BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejarah dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada
masa lampau atau asal-usul (keturunan silsilah), terutama bagi raja-raja yang memerintah.
Untuk mengetahui informasi mengenai masa lampau, ahli sejarah mendapatkannya dari
berbagai sumber, seperti fosil, peralatan dari zaman dahulu, prasasti, atau bangunan.
Warisan dan budaya adalah dua komponen penting dari sektor rekreasi. Hal ini
mengarah ke pertanyaan tentang seberapa berharga suatu barang peninggalan.
Cagar budaya mempunyai pengertian yang serupa seperti cagar alam yang sudah
sering didengar dalam masyarakat. Cagar budaya yang dilindungi bukan suatu daerah yang
bersifat alamiah melainkan hasil kebudayaan manusia yang berupa benda-benda peninggalan
masa lalu.
Cagar budaya merupakan salah satu hal yang penting, karena dengan berkembangnya
zaman, benda-benda cagar budaya akan punah apabila tidak dilindungi kelestariannya.
Perkembangan zaman ini menuntut pembangunan di berbagai bidang. Untuk itu,
masyarakat harus sadar akan pentingnya cagar budaya. Karena bangunan warisan budaya
merupakan aset atau harta yang tak ternilai yang tidak dapat kita temukan lagi di masa kini
dan mendatang. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pelestarian cagar budaya.
Beberapa hal yang menyebabkan cagar budaya masih belum dilindungi dengan baik
adalah sebagai berikut:
1
2
a. Konsep pemanfaatan cagar budaya masih belum dipahami masyarakat secara luas.
b. Lemahnya perlindungan cagar budaya karena masih kurangnya peraturan daerah yang
mengatur mengenai cagar budaya.
c. Lemahnya perlindungan cagar budaya yang disebabkan masih banyaknya kawasan
perlindungan cagar budaya yang belum masuk dalam rencana tata ruang perkotaan.
d. Lemahnya perlindungan cagar budaya karena benda-benda cagar budaya masih tidak
diketahui oleh pemerintah daerah.
United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO)
merupakan badan khusus PBB, melalui program Situs Warisan Dunia UNESCO (UNESCO’s
World Heritage Sites) mempunyai program yang bertujuan untuk mengkatalog, menamakan,
dan melestarikan tempat-tempat yang sangat penting agar menjadi warisan dunia.
Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan kebudayaan yang beragam dan
tidak ternilai harganya, karena memiliki nilai penting bagi sejarah dan ilmu pengetahuan.
Informasi-informasi kebudayaan yang ada pada masa kebudayaan tersebut hidup, sehingga
dapat dilihat keterkaitan antara benda cagar budaya dengan kebudayaan yang ada sekarang.
Di Indonesia, sebuah peninggalan budaya dapat disebut sebagai benda cagar budaya,
apabila sekurang-kurangnya berumur 50 tahun. Untuk menjadi sebuah cagar budaya, suatu
objek harus terlebih dahulu diteliti keadaannya, apakah memenuhi syarat dan kriteria sebagai
cagar budaya.
Saat ini, data cagar budaya yang sudah terdaftar sebanyak kurang lebih 65.000 cagar
budaya yang belum di basis data-kan, sedangkan diperkirakan terdapat kurang lebih 200.000
cagar budaya yang masih belum terdaftar. Hal ini disebabkan oleh belum tersedianya suatu
sistem pendataan yang efektif dan efisien. Permasalahan lain yang timbul adalah kurangnya
3
sumber daya manusia dalam pelaksanaan kegiatan ini, komunikasi antar bagian belum
berjalan lancar, tingkat keamanan data benda cagar budaya masih belum terjamin, sehingga
sulit untuk melakukan pencarian atau pencegahan apabila terjadi pencurian ataupun
pemalsuan benda cagar budaya karena tidak lengkapnya dokumen tentang benda cagar
budaya tersebut dan juga belum tersedianya jaringan yang terintegrasi.
Dalam proses pendataan, penilaian, penetapan, dan seleksi sebuah objek menjadi
cagar budaya, diperlukan adanya suatu pengelolaan yang didukung oleh seperangkat
peralatan dalam suatu sistem yang terintegrasi berbasis teknologi informasi. Dengan
memanfaatkan teknologi komputer, sistem ini dapat mempermudah proses pendataan objek
yang didaftarkan oleh pendaftar untuk diajukan sebagai benda cagar budaya.
Berkembangnya internet di Indonesia memiliki andil yang sangat besar dalam
membawa perubahan. Dengan adanya sebuah sistem informasi akan sangat memudahkan
penggunanya, karena dapat diakses oleh siapa saja yang terhubung dengan koneksi internet.
