ANALISIS PENDEKATAN TARGET COSTING

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISIS PENDEKATAN TARGET COSTING SEBAGAI ALAT
UNTUK MELAKUKAN EFISIENSI PRODUKSI
Studi Kasus pada Askha Jaya Lampung
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Fransiska Kusumadewi
132114002
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISIS PENDEKATAN TARGET COSTING SEBAGAI ALAT
UNTUK MELAKUKAN EFISIENSI PRODUKSI
Studi Kasus pada Askha Jaya Lampung
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Fransiska Kusumadewi
132114002
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan
doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan
diberikan kepadamu.”
(MARKUS 11:24)
“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah
bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan,
bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau
dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.”
(YESAYA 41:10)
Kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus
Bapak Yohanes Trisantosa dan Ibu Maria Hayati
Kakakku Robertus Agung P, kedua adikku Daniel P, dan Esther S
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTNASI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
ANALISIS PENDEKATAN TARGET COSTING SEBAGAI ALAT
UNTUK MELAKUKAN EFISIENSI PRODUKSI
Studi Kasus pada Askha Jaya Lampung
Dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 14 Juni 2017 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini
tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan
cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol yang
menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku
seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain
tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan
saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan
menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri,
berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universtias batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Juli 2017
Yang membuat pernyataan,
Fransiska Kusumadewi
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
: Fransiska Kusumadewi
Nomor Mahasiswa
: 132114002
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS PENDEKATAN TARGET COSTING SEBAGAI ALAT
UNTUK MELAKUKAN EFISIENSI PRODUKSI
Studi Kasus pada Askha Jaya Lampung
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya untuk memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 31 Juli 2017
Yang menyatakan,
Fransiska Kusumadewi
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melipahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang
tak terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma
yang
telah
memberikan
kesempatan
untuk
belajar
dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. A. Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma.
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA. selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto, M.Si., Ak., QIA., CA. selaku pembimbing
yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
5.
Dr. Fransisca Reni Retno Anggraini selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan kontribusi berupa masukan-masukan yang berguna
pada saat penulis mengerjakan skripsi.
6. Semua dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah
membagikan ilmu dan pengalamannya dalam proses perkuliahan.
7. Segenap karyawan Sekretariat Fakultas Ekonomi yang telah membantu untuk
kelancaran penelitian ini.
8. Bapak Aswal selaku pemilik Askha Jaya yang telah berkenan memberikan ijin
penelitian dan membantu mencarikan data yang dibutuhkan.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Bapak dan Ibu tercinta, yang selalu sabar membimbing, memberikan kasih
sayang, menghibur disaat putus asa, dan mendukung segala keputusan
penulis.
10. Kakak dan adik-adik tersayang yang saya rindukan selama saya berada jauh
dari kalian, terimakasih telah menjadi kakak dan adik-adik yang luar biasa
yang senantiasa memberi semangat dan dukungan lewat candaan yang sangat
menghibur saya.
11. Mas Alek yang selalu menemani dan memberikan masukan, dan doa yang
luar biasa dalam penyelesaian skripsi.
12. Keluarga besar Susteran ADM Yogyakarta terimakasih atas dukungan,
motivasi, dan segala bantuan yang telah diberikan.
13. Keluarga besar member kos nava, Selvi, Ambar, Nita, Esa, Chaca, Elna, Lusi,
Nesya, Kiki, dan Ayun yang menjadi keluarga di Yogyakarta, terimakasih
sudah menjadi bagian dari kalian yang tak henti telah memberikan semangat,
motivasi dan senantiasa menjaga dan merawat saya selama kita tinggal di kos
yang sama.
14. Teman-teman kelompok KKP, Ivan, Edwina, Nancy, dan Sr.Clarita, kita
pernah merasakan hidup bersama dalam satu rumah, segala yang telah kita
lakukan bersama tak akan saya lupakan.
15. Teman-teman kelas A Akuntansi 2013 yang selalu berbagi tawa, canda, dan
kenangan indah kebersamaan kita.
16. Teman-teman Kelas MPAT I, terimakasih atas masukan, dinamika, dan
kebersamaannya selama ini.
17. Teman-teman seperjuangan Akuntansi angkatan 2013 yang selalu berbagi
ilmu yang bermanfaat.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18. Serta semua pihak yang sudah membantu selama penyelesaian Tugas Akhir
ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Yogyakarta, 31 Juni 2017
Penulis
Fransiska Kusumadewi
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ............................. v
HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ..................................................................... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ................................................................................... x
HALAMAN DAFTAR TABEL ........................................................................... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ....................................................................... xiii
ABSTRAK ............................................................................................................ xiv
ABSTRACT ............................................................................................................ xv
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 3
E. Sistematika Penulisan ................................................................. 4
BAB II
LANDASAN TEORI ......................................................................... 6
A. Akuntansi Manajemen ................................................................ 6
B. Biaya ........................................................................................... 7
C. Harga Pokok Produk ................................................................... 15
D. Biaya Standar .............................................................................. 16
E. Target Costing ............................................................................ 18
F. Pengertian Efisiensi .................................................................... 29
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN ................................................................... 31
A. Jenis Penelitian............................................................................ 31
B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 31
C. Ruang Lingkup Penelitian........................................................... 31
D. Teknik Pengumpuan Data ........................................................... 32
E. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 32
F. Teknik Analisis Data ................................................................... 33
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ........................................... 35
A. Sejarah Singkat Perusahaan ........................................................ 35
B. Lokasi Perusahaan ...................................................................... 38
C. Visi, Misi,dan Tujuan Perusahaan .............................................. 38
D. Tugas dan Kewajiban .................................................................. 39
E. Proses Produksi dan Tenaga Kerja ............................................. 40
F. Proses Pemasaran ........................................................................ 44
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ........................................ 45
A. Perhitungan Biaya Produksi Yang dilakukan Perusahaan .......... 45
B. Perhitungan Biaya Produksi Dengan Metode Target Costing .... 51
C. Perbandingan Perhitungan Biaya Produksi Menurut Perusahaan
Dengan Perhitungan Biaya Produksi Menurut Target Costing .. 64
BAB VI
PENUTUP ....................................................................................... 65
A. Kesimpulan ................................................................................. 65
B. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 65
C. Saran ........................................................................................... 65
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 67
Lampiran ............................................................................................................... 70
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Volume Penjualan Keripik Pisang Coklat Tahun 2015 ........................ 46
Tabel 5.2 Bahan Baku Askha Jaya Tahun 2015 ................................................... 47
Tabel 5.3 Biaya Penolong Askha Jaya Tahun 2015 ............................................. 48
Tabel 5.4 Biaya Overhead Pabrik Askha Jaya Tahun 2015 ................................. 49
Tabel 5.5 Biaya Non Produksi Menurut Perusahaan ............................................ 49
Tabel 5.6 Perhitungan Biaya Produksi Menurut Perusahaan ................................ 50
Tabel 5.7 Perhitungan Total Biaya Menurut Perusahaan ..................................... 50
Tabel 5.8 Perbandingan Harga Pesaing Askha Jaya Tahun 2015 ......................... 53
Tabel 5.9 Perbandingan Biaya Bahan Baku Tahun 2015 ..................................... 56
Tabel 5.10 Biaya Bahan Penolong Menurut Perusahaan dan Menurut Metode
Target Costing .................................................................................... 59
Tabel 5.11 Perbandingan Biaya Biaya Bahan Penolong Menurut Perusahaan
dan Target Costing .............................................................................. 61
Tabel 5.12 Perbandingan Perhitungan Biaya Produksi Menurut Perusahaan dengan
Perhitungan Biaya Produksi Menurut Target Costing ........................ 61
Tabel 5.13 Perhitungan Penghematan Biaya Produksi ......................................... 62
Tabel 5.14 Perbandingan Biaya Menurut Perusahaan, Target Costing,
dan Setelah Dilakukan Efisiensi Tahun 2015 ..................................... .63
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Ilustrasi Target Costing ........................................................................ 19
Gambar 2 Perbedaan Pendekatan Tradisional dan Target Costing ...................... 20
Gambar 3 Proses Penetapan Target Costing ......................................................... 21
Gambar 4 Proses Penetapan Target Costing Hingga Penetapan Harga ................ 22
Gambar 5 Prinsip-Prinsip Target Costing............................................................. 23
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
ANALISIS PENDEKATAN TARGET COSTING SEBAGAI ALAT
UNTUK MELAKUKAN EFISIENSI PRODUKSI
Studi Kasus pada Askha Jaya Lampung
Fransiska Kusumadewi
NIM: 132114002
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2017
Tujuan penelitian ini adalah menghitung cost yang diinginkan dengan
pendekatan target costing melalui efisiensi produksi. Perusahaan akan menggunakan
metode target costing untuk menetapkan biaya produk yang sesuai dengan keadaaan
pasar.
Metode penelitian ini adalah studi kasus. Teknik analisis data yang digunakan
adalah mendeskripsikan perhitungan biaya produksi yang dilakukan perusahaan,
menganalisis penerapan pengendalian biaya produksi dengan metode target costing,
dan membandingkan antara analisis perhitungan biaya yang dihitung oleh perusahaan
dengan setelah diterapkan target costing.
Berdasarkan hasil analisis perhitungan target costing menunjukkan bahwa ada
efisiensi sebesar Rp4.286,82/kg. Efisiensi tersebut merupakan perbedaan perhitungan
target costing dan perhitungan perusahaan.
Kata Kunci: Target costing, biaya produksi, efisiensi produksi
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
ANALYSIS OF TARGET COSTING APPROACH AS A TOOL TO ATTAIN
THE PRODUCTION EFFICENCY
Case study on Askha Jaya, Lampung
Fransiska Kusumadewi
NIM: 132114002
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2017
The purpose of this study was to calculate the desirable with target costing
approach through production efficiency. The company was going to use target costing
method to determine the cost of the product that is convenient to the market price.
The method used in this research was a case study. The technique used in this
study was describing the calculation of the cost of production that was done by the
company, analyzing the application of production cost control with target costing
method, and comparing the cost calculation analysis that was calculated by the
company after applying target costing.
Based on the result of calculation of target costing analysis, it showed an
efficiency IDR4,286.82/kg. Efficiency was the difference in calculation of target
costing and calculation company.
Keywords: Target costing, cost of production, production efficiency
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Industri kecil dan menengah merupakan salah satu komponen sektor pengolahan
yang mempunyai sumbangan cukup besar terhadap upaya menciptakan lapangan kerja
baru dan membuka kesempatan masyarakat untuk berusaha memeratakan pendapatan.
Salah satu tantangan utama bagi industri kecil adalah menentukan harga jual. Industri
besar memiliki staf ahli yang bekerja sebagai akuntan manajemen yang dituntut
semaksimal mungkin menggunakan keahliannya baik pemahaman metode dan teknik
akuntansi manajemen. Industri besar berbeda dengan industri kecil yang berjalan
seadanya sesuai dengan pemilik.
Industri kecil dan menengah perlu memperhatikan mengenai penentuan harga jual
selain karena adanya persaingan yang semakin kompetitif juga guna menghasilkan
margin keuntungan yang memadai tanpa mengorbankan kualitas dan nilai yang akan
diserahkan kepada pelanggan.
Industri
kecil
1
dan
menengah
tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
selalu memiliki kemampuan untuk menentukan harga jual produk seperti yang
dikehendaki. Seringkali terdapat sejumlah pesaing yang menjual produk yang sama
dengan harga tertentu, sehingga dalam menentukan harga jual produk industri harus
menyesuaikan dengan harga pesaing. Harga jual juga seringkali ditentukan oleh pasar,
maka harga pasar digunakan untuk menentukan target biaya.
