PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MULTIMEDIA INTERAKTIF MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN/IKLIM UNTUK SISWA KELAS X SMAN 1 MOJOSARI MELALUI HASIL PENELITIAN BIODEGRADASI LIMBAH CAIR INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT Yendania Grevitara P., Endang Suarsini, dan Sitoresmi Prabaningtyas Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang E-mail: [email protected], [email protected], [email protected] ABSTRACT: This study aimed to: (1) know the effect of consortia of bacteria in various concentrations on the content of BOD, COD, TSS, and pH of tannery waste water, (2) know the effect of tannery wastewater post-treatment of the gold fish survival (Cyprinus carpio L.) , (3) produces teaching materials interactive multimedia of changes in the environment / climate material through the research of biodegradation of wastewater tannery for students in class X SMAN 1 Mojosari, (4) know the validity of teaching materials interactive multimedia of changes in the environment / climate material through research biodegradation of wastewater tannery for class X SMAN 1 Mojosari. This study was divided into 2 phase, phase1 is an experimental research and the 2nd stage is a ADDIE development model until phase 3. The data obtained are qualitative and quantitative data. The results of the research are: 1) there are significant bacterial consortia of A3 with a concentration of 6% to the decrease of the content of BOD, COD, TSS, and pH waste, 2) there is no effect of post-treatment of waste towards gold fish survival (Cyprinus carpio L.), 3) interactive multimedia teaching material of changes in the environment / climate material through research results of biodegradation of waste has been developed, 4) interactive multimedia has been tested its validity, results of product validation by subject matter experts (84%), media experts (98%), field practitioners (90%), and student responses (81%) overall stated that interactive multimedia is valid. Keywords: interactive multimedia teaching materials, changes in the environment/climate, biodegradation, wastewater of tannery ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan: (1) mengetahui pengaruh konsorsia bakteri dalam berbagai konsentrasi terhadap kandungan BOD, COD, TSS, dan pH limbah cair penyamakan kulit, (2) mengetahui pengaruh limbah cair penyamakan kulit pasca perlakuan terhadap kelulushidupan ikan Mas (Cyprinus carpio L.), (3) menghasilkan bahan ajar multimedia interaktif materi perubahan lingkungan/iklim melalui hasil penelitian biodegradasi limbah cair penyamakan kulit untuk siswa kelas X SMAN 1 Mojosari, (4) mengetahui validitas bahan ajar multimedia interaktif materi perubahan lingkungan/iklim melalui hasil penelitian biodegradasi limbah cair penyamakan kulit untuk siswa kelas X SMAN 1 Mojosari. Penelitian ini dibagi menjadi 2 tahap, tahap ke-1 adalah penelitian eksperimen dan tahap ke-2 adalah penelitian pengembangan dengan model ADDIE hingga tahap ke-3. Data yang didapatkan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian yaitu: 1) terdapat pengaruh konsorsia bakteri A3 dengan konsentrasi 6% terhadap penurunan kandungan BOD, COD, TSS, dan pH limbah, 2) tidak terdapat pengaruh limbah pasca perlakuan terhadap kelulushidupan ikan Mas (Cyprinus carpio L.), 3) bahan ajar multimedia interaktif materi perubahan lingkungan/iklim melalui hasil penelitian biodegradasi limbah telah dikembangkan, 4) multimedia interaktif telah diuji validitasnya, hasil validasi produk oleh ahli materi (84%), ahli media (98%), praktisi lapangan (90%), dan respon siswa (81%) secara keseluruhan menyatakan bahwa multimedia interaktif valid. Kata kunci: bahan ajar multimedia interaktif, perubahan lingkungan/ iklim, biodegradasi, limbah cair penyamakan kulit Kurikulum 2013 merupakan pedoman pembelajaran yang telah diterapkan di beberapa sekolah, salah satu sekolah yang menggunakan kurikulum 2013 yaitu SMAN 1 Mojosari. Implementasi kurikulum pada sekolah tersebut belum berjalan 1 2 dengan baik terbukti beberapa prinsip kurikulum 2013 belum terpenuhi, misalnya pada mata pelajaran biologi materi perubahan lingkungan/iklim. Beberapa prinsip kurikulum 2013 yaitu peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, serta adanya suasana belajar yang menyenangkan (Permendikbud No. 103 tahun 2014). Berdasarkan hasil wawancara dan analisis kebutuhan terhadap guru dan siswa menyatakan bahwa materi tersebut kurang menarik karena sumber belajar yang digunakan hanya buku teks dan gambar, selain itu fenomena perubahan lingkungan tidak mungkin ditunjukkan langsung kepada siswa karena terbatas oleh ruang dan