pengaruh rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabiltas terhadap

advertisement
eJournal Administrasi Bisnis, 2015, 3 (4) : 806-820
ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id
© Copyright 2015
PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN
PROFITABILTAS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SUB
SEKTOR PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI BURSA EFEK
INDONESIA
Yohanis Nuel 1
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Rasio Likuiditas,
Solvabilitas, Dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Sub Sektor
Perkebunan Kelapa Sawit DI Bursa Efek Indonesia. Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen Current Ratio (X1), Debt to
Equity Ratio (X2), dan Return On Equity (X3), serta variabel dependen Harga
Saham (Y). Teknik pengumpulan data yaitu dengan metode dokumentasi dan studi
kepustakaan. Sedangkan untuk teknik analisis data menggunakan metode regresi
linier berganda, dengan uji F dan uji t.
Hasil analisis menunjukkan persamaan regresi sebagai berikut : Y= 0,302
+ 0,198 X1 + 0,277 X2 + 1,123 X3. Hasil uji F diperoleh nilai Sig.F-Hitung sebesar
0,010 > 0,05, yang berarti bahwa variabel Current Ratio (CR) (X1), Debt to
Equity Ratio (DER) (X2), dan Return On Equity (ROE) (X3) secara simultan tidak
berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham (Y) Perusahaan Sub Sektor
Perkebunan Kelapa Sawit di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan hasil uji t
menunjukkan Sig. t-hitung, Current Ratio (CR) = 0,086 > 0,05, Debt to Equity
Ratio (DER) = 0,003 < 0,05, dan Return On Equity (ROE) = 0,114 > 0,05. Dari
perhitungan secara parsial variabel, Debt to Equity Ratio (DER) (X2),
berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham (Y) Perusahaan Sub Sektor
Perkebunan Kelapa Sawit DI Bursa Efek Indonesia. Variabel Current Ratio (CR)
(X1), dan Return On Equity (ROE) (X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap
Harga Saham (Y) Perusahaan Sub Sektor Perkebunan Kelapa Sawit DI Bursa
Efek Indonesia.
Kata Kunci : Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Dan Profitabilitas Terhadap Harga
Saham Perusahaan Sub Sektor Perkebunan Kelapa Sawit.
Pendahuluan
Berinvestasi di pasar modal merupakan penundaan konsumsi sekarang
untuk digunakan didalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu.
Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung yang
1
Mahasiswa, S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Mulawarman, Email: [email protected]
Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas Dan Profitabiltas Terhadap Harga Saham(Nuel)
dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari perusahaan. Sedangkan
investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan
investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan perusahaan lain.
Secara fundamental, harga suatu saham dipengaruhi oleh kinerja
perusahaan dan risiko yang dihadapi perusahaan. Kinerja perusahaan tercermin
dari laba operasional dan laba bersih per lembar saham serta beberapa rasio
keuangan yang menggambarkan kekuatan manajemen dalam mengelola
perusahaan. Dalam setiap transaksi perdagangan saham di bursa, investor
dihadapkan pada pilihan untuk membeli atau menjual saham. Setiap kesalahan
dalam pengambilan keputusan investasi akan menimbulkan kerugian bagi
investor itu sendiri. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis yang akurat dan
dapat diandalkan untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan investasi.
Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan
perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan, maka
investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola
usahanya. Kepercayaan investor atau calon investor sangat bermanfaat bagi
emiten, karena semakin banyak orang yang percaya terhadap emiten maka
keinginan untuk berinvestasi pada emiten semakin kuat. Semakin banyak
permintaan terhadap saham suatu emiten maka dapat menaikkan harga saham
tersebut. Jika harga saham yang tinggi dapat dipertahankan maka kepercayaan
investor atau calon investor terhadap emiten juga semakin tinggi dan hal ini dapat
menaikkan nilai emiten. Sebaliknya, jika harga saham mengalami penurunan
terus-menerus berarti dapat menurunkan nilai emiten dimata investor atau calon
investor.
