Wacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017 E-ISSN

advertisement
Wacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017
E-ISSN:2541-6251
HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PENDERITA
DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMBERSARI BANTUL
KEC. METRO SELATAN KOTA METRO
CORRELATION BETWEEN ANXIETY AND BLOOD SUGAR LEVELS OF PATIENT
DIABETES MELLITUS IN WORK AREA HEALTH SUMBERSARI BANTUL
METRO CITY
Ludiana
Akper Dharma Wacana Metro
ABSTRAK
Diabetes Melitus merupakan penyakit gangguan metabolisme kronis yang ditandai peningkatan glukosa darah. Menurut
World Health Organization (WHO) tahun 2013 angka kejadian diabetes mellitus di dunia mencapai 347 juta orang di
Indonesia sendiri termasuk dalam urutan ketujuh negara dengan penderita diabetes terbanyak yaitu 7,6 juta orang.
Diantara penyebab meningkatnya kadar glukosa darah pada penderita diabetes adalah karena faktor psikologis yaitu
kecemasan. Pada hasil prasurvei di Wilayah Kerja Puskesmas Sumbersari Bantul diketahui bahwa dari 8 penderita
diabetes mellitus terdapat 6 orang mengalami kecemasan dan 2 orang tidak mengeluh adanya tanda kecemasan. Tujuan
penelitian ini adalah diketahuinya hubungan kecemasan dengan kadar glukosa darah penderita diabetes mellitus di
Wilayah Kerja Puskesmas Bantul Kecamatan Metro Selatan Kota Metro. Jenis penelitian kuantitatif, bentuk desain
yang dipakai adalah cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita diabetes mellitus di Wilayah Kerja
Puskesmas Sumbersari Bantul Kecamatan Metro Selatan yang berjumlah 408 orang, sampel yang diambil sebanyak 41
orang. Analisis dalam penelitian ini menggunakan uji Person Product Moment. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa
kecemasan penderita diabetes mellitus rata-rata berada pada skor 27,44 dengan standar deviasi 4,353 dan rata-rata kadar
gula darah penderita diabetes mellitus adalah sebesar 339,78 mg/dL dengan standar deviasi 74,742. Pada hasil uji
Person Product Moment terbukti ada hubungan kecemasan dengan kadar gula darah penderita diabetes mellitus (pvalue=0,000 < 0,05). Hasil korelasi Pearson didapatkan nilai sebesar 0,817 arah korelasi positif dengan kekuatan
hubungan sangat kuat. Penelitian menunjukkan ada hubungan kecemasan dengan kadar glukosa darah penderita
diabetes mellitus.
Kata Kunci : Kecemasan, diabetes mellitus
ABSTRACT
Diabetes mellitus is a chronic metabolic disorder marked increase in blood glucose. According to the World Health
Organization (WHO) in 2013 the incidence of diabetes mellitus in the world reached 347 million people in Indonesia
alone ranks among the seven countries with the highest diabetes prevalence of 7.6 million people. Among the causes of
the increase in blood glucose levels in diabetics is due to psychological factors, namely anxiety. In the pre-survey
results in Puskesmas Sumbersari Bantul note that from 8 patients with diabetes mellitus, there are 6 people experiencing
anxiety and 2 do not complain any signs of anxiety. The purpose of this study was to determine the relationship of
anxiety with blood glucose levels of diabetics mellitus in Puskesmas Sumbersari Bantul District of South Metro City.
The type quantitative research, form design used is cross sectional. The population in this study are patients with
diabetes mellitus in Puskesmas Sumbersari Bantul District of South Metro totaling 408 samples taken as many as 41
people. The analysis in this study using the test Person Product Moment. Statistical analysis showed that anxiety
patients with diabetes mellitus are at an average score of 27.44 with a standard deviation of 4.353 and the average blood
sugar levels of people with diabetes mellitus are at 339.78 mg / dL with a standard deviation of 74.742. In the Person
Product Moment test results proved no relationship anxiety with blood sugar levels of people with diabetes mellitus (pvalue = 0.000 < 0.05). Pearson correlation results obtained value of 0.817 towards a positive correlation with the
strength of the relationship is very strong. Conclusions research shows there is an anxiety relationship with
blood glucose levels of diabetics mellitus.
Keywords : Anxiety, diabetes mellitus
Ludiana
118
Wacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017
E-ISSN:2541-6251
Berdasarkan
PENDAHULUAN
Sistem
Kesehatan
laporan
World
Health
Nasional
Organization (WHO) pada Maret 2013, Angka
menyatakan bahwa segala upaya dalam
kejadian diabetes mellitus di dunia mencapai 347
pembangunan
Indonesia
juta orang, diperkirakan 3,4 juta orang meninggal
diarahkan untuk mencapai derajat kesehatan
akibat penyakit ini dan lebih dari 80% kematian
yang lebih tinggi yang memungkinkan orang
diabetes terjadi di negara berpenghasilan rendah
hidup lebih produktif baik sosial maupun
dan menengah. WHO memprediksikan bahwa
ekonomi. Dengan meningkatnya status sosial
diabetes akan menjadi penyebab utama kematian
dan
ke-7 di Dunia pada tahun 20303.