waktu. Pengembangan bahan ajar multimedia interaktif merupakan bentuk pemanfaatan kemajuan teknologi yang diharapkan menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan tersebut karena menampilkan fenomena perubahan lingkungan melalui media yang terintegrasi. Seiring dengan kemajuan teknologi bidang industri juga mengalami kemajuan, namun hal tersebut seimbang dengan permasalahan yang disebabkan oleh industri tersebut yaitu berupa limbah. Salah satu industri penyamakan kulit di Malang membuang limbahnya ke aliran sungai dengan kadar BOD, COD, TSS, dan pH yang melebihi baku mutu sehingga akan mengganggu ekosistem air sungai. Solusi untuk menurunkan kadar BOD, COD, TSS, dan pH agar sesuai dengan baku mutu adalah menggunakan bakteri pendegradasi. Bakteri pendegradasi akan mentransformasi senyawa-senyawa dalam limbah menjadi bentuk yang lebih sederhana dan stabil sehingga kadar zat pencemar akan menurun (Munir, 2006). Proses biodegradasi limbah cair dapat dijadikan bahan ajar melalui pemanfaatan multimedia interaktif karena akan memperlihatkan kadar limbah sebelum dan sesudah diberi perlakuan berupa bakteri pendegradasi sehingga fenomena perubahan lingkungan tidak lagi terbatas oleh ruang dan waktu. METODE Pada bagian ini dijabarkan metode penelitian tahap pertama dan kedua. Pada penelitian tahap pertama dijabarkan mengenai populasi dan sampel, prosedur pengumpulan data, dan analisis data. Pada penelitian tahap kedua dijabarkan model pengembangan, prosedur penelitian, dan teknik analisis data. Pada penelitian tahap pertama terdapat dua jenis penelitian yaitu biodegradasi dan uji hayati. Penelitian biodegradasi menggunakan populasi seluruh limbah dari pengolahan akhir limbah cair penyamakan kulit, sedangkan sampel yang digunakan adalah limbah cair penyamakan kulit yang telah diambil dari pengolahan akhir dengan volume tertentu. Prosedur penelitian meliputi tahap persiapan alat dan bahan, tahap pembuatan medium, tahap pengambilan sampel, tahap pemberian perlakuan dan tahap pengamatan. Bakteri yang digunakan dalam penelitian ini sudah ada di Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Negeri Malang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan macam konsorsia dalam berbagai konsentrasi, menggunakan 2 ulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANAVA ganda dan dilanjutkan dengan uji Duncan untuk mengetahui hasil yang paling signifikan. Penelitian uji hayati menggunakan ikan Mas (Cyprinus carpio L.). Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah ikan Mas (Cyprinus carpio L.) dari Pasar Ikan Splendid Malang, umur sekitar tiga bulan ukuran 8-12 cm. Prosedur penelitian meliputi tahap persiapan, tahap pemberian perlakuan, dan tahap 3 pengamatan. Data yang diperoleh dihitung menggunakan rumus Survival Rate (SR) sebagai berikut. SR = x 100% (Birungi, et al, 2006; Suyantri, 2012) Keterangan: SR = hasil persentase jumlah total ikan yang hidup pada akhir penelitian dengan jumlah total ikan pada awal penelitian Nt = jumlah total ikan yang hidup pada akhir penelitian (ekor) N0 = jumlah total ikan pada awal penelitian (ekor) Pada penelitian tahap kedua yaitu pengembangan bahan ajar multimedia interaktif menggunakan model pengembangan ADDIE yang meliputi 5 tahap yaitu Analysis (analisis), Design (perancangan), Develop (pengembangan), Implement (penerapan), dan Evaluate (penilaian). Prosedur penelitian dibatasi sampai tahap ke 3. Tahap Analysis (analisis) dilakukan analisis kinerja dan analisis kebutuhan, tahap Design (perancangan) dilakukan perancangan pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa serta penyusunan storyboard lengkap dengan flowchart, yang terakhir tahap Develop (pengembangan) dilakukan validasi kepada ahli materi, ahli media, praktisi lapangan, dan di uji coba kepada siswa. Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa skor angket validator dan angket uji coba yang dikonversikan untuk mendapatkan angka validasi, sedangkan untuk data kualitatif berupa tanggapan dan saran yang diberikan validator. Analisis data menggunakan rumus sebagai berikut. Keterangan: V = Validitas Tse = Total skor empirik Tsh = Total skor maksimal Setelah diperoleh nilai validasi kemudian dideskripsikan dan disimpulkan dengan kriteria validasi yang disajikan dalam Tabel.1. Tabel.1 Kriteria Kelayakan Media Pembelajaran Kategori Presentase Kualifikasi 5 81%-100% Sangat valid 4 61%-80% Valid 3 41%-60% Cukup valid 2 21%-40% Kurang valid 1 0%-20% Tidak valid Tindak Lanjut Revisi sebagian kecil & implementasi Revisi sebagian Revisi perangkat Revisi total Revisi total (pengkajian ulang dalam hal materi, pemrograman, dll) (sumber: Akbar, 2013) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian pada penelitian tahap pertama yaitu 1) terdapat pengaruh konsorsia bakteri A3 dengan konsentrasi 6% terhadap penurunan kandungan BOD, COD, TSS, dan pH limbah, 2) tidak terdapat pengaruh limbah setelah 4 perlakuan terhadap kelulushidupan ikan Mas (Cyprinus carpio L.). Pada penelitian tahap kedua merupakan hasil validasi pengembangan bahan ajar multimedia interaktif materi perubahan lingkungan/iklim berdasarkan hasil penelitian biodegradasi limbah cair penyamakan kulit. Penelitian tahap pertama yaitu biodegradasi dan uji hayati. Sebelum dilakukan penelitian ini, dilakukan penelitian pendahuluan menggunakan outlet limbah cair penyamakan kulit untuk mengukur kadar BOD, COD, TSS, dan pH sebelum perlakuan. Rincian data kandungan BOD, COD, TSS, dan pH dapat dilihat pada Tabel.2 sebagai berikut. Tabel.2 Data Kandungan BOD, COD, TSS dan pH Sampel BOD (mg/l) COD (mg/l) TSS (mg/l) pH (mg/l) A1C1 254,18 505,60 590 4,35 A1C2 253,15 502,40 580 4,38 A1C3 250,32 498,24 560 4,43 A2C1 251,74 502,08 570 4,40 A2C2 251,74 500,80 570 4,47 A2C3 249,16 496,32 550 4,51 A3C1 250,58 500,16 570 4,43 A3C2 250,19 496,96 550 4,49 A3C3 247,87 493,76 550 4,53 A4C1 251,35 502,72 570 4,40 A4C2 248,90 501,44 570 4,47 A4C3 247,49 496,96 560 4,50 Keterangan: A1C1 = Konsorsia Bakteri Aeroginosa viscosus & Bacillus alvei dengan konsentrasi 4% A1C2 = Konsorsia Bakteri Aeroginosa viscosus & Bacillus alvei dengan konsentrasi 5% A1C3 = Konsorsia Bakteri Aeroginosa viscosus & Bacillus alvei dengan konsentrasi 6% A2C1 = Konsorsia Bakteri Aeroginosa viscosus & Bacillus brevis dengan konsentrasi 4% A2C2 = Konsorsia Bakteri Aeroginosa viscosus & Bacillus brevis dengan konsentrasi 5% A2C3 = Konsorsia Bakteri Aeroginosa viscosus & Bacillus brevis dengan konsentrasi 6% A3C1 = Konsorsia Bakteri Bacillus alvei & Bacillus brevis dengan konsentrasi 4% A3C2 = Konsorsia Bakteri Bacillus alvei & Bacillus brevis dengan konsentrasi 5% A3C3 = Konsorsia Bakteri Bacillus alvei & Bacillus brevis dengan konsentrasi 6% A4C1 = Konsorsia Bakteri Aeroginosa viscosus, Bacillus alvei, & Bacillus brevis dengan konsentrasi 4% A4C2 = Konsorsia Bakteri Aeroginosa viscosus, Bacillus alvei, & Bacillus brevis dengan konsentrasi 5% A4C3 = Konsorsia Bakteri Aeroginosa viscosus, Bacillus alvei, & Bacillus brevis dengan konsentrasi 6% Berdasarkan Tabel.2 data kandungan BOD, COD, TSS, dan pH limbah cair penyamakan kulit sebelum diberi perlakuan tidak memenuhi baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu BOD 50 mg/l, COD 110 mg/l, TSS 60 mg/l, dan pH 6,9-9,0 (Permen LH, 2014). Setelah dilakukan uji biodegradasi menunjukkan perbedaan pengaruh konsorsia bakteri dalam berbagai konsentrasi terhadap kandungan BOD, COD, TSS, dan pH limbah cair penyamakan kulit. Hasil uji biodegradasi secara rinci dapat dilihat pada Tabel.3 sebagai berikut. 5 Tabel.3 Pengaruh Konsorsia Bakteri dalam Berbagai Konsentrasi terhadap Kandungan BOD, COD, TSS, dan pH Limbah Cair Penyamakan Kulit Sampel BOD COD TSS pH A14% 122,71k 241,92j 410e 5,61a A15% 106,50h 209,6g 380d 5,82b f e cd A16% 98,74 194,56 370 6,05d j i d A24% 116,90 232,32 380 5,83b e d c A25% 95,91 190,72 350 6,12e b b b A26% 83,03 160,96 310 6,43i i h cd A34% 110,46 219,20 370 5,94c c c b A35% 92,05 182,72 320 6,26g a a a A36% 78,01 151,68 280 6,53j k j cd A44% 121,54 241,60 360 5,58a g f c A45% 103,64 203,84 350 6,18f d c b A46% 93,85 181,76 320 6,35h Keterangan: A14% = Konsorsia Bakteri Aeroginosa viscosus & Bacillus alvei dengan konsentrasi 4% A15% = Konsorsia Bakteri Aeroginosa viscosus & Bacillus alvei dengan konsentrasi 5% A16% = Konsorsia Bakteri Aeroginosa viscosus & Bacillus alvei dengan konsentrasi 6% A24% = Konsorsia Bakteri Aeroginosa viscosus & Bacillus brevis dengan konsentrasi 4% A25% = Konsorsia Bakteri Aeroginosa viscosus & Bacillus brevis dengan konsentrasi 5% A26% = Konsorsia Bakteri Aeroginosa viscosus & Bacillus brevis dengan konsentrasi 6% A34% = Konsorsia Bakteri Bacillus alvei & Bacillus brevis dengan konsentrasi 4% A35% = Konsorsia Bakteri Bacillus alvei & Bacillus brevis dengan konsentrasi 5% A36% = Konsorsia Bakteri Bacillus alvei & Bacillus brevis dengan konsentrasi 6% A44% = Konsorsia Bakteri Aeroginosa viscosus, Bacillus alvei, & Bacillus brevis dengan konsentrasi 4% A45% = Konsorsia Bakteri Aeroginosa viscosus, Bacillus alvei, & Bacillus brevis dengan konsentrasi 5% A46% = Konsorsia Bakteri Aeroginosa viscosus, Bacillus alvei, & Bacillus brevis dengan konsentrasi 6% Tabel.3 menunjukkan bahwa konsorsia bakteri A3 dengan konsentrasi 6% memiliki kemampuan paling tinggi dalam menurunkan kadar BOD, COD, TSS, dan pH. Konsorsia bakteri A3 yaitu Bacillus alvei dan Bacillus brevis yang memiliki kemampuan dalam mendegradasi senyawa organik yaitu protein. Konsentrasi yang paling baik dalam mendegradasi senyawa organik dalam limbah cair penyamakan kulit ini adalah 6%. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Joutey (2015) bahwa bahwa semakin banyak bakteri yang terdapat pada sistem pengolahan limbah maka proses pendegradasi zat organik akan semakin cepat. Kandungan BOD menjadi lebih rendah dari kandungan limbah cair penyamakan kulit sebelum perlakuan yaitu 257 mg/L menjadi 78 mg/L. Apabila senyawa organik dalam limbah sudah terurai oleh bakteri pendegradasi, jumlahnya akan semakin sedikit, oksigen yang dibutuhkan juga semakin sedikit sehingga nilai BOD menjadi rendah (Sugiharto, 2008). Kandungan COD menjadi lebih rendah dari kandungan limbah cair penyamakan kulit sebelum perlakuan yaitu 514 mg/L menjadi 152 mg/L. Tingginya senyawa organik dalam limbah maka kadar COD juga meningkat, begitupula sebaliknya. COD merupakan oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi banyaknya senyawa organik yang terdapat dalam air melalui proses kimiawi (Herlambang, 2006). Kandungan TSS menjadi lebih rendah dari kandungan limbah cair penyamakan kulit sebelum perlakuan yaitu 600 mg/L menjadi 280 mg/L. Kandungan TSS 6 memiliki hubungan erat dengan kecerahan perairan. Keberadaaan padatan tersuspensi akan menghalangi penetrasi cahaya yang masuk ke perairan sehingga menunjukkan perbandingan terbalik dengan kecerahan (EPA, 2001). Kandungan pH mengalami peningkatan dari kandungan limbah cair penyamakan kulit sebelum perlakuan 4,3 menjadi 6,5. Kadar pH yang baik adalah yang masih memungkinkan kehidupan biologis di dalamnya berjalan dengan baik. Hampir semua mikroorganisme mengalami pertumbuhan yang tinggi pada pH 6-8 (Sugiharto, 2008). Penelitian selanjutnya yaitu uji hayati menggunakan ikan Mas (Cyprinus carpio L.). Uji hayati dilakukan jika sudah diketahui konsorsia bakteri dan konsentrasi yang memiliki kemampuan paling tinggi dalam mendegradasi limbah cair penyamakan kulit. Hasil uji hayati secara rinci dapat dilihat pada Tabel.4 sebagai berikut. Tabel.4 Data Ikan yang Hidup pada Uji Hayati Ulangan Perlakuan U1 U2 U1 U2 U1 U2 U1 U2 U1 U2 % Ikan Mati 100% 100% 100% 100% SR (%) A3F3K1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 A3F3K2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 A3F3K3 4 0 4 0 3 0 1 0 0 0 0 A3F3K4 4 4 3 2 1 0 0 0 0 0 0 Keterangan: A3F3K11 = Konsorsia bakteri A3 (B. alvei & B. brevis) konsentrasi 6% dalam limbah bervolume 100% ulangan 1 A3F3K12 = Konsorsia bakteri A3 (B. alvei & B. brevis) konsentrasi 6% dalam limbah bervolume 100% ulangan 2 A3F3K21 = Konsorsia bakteri A3 (B. alvei & B. brevis) konsentrasi 6% dalam limbah bervolume 90% ulangan 1 A3F3K22 = Konsorsia bakteri A3 (B. alvei & B. brevis) konsentrasi 6% dalam limbah bervolume 90% ulangan 2 A3F3K31 = Konsorsia bakteri A3 (B. alvei & B. brevis) konsentrasi 6% dalam limbah bervolume 80% ulangan 1 A3F3K32 = Konsorsia bakteri A3 (B. alvei & B. brevis) konsentrasi 6% dalam limbah bervolume 80% ulangan 2 A3F3K41 = Konsorsia bakteri A3 (B. alvei & B. brevis) konsentrasi 6% dalam limbah bervolume 70% ulangan 1 A3F3K42 = Konsorsia bakteri A3 (B. alvei & B. brevis) konsentrasi 6% dalam limbah bervolume 70% ulangan 2 SR = Tingkat kelulushidupan ikan Tabel.4 menunjukkan bahwa tidak ada ikan yang hidup. Kematian ikan dapat disebabkan kandungan limbah yang masih melebihi baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah, banyaknya senyawa organik maupun non organik yang kemungkinan belum terdegradasi, dan tidak adanya bangun biofilm. Menurut Suarsini (2007) karakter sel bakteri pendegradasi yang membentuk biomassa dilengkapi dengan flagela akan menempel pada dinding permukaan dalam akuarium sebagai akibat aktivitas aerator. Lapisan biomassa tersebut adalah biofilm yang dapat mempercepat proses degradasi limbah jika dirancang seperti sarang lebah, dengan bantuan susunan paralon akan menyebabkan bakteri yang membentuk biomassa menempel dan enzim yang dihasilkan bakteri ikut terbawa aliran air. 7 Hasil penelitian tahap pertama selanjutnya digunakan untuk mengembangkan bahan ajar multimedia interaktif materi perubahan lingkungan/iklim untuk siswa kelas X SMAN 1 Mojosari. Bahan ajar multimedia interaktif menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool. Selain menampilkan menu materi yang dilengkapi gambar dan video, bahan ajar multimedia interaktif ini menyajikan apersepsi, penjabaran KD dan indikator, peta konsep, evaluasi, referensi dan profil pengembang. Evaluasi memuat beberapa soal yang mengacu pada indikator pembelajaran dan terdapat pembahasan selain itu jika evaluasi