Salah satu cara yang banyak digunakan oleh pemodal atau investor untuk
menanamkan modal adalah dengan kepemilikan saham suatu perusahaan yang
terdaftar di pasar modal. Bila dibandingkan dengan investasi lainnya, investasi
dalam saham memungkinkan investor untuk mendapatkan return atau keuntungan
yang lebih besar dalam waktu relatif singkat (high return) meskipun saham juga
memiliki sifat high risk yaitu suatu ketika harga saham dapat juga menurun secara
cepat bagi investor untuk memperoleh return yang diharapkannya. Oleh karena
itu, dalam melakukan investasi setiap investor harus mempertimbangkan
hubungan trade-off antara return dan risiko. Semakin tinggi return yang di
harapkan di dapatkan investor, maka semakin besar pula risiko yang harus
ditanggung investor. (Halim, 2008 : 12).
Dalam kaitannya dengan penelitian ini, penulis akan menganalisis salah
satu faktor yang mempengaruhi harga saham, yaitu kondisi perusahaan. Kondisi
perusahaan dalam hal ini diartikan sebagai kinerja keuangan perusahaan. Kinerja
perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting, karena kinerja perusahaan
berpengaruh dan dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui apakah
perusahaan mengalami perkembangan atau sebaliknya.
Ukuran kinerja perusahaan yang paling lama dan paling banyak digunakan
adalah kinerja keuangan yang diukur dari laporan keuangan perusahaan. Analisis
terhadap laporan keuangan dapat dilakukan dengan cara perhitungan rasio
807
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015 : 806-820
keuangan. Jenis rasio keuangan yang sering digunakan dalam menilai kinerja
keuangan perusahaan adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio
profitabilitas.
Dalam penelitian ini, penulis mengambil rasio keuangan yaitu : Likuiditas,
Solvabilitas dan Profitabilitas yang masing-masing diwakili dengan Current Ratio
(CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE)
Penulis memilih sub sektor perkebunan karena Indonesia merupakan
negara yang memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah, tidak hanya itu
Indonesia juga terkenal dengan sebutan negara agraris karena sebagian besar mata
pencahrian masyarakat Indonesia bertani atau berkebun menyebabkan naiknya
perekonomian masyarakat Indonesia sehingga diperkirakan hampir dari setengah
perekonomian Indonesia disumbangkan dari kegiatan pertanian dan perkebunan.
Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor pertanian
yang dapat meningkatkan devisa negara dan menyerap tenaga kerja.
Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio, Likuiditas, Solvabilitas,
dan Profitabilitas, yang masing-masing diwakili dengan : Current Ratio (CR),
Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE), secara simultan
terhadap harga saham perkebunan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio, Likuiditas, Solvabilitas,
dan Profitabilitas, yang masing-masing diwakili dengan : Current Ratio (CR),
Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE), secara parsial
terhadap harga saham perkebunan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
c. Untuk mengetahui dan menganalisis variabel yang berpengaruh paling
dominan terhadap harga saham perkebunan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kerangka Dasar Teori
Analisis Rasio Keuangan
Menurut Munawir (2009 : 55) Analisis rasio keuangan merupakan salah
satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi yang dinyatakan
dalam artian relative maupun absolut untuk menjalankan hubungan tertentu antara
suatu angka dengan angka lainya dari suatu laporan keuangan.
Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara jumlah tertentu dengan
jumlah yang lain dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan
menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisis berupa rasio akan
dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisis tentang baik
atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila
angka rasio pembanding yang digunakan standar.
Menurut Muslich (2008 : 47) Analisis rasio keuangan akan lebih berarti
jika diperbandingkan. Cara pertama dengan membandingkan antara tahun-tahun
yang berbeda pada suatu perusahaan dan kedua adalah dengan membuat
perbandingan keuangan dengan perusahaan lain. Analisa rasio merupakan alat
analisis yang berguna apabila dibandingkan dengan rasio standar, terdapat dua
macam rasio standar yang lazim digunakan.
808
Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas Dan Profitabiltas Terhadap Harga Saham(Nuel)
a. Rasio yang sama dari rasio-rasio laporan keuangan tahun yang lampau.
b. Rasio dari perusahan-perusahan yang mempunyai karakteristik yang sama
dengan perusahaan yang dianalisis (rasio industri).