kesehatan
ekonomi,
masyarakat,
di
pelayanan
perubahan
kesehatan
gaya
hidup,
Saat ini, diabetes Mellitus
merupakan
bertambahnya umur harapan hidup, maka di
penyakit yang menduduki peringkat keenam
Indonesia
pola
sebagai penyebab kematian di Indonesia pada
penyakit dari penyakit menular menjadi
kategori penyakit tidak menular. Rentang usia
penyakit tidak menular, hal ini di kenal
penderita diabetes pun bervariasi mulai dari 20
dengan
tahun hingga 79 tahun. Studi terbaru dari
mengalami
pergeseran
transisi
Kecenderungan
epidemiologi.
meningkatnya
prevalensi
International Diabetes Federation tahun 2012
penyakit tidak menular salah satunya adalah
mengungkapkan, penderita Diabetes Mellitus di
1
Diabetes mellitus .
Indonesia masuk dalam urutan ketujuh negara
Diabetes mellitus merupakan penyakit
dengan penderita diabetes terbanyak. Posisi
gangguan metabolisme kronis yang ditandai
pertama adalah Cina dengan 92,3 juta penderita,
peningkatan glukosa darah (Hiperglikemia),
India sebanyak 63 juta jiwa, Amerika Serikat
disebabkan karena ketidakseimbangan suplai
24,1 juta jiwa, Brasil 13,4 juta jiwa, Rusia 12,7
dan kebutuhan insulin. Insulin dalam tubuh
juta jiwa, Meksiko 10,6 juta jiwa, dan Indonesia
dibutuhkan untuk memfasilitasi masuknya
dengan jumlah penderita diabetes sebanyak 7,6
glukosa dalam sel agar dapat digunakan
juta orang4.
untuk metabolisme dan pertumbuhan sel.
Berkurang
atau
insulin
hampir merata di seluruh Indonesia, baik di
menjadikan glukosa tertahan di dalam darah
daerah perkotaan maupun pedesaan. Menurut
dan
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung jumlah
kekurangan
tidak
glukosa
adanya
Peningkatan kejadian diabetes mellitus
yang
sangat
dibutuhkan dalam kelangsungan dan fungsi
penderita
2
sel .
diabetes
mellitus
mengalami
peningkatan 12% dari periode sebelumnya yaitu
sebanyak 5505 menjadi 6.256 kasus. Sedangkan
Ludiana
119
Wacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017
E-ISSN:2541-6251
pada data yang tercatat di Profil Kesehatan
adrenalin dan noradrenalin meningkatkan denyut
Kota Metro tahun 2014 disebutkan bahwa
jantung dan pernapasan sehingga menghambat
penderita diabetes mellitus yang berobat
ekskresi insulin yang menyebabkan peningkatan
jalan
kadar glukosa dan asam lemak dalam darah7.
di
Puskesmas
sudah
menduduki
peringkat kesembilan dari sepuluh besar
Penelitian yang dilakukan tentang Pengaruh
penyakit yang ada yaitu mencapai 1.800
Kecemasan Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada
pasien5.
Penderita
Diabetes
Melitus
di
Wilayah
Penyebab pasti dari penyakit diabetes
Puskesmas Banyuanyar Surakarta menunjukkan
mellitus sampai saat ini belum diketahui,
bahwa pada hasil analisis diperoleh nilai rhitung
namun
diduga
(0,754) > rtabel (0,339) atau (p = 0,000 < 0,05)
diabetes
sehingga Ha diterima, artinya terdapat pengaruh
mellitus adalah adanya riwayat keluarga,
yang signifikan antara kecemasan terhadap kadar
lingkungan, usia, obesitas, etnik, hipertensi,
glukosa darah pada penderita Diabetes Melitus8.
beberapa
berhubungan
faktor
dengan
yang
kejadian
perilaku makan, dan kurang olah raga1.
Selain
faktor-faktor
Berdasarkan hasil prasurvei di Wilayah
tersebut,
Kerja
Puskesmas
Sumbersari
Bantul
meningkatnya kadar glukosa darah pada
menunjukkan bahwa penyakit diabetes mellitus
penderita diabetes mellitus juga dapat terjadi
merupakan salah satu penyakit terbanyak dari 10
karena faktor psikologis yaitu kecemasan.
besar penyakit yang ada dan setiap tahunnya
Masyarakat banyak menganggap kecemasan
mengalami
berhubungan dengan kadar gula darah yang
ditemukan sebanyak 512 kasus, tahun 2014
meningkat.
sebanyak 689 kasus (menduduki urutan ke-7 dari
peningkatan.
Pada
tahun
2013
Kecemasan merupakan sebuah emosi
10 besar penyakit yang ada) dan pada tahun 2015
dan pengalaman subjektif dari seseorang.
telah tercatat sebanyak 408 kasus. Saat dilakukan
Pengertian lain cemas adalah suatu keadaan
wawancara pada 8 orang pasien, 6 orang pasien
yang membuat seseorang tidak nyaman dan
mengalami
terbagi dalam beberapa tingkatan. Jadi,
mengatakan cemas terhadap kadar gula darah
cemas berkaitan dengan perasaan yang tidak
yang tidak stabil dan resiko komplikasi yang
pasti dan tidak berdaya6.
mungkin akan dialaminya, dengan keluhan: susah
Kecemasan
dapat
sedang.