Kondisi pasar inilah yang membuat metode-metode yang dipakai sebelumnya
seringkali tidak relevan dengan keadaan yang dihadapi perusahaan. Masalah tersebut
dikenal dengan masalah target costing. Penentuan harga berdasarkan produk yang telah
selesai, dihitung harga pokok biayanya dan siap untuk dipasarkan, tidak selalu berlaku
bagi banyak perusahaan. Perusahaan justru menerapkan urutan sebaliknya, yaitu
perusahaan telah mengetahui harga jual produk terlebih dahulu lalu menghitung harga
pokok biayanya. Persoalan yang dihadapi perusahaan hanya bagaimana cara membuat
produk dengan harga jual yang kompetitif namun tetap menghasilkan margin laba yang
diinginkan tanpa mengubah kualitas produk.
Target costing merupakan penentuan biaya maksimum yang dimungkinkan bagi
pembuatan sebuah produk dan kemudian merancang prototipe yang menguntungkan
dengan kendala biaya maksimum yang telah ditetapkan. Hal ini perlu diperhatikan
perusahaan dalam menjalankan proses produksi yang perlu menerapkan target costing.
Penerapan target costing dilakukan agar perusahaan dapat mengelola biaya (cost
management) dengan baik dengan tujuan untuk pengembangan produk yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
bertanggungjawab dan merancang produk dengan biaya yang tidak lebih besar dari
target biaya yang telah dihitung oleh perusahaan.
Berdasarkan masalah yang ada tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Pendekatan Target Costing Sebagai Alat Untuk
Melakukan Efisiensi Produksi (Studi Kasus pada Askha Jaya, Lampung).“
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
“Apakah pendekatan target costing melalui efisiensi produksi dapat mencapai cost
yang diinginkan?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung cost yang diinginkan dengan pendekatan
target costing melalui efisiensi produksi.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi perusahaan
Sebagai alternatif dan sumbangan pemikiran bagi Askha Jaya dalam
menerapkan target costing dalam upaya penentuan harga jual yang disesuaikan
dengan pengeluaran-pengeluaran biaya yang telah dikeluarkan dalam produksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2. Bagi Universitas
Sebagai karya tulis yang dapat digunakan sebagai referensi bacaan
mengenai target costing bagi pihak yang membutuhkan dan untuk memperkaya
kepustakaan.
3. Bagi Peneliti
Sebagai sarana dalam mengimplementasikan pengetahuan yang didapat
selama studi kuliah melalui praktik penelitian dan menambah pengetahuan
terkait sejauh mana teori ini dapat diterapkan dalam perusahaan.
E. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari enam bab, yang terdiri dari:
Bab I: Pendahuluan
Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II: Landasan Teori
Bab ini membahas mengenai teori-teori yang akan digunakan sebagai dasar
untuk mengolah data yang diperoleh dari penelitian.
Bab III: Metode Penelitian
Bab ini membahas mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,
subyek dan obyek penelitian, data-data yang akan diperlukan, teknik
pengumpulan data serta teknik analisis data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Bab IV: Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini berisi tentang sejarah perkembangan perusahaan, visi, misi, tujuan
pendirian perusahaan, proses produksi dan proses pemasaran.
Bab V: Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang analisis data pembahasan data-data yang diperoleh
selama penelitian.
Bab VI: Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil, keterbatasan
penelitian, dan saran untuk memperbaiki kekurangan yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Akuntansi Manajemen
Akuntansi adalah aktivitas mengumpulkan, menganalisa, menyajikan dalam
bentuk angka, mengklasifikasikan, mencatat, meringkas, dan melaporkan aktivitas/
transaksi perusahaan dalam bentuk informasi keuangan. Informasi yang dihasilkan
dari sistem akuntansi dipakai oleh pihak internal manajemen untuk berbagai
keputusan organisasi perusahaan. Menurut Rudianto (2006: 9), ”Akuntansi
Manajemen adalah sistem akuntansi, yaitu jenis informasi yang dihasilkannya
ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer keuangan,
manajer produksi, manajer pemasaran, dan sebagainya guna pengambilan keputusan
internal organisasi”.
Akuntansi manajemen menurut Kamaruddin (2014: 4) adalah salah satu
bidang akuntansi yang satu tujuan utamanya untuk menyajikan laporan-laporan
suatu satuan usaha atau organisasi tertentu untuk kepentingan pihak internal dalam
rangka melaksanakan proses yang meliputi perencanaan, pembuatan keputusan,
pengorganisasian, pengarahan serta pengendalian. Dari pengertian tersebut dapat
disimpulakan bahwa akuntansi manajemen merupakan salah satu bidang akuntansi
yang digunakan untuk pihak internal dalam rangka mencapai sasaran organisasi.
Kamaruddin (2011: 3-4), menyatakan bahwa informasi akuntansi sering merupakan
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
faktor penting dalam menganalisis alternatif, penyelesaian masalah. Alasannya ialah
bahwa berbagai alternatif biasanya mempunyai biaya dan manfaat tertentu yang
dapat diukur dan digunakan sebagai masukan dalam memutuskan alternatif terbaik.
Akuntansi manajemen merupakan sebuah proses identifikasi, pengukuran,
pengumpulan, analisis, penyiapan, dan komunikasi informasi finansial yang
digunakan oleh manajemen untuk perencanaan, evaluasi, pengendalian dalam suatu
organisasi, serta untuk menjamin ketepatan penggunaan sumber-sumber dan
pertanggungjawaban atas sumber-sumber tersebut. Akuntansi manajemen juga
meliputi penyiapan laporan finansial untuk kelompok-kelompok non manajemen
seperti misalnya para pemegang saham, para kreditur, lembaga-lembaga
pengaturan, dan penguasa perpajakan.
Akuntansi manajemen merupakan bidang akuntansi yang berhubungan dengan
laporan-laporan keuangan dan informasi-informasi yang berhubungan dengan
kegiatan perusahaan untuk pihak internal perusahaan atau akuntansi manajemen
menitikberatkan pada pelaporan transaksi bisnis untuk kepentingan manajemen
perusahaan.
B. Biaya
1. Pengertian Biaya
Dalam menjalankan kegiatannya perusahaan memerlukan biaya, yang
merupakan salah satu faktor penting bagi perusahaan. Selama perusahaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
menggunakan sumberdaya tertentu untuk mencapai hasil tertentu maka biaya
tertentu juga akan dikeluarkan.
Menurut Carter (2006: 21), “Accountants have definited cost as “an
exchange price, a forgoing, a sacrifice made to secure benefit,” yaitu biaya
adalah suatu nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan yang dilakukan untuk
menjamin perolehan manfaat. Menurut Widilestariningtyas (2012: 2), biaya
sebagai nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat.
Biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan
uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan
tertentu (Bustami 2007: 4).
Menurut Sujardi (2013: 4), biaya diartikan dalam pengertian luas dan
pengertian sempit. Biaya dalam arti luas diartikan sebagai pengorbanan sumber
ekonomis (sifat kelangkaan) yang diukur dalam satuan mata uang yang telah
terjadi atau kemungkinan terjadi dalam mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
dalam arti sempit, biaya dipandang sebagai bagian dari harga pokok yang
dikorbankan dalam usaha memperoleh penghasilan.
Adapun Witjaksono (2013: 3) berpendapat bahwa biaya atau cost dapat
dikaitkan atau dihubungkan dengan manfaat sesuai prinsip (matching) atau
dapat saling ditandingkan antara pengorbanan dengan manfaat. Menurut Siregar
(2013: 23), biaya atau kos adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
memperoleh barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat sekarang atau
masa yang akan datang. Kos diukur dengan satuan mata uang, sebesar
pengurangan asset dan atau penambahan utang.
Biaya adalah suatu pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh
manfaat guna mancapai suatu tujuan tertentu. Definisi biaya (cost) berbeda
dengan beban (expense), karena beban merupakan suatu arus keluar yang diukur
dari barang atau jasa, yang kemudian ditandingkan dengan pendapatan untuk
menentukan laba.
2. Klasifikasi Biaya
a. Klasifikasi Biaya-Umum
Klasifikasi biaya diperlukan bagi pengembangan data biaya yang akan
membantu manajemen mencapai tujuannya, (Surjadi 2013: 5). Dalam
mengklasifikasi biaya-umum, penggolongkan biaya ada dua, yakni:
1) Biaya Manufaktur/Biaya Produksi
Menurut Salman (2013: 27), biaya produksi merupakan biayabiaya yang timbul untuk memproduksi bahan baku menjadi produk jadi,
terdiri dari:
1. Bahan baku adalah bahan yang dapat ditelusuri ke barang atau jasa
yang sedang diproduksi. Biaya bahan ini dapat langsung dibebankan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
ke produk karena pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur
kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap produk.
2. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada
barang atau jasa yang sedang diproduksi. Karyawan mengubah
bahan baku menjadi produk atau menyediakan jasa kepada
pelanggan diklasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung. Biaya
tenaga kerja langsung harus dikeluarkan untuk membayar pekerja
terkait langsung dengan proses produksi untuk menghasilkan produk
jadi. Formulanya adalah sebagai berikut:
Biaya Utama (Prime Cost)= Biaya Bahan Baku + Biaya Pekerja
Langsung
Biaya bahan baku dan biaya pekerja langsung termasuk sebagai
biaya utama (prime cost). Biaya utama adalah biaya pabrikasi yang
secara langsung membentuk bagian integral dari suatu produk jadi.
3. Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi yang dikeluarkan
perusahaan selain biaya bahan baku dan biaya pekerja langsung.
Contoh
biaya
overhead
pabrik
adalah
biaya
bahan
pembantu/penolong, biaya pekerja langsung, biaya penyusutan aktiva
pabrik, biaya sewa gedung pabrik, dan biaya overhead lain-lain,
dengan formula sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Biaya Konversi (Conversion Cost) = Biaya Overhead Pabrik +
Biaya Pekerja Langsung
Biaya konversi terdiri dari biaya pekerja langsung dan biaya
overhead pabrik. Biaya konversi adalah keseluruhan biaya pabrikasi
yang mencerminkan biaya pengubahan bahan baku menjadi produk
jadi.
2) Biaya Non-Produksi
Biaya non produksi adalah biaya yang berkaitan selain fungsi
produksi yaitu, pengembangan, distribusi, layanan pelanggan dan
administrasi umum, (Bustami 2007: 10). Menurut Salman (2016: 34),
biaya non-produksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi
perancangan, pengembangan, pemasaran, distribusi, layanan pelanggan,
dan administrasi umum. Biaya pemasaran, distribusi, dan layanan
pelanggan kadang kala ditempatkan ke dalam satu kategori umum yang
disebut biaya penjualan. Biaya perancangan, pengembangan, dan
administrasi umum ditempatkan ke dalam kategori kedua yang disebut
biaya administrasi. Secara umum, biaya non manufaktur dikelompokkan
menjadi dua yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
a) Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan ketika proses
manufaktur selesai dan produk ada dalam kondisi siap dijual. Contoh
biaya pengiriman.
b) Biaya administrasi termasuk biaya yang terjadi dalam mengarahkan
dan mengendalikan organisasi. Contoh gaji pegawai.
b. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Hubungannya dengan Volume Kegiatan
Menurut Witjaksono (2013: 18), klasifikasi biaya berdasarkan
hubungannya dengan volume kegiatan:
1) Biaya variabel, yaitu biaya yang berubah-ubah sebanding dengan
perubahan volume produksi/penjualan. Contoh: biaya pemakaian bahan
baku dan tenaga kerja langsung. Semakin banyak unit yang diproduksi,
maka kebutuhan bahan baku dan tenaga kerja langsung juga bertambah
secara proporsional.
2) Biaya tetap, yaitu biaya dengan jumlah totalnya tetap walaupun jumlah
yang diproduksi/dijual berubah-ubah dalam kapasitas normal. Contoh:
biaya penyusutan mesin dan peralatan, gaji pokok para karyawan. Semua
biaya ini harus tetap dibebankan secara periodik, tanpa memperhatikan
kuantitas volume produksi.