Klasifikasi Rasio Keuangan
Menurut Bringham dan Houston (2008 : 70-91), mengelompokkan rasio
keuangan tiga macam yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio
profitabilitas.
Menurut Sunjdjaja dan Berlian (2009 : 131), juga mengelompokkan rasio
keuangan menjadi tiga macam yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio
profitabilitas.
Menurut Munawir (2009 : 31), mengelompokkan rasio keuangan empat
macam yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio
aktivitas.
Current Ratio (CR)
Current Ratio merupakan variabel yang tidak berpengaruh terhadap harga
saham. Hasil ini tidak konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Alam
(2007) dan Fahlevi (2013), Current Ratio merupakan kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar
(aktiva yang akan berubah menjadi dalam waktu satu tahun atau satu siklus
bisnis).
Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan variabel yang berpengaruh
terhadap harga saham. Hasil ini sesuai dengan pendapat Bringham dan Houston
(2008 : 92) yang menyatakan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER)
mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham.
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan Rasio jumlah hutang atas modal
sendiri merupakan perbandingan antara hutang yang dimiliki perusahaan terhadap
modal sendiri, semakin rendah jumlah hutang terhadap modal sendiri
mengindikasikan kinerja keuangan perusahaan dalam keadaan baik dan resiko
yang ditanggung perusahaan semakin kecil.
Analisis Rasio Likuiditas (Likuidity Rasio)
Rasio likuiditas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk membayar kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Tujuan rasio
ini adalah mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibankewajiban yang harus segera dipenuhi yaitu kewajiban jangka pendek, sehingga
rasio ini dapat juga digunakan untuk mengukur tingkat keamanan kreditur jangka
pendek, serta untuk mengukur apakah operasi tidak akan terganggu bila
kewajiban jangka pendek harus segera dibayar.
Analisis Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh
mana asset perusahaan dibiayai dari hutang.
809
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015 : 806-820
Analisis Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio keuangan yang menunjukkan seberapa
besar kemampuan perusahaan memperoleh laba, baik dalam hubungannya dengan
aktiva maupun ekuitas.
Metode Penelitian
Analisis Regresi Linier Berganda
Metode analisis yang digunakan adalah analisis Regresi Linier Berganda,
metode ini digunakan untuk meneliti variable-variabel yang berpengaruh dari
variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan pooling data
Adapun model analisis statistik yang digunakan adalah:
Y = a + bi + bx1 + bx2 + bx3 + e
Keterangan :
Y = Harga saham
a = Konstanta
bi = Koefisien Regresi
X1 = Current Ratio (CR)
X2 = Debt to Equity Ratio (DER)
X3 = Return On Equity (ROE)
e = error
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, karena Uji-t dan
Uji-F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
(Ghozali, 2010 : 110). Pengujian normalitas dilakukan terhadap nilai
unstandardized residual dari model regresi dengan menggunakan uji One Sample
Kolmogorov-Smirnov Test, data dikategorikan berdistribusi normal jika
menghasilkan nilai asymptotic significance > α = 5%.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah terdapat korelasi
antara variabel independen dalam model regresi. Metode yang digunakan untuk
mendeteksi adanya multikolinearitas adalah dengan menggunakan nilai Tolerance
dan Variance Inflation Factor (VIF), nilai Tolerance > 0,1 dan VIF < 10
menunjukkan tidak dijumpainya gejala multikolinearitas pada model regresi.
Uji Autokorelasi
Autokorelasi yaitu adanya hubungan antara kesalahan-kesalahan yang
muncul (error term) pada data runtun waktu (time series). Apabila terjadi gejala
autokorelasi maka estimator least square (BLUE) menjadi tidak efisien, sehingga
koefisien estimasi yang diperoleh menjadi tidak akurat. Ada atau tidaknya
autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW-test).
Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first
order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam
model regresi yang tidak ada variabel lagi diantara variabel independen.
810
Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas Dan Profitabiltas Terhadap Harga Saham(Nuel)
Uji Heteroskedastisitas
Metode ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika terdapat perbedaan varians, maka dijumpai gejala
heteroskedastisitas. Pengujian terhadap gejala heteroskedastisitas dilakukan
dengan menggunakan Uji Glesjer.