Mereka
memicu
tidur, terkadang jantung berdebar-debar, dan
pelepasan hormone adrenalin (epinefrin) dan
cepat lelah. Sedangkan 2 orang pasien tidak
meningkatkan kadar norepinefrin. Pelepasan
mengeluh adanya tanda-tanda kecemasan9.
Ludiana
juga
kecemasan
120
Wacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017
E-ISSN:2541-6251
Berdasarkan fenomena di atas, maka
kecemasan. Oleh karena itu, penulis tertarik
dapat diketahui bahwa kejadian diabetes
untuk melakukan penelitian tentang hubungan
mellitus saat ini cukup tinggi dan terus
kecemasan dengan kadar glukosa darah penderita
mengalami peningkatan. Banyak faktor yang
diabetes mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas
berperan dalam
Sumbersari Bantul Kecamatan Metro Selatan
diabetes
mellitus
meningkatnya insiden
diantaranya
faktor
tahun 2016.
variabel dependen. Variabel Independent (bebas)
METODELOGI PENELITIAN
Jenis kuantitatif, studi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
kecemasan dan
adalah studi perbandingan (Comparative
sebagai variabel dependent (terikat) adalah kadar
study) dengan desain quasi experimental
gula darah penderita diabetes mellitus
design.
Penelitian
dilakukan
dengan
studi
cara
perbandingan
Analisis menggunakan uji statistik parametrik
membandingkan
Person Product Moment. Analisis ini dilakukan
persamaan dan perbedaan sebagai fenomena
dengan
menggunakan
untuk mencari faktor apa atau situasi
keputusan
bagaimana yang menyebabkan timbulnya
signifikan p<0,05.
uji
statistik
program
komputer,
menggunakan
taraf
suatu peristiwa tertentu10.
Metode
yang
digunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam
pengumpulan data dilakukan dengan cara
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
melakukan pengukuran tingkat kecemasan
menggunakan HRS-A (Hamilton Rating
No
Scale Anxiety) dan melakukan pemeriksaan
1
2
3
kadar gula dalam darah (KGD).
Populasi dalam penelitian ini adalah
Tingkat Pendidikan
Tinggi
Menengah
Dasar
Jumlah
Frekuensi
Presentase
(%)
2
5
34
41
4,9
12,2
82,9
100
seluruh penderita diabetes mellitus yang ada
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa
di Wilayah Kerja Puskesmas Sumbersari
sebagian besar responden memiliki jenjang
Bantul Kec. Metro Selatan tahun 2015 yang
pendidikan dasar yaitu sebanyak 34 orang
berjumlah 408 orang dan sampel yang
(82,9%), pendidikan menengah 5 orang (12,2%)
digunakan sebanyak 41 orang.
dan pendidikan tinggi sebanyak 2 orang (4,9%).
Variabel independen adalah faktor yang
diduga sebagai faktor yang mempengaruhi
Ludiana
121
Wacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017
E-ISSN:2541-6251
perempuan yaitu 31 orang (75,6%) dan 10
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Status Pekerjaan
No
Pekerjaan
1
2
3
4
Tidak bekerja/IRT
Tani
Wiraswasta
PNS
Jumlah
(24,4%) orang berjenis kelamin laki-laki.
Frekuensi Presentase (%)
16
14
9
2
41
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Skor
Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus
Berdasarkan Hamilton Rating Scale For
Anxiety (HRS-A)
39,0
34,1
22,0
4,9
100
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden adalah tidak
bekerja/IRT
yaitu
sebanyak
16
orang
(39,0%), tani sebanyak 14 orang (34,1%),
wiraswasta 9 orang (22,0%) dan PNS
1 <20 tahun
2 20-35 tahun
3 >35 tahun
Jumlah
Frekuensi
0
2
39
41
19-40
26,0628,81
kecemasan penderita diabetes mellitus adalah
antara 26,06 sampai dengan 28,81.
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Kadar Gula
Darah Penderita Diabetes Mellitus
Variabel
Kadar Gula
Darah
Penderita
Diabetes
Mellitus
tahun.
Frekuensi
Presentase (%)
10
31
41
24,4
75,6
100
Mean/
Median
SD
MinimumMaksimum
339,78
74,742 212-495
344,00
CI; 95%
316,19 363,37
Berdasarkan tabel 6 dapat dijelaskan bahwa
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin
rata-rata kadar gula darah penderita diabetes
mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Sumbersari
Bantul adalah 339,78 mg/dL dengan standar
deviasi 74,742. Kadar gula darah terendah adalah
212 mg/dL dan tertinggi 495 mg/dL. Pada
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa
confidence interval 95% diyakini bahwa rata-rata
sebagian besar responden berjenis kelamin
Ludiana
4,353
95% diyakini bahwa rata-rata skor tingkat
0.0
4,9
95,1
100
dan 2 orang (4,9%) berusia antara 20-35
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
27,44
27,00
dan tertinggi yaitu 40. Pada confidence interval
Presentase
(%)
35 tahun yaitu sebanyak 39 orang (95,1%)
1
2
Tingkat
Kecemasan
Penderita
Diabetes
Mellitus
4,353. Skor tingkat kecemasan terendah yaitu 19
bahwa sebagian responden berusia lebih dari
Jenis
Kelamin
MinimumCI; 95%
Maksimum
mellitus adalah 27,44 dengan standar deviasi
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui
No
SD
rata-rata skor kecemasan penderita diabetes
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Usia
Usia
Mean/
Median
Berdasarkan tabel 5 dapat dijelaskan bahwa
sebanyak 2 orang (4,9%).
