Bab 4 Simpulan 4.1 Simpulan Analisis Berdasarkan hasil analisis yang telah dibuat oleh penulis pada bab 3 sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal tentang fungsi kata “doumo” pada komik Detektif Conan seri 31, 39 dan komik Detektif Conan Spesial seri 14, 21, 24 sebagai korpus data dari penelitian ini. Sesuai dengan teori “doumo” menurut Mizutani (1192 : 177-178) penulis menyimpulkan bahwa kata “doumo” itu sendiri termasuk “fukushi” (kata keterangan) khusus dan penggunaan kata “doumo” tidak hanya memiliki satu fungsi saja melainkan berbagai macam fungsi. Berdasarkan komik Detektif Conan seri 31, 39 dan komik Detektif Conan Spesial seri 14, 21, 24 yang digunakan penulis sebagai korpus data, penulis dapat menemukan fungsi kata beberapa “doumo”. Beberapa fungsi kata “doumo” tersebut akan dijelaskan oleh penulis melalui tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Fungsi Kata Doumo No. 1. Fungsi Kata Doumo Keterangan Penggunaan kata “doumo” sebagai bentuk Kata “doumo” pada fungsi ini menyatakan simpulan atau keputusan. Pada bagian ini, tindak sebuah simpulan atau keputusan dari penutur. tutur yang Selain itu, penggunaan kata “doumo” pada digunakan adalah tindak tutur lokusi, yaitu fungsi berikut adalah penggunaan kata tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. “doumo” yang diikuti dengan bentuk negatif. Jenis ujaran yang digunakan adalah ujaran Contoh : “doumo koumo arimasen yo”「ど representative, yaitu tindak ujar yang 65 mengikat penuturnya kepada kebenaran atas うもこうもありませんよ! 」“Bukan ada hal yang dikatakannya. apa-apa”. Kata “arimasen” merupakan perubahan bentuk negatif dari “aru”. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3.1. Pada bagian ini terdapat juga “doumo” yang berarti “Kok~sekali”. 2. Penggunaan kata “doumo” sebagai Kata “doumo” pada fungsi berikut digunakan “aisatsu” (salam). Pada bagian ini, untuk memberi salam kepada lawan tutur. tindak tutur yang Oleh karena itu, kata “doumo” pada bagian digunakan adalah tindak tutur lokusi, yaitu ini mempunyai makna “Halo” atau “Hai” tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Selain itu jenis ujaran yang digunakan juga ujaran representatif, yaitu tindak ujar yang mengikat penuturnya kepada kebenaran atas hal yang dikatakannya. Percakapan- percakapan pada bagian ini menyatakan salam kepada lawan tutur sehingga kata doumo yang terdapat pada bagian ini berarti “Halo” atau “Hai” 3. Penggunaan kata “doumo” ungkapan terima kasih. Pada bagian ini, tindak sebagai Kata “doumo” pada fungsi berikut digunakan sebagai ungkapan terima tutur yang kepada lawan tuturnya. kasih penutur Sehingga kata 66 digunakan adalah tindak tutur lokusi, yaitu “doumo” pada bagian ini berarti “Terima tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Kasih”. Selain itu, kata “doumo” yang Selain itu jenis ujaran yang digunakan juga digunakan untuk menyatakan perasaan terima ujaran representatif, yaitu tindak ujar yang kasih juga dapat dituturkan dengan pola mengikat penuturnya kepada kebenaran atas “doumo sumimasen”. hal yang dikatakannya. Percakapan- percakapan pada bagian ini menyatakan rasa terima kasih kepada lawan tutur sehingga kata doumo yang terdapat pada bagian ini berarti “Terima Kasih”. 