Koefisien Korelasi (R)
Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui kuatnya pengaruh antara
variabel bebas (X) dan var iabel terikat (Y). Semakin besar nilai R maka semakin
tepat model regresi yang dipakai sebagai alat permaianan karena total variasi
dapat menjelaskan variabel terikat. ( Munawir, 2009 : 40 ) perhitungan ini
dinyatakan dengan rumus :
R=
∑
∑
∑ ²
∑
∑
Keterangan : Korelasi antara variabel X1 dengan variabel X2 secara
bersama-sama dengan variabel Y.
Koefisien Determinasi
Dalam penelitian ini, pengujian kontribusi kemampuan menjelaskan
variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat dapat dilihat dari
koefisien determinasi ( R2) antara 0 ≤ 1. Nilai R2 yang semakin besar mendekati 1
merupakan indikator yang menunjukkan semakin kuat kemampuan perubahan
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Uji Simultan (Uji F)
Pengujian ini pada dasarnya menunjukkan ada atau tidaknya hubungan
semua variable independen (variabel bebas) yang berpengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependen (variabel terikat). Hipotesis dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
Ho : b1 = b2 = b3 = 0
Artinya variabel bebas secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel terikat.
Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0
Artinya variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel terikat. Nilai F dalam uji signifikansi bersama-sama
dapat dihitung dengan rumus :
( │ )
=
(1 − )│( − − 1)
Untuk menentukan nilai F statistik tabel, ditentukan tingkat signifikasi 5% dengan
kriteria uji sebagai berikut:
Jika, Sig.F-hit > ɑ 0,05 (a, k-1, n-k) maka Ho ditolak.
Jika, Sig.F-hit < ɑ 0,05 (a, k-1, n-k) maka Ho diterima.
Uji Parsial (Uji T)
Pengujian ini pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variable independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen.
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
811
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015 : 806-820
Ho : bi = 0
Artinya variabel bebas secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat.
Ha : bi ≠ 0
Artinya variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variable terikat.
Rumus uji statistik t adalah:
( )
Sig.t-hit =
( )
Untuk menentukan nilai t – statistik tabel, ditentukan tingkat signifikasi 5%
dengan derajat kebebasan df = (n-k-i) dimana n adalah jumlah observasi dan k
adalah jumlah variabel termasuk intercep, dengan kriteria uji sebagai berikut:
Jika Sig.t-hitung > ɑ 0,05 (ɑ , n – k, i) maka Ho ditolak.
Jika Sig.t-hitung < ɑ 0,05 (ɑ , n – k, i) maka Ho diterima.
Pengujian Variabel Yang Paling Berpengaruh
Dalam penelitian ini, pengujian dominasi variabel bebas terhadap variabel
terikat dilakukan dengan melihat pada koefisien regresi baku, nilai koefisien
regresi baku yang paling tinggi menunjukkan variabel paling berpengaruh
terhadap variabel terikat.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Hasil uji normalitas dengan menggunakan Uji kolmogorov-Smirnov Test
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel
Ikhtisar Uji Kolmogorov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
Normal
Parametersa,,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme
Absolute
Differences
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
15
.0000000
.16299774
.167
.167
-.156
.646
.799
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa nilai Signifikan 0,799 lebih
besar dibandingkan dari Sig 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang
diuji, berdistribusi normal.
812
Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas Dan Profitabiltas Terhadap Harga Saham(Nuel)
Uji Multikolinearitas
Hasil uji Multikolinearitas dengan menggunakan nilai Tollerance dan
Variance Inflation Faktor (VIF) dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel
Ikhtisar Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
Tolerance
VIF
1
X1
.892
1.121
X2
.816
1.226
X3
.738
1.354
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai Variance Inflation Faktor (VIF) tidak lebih
besar dari 10 dan nilai tollerance besar dari 0,01.
1) Nilai Tolerance X1 0,892 > 0,01 dan VIF 1,121 < 10, berarti tidak terjadi
multikolinieritas variabel X1 dengan variabel lainnya.
2) Nilai Tolerance X2 0,816 > 0,01 dan VIF 1,226 < 10, berarti tidak terjadi
multikolinieritas variabel X2 dengan variabel lainnya.