No
Variabel
122
Wacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017
E-ISSN:2541-6251
kadar gula darah penderita diabetes mellitus
PEMBAHASAN
adalah antara 316,19 sampai dengan 363,37.
Distribusi
Mean
SD
SE
Kecemasan
27,44
4,353
0,680
Kadar Gula Darah
339,78
74,742
pvalue
N
0.000
41
pada
menggunakan
diketahui
dengan
korelasi
Person
Product
skor
penderita
diabetes
Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak
jelas dan menyebar yang berkaitan dengan
perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan
emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik11.
dengan standar deviasi 74,742. Pada hasil uji
Faktor-faktor
statistik didapatkan nilai p-value=0,000 <
yang
dapat
mempengaruhi
terjadinya kecemasan dibedakan menjadi 2
0,05 yang menunjukkan ada hubungan
faktor, yaitu faktor predisposisi yang meliputi
darah
peristiwa traumatik, konflik emosional, gangguan
penderita diabetes mellitus. Hasil korelasi
konsep diri, frustasi, gangguan fisik, mekanisme
Pearson didapatkan nilai sebesar 0,817 arah
koping keluarga, riwayat gangguan kecemasan
korelasi positif dengan kekuatan hubungan
dalam
sangat kuat, artinya semakin tinggi skor
akan
kecemasan
27,81.
kadar gula darah adalah 339,78 mg/dL
maka
tingkat
mellitus adalah antara 26,06 sampai dengan
dengan standar deviasi 4,353 dan rata-rata
kecemasan
kecemasan
confidence interval 95% diyakini bahwa rata-rata
penderita diabetes mellitus adalah 27,44
gula
skor
terendah yaitu 19 dan tertinggi yaitu 40. Pada
analisis
kadar
rata-rata
standar deviasi 4,353. Skor tingkat kecemasan
11,573
hasil
dengan
bahwa
penderita diabetes mellitus adalah 27,44 dengan
Moment diperoleh rata-rata skor kecemasan
kecemasan
Kecemasan
Berdasarkan hasil pengolahan data dapat
Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui
bahwa
Skor
Penderita Diabetes Mellitus
Tabel 7. Hubungan Kecemasan Dengan
Kadar Gula Darah Penderita Diabetes
Mellitus
Variabel
Frekuensi
keluarga
dan
medikasi;
dan
faktor
presipitasi yang meliputi ancaman terhadap
semakin
integritas fisik (mekanisme fisiologis sistem
meningkatkan kadar gula darah penderita
imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis
diabetes mellitus.
normal, infeksi virus dan bakteri, polutan
lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi dan
tidak adekuatnya tempat tinggal) dan ancaman
terhadap harga diri (kehilangan orang yang
dicintai, perceraaian, tekanan kelompok, sosial
Ludiana
123
Wacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017
budaya,
kesulitan
dalam
E-ISSN:2541-6251
berhubungan
merangsang glukoneogenesis dan menghambat
interpersoal di rumah dan pekerjaan, dan
penyerapan
penyesuaian terhadap peran baru)12. Gejala
peningkatan glukosa darah14.
kecemasan baik yang sifatnya akut maupun
Hasil
glukosa
sehingga
penelitian
ini
akan
sejalan
terjadi
dengan
kronik (menahun) merupakan komponen
penelitian tentang Pengaruh Kecemasan Terhadap
utama bagi hampir semua gangguan kejiwaan
Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes
(psychiatric disorder).
Keluhan-keluhan
Melitus yang menunjukkan bahwa rata-rata kadar
yang sering dikemukakan oleh orang yang
gula darah penderita diabetes mellitus di Wilayah
mengalami gangguan kecemasan diantaranya
Puskesmas Banyuanyar Surakarta adalah ≥ 200
cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan
mg/dL, sedangkan rata-rata skor kecemasan
pikiran sendiri, mudah tersinggung; merasa
penderita diabetes mellitus adalah sebesar 298.
tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut;
Berdasarkan uraian hasil penelitian di atas,
takut sendirian, takut pada keramaian dan
dapat dijelaskan rata-rata tingkat kecemasan
banyak orang; gangguan pola tidur, mimpi-
penderita diabetes mellitus pada hasil penelitian
mimpi
berada
yang
menegangkan;
gangguan
pada
tingkat
kecemasan
sedang.