3) Biaya semi variabel/biaya campuran (mixed cost), yaitu biaya dengan
jumlah berubah-ubah dalam hubungannya dengan perubahan kuantitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
yang diproduksi tetapi perubahannya tidak proposional. Contoh biaya
listrik.
c. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Pengambilan Keputusan
Dalam mengelompokkan biaya sebagai dasar pengambilan keputusan
bagi manajemen, informasi yang baik dan berguna adalah informasi yang
mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Menurut
Witjaksono (2013: 20), biaya berdasarkan pengambilan keputusan dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1) Biaya relevan, yaitu biaya yang diperkirakan nantinya akan muncul,
yang berbeda diantara berbagai alternatif. Misalnya, untuk memutuskan
apakah akan menerima atau menolak suatu pesanan khusus, maka
informasi biaya yang relevan antara lain adalah biaya set up mesin untuk
pengerjaan pesanan.
2) Biaya tidak relevan, yaitu biaya yang tidak mempengaruhi manajemen
dalam pengambilan keputusan. Misalnya saja untuk memutuskan apakah
menerima atau menolak suatu pesanan khusus, maka informasi yang
tidak relevan adalah biaya penyusutan, karena baik keputusan menolak
atau menerima pesanan tersebut tidak akan berpengaruh pada biaya
penyusutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
d. Klasifikasi Biaya Menurut Tujuannya
1) Klasifikasi biaya dalam Laporan Keuangan
Laporan keuangan khususnya pada perusahaan manufaktur lebih
kompleks dibandingkan dengan laporan keuangan pada perusahaan
dagang. Hal tersebut karena pada perusahaan manufaktur, aktivitas
pembelian bahan baku, aktivitas pembuatan produk (produksi), dan
aktivitas
penjualan
produk
jadi.
Aktivitas
pembuatan
produk
menimbulkan biaya produksi, yang tidak terdapat pada perusahaan
dagang, dan biaya-biaya semacam ini harus diperhitungkan dan
dicantumkan dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur.
a) Neraca
Pada perusahaan dagang, pos persediaan yang dilaporkan
hanya mencakup satu jenis, yaitu persediaan barang dagangan,
sedangkan pada perusahaan manufaktur, pos persediaan yang
dilaporkan dalam neraca mencakup persediaan bahan baku,
persediaan produk dalam proses, dan persediaan produk jadi.
b) Laporan Laba/Rugi
Laporan laba/rugi perusahaan manufaktur berbeda dengan
laporan laba/rugi pada perusahaan dagang dalam hal sumber
perolehan produk yang dijual. Pada perusahaan manufaktur ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
komponen yang disebut dengan harga pokok produksi, sedangkan
pada perusahaan dagang ada komponen berupa pembelian. Harga
pokok produksi atau harga pokok manufaktur mencakup seluruh
biaya manufaktur yang berkaitan dengan barang yang diproduksi
selama periode yang bersangkutan.
C. Harga Pokok Produk
Menurut Witjaksono (2013: 16), harga pokok adalah sejumlah nilai aktiva
(asset), tetapi apabila selama tahun berjalan aktiva tersebut dimanfaatkan untuk
membantu memperoleh penghasilan, aktiva tersebut harus dikonversikan ke beban
(expense). Menurut Hansen dan Mowen (2009: 55), harga pokok produk diartikan
sebagai pembebanan biaya yang mendukung tujuan manajerial yang spesifik,
sehingga harga pokok produk bergantung pada tujuan manajerial yang sedang
berusaha untuk dicapai. Tujuan manajerial adalah menyusun laporan keuangan
eksternal yang memerlukan harga pokok produk tradisional yang menyatakan
bahwa hanya harga pokok produksi yang dapat digunakan dalam perhitungan biaya
produk.
Harga pokok itu sendiri diartikan sebagai bagian dari harga perolehan atau
harga beli yang ditunda pembebanannya atau yang belum dimanfaatkan dalam
rangka merealisasikan pendapatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
D. Biaya Standar
1. Definisi Biaya Standar
Menurut Horngen, et al. (2013: 256-257), biaya standar adalah penentuan
harga, biaya atau kuantitas yang digunakan secara hati-hati yang digunakan
sebagai patok duga (benchmark) untuk menilai suatu kinerja. Terdapat dua
komponen standar, yaitu standard input dan standard price. Standard input
adalah penentuan kuantitas input secara hati-hati yang dibutuhkan untuk output
per unit.
Standard price adalah penentuan harga secara hati-hati yang diharapkan
oleh perusahaan untuk membayar input per unit. Biaya standar menurut
Witjaksono (2013: 133), adalah patok duga (benchmark) yang secara efektif dan
efisien ditetapkan dimuka untuk biaya-biaya yang seharusnya dikonsumsi oleh
suatu produk.
2. Keuntungan Penggunaan Metode Biaya Standar
Penggunaan metode biaya standar memiliki beberapa keuntungan yaitu:
a. Biaya standar dapat dijadikan pijakan untuk perbandingan biaya, sehingga
memungkinkan dilakukannya patok duga (benchmark).
b. Perhitungan
biaya
standar
diikuti
dengan
analisis
varian
memungkinkan manajer untuk menerapkan Management By Exeption.
c. Varian dapat dijadikan alat untuk penilaian kinerja.
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
d. Motivasi bagi karyawan karena varian dijadikan salah satu indicator
penilaian kinerja.
e. Penggunaan standar dalam penentuan harga pokok produk menyebabkan
biaya produk yang lebih stabil dibandingkan dengan penggunaan biaya
aktual.
f. Sistem biaya standar lebih murah dari sistem biaya normal.
3. Kelemahan penggunaan biaya standar
Sistem biaya standar juga memiliki beberapa kelemahan. Berikut adalah
kelemahan dalam sistem biaya standar:
a. Terlalu menekankan pada hal negatif berdampak pada moral.
b. Laporan biaya standar tidak tepat waktu.
c. Insentif pembentukan persediaan.
d. Varian laba Favorable dapat saja salah diinterpretasikan.
e. Continuous improvement mungkin lebih penting dari mencapai standar.
f. Penekanan pada standar mungkin mengabaikan objektif yang penting.
4. Penyusunan biaya standar setidaknya ada 2 cara, yaitu:
a. Analisis Data Historis
Data historis dengan segala kekurangannya tetap dipercaya memiliki
keguanaan untuk memprediksi masa depan, terutama dalam lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
produksi yang telah mapan, apabila data historis telah cukup banyak
terdokumentasikan dengan baik.
b. Analisis Tugas
Cara lain dengan melakukan analisis terhadap proses pembuatan
produk dengan tujuan menentukan biaya produk yang seharusnya.
Paradigma yang digunakan adalah bergeser dari biaya produk di masa
lampau ke biaya produk di masa mendatang.
c. Gabungan Keduanya
E. Target Costing
1. Konsep Target Costing
Menurut Salman (2016: 227), target costing adalah sistem perencanaan
laba dan manajemen biaya. Sedangkan menurut Supriyono (2002: 152) target
costing adalah sistem untuk mendukung proses pengurangan biaya dalam tahap
pengembangan dan perencanaan produk model baru tertentu, perubahan model
secara penuh atau perubahan model minor.
Menurut Rudianto (2005: 259), target biaya (target costing) adalah metode
penentuan biaya produksi dimana perusahaan terlebih dahulu menentukan biaya
produksi yang harus dikeluarkan berdasarkan harga pasar kompetitif, dengan
demikian perusahaan memperoleh laba yang diharapkan. Adapun Garrison et.al
(2013: L-10), perhitungan biaya target (target costing) adalah proses penentuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
biaya maksimum yang dimungkinkan untuk suatu produk baru dan kemudian
mengembangkan sebuah contoh yang dapat dibuat dengan menguntungkan
berdasarkan angka biaya target maksimum tersebut.
Dalam metode target costing perusahaan akan menetapkan biaya produk
yang dianggap sesuai dengan keadaan pasar, menentukan laba yang diinginkan
dan kemudian menentukan harga jual produk tersebut kepada masyarakat.
Manfaat utama target costing adalah penetapan harga pokok produk sebagai
dasar penetapan harga sehingga target laba yang diinginkan akan tercapai.
Ilustrasi singkat mengenai metode target costing ada pada Gambar 1.
Market Research
Menentukan harga
jual produk baru
Manajemen menghitung biaya
produksi yang memungkinkan
tercapainya marjin laba yang
diinginkan
Engineers dan cost Analysis mendesain suatu
produk yang mungkin diproduksi pada biaya
tersebut
Gambar 1: Ilustrasi Target Costing
Sumber: Witjaksono (2013: 176)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Dari ilustrasi target costing pada Gambar 1 dapat dilihat perbedaan mendasar dalam
penentuan harga pokok produk antara pendekatan target costing dengan pendekatan
tradisional:
Sebelum dan
selama
product design
Traditional Approach
1st Design Product
2nd Compute Cost
3rd Set Sales Price
4th Profit or Loss
Target Cost Approach
1st Set Sales Price
2nd Set Profit
3rd Compute Target Cost
4th Design Product
Setelah
Product
Design
Gambar 2: Perbedaan Pendekatan Tradisional dan Target Costing
Sumber: Witjaksono (2013: 176)
Pada Gambar 2 perbedaan mendasar antara pendekatan tradisional dan pendekatan
target costing adalah ada dalam tahap desain produk dan penetapan harga jual. Secara
tradisonal proses produksi dimulai dari desain produk barang/jasa, dilanjutkan
menghitung harga pokok produk, kemudian menetapkan harga jual.
Dari penjelasan kedua Gambar tersebut, target costing dapat didefinisikan
menurut Witjaksono (2013: 176), yaitu suatu sistem dimana (1) penentuan harga pokok
produk adalah sesuai dengan yang diinginkan (target) sebagai dasar penetapan harga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
jual produk yang akan memperoleh laba yang diinginkan, atau (2) penentuan harga
pokok sesuai dengan harga jual yang pelanggan rela membayarnya.
2. Model Penerapan Target Costing
Harga pokok produk tidak terlepas dari kegiatan sepanjang rantai nilai, yang
diperjelas pada Gambar 3 dan Gambar 4.
R
&
D
Design
Manufacturing
Marketing
and
Distribution
Custom
er
Service
Target Costing
Gambar 3: Proses Penetapan Target Costing
Sumber: Witjaksono (2013: 178)
3. Prinsip-Prinsip Penerapan Target Costing
Target costing adalah suatu proses yang sistematis yang menggabungkan
manajemen biaya dan perencanaan laba. Perhitungan biaya target (target costing)
menjadi suatu pendekatan khusus yang berguna untuk pembuatan tujuan penurunan
biaya. Proses ini menganut prinsip-prinsip yang ada pada Gambar 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Target-Costing Model
Market Share
Objective
Product
Functionality
Target Price
Target Profit
Target Cost
Product and Process Design
Target Cost
tercapai
YA
Produksi Produk
Gambar 4: Proses Penetapan Target Costing Hingga Penetapan Harga
Sumber: Witjaksono (2013: 178)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Price led costing
Cross-functional team
Key
Principles
of Target
Costing
Life-cycle
Fokus pada
process design
Value chain orientation
Fokus pada Product design
Fokus pada pelanggan
Gambar 5: Prinsip-prinsip Target Costing
Sumber: Witjaksono (2013: 179)
Proses penerapan target costing menganut prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Harga menentukan biaya (Price Led Costing)
Persaingan yang semakin ketat dan kompetitif membuat penetapan harga
jual produk bukan hal mudah. Harga jual kerap ditentukan oleh pasar, sehingga
harga pasar (market share) digunakan untuk menentukan target biaya dengan
formula berikut:
Target Biaya = Harga Pasar – Laba Kotor yang diinginkan
b. Fokus pada pelanggan
Kehendak atau kebutuhan pelanggan akan kualitas, biaya dan fungsi
(functionality) secara simultan terdapat dalam produk dan dimanfaatkan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
pengambilan keputusan berkenaan dengan desain dan perhitungan harga pokok
produk.
c. Fokus pada desain produk dan desain proses
Pengendalian biaya ditekankan pada tahapan desain produk dan tahapan
desain proses produksi, maka setiap perubahan atau rekayasa harus dilakukan
sebelum proses produksi, dengan tujuan menekan biaya dan mengurangi waktu
terutama bagi produk baru.
d. Cross Functional Team
Tim/kelompok ini bertanggungjawab atas keseluruhan produk, dimulai
dari ide/konsep produk hingga tahapan produksi penuh.
e. Melibatkan rantai nilai (Value chain orientation)
Seluruh anggota yang terlibat dalam rantai nilai, dimulai dari pemasok
barang/jasa, distributor, hingga pelanggan dilibatkan dalam proses Target
Costing.
f. Orientasi daur hidup produk (Life-cycle)
Meminimalkan biaya selama daur hidup produk, diantara harga, bahan
baku, biaya operasi, pemeliharaan, dan biaya distribusi.