3) Jika Tolerance X3 0,738 > 0,01 dan VIF 1,354 < 10, berarti tidak terjadi
multikolinieritas variabel X3 dengan variabel lainnya.
Uji Autokorelasi
Hasil uji Autokolerasi menggunakan Durbin Watson(DW) – Test dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel
Ikhtisar Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model
R
1
.795a
R Square
.632
Adjusted R
Square
.532
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
.1838863
1.768
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
b. Dependent Variable : Y
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai d = 1,768. Selanjutnya dari
Tabel DW dengan n (jumlah observasi) = 15, k (jumlah variabel bebas) = 3, dan
Alpha 0,01 diperoleh dL = 0,945 dan dU = 1,543 sehingga (4-dL) = 0,055 dan (4dU) = 2,457. Dengan demikian nilai DW terletak antara dL dan dU, berarti tidak
ada autokorelasi.
Uji Heteroskedastisitas
Hasil uji Heteroskedastisitas dengn uji glesjer dapat dilihat pada Tabel di
bawah ini :
813
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015 : 806-820
Tabel
Ikhtisar Uji Glesjer
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Model
B
1 (Constant)
Std. Error
.083
.112
X1
-.059
.062
X2
.045
X3
.306
Standardized
Coefficients
Beta
t
Sig.
.735
.478
-.281
-.954
.360
.043
.318
1.035
.323
.383
.258
.798
.442
a. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel diatas, hasil Uji Glesjer didapati seluruh nilai
signifikansi ketiga variabel independen lebih dari 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.
Persamaan regresi
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur seberapa besar pengaruh dari
variabel independen Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return
On Equity (ROE), terhadap variabel dependen (Harga Saham). Perhitungan
statistik dalam analisis regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian
ini adalah menggunakan program SPSS versi 17. Berdasarkan hasil analisis
regresi linear berganda diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel
Ikhtisar Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Model
B
1 (Constant)
Std. Error
.302
.192
X1
.198
.105
X2
.277
X3
1.123
Standardized
Coefficients
Beta
t
Sig.
1.573
.144
.365
1.884
.086
.074
.763
3.770
.003
.653
.366
1.719
.114
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh persamaan regresi linier berganda dari
variabel Current Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2), Return On Equity (X3,
Harga Saham (Y) adalah sebagai berikut:
Y = 0,302 + 0,198 (X1) + 0,277 (X2) + 1,123 (X3)
Persamaan regresi linear berganda di atas memiliki pengertian sebagai berikut :
Koefisien Regresi Variabel Current Ratio (X1)
Variabel Current Ratio (CR) mempengaruhi harga saham sebesar 0,198 atau
berpengaruh positif terhadap harga saham (Y), yang artinya jika variabel Current
814
Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas Dan Profitabiltas Terhadap Harga Saham(Nuel)
Ratio (CR) dinaikkan 1 satuan maka harga saham akan naik sebesar 0,198,
sebaliknya dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap.
Koefisien Regresi Variabel Debt to Equity Ratio (X2)
Variabel Debt to Equity Ratio (DER) mempengaruhi harga saham sebesar
0,277 atau berpengaruh positif terhadap harga saham (Y), yang artinya jika
variabel Debt to Equity Ratio (DER) ditingkatkan 1 satuan maka harga saham
akan meningkat sebesar 0,277, sebaliknya jika variabel harga saham diturunkan 1
satuan maka harga saham akan menurun sebesar 0,277, dengan asumsi variabel
bebas lainnya tetap.
Koefisien Regresi Variabel Return On Equity (X3)
Variabel Return On Equity (ROE) mempengaruhi harga saham sebesar 1,123
atau berpengaruh positif terhadap harga saham (Y), yang artinya jika variabel
Return On Equity (ROE) ditingkatkan 1 satuan maka harga saham akan
meningkat sebesar 1,123, sebaliknya jika Variabel Return On Equity (ROE)
diturunkan 1 satuan maka harga saham akan menurun sebesar 1,123, dengan
asumsi variabel bebas lainnya tetap.