konsentrasi dan daya ingat; keluhan-keluhan
Kecemasan yang terjadi pada penderita diabetes
somantik, misalnya rasa sakit otot dan tulang,
mellitus merupakan salah satu faktor yang dapat
pendengaran
memicu
berdenging,
berdebar-debar,
pelepasan
hormon
epineprin
dan
sesak napas, gangguan pencernaan, gangguan
noradrenalin sehingga terjadi perubahan tingkat
perkemihan,
kadar gula dalam darah serta membuat tubuh
sakit
kepala
dan
lain
sebagainya13.
menghentikan produksi insulin. Faktor-faktor
Kecemasan juga dapat menyebabkan
peningkatan
(kortisol),
hormon
yang menyebabkan kecemasan pada penderita
glukokortikoid
dan
treatmen yang harus dijalani seperti diet atau
Kecemasan
pengaturan pola makan, pemeriksaan kadar gula
melibatkan perasaan, perilaku dan respon
darah, konsumsi obat dan juga olah raga. Selain
fisiologis. Respon fisiologis terhadap cemas
itu
dapat
hipotalamus
komplikasi penyakit yang mungkin akan muncul.
hipofisis, sehingga dapat mempengaruhi
Tingkat pendidikan juga dapat mempengaruhi
fungsi endokrin seperti meningkatnya kadar
tingkat kecemasan seseorang, dimana tingkat
kortisol yang ternyata memberikan dampak
pendidikan yang cukup akan mudah dalam
antagonis terhadap fungsi insulin, serta dapat
mengidentifikasi stresor yang berasal dari diri
hormon
Ludiana
ketokolamin
(epinefrin)
diabetes melitus diantaranya adalah karena
pertumbuhan.
mempengaruhi
aksi
124
juga
dapat
disebabkan
karena
resiko
Wacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017
E-ISSN:2541-6251
sendiri maupun dari luar dirinya sehingga
gula darah penderita diabetes mellitus adalah
mekanismes koping dalam menghadapai
antara 316,19 sampai dengan 363,37.
stres lebih baik. Untuk jenis kelamin wanita
Diabetes adalah penyakit kronis, yang
memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi
terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan cukup
dibandingkan dengan laki-laki disebabkan
insulin, atau ketika tubuh tidak dapat secara
karena kejiwaan wanita dipengaruhi oleh
efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. Hal
hormon.
ini
Hormon
yang
membantu
menyebabkan
peningkatan
konsentrasi
mengontrol reaksi tubuh terhadap stres
glukosa dalam darah (hiperglikemia). Seseorang
adalah
dikatakan
Corticotropin Releasing Hormon
menderita
diabetes
mellitus
jika
(CRH) yang menstimulasi pelepasan hormon
memiliki kadar gula darah swaktu ≥ 200 mg/dL.
Adrenokortikotropik (ACTH). ACTH ini
Penyakit
mengalir
sehingga seseorang tidak menyadari adanya
dalam
menstimulus
korteks
pelepasan
adrenal
kortisol
dan
yang
ini
timbul
secara
perlahan-lahan,
berbagai perubahan dalam dirinya.
Perubahan
memiliki peran penting selama terjadinya
seperti sering buang air kecil (poliuria), sering
stres dan meningkat selama mengalami stres.
haus (polidipsia), banyak makan/mudah lapar
Faktor
dapat
(polifagia) dan berat badan menurun tanpa sebab
berpengaruh terhadap mekanisme koping
yang jelas. Diabetes merupakan penyakit yang
cemas
dapat mematikan karena pengaruhnya menyebar
umur
dalam
Semakin
tua
penderita
menghadapi
umur
juga
penyakitnya.
seseorang
maka
ke sistem tubuh yang lain, kondisi ini meliputi
mekanisme koping orang tersebut terhadap
resistensi insulin, kadar kolesterol yang tinggi
stres buruk.
dan tekanan darah tinggi15.
Faktor resiko untuk terjadinya diabetes
Distribusi Frekuensi Kadar Gula Darah
mellitus dibedakan menjadi 2, yaitu faktor yang
Penderita Diabetes Mellitus
dapat diubah dan faktor yang tidak dapat diubah.
Berdasarkan hasil pengolahan data
Adapun faktor yang dapat diubah meliputi
diketahui bahwa rata-rata kadar gula darah
lingkungan, obesitas, hipertensi, pola makan
penderita diabetes mellitus di Wilayah Kerja
(diet), kurang olah raga, dan rokok. Lingkungan
Puskesmas Sumbersari Bantul adalah 339,78
yang
mg/dL dengan standar deviasi 74,742. Kadar
495
mg/dL.