4. Asumsi Dasar Target Costing
Menurut Witjaksono (2013: 183), Target Costing sangat mungkin sesuai bagi
perusahaan yang price taker dalam suatu pasar yang heterogen, dimana kompetisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
menentukan harga jual produk barang/jasa, yang ditandai dengan karakteristik antara
lain:
a. Umumnya tidak layak atau tidak ada kehendak untuk menawarkan produk dengan
harga yang tak terjangkau oleh para kompetitor. Bila perusahaan menawarkan
produk yang tak tersaingi maka persaingan oligopolistik akan muncul.
b. Keunggulan spesifik suatu perusahaan akan menentukan arah dalam melakukan
deferensiasi produk baru dari yang telah ada di pasaran, misalnya:
1) Cost Advantage produk yang sama/serupa namun dengan harga yang lebih
murah.
2) Penambahan fungsi, misalnya dengan tambahan fitur baru dengan harga yang
kompetitif.
Menurut Cooper (1995: 138), terdapat tiga faktor yang penting dalam
mempengaruhi struktur dari sistem target costing, yaitu:
a) Jenis produk yang akan diproduksi
Tipe dari produk yang akan diproduksi memiliki peranan penting karena
dengan mengetahui jenis dari produk yang akan diproduksi, maka akan dapat
mengestimasi biaya, kompleksitas, dan waktu yang akan digunakan. Jika
biaya, kompleksitas dan waktu yang timbul untuk memproduksi lebih besar
maka target costing semakin kompleks. Semakin lama pengembangan siklus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
hidup suatu produk, semakin ketat pengendalian yang dibutuhkan dan begitu
pula sebaliknya.
b) Jenis konsumen yang akan dituju
Tipe konsumen yang dilayani juga memiliki peranan yang penting dalam
perancangan target costing. Hal ini disebabkan oleh keputusan konsumen
dalam menentukan karakteristik yang penting dari suatu produk. Karakteristik
tersebut adalah kualitas, fungsionality, dan harga pada suatu produk,
konsumen akan mempengaruhi tingkat keterlibatan dalam pemasaran dan
analisis konsumen pada target costing.
c) Tingkat pengaruh antar bagian dari supplier
Tingkat pengaruh antar bagian dari supplier berhubungan dengan
kemampuan
perusahaan
dalam
bernegosiasi
dengan
pemasok
untuk
mendapatkan harga input yang lebih rendah dari pasar. Tawar-menawar ini
berpengaruh terhadap biaya material yang merupakan biaya utama dari proses
produksi yang juga berpengaruh terhadap target costing yang diterapkan oleh
perusahaan. Jika harga input lebih rendah, maka perusahaan akan
mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
5. Manfaat Target Costing
Menurut Maciariello dan Kirby (1994) dalam Lucki (2011: 23) ada beberapa
manfaat yang dapat diperoleh dari target costing, antara lain:
a. Menyediakan informasi yang lengkap mengenai biaya produksi produk baru,
sehingga memudahkan badan usaha untuk melakukan pemilihan dalam
penggunaan material, desain produk dan proses manufaktur.
b. Mengurangi pengembangan siklus hidup yaitu biaya dapat ditentukan pada saat
bersamaan dengan perancangan produk.
c. Menyediakan pemahaman yang lebih mendalam mengenai biaya produksi, cara
untuk mengeleminasi, mengurangi aktifitas yang tidak memberikan nilai tambah,
meningkatkan kualitas, menyederhanakan proses dan menentukan cost driver.
d. Meningkatkan profitabilitas produk baru melalui pengurangan biaya serta
mempertahankan atau meningkatkan kualitas fungsinya.
6. Metode Pengurangan Biaya dalam Target Costing
a. Pengurangan Biaya dengan Alternatif I
Menurut Blocher, et al. (2012: 176-177), dua pilihan yang dapat
mengurangi biaya menjadi sebuah tingkat biaya target, yaitu:
1) Dengan menyatukan teknologi produksi yang baru, menggunakan teknik
manajemen biaya yang lebih maju seperti pembiyaan berbasis aktivitas dan
mencari produktifitas yang lebih tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2) Dengan mendesain ulang produk dan jasa. Metode ini sangat menguntungkan
banyak perusahaan karena menunjukan bahwa keputusan desain bernilai
penting bagi kebanyakan biaya total siklus hidup produk. Dengan perhatian
yang teliti terhadap desain, penghematan yang signifikan pada total biaya
menjadi mungkin.
b. Pengurangan Biaya dengan Alternatif II
Hansen & Mowen (2009: 361-362) mengungkapkan ada tiga metode yang
dapat digunakan untuk pengurangan biaya dalam Target Costing, yaitu:
1) Rekayasa Berlawanan (Reverse Engineering)
Membedah produk pesaing untuk mencari lebih banyak keistimewaan
rancangan yang membuat penurunan biaya.
2) Analsis Nilai (Process Analysis)
Berusaha menaksir nilai yang ditempatkan pada berbagai fungsi produk
oleh pelanggan. Misalnya suatu harga yang ingin dibayar oleh pelanggan
untuk suatu fungsi khusus lebih kecil daripada biayanya, maka fungsi tersebut
mungkin akan dihapus.
3) Perbaikan Proses (Process Improvement)
Digunakan untuk mengidentifikasi aktivitas yang bernilai tambah dan
aktivitas yang tidak bernilai tambah. Pengurangan biaya dapat dilakukan
dengan mengeleminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
7. Kendala Penerapan Target Costing
Penerapan target costing ternyata tidak mudah. Berikut ini adalah kendala
menurut Witjaksono (2013: 183) yang kerap dikeluhkan oleh perusahaan yang mencoba
menerapkan target costing yaitu:
a. Konflik antar kelompok dan atau antar anggota kelompok.
b. Karyawan yang mengalami burnout karena tuntutan target penyelesaian pekerjaan.
c. Target waktu penyelesaian yang terpaksa ditambah.
d. Sulitnya melakukan pengaturan atas berbagai faktor penentu keberhasilan target
costing.
Dengan demikian sangat disarankan bagi perusahaan yang tertarik untuk menerapkan
target costing memperhatikan hal-hal berikut:
1) Manajemen
puncak
harus
memahami
proses
target
costing
sebelum
mengadopsinya.
2) Apabila perhatian manajemen terlalu terpaku pada pencapaian sasaran target
costing, maka dapat mengalihkan perhatian dari manajemen mengenai pencapaian
sasaran keberhasilan organisasi secara keseluruhan.
F. Pengertian efisiensi
Menurut Sumarsan (2010: 83), “Efisiensi merupakan perbandingan antara
keluaran dengan masukan atau jumlah keluaran yang dihasilkan satu unit input yang
dipergunakan”. Menurut Supriyono (2000: 329-330), efisiensi adalah rasio keluaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
terhadap masukan atau jumlah keluaran per unit masukan. Efisiensi dalam ilmu
ekonomi digunakan untuk merujuk pada sejumlah konsep yang terkait pada kegunaan
pemaksimalan serta pemanfaatan seluruh sumber daya dalam proses produksi barang
dan jasa. Dengan kata lain efisiensi merupakan perbandingan antara keluaran dan
masukan atau yang dihasilkan dari suatu input yang digunakan dengan jumlah keluaran
yang digunakan.
Efisiensi biaya produksi merupakan penekanan biaya dalam menghasilkan produk
atau biaya produksi yang dapat dipertimbangkan penggunaannya kepada yang paling
menguntungkan. Efisiensi biaya produksi ini mempunyai kaitan dengan harga jual
produk. Dengan ditekannya biaya produksi ini akan menguntungkan bagi perusahaan
sebab dapat menetapkan harga jual yang rendah, sehingga dapat bersaing dengan
perusahaan lain dan dapat menguasai pasar yang ada. Dengan demikian efisiensi
mencegah terjadinya biaya yang berlebih yang merupakan pemborosan yang
seharusnya tidak terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah studi kasus,
peneliti mengamati objek secara langsung dengan menggunakan berbagai
sumber data.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilakukan di Askha Jaya, Lampung.
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada Februari 2017 – Maret 2017.
C. Ruang Lingkup Penelitian
1. Subjek Penelitian
a. Bagian Produksi keripik pisang coklat.
b. Bagian Keuangan keripik pisang coklat.
c. Bagian Administrasi dan Umum.
2. Obyek Penelitian
a. Biaya-biaya yang digunakan dalam proses produksi keripik pisang
coklat.
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
b. Metode penentuan harga pokok produksi.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Dokumentasi
Peneliti mengumpulkan data pendukung diantaranya Gambaran umum
perusahaan, biaya produksi produk meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik, desain produk, biaya per unit
produk, informasi mengenai barang substitusi bahan baku, dan presentase
laba yang diharapkan.
2. Wawancara
Peneliti melakukan tanya jawab secara lisan dengan pihak-pihak yang
berhubungan langsung dengan sistem produksi, pemasaran dan sistem
pencatatan keuangan.
E. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Data kualitatif terdiri atas Gambaran umum perusahaan, sejarah
berdirinya perusahaan, proses produksi, dan Gambaran umum pesaing. Data
kuantitatif terdiri atas penjualan, bahan baku, overhead pabrik, dan tenaga
kerja dalam proses produksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2. Sumber Data
Data primer terdiri dari atas perhitungan harga pokok produksi
menggunakan metode target costing dan sumber-sumber pendukung yang
berasal dari wawancara dengan bagian produksi dan bagian keuangan. Data
sekunder terdiri atas:
a. Data biaya bahan baku
b. Biaya tenaga kerja langsung
c. Biaya overhead pabrik
d. Data pendukung lainnya.
F. Teknik Analisis Data
Langkah-langkah dalam teknik analisis data adalah:
1. Mendeskripsikan perhitungan biaya produksi yang dilakukan perusahaan.
2. Menganalisis penerapan pengendalian biaya produksi dengan metode target
costing. Langkah-langkah penerapan target costing adalah sebagai berikut:
a. Menentukan harga pasar kompetitif, dengan cara membuat daftar harga
perusahaan produk yang sama dari perusahaan yang lainnya untuk
membandingkan dengan harga produk yang ada di Askha Jaya. Harga
jual yang ditetapkan dapat sama, lebih mahal, atau lebih murah daripada
yang ditawarkan oleh pesaing-pesaing utamanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
b. Menentukan laba kotor yang diharapkan oleh perusahaan dengan cara
wawancara kepada pemilik perusahaan berapa persen laba yang
diinginkan perusahaan.
c. Menghitung target costing dengan rumus:
Target biaya = Taksiran Harga jual – laba yang diinginkan
d. Penggunaan
pengurangan
biaya
dalam
target
costing
untuk
mengidentifikasi cara-cara untuk menghemat biaya produk.
3. Membandingkan
antara
analisis
perhitungan
biaya
yang
dihitung
menggunakan aturan yang dipakai perusahaan selama ini dengan analisis
perhitungan biaya dihitung setelah diterapkan adanya target costing beserta
jumlah penghematan biaya yang terjadi. Jika perhitungan biaya produksi
yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya overhead pabrik, dan biaya tenaga
kerja langsung menurut target costing perhitungan biayanya lebih kecil dari
perhitungan perusahaan tanpa mengubah kualitas dan kuantitas dari produk
maka perhitungan biaya menurut target costing dikatakan efisien. target
costing
dikatakan
efisen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Askha Jaya Keripik berdiri pada tahun 2011 oleh Aswal yang awalnya ingin
memperbaiki perekonomian keluarga dengan membuat bisnis keripik pisang
Lampung. Aswal panggilan akrabnya itu merasa lelah dengan keadaan keuangan
keluarga yang dari ia kecil masih saja terbatas, sehingga mengharuskannya menjadi
loper koran hingga tukang parkir. Meski sudah bekerja sejak kecil, Aswal merasa
tidak ada pemasukkan yang membuat perekonomian keluarganya maju.