telah dikerjakan akan ada skor jawaban. Hasil validasi bahan ajar multimedia interaktif mengacu pada angket dengan beberapa indikator yang disesuaikan kompetensi tiap validator. Pada ahli materi, angket terdiri atas 13 butir indikator yang terbagi atas dua aspek utama yaitu aspek materi pembelajaran dan aspek penyajian materi. Hasil validasi didapatkan nilai persentase sebesar 84%. Rekapitulasi validasi oleh ahli materi dijabarkan pada Tabel.5 sebagai berikut. Tabel.5 Rekapitulasi Hasil Validasi oleh Ahli Materi No Indikator Penilaian 1 Indikator pembelajaran dinyatakan dengan jelas 2 Kebenaran materi secara teori dan konsep 3 Kedalaman materi sesuai dengan kompetensi siswa SMA 4 Kontekstualitas materi 5 Ketepatan dalam menggunakan istilah dalam bidang keilmuan 6 Materi yang disajikan mudah dipahami siswa 7 Sistematika penyusunan materi runut dan jelas 8 Gambar yang disajikan sesuai dan mendukung materi pembelajaran 9 Gambar yang disajikan terlihat jelas 10 Video yang disajikan sesuai dan mendukung materi pembelajaran 11 Suara video terdengar jelas 12 Tulisan/teks mudah dibaca 13 Media ini dapat dijadikan sebagai alternatif media pembelajaran materi perubahan lingkungan/ iklim Total Validasi Keterangan : V = Validitas Tse = Total skor empirik Tsh = Total skor maksimal Tse 4 4 5 Tsh 5 5 5 V (%) 80 80 100 Kriteria Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid 5 4 5 5 100 80 Sangat Valid Sangat Valid 3 4 5 5 5 5 60 80 100 Valid Sangat Valid Sangat Valid 5 4 5 5 100 80 Sangat Valid Sangat Valid 4 4 4 5 5 5 80 80 80 Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid 55 65 84 Sangat Valid Angket ahli media terdiri atas 15 butir indikator yang terbagi atas aspek tampilan dan bahasa, aspek desain multimedia serta aspek pemrograman yang digunakan. Hasil validasi didapatkan nilai persentase sebesar 98%. Rekapitulasi validasi oleh ahli media dijabarkan pada Tabel.6 sebagai berikut. Tabel.6 Rekapitulasi Hasil Validasi oleh Ahli Media No Indikator Penilaian 1 Tampilan desain multimedia pembelajaran menarik 2 Tampilan multimedia pembelajaran mudah dipahami 3 Tampilan multimedia bersifat komunikatif Tse 5 5 Tsh 5 5 V (%) 100 100 Kriteria Sangat Valid Sangat Valid 5 5 100 Sangat Valid 8 Lanjutan Tabel.6 No Indikator Penilaian 4 Variasi warna yang digunakan sudah sesuai 5 Ukuran font proporsional 6 Jenis teks/ font mudah dibaca 7 Kesesuaian pemilihan warna teks & background 8 Penyajian multimedia dalam bentuk animasi mudah digunakan 9 Tombol navigasi sesuai dan mudah digunakan 10 Bahasa yang digunakan mudah dipahami 11 Penggunaan kalimat pada media sudah jelas 12 Kejelasan instruksi yang digunakan dalam multimedia interaktif 13 Multimedia mudah digunakan (penyimpanan, open, exit) 14 Multimedia pembelajaran bersifat interaktif 15 Multimedia pembelajaran compatible atau dapat dioperasikan di berbagai komputer Total Validasi Keterangan : V = Validitas Tse = Total skor empirik Tsh = Total skor maksimal Tse 5 5 5 5 4 Tsh 5 5 5 5 5 V (%) 100 100 100 100 80 Kriteria Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid 5 5 5 5 5 5 5 5 100 100 100 100 Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid 5 5 100 Sangat Valid 5 5 5 5 100 100 Sangat Valid Sangat Valid 74 75 98 Sangat Valid Angket praktisi lapangan terdiri atas 15 butir indikator terbagi atas aspek secara keseluruhan mencakup indikator hingga kejelasan bahan ajar multimedia interaktif. Hasil validasi didapatkan nilai persentase sebesar 90%. Rekapitulasi validasi oleh praktisi lapangan dijabarkan pada Tabel.7 sebagai berikut. Tabel.7 Rekapitulasi Hasil Validasi oleh Praktisi Lapangan No Indikator Penilaian Tse 1 Kejelasan indikator pembelajaran dalam 5 multimedia (realistis dan terukur) 2 Relevansi indikator pembelajaran dalam 4 multimedia dengan KD Materi 3 Kesesuaian tampilan judul multimedia dengan KD 4 Materi 4 Kebenaran materi secara teori dan konsep 5 5 Ketepatan penggunaan istilah sesuai bidang 4 keilmuan 6 Sistematika penyusunan materi runtut dan jelas 5 7 Kedalaman materi sesuai dengan kompetensi siswa 4 SMA 8 Gambar yang digunakan sesuai dan mendukung 4 materi 9 Animasi yang digunakan sesuai dan mendukung 5 materi 10 Kontekstualitas materi 4 11 Bahasa yang digunakan mudah dipahami dan 5 sesuai materi 12 Gambar & animasi jelas (mudah dilihat) 4 13 Suara atau video terdengar jelas 5 14 Multimedia pembelajaran bersifat interaktif 5 Tsh 5 V (%) 100 Kriteria Sangat Valid 5 80 Sangat Valid 5 80 Sangat Valid 5 5 100 80 Sangat Valid Sangat Valid 5 5 100 80 Sangat Valid Sangat Valid 5 80 Sangat Valid 5 100 Sangat Valid 5 5 80 100 Sangat Valid Sangat Valid 5 5 5 80 100 100 Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid 9 Lanjutan Tabel.7 No Indikator Penilaian 15 Multimedia pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai alternatif media pembelajaran materi perubahan lingkungan/iklim Total Validasi Keterangan : V = Validitas Tse = Total skor empirik Tsh = Total skor maksimal Tse 5 Tsh 5 V (%) 100 Kriteria Sangat Valid 68 75 90 Sangat Valid Angket respon subjek uji coba terdiri atas 12 indikator mengenai kemenarikan, keterbacaan, kemudahan pengoperasian, dan isi. Hasil uji coba didapatkan nilai persentase sebesar 81%. Rekapitulasi angket oleh respon subjek uji coba dijabarkan pada Tabel.8 sebagai berikut. Tabel.8 Rekapitulasi Hasil Uji Coba No Indikator Penilaian 1 Judul pembuka multimedia menarik 2 Warna yang digunakan menarik 3 Ukuran teks proporsional 4 Suara terdengar jelas 5 Penggunaan kalimat pada media jelas 6 Gambar & animasi jelas (mudah dilihat) 7 Tombol-tombol navigasi mudah digunakan 8 Gambar & animasi yang digunakan sesuai dan mendukung materi 9 Materi yang disampaikan lengkap & runtut 10 Materi mudah dipahami 11 Media pembelajaran ini menambah motivasi belajar materi perubahan lingkungan/iklim 12 Media pembelajaran ini membantu memahami materi perubahan lingkungan/iklim Total Validasi Keterangan : V = Validitas Tse = Total skor empirik Tsh = Total skor maksimal Tse 130 123 124 126 134 130 128 135 136 127 132 134 1559 Tsh 160 160 160 160 160 160 160 160 160 160 160 160 1920 V (%) 81 77 78 79 84 81 80 84 85 80 Kriteria Sangat Valid Valid Valid Valid Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid 83 Sangat Valid 84 81 Sangat Valid Komentar dan saran secara keseluruhan oleh validator mengenai penggunaan kata-kata asing lebih baik diganti dengan kata Indonesia yang mudah, penyajian gambar lebih baik diberi nomer dan keterangan singkat namun mudah dan jelas, penayangan video lebih interaktif dan diperbesar, sebaiknya KD disertakan pada menu indikator dan ditampilkan dengan runtut. Hasil validasi tersebut memperlihatkan bahwa bahan ajar multimedia interaktif yang dikembangkan telah valid dan layak untuk dipergunakan. Bahan ajar multimedia interaktif tersebut menggabungkan beberapa unsur multimedia yaitu teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool. Pertama, teks dalam multimedia interaktif disusun dengan singkat dan mudah untuk dibaca sehingga sifatnya sederhana. Kedua, penyajian gambar akan lebih menarik daripada hanya menyajikan teks. Ketiga, penampilan video dapat membuat siswa belajar lebih berarti karena dapat memicu keaktifan siswa dan belajar lebih konstruktif. Keempat, animasi dalam multimedia 10 akan membuat mata lebih tertarik untuk fokus terhadap multimedia interaktif karena sifat animasi yang selalu bergerak. Kelima, suara dapat digunakan pada bagian strategis multimedia interaktif atau dalam video untuk mempertegas bagian-bagian tertentu. Keenam, sifat interaktif menunjukkan bahwa satu objek dengan objek yang lainnya memiliki hubungan. Ketujuh, user control memiliki pengertian bahwa dalam multimedia interaktif memiliki komponen saling berhubungan berupa link dan tool sehingga dapat secara bebas dikendalikan oleh pengguna/siswa (Ampa, 2013). Bahan ajar multimedia interaktif ini berisi 7 menu utama yaitu petunjuk teknis, kompetensi dasar dan indikator, peta konsep, materi perubahan lingkungan/iklim, referensi, evaluasi, dan pengembang. Penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran merupakan hal yang menarik, seperti yang dijelaskan oleh Arkun (2008) pelaksanaan multimedia interaktif dapat memberikan lebih dari satu aspek keuntungan, semua informasi dapat dilihat dan didengar oleh siswa secara langsung. Multimedia interaktif memberikan informasi yang dikontrol oleh pengguna/siswa itu sendiri, memastikan peranan siswa, siswa terlibat langsung dalam implementasi dan penerimaan umpan balik. Menurut Asyhar (2012) kriteria bahan ajar multimedia yang baik adalah memiliki tampilan menarik, bahasa yang mudah dipahami, sesuai dengan karakteristik siswa, materi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, serta dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran. Desain produk yang menarik dan penjelasan materi yang dilengkapi gambar dan video akan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi. Materi perubahan lingkungan/iklim menyajikan informasi yang baru bagi siswa sehingga merangsang rasa ingin tahu. Kesatuan aspek dari kriteria bahan ajar multimedia interaktif yang telah dijelaskan menjadi bahan acuan belajar yang baik. Bahan ajar multimedia interaktif merupakan pemanfaatan komputer sebagai sarana atau alat pembelajaran berisikan materi pembelajaran yang didesain sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Hal