Pada
resiko
disini
adalah
antara lain agen yang dapat menyebabkan infeksi,
confidence
obat-obatan dan zat kimia yang dapat memicu
interval 95% diyakini bahwa rata-rata kadar
Ludiana
faktor
lingkungan yang dapat mengubah fungsi sel beta,
gula darah terendah adalah 212 mg/dL dan
tertinggi
menjadi
terjadinya autoimun dan menghancurkan sel-sel
125
Wacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017
E-ISSN:2541-6251
beta pankreas. Obesitas menjadi faktor resiko
memiliki kadar gula darah sewaktu ≥ 200 mg/dL.
karena pada orang yang obesitas terjadi
Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi
gangguan kepekaan jaringan terhadap insulin
dimana akan meningkat setelah makan dan
akibat kurangnya reseptor insulin yang
kembali normal dalam waktu dua jam. Pada hasil
terdapat pada membran sel yang merespon
penelitian rata-rata kadar gula darah penderita
insulin. Kurang olah raga dan kebiasaan
diabetes mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas
makan banyak kalori akan menimbulkan
Sumbersari Bantul cukup tinggi yaitu 339,78
obesitas serta memicu timbulnya diabetes.
mg/dL. Peningkatan kadar gula darah pada
Sedangkan faktor resiko yang tidak dapat
penderita diabetes mellitus dapat dipengaruhi
diubah adalah riwayat keluarga (Gen), usia,
oleh berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin,
dan etnik (ras). Jika terdapat salah seorang
riwayat keluarga, obesitas, kurang aktivitas dan
anggota keluarga yang menderita diabetes
stres atau kecemasan. Dalam penelitian ini,
mellitus maka kemungkinan terkena diabetes
sebagian besar penderita diabetes melitus berusia
semakin besar. Seiring bertambahnya usia
> 35 tahun, berbagai literatur menyebutkan
seseorang, resiko terkena diabetes pun
bahwa semakin meningkatnya usia maka kadar
semakin besar. Suku bangsa Afro-Amerika,
gula darah yang normal cenderung meningkat
Meksiko-Amerika, Indiana Amerika, Hawaii,
secara ringan tetapi progesif (bertahap) terutama
dan sebagian Asia-Amerika memiliki resiko
pada orang-orang yang tidak aktif bergerak.
diabetes yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan
Selain itu sebagai penyakit seumur hidup, secara
karena tingginya angka tekanan darah,
manusiawi diabetes akan memberikan dampak
obesitas pada populasi tersebut16.
psikologis bagi penderitanya yang justru dapat
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian
tentang Pengaruh
Terhadap
Kadar
Penderita
Glukosa
Diabetes
meningkatkan kadar gula dalam darah.
Kecemasan
Darah
Melitus
Hubungan Kecemasan dengan Kadar Gula
Pada
Darah Penderita Diabetes Mellitus
yang
Hasil pengujian hipotesis membuktikan
menunjukkan bahwa rata-rata kadar gula
bahwa pada uji korelasi Person Product Moment
darah penderita diabetes mellitus di Wilayah
diperoleh rata-rata skor kecemasan penderita
Puskesmas Banyuanyar Surakarta adalah ≥
diabetes mellitus adalah 27,44 dengan standar
200 mg/dL8.
deviasi 4,353 dan rata-rata kadar gula darah
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian
adalah 339,78 mg/dL dengan standar deviasi
di atas, dapat dijelaskan bahwa seseorang
74,742. Pada hasil uji statistik didapatkan nilai p-
dikatakan menderita diabetes mellitus jika
Ludiana
126
Wacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017
E-ISSN:2541-6251
value=0,000 < 0,05 yang menunjukkan ada
neuron noradrenergik dan bertindak sebagai
hubungan kecemasan dengan kadar gula
neurotransmitter dalam sistem saraf pusat dan
darah penderita diabetes mellitus. Hasil
simpatik.
korelasi Pearson didapatkan nilai sebesar
berhubungan dengan kecemasan, stres, tekanan
0,817 arah korelasi positif dengan kekuatan
darah tinggi dan hiperaktif. Pelepasan adrenalin
hubungan sangat kuat, artinya semakin tinggi
dan noradrenalin meningkatkan denyut jantung
skor kecemasan maka kadar gula darah
dan
penderita diabetes mellitus akan semakin
penghambatan
meningkat.
menyebabkan peningkatan kadar glukosa dan
Kecemasan
peningkatan
dapat
pernapasan.
Hal
ekskresi
kadar
ini
norepinefrin
menyebabkan
insulin
sehingga
asam lemak dalam darah7.
menyebabkan
hormon
Peningkatan
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
glukokortikoid
dan
tentang Pengaruh Kecemasan Terhadap Kadar
Kecemasan
Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus
melibatkan perasaan, perilaku dan respon
yang menunjukkan bahwa rata-rata kadar gula
fisiologis. Respon fisiologis terhadap cemas
darah penderita diabetes mellitus di Wilayah
dapat
hipotalamus
Puskesmas Banyuanyar Surakarta, dimana pada
hipofisis, sehingga dapat mempengaruhi
hasil analisis diperoleh nilai rhitung (0,754) > rtabel
fungsi endokrin seperti meningkatnya kadar
(0,339) atau (p = 0,000 < 0,05), artinya terdapat
kortisol yang ternyata memberikan dampak
pengaruh yang signifikan antara kecemasan
antagonis terhadap fungsi insulin, serta dapat
terhadap kadar glukosa darah pada penderita
merangsang
Diabetes
(kortisol),
ketokolamin
hormon
(epinefrin)
pertumbuhan.
mempengaruhi
aksi
glukoneogenesis
dan
Melitus.