Akhirnya pada tahun 2007, Aswal yang saat itu masih duduk di bangku
sekolah menengah atas mencoba peruntungan membuka bisnis cemilan tradisional.
Survei ke sentra keripik Lampung di daerah Kedaton Bandar Lampung merupakan
langkah awal Aswal bersama ibunya merintis keripik pisang, dengan mencoba
menitipkan dagangannya ke warung oleh-oleh di Sentra Keripik.
Seiiring berjalannya waktu, Aswal tidak menyangka jika usahanya lumayan
menguntungkan. Di awal tahun 2009, seorang saudara menawarkan untuk membuka
outlet, namun barang yang dijual tetap dari Aswal. Dengan biaya sewa yang murah
dan keterbatasan modal akhirnya Aswal bersama keluarganya mencoba bisnis ini
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
sendiri, meskipun beberapa kali merugi karena masih menyetok beberapa produk
dari toko lainnya.
Keadaan yang seadanya, Aswal bersama dengan Ayah dan Ibunya tetap
optimis untuk terus tekun menjalani bisnis ini. Kerugian yang sangat besar itu wajar
karena memang belum memahami sistem berbinisnya dan belum terbiasa dengan
keadaan. Hal itu, justru membuat Aswal dan orang tuanya lebih giat lagi untuk
belajar pada siapa saja yang bisa untuk diajak bercerita atau sekedar sharing
pengalaman. Hingga tahun 2011, Aswal berani untuk membuka produksi sendiri
karena ingin mendapatkan keuntungan yang lebih dan dapat membuka lowongan
pekerjaan untuk orang lain. Produksinya bermerek Askha Jaya, yang diambil dari
namanya dia sendiri, Jaya yang berarti semakin berkembang dan maju. Aswal
berharap Askha Jaya akan menjadi industry keripik pisang yang maju, berkembang
dan dapat bersaing dengan merek-merek lain yang terdahulu, serta dapat membantu
menurunkan tingkat pengangguran yang ada di Lampung.
Bisnis Askha Jaya semakin berkembang di tahun 2012 dan bisa membuka
cabang di sentra industri. Usahanya sekarang tidak lagi diurus sendiri karena sudah
ada karyawan yang membantu meringankan beberapa pekerjaan. Dari tahun ke
tahun, Askha Jaya semakin maju terbukti sekarang outlet Askha Jaya sudah
memiliki 6 cabang dengan nama Askha Jaya I, Askha Jaya II, Askha Jaya III, Askha
Jaya IV, Askha Jaya V, dan Askha Jaya VI. Reseller keripik dari Askha Jaya sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
tersebar ke luar daerah Lampung termasuk ibukota Jakarta. Tak langsung puas
dengan tersebarnya reseller dan outletnya, Aswal pun juga mencoba membuka
peluang baru untuk memasarkan produk keripiknya itu lewat dunia maya (internet).
Bisnis online lewat situs askhakeripik.com dan dengan akun lainnya, ia
menawarkan dan mempromosikan oleh-oleh khas Lampung yaitu kerpik pisang
khas Lampung dengan ide kreatifnya menciptakan berbagai rasa. Askha Jaya
menyediakan 15 rasa keripik pisang yaitu: coklat, keju susu, keju pedas, keju
original, susu, mocca, kopi, durian, melon, strawberry, jagung bakar, jagung manis,
rumput laut, udang pedas, dan sapi panggang.
Selain keripik pisang, outlet Askha Jaya juga menyediakan oleh-oleh khas
Lampung lainnya, yaitu keripik singkong dengan varian rasa jagung bakar, jagung
manis, balado, sapi panggang, dan sambal tumis. Berbagai kopi Lampung dari yang
biasa sampai kopi luwak, adapula kemplang, aneka olahan jagung, keripik nangka,
keripik sanjai, keripik talas, keripik tempe, keripik mantang, kelanting, sale pisang,
gipang, kerupuk ikan, lempok durian, dan dodol Lampung.
Saat ini Askha Jaya juga memiliki produk keripik baru dengan rasa greentea,
yang juga cukup menjadi perhatian dari para konsumennya. Ide-ide kreatif sampai
saat ini masih terus berjalan dengan bermunculan pesaing-pesaing baru yang
menonjolkan produk unggulannya. Jadi, keuanggulan dari Askha Jaya tidak hanya
keripik pisang coklatnya saja kini keripik pisang rasa greentea atau teh hijau juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
menjadi produk unggulan, namun belum menjadi primadona sepenuhnya, karena
keripik pisang coklatlah yang sampai saat ini laris manis dipasaran.
B. Lokasi Perusahaan
Lokasi perusaahan keripik pisang Askha Jaya berlokasi di Desa Sukabanjar,
Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan.
C. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan
1. Visi perusahaan
Dengan berlandaskan iman dan taqwa, Askha Jaya menjadi salah satu usaha
yang produktif, kompetitif, dan dapat memajukan ekonomi di Lampung.
2. Misi Perusahaan
a. Mendidik tenaga kerja yang berkompeten dan bisa mandiri.
b. Memuaskan konsumen.
c. Berguna bagi masyarakat banyak.
d.
Menjadi perusahaan yang terdepan di bidangnya.
e. Menjadikan petani pohon pisang lebih sejahtera.
f.
Memperluas lapangan kerja untuk kemakmuran mahasiswa dan masyarakat
sekitar tempat produksi pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada
umumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
g. Mengubah image keripik pisang yang dianggap masyarakat sebagai
makanan murahan yang memiliki rasa biasa saja menjadi favorit di
masyarakat.
3. Tujuan Perusahaan
a. Sebagai tempat penelitian study-trip/field-trip siswa sekolah maupun
mahasiswa.
b. Memasarkan keripik pisang dari petani pisang agar taraf hidup petani pisang
meningkat.
c. Menjadi kebanggaan Lampung sebagai produk dari dalam negeri namun
bisa bersaing dengan produsen luar negeri
D. Tugas dan Kewajiban
1. Pemilik
Bertugas untuk mengatur dan mengawasi semua kegiatan yang ada di
seluruh bagian operasional. Terbatasnya tenaga kerja, tidak menutup
kemungkinan ketua pelaksana harian juga membantu semua bagian apabila
diperlukan. Seperti contohnya saat awal produksi dan belum memiliki tenaga
menggoreng pisang ketua pelaksana harian bertugas sebagai tenaga produksi,
ataupun mencari bahan baku pisang saat belum memiliki penyuplai tetap bahan
mentah pemilik pun bertugas sebagai tenaga distribusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2. Bagian Produksi
Bagian produksi ada beberapa bagian atau tugas yaitu, pengupasan pisang,
mencuci, mengiris, membumbui, dan menggoreng keripik pisang. Jumlah tenaga
kerja di bagian produksi enam orang karyawan.
3. Bagian Distribusi
Bagian distribusi bertugas mendistribusikan keripik dari tempat produksi
ke outlet-outlet Askha Jaya yang ada di Lampung. Bagian distribusi biasanya
dilakukan oleh bagian produksi.
4. Pemasaran
Bagian pemasaran bertugas sebagai pengemasan produk, mempromosikan
keripik baik lewat media internet maupun menjadi penjaga outlet dan kasir.
Setiap outlet terdiri dari dua orang karyawan.
5. Bagian Administrasi
Bagian administrai bertugas mencatat segala biaya yang dikeluarkan untuk
proses produksi.
E. Proses Produksi dan Tenaga Kerja
Pada bagian produksi setiap harinya memproduksi keripik pisang coklat,
karena memang produk ini yang paling laris. Setiap tahun produksi keripik terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Saat ini setiap minggunya Askha Jaya
memproduksi 500kg keripik atau 2000kg tiap bulan. Jumlah ini akan mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
kenaikan saat liburan yaitu bulan Desember-Januari atau Juni-Agustus. Hal itu
disebabkan meningkatnya jumlah pengunjung baik yang pulang ke kampung
halaman ataupun yang memang sedang berlibur di Lampung. Jadwal produksi
setiap hari Senin-Sabtu, pukul 08.00-15.00. Masa expired sekitar enam bulan, hal
ini dikarenakan pengelolaan pisang yang baik dan melakukan penggorengan selama
dua kali. Hal ini dibuktikan dengan sudah diberikan status Halal dari Majelis Ulama
Indonesia (MUI).
1. Alat dan Bahan yang digunakan:
a. Alat
1) Tungku/kompor
2) Gas
3) Wadah besar
4) Wajan/penggorengan besar
5) Alat pengiris pisang
6) Plastik berukuran besar
7) Mesin Pres
b. Bahan
1) Pisang Kepok mentah
2) Garam
3) Gula bubuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
4) Coklat bubuk
5) Tepung Maizena
6) Kapur sirih
7) Minyak goreng
2. Proses atau Tahapan Produksi
a. Proses pengolahan keripik
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan mengupas kulit
pisang dan cuci pisang sampai bersih, kemudian rendam dalam air yang telah
diberi garam selama 1 jam. Setelah dilakukan perendaman, kemudian iris pisang
tipis-tipis dan rendam kembali irisan pisang tersebut dalam air garam. Setelah
perendaman air garam kedua kali lalu pindahkan irisan pisang ke dalam air yang
telah diberi larutan kapur sirih dan diamkan selama 30 menit. Setelah 30 menit,
irisan pisang dipindahkan ke dalam air garam.
Irisan pisang yang direndam bergantian dalam air garam dan air kapur
sirih bertujuan agar pisang tidak berubah warna menjadi kehitaman dan rasa
keripik yang akan dihasilkan akan lebih renyah, lakukan proses ini sambil
mempersiapkan untuk tahap penggorengan. Lalu, panaskan minyak goreng dan
goreng keripik pisang dengan menggunakan api sedang sampai matang
kecoklatan. Angkat dari dalam minyak dan tiriskan. Proses penggorengan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Askha dilakukan dua kali yang bertujuan agar keripik pisang matang sempurna
dan menghasilkan keripik pisang yang renyah.
b. Proses Pembuatan Rasa Coklat pada Keripik Pisang
Langkah pertama adalah dengan mencampur tepung maizena yang telah
disangrai dengan coklat bubuk dan gula halus, lalu diaduk sampai rata. Kedua,
masukkan tepung maizena, coklat bubuk dan gula halus yang sudah tercampur
rata kedalam tempat tertutup atau plastik besar. Ketiga, masukkan keripik pisang
yang telah melalui tahap penggorengan dan pisang dalam kondisi dingin (tidak
panas), kocok-kocok sampai tercampur rata dan lapisan coklat menutupi semua
permukaan keripik pisang. Langkah terakhir adalah menyimpan keripik pisang
coklat ke dalam plastik yang tertutup rapat supaya tidak mudah melempem.
c. Pengemasan
Setelah keripik pisang sudah diberi rasa coklat dan didistribusikan, barulah
pengemasan dimulai. Kemasan yang seringkali diminati konsumen adalah
kemasan seperempatan karena dinilai murah dan mudah dibagi-bagi jika untuk
oleh-oleh sehingga konsumen juga dapat membeli aneka rasa yang lain sehingga
tidak hanya satu rasa. Keripik pisang coklat ditimbang sesuai dengan
ukuranyang kemudian dimasukkan ke dalam plastik lalu dipres. Mesin pres
mencegah supaya tidak ada lubang udara yang mengakibatkan keripik tidak lagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
renyah, setelah selesai dipres keripik pisang akan dimasukkan kedalam kemasan
tas-tas kecil yang terbuat dari kertas yang berlabelkan Askha Jaya.