Pengujian Koefisien Korelasi (R)
Pengujian koefisien korelasi (R) bertujuan untuk mengetahui hubungan yang
erat antara variabel independen yang terdiri dari Current Ratio (X1), Debt to
Equity Ratio (X2), Return On Equity Ratio (X3), terhadap Harga Saham (Y)
Perusahaan sub sektor perkebunan kelapa sawit di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dalam output SPSS, koefisien korelasi terletak pada tabel 4.10 Model Summaryb
dan tertulis R dibawah ini :
Tabel
Ikhtisar Analisis Koefisien Korelasi (R)
Model Summaryb
Model
1
R
.795a
R Square Adjusted R Square
.632
.532
Std. Error of the
Estimate
.1838863
DurbinWatson
1.768
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
b. Dependent Variable: Y
Sumber : Data diolah
Dalam output SPSS pada Tabel Model Summaryb diperoleh nilai koefisien
korelasi (R) sebesar 0,795 atau 79,5 % yang berarti tingkat hubungan antar
variabel Current Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2), dan Return On Equity
Ratio (X3), terhadap Harga Saham (Y) perusahaan sub sektor perkebunan kelapa
sawit di Bursa Efek Indonesia (BEI), termasuk pada tingkat hubungan yang kuat.
Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar kemempuan variabel independen (bebas) menjelaskan variabel dependen
(terikat). Dalam output SPSS, koefisien determinasi (R2) terletah pada tabel 4.11
Model Summaryb dan tertulis R Square dibawah ini :
815
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015 : 806-820
Tabel
Ikhtisar Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model
R
R Square
.795a
1
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
.532
.1838863
.632
DurbinWatson
1.768
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
b. Dependent Variable: Y
Sumber : Data diolah
Dalam output SPSS tabel Model Summaryb diperoleh nilai koefisien
determinasi (R2) adalah 0.632, maka koefesien determinasinya = 0,632 X 100% =
63,2% secara serentak dalam menjelaskan variasi atau perubahan variabel terikat
(Y) didapati besarnya pengaruh variabel bebas 63,2% sedangkan sisanya yaitu
100% - 63,2% = 36,8% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel penelitian.
Uji F (Uji Simultan)
Uji F digunakan untuk menguji apakan perubahan variabel independen
Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return On Equity (ROE)
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Harga Saham) perusahaan
sub sektor perkebunan kelapa sawit di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni dengan
membandingkan signifikansi F-hitung dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% (α
= 0,05). Hasil uji F dari perhitungan SPSS sebagai berikut:
Tabel
Ikhtisar Uji F (Simultan)
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
Mean
Square
df
Regression
.639
3
.213
Residual
.372
11
.034
1.011
14
Total
F
6.299
Sig.
.010a
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
b. Dependent Variable: Y
Sumber : Data diolah
Berdasarkan perhitungan Sig.F-hitung diperoleh hasil sebesar 0,010 > α 0,05.
Dengan demikian menunjukkan bahwa variabel harga saham yang terdiri dari
Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return On Equity (ROE),
secara bersama-sama (simultan) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham sehingga dapat dinyatakan Ha diterima dan Ho ditolak.
Uji t (Uji Parsial)
Uji t digunakan untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas
berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan sub sektor perkebunan
kelapa sawit di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan cara membandingkan
signifikansi t hitung dengan tingkat kepercayaan sebesar α = 0,05. Hasil uji
diperoleh hasil perhitungan SPSS.
816
Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas Dan Profitabiltas Terhadap Harga Saham(Nuel)
Tabel
Ikhtisar Uji t (Parsial)
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
Std. Error
(Constant)
.302
.192
X1
.198
.105
X2
.277
.074
X3
1.123
.653
Standardized
Coefficients
Beta
t
Sig.
1.573
.144
.365
1.884
.086
.763
3.770
.003
.366
1.719
.114
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada tabel diatas dapat
dijelaskan pengaruh antara Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan
Return On Equity (ROE), terhadap harga saham perusahaan sub sektor
perkebunan kelapa sawit di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah sebagai berikut :
Variabel Current Ratio (X1)
Nilai Sig.t-hitung Current Ratio (X1) sebesar 0,086. Karena Sig.t-hitung = 0,086 >
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel
Current Ratio (X1) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga
saham (Y)
Variabel Debt to Equity Ratio (X2)
Nilai Sig.t-hitung variabel Debt to Equity Ratio (X2) sebesar 0,003. Karena
Sig.t-hitung = 0,003 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya variabel Debt to Equity Ratio (X2) secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap harga saham (Y).