Penelitian
serupa
juga
menghambat penyerapan glukosa sehingga
dilakukan oleh Syari’ati (2015) dimana pada uji
akan terjadi peningkatan glukosa darah13.
korelasi Spearman didapatkan nilai p = 0,000 dan
Hormone epinefrin dan norepinefrin juga
R = 0,902 yang menunjukkan kekuatan korelasi
memiliki peranan penting dalam peningkatan
positif antara kecemasan dengan kadar gula darah
kadar glukosa dalam darah. Epinefrin, juga
penderita DM tipe 2 sehingga dapat dijelaskan
dikenal sebagai adrenalin, bekerja sebagai
semakin tinggi kecemasan maka kadar gula darah
neurotransmitter.
juga semakin tinggi8.
Transfer
sinyal
antara
oleh
Menurut pendapat peneliti dapat dijelaskan
epinefrin. Adrenalin dilepaskan oleh kelenjar
bahwa kecemasan terbukti berhubungan dengan
adrenal selama situasi stres yang ekstrim atau
kadar gula darah penderita diabetes mellitus, arah
kegembiraan. Norepinefrin dilepaskan oleh
korelasi positif dengan kekuatan hubungan sangat
neuron
Ludiana
dan
sel-sel
tubuh
diatur
127
Wacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017
E-ISSN:2541-6251
kuat, artinya semakin tinggi skor kecemasan
pada
maka kadar gula darah penderita diabetes
peningkatan produksi dan pelepasan hormon
mellitus akan semakin meningkat. Hal ini
glukokortikoid
dapat terjadi karena penderita diabetes
aliran darah yang distimulasi oleh hormon
mellitus umumnya akan merasa khawatir
adrenalin. Adrenalin ini dilepaskan oleh kelenjar
dengan kadar gula darah yang tinggi serta
adrenal di dalam darah, sehingga menyebabkan
banyaknya komplikasi yang dapat terjadi,
proses pelepasan glikogen hati (glikogenolisis)
sehingga akan menimbulkan kecemasan yang
menjadi meningkat. Glikogen yang telah didapat
menyebabkan aktivasi Hipotalamus Pituitary
dari proses glikogenolisis selanjutnya akan
Adrenal (HPA) axis dan sistem saraf simpatis
diubah menjadi karbohidrat. Karbohidrat ini
(sympathetic-adrenal-medullary axis).
dapat
Aktivasi
HPA-axis
korteks
adrenal
dan
menyebabkan
(Gluccocorticoids)
masuk
ke
aliran
ke
darah,
dalam
sehingga
oleh
stress,
menyebabkan kadar gula darah meningkat.
kognisi
yang
Peningkatan kadar gula darah pada penderita
peningkatan
diabetes melitus sendiri dapat disebabkan karena
pelepasan konsentrasi hormon stimular yaitu
adanya kerusakan atau gangguan pada organ yang
corticotropin-releasing
yang
memperoduksi insulin. Tetapi pada responden
bertugas menstimulasi sintesis dan rekresi
penelitian ini faktor penyebab tersebut sudah
glukokortikoid
dikontrol
kecemasan,
depresi
dan
terganggu
menyebabkan
hormone
dari
hipotalamus.
dengan
konsumsi
obat
seperti
Glukokortikoid sendiri berfungsi sebagai
glibenclamid atau metformin yang berfungsi
regulator
untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah.
korteks
glukosa
adrenal.
hormone
beraksi
anterior,
dan
yang disintesis
pada
Corticotropin-releasing
di
kelenjar
melepaskan
Berdasarkan
uraian
di
atas
dapat
pituitary
disimpulkan bahwa kecemasan yang terjadi pada
adreno-
penderita
diabetes
mellitus
justru
akan
corticotropic hormone (corticotropin) yaitu
meningkatkan kadar gula dalam darah. Oleh
sebuah hormon yang merangsang korteks
karena itu, sangat diperlukan tindakan suportif
adrenal
bagi
atau
merangsang
sekresi
penderita
diabetes
gangguan
untuk
glukokortikoid yang mengaktivasi konversi
menghindari
protein menjadi glukosa melalui lintasan
(kecemasan). Tindakan suportif dimaksudkan
glukoneogenesis di dalam hati.
untuk memberi motivasi, semangat dan dorongan
Glukoneogenesis
terjadinya
mellitus
psikologis
merupakan
agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus
metabolisme keseimbangan kadar glukosa
asa dan diberi keyakinan serta kepercayaan diri
darah. Adreno-corticotropic hormone beraksi
(self confidence) bahwa ia mampu mengatasi
Ludiana
128
Wacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017
E-ISSN:2541-6251
masalah yang dihadapinya. Selain itu, upaya
hubungan kecemasan dengan kadar gula
yang dapat dilakukan penderita diabetes
darah penderita diabetes mellitus. Hasil
mellitus untuk mengatasi kecemasan dapat
korelasi Pearson didapatkan nilai sebesar
dilakukan dengan mengikuti kegiatan senam
0,817 arah korelasi positif dengan kekuatan
diabetes, karena selain olah raga senam
hubungan sangat kuat.
merupakan
kegiatan
yang
dapat
Saran
meningkatkan daya tahan tubuh dan mental.