F. Proses Pemasaran
Proses pemasaran dilakukan setelah produk dikemas dengan rapi, selanjutnya
akan didistribusikan untuk dijual pada outlet-outlet Askha Jaya. Beberapa reseller
yang ingin menjual kerpik pisang Askha Jaya dapat langsung mengambil pada
outlet Askha Jaya terdekat dan apabila terdapat reseller yang berada di luar daerah
maka proses pengemasan sudah dilakukan secara langsung dengan diproses sesuai
permintaan dan segera dikirim. Pembeli yang berada di luar pulau Sumatra pun
dapat membelinya secara mudah lewat media internet dan akan dikirim dari outlet
Askha Jaya ke tempat tujuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Perhitungan Biaya Produksi yang Dilakukan Perusahaan
Tujuan yang ingin dicapai oleh setiap perusahaan manufaktur adalah dengan
meningkatkan produksi, dengan meningkatkan produksi maka perusahaan akan
dapat mempertahankan kelangsungan hidup atau kontinuitas dari usaha yang
dikelola. Salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan produksi adalah dengan
memperhatikan masalah biaya produksi. Dalam melakukan pengendalian biaya
produksi, perusahaan perlu mengetahui komponen-komponen biaya yang digunakan
untuk menghitung biaya produksi seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik. Kemudian perusahaan mengumpulkan
informasi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
yang terjadi tiap tahun yang kemudian diolah untuk menghitung biaya produksi
setiap tahun.
Setelah menghitung total produksi, perusahaan dapat mengetahui biaya
produksi per unit, yaitu dengan cara membagi total biaya produksi dengan jumlah
produk yang dihasilkan selama tahun tersebut.
1. Biaya Produksi
Data yang diperoleh dari Askha Jaya bahwa pada tahun 2015 Askha Jaya
memproduksi keripik pisang coklat 24.000kg dengan harga jual Rp50.000/kg.
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Data volume penjualan keripik pisang coklat Askha Jaya selama tahun 2015
dapat dilihat pada Tabel 5.1. Penjualan yang terjadi selama tahun 2015 yaitu
23.501kg atau Rp1.175.050.000 dengan harga jual Rp50.000/kg, sementara sisa
yang tidak terjual digunakan oleh perusahaan untuk menarik minat konsumen
dengan menjadikannya tester keripik gratis sepuasnya hanya berlaku makan
ditempat.
Tabel 5.1 Volume Penjualan Keripik Pisang Coklat Tahun 2015
Volume
Harga Jual
Bulan
Penjualan
Jumlah Rp (kg)
(Rp/kg)
(Kg)
Januari
50.000
Rp100.300.000
2.006
Februari
50.000
98.500.000
1.970
Maret
50.000
95.000.000
1.900
April
50.000
98.400.000
1.968
Mei
50.000
94.850.000
1.897
Juni
50.000
96.500.000
1.930
Juli
50.000
100.550.000
2.011
Agustus
50.000
89.000.000
1.780
September
50.000
92.500.000
1.850
Oktober
50.000
93.950.000
1.879
November
50.000
100.000.000
2.000
Desember
50.000
115.500.000
2.310
50.000
Total Penjualan
Rp1.175.050.000
23.501
Sumber: Askha Jaya Lampung
a. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan
baku yang dipakai di dalam pengolahan produk. Bahan baku yang
digunakan untuk pembuatan keripik pisang coklat yaitu pisang kepok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Perusahaan membeli bahan baku pada distributor. Dalam hubungannya
dengan uraian tersebut maka disajikan data biaya bahan baku Askha Jaya
Lampung untuk tahun 2015 yang dapat disajikan pada Tabel 5.2
Tabel 5.2 Bahan Baku Askha Jaya Lampung Tahun 2015
Jenis Bahan Baku
Volume
produksi (kg)
Harga/Kg
Pisang Kepok
24.000
Jumlah biaya bahan baku
Rp3.300
Jumlah (Rp)
79.200.000
79.200.000
Sumber: Askha Jaya, Lampung
Berdasarkan Tabel 5.2 yaitu data biaya bahan baku yang dikeluarkan oleh
Askha Jaya, perusahaan membeli bahan baku pada distributor dengan
pembelian minimal 1 keranjang besar berat 50kg pisang, dan dengan harga
Rp3.300/kg.
Pembelian bahan baku ini tidak dilakukan oleh perusahaan sekaligus,
melainkan melalui beberapa tahap. Hal ini karena terbatasnya jumlah pisang
pada distributor karena harus berbagi juga dengan pembeli yang lain, dan
memudahkan perusahaan agar mencegah pisang terlalu lama sehingga akan
menyebabkan pisang matang sebelum dijadikan keripik. Dalam sekali
produksi, Askha Jaya memproduksi 200kg pisang untuk dijadikan keripik
pisang coklat tiap Minggu. Jadi perusahaan memerlukan 4 keranjang besar
pisang pada distributor setiap hari Minggu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Besarnya biaya tenaga kerja langsung pada Askha Jaya Lampung untuk
tahun 2015 adalah Rp226.000.000. Tenaga kerja langsung yang ada di
Askha Jaya berjumlah 6 orang yang terdiri dari tiga karyawan dan dibantu
oleh tiga anggota keluarga pemilik.
c. Biaya Overhead Pabrik
Salah satu komponen biaya overhead pabrik adalah biaya bahan penolong.
Besarnya biaya penolong pada tahun 2015 pada Askha Jaya disajikan pada
Tabel 5.3. Sedangkan besarnya biaya overhead pabrik tahun 2015, pada
Askha Jaya Lampung, yang dapat disajikan pada Tabel 5.4.
Tabel 5.3 Biaya Penolong Askha Jaya Tahun 2015
Biaya Bahan
Bahan Penolong
Penolong (Rp)
Tepung maizena
Rp 30.954.000
Gula bubuk
28.654.560
Minyak goreng
110.051.550
Bahan bakar
39.327.893
Garam
13.114.844
Kapur sirih
7.489.182
Coklat bubuk
19.977.300
Jumlah biaya penolong
Rp 249.569.329
Sumber: Askha Jaya, Lampung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 5.4 Biaya Overhead Pabrik Askha Jaya Tahun 2015
NO
Jenis Biaya Overhead Pabrik
Jumlah Biaya (Rp)
1 Biaya bahan penolong
2 Biaya tas kemasan
3 Biaya tenaga kerja tidak langsung
4 Biaya angkutan bahan baku
5 Biaya pemakaian bahan bakar
6 Biaya listrik/telepon
7 Biaya pemeliharaan
8 Biaya umum
Jumlah Biaya Overhead Pabrik
Rp 249.569.329
46.018.000
46.652.632
28.099.172
12.277.860
7. 388.000
17.549.120
17.388.000
Rp 424.942.113
Sumber: Askha Jaya, Lampung
Tabel 5.4 yaitu rincian biaya overhead pabrik dalam tahun 2015,
menunjukkan bahwa jumlah biaya overhead pabrik untuk tahun 2015
sebesar Rp424.942.113.
2. Biaya Non Produksi
Biaya non produksi, khususnya pada Askha Jaya Lampung terdiri dari biaya
penjualan dan biaya administrasi/umum. Oleh karena itu, maka bersarnya biaya non
produksi untuk tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5 Biaya Non Produksi Askha Jaya Tahun 2015
Biaya Non Produksi
No
Jenis Biaya Non Produksi
(Rp)
1
Biaya penjualan
Rp 29.289.000
2
Biaya administrasi / umum
41.039.000
Jumlah biaya penjualan
Rp 70.328.000
Sumber: Data diolah dari Askha Jaya, Lampung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Setelah disajikan beberapa data mengenai biaya produksi, maka hasil perhitungan
biaya produksi untuk keripik pisang coklat tahun 2015 dilihat pada Tabel 5.6 dan
Tabel 5.7 merupakan Tabel total biaya yang terdiri dari biaya produksi dan biaya
non produksi sebagai berikut:
Tabel 5.6 Perhitungan Biaya Produksi Menurut Perusahaan
Jumlah Biaya
Uraian
(Rp)
Biaya Produksi
1. Biaya bahan baku
Rp79.200.000
2. Biaya tenaga kerja langsung
226.000.000
3. Biaya overhead pabrik
424.942.113
Total Biaya Produksi (1+2+3)
Rp730.142.313
Jumlah Unit yang diproduksi (Kg)
24.000kg
Total Biaya Produksi per Kg
Rp30.422,58
Sumber: Data olahan
Tabel 5.7 Perhitungan Total Biaya Menurut Perusahaan
Uraian
A. Biaya Produksi
1. Biaya bahan baku
2. Biaya tenaga kerja langsung
3. Biaya overhead pabrik
Jumlah Biaya Produksi (1+2+3)
B. Biaya Non Produksi
1. Biaya penjualan
2. Biaya adm/umum
Jumlah Biaya Non Produksi (1+2)
Total Biaya (A+B)
Jumlah unit yang diproduksi (Kg)
Total biaya per kg
Sumber: Hasil olahan data
Jumlah Biaya (Rp)
Rp79.200.000
226.000.000
424.942.113
Rp730.142.313
Rp29.289.000
41.039.000
70.328.000
Rp800.470.313
24.000 Kg
Rp33.352,92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 5.6 merupakan perhitungan biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan
pada tahun 2015 sebesar Rp730.142.313 atau Rp30.422,58/kg. Sedangkan dari
Tabel 5.7 perhitungan total biaya yaitu biaya produksi dan non produksi yang
perusahaan keluarkan untuk tahun 2015 adalah sebesar Rp800.470.313 atau
Rp33.352,92/kg.
B. Perhitungan Biaya Produksi Dengan Metode Target Costing
Penentuan harga berdasarkan target (target costing) adalah suatu metode
penentuan harga secara mundur, yakni dimulai dengan menentukan harga pasar
kompetitif yang berlaku di pasaran. Berikut merupakan langkah-langkah yang harus
dilakukan perusahaan untuk menerapkan target costing:
1. Mengumpulkan informasi harga pasar/jual produk dari riset pasar
Langkah
pertama
yang
harus
dilakukan
oleh
perusahaan
adalah
mengumpulkan informasi harga pasar produk. Untuk menentukan harga jual produk
dapat disesuaikan dengan harga yang ditawarkan oleh pesaing. Namun untuk
menilai kriteria suatu produk tersebut terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu jenis produk, kualitas bahan yang digunakan dan fitur/bentuk produk. Berikut
daftar perbandingan harga pesaing pada tahun 2015 beserta harga jual perusahaan
dengan Askha Jaya pada Tabel 5.8.
Harga jual ditentukan berdasarkan harga pesaing yang menawarkan harga
yang cukup kompetitif. Informasi tersebut akan digunakan untuk melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
penyesuaian harga jual. Jika dilihat dari Tabel 5.8 Firman, Suseno dan Yen Yen
adalah perusahaan yang dapat menjual produk pisang coklat yang paling murah.
Askha Jaya memiliki pesaing yang sangat banyak. Keempat pesaing tersebut yang
harus diperhatikan karena memproduksi keripik pisang coklat dengan rasa dan
bentuk yang sama dengan Askha Jaya.
Harga jual keripik pisang coklat pada Firman, Suseno dan Yen yen
Rp45.000/kg lebih rendah dari harga jual Askha Jaya. Harga jual kompetitif untuk
Askha Jaya yaitu Rp45.000/kg karena menurut hasil wawancara keripik pisang
Suseno merupakan keripik yang laris terjual dengan harga Rp45.000/kg, sehingga
keripik pisang coklat Suseno dijadikan pesaing oleh Askha Jaya. Tabel mengenai
daftar dari pesaing Askha Jaya akan disajikan pada Tabel 5.8.