Variabel Return On Equity (X3)
Nilai Sig.t-hitung menunjukkan bahwa variabel Return On Equity (X3) sebesar
0,114. Karena Sig.t-hitung. = 0,114 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima dan Ha ditolak, artinya variabel Return On Equity (X3) secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham (Y).
Variabel yang paling berpengaruh
Dari nilai standart koefesien beta tertinggi yakni variabel Debt to Equity Ratio
(X2) sebesar 0,763 yang berati bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER)
merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap harga saham perusahaan
sub sektor perkebunan kelapa sawit di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pembahasan
Pengaruh CR, DER, dan ROE secara simultan terhadap harga saham
Hasil penelitian ini menemukan bahwa variabel CR, DER, dan ROE
sebagai indikator kinerja keuangan secara simultan tidak berpengaruh signifikan
terhadap harga saham.
817
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015 : 806-820
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian-penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Alam (2007), dimana dalam penelitiannya
menyatakan secara simultan variabel Current Ratio (CR), Total Debt to Total
Assets Ratio (DTA), Total Assets Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO),
Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), dan Price Earning Ratio
(PER) mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham, serta penelitian
yang dilakukan oleh Fahlevi (2013), dimana dalam penelitiannya menyatakan
secara simultan variabel Current Ratio (CR), Return On Asset (ROA) dan Debt to
Equity Ratio (DER), berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Dengan demikian ketiga rasio yang mewakili kinerja keuangan ini secara
simultan tidak dapat digunakan investor atau masyarakat sebagai pedoman dalam
melakukan peniliaian terhadap harga saham perusahaan (khususnya perusahaan
sub sektor perkebunan kelapa sawit di Bursa Efek Indonesia) yang akan dipilih di
pasar modal.
Pengaruh CR secara parsial terhadap harga saham
Hasil penelitian ini menemukan tidak adanya pengaruh signifikan antara
variabel Current Ratio (CR) terhadap harga saham.
Hasil ini tidak konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Alam
(2007) dan Fahlevi (2013), dimana dalam penelitiannya menyatakan secara
parsial Current Ratio (CR) mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga
saham.
Current Ratio (CR) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang
dimilikinya. Current Ratio (CR) yang tinggi menunjukkan jaminan yang baik dari
perusahaan dalam memenuhi kewajiban hutang jangka pendek. Walaupun begitu,
Current Ratio (CR) yang terlalu tinggi akan berdampak kurang baik terhadap
kemampuan pendapatan perusahaan karena tidak semua modal kerja dapat
digunakan.
Pengaruh DER secara parsial terhadap harga saham
Hasil penelitian ini menemukan adanya pengaruh positif signifikan antara
variabel Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham.
Hal ini sesuai dengan pendapat Bringham dan Houston (2008 : 92) yang
menyatakan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh
positif terhadap harga saham.
Hasil ini tidak konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Fahlevi
(2013), dimana dalam penelitiannya menyatakan secara parsial DER tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Rasio Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan tingkat leverage
perusahaan. Semakin besar, leverage menunjukkan semakin besar tingkat
ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal (kreditur) dan semakin besar
pula beban biaya hutang (biaya bunga) yang harus dibayar oleh perusahaan.
Hasil pengujian peningkatan leverage akan berdampak terhadap
profitablitas yang diperoleh perusahaan karena sebagian digunakan untuk
membayar bunga pinjaman. Semakin besar biaya bunga akan diikuti oleh
818
Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas Dan Profitabiltas Terhadap Harga Saham(Nuel)
penurunan profitabilitas karena sebagian laba akan digunakan untuk membayar
bunga. Hal tersebut dapat berdampak terhadap kenaikkan harga saham karena
investor cenderung akan menginvestasikan modal yang dimilikinya. Hal tersebut
didukung oleh hasil pengujian yang menunjukkan adanya pengaruh positif
signifikan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham.