4. Penggunaan kata “doumo” sebagai Kata “doumo” pada fungsi berikut digunakan ungkapan permintaan maaf. Pada bagian ini, tindak sebagai ungkapan permintaan maaf penutur tutur yang kepada lawan tuturnya. Hal ini menyebabkan digunakan pada percakapan ini adalah kata “doumo” pada bagian ini mempunyai tindak tutur tindak perlokusi, yaitu tindak makna “Maaf”. Biasanya kata “doumo” yang tutur yang pengutaraannya dimaksudkan berarti “Maaf” ini diikuti dengan kata untuk mempengaruhi lawan tuturnya. “sumimasen” menjadi “doumo sumimasen”. Selain itu, jenis ujaran yang digunakan Selain itu, kata “doumo” pada bagian ini adalah ujaran direktif, ialah tindak tutur berarti “Benar-benar” yang dilakukan oleh penuturnya dengan sumimasen” maksud agar lawan tutur melakukan maaf”. dapat sehingga berarti “doumo “Benar-benar Hal ini juga dapat menandakan tindakan yang disebutkan dalam ujaran itu. keseriusan penutur meminta maaf terhadap 67 Dalam percakapan ini penutur menyuruh lawan tuturnya. petutur untuk segera pergi karena sudah menganggu dan karean petutur tersebut merasa sangat bersalah terhadap penutur sehingga petutur meminta maaf kepada penutur dengan menuturkan doumo sumimasen “benar-benar maafkan saya”. 5. Penggunaan kata “doumo” sebagai bentuk Kata “doumo” pada fungsi berikut digunakan prediksi atau perkiraan. Pada bagian ini, sebagai bentuk prediksi atau perkiraan. Oleh tindak tutur yang karena itu, kata “doumo” tersebut berarti digunakan adalah tindak tutur lokusi, yaitu “Sepertinya”. Kata “Sepertinya” inilah yang tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. digunakan penutur untuk memperkirakan Selain itu jenis ujaran yang digunakan juga keadaan sesuatu hal. Biasanya kata “doumo” ujaran representatif, yaitu tindak ujar yang dengan fungsi ini diikuti dengan kata mengikat penuturnya kepada kebenaran atas “rashii”, tetapi pada bagian percakapan (14) hal yang dikatakannya. Percakapan pada yang telah disebutkan pada bab 3 sebelumnya, bagian ini menyatakan prediksi kepada kata “doumo” tersebut tidak diikuti dengan lawan tutur sehingga kata doumo yang kata “rashii”. terdapat pada bagian ini berarti “sepertinya”. Selain itu, sesuai dengan teori pragmatik menurut Yule (1996), penulis juga menyimpulkan bahwa makna sebuah tuturan dapat dilihat dari konteks percakapan 68 tersebut atau memahami maksud penutur. Kata “doumo” yang terdapat pada korpus data tersebut mempunyai banyak arti sesuai dengan tindak tutur dan penggunaannya, yaitu bukan hanya berarti “terima kasih” saja tetapi dapat juga berarti “maaf”, “halo”, dan “kok~sekali”. 4.2. Saran Dalam penelitian ini, sesuai dengan teori “doumo” menurut Mizutani (1992 : 177-178), penulis menemukan satu fungsi “doumo” yang tidak terdapat pada korpus data. Fungsi tersebut adalah penggunaan kata “doumo” dalam bentuk どうもねえ “doumo ne“ yang digunakan sebagai jawaban dan sebagai kata seru atau interjeksi. Oleh karena itu, penulis merasa penelitian tentang Analisis Fungsi Kata Doumo dalam Komik Detektif Conan seri 31, 39 dan Komik Detektif Conan Spesial seri 14, 21, 24 ini masih jauh dari sempurna. Penulis menyarankan bahwa penelitian ini dapat dilanjutkan dengan menggunakan korpus data yang berbeda. Selain itu, peneliti yang lain dapat melanjutkan penelitian ini dengan meneliti fungsi kata “doumo” yang belum diteliti oleh penulis dalam penelitian ini yaitu, penggunaan kata “doumo” dalam bentuk どうもねえ “doumo ne“ yang digunakan sebagai jawaban dan sebagai kata seru atau interjeksi. 69