Salah satu proses yang dipermudah dengan adanya internet dan sistem informasi yaitu Sistem
Registrasi Nasional Cagar Budaya. Sistem ini merupakan sistem registrasi yang
memanfaatkan teknologi komputer dalam pendaftaraan suatu objek benda cagar budaya.
Dengan adanya sistem informasi ini, pendaftar tidak perlu lagi mendaftarkan suatu objek
untuk menjadi cagar budaya secara manual, yaitu dengan mendatangi petugas daerah.
Pendaftar kini dapat melakukan pendaftaran secara online.
Atas dasar latar belakang tersebut, maka penulis akan mencoba untuk menganalisis,
merancang, dan kemudian membangun sebuah sistem informasi yang diharapkan mampu
membantu proses pendataan dan pendaftaran benda cagar budaya pada Direktorat Pelestarian
Cagar Budaya dan Permuseuman dalam sebuah penelitian skripsi berjudul “Analisis dan
4
Perancangan Sistem Basis Data untuk Mendukung Sistem Informasi Registrasi Nasional
Cagar Budaya pada Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman”.
1.2. Ruang Lingkup
Dari permasalahan yang telah dibahas, penulis membatasi pembangunan sistem ini
dengan ruang lingkup sebagai berikut:
a. Perancangan basis data untuk menampung semua data objek cagar budaya yang
diperlukan;
b. Pengembangan sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya;
c. Cagar budaya terdiri dari benda atau benda, kawasan, situs, bangunan, struktur;
d. Tempat penelitian dilakukan di Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman.
1.3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah:
a. Merancang sebuah sistem untuk menunjang pelestarian benda cagar budaya yang
memudahkan proses pendataan dengan menggunakan media jaringan komputer dan
adanya sistem informasi.
b. Membuat rancangan sebuah sistem informasi yang mudah digunakan dan efektif bagi
pengelola dan pendaftar;
c. Membangun fitur perangkat lunak yang dapat memfasilitasi pendaftar agar dapat
melakukan pendaftaran objek cagar budaya tanpa batasan ruang dan waktu;
d. Melihat kesiapan dari organisasi terkait dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang
mendukung sistem informasi Registrasi Nasional Cagar Budaya Indonesia.
5
Adapun manfaat-manfaat yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut:
a. Mempermudah interaksi antara pendaftar dengan Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan
Permuseuman;
b. Membantu instansi dalam melakukan pendataan terhadap benda cagar budaya; dan
c. Meminimalisasi pemalsuan benda cagar budaya karena data mengenai informasiinformasi penting disimpan dalam server basis data.
1.4. Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan antara lain:
a. Metode Analisis Kebutuhan
1) Wawancaraa
2) Penyebaran Kuesioner
3) Observasi
4) Studi Pustaka
b. Metode Perancangan
1) Perancangan Basis Data
a) Perancangan Basis Data Konseptual
b) Perancangan Basis Data Logikal
c) Perancangan Basis Data Fisikal
2) Perancangan Sistem
a) Flowchart
b) Usecase
c) DFD
6
3) Perancangan Aplikasi
a) State Transition Diagram (STD)
1.5. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan setiap bab yang ada pada skripsi ini adalah sebagai
berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang, ruang lingkup permasalahan, tujuan
dan manfaat, metodologi penelitian yang akan digunakan, serta sistematika
penulisan pada skripsi ini.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Pada bab ini dibahas tentang landasan teori yang digunakan untuk mendukung
penulisan skripsi ini. Ada dua teori yang dibahas, yaitu teori umum (yang berkaitan
dengan objek-objek umum) yang dibahas pada skripsi ini dan teori khusus, yaitu
hal-hal yang berkaitan dengan Registrasi Nasional Cagar Budaya.
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN
Bab ini membahas informasi mengenai gambaran umum Direktorat Pelestarian
Cagar Budaya dan Permuseuman, analisis sistem yang sedang berjalan, hasil
wawancara dengan pihak instansi terkait, hasil kuesioner untuk masyarakat luas,
permasalahan dan alternatif pemecahan masalah, dan juga perancangan yang
meliputi perancangan basis data, hierarki menu, state transition diagram (STD),
serta perancangan layar.
7
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Pada bab ini dibahas tentang rencana implementasi yang akan dilakukan serta
evaluasi terhadap sistem yang telah dibuat.
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
Bab terakhir ini berisi simpulan dari penelitian yang dilakukan serta saran-saran
yang diajukan untuk pengembangan sistem selanjutnya.
Download