tersebut sangat menguntungkan pengguna karena tidak terikat ruang dan waktu untuk memperoleh informasi terkait dengan materi yang dipelajari yaitu perubahan lingkungan/iklim. Pengembangan bahan ajar multimedia interaktif memadukan berbagai media dalam kegiatan pembelajaran yaitu audio dan visual. Berdasarkan hal tersebut sesuai dengan tujuan penggunaan multimedia interaktif menurut Hasrul (2010) bahwa multimedia dapat meningkatkan efektivitas dari penyampaian suatu informasi, penggunaan multimedia dalam lingkungan dapat mendorong partisipasi, keterlibatan, serta eksplorasi pengguna, dan aplikasi multimedia dapat merangsang panca indera sehingga sangat membantu dalam proses pembelajaran. Beberapa manfaat lain yaitu pengetahuan dari berbagai referensi dapat diperoleh siswa sehingga tidak bergantung pada guru dengan memanfaakan teknologi komputer sebagai penyampai informasi. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Lestari (2013) bahwa bahan ajar bermanfaat bagi siswa untuk memperoleh pengetahuan baru yang berasal dari segala sumber atau referensi oleh karena itu peran guru sebagai satu-satunya sumber pengetahuan menjadi berkurang. Bahan ajar multimedia interaktif yang dikembangkan memiliki kemudahan, ketertarikan, dan kejelasan materi yang baik jika digunakan dalam 11 pembelajaran. Hal tersebut dapat terlihat dari hasil angket respon subjek uji maupun dari validator. Hasil penelitian Ramadhany (2014) mengenai pengembangan multimedia interaktif pencemaran udara untuk siswa kelas x semester 2 SMA/MA bahwa proses pembelajaran lebih menarik karena ada interaksi antara siswa dengan objek yang dipelajari selain itu multimedia interaktif menjadikan sumber informasi atau pengetahuan siswa tidak lagi terfokus pada teks dari buku dan akan lebih luas cakupannya. Widayat (2014) dengan penelitiannya tentang pengembangan multimedia interaktif sebagai media pembelajaran IPA terpadu pada tema sistem gerak pada manusia menunjukkan bahwa siswa senang dan antusias dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif. Melalui multimedia interaktif, konsep-konsep abstrak dapat disajikan secara lebih nyata dalam proses pembelajaran dan penggunaan banyak indera dalam belajar dapat meningkatkan retensi/daya ingat siswa. Hasil penelitian yang dilakukan Cai (2012) tentang penelitiannya mengenai pemanfaatan komputer sebagai pendukung pendidikan masa depan mengatakan bahwa pembelajaran berbasis Computer Aided Instruction (CAI) dapat mendampingi guru dalam pemecahan masalah dan poin-poin penting, mengatasi pola pembelajaran yang masih tradisional, keinteraktifan pembelajaran terlihat hidup dan tidak bersifat abstrak, pembelajaran dalam kelas lebih efisien dan siswa tertarik untuk belajar. Bahan ajar memiliki cakupan yang luas diantaranya manusia, materi atau kajian yang membangun suatu kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Bahan ajar mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dalam pembelajaran, sehingga dapat berupa perangkat keras (hardware) seperti komputer dan perangkat lunak (software) yang digunakan dalam perangkat keras tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut bahan ajar multimedia interaktif merupakan bahan ajar non cetak yang dapat menyampaikan informasi sehingga mendukung terjadinya lingkungan belajar yang kondusif. Lingkungan belajar kondusif yang dimaksud adalah siswa dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif (Asyar, 2012). Pengembangan bahan ajar multimedia interaktif materi perubahan lingkungan/iklim melalui hasil penelitian biodegradasi limbah cair penyamakan kulit ini memiliki keunggulan, namun juga memiliki kekurangan. Keunggulan bahan ajar multimedia interaktif ini adalah menyajikan materi macam perubahan lingkungan secara lengkap (pencemaran udara, pencemaran tanah, pencemaran air, dan pencemaran suara) dengan tambahan materi pendukung yaitu keseimbangan lingkungan dan perncemaran lingkungan serta bioakumulasi. Selain itu berisi tentang kajian hasil penelitian adanya pencemaran dari limbah cair penyamakan kulit dan sumber berupa jurnal terpercaya, disusun dengan perpaduan teks, gambar, audio, video, dan animasi sehingga lebih menarik, menyediakan latihan soal berupa evaluasi yang dilengkapi dengan kunci jawaban dan skor penilaian, dapat dioperasikan pada berbagai macam sistem operasi yang terdapat dalam komputer (windows, linux, dll) dan dikemas dalam CD (Compact Disc), dapat dijalankan tanpa memerlukan koneksi internet, dan telah melalui tahap validasi dan uji coba sehingga dapat dijadikan pendamping/tambahan untuk proses pembelajaran materi perubahan lingkungan/iklim. Kekurangan bahan bahan ajar multimedia interaktif materi perubahan lingkungan/iklim adalah tidak 12 dibuat menggunakan model pembelajaran yang khusus, membutuhkan suatu perangkat keras untuk membuat volume multimedia interaktif lebih tinggi yaitu menggunakan speaker/sound, tidak dibagikan secara online karena belum dilakukan pengesahan hak cipta, dalam proses pembelajaran dapat ditambahkan dengan model pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi siswa dan kelas agar pembelajaran lebih menarik. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan penelitian dan pengembangan ini adalah terdapat pengaruh konsorsia bakteri dalam berbagai konsentrasi terhadap kandungan BOD, COD, TSS, dan pH limbah cair penyamakan kulit, tidak terdapat pengaruh limbah cair penyamakan kulit pasca perlakuan terhadap kelulushidupan ikan Mas (Cyprinus carpio L.), produk bahan ajar multimedia interaktif materi perubahan lingkungan/iklim melalui hasil penelitian biodegradasi limbah cair penyamakan kulit tergolong valid sehinga layak digunakan dalam proses pembelajaran. Saran Alangkah lebih baik apabila ingin mengembangkan lebih lanjut penelitian ini dikembangkan di sekolah berdasarkan tahap penelitian pengembangan yang belum dilakukan yaitu implementasi dan evaluasi, selain itu dapat ditambahkan gambar maupun video hasil dari penelitian eksperimen selain pencemaran air, serta dapat dipadukan dengan strategi, metode, atau model pembelajaran tertentu agar produk lebih menarik. DAFTAR RUJUKAN Akbar, Sa’dun. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ampa, Andi. 2013. The Implementation of Multimedia Learning Materials in Teaching English Speaking Skills. International Journal of English Language Education, 1 (3). (Online), (http://www.macrothink.org/journal/index.php/ijele/article), diakses 10 Juli 2016. Arkun, Selay. 2008. A Study on The Development Process of a Multimedia Learning Environmenr According to the ADDIE Model and Students’ Opinions of The Multimedia Learning Environment. Interactive Educational Multimedia, 1 (17). (Online), (http://www.ub.edu/multimedia/iem), diakses 5 Mei 2016. Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi Jakarta. Cai, Hongtao. 2012. Research and Development based on Interactive Computer Aided Instruction Software. IERI Procedia, 2 (420). (Online), (www.elsevier.com/locate/procedia), diakses 4 Februari 2016. Environment Protection Agency, 2001. Parameters of Water Quality. United State: The Environment Protection Agency Act, (Online), 13 (https://www.epa.ie/pubs/advice/water/quality/Water_Quality.pdf), diakses 25 Maret 2015. Hasrul. 2010. Langkah-langkah Pengembangan Pembelajaran Multimedia Interaktif. Jurnal MEDTEK, 2 (1). (Online), (unm.net/medtek/Jurnal_Medtek_Vol.2_No...2010/hasrulbakri.pdf), diakses 13 Agustus 2015. Herlambang, Arie. 2006. Pencemaran Air dan Strategi Penanggulangannya. Jurnal Akuakultur Indonesia 2 (1). (Online), (download.portalgaruda.org), diakses 11 januari 2016. Joutey, Nezta. 2015. Mechanisms of Hexavalent Chromium Resistance and Removal by Microorganisms. Springer International Publishing Switzerland. 233. (Online). (www.springer.com/cda/content/.../cda.../9783319104782c1.pdf?...0...Joutey), diakses 22 November 2015. Lestari, Ika. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta: Akademia. Munir, Erman. 2006. Pemanfaatan Mikroba dalam Bioremediasi: Suatu Teknologi Alternatif untuk Pelestarian Lingkungan. Medan: Universitas Sumatera Utara. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 5 Tahun 2014. Baku Mutu Air Limbah. (Online), (www.pelatihanlingkungan.com), diakses 11 Januari 2016. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 103 Tahun 2014. Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran. (Online), (Disdik.labuhanbatukab.go.id), diakses 21 Februari 2015. Ramadhany, Ulfa. 2014. Pengembangan Multimedia Interaktif Pencemaran Udara Untuk Siswa Kelas X Semester II SMA/MA. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Suarsini, Endang. 2007. Bioremidiasi Limbah Cair Rumah Tangga Menggunakan Konsorsia Bakteri Indigen dalam Menunjuang Pembelajaran Masyarakat. Malang: Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Disertasi (Tidak Diterbitkan). Sugiharto. 2008. Dasar-dasar Pengeolaan Air Limbah. Jakarta: UI- Press. Suyantri, Eni. 2012. Sintasan (Survival Rate) Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) Secara In-Situ di Kali Mas Surabaya. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Widayat, Widi. 2014. Pengembangan Multimedia Interaktif sebagai Media Pembelajaran IPA Terpadu pada Tema Sistem Gerak pada Manusua. Unnes Science Education Journal. (Online), (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej), diakses 10 Juli 2016.