknologi Hasil Pertanian 2 M. Romdhoni Fajri S1 Agribisnis 3 Nur Widodo S1 Agribisnis 4 Handoko Eko P S1 Agribisnis Teknologi Pertanian Sosial Ekonomi Sosial Ekonomi Sosial Ekonomi Alokasi Waktu (jam/minggu) Uraian Tugas 8 jam/minggu Managerial & koordinator 8 jam/minggu Marketing 8 jam/minggu 6 jam/minggu Administrasi & keuangan Transportasi barang Gambar 1. Logo Usaha Gambar 2. Desain Toko Kelontong Gambar 3. Peta Lokasi Usaha