2. Mengumpulkan informasi tentang laba kotor yang diinginkan
Langkah kedua setelah menentukan harga jual yang ditentukan oleh
mekanisme pasar dan pesaing dalam menentukan target costing adalah
mengumpulkan informasi mengenai target laba yang ingin dicapai oleh perusahaan
berdasarkan kebijakan pemimpin perusahaan.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis kepada pemimpin
perusahaan, maka pemimpin Askha Jaya menargetkan laba kotor setiap produk 40%
dari harga pasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 5.8 Perbandingan Harga Pesaing dengan Askha Jaya Tahun 2015
Harga
Harga
Nama
Askha
No
Nama Produk
Pesaing
Perusahaan
Jaya
(Rp/Kg)
(Rp/Kg)
1 Aneka Rasa
Keripik pisang coklat
50.000
50.000
Selisih
Harga
-
2
Fino
Keripik pisang coklat
45.000
50.000
Rp3.000
3
Firman
Keripik pisang coklat
45.000
50.000
Rp5.000
4
Istana Merry
Keripik pisang coklat
50.000
50.000
5
Karya Mandiri
Keripik pisang coklat
55.000
50.000
Rp5.000
6
Keripik Lampung
Keripik pisang coklat
52.000
50.000
Rp2.000
7
Mahkota
Keripik pisang coklat
48.000
50.000
Rp2.000
8
9
Nyoto Roso
Rizka
Keripik pisang coklat
Keripik pisang coklat
50.000
50.000
50.000
50.000
10
Rojo Keripik
Keripik pisang coklat
52.000
50.000
11
Suheri
Keripik pisang coklat
50.000
50.000
12
Suseno
Keripik pisang coklat
45.000
50.000
Rp5.000
13
Yen Yen
Keripik pisang coklat
45.000
50.000
Rp5.000
14
Zom Zom Family
Keripik pisang coklat
50.000
50.000
Sumber: Hasil olahan data
-
Rp2.000
-
-
Keterangan
Harga sama
Harga lebih rendah
dari Askha Jaya
Harga lebih rendah
dari Askha Jaya
Harga sama
Harga lebih tinggi
dari Askha Jaya
Harga lebih tinggi
dari Askha Jaya
Harga lebih rendah
dari Askha Jaya
Harga sama
Harga sama
Harga lebih tinggi
dari Askha Jaya
Harga sama
Harga lebih rendah
dari Askha Jaya
Harga lebih rendah
dari Askha Jaya
Harga sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Apabila perusahaan menginginkan laba kotor 40% dari harga pasar berdasarkan
harga jual pasar yang disesuaikan per kg yaitu Rp45.000, maka perhitungannya
adalah sebagai berikut:
Perhitungan laba kotor yang diinginkan perusahaan berdasarkan harga
pasar (Rp)
= 40% x 45.000
=
x 45.000
= Rp18.000/kg
3. Menghitung target biaya/target costing pada harga pasar dikurangi laba kotor yang
dinginkan.
Tahap ketiga metode ini adalah menentukan biaya berdasarkan target perhitungan
harga kompetitif dikurangi dengan laba kotor yang diinginkan. Berikut ini adalah
perhitungan biaya produksi untuk setiap unit produksi:
Perhitungan target biaya untuk setiap unit produksi yang akan dicapai dengan
Target Costing (Rp)
= Taksiran Harga Jual-laba yang diinginkan
= Rp45.000 – Rp18.000
= Rp27.000/kg
Berdasarkan perhitungan target costing dengan melakukan efisiensi maka biaya
yang dikeluarkan sebesar
Rp27.000/kg. Dalam upaya untuk mencapai biaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
berdasarkan target, diperlukan pengendalian biaya untuk melakukan penghematan
biaya produksi dengan menggunakan metode pengurangan biaya dalam target
costing.
4. Penggunaan
metode
pengurangan
biaya
dalam
target
costing
untuk
mengidentifikasi cara-cara untuk menghemat biaya produk.
Cara untuk mencapai biaya berdasarkan target hal yang paling utama yang
perlu diperhatikan adalah kualitas dan keunggulan yang ditawarkan. Untuk
mencapai target costing yang telah dihitung di langkah awal penerapan, maka
penulis menawarkan adanya pengurangan biaya produksi tanpa mengurangi nilai
dan kualitas dari produk tersebut. Pengurangan biaya produksi akan dilakukan
menggunakan metode pengurangan biaya dalam target costing yaitu dengan
melakukan perubahan pemasok bahan baku, mengubah desain produk dan
perubahan bahan penolong sehingga biaya produksi akan lebih efisien tanpa harus
mengurangi kualitas dari produk.
Berikut ini analisis beberapa unsur-unsur biaya produksi yang dilakukan untuk
melakukan efisiensi terhadap biaya produksi:
a. Bahan baku pisang
Penulis telah melakukan survei ke beberapa pemasok lain untuk
mengetahui harga pisang. Penulis menawarkan adanya penggantian pemasok
untuk mendapatkan harga pisang yang lebih murah namun tetap dengan kualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
pisang yang sama dan sesuai dengan kriteria perusahaan. Harga bahan baku
yang digunakan perusahaan selama ini Rp3.300/kg pada tahun 2015, sedangkan
penulis menemukan harga yang berbeda yaitu Rp2.750/kg harga ini didapat dari
distributor pisang pertama yang membeli pisang-pisang dari pedesaan.
Adanya perbedaan harga tersebut memiliki selisih Rp550,00 dari
(Rp3.300-Rp2.750) pada tahun 2015. Jika dilihat dari selisihnya harga tersebut
tidak terlalu signifikan, namun jika perusahaan membeli dengan kuantitas yang
banyak, maka selisih tersebut akan sangat dirasakan oleh perusahaan. Maka
dalam perhitungan pemakaian bahan baku pisang dapat diperoleh biaya yang
disajikan pada Tabel 5.9.
Tabel 5.9 Perbandingan Biaya Bahan Baku Tahun 2015
Pemakaian bahan baku menurut
Pemakaian bahan baku setelah
Perusahaan
Target Costing
24.000kg x Rp3.300 = Rp79.200.000 24.000kg x Rp2.750 = Rp 66.000.000
Sumber: Data diolah
Dengan adanya penggantian pemasok pada bahan baku pisang, biaya
bahan baku yang dikeluarkan menjadi Rp66.000.000 dan kualitas dari keripik
pisang yang akan diproduksi tidak berkurang, tetapi biaya pemakaian bahan
baku akan berkurang Rp13.200.000 dari (Rp79.200.000- Rp66.000.000).
b. Mengubah desain produk
Penulis mendapat ide dari keripik pisang matcha yang berbentuk irisan
waffle. Dengan tetap mempertahankan kualitas pisang hanya saja mengubah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
pola atau bentuk irisan pisang menjadi irisan yang berbentuk seperti waffle.
Perusahaan selama ini hanya menggunakan irisan berbentuk waffle pada keripik
dengan rasa-rasa tertentu saja yang tingkat pembelian konsumennya sedikit.
Metode irisan waffle ini dapat menghemat penggunaan campuran rasa,
yaitu bubuk coklat, bubuk gula dan tepung maizena. Selain bentuknya yang
unik, hasil yang didapatkan pun lebih banyak, karena mengiris dengan metode
waffle keripik yang dihasilkan berukuran kecil dan tidak memanjang.
Desain keripik yang berbeda ini mempengaruhi biaya yang dikeluarkan
khususnya pada biaya bahan penolong. Biaya penolong yang mengalami
pengurangan terdiri dari:
1. Minyak goreng
Minyak yang digunakan untuk menggoreng akan berkurang, hal ini
disebabkan irisan berbentuk waffle berongga, sehingga minyak tidak
meresap ke seluruh permukaan terlalu banyak.
2. Garam
Garam yang digunakan untuk merendam irisan pisang pun akan berkurang,
karena bentuk irisan yang waffle yang berongga tersebut. Jika garam dengan
ukuran yang sama, maka keripik akan cenderung lebih asin rasanya, dan
menjadi kurang pas untuk diaplikasikan dengan rasa coklat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
3. Gula bubuk
Gula bubuk yang digunakan untuk pemberi rasa manis dalam keripik pisang
coklat juga akan mengalami pengurangan, karena bentuk irisan waffle yang
berongga, maka tidak semua gula bubuk dapat menempel pada seluruh
permukaan keripik.
4. Tepung maizena
Tepung maizena yang digunakan untuk menetralisir rasa pahit pada coklat
pun harus dikurangi, hal ini dikarenakan ada pengurangan pula pada gula
bubuk. Apabila gula bubuk yang berkurang, dan tepung maizena dengan
takaran yang sama maka keripik coklat akan terasa hambar (tidak berasa),
maka penggunaannya pun juga harus dikurangi guna menjaga keseimbangan
rasa.
5. Coklat bubuk.
Coklat bubuk merupakan bahan yang dibutuhkan keripik pisang coklat agar
rasa dan warnanya cokelat. Coklat bubuk juga sebaiknya dikurangi
penggunaannya, hal ini dikarenakan penggunaan tepung maizena dan gula
bubuk dikurangi. Apabila tepung maizena dan gula bubuk penggunaannya
dikurangi dan coklat bubuk dengan takaran yang sama maka rasa pahit pada
keripik pisang coklat akan lebih dominan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Perubahan yang terjadi yaitu 87% dari biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan pada satu tahun. Perubahan 87% ini sudah diuji coba oleh
perusahaan. Uji coba awal yaitu pengurangan 50% namun dirasa kualitas
produk menjadi berkurang, oleh sebab itu ada penambahan 37% atau
menjadi 87% agar produk masih sama kualitas dan rasanya. Perubahan
tersebut disajikan pada Tabel dengan perbandingan biaya bahan penolong
sebelum dan sesudah perusahaan menggunakan target costing yang dapat
dilihat pada Tabel 5.10.
Tabel 5.10 Biaya Bahan Penolong Menurut Perusahaan dan Menurut
Target Costing
Biaya Menurut
Biaya Menurut Target
Bahan Penolong
Perusahaan (Rp)
Costing (Rp)
Rp30.954.000
Rp26.929.980
Tepung maizena
28.654.560
17.380.251
Gula bubuk
110.051.550
95.744.849
Minyak goreng
39.327.893
34.215.267
Bahan bakar
13.114.844
11.409.914
Garam
7.489.182
6.515.588
Kapur sirih
19.977.300
17.380.251
Coklat bubuk
Rp249.569.329
Rp217.125.316
Jumlah biaya penolong
24.000kg
24.000kg
Jumlah produksi
Biaya per Kg
Rp 10.398,72
Rp 9.046,88
Sumber: Hasil olahan data
Tabel 5.10 terjadi perubahan desain produk menjadi irisan waffle, maka
perusahaan dapat meminimalkan biaya penolong. Pengurangan biayanya sebesar
Rp32.444.013 dari (Rp249.569.329-Rp217.125.316) atau Rp 1.351,84/kg dari
(Rp10.398,72- Rp9.046,88).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
c. Bahan penolong “Coklat Bubuk Berasa Manis”
Selain alternatif mengubah desain keripik menjadi bentuk waffle, penulis
juga mempunyai alternatif lain yang akan membatu manajeman Askha Jaya
untuk memilih atau mengaplikasikan alternatif ini guna menekan biaya yang
dikeluarkan sehingga mendapat margin laba yang diharapkan tanpa mengurangi
kualitas dari produk yaitu dengan mengubah campuran bubuk perasa yang
terdiri dari tepung maizena, gula bubuk dan coklat bubuk dengan olahan coklat
bubuk yang sudah berasa (manis) didalamnya.
Jadi, perusahaan sudah tidak perlu lagi untuk membeli tepung maizena,
coklat bubuk yang rasa pahit dan gula bubuk. Pengeleminasian tepung maizena,
coklat bubuk dan gula bubuk ini membuat perusahaan cukup dengan membeli
coklat bubuk yang sudah berasa manis seperti coklat akan menekan biaya lebih
rendah. Perusahaan cukup membeli coklat bubuk berasa dengan harga Rp25.000
per karung yaitu 50kg.