1. Bagi penderita diabetes mellitus hendaknya
KESIMPULAN DAN SARAN
selalu aktif dalam melakukan kegiatankegiatan di masyarakat seperti mengikuti
Kesimpulan
kelompok senam diabetes ataupun dapat
1. Distribusi
frekuensi
karakteristik
melakukan kegiatan olah raga ringan dengan
responden dilihat dari tingkat pendidikan
melakukan
sebagian
jenjang
membantu meningkatkan kebugaran secara
pendidikan dasar yaitu sebanyak 34 orang
fisik yang pada akhirnya akan mempu
(82,9%), berdasarkan pekerjaan sebagian
membuat
besar tidak bekerja yaitu sebanyak 16
menghadapi kondisi saat sakit.
besar
memiliki
jalan
tubuh
sehat
sehingga
lebih
rileks
dapat
dalam
orang (39,0%), dan berdasarkan usia
2. Bagi tenaga kesehatan atau instansi pelayanan
paling banyak berada pada usia >35
kesehatan hendaknya dapat membentuk suatu
tahun yaitu sebanyak 39 orang (95,1%).
wadah atau paguyuban untuk penderita
2. Distribusi frekuensi kecemasan penderita
diabetes mellitus yang dapat digunakan
diabetes mellitus rata-rata berada pada
sebagai
skor 27,44 yang termasuk dalam rentang
penyuluhan-penyuluhan kesehatan terutama
tingkat kecemasan sedang dengan standar
tentang diabetes mellitus, dan juga dapat
deviasi 4,353.
dijadikan
3. Distribusi frekuensi kadar gula darah
penderita
diabetes
mellitus
sarana
tempat
dalam
untuk
memberikan
saling
berbagi
informasi atau bertukar pikiran dan untuk
rata-rata
saling memberikan motivasi dan dorongan
sebesar 339,78 mg/dL dengan standar
antara penderita diabetes mellitus sehingga
deviasi 74,742
dapat mengurangi tingkat kecemasan sebagai
4. Hasil analisis dengan korelasi Person
salah satu faktor yang dapat meningkatkan
Product Moment didapatkan nilai p-
kadar gula darah.
value=0,000 < 0,05 yang berarti ada
Ludiana
129
Wacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017
3. Bagi
penelitian
lain
yang
E-ISSN:2541-6251
http://bramardianto.com/epinefrin-dannorepinefrin.html, 2014.
ingin
melakukan penelitian yang berhubungan
dengan kecemasan dan kadar gula darah
sebaiknya
penelitian
menggunakan
lain
serta
Murdiningsih,
Pengaruh
Kecemasan
Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada
Penderita Diabetes Melitus di Wilayah
Puskesmas
Banyuanyar
Surakarta.
Universitas Sahid Surakarta. 2013
9.
Puskesmas Sumbersari Bantu, Profil
Puskesmas Sumbersari Bantul 2014. Kota
Metro 2014
desain
menambahkan
jumlah populasi serta sampel agar lebih
memaksimalkan
8.
hasil
penelitian
selanjutnya.
10. Notoatmodjo, S. Metodologi
Rineka Cipta. Jakarta. 2012
Penelitian,
11. Direja, Surya, H.A. Buku Ajar Asuhan
Keperawatan Jiwa. Nuha Medika, Jakarta,
2011
DAFTAR PUSTAKA
1. Hastuti, R.T, Faktor-faktor Ulkus
Diabetika pada Penderita Diabetes
Mellitus di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta,
Tesis,
Universitas
Diponegoro, 2008
12. Prabowo, Eko, Konsep & Aplikasi, Asuhan
Keperawatan
Jiwa.
Nuha
Medika.
Yogyakarta, 2014.
2. Tarwoto, Keperawatan Medika Bedah
Gangguan Sistem Endokrin. Trans Info
Medika. Jakarta, 2012.
13. Hawari. D, Manajemen Stres, Cemas, dan
Depresi. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta, 2011.
3. World Health Organization
(WHO),
Diabetes,http://www.who.int/mediacentre/
factsheets/fs312/en/, 2014
14. Sherwood, Lauralee, Fisiologi Manusia dari
Sel ke Sistem. EGC. Jakarta, 2012
15. Apriyanti, Maya, Meracik Sendiri Obat dan
Menu Sehat Bagi Penderita Diabetes
Mellitus. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.
2012.
4. Rosalina, 2014. Ancaman Diabetes di
Indonesia
Meningkat.
http://www.tempo.co/read/
news/2013/09/05/060510562/AncamanDiabetes-di-Indonesia-Meningkat
16. Nabyl, R.A, Panduan Hidup Sehat
Mencegah dan Mengobati Diabetes Mellitus.
Aulia Publishing. Yogyakarta, 2012.
5. Dinas Kesehatan Kota Metro, Profil
Kesehatan Kota Metro 2014, Kota Metro,
2014.
6.
Kusumawati & Hartono, Buku Ajar
Keperawatan Jiwa. Salemba Medika.
Jakarta, 2011
7.
Bramardianto,
Norepinefrin,
Ludiana
Epinefrin
dan
130
Download