Pengaruh ROE secara parsial terhadap harga saham
Hasil penelitian ini tidak menemukan adanya pengaruh signifikan antara
variabel Return On Equity (ROE) terhadap harga saham.
Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya oleh Alam (2007),
dim ana dalam penelitiannya menyatakan secara parsial ROE berpengaruh
signifikan terhadap harga saham.
Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk pengambalian ekuitas
pemegang saham. Return On Equity (ROE) merupakan rasio keuangan yang
digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan, khususnya dari
penggunaan ekuitas dalam menghasilkan laba.
Penutup
Variabel Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return On
Equity (ROE), secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham
perusahaan sub sektor perkebunan kelapa sawit di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Variabel Debt to Equity Ratio (DER), secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap harga saham perusahaan sub sektor perkebunan kelapa sawit di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Sedangkan variabel Current Ratio (CR) dan Return On
Equity (ROE), secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham
perusahaan sub sektor perkebunan kelapa sawit di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Variabel Debt to Equity Ratio (DER) merupakan variabel yang paling
berpengaruh terhadap harga saham perusahaan sub sektor perkebunan kelapa
sawit di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Untuk perusahaan, agar mengamati kinerja perusahaan dengan melihat
pengaruh dari perubahan harga saham dan hasil analisis keuangan, sehingga bila
diperlukan dapat segera melakukan antisipasi dan tindakan perbaikan dalam
menjaga nilai perusahaan.
Untuk investor, agar memperhatikan turun naiknya Debt to Equity Ratio
(DER), sebagai bahan pertimbangan dalam membeli saham perusahaan sub sektor
perkebunan kelapa sawit di Bursa Efek Indonesia (BEI), karena variabel tersebut
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Daftar Pustaka
Ahmad, Kamaruddin, 2009. Dasar-dasar Manajemen Investasi dan Portofolio,
Edisi Kedua, Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
Alam Dipo Satria. 2007. Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas,
Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri
819
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015 : 806-820
Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Medan : Fakultas Ekonomi.
Universitas Sumatera Utara.
Djarwanto dan Pangestu Subagyo, 2009, Statistik Induktif, Edisi Empat,
Yogyakarta : BPFE.
Fahlevi Ilham Reza. 2013. Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Dan
Solvabilitas Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Industri
Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010).
Skripsi. Jakarta : Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayahtullah.
Ghozali, Imam, 2010. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati, Damodar, 2010. Ekonometrika Dasar, Cetakan Keempat, Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Halim, Abdul, 2008. “ Analisis Investasi “, Salemba Empat, Depok.
Analisis Investasi, edisi kedua, PT Gramedia Pustaka Utama Indonesia
Jakarta, 2009.
Hanafi, Mamduh & Halim Abdul, 2009. Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta
: UPP AMP YKPN Harahap, Syafri Sofyan, 2010, Teori Akuntansi, Edisi
Revisi, Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Harahap, Sofyan Syafri, 2010. Teori Akuntansi, Edisi Revisi, Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Husnan, Suad, 2008. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi
Ketiga. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta :
Salemba Empat. Indriantoro, Nur & Bambang Supomo, 2009. Metodologi
Penelitian Bisnis untuk Manajemen dan Akuntansi, Edisi Pertama,
Yogyakarta : BPFE.
Itan, Iskandar dan , Kamruddin, Ahmad, 2009. The Influence of Financial
Performance to the Price of LQ 45 Stock at Jakarta Stock Exchange,
Simposium Nasional Akuntansi IV, Surabaya.
Jogiyanto, H.M., 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketiga,
Yogyakarta : Penerbit BPFE.
Kieso, Donald E & Weygant, Jerry J, 2008. Akuntansi Intermediate, Jilid Satu,
Edisi Tujuh, Terjemahan: Hermawan Wibowo, Jakarta : Binarupa Aksara.
Munawir S, 2009. Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta :Liberty Offset.
Muslich, Muhammad, 2008. Manajemen Keuangan Modern: Analisis,
Perencanaan dan Kebijaksanaan, Jakarta : Binarupa Aksara.
820
Download