Tabel 5.11 menyajikan perbandingan data bahan penolong yang digunakan
perusahaan dan menggunakan target costing tahun 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 5.11 Perbandingan Biaya Bahan Penolong Keripik Pisang Coklat
Menurut Perusahaan dan Menurut Target Costing
Menurut Target Costing
Menurut Perusahaan
Bahan
Bahan Penolong Biaya (Rp)
Biaya (Rp)
Penolong
Coklat bubuk (24.000/50)xRp25.000=
Coklat bubuk
19.977.300
berasa manis
Rp12.000.000
30.954.000
Tepung maizena
28.654.560
Gula bubuk
Jumlah biaya
79.585.860
12.000.000
penolong
Jumlah
24.000kg
24.000kg
Produksi
Biaya Per kg
Rp3.316,07
Rp 500,00
Sumber: Hasil olahan data
C. Perbandingan Perhitungan Biaya Produksi Menurut Perusahaan dengan
Perhitungan Biaya Produksi Menurut Target Costing
Tabel 5.12 Perbandingan Perhitungan Biaya Produksi Menurut
Perusahaan dengan Perhitungan Biaya Produksi Target Costing
Biaya Menurut Target
Costing
Biaya menurut
Uraian
Perusahaan
Target
Cost yang
(Rp)
Costing (Rp) dapat dicapai
(Rp)
A. Biaya Produksi
Rp79.200.000
1. Biaya bahan baku
Rp66.000.000
226.000.000
2. Biaya TKL
226.000.000
3. Biaya overhead
424.942.113
pabrik
335.258.402
Jumlah Biaya Produksi
730.142.113
627.258.402
(1+2+3)
Jumlah produksi kg
24.000kg
24.000kg
Jumlah Biaya Produksi
Rp30.422,58
Rp27.000
Rp26.135,76
per kg
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Pada tahun 2015 perhitungan biaya produksi perusahaan sebesar Rp30.422,58/kg.
Diketahui pada awal penetapan target costing, biaya target yang akan dicapai
perusahaan Rp27.000/kg adalah sehingga laba yang diperoleh Rp18.000/kg diperoleh
dari (Rp45.000- Rp27.000). Berdasarkan cost yang dapat dicapai , biaya yang
dikeluarkan untuk memproduksi 1kg produk adalah Rp26.135,76/kg, sehingga apabila
perusahaan menjual 1kg produk dengan harga Rp45.000per kg maka akan diperoleh
laba kotor sebesar Rp18.876,24/kg diperoleh dari (Rp45.000-Rp26.135,76) atau 41.92%
dari harga jual dengan perhitungan (Rp45.000-Rp26.135,76)/Rp45.000 .
Laba kotor tersebut melebihi ekspetasi laba yang diharapkan perusahaan yaitu
40% dari harga jual dan dapat digunakan untuk membeli alat produksi. Perhitungan
penghematan biaya produksi tahun 2015 menurut target costing juga disajikan pada
Tabel 5.13 berikut:
Tabel 5.13 Perhitungan Penghematan Biaya Produksi
Uraian
A.Biaya Produksi:
1. Biaya bahan baku
2. Biaya tenaga kerja
langsung
3. Biaya overhead pabrik
Jumlah Biaya Produksi
(1+2+3)
Jumlah Produksi (Kg)
Total biaya per kg
Sumber: Data diolah
Biaya Menurut
Perusahaan
(Rp)
Biaya Setelah
dilakukan
Efisiensi
(Rp)
Rp 79.200.000
226.000.000
Rp 66.000.000
424.942.113
335.258.402
226.000.000
730.142.113
627.258.402
24.000kg
Rp 30.422,58
24.000kg
Rp 26.135,76
Penghematan
Biaya
(Rp)
Rp 13.200.000
89.683.711
102.883.711
24.000kg
Rp 4.286,82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Berdasarkan hasil penelitian ini, perusahaan dapat menghemat biaya produksi
sebesar Rp102.883.711 atau Rp 4.286,82 per kg (Tabel 5.13) dengan adanya perubahan
distributor atau pemasok, dan bahan penolong serta adanya perbaikan dari desain
sebelumnya maka biaya yang dikeluarkan akan lebih kecil daripada biaya produksi
sebelumnya dan lebih efisien dalam pengalokasian biaya dengan tetap mempertahankan
kualitas produk yang sudah ada.
Tabel 5.14 Perbandingan Menurut Perusahaan, Target Costing, dan Cost yang
Dapat Dicapai Tahun 2015
Cost yang Dapat
Uraian
Perusahaan
Target Costing
Dicapai
Penjualan
Rp1.175.050.000
Rp1.057.545.000 Rp1.057.545.000
Harga Pokok Penjualan
Rp730.142.113
Rp648.000.000
Rp627.258.402
Laba Kotor
Rp444.907.887
Rp409.545.000
Rp430.286.598
Jumlah Unit Terjual
23.501kg
23.501kg
23.501kg
Laba Kotor/kg
Rp18.931,4
Rp17.426,7
Rp18.309,3
Sumber: Data diolah
Keterangan:
Penjualan = Jumlah unit terjual x harga jual produk
Penjualan Perusahaan = 23.501kg @Rp50.000,00
Penjualan Target Costing dan Cost yang dapat dicapai = 23.501kg @Rp45.000,00
Berdasarkan hasil penelitian ini penjualan menurut perusahaan lebih besar yaitu
Rp1.175.050.000 dengan harga jual Rp50.000/kg, sedangkan menurut target costing
dan cost yang dapat dicapai penjualan sebesar Rp1.057.545.000 dengan harga jual lebih
rendah yaitu Rp45.000/kg. Askha Jaya tidak memiliki persediaan barang dalam proses,
sehingga biaya produksi dijadikan harga pokok produksi. Perusahaan juga tidak
memliki persediaan barang jadi, sehingga harga pokok produksi dijadikan harga pokok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
penjualan. Oleh karena itu harga pokok penjualan menurut perusahaan sebesar
Rp730.142.113, menurut target costing Rp648.000.000 dari (Rp27.000x24.000kg) yaitu
dengan cara mengalikan jumlah biaya produksi per kg dengan jumlah yang diproduksi,
dan harga pokok penjualan dari cost yang dapat dicapai yaitu sebesar Rp627.258.402.
Laba kotor menurut perusahaan sebesar Rp444.907.887, menurut target costing
Rp409.545.000, dan setelah dilakukan efisiensi laba kotornya menjadi sebesar
Rp430.286.598. Laba kotor per kg didapat dengan cara membagi besarnya laba kotor
dengan jumlah unit yang dijual. Jumlah unit yang dijual Askha Jaya selama tahun 2015
yaitu 23.501kg (pada Tabel 5.1), sehingga laba kotor menurut perusahaan yaitu
Rp18.931,4/kg, menurut target costing sebesar Rp17.426,7/kg, dan menurut cost yang
dapat dicapai laba kotor menjadi Rp18.309,3/kg.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu
perhitungan target costing menunjukkan bahwa ada efisiensi sebesar Rp4.286,82/kg.
Efisiensi tersebut merupakan perbedaan perhitungan target costing dan perhitungan
perusahaan.
B. Keterbatasan Penelitian
1. Penulis memperoleh total gaji tenaga kerja langsung dari perusahaan, sehingga tidak
dapat menganalisis biaya tenaga kerja langsung lebih spesifik.
2. Penulis memperoleh data mengenai jumlah biaya bahan penolong dari perusahaan,
tanpa mengetahui jumlah kuantitas yang digunakan perusahaan.
C. Saran
1. Saran untuk perusahaan
Untuk mencapai target cost yang diinginkan perusahaan disarankan mengubah
pemasok bahan baku, mengadakan perubahan desain produk keripik pisang coklat
menjadi bentuk irisan waffle dan perubahan bahan penolong yang sebagaimana
ditawarkan penulis, serta dapat menurunkan harga jual dari Rp50.000/kg menjadi
Rp45.000/kg sehingga diharapkan perusahaan semakin kompetitif terhadap
perusahaan sejenis.
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
2. Saran untuk penelitian selanjutnya
Peneliti harus mencari data atau informasi yang lengkap yang berkaitan dengan
produksi yang dilakukan oleh perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Alimuddin, Arwina Novieanti. 2012. “Analisis Pendekatan Target Costing Sebagai Alat
Penilaian Efisiensi Produksi Semen Pada PT Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep”.
Skripsi. Universitas Hasanudin, Makassar.
Blocher, Edward, dkk. 2007. Manajemen Biaya. Edisi 3. Salemba Empat, Jakarta.
. 2012. Manajemen Biaya. Edisi 4. Salemba Empat, Jakarta.
Bustami, Bastian dan Nurlela. 2007. Akuntansi Biaya: Kajian Teori dan Aplikasi. Edisi
Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Carter. 2006. Cost Accounting. 14TH Edition. United States of America.
Everaert, Patricia. 2006. “Characteristics of Target Costing: Theoretical And Field Study
Perspectives”. Emerald. Vol. 3 No. 3.
Garrison, Ray H.,Norren, Erick W dan Brewer, Peter C. 2013. Akuntansi Manajerial. Edisi
14. Salemba Empat, Jakarta.
Gerungan, Henri Paulus. 2013. “Pendekatan Target Costing Sebagai Alat Penilaian
Efisiensi Produksi Pada PT. Tropica Cocoprima”. Jurnal EMBA, Vol.1 No.3.
Halim, Abdul. 2008. Akuntansi Keuangan Daerah. Salemba Empat, Jakarta.
Hansen dan Mowen. 2009. Akuntansi Managerial. Edisi 8. Buku 1. Salemba Empat,
Jakarta.
Hongren, Charles, dkk. 2005. Akuntansi Biaya: Penekanan Manajerial. Edisi 11. PT Indeks
Kelompok Gramedia, Jakarta.
Horngren, Charles T. 1993. Cost Accounting, A Managerial Emphasis. 8th Edition. Prentice
Hall International, Canada.
Lucky, Herdinasari Luvina. 2011. “Target Costing Dalam Perhitungan Harga Pokok
Produksi Pada Pembuatan Tikar Tenun CV. Elresas Di Lamongan”. Skripsi.
Universitas Airlangga.
Mahmudi, 2009. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Edisi Ketiga. UPP STIM YKPN,
Yogyakarta.
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Malue, Jurgen. 2013. “Analisis Penerapan Target Costing Sebagai Sistem Pengendalian
Biaya Produksi Pada PT Celebes Mina Pratama”. Jurnal EMBA 957. Vol.1, No.3.
Mulyadi. 1993. Akuntansi Manajemen Konsep Manfaat Dan Rekayasa. Edisi ke 2. Bagian
penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
Nababan, Riski Martinus. 2012. “Penerapan Target Costing Dalam Upaya Pengurangan
Biaya Produksi Untuk Peningkatan Laba Perusahaan (Studi Kasus Pada Usaha
Dagang Eko Kusen)”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Kamaruddin, Ahmad. 2011. Akuntansi Manajemen Dasar-Dasar Konsep Biaya Dan
Pengambilan Keputusan. Rajawali Grafindo Persada, Jakarta.
Riwayadi. 2014. Akuntansi Biaya Pendekatan Tradisional dan Kontemporer. Salemba
Empat, Jakarta.
Rudianto. 2006. Akuntansi Manajemen. PT Grasindo, Jakarta.
Salman, Kautsar R. 2013. Akuntansi biaya pendekatan product costing. Cetakan I.
Akademia Permata, Jakarta.
Salman, Kautsar R., Farid, Mochammad. 2016. Akuntansi Manajemen: Alat Pengukuran
dan Pengambilan Keputusan Manajerial. PT Indeks, Jakarta.
Siregar, Baldric, dkk. 2013. Akuntansi Biaya. Edisi 2. Salemba Empat, Jakarta.
Sujardi, Lukman. 2013. Akuntansi biaya. Cetakan I. PT Indeks, Jakarta.
Sumarsan, Thomas. 2013. Sistem Pengendalian Manajemen: Konsep, Aplikasi dan
Pengukuran Kinerja. Edisi kedua. PT Indeks, Jakarta.
Supriyadi, Heri. 2013. “Penerapan Target Costing Dalam Upaya Pengurangan Biaya
Produksi Untuk Peningkatan Laba Perusahaan (Studi Kasus Pada Usaha Dagang Eko
Kusen)”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Supriyono. 2000. Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian Biaya serta
Pembuatan Keputusan. Edisi Kedua. BPFE, Yogyakarta.
Widilestariningtyas, Ony., Donny W.F., Anggadini, Sri Dewi. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi
Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Witjaksono, Armanto. 2013. Akuntansi Biaya. Edisi Revisi. Graha Ilmu, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Download